Darah Muda #3 “Refresh”
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
DARAH MUDA #3 “REFRESH” Cholopon Penulis Riski Januar Disain BHDS-yk Cetak di Yogyakarta Pembukaan : 20 Oktober 2019 Pameran : 20 - 31 Oktober 2019 dipublikasikan oleh : Kiniko Art Management Sarang Building II Jl. Kalipakis Rt. 05/II, Tirtonirmolo Kasihan, Bantul, Yogyakarta e. [email protected] +62 821 3831 6270 REFRESH Tiga tahun sudah, Kiniko Art konsisten menggelar pameran untuk para perupa muda yang di payungi dengan tajuk Darah Muda. Setelah dua kali berturut-turut menampilkan dua seniman dalam satu pameran, pameran Darah Muda kali ini mengusung 5 seniman muda yaitu ; Anis Kurniasih, Melta Desyka, Iwan Suastika, Qhadafi, dan M. Yakin. Perkembangan positif dari para seniman muda di Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir sukses mengisi ruang-ruang strategis dalam berbagai macam pameran penting di tanah air. Hal ini pun didukung oleh banyaknya program pameran dan kompetisi yang khusus memamerkan karya dari para perupa muda. Perkembangan positif ini diharapkan dapat memajukan seni rupa Indonesia melalui siklus regenerasi perupa muda hari ini. Refresh (Menyegarkan), merupakan sebuah pertanyaan tentang bagaimana fresh (segar) didefinisikan dalam wacana seni rupa hari ini. Masuknya seni rupa kontemporer di Indonesia telah merombak segala hal tentang seni rupa, mulai dari kaburnya batas-batas kategori karya, perluasan estetik yang menghalalkan segala media dan bahan, serta perkembangan pembacaan karya yang lebih rumit. Hal ini pada satu sisi memperkaya ragam visual serta wacana seni rupa di Indonesia, pada sisi lainnya membuka sebuah pertanyaan mendasar tentang bagaimana batas estetik diterima untuk dianggap sebagai sebuah karya seni (?). Semarak seni rupa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir selain berdampak positif, juga menguak tindakan-tindakan tidak etis, seperti plagiarisme dan eksploitasi visual. Minimnya wacana, membuat beberapa karya seni tidak pernah dibicarakan dalam sudut pandang gagasan, oleh karena itu seni rupa lebih banyak berbicara tentang harga jual dan pelengkap interior ruangan. Hal ini berdampak pada penyeragaman visual tanpa dilandasi konsep yang jelas karena terbawa arus trend visual yang diciptakan pasar. Pengkaburan batas yang diusung oleh seni rupa kontemporer untuk menaikkan nilai seni ke ranah representatif yang sarat dengan konsep serta gagasan untuk menunjukkan intelektualitas seniman, ternyata juga melahirkan sebuah bumerang, yaitu kaburnya batas antara kerajinan dan seni rupa yang kerap tampil dalam satu panggung yang sama. Refresh adalah sebuah paradoks tentang definisi dari segar yang menyegarkan / menyegarkan tanpa ada hal yang segar, atau seolah-olah menyegarkan. Karya dari seniman yang tampil pada pameran kali ini bukan bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut, namun menghadirkan sebuah realitas tentang bagaimana sebuah karya dibuat dari landasan hal yang dianggap mengganggu, penting, tanpa mengesampingkan kaidah-kaidah artistik. Karya dari lima seniman ini berangkat dari isu personal, sosial, hingga identitas. Karya M. Yakin, menghadirkan bentuk ungkapan emosi dari proses pencarian identitas yang menurutnya manusia pada dasarnya meniru orang