Studi Pengalaman Akulturasi Orang Betawi Condet Balekambang Dalam Perspektif Psikologi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Studi Pengalaman Akulturasi Orang Betawi Condet Balekambang Dalam Perspektif Psikologi BETAWI TUMBUH SEPERTI POHON SALAK: STUDI PENGALAMAN AKULTURASI ORANG BETAWI CONDET BALEKAMBANG DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Sasmito Adi NIM: 049114057 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN Stress, Obatnya Iman dan Taqwa serta Mensyukuri Apa Adanya -Rhoma Irama- iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 24 Agustus 2010 Sasmito Adi v BETAWI TUMBUH SEPERTI POHON SALAK: STUDI PENGALAMAN AKULTURASI ORANG BETAWI CONDET BALEKAMBANG DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI Sasmito Adi ABSTRAK Penelitian kualitatif dengan tradisi etnografi ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman orang Betawi dalam akulturasi. Penelitian ini melibatkan 6 orang yang berada pada zona masa perkembangan dewasa (tediri dari 3 orang Betawi dan pendatang dan dilakukan di RT 05/RW 05, Kelurahan Balekambang, Condet, Kramat Jati, Jakarta timur). Kepemilikan nilai dan persepsi yang dibentuk atas in-group maupun out-group diangkat secara bersamaan dalam upaya mengungkap strategi kemunculan perilaku adaptif orang Betawi saat menjawab pertalian rantai anteseden-konsekwen sepanjang pengalaman akulturasi. observasi dan wawancara secara mendalam menjadi tehnik utama yang digunakan peneliti dalam mengupulkan data. Hasilnya menunjukan bahwa orang Betawi memiliki 4 (empat) nilai dominan yang substansinya mendapat pengaruh besar dari ajaran Islam, yaitu: keselamatan, kerukunan, gengsi dan kepraktisan. Nyatanya, dalam akulturasi realisasi nilai kepraktisan memunculkan beberapa gaya hidup yang menyebabkan mereka mempersepsikan diri sebagai orang miskin karena bodoh dan malas. Problem terberat dalam akulturasi juga timbul akibat realisasi nilai ini. Cultural shock akibat benturan tuntutan nilai kepraktisan dengan budaya dominan yang sarat akan nilai kompetitif menyebabkan orang Betawi sulit ketika mencari pekerjaan, akhirnya mereka sulit lepas dari bayang-bayang kemiskinan. Upaya untuk mengentaskan kemiskinan lewat strategi asimilasi membawa konsekwensi lanjutan berupa kemunculan pola pikir materialisitis, lunturnya rasa persaudaraan dan tingkat ketaqwaan, kesibukan yang menyita waktu bagi penggenerasian tradisi sampai pada pernikahan eksogami. Ditengah ragam konsekwensi tersebut, mereka terus beradaptasi dengan strategi akulturasi yang berbeda-beda. Dalam pembauran, separasi mereka gunakan untuk meminimalisir dampak perasaan negatif atas kemunculan konflik. Lebih jauh dari itu, intergrasi mereka kembangkan untuk menggapai cita-cita dalam menciptakan masyarakat yang seiring sejalan maju bersama, seperti pertumbuhan pohon salak. Kata kunci: Orang Betawi, Akulturasi, Strategi Akulturasi: Asimilasi, Separasi, dan Integrasi. vi BETAWI GROWS LIKE A ZALACCA TREE: A STUDY OF BETAWINESSE ACCULTURATION EXPERIENCES IN PSYCHOLOGICAL PERSPECTIVE Sasmito Adi ABSTRACT This research is using a qualitative method based ethnography. The purpose of the study is to explore acculturation experiences among the Betawinesse. Data and information are collected through six informants, consist of three Betawinesse as the host community and three immigrants from different cultures. All informants are adults, who live at Rt 05/Rw 05 Balekambang regency – Condet, Kramat Jati – South Jakarta . Values and perceptions which are developed from the in-group and out-group perspectives are explored in order to reveal adaptive strategies among the Betawinesse, by applying sets of questions of antecedent – consequences of acculturation