GOKENIN JEPANG

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN

O

L

E

H

MUHAMMAD LANDY PERANGIN ANGIN

NIM : 132203021

PROGRAM STUDI D-3 BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KERTAS KARYA Kertas Karya ini diajukan Kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang. Dikerjakan

O

L

E

H MUHAMMAD LANDY PERANGIN ANGIN NIM : 132203021 DosenPembimbing, DosenPembaca,

Drs.Amin Sihombing Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum NIP : 19 2005011 001 NIP : 19 2002121 001

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang

Studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Studi D III Bahasa Jepang

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Budi Agustono,M.S

NIP : 196008051987031001

Panitia Ujian :

No. Nama Tanda Tangan

1. Zulnaidi, S.S.,M.Hum ( ) 2. Drs.Amin Sihombing ( ) 3. Adriana Hasibuan SS.,M.Hum ( )

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Disetujui oleh :

Program Studi D III Bahasa Jepang

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi D III Bahasa

Jepang

Ketua program Studi

Zulnaidi, S.S., M.Hum. NIP. 1967 08072005 01 1 001

Medan, Juli 2016

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa

Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas Karya ini

Berjudul ―Gokenin Jepang‖.

Dalam hal ini penulis menyadari bahwa apa yang telah tertulis dalam Kertas

Karya ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi dan pembahasan masalah. Demi kesempurnaan, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk kearah perbaikan.

Dalam Kertas Karya ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang cukup bernilai harganya. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono,M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi,SS,.M.Hum, selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang D3

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Amin Sihombing, selaku Dosen pembimbing yang dengan ikhlas

telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan juga

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.

4. Ibu Adriana Hasibuan SS,M.Hum, selaku dosen pembaca yang telah

memberikan pengarahan, kritik, dan saran yang sangat bermanfaat bagi

penyelesaian kertas karya ini.

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara, atas didikannya selama masa

perkuliahan.

6. Teristimewa kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Bulan Perangin

angin dan Ibunda Fatimah Flora Sijabat, yang telah memberikan doa,

dukungan, bimbingan baik moral dan material sehingga penulis dapat

menyelesaikan kertas karya ini dengan baik.

7. Terkasih Deby Rizal Land yang selalu mendoakan dan menyemangati setiap

langkah dah persiapan untuk menyelesaikan Kertas Karya ini dengan baik

Serta teman dan shabat Adinda, Andrian, Annisa, Ainun, Dandi, Dedi,

Daniel, Elysa, Ghera, Icha, Jhony, Mhd Ridwan, Maxwell, Ria, Ryan, Move

Foto, Samuel, Velix, Wenny, dan Rekan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu

Budaya angkatan 2013 yang telah membantu penulis dalam masa

perkuliahan dan dalam menyempurnakan penulisan kertas Karya ini.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat kasih serta berkat atas segala bantuan yang telah diberikan.Penulistelah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian Kertas Kaya ini, Penulis menyadari bahwa Kertas

Karya ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik daripada pembaca untuk kesempurnaan Kertas Karya ini. Kiranya

Kertas Karya ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, April 2016

Penulis,

Muhammad Landy Perangin Angin

NIM : 132203021

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….iv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

1.1 Alasan Pemilihan Judul...... 1

1.2 Tujuan Penulisan...... 2

1.3 Batasan Masalah...... 2

1.4 Metode Penulisan...... 3

BAB II GOKENIN PADA ZAMAN ……………………………..4

2.1 Gokenin Pada Zaman Kamakura...... 4

2.2 Gokenin Pada Zaman Muromachi...... 11

BAB III PERKEMBANGAN GOKENIN PADA ZAMAN ……………15

3.1 Perkembangan Gokenin Pada Zaman Edo...... 15

3.2 Peranan Gokenin Pada Zaman Edo……………………………24

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….25

4.1 Kesimpulan...... 25

4.2 Saran...... 27

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….28

LAMPIRAN

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Jepang adalah sebuah negara yang maju diberbagai bidang di benua Asia.

Negara Jepang juga banyak mempunyai cerita tentang kerajaan dan juga dinasty yang sampai sekarang pun masi berlanjut. Kerajaan Jepang dan Dinasty Jepang tidak terlepas dari peran atau sosok ‗Kesatria Muda‘ yang menjadi struktur pemimpin dan juga bagian dari setiap jabatan di era kerjaan jepang .

Dahulu ‘Kesatria Muda’ ini banyak berperan sebagai pelindung dan juga

Penasehat Raja Dengan keahlian Pedang dan juga teknik bertempur yang baik banyak dari mereka yang mendapatkan kedudukan tinggi dan sakin meningkatnya pertumbuhan kesatria maka terbentuklah kelompok bersenjata yang menjadi pelindung serta membentuk kerajaan mereka sendiri, mereka menjuluki diri mereka sebagai (Kesatria Bujangan).

Setelah Dominasi besar besaran ini hampir seluruh tempat di kota jepang diduduki oleh samurai, seiring berkembangnya waktu samurai pun semakin memperbaiki dan menggubah satu persatu senjatanya mulai dari Samurai Berpedang,

Samurai Bertombak, Samurai Pemanah, dan Samurai yang mengunakan atleri.

Hingga pada zaman Keshogunan dari Kamakura dan periode Muromachi samurai menggap diri mereka sebagai GOKENIN yaitu adalah sebutan untuk Pemimpin Samurai

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Kertas Karya ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan dan peran gokenin jepang

2. Untuk menambah wawasan pembaca dan penulis mengenai gokenin jepang

3. Sebagai syarat kelulusan dari program diploma III Bahasa Jepang Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis memfokuskan penulisannya mengenai Perkembangan Gokenin dan peran gokenin jepang. di dalamnya membahas tentang sejarah, Asal mula, Kedudukan, Perkembangan Gokenin dan peran Gokenin

Jepang.

