9

KOMPARASI FONOLOGIS DAN LEKSIKAL ANTARA BAHASA DENGAN BAHASA SUNDA DI KABUPATEN CILACAP

Eri Ester Khairas1, Linda Sari Wulandari2✉ 1,2 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri , Jalan Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Kampus UI, Kota , 16242 e-mail: [email protected]; [email protected]

Abstract This study aims to describe phonological and lexical comparison on and of terms contructions tools in . This study uses descriptive qualitative methods. Data collection was carried out by observation and interviews. The data obtained in this study is the terms tools used by Sundanese contruction workers in Cilacap Regency. The result of research is phonological and lexical comparison on Sundanese language in Cilacap Regency and Indonesian language of terms constructions tools. The constructions tools used by building workers consist of tools used by carpenters and stonemasons. Phonological comparisons on Sundanese language in Cilacap Regency and Indonesian language consist cangkul [caŋkul]—pacul [pacul], gergaji [gǝrgaji]—garaji [garajI?] dan ragaji [ragajI?], kapak [kapak]—kampek [kampǝk], besi [besi]—beusi [bǝsI?], amplas [amplas]—hampeulas [hampǝlas], kunci besi [kuñci besi]—konci beusi [kɔñcI? bǝsI?]. Lexical comparisons on Sundanese language in Cilacap Regency and Indonesian language consist centong aduk, gentong cai, timbangan, gosokan, ayakan, eubak, potlot, jidar, bendrat, bola, and dudukuy. In addition, the same lexical words both on Sundanese language in Cilacap Regency and Indonesian language consist garpu, linggis, sekop, ember, catut, karung, and meteran.

Keywords: the terms of constructions tools; Sundanese; Cilacap Regency; comparison; phonological and lexical

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komparasi fonologis dan leksikal pada bahasa Sunda dan bahasa Indonesia pada istilah peralatan tukang bangunan di Kabupaten Cilacap. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah daftar istilah peralatan tukang bangunan dalam bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian adalah komparasi fonologis dan leksikal dalam bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap dan bahasa Indonesia pada istilah-istilah peralatan tukang bangunan. Alat-alat tukang bangunan yang digunakan oleh para tukang bangunan, terdiri dari alat yang digunakan oleh tukang kayu dan tukang batu. Komparasi fonologis antara bahasa Sunda dengan bahasa Indonesia terdiri dari istilah cangkul [caŋkul]—pacul [pacul], gergaji [gǝrgaji]—garaji [garajI?] dan ragaji [ragajI?], kapak [kapak]—kampek [kampǝk], besi [besi]—beusi [bǝsI?], amplas [amplas]—hampeulas [hampǝlas], kunci besi [kuñci besi]—konci beusi [kɔñcI? bǝsI?]. Komparasi leksikal antara bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap dengan bahasa Indonesia terdiri dari istilah centong aduk, gentong cai, timbangan, gosokan, ayakan, eubak, potlot, jidar, bendrat, bola, dan dudukuy. Selain itu, kata yang secara leksikal dalam bahasa Sunda Cilacap sama dengan leksikal dalam bahasa Indonesia ada pada istilah garpu, linggis, sekop, ember, catut, karung, dan meteran.

Kata kunci: istilah peralatan tukang bangunan; bahasa Sunda; Kabupaten Cilacap; komparasi; fonologis dan leksikal

Pendahuluan hanya dituturkan oleh penutur yang ada di wilayah geografis Provinsi Jawa Indonesia merupakan negara yang amat Barat. Bahasa Sunda juga dituturkan di kaya dengan beragam budaya, suku, dan luar wilayah Provinsi Jawa Barat, salah bahasa daerah. Bahasa Sunda merupakan satunya dituturkan Kabupaten Cilacap, salah satu bahasa daerah yang banyak Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten penuturnya di Indonesia karena tidak 10

Cilacap merupakan wilayah pakai bahasa faktor non kebahasaan yang Sunda dan bahasa Jawa (Wulandari & mempengaruhi adanya variasi bahasa. Shomami, 2019). Penggunaan bahasa Sunda yang ada di Bahasa itu memiliki ragam atau variasi Kabupaten Cilacap, selain dipengaruhi bahasa. Variasi bahasa bisa terjadi ketika oleh faktor non kebahasaan, penutur menyatakan sesuatu melalui penggunaannya juga dipengaruhi oleh bahasa yang digunakannya juga faktor bahasa itu sendiri. Faktor dari mengungkapkan siapa dirinya, dari internal kebahasaan yang mempengaruhi masyarakat mana dia berasal, adanya variasi bahasa dapat dilihat dari hubungannya dengan lawan tutur dan bentuk fonologis dan leksikal pada suatu persepsi tentang situasi tutur (Ramendra, bahasa. 