TEUNGKU MUHAMMAD DAUD BEUREUEH DAN REVOLUSI DI ACEH (1945-1950) Bambang Satriya, Suwirta, Ayi Budi Santosa Universitas Pendidikan Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

TEUNGKU MUHAMMAD DAUD BEUREUEH DAN REVOLUSI DI ACEH (1945-1950) Bambang Satriya, Suwirta, Ayi Budi Santosa Universitas Pendidikan Indonesia FACTUM: JURNAL SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAH, VOL. 7 NO. 1, 2018 ISSN: 2302-9889, E.ISSN: 2615-515X TEUNGKU MUHAMMAD DAUD BEUREUEH DAN REVOLUSI DI ACEH (1945-1950) Bambang Satriya, Suwirta, Ayi Budi Santosa Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRACT ABSTRAK This research was distributed by attractions of Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan authors to Teungku Muhammad Daud Beureueh penulis kepada sosok Teungku Muhammad the leader with big influence when the revolution Daud Beureueh yang memiliki pengaruh besar happened in Aceh. The main issues studied in this ketika berlangsungnya masa revolusi di Aceh. research is “How was Teungku Muhammad Daud Permasalahan utama yang dibahas adalah adalah Beureueh’s role in defending the independence of “Bagaimana peran Teungku Muhammad Daud Indonesian Republic in Aceh 1945-1950?”. This Beureueh dalam mempertahankan kemerdekaan study uses historical method which includes four Republik Indonesia di Aceh tahun 1945-1950?”. steps: 1) Heuristics, 2) Criticism, 3) Interpretation, Penelitian ini menggunakan metode historis 4) Historiography. Based on the result, the political dengan empat tahapan, yaitu: 1) Heuristik, 2) and socio-economic conditions in Aceh after the Kritik, 3) Interpretasi, dan 4) Historiografi. independence of Indonesian Republic was unstable. Adapun hasil penelitian yang diperoleh bahwa The role of Teungku Muhammad Daud Beureueh kondisi politik dan sosial ekonomi di Aceh pasca in Peristiwa Cumbok gave the awareness to local kemerdekaan tidak stabil. Kemudian, Teungku government to give more attention in this horizontal Muhammad Daud Beureueh berperan penting conflict and he instructing to mobilize the troops dalam Peristiwa Cumbok dengan memberikan to attack the uleebalang clan in Pidie. He also penyadaran terhadap pemerintah daerah agar stopped the Tentara Perjuangan Rakyat (TPR) memerhatikan konflik horizontal yang sedang movement who headed by Husin Al Mujahid. As terjadi dan menginstruksikan untuk memobilisasi the Military Governor of Aceh, Langkat, and Tanah pasukan guna menyerang kaum uleebalang di Karo, Teungku Muhammad Daud Beureueh can Pidie. Ia pun mampu menghentikan gerakan merged the paramilitary organizations into TNI Tentara Perjuangan Rakyat (TPR) pimpinan organization, he also the inisiator who collected the Husin Al Mujahid. Ketika menjabat sebagai cost to buy an airplane for Indonesian government, Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah and he can stopped the Sayid Ali movement. Karo, Teungku Muhammad Daud Beureueh Teungku Muhammad Daud Beureueh rejected the mampu meleburkan berbagai laskar perjuangan merging of Aceh into the Sumatera Utara Province ke dalam tubuh TNI, menjadi salah satu inisiator and this case made his disappointed to the center pengumpulan dana untuk pembelian pesawat government and also Soekarno. terbang serta mengatasi gerakan Sayid Ali. Sikap yang diambil oleh Teungku Muhammad Daud Keywords: Daud Beureueh, Aceh, Revolution, Beureueh adalah menolak ketika Aceh hendak Independence digabungkan ke dalam Provinsi Sumatera Utara sehingga hal ini membuatnya kecewa kepada pemerintah pusat dan Soekarno. Kata Kunci: Daud Beureueh, Aceh, Revolusi, Kemerdekaan Author correspondence Email: [email protected] Available online at http: // http://ejournal.upi.edu/index.php/factum BAMBANG SATRIYA TEUNGKU MUHAMMAD DAUD..... PENDAHULUAN Seperti diketahui bahwa di Aceh terdapat Masa revolusi di Indonesia tidak hanya dua buah kekuatan besar yakni kaum terjadi di pusat pemerintahan seperti ulama yang sering disebut teungku dan Jakarta dan Yogyakarta saja, melainkan kaum adat atau