Tesis Diajukan Kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Bidang Pengkajian Islam

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Tesis Diajukan Kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Dalam Bidang Pengkajian Islam TAFSI<R AHKAM DI INDONESIA (Analisis Tafsi<r Al-Ahkam Abdul Halim Hasan ) Tesis Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Pengkajian Islam Oleh: Muhammad Muammar Alwi 21171200000120 Pembimbing Dr. Yusuf Rahman, M.A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat berupa kekuatan jasmani maupun rohani, sehingga tesis dengan judul “Tafsir Ahkam di Indonesia : Studi Kasus Tafsir Al-Ahkam Syekh Abdul Halim Hasan Binjai,” ini dapat terselesaikan sesuai yang diinginkan. Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Magister Kajian Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa tesis ini selesai bukan hanya kerja keras penulis saja, melainkan juga melibatkan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak, baik secara moril maupun materil yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu, akan tetapi kontribusi tersebut akan selalu menjadi kenangan dalam kebaikan selama roda kehidupan masih terus berjalan. Dari hati sanubari penulis ucapkan banyak terimaksih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan tugas akhir ini, semoga Allah SWT selalu melindungi serta memberikan kenikmatan kepada orang-orang yang telah berkontribusi dalam tesis ini. Penghormatan dan penghargaan yang setulus-tulusnya dibarengin dengan ucapan terimakasih yang tidak terhingga, penulis ucapkan kepada : 1. Ibu Prof.Amany Burhanuddin Lubis, M.A selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Prof. Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Hamka Hasan M.A selaku Wakil Direktur, Arif Zamhari, M.Ag, Ph.D, selaku Ketua Program Magister, dan seluruh staf akademik, administrasi dan staf perpustakaan Sps UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang baik, ramah dan berdedikasi tinggi. 3. Dr. Yusuf Rahman, M.A, sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktunya ditengah kesibukan sebagai dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan tidak pernah lelah dalam memberikan masukan serta pemahaman keilmuan dan juga penulisan, sehingga dapat terselesaikannya tesis ini sesuai yang diharapkan. 4. Orangtua saya bapak Alimuddin Spd.I dan Ibu saya Suwarni, yang telah membesarkan saya sampai saat ini, dan selalu senantiasa mendo’akan, memberikan semangat, serta memberikan bantuan baik itu secara moral maupun material kepada penulis. Dan tidak lupa juga kepada kepada kedua saudara kandung saya Iswahyudi S.Kom dan Prada. Muhammad Reza Alwi 5. Keluarga besar Almarhum Syekh Abdul Halim Hasan Binjai, yang telah bersedia memberikan informasi pejalanan hidup Syekh Abdul Halim Hasan Binjai 6. Dr. Azhari Akmal Tarigan M.A, sebagai editor tafsir Al-Ahkam, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi terkait sejarah penulisan tafsir Al-Ahkam yang ditulis oleh Syekh Abdul Halim Hasan Binjai. 7. Dr. Ziaulhaq, M.A, yang selalu meluangkan waktunya dalam memberikan masukan serta memantau perkembangan penulisan tesis saya hingga akhir penulisan. i 8. Teman-teman kampus, kakak Noblana Adib, Indah Kartika, Restia Gustiana, Aam Aminah, dan abang Mardian Idris, Fauzan Arrasyid, Luthfi Chakim, dan Afifuddin. Dan tidak lupa juga kepada teman satu daerah saya Muhammad Nasir. Demikianlah tentunya dalam penulisan tesis ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik kontruktif senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini. Semoga karya tulis ini berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Jakarta, 2020 Penulis, Muhammad Muammar Alwi ii LEMBARAN PLAGIARISME iv ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan metodologi Tafsir Al-Ahkam yang ditulis oleh Abdul Halim Hasan Binjai dalam menafsirkan ayat-ayat hukum dalam al- Qur’an. Kajian ini merumuskan metodologi dalam memahami ayat-ayat hukum baik itu dalam bidang ibadah maupun mu’amalah, agar ke depannya ayat-ayat hukum tidak ditafsirkan secara tendensius dan parsial. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis, yaitu sebuah metode yang berupaya menggambarkan apa yang menjadi objek penelitian yaitu tafsir al-ahkam. Selanjutnya, tafsir al-ahkam dianalisis melalui pengumpulan data dan sampel yang sudah ada. Dengan kata lain, penelitian ini fokus kepada masalah-masalah yang ada ketika penelitian berlangsung. Keseluruhan data-data dalam penelitian ini merupakan bahan kepustakaan yang tertulis atau dikenal dengan library research (penelian kepustakaan), baik itu berupa buku, laporan hasil penelitian, makalah-makalah, jurnal ilmiah dan yang berkenaan dengan penelitian. Selanjutnya untuk meneliti penafsiran Abdul Halim, maka digunakan pendekatan tafsir maudhu’i, yaitu dengan mengklasifikasikan terlebih dahulu ayat-ayat sesuai tema, untuk melihat pendekatan yang dipakai ketika menafsirkan ayat-ayat hukum tersebut. Temuan penelitian ini menunjukan bahwa, penafsiran Syekh Abdul Halim Hasan Binjai terhadap ayat-ayat hukum menggunakan metode tafsir dengan pendekatan tafsir bil ma’tsur, sehingga menghasilkan penafsiran yang cenderung tekstual. Penafsiran ini hanya bergerak dari refleksi (teks) ke praksis (konteks), yang bergerak hanya pada teks saja, dan mengabaikan sisi konteksnya. Namun penafsiran ayat-ayat hukum Abdul Halim bukanlah bagian dari penafsiran yang fanatik kepada mazhab tertentu, seperti mufasir ayat hukum lainnya yaitu, Al-Qurthubi yang cenderung pada mazhab Maliki, Al-Jashash bermazhab Hanafi, dan al-Kayaharasi bermazhab Syafi’i, sehingga terlihat adanya unsur subjektivitas dalam penafsiran mereka. Maka dari itu kesimpulan dari penelitian ini adalah, penafsiran ayat hukum yang cenderung tekstual, dengan menggunakan perbandingan mazhab dalam tafsirnya, akan menghasilkan penafsiran ayat hukum yang luwes, tidak rigid dan eksklusif, serta kordial terhadap berbagai mazhab. Hasil penelitian ini, tidak sepakat dengan Abdullah Saeed (2005, 2006, 2006a, 2014), Nasr Hamid Abu Zayd (1994, 1994a), Hasan Hanafi (1994, 1995, 2005), Yang mengemukakan bahwa, penafsiran yang cenderung tekstual akan menghasilkan sebuah penafsiran yang rigid, eksklusif dan sektarian, kontradiktif serta diskriminatif terhadap satu kelompok. Penelitian ini sepakat dengan, Ibn Uthaymin (2001), al- Albani (2007), dan Ayyub al-Kibsi (2009), yang mengatakan bahwa penafsiran secara tekstual adalah penafsiran yang paling otoritatif dan baik dalam menjelaskan ayat al- Qur’an. Kata Kunci: Tafsi>r Ah{kam, Syeikh Abdul Halim Hasan, Ayat Hukum, Identitas Tafsir,Metode Tafsir dan Tahlili vii ABSTRACT This study aims to explain the methodology of Al-Ahkam's interpretation written by Abdul Halim Hasan Binjai in interpreting the legal verses in the Qur'an. This study formulates a methodology in understanding the legal verses both in the field of worship and social interaction, so that in the future the legal verses are not interpreted tendently and partially. The method in this study uses the descriptive-analysis method which is a method that seeks to describe the Al-Ahkam's interpretation the object of this research. Afterward, the the Al-Ahkam's interpretation is analyzed through the collection of existing data and samples. In other words, this research focuses on the problems that exist when the research takes place. The entire data in this study is from literatures or known as library research such as in the form of books, research reports, papers, scientific journals and others books related to this research. Furthermore to examine Abdul Halim's interpretation uses the thematic interpretation approach. Primary, the researcher classify the verses according to the theme to see the approach he used when interpreting the verses of the law. The