Membayangkan Indonesia Dari Novel-Novel Antaretnis Dan Antaragama Periode 1920-An Hingga 1970-An

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Membayangkan Indonesia Dari Novel-Novel Antaretnis Dan Antaragama Periode 1920-An Hingga 1970-An MEMBAYANGKAN INDONESIA DARI NOVEL-NOVEL ANTARETNIS DAN ANTARAGAMA PERIODE 1920-AN HINGGA 1970-AN IMAGINE INDONESIA FROM INTERETHNIC AND INTERRELIGIOUS NOVELS PERIOD 1920’S TO 1970’S Dwi Rahariyoso Jalan Cipto Mangun Kusumo 59, Ponorogo, Jawa Timur Pos-el: [email protected] Telepon 085643728390 Abstrak Penelitian ini menguraikan persoalan perkawinan antaretnis dan antaragama yang terdapat dalam novel Indonesia periode 1920-an hingga 1970-an. Pengelompokan kategori novel berdasarkan genre yang terdapat dalam novel-novel yang mempunyai kapasitas dalam membahas tema perkawinan antaretnis dan antaragama. Melalui genre yang dimunculkan dalam novel, pola dan bentuk struktur penceritaan bisa dicermati secara saksama. Kategori antaretnis dan antaragama dalam novel periode 1920-an hingga 1970-an mengindikasikan bahwa kesadaran tentang multikulturalisme, pluralitas, dan kebangsaan sebagai sebuah gagasan penting bagi jati diri bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan yang penuh kebhinekaan telah menjadi isu sentral yang dikembangkan oleh pengarang pada periode tersebut melalui kisah-kisah percintaan (roman) kaum muda dalam novel Indonesia modern. Kata kunci: antaretnis, antaragama, genre, pola, roman, kebangsaan, pluralitas, multikulturalisme, toleransi, Indonesia Abstract Husband research outlines the issue of inter-ethnic and inter-religious marriages are hearts novel Indonesia the 1920’s period until 1970's. Novel category grouping by genre what are hearts novel-novel that had the capacity hearts discuss the theme of interethnic and inter-religious marriages. The hearts raised through a new genre, patterns and The narrative structure can be observed carefully. Category interethnic and interreligious new hearts 1920’s period until 1970's indicated that awareness about multiculturalism, pluralism, and nationality AS an idea essentials personal identity of the Indonesian nation. The full diversity of the national spirit already a central issues in developed posted author that period through the storys of romance (romance) youth hearts modern Indonesian novel. Keywords: interethnic, interreligious, genre, pattern, romance, nationality, pluralism, multiculturalism, tolerance, Indonesia 1. Pendahuluan kesadaran dan wacana kesatuan didukung Kesusastraan Indonesia modern dimulai dengan penggunaan bahasa yang menjadi satu dengan adanya kesadaran dari para pengarang simbol kebangsaan, yaitu pada masa itu terhadap konsep kebangsaan. Semangat dengan menggunakan bahasa Melayu. Bahasa kebangsaan yang hadir pada periode tahun Melayu menjadi satu aspek yang penting 1930-an menjadi satu pemantik dalam melihat dalam menyadari perbedaan antara pribumi keberlangsungan komunitas masyarakat dan penjajah. Hingga pada akhirnya bahasa Indonesia awal. Nasionalisme sebagai 100 Indonesia lahir dari bahasa Melayu dan diakui yang mempunyai keterkaitan dengan isu secara utuh sebagai bahasa pemersatu. antaretnis dan antaragama. Relasi antaretnis Jika ditinjau lebih detail, bahasa tersebut, misalnya terdapat pada