10Pmhub015.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
MENTE~IPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN CETAK BIRU TRANSPORTASI ANTARMODAIMUL TIMODA TAHUN 2010 - 2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA bahwa transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan mempunyai peranan penting serta strategis untuk memantapkan perwujudan Wawasan Nusantara, memperkukuh ketahanan nasional, dan mempererat hubungan antar bangsa dalam usaha mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945: bahwa dalam rangka mewujudkan transportasi antarmoda/multirnoaa yang handal sebagai salah satu perwujudan dari Sistem Transporatsi Nasional agar tercapai arus barang dan mobilitas orang, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Cetak Biru Transportasi Antarmodal Multimoda Tahun 2010-2030; bahwa Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda merupakan hasil dari semua pihak terkait yaitu jajaran Kementerian Perhubungan, Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Pekerjaan Umum,· Bappenas, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupatenl Kota, PT. (Persero) Pelindo I s.d IV, PT. (Persero) Angkasa Pura I dan II, Perum Damri, PT.ASDP, Organda, Gapasdap, Maska, MTI, Gafeksi/lNFA, MAPPEL, Depalindo, APBMI, INSA,INACA dan Asosiasi Logistik Indonesia (All) Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); \ www.bphn.go.id 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005- 2025; 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negaa Republik Nomor 4722); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara'\ Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan LembarariNegara Republik Indonesia Nomor 4956); 8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2099 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);·' 9. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008; 10. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2010; 11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 43 Tahun 2005 tentang Organisasi dan ",rata Kerja Departemen Perhubungan, sebagaimana telah \diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 20 Tahun 2008; 13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2005 tentang Sistem Transportasi Nasional (Sistranas); www.bphn.go.id 14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan Tahun 2005 - 2025; 15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Departemen Perhubungan Tahun 2005 - 2025; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG CETAK BIRU TRANSPORTASI ANTARMODAIMUL TIMODA TAHUN 2010 - 2030 ~, Pasal1.' Cetak . Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan ini berupa arah pengembangan dan pembangunan transportasi antarmoda/multimoda dalam rangka kelancaran arus barang dan arus penumpang serta mendukung sistem logistik nasional yang efektif dan efisien. Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda sebagcHmanadimaksud dalam Pasal 1 merupakan program dan rencana aksi pengembangan transportasi antarmoda/multimoda dalam kurun waktu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dijadikan sebagai acuan, pedoman dan landasan dalam perencanaan, dan pembangunan dan penyelenggaraan transportasi multimoda pada simpul-simpul 25 p~labuhan, 7 terminal khusus, 14 bandar udara, 9 kota metropolitan serta 183 kabupaten daerah tertinggal. ~Pasal3 Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda dilakukan secara berkesinambungan, konsisten dan terpadu baik intra maupun antar moda serta dengan sektor pembangunan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010-2030 sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sarna dengan Peraturan ini. www.bphn.go.id Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda Tahun 2010 - 2030 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan sebagai pedoman dan acuan baik bagi unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan, instansi pemerintah maupun Mitra Kerja yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan transportasi antarmoda/multimoda. Peraturan Menteri Perhubungan ini mUf~i,berlakupada tanggal ditetapkan . Ditetapkan di: J A K ART A Pada tanggal: 17 Pebruari 2010 MENTERI PERHUBUNGAN ttd FREDDY NUMBERI SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada : 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Menteri Keuangan; 4. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS; 5. Menteri Pekerjaan Umum; 6. Menteri Perdagangan; 7~ Menteri Dalam Negeri; 8. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal; 9. Menteri BUMN; •. 10. Para Gubernur di seluruh Indonesia; 11. Para BupatilWalikota di seluruh Indonesia; 12. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para Kepala Badan di Iingkungan Kementerian Perhubungan; 13. Para Kepala Biro dan Kepala Pusat di ling~ungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan. 14. Para Kepala Dinas Perhubungan di seluruh Indones:a; 15. Para Direksi BUMN Sektor Perhubungan. S SH MM MH Pembl a Tingkat I (IV/b) NIP. 19630220 198903 1 001 www.bphn.go.id Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KJVI".15Tahun 2010 Tanggal : 17 Februari 2010 DAFI' AR ISI. DAFI' AR GAMBAR :... Hi PENDAHULUAN A. Latar Belakang............ 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Permasalahan Pokok...... 2 D. Pengertian...... 3 E. Sistematika Penyusunan...... 3 BABII PENDEKATAN A. Sistem Logistik Nasional...... 5 1. Kinerja Logistik Nasional...... 5 2. Strategi Pengembangan Logistik Indonesia........................................ 5 B. Dasar Hukum Penyelenggaraan Transportasi Multimoda.......................... 7 1. Nasional......... 7 2. Internasional............................................................................................. 7 C. Transportasi Antarmoda/Multimoda......... 9 1. Badan Usaha Transportasi Antarmoda/Muitimoda 9 2. Jaringan Pelayanan................................................................................................9 3. Jaringan Prasarana... 9 D. Permasalahan Transportasi Antarmoda/Muitimoda di Indonesia.......... 10 E. A1urPikir............... 10 G. Metode Penetapan Program Pengembangan Transportasi Antarmoda/ 10 Mu1timoda... 11 H. Kriteria Daerah Tertinggal ;.... 13 I. Kedudukan Cetak Biru Transportasi Antarmoda/Multimoda................... 13 !lAB lIT VISI, MISI, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MULTIMODA A. Visi dan MIsi... 16 B. Kebijakan........................ 16 C. Strategi Pengembangan TransportasiAntarmoda/Multimoda 17 D. Program Pengembangan Transportasi Antarmoda/Multimoda............... 20 www.bphn.go.id Alur Pikir penyusunan Cetak Biru TRansportasi Antarmodaj 12 Multimoda , '" . www.bphn.go.id HAHI PENDAHULUAN Transportasi mempunyai peranan yang sangat strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan wilayah, terlebih bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari bertbu pulau. Olehkarena itu, penyelenggaraan sistem transportasi nasional harus dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, Iancar, cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tartf terjangkau, tertib, aman, rendah polusi. beban publik rendah dan utilitas tinggi. Penyelenggaraan transportasi ditata dalam satu kesatuan jaringan transportasi nasional untuk meningkatkan kalancaran arus barang dan mobillitas orang. Salah satu perwujudan sasaran Sistranas yang sangat perlu mendapatkan perhatian, berkaitan dengan penyelenggaraan transportasi yang mengintegrasikan berbagai moda dalam suatu sistem pelayanan untuk meningkatkan kelancaran arus barang dan mobilitas orang, yang Iazim disebut dengan kegiatan transportasi antarmodajmultimoda Penyelenggaraan transportasi antarmodajmultimoda dilakukan melalui suatu perencanaan pemaduan jaringan prasarana dan pelayanan berbagai moda, jadwal pelayanan, penyediaan fasilitas untuk kegiatan alih muat dan standardisasi sarana dan prasarana serta dokumen, sehingga dapat menekan waktu dengan biaya lebih efisien dan pada akhirnya dapat meningkatkan nilai tambah terhadap barang dan perjalanan orang. Berbagai