Saidun Derani : Ulama Betawi … 217

Ulama Betawi Perspektif Sejarah

Saidun Derani1

Abstrak Ulama Betawi telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pembangunan bangsa melalui transmisi keilmuan Islam sejak awal islamisasi Bandar Calapa kemudian berubah namannya menjadi . Peranan mereka tetap tidak berubah mengajak rakyat beriman dan menjaga moral umat. Perubahan yang ada sebatas dalam tataran metodologi sesuai tuntutan zaman seperti terlihat ruang kreativitas pendidikan model Betawi Corner dan Pusat Studi Hadis. Pada abad ke-21 persoalan neolibralisme, sekulerisme, pluralisme, dan radikalisme dari aspek pemikiran serta gerakan globalisasi berimbas kepada masalah ekonomi, penegakan hukum, pengangguran, lapangan kerja, upah buruh, d kualitas SDM yang rendah, dan kemiskinan. Semua itu menimpa kaum muslim lalu berpengaruh terhadap disintegrasi bangsa.

Kata Kunci: Ulama Betawi, jaringan ulama betawi, islamisasi

Abstract Islamic Scholar of Batavia has contributed significantly in building the nation through Islamic knowledge, since its name as Bandar Calapa until it is changed into Jakarta. Their main role is never changed, that is to to keep the faith and uphold morality. The changes accoured is just only in methodological way, as an effort to adapt their selves with new condition. It could be seen fron Batavian Corner and the Center of Hadits Study. In 21St century, the neoliberalism, secularism, pluralism, radicalism, and globalization has affected the economic, law enforcement, unemployment, field of work, labor salary, and law standar quality of human resources. All of them have afflicted the muslim world and threaten the disintegration of a nation.

Keywords: Batavian ulama,Batavian ulama network,Islamization

1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

218 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

Pendahuluan Mughni, MA, Dr. M. Muchlis Hanafi, MA, Prof. Tutty Alawiyah AS.5 Jadi Kata persepektif berasal dari kosa kalau diterima usulan Guru Besar kata bahasa Inggris “perspective” yang Sejarah Universitas Islam Negeri (UIN) berarti dalam track atau thariqah yang Syarif Hidayatullah Jakarta ini, maka sebenarnya, tetap melihat ke depan, atau diperlukan perluasan pengertian ulama pemandangan.2 Sedangkan dalam Kamus Betawi yang tidak hanya terbatas alumni Umum Bahas kata pandangan lembaga pendidikan tradisional non- atau pemandangan dimaknai penge- formal sebagaimana yang didefinisikan tahuan dan ikhtisar tentang sesuatu hal dalam karya Kiki, dkk-nya di atas, tetapi yang sifatnya mengandung penyelidikan mencakup juga lembaga pendidikan ke depan.3 Dari pengertian dasar ini tinggi Islam formal sehingga memiliki dapat dipahami, bahwa kata perspektif korelasi positif dengan fakta di lapangan. mengandung arti menelaah subyek kajian Makalah ini ingin menjawab dengan melihat jauh ke depan perjalanan pertanyaan bagaimana ulama Betawi atau perkembangannya. dalam perspektif sejarah. Diharapkan Adapun ulama Betawi yang studi ini dapat menjelaskan kiprah ulama dimaksud di sini adalah mereka, baik Betawi sejak awal proses islamisasi putra putri Betawi keturunan Hadrami dalam rentang waktu yang cukup maupun bukan, yang menuntut ilmu-ilmu panjang bersifat kronologis sampai abad keagamaan Islam langsung kepada ulama ke-20. Selain itu, makalah ini ingin tertentu atau lembaga-lembaga mengemukakan teori islamisasi Bandar pendidikan tradisional; halaqah, Calapa, proses ulama menjadi elite sosial madrasah, majelis taklim-majelis taklim, Betawi, dan terbentuknya jaringan ula- pondok pesantren, yang kemudian ma Betawi berkiprah di masyarakat. dengan penguasaan ilmu-ilmu keislaman Pertanyaan-pertanyaan inilah hemat (kalam, fiqh, tasawuf) itu mengabdi di penulis yang perlu dijawab sehingga masyarakat, lalu diakui sebagai ulama.4 dapat memberi keterangan memadai Hanya timbul pertanyaan, bagaimana yang selama ini menjadi pertanyaan dengan putra-putri Betawi alumni sebagian besar masyarakat Nusantara perguruan tinggi Islam formal semacam tentang keislaman orang-orang Betawi. UIN, IAIN, Alazhar, Cairo, apakah termasuk katagori ulama? Menurut Azyumardi Azra, mereka juga termasuk Islamisasi Bandar Calapa ulama sejauh keilmuan Islam yang dimiliki mumpuni, integritas akhlak Sampai sekarang (makalah ini memenuhi standar etika moral komunitas ditulis), sekurang-kurangnya ada dua Islam, dan berkiprah di masyarakat, teori yang menjelaskan islamisasi seperti Syaikh Dr. Nahrawi Abdus Salam Bandar Calapa, pertama, teori Syaikh al-Indunisi, Dr. Ahmad Luthfi Fathullah Quro, dan kedua, teori Fatahillah. Kedua teori ini masing-masing didukung sumber yang cukup sahih,6 baik berita 2Echols, John M., dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1983, cet. ke-12, hal. 426. 3Peorwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahas 5Azra, Azyumardi, “Ulama Betawi Dinamika Indonesia, diolah kembali Pusat Pembinaan dan Regenerasi”, dalam Rakhmad Jailani Kiki, dkk., Pengemabngan Bahasa Departemen Pendidikan Genealogi Intelektual Ulama Betawi, Melacak dan Kebudayaan, Jakarta: PN Balai Pustaka, Jaringan Ulama Betawi Awal Abad ke-19 s/d 1993, cet. ke-13, 1993, hal. 701-103. Abad ke-21, hal. xiii-xx. 4Kiki, Rachmad Jailani, dkk., Genealogi 6Kata sahih diambil dari tradisi ilmu hadis, layak Intelektual Ulama Betawi, Melacak Jaringan digunakan untuk rujukan hukum maupun moral Ulama Betawi dari awal Abad 19 sampai Abad kaum Muslim. Dalam konteks sejarah, kata 21, Jakarta: JIC, 2011, hal. xviii. sahih dimaknai dengan sumber primer yang

Saidun Derani : Ulama Betawi … 219

asing maupun sumber lokal; babad, 2. Teori Fatahillah, yang dipelopori Dr. cerita rakyat, situs, dan artifact, yang Pangeran Aria Hossein memang banyak ditemukan para Djajadiningrat, kemudian diikuti Prof. arkeolog di tengah-tengah masyarakat Uka Tjandrasasmita, dan Prof. Hasan Nusantara.7 Kedua teori dimaksud Muarif Ambary.9 adalah: Teori pertama menerangkan, 1. Teori Syaikh Quro, yang dipelopori bahwa islamisasi Bandar Calapa dan sejarahwan Universitas Padjadjaran, sekitarnya sudah ada pra-penguasaan Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, pasukan Fatahillah, yang dalam versi kemudian diikuti budayawan Betawi Portugis disebut Fadhilah Khan atau Ridwan Saidi, Dr. Nasim, serta Falatehan, tahun 1527 M. Jadi, tepatnya sejarahwan dan budayawan 100 tahun lebih awal pra kedatangan Universitas Brawijaya, Malang, Jawa pasukan Demak, Cirebon, dan Banten, Timur, Agus Sunyoto. 8 memukul mundur tentara Kerajaan Katholik Portugis di teluk Bandar Calapa. Mengutip J.C. van Leur, “Indonesian Trade and Society”, digunakan dan dapat dpertanggungjawabkan Suryanegara mengatakan bahwa para secara ilmiah melalui kritik sumber. 7Lihat Abdurahman, Dudung, Metodologi pedagang muslim sudah lalu-lalang Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, berdatangan dari wilayah Barat, terutama 2007, selanjutnya disebut Abdurrahman; Arab, sejak abad ke-7 Masehi ke Kartodirdjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial pelabuhan-pelabuhan Nusantara,10 dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: PT. berniaga ke dan dalam jangka Gramedia Pustaka Utama, 1992, selanjutnya disebut Kartodirdjo. waktu lama melahirkan komunitas- 8Suryanegara, Ahmad Mansur, Menemukan komunitas muslim di kota-kota Sejarah, Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, pelabuhan itu. Teori ini dapat Bandung: Mizan, 1995, hal. 95-99, Suryanegara, menjelaskan bahwa mengapa ada Ahmad Mansur, Api Sejarah, Buku yang akan kantong-kantong komunitas Islam di Menubah Drastis Pandangan Anda tentang Sejarah Indnesia, jilid I, Bandung: Salamadani, wilayah Nusantara umumnya seperti 2009, hal. 113, selanjutnya disebut Suryanegara; Patani, Malaka, Sumatera, Champa di Nasim, Jaringan Ulama Betawi Abad ke-20 dan Vietnam (Indo China). Dalam konteks Perannya terhadap Perkembangan Lembaga inilah kuat dugaan, bahwa muslim Pendidikan Islam di Jakarta, Bogor: Champa karena alasan politik dan Pascasarjana Ibnu Khladun, 2010, hal. 29; Wawancara dengan Ridwan Saidi di Jakarta, 6 agama, menurut Coedes, peneliti Pe- Maret 2008. Hall, D. G. E., Sejarah Asia rancis, melakukan hijrah ke Jawa Tenggara, Surabaya: Usaha Nasional, t.th., hal. 179-186; Coedès, Goerge, Asia Tenggara Masa Hindhu-Budha, Gramedia, 2010, hal.317-324; 9Djajadiningart, Hossein, Tinjauan Kritis Tentang Sunyoto, Agus, Wali Songo, Rekonstruksi Sejarah Banten, diterjemahkan KITLV dan LIPI, Sejarah Yang Disingkirkan, Jakarta: Jakarta: Djambatan, 1983. Dalam bentuk aslinya Transpustaka, 2011, hal.33-65, 246-249, bahasa Belanda karya disertasi ini diterbitkan selanjutnya disebut Sunyoto. Diceritakan tahun pada tahun 1913 di Belanda. Pangeran Aria 1441 Champa mengalami chaos dan kaum Hosein Djajadiningrat adalah anak angkat muslim dipimpin Syaikh Hasanuddin hijrah ke Christian Snouck Hurgronje dan mendapat Jawa. Pendapat ini diperkuat juga dengan adanya beasiswa studi doktoralnya di Universitas Leiden, jalinan kerja sama kerajaan Champa Belanda, dari pemerintah kolonial Hindia dengan kerajaan Jawa Majapahit, yang semakin Belanda. Selanjutnya disebut Djajadiningrat. meningkat pada pada ke-14 M dan disebut-sebut 10Nusantara yang penulis maksud adalah wilayah dalam Babad Majapahit (Jawa) mulai adanya yang didiami masyarakat apa yang sekarang Islam di wilayah Jawa Timur itu. Pada masa ini termasuk dalam persekutuan ASEAN, yang telah terjadi di antara kedua kerajaan hubungan umumnya pada waktu itu merupakan tempat diplomatik dan perdagangan, lalu Raja Che persinggahan para pedagang dari Barat menuju Nang memilih Jawa sebaga tempat suaka politik Asia Timur (China)., misalnya Patani, Champa, dari tekanan Vietnam terhadap pusat ibu kota Sulu, Tumasik, Vietnam, Pasai, Gresik, Tuban, Champa. Trengganu.

