Danny, Visual Branding Makanan Tradisional… 91

Visual Branding Makanan Tradisional Makanan Getuk Lindri Dalam Konsep Modern

Branding Visual Of Traditional Getuk Lindri in A Modern Concept

Denny Santoso, Rinanda Purba Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni dan Desain, Universitas Potensi Utama [email protected]

ABSTRAK

Getuk lindri merupakan makanan tradisional dari jawa tengah dan jawa timur yang sudah lama pada masa penjajahan jepang, makanan ini di jaman sekarang khususnya dikota medan sudah sangat jarang ditemui karena makanan tidak lagi eksis pada jaman sekarangdan juga makanan tradisional ini sudah banyak yang tidak mengetahuinya khususnya bagi remaja-remaja di jaman ini. Sangat disayangkan jika makanan trsdisional yang sangat enak ini hilang dimakan oleh jaman kalah eksistensinya dengan makanan-makanan modern saat ini. Membuat Visual Branding Getuk Lindri ini bertujuan untuk memperkenalkan dan membudidayakan makanan tradisional getuk lindri sehingga di tahun-tahun yang akan datang makanan ini tidak dilupakan oleh anak-anak muda. Adapun metode pengumpulan data seperti bertanya kepada anak-anak muda dikota medan apakah mereka mengenal makanan getuk lindri, dari hasil pengumpulan data 85 orang dari 100 orang tidak mengetahuinya. Dari data yang didapatkan kemudian di analisis untuk mendapatkan apa masalahnya sehingga mereka tidak tahu makanan tradisional tersebut. Perancangan Visual Branding Getuk Lindri ini diharapkan dapat mengedukasi dan membudayakan makanan getuk lindri ini untuk anak-anak remaja di tahun-tahun yang akan datang selanjutnya.

Kata kunci : Visual Branding, Makanan Tradisional Getuk Lindri

ABSTRACT

Getuk lindri is a traditional food from Central Java and East Java that has been long in the Japanese occupation, this food in this day and age especially in the city of Medan is very rarely found because the food no longer exists in this day and also many traditional foods that do not know it especially for teenagers in this era. It is unfortunate if this very good traditional food is lost to be eaten by an era of inferior existence to modern foods. Visual Branding Getuk Lindri aims to introduce and cultivate traditional getuk lindri foods so that in the years to come these foods will not be forgotten by young children. The data collection methods such as asking young people in the city of Medan if they know getuk lindri food, from the results of data collection 85 out of 100 people do not know. From the data obtained later analyzed to get what the problem is so they do not know the traditional food. The design of the Visual Branding Getuk Lindri is expected to be able to educate and civilize this Lindind getuk food for teenagers in the coming years.

Keywords : Visual Branding, Linduk Getuk Traditional Food

1. PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang semakin pesat menyebabkan tren terus berganti dari tahun ke tahun. Hal ini tidak hanya berlaku dalam gaya hidup, tetapi juga berlaku untuk produk kuliner. Makanan ataupun jajanan dituntut agar terus mengikuti tren atau membangun tren agar tetap menjaga popularitasnya. Saat ini tren yang paling kuat adalah makanan atau jajanan yang memiliki tampilan

92. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1 yang menarik dan dapat merebut hati para konsumennya. Visual yang menarik dapat menjadi daya tarik masyarakat yang melihatnya. Penjual mengenalkan produk produk mereka dengan menggunakan media sosial karena media sosial banyak di akses anak anak muda. Kota Medan memiliki banyak kuliner khas, salah satu contohnya makanan tradisional yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat salah satunya yang berbahan dasar singkong yang bernama Getuk Lindri. Masyarakat kota Medan yang saat ini mengikuti tren masyarakat perkotaan. Banyak gaya hidup yang bergeser mengikuti laju perkembangan jaman. Hal ini berlaku pula untuk kuliner. Banyak masyarakat muda yang mulai lupa dengan makanan makanan tradisional karena banyak makanan moderen yang timbul di zaman ini .Tren seperti ini telah menjadi acuan tidak resmi suatu produk popular atau tidak. Produk Chrunch Banana, dan sang pisang, sangat diuntungkan dengan popularitas di media sosial. Produk yang menarik minat banyak orang adalah produk dengan kemasan tampilan yang menarik, unik dan tidak ketinggalan jaman. Jika produk sudah memiliki tampilan yang unik, popularitas pun dengan cepat dapat ikut naik. Karena dengan banyaknya orang yang membeli yang lain akan tertarik membeli, karena tampilan yang tidak biasa. Salah satu jajanan yang memiliki tampilan menarik secara alami adalah Getuk Lindri. Getuk Lindri adalah jajanan yang sudah ada sejak lama di kota Medan. Makanan ini memiliki rasa yang lezat, dan memiliki warna yang dapat menarik perhatian dengan mudah. Dan makanan ini sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat kota Medan. Hal ini menjadi poin lebih karena sudah lebih dulu dikenal. Dengan tampilan yang berciri khas dan menarik maka dengan mudah masyarakat akan tertarik. Tampilan yang memikat serta popularitas adalah hal penting dalam lakunya suatu produk. Dan dengan tampilan dan kemasan yang menarik maka Getuk Lindri akan memiliki tempat khusus di tengah masyarakat. Saat ini jajanan atau makanan baru yang bermunculan dengan tampilan menarik dan sudah memiliki peminat sendiri. Selain dikarenakan rasa juga karena kemasan yang memikat. Sehingga popularitas makanan dan jajanan ini sangat tinggi. Getuk Lindri popularitasnya sangat jauh di belakang makanan dengan kategori yang telah diuraikan sebelumnya, karena Getuk Lindri masih bersifat sangat tradisional. Masih menggunakan plastik biasa serta dibungkus dengan kertas bungkus nasi. Dengan kemasan seperti ini citra yang keluar adalah kuno, tidak berkelas, dan ketinggalan jaman. Hal ini menyebabkan Getuk Lindri kehilangan peminat. Getuk Lindri yang popularitasnya kian hari kian meredup akhirnya membuat jajanan khas ini semakin sulit dicari dari hari ke hari. Popularitas yang menurun ini dapat kembali ditingkatkan dengan cara melakukan perombakan visual identity dan dengan strategi marketing yang baik. Branding menjadi solusi karena Getuk Lindri tertinggal dari makanan atau jajanan lain hanya pada segmen ini. Telah diketahui Getuk Lindri biasanya terdapat di pasar pasar yang dijual hanya dengan menggunakan sepeda yang terdapat di pasar tradisional maupun di sekitaran wilayah tertentu di kota Medan. Membuat branding yang tepat maka Getuk Lindri dapat dinikmati dan tentunya banyak diminati masyarakat dari brand image yang dibangun serta pemasaran yang tepat sasaran dengan menjangkau anak muda sekarang dari media sosial ataupun media yang disukai banyak anak milineal sekarang. Salah satu usaha dalam branding Getuk Lindri adalah membuat brand image yang menarik dan merubah bentuk ataupun gaya dari konsep tradisional ke konsep yang lebih modern dan bentuk dari Getuk Lindri juga dibuat menjadi banyak variasi sehingga akan menjadi keunikan tersendiri. Studi Literatur Buku yang menjadi acuan dalam pengerjaan karya ini adalah

A. Power Branding Buku ini ditulis oleh A. B. Susanto dan Himawan Wijanarko pada tahun 2004, Buku ini memberiakan segala sesuatu tentang bagaimana kita mendirikan sebuah merek atau produk yang akan kita buat. Tidak hanya itu buku ini juga mengajarkan bagaimana kita membuat produk dengan dasar yang kuat serta di setiap sisi mempunyai makna tersendiri. Penulis menggunakan buku ini untuk membuat brand image yang mempunyai kekuatan yang kuat untuk membuat branding Getuk Lindri ini sehingga dasar dan konsep yang kuat bisa tertanam didalam brand image Getuk Lindri.