2013). Bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap memiliki variasi bahasa yang Variasi bahasa Sunda di Kabupaten terkait dengan kondisi geografis, Cilacap, khususnya, pada istilah penutur, dan bidang/profesi. Bahasa peralatan tukang bangunan ini juga Sunda yang ada di Kabupaten Cilacap memiliki perbedaan fonologis dan termasuk ke dalam bahasa Sunda yang leksikal dengan bahasa Indonesia. digunakan dalam daerah pinggiran, Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini akan yakni pinggiran pada perbatasan antara memaparkan komparasi fonologis dan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. leksikal antara bahasa Sunda di Daerah pinggiran memiliki variasi Kabupaten Cilacap dengan bahasa bahasa yang bersifat kedaerahan sendiri, Indonesia. Adapun perumusan masalah selain fenomena kebahasaan yang penelitian ini antara lain sebagai berikut. bersifat umum. Dimensi individualitas (1) Bagaimana komparasi bentuk dan universalitas selalu ada dalam setiap fonologis antara bahasa Sunda di bahasa, seperti halnya dua dimensi yang Kabupaten Cilacap dengan bahasa lain, yaitu temporalitas dan kausalitas Indonesia pada istilah peralatan tukang (Sahayu, 2003). bangunan? (2) Bagaimana komparasi bentuk Berbagai variasi bahasa, baik yang leksikal antara bahasa Sunda di bersifat perseorangan maupun kelompok, Kabupaten Cilacap dengan bahasa berada dalam lingkup sosial bahkan Indonesia pada istilah peralatan tukang status sosial (Chandra, 2017). Beberapa bangunan? di antaranya penggunaanya sangat (3) Istilah peralatan tukang bangunan terbatas. Variasi bahasa tersebut hanya apa saja yang bentuknya sama, baik digunakan dalam situasi/saat-saat bentuk fonologis maupun bentuk tertentu dan digunakan dalam lingkup leksikal, antara bahasa Sunda di kelompok yang tertentu pula yang kabupaten Cilacap dengan bahasa mengetahui variasi bahasa itu seperti Indonesia? variasi bahasa Sunda yang dituturkan olek kelompok tukang bangunan. Pendeskripsian komparasi fonologis dan Kelompok tukang bangunan secara leksikal pada bahasa Sunda yang ada di sosial merupakan kelompok yang Kabupaten Cilacap dengan bahasa tergolong kelompok sosial ekonomi Indonesia dalam istilah peralatan tukang bawah. Bahkan, berdasarkan latar bangunan diharapkan dapat belakang pendidikan, sebagian besar dari menunjukkan kekhasan daerah mereka hanyalah tamatan sekolah dasar. penelitian. Bentuk fonologis pada bahasa Status sosial ekonomi dan juga latar daerah sebenarnya sudah banyak yang belakang pendidikan ini juga sebagai meneliti, di antaranya Sahayu (2003) 11 yang menganalisis variasi fonologis pada sebagai tukang bangunan sehingga pada bahasa Jawa antara bahasa Jawa di peneitian ini selain menggunakan kajian daerah pinggiran dan di pusat kota, lalu geografi dialek digunakan juga kajian penelitian variasi fonologis dan leksikal sosiolinguistik untuk menelaah ragam bahasa Melayu di Kabupaten bahasa berdasarkan bidang Bungo Bagian Timur sebagai tinjauan pemakaiannya. geografi dialek oleh (Efendi, 2016). Ada pula penelitian Nothofer (1981) Ciri utama dialek adalah perbedaan mengenai ‘Dialekatlas von Zentral-’ dalam kesatuan dan kesatuan dalam dan Tinjauan Sinkronis dan Diakronis perbedaan. Selain itu, dialek memiliki Dialek-dialek Bahaa Jawa di Jawa Barat ciri lain, yaitu adanya kemiripan bentuk dan Jawa Tengah. (Nothofer, 1990). ujaran antara satu daerah dan daerah Kedua penelitian Nothofer tersebut lainnya (Chambers dan Trudgill, 1980). berkaitan dengan masalah fonologis Dialek mengacu pada variasi yang bahasa daerah. Namun, berdasarkan bersifat gramatikal, leksikal, dan semua penelitan yang telah dilakukan fonologis. belum ada yang meneliti secara khusus terkait variasi bahasa, khususnya, yang Perbedaan antara dialek dan aksen berkaitan dengan profesi tukang ditentukan oleh banyaknya perbedaan bangunan. yang muncul. Variasi dikatakan aksen jika variasi tersebut meliputi aspek Komparasi fonologis dan leksikal dalam fonetis dan fonologis. Apabila variasi penggunaan bahasa Sunda di Kabupaten tersebut meliputi aspek fonologis, Cilacap dengan bahasa Indonesia pada morfologis, fonetis, dan leksikal istilah-istilah peralatan tukang bangunan dikatakan sebagai dialek. Dialek adalah ini dapat sebagai mengawali penelitian perbedaan bentuk dari bahasa yang yang berdasarkan pada penggunaan sama. Variasi fonetis adalah variasi varasi bahasa berdasarkan bidang pada bunyi, sedangkan variasi fonologis profesi tertentu. Bidang yang merupakan variasi sistem fonologis, dibicarakan dalam penelitian ini, yaitu seperti perbedaan jumlah fonem bidang