Di Aceh Dikenal Sebagai Perang Cumbok
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PerangCumbokdanGerakanTentaraPerjuangan Rakyat (TPR) diAceh (Desember 1945 Maret 1946) Abstrak Komunisme pernah menjadi aliran politik yang sangat berpengaruh di Indonesia. Tiga peristiwa Tulisan ini mendeskripsikan bagaimana Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 kembali mempertajam polarisasi elit Aceh yang telah berlangsung lama yaitu antara golongan ulama dan uleebalang. Kelompok ulama terutama yang tergabung dalam PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) mendukung kemerdekaan Republik Indonesia sedangkan uleebalang terutama yang merasa diuntungkan pada masa kolonial Belanda mengharapkan kembalinya kekuasaan Belanda. Kelompok Ulama dan Uleebalang terlibat persaingan untuk mendapatkan senjata dari Jepang yang telah menyerah kepada sekutu. Sekelompok uleebalang di Pidie mendirikan Markas Uleebalang yang sepak terjangnya yang provokatif dianggap anti-Republik.Konflik ulama-uleebalang mencapai klimaksnya pada awal Januari 1946 dengan peristiwa yang di Aceh dikenal sebagai Perang Cumbok. Perang Cumbok berakhir dengan kekalahan di pihak uleebalang. Banyak uleebalang yang terbunuh dalam Perang Cumbok. Tidak berhenti pada pembersihan uleebalang yang terlibat dalam Markas Uleebalang saja, kemudian terjadi pula pembersihan terhadap uleebalang yang tidak terlibat dalam Markas Uleebalang dan bahkan kepada uleebalang yang sebenarnya dikenal pro-Republik oleh organisasi yang dibentuk oleh kelompok pro-ulama PUSA yaitu Tentara Perjuangan Rakyat (TPR Oleh: Kurniawati (Dosen Jurusan Sejarah UNJ) Menyerahnya Jepang kepada, sekutu menanggapi berita ini dengan telah menimbulkan kegelisahan di beragam. kalangan rakyat Indonesia. Tidak ada Mereka yang mengharap yang tahu pasti apa yang akan terjadi kedatangan kembali Belanda merasa selanjutnya. Suasana itu pun kecewa, sedang mereka yang dirasakan di Aceh. Rakyat Aceh pada berperan. Sikap ini sekali lagi umumnya gembira dengan berita mempertajam polarisasi golongan kekalahan Jepang karena dalam masyarakat Aceh karena menganggap itu sebagai permulaan golongan yang pertama kebanyakan yang baik dan selanjutnya mereka berasal dari golongan uleebalang, akan hidup seperti zaman sebelum sedang yang terakhir kebanyakan perang yang cukup pangan dan berasal dari ulama ditambah sedikit sandang.1 Tersiar kabar ketika itu uleebalang yang memang sejak awal bahwa sejumlah uleebalang telah sudah pro Republik. Keadaan ini tak membentuk Comite van Ontvangst pelak lagi menimbulkan suasana (Panitia Penyambutan) Belanda.2 saling curiga dalam masyarakat Aceh. Pihak uleebalang ini juga telah mulai Pada awal bulan Oktober, Mr. T. M. mengumpulkan nama nama orang Hasan yang baru saja diangkat yang dianggap kolaborator Jepang.3 sebagai gubernur Sumatra Pada pertengahan September 1945, mengumumkan bahwa Pemerintah berita proklamasi kemerdekaan RI Republik Indonesia mulai resmi tersebar luas di Aceh .4 Rakyat Aceh dijalankan di Pulau Sumatra. Selanjutnya Aceh ditetapkan menjadi 1 T. Alibasyah Talsya, Sedjarah dan Dokumen dokumen suatu keresidenan. Pada tingkat Pemberontakan di Aceh, (Jakarta:Penerbit Kesuma, tt), h. 4. keresiden, komite itu disebut Pusat 2 Nazaruddin Sjamsuddin, Revolusi di Serambi Mekah:Perjuangan Kemerdekaan dan Pertarungan Politik di Aceh 1945 1949, Komite Nasional yang dipimpin oleh (Jakarta:UI Press, 1998), h. 78. PODA (Pemimpin Oemoem Daerah 3 Insider, Atjeh Sepintas Lalu, (Jakarta: Archapada, 1950), hh. 6 Aceh) yang dijabat Teuku Nyak Arif 7. 