Danny, Visual Branding Makanan Tradisional… 93

B. Mendesain Logo Buku yang ditulis oleh Surianto Rustan pada tahun 2009 adalah buku untuk mendasari pemahaman mengapa logo dan identitas dibuat, serta mengetahui pengertian dan definisi- definisi untuk memahami sebuah logo, dan tahapan-tahapan membuat logo. Penulis menggunakan buku ini untuk membangun dan membentuk sebuah logo yang akan digunakan untuk wajah dari Getuk Lindri sehingga logo yang yang dibuat merupakan logo yang mempunyai nilai dan arti serta sifat dari Getuk Lindri sendiri.

C. The Art of Packaging Buku ini ditulis oleh Sri Julianti pada tahun 20014, buku ini mendasari tentang ruang lingkup suatu kemasan dan bagaimana proses desain sampai pada tahap pemasaran produk, dan juga penulis buku ini memberikan informasi tentang bahan bahan yang digunakan untuk membuat suatu kemasan ataua packaging. Penulis menggunakan buku ini untuk membuat suatu desain kemasan produk yang menarik dan juga dapat diterima oleh masyarakat khususnya di kota Medan.

D. Blue Ocean Strategy Buku ini ditulis oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne pada tahun 2005. Bagaimana bersaing dengan tangkas di perairan, mulai dari menganalisis struktur ekonomi yang mendasari sebuah industri, memilih posisi biaya rendah atau diferensiasi atau fokus yang strategis, hingga melakukan perbandingan dengan pesaing dalam kompetisi. Penulis menggunakan buku untuk membuat strategi pemasaran yang menarik dalam memasarkan produk Getuk Lindri agar diterima di kalangan anak anak muda dan untuk mengetahui siapa pesaing jajanan dari Getuk Lindri. E. The Power of Digital Marketing Buku ini ditulis oleh GM. Susanto pada tahun 2017 buku ini memberitahu kita bagaimana cara memasarkan dan strategi apa yang digunakan untuk memasarkan produk secara online. Penulis menggunakan buku ini untuk mempromosikan makanan getuk lindri ini dengan cara menggunakan media sosial secara online.

Tinjauan Karya Tinjauan karya penulis untuk visual branding ini adalah sebagai berikut :

1. Bernardi Dalam situsnya http://bernardi.co.id/profil/ rawon bernardi adalah salah satu inovasi yang dibuat oleh bernardi dari perusahaannya yang berpengolahan daging, bernardi fokus kepada pembuatan daging yang berkualitas, bernardi membuat suatu inovasi makanan tradisional yang dibuat secara praktis. Perbedaan dengan penulis buat iyalah bernardi tidak fokus kepada makanan tradisional iya hanya lebih membuat bermacam macam olahan daging, penulis mengangkat dan memfokuskan kepada makanan tradisional Getuk Lindri.

2. Bu Tjitro 1925 Dalam situsnya http://gudegbutjitro1925.com Gudeg adalah makanan tradisional dari Jogjakarta, seiring perkembangan jaman yang semakin pesat, penyajian dan kemasan gudeg dari dulu sampai sekarang, sehingga dibutuhkan strategi dan terobosan baru untuk memenangkan persaingan global. Sebagai langkah maju Bu Tjitro 1925 Restaurant, meluncurkan produk higienis yaitu gudeg kaleng Bu Tjitro 1925. Perbedaan dengan Getuk Lindri yang penulis buat adalah kemasan yang di sajikan untuk getuk lebih menarik dan tidak berbentuk kaleng karena penulis juga berfikir untuk tidak mencemarkan lingkungan. 3. Mommy Menurut situs http://mblusuk.com Makanan tradisional khas sunda ini dibuat secara modern tanpa mengubah cita rasanya sendiri, Seblak Mommy mempunyai visual yang menarik desain yang dibuat oleh desainernya menggunakan konsep flat design .

94. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Perbedaan dengan desain penulis iyalah penulis membuat desain dengan menggunakan aliran de stilj yang cukup menarik dan moderen dari warna warnanya. 4. Cubit Di dalam situs https://pergikuliner.com/catalogs/kue-cubit Kue cubit merupakan salah satu kue asli yang belakangan ini kembali popular, dan saat ini pilihan rasa kue cubit sudah banyak varian hingga toping yang beranekaragam, salah satunya yang dijual di cafe d’cubitz mereka menawarkan banyak varian rasa dan toping untuk dipesan. Perbedaan dengan Getuk Lindri yang penulis buat iyalah, Getuk Lindri tidak dipasarkan di restaurant ataupun cafe karena, strategi pemasarannya tidak lepas dari jajanan pinggir jalan dengan konsep yang moderen juga bentuk yang unik dibuat untuk menarik perhatian pembeli. 5. Martabak Manis Pitstop Dalam situs mereka http://martabakpitstop.business.site/#summary Martabak adalah jajanan tradisional yang sudah ada dari dulu seiiring perkembangan jaman martabak ini sudah dibuat sebagai makanan yang tidak ketinggalan jaman, Pitstop menawarkan martabak yang berbentuk pizza dengan toping yang berbeda, sehingga banyak varian rasa di satu martabak yang berbentuk pizza tersebut. Perbedaan dengan Penulis buat iyalah dari segi bentuk yang simple tidak besar dan penyajiaan take away yang menarik.

Penulis melakukan pengumpulan data di lapangan di kota medan dan sekitarnya, pengamatan serta membuat pertanyaan untuk anak anak muda yang akan ditanyakan sudah dibuat dan siap di ajukan kepada kaum kaum muda di kota medan. Penulis mendapatkan 150 anak remaja yang dapat ditanyakan untuk menjawab pertanyaan yang sudah penulis buat, penulis melakukannya secara lisan untuk menanyakannya, kalimat yang yang ditanyakan adalah apakah kakak atau abang tahu makanan tradisional Getuk Lindri ?, dari 150 orang yang penulis tanya 110 di antaranya tidak mengetahui makanan Getuk Lindri tersebut, hanya 40 orang yang mengetahui makanan tradisional Getuk Lindri tersebut. Penulis juga melakukan pengamatan di sekitaran kota medan untuk mengetahui keberadaan penjual Getuk Lindri dikota medan, dari pengamatan yang penulis lakukan penulis menarik kesimpulan yang dibuat dari hasil pengamatan adalah penjual-penjual makanan tradisonal Getuk Lindri sangatlah jarang ditemukan pada siang hari sampai pada sore hari, dan di pagi hari penulis mendapatkan satu satunya penjual getuk lindri yang berkeliling dengan sepeda jaman dahulu menggunakan kotak kaca yang membawa Getuk Lindri tersebut. Penulis melihatnya pada sekitar jam 6 sampai dengan jam 9 pagi iya berkeliling dengan sepedanya, iya menjual dagangannya di dekat pasar pasar tradisional yang ramai tempatnya, penulis juga mengamati dari cara penyajian terutama dari segi packaging atau bungkusan yang kalau ada pembeli yang membeli si penjual ini akan meletakkannya dalam kantung plastik putih. Hasil pengamatan yang penulis lakukan dari sisi negatifnya iyalah sebuah tanda tanya besar, bagaimana eksistensi makanan Getuk Lindri ini untuk jangka 10 tahun kedepan ?, apakah masih eksis di jaman yang dimana banyak perubahan yang terus menerus terjadi ?, penulis khawatir makanan tradisional ini akan termakan oleh jaman dari cara penjualannya yang masih sangat sangat kuno karena sudah banyak makanan makanan moderen yang sangan keren yang berada dipasaran sehingga makanan tradisional ini tidak ada lagi yang mau menjualnya, sehingga anak anak muda sudah tidak akan tahu lagi makanan makanan khas yang sudah terkenal dari jaman dahulu.