220 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

mencari perlindungan, yang saat itu Purwaka Caruban Nagari,13 Kerajaan Hindhu-Budha Majapahit Negarakretabhumi,14 dan sumber masih kuat. Demikianlah, pada tahun China15 tentang Syaikh Quro terkait ke- 1412 muslim Champa ini, tiba di giatan dakwah islamiyah di Asia Teng- Bandar Calapa dipimpin Syaikh gara berpusat di Champa, yang secara Hasanuddin bin Yusuf Siddiq bergelar biologis masih keturunan Nabi Syaikh Quro, dikaitkan dengan kemam- Muhammad Saw melalui putrinya puan dan suaranya yang merdu dalam Fatimah. Karena persoalan politik di membaca Al-Qur’an sebagai qari. negeri Indo China itu, akhirnya beliau Persoalannya adalah siapakah mencari “tanah baru” yang dianggap Syaikh Quro11 itu, dari mana asal usul- aman dan tenang untuk kegiatan nya, kemudian apa corak kebera- keagamaan yang mendorongnya pindah gamaannya dan kapan datang ke Bandar ke tanah Jawa. Selain itu sikap toleran Calapa. Sumber-sumber sejarah lokal, (tasamuh) penguasa Majapahit yang terutama sumber Cirebon dan Banten berkuasa pada waktu itu kepada pemeluk tidak banyak memberikan informasi agama lain semakin memperkuat niatnya kepada masyarakat sejarah Nusantara. melakukan rihlah keilmuan (menyebar Kedua sumber tradisional Jawa Barat ilmu-ilmu keislaman) kepada rakyat tersebut penekanan beritanya kepada Nusantara. aktor sejarah seperti Syarif Hidayatullah, Keterangan di atas diperkuat karya Fatahillah, dan Maulana Hasanuddin. Ridwan Saidi,16 “Peran Ulama Betawi Pada sisi lain, sumber sejarah lokal dan Karya Tulisnya dari masa Revolusi Parahiyangan Siksakandang dan Babad hingga Masa Orde Lama”17 yang Pajajaran mencatat tentang islamisasi menyebutkan bahwa sekurang-kuran- awal Jawa Barat dan Bandar Calapa gnya telah ada sekelompok orang di dengan tokoh Syaikh Quro. wilayah pelabuhan Kerajaan Hindhu- Sejauh ini keterangan yang Budha Pajajaran, Bandar Calapa,18 diberikan Carita Ratu Cirebon Girang, 12 Japura dan Singapura , Carita Provinsi Jawa Barat “ SRI BADUGA”, 1999, hal. 102. 11Baca Derani, Saidun, Maulana Hasanuddin 13Atja, Carita Purwaka Caruban Nagari :Karya Peletak Dasar Kerajaan Islam Banten Bercorak Sastra Sebagai Sumber Pengetahuan Sejarah, Islam, Jakarta: Fakultas Adab IAIN Syarif Bandung: Proyek Permusiuman Jawa Barat, Hidayatulah Jakarta, 1988. Penulis menemukan 1986, hal. 31. ada beberapa tempat Islam awal di Jawa Barat, 14Sunyoto, Wali Songo, Rekonstruksi Sejarah seperti Karawang, pusat pendidikan yang Yang Disingkirkan, hal. 57-59. dibangun Syaikh Quro, di Kerajaan Galuh yang 15Yuanzhi, Kong, Cheng Ho Muslim Tionghoa, dikenal dengan Haji Purwa, lalu Syaikh Kahfi di Perjalanan Muhibah di Nusantara, Jakarta: Cirebon, yang kemudian berkembang menjadi Yayasan Obor Indonesia, 2011; Suryadinata, kekuatan politik di Kesultanan Islam Cirebon, Leo, (ed.), Laksamana Cheng Ho dan Asia Banten, dan Jayakarta. Karena pertimbangan Tenggara, Jakarta: LP3ES, 2007. keamanan, Syaikh Hasanuddin berlabuh 16Ridwan Saidi sekarang dikenal sebagai pelabuhan Karawang, yang waktu tu masih budayawan Betawi. Mantan Ketua Umum termasuk wilayah Kerajaan Pajajaran. Dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Indonesia sinilah beliau memperkenalkan Islam secara ini suka “nyeleneh” atau bisa juga kritis damai dan persuasif, yang dianggap Islam Betawi barangkali adalah sejarahwan non-profesional pertama di Jakarta dan sekitarnya. Lihat Ekadjati, yang menghasilkan beberapa karya tulis terkait Edi S., “Penyebaran Agamma Islam di Jawa dengan rakyat Betawi, salah satunya “Sejarah Barat” dalam Sejarah Jawa barat di Masa Pra- Jakarta dan Peradaban Melayu Betawi” tahun Sejarah Hingga Masa Penyebaran Agama Islam, 2010. Bandung: Proyek Penunjang Peningkatan 17Makalah disampaikan pada Seminar Kebudayaan Nasional Provinsi Jawa Barat, 1975, “Geneakologi Intelektual Ulama Betawi” 27 Mei hal. 87, selanjutnya disebut Ekadjati. 2007, di Jakarta Islamiic Center (JIC) 12Mulyati, Sri, Carita Ratu Cirebon Girang, diselenggarakan MUI Provinsi DKI Jakarta. Japura dan Singapura, Transliter dan terjemahan 18Mengenai nama Jakarta yang bermetamorfosa disertai kajian teks, Bandung : Museum Negeri dari Bandar Calapa, Jayakarta, dan Batavia,

Saidun Derani : Ulama Betawi … 221

melakukan usaha-usaha untuk mengajak sudah diperkenalkan di Bandar Calapa,22 masyarakat kepada Tuhan Yang Maha di mana masa itu sebagai pelabuhan Esa, Yang Tungggal, penuh kelimpahan niaga (internasional) paling penting kasih sayang, diidentifikasi sebagai Kerajaan Hindhu-Budha Pajajaran. Tim- ulama, apakah pria maupun perempuan, bul pertanyaan, bagaimana metoda memiliki pengetahun agama yang dalam dakwahnya sehingga dapat diterima dan berbagai bentuknya, melayani kebutuhan tidak menimbulkan resistensi (penola- spiritual umat,19 untuk membedakan kan) rakyat setempat. dengan kepercayaan masyarakat setem- Jangan dibayangkan usaha dakwah pat yang lebih menekankan kepada aspek islamiyah yang dilakukan perintis awal ekspresi ketuhanan dalam bentuk simbol- di wilayah Kerajaan Hindhu Budha simbol bersifat duniawi.20 Dengan Pajajaran ini sebagaimana yang ada mengutip sumber lokal, Carios sekarang bersifat terorganisir.23 Untuk Parahiyangan, Ridwan Saidi menduga menghindarkan konflik (resistensi) bahwa ulama itu adalah Syaikh dengan penduduk setempat dakwah Hasanuddin, yang lebih dikenal dengan dilakukan dengan cara-cara persuasif. Syaikh Quro karena dikaitkan dengan Barangkali sumber Babad Cirebon ini keahliannya di bidang tilawah al- dapat memberikan informasi bagaimana Qur’an.21 Dalam konteks ini, argumen cara dakwah Islam awal di Nusantara. teori pertama bisa dipahami bahwa Islam Dikatakan bahwa Ki M. A. Machfoed menukil naskah milik Aki Mad Rais, menceritakan: lengkapnya dapat dibaca dalam Derani, Saidun, Datanglah suatu hari, dengan Kesultanan Jayakarta, Sejarah Sosial Politik, Edisi Revisi, Jakarta: Adabia Pres, 2012, hal. 93- lampah bertatakrama hormatnya, 100, selanjutnya disebut Derani. Lihat juga Alwi seorang saudagar muslim asing Shahab, Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia, dengan seorang pembantunya “Jenderal Coen, Batavia, Dan Belanda Mabuk”, Jakarta: Buku Republika, Februari, 2013, hal. 19- 20, selanjutnya disebut Shahab. Uraian cukup 22Deskripsi Bandar Calapa sebagai pelabuhan panjang detail masalah ini dapat dilihat dalam dagang internasional yang paling penting bagi Djajadiningrat, P.A. Hoessein, “Hari Lahirnya Kerajaan Pajajaran, dapat dibaca dalam Djajakarta” dalam Bahasa dan Budaya, Majalah Tjandrasasmita, Tjandrasasmita, Uka, Arkeologi Ilmiah Populer, Thn V, No.1, Oktober 1956, Islam Nusantara, Jakarta: Kepustakaan Populer Lembaga Bahasa dan Budaja Fakultas Sastra UI, Gramedia, 2009, hal. 138-141, selanjutnya Jakarta, hal. 3-11. Selanjutnya disebut disebut Tjandrasasmita. Baca juga Marwati Jajadiningrat. Joened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 19Bruinessen, Martin van, “Ulama dan Politik di Sejarah Nasional Indonesia, jilid II, Jakarta: PN Indonesia”, Rakyat Kecil, Islam dan Politik, Balai Pustaka, 1984, hal. 368-376. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, April 23Sejauh yang penulis ketahui ada beberapa ormas 1999, cet. ke-2, hal. 180. Selanjutnya disebut Islam, antara lain Persyarikatan Muhammadiyah, Bruinessen. Nahdhatul Ulama (NU), dan Dewan Dakwah 20Kepercayaan masyarakat Nusantara pra Islam Islam Indonesia (DDII) menyiapkan da’i khusus terutama di Jawa menekankan aspek ritual dalam untuk masyarakat yang belum “Esa”, sebuah bentuk sesembahan kepada Tuhan yang masyarakat yang perlu dibina dalam pengertian diidentifikasi antropolog Barat, Taylor sebagai masih beragama politisme. Konsep agama kepercayaan animisme dan dinamisme, yang mainstream ini terkadang dikritik tajam para menurut Sunyoto pemberian nama kepercayaan penggiat paham pluralisme atas nama HAM, itu merupakan suatu kesalahan yang sangat fatal yang dianggap diskriminatif dan dalam konteks karena melihatnya dengan kaca mata dan cita ini ada keterlibatan negara di dalamnya. Lihat rasa manusia Barat yang sekuler. Saidi, Anas, (ed.), Menekuk Agama, Membangun 21Makalah disampaikan pada Seminar Tahta, Kebijakan Agama Orde Baru, sub-bab “Geneakologi Intelektual Ulama Betawi”, hal. 2. “Agama Sebagai Variabel Sosial”, Depok: Pendapat ini didukung sejarahwan dan Desantara, Juli 2004, hal. 23-25. Selanjutnya budayawan Brawijaya, Agus Sunyoto. Lihat disebut Saidi. Qodir, Zuly, Sosiologi Agama, Sunyoto, Agus, Wali Songo, Rekonstruksi Esai-Esai Agama di Ruang Publik, Yogyakarta: Sejarah Islamisasi Jawa, Jakarta: Transpustaka, Pustaka Pelajar, 2009, hal. 101-106, dan hal. 227- 2011, hal.33-65, 246-249. 257.

222 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

bangsa pribumi memikul barang- sembah. Lebih heran lagi mereka barang dagangannya sowan di melihat cara wuduk dan solat pendopo Adipati Gebang yang saudagar Muslim dan baru selesai urusan dinas pembantunya itu. Terjadi dialog meneruskan istirahat bersama yang cukup panjang, yang semua permaisuri dan para gadisnya itu dijawabnya dengan arif dan diikuti Patih dan para Kuwu bijaksana. Singkat cerita, setahun terdekat. Diterimanya pisowan kemudian, Adipati Gebang dan saudagar itu. Diperiksanya para pengikutnya memeluk bersama hadirin barang-barang agama Islam atas kesadaran dagangan itu yang serba indah, sendiri.24 dan terdengar masalah tawar menawar. Karena waktu sudah Cara-cara dakwah yang bersifat masuk agak jauh lewat tengah persuasif ini, dalam kasus islamisasi hari, maka saudagar itu tampak Nusantara, sudah diakui penulis asing berulang kali melepaskan maupun para peneliti muslim Asia pandangan mata ke luar Tenggara sendiri. Salah satu penulis pendopo. Melihat hal ini, Adipati asing itu adalah Thomas Walker Arnold Gebang curiga kemudian (w. 1930) berkebangsaan Inggris, teman bertanya; apa maksud perbuatan baik filosof muslim abad ke-20 kelahiran itu, yang kemudian dijawab , Sir Muhammad Iqbal (w. 1938 dengan takzimnya bahwa hanya M), dalam bukunya “Sejarah Dakwah ingin mengamati bayang-bayang Islam”25 yang terdiri dari 13 bab, pohon di halaman sekitar menyimpulkan bahwa keberhasilan pendopo untuk mengetahui islamisasi Nusantara karena faktor apakah belum terlambat waktu individu muballigh tanpa lembaga solat zuhur menghadap Tuhan. khusus dakwah sebagaimana pada agama Akhirnya saudagar itu diizinkan Nasrani sehingga kedalaman solat di bawah pohon di samping pengetahuan keislaman dan kehatian- halaman pendopo. Kantong hatian menjadi ciri utamanya di tengah- padat berisi uang dengan semua tengah masyarakat. Selain faktor barang dagangannya yang serba individu, Arnold menyebutkan bahwa emas dan kain dari sutera alam, kesederhanaan doktrin syahadat ikut laken dan kampar ditinggalkan memberi andil terhadap gerakan massif begitu saja berserakan. Ada yang rakyat masuk Islam. masih di lantai dan ada yang Peneliti muslim Indonesia, Alwi masih di tangan para Shihab,26 dalam karyanya “Islam peminatnya. Sikap saudagar Muslim yang demikian itu, cukup mengherankan bagi hadirin karena tidak mengerti. Adipati 24Machfoed, M. A., Filsafat dakwah: Ilmu menegurnya, tetapi dijawabnya Dakwah dan Penerapannya, Jakarta: Bulan dengan senyum hormat; tak Bintang, 1975, hal.187-190. Selanjutnya disebut Machfoed. mengapa sebab harta dan jiwa 25Arnold, Thomas Walker., The Preaching of kita masing-masing, kapan dan di Islam (Sejarah Dakwah Islam), terj. A. Nawawi mana saja, dijaga ketat para Rambe, Jakarta: Widjaya Jakarta, 1981, cet. ke-2, Malaikat yang ditugaskan Allah, khusus bab 12 “Dakwah Islam di Indonesia dan Tuhan kita sejak dulu, untuk ”, hal. 317-354. Selanjutnya disebut Arnold. selama hayat dikandung badan, 26Shihab, Alwi, Islam Sufistik, Islam Pertama dan yang seterusnya kami sembah, Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, diberi dan kini sekali lagi hendak kami pengantar KH. Abdurrahman wahid, Bandung, Mizan, April 2001. Selanjutnya disebut Shihab.