findings of this study indicate the interpretation of Sheikh Abdul Halim Hasan Binjai to the legal verses using an approach the history interpretation therefore produces the interpretations that tend to be textual.This interpretation only moves from reflection (text) to praxis (context), which moves only to the text, and ignores the context. Nonetheless, the interpretation of Abdul Halim's legal verses is not part of a fanatical interpretation of a particular school. For example, other legal verses, namely Al-Qurthubi which tend to Maliki school, Al-Jashash with Hanafi school, and al-Kayaharasi with Shafi'ite school. So that in their interpretation seen an element of subjectivity. Subsequently, the conclusion of this research is the interpretation of legal texts that tend to be textual by using a comparison of schools in their interpretation will result in a flexible interpretation of the legal verses, not rigid and exclusive, and cordial to various schools. The results of this study, do not agree with Abdullah Saeed (2005, 2006, 2006a, 2014), Nasr Hamid Abu Zayd (1994, 1994a), Hasan Hanafi (1994, 1995, 2005), which suggests that, interpretation which tends to be textual will produce a rigid, exclusive and sectarian, contradictory and discriminatory interpretation of one group. This study agrees with, Ibn Uthaymin (2001), al-Albani (2007), dan Ayyub al-Kibsi (2009), who say that textual interpretation is the most authoritative interpretation in explaining the verses of the Qur'an. Keywords: tafsi>r Al-Ah{ka>m, Abdul Halim Hasan, Legal Verse, Interpretation Identity, Interpretation Method and Tahlili viii ملخص البحث يهدف هذا البحث إلى شرح منهج التفسير ﻵيات اﻷحكام التي كتبها عبد الحليم حسن بنجاي في تفسير آيات اﻷحكام في القرآن الكريم. وضع
Recommended publications
  • Soekarno Dan Kemerdekaan Republik Indonesia
    SOEKARNO DAN PERJUANGAN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN RI (1942-1945) SKRIPSI Robby Chairil 103022027521 FAKULTAS ADAB HUMANIORA JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 / 1431 H ABSTRAKSI Robby Chairi Perjuangan Soekarno Dalam Mewujudkan Kemerdekaan RI (1942-1945) Perjuangan Soekarno dimulaii pada saat beliau mendirika Partai Nasional Indoonesia (PNI) tahun 1927, dan dijadikannya sebagai kendaraan poliitiknya. Atas aktivitasnya di PNI yang selalu menujuu kearah kemerdekaan Indonesia, ditambah lagi dengan pemikiran dan sikapnya yang anti Kolonialliisme dan Imperialisme, dan selalu menentang selalu menentang Kapitalisme-Imperialisme. Dengan perjuangan Soekarno bersama teman-temannya pada waktu itu dan bantuan Tentara Jepang, penjajahan Belanda dapat diusir dari Indonesia. Atas bantuan Jepang mengusir Belanda dari Indonesia, maka timbulah penjajah baru di Indonesia yaitu Jepang pada tahun 1942. Kedatangan tentara Jepang ke Indonesia bermula ingin mencari minyak dan karet, dan disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia yang dianggap akan membantu rakyat Indonesia mewuudkan kemakmuran bagi bangsa-bangsa Asia. Bahkan, pada waktu kekuuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno dengan tterpaksa turut serta bekerja sama dengan Jepang dan ikut ambil bagian dalam organisassi buatan Jepang yaitu, Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyyat (PUTERA), Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Terjalinnya kerjasama dengan Jepang, membawa dampak yang sangat besar baginya yaitu, Soekarno dijulukii sebagai Kolaborator dan penjahat perang, Soekarno memanfaatkan kerjasama itu dengan menciptakan suatu pergerakan menuju Indonesia merdeka. Dengan pemikiran, sikap dan ucapan Sokarno yang selalu menentang Kolonialisme, Kapitaisme, Imperialisme, dan bantuan teman seperjuangan Soekarno pada waktu itu, akhirnya dapat mendeklarasikan teks Proklamasi di rumah Soekarno, di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, pada harri Jumat tanggal 17 Agustus 1945.
