Pendidikan Pesantren Dan Perkembangan Sosial Kemasyarakatan (Studi Atas Pemikiran K.H
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pendidikan Pesantren Dan Perkembangan Sosial Kemasyarakatan (Studi Atas Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’ie) UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4 Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi. Pembatasan Pelindungan Pasal 26 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap: i. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual; ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan; iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran. Sanksi Pelanggaran Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Pendidikan Pesantren Dan Perkembangan Sosial-Kemasyarakatan (Studi Atas Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’ie) Hasbi Indra PENDIDIKAN PESANTREN DAN PERKEMBANGAN SOSIAL- KEMASYARAKATAN (STUDI ATAS PEMIKIRAN K.H. ABDULLAH SYAFI’IE) Hasbi Indra Editor : Dr.Hj.Imas Kania Rahman, P.Pdi Proofreader : Nama Desain Cover : Nama Tata Letak Isi : Tia Dwijayanti Sumber Gambar : Sumber Cetakan Pertama: Januari 2018 Hak Cipta 2017, Pada Penulis Isi diluar tanggung jawab percetakan Copyright © 2017 by Deepublish Publisher All Right Reserved Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA) Anggota IKAPI (076/DIY/2012) Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581 Telp/Faks: (0274) 4533427 Website: www.deepublish.co.id www.penerbitdeepublish.com E-mail: [email protected] Katalog Dalam Terbitan (KDT) INDRA, Hasbi Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial-Kemasyarakatan (Studi Atas Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’ie)/oleh Hasbi Indra.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta: Deepublish, Januari-2018. xii, 249 hlm.; Uk:17.5x25 cm ISBN 978-Nomor ISBN 1. Klasifikasi Buku I. Judul No.DDC PEDOMAN TRANSLITERASI ك = k ض = dl د = D ا = a ل = l ط = th ذ = Dz ب = b م = m ظ = zh ر = R ت = t ن = n ع = , ز = Z ث = ts و = w غ = gh س = S ج = j هـ = h ف = f ش = Sy ح = h ي = y ق = q ص = Sh خ = kh Ãã = Panjang أَ وْ = Aw Ĩĩ = Panjang أُ وْ = Uw Ũũ = Panjang أَْ يْ = Ay إِ يْ = Iy v CATATAN EDITOR Pesantren lembaga pendidikan yang tidak asing lagi di telinga ummat sebagai lembaga pendidikan yang telah berperan di tengah bangsa. Lembaga yang lahir jauh sebelum Indonesia mardeka. Kelahirannya dalam pandangan ilmuan muslim telah eksis berabad silang yang didirikan dan dikembangkan oleh Walisongo, penyebar Islam yang berhasil di Nusantara dengan penyebaran yang persuasif dan damai. Lembaga pendidian ini kemudian mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Pesantren awalnya berbentuk Salafiyah berkembang menjadi Pesantren Moderen dan Pesanren Kombinasi. Pesantren Salafiyah santrinya belajar ilmu agama melalui kitab-kitab klasik; pesantren modern santrinya belajar ilmu agama dan non agama melalui kitab-kitab post klasik, lalu pesantren kombinasi di dalamnya didirikan sekolah formal, santri belajar agama melaluik kitab klasik setelah mereka belajar di sekolah formal di waktu sore atau malam hari. Pesantren melalui tuntutan zaman selalu mengalami perubahan, apakah itu zaman pertanian, zaman industri dan zaman yang maju sekarang ini. Suatu zaman di mana manusia sebelumnya lebih banyak mengunakan otot, kemudian beralih lebih banyak menggunkan otak, dari zaman yang serba lambat berubah menjadi serba cepat. Untuk menunjang hidupnya lebih banyak mengandalkan kekuatan di luar dirinya, lalu beralih mengandalkan potensi dirinya. Perubahan- perubahan yang terjadi dalam diri manusia dan bagaimana merespon perkembangan yang ada, inilah yang hendak di bangun di pendidikan pesantren. Pendidikan pesantren yang terletak di Jakarta merupakan produk seorang tokoh yang dalam hal ini K.H. Abdullah Syafi’ie, seperti pesantren pada umumnya memiliki beberapa elemen yang menandainya yang menurut Zamakhsyari Dhohir (Tradisi Pesantren, LP3ES, 1985) – pertama, pondok, kedua, mesjid, ketiga, santri, dan keempat, kyai. Kyai sebagai motor dan menentukan eksistensi pesantren dalam perkembangannya. Sang kyai sebagai tokoh sentral terkadang menentukan hidup- matinya sebuah pesantren, apabila sang tokoh dipanggil oleh Tuhan vi atau wafat, atau sang kyai beralih profesi lain menggeluti dunia politik misalnya akan mempengaruhi kualitas serta eksistensi pesantren tersebut di tengah masyarakat. Tidak jarang pula, kematian sang kyai membawa pula “kematian” bagi lembaga pesantren yang didirikannya. Biasanya Dunia politik dunia yang tidak sepenuhnya bagian dari dunia pengabdian sering orang tergoda hanya untuk memenuhi ambisi kekuasaan atau cenderung mengejar hal-hal yang bersifat material dan jauh dari ketulusan yang sejati. Buku Hasbi ini membahas tentang dunia pesantren melalui pemikiran seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren besar di Jakarta, sang tokoh yakni K.H. Abdullah Syafi’ie. Ketokohannya terbentuk setelah melalui pergaulan intelektualnya yang kompleks dan melalui berbagai peran yang dimainkannya selama ia berkiprah di masyarakat. Melalui gerak langkah yang bukan hanya berbicara dari satu podium ke podium yang lain, tetapi, ia melakukan gerak langkah nyata dari apa yang dia katakan tentang pentingnya beragama, tentang pentingnya memiliki ilmu dalam kehidupan, pentingnya membuat manusia sadar dalam beragama dan memiliki kesadaran untuk ikut memperbaiki masyarakatnya. Ia menghadirkan lembaga- lembaga pendidikan Islam – yang bernama Perguruan Islam Asy- Syafi’iyah, sejak dari TK hingga PT – melalui pergaulananya serta pengalamannya baik di dalam negeri maupun luar negeri menjadi perbandingan baginya bahwa pendidikan yang dia lihat yang beraneka ragam memberi pengaruh kepadanya dalam merespon berbagai perkembangan masyarakat yang ada. Hasbi Indra, penulis buku ini, mencoba menelaah berbagai elemen pemikiran tokoh masyarakat Betawi ini ke dalam sebuah buku yang diangkat dari disertasi doktornya yang ber judul, “Pemikiran K.H. Adullah Syafi’ie tentang Pendidikan Pesantren dan Praksinya,” yang ia beri judul Pendidikan Pesantren dan Perkembangan Sosial Kemasyarakatan (Studi atas Pemikiran K.H. Adullah Syafi’ie) Studi yang menggambarkan tentang pemikiran tokoh besar yang telah bergelut degan dunia pendidikan pesantren. K.H. Abdullah Syafi’ie dalam buku ini dipotret kiprah pemikirannya di bidang pendidikan, dakwah, maupun politik. Lebih jauh buku ini ingin melihat seberapa jauh kyai besar yang pernah dimiliki masyarakat Betawi ini mendirikan pendidikan pesantrennya vii telah merespon zamannya mungkin masih relevan saat ini. Melalui kiprahnya pula ia memperoleh kehormatan dari masyarakatnya sebagai “ulama-intelektual” – ia sebagai ulama menjaga masyarakatnya dengan ajaran agama yang ia sampaikan di masjid, di radio atau di forum lainnya di Jakarta dan daerah lainnya. Jakarta sebagai kota metropolitan di mana ia berkiprah memang menyimpan banyak masalah, mulai dari persoalan pergaulan bebas, pelacuran, narkoba, korupsi, perampokan, pemerkosaan, dan pembunuhan, sampai persoalan selera hidup yang materialistis dan hedonistis. Semua agenda sosial yang bertali-temali itu, seolah menggugah kesadaran intelektualnya untuk berbuat. Karena itu, kehadirannya di bumi Jakarta yang kompleks, terasa relevan untuk ukuran zamannya. Respons intelektual yang diberikan untuk mengatasi persoalan sosial kemasyarakatan Jakarta di atas ia mendirikan institusi dakwah dan pendidikan. Pendidikan pesantren yang berbentuk Pesantren Salafiyah dan Kombinasi menjadi trade mark pesantren pada masanya. Hanya saja di Pesantrennya ia sentuh dengan modernisasi dimana santrinya juga belajar ilmu non agama dan juga keterampilan yang masih langka di pesantren jenis tersebut pada masanya. Selain itu di bidang pendidikan yang lainnya, ia bangun dalam bentuk Perguruan Islam Asy-Syafi’iyah di Jatiwaringin-Pondok Gede, Jakarta Timur merupakan lembaga pendidikan yang cukup raksasa pada masanya. Pemikirannya berkaitan dengan tujuan pendidikan pesatrennya untuk ukuran zamannya, justru sangat progresif dan responsif. Rumusan itu antara lain berbunyi, “ingin menciptakan kader ulama dan zu’ama Islam, pewaris bumi tercinta di masa mendatang.” Atau, dalam ungkapan Hasbi, ia bermaksud, membentuk manusia yang memiliki kualifikasi ulama plus, seseorang yang benar-benar menguasai ilmu agama sekaligus menguasai ilmu umum. Suatu gagasan yang baru populer di era