Saidun Derani : Ulama Betawi … 223

Sufistik” dan Agus Sanyoto,27 “Wali 1522 oleh Henrique Leme, wakil Songo” mengakui hal ini. Shihab meng- Portugis di Dunia Timur utusan inisiasi kepada muballigh sufi yang Gubernur Malaka Jorge d’Alburqueque begitu toleran dalam doktrin Islamnya dengan Raja Pajajaran, Ratu Prabu Siam. yang dapat begitu mudah berinteraksi Isi perjanjian itu adalah: dengan budaya dan kepercayaan lokal sehingga kedatangan Islam bukan 1. Portugis dapat mendirikan benteng di dianggap sebagai ancaman bahkan Bandar Calapa, diyakini mempertinggi sikap laku dan 2. Raja akan memberikan lada sebanyak perenungan tentang kosmos ketuhanan Portugis perlukan, sebagai barter yang sudah ada. Hal yang sama Sunyoto barang-barang kebutuhan Pajajaran. temukan juga bagaimana para muballigh 3. Portugis wajib membantu Pajajaran menyampaikan Islam tanpa harus dari serangan Demak atau lainnya. berkonflik dengan kepercayaan rakyat 4. Sebagai rasa persahabatan, raja setempat. Dalam konteks ini, para menghadiahkan 1000 karung (35 muballigh itu selain sangat menguasai sentener) lada setiap tahun kepada 30 ilmu-ilmu keislaman tetapi juga Portugis. memahami jiwa masyarakat yang Yang menjadi masalah adalah menjadi sasaran dakwahnya. Demi- salah satu point isi perjanjian itu adalah kianlah, general teory islamisasi (akan) menghancurkan eksisitensi Nusantara bersifat persuasif ini dapat Demak sebagai sebuah kekuatan sosial dibenarkan dan bukti-bukti itu masih politik. Entry point inilah mendorong terlihat dalam budaya Islam pondok Demak mengambil langkah berperang. pesantren sebagai kelanjutan budaya Dalam konteks ini bisa dipahami Islam Nusantara yang telah diletakkan mengapa gabungan tentara Demak, ulama penyebar Islam awal dasar- Cirebon, dan Banten dipimpin Fatahillah, dasarnya berdamai dengan budaya lokal. asal Aceh dan menantu Trenggono, 22 Teori Fatahilah menerangkan Juni 1527 menghancurkan kapal-kapal bahwa Islam baru diperkenalkan di perang Kerajaan Katolik Portugis di 31 Bandar Calapa setelah kekuasaan politik Bandar Calapa, yang sebelumnya Islam berkuasa (eksis) di sini.28 Kisah ini sudah mengisolir eksistensi Kerajaan berawal dari kerja sama Kerajaan Hindhu-Budha Pajajaran dengan Hindhu-Budha Pajajaran dengan

Kerajaan Katholik Portugis berpusat di 30Ambary, Hasan Muarif, dkk. (ed.), Sejarah 29 Malaka, ditandatangani 21 Agustus Kerajaan Banten dan Pemerintahan Serang dari Masa ke Masa, Naskah, (naskah), Serang: Panitia Hari Jadi Pemda Serang, tp.thn., hal. 8. 27Sanyoto, Agus, Wali Songo, Rekonstruksi Lihat juga Djajadiningart, Tinjauan Kritis Sejarah Yang Disingkirkan, dberi pengantar Prof. Tentang Sejarah Banten, hal. 79-80. KH. Said Aqil Siraj, Jakarta: Transpustaka, 31Prof. Amirul Hadi menyimpulkan, bahwa November 2011. Selanjutnya disebut Sanyoto. tentara-tentara Kerajaan Katholik Portugis terlalu 28Djajadiningrat, Tinjauan Kritis Tentang Sejarah percaya diri karena telah berhasil menghancurkan Banten, hal. 85. kekuatan Islam di Malaka, maka mereka pun 29Banyak faktor Portugis berhasil menguasai dapat dengan juga berkuasa di Jawa melalui MoU Malaka 29 Mei 1511, akhlak dan wawasan dengan Raja Hundhu-Budha Pajajaran ini. Faktor kenegaraannya raja lemah, meninggalnya kepercayaan yang berlebhan inilah yang Laksamana Hang Tuah, intrik politik, konflik menguburkan mereka di teluk Jakarta. Lihat dengan negara-negara tetangga, seperti Aceh, Hadi, Amirul, “Pendudukan Portugis atas Malaka Kelantan, dan Barus. Lihat Adil, Buyong, dan Kebangkitan Aceh”, Aceh, Sejarah, Budaya, Sejarah Malaka dalam Zaman Kerajaan Melayu, dan Tradisi, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Indonesia, 2010, hal. 1-11, selanjutnya disebut 1973, hal. 53-87; Sutrisno Kutoyo dan Mardanus Hadi. Uraian tentang sepak terjang kebijakan Sofwan, Sultan Hasanuddin, Riwayat Hidup dan Portugis di Dunia Timur banyak dielaborasi dari Perjuangannya, Jakarta: Mutiara, 1974, hal. 17, karya ini, sungguhpun ada beberapa tambahan selanjutnya disebut Adil. dari sumber lain.

224 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

menguasai wilayah pantai utara Jawa 1492, maka pada tahun yang sama Barat. diawali ekspedisi Christopher Columbus Selain itu mengapa Portugis ke arah barat mendarat di Benua gagal menanamkan kekuasaan sosial Amerika dan Portugis ke Dunia Timur,34 politiknya di Jawa karena ketidak- Afrika, , dan terus ke Nusantara mampuan memahami konflik politik di diekspresikan dalam bentuk penguasaan Jawa atas dasar dorongan agama. Sebab propertinya, yang dibutuhkan bangsa itu Portugis mau bekerja sama dengan Eropa misalnya rempah-rempah.35 Pajajaran karena faktor ini sangat Kesimpulan Prof. Amirul Hadi bahwa penting dalam kebijakan politiknya petualangan Portugis di Dunia Timur dalam konteks menghancurkan Islam. sangat kuat terkait dengan motif Gold Menurut Bernard H.M. Vlekke, cara dan Glory, terutama God.36 Keterangan pandang Portugis ini salah. Karena Hadi di atas diperkuat penjelasan Prof. melihat kasus yang terjadi di Eropa Azyumardi Azra bahwa konflik-konflik Selatan atau di negerinya disamakan kaum Nasrani dan Muslim yang dengan di Jawa. Pada hal tidak demikian puncaknya pada abad ke-19 penguasaan penguasa-penguasa Jawa memandang Barat terhadap Dunia Timur bersumber konflik yang terjadi di antara mereka.32 dari latarbelakang teologi dan historis.37 Dengan demikian, Portugis gagal Menurut Azra, bahwa dari aspek teologi memaknai perpecahan yang terjadi di Islam adalah bid’ah (penyimpangan) kalangan elite Nusantara khusus di pulau agama Kristen dan karena itu harus Jawa, yang berakibat pula salah “digembalakan” ke Tuhan Yesus. Dalam mengambil kebijakan politik. konteks digembalaan ke haribaan Tuhan Pertanyaan sebagian besar Yesus inilah muncul konflik, yang masyarakat sejarawan Indonesia dan umumnya Nusantara adalah mengapa 34Dunia Timur yang dimaksud adalah daerah- Portugis terlibat aliansi meliter begitu daerah yang dilalui garis Katulistiwa dan jauh dan jelas ditujukan kepada Islam mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Afrika Utara, Asia (Barat, Selatan, dan sebagai kekuatan sosial politik, yang Tenggara). Yang pertama memakai istilah ini baru muncul di Nusantara. Kisah ini adalah para ahli (apakah dari Timur atau Barat) kalau dirunut ke belakang bersumber untuk objek kajian dalam konteks kepentingan kepada pengalaman panjang hubungan kolonialisme. Lihat Harun Nasution “Sekapur Islam dan Kristen di Andalusia selama Sirih” dalam Gustave E.von Grunebaum, (ed.), Islam Kesatuan dalam Keragaman, Jakarta: 800 tahun (711-1492 M) di bawah Yayasan Pengkhidmatan, 1983, hal. xv-xix. pemerintahan Islam dan abad 10-13 Ahmad Mansur Suryanegara malahan Masehi dalam Perang Salib (1095- menyebutkan bahwa kedatangan bangsa Barat ke 1299) serta penguasaan Turki Usmani Timur, terutama bangsa Katholik Portugis terhadap ibu kota Kerajaan Katholik dengan mengutip Prof. J. M. Remein dalam bukunya “Aera Eropa” bukan berdagang apalagi Timur Konstantinopel 29 Mei 1453 M mencari persahabatan dengan bangsa-bangsa 33 menyimpan “bara sejarah”. Lalu, Timur, melainkan tujuan kedatangannya untuk kekuatan sosial politik Islam di Spanyol merampok. Lihat Suryanegara, Menemukan diganti penguasa Katholik 2 Januari Sejarah, hal. 121. 35Jack Tyrner, Sejarah Rempah, Dari Erotisme sampai Inperialisme, (Spice, The History of A 32 Vlekke, “Muslim dan Portugis”, Bab IV, Temptation), terj. Julia Absari, Jakarta: Sejarah Nusantara, hal. 109. Komunitas Bambu, 2011. 33Baca Goddard, Hugh, Sejarah Perjumpaan Islam 36Hadi, Amirul, “Pendudukan Portugis atas dan Kristen, Titik Temu dan Seteru Dua Malaka dan Kebangkitan Aceh”, Aceh Sejarah, Komunitas Agama Terbesar Dunia, Jakarta: PT. Budaya, dan Tradisi, hal. 3-4. Bandingkan Serambi Ilmu Semesta, Januari 2013, selanjutnya dengan studi Prof, Ahmad Mansur Suryanegara, disebut Goddard. Azra, Azyumardi, Pergolakan Menemukan Sejarah, Wacana Pergerakan Islam, Politik Islam, sub bab “Citra Barat tentang Islam: hal. 120-124 pada catatan kaki nomor 42. Keberlanjutan dan Perubahan”, Jakarta: 37Azra, Azyumardi, Pergolakan Politik Islam, Paramadina, Mei 1996, hal. 195-210. hal. 195-210, hal. 211-227, hal. 229-243.