Kemudian untuk memperjelas pembahasan, maka penulis menjelaskan juga dengan siapa saja gokenin bergabung dan pada perang yang menghadirkan gokenin dalam pertempuran hingga akhir dari gokenin sendiri

2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library

Research), yakni dengan cara memanfaatkan sumber-sumber bacaan yang ada yakni berupa buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas, kemudian penulis merangkum dan mendeskripsikan kedalam kertas karya ini. Penulisjuga memanfaatkan Informasi Teknologi Internet sebagai referensi tambahan agar data yang didapatkan menjadi lebih akurat dan lebih jelas

3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II

GOKENIN PADA ZAMAN KAMAKURA

2.1. Gokenin Pada Zaman Kamakura

Keshogunan Kamakura 鎌倉幕府 Kamakura bakufu adalah pemerintahan militer oleh samurai yang didirikan di Kamakura. Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan Keshogunan Kamakura disebut zaman

Kamakura yang berlangsung sekitar 140 tahun. Keshogunan Kamakura berakhir setelah menghancurkan klan Hōjō.

Dulunya dalam buku sejarah Jepang ditulis bahwa Keshogunan Kamakura dimulai sejak tahun 1192 ketika Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai Seii

Taishōgun, namun secara defacto Yoritomo sudah berkuasa dan memiliki lembaga pemerintahan sebelum 1192. Keshogunan Kamakura juga bukan pemerintahan militer oleh kalangan samurai yang pertama di Jepang, karena sebelumnya sudah dikenal Pemerintahan klan Taira.

Pemerintahan atau kantor shogun disebut "bakufu" 幕府?, secara harafiah, pemerintahan di tenda atau "Keshogunan". Sistem politik yang disebut keshogunan

(bakufu) terus bertahan hingga Keshogunan Muromachi Muromachi Bakufu dan Keshogunan Edo (Edo Bakufu). Dalam literatur klasik Azuma Kagami, istilah bakufu hanya digunakan untuk rumah kediaman shogun, dan tidak digunakan untuk menyebut pemerintah pusat oleh kalangan militer. Istilah "bakufu" untuk

4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menyebut pemerintahan kalangan samurai pertama kali digunakan sejarawan di zaman Edo. Kalangan samurai biasanya menyebut pemerintahan Kamakura sebagai Kamakura-dono Yang Dipertuan Kamakura.

Shogun ke-3 mendirikan rumah kediaman resmi shogun yang disebut Istana Muromachi - dono sehingga pemerintahan shogun klan Ashikaga disebut Keshogunan Muromachi. Nama populer untuk Istana Muromachi adalah Hana no Gosho Istana Bunga. Sekarang ini, lokasi bekas Istana Muromachi berada di distrik Kamigyō, .

Di akhir zaman Heian sebenarnya sudah ada Pemerintahan klan Taira di bawah pimpinan Taira no Kiyomori namun tidak disukai rakyat dan ditentang banyak pihak. Perlawanan terhadap klan Taira dimulai sejak Persekongkolan

Shishigatani dan secara resmi dipimpin putra mantan Kaisar Go-

Shirakawa, Pangeran Mochihito yang langsung tewas dibunuh. Peristiwa ini menyebabkan bangkitnya kekuatan perlawanan terhadap klan Taira di seluruh

Jepang.

Minamoto no Yoritomo yang sedang diasingkan di Izu ikut mengangkat senjata, tapi ditaklukkan dalam Pertempuran Ishibashiyama. Dari tempat pelarian di Awa, Yoritomo memimpin perjalanan panjang melewati Provinsi

Kazusa dan Provinsi Shimousa. Di tengah perjalanan, Yoritomo mendapat dukungan dari klan Taira Bandō yang merupakan percabangan klan Taira di wilayah Kanto.

Setelah menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan, Yoritomo mendirikan markas di Kamakura yang dulunya pernah menjadi pusat kekuatan para pendahulu klan

Minamoto.

5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lembaga pemerintahan seperti Samurai Dokoro didirikan untuk mempersatukan berbagai kelompok samurai di wilayah Kanto, sedangkan Yoritomo mendapat sebutan Kamakura-dono (Yang Dipertuan Kamakura). Setelah memenangkan Pertempuran Fujigawa dan mendapat dukungan kelompok samurai wilayah Kanto,

Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh perebutan kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut samurai. Pada tahun 1185, setelah menghancurkan klan Taira yang merupakan klan saingan klan Minamoto, Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi kekuasaan dengan

Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut

Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di Kamakura (di sebelah selatan Yokohama masa kini).

Pada zaman ini Pemerintahan dan Kerajaan mulai Menggunakan banyak bantuan untuk mendukung keberhasilan dalam setiap penyerangan dan permusuhan disinilah timbul nya ras dari pemimpin samurai mereka mengangap diri mereka bukan lagi sebagai kaki tangan namun menjadikan diri mereka sebagai pemimpin dan samurai yang istimewa. Dalam hal ini mereka yang menyebut diri mereka sebagai gokenin (御家人 ) dan menjadi pengikut dari Keshogunan Kamakura dan periode Muromachi.

6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Perkembangan situasi membuat mantan Kaisar Go-Shirakawa mengundang

Yoritomo untuk menguasai Kyoto. Sebagai jawaban, Yoritomo menuntut agar kepemilikan tanah sistem manorialisme di wilayah Tōkaidō, Tōsandō, dan Hokurikudō dikembalikan ke sistem lama yang disebut Kokushi. Sebagai penghormatan terhadap Yoshinaka, permintaan tersebut sedikit dilonggarkan dengan tidak memasukkan wilayah Hokurikudō yang dimiliki Yoshinaka. Permintaan tersebut disetujui dan secara de facto, Yoritomo menjadi penguasa wilayah sebelah timur Jepang.

Pada tahun 1184, Yoritomo mendirikan lembaga pemerintahan, seperti kantor administrasi bernama Kumonjo (kemudian berganti nama menjadi Mondokoro), dan kantor peradilan yang disebut Monchūjo. Sementara itu, Yoritomo mengutus adik- adiknya,Minamoto no Noriyori dan Minamoto no Yoshitsune untuk menghancurkan sisa-sisa klan Taira. Dalam Pertempuran Dan no Ura, klan Taira dihancurkan dan sekaligus mengakhiri perang saudara yang berlangsung selama 6 tahun.

