Pemikiran Hamka Dalam Tasawuf Moderen Dan Implementasinya Dalam Novel: Di Bawah Lindungan Ka’Bah (Dblk) Dan Tenggelamnya Kapal Van Derwijck (Tkvd)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pemikiran Hamka Dalam Tasawuf Moderen Dan Implementasinya Dalam Novel: Di Bawah Lindungan Ka’Bah (Dblk) Dan Tenggelamnya Kapal Van Derwijck (Tkvd) PROCEEDINGS OF THE INTERNATIONAL CONFERENCE ON ISLAM, DEVELOPMENT AND SOCIAL HARMONY IN SOUTHEAST ASIA 2017 Proceedings of the International Conference on Islam, Development and Social Harmony in Southeast Asia 2017 Editors: Mohd Nasran Mohamad, Muhamad Razak Idris, Farid Mat Zain, Cheloh Khaegphong, Anis Pattanaprichawong & Nik Abdul Rahim Nik Abdul Ghani © Faculty of Islamic Studies, Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi, Selangor Malaysia Academy of Islamic and Arabic Studies, Princess of Naradhiwas University, Thailand ISBN 978-983-9368-79-6 (2017), http://www.icdis2017.com PEMIKIRAN HAMKA DALAM TASAWUF MODEREN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM NOVEL: DI BAWAH LINDUNGAN KA’BAH (DBLK) DAN TENGGELAMNYA KAPAL VAN DERWIJCK (TKVD) Mahmudah Fitriyah Z.A. Abstrak: Membaca karya-karya Hamka, pasti akan menguras air mata, tak dapat dielakkan perasaan kita akan terhanyut dalam jalannya cerita yang tak berujung, memainkan hati dan jiwa. Ini tentunya terkait dengan bentuk karya sastera lama yang kecenderungan mengangkat kisah-kisah sosial yang terdapat atau yang dialami oleh anak negeri. Hamka adalah sosok manusia yang produktif, beliau tidak hanya menulis nonfiksyen, akan tetapi beliau juga menghasilkan karya-karya kreatif (fiksyen), seperti novel. Karya monumental Hamka adalah Tasawuf Moderen yang diterbitkan sekitar tahun 30-an. Buku yang syarat dengan ajaran-ajaran akhlak dan akidah ini begitu terkenal dari dahulu sampai sekarang. Hamka seorang pengarang fiksyen dan nonfiksyen, hal ini yang menarik penulis untuk mengkaji bagaimana pikiran-pikiran Hamka di dalam Tasawuf Moderen, tercerminkah pikiran tersebut dalam penokohan yang terdapat di dalam karya fiksyennya (Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapan van Derwijck)? Penokohan yang sangat kental dengan kisah percintaan yang berakhir dengan kesedihan, ini adalah isi dari kedua novel tersebut. Tokoh yang tabah menjalani kegetiran hidupnya dengan kekuatan iman,begitu tergambar di dalam penokohan mereka. Semua perjalanan tokoh utama berakhir dengan kematian. Ternyata Hamka dengan karya sasteranya mengajak pembaca untuk mengasah hati dan juga pikirannya dengan tasawuf. Nilai-nilai mencari kebahgiaan sejati, kasih sayang, hormat kepada orang tua, menghargai adat istiadat, semua teramu indah di dalam karya Hamka ini. Kata kunci: Hamka, Tasawuf Moderen, penokohan, kebahagiaan, DBLK, TKVD Abstract: Reading the works of Hamka, people certainly will shed tears, our feeling will inevitably be lost in the endless story line, playing our heartand soul. This is certainly related to the construction of the old literary tendency, lifting social stories that were existed and experienced by local people. Hamka was a productive human figure, he did not just writen on fictions, but also produced creative works (fictions), like a novel. Hamka’s monumental work is “TasawufModeren”, which was published in the 30s. The book that is loaded with the teachings of moral it yand akidah is so well known from the past to the present. Hamka was an author offictions and non fictions, that is why it becomes very interesting to examine the thoughts of Hamka in his work“Tasawuf Moderen”. Are these thoughts reflected in the characterizations of his fictions (Di Bawah Lindungan Ka’bah and Tenggelamnya Kapal van Der Wijck)? Both novels which contents are strongly filled with a love story that ends with sadness. The story was always ended by the death of the person ages. Hamka with his literary works