BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia pariwisata sudah semakin menjadi magnet tersendiri karena sudah merupakan salah satu kebutuhan umat manusia yang ada di dunia. Menurut undang-undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Tujuan seseorang untuk berwisata di suatu tempat wisata adalah untuk mencari kesenangan dirinya dengan cara berlibur ke tempat-tempat wisata. Selain itu, tak sedikit pula seseorang berwisata ke suatu tempat karena ingin menikmati kulinernya. Oleh sebab itu, perkembangan pariwisata di suatu negara dapat dilihat melalui banyak dibangunya hotel atau villa untuk menginap bagi wisatawan, kemudian restoran atau cafe bagi wisatawan yang ingin makan atau hanya sekedar minum. Sebenarnya, urusan perut ini tidak main-main kontribusinya secara ekonomi apabila dikelola dengan baik. Bahkan sudah menjadi komponen pariwisata yang harus tersedia untuk memberikan layanan yang baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara bahkan bagi penduduk di kota itu sendiri.

Gastronomi atau lebih dikenal kuliner adalah hal yang tidak bisa dipisahkan bagi kehidupan. Semua orang memiliki hasratnya masing-masing bagaimana menikmati aneka makanan, minuman, dan produk lainnya sesuai dengan seleranya. Menurut Gilesisole (2001: 235) Gastronomi atau tata boga adalah seni, atau ilmu akan makanan yang baik (good eating). Dengan kata lain Fossali (2008: 54-86) menyebutkan gastronomi sebagai studi mengenai hubungan antara budaya dan makanan, di mana gastronomi mempelajari berbagai komponen budaya dengan makanan sebagai pusatnya (seni kuliner). Hubungan budaya dan gastronomi terbentuk karena gastronomi adalah produk budidaya pada kegiatan pertanian sehingga pengejawantahan warna, aroma, dan rasa dari suatu makanan dapat ditelusuri asal-usulnya dari lingkungan tempat bahan bakunya dihasilkan.

1 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini sangat cocok diterapkan di Indonesia karena sangat didukung dengan melimpahnya bahan makanan dan rempah-rempah, serta melimpahnya sumber daya manusia yang tersedia di negara kita tercinta ini. Tinggal bagaimana kita sebagai pelaku harus bisa memanfaatkan hal tersebut dengan baik dan benar. Terbukti di era globalisasi ini, seseorang berlomba-lomba membuat makanan dan minuman yang rasanya enak, tampilannya unik, dan cara lainnya untuk menarik minat konsumen. Gastronomi Indonesia tidak saja terkait dengan rasa dan penampilan, tetapi juga asal-usul masakan, kandungan gizi, dan pengkaitan dengan manajemen kuliner. Hal ini sesuai dengan paparan William Wongso di Harian Kompas 17 Desember 2012. Bahwa Gastronomi Indonesia bukan saja sekedar makanan, namun terkandung warisan budaya dan identitas bangsa.

Menurut Guruh Soekarnoputra pada acara Indonesia Gastro Fest 2017 menilai Indonesia terdiri dari 1.344 suku bangsa memiliki masakan dengan sejarah, tradisi budaya, bahan baku, dan teknik pengolahan yang berbeda. Namun sayang, potensi ini belum banyak digali dan diangkat menjadi suatu paket perjalanan wisata khusus pada bidang gastronomi. Paket perjalanan wisata gastronomi prakteknya sudah dilakukan, dimana terdapat paket perjalanan wisata yang disediakan oleh sebuah perusahaan tour and travel khusus untuk menikmati objek/ atraksi wisata. Saat ini mulai tumbuh perjalanan wisata tentang makanan. Perusahaan tour and travel memperkenalkan budaya makanan di suatu daerah, atraksi pembuatan suatu makanan atau minuman, menikmati hidangan di daerah yang akan dikunjungi tersebut dari sarapan hingga makan malam, cara makan, festival, berkunjung ke berbagai tempat yang berhubungan dengan gastronomi misalnya, tempat bahan baku, pasar, kitchen hotel, pabrik, industri rumahan (home industry), dan lain-lain. Diharapkan suatu saat nanti, paket perjalanan wisata gastronomi menjadi tren dan menjadi salah satu yang wajib dicoba oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan begitu, makanan maupun minuman tradisional Indonesia banyak dikenal oleh bangsanya sendiri maupun bangsa lain. Sekarang sudah banyak festival-festival kuliner yang diadakan di Indonesia, tetapi kebanyakan tidak didasari dengan konsep yang jelas, hanya datang, makan lalu bayar. Paket wisata gastronomi merupakan upaya nyata yang wajib dikembangkan oleh seluruh elemen baik pemerintah maupun masyarakat. 2 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sehingga hal ini merupakan salah satu upaya pelestarian makanan maupun minuman tradisional Indonesia.

Pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata lestari, yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian dalam penggunaan bahasa Indonesia, penggunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya digunakan untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). (Endarmoko, 2006). Makanan maupun minuman tradisional Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke perlu dilestarikan keberadaannya. Sebagai contoh adalah salah satu minuman tradisional Jawa Barat yakni Lahang.

Lahang merupakan usaha yang dilakukan seseorang di rumah tempat tinggalnya atau home industry. Menurut ilmunya istilah Home industry adalah sebuah perusahaan kecil yang jenis kegiatan ekonominya dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No.9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 Milyar. Kriteria lainnya dalam UU No. 9 Tahun 1995 adalah milik WNI, berdiri sendiri, tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk usaha perseorangan baik berbadan hukum maupun tidak karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga. Para pelaku kegiatan ekonomi yang berbasis dirumah ini adalah salah satu anggota keluarga atau mengajak beberapa sanak keluarga ataupun mengajak orang disekitar kampung halamannya sebagai karyawan. Lahang bisa dikatakan industri rumahan dikarenakan sebagian besar dikerjakan di daerah tempat tinggal si penjualnya.

Menurut penjualnya, Lahang merupakan minuman Tradisional Khas Jawa Barat yang terbuat dari pohon aren (Arenga Pinnata). Rasa manis, segar dan berwarna putih kekuningan adalah ciri dari minuman ini. Lahang diperoleh dari sadapan pohon aren. Bagian yang disadap adalah bunga jantannya. Cara menyadapnya pun tidak sembarangan, para petani biasanya akan berangkat lebih awal untuk menyadap aren kesegarannya terjaga. Konon pada kondisi

3 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu air dari bunga jantan pohon aren ini bila terlambat disadap akan berubah menjadi cuka atau tuak. Pohon dari bunga yang akan disadap akan sangat baik bila sudah berusia 5 (lima) tahun. Menyadap nira dari bunga jantan tidaklah mudah. Beberapa lama sebelum disadap, ijuk yang melekat pada tongkol bunga jantan dan juga pelepah yang menghalangi tongkol harus dibersihkan. Selain itu, tidak sembarang orang yang bisa naik untuk menyadap air Nira tersebut. Perlu kegigihan, kesabaran dan keberanian untuk naik ke atas pohon nira yang cukup tinggi itu.

Berdasarkan pra survei oleh peneliti, para penjualnya sudah jarang ditemukan karena berjumlah semakin sedikit. Dahulu biasanya para penjual Lahang akan menurunkan keahliannya pada anak cucunya. Tetapi seiring berjalannya waktu anak cucu seorang pembuat lahang biasanya enggan meneruskan membuat lahang karena proses pembuatannya yang sulit. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan semakin langkanya minuman tradisional ini. Seperti yang terjadi pada Lahang, minuman tradisional khas Jawa Barat ini mulai mengalami penurunan. Seiring perkembangan jaman popularitas Lahang sudah semakin terpinggirkan bahkan masih banyak seseorang yang tidak mengetahui apa itu Lahang. Lahang sudah kalah pamor dengan minuman tradisional lainnya seperti ataupun . Namun saat ini pola konsumsi masyarakat mulai banyak berubah, semakin maraknya minuman modern semakin menurun pula tingkat mengkonsumsi minuman tradisional di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan banyaknya minuman produk olahan sehingga sebagian masyarakat lebih memilih minuman modern dibandingkan minuman tradisional agar lebih bergengsi untuk disuguhkan.