experiences. In accordance to the aims of the research, observation and indepth interview are selected as the major research technique in data gathering. The study findings show that the Betawinesse have four dominant values, which are substantially influenced by the Islamic faith. They are: security, harmony, pride, and pragmatism. The pragmatic values lead to some lifestyle which are perceived by the Betawinesse as living in poverty as a result of uneducated and laziness. A serious problem may exist related to the practice of the pragmatic values. Cultural shocks as a result of the encounter between practical consideration ways of living and the majority competitive values may cause the Betawinesse face difficulties in finding jobs, and finally they may trap in poverty circumstances. Efforts to eradicate poverty through assimilation strategy brings further consequences to the Betawinesse, those are the existence of materialistic behavior, fadeout of brotherhood and faith, too busy working to pass down the traditional values to the young generation, and mixed-culture marriage. Within the various consequences, the Betawinesse are continuously adapting through different acculturation strategies. In living together with the immigrants, they use separation strategy to minimize interpersonal conflicts. Further more, they use integration strategy to reach their prosperous about realize a collective welfare in multicultural community, like the zallaca tree grow. Key words: Betawinesse, Acculturation, Acculturation Strategies: Assimilation, Separation, and Integration. vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Sasmito Adi No. Mahasiswa : 04 9114 057 Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Betawi Tumbuh Sepert Pohon Salak (Studi Pengalaman Akulturasi Orang Betawi Condet Balekambang Dalam Perspektif Psikologi) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal 24 Agustus 2010 Yang menyatakan (Sasmito Adi) viii KATA PENGANTAR Bissmillah, melalui kesempatan yang sangat baik ini penulis dengan rasa gembira ingin menyampaikan rasa syukur yang sebesar-besarnya kehadirat Allah SWT, karena ridho dan rahmat dari-Nya peneliti memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mengatasi berbagai hambatan dan tantangan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu dari beberapa persyaratan untuk dapat lulus dalam menempuh kuliah pada program Sarjana Strata Satu (S1) Psikologi di Universitas Sanata Dharma, dengan judul: “Betawi Tumbuh Sepert Pohon Salak: Studi Pengalaman Akulturasi Orang Betawi Condet Balekambang Dalam Perspektif Psikologi”. Penulis menyadari betul bahwa untuk pertama kali menyusun skripsi ternyata bukan pekerjaan yang mudah. Banyak sekali tantangan dan hambatan yang dihadapi peneliti yang melemahkan mental dan semangat serta kemauan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillah, berkat pertolongan Allah SWT melalui tangan-tangan berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tugas ini. Kepada Bapaku tercinta Dr. Sudjarwo Singowidjojo MSc dan Ibuku tersayang Ir. Saraswati MA yang tanpa mengenal lelah dan penuh rasa kasih sayang terus menerus membimbing dan memotivasi peneliti, saya sampaikan berterima kasih yang setulus-tulusnya. Ucapan terimakasih yang tak terhingga juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam ix menyelesaikan tugas ini. Secara khusus, ucapan terimakasih ini saya sampaikan kepada: 1. Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan pembimbing; 2. Dra. Lusia Pratidaranastiti, selaku pembimbing akademik; 3. Teman-teman PSYNEMA Universitas Sanata Dharma; 4. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie, Mas Doni, Mas Muji, atas segala bantuannya; 5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma; 6. Keluarga Bapak Muslim, Yahya, Karmin. Bang Suma dan Rusli, serta Ibu Maswani sebagai responden; 7. Eyang Putri Dra. Adiati Soegiharto Reksohadiprodjo; 8. Kakak ku: Suryo Adipradono 9. Tante Retnowati, Miriati, Amrasari, Suryanti dan mbak Rini; 10. Para saudara sepupu: Aryo Radityo Sawung, Mbak Vermas, Aryo Rekso Bondowoso, Mbak Sindu, Hany Narulita, Lia Suryanto, Bimo Adityo Aji dan Herjuno Trisno Aji 11. Untuk agen penghantar ucapan sukses, doa, selamat dan gelak tawa, yaitu para sahabatku: Ignasius Krisna Susantyo, Dian R. Zuhdiyati, Nice Maylani Asril, Albert Arie Bonivor Pangabean, Ignasius Hernu Pradiptama, Yosephine Harsentya, K. Purwaningtias, Zakarias Andrianto, Mathias Bagus Setiawan, Heriberta Maharestu Sadya, Yasinta Astin Sokang, Benedictus Isworohadi, Yohanes Chandra, Cahaya Apriani Napitupulu, Sebastianus “Takeshi” Yudhi, x Kristianus Nugroho, Felix F. Rorong, Emanuel Natalino, Panji Prasasti, Eka Agustina, Desiana Mayasari, Mario F. Heimbach, Sylvester Lucky Mediantoro, Nyoman Trisna Aryanata, Blasius Yandu Narcosetyo, Eka Isabela, Sukma Wandansari, Pak Hermanto (UNY), Siswa Widyatmoko, YB. Cahya Widiyanto, Haksi Mayawati, Bang Bolot Laurentius Wisnu dan Bambang Mustiko Jati; 12. Kru SI CEPAT: Bramanto “Macho” Ranggamukti, Eva “Bidadari Dangdut” Emenita, Listya “Peri-Racun” Janwari, Yohanes Dodi “Kis-kiss” Nugroho, Indra “Indro” Hermawan, Amanda “Bawel” Ayuningtias
Recommended publications
  • 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan Koto Besar
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerajaan Koto Besar diperkirakan telah ada sejak akhir abad ke-17 Masehi.1 Koto Besar tumbuh dan berkembang bersama daerah-daerah lain yang berada di bekas wilayah Kerajaan Melayu Dharmasraya (Swarnabumhi).2 Daerah-daerah ini merupakan kerajaan kecil yang bercorak Islam dan berafiliasi dengan Kerajaan Pagaruyung, seperti Pulau Punjung yang dikenal sebagai camin taruih (perpanjangan tangan) Pagaruyung untuk daerah Hiliran Batanghari, serta penguasa lokal di ranah cati nan tigo, yaitu Siguntur, Sitiung dan Padang Laweh.3 Koto Besar menjadi satu-satunya kerajaan di wilayah ini yang tidak berpusat di pinggiran Sungai Batanghari.4 Lokasi berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut merupakan daerah rantau dalam konsep alam Minangkabau.5 Pepatah adat Minangkabau mengatakan, 1 Merujuk pada tulisan yang tercantum pada stempel peninggalan Kerajaan Koto Besar yang berangkakan tahun 1697 Masehi. 2 Kerajaan Melayu Dharmasraya (Swarnabumhi) adalah sebuah kerajaan yang bercorak Hindu Buddha dan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Melayu Jambi yang bermigrasi dari muara Sungai Batanghari. Kerajaan Melayu Dharmasraya hanya bertahan sekitar dua abad (1183 – 1347), setelah dipindahkan oleh Raja Adityawarman ke pedalaman Minangkabau di Saruaso. Bambang Budi Utomo dan Budhi Istiawan, Menguak Tabir Dharmasraya, (Batusangkar : BPPP Sumatera Barat, 2011), hlm. 8-12. 3 Efrianto dan Ajisman, Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Dharmasraya, (Padang: BPSNT Press, 2010), hlm. 84. 4 Menurut Tambo Kerajaan Koto Besar dijelaskan bahwa Kerajaan Koto Besar berpusat di tepi Sungai Baye. Hal ini juga dikuatkan oleh catatan Kontroler Belanda Palmer van den Broek tanggal 15 Juni 1905. Lihat, Tambo Kerajaan Koto Besar, “Sejarah Anak Nagari Koto Besar yang Datang dari Pagaruyung Minangkabau”. Lihat juga, “Nota over Kota Basar en Onderhoorige Landschappen Met Uitzondering van Soengei Koenit en Talao”, dalam Tijdschrift voor Indische, “Taal, Land en Volkenkunde”, (Batavia: Kerjasama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dan Batavia Albrecht & Co., 1907), hlm.