obviously wanted to invite readers to sharpen their heartsand minds. The values of compassion, respect for parents, respect for tradition, all beautifully formulated inside the works of Hamka. Keywords: Hamka, Tasawuf Moderen, characterization, happines, DLK, TKD PENGENALAN Karya sastera selalu hadir untuk dinikmati oleh para pembaca, khususnya penikmat sastera. Dengan harapan para pembaca dapat mengambil pelajaran atau nilai-nilai yang terkandung di dalam novel yang dibaca tersebut. Karya tulis fiksyen lahir dari sebuah fakta yang tentunya dalam penuangannya tercampur dengan pengalaman-pengalaman dan imaginasi seorang penulis. Ketika pembaca menikmati karya-karya tersebut bererti mereka sedang bergomol dengan para tokoh dan penokohan yang terdapat dalam cerita tersebut. Para tokoh rekaan ini menampilkan berbagai watak dan perilaku terkait dengan kejiwaan dan pengalaman atau konflik-konflik sebagaimana dialami oleh manusia dalam kehidupan nyata. 86 PROCEEDINGS OF THE INTERNATIONAL CONFERENCE ON ISLAM, DEVELOPMENT AND SOCIAL HARMONY IN SOUTHEAST ASIA 2017 Tidak dapat dipungkiri bahawa karya sastera banyak terlahir dari peristiwa-peristiwa atau fakta-fakta yang terjadi di sekitar kita. Kecerdasan dan kejelian seorang sasterawanlah yang akhirnya dapat merangkai fakta-fakta tersebut menjadi sebuah karya yang indah yang enak dibaca oleh penikmat sastera. Karya sastera Indonesia pada masa-masa awal dikenal dengan angkatan’20 telah melahirkan nama-nama seperti: Marah Rusli, Hamka, Nur Sutan Iskandar. Merari Siregar dan lain-lain. Nyaris sebahagian besar sasterawan Indonesia banyak terlahir dari daerah Sumatera Barat. Hal ini tidak dapat dipungkiri, kita mengenal Abdul Muis, Asrul Sani, A.A. Navis, Adinegoro, Aman Dt. Madjoindo, Hamid Jabbar, Hamka, Idrus, Leon Agusta, Marah Rusli, Mochtar Lubis, Muhammad Yamin, Nursjamsu, Nur Sutan Iskandar, Remy Sylado, Rosihan Anwar, Rustam Effendi, Selasih, Taufiq Ismail, Usmar Ismail, dan tentunya masih banyak lagi, yang tidak peneliti sebutkan semua. Sumatera Barat yang kaya akan keindahan alamnya ternyata sangat mendukung para sasterawannya untuk melahirkan imaginasi mereka dalam bentuk tulisan. Keragaman budaya dan adat istiadat yang menjadi inspirasi para penulis untuk menuangkan semua itu dalam karya-karya mereka. Para sasterawan tersebut dengan lihainya melahap semua peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar mereka, dan dituangkan dengan bahasa yang indah. Ternyata kedatangan Belanda dengan segala intrik-intrik politik dan pola pendidikan di masyarakat menjadi bahan tulisan yang tak ada habisnya dituai para sasterawan. Tokoh-tokoh dalam kisah mereka terlihat sangat mencerminkan pendidikan Belanda, seperti tokoh Syamsul Bahri dalam Siti Nurbaya yang berpendidikan HIS, Hanafi dalam Salah Asuhan yang berpendidikan HBS, Rustam dalam Asmara Jaya berpendidikan Mulo, dan tentunya masih banyak lagi yang mengangkat tokoh utamanya berpendidikan Belanda dalam tulisan mereka. Menurut Marwan Saridjo, “Satu-satunya yang bukan hasil didikan sekolah Belanda yang turut melancarkan serangan tajam terhadap kebobrokan praktik-praktik adat yang telah menyimpang dari jiwa dan semangat ’adat bersendi syarak, dan syarak bersendi kitabullah’, ialah Hamka, singkatan dari H. Abdul Malik Karim Amrulloh. Tokoh-tokoh yang berperan dalam roman-romannya bukan tokoh-tokoh yang pernah mengecap pendidikan sekolah Belanda seperti komis, jaksa, guru, doktor, tapi semuanya berasal dari orang-orang yang berpendidikan sekolah agama dan rakyat biasa.” (Marwan Saridjo: 2006, 68) Hal inilah yang membuat kisah cerita yang ditulis oleh Hamka berbeza dengan kisah penulis lainnya. Hamka yang memang berlatar belakang pendidikan agama dan melanjutkan sekolah ke negeri Arab, membuat kisah-kisah yang ditulisnya sangat kental dengan nuansa keislamannya. Hal ini menjadi pembeza atau penciri Hamka dengan