bangsawan dengan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, sebutan teuku yang biasa disebut sebagai tidak terkecuali wilayah Aceh. Wilayah kaum uleebalang. Beberapa hal yang yang disebutkan terakhir ini memiliki membuat Peristiwa Cumbok ini terjadi dinamika dan kekhasan tersendiri ketika adalah adanya perbedaan kepentingan masa mempertahankan kemerdekaan antara kedua kelompok besar di Aceh ini. berlangsung. Hal ini terbukti bahwa Aceh Kalangan uleebalang tidak seluruhnya tidak mengalami pendudukan kembali mendukung proklamasi kemerdekaan. oleh Belanda. Meskipun Belanda sudah Mereka menginginkan Belanda untuk mencoba memaksa masuk, namun mereka memerintah kembali. Hal ini senada merasa kesulitan dan hanya mampu dengan pernyataan Dewanto (2011, hlm. berada di wilayah terluar Aceh. Mungkin 8) bahwa “telah lama sebetulnya ada Belanda telah belajar dari Perang Aceh hubungan yang tidak harmonis antara bahwa rakyat Aceh sulit untuk ditaklukkan kaum ulama dan kaum pamong praja sehingga mereka mengurungkan niat di Aceh. Kalangan ulama menuding untuk kembali menguasai Aceh. Oleh uleebalang hanya menjadi boneka karena itu, dapat dikatakan bahwa Belanda penjajah”. Selama Peristiwa Cumbok, tidak mampu menguasai Aceh secara Teungku Muhammad Daud Beureueh keseluruhan selama masa revolusi. (selanjutnya Daud Beureueh) memiliki peranan yang penting. Setelah Peristiwa Pada masa yang terkenal akan gejolak Cumbok, posisi ulama mengalami sosial dan politik ini, banyak peristiwa perubahan dalam kancah perpolitikan di yang mewarnai perjalanan sejarah Aceh. Aceh. Keadaan tersebut diperkuat dengan Di samping itu, banyak bermunculan pula adanya gerakan Tentara Perjuangan tokoh-tokoh pada masa ini. Tokoh-tokoh Rakyat (TPR) yang menginginkan semua tersebut tidak hanya muncul, melainkan uleebalang turun dari jabatan pada memiliki peranan yang menonjol selama pemerintah lokal Aceh. Gerakan yang masa revolusi Indonesia di Aceh. Tokoh- dipimpin oleh Husin Al Mujahid ini tokoh yang bermunculan pada masa itu menganggap jika mereka, para uleebalang antara lain Teuku Nyak Arif, Mr. Teuku tetap pada puncak kekuasaan, siapakah Mohammad Hasan, Mr. S. M. Amin, Ali yang sanggup menjamin bahwa mereka Hasjmy dan tidak terkecuali Teungku tidak akan kembali ke tabiat yang semula Muhammad Daud Beureueh yang menjadi (Saleh, 1992, hlm. 103). Namun, pada salah satu tokoh dengan peranan penting akhirnya gerakan ini mampu dihentikan selama masa revolusi berlangsung di Aceh. oleh Daud Beureueh selaku golongan Di Aceh pernah terjadi peristiwa ulama yang memiliki posisi kuat kala itu di penting, yakni perang saudara yang Aceh. Ia menganggap jika gerakan tersebut melibatkan masyarakat sipil melawan menyimpang dan condong kepada sikap masyarakat sipil. Perang ini sering Husin Al Mujahid yang ambisius akan dinamakan sebagai Peristiwa Cumbok. kekuasaan. 28 FACTUM: JURNAL SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAH, VOL. 7 NO. 1, 2018 ISSN: 2302-9889, E.ISSN: 2615-515X Selama masa revolusi, Daud Beureueh oleh Daud Beureueh dengan memberikan memiliki peranan yang cukup dominan. perlawanan kepada pemerintah pusat. Hal ini terbukti dengan jabatan yang pernah Melihat kontribusi Daud Beureueh ia sandang sebagai gubernur militer untuk selama masa revolusi di Aceh berlangsung, daerah Aceh, Langkat, dan Tanah Karo. membuat penulis menaruh ketertarikan Padahal Daud Beureueh notabene hanya kepada sosok ini. Khususnya peranan yang seorang ulama. Suatu keunikan tersendiri ia jalankan dan pengaruh yang ia miliki yang dimiliki oleh Daud Beureueh. Selama ketika membawa rakyat Aceh melewati menjabat sebagai gubernur militer, ia masa-masa sulit, masa revolusi. Namun, mampu membentuk Tentara Nasional dewasa ini Daud Beureueh seakan-akan Indonesia (TNI) di Aceh. Selain itu, hanya dikenal sebagai seseorang dengan hal yang mungkin tidak akan pernah predikat buruk yang tidak lain sebagai dilupakan oleh seluruh rakyat Indonesia pemimpin DI/TII di Aceh. Padahal adalah sumbangsih yang diberikan oleh