Masih pada tahun yang sama 1184, Yoritomo menerima mandat dari mantan

Kaisar Go-Shirakawa untuk menyingkirkan Yoshitsune dan Minamoto no

Yukiie dengan alasan telah melanggar aturan pemerintah Yoritomo. Dalam usaha menangkap Yoshitsune dan Yukiie, Yoritomo diberi mandat untuk memberhentikan serta mengangkat Jitō dan Shugo yang bertugas memungut pajak berupa beras untuk perbekalan militer dan sebagai pejabat di kantor pemerintah lokal. Berdasarkan mandat tersebut, Yoritomo berkuasa atas kekuatan militer serta kepolisian di seluruh negeri, dan sekaligus menandai berdirinya pemerintahan Keshogunan Kamakura

7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang menguasai seluruh Jepang. Walaupun demikian, pemerintah Yoritomo baru menguasai seluruh wilayah Jepang bagian timur setelah menghancurkan klan

Ōshū Fujiwara dalam Pertempuran Ōshū 1189.

Pada tahun 1190, Yoritomo ditunjuk sebagai panglima tertinggi kekuatan militer (Ukone no Daishō) dan berbagai jabatan tinggi lainnya dalam pemerintahan, namun segera mengundurkan diri. Ambisi Yoritomo adalah diangkat menjadi Seii

Taishōgun dan terlaksana setelah penentangnya, mantan Kaisar Go-Shirakawa wafat pada tahun 1192. Pengangkatan Yoritomo sebagai shogun juga sering digunakan untuk menandai berdirinya Keshogunan Kamakura.

Setelah Yoritomo meninggal secara mendadak di bulan Februari 1199, jabatan shogun diteruskan oleh putra pewarisnya yang bernama Minamoto no Yoriie.

Sewaktu diangkat sebagai shogun, Yoriie masih berusia 18 tahun dan pihak keshogunan menganggapnya belum mampu mengendalikan pemerintahan. Sebagai wakil Yoriie, pemerintah dijalankan Dewan 13 Gokenin yang sebagian besar anggotanya berasal dari klan Hōjō yang merupakan kerabat Yoriie dari pihak ibu

(Hōjō Masako). Pasangan bapak-anak Hōjō Tokimasa dan Hōjō Yoshitoki satu per satu menyingkirkan Gokenin yang berpengaruh, termasuk Kajiwara Kagetoki pada tahun 1200, dan Hiki Yoshikazu beserta anggota keluarganya pada tahun 1203.

Pada tahun 1203, Yoriie sakit keras dan kakek dari pihak ibu, Tokimasa mengirimnya ke Provinsi Izu dan dikenakan tahanan rumah (diasingkan).

8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Setelah mengangkat adik Yoriie, Minamoto no Sanetomo sebagai shogun berikutnya dan penguasa Kamakura, Tokimasa membunuh Yoriie pada tahun 1204.

Selanjutnya, Tokimasa diangkat sebagai pejabat Shikken yang bertugas sebagai pendamping shogun, dan pada praktiknya sebagai pemegang kendali kekuasaan.

Pada tahun berikutnya (1205), Tokimasa berusaha menjadikan menantunya, Hiraga Tomomasa sebagai shogun, sehingga musuh Tomomasa yang bernama Hatakeyama Shigetada dibunuh. Selanjutnya, Tokimasa berusaha menyingkirkan Sanetomo, namun tindakan ini ditentang oleh putra-putrinya sendiri,

Hōjō Yoshitoki dan Hōjō Masako (ibu Sanetomo). Dengan dukungan Gokenin yang berpengaruh, Tokimasa dipaksa untuk mengundurkan diri dari dunia politik, sedangkan Hiraga Tomomasa dibunuh.

Hōjō Yoshitoki diangkat sebagai pejabat shikken berikutnya. Pada masa jabatannya, kekuasaan klan Hōjō menjadi semakin kokoh, namun mendapat musuh baru, yakni Wada Yoshimori (kepala Samurai Dokoro) dan pengikutnya. Sesuai dengan rencana Yoshitoki, Wada Yoshimori beserta keluarganya dihabisi dalam

Pertempuran Wada tahun 1213. Setelah itu, pemerintah Keshogunan Kamakura terus dirongrong pemberontakan, dan berpuncak pada terbunuhnya shogun ke-3 Minamoto no Sanetomo. Garis keturunan utama Minamoto no Yoritomo terputus dengan tewasnya Sanetomo. Pihak Keshogunan Kamakura meminta bantuan kaisar untuk menunjuk salah seorang pangeran sebagai shogun. Permintaan tersebut ditolak mantan kaisar Go-Toba, sehingga kerabat jauh Yoritomo dari

9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA keluarga Sekkan (aristokrat) yang masih kanak-kanak, Fujiwara no Yoritsune diangkat sebagai shogun baru. Yoritsune dan dua generasi shogun berikutnya disebut

Sekke Shogun (shogun dari kalangan aristokrat), sedangkan pada praktiknya, pemerintahan tetap berada di tangan klan Hōjō.

Dalam pertukaran untuk perlindungan dan hak untuk menjadi Shugo

(gubernur) atau Jito (tuan manor ini), di masa-masa damai gokenin sebuah memiliki kewajiban untuk melindungi istana kekaisaran dan Kamakura, dalam kasus perang harus berjuang dengan pasukan di bawah bendera shogun.

Dimulai dari tengah abad ketiga belas, fakta bahwa gokenin diizinkan umenjadi pemilik dari tanah yang diberikan, ditambah dengan kebiasaan bahwa semua anak gokenin dapatmewarisi tanah yang diberikan, kelas gokenin menjadi kekuatan yang signifikan selama periode Muromachi dan digantikan oleh sosok daimyo.

10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2. Gokenin Pada Zaman Muromachi

Keshogunan Muromachi 室町幕府 Muromachi bakufu atau Keshogunan

Ashikaga (1336—1573) adalah pemerintahan militer oleh samurai yang di dirikan sebagai kelanjutan dari Keshogunan Kamakura. Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan Keshogunan Muromachi selama kurang lebih 240 tahun disebut zaman Muromachi.

Shogun ke-3 Ashikaga Yoshimitsu mendirikan rumah kediaman resmi shogun yang disebut Istana Muromachi (Muromachi-dono) sehingga pemerintahan shogun klan

Ashikaga disebut Keshogunan Muromachi. Nama populer untuk Istana Muromachi adalah Hana no Gosho (Istana Bunga). Sekarang ini, lokasi bekas Istana Muromachi berada di distrik Kamigyō, Kyoto.

