Ave At: SEJARAH KONFLIK KEBANGKITAN ISLAM DI MINANGKABAU
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.uk Provided by Rumah jurnal Fakultas Adab dan Humaniora UIN IB Ave at: Available online at: https://ejournal.fah.uinib.ac.id/index.php/khazanah Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam ISSN: 2339-207X (print) ISSN: 2614-3798 (online) DOI: https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0. 13 SEJARAH KONFLIK KEBANGKITAN ISLAM DI MINANGKABAU: Sebuah Tinjauan Awal Terhadap Proses Kemunculannya Ihsan Sanusi Peradaban Islam Melayu Pascasarjana Universitan Islam Negeri Raden Fatah Palembang email: [email protected] Abstract This article in principle wants to examine the history of the emergence of the conflict of Islamic revival in Minangkabau starting from the Paderi Movement to the Youth in Minangkabau. Especially in the initial period, namely the Padri movement, there was a tragedy of violence (radicalism) that accompanied it. This study becomes important, because after all the reformation of Islam began to be realized by reforming human life in the world. Both in terms of thought with the effort to restore the correct understanding of religion as it should, from the side of the practice of religion, namely by reforming deviant practices and adapted to the instructions of the religious texts (al- Qur'an and sunnah), and also from the side of strengthening power religion. In this case the research will be directed to the efforts of renewal by the Padri to the Youth towards the Islamic community in Minangkabau. To discuss this problem used historical research methods. Through this method, it is tested and analyzed critically the records and relics of the past. In analyzing the data in this research basically used approach or interactive analysis model by Miles and Huberman. In this analysis model, the three components of the analysis are data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification, the activity is carried out in an interactive form with the process of collecting data as a process that continues, repeats, and continues to form acycle. Keywords: Islamic Awakening, Paderi Movement, Youth and Conflict Abstrak Tulisan ini secara prinsip ingin mengkaji sejarah kemunculan konflik kebangkitan Islam di Minangkabau mulai dari Gerakan Paderi hinga Kaum Muda di Minangkabau. Khusus pada periode awal, yaitu gerakan paderi, terjadi tragedi kekerasan (radikalisme) yang mengiringinya. Kajian ini menjadi penting, karena bagaimanapun juga pembaharuan Islam itu mulai direalisasikan dengan mereformasi kehidupan manusia di dunia. Baik dari sisi pemikirannya dengan upaya mengembalikan pemahaman yang benar terhadap agama sebagaimana mestinya, dari sisi pengamalan 33 34 Sejarah Konflik Kebangkitan Islam... agamanya yaitu dengan mereformasi amalan-amalannya yang memyimpang dan disesuaikan dengan petunjuk nash agama (al-Qur’an dan sunah), dan juga dari sisi upaya menguatkan kekuasaan agama. Dalam hal ini penelitian akan diarahkan kepada usaha pembaharuan oleh Kaum Paderi hingga Kaum Muda terhadap masyarakat Islam di Minangkabau. Untuk membahas masalah ini digunakan Metode penelitian historis. Melalui metode ini dilakukan pengujian dan menganalisisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Dalam menganalisis data dalam penelitian ini pada dasarnya digunakan pendekatam atau model analisis interaktif oleh Miles dan Huberman. Dalam model analisis ini, tiga komponen analisisnya yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verivikasi, aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses yang berlanjut, berulang, dan terus-menerus hingga membentuk sebuah siklus. Kata Kunci: Kebangkitan Islam, Gerakan Paderi, Kaum Muda, dan Konflik PENDAHULUAN Menurut Stempel analisis isi adalah Konflik pemurnian dan suatu tehnik penelitian yang objektif, pembaharuan Islam 1 di Minangkabau, sistemik, kuantitatif dan yang merupakan bagian dalam kerangka mendeskripsikan isi komunikasi.[4] “kebangkitan dunia Islam” karena Paling tidak ada 6 langkah yang bukan merupakan fenomena yang baru- digunakan dalam metode ini yaitu: (1) maka ia memiliki corak pemahaman mencari pertanyaan-pertanyaan yang dan pengamalan Islam yang khas dan akan diteliti dan teori-teori serta berbeda dari yang lain. Artinya, hipotesa apa yang akan digunakan, (2) pemikiran dan gerakan yang ada di menyeleksi sample dan membuat Minangkabau yang telah melahirkan pembatasan kategori yang digunakan, sebuah konflik, bisa dipastikan (3) menginterpretasikan fakta yang ada memiliki karakteristik tersendiri. berkenaan dengan konsep dan teori Karakteristik tersebut tidak diperoleh yang memadai.