beberapa masa sebelumnya ia adalah sosok masyarakat Aceh kepada Indonesia berupa penting bagi rakyat Aceh dan Indonesia. pesawat terbang. Terkumpulnya biaya Hal tersebut dibuktikan dengan rekam untuk pembelian pesawat terbang ini pun jejak yang dimilikinya. Daud Beureueh tidak lepas dari peranan seorang Daud pernah menduduki jabatan yang strategis Beureueh. dalam dalam beberapa organisasi. Ia Dalam kunjungan Presiden Soekarno pernah menjabat sebagai ketua Persatuan ke Aceh saat beliau berpidato di Lapangan Ulama Seluruh Aceh (PUSA), sebuah Blang Padang, Kutaraja tanggal 16 Juni organisasi keagamaan yang bergerak di 1948. Bung Karno mengatakan bahwa bidang pendidikan, sosial, dan keagamaan. Aceh adalah daerah modal. Beliau Selain itu, pada organisasi kemiliteran, ia mengibaratkan Aceh sebagai sebuah pernah menjabat sebagai gubernur militer payung. Kalaupun Republik hanya tinggal yang meliputi wilayah Aceh, Langkat, selebar payung, kita akan terus berjuang dan Tanah Karo. Ia pun tak segan untuk dengan modal daerah selebar payung mendorong kaum muda Aceh untuk itulah kita merebut daerah lain (Sufi, dkk, melawan Belanda (Lapian, dkk, hlm. 1996, 1997, hlm. 70). hlm. 14). Posisi yang pernah diemban Namun, semua hal yang telah olehnya itu, berhasil ia maksimalkan diperjuangkan oleh Daud Beureueh seakan sekaligus memanfaatkannya dengan baik tidak dihargai oleh pemerintah pusat untuk kepentingan rakyat Aceh juga bagi menjelang masa revolusi berakhir. Pasca kepentingan bangsa Indonesia. Tidak salah pengakuan kedaulatan kepada Indonesia apabila Piekaar (dalam Ibrahimy 2001, sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar, hlm. 267) mengatakan bahwa “di antara status wilayah Aceh mengalami perubahan. ratusan, mungkin ribuan ulama-ulama di Hal ini berujung kepada penolakan dari Aceh, Daud Beureueh adalah yang paling Daud Beureueh sehingga ia mulai tidak berpengaruh” memercayai Pemerintah Pusat. Pada Penulis membatasi ruang lingkup akhirnya, perubahan status wilayah Aceh yang dikaji,
Recommended publications
  • Pelaksanaan Syariat Islam Di Aceh Sebagai Otonomi Khusus Yang Simetris
    Prof. Dr. Al Yasa` Abubakar, MA. PELAKSANAAN Syariat Islam DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (Sejarah Dan Perjuangan) Dinas Syariat Islam Aceh Tahun 2020 PELAKSANAAN SYARIAT ISLAM DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (SEJARAH DAN PERJUANGAN) Prof. Dr. Al Yasa` Abubakar, MA. Editor : DR. EMK. Alidar, S.Ag., M.Hum Tata Letak Isi : Muhammad Sufri Desain Cover : Syahreza Diterbitkan oleh: Dinas Syariat Islam Aceh Jln T. Nyak Arief No.221, Jeulingke. Banda Aceh Email : [email protected] Telp : (0651) 7551313 Fax : (0651) 7551312, (0651) 7551314 Bekerjasama dengan Percetakan: CV. Rumoh Cetak Jalan Utama Rukoh, Syiahkuala, Banda Aceh Email: [email protected] | Hp: 08116888292 Dinas Syariat Islam Aceh viii + 224 hlm. 14 x 21 cm. ISBN. 978-602-58950-5-0 Pengantar penulis BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Puji dan syukur penulis persembahkan ke hadirat Allah Swt. atas segala karunia dan rahmat yang dilimpahkan- Nya, shalawat dan salam penulis haturkan ke pangkuan Nabi Muhammad Rasul penutup dan penghulu para nabi--yang diutus sebagai rahmat untuk semesta alam, serta kepada semua keluarga dan Sahabat beliau. Dengan izin serta karunia Allah Swt. penulisn buku dengn judul PELAKSANAAN SYARIAT ISLAM DI ACEH SEBAGAI OTONOMI KHUSUS YANG ASIMETRIS (Sejarah Dan Perjuangan) telah dapat penulis rampungkan dan selesaikan penulisannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penulis, dengan caranya masing-masing, sehingga tulisan ini dapat penulis rampungkan. Terutama sekali kepada para mahasiswa, para peneliti dan para peminat yang sering mengajukan pertanyaan yang tajam dan menggelitik, kritik yang pedas, atau pujian berlebihan yang tidak menggembirakan, baik mengenai isi buku yang penulis tulis, atau juga mengenai kebijakan, dan kenyataan nyata pelaksanaan qanun- qanun yang berkaitan dengna syariat Islam selama ini.