profesi pekerjaan tukang perbedaan wujud fonem dan sebagainya. bangunan dengan latar belakang sebagai penutur bahasa Sunda yang ada di Fonologi secara etimologi berbentuk Kabupaten Cilacap. kata fon, yaitu bunyi dan logi, yaitu ilmu. Fonologi adalah bidang linguistik Teori-teori yang dijadikan landasan yang mempelajai, menganalisis, dan penelitian ini adalah teori Meillet (1970), membicarakan runtutan bunyi-bunyi Chambers dan Trudgill (1980), dan Petyt bahasa (Chaer, 2007). Menurut hierarki (1980) mengenai variasi bahasa, baik satuan bunyi yang menjadi objek variasi fonologis, variasi morfologis, studinya, fonologi dibedakan menjadi variasi gramatikal, dan variasi leksikal. fonetik dan fonemik. Fonetik adalah Permasalahan variasi bahasa pada bahasa ilmu bahasa yang membahas daerah, khususnya, bahasa Sunda di bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat Kabupaten Cilacap ini masih berkaitan ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dengan kajian geografi dialek karena dihasilkan, sedangkan fonemik adalah berkaitan dengan faktor geografis ilmu bahasa yang membahas kebahasaan, yakni bahasa Sunda. bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi Namun, kajian yang dilakukan sebagai pembeda makna (Chaer, 2007). cakupannya hanya pada kelompok penutur bahasa Sunda yang berprofesi 12

Klasifikasi vokal dan bunyi vokal [c]. Sedangkan, konsonan dalam bahasa biasanya diklasifikasikan dan diberi Sunda terdapat 18 konsonan, yaitu /b/ nama berdasarkan posisi lidah dan [b], /c/ [c], /d/ [d], /g/ [g], /h/ [h], /j/ [ j], bentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat /k/ [k], /l/ [ l], /m/ [ m], /n/ [n], /ny/ [ ñ], vertikal dan horizontal. Secara vertikal /ng/ [ η], /p/ [p], // [r], /s/ [s], /t/ [t], /w/ dibedakan menjadi vokal tinggi, [w], dan /y/ [ y]. Namun, akibat misalnya, bunyi /i/ dan /u/. Vokal tengah, pengaruh bahasa asing, dalam bahasa misalnya, bunyi /e/ dan /ǝ/ dan vokal Sunda pun adanya konsonan /f/ [f], /v/ rendah, misalnya, /a/. Secara horizontal [v], dan /z/ [z]. dibedakan adanya vokal depan, misalnya, bunyi /e/ dan /i/. Vokal pusat, Klasifikasi fonem vokal dan fonem misalnya, bunyi /ǝ/, dan vokal belakang, konsonan, baik dalam bahasa Indonesia misalnya, bunyi /u/ dan /o/. Kemudian maupun bahasa Sunda, dapat menjadi menurut bentuk mulut dibedakan adanya tolok ukur pada komparasi yang akan vokal bundar dan vokal tak bundar. dilakukan pada bahasa Sunda di Disebut vokal bundar karena bentuk Kabupaten Cilacap dan juga bahasa mulut membundar ketika mengucapkan Indonesia pada istilah-istilah peralatan vokal itu, misal bunyi vokal /u/ dan /o/. tukang bangunan. Komparasi pada Disebut vokal tak bundar karena bentuk variasi bahasa Sunda di Kabupaten mulut tidak membundar, melainkan Cilacap dengan bahasa Indonesia melebar pada waktu pengucapan vokal dilakukan untuk mengetahui pada misal /e/ dan /i/ (Faznur & Nurhamidah, akhirnya kekhasan bentuk, baik bentuk 2020). fonologis maupun bentuk leksikal, pada bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap. Sedangkan, klasifikasi konsonan atau Bahkan, diharapkan akan didapatkannya bunyi konsonan biasanya dibedakan kaidah fonologis pada bahasa Sunda di berdasarkan tiga patokan atau kriteria, Kabupaten Cilacap dari data yang yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi, diteliti. dan cara artikulasi. Berdasarkan pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara Metode Penelitian dan tidak bersuara. Bunyi bersuara Penelitian ini menggunakan metode terjadi apabila pita suara hanya terbuka kualitatif deksriptif. Peneliti akan sedikit, sehingga terjadilah getaran pada mendeskripsikan data dan hasil analisis pita suara tersebut. Yang termasuk bunyi data yang didapatkan. data yang bersuara antara lain: /b/, /d/, /g/,dan /c/. didapatkan berupa data primer, yakni Bunyi tak bersuara terjadi bila pita suara daftar istilah peralatan yang digunakan terbuka agak lebar, sehingga tidak ada oleh tukang bangunan dalam bahasa getaran suara pada pita suara itu. Yang Sunda di Kabupaten Cilacap. Peneliti termasuk bunyi tak bersuara antara lain: melakukan observasi ke proyek /s/, /k/, /p/, dasn /t/ (Faznur & pembangunan rumah tinggal sederhana Nurhamidah, 2020). dan melakukan wawancara kepada para informan. Teknik observasi merupakan Menurut Pusat Pembinaan dan alat pengumpulan data yang digunakan Pengembangan Bahasa (1997), fonemis secara langsung mengamati dan dalam bahasa sunda terdiri dari mencatat secara sistemik gejala-gejala konsonan dan vokal, distribusi konsonan yang diselidiki (Narbuko & Achmadi, dan vokal, serta deretan vokal dan 2010). Peneliti melakukan teknik catat konsonan. Terdapat tujuh buah vokal dan dokumentasi. Lokasi penelitian dalam bahasa sunda, yaitu: /a/ [a], /i/ [ i], berada di Desa Ciporos dan Desa /u/ [u], / é / [ε], /o/ [o], /eu/ [ö], dan /e/ Surusunda, Kecamatan Karangpucung, 13