Tahun 1185 M Yoritomo memberikan tanah kepada kaum militer yang aktif berperang dan menjadikan mereka sebagai pengikutnya (Gokenin). Gokenin yang berpotensi dijadikan Shugo (kepala polisi di daerah) dan Jittō (pengawas tanah yang bertugas mengumpulkan pajak). Tahun 1192 M Yoritomo mendapat gelar Sei-i-tai-Shōgun Jendral yang menundukkan orang-orang liar. Orang liar di sini adalah bangsa Ainu yang keberadaannnya semakin terpinggirkan) dan sejak saat itu dimulailah pemerintahan Bakufu yaitu pemerintahan militer yang dipimpin oleh Shōgun . Shugo dan Jittō yang diangkat dari keluaga dan pengikut dari Yoritomo mulai menghapus sistem Shōen (tanah pribadi yang bebas pajak). Akhirnya Shugo menguasai daerah propinsi dan menjadi kepala daerah dengan sebutan Daimyō. Mereka membentuk prajurit-prajurit bersenjata yang disebut Samurai. Para

Daimyō semakin berkuasa dan pemerintah Bakufu semakin lemah.

Setelah Yoritomo meninggal tahun 1199, kekuasaan Bakufu bergeser ke keluarga Hōjō (keluarga asal istri Yoritomo yaitu Masako). Tahun 1256, Tokimune

11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pasukan Kubilai Khan (tahun 1274 M dan 1281 M). Para Gokenin yang ikut berperang tidak mendapatkan balas jasa yang cukup. Gokenin merasa tidak puas dan tidak lagi mengikuti pemerintahan Bakufu.

Tahun 1333 M, Tennō Godaigo yang melihat lemahnya Bakufu ini, memanggil para

Gokenin yang tidak puas terhadap keluarga Hōjō untuk menjatuhkan Bakufu. Tokoh yang berjasa dalam perebutan kekuasaan itu adalah Ashikaga Takauji, Kibatake

Chikafusa, Kusonoki Masahige dan Niita Yoshida. Dengan jatuhnya Bakufu Kamakura maka berakhirlah zaman Kamakura.

Pada zaman Muromachi, gokenin merupakan bawahan langsung dari shugo daimyō. Shugo daimyō akhirnya tampil sebagai kekuatan militer yang kadang- kadang sama kuatnya dengan kekuatan militer milik shogun Muromachi.

Pada beberapa kasus, shugo daimyō yang telah menjadi terlalu kuat secara militer diusir oleh shogun. Namun, peristiwa shugo daimyō memerangi keshogunan tidak pernah terjadi. Sebagian besar shugo daimyō merasa puas karena sudah diangkat sebagai penguasa daerah oleh shogun.

Seusai Kerusuhan zaman Kan-ō, Ashikaga Takauji mendirikan kantor pemerintah Kamakura (Kamakura-fu) yang memerintah 10 provinsi yang terletak di

Jepang bagian timur. Sebagai Kamakura Kubō (kepala kantor pemerintah Kamakura) adalah putra Takauji yang bernama Ashikaga Motouji, dan diteruskan oleh anak cucunya. Wakil Kamakura-fu disebut Kantō Kanrei. Pejabat Kamakura Kubō dan klan Uesugi yang menjabat Kantō Kanrei akhirnya berselisih dengan Keshogunan

Muromachi.

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Keshogunan Muromachi secara langsung merekrut kelompok samurai dari wilayah Kanto dan Tohoku yang disebut Kyōto Fuchishū. Di masa pemerintahan shogun , Kamakura Kubō generasi ke-4 yang bernama Ashikaga

Mochiuji memimpin Pemberontakan Eikyō melawan keshogunan. Setelah Mochiuji diserang dan dihabisi, maka berakhir pula ambisi keshogunan untuk secara langsung menguasai provinsi-provinsi di bagian timur Jepang. Selanjutnya, putra Mochiuji yang bernama Ashikaga Shigeuji diangkat sebagai Kamakura Kubō yang baru.

Namun, Shigeuji kembali melancarkan pemberontakan yang disebut Pemberontakan

Kyōtoku. Ia melarikan diri ke Istana Kogawa di Provinsi Shimousa, dan menyebut dirinya sebagai Kogawa Kubō (shogun Kogawa). Keadaan daerah Kanto semakin kacau setelah klan Uesugi terpecah dua menjadi keluarga Yamanouchi Uesugi dan keluarga Ōgigayatsu Uesugi.

Dalam keadaan kacau, adik shogun ke-8 (Ashikaga Yoshimasa) yang bernama Ashikaga Masatomo diutus ke wilayah Kanto. Markasnya berada di

Horigoe, Provinsi Izu sehingga disebut Horigoe Kubō (shogun Horigoe). Namun setelah meninggalnya Masatomo, Horigoe Kubō dihancurkan oleh pengikut setia klan Imagawa yang bernama Ise Moritoki (Hōjō Sōūn). Di Provinsi Shimousa, keturunan Ashikaga Motouji memisahkan diri dari Kogawa Kubō, dan mendirikan

Oyumi Kubō di Istana Oyumi. Oyumi Kubō adalah pemerintah boneka bagi klan Go-

Hōjō yang dibentuk dari anak cucu Ise Moritoki.

13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sementara itu untuk memerintah Kyushu, keshogunan mendirikan kantor

Kyushu Tandai di Hakata. Imagawa Sadayo (Ryōshun) termasuk salah seorang samurai yang pernah bertugas di Kyushu Tandai. Pada mulanya, Sadayo dikirim ke Kyushu untuk menghancurkan kekuatan militer Istana Selatan di bawah pimpinan

Pangeran Kaneyoshi. Namun Ryōshun akhirnya membangun kekuatan militer sendiri di Kyushu sehingga membuat Keshogunan Muromachi cemas. Setelah Ryōshun dipecat, Kyushu Tandai dipimpin secara turun temurun oleh klan Shibugawa.

Di daerah Tohoku, keshogunan antara lain menciptakan jabatan Ōshū Kanrei.