    [Show full text]
  • What Is Indonesian Islam?
    M. Laffan, draft paper prepared for discussion at the UCLA symposium ‘Islam and Southeast Asia’, May 15 2006 What is Indonesian Islam? Michael Laffan, History Department, Princeton University* Abstract This paper is a preliminary essay thinking about the concept of an Indonesian Islam. After considering the impact of the ideas of Geertz and Benda in shaping the current contours of what is assumed to fit within this category, and how their notions were built on the principle that the region was far more multivocal in the past than the present, it turns to consider whether, prior to the existance of Indonesia, there was ever such a notion as Jawi Islam and questions what modern Indonesians make of their own Islamic history and its impact on the making of their religious subjectivities. What about Indonesian Islam? Before I begin I would like to present you with three recent statements reflecting either directly or indirectly on assumptions about Indonesian Islam. The first is the response of an Australian academic to the situation in Aceh after the 2004 tsunami, the second and third have been made of late by Indonesian scholars The traditionalist Muslims of Aceh, with their mystical, Sufistic approach to life and faith, are a world away from the fundamentalist Islamists of Saudi Arabia and some other Arab states. The Acehnese have never been particularly open to the bigoted "reformism" of radical Islamist groups linked to Saudi Arabia. … Perhaps it is for this reason that aid for Aceh has been so slow coming from wealthy Arab nations such as Saudi Arabia.1 * This, admittedly in-house, piece presented at the UCLA Colloquium on Islam and Southeast Asia: Local, National and Transnational Studies on May 15, 2006, is very much a tentative first stab in the direction I am taking in my current project on the Making of Indonesian Islam.
    [Show full text]
  • NO Store Address Store Location Phone No 1 Gandaria City Jl Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta. 2Nd Floor, Island Un
    NO Store Address Store Location Phone No 2nd Floor, Island Unit Gandaria Jl Sultan Iskandar Muda, Kebayoran #202, In Front of 1 City Lama, Jakarta. Celebrity Fitness 0877 7501 8199 Food Society Ground Floor unit#18, Beside of Kota Jl Raya Casablanca kav.88, Tebet, Remboelan Restaurant / 2 Kasablanka Jakarta Selatan. Levi's Store 0818 885 393 Lotte Lower Ground Floor Shopping Jl Prof Dr. Satrio kav.3-5 Karet unit#39, beside of 3 Avenue Kuningan, Jakarta Selatan Auntie Anne's or BACCO 0817 4848 802 World Trade Basement Floor (next to 4 Center 6 Jl Jend Sudirman kav. 29, Jakarta Dunkin Donuts) 0817 6799 583 Ground Floor unit#15, Jl. Boulevard Jend Sudirman 1110, near to Parking Area / 5 MaxxBox Lippo Village, Tangerang Primo Supermarket 0818 885 395 Lower Ground Floor unit#LG-A, in front of Pacific Jl Jend Sudirman kav. 52- 53, SCBD KemChicks or The Body 6 Place Jakarta, Jakarta Selatan Shop 0817 0116 805 Mall Alam Jl Jalur Sutera Barat kav.16, Pinang, Ground Floor, Island 7 Sutera Alam Sutera, Tangerang Unit#06 0877 7501 8197 Kuningan Jl Prof Dr. Satrio kav.18, Karet Lower Ground Floor Pop 8 City Kuningan, Jakarta Selatan Up Stall I no.2 0811 - 8711302 Gedung Oakwood, Jl Lingkar Mega Kuningan blok E4.2 beside of Grha XL 9 Oakwood no.1, Mega Kuningan, Jakarta Building, First Floor 0817 4848 799 West Mall, Lower Ground (ifo BCA kantor kas Grand Jl MH Thamrin no.1, Menteng, Jakarta Cabang Grand Indonesia 10 Indonesia Pusat / Food Hall), WM-LG-IC-C 0817 4848 803 Rumah Sakit Puri Jl.