[5] Analisis isi yang dari ruang kosong, tetapi dari kondisi digunakan dalam tulisan ini lebih dan situasi tertentu yang bersifat kualitatif. Alasannya adalah: (1) membentuknya. Jika memang demikian, yang dicermati adalah tulisan dalam maka memahami konflik pembaharuan sebuah karya (buku), (2) tulisan ini Islam di Minangkabau tidak mungkin menggunakan sample untuk melihat dan dapat dilepaskan dari pemahaman menganalisis isi sebuah karya (buku) tentang berbagai situasi dan kondisi sejarah. yang melingkupinya. Dalam konteks inilah sesungguhnya konflik yang HASIL DAN PEMBAHASAN terjadi dalam masyarakat Minangkabau Sejarah Kemunculan Konflik dapat dilihat dan dianalisis lebih lanjut. Pembaharuan Islam di Minangkabau Memperhatikan alur dari pemikiran kebangkitan Islam, baik METODE PENELITIAN dalam bentuk pemurnian maupun Tulisan ini menggunakan pembaharuan, konflik pembaharuan metode analisis isi (content analisis). Islam lokalitas Minangkabau diuji dan di analisis. Dalam kasus kebangkitan 1 Lihat Azyumardi Azra, Islam Reformis: Dinamika Intelektual dan Gerakan, Islam di Minangkabau kedua bentuk (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 155- kebangkitan Islam itu secara jelas 156 Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Ihsan Sanusi 35 terlihat dan mengkristal dalam bentuk bulan Juli 1969 di Padang, 4 yang gerakan Paderi dan gerakan Kaum dilanjutkan dengan seminar “Sejarah Muda. Gerakan Paderi-berhadapan dan Kebudayaam Minangkabau” di dengan adat dan tarekat, adalah Batusangkar yang berlangsung tanggal gambaran kebangkitan Islam yang 1-7 Agustus 1980.5 mewakili golongan pemurnian Pertanyaan penting dan menarik (reformism) sedangkan Kaum Muda tentang sejarah masuknya Islam di yang berhadapan dengan Kaum Tua Minangkabau adalah, kenapa penyebar (adat juga tarekatnya), adalah Islam di daerah Nusantara, dengan representasi kelompok pembaharu daerah Minangkabau di dalamnya (modernism). Dalam serangkaian dibawa oleh para sufi. Dalam menjawab kebangkitan Islam Minangkabau itu masalah ini, cukup menarik untuk tidak pernah lepas dari bebagai konflik menyimak pendapat A.H. Johns, dengan melibatkan berbagai unsur dan sebagaimana telah banyak dikutip oleh kelompok masyarakat, serta nilai-nilai para peneliti tentang Islamisasi yang komplek yang melingkupinya. Nusantara belakangan. Dalam Oleh karena itu dalam studi ini, analisisnya, ia mengungkapkan bahwa kajiannya akan difokuskan semaksimal perkembangan tasawuf berkembang mungkin untuk mengurai kembali pesat setelah Baghdad di bumi- seputaran kebangkitan Islam hanguskan oleh Hulagu Khan dari (pemurnian dan pembaharuan) itu Mongol. 6 Menurut Johns, sesudah dengan berbagai dimensi konflik yang direbutnya Baghdad oleh orang-orag menyertainya terutama dengan adat Mongol tahun 1258, tugas memelihara (kelompok tertentu saja atau tokoh- kesatuan umat Islam beralih tangan tokohnya) dan organisasi tarekat yang kepada sufi.7 Para sufi (Islam) berhasil ada di Minangkabau. Namun, karena mengislamkan sejumlah besar kajian tentang konflik dalam penduduk Nusantara setidaknya sejak pembaharuan Islam di Minangkabau, abad ke 13. Faktor utama keberhasilan tidak bisa dilepaskan dari kondisi sosial konversi adalah kemampuan para sufi masyarakat yang melingkupi, dan yang menyajikan Islam dalam kemasan sejarah masuknya Islam itu sendiri ke atraktif, khususnya dengan menekankan Minangkabau, maka kajian ini tentu kesesuaian dengan Islam atau akan mencoba menguraikan persoalan kontinuitas, ketimbang perubahan itu telebih dahulu, bahkan yang tidak kalah penting dalam konteks ini Islamisasi di Nusantara-Indonesia 2 secara umum, yang didominasi oleh unsur sufistik, yang sebagian besar telah 4 Mochtar Na’im, “Catatan Dari Tiga 3 berwujud dalam bentuk tarekat. Seminar”, dalam Solihin Salam (ed.), Kenang- Khusus tentang sejarah masuknya Kenangan 70 Tahun Buya Hamka, (Jakarta: Islam di Minangkabau, telah pernah Yayasan Nurul Islam, 1978), h. 119 5 diadakan seminar pertama kali pada Lihat Amrin Imran, et al., Menelusuri Sejarah Minangkabau, Peny. Kamardi Rais Dt. P. Simulie, (Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia dan LKAAM Sumatera Barat, 2002), 2 Lihat antara lain, Azyumardi Azra, h. vii Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan 6 Lihat Azyumardi Azra, Islam Nusantara Abad XVII dan XVIII: Akar Nusantara: Jaringan Global dan Lokal, Pembaharuan Islam di Indonesia, (Jakarta: (Bandung: Mizan, 2002), h. 33; Azyumardi Kencana Prenada Media Group, 2013), Edisi Azra, Islam in The Indonesian …., h. 21 Perenial, h. 2-19. 7 A. Johns, “Tentang Kaum Mistik 3 Lihat uraian menyeluruh dalam Alwi Islam dan Penulisan Sejarah”, dalam Taufik Shihab, Islam Sufistik: Islam Pertama dan Abdullah, (ed.), Islam di Indonesia Sepintas Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, Lalu Tentang Beberapa Segi, (Jakarta: (Bandung: Mizan, 2001), h. 10. Tintamas, 1974), h. 119 Volume VIII, Nomor 15, Januari-Juni 2018 36 Sejarah Konflik Kebangkitan Islam... dalam kepercayaan