Raudoh Kosmopolitanisme.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Raudoh Kosmopolitanisme.Pdf KOSMOPOLITANISME DI PERSIMPANGAN JALAN: HEGEMONI SOSIAL-POLITIK PUTRA DAERAH Pendahuluan i Sanksi pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). ii Kosmopolitanisme di Persimpangan Jalan DR. BAHRUL ULUM, MA DR. SITI RAUDHATUL JANNAH, M.Pd.I. KOSMOPOLITANISME DI PERSIMPANGAN JALAN: HEGEMONI SOSIAL-POLITIK PUTRA DAERAH Editor Dr. Mohd. Arifullah, M.Fil.I. Pendahuluan iii Kosmopolitanisme di Persimpangan Jalan: Hegemoni Sosial- Politik Putra Daerah Penulis : Dr. Bahrul Ulum, MA dan Dr. Siti Raudhatul Jannah, M.Pd.I. Editor : Dr. Mohd. Arifullah, M.Fil.I. Tata letak : Maz Woko Desain kover : Dani RGB Cetakan I Februari 2017 Diterbitkan oleh Magnum Pustaka Utama Beran RT 07 No. 56 Tirtonirmolo, Kasihan Bantul, DI Yogyakarta Telp: 0858-6851-5323/0821-3540-1919 Email: [email protected] Website: www. penerbit.magnum.com ISBN: 978-602-1217-...-... iv Kosmopolitanisme di Persimpangan Jalan KATA PENGANTAR lhamdulillah, puji dan shukur keharibaan Ilahi, Rabb yang Mahapen- Adidik yang telah mengajarkan manusia tentang kemanusiaan dan telah memberikan manusia kekuatan, potensi, dan kecerdasan untuk terus ber- karya dan berbuat kebaikan untuk sesama dan lingkungannya. Berkat Zat yang Mahaagung itu pula penulis dapat menyelesaikan penelitian yang se- moga memiliki manfaat bagi diri pribadi, kelompok, kelembagaan, Nusa dan Bangsa. Shalawat beriring salam tak lupa penulis haturkan kepada sang Nabi Penutup Muhammad Saw, peletak dasar Kosmopolitanisme dalam Is- lam yang telah memberikan perubahan mendasar terhadap identitas dan de- rajat kemanusiaan dari yang tidak beradab menuju kemanusiaan yang men- junjung tinggi nilai-nilai universal kemanusiaan, hingga menempatkannya sebagai insan sejati, semoga segala limpahan kebaikan senantiasa tercurah kepadanya. Penelitian ini dapat diselesaikan oleh Penulis adalah berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dukungan fasilitas, bantuan, dan dorongan baik materil atau moril, karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian penelitian ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Ditjen Pendidikan Islam, terkhusus kepada Bapak Direktur Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA., beserta segenap staf yang mendukung, Bapak Rektor IAIN STS Jambi beserta staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), yang juga telah memberikan bantuan dalam berlangsungnya penelitian ini. Selanjutnya, Pendahuluan v penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlihat dalam penelitian ini, khususnya dalam menyedia informasi. Akhirnya juga terimakasih penulis ucapkan kepada rekan-rekan staf pengajar di lingkungan IAIN STS Jambi sarjanawan-cendikia yang telah banyak membantu pengumpulan data dan upaya penyempurnaan penelitian ini. “Besak idak disebut gelarnyo, kecik idak sebut namonyo”, akhirnya penulis berharap agar semua jasa-jasa dan peran pihak-pihak di atas dapat diridhai dan mendapat balasan dari Allah Swt, dan semoga Allah senantisa melindungi, menyayangi dan membantu mereka semua dengan kelimpahan ni’mat dan hidayah di dunia dan akhirat. Amin. Wassalam Penulis vi Kosmopolitanisme di Persimpangan Jalan DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................. v Daftar Isi ........................................................................................ vii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................1 A. Latar Belakang ..............................................................1 B. Kerangka Teori ...........................................................11 C. Kajian Penelitian Terdahulu .......................................20 BAB II JAMBI DAN DINAMIKA POLITIK IDENTITAS ................ 25 A. Sejarah Sosial-Budaya Melayu Jambi ..........................25 B. Provinsi Jambi ............................................................33 C. Realitas Politik Identitas di Provinsi Jambi ..................41 BAB III DILEMA PUTRA DAERAH DALAM PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI ........................................................ 51 A. Konsep Putra Daerah sebagai Identitas ......................51 B. Eksistensi Putra Daerah dan Pendatang di Provinsi Jambi 55 C. Hegemoni Sosial dan Politik Identitas di Provinsi Jambi ...........................................................62 D. Efek Politik Identitas dan Hegemoni Sosial .................76 Pendahuluan vii BAB IV MENGHIDUPKAN KOSMOPLITANISME DALAM KEHIDUPAN SOSIAL-POLITIK DI PROVINSI JAMBI ....... 91 A. Landasan dan Ajaran Kosmopolitanisme dalam Islam .92 B. Wajah Budaya Kosmopolitanisme di Provinsi Jambi ...110 C. Tantangan dan Tawaran Solusi Pembentukan Budaya Kosmopolit di Provinsi Jambi ...................................132 D. Konstruks Kehidupan Sosial-Politik berbasis Kosmopolitanisme Islam di Provinsi Jambi: antara Potensi dan Angan-angan .........................................152 BAB V PENUTUP ................................................................ 165 A. Kesimpulan ..............................................................165 B. Rekomendasi ............................................................166 Daftar Pustaka ..............................................................................167 Biodata Penulis .............................................................................185 viii Kosmopolitanisme di Persimpangan Jalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang unia tanpa kontroversi adalah dunia yang tenang namun juga jenuh Ddan menjemukan.1 Ungkapan Mary E. William ini menggambar sebuah dilema sosial, homogenitas pada satu sisi memunculkan kebersamaan, kesepahaman dan perasaan nyaman, namun pada sisi lain telah menggiring kehidupan pada kondisi stagnan tanpa riak yang jauh dari dinamika sosial, sementara heterogenitas memicu konflik namun mewadahi pembentukan dialektika sosial. Sayangnya kenyamanan cenderung menjadi pilihan dalam kehidupan sosial-politik. Pasca pemberlakukan UU No. 22/199 tentang otonomi daerah, penguatan politik identitas telah merembesi bahkan membasahi kehidupan sosial-politik yang katanya menghargai keragaman, pluralitas dan berbhineka tunggal ika. Bahkan banyak aktor politik lokal maupun nasional secara sadar menggunakan isu ini dalam power-sharing.2 Otonomi daerah pasca reformasi jelas sekali telah membawa penguatan ego kedaerahan atau primor-dialisme, sebagai bentuk kelegaan terhadap sistem yang selama ini mengekang dan sentralistik. Politik identitas3 1 Mary E. Williams (Ed.), Racism (San Diego: Greenhaven Press, 2004), 10. 2 Muhtar Haboddin, “Menguatnya Politik Identitas di Ranah Lokal”, dalam Jurnal Studi Pemerintah, Vol. 3, No. 1 februari, 2014: 109-126, 110. 