sasterawan-sasterawan lain semasanya. Dengan perkataan lain karya-karya Hamka mengandung nilai-nilai dakwah Islamiyah. Setelah membaca karya Hamka, pembaca akan mendapatkan penyegaran rohani Islam. Nilai-nilai Islam dimasukkan oleh Hamka ke dalam tokoh dan penokohan dan begitu pula dengan alur cerita yang menggugah pembaca. Tokoh Hamid dan Zainab dalam Di Bawah Lindungan Ka’bah, meskipun masuk sekolah Belanda, tapi pada akhirnya ia memperdalam pengetahuan agamanya pada sekolah agama. Zainuddin dan Hayati pun dalam Tenggelamnya Kapal van Der Wijck, berlatar pendidikan pada sekolah agama. Dari latar tokoh inilah tampak bahawa Hamka memasang tokohnya dengan berpendidikan agama. Hamka sosok pengarang yang memiliki kemampuan untuk menulis fiksyen dan nonfiksyen, sastera dan bukan sastera. Karya-karya fiksyen atau sastera beliau antara lain: Tenggelamnya Kapal van Derwijck, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Merantau ke Deli, Terusir, Keadilan Illahi, dan lain- lain. Sedangkan karya-karya nonfiksyen beliau di antaranya: Tasawuf Moderen, Falsafah Hidup, Lembaga Hidup, Lembaga Budi, Pedoman Muballigh Islam, Semangat Islam, Sejarah Islam di Sumatera, Revolusi Pikiran, Revolusi Agama, Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi, Negara Islam, Sesudah Naskah Renville, dan lain-lain. Tak banyak penulis seperti sosok Hamka yang menulis di dalam dua ranah fiksyen dan non fiksyen, hal ini menjadi menarik bagi penulis untuk melihat bagaimanakah pemikiran beliau di dalam buku Tasawuf Moderen apakah berefek atau mengalir pada tokoh-tokoh di dalam karya- karya sastera beliau: Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal van Derwijck? Tulisan ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan agama Islam dan Bahasa Indonesia 87 PROCEEDINGS OF THE INTERNATIONAL CONFERENCE ON ISLAM, DEVELOPMENT AND SOCIAL HARMONY IN SOUTHEAST ASIA 2017 khususnya bidang sastera. Hal yang tak dapat dinafikan juga bahawa tulisan ini sangat diharapkan menjadi bahan ajar sastera di sekolah-sekolah menengah pertama dan atas di negeri ini.Dan juga penulis berharap penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan atau sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya. Tentunya penelitian tentang karya-karya Hamka sudah cukup banyak kita temukan di dunia pendidikan, khususnya di kalangan mahasiswa
Recommended publications
  • Periodisasi Sastra Indonesia
    PERIODISASI SASTRA INDONESIA 1. Zaman Peralihan Zaman ini dikenal tokoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah (otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan bahasa Melayu yang kearab-araban. Ciri-ciri : a. individualis dan tidak anonym lagi b. progresif, tetapi masih tradisional dal;am bentuk dan bahasanya c. menulis apa yang dilihat dan dirasakan d. sudah mulai masyarakat sentris e. temanya tentang kisah perjalanan, biografi, adat- istiadat, dan didaktis Hasil karya sastra pada zaman ini antara lain: . Kisah Abdullah ke Malaka Utara . Perjalanan Abdullah ke Kelantan dan Tenggano . dan Hikayat Abdullah . Hikayat Puspa Wiraja . Hikayat Parang Punting . Hikayat Langlang Buana . Hikayat Si Miskin . Hikayat Berma Syahdan . Hikayat Indera Putera . Hikayat Syah Kobat . Hikayat Koraisy Mengindera . Hikayat Indera Bangsawan . Hikayat Jaya Langkara . Hikayat Nakhoda Muda . Hikayat Ahmad Muhammad . Hikayat Syah Mardan . Hikayat Isma Yatim . Hikayat Puspa Wiraja . ANGKATAN BALAI PUSTAKA Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit “Bali Pustaka”. Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam, hikayat, dan kazhanah sastra di Indonesia pada masa ini Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu rendah yang tidak menyoroti pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam 3 bahasa yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, dan dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.