    [Show full text]
  • Periodisasi Sastra Indonesia
    PERIODISASI SASTRA INDONESIA 1. Zaman Peralihan Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban. Ciri-ciri : a. individualis dan tidak anonym lagi b. progresif, tetapi masih tradisional dal;am bentuk dan bahasanya c. menulis apa yang dilihat dan dirasakan d. sudah mulai masyarakat sentris e. temanya tentang kisah perjalanan, biografi, adat- istiadat, dan didaktis Hasil karya sastra pada zaman ini antara lain: . Kisah Abdullah ke Malaka Utara . Perjalanan Abdullah ke Kelantan dan Tenggano . dan Hikayat Abdullah . Hikayat Puspa Wiraja . Hikayat Parang Punting . Hikayat Langlang Buana . Hikayat Si Miskin . Hikayat Berma Syahdan . Hikayat Indera Putera . Hikayat Syah Kobat . Hikayat Koraisy Mengindera . Hikayat Indera Bangsawan . Hikayat Jaya Langkara . Hikayat Nakhoda Muda . Hikayat Ahmad Muhammad . Hikayat Syah Mardan . Hikayat Isma Yatim . Hikayat Puspa Wiraja . ANGKATAN BALAI PUSTAKA Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Bali Pustaka”. Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, hikayat, dan kazhanah sastra di Indonesia pada masa ini Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang tidak menyoroti pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam 3 bahasa yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, dan dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
    [Show full text]
  • Melahirkan Sastra Indonesia …………
    POTRET SASTRA INDONESIA Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) POTRET SASTRA INDONESIA Penulis : Drs. Harjito, M.Hum Editor : Dra. Sri Suciati, M.Hum. IKIP PGRI Semarang Press, 2007 vi, 102 / 16 X 24,5 cm ISBN: 978 – 602 – 8047 – 01 - 2 Hak cipta, 2007 Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku dengan cara apa pun termasuk menggunakan mesin fotokopi tanpa seizin penerbit. 2007 POTRET SASTRA INDONESIA IKIP PGRI Semarang Press Prakata Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Bijaksana. Akhirnya, penulis dapat menyelesaikan dan menerbitkan buku ini. Buku ini berisi tentang sejarah sastra Indonesia. Terbagi atas sebelas bab, buku ini diawali dengan pembahasan tentang sastra lama dan foklor. Bab berikutnya berisi tentang sastra Indonesia dan sastra daerah. Bab-bab berikutnya membahas tentang periode Balai Pustaka hingga Periode Pasca 66. Sejarah adalah sesuatu yang bergerak dan selalu akan terus bergerak. Menulis sejarah sastra Indonesia adalah menuliskan sesuatu yang terus bergerak. Yang patut disadari adalah pada saat menuliskan sejarah, selalu dibutuhkan jarak waktu antara peristiwa dan penulisannya. Hal ini dilakukan agar terdapat jarak pandang dan objektivitas dalam memandang sebuah peristiwa, termasuk perisiwa dalam kesastraan. Tidak mudah menulis tentang sejarah sastra, terutama sejarah sastra Indonesia. Selalu ada keberpihakan atas satu peristiwa dan mengabaikan sudut pandang yang lain. Dalam satu sisi, itulah kelemahan penulis. Di sisi lain, di situlah secara sadar atau tidak penulis berdiri
    [Show full text]
  • Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya
    B U K U P A N D U A N PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Ferdinal, Donny Eros, Gindho Rizano L P T I K U N I E R S I T A S A N D A L A S BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Penyusun Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Layout Multimedia LPTIK Unand Ilustrasi Cover Sampul Novel Siti Nurbaya Terbitan Balai Pustaka (Dihimpun dari berbagai sumber) Penerbit Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas Alamat: Gedung Perpustakaan Lantai Dasar, Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang, Sumatera Barat. Email: [email protected] Web: lptik.unand.ac.id ISBN 978-602-5539-45-9 Cetakan Pertama, 2019 Hak cipta pada penulis Isi diluar tanggung jawab penerbit KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, buku saku Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya Kota Padang ini dapat diterbitkan. Publikasi Buku Panduan Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya ini merupakan hasil dari penelitian dengan judul Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya di Padang Sumatra Barat. Publikasi ini memuat data yang menggambarkan kondisi wisata Siti Nurbaya Padang tahun 2018. Publikasi ini menyajikan informasi mengenai wisata sastra Siti Nurbaya, atraksi wisata Siti Nurbaya, dan model pengembangan wisasta Sastra Siti Nurbaya. Secara lebih detil, buku saku pengembangan wisata sastra Siti Nurbaya ini memberikan gambaran tentang potensi dan model pengembangan wisata Siti Nurbaya menuju wisata sastra.