4 S.M. Amin, Kenang kenangan dari Masa Lampau, (Jakarta: Komite Nasional Daerah Aceh Pradnya Paramita, 1978), h. 129. beranggotakan 65 orang yang ditunjuk berdasarkan pencalonan Jurnal Sejarah Lontar 20 Vol.5 No.2 Juli - Desember 2008 partai partai.5 Dari 65 orang tersebut Mayor M.J. Knottenbelt adalah yang merupakan golongan PUSA seorang wakil sekutu yang ditugaskan maupun orang orang yang bersimpati untuk mengawasi pelaksanaan pada PUSA berjumlah 17 orang. kewajiban Jepang dalam Sisanya 41 orang berasal dari pemeliharaan keamanan dan golongan non PUSA dan 5 orang pengamanan persenjataan diangkat menjadi bupati dari 5 pasukannya. Belakangan diketahui kabupaten di Aceh.6 bahwa Knottenbelt adalah seorang Pembentukan Komite Nasional Belanda, bahkan merupakan bagian Daerah Aceh ini disusul dengan dari ADCS (Anglo Dutch Country pengangkatan residen sampai bupati. Section) force 136.9 Terpilih sebagai residen adalah Teuku Masyarakat Aceh terutama dari Nyak Arif, sedangkan uleebalang 7 golongan ulama mencurigai ada lainnya dipilih sebagai bupati. hubungan tak wajar antara Teuku Gubernur kemudian mengangkat Nyak Arif dengan Knottenbelt setelah Teungku M. Daud Beureueh diangkat pertemuannya dengan wakil sekutu sebagai Pimpinan Jawatan Agama ini yang disaksikan oleh perwakilan diKutaraja. Teuku Nyak Arif lebih dari Jepang Masabuchi, Ketua Komite siapa pun di Aceh memiliki hubungan Nasional Daerah Tuanku Mahmud, luas dengan tokoh tokoh nasionalis sejumlah tokoh PUSA, dan orang dari daerah lainnya di Indonesia di kepercayaan Teuku Nyak Arif, Goh samping pengalamannya yang juga Moh Wan.10 Pada pertemuan pertama banyak dalam pemerintahan. yang terjadi pada tanggal 15 Oktober Penunjukan Teuku Nyak Arif sebagal 1945 itu memang tidak ada alasan residen Aceh memang di satu pihak untuk mencurigai Teuku Nyak Arif adalah keputusan yang tepat dan karena ketika itu dengan jelas ia strategis dilihat dari kepentingan menyatakan ketidaksukaannya nasional, mengingat reputasinya kepada Belanda meskipun tetap sebagai nasionalis sudah teruji selama bersedia untuk bekerjasama dengan masa kolonial Belanda dan Jepang. sekutu. 11 Namun beberapa saat Namun di pihak lain, latar belakang kemudian segera tersebar identitas Teuku Nyak Arif yang berasal dari asli Knottenbelt yang berkebangsaan uleebalang tentu tidak dapat dinafikan Belanda sehingga timbul berbagai begitu saja oleh sebagian masyarakat aksi pemuda yang menentang Aceh terutama dari golongan non- kehadiran Knottenbelt dengan cara uleebalang ketika itu. Banyak pihak penempelan plakat dan unjuk rasa.12 terutama pemuda yang berasal dari Situasi yang memanas memaksa golongan ulama sudah lama menaruh Knottenbelt pergi dari Aceh pada curiga terhadap Teuku Nyak Arif. Hal tanggal 10 November 1945, tetapi ini berawal dari sikap Teuku Nyak Arif sebelum itu Knottenbelt mengangkat yang pernah merahasiakan kegiatan- Goh Moh Wan sebagai petugas kegiatan awal