    [Show full text]
  • Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya
    B U K U P A N D U A N PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Ferdinal, Donny Eros, Gindho Rizano L P T I K U N I E R S I T A S A N D A L A S BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas BUKU PANDUAN PENGEMBANGAN WISATA SASTRA SITI NURBAYA Penyusun Drs. Ferdinal, MA, PhD Donny Eros, SS, MA Gindho Rizano, SS, MHum Layout Multimedia LPTIK Unand Ilustrasi Cover Sampul Novel Siti Nurbaya Terbitan Balai Pustaka (Dihimpun dari berbagai sumber) Penerbit Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas Alamat: Gedung Perpustakaan Lantai Dasar, Kampus Universitas Andalas Limau Manis, Padang, Sumatera Barat. Email: [email protected] Web: lptik.unand.ac.id ISBN 978-602-5539-45-9 Cetakan Pertama, 2019 Hak cipta pada penulis Isi diluar tanggung jawab penerbit KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, buku saku Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya Kota Padang ini dapat diterbitkan. Publikasi Buku Panduan Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya ini merupakan hasil dari penelitian dengan judul Model Pengembangan Wisata Sastra Siti Nurbaya di Padang Sumatra Barat. Publikasi ini memuat data yang menggambarkan kondisi wisata Siti Nurbaya Padang tahun 2018. Publikasi ini menyajikan informasi mengenai wisata sastra Siti Nurbaya, atraksi wisata Siti Nurbaya, dan model pengembangan wisasta Sastra Siti Nurbaya. Secara lebih detil, buku saku pengembangan wisata sastra Siti Nurbaya ini memberikan gambaran tentang potensi dan model pengembangan wisata Siti Nurbaya menuju wisata sastra.
    [Show full text]
  • Membayangkan Indonesia Dari Novel-Novel Antaretnis Dan Antaragama Periode 1920-An Hingga 1970-An
    MEMBAYANGKAN INDONESIA DARI NOVEL-NOVEL ANTARETNIS DAN ANTARAGAMA PERIODE 1920-AN HINGGA 1970-AN IMAGINE INDONESIA FROM INTERETHNIC AND INTERRELIGIOUS NOVELS PERIOD 1920’S TO 1970’S Dwi Rahariyoso Jalan Cipto Mangun Kusumo 59, Ponorogo, Jawa Timur Pos-el: [email protected] Telepon 085643728390 Abstrak Penelitian ini menguraikan persoalan perkawinan antaretnis dan antaragama yang terdapat dalam novel Indonesia periode 1920-an hingga 1970-an. Pengelompokan kategori novel berdasarkan genre yang terdapat dalam novel-novel yang mempunyai kapasitas dalam membahas tema perkawinan antaretnis dan antaragama. Melalui genre yang dimunculkan dalam novel, pola dan bentuk struktur penceritaan bisa dicermati secara saksama. Kategori antaretnis dan antaragama dalam novel periode 1920-an hingga 1970-an mengindikasikan bahwa kesadaran tentang multikulturalisme, pluralitas, dan kebangsaan sebagai sebuah gagasan penting bagi jati diri bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan yang penuh kebhinekaan telah menjadi isu sentral yang dikembangkan oleh pengarang pada periode tersebut melalui kisah-kisah percintaan (roman) kaum muda dalam novel Indonesia modern. Kata kunci: antaretnis, antaragama, genre, pola, roman, kebangsaan, pluralitas, multikulturalisme, toleransi, Indonesia Abstract Husband research outlines the issue of inter-ethnic and inter-religious marriages are hearts novel Indonesia the 1920’s period until 1970's. Novel category grouping by genre what are hearts novel-novel that had the capacity hearts discuss the theme of interethnic and inter-religious marriages. The hearts raised through a new genre, patterns and The narrative structure can be observed carefully. Category interethnic and interreligious new hearts 1920’s period until 1970's indicated that awareness about multiculturalism, pluralism, and nationality AS an idea essentials personal identity of the Indonesian nation.