3 Politik identitas pertamakali dijelaskan oleh LA. Kauffman berdasarkan pelacakan terhadap anti kekerasan dalam gerakan mahasiswa The Student Nonviolent Coordinating Committee (SNCC) yang memperjuangkan hak-hak sipil di Amerika Serikat awal 1060-an. LA. Kauffman, “The Anti- Poltics of Identities” dalam Socialist Review, No. 1 Vol. 20 (Jan-March, 1990), 67-80. Pendahuluan 1 yang irrasional, kontraproduktif dan berbasis pada sentimen etnis telah mengental dan menjadi pilihan “rasional” dalam politik lokal. Penggunaan identitas etnis ini jika ditinjau dalam perspektif sosiologis merupakan sebuah kewajaran, sama lumrahnya dengan penggunaan simbol identitas keagamaan dalam proses sosial. Namun pada sisi lain mengindikasikan adanya penolakan terhadap faham-faham besar antroposentrik-universal dalam bentuk liberalisasi, pluralisme, multikulturalisme dan kosmopoli-tanisme, yang akan dilihat sebagai ancaman terhadap penguatan identitas lokal.4 Selain itu, penggunaan identitas etnis ataupun identitas lainnya jika ditinjau dari teori melting pot5 menunjukkan adanya masalah asimilasi budaya dalam sebuah komunitas budaya yang plural, karena itu Alberto Bisin dan Thierry Verdier dalam sebuah karya bareng mereka (Beyond the Melting Pot: Cultural Transmission, Marriage, and the Evolustion of Ethic and Religious Traits) mengungkatkan bahwa efektivitas sosialisasi agama dan etnis ditandai oleh interaksi sosial yang secara langsung diusahakan dalam rangka terciptanya asimilasi.6 Artinya terdapat dua sisi
Recommended publications
  • Soekarno Dan Kemerdekaan Republik Indonesia
    SOEKARNO DAN PERJUANGAN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN RI (1942-1945) SKRIPSI Robby Chairil 103022027521 FAKULTAS ADAB HUMANIORA JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 / 1431 H ABSTRAKSI Robby Chairi Perjuangan Soekarno Dalam Mewujudkan Kemerdekaan RI (1942-1945) Perjuangan Soekarno dimulaii pada saat beliau mendirika Partai Nasional Indoonesia (PNI) tahun 1927, dan dijadikannya sebagai kendaraan poliitiknya. Atas aktivitasnya di PNI yang selalu menujuu kearah kemerdekaan Indonesia, ditambah lagi dengan pemikiran dan sikapnya yang anti Kolonialliisme dan Imperialisme, dan selalu menentang selalu menentang Kapitalisme-Imperialisme. Dengan perjuangan Soekarno bersama teman-temannya pada waktu itu dan bantuan Tentara Jepang, penjajahan Belanda dapat diusir dari Indonesia. Atas bantuan Jepang mengusir Belanda dari Indonesia, maka timbulah penjajah baru di Indonesia yaitu Jepang pada tahun 1942. Kedatangan tentara Jepang ke Indonesia bermula ingin mencari minyak dan karet, dan disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia yang dianggap akan membantu rakyat Indonesia mewuudkan kemakmuran bagi bangsa-bangsa Asia. Bahkan, pada waktu kekuuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno dengan tterpaksa turut serta bekerja sama dengan Jepang dan ikut ambil bagian dalam organisassi buatan Jepang yaitu, Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyyat (PUTERA), Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Terjalinnya kerjasama dengan Jepang, membawa dampak yang sangat besar baginya yaitu, Soekarno dijulukii sebagai Kolaborator dan penjahat perang, Soekarno memanfaatkan kerjasama itu dengan menciptakan suatu pergerakan menuju Indonesia merdeka. Dengan pemikiran, sikap dan ucapan Sokarno yang selalu menentang Kolonialisme, Kapitaisme, Imperialisme, dan bantuan teman seperjuangan Soekarno pada waktu itu, akhirnya dapat mendeklarasikan teks Proklamasi di rumah Soekarno, di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, pada harri Jumat tanggal 17 Agustus 1945.