novel Darah menjadi satu aspek penting yang turut Muda (1927) dan Asmara Jaya (1928) melahirkan kesadaran komunikasi dan juga karangan Adinegoro, Merantau ke Deli (1940) kecenderungan pola pikir masyarakat dan juga novel Tenggelamnya Kapal van Der pemakainya. Termasuk di dalam konteks Wijck (1938) karangan Hamka. Relasi tersebut adalah bahasa yang digunakan dalam antaragama dalam karya novel Indonesia lebih ranah karya sastra Indonesia, terutama sastra sedikit dibandingkan dengan novel antaretnis. Indonesia modern. Konsep tersebut menjadi Kondisi tersebut merupakan sebuah fenomena satu penghubung secara lebih umum dalam yang sebenarnya menarik untuk dikaji. rangka mengetahui lebih banyak tentang Namun, penelitian ini tidak akan mengarah masyarakat Indonesia, pluralitas, dan berbagai pada aspek tersebut. Novel antaragama yang permasalahan di dalamnya. Asumsi tersebut ada dan sangat populer adalah Keluarga menjadi penting jika melihat keterkaitan Permana karangan Ramadhan K.H. (1978) antara kondisi sosial masyarakat secara dan satu lagi adalah novel Orang Buangan fenomena dan perjalanan kesusastraan karya Hariyadi S. Hartowardoyo (1971). Indonesia dari waktu ke waktu. Sejak Novel-novel tersebut akan dianalisis dalam kemunculan angkatan Pujangga Baru yang rangka melihat formula yang dominan dan dijiwai oleh Sutan Takdir Alisjahbana hingga juga jenis genre yang muncul di dalamnya. karya-karya sastrawan mutakhir Analisis sederhana dari struktur (konstruksi) pascareformasi, novel Indonesia diwarnai formula tersebut diharapkan mampu berbagai bentuk pola, tema, karakter, isu dan digunakan untuk menemukan komposisi dan juga genre kesastraan yang dinamis. perubahan bentuk yang terjadi dalam pola- Roman atau novel Indonesia banyak pola yang digunakan pengarang pada novel bersinggungan dengan berbagai fakta dan dengan isu antaretnis dan antaragama. latar belakang sosial masyarakat yang menjadi bagian tematis dalam melihat aspek 2. Teori Genre kebangsaan. Pembinaan rasa kebangsaan dari Kata genre berasal dari bahasa Perancis yang berbagai perspektif secara umum sangat berarti jenis atau kelas (Adi, 2011:195). kompleks, misalnya saja relasi antaretnis dan Sesuai dengan pernyataan tersebut genre antaragama. Kedua aspek “tema” tersebut bisa sudah digunakan sebagai konsep dalam dilihat sebagai sebuah isu yang selama ini menentukan tipe atau jenis karya sastra. jarang diulas atau muncul dalam khazanah Dalam kesusastraan, Aristoteles sudah kesastraan Indonesia. Pemilihan kedua aspek mengategorikan puisi ke dalam berbagai tersebut dalam penelitian sederhana ini lebih kategori, yaitu epik, lirik, tragedi, dan kepada ketertarikan penulis melihat sebagainya. Asumsi umum genre dipahami kecenderungan fenonema disintegrasi, sebagai klasifikasi terhadap berbagai bentuk permusuhan, maupun persinggungan sosial- yang lahir dalam sebuah karya sastra, kultural yang sering terjadi di masyarakat misalnya puisi, prosa, dan drama sehingga apa sebagai wilayah yang sensitif. Asumsi yang dipahami tentang genre dalam karya tersebut menjadi langkah awal untuk meneliti sastra masih sebatas kepada pemahaman berbagai relasi dalam novel atau roman umum dalam tiga jenis tersebut. Perumusan Indonesia untuk menemukan bentuk dalam genre berpijak pada konsep strukturalisme