    [Show full text]
  • The Punishment of Islamic Sex Crimes in a Modern Legal System the Islamic Qanun of Aceh, Indonesia
    CAMMACK.FINAL3 (DO NOT DELETE) 6/1/2016 5:02 PM THE PUNISHMENT OF ISLAMIC SEX CRIMES IN A MODERN LEGAL SYSTEM THE ISLAMIC QANUN OF ACEH, INDONESIA Mark Cammack The role of Islamic law as state law was significantly reduced over the course of the nineteenth and twentieth centuries. This decline in the importance of Islamic doctrine has been attributed primarily to the spread of European colonialism. The western powers that ruled Muslim lands replaced much of the existing law in colonized territories with laws modeled after those applied in the home country. The trend toward a narrower role for Islamic law reversed itself in the latter part of the twentieth century. Since the 1970s, a number of majority Muslim states have passed laws prescribing the application of a form of Islamic law on matters that had long been governed exclusively by laws derived from the western legal tradition. A central objective of many of these Islamization programs has been to implement Islamic criminal law, and a large share of the new Islamic crimes that have been passed relate to sex offenses. This paper looks at the enactment and enforcement of recent criminal legislation involving sexual morality in the Indonesian province of Aceh. In the early 2000s, the provincial legislature for Aceh passed a series of laws prescribing punishments for Islamic crimes, the first such legislation in the country’s history. The first piece of legislation, enacted in 2002, authorizes punishment in the form of imprisonment, fine, or caning for acts defined as violating Islamic orthodoxy or religious practice.1 The 2002 statute also established an Islamic police force called the Wilayatul Hisbah charged 1.
    [Show full text]
  • Ulama Aceh Dalam Melahirkan Human Resource Di Aceh
    ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH Tim penulis: Muhammad Thalal, Fauzi Saleh, Jabbar Sabil, Kalam Daud, Samsul Bahri, Ismail Muhammad, Mulyadi Nurdin, Ayyub AR, Fuad Ramly, Firdaus M. Yunus, Ismail, Nab Bahany AS, Anton Widyanto, Hardiansyah, Ikhram M. Amin, Imran Muhammad, Jamaluddin Thayyib, Syamsuar Basyariah, Ruslan Editor: Muliadi Kurdi PERPUSTAKAAN NASIONAL: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT) ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH Edisi pertama, Cet. 1 tahun 2010 Yayasan Aceh Mandiri, Banda Aceh, 2010 xvi + 294 hlm, 16 x 24 cm ISBN 978-602-95838-8-5 HAK CIPTA PADA PENULIS Hak cipta dilindungi undang-undang Cetakan pertama, Nopember 2009 Tim penulis: Muhammad Thalal, Fauzi Saleh, Jabbar Sabil, Kalam Daud, Samsul Bahri, Ismail Muhammad, Mulyadi Nurdin, Ayyub AR, Fuad Ramly, Firdaus M. Yunus, Ismail, Nab Bahany As, Anton Widyanto, Hardiansyah, Ikhram M. Amin, Imran Muhammad, Syamsuar Basyariah, Jamaluddin Thayyib, Ruslan Editor: Muliadi Kurdi Disain sampul dan tataletak: Jabbar Sabil Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Yayasan Aceh Mandiri 2010 M/1431 H Sambutan Ketua Komisi A DPR Aceh Puji dan syukur kita panjatkan kehadhirat Allah Swt., v yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurahkan ke pangkuan junjungan ‘alam Nabi Besar Muhammad saw., sahabat dan keluarga beliau sekalian. Dalam Alquran surat al-‘Alaq Allah Swt., menjelaskan bahwa Dia mengajarkan manusia dengan qalam. Artinya qalam secara simbolik memilik makna bahwa pentingnya tulisan, uraian dan karangan yang menyingkap hukum dan hikmah. Qalam pernah mengantarkan umat Islam ke alam kemajuan dan keemasan (golden age).
    [Show full text]
  • Curbing Corruption in Tsunami Relief Operations
    Curbing Corruption in Tsunami Relief Operations Proceedings of the Jakarta Expert Meeting organized by the ADB/OECD Anti-Corruption Initiative for Asia and the Pacific and Transparency International, and hosted by the Government of Indonesia Jakarta, Indonesia 7–8 April 2005 Asian Development Bank Organisation for Economic Co-operation and Development Transparency International 05-4168CurbingPrelim.pmd 1 27/08/2005, 1:53 PM © 2005 Asian Development Bank, Organisation for Economic Co-operation and Development, Transparency International All rights reserved This publication was prepared by the Secretariat of the ADB-OECD Anti- Corruption Initiative for Asia-Pacific comprising staff of the Asian Development Bank (ADB) and Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), and by Transparency International (TI). The findings, interpretations, and conclusions expressed in it do not necessarily represent the views of ADB or those of its member governments, of the OECD and its member countries, or of Transparency International and its member chapters. ADB, OECD, and TI do not guarantee the accuracy of the data included in this publication and accept no responsibility whatsoever for any consequences of their use. The term “country” does not imply any judgment by ADB, OECD, and TI as to the legal or other status of any territorial entity. ISBN 971-561-594-5 Publication Stock No. 080705 Published by the Asian Development Bank P.O. Box 789, 0980 Manila, Philippines 05-4168CurbingPrelim.pmd 2 27/08/2005, 1:53 PM Table of Contents Abbreviations and Acronyms v Foreword vii Meeting Conclusions and Framework for Action 1 Summary of Proceedings 7 Issue Papers 1.