Danny, Visual Branding Makanan Tradisional… 95

2. METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang di analisis dengan metode SWOT, menggunakan metode SWOT untuk menggali lebih dalam lagi dalam mengenai objek penelitian, dalam hal ini adalah branding Getuk Desa dengan produk getuk lindri, agar memberikan edukasi terhadap anak-anak muda di jaman sekarang, dan juga mengantisipasi ancaman-ancaman yang dapat menjadi hambatan bagi Getuk Desa. Metode SWOT dipilih karena dari segi permasalahannya sudah jelas, sehingga yang dibutuhkan adalah pengenalan akan objek secara lebih dalam sehingga merancang visual yang tepat.

1. Strenght ( kekuatan ) Getuk desa sendiri mempunyai kekuatan dibagian visual branding yang kekinian sehingga getuk desa menjadi wajah baru untuk getuk lindri yang merupakan makanan tradisional yang sudah lama dikenal sebagai makanan yang dibungkus dengan daun pisang dan sederhana Getuk desa juga memikirkan dari segi penjualan dan pemasarannya untuk masyarakat terutama anak muda, dengan adanya getuk desa ini penulis juga sembari mengedukasi anak anak muda yang belum tahu apa itu getuk lindri bukan dari penyampaian secara verbal tapi secara objek yaitu getuk lindrinya langsung. Getuk desa memberikan varian yang menarik dari segi rasa dan topping (tambahan), getuk lindri biasa hanya menggunakan kelapa parut yang dicampur dengan gula, dan disini getuk desa mengganti dengan varian yang menarik yaitu ada 4 macam rasa untuk mengganti kelapa parut tersebut. Bentuk dari getuk lindri juga dirubah utnuk memberikan kesan yang menarik sehingga tampak lebih mendapatkan perhatian masyarakat yang melihatnya.

2. Weakness ( kelemahan ) Kelemahan untuk produk getuk desa sendiri iyalah produk yang dihasilkan kurang bisa bertahan lama karena bahan dasar ubi, sehingga olahan makanan yang bahan dasar ubi tidak lebih dari 3 hari, dan juga harus membutuhkan lemari pendingin untuk mengawetkannya selama 3 hari.

3. Opportunity ( peluang ) Peluang yang dilihat penulis saat membangun ini iyalah di jaman sekarang makanan tradisional getuk lindri ini sangat susah sekali ditemukan khusunya di kota medan, tidak banyak yang memproduksi getuk lindri untuk dagangan para penjual penjual makanan pasar, sehingga penulis menemukan peluang untuk membangkitkan kembali makanan tradisional getuk lindri dengan cara memberikan tampilan yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Penulis juga mengkhawatirkan akan kehilangan makanan getuk lindri di tahun tahun yang akan datang, karena di jaman sekarang ini khsusnya dikota medan sudah tidak banyak lagi dan bisa dibilang sudah langka untuk mencari makanan tradisional getuk lindri ini, penulis juga mendapatkan peluang dari sini karena penulis selain menjual atau memproduksi penulis juga menjaga atau membudayakan makanan tradisional ini sehingga tidak dimakan jaman yang sudah sangat moderen ini, sehingga makanan tradisional getuk lindri ini yang penulis buat dengan konsep moderen dapat bersaing dalam pasar makanan makanan moderen yang sudah banyak dikenal oleh anak anak muda.

4. Threats ( ancaman ) Unsur ancaman dalam getuk desa iyalah bagaimana nanti terjun ke pasar makanan moderen apakah bisa diterima oleh masyarakat khususnya anak anak muda, karena bersaing dengan makanan atau jajanan modern yang sudah sangat terkenal. Metode berfikir yang digunakan adalah brainstorming untuk mencari gagasan-gagasan penting untuk mencari ide kreatif yang muncul untuk membuat suatu visual branding dari data data yang sudah dikumpulkan, berikut adalah gambar dari hasil brainstorming yang sudah penulis lakukan.

96. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Gambar 1. Brainstorming

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsep Visual Branding Konsep visual branding yang ingin ditampilkan adalah konsep modern yang membuat anak-anak muda dapat tertarik dengan makanan-makanan tradisional dengan bergaya modern. Sehingga visual branding ini dapat tepat sasaran ke target pasar yang dituju, selain itu konsep yang paling utama iyalah mengenalkan makanan tradisional getuk lindri ini kepada anak-anak muda yang tidak tahu sama sekali makanan tradisional ini. Getuk lindri sendiri dibuat sedemikian rupa dengan bergaya modern dengan bentuk yang berbeda sehingga bisa menjadi makanan kekinian pada jaman ini.

B. Tema Tema karya yang penulis buat dari hasil brainstorming yang sudah penulis kumpulkan dari data data yang ada iyalah penulis menginginkan getuk lindri ini mempunya tema yang sangat moderen atau kekinian, sehingga penulis menginginkan visual branding dari getuk lindri tersebut berkesan menarik, simpel dan bersahabat sehingga desain yang dibuat akan mengikuti dari tema yang sudah penulis inginkan dari visual branding getuk lindri ini, penulis juga membuat konsep tema yang dimana konsep tema ini juga untuk mengedukasi para pembelinya dimana mereka akan tahu makanan getuk lindri ini dan penulis ingin memberi mindset kepada calon pembeli untuk mengingat getuk lindri ini adalah makanan yang sudah lama tetapi diangkat secara modern di jaman yang sudah berkembang ini.

Danny, Visual Branding Makanan Tradisional… 97

C. Logo

Gambar 2. Logo

Logo berbentuk logo type dengan huruf G yang menyerupai ubi di bawahnya, sehingga melambangkan bahan dasar yang digunakan untuk produk desa itu sendiri.

D. Warna

R; 12 G; 68 B; 74

R; 210 G; 242 B; 80

Gambar 3. Warna

Warna-warna yang digunakan warna warna yang soft terkesan modern, dan friendly untuk menguatkan konsep modern. Warna biru berkesan futuristic sehingga mendapatkan kesan futuristic dan warna hijau yang dilambangkan sebagai bahan alami untuk melambangkan bahan dasar ubi.

E. Tipografi

Gambar 4. Tipografi

98. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

Tipografi yang dipilih adalah VervineW01-Regular jenis fancy dengan tekstur yang sedikit bergelombang yang melambangkan kehangatn dan akrab, dan tidak kaku.

F. Media aplikasi Tujuan dai media-media yang digunakan adalah untuk menunjukkan konsep dari Getuk Desa, melalui pengaplikasian pada media-media di bawah ini secara konsisten diharapkan tercipta brand identity yang dapat melekat di benak masyarakat luas.

1. Packaging

Gambar 5. Packaging

2. Booth

Gambar 6. Booth

Danny, Visual Branding Makanan Tradisional… 99

3. Apron

Gambar 7. Apron

4. Baju

Gambar 8. Baju

G. Target pasar 1. Demografis Demografis iyalah kriteria yang penulis gunakan untuk menggambarkan target pasar yang akan dituju, karena penulis memfokuskan untuk menargetkan pasar anak muda dikalangan umur 15 tahun – 25 tahun, dan target anak-anak muda ini baik perempuan ataupun laki-laki dan juga bekerja ataupun bersekolah dapat menikmati produk yang dijual, penulis juga menginginkan target yang bisa dapat dinikmati semua kalangan seperti menargetkan untuk orang tua yang sudah diatas 30 tahun dalam semua tingkat sosial.

100. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

2. Psikografis Ditinjau dari kebiasaan hidup getuk desa membidik pasar anak anak remaja yang suka makan dan suka hal hal menarik serta keingin tahuan yang tinggi.

3. Geografis Getuk desa sendiri menempatkan geografisnya untuk saat ini di daerah medan dan sekitarnya, tetapi nantinya tidak menutup kemungkinan untuk ke kota kota yang lain yang berada di Sumatera Utara.

H. Strategi Kreatif Strategi kreatif yang penulis tampilkan dalam memberi edukasi akan makanan tradisional getuk lindri ini yang semakin hari semakin hilang dimakan oleh jaman yang sudah modern. Strategi kreatif ini menggunakan visual atau objek yang menarik dan terkesan modern untuk menarik minat anak anak muda untuk datang membeli getuk lindri ini. Penulis juga menggunakan media sosial dan transportasi online untuk bekerja sama dalam memasarkan produk-produk getuk desa ini. Visualnya berupa kemasan dan logo serta bentuk dari getuk lindri ini berbeda dan memberi kesan minimalis.

I. Pembahasan Dalam pembahasan mengenai visualisasi yang telah di pamerkan dalam skripsi karya, 60 pengunjung untuk melihat getuk desa sangat menyukai getuk desa , dari segi desain, dan bentuk serta edukasi yang telah disampaikan dalam visualisisasi branding makanan tradisional getuk lindri ini, penulis dapat membuktikan dengan kuisioner yang telah diisi pengunjung saat mengunjungi stand getuk desa pada saat pameran skripsi berlangsung. Dibawah ini statistik hasil dari 2 pertanyaan yang sudah diajukan, Berikut adalah data statistiknya :

1. Untuk pertanyaan yang pertama.

Gambar 9. Hasil statistik kuisioner

Danny, Visual Branding Makanan Tradisional… 101

Gambar.9 merupakan pertanyaan pertama dari 100 kuisioner yang penulis buat, 70 kuisioner yang telah terisi, dari 70 kuisioner yang telah di isi angka yang didapat dari pertanyaan untuk pertanyaan nomor 1 iyalah, 65 orang menjawab YA dan 5 orang menjawab LUMAYAN.

2. Untuk pertanyaan yang kedua

Gambar 10. Hasil statistik kuisioner

Gambar.10 merupakan pertanyaan kedua dari 100 kuisioner yang sudah di buat, sebanyak 70 kuisioner yang telah terisi. 70 kuisioner yang telah di isi angka yang didapat dari pertanyaan untuk pertanyaan nomor dua adalah 70 orang menjawab YA. Kesimpulan yang telah didapat dari membuat kusioner dengan jumlah target yang dituju 100 pengunjung, dari yang sudah datang dalam pameran skripsi karya kuisioner yang dapat terisi berjumlah 70 kuisioner, dari hasil kesimpulan dan hasil dari kritik dan saran yang telah dibuat di kuisioner maka pengunjung sangatlah puas dan terkesan dengan branding Getuk Desa, pengunjung juga terkesan dengan rasa dan keunikan dari produk Getuk Desa. Pengunjung yang datang ke stand Getuk Desa sangat berantusias untuk menyambut brand ini di pasar yang akan datang.

4. KESIMPULAN

Getuk lindri adalah makanan tradisional yang sudah lama dari masa zaman penjajahan jepang yang dulunya pengganti makanan pokok karena dulu makanan pokok sangatlah langka. Seiring perkembangannya jaman dari tahun ke tahun makanan getuk lindri ini sangatlah susah dijumpai karena merupakan makanan tradisional yang sudah ketinggalan jaman bagi anak muda sekarang, tidak banyak lagi yang tahu akan makanan getuk lindri ini di zaman sekarang, karena banyak makanan-makanan atau jajanan-jajanan yang lebih menarik lagi dari getuk lindri, untuk itu Getuk Desa hadir untuk mengedukasi para milenial atau anak anak remaja sekarang yang tidak tahu makanan tradisional getuk lindri ini, karena anak anak muda jaman sekarang ini lebih memusatkan untuk hal yang menarik dan juga enak untuk anak-anak muda konsumsi, serta Getuk desa ingin membudayakan makanan getuk lindri agar tidak hilang atau terlupakan yang dimakan oleh jaman. Untuk membudayakannya perlulah melakukan hal menarik seperti visual branding Getuk Desa ini menjadi gaya yang lebih modern lagi, tidak hanya itu strategi pemasaran juga dilihat agar target pasar yang dituju sesuai dengan keinginan.