Kabupaten Cilacap. Berdasarkan dalam penyebutan istilah peralatan penelitian Wulandari dan Shomami tukang bangunan, dapat terlihat (2019), Desa Ciporos dan Desa perbedaannya antara fonem yang Surusunda merupakan desa sebagai digunakan pada penyebutan istilah wilayah pakai bahasa Sunda yang peralatan tukang bangunan dalam bahasa menyimpan kekhasan bahasa Sunda di Indonesia dengan bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap. Kabupaten Cilacap. Komparasi bentuk fonologis antara bahasa Sunda dengan Informan penelitian ini dengan kriteria bahasa Indonesia dalam penyebutan berjenis kelamin laki-laki, memiliki alat istilah penamaan peralatan tukang ucap yang lengkap, tidak pikun, bangunan antara lain sebagai berikut. pendidikan terakhir maksimal SMP, 1. cangkul [caŋkul]—pacul [pacul] pekerjaan tukang bangunan, penduduk asli setempat, dan sebagai penutur Cangkul adalah alat untuk menggali bahasa Sunda di sana. Informan dalam tanah atau meratakan tanah. Cangkul ini penelitian ini berjumlah lima orang yang biasanya digunakan oleh tukang batu. bekerja dalam setiap proyek Terjadi perbedaan konsonan medio pembangunan rumah tinggal sederhana palatal /c/ pada kata cangkul dalam sehingga jumlah informan dalam bahasa Indonesia dengan konsonan penelitian ini, yaitu sepuluh orang. Data bilabial /p/ di awal kata pacul dalam yang terhimpun kemudian dianalisis bahasa Sunda dan konsonan dorsovelar berdasarkan fakta dan data yang /ŋ/,/k/ pada kata cangkul dalam bahasa ditemukan untuk mendeskripsikan jenis Indonesia dengan konsonan medio dan fungsi peralatan tukang bangunan palatal /c/ di akhir kata pacul dalam dalam bahasa Sunda yang digunakan di bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap. Kabupaten Cilacap. Sebutan alat tersebut Namun, setelah ditelusuri ternyata akan dilihat berdasarkan bentuk leksikal penggunaan kata pacul dalam bahasa dan fonologisnya. Perbedaan fonologis Sunda di Kabupaten Cilacap ini bukan didasarkan pada perbedaan bunyi vokal tanpa sebab. Penggunaan kata pacul juga dan bunyi konsonan pada setiap kosakata digunakan dalam bahasa Jawa di (Sartini, 2012). Kabupaten Cilacap. Jadi, karena Kabupaten Cilacap ini merupakan Hasil dan Pembahasan wilayah pakai yang di dalamnya ada penutur bahasa Sunda dan juga bahasa Setiap bahasa secara universal dapat Jawa maka tidak menutup kemungkinan dikatakan memiliki fonem vokal dan penggunaan kata dalam dua bahasa fonem konsonan. Berdasarkan hasil tersebut bisa saja sama. penelitian secara langsung di lokasi penelitian, peneliti memperoleh data 2. gergaji [gǝrgaji]—garaji [garajI?] dan berupa daftar istilah yang di dalamnya ragaji [ragajI?] terdapat perbedaan bentuk fonologis dan Gergaji merupakan alat yan digunakan leksikal antara istilah dalam bahasa untuk memotong. Dalam Indonesia dengan istilah yang digunakan penggunaannya, gergaji ini dibagi dalam bahasa Sunda. menjadi dua jenis, yaitu gergaji kayu dan 3.1 Komparasi Bentuk Fonologis pada gergaji besi. Gergaji kayu digunakan Penyebutan Peralatan Tukang Bangunan untuk memtong atau membelah kayu, dalam Bahasa Sunda Cilacap dengan sedangkan gergaji besi digunakan untuk Bahasa Indonesia memotong besi. Pada bahasa Sunda yang digunakan di Kabupaten Cilacap, Bentuk fonologis pada penggunaan penyebutan gergaji ini menggunakan ada bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap di 14 yang menyebutnya garaji dan ragaji. Indonesia menjadi fonem /ǝ/ dalam Kedua kata tersebut digunakan dan bahasa Sunda. Perbedaan /e/ dengan /ǝ/ dikenal oleh masyarakat penutur bahasa tampak pada penggunaan kata besi Sunda di Kabupaten Cilacap. Lalu, untuk dalam bahasa Indonesia yang dalam perbedaan jenis gergaji, yaitu gergaji bahasa Sunda menjadi kata beusi. Besi kayu dan gergaji besi. Dalam bahasa atau beusi digunakan dalam konstruksi Sunda disebut dengan kata garaji kai’ bangunan sebagai rangka bangunan dan untuk gergaji kayu dan garaji beusi sebagai alat penyangga dan hal-hal lain untuk gergaji besi. yang memerlukan penggunaan besi. Bentuk fonologis yang terjadi pada Komparasi bentuk fonologis yang bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap, terjadi, yakni adanya perbedaan vokal /e/ yaitu terjadi perbedaan vokal /ǝ/ pada pada kata besi [besi] dengan vokal /ǝ/ kata gergaji [gǝrgaji] dalam bahasa pada kata beusi [bǝsI?]