Keberadaan Lahang yang saat ini mengalami penurunan bukan hanya karena banyaknya minuman modern yang banyak dijual tetapi kurangnya promosi yang dilakukan penjual mempengaruhi keadaan ini. Selain itu penyajian yang masih sederhana sehingga kurang memiliki daya tarik bagi konsumen. Minuman modern ditunjukkan dengan kecepatan penyajian minumannya, tampilannya juga menggiurkan dan pembuatan minuman biasanya menggunakan alat-alat yang sudah canggih. Berbeda dengan minuman tradisional Lahang yang menggunakan

4 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alat tradisional, pedagang lahang biasanya membawa minuman lahang dengan lodong bambu sebagai tempat menyimpan lahangnya. Ujung lodong disumbat dengan ijuk kelapa serta kerakas daun pisang agar lahang terbebas dari debu dan sebagai alat penyaring alami ketika hendak dituang ke gelas pembeli. Selain itu kita harus ke daerah tertentu untuk menikmati minuman tradisional ini dengan menemui langsung pembuat Lahang tersebut karena jarang sekali Lahang dijual di pasaran sehingga menyebabkan proses pemasaran tidak meluas. Tabel di bawah merupakan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh penulis :

Tabel 1.1 Data Pra Penelitian Responden yang Mengetahui atau Tidak Mengetahui Lahang dari 80 orang responden No Kategori Banyaknya Responden Persentase (%) 1. Mengetahui Lahang 39 orang 48,8 % 2. Tidak Mengetahui Lahang 41 orang 51,2 % TOTAL 80 orang 100 % Sumber : Diolah Penulis dari Data Pra Penelitian

Berdasarkan Tabel 1.1 di atas bahwa masih banyak seseorang yang belum mengetahui apa itu Lahang. Dari total 80 orang responden, sebanyak 41 atau 51,2% orang responden tidak mengetahui apa itu Lahang. Artinya, hanya 39 atau 48,8% orang responden yang mengetahui apa itu Lahang. Fakta tersebut menunjukkan lebih dari 50% orang kemungkinan tidak mengetahui apa itu Lahang. Fakta tersebut juga diperparah dengan tabel 1.3 berikut ini :

Tabel 1.2 Data Pra Penelitian Responden yang Memilih Minuman Lahang dengan Minuman Modern Lainnya dari 80 orang responden No Kategori Banyaknya Alasan Persentase (%) 1. Minuman 18 orang - Minuman 22,5 % Tradisional menyehatkan, Lahang - Minuman dari bahan yang alami, - Minuman zaman dahulu yang menjadi primadona

5 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Minuman 62 orang - Lebih enak, 77,5 % Modern - Mudah didapat, - Tidak tahu lahang, - Harga lebih murah TOTAL 80 orang 100 % Sumber : Diolah Penulis dari Data Pra Penelitian

Berdasarkan Tabel 1.2 di atas bahwa kebanyakan orang lebih memilih minuman modern dibandingan minuman tardisional Lahang. Dari total 80 responden, 62 atau 77,5% orang responden lebih memilih minuman modern dibandingkan Lahang yang hanya 18 atau sebanyak 22,5%. Mereka beralasan lebih memilih minuman modern dibandingkan minuman tradisional Lahang itu sendiri melainkan karena tidak tahu Lahang, rasanya lebih enak, mudah didapat, dan lebih murah. Selain banyak orang yang tidak tahu apa itu Lahang kemudian orang lebih memilih minuman modern dibandingkan Lahang, fakta tersebut juga diperparah dengan tabel di bawah ini :

Tabel 1.3 Data Penjual Lahang yang berhasil ditemukan di Bandung No Nama Umur Alamat Lokasi Berjualan 1. Bapak Warju 63 Desa Bojong Kabupaten Bandung Tahun Koneng, Kecamatan Barat, CFD Dago, Ngamprah, Taman Lansia. Kabupaten Bandung 2. Bapak Nanang Barat Kabupaten Bandung 62 Desa Bojong Barat. Tahun Koneng, Kecamatan Ngamprah, 3. Abah Ido Kabupaten Bandung Dago Giri. 4. Ibu Elas Barat Dago Pakar, Taman 66 Dago Giri Hutan Raya. Tahun Dago Giri 45 Tahun

6 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TOTAL 4 orang Sumber : Diolah Penulis dari Data Pra Penelitian

Berdasarkan tabel 1.3 di atas, bahwa hanya terdapat 4 (empat) orang penjual Lahang saja yang berhasil ditemukan oleh penulis di sekitaran Kota Bandung dan di Kabupaten Bandung Barat.

Kesimpulan dari Tabel 1.1 sampai 1.3 bahwa kebanyakan masyarakat zaman sekarang tidak tahu apa itu Lahang. Mereka lebih memilih mengkonsumsi minuman modern dibandingkan minuman tradisional Lahang dengan berbagai alasan yang telah diutarakan di atas. Hal ini diperparah dengan jumlah penjual yang hanya terdapat 4 (empat) orang penjual Lahang saja yang berhasil ditemukan oleh penulis.