    [Show full text]
  • Plagiat Merupakan Tindakan Tidak Terpuji
    PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI WACANA KEBUDAYAAN INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN KEMERDEKAAN: POLEMIK KEBUDAYAAN (1935 – 1939) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh: Flavianus Setyawan Anggoro NIM: 054314005 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI iii PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI MOTTO “Selalu Memandang Ke Depan adalah Sebuah Pilihan Hidup” (NN) iv PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini Aku Persembahkan untuk: Yang Maha Penyayang Kedua Orangtua Ku Adik Ku Teodosia Marwanti Ety dan Gabriel Aprisriwanto Serta semua orang yang menyayangiku v PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI vi PLAGIATPLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI ABSTRAK (Indonesia) Skripsi berjudul “Wacana Kebudayaan Indonesia Pada Masa Pergerakan Kemerdekaan: Polemik Kebudayaan (1935 – 1939)” ini merupakan suatu telaah Ilmu Sejarah terhadap pewacanaan kebudayaan yang pernah terjadi di Indonesia. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis:1) latar belakang munculnya peristiwa Polemik Kebudayaan, 2) dinamika
    [Show full text]
  • Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail
    ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman H. Aprila Mirawati Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail Buku Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail ini merupakan hasil dari tugas lapangan mahasiswa program studi Magister Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang tahun 2019. Di dalamnya terkandung tulisan 9 orang mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sastra dan Industri semester Genap tahun 2018/2019 dan 1 tulisan dosen. Salah seorang dosen yang mengampu mata kuliah ini, Drs. Ferdinal, M.A., Ph.D, menetapkan bahwa salah satu luaran akhir darimata kuliah ini adalah karya tulis dari hasil tugas akhir. Dalam buku ini, selain tulisan mahasiswa, terdapat pula karya dari dosen dalam Bahasa Inggris yang diharapkan dapat memberikan informasi dan pandangan yang lebih bervariasi terhadap keberadaan Rumah Puisi Taufiq Ismail. ISBN: 978-623-93517-0-0 ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman Herbowo Aprila Mirawati RAH Multimedia Kontributor Aprila Mirawati Ferdinal Hendro Mahawitra Jayawardana Maya Febriyanti Nur Ahmad Salman Herbowo Rafvesa Fitria Resti Suci Rahmadhani Ruaz Siti Raudhatul Hamdiyati Syafri Maiboy ANTOLOGI ESAI WISATA SASTRA RUMAH PUISI TAUFIQ ISMAIL Editor Ferdinal Nur Ahmad Salman Herbowo Aprila Mirawati Layout RAH Multimedia Cover RAH Multimedia Penerbit RAH Multimedia Jl. Durian Ratus, No. 10 Kurao Pagang, Nanggalo Padang, Sumatera Barat Indonesia Email: [email protected] ISBN 978-623-93517-0-0 Cetakan I, 2020 Hak cipta dilindungi undang-undang, dilarang memperbanyak isi buku ini tanpa izin dari penulis. Isi di luar tanggung jawab penerbit. Kata Pengantar Buku Antologi Esai Wisata Sastra Rumah Puisi Taufiq Ismail ini merupakan hasil dari tugas lapangan mahasiswa program studi Magister Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang tahun 2019.
    [Show full text]
  • Manajemen Siaran Radio Semester Ii Semester I
    MANAJEMEN SIARAN RADIO REDAKSIONAL Pengarah: Direktur Pembinaan SMK Kepala Sub Direktorat Kurikulum Kepala Seksi Penilaian Kepala Seksi Pembelajaran Penulis: B.I. Ninik Liestyati F. Budi Santoso A.Arif Setiawan Pengendali Mutu: Winih Wicaksono Penyunting: Rais Setiawan Erna Fauziah Editor : Nur Aini Farida Desain Sampul: Sonny Rasdianto Layout/Editing: Rifda Ayu Satriana Indah Mustika Ar rum Intan Sulistyani Widiarti PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM RADIO iii MANAJEMEN SIARAN RADIO KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KA TA PENGANTAR Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/ MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D. DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK. Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang menggunakannya. Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu, diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu mata pelajaran yang sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia. Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan ucapan terimakasih.