Saidun Derani : Ulama Betawi … 225

terkadang konflik itu berdarah-darah 1415 dipimpin Pangeran Henry. Prestasi ketika masuk kepentingan politik dan ini dianggap “tahap awal ekspansi ekonomi di dalamnya yang dibungkus bangsa Eropa ke seluruh dunia.”42 atas nama Tuhan. Jadilah rumpun agama Sukses berikutnya diikuti Vasco da Ibrahimi ini saling bunuh dan saling Gama berdasarkan keterangan Bato- fitnah yang sampai sekarang masih lomeu Dias mengenai pelayarannya ke terlihat jelas dalam kasus penghancuran kawasan paling selatan Afrika.43 Dia Negara Irak atas nama keadilan Barat berhasil sampai di Calicut (India) dan dipimpin Amerika tahun 2003 membuka pusat perdagangan di sana dikomando oleh George W. Bush Jr atas tahun 1497 dan lima tahun kemudian nama “Perang Salib”. (1502) ditaklukkannya.44 Tahun berikut- Argumen ini diperkuat Bernard nya dilanjutkan Alfonso de Albuquerque H. M. Vlekke, Guru Besar Sejarah Timur datang ke India dan akhirnya ditunjuk Leiden, Belanda, yang menyebutkan sebagai Gubernur Jenderal yang bahwa motif utama kedatangan Portugis menaklukkan Goa tahun 1510 sebagai ke Nusantara adalah yang utama bukan pangkalan Portugis di India. Dari India, kepentingan rempah-rempah yang Portugis menduduki Malaka 29 Mei memang merupakan sumber peng- 1511.45 Prestasi gemilang yang diraih hasilannya di kepulauan Timur Nusan- Portugal menguasai dua benua dalam tara, tetapi motif semangat Perang satu abad memunculkan pertanyaan Salib.38 Hal ini sangat berhubungan besar, bagaimana negeri kecil ini mampu dengan berabad-abad Portugis berperang melakukan itu dalam waktu relatif dengan orang “Moor”39 di negeri singkat. mereka. Dan pasca keberhasilan me- Dalam berbagai diskusi46 ngusir orang-orang “Moor” dari bumi disimpulkan bahwa pada abad 16 M Iberia, kemudian diteruskan melakukan kekuatan sosial politik Islam mengalami serangan ofensif ke Afrika Utara. Bagi disintegrasi karena faktor konflik Portugis di mana pun menemukan orang- internal sesama. Hal ini juga ikut orang Islam adalah musuh yang patut memberi sumbangan terbesar dilenyapkan dari muka bumi.40 kebangkitan Eropa Barat yang Sebenarnya Kerajaan Katholik puncaknya terjadi pada awal abad 20 Portugis adalah sebuah negeri kecil dan menguasai hampir semua teritorial Dunia lemah dari segi ekonomi tetapi mampu Timur. Dalam konteks inilah memahami menjelajahi dunia dalam waktu singkat. kritik tokoh Islam Indonesia, Dr. Prestasi ini didorong kebutuhan yang besar terhadap emas dan perak di Eropa ketika itu, baik untuk permintaan pasar 42C.R. Boxer, Four Cennturies of Portuguese maupun memenuhi ambisi istana. Hal Expansion, 1415-1825: A Succinct Survey, Berkeley and Los Angeles: University of inilah menjadi faktor ekspansi Eropa California Press, 1969, hal. 5. 41 pertama, diawali menaklukkan Ceuta 43Edgar Prestage, The Portuguese Pioneers, terletak di barat laut Afrika Utara tahun London: Adam & Charles Black, 1966, hal.222- 6. 44Edgar Prestage, The Portuguese Pioneers, hal. 38Vlekke, Bernard H.M., “Muslim dan Portugis”, 248-269; C.R. Boxer, Four Cennturies, hal. 12- Bab IV, Sejarah Nusantara., Jakarta: KPG, 2010, 14; G.R. Crone, The Discovery of the East, cet. Ke-5, hal. 97, selanjutnya disebut Vlekke. London: Hamisih Hamilton, 1972, hal. 27-39. 39Istilah yang dilekatkan kepada kaum Musim di 45G.R. Crone, The Discovery of the East, hal. 46- Spanyol di bawah penguasa Katholik dalam 54. konteks merendahkan harkat dan martabat, 46Diskusi dimaksud adalah kuliah-kuiah kelas termasuk status sosialnya di masyarakat. Islam Asia Tenggara yang penulis asuh diikuti 40 Vlekke, “Muslim dan Portugis”, Bab IV, mahasiswa dengan berbagai latar belakang aliran Sejarah Nusantara, hal. 107-108. keislaman pada Departemen Sejarah dan 41P. Moon, Imperialism and World Politics, New Kebudayaan Islam pada Fakultas Adab dan York: The Macmillan Company, 1964, hal. 9. Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

226 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

Mohammad Natsir, tentang dunia Islam, menyebutkan bahwa umumnya kaum bahwa kondisi umatnya “ibarat buih bangsawan Eropa memiliki semangat yang diterbangkan angin”.47 Crusaded dan jiwa petualangan.51 Dalam Memang fakta lapangan konteks inilah Hadi menegaskan bahwa menunjukkan bahwa ada beberapa faktor betapa besar komitmen keagaman bangsa dibalik kesuksesan Portugis itu; Portugis, sehingga Pangeran Henry kemajuan teknologi navigasi, konstruksi sendiri terlibat aktif dalam gerakan kapal untuk tujuan-tujuan dagang dan missionaris Kristen.52 Demikianlah, perang, serta teknologi senjata.48 Selain “maju-mundurnya kegiatan missionaris itu juga faktor lebih penting adalah Kristen di Timur berhasil atau gagal agama dan niaga, yang kedua hal ini sangat bergantung kepada para pendiri dianggap kunci sukses ekspansi Portugis. kerajaan.”53 Kebijakan sosial dan Penaklukkan Ceuta, mayoritas pendudu- keagamaan bangsa Portugis ini dikenal knya muslim, misalnya, dimotivasi dengan istilah Parado “perang yang semangat Crusade dan Trading. Dalam tidak mengenal belas-kasihan melawan konteks ini J.H. Parry mengatakan: orang-orang Islam dan sikap bersahabat Ceuta menawarkan beberapa serta toleran terhadap penyembah keuntungan sebagai sebuah berhala.”54 Dikatakan Amirul Hadi pangkalan untuk masuk ke wilayah bahwa hubungan antara kolonialisme Maroko, atau menyerang Portugis dengan agama Katholik, Giblartar, benteng lain milik kaum mengutip Laurence A. Noonan sebagai Muslim di kawasan barat berikut: Mediterania selain dibutuhkan Hampir tidak ada sejarawan yang bagi eksplorasi dan perniagaan menyangkal bahwa agama yang sistematis di Afrika. Dengan memainkan peran yang sangat pendudukan Ceuta, ini artinya signifikan dalam perkembangan bahwa gerak Perang Salib (1095- kolonialisme bangsa Portugis; 1299 M) memasuki fase modern di kemana saja mereka pergi, mana perang terhadap Islam pendeta-pendeta mereka ikut dimaknai dengan penyebaran serta; di mana saja mereka agama Kristen, perniagaan dan tinggal, gereja bermunculan senjata bangsa Eropa ke penjuru bersama dengan benteng dan dunia.49 pusat perniagaan; dan membawa Menyatunya unsur “perang suci” penduduk pribumi ke dalam dan “niaga” bukan karakteristik ekspansi Kristen merupakan sebuah Portugis saja,50 karena negara-negara kebahagiaan yang dirasakan para Eropa lainya seperti Spanyol, misalnya pedagang dan juga pendeta.55 melakukan hal yang sama. Perry Sukses menduduki Goa pada tahun 1510, Albuquerque 2 Mei 1511 47Natsir, Mohammad, Kebudayaan Islam dalam Perspektif Sejarah, Jakarta: Girimukti Pasaka, meninggalkan Cochin ke Malaka dengan 1988, hal. 280-282. Praktinya, A.W., (ed.), Pesan 18 kapal membawa 800 orang Portugis Perjuangan Seorang Bapak, Percakapan antar Generasi, Jakarta: Dewan Dakwah Islam Indonesia dan Laboratarium Dakwah, 1989. 48J.H. Parry, The Establishment of the European 51J.H. Parry, The Establishment, hal. 10-11. Hegemony, 1415-1715, New York and Evanston: 52Hadi, “Pendudukan Portugis atas Malaka dan Harper Torchbooks, 1966, hal. 13-25. Kebangkitan Aceh”, hal. 4. 49J.H. Parry, The Establishment, hal. 10-11. 53Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol. 50C.R. Boxer, Four Cennturies of Portuguese I, Book I, hal. 229. Expansion, hal. 5-6; Donald F. Lach, Asia of the 54Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol. Making Europe, Vol. I, Book I, Chicago and I, Book I, hal. 233. London: The Universiity of Chicago Press, 1965, 55 Lihat Hadi, “Pendudukan Portugis atas hal. 50-52. Malaka, hal. 4.

Saidun Derani : Ulama Betawi … 227

dan 600 Malabar56 yang sebelumnya Jesuit pertama didirikan di Malaka pada sudah dirintis Diogo Lopez de Sequeria tahun 1549 dan 9 tahun kemudian 11 september 1509. Setelah menguasai Malaka menjadi sebuah kota keus- Malaka, Albuquerque kembali ke Goa kupan.60 Di sini terlihat jelas upaya Desember 1511 dengan empat kapal serius Portugal menjalankan missi suci layar. Diberitakan bahwa kapal-kapal ini yang tidak hanya mengkristenkan dipenuhi berbagai jenis barang rampasan Malaka, akan tetapi juga wilayah dan kekayaan Kesultanan Melaka, yang Nusantara, bahkan mencapai Jepang dan dideskripsikan F.C. Danvers sebagai Cina. ”harta rampasan termahal yang pernah Berbeda dengan di Goa di mana diperoleh Portugis sejak tiba di India.”57 missi kristenisasi sukses- Xavier Dalam perjalana ke India, kapal tersebut menyebutnya ”sebuah kota yang secara diterpa badai dan tenggelam di lepas keseluruhan Kristen”61, tetapi di Malaka pantai Sumatera, dekat Aru. Dan dan sekitarnya mengalami kegagalan.62 akhirnya tiba juga di India bersama Akhirnya, kota pelabuhan ini hanya dengan dua kapal lainya awal Februari berfungsi sebagai “pusat administrasi 1512.58 bagi gereja.”63 Jadi, entrepot ini hanya Goa adalah tempat Portugis berperan sebagai batu loncatan bagi misi meraih sukses dalam kegiatn missionaris. kristenisasi terutama Sulawesi, Maluku, Untuk itu tahun 1534 Bishop Goa diberi Ambon, Ternate, Jepang, Cina, Filipina, yurisdiksi keagamaan untuk wilayah dan Kamboja.64 Kekuasaan Portugis yang membentang dari cape of good berakhir di Malaka 14 Januari 1641 hope di barat dan kepulauan China di akibatkan dikalahkan Belanda.65 timur.59 Dalam konteks sukses di Goa Faktor lain yang ikut berperan inilah Portugal mencanangkan melemahka aktifitas perniagaan di missionnaris Kristen di Malaka dengan Malaka adalah resistensi Jawa sebagai membangun beberapa gereja besar dan pemasok utama beras. Blokade militer megah serta mendatangkan para pen- dan ekonomi kerajaan-kerajaan di dakwahnya. Misi kristenisasi pertama Nusantara juga memperburuk suasana. tiba di kota ini sekitar 1545-1546 Selama Malaka dikuasai Portugis, para dipimpin St. Francis Xavier. Kketika niagawan Muslim tidak berminat dalam perjalanan ke Maluku, Jepang dan mengunjungi entrepot ini dan beralih ke Cina, dia singgah di Malaka sebanyak berbagai pelabuhan lainnya di Nusantara; dua kali tahun 1550 dan 1553. Sekolah Aceh, Johor, Deli, Perak, dan Bantam. Selain itu, Portugis juga harus

56Richard O. Winstedt, A History of Malaya, : Marican and Sons, 1961, hal. 66. 60I. A. Macgregor, “Notes on Portuguese in Keterangan yang berbeda diberitakan R.S. Malaya, hal. 39. Whiteway yang menyebutkan bahwa perjalanan 61Surat Francis Xavier kepada Loyola, Lisbon, 23 laut ini “berangkat pada tanggal 20 April 1511 Juli 1540 dalam Schurhammer dan Wicki, eds., dengan 18 kapal yang membawa 600 orang Epistolac S. Francisi Xavierii Aliaque eius bersenjata selain para budak”. Lihat R.S. Scripta, I, Roma, 1945, dikutip dalam Donald F. Whiteway, The Rise of the Portuguese Power in Lach, Asia of the Making Europe, Vol. I, Book I, India 1947-1550, London: Susil Gupta, 1967, hal. 247. Lihat juga Amirul Hadi, “Pendudukan hal. 141. Portugis atas Malaka dan Kebangkitan Aceh”, 57F.C. Danvers, The Portuguese in India, Vol. I, hal. 7. hal. 239. 62I. A. Macgregor, “Notes on Portuguese in 58F. J. A. Moorhead, A History of Malaya, Vol. I, Malaya, hal. 39. hal. 175-176; Richard O. Winstedt, A History of 63Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol. Malaya, hal. 71; R.S. Whiteway, The Rise of the I, Book I, hal. 287. Portuguese Power in India 1947-1550, hal. 144- 64Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol. 145. I, Book I, hal. 286. 59Donald F. Lach, Asia of the Making Europe, Vol. 65F. J. A. Moorhead, A History of Malaya, Vol. I, I, Book I, hal. 235. hal. 234.