    [Show full text]
  • Evaluasi Rencana Pembangunan Jalan Lingkar Di Kota Banda Aceh
    EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR DI KOTA BANDA ACEH Yustina Niken R. Hendra Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141 [email protected] Abstract The population of the City of Banda Aceh in the disaster prone areas, after the tsunami disaster, are likely to increase. The development of the area and the level of population mobility in the city, especially in areas prone to tsunami, created a variety of transportation problems in the city center and its surrounding areas. Therefore, in response to these conditions, the Government plans solutions to overcome the transportation problems. One of the solutions is to construct a ring road for the City of Banda Aceh. In this study, the implementation of two different development scenarios for the ring road construction was evaluated. For the Do Something in scenario 1, the construction of the ring road will be in 2031, while for the Do Something scenario 2, the ring road will be built in 2026. The average reduction of the V/C ratio given by the Do Something scenario 1 is 9.0%, which is less than that given by the Do Something scenario 2 (9.6%). It is concluded that the Do Something scenario 2 gives better results than the Do Something scenario 1. Keywords: engineering, traffic, geometric, scenario Abstrak Jumlah penduduk Kota Banda Aceh di daerah rawan bencana, pascabencana tsunami, cenderung bertambah. Pengembangan wilayah dan tingkat mobilitas penduduk di dalam kota, terutama di daerah rawan bencana tsunami, menyebabkan berbagai permasalahan transportasi yang berfokus di pusat kota dan sekitarnya. Oleh karena itu, menanggapi kondisi ini, pemerintah merencanakan solusi untuk mengatasi permasalahan transportasi tersebut.
    [Show full text]
  • Rencana Ppembelajaran
    RENCANA PPEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri Mojoagung Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Guru/Surel : Fendy Suhartanto, S.S.,Gr./[email protected] Kelas/ Program : XI (Sepuluh)/ IPA-IPS Waktu : 90 Menit (menyesuaikan waktu belajar masa COVID-19) Materi Pokok : Peranan Tokoh-Tokoh Proklamator Tujuan Belajar 3.9.1. Melalui media power point, peserta didik dapat mendeskripsikan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.2. Melalui membaca literatur, peserta didik dapat menganalisis peranan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.3. Melalui diskusi di forum googleclassroom, peserta didik dapat mengevaluasi kelebihan dan kelemahan tokoh-tokoh proklamator dan perannya dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.4. Melalui LKPD, peserta didik dapat mengkaitkan peran dan nilai-nilai perjuangan antar tokoh proklamator. 4.9.1. Melalui studi kepustakaan, peserta didik dapat membuat esai tentang pasang surut hubungan antara Soekarno dengan Mohammad Hatta. Materi Belajar Peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. Kegiatan Pembelajaran Model: 1. Berdoa dan persiapan kelas di googleclassroom. Pembelajaran 2. Guru memberikan materi yang diupload di googleclassroom Kooperatif berupa: Berbasis Proyek a) PPT tentang peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. b) PDF Buku Seri Pengenalan Tokoh Sekitar Proklamasi Produk: Kemerdekaan. 1 Esai pasang surut c) Video Karikatur Sejarah Proklamasi Kemerdekaan. hubungan 3. Guru mengupload tugas dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Soekarno dan Didik (LKPD) di googleclassroom. Peserta didik wajib Hatta mengerjakan dan mengirim kembali di googleclassroom. 4. Guru menginstruksikan untuk melakukan diskusi di forum Deskripsi: googleclassroom. Peserta didik 5. Hasil diskusi dapat digunakan sebagai referensi mengerjakan secara kolaboratif Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). mengerjakan 6. Setelah diskusi, guru kemudian memberikan penguatan LKPD materi pelajaran kepada peserta didik.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA KEMENTERIAN AGAMA DI INDONESIA A. Periodesasi Berdirinya Kementerian Agama 1. Masa Jepang Sete