    [Show full text]
  • Evaluasi Rencana Pembangunan Jalan Lingkar Di Kota Banda Aceh
    EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR DI KOTA BANDA ACEH Yustina Niken R. Hendra Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 [email protected] Abstract The population of the City of Banda Aceh in the disaster prone areas, after the tsunami disaster, are likely to increase. The development of the area and the level of population mobility in the city, especially in areas prone to tsunami, created a variety of transportation problems in the city center and its surrounding areas. Therefore, in response to these conditions, the Government plans solutions to overcome the transportation problems. One of the solutions is to construct a ring road for the City of Banda Aceh. In this study, the implementation of two different development scenarios for the ring road construction was evaluated. For the Do Something in scenario 1, the construction of the ring road will be in 2031, while for the Do Something scenario 2, the ring road will be built in 2026. The average reduction of the V/C ratio given by the Do Something scenario 1 is 9.0%, which is less than that given by the Do Something scenario 2 (9.6%). It is concluded that the Do Something scenario 2 gives better results than the Do Something scenario 1. Keywords: engineering, traffic, geometric, scenario Abstrak Jumlah penduduk Kota Banda Aceh di daerah rawan bencana, pascabencana tsunami, cenderung bertambah. Pengembangan wilayah dan tingkat mobilitas penduduk di dalam kota, terutama di daerah rawan bencana tsunami, menyebabkan berbagai permasalahan transportasi yang berfokus di pusat kota dan sekitarnya. Oleh karena itu, menanggapi kondisi ini, pemerintah merencanakan solusi untuk mengatasi permasalahan transportasi tersebut.
    [Show full text]
  • Rencana Ppembelajaran
    RENCANA PPEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri Mojoagung Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Guru/Surel : Fendy Suhartanto, S.S.,Gr./[email protected] Kelas/ Program : XI (Sepuluh)/ IPA-IPS Waktu : 90 Menit (menyesuaikan waktu belajar masa COVID-19) Materi Pokok : Peranan Tokoh-Tokoh Proklamator Tujuan Belajar 3.9.1. Melalui media power point, peserta didik dapat mendeskripsikan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.2. Melalui membaca literatur, peserta didik dapat menganalisis peranan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.3. Melalui diskusi di forum googleclassroom, peserta didik dapat mengevaluasi kelebihan dan kelemahan tokoh-tokoh proklamator dan perannya dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.4. Melalui LKPD, peserta didik dapat mengkaitkan peran dan nilai-nilai perjuangan antar tokoh proklamator. 4.9.1. Melalui studi kepustakaan, peserta didik dapat membuat esai tentang pasang surut hubungan antara Soekarno dengan Mohammad Hatta. Materi Belajar Peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. Kegiatan Pembelajaran Model: 1. Berdoa dan persiapan kelas di googleclassroom. Pembelajaran 2. Guru memberikan materi yang diupload di googleclassroom Kooperatif berupa: Berbasis Proyek a) PPT tentang peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. b) PDF Buku Seri Pengenalan Tokoh Sekitar Proklamasi Produk: Kemerdekaan. 1 Esai pasang surut c) Video Karikatur Sejarah Proklamasi Kemerdekaan. hubungan 3. Guru mengupload tugas dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Soekarno dan Didik (LKPD) di googleclassroom. Peserta didik wajib Hatta mengerjakan dan mengirim kembali di googleclassroom. 4. Guru menginstruksikan untuk melakukan diskusi di forum Deskripsi: googleclassroom. Peserta didik 5. Hasil diskusi dapat digunakan sebagai referensi mengerjakan secara kolaboratif Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). mengerjakan 6. Setelah diskusi, guru kemudian memberikan penguatan LKPD materi pelajaran kepada peserta didik.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA KEMENTERIAN AGAMA DI INDONESIA A. Periodesasi Berdirinya Kementerian Agama 1. Masa Jepang Sete