    [Show full text]
  • Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R
    GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA PENGARAH Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan) Triana Wulandari (Direktur Sejarah) NARASUMBER Suharja, Mohammad Iskandar, Mirwan Andan EDITOR Mukhlis PaEni, Kasijanto Sastrodinomo PEMBACA UTAMA Anhar Gonggong, Susanto Zuhdi, Triana Wulandari PENULIS Andi Lili Evita, Helen, Hendi Johari, I Gusti Agung Ayu Ratih Linda Sunarti, Martin Sitompul, Raisa Kamila, Taufik Ahmad SEKRETARIAT DAN PRODUKSI Tirmizi, Isak Purba, Bariyo, Haryanto Maemunah, Dwi Artiningsih Budi Harjo Sayoga, Esti Warastika, Martina Safitry, Dirga Fawakih TATA LETAK DAN GRAFIS Rawan Kurniawan, M Abduh Husain PENERBIT: Direktorat Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Tlp/Fax: 021-572504 2017 ISBN: 978-602-1289-72-3 SAMBUTAN Direktur Sejarah Dalam sejarah perjalanan bangsa, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh yang kiprah dan pemikirannya tetap hidup, menginspirasi dan relevan hingga kini. Mereka adalah para tokoh yang dengan gigih berjuang menegakkan kedaulatan bangsa. Kisah perjuangan mereka penting untuk dicatat dan diabadikan sebagai bahan inspirasi generasi bangsa kini, dan akan datang, agar generasi bangsa yang tumbuh kelak tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter. Oleh karena itu, dalam upaya mengabadikan nilai-nilai inspiratif para tokoh pahlawan tersebut Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan penulisan sejarah pahlawan nasional. Kisah pahlawan nasional secara umum telah banyak ditulis. Namun penulisan kisah pahlawan nasional kali ini akan menekankan peranan tokoh gubernur pertama Republik Indonesia yang menjabat pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para tokoh tersebut adalah Teuku Mohammad Hasan (Sumatra), Soetardjo Kartohadikoesoemo (Jawa Barat), R. Pandji Soeroso (Jawa Tengah), R.
    [Show full text]
  • Perancangan Buku Ilustrasi Laksamana Keumalahayati
    PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI LAKSAMANA KEUMALAHAYATI Laporan Tugas Akhir Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain (S.Ds.) Nama : Nadya Chandra NIM : 00000010581 Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas : Seni & Desain UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur yang penulis dapat panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Proposal Perancangan Tugas Akhir ini. Besar harapan penulis untuk dapat berperan bagi bangsa dengan mengabadikan jasa salah satu Pahlawan Nasional Wanita Indonesia yaitu Laksamana Keumalahayati yang atas keberanian dan kecerdasannya sempat memporakporandakan dan membuat gentar angkatan laut para penjajah tanah air di bumi Aceh. Melihat fakta bahwa jasa beliau masih kurang dikenang di masyarakat, penulis berkeinginan besar untuk menulis informasi berupa buku ilustrasi untuk khalayak, khususnya untuk anak-anak sekolah dasar yang memiliki keingintahuan yang tinggi. Semoga melalui perancangan tugas akhir ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca, baik dari laporan maupun hasil karya akhir dan dapat mengingatkan kembali pentingnya untuk mengabadikan sejarah tanah air kita. Terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu proses Tugas Akhir penulis, yakni sebagai berikut: 1. Mohammad Rizaldi, S.T., M.Ds., selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara. 2. Prima Murti Rane, M.Ds., selaku Dosen Pembimbing. 3. Endang Moerdopo selaku penulis buku Laksamana Keumalahayati serta Bu Retno selaku In-Chief Editor Elex Media Komputindo 4. Donny Djuanda, Nina Chandra, dan Aldo Sebastian Chandra selaku keluarga dan Aditya Satyagraha, S.Sn., M.Ds., Dennis Vincentius, iv ABSTRAKSI Pahlawan Nasional merupakan gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia dan gelar tersebut diberikan kepada seseorang atas tindakan yang heroic dan sejauh ini terdapat 173 orang Pahlawan Nasional di Indonesia, yaitu terdiri dari 160 pria dan 13 wanita menurut Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