. Selain antara /e/ Indonesia dengan vokal /a/ di tengah dan /ǝ/, bentuk fonologis pada bahasa kata garaji [garajI?] dalam bahasa Sunda Sunda Cilacap ini juga tampak pada di Kabupaten Cilacap. Lalu, kata garaji pengunaan fonem /I?/ pada akhir kata ini mengalami perubahan bunyi menjadi beusi [bǝsI?], yang dalam bahasa kata ragaji [ragajI?] dengan adanya Indonesia hanya diucapkan [i] pada kata pergeseran bunyi [ga] pada awal kata besi [besi]. garaji menjadi di tengah kata dan bunyi 5. amplas [amplas]—hampeulas [ra] pada tengah kata menjadi di awal [hampǝlas] kata sehingga dari bentuk awal [garajI?] Amplas merupakan alat yang digunakan menjadi [ragajI?]. Oleh karena itu, baik untuk meratakan atau menghaluskan kata garaji maupun kata ragaji, keduanya permukaan, seperti kayu atau tembok. digunakan oleh penutur bahasa Sunda di Komparasi bentuk fonologis pada bahasa Kabupaten Cilacap. Sunda di Kabupaten Cilacap 3. kapak [kapak]—kampek [kampǝk] menunjukkan adanya perbedaan fonem Kapak merupakan alat yang digunakan /ɵ/ pada awal kata amplas [amplas] untuk membelah kayu. Kapak dalam dalam bahasa Indonesia dengan adanya bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap penambahan konsonan laringal /h/ di disebut kampek [kampǝk]. Antara kata awal kata menjadi kata hampeulas [hampǝlas], serta dan fonem/ɵ/ di tengah kapak dalam bahasa Indonesia dengan kata kampek dalam bahasa Sunda di kata amplas dalam bahasa Sunda Cilacap Kabupaten Cilacap, terjadi perbedaan adanya penambahan fonem /ǝ/ di tengah fonem /ɵ/ pada kata kapak dengan kata hampeulas [[hampǝlas]. adanya tambahan konsonan bilabial /m/ 6. kunci besi [kuñci besi]—konci beusi pada kata kampek dalam bahasa Sunda [kɔñcI? bǝsI?] Cilacap, serta adanya perubahan fonem Kunci besi adalah alat yang dibuat oleh vokal /a/ pada kata kapak menjadi vokal tukang bangunan untuk mempermudah /ǝ/ di tengah kata kampek [kampǝk] pekerjaannya dalam membengkokan dalam bahasa Sunda di Kabupaten besi. Kata besi dalam bahasa Indonesia Cilacap. dan kata beusi dalam bahasa Sunda 4. besi [besi]—beusi [bǝsI?] Cilacap sudah dibahas pada poin Sebenarnya, kata beusi dalam bahasa sebelumnya sehingga pada bagian ini Sunda di Kabupaten Cilacap ini tidak hanya dibahas bentuk fonologis pada berbeda dengan bahasa Sunda pada kata kunci saja. umumnya yang adanya kecenderungan Komparasi bentuk fonologis dapat menyebut fonem vokal /e/ dalam bahasa dilihat dari adanya perbedaan fonem 15 vokal /u/ di tengah kata kunci dalam yakni bentuk fonologis tersebut tampak bahasa Indonesia dengan vokal /ɔ/ di pada kata pacul, garaji/ragaji, kampek, tengah kata konci pada bahasa Sunda di beusi, hampeulas, dan konci beusi. Kabupaten Cilacap. Lalu, perbedaan juga Selain bentuk fonologis, terdapat juga nampak pada akhir kata, yaitu adanya bentuk leksikal pada bahasa Sunda di bentuk fonologis bentuk fonem /I?/ pada Kabupaten Cilacap dalam penyembutan setiap akhir kata yang berakhiran dengan istilah peralatan tukang bangunan fonem vokal [i], tak terkecuali dengan berbeda dengan bentuk leksikal pada istilah konci beusi [kɔñcI? bǝsI?] yang bahasa Indonesia. masing-masing di akhiri fonem /I?/, baik Bentuk leksikal tersebut dapat dilihat pada kata konci [kɔñcI?] maupun beusi dari adanya perbedaan leksikal pada [bǝsI?] dalam bahasa Sunda di sebutan alat-alat tukang bangunan yang Kabupaten Cilacap. Lalu, ada pula digunakan dalam bahasa Indonesia perbedaan vokal /a/ dan /e/ dalam bahasa dengan yang digunakan oleh para tukang Indonesia dengan vokal /ǝ/ dalam bahasa bangunan dalam bahasa Sunda di Sunda Cilacap, misalnya, Kabupaten Cilacap. Bentuk leksikal ini [amplas]-[hampǝlas] dan [besi]-[bǝsI?]. merupakan bentuk kata yang sama sekali Lalu, vokal /e/ dalam bahasa Indonesia berbeda bentuknya, tetapi tetap memiliki dengan vokal /a/ dalam bahasa Sunda makna/pengertian yang sama. Cilacap dan /ɵ/ dalam bahasa Indonesia dapat memunculkan fonem dalam bahasa Bentuk leksikal dalam penyebutan istilah Sunda seperti fonem /ɵ/ dengan /m/ pada peralatan tukang bangunan dalam bahasa [kapak]-[kampǝk] dan /ɵ/ dengan /h/ Sunda di Kabupaten Cilacap dibedakan pada [amplas]-[hampǝlas]. Selain itu, dengan istilah yang digunakan dalam vokal /i/ yang letaknya di akhir kata bahasa Indonesia. Berikut adalah dalam bahasa Indonesia menjadi /I/ dan beberapa bentuk leksikal istilah peralatan di akhirin /?