    [Show full text]
  • Inventory of the Oriental Manuscripts of the Library of the University of Leiden
    INVENTORIES OF COLLECTIONS OF ORIENTAL MANUSCRIPTS INVENTORY OF THE ORIENTAL MANUSCRIPTS OF THE LIBRARY OF THE UNIVERSITY OF LEIDEN VOLUME 4 MANUSCRIPTS OR. 3001 – OR. 4000 REGISTERED IN LEIDEN UNIVERSITY LIBRARY IN THE PERIOD BETWEEN 1883 AND 1896 COMPILED BY JAN JUST WITKAM PROFESSOR OF PALEOGRAPHY AND CODICOLOGY OF THE ISLAMIC WORLD IN LEIDEN UNIVERSITY INTERPRES LEGATI WARNERIANI TER LUGT PRESS LEIDEN 2007 © Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007. The form and contents of the present inventory are protected by Dutch and international copyright law and database legislation. All use other than within the framework of the law is forbidden and liable to prosecution. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, translated, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without prior written permission of the author and the publisher. First electronic publication: 27 October 2006. Latest update: 13 August 2007 © Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007 2 PREFACE The arrangement of the present volume of the Inventories of Oriental manuscripts in Leiden University Library does not differ in any specific way from the volumes which have been published earlier. For the sake of brevity I refer to my prefaces in those volumes. A few essentials my be repeated here. Not all manuscripts mentioned in the present volume were viewed by autopsy (but quite a number was indeed inspected). The sheer number of manuscripts makes this impossible. At a later stage this may be achieved, but trying to achieve this at the present stage of inventorizing would seriously hamper the progress of the present project.
    [Show full text]
  • A. Menjelaskan Unsur-Unsur Intrinsik Novel
    III. KISAH KEHIDUPAN A. Menjelaskan Unsur-Unsur Intrinsik Novel 5.2 Mendengarkan (Sastra) Tujuan pembelajaran: Kamu akan mampu menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel. Tema merupakan sesuatu yang menjiwai atau mendasari sebuah cerita. Mengingat kedudukan tema sebagai pusat cerita, segala aspek penceritaan juga harus dipusatkan pada tema tersebut. Perumusan tema berdasarkan alur cerita (plot) dilakukan dengan merangkai peristiwa-peristiwa yang membentuk sebuah kisah. Tema-tema yang diangkat dalam novel Angkatan 20-an, 30-an, Pujangga Baru, bahkah tahun 2000-an tentunya berbeda. Hal ini disebabkan antara lain semakin berkembangnya pengetahuan, banyaknya sastrawan yang kreatif dalam menciptakan sebuah karya sastra, pengaruh budaya, dan sebagainya. Unsur intrinsik sebuah novel telah kamu pelajari pada pelajaran sebelumnya. Masih ingatkah kamu unsur intrinsik sebuah novel itu? Mari kita pelajari bersama! Sebagai latihan, di bawah ini ada beberapa kutipan novel. Dengarkanlah pembacaan kutipan novel berikut yang akan dibacakan oleh beberapa orang temanmu! Novel 1 Judul novel : Asmara Jaya, (1928) Penerbit : Balai Pustaka Pengarang : Adinegoro Perkawinan Nuraini dan Rustam di Padang berlangsung tanpa kehadiran pengantin pria. Rustam sebenarnya sudah beristri, seorang gadis Sunda bernama Dirsina. Mereka kini tinggal di Bandung. Oleh karena itulah, Nuraini, bersama ibunya dan orang tua Rustam/berangkat ke Bandung hendak menemui Rustam. Sebenarnya, Nuraini sama sekali belum mengenal suaminya. Namun, ia berharap agar semuanya dapat berjalan lancar dan Rustam mau mengikuti kehendaknya. Sementara Nuraini dalam perjalanan, Rustam dan istri pertamanya di Bandung sedang dalam kesusahan. Anak mereka yang baru berumur satu setengah tahun, meninggal. Dirsina sendiri waktu itu sedang mengandung tiga bulan. Itulah yang menyebabkan Rustam makin menyayangi istrinya itu, sungguhpun menurut adat yang berlaku, ia mesti menceraikan istrinya karena bukan berasal dari anak sesuku.
