Studi Pengalaman Akulturasi Orang Betawi Condet Balekambang Dalam Perspektif Psikologi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BETAWI TUMBUH SEPERTI POHON SALAK: STUDI PENGALAMAN AKULTURASI ORANG BETAWI CONDET BALEKAMBANG DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Sasmito Adi NIM: 049114057 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN Stress, Obatnya Iman dan Taqwa serta Mensyukuri Apa Adanya -Rhoma Irama- iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 24 Agustus 2010 Sasmito Adi v BETAWI TUMBUH SEPERTI POHON SALAK: STUDI PENGALAMAN AKULTURASI ORANG BETAWI CONDET BALEKAMBANG DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI Sasmito Adi ABSTRAK Penelitian kualitatif dengan tradisi etnografi ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman orang Betawi dalam akulturasi. Penelitian ini melibatkan 6 orang yang berada pada zona masa perkembangan dewasa (tediri dari 3 orang Betawi dan pendatang dan dilakukan di RT 05/RW 05, Kelurahan Balekambang, Condet, Kramat Jati, Jakarta timur). Kepemilikan nilai dan persepsi yang dibentuk atas in-group maupun out-group diangkat secara bersamaan dalam upaya mengungkap strategi kemunculan perilaku adaptif orang Betawi saat menjawab pertalian rantai anteseden-konsekwen sepanjang pengalaman akulturasi. observasi dan wawancara secara mendalam menjadi tehnik utama yang digunakan peneliti dalam mengupulkan data. Hasilnya menunjukan bahwa orang Betawi memiliki 4 (empat) nilai dominan yang substansinya mendapat pengaruh besar dari ajaran Islam, yaitu: keselamatan, kerukunan, gengsi dan kepraktisan. Nyatanya, dalam akulturasi realisasi nilai kepraktisan memunculkan beberapa gaya hidup yang menyebabkan mereka mempersepsikan diri sebagai orang miskin karena bodoh dan malas. Problem terberat dalam akulturasi juga timbul akibat realisasi nilai ini. Cultural shock akibat benturan tuntutan nilai kepraktisan dengan budaya dominan yang sarat akan nilai kompetitif menyebabkan orang Betawi sulit ketika mencari pekerjaan, akhirnya mereka sulit lepas dari bayang-bayang kemiskinan. Upaya untuk mengentaskan kemiskinan lewat strategi asimilasi membawa konsekwensi lanjutan berupa kemunculan pola pikir materialisitis, lunturnya rasa persaudaraan dan tingkat ketaqwaan, kesibukan yang menyita waktu bagi penggenerasian tradisi sampai pada pernikahan eksogami. Ditengah ragam konsekwensi tersebut, mereka terus beradaptasi dengan strategi akulturasi yang berbeda-beda. Dalam pembauran, separasi mereka gunakan untuk meminimalisir dampak perasaan negatif atas kemunculan konflik. Lebih jauh dari itu, intergrasi mereka kembangkan untuk menggapai cita-cita dalam menciptakan masyarakat yang seiring sejalan maju bersama, seperti pertumbuhan pohon salak. Kata kunci: Orang Betawi, Akulturasi, Strategi Akulturasi: Asimilasi, Separasi, dan Integrasi. vi BETAWI GROWS LIKE A ZALACCA TREE: A STUDY OF BETAWINESSE ACCULTURATION EXPERIENCES IN PSYCHOLOGICAL PERSPECTIVE Sasmito Adi ABSTRACT This research is using a qualitative method based ethnography. The purpose of the study is to explore acculturation experiences among the Betawinesse. Data and information are collected through six informants, consist of three Betawinesse as the host community and three immigrants from different cultures. All informants are adults, who live at Rt 05/Rw 05 Balekambang regency – Condet, Kramat Jati – South Jakarta . Values and perceptions which are developed from the in-group and out-group perspectives are explored in order to reveal adaptive strategies among the Betawinesse, by applying sets of questions of antecedent – consequences of acculturation experiences. In accordance to the aims of the research, observation and indepth interview are selected as the major research technique in data gathering. The study findings show that the Betawinesse have four dominant values, which are substantially influenced by the Islamic faith. They are: security, harmony, pride, and pragmatism. The pragmatic values lead to some lifestyle which are perceived by the Betawinesse as living in poverty as a result of uneducated and laziness. A serious problem may exist related to the practice of the pragmatic values. Cultural shocks as a result of the encounter between practical consideration ways of living and the majority competitive values may cause the Betawinesse face difficulties in finding jobs, and finally