pola-pola genre yang ada, serta melihat isu ke- yang melihat teks sebagai sebuah relasi atau Indonesiaan secara lebih luas. hubungan-hubungan struktur antara satu Dalam penelitian sederhana ini akan elemen dan elemen lain sehingga teks tersebut dibahas genre yang muncul dalam novel- membentuk kesatuan yang padu, otonom, dan novel Indonesia modern. Fokus kajian hanya bisa diterima sebagai sebuah konstruksi karya. dibatasi pada novel periode Balai Pustaka 101 Dalam perkembangannya, genre sudah genre yang eksplisit (Adi, 2011:196). Istilah mengalami bermacam perluasan, baik variasi genre lebih sering muncul dalam kritik fiksi maupun penentuan genre. Kondisi tersebut populer daripada fiksi serius. Meskipun diakibatkan oleh berbagai macam faktor yang banyak dibicarakan dan diteliti, kesepakatan ada dalam sebuah struktur teks sastra. tentang arti genre lebih sedikit dibandingkan Pertimbangan penentuan genre bisa dilihat dengan pertentangannya, karena sifat genre dari faktor tema, tokoh, metode penceritaan, sering berubah. dan lain sebagainya. Wellek dan Werren Genre sangat tergantung dengan mengatakan genre adalah pengelompokan berbagai aspek yang melekat pada narasi dan karya-karya sastra secara teoretis berdasarkan struktur yang ada dalam teks. Kondisi tersebut pada bentuk luar (majas atau struktur khusus) juga dipengaruhi oleh audiens (pembaca) dan bentuk dalam (sikap, nada, tujuan, yang berinteraksi langsung dengan teks sastra. subyek, dan audiens) (dalam Adi, 2011:196). Dalam fiksi populer genre ditentukan Semua studi kritik sastra dan penilaian karya berdasarkan kefleksibelan penonton atau sastra pasti menyangkut pembahasan tentang pembaca, seperti yang dikatakan Tudor struktur-struktur semacam itu. (dalam Adi, 2011:197), bahwa genre adalah Pengelompokan genre dibedakan antara genre apa yang secara kolektif dipercayai orang puisi dan genre prosa (novel) karena secara (audiens). Jadi, genre dalam fiksi populer bentuk strukturnya berlainan. Prosa tidak sepenuhnya sama dengan fiksi serius dikelompokkan lagi menjadi prosa fiksi dan karena penentuan genre dalam karya sastra prosa nyata. Meskipun dalam asumsi ini sangat tergantung pada narasinya. terjadi ambiguitas, yaitu dalam prosa nyata Cawellti (dalam Adi, 2011:198) pun sering terkandung unsur yang fiktif. Prosa mengategorikan fiksi populer menurut tema fiksi atau naratif dibagi lagi menjadi fiksi dan formulanya, misalnya genre adventure kanon dan fiksi populer (Adi, 2011:196). (petualangan), romance (kisah percintaan), Fiksi kanon biasa disebut juga dengan fiksi alien being (makhluk asing), misteri, dan serius, sedangkan fiksi populer disebut melodrama sehingga tampak sebagai genre dengan fiksi hiburan. yang sudah mapan. Dalam konsep tersebut Aristoteles dan Horace memberikan dasar Cawellti merumuskan bahwa genre adalah klasik untuk perkembangan genre menjadi klasifikasi yang muncul berdasarkan dengan dua jenis utama sastra, yakni tragedi dan epik isi cerita (narasi) di dalam teks karya. Selain (Wellek dan Werren, 1995:300). Namun, Cawellti yang mendeskripsikan konsep genre, dalam perkembangannya, teori modern Stam (dalam Adi, 2011:198) mengategorikan cederung mengesampingkan perbedaan prosa- cerita dalam teks sastra dengan genre yang puisi, lalu membagi sastra-rekaan menjadi bermacam.