Kantor pemerintah Kamakura (Kamakura-fu) yang memerintah Provinsi Mutsu dan

Provinsi Dewa dihapus. Sebagai penggantinya, keshogunan untuk sementara menciptakan jabatan Inamura Kubō dan Shinokawa Kubō. Di masa pemerintahan

Ashikaga Yoshimitsu, keshogunan mendirikan Ōshū Tandai, dan menugaskan Shiba

Iekane sebagai pimpinan. Setelah Iekane meninggal dunia, Ūshū Tandai didirikan di

Provinsi Dewa, sedangkan klan Shiba yang berada di sana menyebut dirinya sebagai klan Mogami

14

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

PERKEMBANGAN GOKENIN PADA ZAMAN EDO

3.1. PERKEMBANGAN GOKENIN PADA ZAMAN EDO

Masuknya zaman baru di Jepang yaitu Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut Zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada masa itu bepusat di Kota Edo

(). Selama periode Edo, Jepang memiliki penguasa kecil. Ada lebih kurang

200 penguasa-penguasa kecil di daerah tersebar negara bagian Jepang dan mereka disebut daimyo. Dari daimyo-daimyo tersebut, klan Tokugawa adalah yang paling kuat dan solid.

Mereka memerintah sistem struktur masyarakat dan sistem politik dari tempat yang bernama Edo. Tempat ini berada di sekitar Tokyo. Selama lima belas generasi klan Tokugawa menjadi dominasi kelas samurai dalam politik di negara

Jepang.8 Keshogunan Tokugawa merupakan pemerintahan diktator militer feodalisme di Jepang yang didirikan oleh Ieyasu Tokugawa yang diangkat sebagai shogun pada tanggal 24 Maret 1603. Setiap pewaris tahta shogun diberi nama keluarga Tokugawa. Ieyasu Tokugawa merupakan shogun pendiri pertama

Tokugawa. Masa isolasi selama kurang lebih 250 tahun selama masa pemerintahan shogunat Tokugawa, membawa berbagai akibat pada bangsa Jepang.

Salah satunya adalah semakin mantapnya pembentukan kepribadiaan bangsa

Jepang. Hal ini menjadi amat penting bila dikemudian hari Jepang harus berhadapan

15

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan dunia barat yang amat agresif. Karena mantapnya kepribadian

Jepang, maka dalam berusaha mengejar

Pada Zaman Edo, adalah pengikut atas rumah Tokugawa, dan gokenin yang adalah pengikut lebih rendah. Tidak ada perbedaan yang tepat antara kedua dalam hal tingkat pendapatan, tapi hatamoto memiliki hak untuk audiensi dengan shogun, di mana gokenin tidak Kata hatamoto harfiah berarti "di dasar bendera" dan sering diterjemahkan sebagai "Panji".

Istilah lain untuk hatamoto Edo-era itu jikisan hatamoto 直参旗本 , kadang-kadang diterjemahkan sebagai "langsung Shogun hatamoto", yang berfungsi untuk menggambarkan perbedaan antara mereka dan generasi sebelumnya dari hatamoto yang melayani berbagai tuan.

The hatamoto Istilah berasal dari periode Sengoku. Istilah ini digunakan untuk pengikut langsung dari tuannya; seperti namanya, orang-orang yang dikelompokkan "di dasar bendera".

Banyak bangsawan memiliki hatamoto; Namun, ketika klan Tokugawa dicapai kekuasaan pada tahun 1600, sistem hatamoto yang dilembagakan, dan itu adalah untuk sistem yang yang terutama mengacu sekarang ketika menggunakan istilah.

Di mata Keshogunan Tokugawa, hatamoto yang pengikut yang pernah bertugas keluarga dari hari-hari di Mikawa seterusnya. Namun, jajaran hatamoto juga termasuk orang-orang dari luar jajaran turun-temurun dari rumah Tokugawa.

16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA keluarga punggawa orang kuat provinsi sebelumnya dikalahkan seperti Takeda,

Hojo, atau Imagawa dimasukkan, seperti keluarga cabang feodal. Juga termasuk ahli waris untuk tuan yang domain disita (misalnya, Daigaku Asano, saudara Asano

Naganori ), angka daya lokal di bagian terpencil negara yang pernah menjadi daimyo; dan keluarga Periode Kamakura dan Muromachi Periode Shugo (Gubernur): beberapa ini termasuk Akamatsu, Bessho (cabang dari Akamatsu), Hojo,

Hatakeyama, Kanamori, Imagawa, Mogami, Nagai, Oda, Otomo, Takeda, Toki,

Takenaka (cabang dari Toki), Takigawa, Tsutsui, dan keluarga Yamana.

tindakan menjadi hatamoto sebuah dikenal sebagai bakushin toritate 幕臣

取立て Banyak gokenin bertempur dalam Perang Boshin 1868, di kedua sisi konflik.

gokenin tetap pengikut klan Tokugawa utama setelah jatuhnya Shogun tahun 1868, dan mengikuti Tokugawa ke domain baru mereka Shizuoka. Gokenin kehilangan status bersama dengan semua samurai di Jepang menyusul penghapusan domain pada tahun 1871.

Pangkat dan peran Hijikata Toshizō Shinsengumi menjadi gokenin hatamoto tak lama sebelum akhir periode Edo Garis antara hatamoto dan gokenin, terutama di antara hatamoto Gokenin dari peringkat yang lebih rendah, tidak kaku, dan judul hatamoto memiliki lebih berkaitan dengan peringkat daripada wisatawan penghasilan.

Dalam konteks tentara, itu bisa dibandingkan dengan posisi seorang petugas

Sepanjang periode Edo, hatamoto Gokenin diadakan perbedaan bahwa jika mereka

17

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memiliki peringkat yang cukup tinggi, mereka memiliki hak untuk penonton pribadi dengan shogun (hatamoto ini dikenal sebagai ome-mie ijo).

Semua hatamoto dapat dibagi menjadi dua kategori, kuramaitori itu, yang mengambil pendapatan mereka langsung dari lumbung Tokugawa, dan jikatatori itu, yang memegang tanah yang tersebar di seluruh Jepang. tingkat lain status perbedaan antara hatamoto itu kelas Kotai-yoriai , laki-laki yang kepala keluarga hatamoto dan diadakan vasal provinsi, dan memiliki kehadiran alternatif (sankin kotai) tugas seperti daimyo.