Komite Nasional Daerah penghubung sekutu (Allied Liason tanpa mereka ketahui alasannya Officer) untuk Aceh yang kemudian sehingga mereka menghubung- ditindaklanjuti Teuku Nyak Arif hubungkannya dengan Comite van dengan memberikan surat pengakuan Onvangst seperti yang dilakukan pada Goh Moh Wan sebagai uleebalang lain ataupun Intercross (International Red Cross) yang netral.8 9 Ibid,h.89. ADCS adalah sebuah seksi dalam pasukan 136 yang dibentuk di Kolombo pada permulaan 1945, di bawah komando Kecurigaan terhadap Teuku Nyak panglima tertinggi sekutu Asia Tenggara Laksamana Lord Luis Arif ini makin besar dengan Mauntbatten. Seksi ini sebagaimana namanya (Anglo-Dutch) terdiri dari tentara Inggris dan Belanda yang bertugas menyusup kedatangan M.J. Knottenbelt pada ke daerah-daerah musuh mencari informasi dan mengadakan tanggal 5 Oktober 1945 ke Aceh. kontak-kontak dengan penduduk pro-Inggris atau Belanda untuk 5 Ibid, h.35 kepentingan sekutu dengan sasaran Jepang di Malaya maupun 6 M. Nur El lbrahimy, Peranan Tgk. M. Daud Beureueh dalam Sumatra. 10 Pergolakan A ceh, (Jakarta: Media Dakwah, 2001), h. 163. Op., Cit,. hh. 89-90. 11 7 Nazaruddin Sjamsuddin, Op. Cit., h. 85. 9 Ibid, h. 86. M. Nur El Ibrahimy (1996), Op., Cit, h.11 8 Ibid, h 82 12Ibid., h.13 Jurnal Sejarah Lontar 21 Vol.5 No.2 Juli - Desember 2008 penghubung sekutu. Di sinilah Pada tanggal 12 Oktober 1945, kemudian timbul kecurigaan pemuda Residen Teuku Nyak Arif meresmikan terutama dari golongan ulama Angkatan Pemuda Indonesia menjadi terhadap Teuku Nyak Arif. Goh Moh pasukan resmi negara yang berarti Wan adalah seorang Cina yang ketika API diresmikan menjadi TKR untuk zaman Belanda menjadi sekretaris Aceh. Sebelumnya API adalah Perhimpunan Dagang Cina tetapi pada organisasi paramiliter yang berdiri zaman pendudukan Jepang menjadi sejak 27 Agustus 1945 di bawah penerjemah bagi Kenpetai Jepang pimpinan Sjamaun Gaharu.15 yang tugasnya antara lain mencatat Penunjukan API sebagai pasukan orang-orang yang harus ditangkap resmi negara mengecewakan terutama orang-orang Cina yang golongan ulama karena anggota API notabene adalah bangsanya sendiri.13 kebanyakan berasal dari eks perwira Bagi kelompok ulama, kebijakan giyugun yang notabene kebanyakan Teuku Nyak Arif ini merupakan tanda dari uleebalang.16 Oleh karena itu, tanya besar dan tentu akhirnya para pemuda yang berorientasi pada menimbulkan spekulasi adanya ulama membentuk Ikatan Pemuda hubungan Teuku Nyak Arif dengan Indonesia (IPI) pada tanggal 4 Oktober Belanda karena bagi mereka tidak ada 1945, dan dua hari kemudian diubah alasan bagi Teuku Nyak Arif untuk menjadi Barisan Pemuda Indonesia memilih orang dengan bakat oportunis (BPI) yang kemudian berganti lagi seperti Goh Moh Wan untuk menjadi menjadi Pemuda Republik Indonesia orang kepercayaannya, apalagi (PRI).17 sebagian orang Cina di Medan saat itu Dengan adanya API yang bergabung dengan Poh An Tui, merupakan organisasi militer organisasi yang pro Belanda sehingga Republik yang resmi dan PRI yang tidak mustahil Goh Moh Wan yang diback up ulama PUSA yang populis, kerap bepergian ke Medan masuk pula timbul perebutan pengaruh di antara dalam organisasi ini.14 mereka dan persaingan untuk Sikap Teuku Nyak Arif ini menjadi