Recommended publications
  • 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan Koto Besar
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan Koto Besar diperkirakan telah ada sejak akhir abad ke-17 Masehi.1 Koto Besar tumbuh dan berkembang bersama daerah-daerah lain yang berada di bekas wilayah Kerajaan Melayu Dharmasraya (Swarnabumhi).2 Daerah-daerah ini merupakan kerajaan kecil yang bercorak Islam dan berafiliasi dengan Kerajaan Pagaruyung, seperti Pulau Punjung yang dikenal sebagai camin taruih (perpanjangan tangan) Pagaruyung untuk daerah Hiliran Batanghari, serta penguasa lokal di ranah cati nan tigo, yaitu Siguntur, Sitiung dan Padang Laweh.3 Koto Besar menjadi satu-satunya kerajaan di wilayah ini yang tidak berpusat di pinggiran Sungai Batanghari.4 Lokasi berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut merupakan daerah rantau dalam konsep alam Minangkabau.5 Pepatah adat Minangkabau mengatakan, 1 Merujuk pada tulisan yang tercantum pada stempel peninggalan Kerajaan Koto Besar yang berangkakan tahun 1697 Masehi. 2 Kerajaan Melayu Dharmasraya (Swarnabumhi) adalah sebuah kerajaan yang bercorak Hindu Buddha dan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Melayu Jambi yang bermigrasi dari muara Sungai Batanghari. Kerajaan Melayu Dharmasraya hanya bertahan sekitar dua abad (1183 – 1347), setelah dipindahkan oleh Raja Adityawarman ke pedalaman Minangkabau di Saruaso. Bambang Budi Utomo dan Budhi Istiawan, Menguak Tabir Dharmasraya, (Batusangkar : BPPP Sumatera Barat, 2011), hlm. 8-12. 3 Efrianto dan Ajisman, Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Dharmasraya, (Padang: BPSNT Press, 2010), hlm. 84. 4 Menurut Tambo Kerajaan Koto Besar dijelaskan bahwa Kerajaan Koto Besar berpusat di tepi Sungai Baye. Hal ini juga dikuatkan oleh catatan Kontroler Belanda Palmer van den Broek tanggal 15 Juni 1905. Lihat, Tambo Kerajaan Koto Besar, “Sejarah Anak Nagari Koto Besar yang Datang dari Pagaruyung Minangkabau”. Lihat juga, “Nota over Kota Basar en Onderhoorige Landschappen Met Uitzondering van Soengei Koenit en Talao”, dalam Tijdschrift voor Indische, “Taal, Land en Volkenkunde”, (Batavia: Kerjasama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dan Batavia Albrecht & Co., 1907), hlm.
    [Show full text]
  • Periodisasi Sastra Indonesia
    PERIODISASI SASTRA INDONESIA 1. Zaman Peralihan Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban. Ciri-ciri : a. individualis dan tidak anonym lagi b. progresif, tetapi masih tradisional dal;am bentuk dan bahasanya c. menulis apa yang dilihat dan dirasakan d. sudah mulai masyarakat sentris e. temanya tentang kisah perjalanan, biografi, adat- istiadat, dan didaktis Hasil karya sastra pada zaman ini antara lain: . Kisah Abdullah ke Malaka Utara . Perjalanan Abdullah ke Kelantan dan Tenggano . dan Hikayat Abdullah . Hikayat Puspa Wiraja . Hikayat Parang Punting . Hikayat Langlang Buana . Hikayat Si Miskin . Hikayat Berma Syahdan . Hikayat Indera Putera . Hikayat Syah Kobat . Hikayat Koraisy Mengindera . Hikayat Indera Bangsawan . Hikayat Jaya Langkara . Hikayat Nakhoda Muda . Hikayat Ahmad Muhammad . Hikayat Syah Mardan . Hikayat Isma Yatim . Hikayat Puspa Wiraja . ANGKATAN BALAI PUSTAKA Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Bali Pustaka”. Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, hikayat, dan kazhanah sastra di Indonesia pada masa ini Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang tidak menyoroti pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam 3 bahasa yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, dan dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