/ pada akhir kata dalam tukang bangunan dalam bahasa Sunda bahasa Sunda Cilacap, misalnya, yang disertai dengan makna leksikalnya [gǝrgaji]-[garajI?] dan [besi]-[bǝsI?]. antara lain sebagai berikut. Dengan demikian, bentuk-bentuk yang (1) sendok spesi dengan centong aduk menunjukkan adanya perbedaan Sendok spesi adalah alat untuk fonologis antara bahasa Sunda di meletakkan/meratakan spesi pada Kabupaten Cilacap dengan yang ada pekerjaan pasangan batu/bata, plesteran, dalam bahasa Indonesia antara lain acian, dan sejenisnya. Sendok spesi cangkul [caŋkul]—pacul [pacul], gergaji merupakan bentuk leksikal yang [gǝrgaji]—garaji [garajI?] dan ragaji digunakan dalam bahasa Indonesia. [ragajI?], kapak [kapak]—kampek Bentuk leksikal dalam bahasa Sunda di [kampǝk], besi [besi]—beusi [bǝsI?], Kabupaten Cilacap kata sendok spesi amplas [amplas]—hampeulas disebut centong aduk [cɛñtɔŋ aduk]. [hampǝlas], kunci besi [kuñci besi]—konci beusi [kɔñcI? bǝsI?]. Hal (2) tempayan dengan gentong cai ini tentu saja menjadi kekhasan Tempayan adalah alat yang digunakan fonologis yang dimiliki dalam bahasa untuk menampung air bersih. Tempayan Sunda di Kabupaten Cilacap. merupakan bentuk leksikal yang 3.2 Komparatif Bentuk Leksikal pada digunakan dalam bahasa Indonesia. Penyebutan Peralatan Tukang Bangunan Bentuk leksikal dalam bahasa Sunda di dalam Bahasa Sunda Cilacap Kabupaten Cilacap kata tempayan disebut gentong cai [gǝntoŋ cayI?]. Bentuk fonologis dalam bahasa Sunda Cilacap sudah dipaparkan sebelumnya, (3) selang dengan timbangan 16

Selang adalah alat yang digunakan untuk leksikal yang digunakan dalam bahasa mengukur kerataan permukaan bidang Indonesia. Bentuk leksikal dalam bahasa tanah/dasar pada saat pembuatan Sunda di Kabupaten Cilacap kata fondasi. Bila di perkotaan biasanya, saringan disebut ayakan [ayakan]. untuk mengukur kerataan bidang ini (6) tempak adukan dengan eubak menggunakan alat yang dinamakan waterpass. Namun, di Kabupaten Cilacap Tempat adukan adalah alat yang tukang bangunannya belum ada yang digunakan sebagai tempat mengaduk menggunakan alat seperti itu, mereka bahan mentah adukan yang dicampur masih menggunakan selang kecil dengan air sehingga menjadi bahan transparan yang berisi air untuk melihat mateng adukan, yang siap digunakan. kerataan permukaan tanah/dasar sebagai Tempak adukan ini biasanya dibuat fondasi. Bentuk leksikal dalam bahasa hanya dengan batas papan supaya bahan Sunda di Kabupaten Cilacap kata selang adukan tidak meleber ke luar tempat disebut timbangan [timbaŋan]. Kata adukan. Tempat adukan tidak beralas timbangan yang ditemukan di sana untuk jadi langsung di tanah. Namun, bentuk pengganti istilah selang sebagai leksikal yang ditemukan dalam bahasa pengukur kerataan permukaan ini Sunda di Kabupaten Cilacap menyebut digunakan karena sifatnya yang mirip istilah tempat adukan ini dengan kata seperti menimbang. Jadi, untuk eubak [ǝbak]. mendapatkan permukaan yang datar air (7) pensil tukang kayu dengan potlot dalam timbangan harus rata antara ujung yang satu dengan ujung yang lain. Pensil tukang kayu adalah alat yang digunakan oleh tukang kayu untuk (4) roskam kayu/trowel dengan gosokan menandai ukuran atau menggambar di Roskam kayu disebut juga trowel dalam permukaan kayu. Ukurannya lebih besar bahasa Indonesia. Roskam kayu/trowel dibanding dengan pensil biasa. Bentuk adalah alat yang digunakan untuk leksikal untuk istilah pensil tukang kayu meratakan acian agar permukaan halus. disebut potlot [potlot]. Sebenarnya, Dalam bahasa Sunda di Kabupaten istilah potlot ini digunakan tidak hanya Cilacap, kata roskam kayu ini tidak khusus untuk pensil tukang kayu, tetapi digunakan, para tukang bangunan di Kabupaten Cilacap untuk menyebut menggunakan istilah gosokan karena semua jenis pensil itu dengan kata potlot. berdasarkan fungsinya alat ini memang (8) penggaris besi dengan jidar digunakan dengan cara menggosok permukaan kayu yang datar pada alat Penggaris besi adalah alat yang tersebut pada acian semen pada digunakan oleh tukang besi atau tukang permukaan tembok/dinding. Jadi, bentuk kayu untuk mengukur besi atau kayu di leksikal dalam bahasa Sunda di samping mereka juga menggunakan Kabupaten Cilacap kata roskam meteran. Namun, untuk permukaan kayu/trowel disebut gosokan [gɔsɔkan]. benda yang lebih kecil atau berbentuk menyiku, penggaris besi ini lebih sering (5) saringan dengan ayakan digunakan. Bentuk leksikal bahasa Saringan adalah alat yang digunakan Sunda di Kabupaten Cilacap pada kata untuk