228 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

menghadapi serangan militer dari Aceh, Teori Guru Besar Sejarah Universitas Johor, Jawa, dan Ternate,66 yang melihat Indonesia ini juga sudah penulis bantah, bangsa Eropa (Selatan) ini sebagai bahwa kecil kemungkinan terjadi konflik musuh ekonomi dan agama. Dalam Demak dan Majapahit serta kerajaan- konteks semangat semacam inilah hemat kerajaan Nusantara bercorak Hindhu penulis memahami mengapa tindakan Budha,69 karena sentimen agama sebagai meliter yang diambil Demak terhadap diterminan utama. Sebab itu menurut Bandar Calapa 22 Juni 1527 di atas.67 penulis buku-buku yang ada sekarang Demikianlah, fakta sejarah terjadi sebagai bahan ajar menyangkut masalah di pentas Nusantara, bahwa agama bukan ini perlu direvisi dan diberi interpretasi menjadi faktor diterminan konflik. Akan baru sehingga tidak terjadi kesalahan tetapi kenyataan lapangan ditemukan pahaman. bahwa buku-buku atau bahan ajar baik Teori kedua ini umumnya diikuti yang dipakai sekolah Dasar dan sejarawan Universitas Indonesia,70 antara Menengah Kemenag maupun Kemen- lain Prof. Uka Tjandrasasmita, Prof. dikbud dikisahkan latar belakang konflik Hasan Muarif Ambary, kemudian lebih antara Demak dan Pajajaran, justru akhir diteruskan Prof. Azyumardi Azra faktor agama terlihat menonjol. dan Prof. M. Dien Madjid.71 Bahkan dua Bukankah sikap toleran begitu tinggi Guru Besar Sejarah dan Kebudayaan misalnya kasus Kerajaan Hindhu-Budha Majapahit melindungi Muslim Champa dari kelalilam Raja Vietnam 69Derani, Saidun, “Islam dan Budaya, Cara sebagaimana penulis katakan di muka. KH.Ahmad Dahlan Merespons Perubahan Sosial Perspektif Historis”, Al-Turats, Mimbar Sejarah, Dan hal ini sudah pernah dalam suatu Sastra, Budaya dan Agama, Vol. XVIII No. 1, kesempatan lokal karya Penulisan Januari 2012, hal. 57-79. Islamisiasi di Jawa Sejarah Islam Indonesia Kementerian lebih bersifat persuasif, maka pendekatan sufistik Agama tahun 1990-an penulis yang lebih toleran diutamakan. Karena bersifat mengusulkan supaya ada peninjauan sufistik, kecendrungan syahwat kepada kekuasaan lemah. ulang penulisan tentang beberapa subyek 70Kedua beliau ini, yaitu Prof. Uka Tjandrasasmita Sejarah Islam Indonesia masalah dan Prof. Hasan Muarif Mabry, diakhir karir hubungan Islam dengan beberapa kependidikannya mengajar di IAIN Syarif kerajaan yang bercorak Hindhu Budha Hidayatullah Jakarta. 71 sehingga tidak terjadi kesalahan Lihat Kartodirdjo, Sartono, dkk., Sejarah Nasional Indonesia, Jaman Pertumbuhan dan pemahaman generasi muda Indonesia Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia, ed. mendatang. Salah contoh dapat dibaca Uka Tjandrasasmita, Jakarta: Balai Pustaka, karya Prof. Slamet Mulyana yang 1977, hal. 84-127. Informasi yang penulis terima menyebutkan, bahwa kejatuhan Kerajaan dari Prof. Uka sebelum wafat, bahwa SNI jilid 3 Majapahit karena agresivitas Islam.68 itu murni karya beliau. Tahun 2000 Menara Kudus menerbit ulang dengan judul “Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota 66F. J. A. Moorhead, A History of Malaya, Vol. I, Muslim di Indonesia dari Abad ke-13 sampai hal. 190-213. Abad ke-18”. Tjandrasasmita, Uka, Arkeologi 67Derani, Sejarah Sosial Politik Kesultanan Islam Nusantara, Sub bab I, “Kedatangan Islam Jayakarta, Jakarta: Adabi Pres, 2012, hal. 52. di Nusantara: Refleksi, hal. 11-36; Ambary, 68Lihat Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hasan Muarif, Menemukan Peradaban Jejak Hindu Djawa dan Timbulya Negara-negara Arkeologis dan Historis Islam Indnesia, Jakarta: Islam di Nusantara, Djakarta: Bhratara, 1968; Logos Wacana Ilmu, Desember 1998, sub bab Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu “Islamisasi Indonesia”, hal. 55-61. Selanjutnya Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di disebut Ambary; Azra, Islam Nusantara, Nusantara, Yogyakarta: LkiS, 2005 pengantar Jaringan Global dan Lokal, Bandung: Mizan, Dr. Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI. 2002, hal. 13; Madjid, M. Dien, “Awal Kesimpulan lain Prof. Slamet Muljana dalam Perkembangan Islam di Jakarta dan Pengaruhnya karyanya ini bahwa tokoh penyebar Islam di Hingga Abad ke-17”Sunda Kelapa Sebagai Jawa yang dikenal dengan “Wali Songo” adalah Bandar Jalur Sutera, ed. L.Z. Leirissa, Jakarta: keturunan etnis Tionghoa. Depdikbud, 1977, hal. 51-67.

Saidun Derani : Ulama Betawi … 229

Islam Asia Tenggara di Fakultas Adab cara pemaksaan kepada penduduk untuk dan Humaniora UIN Syahid Jakarta menganut Islam. Sejauh ini penulis tidak tersebut tidak menyinggung masalah ini menemukan data-data pendukungnya. dalam karya-karya mereka lebih Jadi, dalam konteks perspektif historis, mendalam dan serius. Demikianlah, hal-hal yang penulis sebutkan itu masih buku-buku ajar yang dipakai selama ini terus mengalir di Tatar Sunda itu sampai di lingkungan Kementerian Agama sekarang, dan menemukan momen- maupun Kementerian Pendidikan dan tumnya ketika berdiri kekuatan sosial Kebudayaan Indonesia mulai dari politik Islam dikenal dengan Kesultanan Tingkat Dasar dan Menengah, juga di Jayakarta. Atas dasar inilah argumen Perguruan Tinggi, masih merujuk kepada teori kedua, bahwa islamisasi Bandar pendapat (mazhab) Dr. Pangeran Aria Calapa baru dimulai abad 16. Hossein Djajadiningrat di atas, bahwa Demikianlah, dalam studi sejarah Islam baru diperkenalkan di Jakarta pada kebenaran sebuah teori akan bertahan abad ke-16. sejauh belum ada bukti lain untuk Pertanyaannya adalah manakah membantahnya. Dan kelahiran sebuah kedua teori itu yang paling kuat dan teori sebagai landasan penjelasan fakta menjadi pegangan masyarakat sejarah. lapangan akan diterima masyarakat Hemat penulis, kedua teori di atas ada sejauh tidak ada mempersoalkannya. benarnya karena sama-sama memakai sumber sejarah, walaupun teori pertama Ulama Sebagai Elite Sosial Betawi lebih mengandalkan sumber lokal dan Pada 30 Mei 1619 M VOC China. Tetapi kalau diperhatikan tradisi- Belanda menghancurkan istana Kesul- tradisi sosial dan keagamaan orang-orang tanan Jayakarta serta pranata sosial Betawi yang masih eksis dan hidup keagamaan seperti masjid-masjid dan sampai sekarang, maka tidak ada lembaga pendidikan Islam. 73 Akibat kesimpulan lain bahwa benar ada lebih jauh dari peristiwa ini terjadi kesamaan dengan tradisi keagamaan disintegrasi sosial politik umat Islam. Muslim Champa. Ini artinya bahwa Tetapi dari aspek dakwah, Islam islamisasi memang sudah ada berawal berkembang ke berbagai wilayah dari ulama Islam asal Champa. pinggiran Jakarta sebagai penolakan Demikianlah, sekurang-kurangnya Islam (resistensi) terhadap kolonial VOC sudah mulai dikenalkan di bumi Sunda diikuti dengan lahirnya lembaga-lembaga Kelapa, yang sekarang menjadi Jakarta keagamaan seperti masjid yang berfungsi tanah orang-orang Betawi, pada abad 15 sebagai tempat ibadah juga untuk Masehi dengan cara-cara yang persuasif dan tidak menimbulkan penolakan rakyat 73 setempat sehingga menemukan momen- Cortessao, Armando, The Suma Oriental of Tome Pires, 2 Vol, London: Hakluyt Society, tumnya ketika berdiri kekuatan sosial 1944, hal.172; Zuhdi, Susanto, “VOC: Awal politik Islam Kesultanan Jayakarta. Penjajahan di Indonesia”, dalam VOC di Adapun teori kedua tidak ada argumen Kepulauan Indonesia, Berdagang dan Menjajah, lain, memang sumber Barat dan lokal Andi Lolo, (ed.), Den Haag: Kedubes RI, 2002, jelas memberitakannya, bahwa islamisasi hal. 1-27; Gonggong, Anhar, “Perjumpaan 72 Nusantara-Indonesia dengan Belanda, dari VOC- Bandar Calapa menggunakan politik. Hindia Belanda sampai Republik”, dalam VOC di Teori ini juga sah saja dipakai, memang Kepulauan Indonesia, Berdagang dan Menjajah, fakta sejarahnya demikian. Tetapi, Andi Lolo, (ed.), Den Haag: Kedubes RI, 2002, apakah Fatahillah menggunakan cara- hal.35-54; Luhulima, C.P.F., Motif-Motif Ekspansi Nederland dalam Abad 16, No. II/14, Jakarta: LIPI, t.thn.; Boxer, C.R., Jan Kompeni, 72Derani, Saidun, Kesultanan Jayakarta, Sejarah Sejarah VC dalam Perang dan Damai 1602- Sosial Poitik, sub bab “Berdirinya Pemerintahan 1799, Jakarta: Sinar Harapan, 1983. Uraian dan Jayakarta”, Jakarta: Adabi Press, 2012, hal. 39- analisis tentang VOC Belanda berikut ini 68, selanjutnya disebut Derani. besumber dari berbagai karya di atas.

230 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

pembinaan umat.74 Demikianlah, sejak orang Betawi sebagai sebuah komunitas awal abad ke-17 umat Islam Jayakarta yang memiliki kesadaran untuk meru- diperkenalkan dengan ideologi kolo- muskan jati dirinya yang berdiri sama nialisme, sebuah paham yang menem- tegak dengan etnis-etnis lain di patkan rakyat sebagai budak di mana hak Nusantara.77 ekonominya dieksploitasi dan hak Keterpurukan harkat dan politiknya direndahkan harkat dan martabat masyarakat Betawi ini akibat martabatnya.75 Sejak itu kaum muslim penjajahan baik ekonomi dan kejiwaan menyingkir ke pinggiran Jakarta, semakin parah abad 19. Dari aspek terutama ke wilayah selatan dan timur ekonomi, mereka diekploitasi habis- dikenal Jatinegara Kaum yang sampai habisan zaman penjajahan di bawah sekarang masih eksis tradisi-tradisi Daendels (1801-1811 M) dan diteruskan peninggalan dari keturunan Pangeran periode Gubernur Jenderal Rafles (1811- Jayakarta seperti budaya muludan, 1816 M) melalui penyewaan dan ratiban, shalawatan, dan zikiran. Dalam penjualan tanah dikenal dengan tanah konteks ini kaum muslim kehilangan partikelir (sewa beli tanah) kepada pemimpin formal seiring dengan company dagang (kelompok) atau pun kejatuhan kekuatan sosial politik Islam perorangan. Van Delden menyebutkan berpusat di Keraton Jayakarta. Barulah bahwa tanah-tanah yang ada di Jakarta, kemudian pada paruh akhir abad ke-19 Tangerang, dan Bogor dikuasai 304 tuan M kepemimpinan sosial Betawi tanah partikelir, terdiri dari orang-orang dipegang elite agama. Eropa, China, dan Arab. Di wilayah Kisah ini berawal dari lahirnya Meester Cornelis (sekarang Jatinegara) kelompok terpelajar Betawi studi ke saja, yang merupakan bagian wilayah Timur Tengah menuntut ilmu-ilmu Batavia, terdapat 48 tuan tanah Eropa, 73 keislaman, terutama ke Haramain, yaitu China, dan 21 Arab. Yang menjadi Makkah dan Madinah pada akhir abad masalah bahwa rakyat yang mendiami ke-18, dan semakin meningkat pada abad tanah yang dikuasai itu wajib kerja rodi ke-19 Masehi, seiring dengan dibukanya (paksa) untuk kepentingan pemerintah terusan Suez.76 Dr. Adian Husaini kolonial dan tuan tanah pemilik tanah menyebutkan bahwa kelahiran kelompok sewa itu. Dalam konteks ini rakyat terpelajar (creative minority) ini dapat Betawi termiskinkan secara struktutal mengangkat harkat dan martabat orang- dan dari aspek kejiwaan (psikis) mereka terhina dan dihina harga dirinya karena 74Di antara masjid-masjid itu adalah Masjid diperlakukan sewenang-wenang tanpa Assalafiah di Pulo Gadung (1620 M), Masjid Al hukum yang berkeadilan. Dalam jangka Atiq, Kebon Baru-Cawang (1630-an M), Masjid waktu lama keresahan hati yang Al Makmur Tanah Abang (1620-an M), Masjid terpendam ini membutuhkan penolong Angke (April, 1761 M), Masjid Jami’ Tambora (1762 M), Masjid Istiqomah (1805 M) dan tetapi kemana harus mangadu dan Masjid Istikmal (1875 M) di Tegal Parang berlindung, sedangkan pihak pemerintah (Mampang Prapatan). Chair, Abdul, kolonial (pengadil) justru berpihak Perkembangan Agama Islam di Jakarta Abad kepada pemilik modal, para pengusaha XVII-XIX, laporan penelitian, Jakarta: P3M IAIN penyewa tanah partikelir tersebut. Jadi, Jakarta, 1995. 75al-Attas, Hossien, Mitos Pribumi Malas, Citra rakyat Betawi melihat elite agama adalah Orang Jawa, Melayu, dan Philifina dalam satu-satunya tempat mengadu, Kapitalisme Kolonial, Jakarta: LP3ES, 1988, berlindung, dan melepaskan beban yang hal. 1-3. dirasakan demikian berat. Dalam konteks 76Studi mendalam tentang kisah perjalan pelajar Nusantara ke Haramain, dapat dibaca Madjid, M. Dien, Berhaji di Masa Kolonial, Jakarta: CV. 77Husaini, Adian, “Indonesia Masa Depan: Sejahtera, 2008; Putuhena, M. Saleh, Perspektif Peradaban Islam”, Tri Shubhi Historiografi Haji Indonesia, Yogyakarta: LKiS, Abdillah, (ed.), Membangun Peradaban Dengan 2007. Ilmu, Depok: Kalam Indonesia, 2010, hal. 64.