    [Show full text]
  • COMPANY MEMBERS Updated: June 2020 2019 No
    COMPANY MEMBERS Updated: June 2020 2019 No. Company Address Telephone Fax Representative 1 BP Indonesia (Upstream) Arkadia Office Complex, Tower B, C, D, E (62-21) 7883-8000 (62-21) 7883-8333 Mr. Nader Zaki Jl. T.B. Simatupang Kav. 88 Regional President Jakarta 12520 BP Asia Pacific Indonesia 2 Chevron Indonesia Sentral Senayan 1 - 18th Floor (62-21) 573-1020 (62-21) 573-1030 Mr. Kevin Lyon Jl. Asia Afrika No.8 President Jakarta 10270 Indonesia 3 CITIC Seram Energy Limited Menara Citibank - 6th Floor (62-21) 766-2840 (62-21) 766-2845 Mr. Deng Yuanzhong Jl. Metro Pondok Indah Kav. II BA President Jakarta 12310 Indonesia 4 ConocoPhillips (Grissik) Ltd. Ratu Prabu 2 Building (62-21) 7854-1000 (62-21) 7854-2680 Mr. Bijan Agarwal Jl. T.B. Simatupang Kav. 1B President & General Manager Jakarta 12560 Indonesia 5 Eni Indonesia Limited Pondok Indah Office Tower 3, (62-21) 3040-4000 (62-21) 3040-4040 Mr. Diego Portoghese 19th-22nd Floor Managing Director Jl. Sultan Iskandar Muda Kav. V-TA Jakarta 12310 Indonesia 6 ExxonMobil Cepu Limited Wisma GKBI (62-21) 571-5010 (62-21) 574-0606 Mrs. Melanie Cook Jl. Jendral Sudirman No. 28 President Jakarta 10210 Indonesia 7 Genting Oil Kasuri Pte. Ltd. DBS Bank Tower -16th Floor, (62-21) 2988-7700 (62-21) 2988-7701 Mr. Nara Nilandaroe Ciputra World 1 General Manager Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5 Jakarta 12940 Indonesia COMPANY MEMBERS Updated: June 2020 2019 8 Harpindo Mitra Kharisma, PT Graha Kapital 1 Unit S 303A, 3rd Floor (62-21) 718-0785 (62-21) 719-9613 Mr.
    [Show full text]
  • Eunuchs and Concubines in the History of Islamic Southeast Asia
    EUNUCHS AND Moreover, they were always of servile CONCUBINES IN THE status, as the holy law demanded. In Southeast Asia, in contrast, concubines HISTORY OF ISLAMIC (gundik) were sometimes free, and SOUTHEAST ASIA eunuchs (sida-sida) mysteriously dis- appeared around 1700. William Gervase Clarence- 1 Unfortunately, the nature of these Smith practices in Islamic Southeast Asia is hard to unravel, as they are covered by a veil of silence. Servitude itself is seen as highly Abstract embarrassing (Salman 2001). 'Sexual aberrations' merely compound the In the early 17th century, male servant embarrassment, and outsiders writing eunuchs were common, notably at the about such matters easily attract Persianised Acehnese court of Iskandar accusations of 'Orientalism' and Muda. By mid-century, the castration of 'voyeurism.' This is unfortunate, because a male slaves mysteriously disappeared. study of these topics helps to illuminate Concubinage, however, lasted much historical specificities pertaining to both longer. While there were sporadic Islam and sexuality in the region. attempts to stamp out abuses, for example sexual relations with pre-pubescent slave Concubinage in Islam girls, and possibly, clitoridectomy, a reasoned rejection of the institution of Across Islamdom, the ulama accepted that concubinage on religious grounds failed a man could have an unlimited number of to emerge. This paper discusses the sexual servile concubines. Quranic references to treatment of slaves across Islamic 'those whom your right hand possesses' Southeast Asia, a subject which sheds seemed to justify the institution, and the important light on historical specificities Prophet himself was believed to have pertaining to both Islam and sexuality in owned two concubines in the latter stages the region, yet which continues to be of his life (Ruthven 2000: 57, 62-3, Awde treated with silence, embarrassment or 2000: 10, Zaidi 1935).