    [Show full text]
  • Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau Di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto Skripsi D
    FILM DUA GARIS BIRU PERSPEKTIF PEMANGKU ADAT MINANGKABAU DI NAGARI TALAGO GUNUNG KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Konsentrasi Broadcasting Oleh: MUHAMMAD IQBAL NIM. 1730302029 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR 2021 ABSTRAK Muhammad Iqbal, Nim 1730302029, Judul Skripsi “Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto”. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah Film Dua Garis Biru Perspektif Pemangku Adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto. Tujuan pembahasan ini adalah untuk mengetahui persepsi pemangku adat Minangkabau di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto terhadap maksud, penonton film setelah menonton film Dua Garis Biru. Sebagaimana pada saat ini film berperan sebagai media dalam menyampiankan pesan, makna dan informasi kepada penontonnya Penelitian ini dilakukan di Nagari Talago Gunung Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik analisis data dengan pendekatan analisis metode desain deskriptif (descriptive design), langkah-langkah pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
    [Show full text]
  • Keunikan Budaya Minangkabau Dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka Dan Strategi Pemasarannya Dalam Konteks Masyarakat Ekonomi Asean
    KEUNIKAN BUDAYA MINANGKABAU DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA DAN STRATEGI PEMASARANNYA DALAM KONTEKS MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Deri Rachmad Pratama1, Sarwiji Suwandi2, Nugraheni Eko Wardani3 Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret ([email protected]), ([email protected]), ([email protected]) Abstrak Indonesia sudah bergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak 31 Desember 2015. Ini menjadi salah satu peluang Indonesia untuk mempromosikan budaya yang dimilikinya ke luar negeri secara lebih mudah. Salah satu budaya tersebut adalah budaya Minangkabau yang tercermin dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka. Pengenalan budaya melalui novel ke luar negeri dapat meningkatkan wisatawan ke Indonesia khususnya Sumatera Barat sebagai latar novel tersebut. Hal ini bisa memberikan kontribusi untuk ekonomi Indonesia. Tujuan penelitian mendeskripsikan dan menjelaskan budaya Minangkabau yang terdapat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka serta pemasarannya dalam konteks MEA. Penelitian ini dikaji dengan pendekatan antropologi sastra. Datanya berupa dialog atau narasi yang mengandung budaya Minangkabau. Ada tiga wujud kebudayaan yang terdapat dalam novel ini. Ketiga wujud kebudayaan itu ialah (1) wujud kebudayaan berupa norma dan peraturan, (2) wujud kebudayaan berupa aktivitas dan tindakan masyarakat, dan (3) wujud kebudayaan berupa benda-benda hasil karya manusia. Strategi pemasaran budaya Minangkabau dalam novel ini dapat dilakukan dengan cara adaptasi novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka kedalam bahasa Inggris atau berbagai bahasa di negara ASEAN. Kata kunci: keunikan, budaya Minangkabau, novel tenggelamnya kapal van der wijck, MEA Pendahuluan Karya sastra mengandung beragam makna. Karya ini tidak hanya terfokus kepada strukturalisme saja, tetapi masih banyak hal yang membangun terbentuknya karya sastra tersebut.