    40 BAB III LATAR BELAKANG BERDIRINYA KEMENTERIAN AGAMA DI INDONESIA A. Periodesasi Berdirinya Kementerian Agama 1. Masa Jepang Setelah Jepang dapat mengontrol wilayah Indonesia, Jepang mulai mencari cara agar mendapat bantuan dari bangsa Indonesia, terutama komunitas Muslim dan pemimpin nasional, agar memperkuat posisinya di Indonesia. Pada mulanya, penguasa Jepang menyatukan pemimpin bangsa Indonesia: Soekarno, M. Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K.H. Mas Mansur, pemimpin yang berperan semasa penjajahan Belanda dengan diberikan kepercayaan kepada mereka dalam mengontrol urusan negara, terutama menyiapkan dasar berdirinya Negara Republik Indonesia pada tahun 1945. Di samping itu, untuk mendapatkan simpati dari kalangan Muslim, bangsa Jepang mulai mengadakan kontak dengan ulama’. Dengan demikian, ulama’ kemudian muncul sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam perpolitikan bangsa Indonesia. Bangsa Jepang menyadari pentingnya mempunyai sebuah federasi yang memayungi segala bentuk organisasi keagamaan (Islam) sehingga seluruh pemimpin umat Islam berkumpul dan dapat disatukan, yang dengan demikian umat Islam lebih mudah diberdayakan guna membantu keinginan bangsa Jepang. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 41 Untuk itu bangsa Jepang memperbolehkan kembali berdirirnya MIAI pada tahun 1942, akan tetapi belum genap setahun, federasi ini dilarang dan kemudian diganti dengan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1943. Masyumi adalah federasi umat Islam yang bergerak di luar masalah perpolitikan. Sebagai figur utama pemimpinnya adalah K.H. Hasyim Asy’ari, akan tetapi kedudukan ini hanya sebatas penghormatan karena Hasyim Asy’ari tetap tinggal di pesantrennya, dan membiarkan anaknya K.H.
    [Show full text]
  • Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
    RENCANA PPEMBELAJARAN Sekolah : SMA Negeri Mojoagung Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Guru/Surel : Fendy Suhartanto, S.S.,Gr./[email protected] Kelas/ Program : XI (Sepuluh)/ IPA-IPS Waktu : 90 Menit (menyesuaikan waktu belajar masa COVID-19) Materi Pokok : Peranan Tokoh-Tokoh Proklamator Tujuan Belajar 3.9.1. Melalui media power point, peserta didik dapat mendeskripsikan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.2. Melalui membaca literatur, peserta didik dapat menganalisis peranan tokoh-tokoh proklamator dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.3. Melalui diskusi di forum googleclassroom, peserta didik dapat mengevaluasi kelebihan dan kelemahan tokoh-tokoh proklamator dan perannya dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan. 3.9.4. Melalui LKPD, peserta didik dapat mengkaitkan peran dan nilai-nilai perjuangan antar tokoh proklamator. 4.9.1. Melalui studi kepustakaan, peserta didik dapat membuat esai tentang pasang surut hubungan antara Soekarno dengan Mohammad Hatta. Materi Belajar Peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. Kegiatan Pembelajaran Model: 1. Berdoa dan persiapan kelas di googleclassroom. Pembelajaran 2. Guru memberikan materi yang diupload di googleclassroom Kooperatif berupa: Berbasis Proyek a) PPT tentang peran dan nilai perjuangan tokoh proklamator. b) PDF Buku Seri Pengenalan Tokoh Sekitar Proklamasi Produk: Kemerdekaan. 1 Esai pasang surut c) Video Karikatur Sejarah Proklamasi Kemerdekaan. hubungan 3. Guru mengupload tugas dalam bentuk Lembar Kerja Peserta Soekarno dan Didik (LKPD) di googleclassroom. Peserta didik wajib Hatta mengerjakan dan mengirim kembali di googleclassroom. 4. Guru menginstruksikan untuk melakukan diskusi di forum Deskripsi: googleclassroom. Peserta didik 5. Hasil diskusi dapat digunakan sebagai referensi mengerjakan secara kolaboratif Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). mengerjakan 6. Setelah diskusi, guru kemudian memberikan penguatan LKPD materi pelajaran kepada peserta didik.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia Berhasil Diproklamirkan Pada Tanggal 17 Agustus 1945 Di Jakarta Oleh S