Saidun Derani : Ulama Betawi … 231

inilah penulis melihat mengapa rakyat pujian atau mengingatkan kesalahan Betawi begitu menghormati para ulama seseorang (semacam tausiyah) dijiwai sebagai pemimpin mereka. Jadi, faktor dengan ruh Islam. Semua itu merupakan sejarah yang menyebabkan elite agama ekspresi dari pengagungan Asma Allah menduduki posisi signifikan rakyat swt dan sekaligus sebagai peneguhan Betawi yang terus eksis sampai sekarang. jati diri orang-orang Betawi sebagai Demikianlah, dasar-dasar muslim. islamisasi rakyat Betawi telah diletakkan Pendapat di atas diperkuat studi ulama. Dalam konteks inilah menurut Zafar Iqbal menjelaskan bahwa ruh dari penulis memaknai penegasan Buya kebudayaan Betawi dijiwai ajaran Islam Hamka (w. 1981 M), seorang ulama terlihat dari dialek bahasanya yang Indonesia kelahiran Sumatera Barat, egaliter, seni budaya, foklore, adat yang begitu disegani pemerintah Orde istiadat, dan prosesing ritual pernikahan, Baru (1967-1998) bahwa betapa kuatnya pembuatan rumah, dan pranata sosial orang Betawi memegang agama dan keagamaan yang dibangun dalam tradisi Islam. Selama 350 tahun dijajah konteks mengidentifikasikan rasa kede- Belanda tetapi jarang sekali terdengar katan dengan Sang Pencipta.81 Dalam anak Betawi masuk Serani,78 hubungan ini, Abdul Chaer, Budayawan sungguhpun hidup dalam kemiskinan Betawi, kelahiran Tanah Abang, dan kekurangan ilmu pengetahuan tetapi menjelaskan bahwa Foklore Betawi itu jika masuk Serani (Kristen) merupakan begitu hidup di tengah-tengah rakyat sebuah aib yang besar. Jadi, fakta historis Betawi dan menjadi kosmologi kehi- ini menolak anggapan yang berkembang dupan mereka. Bahkan dikatakan bahwa di masyarakat, bahwa kemiskinan lebih adat-istiadat yang tumbuh dan mudah mendorong seseorang menjadi berkembang itu merupakan bagian dari murtad.79 Kenyataan ini semakin dinamika budaya yang ada. Disebutkan diperkuat pengakuan budayawan dan bahwa tanpa Foklore, maka rakyat politisi Betawi, Ridwan Saidi, bahwa Betawi keahilangan makna.82 kekentalan orang-orang Betawi dengan Islam sudah berlangsung lama sejak zaman penjajahan VOC Belanda.80 81Iqbal, Muhammad Zafar, Islam di Jakarta: Studi Begitu kuat ruh Islam merasuk ke dalam Sejarah Islam dan Budaya Betawi, Disertasi jiwa rakyat terlihat dari pembacaan zikir, Doktor, Jakarta: Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syahid Jakarta, Ratiban, Manâkiban Syaikh Samân, 2002. Mulûdan, Isrâ’an, Barzanjian, dan 82Folklor berasal dari kata folk berarti rakyat, dan Nibâan, begitu semarak dilaksanakan di kata lor berarti adat dan pengetahuan, ketika tengah-tengah masyarakat. Belum lagi digabung menjadi folklor berarti adat dan aspek seni budaya di dalam bentuk pengetahuan tentang rakyat. Tetapi sebagai sebuah istilah, folklor mengandung konsep “adat pantun dan prosa dikaitkan dengan istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diturunkan secara turun temurun, tetapi tidak dibukukan. Adapun yang dimaksud dengan adat 78Hamka, “Beberapa Perhatian tentang istiadat tradisional adalah tata kelakuan yang Perkembangan Islam di Jakarta” dalam Ridwan merupakan kebiasaan di dalam suatu masyarakat Saidi, Orang Betawi dan Modernisasi Jakarta, yang diwariskan dari satu generasi kepada Jakarta: LSIP, 1994, hal. 210-213. Selanjutnya generasi berikutnya. Sedangkan cerita rakyat disebut Hamka. adalah cerita yang ada dan berkembang di 79Murtad adalah seorang Muslim yang melakukan kalangan rakyat tanpa diketahui siapa konversi (pindah atau ke luar) dari Islam pengarangnya maka bersifat anonim. Sebab itu kemudian memeluk agama lain, misalnya sebagai folklor cerita rakyat itu tidak dituliskan konversi ke Katholik atau Protestan. atau dibukukan, tetapi tetap sebagai cerita lisan. 80Saidi, Ridwan, Profile Orang Betawi, Asal Lihat Chaer, Abdul, Folklor Betawi, Kebudayaan Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadatnya, Bab dan Kehidupan Orang Betawi, Depok: Masup VI, “Seni dan Tradisi”, Jakarta: PT. Gunara Kata, Jakarta, November 2012, hal. 1. Selanjutnya 2004, hal. 113-169. Selanjutnya disebut Saidi. disebut Chaer.

232 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

Berkelindannya Islam dalam utama rakyat Betawi bertindak dan kebudayaan rakyat Betawi ini tentu saja bersikap. Untuk memperkuat argumen tidak dapat dipisahkan dari peran ulama. ini, penulis mengamati kasus-kasus Sekitar 200 tahun lalu pada masa sosial (public issues) seperti tawuran pemerintahan Inggris (1808-1816), Sir antar warga yang terjadi di Johar Baru, Thomas Stanford Raffles memuji Jakarta Pusat, DKI misalnya karena tidak kegigihan perjuangan ulama Betawi melibatkan ulama, maka belum juga memajukan rakyatnya. Pujian ini dapat diatasi akar masalahnya secara disampaikan dalam peringatan ulang tuntas.85 Begitu pula hal yang terkait tahun Bataviasch Genootschap, sebuah dengan pelaksanaan kebijakan lembaga kesenian beranggotakan warga pemerintah Keluarga Berencana (KB) Kristen. Prihatin terhadap keberhasilan yang banyak dicemaskan pengamat dakwah ulama Betawi, dia meminta demografi sebagai “bom waktu” jumlah lembaga itu belajar dari mereka. Masih pertambahan penduduk yang tidak menurut pendiri Singapura itu bahwa terkendali sangat sulit diterima rakyat awal abad ke-19 al-Qur’an sudah kalau tidak mengikutsertakan ulama.86 menjadi bacaan di -kampung. Demikianlah, kedudukan ulama87 dikenal Jika saat itu dikatakan sebagian besar

masyarakat Nusantara buta huruf Latin, 85Kiki, Rakhmad, “Percayakan Kepada Ulama”, tidak demikian dengan huruf Arab Jawi Republika, Dialog Jumat, 27 Mei 2011, hal. 9. yang merupakan bacaan dalam bahasa 86Peran ulama dikaitkan dengan pemberdayaan Malayu. “Jika sukses para muballigh ini masyarakat pendekatan sosiologis dapat dibaca dibiarkan, mungkin dapat menimbulkan laporan studi diberi pengantar Taufik Abdullah, yang menyebutkan bahwa kontribusi ulama hal-hal yang berbahaya bagi begitu signifikan di masyarakat karena kelangsungan penjajahan”, kata Raffles. kedudukan mereka sebagai ”jembatan” antara Seperti layaknya meneruskan perang tradisi besar dan tradisi kecil. Lihat Abdullah, Salib, sekalipun Belanda tidak sekeras Taufik, (ed.), Agama dan Perubahan Sosial, Spanyol, tetapi tetap menunjukkan Jakarta: CV. Rajawali kerja sama dengan Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial (YIIS), 1983. kebencian terhadap ulama dan Selanjutnya disebut Taufik. 83 mubaligh, demikian kesimpulan Alwi 87Penulis melihat secara sosiologis di masyarakat Shahab, wartawan senior Republika dan Indonesia ada empat katagori ulama, yaitu ulama penulis produktif masalah-masalah yang meninggal, kedua, ulama yang kebetawian. meninggalkan, ketiga, ulama yang ketinggalan, keempat, ulama yang ditinggalkan. Ulama yang Dalam konteks inilah menurut meninggal, yaitu ulama yang menekuni ilmunya penulis memahami pernyataan Christian mendidik umat dan umumnya mereka banyak Snouck Hurgronje (w. 1936 M), arsitek melahirkan generasi penerusnya serta menjadi utama Islam Politik Hindia Belanda, panutan umat. Adapun ulama yang bahwa orang-orang Betawi sangat meninggalkan, yaitu ulama yang ke luar dari pakemnya sebagai ulama dan lebih cendrung ke fanatik dengan Islamnya sebagai dunia politik praktis sehingga meninggalkan penghalang utama Belanda (penjajah) dunianya “sebagai pewaris Nabi”, misalnya kita menanamkan pengaruhnya di tanah lihat pernah dialami KH. Zainuddin MZ lalu Betawi.84 Jadi, temuan di atas sangat kembali ke khittahnya sebagai ulaman. Ada lagi jelas menempatkan Islam menjadi kehancuran wibawa Pondok Pesantren Sribandung, Sumatera Selatan, karena faktor pondasi yang mengakar kuat rujukan keterlibatan pendirinya ke politik praktis. Ketiga, ulama yang ketinggalan, yaitu ulama yang 83Shahab, Alwi, “Para Ulama Abad ke-19 dan 20”, memberi fatwa tentang suatu masalah di Republika, Kamis 2 Agustus 2012/ 13 masyarakat tanpa ilmu yang mendalam dan Ramadhan 1433, hal. 20. Selanjutnya disebut konprehensif, atau memberi fatwa untuk Shahab. kepentingan penguasa yang korup atau untuk 84Lihat testemoni tentang Islam di Hindia Belanda kepentingan kelompoknya saja, misalnya fatwa Hurgronje, Christian Snouck, Islam di Hindia tentang rebonding dan rokok. Keempat, karena Belanda, Jakarta: Bhratara Aksara Kata, 1983. ketinggalan zaman cara berfikirnya, maka Selanjutnya disebut Hurgronje. akhirnya ulama ditinggalkan umatnya. Jadilah