    [Show full text]
  • Sastra Feminis Indonesia ~ Rizqi.Pdf
    Sastra Feminis Indonesia: Dulu dan Kini Oleh: Rizqi Handayani, MA. Pendahuluan Sepanjang perjalanan kesusastraan Indonesia1 yang dimulai sejak lahirnya bahasa Indonesia pada awal abad ke 20, khususnya setelah Bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa Nasional melalui Sumpah Pemuda pada tahun 1928, kesusastraan Indonesia selalu dikerumuni oleh para pengarang laki-laki. Bahkan, dunia kesusastraan menjadi sangat maskulin karena hanya dipenuhi dengan tulisan dari pengarang laki-laki dan tulisan pengarang laki-lakilah yang dibaca oleh khalayak masyarakat. Heryanto menyebut fenomena ini sebagai Phallic Esthetics yang menjadikan perempuan sebagai objek di dalam karya sastra (Heryanto, 1986: 37). Domestikasi perempuan dalam ranah domestik merupakan faktor dominan yang menyebabkan fenomena ini tumbuh subur. Di mana laki-laki lebih dekat dengan dunia publik dibandingkan perempuan sehingga laki-laki memiliki akses yang lebih besar untuk mengembangkan kemampuan diri mereka melalui dunia kepengarangan. Sementara itu, perempuan hanya berkutat di dunia domestik sehingga menghambat berkembangnya daya kreatifitas mereka. Namun, di tengah kesibukan para perempuan di dunia domestik, sebagian kecil dari pengarang perempuan di awal abad kedua puluh masih menyempatkan diri untuk menulis beberapa karya sastra. Misalnya Selasih atau Seleguri (L. 1909) yang menulis dua buah roman dan sajak-sajak yang berjudul Kalau Tak Untung (1933) dan Pengaruh Keadaan (1937), sementara sajak-sajaknya banyak dimuat dalam majalah Poedjangga Baroe dan Pandji Poestaka. Selain Selasih, sempat juga muncul nama pengarang perempuan lainnya, Hamidah, yang menulis roman berjudul Kehilangan Mestika (1935) (Rosidi 1968: 55-56). Tema-tema yang diangkat oleh para pengarang perempuan tersebut merupakan tema-tema yang ringan tentang penderitaan dan kemelaratan hidup yang dihadapi kaum perempuan. Agaknya, tema-tema tentang kesedihan menjadi pilihan bagi pengarang perempuan masa itu, karena perempuan-perempuan tidak dapat menyuarakan penderitaan dan kemalangan hidup yang mereka alami secara gamblang.