    [Show full text]
  • Melahirkan Sastra Indonesia …………
    POTRET SASTRA INDONESIA Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) POTRET SASTRA INDONESIA Penulis : Drs. Harjito, M.Hum Editor : Dra. Sri Suciati, M.Hum. IKIP PGRI Semarang Press, 2007 vi, 102 / 16 X 24,5 cm ISBN: 978 – 602 – 8047 – 01 - 2 Hak cipta, 2007 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku dengan cara apa pun termasuk menggunakan mesin fotokopi tanpa seizin penerbit. 2007 POTRET SASTRA INDONESIA IKIP PGRI Semarang Press Prakata Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Bijaksana. Akhirnya, penulis dapat menyelesaikan dan menerbitkan buku ini. Buku ini berisi tentang sejarah sastra Indonesia. Terbagi atas sebelas bab, buku ini diawali dengan pembahasan tentang sastra lama dan foklor. Bab berikutnya berisi tentang sastra Indonesia dan sastra daerah. Bab-bab berikutnya membahas tentang periode Balai Pustaka hingga Periode Pasca 66. Sejarah adalah sesuatu yang bergerak dan selalu akan terus bergerak. Menulis sejarah sastra Indonesia adalah menuliskan sesuatu yang terus bergerak. Yang patut disadari adalah pada saat menuliskan sejarah, selalu dibutuhkan jarak waktu antara peristiwa dan penulisannya. Hal ini dilakukan agar terdapat jarak pandang dan objektivitas dalam memandang sebuah peristiwa, termasuk perisiwa dalam kesastraan. Tidak mudah menulis tentang sejarah sastra, terutama sejarah sastra Indonesia. Selalu ada keberpihakan atas satu peristiwa dan mengabaikan sudut pandang yang lain. Dalam satu sisi, itulah kelemahan penulis. Di sisi lain, di situlah secara sadar atau tidak penulis berdiri
    [Show full text]
  • Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya
    B U K U P A N D U A N PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Ferdinal, Donny Eros, Gindho Rizano L P T I K U N I E R S I T A S A N D A L A S BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Penyusun Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Layout Multimedia LPTIK Unand Ilustrasi Cover Sampul Novel Siti Nurbaya Terbitan Balai Pustaka (Dihimpun dari berbagai sumber) Penerbit Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas Alamat: Gedung Perpustakaan Lantai Dasar, Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang, Sumatera Barat. Email: [email protected] Web: lptik.unand.ac.id ISBN 978-602-5539-45-9 Cetakan Pertama, 2019 Hak cipta pada penulis Isi diluar tanggung jawab penerbit KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, buku saku Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya Kota Padang ini dapat diterbitkan. Publikasi Buku Panduan Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya ini merupakan hasil dari penelitian dengan judul Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya di Padang Sumatra Barat. Publikasi ini memuat data yang menggambarkan kondisi wisata Siti Nurbaya Padang tahun 2018. Publikasi ini menyajikan informasi mengenai wisata sastra Siti Nurbaya, atraksi wisata Siti Nurbaya, dan model pengembangan wisasta Sastra Siti Nurbaya. Secara lebih detil, buku saku pengembangan wisata sastra Siti Nurbaya ini memberikan gambaran tentang potensi dan model pengembangan wisata Siti Nurbaya menuju wisata sastra.
    [Show full text]
  • Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau Di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Skripsi D
    FILM DUA GARIS BIRU PERSPEKTIF PEMANGKU ADAT MINANGKABAU DI NAGARI TALAGO GUNUNG KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Konsentrasi Broadcasting Oleh: MUHAMMAD IQBAL NIM. 1730302029 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR 2021 ABSTRAK Muhammad Iqbal, Nim 1730302029, Judul Skripsi “Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto”. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui persepsi pemangku adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto terhadap maksud, penonton film setelah menonton film Dua Garis Biru. Sebagaimana pada saat ini film berperan sebagai media dalam menyampiankan pesan, makna dan informasi kepada penontonnya Penelitian ini dilakukan di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik analisis data dengan pendekatan analisis metode desain deskriptif (descriptive design), langkah-langkah pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
    [Show full text]
  • Keunikan Budaya Minangkabau Dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka Dan Strategi Pemasarannya Dalam Konteks Masyarakat Ekonomi Asean
    KEUNIKAN BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA DAN STRATEGI PEMASARANNYA DALAM KONTEKS MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Deri Rachmad Pratama1, Sarwiji Suwandi2, Nugraheni Eko Wardani3 Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret ([email protected]), ([email protected]), ([email protected]) Abstrak Indonesia sudah bergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak 31 Desember 2015. Ini menjadi salah satu peluang Indonesia untuk mempromosikan budaya yang dimilikinya ke luar negeri secara lebih mudah. Salah satu budaya tersebut adalah budaya Minangkabau yang tercermin dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Pengenalan budaya melalui novel ke luar negeri dapat meningkatkan wisatawan ke Indonesia khususnya Sumatera Barat sebagai latar novel tersebut. Hal ini bisa memberikan kontribusi untuk ekonomi Indonesia. Tujuan penelitian mendeskripsikan dan menjelaskan budaya Minangkabau yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka serta pemasarannya dalam konteks MEA. Penelitian ini dikaji dengan pendekatan antropologi sastra. Datanya berupa dialog atau narasi yang mengandung budaya Minangkabau. Ada tiga wujud kebudayaan yang terdapat dalam novel ini. Ketiga wujud kebudayaan itu ialah (1) wujud kebudayaan berupa norma dan peraturan, (2) wujud kebudayaan berupa aktivitas dan tindakan masyarakat, dan (3) wujud kebudayaan berupa benda-benda hasil karya manusia. Strategi pemasaran budaya Minangkabau dalam novel ini dapat dilakukan dengan cara adaptasi novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka kedalam bahasa Inggris atau berbagai bahasa di negara ASEAN. Kata kunci: keunikan, budaya Minangkabau, novel tenggelamnya kapal van der wijck, MEA Pendahuluan Karya sastra mengandung beragam makna. Karya ini tidak hanya terfokus kepada strukturalisme saja, tetapi masih banyak hal yang membangun terbentuknya karya sastra tersebut.
    [Show full text]
  • Sastra Feminis Indonesia ~ Rizqi.Pdf
    Sastra Feminis Indonesia: Dulu dan Kini Oleh: Rizqi Handayani, MA. Pendahuluan Sepanjang perjalanan kesusastraan Indonesia1 yang dimulai sejak lahirnya bahasa Indonesia pada awal abad ke 20, khususnya setelah Bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa Nasional melalui Sumpah Pemuda pada tahun 1928, kesusastraan Indonesia selalu dikerumuni oleh para pengarang laki-laki. Bahkan, dunia kesusastraan menjadi sangat maskulin karena hanya dipenuhi dengan tulisan dari pengarang laki-laki dan tulisan pengarang laki-lakilah yang dibaca oleh khalayak masyarakat. Heryanto menyebut fenomena ini sebagai Phallic Esthetics yang menjadikan perempuan sebagai objek di dalam karya sastra (Heryanto, 1986: 37). Domestikasi perempuan dalam ranah domestik merupakan faktor dominan yang menyebabkan fenomena ini tumbuh subur. Di mana laki-laki lebih dekat dengan dunia publik dibandingkan perempuan sehingga laki-laki memiliki akses yang lebih besar untuk mengembangkan kemampuan diri mereka melalui dunia kepengarangan. Sementara itu, perempuan hanya berkutat di dunia domestik sehingga menghambat berkembangnya daya kreatifitas mereka. Namun, di tengah kesibukan para perempuan di dunia domestik, sebagian kecil dari pengarang perempuan di awal abad kedua puluh masih menyempatkan diri untuk menulis beberapa karya sastra. Misalnya Selasih atau Seleguri (L. 1909) yang menulis dua buah roman dan sajak-sajak yang berjudul Kalau Tak Untung (1933) dan Pengaruh Keadaan (1937), sementara sajak-sajaknya banyak dimuat dalam majalah Poedjangga Baroe dan Pandji Poestaka. Selain Selasih, sempat juga muncul nama pengarang perempuan lainnya, Hamidah, yang menulis roman berjudul Kehilangan Mestika (1935) (Rosidi 1968: 55-56). Tema-tema yang diangkat oleh para pengarang perempuan tersebut merupakan tema-tema yang ringan tentang penderitaan dan kemelaratan hidup yang dihadapi kaum perempuan. Agaknya, tema-tema tentang kesedihan menjadi pilihan bagi pengarang perempuan masa itu, karena perempuan-perempuan tidak dapat menyuarakan penderitaan dan kemalangan hidup yang mereka alami secara gamblang.
    [Show full text]
  • Plagiat Merupakan Tindakan Tidak Terpuji
    PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI WACANA KEBUDAYAAN INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN KEMERDEKAAN: POLEMIK KEBUDAYAAN (1935 – 1939) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh: Flavianus Setyawan Anggoro NIM: 054314005 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI iii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI MOTTO “Selalu Memandang Ke Depan adalah Sebuah Pilihan Hidup” (NN) iv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini Aku Persembahkan untuk: Yang Maha Penyayang Kedua Orangtua Ku Adik Ku Teodosia Marwanti Ety dan Gabriel Aprisriwanto Serta semua orang yang menyayangiku v PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI vi PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ABSTRAK (Indonesia) Skripsi berjudul “Wacana Kebudayaan Indonesia Pada Masa Pergerakan Kemerdekaan: Polemik Kebudayaan (1935 – 1939)” ini merupakan suatu telaah Ilmu Sejarah terhadap pewacanaan kebudayaan yang pernah terjadi di Indonesia. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis:1) latar belakang munculnya peristiwa Polemik Kebudayaan, 2) dinamika
    [Show full text]
  • Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail
    ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman H. Aprila Mirawati Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail Buku Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail ini merupakan hasil dari tugas lapangan mahasiswa program studi Magister Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang tahun 2019. Di dalamnya terkandung tulisan 9 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sastra dan Industri semester Genap tahun 2018/2019 dan 1 tulisan dosen. Salah seorang dosen yang mengampu mata kuliah ini, Drs. Ferdinal, M.A., Ph.D, menetapkan bahwa salah satu luaran akhir darimata kuliah ini adalah karya tulis dari hasil tugas akhir. Dalam buku ini, selain tulisan mahasiswa, terdapat pula karya dari dosen dalam Bahasa Inggris yang diharapkan dapat memberikan informasi dan pandangan yang lebih bervariasi terhadap keberadaan Rumah Puisi Taufiq Ismail. ISBN: 978-623-93517-0-0 ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman Herbowo Aprila Mirawati RAH Multimedia Kontributor Aprila Mirawati Ferdinal Hendro Mahawitra Jayawardana Maya Febriyanti Nur Ahmad Salman Herbowo Rafvesa Fitria Resti Suci Rahmadhani Ruaz Siti Raudhatul Hamdiyati Syafri Maiboy ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman Herbowo Aprila Mirawati Layout RAH Multimedia Cover RAH Multimedia Penerbit RAH Multimedia Jl. Durian Ratus, No. 10 Kurao Pagang, Nanggalo Padang, Sumatera Barat Indonesia Email: [email protected] ISBN 978-623-93517-0-0 Cetakan I, 2020 Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak isi buku ini tanpa izin dari penulis. Isi di luar tanggung jawab penerbit. Kata Pengantar Buku Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail ini merupakan hasil dari tugas lapangan mahasiswa program studi Magister Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang tahun 2019.
    [Show full text]
  • Manajemen Siaran Radio Semester Ii Semester I
    MANAJEMEN SIARAN RADIO REDAKSIONAL Pengarah: Direktur Pembinaan SMK Kepala Sub Direktorat Kurikulum Kepala Seksi Penilaian Kepala Seksi Pembelajaran Penulis: B.I. Ninik Liestyati F. Budi Santoso A.Arif Setiawan Pengendali Mutu: Winih Wicaksono Penyunting: Rais Setiawan Erna Fauziah Editor : Nur Aini Farida Desain Sampul: Sonny Rasdianto Layout/Editing: Rifda Ayu Satriana Indah Mustika Ar rum Intan Sulistyani Widiarti PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM RADIO iii MANAJEMEN SIARAN RADIO KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KA TA PENGANTAR Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/ MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D. DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK. Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang menggunakannya. Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu, diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu mata pelajaran yang sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia. Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan ucapan terimakasih.
    [Show full text]
  • Darah Muda #3 “Refresh”
    DARAH MUDA #3 “REFRESH” Cholopon Penulis Riski Januar Disain BHDS-yk Cetak di Yogyakarta Pembukaan : 20 Oktober 2019 Pameran : 20 - 31 Oktober 2019 dipublikasikan oleh : Kiniko Art Management Sarang Building II Jl. Kalipakis Rt. 05/II, Tirtonirmolo Kasihan, Bantul, Yogyakarta e. [email protected] +62 821 3831 6270 REFRESH Tiga tahun sudah, Kiniko Art konsisten menggelar pameran untuk para perupa muda yang di payungi dengan tajuk Darah Muda. Setelah dua kali berturut-turut menampilkan dua seniman dalam satu pameran, pameran Darah Muda kali ini mengusung 5 seniman muda yaitu ; Anis Kurniasih, Melta Desyka, Iwan Suastika, Qhadafi, dan M. Yakin. Perkembangan positif dari para seniman muda di Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir sukses mengisi ruang-ruang strategis dalam berbagai macam pameran penting di tanah air. Hal ini pun didukung oleh banyaknya program pameran dan kompetisi yang khusus memamerkan karya dari para perupa muda. Perkembangan positif ini diharapkan dapat memajukan seni rupa Indonesia melalui siklus regenerasi perupa muda hari ini. Refresh (Menyegarkan), merupakan sebuah pertanyaan tentang bagaimana fresh (segar) didefinisikan dalam wacana seni rupa hari ini. Masuknya seni rupa kontemporer di Indonesia telah merombak segala hal tentang seni rupa, mulai dari kaburnya batas-batas kategori karya, perluasan estetik yang menghalalkan segala media dan bahan, serta perkembangan pembacaan karya yang lebih rumit. Hal ini pada satu sisi memperkaya ragam visual serta wacana seni rupa di Indonesia, pada sisi lainnya membuka sebuah pertanyaan mendasar tentang bagaimana batas estetik diterima untuk dianggap sebagai sebuah karya seni (?). Semarak seni rupa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir selain berdampak positif, juga menguak tindakan-tindakan tidak etis, seperti plagiarisme dan eksploitasi visual.
    [Show full text]
  • Perubahan Tokoh Dalam Novel Tenggelamnya Kapal
    PERUBAHAN TOKOH DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA KE BENTUK FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA SUTRADARA SUNIL SORAYA SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh LISA NUR AFIFAH NIM 1113013000060 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner ABSTRAK Lisa Nur Afifah (1113013000060), “Perubahan Tokoh dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka ke Bentuk Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Kaya Sutradara Sunil Soraya serta Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Dosen Pembimbing : Ahmad Bahtiar, M.Hum. Penelitian yang berjudul “Perubahan Tokoh dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka ke Bentuk Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Kaya Sutradara Sunil Soraya serta Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”, bertujuan untuk mengetahui perubahan tokoh pada novel dan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu menganalisis secara sistematis dengan membaca, mencatat dan mengolah bahan penelitian, serta memfokuskan pada analisis perubahan tokoh dari novel ke film. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, adanya perubahan tokoh yang terjadi antara novel dan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, hal ini terjadi karena adanya penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi pada novel setelah mengalami proses ekranisasi. Analisis perubahan tokoh pada sebuah karya sastra ini, dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah.
    [Show full text]