    [Show full text]
  • BAB II TEUKU NYAK ARIF A. Genealogi Teuku Nyak Arif Teuku
    BAB II TEUKU NYAK ARIF A. Genealogi Teuku Nyak Arif Teuku Nyak Arif dan Panglima Polem sesungguhnya masih keluarga keturunan dari Sultan Alauddin Inayat Syah. Menurut daftar silsilah, Sultan Alauddin Inayat Syah mempunyai dua orang anak, yaitu: Sultan Muzaffar Syah dan Sultan Munawar Syah.1 Teuku Nyak Arif dilahirkan pada tanggal 17 Juli 1899 di Ulee-lee, Banda Aceh. Ayahnya bernama Teuku Nyak Banta yang bernama lengkap Teuku Sri Imeum Nyak Banta, Panglima (kepala daerah) Sagi XXVI Mukim. Ibunya bernama Cut Nyak Rayeuh, bangsawan di daerah Ulee-lee juga. Teuku Nyak Arif adalah anak ketiga dari lima bersaudara, dua laki-laki dan tiga perempuan, yaitu Cut Nyak Asmah, Cut Nyak Mariah, Teuku Nyak Arif, Cut Nyak Samsiah dan Teuku Moh. Yusuf. Saudara tirinya dilahirkan dari dua orang isteri ayahnya yang lain, yaitu tiga perempuan dan dua laki-laki. Namanya telah menunjukkan, bahwa Teuku Nyak Arif seorang bangsawan Aceh karena dari garis keturunan seorang bangsawan. Istri Teuku Nyak Banta yang kedua bernama Cut Nyak Cahaya. Dari istrinya yang kedua ini Teuku Nyak Banta mendapat empat orang anak, yaitu Cut Nyak Ubit, Cut Nyak Tengoh, Cut Nyak Maneh dan Teuku Abdul Hamid. Dari istri yang ketiga Teuku Nyak Banta mempunyai seorang anak, yaitu Teuku Daud. Rasa persaudaraan diantara anak-anaknya berhasil dibina 1 Kamajaya, Lima Putera…, 47. 16 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 17 oleh Teuku Nyak Banta. Kebiasaan itu berlaku tidak hanya ketika beliau masih hidup, tetapi juga sesudah beliau meninggal dunia.
    [Show full text]
  • BADAN USAHA NIAGA BBG DENGAN STATUS LAPORAN : RUTIN No Nama Badan Usaha Alamat 1 PT Aksara Andalan Prima Jln
    BADAN USAHA PEMEGANG IZIN USAHA NIAGA GAS (Status 7 Mei 2018) BADAN USAHA NIAGA BBG DENGAN STATUS LAPORAN : RUTIN No Nama Badan Usaha Alamat 1 PT Aksara Andalan Prima Jln. Raya Pondok Gede No. 2 Hek Kramat Jati, Jaktim BADAN USAHA NIAGA BBG DENGAN STATUS LAPORAN : TIDAK RUTIN No Nama Badan Usaha Alamat 1 PT T Energy Gedung Surya, Lantai 11, Jl. M.H. Thamrin Kav. 9 BADAN USAHA NIAGA BBG DENGAN STATUS LAPORAN : TIDAK LAPORAN No Nama Badan Usaha Alamat - - - BADAN USAHA NIAGA CNG DENGAN STATUS LAPORAN : RUTIN No Nama Badan Usaha Alamat Talavera Office Park Lantai 28 1 PT Titis Sampurna Jln. TB. Simatupang Kav. 22-26 Cilandak Jaksel Menara Bidakara Lt. 6 2 PT Granary Global Energy Jln. Gatot Subroto Kav. 71-73 Jaksel 4 PT Otto Nusantara Energy Puri Indah Blok E-10 Suko, Sidoarjo Jln. Tegalsari No. 107 5 PT Citra Nusantara Energi Kel. Tegalsari, Kec Tegalsari, Surabaya Gedung Promotor Lantai 3B 6 PT Petross Gas Jl. Teuku Nyak Arif No. 14 Simprug Jakarta Wisma AKR 3rd Floor, Suite 308 2 PT Cipta Niaga Gas Jl. Panjang No. 5, Kebon Jeruk Crown Palace Blok C-15 3 PT Java Energy Semesta Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH No. 231 Jaksel BADAN USAHA NIAGA CNG DENGAN STATUS LAPORAN : TIDAK RUTIN No Nama Badan Usaha Alamat Menara Karya Lantai 7 1 PT Citra Nusantara Gemilang Jl. H.R. rasuna Said Kav. 1-2 2 PT Berkah Mirza Insani JakpusJalan Kramat Raya 7-9 Blok A 20-21 Equity Tower 29th Floor unit E 3 PT Bahtera Abadi Gas Sudirman Central Business District (SCBD) Lot.
    [Show full text]