    [Show full text]
  • Membayangkan Indonesia Dari Novel-Novel Antaretnis Dan Antaragama Periode 1920-An Hingga 1970-An
    MEMBAYANGKAN INDONESIA DARI NOVEL-NOVEL ANTARETNIS DAN ANTARAGAMA PERIODE 1920-AN HINGGA 1970-AN IMAGINE INDONESIA FROM INTERETHNIC AND INTERRELIGIOUS NOVELS PERIOD 1920’S TO 1970’S Dwi Rahariyoso Jalan Cipto Mangun Kusumo 59, Ponorogo, Jawa Timur Pos-el: [email protected] Telepon 085643728390 Abstrak Penelitian ini menguraikan persoalan perkawinan antaretnis dan antaragama yang terdapat dalam novel Indonesia periode 1920-an hingga 1970-an. Pengelompokan kategori novel berdasarkan genre yang terdapat dalam novel-novel yang mempunyai kapasitas dalam membahas tema perkawinan antaretnis dan antaragama. Melalui genre yang dimunculkan dalam novel, pola dan bentuk struktur penceritaan bisa dicermati secara saksama. Kategori antaretnis dan antaragama dalam novel periode 1920-an hingga 1970-an mengindikasikan bahwa kesadaran tentang multikulturalisme, pluralitas, dan kebangsaan sebagai sebuah gagasan penting bagi jati diri bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan yang penuh kebhinekaan telah menjadi isu sentral yang dikembangkan oleh pengarang pada periode tersebut melalui kisah-kisah percintaan (roman) kaum muda dalam novel Indonesia modern. Kata kunci: antaretnis, antaragama, genre, pola, roman, kebangsaan, pluralitas, multikulturalisme, toleransi, Indonesia Abstract Husband research outlines the issue of inter-ethnic and inter-religious marriages are hearts novel Indonesia the 1920’s period until 1970's. Novel category grouping by genre what are hearts novel-novel that had the capacity hearts discuss the theme of interethnic and inter-religious marriages. The hearts raised through a new genre, patterns and The narrative structure can be observed carefully. Category interethnic and interreligious new hearts 1920’s period until 1970's indicated that awareness about multiculturalism, pluralism, and nationality AS an idea essentials personal identity of the Indonesian nation.
    [Show full text]
  • Plagiat Merupakan Tindakan Tidak Terpuji
    PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI WACANA KEBUDAYAAN INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN KEMERDEKAAN: POLEMIK KEBUDAYAAN (1935 – 1939) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh: Flavianus Setyawan Anggoro NIM: 054314005 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI iii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI MOTTO “Selalu Memandang Ke Depan adalah Sebuah Pilihan Hidup” (NN) iv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini Aku Persembahkan untuk: Yang Maha Penyayang Kedua Orangtua Ku Adik Ku Teodosia Marwanti Ety dan Gabriel Aprisriwanto Serta semua orang yang menyayangiku v PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI vi PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ABSTRAK (Indonesia) Skripsi berjudul “Wacana Kebudayaan Indonesia Pada Masa Pergerakan Kemerdekaan: Polemik Kebudayaan (1935 – 1939)” ini merupakan suatu telaah Ilmu Sejarah terhadap pewacanaan kebudayaan yang pernah terjadi di Indonesia. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis:1) latar belakang munculnya peristiwa Polemik Kebudayaan, 2) dinamika
    [Show full text]
  • Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail
    ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman H. Aprila Mirawati Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail Buku Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail ini merupakan hasil dari tugas lapangan mahasiswa program studi Magister Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang tahun 2019. Di dalamnya terkandung tulisan 9 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sastra dan Industri semester Genap tahun 2018/2019 dan 1 tulisan dosen. Salah seorang dosen yang mengampu mata kuliah ini, Drs. Ferdinal, M.A., Ph.D, menetapkan bahwa salah satu luaran akhir darimata kuliah ini adalah karya tulis dari hasil tugas akhir. Dalam buku ini, selain tulisan mahasiswa, terdapat pula karya dari dosen dalam Bahasa Inggris yang diharapkan dapat memberikan informasi dan pandangan yang lebih bervariasi terhadap keberadaan Rumah Puisi Taufiq Ismail. ISBN: 978-623-93517-0-0 ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman Herbowo Aprila Mirawati RAH Multimedia Kontributor Aprila Mirawati Ferdinal Hendro Mahawitra Jayawardana Maya Febriyanti Nur Ahmad Salman Herbowo Rafvesa Fitria Resti Suci Rahmadhani Ruaz Siti Raudhatul Hamdiyati Syafri Maiboy ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman Herbowo Aprila Mirawati Layout RAH Multimedia Cover RAH Multimedia Penerbit RAH Multimedia Jl. Durian Ratus, No. 10 Kurao Pagang, Nanggalo Padang, Sumatera Barat Indonesia Email: [email protected] ISBN 978-623-93517-0-0 Cetakan I, 2020 Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak isi buku ini tanpa izin dari penulis. Isi di luar tanggung jawab penerbit. Kata Pengantar Buku Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail ini merupakan hasil dari tugas lapangan mahasiswa program studi Magister Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang tahun 2019.
    [Show full text]
  • Darah Muda #3 “Refresh”
    DARAH MUDA #3 “REFRESH” Cholopon Penulis Riski Januar Disain BHDS-yk Cetak di Yogyakarta Pembukaan : 20 Oktober 2019 Pameran : 20 - 31 Oktober 2019 dipublikasikan oleh : Kiniko Art Management Sarang Building II Jl. Kalipakis Rt. 05/II, Tirtonirmolo Kasihan, Bantul, Yogyakarta e. [email protected] +62 821 3831 6270 REFRESH Tiga tahun sudah, Kiniko Art konsisten menggelar pameran untuk para perupa muda yang di payungi dengan tajuk Darah Muda. Setelah dua kali berturut-turut menampilkan dua seniman dalam satu pameran, pameran Darah Muda kali ini mengusung 5 seniman muda yaitu ; Anis Kurniasih, Melta Desyka, Iwan Suastika, Qhadafi, dan M. Yakin. Perkembangan positif dari para seniman muda di Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam beberapa tahun terakhir sukses mengisi ruang-ruang strategis dalam berbagai macam pameran penting di tanah air. Hal ini pun didukung oleh banyaknya program pameran dan kompetisi yang khusus memamerkan karya dari para perupa muda. Perkembangan positif ini diharapkan dapat memajukan seni rupa Indonesia melalui siklus regenerasi perupa muda hari ini. Refresh (Menyegarkan), merupakan sebuah pertanyaan tentang bagaimana fresh (segar) didefinisikan dalam wacana seni rupa hari ini. Masuknya seni rupa kontemporer di Indonesia telah merombak segala hal tentang seni rupa, mulai dari kaburnya batas-batas kategori karya, perluasan estetik yang menghalalkan segala media dan bahan, serta perkembangan pembacaan karya yang lebih rumit. Hal ini pada satu sisi memperkaya ragam visual serta wacana seni rupa di Indonesia, pada sisi lainnya membuka sebuah pertanyaan mendasar tentang bagaimana batas estetik diterima untuk dianggap sebagai sebuah karya seni (?). Semarak seni rupa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir selain berdampak positif, juga menguak tindakan-tindakan tidak etis, seperti plagiarisme dan eksploitasi visual.
    [Show full text]
  • Perubahan Tokoh Dalam Novel Tenggelamnya Kapal
    PERUBAHAN TOKOH DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA KE BENTUK FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA SUTRADARA SUNIL SORAYA SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh LISA NUR AFIFAH NIM 1113013000060 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner ABSTRAK Lisa Nur Afifah (1113013000060), “Perubahan Tokoh dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka ke Bentuk Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Kaya Sutradara Sunil Soraya serta Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Dosen Pembimbing : Ahmad Bahtiar, M.Hum. Penelitian yang berjudul “Perubahan Tokoh dalam Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka ke Bentuk Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Kaya Sutradara Sunil Soraya serta Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA”, bertujuan untuk mengetahui perubahan tokoh pada novel dan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu menganalisis secara sistematis dengan membaca, mencatat dan mengolah bahan penelitian, serta memfokuskan pada analisis perubahan tokoh dari novel ke film. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, adanya perubahan tokoh yang terjadi antara novel dan film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, hal ini terjadi karena adanya penambahan, penciutan, dan perubahan bervariasi pada novel setelah mengalami proses ekranisasi. Analisis perubahan tokoh pada sebuah karya sastra ini, dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah.
    [Show full text]