102. Jurnal FSD, Vol. 1 No. 1

5. SARAN

1. Masih banyak visual-visual yang 102ias dapat di tambah lagi untuk pengkarya yang selanjutnya mengangkat visual branding getuk lindri yang penulis buat. 2. Media-media yang 102ias dapat di tambah karena sesuai dengan perkembangan jaman untuk selanjunya. 3. Kajian yang 102ias dapat di gali lagi untuk membuat visual branding ini.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan terselesaikan penelitian ini, Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada Universitas Potensi Utama yang telah memberikan penulis kesempatan untuk bisa belajar lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Julianti, Sri. (2014). The Art Of Packaging. Jakarta: Gramedia [2] Kim, W. Chan & Mauborgne. R. (2006).Blue Ocean Strategy. (terjemahan) Satrio Wahyono. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta [3] Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia [4] Susanto, A. B. dan Himawan Wijanarko. (2004). Power Branding. Jakarta Selatan: PT. Mizan Publika. [5] Susanto, GM. (2017).The Power Digital Marketing. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo [6] Yulida, Novriza (2016). “Perilaku Masyarakat Dalam Membuang Sampah di Aliran Sungai Batang Bekarek-Karek Kota Padang Panjang Sumatera Barat”. Padang Panjang : Berita Kedokteran Masyarakat, Vol.32 No.10 [7] Miranti, Ghaisani Dwi, I Dewa Alit Dwija Putra, S.Sn., M.Ds, Siti Hajar Komariah, S.Pd., 2017, Perancangan Animated Motion Graphic Sebagai Media Alternatif Pembelajaran Anak Tunagrahita. [8] Panjaitan, Ruth Novia Hartati. (2018). Kampung Madras Sebagai Ciri Khas Multikulturalisme yang Ada di Sumatera Utara. Medan: Universitas Negeri Medan. [9] Sinaga, Siska Dorauli Tianur. Sejarah Kampung Madras di Kel. Madras Hulu Kota Medan [10] Umam, Nuga Choiril. 2016, Perancangan Motion Graphic Pengenalan Batik Gemawang Khas Semarang [11] Irwansyah, I. (2015). Rancang Bangun Aplikasi Kamera Stop-Motion Berbasis Android. [12] Purba, R. (2019). TIPOGRAFI KREASI MOTIF GORGA BATAK. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(2), 190-201. [13] Irwansyah, D. (2016). Perancangan Aplikasi Visualisasi Modifikasi Mobil Menggunakan Visual Studio 2008 Dan 3D Max. [14] Lestari, S. I. (2019). ANALISA TATA LETAK PADA RUANG KOMERSIAL STUDI KASUS LOBBY HOTEL. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif , 1(2), 117-128. [15] Sya'dian, T. (2019). ANALISIS SEMIOTIKA PADA FILM LASKAR PELANGI. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 51-63. [16] Wahyuni, S. (2019). ANALISIS PENYAJIAN PROGRAM TALK SHOW “ASSALAMUALAIKUM INDONESIA” DI SALAM TV MEDAN. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 1(1), 64-76. [17] Sya'dian, T. (2019). BUNKASAI, KAJIAN SEMIOTIKA BUDAYA KONTEMPORER DARI PENGARUH FILM JEPANG. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 2(1), 35-47