lain dalam segala hal, hingga pada titik tertentu kegiatan meniru ini selesai dengan konsekuensi berupa pengkhianatan, sikap dominan, dan ke tidak berdaya an dalam menentukan jati diri, pada step tersebut Yakin memvisualisasikannya. Sedangkan Iwan Suastika tertarik dengan isu-isu identitas, menurutnya sikap fanatik terhadap merek, maupun fenomena konsumerisme menimbulkan krisis identitas, di mana orang Indonesia kerap luput atas identitas yang didasari budaya. Iwan memvisualkan hal tersebut secara dimanis dan menjabarkannya melalui figur, gestur, benda dan pakaian yang dimaknai sebagai simbol pada karyanya. Berbeda dengan Iwan, Anis menemukan sebuah kesadaran dari pengamatannya terhadap benda dan makhluk. Menurut Anis, segala sesuatu pasti memiliki alasan untuk hadir dalam kehidupan manusia, landasan berpikir tersebut menghantarkannya pada pemahaman bahwa tidak ada satu hal pun yang sia- sia. Walaupun terkesan sederhana, pemahaman Anis sesungguhnya menjabarkan sebuah permasalahan yang tidak pernah tuntas dalam kehidupan. Anis menstimulus orang untuk memahami fungsi serta esensi atas bagaimana sesuatu tercipta lalu kemudian diabaikan. Gagasan seniman ini menjadi penting sebagai acuan dalam memahami karya. Karya seni hadir atas dasar pemikiran, dan proses-proses kontemplasi untuk menemukan kesadaran-kesadaran baru. Oleh karena itu, dalam capaian puncaknya seniman dianggap sebagai individu yang cerdas karena memiliki perspektif tersendiri untuk memahami sesuatu. Pameran darah muda kali ini mencoba “menyegarkan” cara melihat karya, setelah melewati tahun yang semarak akan visual, gagasan dan pikiran seniman kerap diabaikan. Melalui karya dari lima orang perupa ini, kita setidaknya dapat menangkap sebuah nilai kritis, kesadaran akan sesuatu dan cara ungkap yang estetis dari simbol, objek, warna, serta ekspolrasi media serta visual yang dihadirkan. Riski Januar Anis Kurniasih Something grow into Sky, Ballpoint oil on canvas 100 x 110 cm, 2019 Iwan Swastika The Foppish Family, Acrylic on canvas 150 x 200 cm, 2019 M. Yakin Persona, Chinese and indian ink on 640 gsm Arches paper 50 x 60 cm ( 6 panels ), 2019 Melta Desyka Inside Out, hand embroidery, velboa fabric on canvas Dimension variable, 2019 detail art work Qhadafi Untitled, Mixmedia on canvas 150 x 14 cm, 2019 ANIS KURNIASIH Wonogiri, 29 Oktober 1994 Solo Exhibition: 2018 “ Fabula,”, Balai Soedjatmoko Surakarta Group Exhibition : 2019 - Tribute 80 nan Ampuh OHD, Bentara Budaya Yogyakarta. - Yogya Annual Art, Incumbent, Bale Banjar Sangkring - Bumbon #3, Nurture , Galeri Katamsi Yogyakarta. - Art & Fashion Collaboration Maleficent : Mistress of Evil , Senayan City Mall. 2018 - Perupa Muda, Bale Banjar Sangkring. - Biennal Jawa Tengah #2, Kota tua Semarang - Art Shine, Ciputra Artprenenur - Keydraw Keyword, Kersan Art Foundation - Tong Edan, Bentara Budaya Jakarta. 2017 - 36th UOB Painting of the Year 2017, UOB Plaza - Pameran Besar Seni Rupa #5 Huele, Karangpanjang Ambon - “ Art Square” an initiative by Art Stage Jakarta , Gandaria City - Bazaar Art Jakarta, Ritz Carlton Pacific Place. 2016 - Artakulturasi, House of Sampoerna Surabaya - 35th UOB Painting of the year, ciputra Artpreneur Jakarta - uregh-uregh, Visma Gallery Surabaya. 