they may trap in poverty circumstances. Efforts to eradicate poverty through assimilation strategy brings further consequences to the Betawinesse, those are the existence of materialistic behavior, fadeout of brotherhood and faith, too busy working to pass down the traditional values to the young generation, and mixed-culture marriage. Within the various consequences, the Betawinesse are continuously adapting through different acculturation strategies. In living together with the immigrants, they use separation strategy to minimize interpersonal conflicts. Further more, they use integration strategy to reach their prosperous about realize a collective welfare in multicultural community, like the zallaca tree grow. Key words: Betawinesse, Acculturation, Acculturation Strategies: Assimilation, Separation, and Integration. vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Sasmito Adi No. Mahasiswa : 04 9114 057 Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Betawi Tumbuh Sepert Pohon Salak (Studi Pengalaman Akulturasi Orang Betawi Condet Balekambang Dalam Perspektif Psikologi) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal 24 Agustus 2010 Yang menyatakan (Sasmito Adi) viii KATA PENGANTAR Bissmillah, melalui kesempatan yang sangat baik ini penulis dengan rasa gembira ingin menyampaikan rasa syukur yang sebesar-besarnya kehadirat Allah SWT, karena ridho dan rahmat dari-Nya peneliti memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mengatasi berbagai hambatan dan tantangan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu dari beberapa persyaratan untuk dapat lulus dalam menempuh kuliah pada program Sarjana Strata Satu (S1) Psikologi di Universitas Sanata Dharma, dengan judul: “Betawi Tumbuh Sepert Pohon Salak: Studi Pengalaman Akulturasi Orang Betawi Condet Balekambang Dalam Perspektif Psikologi”. Penulis menyadari betul bahwa untuk pertama kali menyusun skripsi ternyata bukan pekerjaan yang mudah. Banyak sekali tantangan dan hambatan yang dihadapi peneliti yang melemahkan mental dan semangat serta kemauan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah SWT melalui tangan-tangan berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tugas ini. Kepada Bapaku tercinta Dr. Sudjarwo Singowidjojo MSc dan Ibuku tersayang Ir. Saraswati MA yang tanpa mengenal lelah dan penuh rasa kasih sayang terus menerus membimbing dan memotivasi peneliti, saya sampaikan berterima kasih yang setulus-tulusnya. Ucapan terimakasih yang tak terhingga juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam ix menyelesaikan tugas ini. Secara khusus, ucapan terimakasih ini saya sampaikan kepada: 1. Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan pembimbing; 2. Dra. Lusia Pratidaranastiti, selaku pembimbing akademik; 3. Teman-teman PSYNEMA Universitas Sanata Dharma; 4. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie, Mas Doni, Mas Muji, atas segala bantuannya; 5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma; 6. Keluarga Bapak Muslim, Yahya, Karmin. Bang Suma dan Rusli, serta Ibu Maswani sebagai responden; 7. Eyang Putri Dra. Adiati Soegiharto Reksohadiprodjo; 8. Kakak ku: Suryo Adipradono 9. Tante Retnowati, Miriati, Amrasari, Suryanti dan mbak Rini; 10. Para saudara sepupu: Aryo Radityo Sawung, Mbak Vermas, Aryo Rekso Bondowoso, Mbak Sindu, Hany Narulita, Lia Suryanto, Bimo Adityo Aji dan Herjuno Trisno Aji 11. Untuk agen penghantar ucapan sukses, doa, selamat dan gelak tawa, yaitu para sahabatku: Ignasius Krisna Susantyo, Dian R. Zuhdiyati, Nice Maylani Asril, Albert Arie Bonivor Pangabean, Ignasius Hernu Pradiptama, Yosephine Harsentya, K. Purwaningtias, Zakarias Andrianto, Mathias Bagus Setiawan, Heriberta Maharestu Sadya, Yasinta Astin Sokang, Benedictus Isworohadi, Yohanes Chandra, Cahaya Apriani Napitupulu, Sebastianus “Takeshi” Yudhi, x Kristianus Nugroho, Felix F. Rorong, Emanuel Natalino, Panji Prasasti, Eka Agustina, Desiana Mayasari, Mario F. Heimbach, Sylvester Lucky Mediantoro, Nyoman Trisna Aryanata, Blasius Yandu Narcosetyo, Eka Isabela, Sukma Wandansari, Pak Hermanto (UNY), Siswa Widyatmoko, YB. Cahya Widiyanto, Haksi Mayawati, Bang Bolot Laurentius Wisnu dan Bambang Mustiko Jati; 12. Kru SI CEPAT: Bramanto “Macho” Ranggamukti, Eva “Bidadari Dangdut” Emenita, Listya “Peri-Racun” Janwari, Yohanes Dodi “Kis-kiss” Nugroho, Indra “Indro” Hermawan, Amanda “Bawel” Ayuningtias