Namun, seperti Kotai-yoriai adalah orang-orang dari pendapatan yang sangat tinggi dalam hal spektrum tunjangan hatamoto, tidak semua jikatatori hatamoto memiliki tugas kehadiran alternatif. Garis pemisah antara hatamoto atas dan tuan daimyo-domain fudai yang juga pengikut Tokugawa rumah-adalah 10.000 koku.

Beberapa hatamoto bisa diberikan peningkatan pendapatan dan dengan demikian dipromosikan ke peringkat daimyo fudai. Namun, ini tidak terjadi sering.

Salah satu contoh dari promosi tersebut adalah kasus keluarga Hayashi dari Kaibuchi

(kemudian dikenal sebagai Jozai han), yang dimulai sebagai jikatatori hatamoto tapi yang menjadi daimyo fudai dan melanjutkan untuk memainkan peran penting dalam

Perang Boshin, meskipun domain mereka relatif ukuran kecil 10.000 koku.

Istilah untuk hatamoto dengan pendapatan di lingkungan 8.000 koku atau lebih yang Taishin hatamoto ( "hatamoto lebih besar").

18

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA The hatamoto Gokenin yang tinggal di Edo tinggal di daerah pribadi mereka sendiri dan mengawasi pekerjaan polisi mereka sendiri dan keamanan. Pria dari jajaran hatamoto bisa melayani di berbagai peran dalam pemerintahan Tokugawa, termasuk layanan di kepolisian sebagai inspektur Yoriki, hakim kota, hakim atau kolektor pajak langsung Tokugawa rumah tanah, anggota dewan wakadoshiyori, dan banyak posisi lain.

Ekspresi "delapan puluh ribu hatamoto" 旗 本 八 万 旗 hatamoto hachimanhata Telah digunakan populer untuk menunjukkan jumlah mereka, tetapi studi 1722 menempatkan jumlah mereka sekitar 5.000. Menambahkan gokenin membawa nomor sampai sekitar 17.000.

Hatamoto Gokenin terkenal termasuk Jidayu Koizumi, John Manjiro, Ooka

Tadasuke, Toyama Kagemoto, Katsu Kaishu, William Adams, Enomoto Takeaki, dan

Hijikata Toshizō. Hatamoto dan seni bela diri hatamoto dilindungi perkembangan seni bela diri pada periode Edo; banyak dari mereka yang terlibat dalam menjalankan dojo di daerah Edo dan di tempat lain.

Dua hatamoto yang terlibat langsung dalam pengembangan seni bela diri yang Yagyuu Munenori dan Yamaoka Tesshū. keluarga Munenori menjadi instruktur pedang turun-temurun untuk shogun.

Dalam budaya popular Hatamoto muncul sebagai tokoh dalam budaya populer bahkan sebelum era Edo berakhir. Rujukan Penggambaran Terbaru dari hatamoto termasuk seri TV Hatchobori ada Shichinin, manga Fūunjitachi

Bakumatsu-hen, dan Osamu Tezuka manga Hidamari no ki.

19

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pengikut dari Keshogunan selama periode Kamakura dan Muromachi disebut gokenin. Gokenin dipertukarkan kesetiaan kepada shogun untuk perlindungan dan hak untuk mencapai posisi yang lebih tinggi dalam pemerintahan. Melalui sistem ini gokenin yang disediakan shogun dengan kekuatan militer diperlukan untuk mengontrol negara. Gokenin itu diperbolehkan untuk memiliki tanah anak-anak mereka diizinkan untuk mewarisi tanah perkebunan. Hal ini menyebabkan melemahnya shogun. Selama periode Muromachi kelas gokenin digantikan oleh

Daimyo.

Hingga diakhir dari kepemimpinan shogun Gokenin mulai berhasil mendapatkan tempat dan kedudukan sampai di era sekarang, banyak juga dari mereka memilih untuk pergi dan memulai hidup baru menjadi petani dan tetap memiliki tanda bahwa mereka adalah garis keturunan dari pemimpin samurai zaman pertempurannya dulu, hingga saat ini taktik dan cara bertempur hingga seni beladiri para pemimpin samurai ini masi sering digunakan dalam masa sekarang.

Gokenin yang masi terikat oleh kepenguasan kekaisaran juga sekarang sudah banyak di tempatkan sebagai badan perlingan , kepolisian, instansi negara, dan juga poitik. Namun banyak dari mereka yang tidak ingin menjadi pengikut kembali banya dari mereka yang menjadikan diri mereka kepala di bidang yang mereka dalami contoh mutlaknya banyak kepala kepolisian negara adalah keturunan dan bekas dari gokenin dulunya.

20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Hingga sangkin banyaknya penyebaran dari gokenin akhirnya banyak dari gokenin memilih menjadi kepala perkumpulan dan menciptakan clan yang besar hingga dapat membangun instansi seperti tempat berlatih bela diri, takti berperang dan juga ada sebagian dari gokenin yang membentuk clan seperty yakuza pada zaman era modren sekarang.

Gokenin lain yang masi mempertahankan kepemimpinanya banyak membangun clan baru dan tetap melestarikan budaya gokenin yaitu bukan sebagai pelayan yang sedia merelakan hidunya demi kekaisaran tapi sebagai pemimpin dari banyaknya samurai muda yang mempunyai keahlian dan keterampilan dalam setiap jenis senjata maupun teknik bertempur yang hebat dan tetap membawa nama sebagai pemimpin dari semua samurai pada zaman dulunya.

21

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.2 PERANAN GOKENIN PADA ZAMAN EDO

Di awal zaman Edo, daimyo seperti Yagyū Munefuyu pernah ditunjuk sebagai pejabat ometsuke. Selanjutnya, jabatan ometsuke cuma diisi oleh hatamoto yang berpenghasilan minimal 5.000 koku. Shogun sering menaikkan penghasilan ometsuke menjadi 10.000 koku agar ometsuke bisa dihargai dan berkedudukan sejajar dengan daimyo yang sedang diawasi. Pejabat ometsuke juga menerima gelar kami, seperti Bizen-no-kami yang berarti penguasa provinsi Bizen.