    [Show full text]
  • 1 Menafsir Ulang Masa Awal Sastra Indonesia Modern
    MENAFSIR ULANG MASA AWAL SASTRA INDONESIA MODERN Ahmad Bahtiar [email protected] UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ABSTRAK Permasalahan penting dalam penulisan sejarah sastra khususnya sejarah sastra Indonesia modern adalah menentukan masa awal sebagai kelahirannya. Banyak ahli sastra berpendapat bahwa sastra Indonesia lahir sekitar 1920-an. Pendapat itu dirujuk sebagai permulaan sastra Indonesia dalam banyak buku Sejarah Sastra Indonesia Modern. Oleh karena itu, Balai Pustaka yang muncul pada waktu itu dianggap tonggak penting dalam sejarah sastra Indonesia meskipun produk kolonial. Kekurangcermatan dalam pengumpulan data serta pandangan terhadap kelompok tertentu menyebabkan banyak fakta yang terlewatkan sehingga tidak komprehensif menggambarkan perjalanan sastra Indonesia. Fakta tersebut ialah karya sastra Melayu Tionghoa dan bacaan liar. Claudine Salmon menyebutkan bahwa produktivitas pengarang Melayu Tionghoa pada 1875—1997 jauh dari karya pengarang yang selama ini tercatat dalam buku-buku sejarah sastra Indonesia. Karya-karya tokoh pergerakan yang dikenal bacaan liar sudah muncul pada 1850-an yang kemudian menjadi alasan lahirnya Balai Pustaka tidak banyak dibicarakan. Tulisan ini mencoba menafsirkan ulang masa awal sastra Indonsia modern tersebut dengan memundurkan kelahiran Indonesia dengan memasukan karya sastra Melayu Tionghoa dan bacaan liar serta mencoba melihat lebih objektif peran Balai Pustaka dalam sastra Indonesia modern. Kata kunci : menafsir ulang, masa awal, sastra Indonesia modern A. Pendahuluan Penulisan sejarah sastra Indonesia sangatlah rumit dan komplek. Salah satu permasalahan penting dalam penulisan sejarah sastra adalah menentukan masa awal atau kapan sastra Indonesia lahir. Banyak pendapat dari berbagai ahli beserta argumen-argumennya yang menjelaskan awal dari sastra Indonesia. Hal itu menyebabkan titik tolak awal perkembangan kesuastraan Indonesia pun berbeda pula. Perbedaan tersebut juga dalam memamandang setiap peristiwa atau persoalan yang kaitannya dengan kehidupan sastra.
    [Show full text]
  • Analysis of Inter-Ethnic Relations Novels in Pre-Independence Period
    The International Journal of Language and Cultural TIJOLAC is Available Online at: https://www.growingscholar.org/journal/index.php/TIJOLAC DOI: https://doi.org/ 10.5281/zenodo.5155798 Vol. 3 No. 2, September 2021, pages: 46~56 Growingscholar Publisher, USA. ISSN 2691-4727 Representation of Balinese Exoticism: Analysis of Inter-ethnic Relations Novels in Pre-independence Period I Made Sujaya1, I Nyoman Suarka2, I Ketut Sudewa3 Article history: Received: June 2, 2021, Accepted: July 21, 2021; Displayed Online: August 03, 2021; Published: September 30, 2021 Keywords Abstract This article discusses the representation of Bali in inter-ethnic relations Representation; novels by Indonesian authors published in the pre-independence period. The main question in this article is how is the representation of Exoticism; Bali in the inter-ethnic relations novels in the pre-independence period, and what is the historical, social context behind the representation? To Bali; answer the questions, a study was conducted on four Indonesian novels in the pre-independence period, namely Kintamani (1932) authored by Interethnic Relations; Imam Soepardi, Lejak (1935) authored by Soe Lie Piet, I Swasta Setahun di Bedahulu (1938) authored by Anak Agung Pandji Tisna, and Djangir Indonesian novels; Bali (1942) authored by Nur Sultan Iskandar. The analysis was carried out using Stuart Hall's representation theory with Michel Foucault's discourse and descriptive-analytical methods. The research results show that novels on interethnic relations in the pre-independence period tend to represent Bali exotically. Such a representation places these novels to reinforce the dominant discourse on Balinese exoticism in the colonial era. 1. Introduction Indonesian novels from the pre-independence period, especially the 1920s to 1930s, were coloured by ethnic themes.