    40 BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA KEMENTERIAN AGAMA DI INDONESIA A. Periodesasi Berdirinya Kementerian Agama 1. Masa Jepang Setelah Jepang dapat mengontrol wilayah Indonesia, Jepang mulai mencari cara agar mendapat bantuan dari bangsa Indonesia, terutama komunitas Muslim dan pemimpin nasional, agar memperkuat posisinya di Indonesia. Pada mulanya, penguasa Jepang menyatukan pemimpin bangsa Indonesia: Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K.H. Mas Mansur, pemimpin yang berperan semasa penjajahan Belanda dengan diberikan kepercayaan kepada mereka dalam mengontrol urusan negara, terutama menyiapkan dasar berdirinya Negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Di samping itu, untuk mendapatkan simpati dari kalangan Muslim, bangsa Jepang mulai mengadakan kontak dengan ulama’. Dengan demikian, ulama’ kemudian muncul sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam perpolitikan bangsa Indonesia. Bangsa Jepang menyadari pentingnya mempunyai sebuah federasi yang memayungi segala bentuk organisasi keagamaan (Islam) sehingga seluruh pemimpin umat Islam berkumpul dan dapat disatukan, yang dengan demikian umat Islam lebih mudah diberdayakan guna membantu keinginan bangsa Jepang. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 41 Untuk itu bangsa Jepang memperbolehkan kembali berdirirnya MIAI pada tahun 1942, akan tetapi belum genap setahun, federasi ini dilarang dan kemudian diganti dengan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1943. Masyumi adalah federasi umat Islam yang bergerak di luar masalah perpolitikan. Sebagai figur utama pemimpinnya adalah K.H. Hasyim Asy’ari, akan tetapi kedudukan ini hanya sebatas penghormatan karena Hasyim Asy’ari tetap tinggal di pesantrennya, dan membiarkan anaknya K.H.
    [Show full text]
  • Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
    RENCANA PPEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri Mojoagung Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Guru/Surel : Fendy Suhartanto, S.S.,Gr./[email protected] Kelas/ Program : XI (Sepuluh)/ IPA-IPS Waktu : 90 Menit (menyesuaikan waktu belajar masa COVID-19) Materi Pokok : Peranan Tokoh-Tokoh Proklamator Tujuan Belajar 3.9.1. Melalui media power point, peserta didik dapat mendeskripsikan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.2. Melalui membaca literatur, peserta didik dapat menganalisis peranan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.3. Melalui diskusi di forum googleclassroom, peserta didik dapat mengevaluasi kelebihan dan kelemahan tokoh-tokoh proklamator dan perannya dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.4. Melalui LKPD, peserta didik dapat mengkaitkan peran dan nilai-nilai perjuangan antar tokoh proklamator. 4.9.1. Melalui studi kepustakaan, peserta didik dapat membuat esai tentang pasang surut hubungan antara Soekarno dengan Mohammad Hatta. Materi Belajar Peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. Kegiatan Pembelajaran Model: 1. Berdoa dan persiapan kelas di googleclassroom. Pembelajaran 2. Guru memberikan materi yang diupload di googleclassroom Kooperatif berupa: Berbasis Proyek a) PPT tentang peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. b) PDF Buku Seri Pengenalan Tokoh Sekitar Proklamasi Produk: Kemerdekaan. 1 Esai pasang surut c) Video Karikatur Sejarah Proklamasi Kemerdekaan. hubungan 3. Guru mengupload tugas dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Soekarno dan Didik (LKPD) di googleclassroom. Peserta didik wajib Hatta mengerjakan dan mengirim kembali di googleclassroom. 4. Guru menginstruksikan untuk melakukan diskusi di forum Deskripsi: googleclassroom. Peserta didik 5. Hasil diskusi dapat digunakan sebagai referensi mengerjakan secara kolaboratif Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). mengerjakan 6. Setelah diskusi, guru kemudian memberikan penguatan LKPD materi pelajaran kepada peserta didik.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia Berhasil Diproklamirkan Pada Tanggal 17 Agustus 1945 Di Jakarta Oleh S
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia berhasil diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Soekarno dan Hatta. Untuk mewujudkan suatu Pemerintahan yang berdaulat maka disusunlah keputusan-keputusan dan kelembagaan yang dapat menjalankan roda Pemerintahan. Sebagaimana yang disebut Sudharmono1 Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dalam sidangnya tanggal 22 Agustus 1945 menetapkan keputusan membentuk : 1. Komite Nasional; 2. Partai Nasional Indonesia; dan 3. Badan Keamanan Rakyat.” Sebelumnya, sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 telah mengambil keputusan dengan membagi wilayah administratif Republik Indonesia menjadi 8 (delapan) propinsi yakni Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Untuk Pulau Sumatera yang ditetapkan menjadi satu propinsi yakni propinsi Sumatera dengan Gubernurnya ditetapkan Mr. Teuku Moehammad Hassan. Menurut Sinar2 Mr. Teuku Muhammad Hasan mengikuti acara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno,menjadi Gubernur Sumatera. 1Sudharmono, dkk. (1985:24). 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949 2Sinar, dkk. (1997:141). Denyut Nadi Revolusi Indonesia Muhammad TWH3 menyatakan Teuku Moh. Hasan selaku Gubernur Sumatera mengambil berbagai keputusan atas nama Pemerintahan Pusat. Di antara ketetapan itu adalah peraturan pelaksanaan Pemerintahan untuk Gubernur- Gubernur Muda di Sumatera. Lebih lanjut diungkapkan oleh Mansur4 dalam bukunya The Golden Bridge bahwa dalam sidangnya yang pertama tanggal 17 – 19 April 1946 di Bukittinggi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan nama Dewan Perwakilan Sumatera memutuskan dibaginya Propinsi Sumatera secara administratif dalam 3 Sub Propinsi yaitu : a. Sub Propinsi Sumatera Utara meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli, b. Sub Propinsi Sumatera Tengah meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Jambi, dan Riau, dan c. Sub Propinsi Sumatera Selatan meliputi Keresidenan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung dan Palembang.
    [Show full text]
  • ISLAM DAN KONSTITUSI INDONESIA 1945 Oleh
    ISLAM DAN KONSTITUSI INDONESIA 1945 Oleh: Fabian Fadhly Magister Sejarah Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung Email: [email protected] Abstract The debate of certain circles who tend to appoint Indonesian Islamic society is desirous to restore the seven words of the 1945 Constitution, as a nation-state foundation like the Medina Charter which is the benchmark for how Islam behaves during the time of the Prophet Muhammad became a continuous growing issue. This allegation should not be raised continuously, as it is well known that Islam has a strong influence on the birth of the 1945 Act. This paper is put forward as an attempt to provide a proper understanding and meaning, regarding the influence of Islam on the emergence of the 1945 Constitution. In this paper is a historical method with a juridical approach, with the specification of literature research approach The influence of Islam in the 1945 Constitution came from the nine committee which has 8 members who are Muslims. Another influence is reflected in the sincerity of the emergence of editorial changes from the opening of the 1945 Constitution, from the initial agreement. The change is related to the loss of seven words known as the Jakarta Charter. Keywords: Islam, 1945 constitution. Abstrak Perdebatan kalangan tertentu yang cenderung menunjuk masyarakat Islam Indonesia berkeinginan untuk mengembalikan tujuh kata dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai landasan berbangsa bernegara layaknya Piagam Madinah yang menjadi tolak ukur bagaimana Islam berperilaku pada masa Nabi Muhammad saw menjadi isu yang terus menerus ditampilkan. Tuduhan ini sepatutnya tidak dimunculkan terus menerus, karena patut diketahui Islam memiliki pengaruh yang kuat terhadap lahirnya Undang-Undang 1945.
    [Show full text]
  • A Study on the Traffic Impact of the Road Corridors Due to Flyover Construction at Surabaya Intersection, Banda Aceh of Indonesia Sofyan M
    A study on the traffic impact of the road corridors due to flyover construction at Surabaya intersection, Banda Aceh of Indonesia Sofyan M. Saleh, Sugiarto Sugiarto, Almira Hilal, and Dedek Ariansyah Citation: AIP Conference Proceedings 1903, 060005 (2017); doi: 10.1063/1.5011559 View online: https://doi.org/10.1063/1.5011559 View Table of Contents: http://aip.scitation.org/toc/apc/1903/1 Published by the American Institute of Physics Articles you may be interested in Effect of space structures against development of transport infrastructure in Banda Aceh by using the concept of transit oriented development AIP Conference Proceedings 1903, 060002 (2017); 10.1063/1.5011556 Factors affecting trip generation of motorcyclist for the purpose of non-mandatory activities AIP Conference Proceedings 1903, 060011 (2017); 10.1063/1.5011565 Readiness of freight transportation system at special economic zone of Lhokseumawe AIP Conference Proceedings 1903, 060012 (2017); 10.1063/1.5011566 Influence of dimension box differences and time differences during operations of red box for motorcycles at signalized intersection AIP Conference Proceedings 1903, 060006 (2017); 10.1063/1.5011560 A current review of high speed railways experiences in Asia and Europe AIP Conference Proceedings 1903, 060004 (2017); 10.1063/1.5011558 A stochastic discrete optimization model for designing container terminal facilities AIP Conference Proceedings 1903, 060007 (2017); 10.1063/1.5011561 A study on the Traffic Impact of the Road Corridors Due to Flyover Construction at Surabaya Intersection, Banda Aceh of Indonesia Sofyan M. Saleh b), Sugiarto Sugiarto a), Almira Hilal c), Dedek Ariansyah d) Department of Civil Engineering, Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia .
    [Show full text]
  • Teuku Nyak Arif Pejuang Aceh 3 Jaman.Pdf
    Seri Informasi Sejarah No.37/2913 mm mam "TV \ Sm'%^owta<ic SejmoA No.37/2013 TTUKV. JZ13UJ T'EJUAJ^S JA.C'E3{TlQJA. ZSmj^ Ok-li: Si(ti Mawar, S.Ag., M.H. Editor: Drs. Riisdi Siill Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh 2013 Teuku Nyak ArifPejuang Aceh Tiga Zaman ISBN: Judui: Teuku Nyak ArifPejuang Aceh Tiga Zaman Penulis: Sitti Mawar, S.Ag., M.H. Copyrights ©2013 BPNB Banda Aceh Editor: Drs. Rusdi Sufi Cover: Lizar Andrian Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang All rights reversed Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh JL. Twk. Hasyim Banta Muda No. 17 Banda Aceh Telp/Fax. 0651-23226 Email, [email protected] http://www.bpsnt-bandaaceh.com SAMBUTAN Sesuai Program Kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh Tahun 2014, kembali diterbitkan Booklet Seri Informasi Sejarah yang kali in! mengangkat tokoh sejarah Aceh yang telah dianugerahi predlkat sebagai Pahlawan Nasional. Booklet ini terbit dengan judul Teuku Nyak Arief Pejuang Aceh Tiga Zamon. Terbitan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian nilai sejarah melalui bahan bacaaan ringan guna iintuk memperkenalkan figur pejuang Aceh kepada masyarakat. Merangkai sejarah dari puing-puing data yang tersisa dari masa lain bukanlah perkara mudah. Kemampuan menganalisis dipertaruhkan agar sejarah dapat terkisah dalam urutan yang jelas dan tepat. Melalui Seri Informasi Sejarah ini penulis telah berhasil merangkai sejarah perjuangan seorang Teuku Nyak Arief dalam tiga zaman; masa penjajahan Belanda, masa pendudukan jepang, hingga masa pertahanan kemerdekaan. Oleh karena itu apresiasi patut disampaikan kepada penulis atas optimalitas karyanya sehingga laik terbit dan nantinya dapat menjadi bahan bacaan dan referensi kepada masyarakat, terutama untuk kalangan pelajar sebagai calon pemimpin bangsa masa depan Demikian, semoga terbitan ini bermanfaat bagi kita semua.