Menteri senior (rojū) diangkat dari anggota keshogunan yang paling senior dan bertugas sebagai pengawas ometsuke, machibugyo, ongokubugyo dan pejabat- pejabat tinggi lain. Tugas lain menteri senior adalah berhubungan dengan berbagai kalangan, seperti istana kaisar di Kyoto, kalangan bangsawan (kuge), daimyo, kuil

Buddha dan jinja, termasuk menghadiri berbagai macam rapat seperti rapat pembagian daerah. Keshogunan Tokugawa memiliki 4-5 menteri senior yang masing-masing bertugas sebulan penuh secara bergantian. Shogun meminta pertimbangan menteri senior jika ada persoalan penting yang harus diselesaikan.

Pada perombakan birokrasi di tahun 1867, posisi menteri senior dihapus dan diganti dengan sistem kabinet, sehingga ada menteri dalam negeri, menteri keuangan, menteri luar negeri, menteri angkatan darat

Pada prinsipnya, fudai daimyo yang memiliki wilayah kekuasaan minimal

50.000 koku memenuhi persyaratan untuk ditunjuk sebagai menteri senior.

Walaupun demikian, pejabat menteri senior sering berasal dari birokrat yang dekat dengan shogun, seperti pejabat soba yonin, Kyoto shoshidai, dan Osaka jodai.

22

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Shogun kadang kala menunjuk seorang menteri senior untuk mengisi posisi tairo (tetua atau penasehat). Pejabat tairo dibatasi hanya berasal dari klan Ii, Sakai,

Doi dan Hotta, walaupun Yanagisawa Yoshiyasu pernah juga diangkat sebagai pengecualian. Ii Naosuke merupakan tairo yang paling terkenal, tapi tewas dibunuh pada tahun 1860 di luar pintu gerbang Sakurada, Istana Edo.

Sebagai kelanjutan dari dewan rokuninshū (1633–1649) yang terdiri dari 6 anggota, keshogunan Tokugawa membentuk dewan wakadoshiyori yang berada persis di bawah posisi menteri senior (rojū). Dewan wakadoshiyori terbentuk pada tahun 1662 dan terdiri dari 4 anggota. Tugas utama dewan wakadoshiyori adalah mengurusi hatamoto dan gokenin yang merupakan pengikut langsung shogun.

Sebagian shogun juga mengangkat pejabat soba yonin yang bertugas sebagai perantara antara shogun dan rojū. Posisi soba yonin menjadi sangat penting di masa keshogunan Tokugawa ke-5 yang bernama Tokugawa Tsunayoshi akibat salah seorang pejabat wakadoshiyori bernama Inaba Masayasu membunuh pejabat tairo bernama Hotta Masatoshi. Shogun Tsunayoshi yang cemas akan keselamatan dirinya memindahkan kantor rojū hingga jauh dari bangunan utama istana.

Maka dari itu penguasaan pejabat machibugyo merupakan pelaksana pemerintahan tingkat lokaldan mendapatkan perintah untuk dapat merangkap- rangkap sebagai walikota, kepala polisi, kepala pemadam kebakaran, dan hakim pengadilan pidana dan hukum perdata, tapi tidak bertanggung jawab terhadap samurai.

23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pejabat machibugyo yang terdiri dari 2 orang (pernah juga sampai 3 orang) biasanya diambil dari gokenin pada zaman hatamoto, bertugas bergantian selama satu bulan penuh.

Pada zaman edo gokenin yang terpilih juga dapat menguasai sebagian tanah secara langsung di berbagai daerah di Jepang. Tanah milik shogun disebut Bakufu

Chokkatsuchi yang sejak zaman Meiji disebut sebagai Tenryo. Shogun memiliki tanah yang sangat luas, mencakup daerah-daerah yang sudah sejak dulu merupakan wilayah kekuasaan Tokugawa Ieyasu, ditambah wilayah rampasan dari para daimyo yang kalah dalam Pertempuran Sekigahara, serta wilayah yang diperoleh dari pertempuran musim panas dan musim dingin di Osaka. Di akhir abad ke-17, seluruh wilayah kekuasaan Tokugawa bernilai 4 juta koku. Kota perdagangan seperti

Nagasaki dan Osaka, berbagai lokasi pertambangan seperti tambang emas di Sado. .

Wilayah kekuasaan shogun tidak dipimpin oleh daimyo melainkan oleh pelaksana pemerintahan yang memegang jabatan gundai, daikan, dan ongoku bugyo. Kota-kota penting seperti Osaka, Kyoto and Sumpu dipimpin oleh machibugyo, sedangkan kota pelabuhan Nagasaki dipimpin oleh Nagasaki bugyo yang ditunjuk oleh shogun dari hatamoto yang sangat setia pada shogun.

Hingga akhir banyak dari gokenin yang mendapat posisi yang berpengaruh, namun saat berjalannya keperintahan di zaman edo banyak dari gokenin yang pergi menuju tanah lahirnya. Banyak juga dari gokenin kembali ke daerah perkampungan yang mendapat hak atas tanah dan menjadi petani hingga membangun clan tersendiri.

24

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari semua pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Gokenin adalah samurai yang mengabdikan dirinya dan berperan dibawah panji keshogunan pada zaman perperangan kamuakura yang mengalahkan klan taira lalu pada periode muromachi yang menjatuhkan pemerintahan bokufu dan mengakhiri zaman kamakura hingga akhirnya pada zaman edo gokenin hanya menjadi pengikut keshogunan tokugawa yang lebih renda.

2. Gokenin yang berasal dari klan hojo yang banyak mendapatkan peran dipemerintahan dewan 13 dan sampai meninggalnya shogun ke-3 hingga akhirnya diangkatnya shogun yang baru yaitu Fuji wara , gokenin tetap memegangn kuat peranan didalam pemerintahan.

3. Pada kepemimpinan periode muromachi banyak dari gokenin mengalami pertukaran untuk perlindungan dan hak untuk menjadi shogu dan jitto.

Gokenin juga memiliki kewajiban untuk melindungi istana kekaisaran dan kamakura untuk harus berperang dibawah bendera shogun.