menyaring pasir atau kapur bahan penggaris besi, yaitu jidar [jidar]. Kata mentah adukan. Saringan ini terbuat dari jidar juga digunakan oleh penutur bahasa ram kawat besi dengan disangga kayu Jawa yang ada di Kabupaten Cilacap. supaya tidak roboh ketika menyaring (9) tali besi dengan bendrat pasir dan kapur sebagai bahan mentah adukan. Saringan merupakan bentuk Tali besi adalah alat yang digunakan untuk mengikat kerangka besi sebagai 17 fondasi atau kerangka membuat leksikal untuk istilah caping yang tihang-tihang bangunan. Bentuk leksikal digunakan dalam bahasa Sunda di untuk istilah tali besi yang digunakan Kabupaten Cilacap, yaitu dudukuy dalam bahasa Sunda di Kabupaten [dudukuy]. Cilacap, yaitu bendrat [bɛndrat]. Berdasarkan pemaparan bentuk leksikal Sebelum menggunakan bendrat, para di atas, ternyata bentuk lekasikal dalam tukang bangunan di Kabupaten Cilacap bahasa Sunda yang digunakan oleh masih menggunakan tali awi ‘tali tukang bangunan ini juga banyak yang bambu’ sebagai alat untuk mengikat menunjukkan kekhasan dalam kerangka kayu/besi. Namun, semakin ke penggunaan kosakatanya. Bentuk sini mereka jarang menggunakan tali awi leksikal antara bahasa Sunda dan bahasa karena semakin sulit mencari jenis Indonesianya sama sekali dalam bentuk bambu yang khusus untuk digunakan yang berbeda. Hal ini dapat menjadi untuk tali sehingga kini mereka kekhasan tersendiri pada bahasa Sunda cenderung menggunakan bendrat. di Kabupaten Cilacap. Kekhasan bentuk (10) benang kasur dengan bola dari bentuk leksikal bahasa Sunda di Benang kasur adalah benang khusus Kabupaten Cilacap antara lain terdapat yang digunakan oleh tukang bangunan pada kata centong aduk, gentong cai, untuk menandai lurus tidaknya/kerataan timbangan, gosokan, ayakan, eubak, suatu permukaan setelah diukur potlot, jidar, bendrat, bola, dan dudukuy. menggunakan timbangan (selang). 3.3 Istilah Peralatan Tukang Bangunan Benang ini berwarna putih dan yang Tidak Menunjukkan Perbedaan berukuran lebih besar dibandingkan Fonologis dan Leksikal benang jahit sehingga tidak mudah putus Selain bentuk fonologis dan leksikal, ada bila terkena adukan semen dan pun sebutan alat-alat tukang bangunan benda-benda lainnya. Bentuk leksikal yang tidak mengalami perbedaan antara untuk istilah benang kasur yang bentuk kata dalam bahasa Indonesia digunakan dalam bahasa Sunda di dengan bahasa Sunda di Kabupaten Kabupaten Cilacap, yaitu bola [bɔla?]. Cilacap, antara lain seperti pada kata (1) (11) caping dengan dudukuy. garpu,(2) linggis,(3) sekop, (4) ember Apabila para pekerja konstruksi di (dalam bahasa Sunda di Kabupaten daerah perkotaan sudah menggunakan Cilacap juga ditemukan kata jolang APD (Alat Pelindung Diri), salah untuk sebutan ember), (5) catut, (6) satunya helm proyek. Pengganti helm karung dalam bahasa Sunda di proyek untuk melindungi kepala dari Kabupaten Cilacap juga ditemukan kata sengatan matahari yang digunakan oleh goni untuk sebutan karung), serta (7) tukang bangunan di pedesaan Kabupaten meteran. Cilacap masih menggunakan caping. Ketujuh kata tersebut digunakan dalam Caping terbuat dari anyaman bambu bahasa Sunda yang digunakan oleh yang menyerupai bentuk kerucut. Caping tukang bangunan di Kabupaten Cilacap. adalah alat yang fungsinya seperti topi, Bentuk fonologis dan leksikal tidak ada yaitu hanya mampu melindungi kepala yang berubah antara dalam bahasa dari panasnya matahari saja, tanpa Indonesia dengan bahasa Sunda di mampu melindungi dari benda-benda Kabupaten Cilacap. Akan tetapi, dari di keras atau benturan lainnya. Namun, antara ketujuh kata tersebut, kata ember para tukang tersebut masih meski digunakan dalam bahasa Sunda menggunakan caping bahkan belum ada Cilacap sebagai alat untuk mengangut yang menggunakan helm proyek. Bentuk adukan dari eubak adukan ke tempat 18 konstruksi bangunan, tetapi dalam Kesimpulan bahasa Sunda di sana ditemukan juga Komparasi bahasa Sunda di Kabupaten kata jolang [jɔlaŋ]. Kata jolang pada Cilacap dengan bahasa Indonesia pada bahasa Sunda umumnya memiliki arti istilah peralatan tukang bangunan dapat sebuah tempat seperti ember dengan dilihat pada bentuk fonologis dan diameter yang lebih besar daripada leksikal. Hasil komparasi bentuk ember dan jolang biasanya digunakan fonologis antara bahasa Sunda di hanya untuk menampung air, bukan Kabupaten Cilacap dengan bahasa sebagai alat untuk mengangut Indonesia terlihat pada istilah cangkul air/adukan. [caŋkul]—pacul [pacul], gergaji Selain itu, ada pula kata karung dalam [gǝrgaji]—garaji [garajI?] dan ragaji bahasa Sunda Cilacap. Karung [ragajI?], kapak [kapak]—kampek digunakan sebagai tempat menyimpan [kampǝk], besi [besi]—beusi [bǝsI?], bahan/alat-alat kerja yang digunakan amplas [amplas]—hampeulas oleh tukang bangunan. Namun, di lokasi [hampǝlas], kunci besi [kuñci penelitian selain menggunakan istilah besi]—konci beusi [kɔñcI? bǝsI?]. Hal karung, di saja juga terdapat istilah goni ini tentu saja menjadi kekhasan [gɔnI?] saja untuk menyebut istilah fonologis yang dimiliki dalam bahasa karung. Sebenarnya, dalam bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap. Sunda di daerah lain bentuk lengkap dari Selanjunya, komparasi bentuk leksikal kedua kata tersebut, dalam bahasa Sunda antara bahasa Sunda di Kabupaten umumnya dikenal dengan istilah karung Cilacap dengan bahasa Indonesia dalam goni. Namun, menjadi kekhasan penggunaan istilah peralatan tukang tersendiri pada bahasa Sunda Cilacap bangunan antara lain adanya istilah yang menyebutnya hanya cukup dengan centong aduk, gentong cai, timbangan, kata goni saja untuk karung. gosokan, ayakan, eubak, potlot, jidar, Berdasarkan penjelasan di atas dapat bendrat, bola, dan dudukuy dalam diketahui bahwa sebutan peralatan bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap tukang bangunan yang digunakan oleh yang secara leksikal bentuknya sama penutur bahasa Sunda di Kabupaten sekali berbeda dengan bahasa Indonesia. Cilacap, tidak begitu jauh berbeda Namun, selain bentuk yang berbeda dengan yang digunakan dalam bahasa secara leksikal, ada pula bentuk istilah Indonesia karena nama-nama alat yang sama antara dalam bahasa Sunda di tersebut memang banyak yang berasal Kabupaten Cilacap dengan bahasa dari bahasa Indonesia. Para tukang Indonesianya, antara lain adanya istilah bangunan sebagai penutur bahasa Sunda garpu, linggis, sekop, ember, catut, di Kabupaten Cilacap beberapa karung, dan meteran. Khusus untuk kata menyebut nama-nama alat tersebut ember dan karung, selain ditemukan dengan cara adaptasi (penyesuaian) kedua kata tersebut dalam bahasa Sunda dengan bahasa Sunda sehingga Cilacap, ditemukan kata jolang dan goni menunjukkan adanya variasi fonologis. juga sebagai istilah lain dari kata ember Namun, beberapa juga ada bentuk yang dan karung. sama sekali berbeda (perbedaan bentuk leksikal) yang ditunjukkan dalam bentuk variasi leksikal antara sebutan peralatan tukang bangunan dalam bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda di Kabupaten Cilacap. 19

Ucapan Terima kasih Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Penelitian ini mendapatkan hibah Ramendra, D. P. (2013). Variasi Penelitian Desentralisasi Penelitian Pemakaian Bahasa pada Dasar tahun 2020 melalui UP2M Masyarakat Tutur Kota Singasari. Politeknik Negeri Jakarta. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 275-287. Daftar Pustaka Sahayu, W. (2003). Variasi Fonologis Chambers, J.K. dan Trudgill, P. (1980). Pemakaian Bahasa Jawa di Pusat Dialectologi. Melbourne: Kota dan Daerah Pinggiran Bagian Cambridge Textbooks in Utara Kabupaten Grobogan. Linguistics. Humaniora, 15, 336-344. Chandra, D. (2017). Variasi Bahasa doi:https://doi.org/10.22146/jh.800 Jargon di Kalangan Tukang Sartini, N. W. (2012). Bahasa Pergaulan Bangunan Desa Karangnunggal Remaja: Analisis Fonologi Kabupaten . Generatif. MOZAIK: Jurnal Ilmu Konferensi Nasional Bahasa dan Humaniora, 122-132. Sastra IV, (pp. 143-148). Wulandari, L. S., & Shomami, A. Efendi, W. (2016). Variasi Fonologis (2019). Perubahan Wilayah Pakai dan Variasi Leksikal Bahasa Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa di Melayu Jambi di Kabupaten Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Bungo Bagian Timur (Tinjauan Metalingua, 135-142. Geografi Dialek). Padang: Diploma Tesis Universitas Andalas. Meillet, A. (1970). The Comparative Methode in Historical Linguistic. Paris. Narbuko, C., & Achmadi, A. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Nothofer, B. (1981). Dialektatlas van Zentral-Java. Olto Harrasowitz-Wiesbaden. Nothofer, B. (1990). Tinjauan Sinkronis dan Diakronis Dialek-Dialek Bahasa Jawadi Jawa Barat dan Jawa Tengah (Bagian Barat). Tulisan Ceramah dan Diskusi oleh Pusat Studi Bahasa-Bahasa AsiaTenggara Pasifik. Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM. Petyt, K. M. (1980). The Study of Dialect: An Intrpducton to Dialectology. London: Andre Deutsch. Pusat Pembinaan dan Pengembanan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997). Kosakata Bahasa Sunda dalam Media Masa.