2015 - “Here, there, everywhere : Eurasian cities” , Asia Culture Center, South Korea - Mbeber Kutha Solo, Balai Soedjatmoko Surakarta - Pameran Perupa Muda Laras Sinawang, Festival Kesenian Yogyakarta 27 - “ Nalar Sensasi Seni”, Galeri Nasional Indonesia - Indonesia Drawing Festival “Outline”, Bandung - “Sinergi” , Fakultas Seni Rupa dan Desain UNS - “ Artivitas”, Taman Budaya Jawa Tengah - “ Kotak Hijau”, Student Center UNS. 2014 -“Geneng Street Art Project : Urip-uriping tiyang Sewon”, Bantul, Yogyakarta - International Indonesian Mask Festival, Benteng Vastenburg, Surakarta - Pameran Topeng Jawa Tengah, Taman Budaya Jawa Tengah - ”Deskompeace fest 2”, GOR Bung Karno Surakarta - “ Disturbia”, Taman Budaya Jawa Tengah - “Titik Awal #3”, Taman Budaya Jawa Tengah - “Golden Age”, Lokananta Art Space Award : 2017 – Bronze Award UOB Painting of the Year 2017. 2015 - Representative Indonesia Asia Culture Project IWAN SUASTIKA Yogyakarta, 16 Oktober 1992 Education: Bachelor of Design in Indonesian Institute Of The Art Yogyakarta Group Exhibition : 2018 - Exhibition “RINGROAD”, Pameran Perupa Muda, Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta Achievement. 2017 - Exhibition Bloom in Diversity 2017, Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta - Exhibition Keep The Fire On #3 (Thinklusif) , Survive Garage, Yogyakarta - Exhibition & Mural Competition “N(ART) ure” 2017, Wisdom Park UGM, Yogyakarta. 2016 - Basoeki Abdullah Art Award 2016, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta - Exhibition & Mural Competition “Cerdas Dan Humanis Di Era Digital”, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta . 2014 - Group exhibition, “BOON”, GilaPasta Resto & Artspace, Yogyakarta - UOB Painting of the Year Exhibition, Plaza UOB, Jakarta . 2015 - FTI Art Sparkfest UAJY exhibition, GOR UNY, Yogyakarta. 2013 - Group exhibition Kelompok Belajar 345, “Bukan Musik Bukan Seni Rupa”, Gedung Ajiyasa, ISI Yogyakarta - Group exhibition, “Di Antara”, Miracle Corner ArtSpace, Yogyakarta . 2012 - Exhibition Tempat Kencink Festival, “Hydropirates”, UPT Galeri ISI, Yogyakarta - Exhibition Tempat Kencink , “Hydropirates”, Galang Kangin ArtSpace, Denpasar, Bali - Group exhibition “Fear and Fun”, Studio Diskom, ISI Yogyakarta. 2011 - Group exhibition Tempat Kencink, “Influx”, Jogja Galeri, Yogyakarta - Exhibition “Main-Main” Diskom Drawing Foundation, Galeri Soetopo, ISI, Yogyakarta Award: Silver Award UOB Painting Of The Year 2014, Jakarta. - Runner Up Mural FTI Art Sparkfest UAJY 2015, Yogyakarta. - 1st Winner Tango T-shirt Design Competition 2015, Yogyakarta. - 1st Winner Rupawa T-shirt Design Competition 2015, Jakarta. - Runner Up Mural Dilogifest UNY 2015, Yogyakarta. - 1st Winner Mural Competition Summarecon Serpong 2015, Tangerang - Finalist Mandiri E-money Design Competition 2016, Jakarta - Finalist Basoeki Abdullah Art Award 2016, Jakarta. - Runner Up Mural Competition “Halloween” Mall Kelapa Gading, Jakarta - 1st Winner Mural Competition “Cerdas Dan Humanis Di Era Digital” 2016, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta . 2019 - Exhibition “Kekancan”, Kedai Teh Sinau, Yogyakarta - Basoeki Abdullah Art Award 3, 2019, Museum Basoeki Abdullah, Jakarta - 1st Winner Videographic Competition KOMINFO dan Media Indonesia