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia berhasil diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Soekarno dan Hatta. Untuk mewujudkan suatu Pemerintahan yang berdaulat maka disusunlah keputusan-keputusan dan kelembagaan yang dapat menjalankan roda Pemerintahan. Sebagaimana yang disebut Sudharmono1 Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dalam sidangnya tanggal 22 Agustus 1945 menetapkan keputusan membentuk : 1. Komite Nasional; 2. Partai Nasional Indonesia; dan 3. Badan Keamanan Rakyat.” Sebelumnya, sidang PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 telah mengambil keputusan dengan membagi wilayah administratif Republik Indonesia menjadi 8 (delapan) propinsi yakni Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Untuk Pulau Sumatera yang ditetapkan menjadi satu propinsi yakni propinsi Sumatera dengan Gubernurnya ditetapkan Mr. Teuku Moehammad Hassan. Menurut Sinar2 Mr. Teuku Muhammad Hasan mengikuti acara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta kemudian diangkat oleh Presiden Soekarno,menjadi Gubernur Sumatera. 1Sudharmono, dkk. (1985:24). 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949 2Sinar, dkk. (1997:141). Denyut Nadi Revolusi Indonesia Muhammad TWH3 menyatakan Teuku Moh. Hasan selaku Gubernur Sumatera mengambil berbagai keputusan atas nama Pemerintahan Pusat. Di antara ketetapan itu adalah peraturan pelaksanaan Pemerintahan untuk Gubernur- Gubernur Muda di Sumatera. Lebih lanjut diungkapkan oleh Mansur4 dalam bukunya The Golden Bridge bahwa dalam sidangnya yang pertama tanggal 17 – 19 April 1946 di Bukittinggi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan nama Dewan Perwakilan Sumatera memutuskan dibaginya Propinsi Sumatera secara administratif dalam 3 Sub Propinsi yaitu : a. Sub Propinsi Sumatera Utara meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli, b. Sub Propinsi Sumatera Tengah meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Jambi, dan Riau, dan c. Sub Propinsi Sumatera Selatan meliputi Keresidenan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung dan Palembang.
    [Show full text]
  • ISLAM DAN KONSTITUSI INDONESIA 1945 Oleh
    ISLAM DAN KONSTITUSI INDONESIA 1945 Oleh: Fabian Fadhly Magister Sejarah Kebudayaan Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung Email: [email protected] Abstract The debate of certain circles who tend to appoint Indonesian Islamic society is desirous to restore the seven words of the 1945 Constitution, as a nation-state foundation like the Medina Charter which is the benchmark for how Islam behaves during the time of the Prophet Muhammad became a continuous growing issue. This allegation should not be raised continuously, as it is well known that Islam has a strong influence on the birth of the 1945 Act. This paper is put forward as an attempt to provide a proper understanding and meaning, regarding the influence of Islam on the emergence of the 1945 Constitution. In this paper is a historical method with a juridical approach, with the specification of literature research approach The influence of Islam in the 1945 Constitution came from the nine committee which has 8 members who are Muslims. Another influence is reflected in the sincerity of the emergence of editorial changes from the opening of the 1945 Constitution, from the initial agreement. The change is related to the loss of seven words known as the Jakarta Charter. Keywords: Islam, 1945 constitution. Abstrak Perdebatan kalangan tertentu yang cenderung menunjuk masyarakat Islam Indonesia berkeinginan untuk mengembalikan tujuh kata dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai landasan berbangsa bernegara layaknya Piagam Madinah yang menjadi tolak ukur bagaimana Islam berperilaku pada masa Nabi Muhammad saw menjadi isu yang terus menerus ditampilkan. Tuduhan ini sepatutnya tidak dimunculkan terus menerus, karena patut diketahui Islam memiliki pengaruh yang kuat terhadap lahirnya Undang-Undang 1945.
    [Show full text]
  • A Study on the Traffic Impact of the Road Corridors Due to Flyover Construction at Surabaya Intersection, Banda Aceh of Indonesia Sofyan M
    A study on the traffic impact of the road corridors due to flyover construction at Surabaya intersection, Banda Aceh of Indonesia Sofyan M. Saleh, Sugiarto Sugiarto, Almira Hilal, and Dedek Ariansyah Citation: AIP Conference Proceedings 1903, 060005 (2017); doi: 10.1063/1.5011559 View online: https://doi.org/10.1063/1.5011559 View Table of Contents: http://aip.scitation.org/toc/apc/1903/1 Published by the American Institute of Physics Articles you may be interested in Effect of space structures against development of transport infrastructure in Banda Aceh by using the concept of transit oriented development AIP Conference Proceedings 1903, 060002 (2017); 10.1063/1.5011556 Factors affecting trip generation of motorcyclist for the purpose of non-mandatory activities AIP Conference Proceedings 1903, 060011 (2017); 10.1063/1.5011565 Readiness of freight transportation system at special economic zone of Lhokseumawe AIP Conference Proceedings 1903, 060012 (2017); 10.1063/1.5011566 Influence of dimension box differences and time differences during operations of red box for motorcycles at signalized intersection AIP Conference Proceedings 1903, 060006 (2017); 10.1063/1.5011560 A current review of high speed railways experiences in Asia and Europe AIP Conference Proceedings 1903, 060004 (2017); 10.1063/1.5011558 A stochastic discrete optimization model for designing container terminal facilities AIP Conference Proceedings 1903, 060007 (2017); 10.1063/1.5011561 A study on the Traffic Impact of the Road Corridors Due to Flyover Construction at Surabaya Intersection, Banda Aceh of Indonesia Sofyan M. Saleh b), Sugiarto Sugiarto a), Almira Hilal c), Dedek Ariansyah d) Department of Civil Engineering, Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia .
    [Show full text]
  • Teuku Nyak Arif Pejuang Aceh 3 Jaman.Pdf
    Seri Informasi Sejarah No.37/2913 mm mam "TV \ Sm'%^owta<ic SejmoA No.37/2013 TTUKV. JZ13UJ T'EJUAJ^S JA.C'E3{TlQJA. ZSmj^ Ok-li: Si(ti Mawar, S.Ag., M.H. Editor: Drs. Riisdi Siill Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh 2013 Teuku Nyak ArifPejuang Aceh Tiga Zaman ISBN: Judui: Teuku Nyak ArifPejuang Aceh Tiga Zaman Penulis: Sitti Mawar, S.Ag., M.H. Copyrights ©2013 BPNB Banda Aceh Editor: Drs. Rusdi Sufi Cover: Lizar Andrian Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang All rights reversed Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh JL. Twk. Hasyim Banta Muda No. 17 Banda Aceh Telp/Fax. 0651-23226 Email, [email protected] http://www.bpsnt-bandaaceh.com SAMBUTAN Sesuai Program Kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh Tahun 2014, kembali diterbitkan Booklet Seri Informasi Sejarah yang kali in! mengangkat tokoh sejarah Aceh yang telah dianugerahi predlkat sebagai Pahlawan Nasional. Booklet ini terbit dengan judul Teuku Nyak Arief Pejuang Aceh Tiga Zamon. Terbitan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian nilai sejarah melalui bahan bacaaan ringan guna iintuk memperkenalkan figur pejuang Aceh kepada masyarakat. Merangkai sejarah dari puing-puing data yang tersisa dari masa lain bukanlah perkara mudah. Kemampuan menganalisis dipertaruhkan agar sejarah dapat terkisah dalam urutan yang jelas dan tepat. Melalui Seri Informasi Sejarah ini penulis telah berhasil merangkai sejarah perjuangan seorang Teuku Nyak Arief dalam tiga zaman; masa penjajahan Belanda, masa pendudukan jepang, hingga masa pertahanan kemerdekaan. Oleh karena itu apresiasi patut disampaikan kepada penulis atas optimalitas karyanya sehingga laik terbit dan nantinya dapat menjadi bahan bacaan dan referensi kepada masyarakat, terutama untuk kalangan pelajar sebagai calon pemimpin bangsa masa depan Demikian, semoga terbitan ini bermanfaat bagi kita semua.