Padahal sebagai minuman tradisional Lahang juga mempunyai nutrisi yang terkandung didalamnya, berikut adalah kandungan gizi dari gula aren :

Tabel 1.4 Kandungan Gizi dari Gula Aren No Komposisi Kandungan (%) 1. Karbohidrat : 11,18 - Glukosa 3,61 - Fruktosa 7,48 2. Protein 0,28 3. Lemak Kasar 0,01 4. Abu : 0,35 - Kalsium (Ca) 0,06 - Fosfor (P205) 0,07 5. Vitamin C 0,01 6. Air 89,23 Sumber : BPTP Banten 2005 dari Rumokoi Balitka Manado, 1990

Berdasarkan Tabel 1.4 di atas bahwa terdapat banyak kandungan gizi yang bermanfaat dari gula aren. Bila dalam keadaan segar Nira berasa manis, berbau khas Nira dan tidak berwarna. Nira aren mengandung beberapa zat gizi antara lain

7 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Rasa manis pada nira disebabkan kandungan karbohidratnya mencapai 11,28%. (Rumokoi, 1990:21-28)

Nira aren segar yang manis banyak diminum penduduk jawa sebagai penyegar dan penggunaannya dianjurkan untuk pengobatan berbagai penyakit (Sunanto, 1993:33). Wisnuwati, (1996:57) mengemukakan berbagai manfaat dari nira diantaranya adalah :

1. Sebagai obat tuberkulosis, paru, disentri, wasir, dan dapat melancarkan buang air besar. 2. Sebagai campuran membuat adonan di perusahaan roti atau tradisional. 3. Sebagai bahan pembuat gula merah. 4. Sebagai bahan pembuat tuak dan cuka.

Nira segar mempunyai kadar gula lebih kurang 10-15%. Selain dibuat gula, dari nira juga dapat dihasilkan cuka, jika diberi ragi dan dibiarkan selama satu atau dua malam akan menjadi minuman keras yang dikenal sebagai tuak. Jika sistem peragian tersebut diperbaiki maka dihasilkan alkohol dengan kadar yang tinggi, dan dapat dimurnikan, sehingga dapat dibuat berbagai minuman keras lainnya. Dari nira juga bisa dihasilkan cuka dengan fermentasi bakteri sehingga dihasilkan asam asetat (Sembiring, 1990:22).

Sungguh ironi, kandungan gizi dari Lahang yang baik bagi tubuh ini tidak dibarengi dengan keeksisan dari Lahang itu sendiri. Masih banyak orang yang tidak mengetahui apa itu Lahang. Hasil data pra penelitian, semakin kesini semakin langka karena selain ketidak tahuan seseorang akan Lahang, pembuat Lahang ini sudah jarang ditemukan. Wisatawan dan penikmat saat ini sulit menemukan minuman tradisional khas Jawa Barat. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diteliti lebih jauh mengenai Lahang. Minuman tradisional khas Jawa Barat yang dibuat dan dicetuskan oleh nenek moyang kita yang sempat populer pada zaman dahulu, sekarang malah langka. Harus adanya suatu usaha dari kita untuk menyelamatkan eksistensi dari Minuman Tradisional Lahang ini. Diharapkan Minuman Tradisional Lahang ini menjadi salah satu daya tarik

8 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

destinasi wisata pada zaman sekarang. Salah satu upaya penulis dalam melestarikan Lahang ini adalah dengan dijadikannya Lahang sebagai atraksi wisata Gastronomi Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat seperti yang diutarakan oleh Inskeep (1991:61).

Inkseep (1991:61) mengemukakan beberapa komponen yang terlibat dalam perkembangan destinasi pariwisata salah satunya adalah atraksi wisata. Atraksi wisata adalah kegiatan-kegiatan wisata yang dimaksud dapat berupa semua hal yang berhubungan dengan lingkungan alami, kebudayaan, dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan. Dengan penjelasan di atas, menurut penulis perlunya suatu pengelolaan atraksi wisata gastronomi yang baik, oleh pemerintah dan masyarakat agar Lahang dapat dikenal, dan dikelola dengan baik sehingga berpotensi menjadi salah satu tujuan destinasi pariwisata.