    [Show full text]
  • 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh
    33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh Penulis Acep Zamzam Noor Jamal D. Rahman Agus R. Sarjono Joni Ariadinata Ahmad Gaus Maman S. Mahayana Berthold Damshäuser Nenden Lilis Aisyah Diterbitkan untuk Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh 1 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Perpengaruh @Jamal D. Rahman dkk Hak Cipta Dilindung Undang-undang All right reserved Penulis Acep Zamzam Noor Agus R. Sarjono Ahmad Gaus Berthold Damshäuser Jamal D. Rahman Joni Ariadinata Maman S. Mahayana Nenden Lilis Aisyah Penyelia Aksara A. Zakky Zulhazmi Sampul dan Isi K-grafia Cetakan Pertama Januari 2014 Penerbit Cetakan Kepustakaan Populer Gramedia E-book inspirasi.co 2 Jamal D. Rahman dkk. Sambutan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh 3 4 Jamal D. Rahman dkk. Sambutan Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Diorama Sejarah Kesusastraan Indonesia elamat kepada Tim 8 atas terbitnya buku 33 Tokoh Sastra S Indonesia Paling Berpengaruh ini. Dalam proses penyusunan buku ini, sampai batas tertentu sumber tulisan yang dibutuhkan oleh Tim 8 diperoleh dari koleksi Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin. Buku ini merupakan salah satu diorama dalam sejarah kesusastraan Indonesia, yang dapat dipertanggungjawabkan oleh Tim 8, yang terdiri dari para pakar sastra Indonesia. Saya yakin bahwa dalam penentuan tokoh-tokoh sastra Indonesia yang paling berpengaruh baik terhadap dunia sastra itu sendiri maupun terhadap fenomena sosial, politik, maupun budaya secara umum, tentunya melalui proses yang tidak mudah. Dan ternyata hasil penyeleksian tokoh yang dipilih oleh Tim 8 bukan saja kalangan sastrawan, tetapi juga tokoh dari profesi lain yang menaruh perhatian terhadap dunia sastra.
    [Show full text]
  • Rediscovering the Treasures of Malay Culture
    PROCEEDING INTERNATIONAL SEMINAR OF SOUTHEAST ASIA MALAY ARTS FESTIVAL Rediscovering the Treasures of Malay Culture ISI Padangpanjang Press 2012 i PROSIDING SEMINAR INTERNASIONAL FESTIVAL SENI MELAYU ASIA TENGGARA EditoR: Prof. Dr. H. Mahdi Bahar, S. Kar., M.Hum. Dr. Febri Yulika, M.Hum. Dr. Nursyirwan, S.Pd., M.Sn. Dr. Erlinda, M.Sn. Dr. Rosta Minawati, M.Si. Roza Muliati, M.Si. DITERBITKAN OLEH: ISI Padangpanjang Press bekerjasama dengan Gre Publishing Yogyakarta Percetakan: Kanisius Yogyakarta Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Padangpanjang, ISI Padangpanjang Press, 2012 ISBN 978-602-17588-0-9 Copyright © 2012 CETAKAN PERTAMA, Desember 2012 Seluruh buku ini atau sebagiannya tidak boleh direproduksi dalam bentuk apapun, disimpan dalam suatu sistem, atau ditransmisikan dalam bentuk apapun dengan tujuan apapun – elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, atau yang lain – tanpa ijin tertulis dari penerbit atau pengarang. ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala, zat yang Maha Terpuji, atas izin dan ridha-Nya kegiatan Seminar Internasional yang bertema “Rediscovering the Treasures of Malay Culture” telah terselenggara dengan baik dan lancar. Seminar Internasional ini merupakan bagian dari kegiatan Festival Seni Melayu Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Seni Indonesia (BKS-PTSI) dan Institut Seni Indonesia Padangpanjang pada tanggal 25 -29 November 2012. Kegiatan seminar yang berlangsung selama dua hari (28-29 November 2012) tersebut, menghadirkan 10 orang narasumber, terutama para akademisi yang concern dalam pengkajian Melayu baik dari dalam maupun luar negeri, seperti Prof. Margaret Kartomi (Monash University), Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A. (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Henri Chambert-Loir (Peneliti Manuskrip Melayu dari Perancis), Prof.
    [Show full text]