    [Show full text]
  • Kamus Sejarah Indonesia Nation Formation Jilid I
    KAMUS SEJARAH INDONESIA NATION FORMATION JILID I KAMUS SEJARAH INDONOESIA NATION FORMATION JILID I KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017 KAMUS SEJARAH INDONOESIA JILID I NATION FORMATION PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Amurwani Dwi Lestariningsih, Abdurahman, Didik Pradjoko EDITOR Susanto Zuhdi, Nursam PEMBACA UTAMA Taufik Abdullah PENULIS Dian Andika Winda, Dirga Fawakih, Ghamal Satya Mohammad, Saleh As’ad Djamhari, Teuku Reza Fadeli, Tirmizi TATA LETAK DAN GRAFIS M. Abduh, Kurniawan SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto, Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih PENERBIT Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-5725042017 ISBN 978-602-1289-76-1 KATA PENGANTAR DIREKTUR SEJARAH Kesulitan yang seringkali ditemukan guru sejarah dalam proses pembelajaran adalah munculnya istilah-istilah kesejarahan yang sulit dan tidak ditemukan penjelasannya dalam buku teks pelajaran sejarah. Ketiadaan penjelasan atau penjelasan yang tidak komprehensif dalam buku teks menjadi salah satu penghambat bagi guru dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, diperlukan buku kamus yang memuat daftar informasi kesejarahan yang dapat memudahkan guru khususnya dan umumnya masyarakat luas dalam mencari istilah-istilah sulit yang kerap ditemukan dalam pembelajaran sejarah. Berangkat dari
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ini Mengkaji
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini mengkaji bagaimana hubungan Islam dan negara Indonesia menurut salah satu tokoh pembaharuan Islam atau juga sering dikenal dengan guru Persatuan Islam (PERSIS) yaitu Ahmad Hassan (1887-1958). Banyak orang mengenalnya sebagai seorang ulama dikarenakan tulisan-tulisannya banyak memuat tentang persoalan-persoalan agama, selain itu ia dekenal sebagai ulama yang pandai berdebat. Keyakinan dasar pemikiran Ahmad Hassan tentang agama yang berpatokan kepada Alqur‟an dan Sunnah membuatnya berani dalam berdebat menghadapi siapapun. Tidak dapat dipungkiri hubungan antara agama dan negara sudah sejak dulu hingga sekarang terus menjadi perdebatan antara ahli pemikir politik Islam maupun Barat. Perdebatan mengenai hubungan agama dan negara juga terjadi di Indonesia, ketika itu di Indonesia terbagi ke dalam dua kelompok yang mana satu kelompok mewakili aspirasi umat Islam yang sering juga disebut dengan kelompok nasionalis Islamis dan di sisi lain ada kelompok nasionalis sekular atau juga kelompok netral agama.1 Kelompok Islam menginginkan dasar negara Indonesia berdasarkan syariat Islam dikarenakan Islam memiliki andil besar dalam pergerakan kemerdekaan, sedangkan kelompok nasionalis memperjuangkan demi kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai agama sehingga jika hanya Islam yang 1 Rusli Kustiman Iskandar, “Polemik Dasar Negara Islam Antara Soekarno dan Mohammad Natsir,” Mimbar Jurnal Sosial dan Pembanguan, Vol. XIX, No. 02, April-Juni 2003, h. 208. 1 dijadikan dasar negara bagaimana agama yang lainnya yang juga ikut berjuang, dan mereka akan memisahkan diri dari Indonesia. Perdebatan mengenai dasar negara antara kelompok-kelompok tersebut belum ada titik temunya, sehinga untuk mencapai kata mufakat terbentuklah panitia sembilan. Kelompok nasionalis Islamis diwakili oleh Haji Agus Salim (1884-1954), Kyai Wahid Hasjim (1914-1953), Abikusno (1897-1968) dan Abdul Kahar Muzakkir (1908-1973).
    [Show full text]