    [Show full text]
  • Kamus Sejarah Indonesia Nation Formation Jilid I
    KAMUS SEJARAH INDONESIA NATION FORMATION JILID I KAMUS SEJARAH INDONOESIA NATION FORMATION JILID I KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017 KAMUS SEJARAH INDONOESIA JILID I NATION FORMATION PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Amurwani Dwi Lestariningsih, Abdurahman, Didik Pradjoko EDITOR Susanto Zuhdi, Nursam PEMBACA UTAMA Taufik Abdullah PENULIS Dian Andika Winda, Dirga Fawakih, Ghamal Satya Mohammad, Saleh As’ad Djamhari, Teuku Reza Fadeli, Tirmizi TATA LETAK DAN GRAFIS M. Abduh, Kurniawan SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto, Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih PENERBIT Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-5725042017 ISBN 978-602-1289-76-1 KATA PENGANTAR DIREKTUR SEJARAH Kesulitan yang seringkali ditemukan guru sejarah dalam proses pembelajaran adalah munculnya istilah-istilah kesejarahan yang sulit dan tidak ditemukan penjelasannya dalam buku teks pelajaran sejarah. Ketiadaan penjelasan atau penjelasan yang tidak komprehensif dalam buku teks menjadi salah satu penghambat bagi guru dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukan buku kamus yang memuat daftar informasi kesejarahan yang dapat memudahkan guru khususnya dan umumnya masyarakat luas dalam mencari istilah-istilah sulit yang kerap ditemukan dalam pembelajaran sejarah. Berangkat dari
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ini Mengkaji
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini mengkaji bagaimana hubungan Islam dan negara Indonesia menurut salah satu tokoh pembaharuan Islam atau juga sering dikenal dengan guru Persatuan Islam (PERSIS) yaitu Ahmad Hassan (1887-1958). Banyak orang mengenalnya sebagai seorang ulama dikarenakan tulisan-tulisannya banyak memuat tentang persoalan-persoalan agama, selain itu ia dekenal sebagai ulama yang pandai berdebat. Keyakinan dasar pemikiran Ahmad Hassan tentang agama yang berpatokan kepada Alqur‟an dan Sunnah membuatnya berani dalam berdebat menghadapi siapapun. Tidak dapat dipungkiri hubungan antara agama dan negara sudah sejak dulu hingga sekarang terus menjadi perdebatan antara ahli pemikir politik Islam maupun Barat. Perdebatan mengenai hubungan agama dan negara juga terjadi di Indonesia, ketika itu di Indonesia terbagi ke dalam dua kelompok yang mana satu kelompok mewakili aspirasi umat Islam yang sering juga disebut dengan kelompok nasionalis Islamis dan di sisi lain ada kelompok nasionalis sekular atau juga kelompok netral agama.1 Kelompok Islam menginginkan dasar negara Indonesia berdasarkan syariat Islam dikarenakan Islam memiliki andil besar dalam pergerakan kemerdekaan, sedangkan kelompok nasionalis memperjuangkan demi kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai agama sehingga jika hanya Islam yang 1 Rusli Kustiman Iskandar, “Polemik Dasar Negara Islam Antara Soekarno dan Mohammad Natsir,” Mimbar Jurnal Sosial dan Pembanguan, Vol. XIX, No. 02, April-Juni 2003, h. 208. 1 dijadikan dasar negara bagaimana agama yang lainnya yang juga ikut berjuang, dan mereka akan memisahkan diri dari Indonesia. Perdebatan mengenai dasar negara antara kelompok-kelompok tersebut belum ada titik temunya, sehinga untuk mencapai kata mufakat terbentuklah panitia sembilan. Kelompok nasionalis Islamis diwakili oleh Haji Agus Salim (1884-1954), Kyai Wahid Hasjim (1914-1953), Abikusno (1897-1968) dan Abdul Kahar Muzakkir (1908-1973).
    [Show full text]