Saidun Derani : Ulama Betawi … 233

dengan panggilan Guru, Mu’allim, melahirkan kesadaran baru sebagai anak Kiai88, Habib, Sayyid89, dan Ustad90, rantau di mana negeri mereka dijajah menduduki posisi penting di tengah bangsa Eropa yang Serani. Kesadaran rakyat Betawi bermasyarakat dan “kosmopolit” inilah yang mendorong bernegara. begitu kuat rasa senasib dan kesatuan yang pada akhirnya menumbuhkan Terbentuknya Jaringan Ulama Betawi solidarity kuat diikat intelektual keaga- Lahirnya kelompok terpelajar maan yang ditransmisi ulama Haramain, Betawi abad ke-19 dan awal abad ke-20 terutama dua ulama karismatik, Syaikh Masehi, menunjukkan bahwa sejak abab al-Qusyasyi (w.1661 M) dan Syaikh al- ke-17 dan ke-18 menempatkan pusat Kurani (w.1733). Kepada kedua ulama studi Islam di Timur Tengah, terutama inilah ulama kosmopollt mengikat diri Haramain, Makkah dan Madinah, dalam hal genealogi intelektual ilmu- mengalami peningkatan luar biasa ilmu keagamaan.91 dengan kedatangan pelajar Islam dari Dalam jaringan ulama berbagai manca negara, seperti anak kosmopolit dengan mengusung tema benua India, Afrika, Melayu-Nusantara, sentral “harmonisasi antara syariah dan yang pada waktu itu imperialisme dan tasawwuf” yang selama ini berkonflik, kolonialisme sedang marak-maraknya di menyebar dan melahirkan ulama lain, wilayah mayoriti berpenduduk Islam. yang nantinya mentransmisikan ilmu- Jadilah Haramain ruang (space) ilmu keislaman kepada kaum muslim di kebebasan tempat persemaian berbagai negeri tempat mereka berasal, seperti budaya yang dibawa masing-masing asal Melayu-Nusantara, misalnya Syaikh pelajar dalam proses akulturasi sehingga Daud Patani (w. 1847 M) di Kerajaan Melayu Patani, Selatan, Syaikh Abd Shomad al-Palembani (w. 1789 M) katagori ulama tipe ini hanya simbol yang di Sumatera Bagian Selatan, khsusnya di bersorban dan berjubah besar dikenal “ulama Palembang, dan Syaikh Arsyad al- lebay”. Lihat tulisan yang bersifat reflektif dari Mashuri, “Ketika Ulama Ditinggalkan Umat”, Banjari (w. 1812 M) di Kalimantan Republika, Senin, 26 Maret 2012, hal. 12; Maarif, Selatan, Syaikh Junaid al-Betawi (w. Ahmad Syafii, “Di Mana Ulama?, Republika, 1840 M), Syaikh Nawawi al-Bantani Selasa, 27 Maret 2012, hal. 12. (w.1897 M). 88 Panggilan Kiai kepada seseorang yang Azra menyebutkan bahwa karak- menguasai ilmu-ilmu keislaman di Betawi pada generasi awal belum dikenal dan umumnya teristik ulama kosmopolit ini adalah: mereka disebut Syaikh, Guru, atau Muallim. Kuat 1. Tema sentral wacana intelektual dugaan panggilan Kiai mulai memasyarakat di keagamaan adalah kembali kepada Betawi sampai sekarang pada generasi ketiga, ortodoksi (al-Qur’an dan as-Sunnah) mungkin pengaruh dari santri Jawa dan ormas (pembaharuan/tajdid) dengan doktrin Islam NU. 89Panggilan Sayid dan Habib umumnya diberikan yang lebih skripturalistik. Persoalan kepada ahli agama yang masih terkait dengan pokoknya bagaimana mendamaikan keturunan Nabi Muhammad Saw. Lihat Saqaf, konflik sufisme dan syariah masa- M. Hasyim, Derita Putri-Putri Rasulullah, Studi Historis Kafaah dan Syarifah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000; al-Masyhur, Idrus Ali, 91Lihat Studi Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Keturunan Nabi Muhammad Saw, Sejarah Timur Tengah dan Kepulauan Nusantaara Abad Silsilah dan Gelar, Jakarta: saRaz Publishing, 17 dan 18: Melacak Akar-Akar Pembaharuan 2010. Pemikiran Islam di Indonesia, Bandung: Mizan, 90Ustad panggilan yang diberikan kepada 1994. Lihat juga edisi revisinya, Azra, seseorang (laki-laki) yang mengajarkan ilmu- Azyumamrdi, Jaringan Ulama Timur Tengah ilmu keislaman yang bersifat elementer, seperti dan Kepulauan Nusantaara Abad 17 dan 18: mengajar qira’at al-Qur’an, tauhid, tarikh, akhlaq, Melacak Akar-Akar Pembaharuan Pemikiran dan fiqih di tingkat anak-anak maupun orang Islam di Indonesia, Jakarta, Kecana, 2004. dewasa. Sedangkan untuk perempuan dipanggil Ustazdah.

234 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

masa sebelumnya. Tasawuf dalam Zainuddin MZ (w. 2011 M) dengan wacana intelektual keagamaan ini kalimat asah, asih, dan asuh. Terkait hal disebut dengan “neosufisme” ini, penulis memberi contoh bagaimana 2. Adanya kebebasan mengikuti ulama Betawi menerjemahkan makna berbagai pemikiran dan aliran Islam jihad di lapangan misalnya keterlibatan yang berbeda, baik kalam, fiqh, KH. Noer Ali melawan penjajah Belanda maupun tasawuf. Tradisi ini di Kerawang-Bekasi pada masa revolusi melahirkan banyak pembaharu di fisik Indonesia (1945-1949 M)94 dan kalangan masyarakat muslim manca aktif di Parlemen (Anggota negara. Para tokoh ulama jaringan Konstituante), serta mendirikan lembaga kosmopolit, misalnya al-Qusyasyi pendidikan untuk pemberdayaan dan al-Kurani, menekankan masyarakat Ujung Harapan Bekasi dari pembaharuan itu bersifat evolusi kebodohan, kemiskinan, dan kejumudan. tetapi pasti. Hal yang sama dapat diketahui juga 3. Karakteristik ketiga ada tema jihad, kiprah KH. Abdullah Syafi’i ketika jadi baik dalam arti praksis maupun Ketua Umum MUI DKI mengkritisi ruhnya (dorongan, semangat, anjuran) kebijakan Ali Sadikin Gubernur DKI dalam karya tulis mereka. Penulis masa itu, yang dipandang dari kaca mata mengambil contoh karya al-Palembani agama tidak menguntungkan jangka yang mengirim surat kepada Raja panjang untuk pembangunan bangsa Mataram Islam di Jawa untuk berjihad lebih berorientasi fisik dari pada melawan penjajahan Belanda, tetapi pembangunan umat yang berkarakter. utusan yang membawa suratnya Selain itu kiai Betawi yang energik ini ditangkap Belanda,92 lalu Syaikh juga begitu aktif dalam berbagai kegiatan Abdullah Daud al-Patani menyisipkan pemberdayaan masyarakat Islam melalui semangat jihad dalam kitab-kitabnya dakwah dan pendidikan, mengadakan untuk melawan kekuasan penjajahan found study untuk anak-anak miskin dan Kerajaan BudhaThailand terhadap yang dimiskinkan, anak yatim, janda- aneksasi bumi Kerajaan Melayu Islam janda, orang tua jompo, dan seterusnya. Patani.93 Demikianlah, proses keterlibatan Menurut penulis ketiga hal itulah ulama anak Benua India, Afrika, dan yang menjadi karakteristik jaringan Melayu-Nusantara dalam jaringan ulama ulama Haramain, kemudian ketiga hal itu Haramain dengan kecendrungan pula menjadi prototipe umumnya ulama intelektual keagamaan yang berkembang di anak Benua India, Afrika, dan Melayu dalam jaringan ulama kosmopolit Nusantara, khususnya jaringan ulama “Kembali kepada Al-Qur’an dan Betawi ketika berkiprah di masyarakat, Sunnah” tersebut. Dan penulis juga telah yang dikenal dalam bahasa ulama menyinggung keterlibatan ulama Betawi, kondang Betawi “da’i sejuta umat” KH. seperti Syaikh Junaid di Makkah, yang nantinya menjadi rujukan ulama Betawi 92Lihat Jamaluddin, Wan, Pemikiran Neosufisme belakangan menuntut ilmu di Haramain Abd Shmad al-Palembani, Kajian Naskah sehingga melahirkan jaringan ulama “Tuhfah al-Raghibin” dan “Bade Bacan”, Betawi berkiprah dalam dakwah Jakarta: Pustaka Irfan, 2005, hal. 125-127; bandingkan dengan karya Thohir, Ajid, Gerakan Politik Kaum Tarekat Qadiriyah-Naqsabandiyah di Jawa, Jakarta: Pustaka Hidayah, 2002. 94Kiprah jihad ulama Betawi dalam Revolusi Fisik 93Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Indonesia dapat dibaca studi Darta, Peran Ulama Kepulauan Nusantaara, hal. 287-288. Abdullah, Betawi Pada Masa Revolusi Fisik (1945-1949) di Wan Mohd Shaghir, Silsilah Ulama Sejagat Jakarta, Jakarta: Fakultas Adab IAIN Syarif Dunia Melayu, Jilid 10, Kuala Lumpur: Hidayatullah Jakarta, 1990; Juhairiyah, Darip: Persatuan Pengkajian Khazanah Klasik Ulama dan Pejuangan Kemerdekaan, Jakarta: Nusantara dan Khazanah Fathaniyah, 1999, hal. Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 13-27. 1994.

Saidun Derani : Ulama Betawi … 235

islamiyah di bumi Abang Jampang yang Ketapang, dan KH.M. Syafi’i dikenal sekarang ini. Hadzami, pendiri Perguruan Islam a- Dalam hubunganan ini, studi Syirotiyyah, Kebayoran Lama. Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan 3. KH.Ahmad Khalid Gondangdia (w. Kebudayaan Islam, IAIN Syarif 1946 M), dikenal panggilan “Guru Hidayatullah Jakarta, memberikan infor- Khalid”, ahli hadis dan tasawwuf. Di masi bahwa akhir abad ke-19 M dan antara murid-muridnya adalah KH. awal abad ke-20 M telah terbentuk Yahya Suhaimi Gondangdia, KH. jaringan ulama Betawi, yang Ya’kub Kebon Sirih, KH. Ilyas pengaruhnya melingkupi bumi Betawi.95 Cikini, KH. Najib Tanah Abang, KH. Disebutkan ada enam ulama Rahab Citayem, KH. Ma’mun Karim Betawi, yang sangat populer masa itu: Rawabelong, KH. Tabrani Paseban, 1. K.H.Mohammad Mansur (w. 1967 KH. Muchtar Siddiq Kemayoran, KH. M), dari kampung Sawah, Jembatan Abd Rahman Bojonggede, KH. Lima, dikenal panggilan “Guru Rahmatullah Siddiq dan KH.M. Mansur”, ahli ilmu Falak, kakek Syafi’i Hadzami Kebayoran Lama. buyut dari Ustad Yusuf Mansur, da’i 4. KH. Mahmud Ramli Menteng kondang sekarang ini, memiliki murid (w.1959 M), dikenal panggilan “Guru antara lain K.H. Abdul Hamid, K.H. Mahmud”, mufassir. Di antara murid- Roji’un Pekojan, K.H. Firdaus, muridnya adalah KH.Thabrani Kebayoran Lama, dan K.H. Muhajirin Paseban, KH. Abdul Hadi Pisangan, Amsar al-Dary pendiri Perguruan KH. Muhammad Cakung, KH. Syafrie Islam al-Nida Bekasi Kota, KH. Kemayoran, KH. Abdullah Syafi’i, Abdullah Syafi’i Bali Matraman, KH. Fathullah Harun, dan KH. KH.Abdul Rasyid Tugu Selatan, M.Syafi’i Hadzami. Jakut, KH.M. Syafi’i Hadzami 5. KH. Ahmad Marzuki Jatinegara (w. Kebayoran Lama, dan KH. Abdul 1934 M), dikenal panggilan “Guru Chair Krendang Jakbar. Marzuki”, ahli tafsir dan tasawwuf. Di 2. K.H.Abdul Majid Pekojan, Jakbar (w. antara murid-muridnya adalah KH. 1947 M), dikenal pangilan “Guru Abdul Jalil Tambun, KH. Mukhtar Majid”, mufassir dan ahli tasawwuf. Thabrani Kaliabang Bekasi, KH. Murid-muridnya antara lain Abdul Malik Jatinegara, KH. KH.Thabrani Paseban, KH.Abd Rojak Muhammad Amin Kalibata, KH. Ma’mun Tegal Parang, KH. Abd Muhammad Na’im Cipete, KH. Rahman Petunduan, KH. Abd Ghani Abdullah Syafi’i, KH. Noer Ali, Basmol, KH. Nursan Batu Ceper, Ujung Harapan Bekaksi, KH. Aspas KH.Abdullah Syafi’i, KH. Sholeh Malaka Cilincing, KH. Ahmad Koja, KH.M. Najihun Kosambi, KH. Mursyidi dan KH. Hasbiyallah Nahrowi Kuningan, KH.Saidi Ciputat, Klender, KH.Abdul Hadi Cipinang KH.Muhajirin Amsar al-Dary, Kebembem, KH.Tohir Jam’an KH.Thohir Rohili Kampung Melayu, Cipinang Muara, KH. Thohir Rohili, KH. Najib Tanah Abang, KH.Baqir KH.M. Zainal Arifin Sumatera, KH Rawa Bangke, KH. Abd Rahman Ishak Jatinegara, Habib Usman bin Bekasi, KH. Bakar Tambun, KH. Usman Banasan Pondok Bambu, KH. Abdullah Cakung, KH. Muh.Ali Duri Muhammad Tanbih Kranji, Bekasi, Kosambi, KH. Mas’ud Pesalo KH. Shodri Pisangan Lama, KH. Basmol, KH. Azhari Kampung Khatib Ahmad Lemah Abang Bekasi, KH. Ilyas Palembang, KH.

95Peneliti, Team, Ulama-Ulama Betawi Alumnus Mohammad Baqir Rawabangke, KH. Mekah 1900-1950 dan Kiprah Mereka Dalam Abdul Mu’thi Buaran Bekasi, dan Penyiaran Islam di Jakarta, Jakarta: Fkultas KH. Abdul Ghafur Jetibening, Bekasi. Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1998.