Oleh sebab itu penulis mengambil judul dari penelitian ini adalah “Pelestarian Minuman Tradisional Lahang Sebagai Atraksi Wisata Gastronomi Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat”

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan muncul pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Pelestarian dan Eksistensi Minuman Tradisional Lahang? 2. Bagaimanakah Proses, Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pembuatan Minuman Tradisional Lahang? 3. Bagaimanakah Potensi Minuman Tradisional Lahang yang Langka dijadikan sebagai Atraksi Wisata Gastronomi Kabupaten Bandung Barat, Provinsi di Jawa Barat?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk Mengetahui Pelestarian dan Eksistensi Minuman Tradisional Lahang 2. Untuk Mengetahui Proses, Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pembuatan Minuman Tradisional Lahang

9 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Untuk Mengetahui Potensi Minuman Tradisional Lahang yang Langka dijadikan sebagai Atraksi Wisata Gastronomi Kabupaten Bandung Barat, Provinsi di Jawa Barat

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1.4.1 Manfaat Akademis Manfaat akademis penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu :

1. Secara Teoritis Untuk mempertahankan keeksisan minuman tradisional Indonesia yaitu Lahang yang mulai langka sehingga menjadi eksis kembali karena merupakan warisan minuman asli Indonesia khas Jawa Barat khususnya di Daerah Bandung, yang pada dasarnya penelitian ini bermanfaat bagi seseorang yang ingin mencari informasi tentang minuman tradisional Jawa Barat dan mahasiswa Manajemen Industri Katering. 2. Secara Praktek Penelitian ini dapat memberikan ilmu dan pengalaman dalam melakukan penelitian dengan untuk mengetahui pelestarian dan eksistensi minuman tradisional Lahang, untuk mengetahui cara pengolahan minuman tradisional Lahang di Jawa Barat, untuk mengetahui potensi minuman tradisional Lahang yang langka dijadikan sebagai atraksi wisata gastronomi di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

1.4.2 Manfaat Keilmuan 1. Membantu melestarikan kembali minuman tradisional yaitu Lahang yang merupakan salah satu gastronomi nusantara dan ikut serta menjaga tradisi dan budaya minuman khas Jawa Barat. 2. Membantu dalam mendokumentasikan salah satu kuliner tradisional Khas Indonesia dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah (KTI).

10 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.5 Struktur Organisasi Penulisan Agar skripsi ini dapat dipahami oleh berbagai pihak, maka skripsi ini disajikan ke dalam 5 bab yang disusun berdasarkan struktur penulisan skripsi dengan pedomannya sebagai berikut :

Bab I merupakan bagian awal dari struktur organisansi skripsi yang didalamnya menjelaskan mengenai pertama, latar belakang penelitian yang menjelaskan mengapa Lahang ini perlu diteliti, kedua, rumusan masalah penelitian, ketiga, tujuan penelitian, keempat, manfaat penelitian dan diakhiri mengenai struktur organisasi.

Kemudian bab II diuraikan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian dan teori-teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu yang berhubungan dengan bidang yang diteliti, serta kerangka berpikir penelikti yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Bab III peneliti menjelaskan tentang desain penelitian, subjek dan lokasi penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data yang diguynakan dalam penelitian mengenai Pelestarian Minuman Tradisional Lahang Sebagai Atraksi Wisata Gastronomi Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Selanjutnya bab IV peneliti menjelaskan mengenai gambaran secara umum dari Lahang berdasarkan daerah-daerahnya dan upaya dalam pelestariannya, dengan pembahasannyua sebagai berikut :

1. Pelestarian dan Eksistensi Minuman Tradisional Lahang 2. Proses, Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pembuatan Minuman Tradisional Lahang 3. Potensi Minuman Tradisional Lahang yang Langka dijadikan sebagai Atraksi Wisata Gastronomi di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

11 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terakhir bab V peneliti berusaha untuk memberikan kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian dan permasalahan yang telah dibahas dan dikaji di dalam skripsi.

Tidak lupa penulispun mencantumkan daftar pustaka yang menyajikan sumber-sumber penulisan skripsi, baik dari buku, jurnal, skripsi, internet dan sumber-sumber lainnya.

Kemudian terdapat pula lampiran yang menjelaskan mengenai lampiran dokumentasi dalam penelitian, surat izin penelitian, data diri pribadi, dan lampiran-lampiran lainnya yang mendukung penelitian.

12 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13 Irvan Patria Nugraha, 2017 PELESTARIAN MINUMAN TRADISIONAL LAHANG SEBAGAI ATRAKSI WISATA GASTRONOMI KABUPATEN BANDUNG BARAT, PROVINSI JAWA BARAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu