Darah Muda #3 “Refresh”

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Darah Muda #3 “Refresh” DARAH MUDA #3 “REFRESH” Cholopon Penulis Riski Januar Disain BHDS-yk Cetak di Yogyakarta Pembukaan : 20 Oktober 2019 Pameran : 20 - 31 Oktober 2019 dipublikasikan oleh : Kiniko Art Management Sarang Building II Jl. Kalipakis Rt. 05/II, Tirtonirmolo Kasihan, Bantul, Yogyakarta e. [email protected] +62 821 3831 6270 REFRESH Tiga tahun sudah, Kiniko Art konsisten menggelar pameran untuk para perupa muda yang di payungi dengan tajuk Darah Muda. Setelah dua kali berturut-turut menampilkan dua seniman dalam satu pameran, pameran Darah Muda kali ini mengusung 5 seniman muda yaitu ; Anis Kurniasih, Melta Desyka, Iwan Suastika, Qhadafi, dan M. Yakin. Perkembangan positif dari para seniman muda di Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir sukses mengisi ruang-ruang strategis dalam berbagai macam pameran penting di tanah air. Hal ini pun didukung oleh banyaknya program pameran dan kompetisi yang khusus memamerkan karya dari para perupa muda. Perkembangan positif ini diharapkan dapat memajukan seni rupa Indonesia melalui siklus regenerasi perupa muda hari ini. Refresh (Menyegarkan), merupakan sebuah pertanyaan tentang bagaimana fresh (segar) didefinisikan dalam wacana seni rupa hari ini. Masuknya seni rupa kontemporer di Indonesia telah merombak segala hal tentang seni rupa, mulai dari kaburnya batas-batas kategori karya, perluasan estetik yang menghalalkan segala media dan bahan, serta perkembangan pembacaan karya yang lebih rumit. Hal ini pada satu sisi memperkaya ragam visual serta wacana seni rupa di Indonesia, pada sisi lainnya membuka sebuah pertanyaan mendasar tentang bagaimana batas estetik diterima untuk dianggap sebagai sebuah karya seni (?). Semarak seni rupa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir selain berdampak positif, juga menguak tindakan-tindakan tidak etis, seperti plagiarisme dan eksploitasi visual. Minimnya wacana, membuat beberapa karya seni tidak pernah dibicarakan dalam sudut pandang gagasan, oleh karena itu seni rupa lebih banyak berbicara tentang harga jual dan pelengkap interior ruangan. Hal ini berdampak pada penyeragaman visual tanpa dilandasi konsep yang jelas karena terbawa arus trend visual yang diciptakan pasar. Pengkaburan batas yang diusung oleh seni rupa kontemporer untuk menaikkan nilai seni ke ranah representatif yang sarat dengan konsep serta gagasan untuk menunjukkan intelektualitas seniman, ternyata juga melahirkan sebuah bumerang, yaitu kaburnya batas antara kerajinan dan seni rupa yang kerap tampil dalam satu panggung yang sama. Refresh adalah sebuah paradoks tentang definisi dari segar yang menyegarkan / menyegarkan tanpa ada hal yang segar, atau seolah-olah menyegarkan. Karya dari seniman yang tampil pada pameran kali ini bukan bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut, namun menghadirkan sebuah realitas tentang bagaimana sebuah karya dibuat dari landasan hal yang dianggap mengganggu, penting, tanpa mengesampingkan kaidah-kaidah artistik. Karya dari lima seniman ini berangkat dari isu personal, sosial, hingga identitas. Karya M. Yakin, menghadirkan bentuk ungkapan emosi dari proses pencarian identitas yang menurutnya manusia pada dasarnya meniru orang lain dalam segala hal, hingga pada titik tertentu kegiatan meniru ini selesai dengan konsekuensi berupa pengkhianatan, sikap dominan, dan ke tidak berdaya an dalam menentukan jati diri, pada step tersebut Yakin memvisualisasikannya. Sedangkan Iwan Suastika tertarik dengan isu-isu identitas, menurutnya sikap fanatik terhadap merek, maupun fenomena konsumerisme menimbulkan krisis identitas, di mana orang Indonesia kerap luput atas identitas yang didasari budaya. Iwan memvisualkan hal tersebut secara dimanis dan menjabarkannya melalui figur, gestur, benda dan pakaian yang dimaknai sebagai simbol pada karyanya. Berbeda dengan Iwan, Anis menemukan sebuah kesadaran dari pengamatannya terhadap benda dan makhluk. Menurut Anis, segala sesuatu pasti memiliki alasan untuk hadir dalam kehidupan manusia, landasan berpikir tersebut menghantarkannya pada pemahaman bahwa tidak ada satu hal pun yang sia- sia. Walaupun terkesan sederhana, pemahaman Anis sesungguhnya menjabarkan sebuah permasalahan yang tidak pernah tuntas dalam kehidupan. Anis menstimulus orang untuk memahami fungsi serta esensi atas bagaimana sesuatu tercipta lalu kemudian diabaikan. Gagasan seniman ini menjadi penting sebagai acuan dalam memahami karya. Karya seni hadir atas dasar pemikiran, dan proses-proses kontemplasi untuk menemukan kesadaran-kesadaran baru. Oleh karena itu, dalam capaian puncaknya seniman dianggap sebagai individu yang cerdas karena memiliki perspektif tersendiri untuk memahami sesuatu. Pameran darah muda kali ini mencoba “menyegarkan” cara melihat karya, setelah melewati tahun yang semarak akan visual, gagasan dan pikiran seniman kerap diabaikan. Melalui karya dari lima orang perupa ini, kita setidaknya dapat menangkap sebuah nilai kritis, kesadaran akan sesuatu dan cara ungkap yang estetis dari simbol, objek, warna, serta ekspolrasi media serta visual yang dihadirkan. Riski Januar Anis Kurniasih Something grow into Sky, Ballpoint oil on canvas 100 x 110 cm, 2019 Iwan Swastika The Foppish Family, Acrylic on canvas 150 x 200 cm, 2019 M. Yakin Persona, Chinese and indian ink on 640 gsm Arches paper 50 x 60 cm ( 6 panels ), 2019 Melta Desyka Inside Out, hand embroidery, velboa fabric on canvas Dimension variable, 2019 detail art work Qhadafi Untitled, Mixmedia on canvas 150 x 14 cm, 2019 ANIS KURNIASIH Wonogiri, 29 Oktober 1994 Solo Exhibition: 2018 “ Fabula,”, Balai Soedjatmoko Surakarta Group Exhibition : 2019 - Tribute 80 nan Ampuh OHD, Bentara Budaya Yogyakarta. - Yogya Annual Art, Incumbent, Bale Banjar Sangkring - Bumbon #3, Nurture , Galeri Katamsi Yogyakarta. - Art & Fashion Collaboration Maleficent : Mistress of Evil , Senayan City Mall. 2018 - Perupa Muda, Bale Banjar Sangkring. - Biennal Jawa Tengah #2, Kota tua Semarang - Art Shine, Ciputra Artprenenur - Keydraw Keyword, Kersan Art Foundation - Tong Edan, Bentara Budaya Jakarta. 2017 - 36th UOB Painting of the Year 2017, UOB Plaza - Pameran Besar Seni Rupa #5 Huele, Karangpanjang Ambon - “ Art Square” an initiative by Art Stage Jakarta , Gandaria City - Bazaar Art Jakarta, Ritz Carlton Pacific Place. 2016 - Artakulturasi, House of Sampoerna Surabaya - 35th UOB Painting of the year, ciputra Artpreneur Jakarta - uregh-uregh, Visma Gallery Surabaya. 2015 - “Here, there, everywhere : Eurasian cities” , Asia Culture Center, South Korea - Mbeber Kutha Solo, Balai Soedjatmoko Surakarta - Pameran Perupa Muda Laras Sinawang, Festival Kesenian Yogyakarta 27 - “ Nalar Sensasi Seni”, Galeri Nasional Indonesia - Indonesia Drawing Festival “Outline”, Bandung - “Sinergi” , Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS - “ Artivitas”, Taman Budaya Jawa Tengah - “ Kotak Hijau”, Student Center UNS. 2014 -“Geneng Street Art Project : Urip-uriping tiyang Sewon”, Bantul, Yogyakarta - International Indonesian Mask Festival, Benteng Vastenburg, Surakarta - Pameran Topeng Jawa Tengah, Taman Budaya Jawa Tengah - ”Deskompeace fest 2”, GOR Bung Karno Surakarta - “ Disturbia”, Taman Budaya Jawa Tengah - “Titik Awal #3”, Taman Budaya Jawa Tengah - “Golden Age”, Lokananta Art Space Award : 2017 – Bronze Award UOB Painting of the Year 2017. 2015 - Representative Indonesia Asia Culture Project IWAN SUASTIKA Yogyakarta, 16 Oktober 1992 Education: Bachelor of Design in Indonesian Institute Of The Art Yogyakarta Group Exhibition : 2018 - Exhibition “RINGROAD”, Pameran Perupa Muda, Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta Achievement. 2017 - Exhibition Bloom in Diversity 2017, Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta - Exhibition Keep The Fire On #3 (Thinklusif) , Survive Garage, Yogyakarta - Exhibition & Mural Competition “N(ART) ure” 2017, Wisdom Park UGM, Yogyakarta. 2016 - Basoeki Abdullah Art Award 2016, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta - Exhibition & Mural Competition “Cerdas Dan Humanis Di Era Digital”, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta . 2014 - Group exhibition, “BOON”, GilaPasta Resto & Artspace, Yogyakarta - UOB Painting of the Year Exhibition, Plaza UOB, Jakarta . 2015 - FTI Art Sparkfest UAJY exhibition, GOR UNY, Yogyakarta. 2013 - Group exhibition Kelompok Belajar 345, “Bukan Musik Bukan Seni Rupa”, Gedung Ajiyasa, ISI Yogyakarta - Group exhibition, “Di Antara”, Miracle Corner ArtSpace, Yogyakarta . 2012 - Exhibition Tempat Kencink Festival, “Hydropirates”, UPT Galeri ISI, Yogyakarta - Exhibition Tempat Kencink , “Hydropirates”, Galang Kangin ArtSpace, Denpasar, Bali - Group exhibition “Fear and Fun”, Studio Diskom, ISI Yogyakarta. 2011 - Group exhibition Tempat Kencink, “Influx”, Jogja Galeri, Yogyakarta - Exhibition “Main-Main” Diskom Drawing Foundation, Galeri Soetopo, ISI, Yogyakarta Award: Silver Award UOB Painting Of The Year 2014, Jakarta. - Runner Up Mural FTI Art Sparkfest UAJY 2015, Yogyakarta. - 1st Winner Tango T-shirt Design Competition 2015, Yogyakarta. - 1st Winner Rupawa T-shirt Design Competition 2015, Jakarta. - Runner Up Mural Dilogifest UNY 2015, Yogyakarta. - 1st Winner Mural Competition Summarecon Serpong 2015, Tangerang - Finalist Mandiri E-money Design Competition 2016, Jakarta - Finalist Basoeki Abdullah Art Award 2016, Jakarta. - Runner Up Mural Competition “Halloween” Mall Kelapa Gading, Jakarta - 1st Winner Mural Competition “Cerdas Dan Humanis Di Era Digital” 2016, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta . 2019 - Exhibition “Kekancan”, Kedai Teh Sinau, Yogyakarta - Basoeki Abdullah Art Award 3, 2019, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta - 1st Winner Videographic Competition KOMINFO dan Media Indonesia
Recommended publications
  • 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan Koto Besar
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan Koto Besar diperkirakan telah ada sejak akhir abad ke-17 Masehi.1 Koto Besar tumbuh dan berkembang bersama daerah-daerah lain yang berada di bekas wilayah Kerajaan Melayu Dharmasraya (Swarnabumhi).2 Daerah-daerah ini merupakan kerajaan kecil yang bercorak Islam dan berafiliasi dengan Kerajaan Pagaruyung, seperti Pulau Punjung yang dikenal sebagai camin taruih (perpanjangan tangan) Pagaruyung untuk daerah Hiliran Batanghari, serta penguasa lokal di ranah cati nan tigo, yaitu Siguntur, Sitiung dan Padang Laweh.3 Koto Besar menjadi satu-satunya kerajaan di wilayah ini yang tidak berpusat di pinggiran Sungai Batanghari.4 Lokasi berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut merupakan daerah rantau dalam konsep alam Minangkabau.5 Pepatah adat Minangkabau mengatakan, 1 Merujuk pada tulisan yang tercantum pada stempel peninggalan Kerajaan Koto Besar yang berangkakan tahun 1697 Masehi. 2 Kerajaan Melayu Dharmasraya (Swarnabumhi) adalah sebuah kerajaan yang bercorak Hindu Buddha dan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Melayu Jambi yang bermigrasi dari muara Sungai Batanghari. Kerajaan Melayu Dharmasraya hanya bertahan sekitar dua abad (1183 – 1347), setelah dipindahkan oleh Raja Adityawarman ke pedalaman Minangkabau di Saruaso. Bambang Budi Utomo dan Budhi Istiawan, Menguak Tabir Dharmasraya, (Batusangkar : BPPP Sumatera Barat, 2011), hlm. 8-12. 3 Efrianto dan Ajisman, Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Dharmasraya, (Padang: BPSNT Press, 2010), hlm. 84. 4 Menurut Tambo Kerajaan Koto Besar dijelaskan bahwa Kerajaan Koto Besar berpusat di tepi Sungai Baye. Hal ini juga dikuatkan oleh catatan Kontroler Belanda Palmer van den Broek tanggal 15 Juni 1905. Lihat, Tambo Kerajaan Koto Besar, “Sejarah Anak Nagari Koto Besar yang Datang dari Pagaruyung Minangkabau”. Lihat juga, “Nota over Kota Basar en Onderhoorige Landschappen Met Uitzondering van Soengei Koenit en Talao”, dalam Tijdschrift voor Indische, “Taal, Land en Volkenkunde”, (Batavia: Kerjasama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dan Batavia Albrecht & Co., 1907), hlm.
    [Show full text]
  • Periodisasi Sastra Indonesia
    PERIODISASI SASTRA INDONESIA 1. Zaman Peralihan Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban. Ciri-ciri : a. individualis dan tidak anonym lagi b. progresif, tetapi masih tradisional dal;am bentuk dan bahasanya c. menulis apa yang dilihat dan dirasakan d. sudah mulai masyarakat sentris e. temanya tentang kisah perjalanan, biografi, adat- istiadat, dan didaktis Hasil karya sastra pada zaman ini antara lain: . Kisah Abdullah ke Malaka Utara . Perjalanan Abdullah ke Kelantan dan Tenggano . dan Hikayat Abdullah . Hikayat Puspa Wiraja . Hikayat Parang Punting . Hikayat Langlang Buana . Hikayat Si Miskin . Hikayat Berma Syahdan . Hikayat Indera Putera . Hikayat Syah Kobat . Hikayat Koraisy Mengindera . Hikayat Indera Bangsawan . Hikayat Jaya Langkara . Hikayat Nakhoda Muda . Hikayat Ahmad Muhammad . Hikayat Syah Mardan . Hikayat Isma Yatim . Hikayat Puspa Wiraja . ANGKATAN BALAI PUSTAKA Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Bali Pustaka”. Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, hikayat, dan kazhanah sastra di Indonesia pada masa ini Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang tidak menyoroti pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam 3 bahasa yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, dan dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
    [Show full text]
  • Melahirkan Sastra Indonesia …………
    POTRET SASTRA INDONESIA Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) POTRET SASTRA INDONESIA Penulis : Drs. Harjito, M.Hum Editor : Dra. Sri Suciati, M.Hum. IKIP PGRI Semarang Press, 2007 vi, 102 / 16 X 24,5 cm ISBN: 978 – 602 – 8047 – 01 - 2 Hak cipta, 2007 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku dengan cara apa pun termasuk menggunakan mesin fotokopi tanpa seizin penerbit. 2007 POTRET SASTRA INDONESIA IKIP PGRI Semarang Press Prakata Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Bijaksana. Akhirnya, penulis dapat menyelesaikan dan menerbitkan buku ini. Buku ini berisi tentang sejarah sastra Indonesia. Terbagi atas sebelas bab, buku ini diawali dengan pembahasan tentang sastra lama dan foklor. Bab berikutnya berisi tentang sastra Indonesia dan sastra daerah. Bab-bab berikutnya membahas tentang periode Balai Pustaka hingga Periode Pasca 66. Sejarah adalah sesuatu yang bergerak dan selalu akan terus bergerak. Menulis sejarah sastra Indonesia adalah menuliskan sesuatu yang terus bergerak. Yang patut disadari adalah pada saat menuliskan sejarah, selalu dibutuhkan jarak waktu antara peristiwa dan penulisannya. Hal ini dilakukan agar terdapat jarak pandang dan objektivitas dalam memandang sebuah peristiwa, termasuk perisiwa dalam kesastraan. Tidak mudah menulis tentang sejarah sastra, terutama sejarah sastra Indonesia. Selalu ada keberpihakan atas satu peristiwa dan mengabaikan sudut pandang yang lain. Dalam satu sisi, itulah kelemahan penulis. Di sisi lain, di situlah secara sadar atau tidak penulis berdiri
    [Show full text]
  • Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya
    B U K U P A N D U A N PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Ferdinal, Donny Eros, Gindho Rizano L P T I K U N I E R S I T A S A N D A L A S BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Penyusun Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Layout Multimedia LPTIK Unand Ilustrasi Cover Sampul Novel Siti Nurbaya Terbitan Balai Pustaka (Dihimpun dari berbagai sumber) Penerbit Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas Alamat: Gedung Perpustakaan Lantai Dasar, Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang, Sumatera Barat. Email: [email protected] Web: lptik.unand.ac.id ISBN 978-602-5539-45-9 Cetakan Pertama, 2019 Hak cipta pada penulis Isi diluar tanggung jawab penerbit KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, buku saku Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya Kota Padang ini dapat diterbitkan. Publikasi Buku Panduan Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya ini merupakan hasil dari penelitian dengan judul Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya di Padang Sumatra Barat. Publikasi ini memuat data yang menggambarkan kondisi wisata Siti Nurbaya Padang tahun 2018. Publikasi ini menyajikan informasi mengenai wisata sastra Siti Nurbaya, atraksi wisata Siti Nurbaya, dan model pengembangan wisasta Sastra Siti Nurbaya. Secara lebih detil, buku saku pengembangan wisata sastra Siti Nurbaya ini memberikan gambaran tentang potensi dan model pengembangan wisata Siti Nurbaya menuju wisata sastra.
    [Show full text]
  • Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau Di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Skripsi D
    FILM DUA GARIS BIRU PERSPEKTIF PEMANGKU ADAT MINANGKABAU DI NAGARI TALAGO GUNUNG KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Konsentrasi Broadcasting Oleh: MUHAMMAD IQBAL NIM. 1730302029 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR 2021 ABSTRAK Muhammad Iqbal, Nim 1730302029, Judul Skripsi “Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto”. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui persepsi pemangku adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto terhadap maksud, penonton film setelah menonton film Dua Garis Biru. Sebagaimana pada saat ini film berperan sebagai media dalam menyampiankan pesan, makna dan informasi kepada penontonnya Penelitian ini dilakukan di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik analisis data dengan pendekatan analisis metode desain deskriptif (descriptive design), langkah-langkah pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
    [Show full text]
  • Keunikan Budaya Minangkabau Dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka Dan Strategi Pemasarannya Dalam Konteks Masyarakat Ekonomi Asean
    KEUNIKAN BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA DAN STRATEGI PEMASARANNYA DALAM KONTEKS MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Deri Rachmad Pratama1, Sarwiji Suwandi2, Nugraheni Eko Wardani3 Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret ([email protected]), ([email protected]), ([email protected]) Abstrak Indonesia sudah bergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak 31 Desember 2015. Ini menjadi salah satu peluang Indonesia untuk mempromosikan budaya yang dimilikinya ke luar negeri secara lebih mudah. Salah satu budaya tersebut adalah budaya Minangkabau yang tercermin dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Pengenalan budaya melalui novel ke luar negeri dapat meningkatkan wisatawan ke Indonesia khususnya Sumatera Barat sebagai latar novel tersebut. Hal ini bisa memberikan kontribusi untuk ekonomi Indonesia. Tujuan penelitian mendeskripsikan dan menjelaskan budaya Minangkabau yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka serta pemasarannya dalam konteks MEA. Penelitian ini dikaji dengan pendekatan antropologi sastra. Datanya berupa dialog atau narasi yang mengandung budaya Minangkabau. Ada tiga wujud kebudayaan yang terdapat dalam novel ini. Ketiga wujud kebudayaan itu ialah (1) wujud kebudayaan berupa norma dan peraturan, (2) wujud kebudayaan berupa aktivitas dan tindakan masyarakat, dan (3) wujud kebudayaan berupa benda-benda hasil karya manusia. Strategi pemasaran budaya Minangkabau dalam novel ini dapat dilakukan dengan cara adaptasi novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka kedalam bahasa Inggris atau berbagai bahasa di negara ASEAN. Kata kunci: keunikan, budaya Minangkabau, novel tenggelamnya kapal van der wijck, MEA Pendahuluan Karya sastra mengandung beragam makna. Karya ini tidak hanya terfokus kepada strukturalisme saja, tetapi masih banyak hal yang membangun terbentuknya karya sastra tersebut.
    [Show full text]
  • Sastra Feminis Indonesia ~ Rizqi.Pdf
    Sastra Feminis Indonesia: Dulu dan Kini Oleh: Rizqi Handayani, MA. Pendahuluan Sepanjang perjalanan kesusastraan Indonesia1 yang dimulai sejak lahirnya bahasa Indonesia pada awal abad ke 20, khususnya setelah Bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa Nasional melalui Sumpah Pemuda pada tahun 1928, kesusastraan Indonesia selalu dikerumuni oleh para pengarang laki-laki. Bahkan, dunia kesusastraan menjadi sangat maskulin karena hanya dipenuhi dengan tulisan dari pengarang laki-laki dan tulisan pengarang laki-lakilah yang dibaca oleh khalayak masyarakat. Heryanto menyebut fenomena ini sebagai Phallic Esthetics yang menjadikan perempuan sebagai objek di dalam karya sastra (Heryanto, 1986: 37). Domestikasi perempuan dalam ranah domestik merupakan faktor dominan yang menyebabkan fenomena ini tumbuh subur. Di mana laki-laki lebih dekat dengan dunia publik dibandingkan perempuan sehingga laki-laki memiliki akses yang lebih besar untuk mengembangkan kemampuan diri mereka melalui dunia kepengarangan. Sementara itu, perempuan hanya berkutat di dunia domestik sehingga menghambat berkembangnya daya kreatifitas mereka. Namun, di tengah kesibukan para perempuan di dunia domestik, sebagian kecil dari pengarang perempuan di awal abad kedua puluh masih menyempatkan diri untuk menulis beberapa karya sastra. Misalnya Selasih atau Seleguri (L. 1909) yang menulis dua buah roman dan sajak-sajak yang berjudul Kalau Tak Untung (1933) dan Pengaruh Keadaan (1937), sementara sajak-sajaknya banyak dimuat dalam majalah Poedjangga Baroe dan Pandji Poestaka. Selain Selasih, sempat juga muncul nama pengarang perempuan lainnya, Hamidah, yang menulis roman berjudul Kehilangan Mestika (1935) (Rosidi 1968: 55-56). Tema-tema yang diangkat oleh para pengarang perempuan tersebut merupakan tema-tema yang ringan tentang penderitaan dan kemelaratan hidup yang dihadapi kaum perempuan. Agaknya, tema-tema tentang kesedihan menjadi pilihan bagi pengarang perempuan masa itu, karena perempuan-perempuan tidak dapat menyuarakan penderitaan dan kemalangan hidup yang mereka alami secara gamblang.
    [Show full text]
  • Membayangkan Indonesia Dari Novel-Novel Antaretnis Dan Antaragama Periode 1920-An Hingga 1970-An
    MEMBAYANGKAN INDONESIA DARI NOVEL-NOVEL ANTARETNIS DAN ANTARAGAMA PERIODE 1920-AN HINGGA 1970-AN IMAGINE INDONESIA FROM INTERETHNIC AND INTERRELIGIOUS NOVELS PERIOD 1920’S TO 1970’S Dwi Rahariyoso Jalan Cipto Mangun Kusumo 59, Ponorogo, Jawa Timur Pos-el: [email protected] Telepon 085643728390 Abstrak Penelitian ini menguraikan persoalan perkawinan antaretnis dan antaragama yang terdapat dalam novel Indonesia periode 1920-an hingga 1970-an. Pengelompokan kategori novel berdasarkan genre yang terdapat dalam novel-novel yang mempunyai kapasitas dalam membahas tema perkawinan antaretnis dan antaragama. Melalui genre yang dimunculkan dalam novel, pola dan bentuk struktur penceritaan bisa dicermati secara saksama. Kategori antaretnis dan antaragama dalam novel periode 1920-an hingga 1970-an mengindikasikan bahwa kesadaran tentang multikulturalisme, pluralitas, dan kebangsaan sebagai sebuah gagasan penting bagi jati diri bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan yang penuh kebhinekaan telah menjadi isu sentral yang dikembangkan oleh pengarang pada periode tersebut melalui kisah-kisah percintaan (roman) kaum muda dalam novel Indonesia modern. Kata kunci: antaretnis, antaragama, genre, pola, roman, kebangsaan, pluralitas, multikulturalisme, toleransi, Indonesia Abstract Husband research outlines the issue of inter-ethnic and inter-religious marriages are hearts novel Indonesia the 1920’s period until 1970's. Novel category grouping by genre what are hearts novel-novel that had the capacity hearts discuss the theme of interethnic and inter-religious marriages. The hearts raised through a new genre, patterns and The narrative structure can be observed carefully. Category interethnic and interreligious new hearts 1920’s period until 1970's indicated that awareness about multiculturalism, pluralism, and nationality AS an idea essentials personal identity of the Indonesian nation.
    [Show full text]
  • Plagiat Merupakan Tindakan Tidak Terpuji
    PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI WACANA KEBUDAYAAN INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN KEMERDEKAAN: POLEMIK KEBUDAYAAN (1935 – 1939) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh: Flavianus Setyawan Anggoro NIM: 054314005 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI iii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI MOTTO “Selalu Memandang Ke Depan adalah Sebuah Pilihan Hidup” (NN) iv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini Aku Persembahkan untuk: Yang Maha Penyayang Kedua Orangtua Ku Adik Ku Teodosia Marwanti Ety dan Gabriel Aprisriwanto Serta semua orang yang menyayangiku v PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI vi PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ABSTRAK (Indonesia) Skripsi berjudul “Wacana Kebudayaan Indonesia Pada Masa Pergerakan Kemerdekaan: Polemik Kebudayaan (1935 – 1939)” ini merupakan suatu telaah Ilmu Sejarah terhadap pewacanaan kebudayaan yang pernah terjadi di Indonesia. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis:1) latar belakang munculnya peristiwa Polemik Kebudayaan, 2) dinamika
    [Show full text]
  • Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail
    ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman H. Aprila Mirawati Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail Buku Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail ini merupakan hasil dari tugas lapangan mahasiswa program studi Magister Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang tahun 2019. Di dalamnya terkandung tulisan 9 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sastra dan Industri semester Genap tahun 2018/2019 dan 1 tulisan dosen. Salah seorang dosen yang mengampu mata kuliah ini, Drs. Ferdinal, M.A., Ph.D, menetapkan bahwa salah satu luaran akhir darimata kuliah ini adalah karya tulis dari hasil tugas akhir. Dalam buku ini, selain tulisan mahasiswa, terdapat pula karya dari dosen dalam Bahasa Inggris yang diharapkan dapat memberikan informasi dan pandangan yang lebih bervariasi terhadap keberadaan Rumah Puisi Taufiq Ismail. ISBN: 978-623-93517-0-0 ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman Herbowo Aprila Mirawati RAH Multimedia Kontributor Aprila Mirawati Ferdinal Hendro Mahawitra Jayawardana Maya Febriyanti Nur Ahmad Salman Herbowo Rafvesa Fitria Resti Suci Rahmadhani Ruaz Siti Raudhatul Hamdiyati Syafri Maiboy ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman Herbowo Aprila Mirawati Layout RAH Multimedia Cover RAH Multimedia Penerbit RAH Multimedia Jl. Durian Ratus, No. 10 Kurao Pagang, Nanggalo Padang, Sumatera Barat Indonesia Email: [email protected] ISBN 978-623-93517-0-0 Cetakan I, 2020 Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak isi buku ini tanpa izin dari penulis. Isi di luar tanggung jawab penerbit. Kata Pengantar Buku Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail ini merupakan hasil dari tugas lapangan mahasiswa program studi Magister Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang tahun 2019.
    [Show full text]
  • Perubahan Tokoh Dalam Novel Tenggelamnya Kapal
    PERUBAHAN TOKOH DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA KE BENTUK FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA SUTRADARA SUNIL SORAYA SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh LISA NUR AFIFAH NIM 1113013000060 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner ABSTRAK Lisa Nur Afifah (1113013000060), “Perubahan Tokoh dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka ke Bentuk Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Kaya Sutradara Sunil Soraya serta Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Dosen Pembimbing : Ahmad Bahtiar, M.Hum. Penelitian yang berjudul “Perubahan Tokoh dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka ke Bentuk Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Kaya Sutradara Sunil Soraya serta Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”, bertujuan untuk mengetahui perubahan tokoh pada novel dan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu menganalisis secara sistematis dengan membaca, mencatat dan mengolah bahan penelitian, serta memfokuskan pada analisis perubahan tokoh dari novel ke film. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, adanya perubahan tokoh yang terjadi antara novel dan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, hal ini terjadi karena adanya penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi pada novel setelah mengalami proses ekranisasi. Analisis perubahan tokoh pada sebuah karya sastra ini, dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah.
    [Show full text]
  • 208 DAFTAR PUSTAKA Arsip Lembaran Daerah Provinsi
    DAFTAR PUSTAKA Arsip Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2000 tentang Pemerintahan Nagari. Lembaran Negara Republik Indonesia. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1964 tentang Otorita Jalan Raya Lintas Sumatera. Lembaran Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Solok Selatan di Provinsi Sumatera Barat. Disertasi, Tesis dan Skripsi Arimadona. 2013. “Eksistensi Kerajaan Siguntur Pada Masa Orde Baru Hingga Otonomi Daerah (1972-2009)”. Skripsi. Padang: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Efrianto. 2015. “Penerimaan Masyarakat Pulau Punjung dan Koto Baru Terhadap Transmigran (1974-2013)”. Tesis. Padang: Jurusan Ilmu Sejarah Program Pasca Sarjana Universitas Andalas. Nopriyasman. 2011. “Politik Representasi Istana Basa Pagaruyung sebagai Identitas Minangkabau di Sumatera Barat”. Disertasi. Denpasar: Program Studi Kajian Budaya Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Ratnasari, Desi. 2017. “Bentuk-Bentuk Patronase Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sutan Riska – Amrizal pada Pemilukada Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Dharmasraya Tahun 2015”, Skripsi, Padang: Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Van Java DS, Sopan. 2012. “Eksistensi Kerajaan Pulau Punjung 1967-2010”. Skripsi. Padang: Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas. Buku Abdullah, Irwan dan Kutanegara, Pande Made. 2005. “Otonomi dan Hak-Hak Budaya Daerah”, dalam Supriyoko, Ki (Eds.). Pendidikan Multikultural dan Revitalisasi Hukum Adat dalam Perspektif Sejarah. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 208 Abdullah, Taufik. 1996. Adat dan Islam : An Examination of Conflict in Minangkabau. Jakarta. Indonesia 2. Amran, Rusli. 1981. Sumatra Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan. Amran, Rusli. 1985. Sumatra Barat Plakat Panjang.
    [Show full text]