236 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

6. KH. Abdul Mughni Kuningan (w. KH. Nurul Anwar, Lc, KH. Ahmad 1935 M), dikenal panggilan “Guru Rasyidi, KH. Muh. Nasir, Dr.KH. Mughni”, ahli fiqh dan tafsir. Di Masykur Hakim, KH. Madrais Hajar, antara murid-muridnya adalah KH. KH. Abid Marzuki, MPd, KH. Aca Abdul Rahman Pondok Pinang, KH. Satibi, dan KH. Komarudin. Untuk Ishak Yahya Gandaria Selatan mengangkat harkat dan martabat (pendiri Perguruan Islam Manarat al- kaum Muslim Bekasi, beliau Islam dan Pondok Pesantren Miftah mendirikan Perguruan Islam al- al-Ulum, Gandaria Selatan), KH. Taqwa Bekasi. Barangkali perlu juga Mughni Lenteng Agung, KH. ditambahkan, bahwa murid-murid Muhammad Na’im Cipete, KH. alumni Perguruan Islam at-Taqwa Hamim Cipete, KH. Raisin Cipete, Bekasi sudah banyak berkiprah KH. Ilyas Karet Tengsin, Guru Ismail sebagai dosen di berbagai perguruan Pedurenan. KH. Ali Sibromalisi, KH. tinggi Islam, baik negeri maupun Hasan Basri, dan salah seorang swasta, seperti UIN Jakarta, misalnya. cucunya sekarang aktif di masyarakat 2. KH. Ali Sibromalisi Kuningan (w. mengikuti jejak kakek buyutnya 1996 M), dikenal sebagai ahli fiqh adalah Dr.KH. Ahmad Luthfi, fakar dan hadis. Pendiri Perguruan Islam hadis. Dar as-Sa’adah Poncol Kuningan Kemudian kiprah dakwah islmiyah di Barat Jakarta Selatan, di antara Jakarta sekitarnya diteruskaan jaringan murid-muridnya adalah KH. ulama Betawi abad ke-20 M96 yang Marzuki Ali, Dr. Ustazah Faizah sangat populer pada masa ini: Ali, Dr.KH. Ahmad Luthfi 1. KH. Noer Ali Ujung Harapan Bekasi Fathullah, MA, KH. Siddiq Umar (w. 1992 M), dikenal sebagai ulama dan KH. Siddiq Jaelani Buncit, pejuang dan ditetapkan Pahlawan KH. Fauzi Fatmawati, KH. Ahmad Nasional tahun 2006 M oleh Naeran Cinere, KH. Ahmad Shadri Pemerintah RI. Pernah aktif sebagai Jakarta Timur, dan KH. Bakra komandan batalyon Hisbullah- Asy’ari Kebayoran Baru. Sabilillah wilayah Kerawang-Bekasi 3. KH. Thohir Rohili Kampung mempertahankan kemerdekaan Melayu (w. 1999 M), ahli fiqh. Indonesia dari kejahatan NICA Selain sebagai ulama beliau juga Belanda dibonceng tentara Sekutu di seorang politisi. Pernah menjabat mana tentara Inggris sebagai kekuatan sebagai anggota DPR RI. Pendiri intinya, aktif sebagai anggota Perguruan Islam at-Thahiriyah ini, Konstituante RI, dan seorang yang cabangnya sudah organisator serta politisi yang ulung. berkembanga di seantero Jakarta, Di antara murid-muridnya yang sudah bahkan di Timur Tengah. Di antara berkiprah di masyarakat, antara lain murid-muridnya adalah KH. Ahmad Satiri, KH. Moh. Thahir, Dr.Ust. Hj. Suryani Thahir. 96Informasi rincian lebih mendalam untuk 4. KH. Muhajirin Amsar al-Dary mengetahui ulama Betawi Abad 20 dapat dibaca Cakung Jakarta Timur (w.2003) studi Kiki, Rakhmad Jailani, dkk., Genealogi Intelektual Ulama Betawi Abad ke-19-2, Jakarta: dikenal dahli Ilmu Falak. Beliau Jakarta Islamic Center, 2011; Fadli, Ahmad HS, produktif menulis tidak kurang Jaringan Ulama Betawi dan Kontribusinya Abad karyanya ada 31 buah. Pendiri ke-19-20, Jakarta: Manhalun Nsyi-In Press, 2011, Perguruan Islam al-Nida Bekasi ini Nasim, Jaringan Ulama Betawi Abad XX Dan memiliki murid antara lain KH. Peranannya Terhadap Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam di Jakarta, disertasi Program Maulana Kamal Yusuf, KH. Pascasarjana, Universitas Ibnu Khaldun (UIK), Ahmad Shodri, KH. Mahfudz Bogor, 2010. Asirun, KH. Zuhri Yakub, KH.

Saidun Derani : Ulama Betawi … 237

Syafi’i Cakung, KH. Syarifuddin Islamic Center (JIC), serta dakwah lisan Abdul Ghani. yang marak melalui tabligh akbar dan 5. KH. Abdullah Syafi’i Bali media elektro. Matraman (w. 1985) dikenal ulama energik dan tiada hari tanpa Penutup belajar. Dakwah Islamiyahnya, Uraian-urain di muka menjawab memadukan antara dakwah bil pertanyaan masyarakat bahwa ulama lisan dan bil hal. Pendiri Perguruan Betawi telah memberikan kontribusi Islam as-Syafi’iyah ini adalah salah yang cukup signifikan dalam seorang ulama yang sangat pembangunan bangsa melalui transmisi disegani baik kalangan politisi keilmuan Islam sejak awal islamisasi maupun birokrat, baik kalangan Bandar Calapa kemudian berubah meliter dan polri. Di antara murid- namannya menjadi Jakarta. Tupoksi muridnya adalah Prof.Dr. Tutty mereka tetap tidak berubah mengajak Alawiyah AS, KH. Abd Rasyid rakyat beriman dan menjaga moral umat. AS, Syaikh KH.Saifuddin Amsir, Perubahan yang ada sebatas dalam Abuya KH. Abdurrahman Nawi, tataran metodologi sesuai tuntutan zaman KH. Rahmat Abdullah, KH. A. seperti terlihat ruang kreativitas Syanwani, dan KH. Muhammad pendidikan model Betawi Corner dan Hasan Shohibi. Pusat Studi Hadis. 6. KH. M. Syafi’i Hadzami Pada abad ke-21 persoalan Kebayoran Lama (w. 2006 M), neolibralisme, sekulerisme, pluralisme, dikenal dengan ulama Betawi yang dan radikalisme dari aspek pemikiran santun dan menghasilkan beberapa serta gerakan globalisasi (sebagai sebuah kitab yang dipakai baik di dalam paham) berimbas kepada masalah maupun luar negeri. Murid- ekonomi, penegakan hukum, pe- muridnya tersebar luas di seantero ngangguran, lapangan kerja, upah buruh, Jakarta melalui majelis taklim- dan kualitas SDM yang rendah, majelis taklim yang diasuh tidak kemiskinan, yang umumnya semua itu kurang ada 38 buah. Pendiri menimpa kaum muslim (Dunia dan Perguruan Islam as-Sirathiyah ini, Indonesia), lalu memengaruhi ke muridnya yang sudah berkiprah di masalah disintegrasi bangsa, menjadi masyarakat antara lain Syaikh KH. pekerjaan rumah yang sangat menantang. Abdullah Amsyir. KH. Sabilar Rasyad, KH. A. Sukmadibrata, KH. M. Ali Samman, KH. M. S. KEPUSTAKAAN Zawawi, KH. Bunyamin, Ust. M. Husni Thamrin, MA. Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Demikianlah, kontribusi ulama Tengah dan Kepulauan Nusantaara Abad Betawi dalam mencerdaskan dan 17 dan 18: Melacak Akar-Akar Pembaharuan Pemikiran Islam di menjaga moral anak bangsa dalam Indonesia, Bandung: Mizan, 1994. perspektif sejarah bangsa Indonesia, kemudian diteruskan murid-muridnya Abdul Aziz, Islam dan Masyarakat yang memang menjadi tupoksi mereka. Betawi, Jakarta: Logos Wacana Ke depan sesuai tuntutan zaman abad ke- Ilmu, 2002. 21, murid-murid mereka mulai mengem- Ahmad Fadli, Ulama Betawi (Studi bangkan pendidikan Islam model Tentang Jaringan Ulama Betawi Zawiyah atau Jakarta Corner dipelopori Dan Kontribusinya Terhadap Syaikh Saifuddin Amsir, berdiri Pusat perkembangan Islam Abad ke-19 Studi Hadits diinisiasi kepada Dr.KH. dan 20), Jakarta: Manhalun Ahmad Muflih Fathullah, MA, Jakarta Nasyi-in Press, 2011.

238 Al-Turāṡ Vol. XIX No. 2, Juli 2013

Muhammad Zafar Iqbal, Islam di ______, Kesultanan Jayakarta, Sejarah Jakarta: Studi Sejarah Islam dan Sosial Politik , Edisi Revisi, Budaya Betawi, Disertasi Doktor, Jakarta: Adabi Pres, 2012. Jakarta: Program Pascasarjana ______, “Jaringan Ulama Betawi, Studi Institut Agama Islam Negeri Dakwah Islam Abad XX (IAIN) Syarif Hidayatullah Perspektif Historis”, Jurnal Bina’ Jakarta, 2002. al-Ummah, Vol. VII, No. 1, Ridwan Saidi, Orang Betawi dan Januari 2012, Fakultas Dakwah Modernisasi Jakarta, Jakarta: IAIN Raden Intan Lampung, hal. LSIP, 1994. 1-36. ______, Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayan dan Adat Nasim, Jaringan Ulama Betawi Abad XX Istiadatnya, Jakarta: Gunara Dan Peranannya Terhadap Kata, 2004. Perkembangan Lembaga Rackhmat Zailani Kiki, dkk., Genealogi Pendidikan Islam di Jakarta, Intelektual Ulama Betawi, disertasi Program Pascasarjana, Melacak Jaringan Ulama Betawi Universitas Ibnu Khaldun (UIK), Abad 19 – Abad 21, Jakarta: Bogor, 2010. Jakarta Islamic Center, 2011. Saidun Derani, Kekerasan Dalam Nouval as-Saqaf, Pemikiran Organisasi Masyarakat Studi Keagamaan Sayyid Usman bin Kasus Terhadap Forum Betawi Yahya (1822-1914): Respons dan Rempug, Jakarta: Lemlit UIN Kritik terhadap Kondisi Sosial Jakarta, 2010. Keagamaan di Indonesia, ______, Jaringan Keilmuan Ulama disertasi Sekolah Pascasarjana Betawi, Latar Belakang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pembentukan Pranata Sosial 2008. Keagamaan Rakyat Betawi, Hurgronje, Christian Snouck, Pan Laporan Penelitian, Jakarta: Islamisasme dari Mekkah, Jilid Lemlit UIN Syarif Hidayatullah VI, terjemahan dari Verspeid Jakarta, 2011. geschriften Van C. Snouck ______, Kesultanan Jayakarta, Studi Hurgronje oleh Soedarso tentang Perkembangan Islam di Soekarno, Jakarta: INIS, 1996. Bandar Sunda Kelapa (1527- ______, “Petunjuk Uthmân bin 1619 M), Laporan Penelitian, ‘Abdallah Untuk Dewan-Dewan Jakarta: Lektur Keagamaan Ulama”, dalam Kumpulan Kementerian Agama, 2011. Karangan Snouck Hurgronje VII, ______, Jaringan Ulama Betawi Bekasi, Jakarta: INIS, 1989. Studi KH. Makmun Nawawi ______, Mekka in The Latter Part of The th dalam Pengembanan Islam di 19 Century, Translation J.H. Bekasi Abad ke-20, Laporan Monahan, Leiden: E.J. Brill, Penelitian, Jakarta: FAH UIN 1931. Syahid Jakarta, 2012. Madjid, M. Dien, “Interelasi Sayyid ______, Jaringan Ulama Betawi, Utsman dan Holle, Kasus Politik Melacak Jejak Langkah Dakwah Islam Kolonial Akhir Abad ke- Islam Ulama Betawi di Jakarta, 19”, dalam Alturāš, Vol. 9, No.1, Orasi Ilmiah pada Wisuda Edisi Mei 1998, Fak. Adab dan Sarjana ke XII Sekolah Tinggi Humaniora, UIN Syahid, Jakarta. Agama Islam Attaqwa Bekasi, ______, Berhaji di Masa Kolonial, Jakarta: CV. Rabu, 26 Oktober 2011 di Islamic Sejahtera, 2008. ______, “Kedudukan Sayyid Utsman, Center KH. Noer Ali, Bekasi. Ulama Arab Betawi”, dalam

Saidun Derani : Ulama Betawi … 239

Mimbar Agama dan Budaya, No. 17, Thn. VIII, 1990-1991, Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Syahid Jakarta, 1990. ______, “Jejak Rekam Kaum Sayid di Melayu Nusantara Masa Kolonial Abab XIX: Kiprah Sayid Usman bin Yahya dalam Meredesain Islam sebagai Ruang Publik”, makalah disampaikan dalam Seminar Peranan Habib di Nusantara tanggal 19 Oktober 2012 di Jakarta.

______dan Darmiati, Pergolakan Daerah Pada Awal Kemerdekaan, terj., Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1990; M. Dien Madjid dan Darmiati, Jakarta-Karawang-Bekasi Dalam Gejolak Revolusi, Perjuangan Moefrini Moe’min, Jakarta: Keluarga Meofrini Meo’min, 1999.