4. Pada periode kamakura dan muromachi gokenin dipertukarkan kesetiaannya kepada shogun sebagai perlindungan dan hak uktuk mencapai posisi yang lebih tinggi dalam pemerintahan gokenin yang bersedia menjadi kekuatan militer dan untuk mengontrol negara.

25

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Gokenin ialah samurai yang menjadi pengikut dari shogun baik itu keshogunan minamoto no yoritomo sampai keshogunan tokugawa

6. Gokenin diperkirakan oleh studi 1722 menempatkan jumlah gokenin sampai sekitar 17.000 lebih banayak dibanding hatamoto yang hanya 5.000 pasukan.

7. Pada zaman edo , hatamoto adalah pengikut atas rumah tokugawa, dan gokenin adalah pengikut yang lebih rendah, namun tidak ada perbedaan atara gokenin dan hatamoto, tetapi hatamoto memiliki hak untuk audiensi dengan shogun.

4.2 Saran

Negara Jepang mengalami peperangan dengan banyak perlawanan mulai dari perebutan kekuasaan hinga mempertahankan pemerintahan dari komplotan negara yang ingin menjajah negara jepang. Awal nya yang menjadi pelindung adalah kaum muda yang mempertahankan kedatangan orang eropa dan menyebutkan kaum muda adalah samurai bujangan , namun nama itu di ganti menjadi Samurai dan dibalik itu terdapat suatu klan atau kelompok samuraiyang menyebutkan mereka sebagai Gokenin mereka ada kelompok yang memiliki peranan penting dalam kemajuan dan juga peranan dipemerintahan pada zaman keshogunan . Gokenin juga banyak menempatkan diri mereka didalam instasi pemerintahan dan juga sebagai dewan politik negara pada zaman periode muromachi hingga pada akhirnya gokenin menjadi alat atas turunnya kekuasaan kamakura , kelihaian bertempur inilah yang sampai sekarang banyak digunakan kekaisaran untuk

26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mempurkuat sturutur kepemerintahannya dengan memanfaatkan suatu kelompok yang dapat mendominasi militer dan mengontrol negara jepang sampai sekarang menajdi negara yang maju.

27

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Conlan, Thomas D. 2014. Senjata & Teknik Bertempur Samurai 1200 – 1877.

Jakarta : PT Elex Media KomputindoWikipedia Bahasa

Indonesia,ensiklopedia

Bebas.wikimedia project

Goro taniguchi, 1902. Kamus standar bahasa Indonesia - Jepang.

Jakarta : Dian Rakyat, 1988 http://www.GOKENIN.COM/indonesiatranslate http://www.kerajaankeshogunanjepangdangokenin.com http://www.shogun.com

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh perebutan kekuasaan antar kelompok penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut samurai. Pada tahun 1185, setelah menghancurkan klan Heijhi yang dipimpin oleh Taira yang merupakan saingan klan Genji, Minamoto no Yoritomo diangkat sebagai shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi kekuasaan dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut

Keshogunan Kamakura karena pusat pemerintahan berada di Kamakura (di sebelah selatan Yokohama masa kini).

Dalam periode historis Jepang, masa pemerintahan Keshogunan Kamakura (

鎌倉幕府 Kamakura bakufu?) disebut zaman Kamakurayang berlangsung sekitar

140 tahun. Masa kepemimpinan Yoritomo berakhir setelah ia meninggal secara mendadak pada Februari 1199. Jabatan shogun diteruskan oleh putra pewarisnya yang bernama Minamoto no Yoriie, hingga Yorrie meninggal pada tahun 1203, kemudian mengangkat adiknya Minamoto no Sanetomo menjadi shogun hingga tahun 1213.

Zaman Kamakura merupakan pemerintahan feodal (Hokenseido). sistem feodal adalah pengelolahan tanah dikerjakan oleh petani dan pemilik tanah menggunakan tenaga Bushi (Samurai) sebagai alat pemeras petani agar mereka terus bekerja dan membayar pajak yang tinggi.

Pada zaman ini Pemerintahan dan Kerajaan mulai menggunakan banyak bantuan untuk mendukung keberhasilan dalam setiap penyerangan dan permusuhan.

Di sinilah timbulnya rasa dari pemimpin samurai, mereka mengangap diri mereka

29

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA bukan lagi sebagai kaki tangan, namun menjadikan diri mereka sebagai pemimpin dan samurai yang istimewa. Dalam hal ini mereka yang menyebut diri mereka sebagai gokenin (御家人 ) dan menjadi pengikut dari Keshogunan Kamakura dan periode Muromachi. Gokenin yang berpotensi dijadikan Shugo (kepala polisi di daerah) dan Jittō (pengawas tanah yang bertugas mengumpulkan pajak).

Di pertengahan abad ke-13, gokenin diizinkan menjadi pemilik dari tanah yang diberikan dan semua anak gokenin dapat mewarisi tanah yang diberikan. Kelas gokenin menjadi kekuatan yang signifikan selama keshogunan Muromachi dan digantikan oleh sosok daimyo.

Keshogunan Muromachi 室町幕府 Muromachi bakufu atau Keshogunan

Ashikaga (1336—1573) adalah pemerintahan militer oleh samurai yang didirikan Ashikaga Takauji sebagai kelanjutan dari Keshogunan Kamakura.

DalamperiodehistorisJepang, masapemerintahanKeshogunanMuromachiselamakuranglebih 240 tahundisebut zamanMuromachi.

Masuknya zaman baru di Jepang yaitu Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut Zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada masa itu bepusat di Kota Edo (Tokyo).

Selama periode Edo, Jepang memiliki penguasa kecil yang mereka disebut daimyo.

Pada Zaman Edo, hatamoto adalah pengikut atas rumah Tokugawa, dan gokenin adalah pengikut yang lebih rendah. Tidak ada perbedaan yang tepat antara kedua dalam hal tingkat pendapatan, tapi hatamoto memiliki hak untuk audiensi

30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan shogun, dimana gokenin tidak. Kata hatamoto harfiah berarti "di dasar bendera" dan sering diterjemahkan sebagai "Panji".

Banyak dari gokenin memilih untuk menjadi petani, dan ada juga yang memilih untuk kembali ketempat asal mereka dan membangun perkumpulan kecil bersama keluarga dan anak keturananya yang mendapatkan hak atas tanah keshogunan..

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA