<<

BIBLIOGRAFI BERANOTASI BIBLIOGRAFI BERANOTASI MINANGKABAU © TIM PENYUSUN

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Hak cipta dilindungi undang-undang All Right Reserved

Tim Penyusun : Pramono Herry Nur Hidayat Reniwati Silvia Devi Suriani Reni Anggraini Wirma Andri Kadrianto Imam Gozali

ISBN 978-602-50377-9-5

Diterbitkan oleh: Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Pusat Kampus Universitas Andalas Jl. Dr. Limau Manis, , Sumatera Barat, Web: www. lptik.unand.ac.id Telp. 0751-775827 - 777049 Email: [email protected]

Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang memperbanyak sebagian maupun seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali demi tujuan resensi atau kajian ilmiah yang bersifat nonkomersial. BIBLIOGRAFI BERANOTASI MINANGKABAU

TIM PENYUSUN: Pramono Herry Nur Hidayat Reniwati Silvia Devi Suriani Reni Anggraini Wirma Andri Kadrianto Imam Gozali

KATA PENGANTAR

Entah sudah berapa tulisan yang telah dihasilkan oleh sarjana dan cendekia berkai- tan dengan Minangkabau. Pasti jumlahnya tidak banyak, tetapi sangat banyak, banyak sekali. Hal ini mengingat bahwa Minangkabau merupakan etnis yang memi- liki karakteristik yang unik, baik karena sistem matrilineal yang melekat pada bu- dayanya maupun dalam hal hubungan antara sosio-kulturalnya dengan . Oleh karenanya, wajar jika dinamika sejarah perjalanan budaya Minangkabau yang khas tersebut banyak direkam melalui berbagai tulisan. Dan, tidak mengherankan kemu- dian jika hari ini kita menemui khazanah koleksi keminangkabauan yang melimpah. Akan tetapi, sayangnya koleksi Minangkabau, khususnya yang klasik, tidak dapat dengan mudah ditemui, apalagi dimanfaatkan di negerinya sendiri. Pusat informasi ke- minangkabauan justru berada di luar negeri, terutama di Belanda dan negara-nega- ra lain. Terseraknya koleksi Minangkabau di berbagai negara ini di satu sisi memang merisaukan karena seharusnya tersedia lengkap di kampung halaman sendiri, tetapi di sisi lain bisa juga menguntungkan atau bahkan tidak menjadi persoalan. Hal itu pernah dilontarkan oleh Henri Chambert-Loir, Direktur Ecole Francais d’Extreme-Orient, Lembaga Penelitian Perancis untuk Timur Jauh (Kompas, 20 Mei 1999). Menurut Chambert-Loir, kenyataan bahwa banyaknya koleksi kepustakaan Me- layu (termasuk Minangkabau) yang tersimpan di berbagai negara di luar negeri itu jus- tru menguntungkan. Dengan dibawa ke luar negeri menurut Chambert-Loir, koleksi kepustakaan itu terselamatkan, baik oleh situasi Indonesia waktu itu, juga karena barang- barang itu sekarang berada di tempat-tempat seperti perpustakaan Leiden di Belanda yang bisa menjamin keselamatan bahan kepustakaan dari kerusakan maupun kehilangan. Setuju atau tidak terhadap pendapat Chambert-Loir di atas, yang jelas kita telah v kehilangan khazanah peninggalan budaya yang sangat berharga. Hal yang ter- penting untuk dilakukan dengan serius adalah bagaimana mengumpulkan kem- bali koleksi Minangkabau, khususnya yang klasik. Dalam konteks kekinian, yakni dengan kemajuan teknologi, agaknya akan lebih mudah untuk mewujudkan cita-cita itu. Akan tetapi, persoalan yang kemudian penting untuk didiskusikan adalah bagaima- na dengan koleksi Minangkabausiana, khususnya berupa naskah (manuskrip) kuno yang masih tersebar di tangan masyarakat (baik perorangan maupun kelompok)? Kekayaan koleksi Minangkabau yang klasik seperti gambaran di atas, belum dapat dinikmati seluruhnya oleh kita. Hal ini karena tidak semua kita mendapatkan kesempa- tan untuk ke Belanda atau ke daerah-daerah di Sumatera Barat di mana terdapat koleksi Minangkabau yang klasik. Dalam konteks inilah sebenarnya lembaga seperti Badan Per- pustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat (BPKPSB) dapat berperan lebih banyak. Sebagai lembaga yang mendapat amanah langsung untuk menyediakan dan melayankan koleksi Minangkabau, BPKPSB sebenarnya telah mengupayakan ketersediaan koleksi terse- but. Khusus tentang koleksi Minangkabau klasik, BPKPSB telah melakukan kegiatan yang diberi nama “Alih Media Naskah Kuno”. Sudah ribuan lembar naskah yang telah dipindahkan dalam bentuk digital. Di samping itu, BPKPSB juga telah melakukan pengumpulan koleksi Minangkabau klasik dalam bentuk cetakan. Sayangnya, koleksi tersebut banyak yang musnah akibat gempa bumi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter yang mengguncang Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 lalu dan belum tersusun dalam sebuah daftar bibliografi. Dalam konteks itu, utamanya jika dikaitkan dengan Era Ekonomi Kreatif saat ini, sebenarnya khazanah koleksi Minangkabau tersebut dapat dijadikan depo-sit mata tambang yang baru. Pengemasan dan pengembangan koleksi Minangkabau membuka peluang bagi cita-cita mulai untuk menyejahterakan orang banyak lin- tas budaya dan negara. Artinya, pengembangan koleksi Minangkabau dapat mem- buka peluang bagi sebuah proses “pembacaan” untuk menghasilkan bentuk yang kaya, berbeda dan beragam, khususnya tentang dan terkait dengan Minangkabau. Jika sampai pada tahap itu, maka semua itu sekaligus akan memberikan citra positif terhadap dunia kepustakaan kita. Kita akan dapat menampik tudingan miring tentang si- kap kurang sadarnya kita terhadap pentingnya arsip. Dengan demikian, kita bisa menjadi bangsa yang maju, karena salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa adalah kerapian sistem pengarsipan dokumen-dokumen yang menyangkut perjalanan sejarah bangsa itu. Berangkat dari cita-cita itulah buku ini disusun, yakni dimulai dengan mendaftar seluruh khazanah koleksi keminangkabauan. Dari rangkaian kegiatan pengumpulan bah- an sampai terwujudnya buku ini sepenuhnya dibiayai oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, khususnya Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film. Pada tahap awal, buku bibliografi beranotasi Minangkabau ini berisi senarai tulisan keminangkabauan yang ter- simpan di Bagian Deposit dan Pemeliharaan BPKPSB, Perpustakaan Balai Pelestarian Ni- vi lai Budaya Padang dan Perpustakaan Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol Padang. Dalam kesempatan ini pula kami ucapkan terima kasih kepada pimpinan dan staf ketiga lembaga tersebut yang telah membantu dan memberi kemudahan dalam penyusunan bibliografi ini. Susunan bibliografi keminangkabauan yang terkandung di dalam buku ini se- ngaja dikelompokkan berdasarkan tempat keberadaan koleksi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan khalayak pembaca yang berkepentingan terhadap salah satu tulisan kemi- nangkabauan dapat langsung mencari di tempat koleksi berada. Dengan demikian, buku ini berbeda dengan buku susunan bibliografi Minangkabau yang pernah ada sebelumnya, yakni buku yang disusun oleh Asma M. Naim dan Mochtar Naim (1973), Bibliografi Minangkabau: Skripsi, Tesis dan Disertasi yang terbit di Padang dengan penerbit Cen- ter for Minangkabau Studies; dan pada 1975 dengan judul Bibliografi Minang- kabau yang terbit di Singapura oleh penerbit Institute of Southeast Asian Studies. Harapan kami, meskipun masih ditemukan kekurangan di sana-sini, semoga buku ini berguna untuk khalayak pembaca. Semoga pula akan muncul berbagai su- sunan bibliografi beranotasi Minangkabau yang lain untuk masa yang akan datang.

Padang, Februari 2013

Penyusun

vii viii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... v DAFTAR ISI ...... ix

BIBLIOGRAFI

KOLEKSI BALAI PELESTARIAN SENI DAN NILAI TRADISI SUMATERA BARAT ...... 1

KOLEKSI FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL SUMATERA BARAT ...... 77

KOLEKSI PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA BARAT ...... 113

ix

KOLEKSI Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang

SASTRA

SASTRA

105 REF Refisrul & Jumhari. 2004. ”Kaba Sutan Palembang : Analisis Isi dan Nilai Budaya”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (vii ; 168 halaman). Penelitian ini mengkaji isi dan nilai budaya yang terkandung dalam “ Kaba Sutan Palembang “. Isi adalah ide-ide atau amanat yang terdapat dalam cerita dengan melihat segala aspek dari cerita itu baik dari segi alur cerita, penokohan, ruang, tempat, waktu dan lain-lain. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai-nilai yang dianggap baik (luhur) dalam cerita tersebut, terutama yang dianggap masih relevan untuk masa sekarang. Dalam cerita Kaba Sutan Palembang, fokus utama adalah kehidupan atau petualangan pemuda bangsawan Palembang dengan suka duka yang dialaminya dalam “perantauan”. Di samping itu juga mengambarkan bagaimana kehidupan masyarakat dan kerajaan di Pulau Sumatera dahulunya, khususnya di daerah Palembang dan Minangkabau. Apabila dihubungkan dengan sistem sosial Minangkabau, maka dapat diutarakan bahwa dalam kaba Sutan Palembang tidak sepenuhnya tergambarkan. Hal itu bisa difahami, mengingat lokasi dan tokoh cerita bukan di daerah Minangkabau tetapi di daerah Palembang. Nilai budaya yang terkandung dalam kaba Sutan Palembang yakni : 1. Nilai kepahlawanan 2. Nilai tanggungjawab 3. Nilai kasih sayang 4. Nilai sastra/keindahan 5. Nilai sejarah 6. Nilai keimanan 7. Nilai sosial 8. Nilai religi

269 ROH Rohanah, Siti dkk. 2001. “Syair Sitti Marhoemah Yang Saleh Karya Tulis Sutan Sati (Transliterasi dan Tinjuan Isi)”. Padang. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Syair Sitti Marhoemah berisikan kisah keelokan, kesalehan, dan ketabahan seorang perempuan bernama Sitti Marhoemah. Kecantikan dan keelokan Sitti Marhoemah membawa berkah yaitu disayangi dan dicintai oleh banyak orang. Namun, juga membawa petaka karena kecantikan dan kebaikannya membuat setiap pria jatuh hati termasuk iparnya sendiri. Sitti Marhoemah menolak keinginan itu karena dia sudah bersuami dan pada saat itu suaminya sedang berada di Mekah untuk menunaikan haji. Penolakan itu membuat iparnya dan laki-laki lain merasa sakit hati dan membalas dengan cara yang sangat keji yaitu memfitnah dengan cara menyebar isu bahwa Sitti Marhoemah telah berbuat zina sehingga ia dirajam, diusir bahkan dijual ke nakhoda kapal. Berkat doa dan kesabaranya serta sifat pemaafnya, Allah mengangkat derajat hambaNya dengan mempertemukan Sitti Marhoemah dengan keluarga raja. Oleh raja Sitti Marhoemah dibuatkan rumah khusus sebagai tempat beribadah sesuai permintaannya. Kekhususan ibadah dan kesalehanya membuat doa Sitti Marhoemah selalu dikabulkan oleh Allah sehingga Allah menganugerahi kelebihan yaitu bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Selain itu, Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya dengan memberi pelajaran kepada orang-orang yang membuat fitnah dengan cara memberikan penyakit yang tidak bisa diobati oleh siapapun kecuali oleh Sitti Marhoemah. Sitti Marhoemah pada saat itu sudah menjadi tabib besar dan demi melihat pasienya yang pernah memfitnahnya, sudah payah dan teramat menderita. Dengan kearifan dan kesalehannya, dia memaafkan

5 Koleksi BPNB

kesalahan mereka dengan satu syarat , mereka tidak boleh mengulang kembali kesalahan yang . Naskah ini mencerminkan sikap dan tingkah laku yang amat terpuji yang harus kita teladani yaitu kejahatan tidak seharusnya kita balas dengan kejahatan juga melainkan dengan ikhlas memaafkan kesalahan tersebut hingga orang yang berbuat salah kembali sadar.

117 AJI Ajisman & Ernatip. 2005. “Kaba Puti Talayang Kajian Nilai Budaya”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Cerita kaba Puti Talayang ini terdiri dari 7 episode atau bagian cerita. Episode dalam cerita ini adalah 1) Kasih Membara, 2) Puti Talayang Kena Sumpah, 3) Bertemu Raja Jihin, 4) Dialah Garudo, 5) Bareno Menolong Raja Kemala Neli, 6) Pertemuan Puti Talayang, dan 7) Bareno Menjadi Raja di Negerinya. Dari segi isi, cerita ini selain menarik untuk dibaca, juga sarat dengan nilai-nilai. Walaupun kaba “Puti Talayang” sudah dicetak ke dalam bentuk naskah hampir seratus tahun yang lalu, tetapi pesan-pesan tersebut masih sangat bernilai. Mengenai isi cerita, banyak perbedaan dengan kondisi kultural sosial masyarakat Minangkabau. Dalam kaba ini tidak disinggung sedikitpun mengenai dan budaya Minangkabau bahkan ada semacam penyimpangan dari sistem sosial masyarakat Minangkabau. Kaba Puti Talayang ini dikarang oleh Syamsuddin Sutan Rajo Endah. Apabila dilihat dari bentuk nama yang memakai nama Sutan, ada kemungkinan nama tersebut berasal dari daerah pantai Pesisir Sumatera Barat. Dari segi bentuk, kaba ini termasuk prosa liris yang berirama dan bermantra, susunan katanya tetap, bentuk bahasanya liris, ungkapanya plastis dan pengunaan pantun sangat dominan. Dalam kaba Puti Talayang terdapat 18 buah pantun dan untuk mengungkapkan suatu maksud dilakukan melalui kata-kata yang dibumbuhi dengan pengandaian, umpama, ungkapan atau basa-basi dan tidak disampaikan secara langsung. Dari segi isi, naskah kaba Puti Talayang ini sangat berguna sebagai acuan bertingkah laku, kerena nilai-nilai yang terkandung didalamnya cukup representatif dalam pembentukan kualitan manusia Indonesia. Secara umum nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kaba ini adalah nilai ketaatan, nilai sastra/keindahan, nilai kejujuran, nilai keagamaan, nilai sabar atau tawakal, nilai satria dan nilai religi.

5 NUR Nuralia, Lia dkk. 2002. “Hikayat Siti Rabihatoen : Suatu Kajian Tekstual. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Hikayat Sitti Rabihatoen merupakan hasil fotokopi dari koleksi Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau di Padang Panjang. Kajian hikayat dibatasi pengkajian teks dalam bentuk transliterasi dan nilai-nialai yang terkandung sebagai makna tersirat dalam cerita. Cerita Hikayat Sitti Rabihatoen dapat dikatakan sebagai cerita yang melengkapi cerita prosa rakyat secara umum di Indonesia. Hikayat ini menggambarkan kehidupan seorang tokoh yang mengalami kesusahan di awal cerita, yang diakhiri dengan sebuah ending yang menggembirakan di akhir cerita. Seorang perempuan yang bernama “Sitti Rabihatoen” mengalami kesusahan karena ditinggal mati oleh suaminya. Akhirnya ia mendapatkan

6 SASTRA

kemuliaan. Kegembiraan atau kemuliaan yang dimiliki setiap tokoh cerita rakyat di Indonesia adalah salah satu ciri khas dari karya prosa lama di Indonesia dahulunya.

154 CHR Christyawaty, Eny & Ajisman. 2006. ”’Fatimah Mati Terbenam’ (Sebuah Analisis Teks dan Pengungkapan Nilai Budaya Berdasarkan Kisah Nyata pada Awal Abad XX di Ranah Minang)”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang.

Naskah tersebut berisi cerita tentang seorang ibu yang sangat galak dan bengis kepada anak perempuan kandungnya. Akhirnya anak tersebut mati tenggelam karena tidak tahan menghadapi siksaan fisik maupun batin. Kisah yang ditulis di dalam Syair “Fatimah Mati Terbenam” ini merupakan sebuah kejadian nyata yang terjadi di Kampung Durian, Nagari Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kisah ini berlatar belakang budaya Minangkabau yang matrilineal. Seorang anak perempuan di Minangkabau umumnya mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan ibunya karena dialah yang meneruskan garis keturunan. Akan tetapi, yang terjadi di sini justru sebaliknya. Sang ibu malahan sangat membenci anaknya karena rasa dendam terhadap suaminya yang sangat miskin. Kisah ini merupakan salah satu potret sebuah keluarga di Minang yang ditulis secara sengaja oleh penulisnya supaya dapat menjadi pelajaran bagi siapa saja yang membacanya. Seperti diketahui, banyak karya sastra pada zaman Balai Pustaka berisi tentag “protes” secara halus terhadap adat Minangkabau. Naskah ini dianggap mengangkat latar belakang sosial budaya Minangkabau, seperti merantau dan hubungan kekerabatan antara mamak– kemenakan. Peran mamak diceritakan agak kurang berfunsi secara optimal karena sang mamak pergi merantau.

86 AJI Ajisman & Leonard Arios. 2000. “Kaba Siti Jamilah Dengan Tuanku Lareh Simawang: Kajian Isi Dan Nilai Budaya”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Berdasarkan analisis teks dan observasi, Syamsudin Sutan Rajo Endah dalam mengarang kaba ini tidak melihat fakta di lapangan. Ia hanya mendengar cerita kaba dari orang perorangan, kemudian ia tulis. Ada beberapa tempat yang dikatakan di dalam cerita kaba ini yang tidak sesui dengan fakta di lapangan antara lain disebutkan, Cerita kaba Siti Jamilah dengan Tuanku Lareh Simawang ini adalah cerita faktual. Kemudian dikemas oleh Sutan Rajo Endah, sehingga cerita kaba ini menjadi menarik bagi pembaca atau pendengarnya.

12 AJI Ajisman dkk. 2002. ”Kaba Sutan Pangaduan dan Sutan Lembak Tuah Beserta Ayahnya Gombang Pitunan : Suatu Kajian Tekstual”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (vii ; 168 halaman) Berdasarkan analisis, kaba “Sutan Pangaduan“ ini bukan asli produk Minangkabau. Kemungkinan penulis kaba ini pernah merantau ke Aceh, kemudian mendengar cerita kaba ini di sana. Setelah kembali dari sana kemudian ia menulis cerita tersebut akhirnya menjadi

7 Koleksi BPNB

sebuah naskah. Kaba “Sutan Pangaduan” ini dikarang oleh Sutan Mangkuto alias Sutan Pangaduan. Apabila dilihat dari bentuk nama yang memakai nama Sutan, ada kemungkinan nama tersebut berasal dari daerah pantai Pesisir Sumatera Barat.

46 REF Refisrul & Lia Nuraila. 2003. ”Kaba Si Saripoedi : Kajian Isi dan Nilai Budaya”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradiional Padang. (viii, 164 halaman). Hasil analisis menunjukkan, dalam cerita kaba ini tergambar bagaimana kehidupan masyarakat Minangkabau pada masa akhir abad ke 19. Kehidupan masyarakat dahulu yang masih lekat dengan adat dan kebiasaan tradisional, khususnya dalam hal mata pencaharian, kekerabatan, adat perkawinan, kematian, kepemimpinan, agama, serta pengetahuan tentang gejala alam. Hal ini dapat dilihat dari gambaran isi kaba yakni seorang wanita muda Minangkabau dahulu yang tercermin dalam diri Saripoedi. Terutama bagaimana pertentangan batin yang dialami menjelang ajal menjemputnya, antara nasehat orang tua dengan kesetiaan pada persahabatan dengan teman-temannya.

306 ERN Ernatip dkk. 1999/2000. ”Kajian Nilai Budaya Naskah Nazam Kanak-Kanak Dalam Surga”. Padang :Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan. ( viii ; 147 halaman). Dari analisis, ditunjukkan bahwa “Nazam Kanak-Kanak dalam Surga” merupakan karya sastra yang berlandaskan pada nilai-nilai yang ada dalam kandungan kitab suci Al-Quran dan Hadis Nabi yang dijadikan sarana komunikasi yang praktis dalam menyampaikan pesan, nasehat dan ajaran agama terhadap manusia. Kandungan isinya menceritakan keadaan surga dengan segala fasilitas, berupa kenikmatan dan kemewahan yang didapat oleh kanak-kanak yang masih suci dari dosa dan juga kita sebagai orang tua bisa ikut merasakan fasilitas itu, konsekuansinya kita diharuskan taat menjalankan ibadah kepada Allah dan melakukan amal sholeh lainnya selama hidup didunia.

292 AJI Ajisman dkk. 1999/2000. ”Kajian Nilai Budaya Nazam Neraca Kebenaran”. Padang: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (viii ; 164 halaman). Kajian ini menunjukkan secara umum nilai-nilai luhur yang terkandung dalam naskah ini adalah nilai keagamaan, rendah hati, perbanyak puji kepada Allah, akal warrag, orang cerdik, orang budiman, akal sejangkal, akal dua jangkal, akal tiga jangkal, jangan takabur, jangan menghina orang, jangan menyalahi janji, seorang pemimpin harus adil, orang tua yang mau bertobat orang kaya yang suka menolong, orang penyabar, bertambah ilmu bertambah amalan, semakin bertambah kaya semakin pemurah, sifat sabar dan pemaaf, sifat tawakal, sifat sombong, sifat perempuan soleh kasih saying, ajaran berbuat baik dan melarang berbuat jahat, sifat hidup dermawan, memuliakan tamu, khusuk dalam sembahyang, ajaran saling hormat-menghormati, ajaran untuk tolong menolong, ajaran bertakwa kepada Tuhan,

8 SASTRA

dan kelebihan ilmu pengetahuan daripada harta.

307 ERN Ernatip dkk. 1999/2000, ”Pengungkapan Nilai Budaya Naskah Kaba Tuanku Lareh Situjuh”. Padang : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. ( vii ; 181 halaman). Kaba Tuanku Lareh Situjuh adalah karya sastra klasik yang hidup dikalangan masyarakat Minangkabau. Kaba ini termasuk sastra lisan yang kemudian ditulis pada sebuah buku sehingga terwujud sebuah naskah. Kaba ini sesungguhnya adalah tradisi lisan dalam bentuk teater tutur yang menjadi kekayaan budaya Minangkabau. Dalam kajian naskah ini disebutkan pertama orang Minangkabau dalam hal tradisi verbal sangat kaya dalam hal berandai-andai. Untuk mengungkapkan suatu maksud dilakukan melalui kata-kata yang dibumbui dengan pengandaian, umpama, ungkapan atau basa basi dan tidak disampaikan secara langsung. Kedua, dari segi bentuk, kaba ini termasuk prosa liris yang berirma dan bermatra, susunan katanya tetap, bentuk bahasanya liris, ungkapannya plastis dan penggunaan pantun sangat dominan. Ketiga penyampaian kaba dituturkan dengan cara dilagukan, keempat dibuka dengan pantun dan ditutup dengan pantun, kelima menggunakan bahasa klise. Nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam naskah kaba Tuanku Lareh Situjuh adalah: poligami, mempertahankan harga diri, kepatuhan atau ketaatan anak terhadap orang tua, serta kesabaran.

NOV Noveri dkk. 2000. “Kajian Nilai Budaya Naskah Kuno Sariamin”. Padang: Departemen Pendidikan Nasional Direkorat Jenderal Kebudayaan. (viii ; 91 halaman). Tulisan ini memfokuskan bagaimana nilai-nilai yang terkandung dalam naskah kuno Minangkabau yang berjudul “Sariamin”. Adapun metode yang digunakan dalam melakukan kajian dan analisis nila-nilai yang terkandung dalam naskah Sariamain adalah metode analisis isi (content analisis) yang merupakan metode yang sering digunakan oleh para ahli ilmu sosial dalam mempelajari arti yang lebih dalam serta proses-proses dinamis dibidang komponen dari nasakah itu sendiri. Mula-mula huruf atau tulisan Arab Melayu yang terdapat dalam naskah tersebut dialihkan ke huruf atau tulisan latin.

318 ERN Ernatip dkk. 1998/1999. “Si Ali Amat”. Padang: Direktorat Jendral Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (v ; 116 halaman). Naskah Si Ali Amat berisi tentang gambaran kehidupan orang Minangkabau pada masa lalu. Di dalam naskah kuno Si Ali Amat, terdapat beberapa nilai-nilai, yakni ketabahan, tolong menolong, mempertahankan harga diri, mempunyai pendirian yang kokoh, rendah hati, pemurah, pemaaf, dan kebersamaan. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pribadi manusia. Ini berguna baik dalam lingkungan keluarga maupun bermasyarakat.

9 Koleksi BPNB

316 REF Refisrul dkk. 1998/1999. “Kajian dan Pengungkapan Nilai Budaya Naskah Kuno Rancak Di Labuah” Padang: Departemen Kebudayaan dan Parawisata, Direktorat Jendral Nilai Budaya, Seni dan Film. (viii ; 100 halaman). Hasil kajian menunjukkan naskah kuno ini menggunakan tulisan Arab Melayu (Jawi) dengan menggunakan bahasa Minang lama. Berisi tentang pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya, tentang bagaimana bertindak yang seharusnya sebagai orang Minangkabau. Pendidikan yang diberikan itu sangat penting bagi si anak. Nilai yang terkandung di dalam “Cerita Rancak Di Labuah” berdasarkan kajian adalah pendidikan, musyawarah, budi pekerti, keagamaan, social/kemasyarakatan, tanggung jawab, kesetiaan, pengetahuan, ketaatan/kepatuhan, dan sastra/keindahan.

813 MOE Moeis, Abdul. 1997. Salah Asuhan. Jakarta: Balai Pustaka. Buku ini menjelaskan salah asuhan, salah satu dari karya seorang anak Minang yakni Abdul Moeis yang menceritakan kemasyarakatan pada zamannya. Selain merupakaan bacaan umum, salah asuhan juga digunakan untuk bacaan wajib para pelajar. Melihat tema dan gaya bahasanya, roman ini merupakan penambahan dalam kesusastraan Indonesia.

787.07 UDI Udin, Syamsuddin. 1993. Rebab Pesisir Selatan: . Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Buku ini mendeskripsikan cerita malin kundang rebab pesisir selatan yang merupakan salah satu bentuk sastra lisan Minangkabau. Rebab ialah jenis instrumen musik, dan pesisir selatan merupakan daerah tempat berkembangnya. Sastra lisan disebut sastra tradisi lisan yang hakekatnya adalah seperangkat pertunjukan yang melibatkan penutur dan khalayak menurut tata cara dan tradisi pertunjukannya.

395 YUN Yunus, Ahmad dkk. 1993. Peranan Cerita Rakyat Dalam Pembentukan dan Pembinaan Anak. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Cerita rakyat yang tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat selain merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat itu sendiri, juga berfungsi sebagai sarana menyampaikan nilai budaya. Lahirnya cerita rakyat ialah hasil pengaruh timbal balik yang rumit dari faktor sosial dan kultural. Salah satu cara untuk mewarisi nilai budaya kepada generasi muda berikutnya ialah melalui dongeng atau bercerita.

787 DHA Dhavida, Usria dkk. 1997. Kesenian Rebab Pesisir. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menjelaskan Kesenian Rebab Pesisir yang mengalami kemunduran, bahkan

10 SASTRA

hampir langka penciptanya, pemainnya, maupun pembuat rebab itu sendiri. Ini disebabkan oleh teknologi yang telah menciptakan alat-alat musik modren sehingga instrumen musik tradisional telah dapat ditiru dan diperdengarkan melalui musik elektronik.

398 DJU Djurip. 2000. Cerita Rakyat Daerah Sumatera Barat. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini berisi tentang cerita rakyat di daerah Sumatera Barat karena cerita rakyat merupakan nilai budaya yang berlaku di masyarakat yang harus dilestarikan. Di antara cerita rakyat yang paling menarik adalah Legenda Sungai Jernih, sebab merupakan salah satu objek wisata yang sangat terkenal di kecamatan Baso. Selain itu, juga ada cerita rakyat Simarosok, asal usul gunung Tembus dan Batu Bujang Jibun.

398 ERN Ernatip. 2005. Kaba Sutan Palembang: Analisis Isi dan Nilai Budaya Sejarah. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Kaba merupakan salah satu bentuk karya sastra masyarakat Minangkabau yang berbentuk cerita atau kisah. Hasil analisis menunjukkan Kaba Sutan Palembang berisi tentang petualangan Sutan Palembang yang merantau dengan segala suka dan duka yang dialaminya. Nilai budaya yang terkandung didalam cerita ini sangat baik dan mempunyai karakteristik tersendiri.

390.4 DAH Dahrizal, Musra. 2007. Tigo Carito . Padang:Dewan Kesenian Sumatera Barat. Buku ini berisi tiga naskah cerita randai yaitu, Si Umbuik Mudo, Magek Manandin, dan Santan Batapiah.

959.8 DJA Djamaris, Edwar. 2001. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Buku ini memuat karya sastra rakyat Minangkabau yang terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis. Melalui buku ini diharapkan pembaca akan mengenal perkembangan sastra Minangkabau yang berupa puisi, prosa, dan drama.

090 MAR Marajo, Sjafnir Aboe Nain Datuak Kando dkk. 2009. Naskah Beranotasi. Padang. Lembaga Kajian Gerakan Paderi (1803-1838). Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman dan BPSNT Padang. 287 halm, 21 cm Buku ini merupakan Naskah Tuanku Imam Bonjol yang merupakan tulisan Arab Melayu. Dalam naskah ini terdapat pandangan Tuanku Imam tentang adat dan agama. Dalam

11 Koleksi BPNB

menciptakan kedamaian dihadapan Jumat, Tuanku Imam menyatakan tidak lagi akan mencampuri wewenang basa dan penghulu sehingga memungkinkan pemimpin adat menyelesaikan masalah-masalah sosial.

810.7 LUB Lubis, Mochtar. 1997. Sastra dan Tekniknya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Buku ini memuat sastra dan teknik menulis karya sastra. Buku ini berisi tanya jawab, karang-mengarang, memberikan uraian bagaimana mengarang novel, mengarang cerita pendek , dan memuat enam cerita pendek.Berbicara tentang sastra, maka berbicara mengenai manusia dan masyarakat baik itu perorangan, kelompok masyarakat luas, dan tentang masyarakat itu sendiri serta bagaimana menjadi seorang pengarang yang kreatif dan penuh kepercayaan diri.

899.221 ALI Ali , Lukman. 1994. Unsur Adat Minangkabau dalam Sastra indonesia1922-1956. (cet.1). Jakarta: Balai Pustaka. Buku ini memuat unsur adat dalam karya sastra Indonesia. Persoalan yang dibicarakan ini berlaku untuk karya itu sendiri,tidak keluar dari itu. Persoalan yang paling banyak ditemukan dalam buku ini adalah kawin paksa yang mengandung unsur adat.

401 RAM Ramadhani. 2006. Ikhwal Ketaktunggalan dalam Bahasa Minangkabau. (Cet,1). Padang: Andalas University Press. 186 halm,14,5 x 21 cm Buku ini menjelaskan bahasa intraetnis di ranah Minang atau para perantau lokal dan global, sebagai bahasa Minangkabau yang digunakan secara aktif. Bahasa Minangkabau punya peran penting yaitu sebagai alat berintegrasi sosial. Bahasa Minang dan bahasa Melayu memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia dan ada juga berasal dari rumpun yang sama seperti Austronesia barat Malaysia yang mempunyai kemiripan dengan bahasa- bahasa di dunia dalam ikhwal keuniversalan.

419 NAN Nadra. 2006. Rekontruksi Bahasa Minangkabau. (cet.1). Padang: Andalas University Press. 241 halm, 15x12 cm Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia. Bahasa ini di kenal juga dengan nama bahasa Minang atau bahasa Padang yang menyebutnya dengan bahasa Melayu Minangkabau . Penutur bahasa ini diperkirakan berjumlah 6.500.000 orang. Dapat di simpulkan bahwa punutur bahasa Minangkabau ini adalah bahasa kedua terbesar setelah bahasa Melayu.

12 SASTRA

398 ALI Ali, Lukman. 1994. Unsur Adat Minangkabau dalam Sastra Indonesia 1922-1959. Jakarta: Balai Pustaka. 148 halm, 21cm. Buku ini menguraikan unsur-unsur adat di dalam sastra yang ada di Minangkabau pada kurun waktu 1922-1959. Masalah adat tak lepas dari rangkaian masalah kemasyarakatan yang pasti menyinggung pula sedikit zaman yang diceritakan yang menimbulkan pembeturan- pembeturan dalam masyarakat akibat dinamika yang timbul.

407 RAH Rahman, Abdul. 1996. Sudah Pandai Membaca Logat Minangkabau. Bukittinggi: CV. Pustaka Indonesia. 102 halm Buku ini menceritakan perantau Minangkabau yang pulang ke kampung dengan berbagai masalahnya. Terdapat pula berbagai kebiasaan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari bergontong- royong, kerja keras, dan tanggung jawab keluarga.

419 MAR Martis, Non dkk. 2005. Eksistensi Bahasa Minangkabau dalam Keluarga Muda Minang di Kota Padang. Padang: Balai Bahasa Padang. Buku ini menjelaskan bahasa Minangkabau dalam keluarga muda Minang. Bahasa menjadi ciri identitas satu bangsa. Melalui bahasa orang dapat mengidentifikasi kelompok masyarakat bahkan dapat mengenali perilaku dan kepribadian masyarakat penuturnya. Dalam kehidupan masyarakat penutur bahasa Indonesia telah terjadi perubahan, terutama yang berkaitan dengan tatanan baru kehidupan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

800 RUS Rusli, Marah. 2009. Siti Nurbaya (Kasih Tak Sampai). Jakarta :PT.Balai Pustaka. 334 halm, 20.5 cm. Sebuah novel karya Marah Rusli tentang kisah cinta Sitti Nurbaya dan Samsul Bahri, bersama kenangan dan kebencian orang-orang terhadap perangai Datuk Maringgih yang licik, akan tetapi sekaligus mempesona. Selain tentang cinta yang indah, terdapat pula tentang patriotisme dan perjuangan nilai-nilai kemanusiaan yang selalu ada pada tiap zaman karena itulah maka novel ini menjadi abadi.

13

SEJARAH

SEJARAH

NUR Nur, Muhammad Identitas Budaya Pesisir Minangkabau Dalam Perspektif Sejarah. Suluah, 2 (3) Desember 2002: 17-22 Artikel ini memuat proses terjadinya asimilasi budaya di pesisir, di antaranya melalui perdagangan, penyebaran agama, kesenian, perkawinan dan eksvansi politik Aceh.

ZUB Zubir, Zusneli Kiprah Perempuan Minangkabau di Ranah Publik dari Masa ke Masa. Suluah, 4(5) Agustus 2004 :54-64 Artikel ini memuat kedudukan perempuan dalam masyarakat Minangkabau memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Perempuan Minangkabau digambarkan sebagai penghias nagari.

ZUB Zubir, Zusneli Perubahan Pola Pikir Petani di Sumatera Barat (Tinjauan dari Sisi Perubahan Budaya Tari) Suluah, 2(3) Desember 2002: 47-49 Artikel ini memuat perubahan pola pikir petani di Sumatera Barat yang masih berada dalam masa transisi dalam melaksanakan usaha taninya. Pelaksanaan bertani dimulai dengan ritual-ritual pada setiap tahapan tetapi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan cara bertani masyarakat pun berubah.

299 MAR Maryetti dkk. 1999/2000. “Peranan Kaum Wanita dalam Perjuangan Kemerdekaan di Front Timur Kota Padang Tahun 1945-1950”. Padang: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (vi ; 128 halaman) Keterlibatan wanita dalam perang kemerdekaan di Kota Padang menunjukkan bahwa tingkat kepedulian mereka terhadap usaha membela negara yang relatif tinggi. Upaya melibatkan diri terebut tidaklah melalui pemaksaan, tetapi bersumber dari keinginan dari dalam hati mereka sendiri. Mereka merasa terpanggil untuk bersama-sama dengan kaum pria maju ke front pertempuran untuk menghadapi serangan dari tentara Belanda. Secara organisatoris keterlibatan wanita dalam perang kemerdekaan di Sumatera Barat umumnya dan Kota Padang khususnya dapat dibagi atas 2 kelompok yaitu Keputian Republik Indonesia (KRI) dan Sabil Muslimat. Selain berbeda nama, kedua organisasi perjuangan wanita ini juga relative berbeda dalam struktur maupun dalam perjuangannya. Kalau KRI berada langsung di bawah TNI sedangkan Sabil Muslimat berada di bawah . KRI lebih merupakan sebagai organisasi pejuang dari wanita-wanita yang berpendidikan sekuler. Selain itu mereka lebih banyak berada di garis belakang sebagai palang merah dan dapur umum, meskipun ada diantaranya yang menjadi kurir dan juga merampas senjata musuh. Oleh karena KRI berada dibawah TNI maka aktivitas anggotanya lebih banyak “ ditentukan “ oleh TNI dari pada mengambil inisiatif sendiri. Hal ini disebabkan karena anggota KRI dilatih oleh prajurit TNI, maka wilayah perjuangannya juga lebih banyak mengikuti TNI.

17 Koleksi BPNB

171 ROH Rohanah, Siti & Nurmatias. 2006. “Bagindo Aziz Chan Pahlawan Nasional dari Kuraitaji”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Bagindo Azis Chan telah dianugerahi Pahlawan Nasional. Ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Sumatera Barat. Tokoh ini telah dianggap sebagai pahlawan nasional oleh masyarakat Sumatera Barat sebelum penganugerahan tersebut dilakukan. Hal ini, erat kaitannya dengan nilai-nilai perjuangan yang telah dilakukan oleh Bagindo Aziz Chan selama kurun waktu satu tahun masa pemerintahannya sebagai Walikota Padang ke II setelah Abubakar Djaar (15 Agustus 1946). Penganugerahan tanda penghormatan ini dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada tanggal 9 Nopember 2005, di Istana Merdeka Jakarta. Pada masa pendudukan Jepang, ia tampil untuk memimpin pemuda membuka jalan kereta api yang menghubungkan kota Sijunjung Sumatera Barat melalui hutan belantara Logas terus ke Pekan Baru, secara sukarela tanpa paksaan. Menjadi anggota Nokokai yaitu Badan Kebaktian Rakyat Sumatera Barat yang mengurus masalah logistik. Demikian juga pada masa-masa kemerdekaan Aziz Chan ikut berpartisipasi dan meluangkan waktu menjadi penggerak dan pembentuk organisasi maupun masalah-masalah lain yang berhubungan dengan perjuangan. Hal-hal inilah yang dikemukakan atau diungkapkan kembali sebagai suatu manifestasi perjuangan dan penghormatan yang diterima beliau.

43 M. NUR Nur, M dkk. 2003. “Dinamika Pelabuhan Air Bangis dalam Lintasan Sejarah Lokal Pasaman Barat”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sejarah dan Tradisi Padang. (vi ; 172 halaman). Bandar Airbangis memang berbeda dengan Bandar pantai lainnya di pesisir barat Pulau Sumatera. Secara umum pasar dalam sebuah kota terpisah dari bandarnya, yakni di muara Batang Sikabau. Hal ini terjadi karena Airbangis hanya layak untuk sebuah Bandar yang terletak dibibir sebuah teluk dan lahan kaki pegunungan Pasaman yang agak luas sehingga tidak memungkinkan pasar berada jauh kearah pedalaman. Bagaimana peranan Airbangis sebagai Bandar dan pelayaran di pantai barat Pasaman dalam kurun waktu abad ke 19 sampai kontemporer, dengan menekankan pada kegiatan perdagangan dan dinamikanya. Secara keselruhan penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dinamika sejarah Airbangis. Bandar maritime itu memainkan peranan penting dalam memajukan daerah pedalaman melalui perdagangan. Sebelum abad ke-19 pantai barat Pasaman berada dalam kekuasaan Aceh. Kekuatan Aceh sangat dirasakan disetiap Bandar, termasuk Air Bangis, dengan menempatkan Wakil Raja Aceh yang bergelar Panglima Aceh disana. Kehadiran kekuatan Aceh dikawasan pesisir barat Pasaman ditanggapi oleh penduduk setempat dengan pro dan kontra. Bagi yang pro, mereka mendukung keberadaan Panglima Aceh disetiap Bandar, sebab sebagian dari orang Aceh telah menjadi penduduk setempat dan berketurunan. Namun kadang-kadang para panglima sering berbuat semena-mena terhadap penduduk dengan memonopoli perdagangan lada dan bahan komoditi lainnya.

18 SEJARAH

279 ROH Rohanah, Siti dkk. 2000. “Peranan Muhammadiyah dalam Sistem Pendidikan Islam di Padang Panjang Tahun 1950-1965”. Padang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala. (iii ; 76 halaman). Masyarakat Sumatera Barat umumnya dan Padang Panjang khususnya kebanyakan menganut faham Muhammadiyah. Ini berarti Muhammadiyah merupakan sumber kekuatan masyarakat yang berpengaruh dan menimbulkan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dalam masyarakat Islam. Muhammadiyah Padang Panjang telah turut memberikan sumbangsihnya dalam menumbuhkan dan mempertebal rasa kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Selain itu, organisasi itu juga beperan juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi kemajuan agama, bangsa, dan negara. Dalam melaksanakan amal usahanya, Muhammadiyah sangat kooperatif. Organisasi ini dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan bangsa dan negara. Untuk itu, Muhammadiyah Padang Panjang pernah dekat dengan pemerintah sehingga dipercaya untuk menerima bantuan keuangan dalam menunjang pembangunan- pembangunan fisiknya. Akan tetapi, tidak lama setelah itu, hubungan menjadi renggang. Hal ini disebabkan karena adanya oknum-oknum tertentu atau gerakan yang merasa bersaing dengan Muhammadiyah. Cobaan itu diterima baik oleh Muhammadiyah dengan lapang dada sambil tetap melakukan amal usaha diberbagai bidang kehidupan umat. Dalam bidang pendidikan, peranan Muhammadiyah cukup besar. Sejak awal berdirinya sampai sekarang telah ribuan lembaga-lembaga pendidikan didirikan dan tersebar diberbagai daerah, termasuk di Padang Panjang. Sekolah-sekolah ini telah menghasilkan ribuan lulusan atau alumni yang berhasil menjadi pejabat pemerintah, pengusaha, pedagang sukses dan tidak sedikit pula yang mengabi pada dunia pendidikan sebagai rektor, guru dan dosen, dan lain-lain.

270 ZUB Zubir,Zusneli dkk. 2001. “Pendudukan Jepang di Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok Dan Pengaruhnya Terhadap Ekonomi Masyarakat”. Padang : Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Padang, 2001. Salah satu daerah yang secara langsung mengalami masa pendudukan Jepang adalah kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Daerah ini dulunya adalah penghasil beras atau padi dan juga sayur-sayuran. Selain itu, Lembang Jaya juga terkenal sebagai penghasil cengkeh. Sebagai gudang beras, Lembang Jaya dipandang Jepang dapat memenuhi kebutuhan bahan pangan untuk kepentingan Perang Asia Timur Raya. Oleh karena itu, Jepang lalu mengeluarkan berbagai macam peraturan, seperti penyerahan padi secara paksa pada masyarakat di pedesaan. Selain itu, banyak tenaga-tenaga produktif di masyarakat yang digunakan untuk kepentingan perang Jepang. Demikian juga dalam menghadapi masa agresi militer Belanda. Rakyat harus dihadapkan pada keharusan berkorban untuk berjuang dan berperang melawan kolonial Belanda. Masa- masa yang sulit bagi rakyat yang sedang menghadapi krisis ekonomi juga harus menghadapi kekalutan akibat perang. Ada satu yang menjadi kebanggaan masyarakat pariaman bahwa daerahnya dianggap sebagai suatu tempat yang sangat strategis bagi pasukan ALRI. Markas ALRI yang terletak di kampung Cina, menjadi lambang pelindung dan lambang kebanggaan bagi masyarakat. Karena selain sebagai pasukan pertahanan kota Pariaman dan bahkan pasukan pertahanan pusat pemerintahan Bukitinggi dan Sumatera Barat umumnya

19 Koleksi BPNB

juga ALRI telah mampu membuktikan dengan mensejahterakan rakyat Pariaman dalam hal perekonomian. Menjalin kerja sama dengan masyarakat maupun dengan pasukan lain telah mmbawa ALRI masuk ke jajaran pasukan yang dihormati oleh masyarakat Pariaman. Pengorbanan dan perjuangan mereka telah dianggap mampu menghasilkan moment sejarah yang bisa dijadikan acuan dan motivasi bagi generasi muda Pariaman. Pariaman sebagai pusat pangkalan ALRI maka pertahanan kota Pariaman lebih didominir oleh batalion ALRI di bawah pimpinan pusat Mayor Laut Sulaiman. Konsekwensi dari kedudukan ini, menyebabkan kesatuan ALRI merasa bertanggung jawab dan bertahan sampai titik darah yang terakhir dalam menghadapi gerakan exspansi kolonialisme Belanda ke Pariaman dan sekitarnya. Sebagai manifestasi dari rasa tanggung jawab moral serta panggilan hati nurani untuk membela bangsa dan tanah air itu dari kalangan ALRI telah gugur sebagao suhada secara heroik dalam menghadapi gerakan agresi kolonialisme Belanda ke kota Pariaman pada tanggal 6 Januari 1949.

IMA Imadudin, Lim “Dinamika Kehidupan di Minangkabau (Kasus di Nagari Pariangan, Kab. Tanah Datar 1960-1990)”. Padang : Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Padang. (xiv, 130 halaman). Fokus penelitian ini adalah dinamika surau yang menyangkut relasi agama dan struktur sosial, serta perubahan yang terjadi di dalamnya. Penelitian dilaksanakan di Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar yang dianggap sebagai nagari tertua di Minangkabau. Penelitian ini bertujuan sebagai bagian dari usaha mengembangkan wacana dan mendorong “gerakan kembali ke surau”. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dinamika kehidupan surau di Pariangan sepanjang tahun 1960-1990 mengalami pasang surut yang dapat diamati perubahannya. Sebagai insitusi yang berangkat dari kebudayaan local, surau mempertemukan dua elemen dasar masayarakat yaitu, agama dan adat. Agama dan adat meruapakn elemen yang saling mengisi satu sama lain. Ajaran-ajaran kesurauan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam doktrin” keberadaan surau terkait dengan upaya Islamisasi” nilai-nilai adat dan pusat penyebaran agama Islam. Perubahan sosial yang terjadi dalam konteks surau adalah perubahan yang meninggalkan peranan institusi lama. Dalam hal ini institusi yang tradisional dianggap tidak berkaitan dengan kehidupan nyata masyarakat. Pada akhirnya, surau menjadi saksi dari peradaban besar. Demikianlah surau, merupakan bagian dari siklus sejarah yang pernah ada dan menjadi khasanah tradisi Minangkabau.

13 IMA Imadudin, Iim dkk. 2002. “Penerbitan dan Tradisi Intelektualisme di Minangkabau Kasus Tsamaratul Ikwan 1913-1949”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Salah satu di antara penerbit yang cukup disegani pada periode 1900-an adalah Tsamaratul Ichwan. Pada mulanya Tsamaratul Ichwan merupakan yayasan yang bergerak di bidang sosial. Kemudian yayasan yang didirikan Syeikh Jamil Jambek tersebut mengkhususkan diri pada bidang penerbitan. Cukup banyak buku-buku yang diterbitkan. Kajian tentang penerbit ini menjadi menarik karena para peneliti jarang atau dapat dikatakan sedikit sekali menelitinya, menjadikan peran penerbit sebagai bagian dari kebangkitan intelektualisme , lebih-lebih jika dikaitkan dengan kebangkitan umat secara keseluruhan.

20 SEJARAH

Eksistensi Tsamaratul Ichwan mendorong makin kuatnya gerakan pembaharuan kaum muda. Upaya untuk memurnikan pengamalan agama makin menemukan bentuknya. Jika sebelumnya hanya terbatas pada ceramah-ceramah keagamaan yang terbatas dan temporer, dengan adanya penerbitan memiliki daya jangkau lebih luas dan “abadi”. Dalam pengertian, orang dapat mempelajari dan memahaminya secara lebih utuh dan mendalam. Sudah barang tentu medan dakwah yang dihadapi penuh dengan kesulitan karena realitas sosial yang datang dari dua arah. Pertama, tantangan yang hebat dari kaum tua; dan kedua, tekanan kolonialisme yang memasung kebebasan. Sebagai penerbitan, Tsamaratul Ichwan mentransformasikan nilai-nilai tentang pentingya peran media sebagai corong gerakan pembaharuan kaum muda. Demikian juga ulama lebih memiliki pilihan untuk mengaktualisasikan dakwah kepada masyarakat. Selain itu, penerbit telah menyediakan dirinya sebagai debating forum. Dalam perkembangannya, keberadaan Tsamaratul Ichwan sangat terkait dengan pengelolanya. Pada masa kepemimpinan Syeikh Jamil Jambek, percetakan mencetak buku agama dan budaya. Pasca kepemimpinan Inyiak jambek, Tsasmaratul Ichwan dikelola Inyiak Ulak. Pada fase ini, tema intelektual dan politis (yang diwakili Soeara Islam) lebih mengemuka. Sedangkan, pada fase Inyiak Ulak lebih bercorak budaya.

275 ZUB Zubir, Zusneli dkk. 2000. “Undang-Undang Otonomi Daerah dan Implementasinya di Sumatera Barat (1945- 1974)”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini menjelaskan beberapa segi permasalahan mengenai beberapa UU Otonomi Daerah di Indonesia dan implementasinya di Sumatera Barat, yaitu, latar belakang lahirnya UU Otonomi Indonesia dan tanggapan terhadap UU Otonomi Daerah baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat. Semenjak kemerdekaan, negara Republik Indonesia telah membuat beberapa peraturan mengenai undang-undang Otonomi daerah. Undang-undang tersebut adalah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1956, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1965 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa proses untuk mewujudkan otonomi daerah, memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini dapat di lihat dari peraturan perundang-undangan yang terus berubah tentang pemerintahan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan asal-usul dan budaya daerah masing-masing, seperti Sumatera Barat, memiliki budaya yang khas dan melekat pada masyarakatnya. Tentu saja undang-undang tata peraturan pemerintahannya juga harus sesuai dengan adat-istiadat Minangkabau.

233 ZUB Zubir, Zusneli dkk. 2002. “Perempuan Minangkabau abad XX : Antara Tradisi, Modernisasi, dan Gender” Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Mengingat banyak tokoh perempuan Minangkabau yang terkenal, maka penelitian ini hanya mengangkat empat belas orang saja, yaitu Rahmah El Yunusiyyah, Rohana Kudus, Sitti Manggopoh, Puti Ros Dewi Balun, Aisyah Amini, Ani Idrus, Dewi Fortuna Anwar, Asmia J. Awar-Amilus, Zakiah Darajat, Rusni Zulharmans, Elly Kasim, Lily Syarif, Ani Sumadi, dan Gusmiati Suid. Dalam Penelitian ini melihat bagaimana latar belakang munculnya gerakan kaum perempuan di Minangkabau dan usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh ke- empat belas orang tokoh perempuan tersebut dalam memajukan kaumnya, serta pandangan

21 Koleksi BPNB

masyarakat sekarang terhadap gerakan dan peran kaum perempuan dalam bidang pendidikan maupun bidang sosial budaya lainnya. Adapun tujuan penelitian ini agar masyarakat dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang kepeloporan beberapa tokoh perempuan Minangkabau, dalam memperjuangkan hak kaumnya dalam mendapatkan kesempatan yang sama dengan kaum lelaki. Diskriminasi terhadap perempuan hingga sekarang tetap merupakan masalah di seluruh dunia. Sampai hari ini masih banyak perempuan di berbagai belahan dunia yang merasa perlu untuk memperjuangkan hak dan kedudukannya, dengan tujuan mencapai tempat yang sederajat dengan laki-laki dan tidak lagi dianggap sebagai warga masyarakat kelas dua.

IMA Imaduddin, Lim & Iriani. 2005. “Kajian Perbandingan Mengenai Kembali ke Marga di Sumatera Selatan dan Nagari di Sumatera Barat 1979-2004”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini dilakukan di Palembang dan Kayu Agung. Kota Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi tempat pertemuan pelbagai wacana dan interpretasi “Kembali ke Marga” berlangsung sangat intensif. Kayu Agung mewakili daerah di luar Palembang yang pada masa lalu tempat eksisnya marga-marga. Titik tolak penelitian bermula dari tahun 1979 dengan pemahaman bahwa masa itu merupakan saat penerapan UU No. 5 Tahun 1979 yang menjadi fase yang paling kritis dalam sejarah perkembangan marga dan nagari. Titik akhir pada tahun 2004 diambil dengan mempertimbangan perkembangan- perkembangan yang lebih mutakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tiga fase sejarah yang dilalui (Pra Kolonial, Kolonialisme Belanda, Pendudukan Jepang, dan Masa Kemerdekaan) sesungguhnya pengakuan terhadap nagari dan marga, baik sebagai kesatuan adat maupun pemerintahan, sudah cukup kuat. Nagari di Minangkabau sejak masa lampau, yang diungkap dalam tradisi lisan, sampai masa kolonial sedikit saja mengalami pergeseran substansial, terbatas pada soal-soal administratif saja. “Republik-republik mini” itu pada satu ketika sepertinya menjadi subordinasi pihak kolonial. Namun demikian, hal tersebut bukanlah kondisi yang permanen. Demikian pula, marga di Sumatera Selatan mengalami perubahan sistem pemerintahan, seperti percobaan Pemerintahan Dusun pada zaman kolonial.

83 NUR Nuralia, Lia. 2004. “Dampak Pengembangan Wilayah Pelabuhan Teluk Bayur Terhadap Masyarakat dan Lingkungan Sekitarnya di Kota Padang dan Painan (1985-2000)”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini mempunyai masalah utama, yaitu dampak pengembangan wilayah pelabuhan Teluk Bayur terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini mencakup dua aspek, yaitu aspek spasial dan aspek temporal. Aspek spasial meliputi Kota Padang dan Painan, khususnya masyarakat dan lingkungan di sekitar pelabuhan Teluk Bayur, serta lingkungan di luar pelabuhan yang menjadi mata rantai pembangunan, dan termasuk ke dalam administrative Kota Padang dan Painan, sedangkan aspek temporal berada dalam kurun waktu 1985-2000. Tahun 1985 adalah tahun awal dilakukannya renovasi pelabuhan sesuai dengan Surat Keputusan Dua Menteri, yaitu Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri. Pada tahun ini proses pembangunan pertama dalam rangka renovasi mulai dilakukan dan dampaknya mulai dirasakan secara otomatis oleh masyarakat dan lingkungan

22 SEJARAH

sekitarnya. Kemudian tahun 2000 diperkirakan sebagai tahun yang dapat dilakukan penilaian terhadap perubahan yang terjadi. Pada tahun ini pula merupakan pasca Orde Baru dan awal dari orde reformasi yang banyak memberi perubahan kondisi sosial ekonomi dan politik, baik terhadap masyarakat Kota Padang dan Painan khususnya maupun bangsa Indonesia secara umum. Hasil penelitian menujukkan bahwa pengembangan wilayah atau renovasi pelabuhan Teluk Bayur tahun 1985 dilakukan berdasarkan SK dua menteri, yaitu Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri. Renovasi dilakukan dalam beberapa tahap dengan membangun dermaga khusus komoditi tertentu, gudang penampungan barang, lapangan penumpukan barang, kantor, jalan, dan fasilitas pendukung lainnya.

11 IMA Imadudin, Iim dkk. 2002. “Nagari Dikalahkan Garudo (Pengalaman Pelaku Sejarah dalam Kemelut PRRI 1958 Hingga 1970)”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Masalah pokok dari penelitian ini adalah “Bagaimana pengalaman pelaku sejarah dalam peristiwa PRRI dan konflik psikologisnya. Secara operasional penelitian dilakukan di Sumatera Barat dimana peristiwa PRRI terjadi. Secara lebih spesifik, penelitian di Padang menjadi fokus perhatian utama karena sebagian informan kunci berada di daerah tersebut. Adapun scope temporal-nya tahun 1958 sampai tahun 1970. Tahun 1958 merupakan entry point dari pergolakan PRRI yang semakin keras, sedangkan tahun 1970 dianggap mewakili fase dimana dampak psikologis pasca “kekalahan” PRRI masih dirasakan masyarakat Sumatera Barat. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai sebuah peristiwa historis memang dinilai dari seberapa jauh daya gugah terhadap generasi berikutnya. Jadinya, keabsahan sebuah perjuangan entah atas nama keadilan, demokrasi, dan harapan masa depan, memiliki konsekuensi sendiri. Sebuah percobaan sudah dilakukan. Suka tidak suka akibat-akibat di belakangnya harus ditanggung. Perjuangan memerlukan legitimasi, entah itu atas nama kekuasaan, moral, atau agama. Tetapi legitimasi tidaklah berjarak dengan realitas. Persepsi orang tentang sesuatu selalu berangkat dari pandangan tentang dirinya. Kasus PRRI telah membuktikan bahwa betapa mereka yang melakukan protes bahkan yang paling keras, “ultimatum”, sesungguhnya tidak siap untuk berperang. Semuanya bermula dari “krisis”. Krisis politik dan ekonomi yang saling berkait membidani lahirnya PRRI. Konflik antar partai, krisis kabinet, kegagalan pembangunan ekonomi, konflik di kalangan militer, dan semakin merajalelanya komunis menyemaikan benih-benih tumbuhnya gerakan perlawanan.

116 IMA Iim, Imadudin & Lia Nutaila. 2005. “Gerakan Baso 1946 : Kajian Tentang Sejarah Sosial di Sumatera Barat”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini memfokuskan pada beberapa masalah yakni Bagaimana prakondisi yang melatarbelakangi munculnya Gerakan Baso di Sumatera Barat? Bagaimana proses gerakan berlangsung? Bagaimana reaksi dari pemerintahan karesidenan? Hasil penelitian diperoleh bahwa Gerakan Baso 1946 lahir dari persoalan-persoalan sosial politik yang kompleks pasca kemerdekaan. Ketika orang-orang baru saja terbangun dari mimpi-mimpi kemerdekaan, mereka mendapati kenyataan yang tidak diinginkan. Republik yang baru merdeka dihadapkan pada konflik-konflik internal yang hebat. Sementara para politisi saling berebut pengaruh, laskar-laskar mengalami radikalisasi, NICA yang membonceng Sekutu

23 Koleksi BPNB

tiba di Padang; maka soal perbaikan hidup menjadi urusan belakangan. Memang revolusi kemerdekaan merupakan perpaduan dari ambivalensi rasionalitas dan irasionalitas, antara fakta dan mitos, radikalisasi dan upaya-upaya damai, dan sebagainya. Gerakan Baso yang dipimpin ulama kharismatis Tuanku Nan Putih dan Tuanku Nan Hitam dibentuk oleh suffiecient cause (sebab-sebab yang dekat dengan peristiwa) yang muncul dalam situasi-situasi sebagai berikut: pertama, Berkuasanya mantan pejabat zaman kolonial ke tampuk pemerintahan lokal di Sumatera Barat; kkedua, Konflik berkepanjangan antara Pemerintah dengan Volksfront; Ketiga, Krisis ekonomi yang ditandai dengan inflasi yang hebat; keempat, Pertentangan partai dan persaingan pribadi diantara pemimpin lokal.

118 NUR Nuralia, Lia & Siti Rohanah. 2005. “Kehidupan Pengrajin Perak di Koto Gadang Sumatera Barat 1990-2000”., Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian tentang “Kehidupan Pengrajin Perak di Koto Gadang Sumatera Barat 1990- 2000” difokuskan pada kehidupan pengrajin, terutama kegiatan usaha kerajinan perak yang menjadi sumber penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil penelitian diperoleh bahwa kerajinan perak Koto Gadang sampai saat ini masih eksis dan menjadi lapangan pekerjaan bagi sebagian penduduknya yang tinggal di Koto Gadang. Pada awalnya mereka mengerjakan perak sebagai pekerjaan sambilan setelah mengerjakan sawah atau ladang, sebagai sebuah kesenangan dan kebiasaan yang dilakukan turun temurun. Kerajinan perak menghasilkan barang kerajinan yang indah dan dapat digunakan sebagai perhiasan dan pajangan. Kemudian berubah menjadi barang komersil yang menghasilkan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

315 DJU Djurip dkk. 1989/1999. ”Pendataan Biografi Tokoh-tokoh Daerah dan Nasional di Sumatera Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Pendataan biografi seseorang berdasarkan pada aktifitasnya yang lebih menonjol. Hal ini memudahkan dalam pengelompokkannya, Karena ada beberapa tokoh yang aktifitasnya tidak terbatas pada satu bidang saja. Kelompok ulama yaitu tokoh-tokoh yang mengabdikan dirinya bagi kemajuan agama, kelompok politik yaitu tokoh-tokoh yang berkecimpung dalam bidang politik, kelompok pendidikan yaitu tokoh-tokoh yang lebih mentik beratkan perhatiannya pada masalah pendidikan, serta kelompok wanita yaitu wanita-wanita Minangkabau yang muncul menjadi tokoh daerah dan nasional. Tokoh-tokoh ulama yang ada di Sumatera Barat adalah, Tuanku Imam Bonjol, Syekh Abbas Qadhi (Abbas Bin Wahab Bin Abdul Hakim Bin Abdul Gaffar), Syekh Sulaiman Ar-Rasuly, Syekh Muhammad Djamil Djaho, Syekh Dr. H. , Syekh Haji Daud Rasyidi, Syekh Abbas Abdullah Padang Japang, Tuanku Nan Ranceh, , Syekh Haji Muhammad Nawawi, Buya Haji Mansur Daut Datuk Palimo Kayo, Tuanku Mudo Ismail, Syekh Bayang, Syekh Inyiak Adam Dt. Basa, Syekh H. Ismail Kiambang, Syekh H. Oedin Rahmany, Syekh H. Zainuddin Hamidy, Syekh H. Nasharuddin Thaha, Syekh Khatib Muhammad Ali, Haji Abdul Malik Karim Amarullah (). Tokoh-tokoh politik yakni, Abul Muis, Sutan Syahrir, Muhammad Yamin, Muhammad Hatta, Chatib Sulaiman, Bagindo Abdul Aziz Chan (Aziz Chan). Abu Hanifah Dt. Maharadja Emas, Haji , Ahmad Husein, Dahlan Ibrahim, dan Mochamad Nazir. Tokoh-

24 SEJARAH

tokoh wanita adalah , Rohana Kudus, Hoerijah Adam, Rahmah El Yunissyah. Tokoh pendidikan yakni Djaka Dt. Sati (Djaka), Zainuddin Labay El-Yunusyi, Muhammad Taib Umar, Syekh Dhamrah Asyadi, Muhammad Sjafei, Abdul Hamid Hakim. Tokoh seni dan budaya adalah, Usmar Ismail, Marah Rusli, Ibenzani Usman, Muhamad Ami, Zaini, Adinegoro (Djamaluddin), Irsan. MA. Tokoh adat yakni Datuak Katemanggungan, dan Datuk Perpatih Nan Sabatang (Sutan Balun)

14 M. NUR Nur, M dkk. 2003 ” Lokal Sumatera Barat Perjuangan Rakyat dan TNI di Cupak Kabupetan Solok (1945-1950)”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sejarah dan Tradisi Padang. (vi ;61 halaman). Tulisan ini memaparkan bagaimana sebuah lokalitas yakni daerah Cupak menjadi sebuah area perjuangan rakyat dan TNI di masa agresi. Sebagai sebuah kajian sejarah local Sumatera Barat, buku ini telah menyuguhkan bagaimana heroiknya rakyat Cupak dalam melawan penjajahan Blanda di daerahnya. Penelitian ini dilakukan dengan tekhnik pengumpulan data yang lazim dalam penelitian sejarah. Dalam melakukan penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah, yakni melalui proses dan tahap –tahap pengumpulan data atau sumber, kritik, interpretasi dan historiografi. Nagari Cupak sebagai salah satu nagri di Minangkabau menjadi pusat jaringan pemerintahan yang melebihi peranannya dari pada nagari yang lain di wilayah Solok. Nagari Cupak menjadi pusat pemerintahan dan bais perjuangan di front Timur Kota Padang, ebab disana berkumpul para pejuang untuk melawan Belanda yang menempati posnya di Kota Solok. Di samping tempat menjalankan roda pemerintahan sipil, Cupak juga menjadi pusat pertemuan antara pejuang, masyarakat, dan ulama untuk membentuk strategi dalam menghadapi Belanda.

308 DAH Dahlan, M. Halwi dkk. 1999/2000. ”Dari Dewan Banteng ke PRRI : Kemiripan Sejarah yang Berulang di Era Reformasi”. Padang: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan. ( xi ; 75 halaman) Dalam tulisan ini dapat dicerna bahwa masalah Dewan Banteng dan PRRI dapat disimpulkan bahwa pertama, Dewan Banteng bukanlah pemberontakan, sebab pada dasarnya organisasi ini lebih mengarah kepada permintaan keadilan dengan mengeluarkan berbagai solusi yang iusulkan ke pemerintah pusat pada waktu itu. Suatu alasan dan kenyataan logis sebab Dewan Banteng yang dilahirkan di wilayah mencoba memperlihakan kepeduliannya terhadap pembangunan bangsa dan Negara Indonesia. Kedua, Dewan Banteng pernah mengambil alih pemerintahan daerah untuk tujuan menguasainya, hanya melaksanakan pemerintahan tersebut, itupun hanya untuk sementara sampai peleksanaan pembangunan daerah sesuai cita-cita Dewan Banteng bisa terealisasi kemudian pelaksanaan pemerintahan daerah tersebut akan dikembalikan, sedangkan selama pelaksanaan tersebut Gubernur Sumatera Tengah masih tetap menjabat selaku kepala pemerintahan propinsi Sumatera Tengah dan ini diakui oleh Dewan Banteng. Ketiga, pengambilalihan yang dilakukan Dewan Banteng murni untuk meningkatkan taraf kesejahteraan daerah yang dibuktikan dengan hasil-hasil yang telah dicapai ulama Dewan Banteng menjadi pelaksanaan pembangunan daerah. Keempat, Tuntutan yang dilakukan oleh Dewan Banteng murni aspirasi daerah Sumatera

25 Koleksi BPNB

Tengah setelah memperhatikan kesesuaian seluruh aspek yang dituntut dengan kondisi yang terjadi di daerah ini. Tunutan Dewan Banteng adalah merupakan saran, solusi sekaligus peringatan kepada pemerintah agar segera melaksanakan pemerataan pembangunan yang merupakan tanggung jawab pemerintah. Kelima, terjadinya perubahan secara prinsipil yaitu dari tujuan pembangunan daerah menjadi suatu ultimatum besar kemungkinan terjadi setelah bergabung nya tokoh-tokoh partai yang merikan diri ke Padang, seperti , Burhanuddin Harahap, Moh. Natsir, Zulkifli Lubis dan sebagainya yang kemudian melahirkan PRRI. Keena, lahirnya PPRI harus disikapi dengan persepsi dan pemahaman hati-hati.

49 IMA Imadudin, Iim dkk. 2003. ”Inderapura Kerajaan Maritim dan Kota Pantai di Pesisir Selatan Pantai Barat Sumatera”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (vi ; 144) Tulisan ini memaparkan Inderapura kerajaan maritim dan kota pantai di Pesisir Selatan pantai barat Sumatera. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif historis yang terdiri dari empat tahapan, yakni heuristic (tahap pengumpulan data atau sumber), kritik, interpretasi dan historiografi. Sejarah Indrapura adalah sejarah panjang kemanusian yang terus menerus berdialektika. Dari perjalanan sejarahnya yang panjang bermula dari masa Indrajati, bahkan beberapa abad sebelum masehi, sampai penghujung abad ke-20 ketika berstatus regent terlihat pasang surut kerajaan secara dratis. Kerajaan yang dijayakan dengan lada, dan mengalami kenhancuran oleh sebab lada pula. Indrapura sebagai kerajaan dan kota pntai pernah mengalami masa keemasan. Puncak kejayaan terjadi terutama pada abad keenam belas dan delapan belas, sebelum pengaruh asing benar-benar menancapkan kekuasaannya. Inderapura yang terkenal dengan lada dan emas dari wilayah penyangganya menjadi pelabuhan internasional bagi perdang-pedagang yang datang dari penjuru nusantara dan Eropa. Pelabuhan Muara Sakaidipenuhi pancalang yang layer dan tiang-tiangnya menjulang tinggi. Kelak orang belanda dan Inggris berebut pengaruh di kawasan ini.

298 GIR Giro, Ramot Silalahi dkk. 1999/2000. ”Perlawanan Masyarakat Kota Padang Terhadap Sekutu (Oktober 1945-November 1946)”. Padang: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan. (vii ; 164 halaman). Fokus utama tulisan ini adalah mendeskripsikan aksi tentara Sekutu sejak awal kedatangannya dan bagaimana tindakan masyarakat Kota Padang khususnya pemuda pejuang pada masa itu. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode penelitian sejarah, yang terdiri dari empat tahap yakni heuristic (pengumpulan data baik berupa benda melalui peninggalan sejarah, maupun literature yang dapat dilakukan studi pustaka) serta oral history dengan melakukan wawancara kepada tokoh atau pelaku maupun saksi sejarah, dalam hal ini dilakukan wawancara kepada informan yang dahulunya pernah menjadi anggota Balai Penerangan Pemuda Indonesia (BPPI), Anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat serta anggota Barisan Rakyat (Hisbullah).

26 SEJARAH

52 AJI Ajisman & Almaizon. 2003. “Bangunan Bersejarah di Kabupaten Tanah Datar”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (x;75 halaman). Tulisan ini berisi tentang gambaran bangunan bersejarah yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Terdapat bangunan bersejarah yang ada di Kabupaten Tanah Datar, yakni Benteng Van Der Capellen. Bangunan ini tidak dibuat tidak terlepas untuk menumpas kaum Paderi dan menguasai Tanah Datar secara keseluruhan.Monumen Perjuangan Rakyat Lintau Buo. Monumen ini didirikan tanggal 14 Juli 1998. Monumen didirikan untuk mengenang pristiwa pembunuhan tentara Jepang oleh rakyat Lintau Buo.

ALF Alfitri; Taifur, Werry D Sakali Aia Gadang Sakali Tapian Barubah: Kondisi Nagari Menjelang Kembali ke Nagari. Suluah, 2 (3) Desember 2002: 1-3 Artikel ini memuat kondisi nagari menjelang kembali ke nagari. Banyaknya perubahan yang dibuat oleh pemerintah Orde Baru membawa dampak buruk bagi masyarakatnya yaitu semakin menonjolnya ego dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan lokal.

959.8 KAH Kahin, Audrey. 2005. Dari Pemberontakan ke Integrasi Sumatera Barat dan Politik Indonesia 1926-1998. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. 473 halm, 24 cm Buku ini berisi studi tentang sejarah politik Sumatera Barat sejak periode akhir penjajahan sampai masa kini, dengan fokus pada proses dan kadar kesungguhan orang Minangkabau berintegrasi ke dalam negara Indonesia kontemporer.

900 UND Undri. 2009. Orang Pasaman: Menelusuri Sejarah Masyarakat di Rantau Minangkabau. Padang. Lembaga Kajian Gerakan Padri (1803-1838). Gebu Minang, Pemerintah Daerah Kabupeten Pasaman dan BPSNT Padang. 177 halm, 21 cm Buku ini berisi tentang gambaran daerah Pasaman baik secara referensi maupun secara sejarahnya. Kebudayaan Pasaman dapat diistilahkan “unik” karena merupakan campuran berbagai kebudayaan yakni etnik Minangkabau, etnik Mandailing dan Jawa. Semua ini terlihat dalam berbagai kegiatan dalam kehidupan budaya orang Pasaman. Beberapa manifestasi kesenian orang Pasaman diantaranya nampak pada kesenian Ronggeng, Bakobar, Rantak Kudo dan .

27 Koleksi BPNB

959.8 ISK Iskandar, Mohammad dkk. 1998. Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan di Sumatera Barat 1945—1950. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Buku ini menguraikan partisipasi dan peran serta masyarakat desa di daerah barat dan keterlibatan mereka dalam mempertahankan kemerdekaan RI yang telah diproklamasikan pada 17 agustus 1945. Mereka itu adalah tokoh masyarakat, para ulama, bahkan petani yang tindakannya di nilai mengorbankan semangat para pejuang pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

930.1 AJI Ajisman, Almaizon. 2004. Bangunan Bersejarah di Kabupaten Tanah Datar. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini menunjukan bahwa Kabupaten Tanah Datar sebagai luhak nan tuo banyak memiliki bangunan peninggalan sejarah.namun akibat perbuatan manusia yang tidak mengerti dengan nilai bangunan bersejarah maka secara fisik banyak yang terancam kelestariannya. kalau dibiarkan dan tidak ada upaya perlindungan terhadap keberadaannya, dikhawatirkan akan hilang, baik roboh ataupun dihancurkan.

959.8 ASN Asnan, Gusti. 2006. Pemerintahan Daerah Sumatera Barat dari VOC Hingga Reformasi. Yogyakarta: Citra Pustaka. Buku ini mencoba mengungkapkan berbagai persoalan tentang pemerintahan daerah Sumatera Barat di masa lampau. Karena luasnya aspek-aspek pemerintahan daerah itu, maka buku ini difokuskan pada persoalan struktur birokrasi, persoalan pihak eksekutif, legislatif, dan unit-unit administrasi daerah Sumatera Barat pada era pemerintahan VOC, Hindia Belanda, Jepang, dan Indonesia.

959.8 ZUB Zubir, Zusneli dkk. 2008. Peranan Anak Nagari di Situjuh Batua Kabupaten Limo Puluh Koto dalam Peristiwa PDRI dan PRRI (1945-1966). Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini merupakan hasil penelitian yang diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat dalam memahami peristiwa sejarah di Situjuh Batua. Oleh sebab itu, perlu diperlihatkan bentuk-bentuk perjuangan maupun pengorbanan yang telah di lakukan oleh para pejuang tersebut, dan siapa saja yang ikut berjuang, apakah hanya dilakukan oleh tentara atau peran masyarakat dalam perjuangan tersebut.

959.8 MAR Maryetti dkk. 1999/2000. Peranan Kaum Wanita dalam Perjuangan Kemerdekan di Front Timur Kota Padang Tahun 1945-1950. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

28 SEJARAH

Buku ini memuat peranan wanita dalam perjuangan kemerdekaan yang telah tercatat dalam sejarah. Mereka tidak saja berjuang di garis belakang tetapi juga ikut serta di garis depan bersama tentara. Dari perjuangan tersebut tampak adanya semangat juang yang tinggi di kaum wanita. Keterlibatan wanita dalam perang kemerdekaan di kota Padang menunjukkan bahwa tingkat kepedulian mereka terhadap usaha membela Negara yang relatif tinggi.

959.8 YUN Yunus, Jamaris dkk. 2003. Penyerbuan ke Kota Payakumbuh 3 Februari 1949. Padang: Kerjasama MSI, Komisariat Unand, dengan DHD-45. Buku ini memuat peristiwa penyerbuan ke kota Payakumbuh oleh para pejuang kemerdekaan pada waktu itu. Mereka melakukan langkah-langkah mengadakan pertemuan, menghadiri peringatan peristiwa Situjuh, menyusun konsep dengan tujuan untuk mendapatkan kesempurnaan. Hal ini bisa dibuktikan dengan ditemukannya situs-situs bersejarah dalam wilayah.

959.8 NUR Nur, M dkk. 2004. Dinamika Pelabuhan Airbangis Dalam Lintasan Sejarah Lokal Pasaman Barat. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Ruang lingkup permasalahan kajian ini adalah peranan airbangis sebagai Bandar dan pelayanan di pantai barat pasaman dalam kurun waktu abad-19 sampai kontemporer, dengan menekakan pada perdagangan dan dinamikanya. Ada 2 corak dinamika penduduk pantai barat pasaman abad-19: 1. perdagangan lokal terhadap pedagang aceh 2. gabungan pedagang lokal dan Aceh menghadapi pedagang asing Adapun kemerosotan Bandar ini dipengaruhi oleh faktor, - Faktor eksternal: semakin kuatnya kekuatan para sultan di pantai timur. - Faktor internal: karena kurangnya multibarang dan rendahnya pendidikan warga.

959.8 GIR Giro, Ramot Silalahi dkk. 2000. Perlawanan Masyarakat Padang Terhadap Sekutu (Oktober 1945- November 1946). Padang: Departemen Pendidkan Nasional, Direktorat Jendral Kebudayaan. Buku ini mengkaji kedatangan tentara Sekutu di Teluk Bayur, Padang. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan kerjasama untuk mencapai tujuan sukutu agar dapat berjalan lancar. Karena maksud dari kedatangan sekutu tidak sesuai lagi dengan tujuan sebelumnya, maka berbagai demonstrasi, bentrokan, dan pertempuran di kota Padang dan daerah-daerah sekitarnya tidak dapat di hindari lagi sehingga terjadilah perlawanan antara warga dan serkutu.

29 Koleksi BPNB

900 CHA Chamsah, Bachtiar dkk. 2009. Gerakan Paderi Pahlawan dan Dendam Sejarah. Yogyakarta. Suara Muhammadiyah dan Pemda Kabupaten Pasaman Sumatera Barat. 210 halm, 21 cm Buku ini merupakan kumpulan makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional “200 Tahun Tuanku Imam Bonjol dan ”, yang diselenggarakan Pemkab Pasaman pada 8 Oktober 2008. Seminar nasional ini membahas sumber-sumber sejarah tertulis dan juga sejarah lisan mengenai perjuangan Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Rao, juga membahas makna perjuangan tersebut. Bagi bangsa Indonesia dan Minangkabau / Melayu secara kultural dan Sumatera Barat secara provinsial serta Kabupaten Pasaman sebagai bagian integral dari Provinsi Sumatera Barat.

959.8 ASN Asnan, Gusti dkk. 2003. Sejarah Perjuangan Rakyat Kabupaten Solok: 1945-1949. Padang: DHD’ 45 Sumatera Barat dan Pemda Kabupaten Solok. Buku ini menjelaskan Perjuangan Rakyat Solok mulai dari tahun 1945-1949, dan menerangkan masalah lingkungan sosiokultural dan perkembang politik-administratif Kabupaten Solok sebelum kemerdekaan, serta mengungkapkan konsolidasi bersenjata, pembentukan Laskar Rakyat dan Badan Pengawal Nagari dan Kota (BPNK) pada semua nagari di Kabupaten Solok.

959.8 DJA Djamin, Awaloedin dkk. 1996. Bunga Rampai Peran Pelajar Pejuang di Sumatera Tengah Selama Perang Kemerdekaan. Bandung: Angkasa. Bunga Rampai ini berisi tentang kisah-kisah perjuangan atau cerita remaja Pemuda Pelajar, baik cerita yang mereka alami sendiri maupun maupun yang didengar dari para pelaku lainnya dalam perjalanan perang kemerdekaan, sehingga terekamlah pengalamam pribadi- pribadi pelajar pejuang dalam kancah dalam mempertahankan kemerdekaan 1945-1949.

959.8 NUR Nur, M dkk. 2002. Sejarah lokal Sumatera Barat Perjuangan Rakyat dan TNI di Cupak Kabupaten Solok (1945-1950). Padang. Buku ini menerangkan sejarah lokal Sumatera Barat, perjuangan rakyat dan TNI di Cupak karena Nagari ini pernah menjadi area pertempuran dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Pada tahun 1945-1949 nagari Cupak menjadi pusat pertemuan bagi pejuang Sumatera Barat di Kabupaten Solok.

922 YUN Yunus, Yulizal dkk. 2008. Beberapa Ulama di Sumatera Barat. Padang: Museum Adityawarman. Buku ini memuat beberapa tokoh ulama yang ada di Sumatera Barat. Di antaranya seperti

30 SEJARAH

Syekh Ahmad Khatib al- Minangkabau, ulama yang terkemuka asal Sumatera Barat. Syekh Minangkabau mendapat pengakuan internasional dalam sejarah sebagai guru besar di Masjidil Haram pada masanya. Banyak ulama Sumatera barat yang tercatat sebagai penggerak arah sejarah nasional Indonesia yang dihormati, di antaranya Tuanku Imam Bonjol, Syekh Paseban, Haji Agus Salim, Haji , dan masih banyak yang lainnya.

810 TAS Tasman, Abel dkk. 2004. Siti Manggopoh Catatan Perjuangan Singa Betina. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia. Buku ini menceritakan catatan perjuangan Siti Manggopoh masa kecil dan remaja. Dalam buku ini, diuraikan bagaimana Siti Monggopoh dan suaminya mempersiapkan bekal untuk memperjuangkan kemerdekaan dari tangan Belanda. Sikap Siti Manggopoh menjadi inpirasi yang dapat di contoh dalam masyarakat yaitu wanita yang berani membela bangsa dan negara di daerah Minangkabau.

901 IMA Imadudin, Lim dkk. 2004. Inderapura Kerajaan Maritim dan Kota Pantai di Pesisir Selatan Pantai Barat Sumatera. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai tradisional Padang, Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sejarah dan tradisi Padang. 144 halm,21cm. Buku ini menceritakan sejarah Inderapura sebagai kerajaan dan kota pantai yang pernah mengalami masa keemasan. Puncak kejayaan terjadi terutama pada abad 16 dan 18, sebelum pengaruh asing benar- benar menancapkan kekuasaannya. Inderapura merupakan bagian dari Minangkabau, tetapi mereka memiliki entifitas kultural yang lebih tinggi dilihat dari segi eksistensional melalui mitos-mitos yang dibangunnya. Namun, selain itu hanya terpendam dalam pikiran para ninik mamak di sana yang enggan membangun konflik terbuka.

923.7 AJI Ajisman. 2002. Rahmah El Yunusial Tokoh Pembaharuan Pendidikan dan Aktifitas Perempuan di Sumatera Barat. Padang: Badan Pengenbangan Kebudayaan dan Pariwisata BKSNT Padang. 132 halm, 21 cm Buku ini berisi biografi salah satu tokoh sumatera barat di bidang pendidikan yakni Rahmah El Yunisiah. Beliau dengan gigih memperjuangkan pendidikan dan kedudukan kaum perempuan, dengan segala jasanya tersebut sepatutnyalah Rahmah dijadikan sebagai Pahlawan Nasional.

31 Koleksi BPNB

959.8 ZUB Zubir, Zusneli dkk. 2007. Andil Masyarakat Bidar Alam, Solok Selatan pada masa PDRI 1949. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Buku ini menjelaskan masalah gejolak perjuangan masyarakat di Bidar Alam yang tergabung dalam PDRI dalam pempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat nagari di Sumatera Barat. Selama ini perjuangan masyarakat yang tergabung dalam PDRI cenderung terpinggirkan.

959.8 AJI Ajisman dkk. 2008. Idrus Hakimi DT. Raja Penghulu Tokoh Adat dan Ulama di Minangkabau. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Buku ini menjelaskan pengabdian dan perjuangan Idrus Hakimy Dt. Rajo Penghulu dalam melestarikan adat dan syarak di Sumatera Barat. Hal ini telah dirintisnya semenjak awal berdirinya Orde Baru. Sesungguhnya ia dan keluarganya tidak mengharapkan sesuatu imbalan yang telah ia perbuat.

920 KUR Kurnia, Merry. 2010. H. Syukri Doktor Tanpa Sekolah Profesor Tak Pernah Kuliah. Padang: Minangkabau Press. Buku ini adalah biografi H. Syukri, seorang otodidak sejati. Beliau adalah sosok pekerja keras yang gigih, ulet, dan inovatif. Keterbatasan pendidikan yang beliau miliki ternyata tak menghalangi beliau untuk berinovasi. Kemampuan penelitian yang dilakukannya menempatkannya berada sejajar dengan profesor yang menghabiskan usianya di laboratorium.

920 ASO Asoka, Andi. 2010. H. Ilyas Jakoeb Pahlawan Nasional dari Pesisir Selatan Sumatera Barat. Padang: Minangkabau Press. Buku ini berisi biografi H. Ilyas Jakoeb dalam kancah perjuangan kemerdekaan Indonesia dibawah bedera Persatuan Muslim Indonesia (Permi). Beliau adalah sosok yang pantas untuk dibicarakan, karena beliau telah berdialog dengan masa lampau Indonesia. Menjelang akhir hayatnya beliau tetap aktif di pentas politik.

920 ASN Asnan, Gusti dkk. 2006. Dr. Mohammad Djamil: Berjuang untuk Kemerdekaan dan Kemanusiaan. Padang: Lembaga Telaah dan Implementasi Gagasan Alternatif. Buku ini menampilkan perjalanan hidup Dr. Mohammad Djamil sebagai salah seorang figur Republik Indonesia masuk dalam jajaran terdepan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di daerah Sumatera Barat. Pada awal Kemerdekaan di tanah Minangkabau ini Dr. M. Djamil mengawali kiprahnya sebagai ketua Komite Nasional Nasional Indonesia

32 SEJARAH

Daerah Sumatera Barat guna menjawab keingintahuan masyarakat terhadap figur tersebut yang namanya diabadikan pada rumah sakit pemerintah yang terletak dikota Padang.

920 AJI Ajisman dkk. 2001. Dahlan Ibrahim Riwayat Hidup dan Pengabdiannya. Padang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata , Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala. Buku ini memuat tokoh daerah dari Sumatera Barat, Dahlan Ibrahim. Ia seorang pejuang daerah Sumatera Barat yang cukup banyak pengabdiannya terhadap bangsa dan negara. Dahlan Ibrahim secara resmi diberi tugas untuk membentuk Kompi-kompi dari Padang, Painan, dan Tapan yang disiapkan untuk melawan penjajah.

920 SAY Saydam, Gouzali. 2009. 55 Tokoh Asal Minangkabau di Pentas Nasional. Bandung : CV Alfabeta. Buku ini merupakan suatu usaha yang mencoba mengemukakan biografi singkat dari sejumlah tokoh Indonesia yang berasal dari Minangkabau, di antaranya para tokoh yang dikemukakan dan banyak personal asal Minangkabau yang berperan besar dalam kejayaan bangsa dan negara. Dengan begitu masyarakat bisa mengenal tokoh-tokoh yang ada di Sumatera Barat.

900 VES Vesky, Fajar Rillah. 2008. Tambiluak Tentang PDRI dan Peristiwa Situjuah. Padang. Yayasan Citra Budaya Indonesia Padang dan Luhak Limopuluah Press Club. 116 hlam, 21 cm Buku ini berisi tentang PDRI terutama mengenai sejarah peristiwa Situjuah. Terdiri dari sebelas judul yang menguraikan apa, siapa, dan bagaimana para pejuang memperjuangkan kemerdekaan dari rongrongan Belanda dalam Agresi Militer II. Pembentukan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia oleh Syafruddin Parwiranegara demi memperjuangkan nasib para pemimpin bangsa di Yogyakarta yang masih belum diketahui

33

BUDAYA

BUDAYA

SUK Sukandi, Syaid, Andi Asrizal, Eka Tizar Makna Filosofis Pada Ukiran Itiak Pulang Patang dalam Adat Minangkabau. Linguistika Kultura, 1 (2)November 2007 : 185-192 Artikel ini memuat makna filosofis yang terkandung pada ukiran yang masih tetap di upayakan untuk dipegang teguh sebagai falsafah hidup masyarakat Minangkabau. Salah satu ukiran yang mengandung makna filosofis yang tinggi adalah ukiran yang terinspirasi dari hewan itik pulang petang yakni menggambarkan keselarasan dan keserasian kehidupan masyarakat Minangkabau.

EFF Effendi, Nursyirwan Posisi Minangkabau Dalam Perubahan Sosial : Antara Pluralisme dan Pembangunan Partisipatif. Suluah, 4(5) Agustus 2004:1-8 Artikel ini memuat argumen masyarakat bahwa kebudayaan Minangkabau sekarang sangat menjunjung tinggi pola sosial yang hirarkis karena konsep yang berbeda sehingga menyebabkan perilaku seorang pemimpin tidak terlepas dari budaya yang melingkupinya.

JUM Jumhari Nilai Demokrasi Minangkabau dan Kepemimpinan nasional ; Refleksi atas Pemikiran dan Prilaku Politik Soekarno dan hatta. Suluah, 4(5) Agustus 2004 :9-16 Artikel ini memuat suksesi kepemimpinan nasional, hal ini dilihat pada rangkaian pemanasan dari kegiatan penilu nasional 2004, pemilu legislative (5 april 2004) maupun pemilu pilpres tahap 1 ( 5 juli 2004) maupun tahap 2 (20 sep 2004).

EFR Efrianto . A Makam Panjang dan Pulau Angso Potensi Wisata di Kota Pariaman Suluah, 9(11) Desember 2009 : 13-17 Artikel ini memuat pengembangan situs Kuburan Panjang di tengah Pulau Angso di kota Pariaman. Dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Kuburan Panjang agar lebih mengoptimalkan keindahan alam dan pasirnya yang terdapat di Pulau Angso tersebut demi kemajuan pariwisata di kota Pariaman di masa yang akan datang.

HAR Hariadi H. Djalaluddin : Sufi Politisi Dari Sumatera Barat Suluah, 9(11) Desember 2009 : 18-27 Artikel ini memuat tokoh sufi yang terlibat aktif dalam urusan politik di daerah Sumatera Barat diantaranya H. Djalaluddin. H. Djalaluddin adalah tokoh yang mengembangkan semangat rekonsiliasi antara dunia sufi dan dunia politik, itu menunjukkan kedinamisan cara berfikirnya yang mengajarkan manusia untuk selalu memelihara kesucian jiwa dan mengedepankan akhlakul karimah.

37 Koleksi BPNB

CHR Christyawaty, Eny Refleksi Perempuan Minangkabau di Tengah Perubahan Sosial. Suluah, 2 (3) Desember 2002: 11-16 Artikel ini memuat peranan perempuan Minangkabau dalam menghadapi perubahan sosial, perempuan Minangkabau diharapkan mempunyai peluang untuk mengembangkan diri dan mengaktualisasikan diri sesuai potensinya ditengah-tengah masyarakat.

ERN Ernatip dan Pariwisata Suluah, (1) Juli 2001 : 15-20 Artikel ini memuat pesta tabuik. Pesta tabuik merupakan sejenis upacara tradisional yang sudah lama berkembang di Pariaman. Upacara tabuik ini bertujuan untuk memperingati mati syahidnya Hasan dan Husein.

GIR Giro, Ramot Silalahi Pola Hubungan Kekerabatan Masyarakat Padang Pariaman Suluah, (1) Juli 2001: 32-36 Artikel ini memuat sistem kekerabatan masyarakat Padang Pariaman dalam upacara perkawinan. Masyarakat Padang Pariaman menganut sistem kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu yang disebut matrilineal, mamak sangat berperan penting dalam proses perkawinan kemenakannya.

IMA Imaduddin, Iim Antara Misi Budaya dan Kembalinya Si Anak Hilang : Refleksi Atas Dinamika Merantau Orang Minang. Suluah, 2(3) Desember 2002 :23-28 Artikel ini memuat tradisi merantau orang Minang yang merupakan bagian dari kehidupan orang Sumatera Barat. Merantau merupakan sesuatu yang di luar sana dan tetap menjadi penduduk yang tidak membumi. Oleh karena itu, kita harus membawanya sebagai bagian dari solusi penyelesaian krisis ekonomi masyarakat sumatera barat.

IRI Iriani Raso Jo Pareso Landasan Kepemimpinan Lokal Minangkabau Kelampauan dan Makna Kekinian Untuk Hidup Bersama. Suluah, 4 (5) Agustus 2004 :36-40 Artikel ini memuat pentingnya mengetahui tentang nilai budaya. Raso Jo Pareso merupakan salah satu nilai budaya lokal yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri manusia baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial.

IRI Iriani Jo Dendang (Pentas Kreativitas Masyarakat Minangkabau) Suluah, 2(3) Desember 2002 :36-39 Artikel ini memuat daya tarik yang dimiliki kesenian tradisional saluang jo dendang. Saluang

38 BUDAYA

ini memiliki daya dan ciri khas tersendiri yang dapat mendorong timbulnya dinamika.

NUR Nuralia, Lia dkk. 2003. “Mobilitas Sosial Penduduk Kota Bukit Tinggi”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Penelitian ini berisi tentang mobilitas sosial penduduk yang terjadi di Kota Bukit Tinggi. Apa yang mendorong terjadinya mobilitas sosial penduduk di Kota Bukit Tinggi, bagaimana proses mobilitas sosial, dan apa dampak positif dan negative dari mobilitas sosial tersebut. Mobilitas sosial penduduk yang terjadi di Kota Bukit Tinggi disebabkan oleh faktor yang bersifat fisik dan nonfisik. Faktor yang bersifat fisik meliputi daya tarik kota (daerah tujuan) dan daya dorong desa (daerah asal). Daya tarik daerah tujuan antara lain keberadaan pasar, keberadaan sekolah, tersedianya sarana transportasi, terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan industri dan kemajuan pendidikan, serta informasi tentang keberadaan kota. Daya dorong daerah asal adalah fasilitas hidup di daerah asal yang relatif terbatas, seperti jumlah sekolah yang sedikit, lapangan kerja yang sempit dan jenis pekerjaan yang tidak bervariasi. Dampak positif dari mobilitas ini adalah banyaknya pengunjung ke lokasi-lokasi objek wisata sehingga mendatangkan keuntungan yang besar. Dampak negatifnya kebersihan yang tidak terjaga dan faktor keamanan yang terabaikan.

287 NOV Noveri “Modernisasi dan Sikap Anak-Anak di Kota Padang Terhadap Permainan Rakyat”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (vi ; 62 halaman) Penelitian ini menjelaskan bagaimana modernisasi sikap anak-anak di Kota Padang terhadap permainan rakyat. Adapun tujuan daripenelitian ini yakni memberikan data dan informasi kepada berbagai pihak dan pemerintah mengenai sikap anak-anak terhadap permainan rakyat yang ada di Kota Padang. Serta agar pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya khususnya pemerhati masalah anak-anak dapat mewaspadai dampak-dampak negatif yang muncul akibat terlalu tingginya minat anak-anak terhadap permainan modern yang ada sekarang ini. Salah satu hasil nyata dari perkembangan modernisasi adalah terciptakan berbagai permainan rakyat yang khusus dirancang untuk anak-anak. Belakangan sebagian besar anak-anak cendrung menyukai permainan modern dari pada permainan rakyat. Jika setiap anak-anak seperti itu diawasi maka dikwatirkan permainan rakyat sebagai salah satu unsure unsure budaya daerah akan hilang tanpa bekas. Akibatnya anak-anak tidak mengenal warisan budaya (permainan rakyat) nya sendiri. Seperti kota-kota lainnya, perkembangan modernisasi juga berlangsung di Kota Padang. Modernisasi tersebut selanjutnya akan menimbulkan perubahan sikap dari masyarakat terhadap sesuatu hal yang ada dilingkungannya. Berkaitan dengan penelitian ini, sikap anak-anak di kota Padang terhadap permainan rakyat menunjukkan bahwa mereka sebagian besar masih menyukai permainan rakyat. Sikap seperti itu dimungkinkan karena mereka umumnya berasal dari kelompok etnis yang sama baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal, selain itu mereka juga menyadari bahwa dalam permainan rakyat terkandung nilai-nilai pendidikan, kerjasama atau gotong royong dan sportivitas. Faktor pendukung lainnya adalah karena anak-anak belum terlalu disibukkan oleh kegiatan belajar di sekolah dan pekerjaan di rumah. Bahwa mereka setuju jika permainan rakyat terus

39 Koleksi BPNB

dikembangkan dan dilestarikan. Namun demikian, juga muncul rasa khawatir permainan modern yang ada sekarang ini tampaknya mengurangi minat anak-anak terhadap permainan rakyat.

IRI Iriani dkk. 2001. ”Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan di Desa Sago, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (xvi ; 70 halaman). Penelitian ini membahas kehidupan sosial ekonomi yang dijalani oleh nelayan tradisional khususnya nelayan pukat tepi dan nelayan di Desa Sago. Sebagian besar masyarakat nelayan di Desa Sago, Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan mengantung hidupnya di laut. Mereka umumnya berprofesi sebagai penangkap ikan di laut (nelayan). Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar wilayahnya dilalui oleh garis pantai. Kehidupan nelayan dalam bidang sosial maupun ekonomi, mereka jalankan secara sederhana (tradisional). Kehidupan sosial masyarakat nelayan di pedesaan masih diwarnai oleh prinsip kekeluargaan. Hal ini terlihat dalam sistem jaringan kerja, misalnya sistem kerabat. Dalam hal pemilihan tenaga kerja, pemilik pukat lebih mengutamakan pekerja (anak pukat) yang masih mempunyai hubungan kekerabatan dengannya.

111 CHR Christyawaty, Eny. 2004. “Kinerja Pemerintah Nagari di Era ‘Kembali ke Nagari’ (Kasus di Nagari Singgalang, Kec. X Koto, Tanah Datar)”. Padang: Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Padang. Spirit bernagari, semangat bersatu, dan menyatukan visi kembali mengapung ketika diberlakukannya kembali sistem pemerintahan nagari di Singgalang ini. Sebagai pemerintahan terendah yang otonom, mereka bebas menentukan nasibnya dan mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan demikian, mereka telah menjadi tuan rumah di nagari sendiri sekarang ini. Pemimpin yang baru pun sudah dipilih atas kehendak anak nagari. Dampak positif yang nyata dari “Kembali ke Nagari” adalah makin besarnya antusiasme dan partisipasi masyarakat nagari terhadap kemajuan dan pembangunan nagarinya. Bentuk partisipasi adalah maraknya kegiatan gotong royong di dalam nagari. Dampak lain adalah segala keputusan wali nagari selalu dikompromikan terlebih dahulu rakyat, melalui wakilnya yang dalam keanggotaan Badan Perwakilan Rakyat Nagari (BPRN). Peran ninik mamak yang tergabung dalam Lembaga Kerapatan Adat Nagarai (KAN) pun semakin nyata dalam mengatur anak kemenakannya. Intinya nilai-nilai demokratis, seperti prinsip musyawarah dan mufakat kembali bangkit dan hidup kembali.

136 ERN Ernatip & Refisrul. 2005. ”Bacakap dalam Upacara Adat di Nagari Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota”. Padang : Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Padang. Setelah dilakukan penelitian tentang tradisi lisan bacakap di nagari Pangkalan Koto Baru, ternyata sampai saat ini tradisi bacakap dalam upacara adat khususnya adat perkawinan masih bertahan. Artinya pelaksanaan bacakap dalam upacara adat perkawinan belum mengalami perubahan baik dari teknis pelaksanaan maupun materi bacakap itu sendiri.

40 BUDAYA

Walupun sekarang ini disadari bahwa keadaan zaman telah jauh berubah dan sudah banyak orang yang mulai meninggalkan tradisi lama. Tetapi masyarakat Pangkalan Kota Baru sangat antusias terhadap tradisi lama dan mereka masih melestarikannya bahkan mereka sangat bangga dengan tradisi tersebut. Bacakap sebagai salah satu hasil sastra Minangkabau adalah suatu pelahiran maksud dan tujuan seseorang yang disampaikan dengan bahasa yang indah berdasarkan konsep-konsep estetika. Dalam bacakap fungsi komunikasi bahasa mendasari terwujudnya suatu tujuan. Rentetan kata-kata yang indah dengan gaya bahasa khas Minangkabau mengambil konsep “berguru kepada alam” atau “alam takambang jadi guru”. Ini menandakan bahwa bacakap mengandung nilai tradisi sebagai pelahiran budaya masyarakat Minangkabau khsusnya masyarakat Pangkalan Kota Baru.

159 ALM Almaizon & Refisrul. 2006. “Potensi Pacu Kudo sebagai Obyek Pariwisata di Nagari VII Koto Talago, Kecamatan Guguk, Kabupaten 50 Kota”. Padang : Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Padang. Pacu kudo adalah jenis permainan yang menggunakan kuda sebagai alat. Bentuk permainannya dapat menggunakan satu atau beberapa ekor kuda dengan dikendalikan seorang joki akan berpacu (berlomba) pada suatu tempat yang disebut “gelanggang”. Permainan pacu kudo ini berlangsung setiap tahun pada beberapa daerah di Minangkabau seperti: Batu Sangkar, Bukittinggi, Padangpanjang, Padang dan Payakumbuh. Setiap daerah tersebut mempunyai gelanggang sendiri tempat kuda berlomba. Penyelenggaraan pacu kudo setiap tahun sangat dinantikan oleh masyarakat Minangkabau dan menjadi arena hiburan yang melibatkan masyarakat luas. Acara pacu kudo ini merupakan sebuah tradisi masyarakat Minangkabau yang sangat diminati dari dulu hingga sekarang. Sebagaimana suatu permainan umumnya pacu kudo ini juga mempunyai aturan yang harus diikuti setiap peserta. Dari sudut pandang pariwisata, pacu kudo tradisional di Sumatera Barat memiliki potensi yang sangat besar untuk mendatangkan wisatawan tidak hanya lokal, tetapi juga wisatawan domestik dan wisatawan asing. Faktor utamanya adalah konsep permainan pacu kudo di Sumatera Barat berbeda dengan konsep permainan pacu kuda modern yang terdapat di luar negeri, terutama dari bentuk ketradisionalannya. Apalagi kecenderungan pada masa sekarang bahwa selera para wisatawan mulai berubah dari objek wisata yang bersifat massal kepada objek wisata minat khusus. Pacu kudo di Sumatera Barat dapat dikategorikan sebagai objek wisata minat khusus karena merupakan olahraga tradisional masyarakat Sumatera Barat yang sekaligus mengandung unsur-unsur budaya dan norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

104 YON Yondri & Lia Nuraila. 2004. “Sistem Pemerintahan Bidar Alam Surambi Sungai Pagu”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan proses berdiri dan berkembangnya suatu pemerintahan kerajaan. Artinya, merekonstruksi kembali peristiwa berdirinya suatu kerajaan dengan segala permasalahan yang ada di dalamnya. Walaupun dengan data dan sumber yang minim dan kejadiannya telah lampau, karena tujuannya menceritakan kembali, maka yang utama dilakukan adalah menganalisa data dari beberapa sumber yang ada. Persoalan-

41 Koleksi BPNB

persoalan yang terkandung dalam peristiwa tersebut mengacu kepada hal-hal yang berkaitan dengan sebab-musabab dan faktor kondisional yang ada dan berkembang atau apa yang mendasari hal itu terjadi. Hasil penelitian diperoleh bahwa Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu terbentuk pada abad 17. Pada masa ini Islam disinyalir telah masuk dan dianut oleh hampir seluruh masyarakat Sungai Pagu. Agama Islam dibawa oleh seorang mubaligh yang bernama Abdul Halim Syech Maulana Syoufi dan beliaulah yang mengislamkan sekaligus menikahkan Inyiek Samsuddin Sadewano, Raja pertama Alam Surambi Sungai Pagu. Inyiek Syamsuddin Sadewano adalah Raja pertama yang merupakan keturunan langsung dari Pagaruyung. Beliau dipilih dan dinobatkan Sultan Alam di Pagaruyung. Ini menandakan bahwa Alam Surambi Sungai Pagu merupakan salah satu kerajaan bagian dari pada Pagaruyung.

277 CHR Christyawaty, Eny dkk. 2000. “Kehidupan Keluarga Nelayan: Studi Kasus 5 Keluarga Nelayan di Desa Taluak Kecamatan Pariaman Selatan, Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat”. Padang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film. (xiv ; 101 halaman). Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Barat yang mempunyai wilayah yang cukup panjang, yaitu sekitar 75 kilometer. Wilayah laut yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Padang Pariaman luasnya kurang lebih 5000 hektar. Dengan adanya potensi sector kelautan yang ukup besar memungkinkan penduduknya menjadikan perikanan sebagai sumber mata pencaharian. Berkenaan dengan hal tersebu, penelitian ini memfokuskan tentang gambaran kehidupan dan struktur keluarga nelayan di Padang Pariaman. Pengumpulan data dan informasi pada penelitian ini bersifat deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Beberapa faktor yang menghambat perkembangan kehidupan sosial ekonomi nelayan yang erat kaitannya dengan aktivitas melaut adalah : pertama faktor alam, yakni badai, badai merupakan salah satu faktor alam yang paling ditakuti oleh hampi semua jenis nelayan (nelayan paying, perahu layer, bagan, maupun kapal tonda). Pada saat badai berlangung, otomatis para nelayan tersebut menghentikan kegiatannya menangkap ikan. Fluktuasi musim ikan, kapan terjadinya musin banjir ikan maupun musim paceklik tidak apat ditentukan. Hanya tanda-tandanya saja yang bia mereka kenali. Kedua, fluktuasi harga, naik turunnya harga atau fluktuasi harga ikan seringkali terjadi dan selalu saja tidak berpihak kepada nelayan. Tidak ada harga patokan ikan yang tetap. Pada saat banjir harga ikan turun, bahkan sangat murah. Ketiga, tekhnologi yang masih sederhana, sebagian nenayan di Desa Taluak masih menggunakan tekhnologi yang sederhana dan tradisional, serta hanya mengandalkan tenaga manusia di dalam pekerjaannya menangkap ikan di laut. Keempat, keterampilan sederhana, pendidikan yang rendah dan terbatas. Kebanyakan para nelayan pengetahuannya hanya terbatas pada bidang kenelayanan saja, sehingga peluang kerja yang bisa dimasuki oleh meraka biasanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan bidan kenalayanan.

294 REF Refisrul & Djurip. 1999/2000. “Pola Pemukiman Masyarakat Minangkabau. Kasus: Desa Pariangan Kabupaten Tanah Datar”. Padang: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Kebudayaan, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (ix ; 109 halaman)

42 BUDAYA

Tulisan ini menjelaskan tentang pola pemukiman masyarakat di Desa Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Daerah ini merupakan sebagai tipikal atau cerminan dari pola pemukiman masyarakat Minangkabau dahulu dan sekarang. Dalam rangka mendapatkan data dan inormasi dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif yakni studi kepustakaan, wawancara dan observasi dilapangan. Di daerah ini dapat ditemukan bentuk tradisional pemukiman Minangkabau yang dikenal terbentuk dari kesatuan pemukiman berupa Taratak, Dusun, Koto, dan Nagari. Perkembangan pemukiman demikian, merupakan proses terbentuknya desa atau nagari Pariangan, serta nagari-nagari lainnya di Minangkabau. Di lihat dari tipe pemukiman, maka pemukiman masyarakat Desa Pariangan adalah tergolong semi mengelompk. Artinya, tidak dapat dikatakan mengelompok dan tidak pula disebut menyebar. Pengelompokan masyarakat terpusat pada beberapa pemukiman dengan adanya satu kompleks pemukiman yang mejadi daerah pemukiman utama. Pemukiman yang terbentuk kemudian biasanya merupakan penyebaran dari pemukiman pertama atau utama tersebut. Dalam hal masyarakat yang menetap disatu pemukiman, maka terlihat kecendrungan pada mulanya adalah orang-orang yang sesuku atau punya hubungan darah dan dalam perkembangan kemudian baru bercampur dengan suku lain.

266 CHR Christyawaty, Eny dkk. 2001. “Strategi Buruh Wanita Meneri dalam Mempertahankan Kelangsungan Ekonomi Rumah Tangga (Kasus di Desa Pantai Karan Aur, Padang Pariaman)”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Dari penelitian tentang strategi buruh wanita meneri dalam mempertahankan kelangsungan ekonomi rumah tangga di Kelurahan Karan Aur, Padang Pariaman, diperoleh kesimpulan yakni sebagian besar para buruh wanita meneri berumur di atas 40 tahun dan berstatus sebagai ibu rumah tangga. Kebanyakan mereka berpendidikan rendah. Sekitar 80 persen ternyata tidak bisa baca tulis. Daerah asal mereka sebagian besar dari Karan Aur, sebagian lagi berasal dari desa sekitar yang letaknya tidak jauh dari lokasi kegiatan meneri. Sementara itu yang menjadi alasan utama mereka bekerja meneri adalah alasan ekonomi, yaitu ingin memenuhi kebutuhan rumah tangga. Jam kerja buruh meneri termasuk panjang, yaitu antara 10 sampai 12 jam per hari. Kontribusi buruh wanita meneri terhadap pendapatan rumah tangga sangat signifikan. Pada rumah tangga buruh wanita meneri yang berstatus janda, kontribusi mereka sangat besar, bahkan dapat dikatakan hampir seratus persen pemenuhan kebutuhan rumah tangga sehari- hari adalah dari pendapatannya bekerja. Hal ini dikarenakan dalam rumah tangga tersebut hanya dialah yang bekerja mencari nafkah. Hal yang serupa terjadi pula pada rumah tangga para buruh wanita meneri yang suaminya sedang tidak bekerja atau menganggur sehingga terjadi kevakuman pencari nafkah pokok. Merekalah yang menggantikan posisi suami dalam mencari nafkah. Buruh wanita meneri yang suaminya juga bekerja, keduanya mempunyai kontribusi seimbang.

156 NUR Nurmatias & Siti Rohanah. 2006. ”Eksistensi dan Pengembangan Permainan Rakyat di Kabupaten Padang Pariaman: Studi Kasus: Randai dan Dikia Rabano di Nagari Ketaping”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang Permainan Dikia Rabano merupakan permainan tradisional Minangkabau yang bernafaskan

43 Koleksi BPNB

Islam. Randai merupakan gabungan dari seni gerak dan suara musik. Permainan ini hampir sama dengan rabab karena sama-sama menceritakan suatu kisah. Dalam permainan randai bentuk cerita diwujudkan dengan gerak. Kesenian randai yang ada di Pariaman selalu ditampilan pada malam hari, yang dimainkankan pada acara pesta atau dalam sebuah festival. Hasil penelitian memperlihatkan, dalam kehidupan masyarakat Ketaping eksistensi dan keberadaan permainan ini merupakan bahagian yang tidak terpisah dalam kehidupan masyarakat. seperti permainan Dikia Rabano, permainan ini merupakan bahagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat, sebagai daerah dipengaruhi dan memegang kuat ajaran Syeh Burhanuddin, maka masyarakat mengenal istilah mendo’akan orang yang telah meninggal (Mangaji). disinilah letak pentingnya permainan ini dalam kehidupan masyarakat Ketaping.

89 CHR Christyawaty, Eny dkk. 2004. “Sistem Perladangan Suku Mentawai di Muntei Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Masyarakat Mentawai adalah masyarakat tradisional yang masih mempertahankan kehidupan adat dan tradisi. Hal ini tercermin pada upacara-upacara di setiap tahap proses perladangan yang merupakan mata pencaharian pokok penduduk. Alat-alat serta sistem teknologi mereka pun dalam berladang dapat dikatakan masih tradisional, seperti: tegle, suki, lading, kampak. Masyarakat Mentawai adalah masyarakat tradisional yang ada di tengah-tengah kehidupan moderen. Pada dasarnya mereka bukanlah masyarakat yang tertutup (terisolir) dari dunia luar. Mereka pun tidak resisten terhadap pengaruh budaya luar. Sedikit banyak budaya luar yang dibawa oleh Orang Tepi atau sasareu (kaum pendatang dari luar pulau Mentawai) telah ikut mewarnai kehidupan orang Mentawai. Salah satu contohnya adalah kebutuhan akan barang-barang yang tentu saja tidak bisa mereka produksi sendiri, seperti baju, sabun, alat-alat elektronik, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya. Kebutuhan akan barang-barang tersebut telah mendesak mereka untuk dapat menghasilkan uang lebih banyak. Akibatnya gaya hidup pun berubah. Mata pencaharian yang dulu bersifat subsistem (meskipun tidak total) sekarang ini telah berubah menjadi komersial.

47 CHR Christyawaty, Eny & Iim Imadudin. 2003. “Profil dan Pola Interaksi Pelaku Ekonomi Sektor Informal di Kota Padang Studi Penjaja Makanan di RSU M. Djamil Padang)”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Pekerjaan sebagai penjaja makanan adalah salah satu pekerjaan yang dapat dilakukan oleh warga masyarakat Padang yang tidak banyak membutuhkan persyaratan pendidikan formal yang tinggi. Akan tetapi, yang lebih diutamakan adalah “keuletan” ,“kemauan”,“kerajinan”,dan sedikit keberanian. Banyaknya pekerjaan di sektor informal yang ditekuni masyarakat bisa dipahami (karena tingkat pendidikan yang rendah pada umumnya) karena di daerah perkotaan atau daerah lainnya mempunyai tingkat kompetisi kerja yang tinggi. Bisa dikatakan sebagian besar para penjaja makanan ini adalah para wanita yang sudah bersuami dan mempunyai anak. Alasan utama mereka berjualan yang paling dominan adalah untuk membantu suami mencari nafkah untuk kelangsungan hidup rumah tangga. Keterbatasan modal, secara finansial, sebenarnya bukan masalah yang paling penting dalam

44 BUDAYA

pekerjaan sebagai penjaja makanan ini. Masalah ini dapat diatasi dengan “meminjam” barang dagangan. Artinya mereka yang kekurang modal biasanya meminjam barang dagangan dari seseorang untuk kemudian dijual kembali. Apabila ada barang yang belum laku, barang itu bisa dikembalikan lagi kepada yang empunya.

42 REF Refisrul & Rois Leonard Arios. 2003. “Potensi Sosial Budaya Masyarakat Pesisir di Sumatera Barat (Studi Kasus di Air Bangis Kabupaten Pasaman)”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini difokuskan pada masyarakat pesisir di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman. Pemilihan daerah ini terutama didasarkan pada letaknya yang berada di pesisir pantai dan sebagian besar masyarakatnya aktif sebagai nelayan dan bertani (kebun). Mayoritas masyarakatnya adalah masyarakat asli (Minang) dan dikenal masih kuat memelihara kebiasaan tradisional yang terwujud dalam adat istiadat sehari-hari. Pemilihan daerah tersebut, diharapkan dapat menggambarkan tentang masyarakat pesisir Sumatera Barat dan potensi-potensi yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengungkapkan dan memahami potensi sosial budaya masyarakat yang bermukim di tepi pantai (pesisir) Sumatera Barat, khususnya di Air Bangis Kabupaten Pasaman. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dengan pencapaian tujuan tersebut antara lain dapat menambah pengetahuan tentang kehidupan masyarakat pesisir di Sumatera Barat terutama potensi-potensi yang dimilikinya, serta dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam menerapkan kebijakan peningkatan atau pemberdayaan masyarakat pesisir bagi pemerintah dan pihak-pihak terkait. Artinya, pembinaan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut dapat dilakukan tanpa harus bertentangan dengan kebiasaan atau nilai-nilai budaya mereka.

DJU Djurip dkk. 2000. ”Tata Krama di Lingkungan Suku Bangsa Mentawai di Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana tatakrama di lingkungan suku bangsa Mentawai di Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan tatakrama yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Mentawai dengan mengamati bagaimana tatakrama mereka dalam menghormat, makan dan minum, bersalaman, berpakaian dan berdandan, berbicara, bertegur sapa, dan bertamu, diperoleh pemahaman bahwa tatakrama yang berlaku pada masyarakat Mentawai masih kental dengan aroma ketradisionalan yang mereka miliki. Artinya, mereka belum banyak berpengaruh oleh kebiasaan atau kebudayaan luar walaupun seiring dengan perkembangan zaman, mereka juga tidak luput dari berbagai sentuhan dengan budaya luar tersebut yang tercermin dengan telah terciptanya interaksi sosial dengan masyarakat yang bukan Mentawai.

45 Koleksi BPNB

SAA Saaduddin, Yusrizal dkk. 1996/1997 ”Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri di Daerah Sumatera Barat”. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian yang menghasilkan nukilan penemuan-penemuan yang menonjol dari hasil penelitian tentang Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri di Daerah Sumatera Barat. Beberapa penemuan itu antara lain: pertama, membangun suatu perusahaan perindustrian yang memerlukan areal atau lokasi tertentu di daerah pedesaan Propinsi Sumatera Barat tidaklah mengalami kesulitan asal melalui prosedur atau ketentuan-ketentuan yang berlaku di daerah bersangkutan terutama yang menyangkut hukum adat. Di samping itu, pendekatannya harus melalui ninik mamak kepala ulayat/ waris dan pemerintahan desa, terutama tentang pemakaian tanah ulayat. Kedua, pembangunan gedung-gedung industri atau prasarana lainnya dari suatu industri yang didirikan di daerah pedesaan, tidak boleh menganggu kehidupan perekonomian masyarakat setempat seperti saluran-saluran air/bandar, sawah, jalan umum dan fasilitas masyarakat lainnya. Ketiga, umumnya perusahaan-perusahaan industri yang dibangun di daerah pedesaan hanya menyerap tenaga kasar sebagai buruh pabrik.

50 GIR Ramot Silalahi Giro, dan Zusneli Zubir. 2003 “Gejala Religi Masyarakat di Daerah Perkotaan (Studi Kasus : Tingkat Religius Pemeluk Agama Islam di Kelurahan Parupuk Tabing Kecamatan Koto Tangah Kota Padang)”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini memfokuskan tentang tingkat religius pemeluk agama Islam di daerah perkotaan, dan tingkat religius pemeluk agama Islam di daerah perkotaan semakin rendah atau sebaliknya. Tujuan penelitian ini adalah Mendapatkan gambaran yang jelas dan akurat tentang tingkat religius pemeluk agama Islam dan Mempelajari kehidupan keagamaan pemeluk agama Islam. Sedangkan manfaatnya yakni Memberikan kontribusi data dan informasi kepada Pemerintah Daerah Kota Padang dalam usaha melakukan pembinaan keagamaan kepada pemeluk agama Islam yang tinggal di daerah perkotaan. Hasil penelitian diperoleh: 1. Tingkat religius pemeluk agama Islam di Kel. Parupuk Tabing yang paling tinggi adalah dalam hal keterlibatan idiologis dan keterlibatan pengalaman. 2. Keterlibatan ritual (sebagai tingkat keterlibtan tertinggi) yang dimiliki seseorang ternyata tidak bisa dijadikan jaminan bahwa ia akan memiliki keterlibatan lainnya (sebagai tingkat keterlibatan lebih rendah). 3. Kaum wanita khususnya ibu-ibu yang berumur 50 tahun ke atas tampaknya memilki tingkat religius lebih tinggi daripada kaum laki-laki. 4. Agama bukan merupakan prioritas utama dalam kehidupan masyarakat di daerah perkotaan dan bisa jadi termasuk di Kota Padang. 5. Tingginya tingkat kesibukan orang-orang di perkotaan pada umumnya merupakan salah satu penyebab rendahnya tingkat keterlibatan religius, keterlibatan intelektual dan keterlibatan secara konsekuen mereka dalam menjalankan agama. 6. Tingkat religius anak-anak remaja baik laki-laki maupun perempuan terutama dalam keterlibatan religius dan keterlibatan intelektual cukup memprihatikan. Dibandingkan dengan hari-hari biasa, aktivitas keagamaan cenderung meningkat pada hari- hari besar umat Islam.

46 BUDAYA

1 ERN Ernatip dkk. 2002. ”Peranan Kaum Kerabat dalam Upacara Perkawinan di Nagari Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (viii ; 113 halaman). Di Kenagarian Pangkalan Koto Baru upacara perkawinan dilaksanakan dalam beberapa tahap. Masing-masing rangkaian kegiatan dilaksanakan secara terpisah dengan pelaksanaan yang berbeda. Adapun rangkaian kegiatannya, yaitu : mufakat dalam keluarga, meminang, mufakat kampong, akad nikah, baarak bako, kenduri/ baralek, pulang malam, manjalang mintuo, dan mauling jajak. Dalam pelaksanaan tahap demi tahap memerlukan dana dan tenaga yang cukup banyak. Di sanalah akan terlihat betapa pentingnya peranan kaum kerabat. Kaum kerabat tidak saja sebagai penyandang dana tetapi sekaligus sebagai pelaksana. Masing-masing kaum kerabat mempunyai peranan yang berbeda sesuai dengan statusnya dalam kaum yang bersangkutan.

290 MAR Maryetti dkk. 2000. ”Sikap Masyarakat Kota Bukit Tinggi Terhadap Ilmu Gaib”. Padang: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Tulisan ini memaparkan sikap yang ditunjukan masyarakat kota terhadap suatu objek, yakni ilmu gaib. Karena sikap tidak dapat diobservasi atau diukur secara langsung, untuk mengukur sikap dapat dengan menanyakan apa yang dipercaya masyarakat tentang objek sikap tersebut. Seseorang yang mempunyai banyak kepercayaan positif dan sedikit kepercayaan negetif tentang suatu objek, dinyatakan memunyai sikap positif, dan begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian diperoleh, ternyata masyarakat kota yang menjadi sampel penelitian ini bersikap negatif terhadap ilmu gaib. Artinya, pengobatan oleh dukun bukanlah menjadi perioritas pertama bagi mereka. Begitupun tentang penyebab penyakit atau praktik-praktik ilmu gaib dalam usaha memperoleh keuntungan (dalam berdagang) atau memperoleh jabatan tidak sepenuhnya dipercayai, hanya sebagian kecil saja yang mempercayai (dan melakukan) hal-hal yang berbau gaib tersebut.

106 ROH Rohanah, Siti & Ajisman. 2005. ”Tuanku Rao : Peranannya dalam Gerakan Paderi”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Padang. ( ix ; 93 halaman) Kefanatikan masyarakat Minangkabau dan gencarnya perjuangan Tuanku Rao untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Hadis sangat berpengaruh bagi masyarakat Minangkabau. Simbol kepahlawanan nya menjadi acuan dan identik dengan falsafah masyarakat Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Keberanian melewati tapal batal daerah Minangkabau dengan menyebarluaskan dakwah ajaran Islam menuju Tapanuli juga mengakibatkan Minangkabau mengakui bahwa Tuanku Rao adalah putra Minang. Sebaliknya masyarakat Tapanuli selain karena terpengaruh oleh buku M.O.Parlindungan juga terinspirasi oleh perjuangannya menegakkan ajaran Islam dan dakwahnya yang membawa dampak positif dengan beralihnya keyakinan lama mereka ke yang baru. Dampak positif ini dipercayai sebagai suatu kekuatan yang dimiliki oleh Tuanku

47 Koleksi BPNB

Rao dalam mempengaruhi masyarakat Tapanuli untuk mengenal ajaran keesaan Tuhan. Beberapa versi mengenai asal-usul Tuanku Rao, pertama versi . Menurut versi Batak disebutkan bahwa Tuanku Rao adalah anak Batak sejati. Beliau adalah keturunan raja-raja Batak yang bergelar Si Singamangaraja. Ada dua versi yang ditonjolkan dan kedua-duanya hampir sama, yang membedakannya hanya pada “pemberian” nama kedua orang tuanya. Kedua versi Minangkabau, menurut Hamka, Tuanku Rao adalah putra asli Minang yang lahir di Padang Mantinggi, Rao. Hal ini bertentangan sekali dengan pendapat yang dilontarkan pihak versi Batak, terutama M.O.Parlindungan. M.O.Parlindungan yang menulis buku yang berjudul “Tuanku Rao Gelar Si Pongkinan Ngol-Ngolan”berisi penjelasan mengenai siapa Tuanku Rao dan kiprahnya terhadap pengembangan dakwah Islam serta perjalanan sejarah Islam itu sendiri.

321 MAR Maryetti dkk. 1989/1999. “Dampak Keberadaan Perumnas Belimbing Terhadap Masyarakat di Kelurahan Kuranji Padang”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan terhadap perubahan sosial yang terjadi pada suatu daerah. Karena bermaksud mengumpulkan data tentang sesuatu yang bersifat umum (pendapat umum) maka metode yang dipakai dalam hal ini adalah survey, melalui alat pengukur wawancara. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah, pertama keberadaan Perumnas Belimbing memberikan dampak positif terhadap masyarakat di Kelurahan Kuranji. Hal ini dapat dilihat dai perubahan (secara fisik) yang terjadi pada masyarakat, dimana masyarakat memperoleh kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan memperoleh pengetahuan serta kesempatan dalam memanfaatkan sarana yang ada di kompleks Perumnas Belimbing. Kedua, sarana yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kelurahan Kuranji adalah sarana yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan primer seperti pasar, dan sarana transportasi. Sarana yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sekunder belum banyak dimanfaatkan. Hal itu disebabkan tidak hanya karena tingkat kebutuhan masyarakat yang belum sampai pada tahap itu, tetapi juga karena faktor ekonomi. Ketiga, masyarakat Kelurahan Kuranji cukup terbuka. Hal ini terlihat dari kemauan menerima hal-hal baru yang masuk ke daerah mereka. Dengan demikian, walaupun dalam pemanfaatan sarana yang baru mereka masih kurang, pengetahuan mereka terhadap hal-hal baru tersebut cukup tinggi.

232 ARI Arios, Leonard Arios dkk. 2002. ”Identitas Etnik Masyarakat Perbatasan (Kasus di Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman)”. Padang: Balai Kajian Sejarah an Nilai Tradisional Padang. (vi ; 110 halaman). Sebagai daerah perbatasan, Rao memiliki karakteristik tersendiri yakni bertemunya dua etnik yang berbeda yakni Mandailing dengan Minangkabau yang menghasilkan istilah daerah tersebut Orang Rao. Lewat penelitian yang dilakukan di daerah Tarung-Tarung Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat dengan mengunakan metode penelitian kualitatif diperoleh gambaran yakni, Nagari Tarung-Tarung merupakan salah satu dari sembilan nagari di Kecamatan Rao dan berkedudukan sebagai ibukota kecamatan.

48 BUDAYA

Sebagai ibu kota kecamatan, tentu masyarakatnya telah mendapat pengaruh dari berbagai budaya luar. Budaya Minangkabau sebagai budaya asal di daerah tersebut telah mendapat pengaruh budaya Mandailing yang berasal dari Propinsi Sumatera Utara. Kedatangan orang Mandailing ini pada awalnya merupakan salah satu program pemerintah kebupaten Pasaman untuk membuka daerah-daerah yang masih terisolir oleh hutan. Kegigihan orang Mandailing telah memberikan hasil dengan semakin luasnya wilayah pemukiman mereka ehingga dapat mempertahankan budayanya. Lambat laun orang Mandailing mulai menguasai berbagai sektor seperti perdagangan dan jasa angkutan. Kondisi ini memaksa orang Minangkabau untuk menjadi konsumen atau masyarakat lapis kedua dalam bidang jasa dan perdangangan walaupun dari segi budaya orang Mandailing harus tunduk pada budaya Minangkabau.

REF Refisrul dkk. 2002. ”Kerajinan Gerabah I Sumatera Barat : Hambatan Kultural dan Struktural (Kasus di Desa Alo Gandang, Kabupaten Tanah Datar)”. Padang: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariisata. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (x ; 67 halaman). Kerajinan gerabah merupakan salah satu jenis aktifitas manusia yang terbilang tua dan di Desa Galo Gandang menjadi sumber mata pencaharian bagi sebagian masyarakatnya. Dilakukan hanya oleh kaum wainta sejak dahulunya dan telah menjadi bagian dari identitas dan kebanggaan masyarakat setempat. Kebaradaan kerajinan gerabah tidak saja terkait dengan aspek ekonomi (mata pencaharian) tetapi juga aspek sosial dan budaya yang membuat usaha ini tetap bertahan hingga sekarang.

17 CHR Christyawaty, Eny dkk. 2002. ”Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Pariwisata (Studi Kasus di Kawasan Objek Wisata Danau Maninjau)”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (xii ; 86 halaman). Peran serta masyarakat yang pertama ini bertujuan untuk melayani para wisatawan dengan sebaik-baiknya agar mereka betah tinggal ditempat itu. Dengan demikian, para wisatawan tersebut akan membelanjakan uangnya sebanyak-banyaknya di daerah tujuan wisata itu, yaitu Nagari Maninjau. Dari sekian banyak bentuk peran serta masyarakat, sebagian besar berupa pelayanan jasa. Sementara itu peran serta masyarakat dalam bentuk menjual produk atau hasil kerajinan (hasil karya, lukisan, kerajinan) bisa dikatakan tidak ada. Jadi, yang ditinjolkan do daerah ini adalah benar-benar keindahan danau. Peran serta penduduk di daerah ini untuk tujuan melayani tamu atau para wisatawan yang berkunjung, pada umumnya dilakukan dengan mengambil bagian bekerja dibidang jasa dalam rangka meraih peluang ekonom dari perjalanan wisata. Hal itu diwujudkan dengan menjadi tenaga produkti yang mandiri seperti membuka tempat penginapan, café, persewaan sepeda, atau sebagai karyawan yang bekerja sebagai juru masak, sebagai satpam, dan sebagainya.

49 Koleksi BPNB

272 ERN Ernatip dkk. 2001. ”Pasambahan dalam Upacara Kematian di Kecamatan Kuranji Kota Padang”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. ( viii ; 109 halaman). Pasambahan dalam upacara kematian disebut juga dengan pasambahan di bawah payung. Pasambahan di bawah payung di Kenagarian Pauh IX sampai saat ini masih terlaksana. Tidak ada satupun alasan pasambahan ini tidak dapat dilaksanakan, misalnya karena hari hujan lebat. Bila pada hari kematian itu terjadi hujan lebat, maka pasambahan di bawah payung dapat dilaksanakan di teras rumah atau di dalam rumah. Pelaksanaannya cukup sederhana, diikuti oleh orang-orang terpenting dalam adat dan kerabat terdekat. Pasambahan di bawah payung tidak dilaksanakan bila meninggal dunia karena kecelakaan atau bencana alam yang mayatnya tidak ditemukan, mati sahid, serta bukan penduduk asli atau pendatang.

317 YON Yondri dkk. 1989/1999. ”Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Perilaku Generasi Muda Terhadap Tata Krama Budaya Minangkabau di Kota Padang”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sumatera Barat. (vi ; 137 halaman). Penelitian ini dilakukan terhadap generasi muda yang berumur 15-20 tahun yakni pelajar SLTA baik yang ada di negeri maupun swasta yang ada di Kotamadya Padang. Untuk menentukan sampel maka murid-murid yang diambil adalah mereka yang duduk di kelas 2 (dua) dan 3 (tiga). Ruang lingkup materi tentang keadaan genarasi muda di Kota Padang yang akan diteliti meliputi : kondisi lingkungan kota, pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku generasi muda yang berkaitan dengan tatakarama budaya tradisional, ini meliputi bagian pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perlaku tentang tata cara penggunaan bahasa, memberi salam, istilah menyapa, cara duduk, berpakaian, berjalan, dan cara makan yang dilakukan di lingkungan keluarga. Di samping itu, tentang media komunikasi, kreativitas genarasi muda yang dilakukan baik di lingkungan sekolah maupun di luar.

256 ROH Rohanah, Siti dkk. 2002. “’Pelita’ (Penerangan Kegelapan Saudara Kita) Etika Berpakaian Kaum Muslim Awal Abad 20 (Ajaran Islam dari Sudut Pandang Sosial dan Moral)”. Badan Pengembangan Kebudayaan dan Parawisata. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradiional Padang. (x ; 64 halaman). Nilai luhur yang terkandung dalam naskah ini yakni berisi anjuran mengenai bagaimana cara berpakaian sebagai seorang muslim sesuai dengan ukuran dan etika yang diatur dalam agama Islam. Selain itu, naskah berisi jawaban atas bantahan-bantahan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pidato pengarang mengenai ukuran pakaian bagi laki-laki maupun perempuan yang ditetapkan dalam Islam. Isi pidato yang dibantah oleh masyarakat tersebut dituangkan di dalam kitab “Cermin Tarus”, dan menjadi bahan pembicaraan bahkan caci maki dari masyarakat.

50 BUDAYA

7 REF Refisrul dkk. 2002. ”Tatakrama Suku Bangsa Minangkabau di Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sejarah dan Tradisi Padang. (viii ; 96 halaman). Tatakrama atau sopan santun dalam berhubungan dengan orang lain, di dalam kerabat maupun di luar kerabat memang merupakan suatu yang mengatur tata kehidupan masyarakat menjadi lebih harmonis. Tatakrama yang berlaku pada suatu masyarakat sesungguhnya menunjukkan jati diri dari masyarakat yang bersangkuta dan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan budaya yang telah berlaku turun temurun. Seyogyanya tatakrama tersebut tetap dipelihara dan diwarisi oleh masyarakat tersebut terutama generasi muda.

58 REF Refisrul dkk. 2003. ”Tatakrama Suku Bangsa Minangkabau di Nagari Airbangis Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang Proyek Penkaian dan Pemanfaatan Sejarah dan Tradisi Padang. (vi ; 120 halaman). Tatakrama yang berlaku di Nagari Air Bangis secara umum tidak jauh berbeda dengan tatakrama di nagari-nagai lain di Sumatera Barat. Hal ini bisa dimengerti karena orang-orang yang tinggal dalam satu nagari sebagian besar berlatar belakang budaya Minangkabau dan beragama Islam. Walaupun ada pendatang dari Sumatera Utara (Mandailing), tapi mereka telah lama berbaur dan menganggap dirinya sebagai orang Minangkabau. Penggunaan tarakrama dalam kerabat maupun di luar kerabat di Nagari Air Bangis pada prinsipnya tidak banyak perbedaan dan masih sesuai dengan adat istiadat Minangkabau. Karena masyarakat yang homogen dalam budaya atau kebiasaan sehari-hari, walaupun asal-usul mereka dari daerah yang berbeda, tetapi satu budaya yakni budaya Minangkabau. Dapat dikatakan perbedaan penggunaan tatakrama yang ditunjukan dalam kerabat maupun di luar kerabat (masyarakat) pada masyarakat Nagari Air Bangis atau Minangkabau umumnya masih berlangsung dalam batas-batas wajar dan bisa ditolerir sehingga belum sampai menimbulkan konflik yang berarti. Dengan kata lain, masyarakat Air Bangis dalam berperilaku masih mengunakan tatakrama yang berpedoman pada adat Minangkabau dan ajaran Agama Islam sebagaimana tersimpul dalam semboyan masyarakat Minangkabau “ Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah”.

293 MAR Maryetti dkk. 1999/2000. ”Pengetahuan Ibu Balita Tentang Gizi Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Non Gakin di Desa Talawi Hilir Kodya Sawahlunto”. Padang: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan. (xxiv ; 43 halaman). Terjadinya gizi buruk pada anak Balita tidaklah semata-mata disebakan oleh rendahnya tingkat ekonomi orang tua. Ada banyak faktor yang diperkirakan dapat memicu kondisi tersebut. Salah satunya adalah yang menjadi fokus penelitian ini, yakni rendahnya tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi dan makanan bergizi. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa ternyata pengetahuan tentang gizi dan makanan bergizi dari ibu yang anak balitanya mengalami gizi buruk, cukup tinggi. Artinya

51 Koleksi BPNB

tidak terlihat adanya korelasi langsung antara tingkat pengetahuan ibu balita tentang gizi dan makanan bergizi, dengan kondisi gizi balita itu sendiri. Dengan demikian dalam hal ini faktor pengetahuan ibu balita tentang gizi dn makanan bergizi, juga bukan menjadi penyebab terjadinya gizi buruk pada balita.

255 AJI Ajisman dkk. 2002. “Rahmah El Yunusiyah : Tokoh Pembaharu Pendidikan dan Aktivis Perempuan di Sumatera Barat”. Padang: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Parawisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (vi ; 132 halaman). Rahman El Yunusiyah dilahirkan di Kota Padang Panjang pada hari Jum’at tanggal 1 Rajab 1318 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 29 Desember 1900 Masehi. Ayahnya bernama Syekh Muhammad Yunus, seorang ulama dengan jabatan qadhi di Kenagarian Pandai Sikek. Kakeknya bernama Syekh Imanudin, juga seorang ulama pemimpin Taraket Naqsabandiyah dan juga ahli ilmu Falaq di Minangkabau. Menurut silsilah keturunannya, Rahmah El-Yunusiyah masih mempunyai darah seorang ulama besar di Minangkabau, yaitu Tuanku Nan Pulang dari Rao, yang hidup pada zaman Paderi. Sementara itu, ibunya bernama Rafiah, seorang wanita saleh dari suku Sikumbang belahan suku dari Datuk Bagindo Maradjo Bukit Surungan Padang Panjang.

274 ERN Ernatip dkk. 2000. ”Upacara Tabuik di Pariaman : Kajian Nilai Budaya dan Fungsi Bagi Masyarakat Pendukungnya”. Padang: Departemen Kebudayaan dan Parawisata Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film. (x ; 69 halaman). Tulisan ini menyajikan nilai-nilai luhur yang tertuang dalam makna simbolik upacara Tabuik dan fungsinya bagi masyarakat pendukungnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa upacara Tabuik di Pariaman sampai saat ini masih dilaksanakan seperti apa adanya yaitu pada tanggal 1-10 Muharram tiap tahunnya. Pengkisahan pristiwa perang Karbela tetap ditampilkan sebagaimana biasanya. Rangkaian demi rangkaian kegiatan terlaksana dengan teratur tanpa adanya pengaruh dari unsur lain. Pelaksanaan upacara tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang ada dengan penghayatan dan emosi yang mendalam serta terpelihara dengan baik. Pengaruh pembangunan, modernisasi serta masuknya unsur-unsur budaya luar tampaknya belum menyebabkan terjadinya pergeseran-pergeseran baik dalam bentuk, isi maupun fungsinya.

19 IRI Iriani dkk. 2002. ”Pola Strategi Pedagang Pakaian Bekas dalam Sistem Perdagangan di Sumatera Barat Studi Kasus Pedagang Bekas Di Bukit Tinggi”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. ( x ; 77 halaman). Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Mengambarkan dan menjelaskan secara teperinci masalah yang diteliti. Berdasarkan usia para pedagang pakaian bekas sangat bervariasi, mereka berusia sekitar 21tahun hingga 35 tahun. Sangat

52 BUDAYA

kurang ditemukan pedagang bekas yang berusia di atas 35 tahun. Apabila dihubungkan dengan status perkawinan maka pedagang pakaian bekas pada umumnya berada pada status perkawinan dan telah mempunyai anak. Mengenai latar belakang pekerjaan mereka juga sangat bervariasi ada yang berasal dari pedagang pakaian baru, pedagang sepatu, pelayan took, ibu rumah tangga, dan ada juga yang berasal dari penjual nasi. Apabila dihubungkan dengan latar belakang pendididkan, maka pedang pakaian bekas pada umumnya telah mengenyam bangku sekolah SLTA dan hanya sebagian kecil yang telah tamat perguruan tinggi dan menyandang gelar sarjana.

289 DAH Dahlan, Halwi dkk. 2000. ”Persepsi Ninik Mamak di Kabupaten Agam Tentang Pemanfaatan Hak Ulayat”. Padang: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Parawisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (xiv ; 94 halaman). Menurut persepsi ninik mamak, pemanfaatan hak ulayat atas tanah nagari maupun tanah kaum sudah tidak berjalan lagi dengan ajaran adat Minangkabau. Penyebabnya bukan hanya berasal dari faktor-faktor luar seperti kebijakan pemerintah mensertifikatkan tanah atau modernisasi dan mekanisasi saja. Beberapa faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri juga merupakan penyebab terjadinya kesalahan dan pemanfaatan hak ulayat, keserakahan sebagian ninik mamak mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dari pemanfaatan tanah ulayat, kurangnya musyawarah antara penghulu nagari dengan anak nagari tentang persoa;an-persoalan menyangkut tanah ulayat nagari, kurangnya musyawarah antara mamak kepala kaum (mamak kepala waris) dengan anggota kaumnya tentang persoalan-persoalan menyangkut pemanfaatan tanah ulayat kaumnya.

2 MAR Maryetti dkk. 2002. “Magic Dalam Permainan Rakyat : Studi Kasus Permainan Lukah Gilo di Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar”. Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (xi ; 61 halaman). Fokus perhatian dalam penelitian ini adalah keberadaan unsur magis dalam permainan lukah gilo. Dalam hal ini dikaji bagaimana ilmu gaib berperan dalam permainan tersebut, antara lain dengan melihat ritual apa yang dilakukan untuk “memanggil” kekuatan gaib. Begitupun persyaratan yang harus dipenuhi serta pantangan yang harus dipenuhi serta pandangan yang harus dihindari supaya kekuatan gaib itu datang. Metode penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun tekhnik yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi adalah dengan wawancara dan pengamatan.

45 CHR Christyawaty, Eny & Maryetti. 2003 “Pemain Rabab Pasisia: Dari ‘Pengabdian Seni’ Ke ‘Profesi’ (Studi Kasus 5 Orang Pemain Rabab Pasisia di Pesisir Selatan, Sumatera Barat”. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. (ix ; 95 halaman). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengungkapkan profil pemain rabab Pasisia

53 Koleksi BPNB

serta seluk beluk mereka di dalam menghayati dan menekuni rabab Pasisia sebagai seni maupun profesi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih mendalam. Sifat penelitian ini deskriptif analitis, artinya melukiskan atau menggambarkan hubungan fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan akurat. Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah pelaku kesenian atau tukang rabab Pasisia.

393 ALM Almaizon. 2005. Pasambahan Dalam Upacara Kematian di Kecamatan Kuranji Padang. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini menjelaskan pasambahan dalam upacara kematian di daerah Kuranji yang dilakukan sebelum penyelenggaraan jenazah. Pelaksanaannya di halaman rumah, dimulai dari orang sumando dari kaum yang meninggal dunia kepada ninik mamak dalam suku yang bersangkutan. Saat pasambahan mayat berada di tengah rumah dan melibatkan semua lapisan masyarakat, mulai dari memandikan, mengafani, menyembahyangkan, dan memakamkannya.

394 ARD Ardion, Rusli. 1999. Aktualisasi Nilai Budaya Bangsa di Kalangan Generasi Muda Daerah Sumatera Barat. (Cet.1). Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam menyongsong era globalisasi dan informasi, aktualisasi nilai budaya bangsa di kalangan generasi muda sangat perlu karena generasi muda sangat mudah menyerap budaya luar. Aktualisasi adalah suatu proses mewujudkan sesuatu yang tidak tampak menjadi tampak yang kongkret dan dapat diamati. Aktualisasi atau perwujudan dan nilai budaya bangsa di kalangan generasi muda perlu memperhatikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan umum yang menyangkut hal ketekunan, kerapian, ketaatan, dan kejujuran.

395 BAK Bakar, Amir. 1990. Tata Kelakuan di Lingkungan Pergaulan Kelurga dan Masyarakat Setempat di Daerah Sumatera Barat. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menjelaskan tata kelakuan pergaulan keluarga dan masyarakat setempat di Sumatera Barat yang sangat memprihatinkan. Ini disebabkan terjadinya perkembangan dan perubahan daerah Sumatera Barat akibat proses pembangunan yang sangat pesat sehingga nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat Minangkabau mulai berubah. Oleh karena itu, adanya usaha pemerintah untuk menyelamatkan unsur-unsur kebudayaan daerah agar tidak hilang dan dapat dilestarikan untuk generasi mendatang.

793 ARI Arios, Rois Leonard. 2005. Pemain Rabab Pasisia. Padang. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini menjelaskan pemain rabab yang berprofesi sebagai tukang rabab. Pada hakikatnya masih banyak nilai yang relevan untuk dikaji, misalnya tentang bagaimana mereka

54 BUDAYA

menghayati dan menekuni rabab Pasisia sebagai seni dan juga sebagai profesi. Rabab pasisia menjadi kesenian yang bernilai tinggi dan menjadi mata pencarian tradisional yang bukannya mengalami penyempitan lahan tetapi jusru menjadi pekerjaan yang diminati banyak orang.

392 LKA LKAAM SUMATERA BARAT. 2002. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. (Cet.1). Padang : Sako Batuah. Buku ini menjelaskan adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah yang merupakan adat atau norma hukum yang dipakai nenek moyang orang Minangkabau yang berdasarkan kepada ajaran syarak dan sebagai pedoman hidup masyarakat Minangkabau. Sandi artinya dasar yang kuat sedangkan syarak ajaran agama Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan hadits Rasulullah.

688.6 MAK Makmur, Erman. 1984. Alat Angkutan Tradisional Sumatera Barat. Padang : Proyek Pengembangan Permusuman Sumatera Barat. Alat angkutan tradisional adalah alat yang dibuat dengan bahan yang disediakan dari alam sekitar yang berfungsi untuk mengangkut barang atau orang dari satu tempat ke tempat tujuan baik angkutan air, darat, maupun udara. Alat angkutan tersebut adalah kuda beban, osoh, gerobak, pedati, sampan, bendi, dan periah. Akan tetapi, alat angkutan tersebut jarang dipergunakan oleh masyarakat Minangkabau disebabkan oleh adanya alat transportasi yang lebih modern.

306.1 MAK Makmur, Erman dkk. 1984. Alat Musik Tradisional Minangkabau. Padang : Proyek Pengembangan Permuseuman Sumatera Barat. Buku ini menjelaskan alat musik tradisional Minangkabau yang merupakan jenis peralatan yang dipergunakan dalam kesenian musik daerah setempat. Alat musik tersebut dibuat dan dibentuk secara tradisional dengan bahan yang disediakan alam sekitar seperti kayu, talang, logam, tanduk, kulit hewan, dan sebagainya yang berperan penting sebagai media dalam usaha, dalam kehidupan lahiriah, dan kepuasan batiniah.

391 MAK Makmur, Erman. 1997. Pakaian Adat Wanita Payakumbuh. Padang: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat. Buku ini menjelaskan pakaian adat wanita di daerah Payakumbuh yang dapat diketahui secara jelas mengenai bentuk dan kelengkapan pakaiannya yang berbagai bentuk serta coraknya dan macam-macam pakaian yang dipakai oleh wanita untuk berbagai kegiatan serta kedudukannya apakah ia sebagai seorang gadis, orang tua, atau janda.

55 Koleksi BPNB

306 MAR Maryetti. 1999. Integrasi Nasional Suatu Pendekatan Budaya Daerah Sumatera Barat. (Cet.1) Padang:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Integrasi merupakan proses penyesuaian antara unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsinya dalam kehidupan masyarakat. Integrasi tidak dapat terwujud karena adanya sekelompok yang keliru, dapat diartikan sebagai penilaian terhadap apa yang nampak dari suatu golongan etnik tertentu. Penilaian ini ada yang positif dan ada yang bersifat nagatif.

302 MAR Maryetti dkk. 2002. Sikap Masyarakat Kota Bukittinggi Terhadap Ilmu Gaib. Padang: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata,Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini menceritakan penggunaan ilmu gaib sebagai alternatif pemecahan masalah bagi masyarakat baik dari berbagai lapisan yang merupakan gambaran dari keadaan masyarakat yang masih mempercayai adanya kekuatan sakti di luar kekuatan yang dikenalnya selama ini. Sikap masyarakat kota Bukittinggi terhadap ilmu gaib berbeda-beda, ada yang bersikap produktif, menolak, agresif, dan meramal.

621.9 MUT Mutia, Riza. 1998. Kincir Padi. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menjelaskan mata pencarian masyarakat Sumatera Barat, yaitu bertani terutama mengolah sawah. Untuk mengolah sawah dipergunakan macam-macam peralatan seperti bajak, gilingan, cangkul, dan sebagainya. Setelah padi dipanen, kemudian dijadikan beras menggunakan semacam alat secara tradisional yaitu kincir padi yang digerakkan oleh tenaga air. Kincir padi berfungsi selain untuk menumbuk padi juga digunakan untuk menumbuk beras dan kacang tanah.

391 MUT Mutia, Riza dkk. 1997. Pakaian Penghulu Minangkabau. Padang:Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat. Buku ini menjelaskan pakaian penghulu Minangkabau yang merupakan pimpinan kelompok berdasarkan stelsel matrilineal yakni mamak atau paman yaitu saudara laki-laki dari ibu. Penghulu dipilih berdasarkan kesepakatan kaum yang tugasnya memimpin seluruh anggota kaumnya dan kewajiban menyelesaikan setiap perselisihan atau masalah yang terjadi di kaumnya. Pakaian penghulu galibnya terdiri dari tutup kepala yang dinamakan saluak atau deta, baju, celana, sisampiang sandang, ikat pinggang, tongkat, dan sebagainya.

302.2 NOV Noveri. 1998 Peranan Media Massa Lokal bagi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah Sumatera Barat. Padang: Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan.

56 BUDAYA

Buku ini memuat peranan media massa lokal bagi pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah Sumatera Barat. Sistem jaringan media massa sudah menjangkau masyarakat di daerah. Media massa telah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, tetapi penggunaannya masih tampak selektif. Dengan adanya media massa, penyebarluasan informasi mengenai pesan-pesan pembangunan, pemahaman dan pemantapan budaya bangsa akan langsung diterima oleh lapisan masyarakat melalui media elektronik maupun cetak.

390 PUR Purna, Made. 1997. Apresiasi Generasi Muda Terhadap Pencak di Daerah Sumatera Barat. (Cet.1). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menjelaskan , yakni seni bela diri Indonesia yang dewasa ini masih tetap ditekuni. Pencak silat mempunyai daya untuk membantu sikap memahami nilai budaya yang dapat diandalkan untuk pendewasaan mental. Oleh karena itu, pencak silat sangat bermanfaat untuk membangun mentalitas bangsa terutama generasi muda.

398 PUR Purna, Made.1993. Pengukuhan Nilai-Nilai Budaya Melalui Dendang Pengasuhan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dendang pengasuhan anak adalah salah satu unsur kebudayaan yang dianggap perlu digali sebagai suatu kekayaan khasanah budaya Indonesia yang mempunyai budaya positif kepada anak-anak. Dendang pengasuhan anak ini memiliki kadar komunikasi yang tinggi, dalam artian sebagai salah satu sarana untuk menyampaikan pesan seperti harapan dan do’a yang terkandung di dalamnya yaitu moral, pendidikan, dan etika hidup.

738.3 REF Refisrul dkk. 2002. Kerajinan Gerabah di Sumatera Barat: Hambatan Kultural dan Stuktural. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Kerajinan gerabah dapat dikatakan industri rumah tangga atau usaha kecil-kecilan yang dikerjakan di rumah. Kerajinan gerabah ini merupakan jenis kerajinan tradisional yang menjadi suatu kekayaan budaya dan patut dilestarikan. Hambatan kultural dan struktural ialah hambatan yang disebabkan oleh faktor internal misalnya mengenai kondisi fisik pengrajin, pendidikan dan pola pikirnya, sedangkan faktor strutural dari eksternal misalnya, kurangnya minat dari generasi muda, penggeseran selera konsumen, dan persepsi masyarakat.

395 REF Refisrul dkk. 2003. Tata Krama Suku Bangsa Minangkabau di Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sejarah dan Tradisi. Buku ini menjelaskan tata krama yang mengatur perilaku masyarakat. Jika aturan tata krama dipatuhi maka akan tercipta integrasi social yang teratur, tertib, dan efektif dalam

57 Koleksi BPNB

mastarakat yang bersangkutan. Tata krama pada suku bangsa Minangkabau di daerah Tanah Datar lebih dipusatkan ke dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Wujud tata kramanya ialah menghormati, berbicara, bersalaman, makan dan minum, berpakaian, dan tutur sapa.

395 REF Refisrul dkk. 2003. Tata Krama Suku Bangsa Minangkabau di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat. Padang: Balai kajian Sejarah dan Nilai Tradisional,Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sejarah dan Tradisi. Buku ini tata krama masyarakat suku Minangkabau pada umumnya yang berlaku pada suku bangsa Minangkabau di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman. Wujud tata kramanya ialah menghormati, berbicara, bersalaman, duduk, makan, minum, berpakaian, dan tegur sapa serta penggunaan tata krama dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam kerabat maupun di luar kerabat.

643.3 SAF Safwan, Mardanas dkk. 1989. Dapur dan Alat-alat Memasak Tradisional Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menjelaskan dapur tradisional yang meliputi dari letak dapur, bentuk dan susunan ruangan, serta arti dan fungsi dapur dalam kebudayaan di daerah Sumatera Barat. Arti dapur itu sendiri ialah derajat kemampuan ekonomi suatu keluarga, sedangkan fungsinya yang utama ialah tempat memasak dan menyiapkan makanan dan minuman serta untuk penyimpan makanan. Alat memasaknya antara lain, kompor, bakul, batu lado, dan sebagainya.

303.3 SAM Samin, Yahya dkk. 1996. Peranan Mamak Terhadap Kemenakan dalam Kebudayaan Minangkabau Masa Kini. (Ed.1). Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini memuat peranan mamak terhadap kemenakan sangatlah penting karena mamak tidak hanya bertanggung jawab pada anak, tetapi juga terhadap kemenakannya. Hubungan mamak dan kemenakan dalam kebudayaan Minangkabau merupakan hubungan pertalian darah. Fungsi dan tugas seorang mamak itu haruslah arif dan bijaksana.

394.4 SAM Samin, Yahya. 1992. Upacara Turun Mandi Anak Secara Tradisional Minangkabau di Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Sumatera Barat. Upacara tradisional turun mandi anak merupakan salah satu aspek warisan nenek moyang yang hanya dapat dimiliki oleh anggota masyarakat dengan jalan memperkenalkan dan mempelajarinya. Upacara turun mandi anak mengandung nilai-nilai budaya yang bersifat abstrak, yang sukar dicerna dan diterapkan begitu saja di daerah tersebut.

58 BUDAYA

736.4 SIA Siat, Hasni & Riza Mutia. 1999. Ukiran Tradisional Minangkabau. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini memuat seni ukiran tradisional Minangkabau yang pada umumnya diterapkan pada bangunan dan beberapa peralatan sehari-hari seperti , balai adat, mesjid, dan lain-lain baik untuk bidang kecil atau untuk bidang besar, peralatan upacara, alat pertanian dan alat permainan. Semua motif ukiran tersebut bersumber pada falsafah alam takambang jadi guru. Motif ukuran tersebut berfungsi sebagai hiasan dan juga melambangkan ajaran yang tersirat.

304 SIT Sitanggang, Hilderia. 1984. Dampak Modernisasi Terhadap hubungan Kekerabatan Daerah Sumatera Barat. Jakarta: : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Terbukanya lapangan kerja dikota membuat penduduk pedesaan berpindah ke kota untuk hidup yang lebih baik sehingga terjadi perubahan nilai-nilai di dalam masyarakat yang bersangkutan sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi, membuat masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai tradisional yang selama ini mereka anut terutama nilai kekerabatan.

307 SPI Spina, Bruno. 1981. Mitos dan Legenda Suku Mentawai. Jakarta: Balai Pustaka. Buku ini berisi kumpulan cerita-cerita rakyat baik itu mitos maupun legenda yang dikenal di Mentawai. Cerita- cerita ini diterjemahkan dari bahasa Mentawai dengan bahasa Indonesia yang baik, ejaannya juga sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang sempurna, dilengkapi dengan gambar dan fotonya.

306 SUL Sultani dkk. 1998. Peranan Nilai Budaya Daerah Sumatera Barat dalam Gerakan Disiplin Nasional. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Buku ini menjelaskan gerakan nasional yang tidak terlepas dari akar budaya daerah yang telah dimiliki oleh kelompok-kelompok masyarakat di Indonesia dapat dilihat di dalam kehidupan masyarakat yang bersifat religius dan ritual. Salah satu pendukung keberhasilan pembangunan nasional adalah bersikap, berperilaku disiplin, baik dan benar, serta mematuhi dan melaksanakan aturan hukum dan semua kaidah sosial yang berlaku.

720 SYA Syafwandi. 1993. Arsitektur Tradisional Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Arsitektur ialah pemenuhan akan kebutuhan manusia terhadap ruang yang dapat memberikan rasa tentram dan bahagia bagi manusia yang dilingkupinya. Contohnya arsitektur rumah gadang yang memiliki ciri arsitektur tradisional yang khas dan unik.

59 Koleksi BPNB

304 YON Yondri dkk. 2000. Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan, dan Perilaku Generasi Muda Terhadap Upacara Perkawinan Adat Minangkabau di Kota Padang. (cet.1). Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Buku ini memuat bagaimana generasi muda atau penerus dapat meneruskan kebudayaan dari nenek moyang mereka karena kebudayaan pada dasarnya telah ada semenjak hadirnya manusia pertama di muka bumi ini. Perubahan pandangan, pengetahuan, sikap, dan tingkah laku pada generasi muda akan berdampak besar pada corak dan nuansa kebudayaan pada yang akan datang, apalagi dipengaruhi oleh derasnya arus informasi dari luar.

394 ZAI Zaidan, Nur Anas dkk. 1999. Makanan, Wujud, Variasi, dan Fungsinya serta Cara Penyajiannya di Daerah Sumatra Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Buku ini memuat makanan tradisional daerah Sumatra Barat, yang diuraikan konsep makanan, minuman, penyajian dan tata cara makan dan minum dalam upacara adat. Cara pengolahannya secara sederhana yakni dengan cara direbus atau dibakar. Makanan merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh setiap manusia karena mengolah bahan mentah menjadi makanan, perwujudannya, cara penyajian, dan pengkonsumsianya menjadi tradisi. Hal ini dapat terjadi karena dukungan dan adanya hubungan kait mengkait dengan berbagai aspek yang ada dalam kehidupan sosial.

314.59 ZUR Zuriati. 2007. Undang-Undang Minangkabau dalam Perspektif Ulama Sufi.Padang: Fakultas Sastra universitas Andalas. 320 halm,21 cm Buku ini merupakan hasil kajian terhadap naskah Undang-Undang Minangkabau yang memuat berbagai peraturan hukum adapt yang dijiwai oleh hukum Islam (syarak), meliputi syariat, fikih, dan tasawuf. Naskah ini ditulis atau disalin oleh ulama / sufi danhukum adat. Naskah ini ditulis dengan tujuan untuk membentuk masyarakat Minangkabau menjadi manusia yang masuk kedalam golongan Islam yang hakiki, yang mempunyai ilmu lahir / fikih dan ilmu batin / tasawuf.

306 BOE Boestami, Sjafnir Abu Nain & Rosida. 1992. Kedudukan dan Peranan Wanita dalam Kebudayaan Suku Bangsa Minangkabau. Padang : Esa. Buku ini memuat kedudukan dan peranan wanita Minangkabau. Wanita dalam aturan adat Minangkabau disebut limpapeh rumah nan gadang. Dia mempunyai peranan untuk menentukan garis keturunan dan pewarisan melalui garis keturunan ibu. Peranan wanita yang disebut bundo kanduang mempunyai arti kedudukannya yaitu tumpuan harapan generasi terhadap wanita.

60 BUDAYA

395 CHR Christyawaty, Eny. 2004. Tata Krama Suku Bangsa Minangkabau di Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat. Padang:Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini mejelaskan fungsi tata krama yang mengatur seluruh perilaku masyarakat suku bangsa Minangkabau di Pesisir Selatan sehingga jika dipatuhi akan tercipta interaksi sosial yang teratur, tertib, dan efektif dalam masyarakat yang bersangkutan. Tata krama juga mengandung adanya pengendalian sosial seperti adanya rasa hormat antarsesama, rasa takut, sungkan, malu, dan rasa kesetiakawanan agar tidak terjadi kesalahpahaman atau konflik antarsuku.

793.4 CHR Christyawaty, Eny. 2005. Magic Dalam Permainan Rakyat (Studi Kasus Permainan Lukah Gilo di Kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar). Padang : Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Magic atau ilmu gaib banyak digunakan dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam kehidupan sosial, mata pencarian, maupun dalam permainan rakyat. Pada masyarakat Minangkabau yang mengandung unsur magic ialah permainan daduih, pencak silat dan lukah gilo.

394 DEF Defrizal dkk. 1995. Deskripsi Upacara Tradisional: Malimau Pasia Turun ke Laut di Daerah Pesisir Barat Propinsi Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Upacara malimau pasia adalah upacara pantai yang menjadi lahan penghasilan para nelayan. Tujuannya agar mendapat hasil tangkapan ikan yang banyak. Pada upacara ini ditampilkan berbagai kegiatan anak nagari berupa kesenian tradisional randai, pencak silat, dan tari- tarian.

307 DEL Delly, H,S.M dkk. 1992. Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan dalam Pemeliharaan Lingkungan Hidup Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek inventaris dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Sumatera Barat. Buku ini menguraikan dasar perilaku masyarakat Minangkabau yakni agama yang disertai iman kepada kekuasaan Allah. Hal ini terungkap dalam “adat basandi syarak syarak basandi kitabullah” dalam upacara pelestarian lingkungan terlihat adanya upacara keagamaan seperti tolak bala, penangkal pianggang. Jadi dalam pengelolaan sawah, tegal, peliharaan semuanya memiliki ilmu yang mengandung inplikasi positif dalam pelestarian lingkungan.

61 Koleksi BPNB

306.1 DHA Dhavida, Usria & Lisa Sri Dwiyanti. 1997. Kerajinan Tradisional Anyaman Pandan di Sumatera Barat. Padang: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat. Buku ini berisi tentang kerajinan tradisional anyaman pandan di Sumatera Barat. Proses pembuatan berbagai macam barang dengan mengandalkan tangan serta alat-alat sederhana dalam lingkungan rumah tangga. Kerajinan anyaman ditinjau dari bahan baku dapat dibedakan empat bagian yaitu kerajinan anyaman bambu, rotan, pandan, serta mensiang. Kerajinan anyaman pandan berfungsi dalam kehidupan sehari-hari baik bagi pengrajin maupun masyarakat umumnya, fungsi tersebut dapat bersifat ekonomi, sosial, dan budaya.

664 DHA Dhavida, Usria dkk. 1996. Pengolah Makanan Tradisional Sumatera Barat. Padang: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Propinsi Sumatera Barat. Dalam masyarakat Minangkabau, kepandaian memasak makanan menjadi salah satu acuan nilai terhadap kaum wanita karena jika seorang gadis yang hendak menikah dipertanyakan tentang kepandaiannya memasak. Dalam hal ini, makanan memang lebih tertuju pada cara- cara mengolah, memasak, dan menyajikan. Alat pengolah masakan tradisional Sumatera Barat adalah dandang, balango, sanduak, tapisan santan, parutan, dan sebagainya.

392.5 DHA Dhavida, Usria dkk. 2002. Upacara Adat Perkawinan di Koto Berapak Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Padang: Bagian Kegiatan Pengembangan Museum. Buku ini membahas dan menggambarkan berbagai hal sesuai dengan tahap yang dilaksanakan dalam upacara adat perkawinan dari awal hingga akhir. Pakaian perkawinan dan perlengkapan serta makna yang terkandung di dalamnya terurai dengan jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.

370.1 DJO Djohor, Bemi. 1993. Peran Pendidkan Dalam Pembinaan Kebudayaan Nasional Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menjelaskan pendidikan ialah suatu proses panjang dan mencakup keseluruhan yang dipelajari secara formal dan non formal yang menghasilkan kebudayaan bagi individu, membentuk kepribadian dan sosialisasi dirinya sendiri untuk hidup sebagai warga masyarakat. Peranan pendididikan dalam pembinaan kebudayaan nasional ini sangatlah penting terutama bagi seorang siswa, pelajar, dan mahasiswa.

398 DJU Djurip dkk. 2000. Budaya Masyarakat Suku Bangsa Minangkabau di Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan Nasional. Buku ini memuat budaya masyarakat untuk dapat saling mengenal perbedaan dan persamaan

62 BUDAYA

antarsesama terutama di Kabupaten Pasaman. Dengan saling mengenal dapat tumbuh sikap saling menghargai dan menghormati antarsuku bangsa yang ada.

395 DJU Djurip dkk. 2000. Tata Krama di Lingkungan Suku Bangsa Mentawai di Kabupaten Padang Pariaman Propinsi Sumatera Barat. (Cet.1). Padang: Departemen Pendidikan Nasional. Buku ini memuat informasi mengenai budaya yang dimiliki oleh suku bangsa mentawai. Karena suku bangsa di Indonesia sangatlah banyak dan beraneka ragam yang terpenting tata krama itu sendiri adalah sopan santun, tata cara bicara, perilaku, dan adat istiadat, menyebabkan tata krama di setiap suku bangsa berbeda satu sama lainnya.

392.5 ERN Ernatip dkk. 2004. Peranan Kaum Kerabat Dalam Upacara Perkawinan di Nagari Pangkalan Koto Baru Kabupaten Lima Puluh Kota. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Peranan kaum kerabat dalam upacara perkawinan sangatlah penting, masing-masing mempunyai tugas yang telah diatur menurut adat daerah yang bersangkutan. Di daerah Koto Baru, upacara perkawinan berlangsung dalam waktu lebih kurang dua minggu. Proses pelaksanaannya terikat pada tradisi lama, artinya rangkaian kegiatan tersebut betul-betul dilaksanakan menurut tata cara yang mereka terima dari tetuanya.

394.5 ERN Ernatip dkk. 2001. Upacara Tabuik di Pariaman: Kajian Nilai Budaya dan Fungsi Bagi Masyarakat Penduduknya. Padang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film. Upacara tabuik merupakan pencerminan dari sikap dan pola hidup masyarakat Pariaman serta nilai yang terkandung di dalam upacara tersebut menjadi panutan bagi masyarakat. Upacara tabuik berfungsi sebagai sarana komunikasi dengan pencipta, dengan kata lain mewujudkan keseimbangan hubungan antarmanusia dan penciptanya. Upacara ini sangat digemari oleh masyarakat Pariaman yang biasa dilakukan setiap tahun dan merupakan upacara ritual keagamaan.

306 GET Getri. 1993. Pembinaan Budaya dalam Lingkungan Keluarga di Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menjelaskan pembinaan budaya dalam lingkungan keluarga sangat besar peranannya dalam kelangsungan hidup budaya suatu bangsa. Keluarga merupakan unit kesatuan sosial terkecil pada suatu suku bangsa yang secara sadar maupun tidak sejak dini telah melakukan penanaman dan pembinaan nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang dalam lingkungan kelompok suku bangsa yang bersangkutan.

63 Koleksi BPNB

302 GIR Giro, Ramot Silalahi. 2002 Persepsi Ninik Mamak di Kabupaten Agam tentang Pemanfaatan Hak Ulayat. Padang: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Dalam buku ini dibahas masalah tanah ulayat di Minangkabau yang pada dasarnya dimiliki secara bersama oleh suatu nagari dan pengawasannya berada di tangan para ninik mamak. Ninik mamaklah yang paling berperan mengurus dan mengatur semua persoalan yang menyangkut tanah ulayat nagari kaumnya. Akan tetapi, ninik mamak belum mempunyai persepsi sama tentang pemanfaatan hak ulayat. Akibatnya, sering ditemui penyelesaian konflik malah semakin rumit.

306.8 GIR Giro, Ramot Silalahi. 2000. Pola hubungan kekerabatan masyarakat padang pariaman dalam upacara perkawinan. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini memuat masyarakat Pariaman menempatkan perkawinan menjadi persoalan dan urusan kaum kerabat, mulai mencari pasangan, membuat persetujuan, pertunangan dan perkawinan sampai kepada segala urusan akibat perkawinan tersebut. Dalam masyarakat perkawinan tersebut, terdapat empat jenis hubungan kekerabatan yakni tali kerabat mamak kemenakan, tali kerabat suku sako, tali kerabat induk bako, anak pisang, dan tali kerabat andan pasumandan.

307 HER Hernawati, Tarida. 2007. Uma Fenomena Keterkaitan Manusia Dengan Alam. Padang: Yayasan Citra Mandiri. 131 hal, 22,5 cm. Buku ini menggambarkan bagaimana arifnya masyarakat adat Mentawai dalam mengelola potensi yang dimilikinya dengan konsep keseimbangan dan keterkaitan manusia dengan alam sekitarnya. Perubahan terhadap lingkungan alam membawa perubahan pula terhadap kebudayaan sebab lingkungan merupakan inspirasi kebudayaan bagi masyarakat tradisional Mentawai khususnya warga Uma Sagalu.

398 IBR Ibrahim, Anwar dkk. 1988. Ungkapan Tradisional yang Berkaitan dengan Sila- Sila dalam Pancasila di Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan kumpulan ungkapan tradisional yang ada kaitannya dengan sila-sila dalam Pancasila. Ungkapan tersebut ditulis dalam bahasa daerah Minangkabau, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara bebas. Melalui ungkapan tradisional tersebut, suku bangsa Minangkabau mendidik dan melatih masyarakatnya supaya menjadi manusia yang beradab, berilmu, dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

391.1 IBR Ibrahim, Anwar dkk. 1985.

64 BUDAYA

Arti Lambang dan Fungsi Tata Rias Pengantin dalam Menanamkan Nilai-Nilai Budaya Propinsi Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menjelaskan pentingnya tata rias pengantin yang mencerminkan pengenalan sifat dan kepribadian masyarakat yang bersangkutan. Tata rias pengantin tidak hanya sekadar menarik perhatian tetapi dapat mencerminkan suasana resi dan khidmat sehingga perwujudan tidak hanya mewah namun mengandung lambang-lambang dan makna tertentu sebagai pengungkapan pesan hidup yang hendak disampaikan.

390 JAM Jamin, Jamilus. 2006. Alur Panitahan Adat Minangkabau. Bukittinggi : Kristal Multimedia. 105 halm, 16 cm. Buku ini menguraikan adat Minangkabau. Setiap ada pertemuan adat selalu melaksanakan alur panitahan, yakni pidato adat yang diucapkan sewaktu duduk bersama untuk musyawarah menyetujui suatu maksud yang mengucapkan pidato itu adalah pemula wakil kelompok yang telah bergelar / berkeluarga, mengajak lawan bicaranya pemuda sebaya wakil dari kelompok lain.

307 PEL Pelawi, Kencana. S dkk. 1993. Tambo Minang. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara. Buku ini menjelaskan asal usul orang Minang di mulai dari suatu wilayah yang dikelilingi oleh 3 gunung kemudian berkembang biak. Sejarah dahulu, masyarakat Minangkabau dalam kehidupan kekerabatannya sudah diatur oleh adat.

340 SUB Subekti,Nanang dkk. 2007. Membangun Masa Depan Minangkabau dari Perspektif HAM. Jakarta, Sekretariat Jendral dan Kepaniteraan, Komnas HAM, FH Universitas Andalas, dan Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat. Buku ini menjelaskan bagaimana masyarakat hukum adat Minangkabau. Masyarakat hukum adat Minangkabau ciri khasnya yaitu manganut sistem kekerabatan matrilineal yang tidak banyak terdapat di daerah lainnya di Indonesia, maka diperlukan perhatian khusus terhadap kemungkinan adanya masalah-masalah khusus yang mungkin timbul dari masyarakat.

390 ABI Abidin, Mas’oed. 2004. Implementasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM) Sumatera Barat. Buku ini menggambarkan bagaimana orang Minangkabau terkenal kuat agamanya dan kokoh adatnya. Akan tetapi, banyak masalah yang dihadapi di dalamnya, baik kurangnya ilmu pengetahuan dan menipisnya pengalaman agama karena tumbuh suburnya penyakit masyarakat. Buku ini mencari solusi untuk peningkatan syahsyiah para murabbi sebagai paga adat dan syarak di nagari untuk menjawab berbagai tantangan di masyarakat.

65 Koleksi BPNB

395 PAD Pador, Zenwen dkk. 2002. Kembali ke Nagari : Batuka Baruak Jo Cigak?. Padang: Lembaga Bantuan hukum (LBH) padang. Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari kecemasan akan tidak adanya perubahan yang berarti batuka baruak jo cigak ( bertukar monyet dengan beruk) artinya sama saja yang merupakan kekhawatiran yang wajar muncul di tengah tidak tegasnya komitmen negara termasuk pemerintahan daerah terhadap nasib rakyat.

305.8 LEO Leonard, Rois dkk. 2003. Identitas Etnik Masyarakat Perbatasan: Kasus di Kecamatan Rag Kabupaten Pasaman. Padang: Balai Kajian Sejarah dan nilai Tradisional Padang. 110 Hlm.: 21 cm Buku ini berisi tentang proses pola interaksi antara penduduk di suatu bangsa yang berbeda dan proses asimilasi yang terjadi dalam bagian wujud kebudayaan di daerah perbatasan. Dalam berinteraksi, masyarakat daerah perbatasan ini menjadikan bahasa Mandailing sebagai bahasa pergaulan sehari-hari di samping bahasa Minangkabau. Agar terjalin hubungan baik antara dua suku tersebut, mereka melakukan modifikasi unsur budaya salah satunya adalah terciptanya bahasa rao.

390 YAN Yandri, Efi. 2005. Buku Pintar Banagari Kabupaten Solok Selatan. Padang: Pemerintah Kabupaten Solok Selatan Bagian Tata Pemerintahan. 103 halm,;21 cm Buku ini berisi tentang data base Kabupaten Solok Selatan sebagai merupakan kabupaten baru. Buku ini memuat cerita tentang mengapa mestinya di Kabupaten Solok Selatan ini terdapat 12 nagari yang diuraikan dinamikanya oleh penulis yakni nagari pahan raba, lubuak malako, bidar alam, sungai kunyit, pasa tangah, lubuk ulang aling, abai, koto baru, alam pauh duo, pasia talang, sako pasia talang dan lubuak gadang.

306-7 AT-T At-Tabani, Riwayat. 2005. Erosi Moralitas di Minangkabau. Padang: Media Explorasi. 140 halm,21 cm Buku ini menjelaskan bagaimana keadaan nagari Minangkabau yang dulu terkenal segala tindak tanduk pada muda mudi yang berpedoman dengan adat basandi syarak syarak basandi kitabullah dan pesan amanah. Kini budaya Minang makin terpengaruh dan tenggelam banyak peristiwa yang tidak sesuai dengan agama yang dilakukan. Akibatnya banyak terjadi pergaulan bebas yang telah mengerosi moral generasi muda Minangkabau. Ini semua adalah tanggung jawab masyarakat Minangkabau secara bersama dan harus dicari jalan keluarnya.

66 BUDAYA

301.2 SCH Schefold, Reimar. 1991. Mainan Bagi Roh Kebudayaan Mentawai. Jakarta: Balai Pustaka. 175 halm,22 cm Buku ini menguraikan umat Simagere atau mainan bagi roh yang merupakan pola pikir masyarakat suku Mentawai yang menjiwai setiap aspek kehidupan mereka. Hal ini tercermin pula dalam proses dan wujud pada barang- barang ciptaan untuk keperluan sehari-hari maupun barabg-barang untuk ritus-ritus keagamaan. Bagi suku Mentawai, roh setiap orang yang hidup, sebaiknya tetap berada di sekitar tempat tempat dia hidup. Dan sebagaimana manusia hidup, roh ini pun juga memiliki sifat dapat merasa bosan sehingga orang kemudian akan mati. Oleh sebab itu, roh-roh harus selalu diusahakan agar senang dengan cara dibuatkan mainan.

390 BAT Batuah, R-St. Tandiko M.I.St. Rajo. 2003. Sumarak Nagari : Alur Pasambahan dan Pidato Adat Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multi Media. Buku ini menjelaskan tentang alur yakni petuturan ninik mamak dan cadiak pandai pada upacara adat. Isinya banyak mengandung kiasan, pepatah petitih, sedangkan pasambahan dipakai orang muda pada upacara adat dengan berisi panduan muda mudi, juga pidato yang dibawa pemuda sifatnya lebih besar seperti acara pengangkatan penghulu isinya mengandung tambo adat lama pusaka usang alam Minangkabau.

390 MUT Mutia, Riza dkk. 2001. Rumah Gadang di Pesisir Sumatera Barat. Padang: Bagian Proyek Pembianaa Permuseuman Suamatera Barat. 64 halm,21cm Buku ini menguraikan rumah adat Minangkabau. Fungsi rumah gadang di daerah luhak dan daerah pesisir (rantau) tidak banyak perbedaan, tetapi bentuk dan arsitekturnya agak berbeda. Bentuk rumah gadang suatu daerah juga tidak terlepas dari faktor lingkungan alam, sejarah, dan budaya suatu masyarakat.

391 IBR Ibarahim, Anwar dkk. 1985/1986. Pakaian Adat Tradisional Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventaris dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Buku ini menjelaskan berbagai macam pakaian adat tradisional suku bangsa Minangkabau seperti pakaian penghulu , pakaian bundo kanduang, pakaian orang tua/orang muda, pakaian silat, pakaian waktu kekah. Keseluruhan macam pakaian adapt tradisional ini sampai sekarang masih tetap terpelihara dan dijunjung tinggi oleh masyarakat minangakabau.

67 Koleksi BPNB

303.3 DAK Dakung, Sugiarto & Wahyu Ningsih. 1983/1984. Sistem Kepemimpinan di Dalam Masyarakat Pedesaan Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventaris dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. 308 halm, 23cm. Buku ini menjelaskan sistem kepemimpinan baik dalam formal seperti kepemimpinan di bidang pemerintahan dan badan- badan lain, maupun kepemimpinan informal seperti kepemimpinan alim ulama, cadiak pandai / cendekiawan, dan ninik mamak / penghulu adat. Prinsip- prinsip yang bersifat kekeluargaan perlu diindahkan dan dipedomani untuk pemimpin bersangkutan.

304 GIR Giro, Ramot Silalahi dkk. 2001. Fungsi Keluarga dalam Penanaman Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Minangkabau di Kota Bukittinggi. Padang: Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Suamatera Barat. Buku ini menguraikan fungsi keluarga yakni peranan nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya yang ditanamkan berhubungan dengan fungsi biologi, fungsi keamanan, fungsi sosial, fungsi ekonomi fungsi pendidikan. Kelima fungsi tersebut mendapatkan tantangan berat dari niali-nilai budaya luar yang ada pada masyarakat.

390 MAR Marajo, Syafnir Dt. Kando. 2006. Sirih Pinang Adat Mianngkabau Pengetahuan Adat Minangkabau Tematis. Padang: Sentra Budaya. 252 halm,21cm. Buku ini berasal dari catatan secara tematis yang disusun berdasarkan pendekatan sistem matrilineal sebagai ciri khas kebudayaan Minangkabau. Sistem matrilini melahirkan lembaga kekerabatan, kepemimpinan jenjang kekerabatan. Semua mempunyai tugas wewenang serta membentuk komunitas untuk menyejahterakan lingkungan kekerabatan berdasarkan musyawarah dan mufakat di nagari mereka memelihara sarana kesejahteraan bersama yang di sebut tanah ulayat.

305 DIR Dirajo, Ibrahim Dt.Sangguno. 2003. Curaian Adat Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 211 halm. Buku ini menguraikan adat Minangkabau yang telah diatur sedemikian rupa untuk menjaga keselamatan masyarakat Minangkabau. Kurangnya pemahaman tentang adat lembaga Minangkabau itu, sering kali terjadi kesalahan dalam menerapan adat itu yang akan mendatang akan mengalami kerugian yang sangat beasar bagi negeri.

68 BUDAYA

307 DEL Delly, H.S.M. dkk. 1990. Peranan Pasar pada Masyarakat Pedesaan Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventaris dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya. 208 halm, 21cm. Buku ini menguraikan peranan pasar pada masyarakat daerah Tanjung Mutiara. Pasar sebagai arena pertemuan dari berbagai warga dan suku bangsa, mempunyai peran dalam perubahan ekonomi masyarakat. Selain itu, pada saatnya akan ikut berperan dalam perubahan kebudayaan sebagai akibat adanya pembauran informasi yang membawa perubahan.

307 ILY Ilyas, Abraham. 1999. Nan Empat, Dialektika, Logika, Sistematika, Alam Takambang. Palembang: Yayasan Datuk Soda. 167halm Buku ini menceritakan “Nan Empat” yang merupakan sistematika berfikir, bersikap dan berbuat menghadapi kehidupan didunia diserap dari tatanan alam yang pengaturannya adalah sangat logis. Persentuhannya dengan unsur-unsur budaya dan kepercayaan Islam yang memberi jiwa kepada cara berfikir yang tidak berlawanan dengan adat dan ajaran Islam.

305 DEL Delly, H.S.M. dkk. 1992/1993. Pembinaan Budaya dalam Lingkungan Keluaga di Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 132 halm, 21cm. Buku ini menguraikan peranan keluarga dalam pembinaan budaya yang merupakan wadah yang paling tepat dan efektif. Alur keluarga sejak dini telah terjalin hubungan emosional yang akrab dan intensif sehingga memberi kemungkinan yang berlangsungnya proses pendidikan secara persuasif.

306.1 EFF Effendi, Irwan dkk. 1995/1996. Pembinaan Disiplin di Lingkungan Masyarakat Kota di Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Pengajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah. 134 halm, 21cm Buku ini menguraikan pembinaan disiplin sosial masyarakat perkotaan yang sangat dipengaruhi oleh struktur sosial dan budaya masyarakat itu sendiri. Masyarakat kota heterogenitas merupakan salah satu kendala sekaligus sebagai faktor pendorong. Untuk meningkatkan disiplin sosial warga kota, pemda kota Padang melaksanakan program K3 ( ketertiban, kebersihan dan keindahan)

69 Koleksi BPNB

306 EFR Efrison. 2005. Potensi dan Profil Luhak Nan Tigo. Tanah Datar: Kantor Inforkom dan PDE Tanah Datar. 169 halm, 21cm. Buku ini merupakan buku profil Kabupaten Tanah Datar. Buku ini berisi tentang sekilas Tanah Datar, pemerintahan, potensi ekonomi dan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, sarana umum, pelayanan umum dan alamat, serta informasi penting.

640 CHR Christyawaty, Eny. 2001. Kehidupan Keluarga Nelayan Studi Kasus 5 Keluarga Nelayan di Desa Taluak, Kecamatan Pariaman Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Padang: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Buku ini berisi tentang kehidupan para nelayan yang keras dan penuh tantangan. Faktor yang menghambat perkembangan kehidupan sosial ekonomi nelayan yang erat kaitannya dengan aktifitas melaut adalah faktor alam, fluktuasi harga, teknologi yang masih sederhana, dan pendidikan yang rendah dan terbatas.

398 MAN Mangkuto, Mustafa Ibrahim Katik & Mangkuto. 2008. Tuanku Lintau, Puti Andam Dewi, Harimau Agam. Padang: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Propinsi Sumatera Barat. Buku ini memperkenalkan keragaman Seni Budaya Minangkabau serta Promosi Kepariwisataan daerah Sumatera Barat bagi masyarakat luas. Menerangkan riwayat kepahlawanan Tuanku Lintau, Puti Andam Dewi, dan Harimau agam.

900 PUT Putieh, Ismar Maadis Datuk. 2008. Risalah Kubang Tigo Baleh Solok. Padang: Bintang Grafika. Buku ini menjelaskan Adat istiadat di Kubang Tigo Baleh karena orang Tigo Baleh yang pergi merantau harus mempelajari adat ini. Bak pepatah Adat: Kok Ketek Tapak Tangan jo Niru di tampuangkan. Isinya adalah untuk menggali nilai-nilai Budaya yang tersimpan dalam Masyarakat Kubang Tigo Baleh, yang selama ini terlupakan oleh generasi muda.

394.3 DWI Dwiyana, Lisa Sri dkk. 2001 Permainan Tradisional Sumatera Barat. Padang: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat. 69 halm,21cm Buku ini berisi tentang berbagai macam permainan tradisional yang berkembang hingga kini di Sumatera Barat. Permainan ini pun terbagi menjadi tiga kategori yakni anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Permainan tradisional ini baik jenis dan bentuk permainan terus dipelihara dan diwariskan kepada generasi muda dengan cara lisan atau kaba dan dengan contoh serta pertunjukan permainan tanpa adanya bukti- bukti yang otentik.

70 BUDAYA

307 MAR Maryetti dkk. 2007. Persepsi Masyarakat Terhadap Pemerintahan Nagari. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Buku ini menerangkan sejauh mana persepsi masyarakat tentang nagari, karena berlakunya Perda nomor: 9 tahun 2000 tentang Perubahan Sistem Pemerintahan Desa ke Nagari. Sistem pemerintahan yang berlaku di Minangkabau umumnya dan Tujuh Koto Talago khususnya berdasarkan undang-undang Nomor: 5 tentang Pemerintahan Desa. Hal ini telah mengakibatkan hilangnya eksistensi nagari di daerah di Minangkabau. Dengan diberlakukannya perda tersebut, maka sistem pemerintahan desa diganti dengan sistem pemerintahan nagari. Perubahan sistem ini yang menjadi pokok bahasannya.

310 SID Siddik, Hawari. 1993. Data Kepariwisataan Sumatera Barat. Padang: Dinas Pariwisata Daerah Tingkat I Sumatera Barat. Buku ini berisi tentang rekaman dan menyajikan data kepariwisataan Sumatera Barat, dan dijadikan sebagai kerangka acuan bagi pihak yang membutuhkan, khususnya dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan kepariwisataan di Sumatera Barat dan Pembangunan Nasional.

303 SAA Saaduddin, Yusrizal dkk. 1996. Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri di Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara garis besar buku ini mengungkapkan perubahan-perubahan dalam pola kehidupan masyarakat akibat pertumbuhan industri di daerah Sumatera Barat. Perubahan-perubahan yang timbul pada dasarnya terjadi karena pertemuan pada dua pola kehidupan yang beda, yakni antara kebudayaan agraris dan kebudayaan ini sekaligus berdampak positif maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri.

307 ABU Abu, Rivai. 1980. Sistim Kesatuan Hidup Setempat Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini menerangkan sistem kesatuan hidup setempat, yang disebut juga dengan komunitas, adalah merupakan ikatan yang sangat erat antara pendukung suatu kebudayaan dengan tempat kediamannya. Ikatan yang sangat erat ini didukung oleh rasa bangga, rasa cinta, persamaan, dan persatuan.

310 NN. 1999. Profil Kecamatan IX Koto Sungai Lasi Tahun 1998. Solok: BPS Badan Pusat Statistik Kab. Solok. Buku ini menjelaskan gambaran suatu informasi potensi daerah yang meliputi data-data

71 Koleksi BPNB

pokok tentang penduduk, pendidikan, pertanian, industri, listrik, dan air minum, pariwisata, perdangan, dan data pembangunan daerah lain.

307 CHR Christyawati, Eny dkk. 2008. Kinerja Pemerintah Nagari di Era “ Kembali Ke Nagari” di Sumatera Barat. Padang: Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. Buku ini menjelaskan proses pembuatan rencana kerja yang akan dilaksanakan oleh pemerintahan Nagari Singgalang, aplikasi dan aktualisasi, serta hasil pelaksanaan program kerja tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2x0.07 ROH Rohanah, Siti dkk. 2001. Peranan Muhammadiyah dalam Sistim Pendidikan Islam di Padang Panjang Tahun 1950-1965. Padang: Departemen akebudayaan dan Pariwisata , direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala. Buku ini memuat peranan Muhammadiyah dalam sistem pendidikan Islam di Padang Panjang. Peranan Muhammadiyah dalam pengembangan agama Islam sangat besar dalam bentuk pembaruan sistem pendidikan serta pembangunan sarana dan prasarana, menumbuhkan semangat memotifasi masyarakat agar mau belajar dan menerima sesuatu yang baru berupa kemajuan. Dan juga untuk bersatu melawan keterbelakangan dan kembali kepada tuntutan Islam yang sebenarnya yaitu Al-Qur’an dan hadist.

641 MAR Maryetti dkk. 2000. Pengetahuan Ibu Balita tentang Gizi Kasus Balita Gizi Buruk Pada Keluarga Non Bakian di Desa Talawi Hilir Kodya Sawah Lunto. Padang: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Kebudayaan. Buku ini menjelaskan keadaan gizi buruk pada anak balita di Sumatera Barat yang ditemui merata pada semua daerah. Dari beberapa faktor sosial-budaya yang diperkirakan penyebab kondisi gizi buruk pada balita, faktor pengetahuan ibu balita tentang gizi diduga memegang peran yang amat penting. Terjadinya gizi buruk pada anak balita tidaklah semata-mata disebabkan oleh rendahnya tingakat pengetahuan Ibu balita tentang gizi dan makanan bergizi.

398 END Endah, Sjamsudin St.Radja. 2004. Kaba Laksamana Hang Tuah. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 95 halm, 16 cm. Buku ini berisi kaba klasik Minangkabau yang merupakan karya sastra yang sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Minangkabau, umumnya berisi kritikan sosial terhadap realitas yang ada di sekitar pengarangnya. Awalnya kaba ini disampaikan dalam bentuk lisan oleh seseorang, tukang kaba kepada pengarangnya, dimana proses penyampainya adalah dengan cara berdendang, diiringi dengan bunyi-bunyian Minang seperti rabab/saluang. Buku ini adalah salah satu kaba yang terkenal yang banyak hikmah di dalamnya yang hubungannya

72 BUDAYA

dengan sifat-sifat luhur kemanusian dalam memperjuangkan hak dan martabat manusia.

304 SAM Samin, Yahya. 1994. Dampak Globalisasi Informasi dan Komunikasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Bagian Proyek P3NB Sumatera Barat. Buku ini memuat dampak globalisasi terhadap kehidupan msyarakat di daerah Sumatera Barat, khususnya di daerah pedesaan. Salah satunya ditunjukkan pada media masa modern telah masuk dibdaerah pedesaan dan mempunyai pengaruh terhadap masyarakat seperti radio, televisi, dan surat kabar, yang mempunyai peran penting sebagai sarana penerangan, pendidikan, hiburan, dan sosial kontrol. Kondisi ini dapat mengubah sebagian besar masyarakat pedesaan dari kondisi ketradisionalan menjadi kategori maju dan modern.

306 SET Setyawati, Sri. Dari Pedalaman Minangkabau ke Pelosok Mentawai. Perempuan, Politik, dan Pemberdayaan Masyarakat Adat. 206 halm, 21 cm Buku ini merupakan kumpulan dari makalah-makalah dari berbagai presentasi serta hasil diskusi dengan berbagai LSM yang berisi tentang persoalan perempuan dalam ranah politik dan pemberdayaan masyarakat adat yang masih menjadi hal yang perlu dilakukan segera.

306 NAI Naim, Mochtar. 2006. Tiga Menguak Tabir : Perempuan Minangkabau di Persimpangan Jalan. Jakarta: Hasanah 74 halm, 21 cm Buku ini merupakan kumpulan tiga makalah dari Kongres Kebudayaan dan Apresiasi Seni Budaya Minangkabau di Padang 29-30 November 2006. Makalah itu menguraikan bagaimana posisi wanita Minangkabau di masa kini yang dibandingkan dari masa lalu. Di Sumatera Barat wanita memiliki derajat yang tinggi dan sangat dihargai. Akan tetapi, yang terjadi sekarang ini justru segala tindak tanduk wanita menjatuhkan harga dirinya sendiri dikarenakan berkiblat ke negara Barat.

390 MAR Marjohan. 2009. Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah. Pergulatan Antara Historis Regulasi dan Implementasi. Suara Muhammadiyah. Buku ini menjelaskan peristiwa yang sedang mengeliat di tanah air, termasuk di Sumatera Barat secara provinsial, dan Minangkabau secara kultural, sebagai senyawa dari budaya bangsa, dalam lingkup negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) dan menyigi lebih Intens ihwal adat basandi syarak syarak basandi Kitabullah (ABS-SBK)

73 Koleksi BPNB

300 ISK Iskandar, Harry Efendi. 2010. Inyo Ajo Awak Juo Solidaritas Primitif, Uang, dan Kekuasaan Dalam Pemilihan Bupati Padang Pariaman 2005. Padang: Minangkabau Press. Buku ini menjelaskan menentukan pilihan masyarakat Pariaman tetap saja berdasarkan kedekatan emosional, darah, dan hubungan kekeluargaan yang menentukannya. Inyo ajo awak juo, ungkapan yang lazim dalam menentukan pilihan.

390 EDI Edison, Nasrun. 2010. Tambo Minangkabau Budaya dan Hukum Adat di Minangkabau. Sumatera Barat. Kristal Multimedia. 359 hlm, 21 cm Buku ini mencoba mendeskripsikan budaya dan hukum adat di Minangkabau untuk dapat disimak dan dipahami secara komprehensif bagi pembaca baik budaya yang terus dipelihara di ranah Minangkabau ataupun hukum-hukum adat yang tetap dipertahankan kelestariannya oleh segenap anak kemenakan minang itu sendiri, baik masih tetap tinggal di tanah leluhur maupun di perantauan.

306 MUT Mutia, Riza dkk. 2007. Objek Wisata Sejarah dan Budaya Sumatera Barat. Padang: UPDT Museum Adityawarman. Buku ini menggambarkan alam Sumatera Barat yang indah juga memiliki beragam peninggalan sejarah dan budaya. Peninggalan sejarah dan budaya tersebut ada yang terdapat di museum dan ada juga yang tersimpan di masyarakat serta situs-situs purbakala lainnya yang tersebar di berbagai daerah. Dengan adanya buku ini dapat membantu masyarakat dalam mengenal berbagai objek wisata yang ada di Sumatera Barat.

394.3 IZA Izati, Lisa Sri Dwiyana & Arman. 2003. Randai Permainan Anak Nagari. Padang: Museum Adtyawarman. Buku ini memuat permainan anak nagari yang ada di Sumatera Barat yaitu randai. Randai merupakan salah satu budaya tradisional Minangkabau yang digolongkan pada rakyat. Permainan ini sangat sederhana, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat. Bentuk randai pada dasarnya bertolak dari kaba sebagai sumber cerita, pencak silat sebagai gerakan dan dendang serta kerawitan tertentu sebagai alat bantu seperti salung, , gendang dan sebagainya.

360 IMA Imadudin, Lim dkk. 2002. Dinamika Kehidupan Surau di Minangkabau (kasus di Nagari Pariangan Kab. Tanah Datar 1960-1990). Padang: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini menguraikan kehidupan surau di Minangkabau sebagai arena pendewasaan dan

74 BUDAYA

periode turun tanah. Surau adalah tempat pengembangaan kepribadian orang muda Minang dan beperan dalam melahirkan manusia yang terdidik secara intelektual. Surau sebagai tempat ibadah dan pendidikan agama memiliki peran penting dalam pembinaan akhlak masyarakat dan adanya ulama-ulama yang cukup dikenal oleh masyarakat luas.

395 AMI Amir, B dkk. 1984/1985. Tata Kelakuan Di Lingkungan Pergaulan Keluarga Masyarakat Setempat di Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pandidikan dan Kebudayaan Proyek Inventaris dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Buku ini memuat tata kelakuan di lingkungan pergaulan keluarga dan masyarakat daerah Sumatera Barat. Tata kelakuan di lingkungan pergaulan keluarga dan masyarakat sasarannya adalah suku bangsa Minangkabau yang berada di daerah Sumatera Barat. Karena wilayah tempat tinggal suku Minangkabau ini berada di dalam wilayah Sumatera Barat, tata kelakuan tersebut tidak diperhatikan.

376 IND Indrawati, Nita. 2004. Perempuan Sumatera Barat Ilmu dan Teknologi. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia. 228 halm, 21 cm Buku ini berisi tentang kumpulan profil guru yang dikupas oleh sejumlah jurnalis perempuan Sumatera Barat. Pada masyarakat kini, perempuan di Indonesia sudah menduduki posisi yang sama dengan laki-laki dalam berbagai profesi. Bahkan sebagai antariksawan, tercatat nama seorang perempuan di dunia pendidikan Sumatera Barat, juga sudah banyak perempuan yang meraih guru besar. Sebuah prestasi kebanggaan tentunya.

746.4 ASW Aswar, Sativa Sutan. 1999. Antakesuma Suji Dalam Minangkabau Adat. Djambatan. 115 halm, 24 cm. Buku ini berisi tentang Sulaman Minang seperti setik rantai, tusuk suji dengan berbagai variasinya, sulaman itu di buat pada pakaian bagian bawah (sarung), pakain bagian atas (baju kurung dan selendang ) maupun untuk hiasan kepala. Ini khususnya berlaku bagi pakaian adat. Selain itu dalam tata upacara minang dikembangkan pula hiasan-hiasan sulaman untuk penghias tempat upacara, mulai dari tilam, aneka bantal maupun hiasan kain-kain gantung seperti halnya terpasang pada pelaminan.

75

KOLEKSI Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol Sumatera Barat

AGAMA

AGAMA

III/SD/DDS/PERP.2007 Samad, Duski. 2006. Kontinuitas Tarekat di Minangkabau. TMF Press ii + 161 halaman Buku ini memuat tarekat yang ada di Minangkabau, Syathariyah dan Naqsabandiyah, serta dinamikanya.

006/DB/PPS.PERP/2009 Safri, Edi. 2001. Kajian Ilmu Hadist Melacak Pandangan Dalimi Lubis Tentang Penolakannya Terhadap Sunnah: Kajian Kasus Penganut Paham Inkar As-Sunnah Di Padang Panjang. Qaitul Hikmah Press 76 halaman Buku ini memuat pandangan Dahmi Lubis terhadap kehujjahan hadis atau bertolak pada keyakinan.

Sabiruddin. 2001. Gerakan Dakwah Islamiyah Mentawai. Padang: IAIN- IB press 147 halaman Buku ini menguraikan gerakan Dakwah Islamiyah yang ada di Mentawai, sebuah organisasi yang aktif di Mentawai.

002/ SD? PPS. PERP./2005 Aboenaim, Sjafnir. 2004. Naskah Faqih Shaqhir. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM). v + 38 Halaman Ini merupakan suatu cerita dari naskah Arab Melayu yang telah dialihbahasakan ke dalam bahasa latin.

Kamal, Tamrin. 2006. Purifikasi Ajaran Islam Pada Masyarakat Minangkabau: Konsep Pembaharuan H. Abd. Karim Amrullah Awal Abad ke-20. Bandung: Angkasa Raya. 195 halaman Buku ini membahas pemikiran Abdul Karim Amrullah tentang purifikasi ajaran Islam.

81 Koleksi IAIN

795/ PPS.PERP./ 2001 Samad, Duski. 2000. Sufi Nusantara dan Pemikirannya. Jakarta: TMF Perss. 114 halaman Buku ini membahas pergerakan sufi yang ada di nusantara.

003/813/PPS.PERP. 2001 Shamad, Irhash A.. 2007. Islam dan Praktis Cultural Masyarakat Minangkabau. Jakarta: PT. Tintamas Indonesia Jakarta. 183 Halaman Buku ini menguraikan proses dialetika Islam di wilayah Minangkabau.

82 SASTRA

SASTRA

3616/FA/1994 Junus, Umar. 1984. Kaba dan Sistem Sosial Minangkabau: Suatu Problema Sosiologi Sastra. Jakarta: Balai Pustaka 136 hlm. Buku ini menguraikan tentang hakikat dan fakta kaba serta penjelasan tentang sistem sosial di Minangkabau yang menganut sistem kekerabatan secara matrilineal. Di dalam buku ini juga dijelaskan tentang fakta kaba yang berkembang di masyarakat Minangkabau dan hubungannya dengan sistem sosial yang dianut oleh masyarakat ini. Buku ini juga dilengkapi dengan daftar kaba yang ada di Minangkabau untuk memudahkan pembaca mengetahui berapa banyak dan judul-judul kaba yang berkembang di Sumatera Barat pada umumnya.

702/FA/2000 Roust, Syamsir. 1999. Seni Islam Genre Arab: Dikie, , dan Salawat Talam. Padang: IAIN Imam Bonjol Press. xii + 111 hlm. Buku ini menyingkap dan mengapungkan kembali khazanah lama kesenian Islam yang deras dengan pengaruh Arab. Hal ini menarik, karena dalam kesenian dikie, salawat talam, dan indang yang dibahas oleh Syamsir Roust ini adalah gaya bersastra tradisi lisan yang merupakan peralihan dari sastra kitab. Corak dari tradisi lisan ini merupakan teknik kreatif dalam mengkomunikasikan nilai-nilai Islam lewat sastra yang tadinya berakar dari kitab yang agak formal dan akademik sekali serta terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah menjadi suatu sarana yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat tanpa meninggalkan nilai-nilai keislamannya. Buku ini juga membahas hakikat alat yang digunakan dalam acara dikie, salawat talam, dan indang yang kesemuanya menggunakan sejenis alat musik seperti rebana. Dalam acara dikie, digunakan rebana besar yang disebut dengan roda, dalam Indang digunakan rebana kecil yang disebut dengan rifa’i, sementara untuk salawat talam, digunakan rebana besar yang disebut dengan dulang. Permasalahan jenis alat musik dan kesenian Islam di Minangkabau ini dilengkapi dengan perkembangannya di masyarakat Minangkabau.

014/ SD/ PPS. PERP. /2005 Nafis, Anas. 2004. Curito Mahangkerang. Padang: Pusat Kajian Islam dan Minangkabau (PPIM) v + 98 Halaman Buku ini menceritakan suka-duka sepasang anak manusia. Seorang bernama Sutan Khairullah, kemudian dikenal sebagai Sutan Manangkerang dan adiknya Putri Andam Dewi. Mereka adalah sepasang anak yang berasal dari keluarga kaya raya. Singkat cerita banyak penderitaan yang dialami oleh dua orang yang beradik kakak itu akibat ulah Puti Bungo.

85 Koleksi IAIN

015/ SD/ PPS. PERP. / 2005 Nafis, Anas. 2004. Kaba Mamak Si Hetong. Padang: Pusat Kajian Islam dan Minangkabau. v + 62 Halaman Kaba berbahasa Minangkabau yang menceritakan penderitaan sepasang anak manusia hidup miskin yaitu Mamak Si Hetong dan adiknya Si Rona Pinang yang dihina oleh Si Kasumbo Hampai yang kaya raya. Berkat Rabab dan Saluang Mamak Hetong, Kasumbo Hampai pun berbalik jatuh cinta dengan Mamak si Hetong.

018/ SD/ PPS. PERP./ 2005 Nafis, Anas. 2004. Carito Rancak di Labuah. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau ( PPIM). v + 58 Halaman Ini merupakan sebuah kisah tentang Si Rancak di Labuah yang menggadaikan harta kaumnya tanpa sepengetahuan ibu dan kaumnya. Uang gadaian digunakan untuk foya-foya. Ketika gadaian jatuh tempo, Si Rancak di Labuah kelabakan dan kemudian ia sadar.

691/PPS.PERP./2000 Yunus, Yulinas. 1999. Sastra Islam (Kajian Syair Apologenik Pembela Tarekat Naqsabandiyah Syeikh Bayang)”. Padang: IAIN Press vii + 145 Hal Buku ini memuat tentang sastra Islam dan tradisi sastra yang menular pada Syeikh Bayang dan di buku ini juga dimuat dan dianalisis tentang salam Syeikh Bayang.

011/SD/PPS.PERP./2005 Nafis, Anas. 2004. Kaba Sabai Nan Aluih. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM). v + 28 hal Cerita berbahasa Minangkabau ini tidak tertata dalam struktur adat Minangkabau yang baku. Dalam adat, yang menentukan masalah perjodohan adalah kaum si Sabai dan bukanlah ayahnya yang tidak bersuku sama dengan anaknya Sabai.

86 SASTRA

004/SD/PPS.PERP./2005 Thaib, Raudha. 2004. Carito Nik Reno. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau( PPIM). v + 35 Halaman Buku ini menguraikan cerita dalam bahasa Minang yang memuat tentang sejarah dan tambo Minangkabau.

87

BUDAYA

BUDAYA

1228/FA/2005 Refisrul, dkk. 2002. Kerajinan Gerabah di Sumatera Barat: Hambatan Kultural dan Struktural (Kasus di Desa Galo Gandang Kabupaten Tanah Datar). Padang: Badang Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. x + 88 Buku ini menguraikan tentang latar belakang historis kerajinan gerabah, profil pengrajin gerabah, pembuatan dan pemasaraan gerabah, pewarisan kepandaian, dan aspek sosial dan budaya dari kerajinan gerabah yang ada di Desa Galo Gandang Kabupaten Tanah Datar. Buku ini juga dilengkapi dengan hambatan kultural dan struktural dalam pembuatan gerabah. Hambatan kultural ini antara lain kondisi fisik, pendidikan, perubahan pola pikir, dan budaya dari pengrajin gerabah yang membuat gerabah tersebut. Sementara hambatan struktural untuk permasalahan ini adalah industrialisasi peralatan dapur, pergeseran konsumen, kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari cara membuat gerabah, dan kurangnya penyuluhan dan peminaan dari pemerintah untuk tetap melestarikan kerajinan khas daerah dari Sumatera Barat ini.

3887/FA/2010 Shamad, Irhash A., dan Danil M. Chaniago. 2007. Islam dan Praksis Kultural Masyarakat Minangkabau. Jakarta: PT. Tintamas Indonesia. iv + 183 hlm. Buku ini menguraikan tentang proses masuknya Islam ke Minangkabau, ordo sufi dan kegiatan islamisasi di Minangkabau, gerakan awal pembaharuan Islamdi Minangkabau, perlawanan terhadap kolonial di antara pertikaian internal, nasionalisme dalamgejolak pembaharuan Islam, dan Islamdi Minangkabau pascakemerdekaan. Pembahasan tentang ordo sufi dan kegiatan Islamisasi di Minangkabau meliputi pembahasan tentang jaringan penyebaran aliran sufi di Minangkabau, kegiatan Islamisasi yang dilakukan oleh kaum sufi, sufisme dan aktifitas sosial dan ekonomi, dan dinamika sufisme pedalaman ke arah pembaharuan awal. Gerakan awal pembaharuan Islam di Minangkabau ini meliputi persoalan kondisi Minangkabau pragerakan pembaharuan, gerakan pembaharuan Islam tahap awal, dan pembaharuan Islam versi Paderi. Permasalahan tentang perlawanan terhadap kolonial di antara pertikaian internal membahas tentang perang Paderi, perjalanan intelektual pascapaderi, diferensiasi pemahaman dan pemikiran keagamaan, polarisasi kaum tua dan kaum muda, dan juga pembahasan tentang Islam dan perlawanan rakyat pascapaderi. Permasalahan yang dibahas dalam pembahasan Islam di Minangkabau pascakemerdekaan meliputi marginalisasi kepemimpinan Islam dan proses revolusi, pembentukan partai- partai Islam, laskar-laskar Islam di masa revolusi, partai Islam dipentas politik pemilihan umum 1955, dan Islamdan Adat Minangkabau sesudah kemerdekaan.

91 Koleksi IAIN

5274/P/2010 Rasyad, Zubir. 2009. Ranah dan Adat Minangkabau. Jakarta: Agra Wirasandra. xiv + 213 hlm Buku ini mengandung tiga macam nilai sosial yaitu sejarah, ekonomi, dan politik. Sejarah sebagai fakta di masa lalu, ekonomi sebagai kondisi masa kini, dan politik sebagai pandangan ke masa depan. Ketiga aspek ini tergabung bagaikan mata rantai, dalam masa kini terletak masa lalu dan keadaan sekarang menjadi cerminan untuk masa depan. Di dalam buku ini diuraikan pula tentang beberapa hal yaitu ranah dan adat, nagari dan kota, adat dan amanah, harga diri, dan tahu diri. Permasalahan yang dibahas dalam ranah dan adat adalah memperbandingkan wilayah minangkabau yang berada di Minangkampar dan suwarnabhumi. Dalam pembahasan nagari dan kota dipermasalahkan beberapa kota yang ada di Sumatera Barat yaitu kota Pariangan, Padang Panjang, dan Bukittinggi. Mengenai adat dan amanah dibahas soal PDRI dan kepemimpinan Islam yang ada di Minangkabau pada awal perkembangan dan pertumbungan agama ini di Sumatera Barat. Pembahasan yang dibahas dalam subbab harga diri adalah Sungai Dareh dan Taratak, sementara dalam konsep tahu diri dipersoalkan permasalahan retrospeksi dan kesan yang diperoleh penulis ketika menulis buku ini.

163 /DB/ PPS . PERP./2004 Nasroen. 2004. Dasar Filsafah Adat Minangkabau. Djakarta: Bulan Bintang. 231 halaman Buku ini berisi tentang adat dan agama serta dasar-dasar filsafat adat Minangkabau yang dikupas secara jelas oleh Prof. Mr. M. Nasroen ini. Di dalam buku ini juga dibahas tentang hari depan adat Minangkabau dan kebijaksanaan terhadap adat.

97/SB/PPS.PERP./2005 Kamaluddin, Syafrudin halimy. 2004. Adat Minangkabau dalam Perspektif Hukum Islam. Padang: Hayfa Press. vi + 324 Halaman Buku ini beri tentang kajian yang bertujuan untuk menilai hukum keluarga adat Minangkabau menurut perspektif hukum Islam. Apakah hukum adat itu bertentangan dengan hukum Islam atau tidak.

558/ PR/ 94 Penghulu, M. Idrus Hakimy Dt. Rajo.1978. Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. v + 238 Halaman Buku ini menyorot satu aspek dari studi tentang Minangkabau dan buku ini menguraikan

92 BUDAYA

tentang segi-segi adat istiadat dari satu lingkungan masyarakat Minangkabau.

5592/PR/94 Hakimy, M Idrus. 1978. 1000 Petatah Petitih Mamang-Bidal Pantun-Gurindam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. iii + 130 hal Buku ini memuat petatah-petitih mamang dan bidal adat Minangkabau yang bersanding dengan ajaran syarak (agama Islam). Petatah-petitih ini dengan berdasarkan pada raso, pareso, malu dan sopan, atau budi yang mulia. Membahas segala aspek kehidupan untuk mencapai suatu masyarakat yang aman, adil, dan makmur untuk perseorangan, masyarakat maupun bangsa.

5587/PR/94 Hakimy, M Idrus. 1978. Pokok-Pokok Pengetahuan Adat Alam Minangkabau. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. v + 182 hal Buku ini memuat pokok-pokok pengetahuan adat alam Minangkabau. Suksesnya pembangunan masa depan banyak tergantung pada mempositifkan peranan adat dari ninik mamak, selain kekuatan lain yang nyata ada pada masyarakat.

013/SD/PPS.PERP./2005 Jamna, Jamaris. 2004. Pendidikan Matrilineal. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau ( PPIM). 148 Halaman Buku ini diangkat dari kajian kualitas pendidikan yang mendalam berupa disertasi oleh pemerhati budaya. Buku ini menyoroti keluarga matrelineal dari konsep pendidikan luar sekolah dalam mengungkap pemikiran mendasar dan konseptual dari pembelajaran hakikat basandi.

005/SD/PPS/PERP./2005 Nizar, Hayati. 2004. Bundo Kandung dalam Kajian Islam dan Budaya. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau v + 116 Buku ini menghadirkan kajian tentang perempuan dalam berbagai posisinya. Kajian ini berdasarkan pada filosofi Minangkabau, adapt basandi sarak, sarak basandi kitabullah, serta pada sistem kekeluargaan Minangkabau yaitu matrinial.

93 Koleksi IAIN

1871/PPS.PERP.2003 Arrasuli, Syeikh Sulaiman. 2003. Pertalian Adat dan Syara (Alih Bahasa Melayu-Latin oleh Drs. Hamdan Izmi). Jakarta: Ciputat Press. Buku ini merupakan transliterasi dari bahasa Arab Melayu ke bahasa Latin, yang menguraikan tentang Minangkabau yaitu adat dan undang-undang.

5786/PR/94 Penghulu, Idrus Hakimy Dt. Rajo. 1978. Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang, dan Pidato Alua Pasambahan Adat di Minangkabau. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 176 halaman Buku ini berisi tentang tata cara untuk bisa menjadi penghulu, bundo kanduang, dan pidato tagak gala penghulu.

5595/ PR/ 94 Diradja, Sanggoeno. 1988. Mustika Adat Alam Minangkabau. Bukittinggi: Pustaka Indonesia Bukittinggi. 301 Halaman Buku ini merupakan sumber tempat menggali adat dan budaya Minangkabau. Di buku ini seluk-beluk dalam sistem Minangkabau.adat-adat yang diuraikan dalam bentuk cerita.

94 SEJARAH

SEJARAH

2888/FA/2003 Ajisman, dkk.. 2002. Rahmah El Yunusiyah: Tokoh Pembaharu Pendidikan dan Aktivis Perempuan di Sumatera Barat. Padang: Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. xi + 267 hlm Buku ini berisi tentang kehidupan Rahmah EL Yunusiyah di kota kelahirannya yaitu Padang Panjang yang meliputi persoalan asal usul keluarganya, pendidikan, dan kepribadiannya serta kehidupan perkawinannya dengan Haji Baharuddin Latif. Pendirian Diniyah Putri dan keterlibatannya dalam pergolakan politik juga dibahas dalam buku ini dengan menguraikan permasalahan tentang pendirian Diniyah Putri dan perkembangannya dalam zaman Belanda, Jepang, dan kemerdekaan. Di dalam buku ini juga ditambahkan beberapa pendapat dan pandangan beberapa tokoh mengenai Rahmah El Yunusiyah. Tokoh-tokoh tersebut antara lain dr. Zulfa Usman, A.A. Nafis, Drs. Hasnawi Karim, H. Suhaimi Nurdin, Dra. Zikra Hasnani Karim, dan Alwi R.B..

746/FA/1998 Amran, Rusli. 1981. Sumatera Barat Hingga Plakat Panjang. Jakarta: Kintamani Offset. vi + 652 hlm Buku ini secara garis besar membahas sejarah Minangkabau atau Sumatera Barat pada umumnya. Pembahasan dalam buku ini meliputi pertama, kerajaan Minangkabau yang meguraikan tentang Si Rocok di Sungai Lansek, Beberapa prasasti yang ada di Sunagi Lansek, sejarah tentang Dhamasraya dan Dr. Rauffaer, Kota Barus dan kebudayaan asal India Selatan yang berkembang di daerah ini, dan sistem pemerintahan yang pernah ada di nagari Sungai Lansek tersebut. Kedua, permasalahan yang dibahas adalah masuknya si bule yang dalam hal ini adalah orang-orang Belanda atau VOC dan tanggapan masyarakat pesisir terhadap masuknya kaum VOC. Dalam bagian ini juga dibahas masuknya tentara Inggris yang kemudian berseteru dengan VOC di Sumatera Barat, yang dihiasi dengan cerita demam salido dan cerita sedih dari Indera Pura, jatuhnya VOC, perang raksasa yang ditunggangi oleh Belanda, usaha memaksakan cultuur stelsel di Sumatera Barat, orang- orang yang mengkhianati Belanda di antaranya Sutan Alam Bagagarsyah, Tuanku di Buo, Sentot Ali Basya, dan Tuanku nan Cerdik.

0010/FA/2000 Chairusdi. 1999. Sejarah Perjuangan dan Kiprah PERTI dalam Dunia Pendidikan Islam di Minangkabau. Padang: IAIN Imam Bonjol Press. vii + 125 hlm. Buku ini membahas sejarah organisasi Islam PERTI seperti organisasi atau perkumpulan Islam lainnya yang tumbuh dan berkembang pada masa akhir penjajahan Belanda di Minangkabau untuk merumuskan interpretasi dan imajinasi baru yang akan direkonstruksikan dalam bentuk tulisan sejarah.

97 Koleksi IAIN

Diawali dengan penjelasan tentang situasi di Minangkabau pada awal abad XX, penulis membahas kebijakan politik pemerintah kolonial Belanda, gerakan pembaharuan Islam di Minangkabau, dan antisipasi kaum tradisional di Minangkabau. Bagian kedua yang dibahas dalam buku ini adalah sejarah perjuangan PERTI dari periode kolonial (1928 s.d. 1945) sampai periode kemerdekaan (1945 s.d. sekarang). Persoalan mengenai PERTI dalam dunia pendidikan Islam di Minangkabau yang dilengkapi dengan pasang surut lembaga pendidikan PERTI di Minangkabau dan perspektif PERTI dalam dunia pendidikan Islam untuk menghadapi dinamika sistem pendidikan nasional.

2801/FA/2008 Daya, Burhanuddin. 1995. Gerakan Pembaharuan Pemikiran Islam: Kasus . Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. xxi + 397 hlm. Buku ini berisi penjelasan tentang gerakan pembaharuan pemikiran Islam di Sumatera Barat yang diawali dari gerakan kaum Paderi pada abad ke-19 dan pendirian Sumatera Thawalib pada awal abad ke-20. Di dalam buku ini juga dijelaskan profil lengkap tentang Sumatera Thawalib mulai dari asal mula sejarah, tujuan, dan program awal didirikannya Sumatera Thawalib di Parabek – Bukittinggi. Sejarah detail tentang Sumatera Thawalib juga dipaparkan oleh Burhanuddin Daya ditambah dengan perkembangan serta kemunduran Sumatera Thawalib sampai tahun 1980-an berikut berbagai masalah yang dihadapinya selama kurun waktu lebih dari tiga perempat abad ini.

2874/FA/2009 Dobbin, Christine. 2008. Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi Minangkabau1784 – 1847. Depok: Komunitas Bambu. Buku ini menguraikan sejarah ekonomi pedalaman Minangkabau sejak abad ke-18 yang mendorong proses reformasi agama di pedalaman Minangkabau sebagaimana tercermin dalam gerakan Paderi yang pernah dianggap sebagai pasang naik pertama dalam perkembangan Islam di Indonesia. Permasalahan yang dibahas dalam buku ini adalah desa dan pasar dalam ekonomi domestik Minangkabau 1818 – 1834, perkembangan dan perubahan dalam jaringan perdagangan luar 1347 – 1829, kebangkitan Islam 1784 – 1832, gerakan Paderi di Utara 1807 – 1832, Nasionalisme Minangkabau dan tantangan dagang Belanda 1833 – 1841, dan imperialisme kopi 1841 – 1847 dan sesudahnya.

2983/FA/2009 Etek, Azizah dkk.. 2007. Koto Gadang Masa Kolonial. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara. xii + 326 hlm. Buku ini mengajak pembaca untuk mengenal sejarah, khazanah, dan budaya adat

98 SEJARAH

Minangkabau khususnya bagi masyarakat Kabupaten Agam dan umumnya bagi masyarakat Sumatera Barat. Koto Gadang merupakan sebuah nagari yang sampai tahun 1917 menjadi ibu nagari kelarasan dan Orderdistrict IV Koto dalam Onderafdeeling Oud Agam (Agam Tuo) di mana pada masa dahulu jabatan Tuanku Laras IV Koto kebetulan dimonopoli orang Koto Gadang. Fenomena Koto Gadang yang ditampilkan oleh penulis dalam buku ini sangat menarik. Bukan hanya sistem kekerabatan dan adat istiadatnya yang spesifik, melainkan juga karena keberhasilan tokoh masyarakatnya dalammengelola dan memanfaatkan berbagai konflik menjadi daya penggerak sosial bagi kemajuan negeri. Buku ini bukanlah seperti buku sejarah melainkan hanya sekedar kumpulan suntingan ’paco-paco’ dari cerita masa silam yang disadur oleh penulis dan dibumbui sekedarnya. Permasalahan itu antara lain cerita tentang nasib , seorang perempuan Koto Gadang, waterleiding, Koto Gadang Abad ke-19, pendidikan di Koto Gadang, cerita tentang Yahya Datuk Kayo sebagai orang yang menerima Anugerah Nagari, Volksraad dan Koto Gadang, kenangan, dan berkaca pada Koto Gadang masa kolonial.

1227/FA/2005 Imadudin, Iim. 2002. Dinamika Kehidupan Surau di Minangkabau (Kasus di Nagari Pariangan Kabupaten Tanah Datar 1960 – 1990). Padang: Balai Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. xiv + 130 hlm. Buku ini berisi tentang pembahasan detail terkait dengan kehidupan surau di Minangkabau pada umumnya dan nagari Pariangan pada umumnya. Diawali dengan gambaran umum daerah penelitian kemudian dilengkapi dengan penjelasan tentang kedudukan dan peranan surau bagi masyarakat Pariangan. Keberadaan surau di Pariangan secara sosiologis terkait dengan usaha Islamisasi kehidupan masyarakat yang bertumpu pada adat. Di dalam buku ini juga dibahas tentang perubahan sosial yang juga menyebabkan terjadinya perubahan pada surau. Perubahan budaya menyebabkan adanya perubahan atau peralihan posisi guru di surau yang diambil alih oleh orang tua.

3849/FA/2010 Marjohan. 2009. Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah: Pergulatan Antara Historis Regulasi dan Implementasi. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. vix + 120 Buku ini menyigi lebih inten ihwal adat basandi syarak – syarak basandi kitabullah (ABS- SBK) yang hingga kini masih tetap mengemuka dalam percaturan dan pemikiran dari berbagai kalangan. Permasalahan yang dibahas dalam buku ini dilengkapi dengan geografis kultural dan jati diri Minangkabau, dan penelusuran heroik Tuanku Rao serta gerakan Paderi dan akulturasi budaya yang terjadi di Minangkabau. Permasalahan Minangkabau lainnya yang dibahas di sini juga dalam hal mu’amalah seperti politik dan kultural Islam, lembaga ekonomi Muhammadiyah dan budaya bisnisnya serta

99 Koleksi IAIN

oposisi dan integritas pemimpin yang seutuhnya. Permasalahan MTQ, puasa, dan Ramadhan sebagai pembersihan jiwa pun dibahas tuntas dalam buku ini.

3029/FA/2009 Martamin, Mardjani. 1984. Tuanku Imam Bonjol. Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Proyek dan Dokumentasi Sejarah Nasional x + 124 hlm. Buku ini berisi tentang perjalanan sejarah dan perjuangan Tuanku Imam Bonjol dalam menyebarkan agama Islam dan melawan kekuasaan Belanda. Di dalam buku ini diterangkan tentang masa perjuangan Tuanku Imam Bonjol yang meliputi pendirian daerah Bonjol sebagai benteng pertahanan pada saat gerakan Paderi dilanjutkan dengan Tuanku Imam Bonjol sebagai pemimpin gerakan Paderi untuk melawan Belanda, usaha merebut hegemoni perdaganga di Panti Barat, dan kepimpinan Imam Bonjol melawan penjajah Belanda. Pembahasan tentang masa akhir dan masa hidup Tuanku Imam Bonjol dalam pengasingan menjelaskan hal-hal meliputi pengapungan terhadap benteng Bonjol, usaha Belanda mengalahkan Tuanku Imam Bonjol yang telah terkepung, dan jatuhnya benteng Bonjol. Buku ini diakhiri dengan riwayat Tuanku Imam Bonjol yang ditangkap oleh Belanda.

2423/FA/2007 Masrial. 2005. Gerakan Dakwah Kaum Paderi di Minangkabau. Padang: IAIN Imam Bonjol Press. iii + 107 hlm. Buku ini berisi tentang kondisi masyarakat Minangkabau berdasarkan sistem sosial masyarakat sebelum Paderi, agama yang berkembang, dan kepercayaan masyarakat sebelum Islam. Pembahasan yang paling mendasar dibahas oleh Masrial dalam bukunya adalah tentang latar belakang lahirnya gerakan Paderi, paham keagamaan kaum Paderi, gerakan Paderi daerah darek, dan uraian tentang peristiwa perang Paderi. Pembahasan tentang gerakan dakwah kaum Paderi ini dilengkapi dengan pola gerakan dakwah kaum Paderi dan reaksi kaum adat terhadap dakwah kaum Paderi.

777/FA/2002 Samad, Duski dan Salmadanis. 2001. Surau di Era Otonomi. Jakarta: The Minangkabau Fondation. vii +148 Buku ini merupakan hasil penelitian kelompok dengan judul ”Revitalisasi Tradisi Surau di Sumatera Barat (Mencari Format Baru Lembaga Surau dalam Menghadapi Otonomi Daerah” yang didanai oleh Program Hibah Bersaing Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI. Buku ini menjelaskan Minangkabau yang merupakan satu di antara wilayah dan suku bangsa Indonesia yang dikenal sebagai salah satu pilar Islam di wilayah Nusantara. Sejarah masuk dan berkembangnya Islam di tempat ini begitu menarik pakar dan penulis keislaman

100 SEJARAH

Indonesia tak terkecuali bangsa Barat (Orientalisme). Pergulatan Islam dengan budaya lokal (Adat Istiadat MK) menjadi sesuatu yang dikarenakan keunikan daya tarik mendalam pemerhati sosial. Hal ini dikarenakan keunikan yang terdapat dalam sistem matrilineal yang dianut dala kekerabatan di Minangkabau. Di antara tradisi pokok yang menjadi titik pusat kelembagaan agama dan sosial budaya di Minangkabau adalah surau. Surau merupakan satu di antara institusi tradisional Islam yang dicatat sejarah untuk memainkan peran penting dalam perkembangan agama Islam, pendidikan dan sosial budaya masyarakat Minangkabau. Sejarah panjang tradisi surau ternyata telah menjadi kenangan indah dan bermakna bagi generasi masa lalu yang hidup dalam budaya dan tradisi surau tersebut. Namun, dalam rentang waktu sejarah masyarakat ternyata surau mengalami fase maju-mundur dan sekaligus berubah senafas dengan denyut nadi masyarakat. Akibatnya, sebagian di antara komunitas Minangkabau tercerabut dari akar budayanya dan larut dalam tradisi dan budaya baru yang nyata-nyata menghapus identitas keislaman dan keminangan yang selalu dibanggakan. Untuk kembali kepada masyarakat ideal yang dicitakan maka muncul suatu gagasan back to surau (kembali ke surau). Peratnyaan lebih jauh dari ide kembali ke surau ini adalah format surau yang bagaimana yang cocok dan mampu menjawab tantangan zaman khusus era ekonomi saat ini. Buku ini mencoba menawarkan konsep alternatif dengan format kembali ke surau di era otonomi.

2326/FA/2003 Shamad, Duski. 2002. Syekh Burhanuddin dan Islamisasi di Minangkabau (Syarak Mandaki Adat Manurun). Jakarta: The Minangkabau Fondation. xx + 231 hlm Buku ini menguraikan tentang sejarah ringkas Syekh Burhanuddin mulai dari masa kecilnya sampai pada pemikiran dan karya-karya Syekh Burhanuddin. Permasalahan lain yang dibahas adalah Ulakan dalam peta pengembangan Islam di Minangkabau yang menjelaskan antara lain tentang nagari Ulakan, kultur sosial dan budaya nagari Ulakan, keberadaan Syekh Burhanuddin, dan dukungan ulama dan pemuka adat Ulakan. Permasalahan lain yang dibahas adalah menegenai surau Syekh Burhanudding yang dalam perkembangannya sangat banyak dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah di luar Ulakan dan islamisasi yang terjadi di Minangkabau dan pengembangan Islam pasca-Syekh Burhanuddin. Pengembangan Islam pasca-Syekh Burhanuddin meliputi penjelasan tentang paham keagamaan sesudah Syekh Burhanuddin, polemik sekitar Syekh Burhanuddin, bersyafar (basapa) ke makam Syekh Burhanuddin, peserta bersyafar, dan beberapa pemikiran tentang pengembangan tradisi bersyafar ini.

101 Koleksi IAIN

661/B/PR/2004 Samad, Duski dan Salmadanis. 2003. Adat Basandi Syarak: Nilai dan Aplikasinya Menuju Kembali ke Nagari dan Surau. Jakarta: Kartina Insan Lestari. ix +209 hlm. Buku ini berisi tentang norma-norma fundamental dan instrumental adat yang dilaksanakan oleh masyarakat. Penggalian norma-norma adat ini dikuti dengan penguatan sumber utama ajaran Islam yaitu Al Quran dan Hadist. Pendekatan lain yang digunakan adalah perkembangan kehidupan modern yang digunakan sebagai nilai tambah bagi masyarakat Minangkabau dalam menempatkan adat dan agama secara benar dan tepat. Buku ini menjelaskan tentang makna dan arti adat basandi syarak yang meliputi alam Minangkabau, adat dan fungsi dalam kehiduan masyarakat, konsep dasar adat Minangkabau, dan adat basandi syarak. Buku ini juga dilengkapi dengan penerapan adat basandi syarak yang membahas tentang budi pekerti, raso jo pareso, budi jo akal, kato nan ampek, kekeluargaan dan kekerabatan, bakoroang bakampuang, babundo kanduang, dan baurang sumando. Buku ini juga disertai dengan uraian masa depan adat basandi syarak yang membahas perubahan-perubahan di dalam budaya Minangkabau, modernisasi, penyakit masyarakat modern, kekeluargaan dari mamak kepada ayah, pusaka dan pewarisnya, pandangan keagamaan orang Minangkabau, kembali ke nagari, dan kembali ke surau.

2403/FA/2007 Samad, Duski. 2006. Kontinuitas Tarekat di Minangkabau. Padang: TMF Press. iv + 161 Buku ini berisi tentang perkembangan Islam di Minangkabau termasuk perkembangan surau sebagai salah satu sarana/media pendidikan pertama bagi generasi muda di Minangkabau. Selain itu, pengajaran tarekat yang diajarkan di surau-surau Minangkabau pun dieksplorasikan berikut ajaran tarekatnya secara umum yaitu tarekat Syatariyyah dan tarekat Naqsyabandiyah. Perkembangan tarekat di Minangkabau dijelaskan oleh Samad dengan menguraikan permasalahan tentang Islamisasi lewat tarekat, konflik dan kecaman terhadap tarekat, dan kebangkitan yang diwarnai dengan pembelaan terhadap tarekat pada awal abad 20-an.

2249/FA/2007 Syamsuddin, Fachri. 2005. Pembaharuan Islam di Minangkabau Awal Abad XX: Pemikiran Syeh , Syekh Abdullah Ahmad, dan Syekh Abdul Karim Amrullah. Jakarta: The Minangkabau Fondation. vii + 245 hlm. Buku ini menguraikan tentang pembaharuan Islam di Minangkabau yang berisi tentang masuknya Islam di Minangkabau, awal pembaharuan Islam, tokoh pembaharu, dan aspek- aspek pembaharuan yang ada di Minangkabau pada awal masuk dan berkembangnya Islam

102 SEJARAH

di daerah ini. Di dalam buku ini juga dibahas tentang usaha-usaha penunjang pembaharuan yaitu tentang pendirian sekolah, penerbitan majalah Al Munir, serta penyatuan guru-guru agama Islam dalam PGAI. Selain itu, pengaruh dan reaksi terhadap pembaharuan yang terjadi di Minangkabau ini juga dibahas antara lain pengaruhnya terhadap pengenalan agama, reaksi kalangan adat dan kaum tua, dan reaksi birokrasi.

2977/FA/2008 Yunus, Yulizar. 2008. Beberapa Ulama di Sumatera Barat. Padang: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya UPTD Museum Adityawarman. ix + 274 hlm. Buku ini menguraikan tentang sketsa biografis sekitar 17 ulama besar Minangkabau yang tercatat dalam tinta emas sebagai penggerak arah sejarah nasional Indonesia yang berwibawa dan dihormati sekaligus penyebar ajaran Islam di ranah Minang ini. 17 ulama yang diuraikan dalam buku ini antara lain Tuanku Imam Bonjol, Syekh Ibrahim Kumpulan, Syekh Paseban, Syekh Abdullah Halaban, Syekh Muhammad Saad Mungka, Syekh Khatib Muhammad Ali, Syekh Muhammad Djamil Djambek, Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syekh Thahir Jalaludin Al Azhari AlFalaki, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Syekh Muhammad Thaib Umar, Haji Abdul Karim Amrullah, Syekh Daud Rasyidi, Syekh Ibrahim Musa Parabek, dan Haji Abdul Latif Syakurt. Buku ini seperti biografi singkat masing-masing ulama yang menjelaskan tentang sketsa biografisnya melalui jejak rekam perjuangan yang pernah dilakukan oleh ulama-ulama tersebut baik dalam penyebaran agama Islam maupun dalam upaya melawan penjajah. Buku ini juga merupakan sebuah kearifan historis untuk menghadirkan kepada ’masa kini’ mentalitet hisrory’ Sumatera Barat yang pada prinsipnya dari zaman para ulama-ulama esar tersebut kita semua dapat mengambil banyak kearifan.

128/SB/PPS.PERP.2007 Sismarni. Perti dalam Sejarah Dinamika Partisipasi Massa PERTI dalam Organisasi Sosial Politik. Padang: Hayfa Press. i + 100 Hal. Buku ini memberikan penjelasan tentang sebuah organisasi sosial politik dalam suatu masyarakat yang memfokuskan kepada keterlibatan massa PERTI dalam berorganisasi dan mengemukakan penyebab terjadinya inkonsistensi massa PERTI terhadap organisasi serta menjelaskan alasan mereka memilih PERTI sebagai organisasinya.

103 Koleksi IAIN

537/PPS/ PERP./ 2000 Chairusdi. 1999. Sejarah Perjuangan dan Kiprah PERTI dalam Dunia Pendidikan Islam di Minangkabau. Padang: IAIN-IB Press 125 Halaman Buku ini menceritakan tentang situasi minangkabau pada awal abad-abad sejarah perjuangan PERTI dalam pendidikan.

1154/DB/PPS.PERP/2005 Syamsuddin, Fadhri. 2006. Pembaharuan Islam di Minangkabau Awal Abad XX. Padang: TMF Perss. Buku ini merupakan Sebuah penelitian yang menemukakan tiga macam pembaharuan, yaitu (1) Pembaharuan tentang adat, (2) pembahasan tentang tarekat, dan (3) konsep pembaharuan tentang syari’ah.

1287/PPS.PERP./2002 Samad, Duski. 2001. Surau di Era Otonoimi. Jakarta: TMF Perss vi + 138 Halaman Buku ini mencoba mengungkapkan tradisi surau dalam konteks sejarah. Buku ini merupakan hasil sebuah penelitian.

177/SKI/2010 Ajisman, dkk.. 2009. Dinamika Hubungan Minangkabau dan dalam Persfektif Sejarah. Padang:BPSNT Padang Press. vix + 140 hlm Buku ini berisi kajian tentang rekonstruksi peristiwa sejarah Minangkabau dan Negeri Sembilan. Di dalam buku ini juga dijelaskan selayang pandang Minangkabau dan Negeri Sembilan yang menguraikan tentang letak geografis, asal usul, dan nama-nama suku yang ada di Minangkabau dan Negeri Sembilan. Bagian kedua buku ini berisi penjelasan tentang proses migrasi orang Minangkabau ke negeri Sembilan yang membahas tentang pengiriman raja ke negeri Sembilan, migrasi pada masa kolonial, migrasi pada masa pendudukan Jepang dan migrasi pasca PRRI. Beberapa hal tentang bentuk-bentuk hubungan yang ada antarkedua daerah juga dibahas permasalahan pemberian gelar, bantuan bangunan, pembentukan Kota Kembar Bukittinggi dan Seremban, dan kerja sama kota Bukittinggi dengan Seremban di Malaysia.

104 SEJARAH

183/SKI/2010 Maryetti, dkk.. 2009. Budaya Masyarakat Minangkabau di Kabupaten Lima Puluh Kota. Padang: BPSNT Padang Press. xiii + 132 hlm Buku ini menguraikan gambaran umum Kabupaten 50 Kota, sistem kemasyarakatan, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, cerita rakyat, permainan rakyat, dan kesenian yang berkembang di Kabupaten 50 Kota. Permasalahan menarik dalam buku ini adalah pengenalan kembali tentang beberapa macam permainan rakyat yang ada di Kabupaten 50 Kota antara lain main tali, main dore, main galah, main simbang, main pela/polok, patok lele, main kasti, layang-layang, dan pacu itik. Pengenalan kembali jenis-jenis permainan rakyat ini akan kembali mengingatkan budaya masa lalu yang mulai hilang. Sementara, pembahasan yang diuraikan pada bagian kesenian adalah tradisi basijobang, randai, basirompak, saluang, dendang, talempong pacik, dan zikir rebana.

177/SKI/2010 Refisrul, dkk.. 2009. Minangkabau dan Negeri Sembilan: Sistem Pasukuan di Nagari Pagaruyung dan Negeri Sembilan Darul Khusus Malaysia. Padang: BPSNT Padang Press. xii + 158 hlm Buku ini mengkaji penelusuran hubungan budaya antara Minangkabau dengan negeri Sembilan, Malaysia, yang telah terjalin erat sejak beberapa abad silam. Sebagian besar leluhur masyarakat Negeri Sembilan berasal dari Minangkabau dan adat yang digunakan pun sama dengan adat yang ada di Minangkabau sebagai wujud adat Parpatih. Kajian dalam buku ini terfokus pada upaya pengungkapan pelaksanaan sistem suku atau pasukuan pada masyarakat Minangkabau dan komunitas adat Parpatiah di Negeri Sembilan Malaysia. Di dalam buku ini juga dijelaskan tentang gambaran umum Nagari Pagaruyung dan Negeri Sembilan. Pembahasan tentang Minangkabau dan Negeri Sembilan diisi dengan perubahan orang Minangkabau dan tradisi merantau, daerah rantau Minangkabau, negeri Sembilan sebagai rantau Minangkabau, kedatangan orang Minangkabau di Negeri Sembilan, hubungan Minangkabau dan negeri Sembilan sekarang, dan organisasi/perkumpulan Minangkabau di Negeri Sembilan. Pembahasan tentang sistem pasukuan di nagari Pagaruyung dan Negeri Sembilan dilengkapi dengan penjelasan tentang suku pada masyarakat Minangkabau,sistem pasukuan di Nagari Pagaruyung, sistem pasukuan di Negeri Sembilan, dan perbandingannya dengan suku di Nagari Pagaruyung dan Negeri Sembilan.

8864/P/2010 Graves, Elizabeth E.. 2007. Asal Usul Elite Minangkabau Modern – Respons terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/ XX. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. xvi + 310 hlm.

105 Koleksi IAIN

Buku ini memberikan analisis tentang reaksi bumiputera terhadap kekuasaan Belanda di Minangkabau khususnya berkenaan dengan perkembangan Abad ke-19 saat kekuasaan Belanda mulai mantap di Sumatera. Riset buku ini menggunakan data dokumen yang sangat luas terutama arsip Belanda, di samping studi lapangan di Sumatera Barat sekitar tahun 1967. Salah satu aspek yang menjadi perhatian Graves adalah kebijakan dan organisasi pendidikan barat yang dikenalkan Belanda sejak abad ke-19. Konklusi Graves ialah bahwa sebagai konsekuensi dari intervensi kekuasaan kolonial Belanda terhadap masyarakat lokal ialah runtuhnya kekuasaan tradisional kelas atas akibat rotasi alami yang dilakukan Belanda tidak berlanjut dalam birokrasinya, sedangkan mobilitas pada keluarga kelas menengah tidak memungkinkan secara tradisional. Namun, untunglah peluang pendidikan yang diberikan Belanda memungkinkan mereka melakukan mobilitas di luar lingkungan tradisional, yakni menjadi pegawai birokrasi. Keturunan mereka ini kemudian menjadi cikal bakal elite Minangkabau modern yang kemudian mengisi sebagian besar ego politik Indonesia.

810/FA/2002 Shamad, Irhash, A.. 2001. Hegemoni Politik Pusat dan Kemandirian Etnik di Daerah: Kepemimpinan Sumatera Barat di Masa Orde Baru. Padang: IAIN Imam Bonjol Press. xiii + 151 hlm. Buku ini berisi tentang kepemimpinan tradisional Minangkabau yang meliputi masyarakat Minangkabau, kepemimpinan tradisional dan struktur sosial, dan ”nagari” dalam perkembangan politik di Sumatera Barat. Permasalahan kedua yang dibahas adalah negara dan posisi masyarakat etnik yang meliputi negara, masyarakat dan budaya etnik,hubungan pusat dan daerah, konsepsi otonomi dan negara kesatuan, rekruitmen elit politik daerah, eksperimen demokrasi, dan uniformitas struktural di masa orde baru. Buku ini juga memahas tentang pemerintah daerah, perubahan perilaku elit politik lokal dan implikasinya terhadap sistem internal di Sumatera Barat yang meliputi LKAAM dan UUPD untuk sistem internal daerah.

5575/ PR/94 Yakub, Nurdin. 1989. Minangkabau Tanah Pusaka: Tambo Minangkabau Buku Kedua. Bukittinggi: Pustaka Indonesia Bukittinggi. 59 halaman Di dalam buku ini diuraikan tentang adat alam Minangkabau yang di dalamnya membahas tentang berdirinya hukum dan berlakunya undang-undang dalam Minangkabau.

5577/ PR/ 94 Yakub, Nurdin.1991. Minangkabau Tanah Pusaka: Tambo MK. Bukittinggi : CV Pustaka Indonesia. 54 halaman

106 SEJARAH

Buku ini memuat hukum tanah dan pembagiannya di daerah Minangkabau, serta membahas tentang penghulu adat serta tugas dan peranan penghulu.

5580/PR/94 Yakub, B Nurdin. 1987. Minangkabau Tanah Pusaka: Sejarah Minangkabau Buku 1. Bukittinggi : Pustaka Indonesia. 52 halaman Buku ini memuat tentang sejarah Minangkabau dimulai dari zaman prasejarah sampai dengan perkembangan kerajaan-kerajaan di Minangkabau.

5802/PR/94 Toeah,Datoek. Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi : Pustaka Indonesia. iii + 382 Buku ini membahas tentang sejarah Minangkabau dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Minangkabau dimulai dari sejarah lahirnya alam Minangkabau hingga runtuhnya kerajaan Minangkabau.

107

HUKUM

HUKUM

729/FA/2001 Hermawati. 2000. Aspek Sosiologis Perubahan Hukum Pertanahan dalam Tanah Adat Minangkabau: Studi Kasus Proses Pembebasan Tanah di Sungai Aur. Jakarta: The Minangkabau Foundation. viii + 133 hlm. Persoalan yang dibahas dalam buku ini adalah kekuasaan negara dan hak milik atas tanah hukum adat, pemilikan dan penguasaan tanah adat Minangkabau, dan proses pembebasan tanah milik PT Bakrie Pasaman Plantation. Pembahasan tentang kekuasaan negara dan hak milik atas tanah hukumadat meliputi kekuasaan negara atas tanah, pemilikan dan penguasaan tanah di Indonesia, hukum pertanahan di Indonesia, hak milik di dalam lingkungan masyarakat hukum adat, hukum adat dalam pasal 5 UUPA 1960, dan permasalahan pembebasan tanah. Pemikiran dan penguasaan tanah adat Minangkabau di Sumatera Barat membahas tentang pemilikan dan penguasaan tanah adat Minangkabau di Sumatera Barat, pemilikan dan penguasaan tanah di anagarian Sungai Aur, dan kedudukan ninik mamak dalam penguasaan tanah ulayat. Bagian terakhir yang dibahas dalam buku ini yaitu tentang proses pembebasan PT Bakrie Pasaman Plantation yang menjelaskan tentang pembebasan tanah versi ninik mamak sebagai penguasa tanah ulayat, pembebasan tanah versi proyek PT. Bakrie Pasaman Plantation, dan dampak pembebasan tanah untuk keperluan PT. Bakrie Pasaman Plantation terhadap kehidupan sosial masyarakat Kanagarian Sungai Aur.

2263/FA/2007 Kamaluddin, Safrudin Halimy. 2005. Adat Minangkabau dalam Perspektif Hukum Islam: Analisis Fiqh terhadap Sistem Matrilineal, Larangan Kawin Sesuku, dan Hukum Waris Adat Minangkabau. Padang: Hayfa Press. xiv + 326 Buku ini berisi antara lain: 1) kajian terhadap kitab-kitab adat Minangkabau yang ditulis oleh ahli-ahli adat, baik kitab-kitab lama maupun kitab-kitab baru yang ditulis, 2) kajian terhadap kitab-kitab sosiologi dan antropologi peradaban masyarakat Minangkabau sebagai pembanding untuk memahami kedudukan adat Minangkabau, 3) kajian terhadap kitab-kitab Fiqh khususnya Kitab Al Ahmad al Syakhsiyyah dengan memperhatikan hukum-hukum yang ditetapkan berdasarkan adat dan budaya suatu tempat pada masa lalu dan mengumpulkan pendapat-pendapat Fuqaha’ dalam masalah yang menjadi fokus penyelidikan, dan 4) kajian terhadap kitab-kitab Ushul Fiqh khususnya bab Ijtihad dengan memperhatikan ijtihad Fuqaha’ dalam menetapkan hukum yang berhubungan dengan adat dan budaya suatu tempat. Buku ini pun dilengkapi dengan wawancara yang dilakukan penulis dengan pemuka adat dan ulama-ulama yang berkompeten di bidang ini dengan melihat secara langsung pengalaman hukum adat pada masa kini di Minangkabau. Selanjutnya buku ini dilengkapi pula dengan analisis Fiqh dengan menemukan hubungan antara adat Arab dan hukum Islam dengan adat dan hukum adat Minangkabau kemudian merumuskan aspek pertentangan antara hukum Islam dan hukum adat dalam mencari penyelesaiannya.

111 Koleksi IAIN

761/ DB/ PPS. PERP. / 2006 Anwar, Chairul. 1997. Hukum Adat Indonesia: Meninjau Hukum Adat Minangkabau. Jakarta: Rineka Cipta. v + 160 Halaman Buku ini membahas berbagai aspek hukum adat Minangkabau mulai dari persoalan hukum, suku, kampung dan nagari sampai kepada kelarasan luhak dan rantau, serta adat dan macam- macamnya.

739/ DB/ PPS. PERP./ 2006 Yaswirman. 2004. Hukum Keluarga Adat dan Islam: Analisis Sejarah, Karakteristik, dan Prospeknya dalam Masyarakat Matrilineal Minangkabau. Padang: Andalas University Press. xi + 351 halaman Buku ini memuat tentang perjalanan sejarah, politik hukum serta karakteristik dan prospeknya di Indonesia secara umum dan dalam masyarakat matrilineal secara khusus.

112 KOLEKSI Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat (BPKPSB)

AGAMA

AGAMA

MK 726. Boestami, dkk. 1981. Aspek Arkhelogi Islam tentang Makam dan Surau Syehk Burhanuddin. Padang: Proyek Pemugaran dan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Sumatra Barat. 53 hlm. Buku ini bercerita tentang arkeologi Islam yang terdapat pada bangunan makam Syeh . Mulai dari seni banguan atau arsitektur, benda-benda pusaka, hingga tradisi masyarakat di sekitar kompleks bangunan makam tersebut.

MK 206/MK-2010 Suryadi. 2002. Syair Sunur. Teks dan Konteks ‘Otobiografi’ Seorang Ulama Minangkabau Abad ke-19. Padang: PPIM. Xxii + 235 hlm. Buku ini merupakan hasil suntingan dari naskah Syair Sunur, yang isinya berbicara tentang perkembangan agama Islam di daerah pesisir Pariaman yang digubahnya ke dalam syair. Adalah sebuah gerakan pembaharuan Islam yang dilakoni oleh Syeh Daut dari pesisir Pariaman yaitu Ulakan, setelah pecahnya berbagai permusuhan bersaudara di Minangkabau termasuk perang PADRI.

MK 920 Hamka. 1974. Kenang-kenangan Hidup. Jakarta: Bulan Bintang. 203 hlm. Buku karangan Hamka ini bercerita tentang kehidupan secara keseluruhan. Setiap langkah harus jadi pertimbangan untuk menentukan langkah dan sikap yang akan di ambil berikutnya, hari depan, maupun akhirat.

117

BAHASA

BAHASA

MK 419.145 Yades, Efri. 2004. ”Konjungsi Subordinatif Bahasa Minangkabau Menurut Prilaku Sintaksis dan Semantisnya”. Laporan Penelitian. Padang : Jurusan Sastra Indoensia Fakultas Sastra Universitas Andalas. 28 hlm. Laporan penelitian ini menguraikan konjungsi subordinatif bahasa Minangkabau menurut perilaku sintaksis dan semantisnya yang dikelompokkan menjadi tiga belas kelompok. Kelompok tersebut adalah konjungsi subordinatif waktu, konjungsi subordinatif syarat, konjungsi subordinatif pengadaian, konjungsi subordinatif tujuan, konjungsi subordinatif konsesif, konjungsi subordinatif perbandingan, konjungsi subordinatif sebab, konjungsi subordinatif hasil, konjungsi subordinatif optatif, konjungsi subordinatif atribut, konjungsi subordinatif komplementasi, kegunaan dan konjungsi subordinatif perkecualian.

MK 4X1.4 Nadra. 1992. “Geografi Dialek Bahasa Minangkabau di Daerah Kabupaten Limapuluh Kota”. Laporan Penelitian. Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Universitas Andalas. iv + 79 hlm. Laporan ini memerikan variasi dialektikal pemakaian unsur linguistik dalam bidang leksikon yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. Tulisan ini juga mempoerlihatkan batas-batas dialek yang ada. Untuk menentukan batas- batas dialek itu, secara statistik digunakan perhitungan dialektometri.

MK 4X1.4 Husin, Nurzuir. 1981. “Akar Klausa Tindakan Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Padang. xiv + 88 hlm. Laporan penelitian ini berisi analisis akar klausa tindakan Bahasa Minangkabau. Penelitian ini dilandasi teori Pike dan Pike (1975). Dalam uraiannya dijelaskan akar klausa tindakan bahasa Minangkabau yang dikelompokkan menjadi delapan tipe yang ditentukan dua hal, yakni kata kerja yang mengisi slot predikat dan posisi tagmen dalam akar klausa tindakan tersebut.

MK 419.148 Kasih, Media Sandra. 1990. “Ungkapan Pernyataan Emosi Bahasa Minangkabau: Tinjauan Sosiolinguistik”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Uiniversitas Andalas. i + 35 hlm. Penelitian ini menganalisis lima contoh pemakaian pernyataan emosi dalam Bahasa Minangkabau. Pendekatan yang digunakan untuk analisis datanya dengan pendekatan sosiolinguistik.

121 Koleksi BPKPSB

MK 4X.4 Wahyuni, Sri dkk. 2001. “Perilaku Sufiks Bahasa Minangkabau di Rao-Rao”. Laporan Penelitian. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 8 hlm. Tulisan ini merupakan artikel hasil penelitian yang menganalisis proses pembentukkan kata dalam bahasa Minangkabau di Rao, khususnya perilaku sufiks. Analisis data didasarkan pada proses morfofonemik seperti yang dikemukakan oleh Kridalaksana (1992).

MK 419.14 Lindawati. 1992. “Usaha Pelestarian Bahasa Minangkabau”. Makalah pada Seminar Sosiolinguistik di Fakultas Sastra UI. Makalah ini memaparkan situasi kebahasaan Bahasa Minangkabau yang terdiri dari banyak variasi. Di samping itu, dalam tulisan ini dikemukakan tentang kelestarian bahasa Minangkabau, baik bahasa keseharian maupun bahasa ragam khusus, seperti pidato adat.

MK4X1.4 Reniwati dkk. 2000. “Interferensi Bahasa Indonesia terhadap Bahasa Minangkabau pada Acara “Berita dalam Bahasa Minang” di Radio Republik Indonesia Padang”. Artikel Penelitian. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 10 hlm. Artikel ini membahas tentang interferensi bahasa Indonesia terhadap Bahasa Minangkabau pada siaran “Berita Berbahasa Minang”. Tulisan ini juga mengemukakan temuan hasil penelitian berupa banyaknya leksikon baru dalam bahasa Minangkabau dan adanya kebergandaan penggunaan bunyi dalam bahasa Minangkabau pada siaran berita tersebut.

MK 4X1.4 Yusuf, M. 1994. “Bahasa Hikayat Tuanku Nan Muda Pagaruyung”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. i + 30 hlm. Laporan penelitian ini menjelaskan kedudukan bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu, aksara Arab Melayu dan Bahasa Minangkabau dan alternatif dalam transliterasi naskah Hikayat Tuanku Nan Muda Pagaruyung.

MK 4X1.409 598 13 Nadra. 1990. “Pemadu Manasuka Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. ii + 64 hlm.

122 BAHASA

Laporan penelitian ini menjelaskan tentang pemadu manasuka dalam bahasa Minangkabau, berupa modalitas, cara, alat, tempat, waktu dan aspek.

MK 419.141 1 Reniwati. 1996. “Hubungan Kekerabatan Bahasa Melayu, Kerinci, Serawak dan Minangkabau: Suatu Kajian Leksikostatistik”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. iii + 53 hlm. Laporan penelitian ini mendeskripsikan hubungan Bahasa Melayu, Kerinci, Serawak dan Minangkabau yang dtinjau berdasarkan leksikostatistik. Data yang dianalisis dalam penelitian ini berdasarkan daftar Swadesh.

MK 419.148 Ramadhani. 1994. “Sistem Sapaan dalam Bahasa Minangkabau” Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 14 hlm. Makalah ini menguraikan tentang aspek sosiolinguistik sapaan dalam bahasa Minangkabau dikaitkan dengan bentuk-bentuk sapaat adat.

MK 419.145 Oktavianus. 1996. “Morfosintaksis Bahasa Minangkabau Dialek Solok Suatu Tinjauan tentang Afiks Penentu Valensi Verba”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. iii + 29 hlm Laporan penelitian ini memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan afiksasi penentu valensi verba bahasa Minangkabau dialek Solok.

MK 4X1.4 Noviatri dkk. 2001. “Pemarkah Kalimat Imperatif Berkategori Gramatikal dalam Bahasa Minangkabau di Pariaman”. Artikel Penelitian. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 9 hlm. Artikel ini menguraikan temuan penelitian, yakni ditinjau dari segi bentuk pemarkahnya (pemarkah berkategori gramatikal) dijumpai dua bentuk pemarkah dalam bahasa Minangkabau Pariaman. Dua bentuk pemarkah tersebut adalah (1) pemarkah berkategori gramatikal berupa pelepasan afiks {maN-} dan afiks {di-}; (2) pemarkah berkategori partikel yaitu penambahan partikel {-lah}.

123 Koleksi BPKPSB

MK 4X1.4 Aslinda. 1992. “Sistim Penerjemahan Kata Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 36 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi sistem pemajemukan kata Bahasa Minangkabau. Deskripsi juga mencakup ciri, tipe dan makna kata majemuk.

MK 419.141 2 Yades, Efri. 2004. “Hubungan Makna pada Konstruksi Subordinatif dalam Bahasa Minangkabau”. Artikel Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Artikel ini memaparkan hubungan semantis antarklausa pada konstruksi subordinatif bahasa Minangkabau. Pembahasannya dibagi atas hubungan makna waktu, makna syarat, makna pengandaian, makna tujuan, makna konsesif, makna perbandingan, makna sebab, makna hasil, makna komplementasi, makna atribut, makna optatif, makna kegunaan, makna perkecualian.

MK419.14 Tim Universitas Andalas. 2001. “Kumpulan Bahasa-bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Universitas Andalas. Tulisan ini merupakan kompilasi beberapa hasil penelitian dosen-dosen Universitas Andalas tentang bahasa Minangkabau.

MK 419.14 Maksan, Marjusman dkk. 1984. Geografi Dialek Bahasa Minangkabau.Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. xix + 160 hlm Buku ini memaparkan geografi dialek bahasa Minangkabau pada daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Penjelasan dalam buku ini dimulai dengan pemaparan unsur-unsur linguistik dan pemetaan pemakaian variasi bahasa Minangkabau di Pesisir Selatan.

MK 4X1.4 Bustami, Hamidah. 1992. “Korespondensi Antara Vokal /o/ Sub-Dialek Kubang Kecamatan Guguk Kabupaten Lima puluh Kota dengan vokal /o/ Dialek Padang”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. vi + 81 hlm. Laporan penelitian ini berisi hasil inventarisasi dialek dari segi fonem vokal /o/ sub-dialek Kubang Kecamatan Guguk Kabupaten Lima Puluh Kota yang berkorespondensi dengan

124 BAHASA

vokal /a/ dialek Padang.

MK 4X1.461 Yades, Efri & Aslinda. 1990. “Analisis Fonologi Bahasa Minangkabau Dialek Kecamatan Kuranji Kotamadya Padang: Studi Komparatif Deskriptif dengan Bahasa Minangkabau Umum”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. v + 39 hlm. Laporan penelitian ini menguraikan hasil analisis fonologi, bagaimana fonem-fonemnya, jumlah vokal, konsonan dan diftong pada bahasa Minangkabau dialek Kecamatan Kuranji, Padang.

MK 4X1.415 Reniwati. 1990. “Fonologi Dialek Negeri Sembilan: Langkah Awal untuk Perbandingan dengan Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. v + 31 hlm. Laporan penelitian ini mengemukakan perbandingan pada bidang linguistik antara dialek Negeri Sembilan dengan bahasa Minangkabau. Data yang disajikan dalam laporan penelitian ini menyangkut data korespondensi bunyi sistem fonem bahasa Minangkabau dan dialek Negeri Sembilan.

MK 419.148 Yusdi, Muhammad. 1998. “Penerapan Kaidah Tegmemik dalam Bahasa Minangkabau”. Artikel. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 17 hlm. Artikel ini berisi uraian tentang seperangkat prosedur bagi pemerian bahasa dengan satuan gramatikal dasar yang dicantumkan dalam konstruksi tipe dalam bahasa Minangkabau.

MK 419.141 Sastra, Gusdi. 1991. “Leksiostatistik Atas Variasi Fonologi Bahasa Minangkabau; Agam, Tanah Datar, Kerinci: Studi Linguistik Komparatif Kontrastif” Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 25 hlm Laporan penelitian ini berisi hasil perhitungan leksikosatistik Bahasa Kerinci melalui diferensiasi antara bahasa Kerinci dengan bahasa Minangkabau dialek Agam dan Tanah Datar atas variasi bunyi, menyangkut perubahan, distribusi dan korespondensi fonemis.

125 Koleksi BPKPSB

MK 419.140 3 Sati, Dj. Dt. B. Lubuk. t.t. “Kamus Minang-Indonesia”. Stensilan. Tulisan ini berisi daftar 2029 kata Minangkabau dengan artinya. Tulisan yang disusun dalam bentuk kamus ini masih dalam bentuk stensilan.

MK4X1.4 Roesli. 1967. Peladjaran Bahasa Minangkabau. Jakarta : Bhratara. 74 hlm. Buku ini berisi uraian tentang tatabahasa Minangkabau dengan contoh-contoh bahasa yang digunakan dalam syair lagu-lagu Minangkabau, seperti Ayam den Lapeh, Tak Tontong dan lain-lain.

MK 419.14 Ramadhani. 2006. Ikhwal Ketaktunggalan dalam Bahasa Minangkabau. Padang : Andalas University Press. Buku ini menguraikan tentang ketaktunggalan dalam bahasa Minangkabau yang direalisasikan pada tataran kata, frasa dan klausa. Buku ini menjelaskan bentuk-bentuk ketaktunggalan dengan makna gramatikal pada tataran kata, frasa, dan klausa serta satuan- satuan lingual sebagai pemarkah ketaktunggalan.

MK 415.095 981 3 Arfinal. 1999. “Morfologi Bahasa Minangkabau”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 17 hlm. Makalah ini menguraikan persoalan morfologi bahasa Minangkabau umum dengan membataskan pada morfem, klasifikasi kata, proses morfologis, dan morfofonemik.

MK 4X1.4 Kasih, Media Sandra. 1990. “Kata Majemuk Berantonim.” Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 24 hlm. Laporan penelitian ini merupakan hasil inventarisasi dan deskripsi kata majemuk bahasa Minangkabau yang konstituennya berantonim. Di samping itu, tulisan ini juga menjelaskan makna yang ditimbulkan oleh peristiwa morfologis.

126 BAHASA

MK 4X0.940 7 Manan, Umar dkk. 1983. “Struktur Bahasa Muko-muko”. Laporan Penelitian. Padang : Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatra Barat Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. vi + 64 hlm Laporan penelitian ini berisi deskripsi struktur bahasa Muko-muko yang mencakup komponen-komponen fonologi, morfologi dan sintaksis. Adapun yang dijadikan sampel dan populasi penelitian adalah penutur asli yang berada dalam daerah Kecamatan Muko- muko Utara dan sebagian Kecamatan Muko-muko Selatan bagian Utara.

MK 419.959 813I Syafyahya, Leni. 2001. “Interferensi Morfologi Bahasa Minangkabau terhadap Bahasa Indonesia: Daerah Bandung”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. vi + 41 hlm. Minangkabau terhadap bahasa Indonesia. Uraiannya terkait dengan bagaimana bentuk- bentuk dan jenis interferensi tersebut serta dalam situasi apa interferensi itu dapat terjadi.

MK 417.959 813 Arifin, Syamsir. 1981. Kata Tugas Bahasa Minangkabau. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. xvi + 114 hlm. Buku ini menguraikan tentang ciri kata tugas, bentuk kata tugas, fungsi kata tugas, distribusi kata tugas dalam bahasa Minangkabau. Adapun data yang dianalisis berasal dari penutur bahasa Minangkabau dari daerah Bukittinggi, Payakumbuh, Batusangkar, Pariaman, dan Painan.

MK 4X1.4 Anwar, Khaidir. 1989. Ungkapan Bahasa Minang; Minangkabau Expressions. Padang : Yayasan Pengkajian Kebudayaan Minangkabau. vi + 40 hlm. Buku ini berisi macam-macam ungkapan Minangkabau yang disusun berdasarkan abjad serta diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

MK 419.14 Rahman, Abd. 1996. Kiat Belajar Logat Minangkabau. Bukittinggi : CV. Pustaka Indonesia. v + 138 hlm. Buku ini berisi tentang kiat belajar bahasa Minangkabau yang terdiri dari beberapa bentuk

127 Koleksi BPKPSB

kata ganti, bunyi suku kata dan pemakaian imbuhan, awalan, bentuk dan bunyi suku kata terakhir, pemakaian imbuhan an dan i dan ciri-ciri khas logat Minang. Selain itu, di dalam buku ini juga disajikan beberapa daftar kosa kata dalam bahasa Minangkabau.

MK 4x1.4 Zainil dkk. 1986. Sistem Pemajemukan Bahasa Minangkabau. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. xvi + 109 hlm. Buku ini berisi uraian tentang batasan kata majemuk, bentuk-bentuk kata majemuk, fungsi kata majemuk, morfofonemik kata majemuk, arti kata majemuk dalam bahasa Minangkabau.

MK 419.14 Fadlillah dkk (Editor). 2004. Dinamika; Bahasa, Filologi, Sastra dan Budaya; Kenang-kenangan untuk Prof. Dr. Amir Hakim Usman. Padang : Andalas University Press. xii + 190 hlm. Buku ini merupakan bungai rampai yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama beberapa tulisan dalam bidang bahasa, kedua tentang filologi, dan ketiga tentang sastra. Sebagian besar tema tulisan dalam buku ini tentang keminangkabauan.

MK 4X1.41 Reniwati. 1990. “Korespondensi Bunyi Bahasa Dialek Negeri Sembilan dan Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 19 hlm. Laporan penelitian ini berisi perbandingan 550 fonem kata dialek Negeri Sembilan dengan bahasa Minangkabau.

MK 4X1.4 Lindawati. 1990. “Istilah Kekerabatan dan Kata Sapaan Bahasa Minang: Suatu Perbandingan”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 54 hlm. Laporan penelitian ini menguraiakan variasi istilah kekerabatan dan kata sapaan bahasa Minang serta pengertian dari beberapa istilah kekerabatan bentuk dasar.

MK 4X1.44 Wahyuni, Sri. 1999. “Sistim Sapaan Bahasa Minangkabau Dialek Tanah Datar: Nagari Rao-rao dan Salimpaung”. Laporan Penelitian. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas.

128 BAHASA

12 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi kata sapaan dalam dialek Tanah Datar, khususnya di kanagarian Rao-rao dan Salimpaung.

MK 419.14 Moussay, Gerard. 1998. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia. 372 hlm. Buku ini menguraikan seluk beluk tata bahasa Minangkabau yang terkait dengan fonologi, satuan bermakna, tata kalimat, frase nominal, frase verbal modifikator dalam bahasa Minangkabau.

MK 4X1.4 Datuk, Z. Dt., Majo. 1991. “Aspek Referensi Bahasa Minangkabau: Suatu Analisis Wacana”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. ii + 25 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi unsur-unsur referensi kohesif membentuk teks dalam bahasa Minangkabau, identifikasi unsur-unsur referensinya dan paparan bagaimana unsur- unsur itu mengacu, ke arah mana mengacu serta hubungan yang dibentuk unsur-unsur itu dapat mengungkapkan perbedaan antara teks dan nonteks.

MK 4X1.415 2 Revita, Ike. 2002. “Tindak Tutur dalam Bahasa Minangkabau; Sebuah Kajian dari Aspek Sosial Budaya”. Artikel Penelitian. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas. iii + 19 hlm. Artikel ini menjelaskan pemakaian tindak tutur dalam bahasa Minangkabau dikaitkan dengan aspek sosial budaya masyarakatnya, tipe tindak tutur yang dapat menyampaikan pesan secara efektif dalam bahasa Minangkabau dan pergeseran pemakaian tindak tutur dalam masyarakat Minangkabau dilihat dari aspek sosial budaya.

MK 419.145 Yades, Efri. 2005. “Jenis Kalimat Bahasa Minangkabau yang Digunakan dalam Kaba Berdasarkan Jumlah Klausa”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini berisi penjelasan tentang jenis kalimat yang terdapat dalam kaba berdasarkan jumlah klausa dan kalimat.

129 Koleksi BPKPSB

MK 419.142 959 813 Marnita, Rina. 1997. “Patterns of Use of Classifiers in Contemporary Minangkabau”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 33 hlm. Makalah ini membahas pemarkah yang digunakan dalam bahasa Minangkabau.

MK 4X1.4 Nadra. 1992. “Geografi Dialek Bahasa Minangkabau di Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. V + 79 hlm. Laporan penelitian ini memerikan variasi dialektal pemakaian unsur linguistik dalam bidang leksikon (kosa kata) yang terdapat dalam bahasa Minangkabau di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. Tulisan ini juga memperlihatkan batas-batas dialek yang ada.

MK 417.959 813 4 Kasih, Media Sandra. 1991. “Sistem Fonologi Bahasa Minangkabau: Sub Dialek Sungayang”. Laporan Penelitian. Padang : Universitas Andalas. 19 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi subdialek Sungayang ditinjau secara fonologis dengan menggunakan senarai kata dasar yang disusun oleh Swadesh dan deskripsi vokal dan konsonan sub dialek Sungayang Tanah Datar.

MK 4X1.4 Ihsan, Ainul. 1991. “Analisis Tagmening Atas Komponen Fisiologis Bahasa Minang”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. 17 hlm. Laporan penelitian ini menjelaskan tentang sistem pembentukan kata dalam bahasa Minangkabau.

MK 659.959 813 Kasih, Media Sandra. 1995. “Kohesi dan Koherensi Bahasa Iklan Surat Kabar Terbitan Padang”. Makalah. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas. Makalah ini berisi deskripsi bentuk lingual yang digunakan oleh iklan sebagai wacana dan kohesi serta koherensi yang digunakan oleh wacana iklan tertulis, khususnya yang terdapat di surat kabar terbitan kota Padang.

130 BAHASA

MK 419.143 022 22 Yusdi, Muhammad. 2001. “Standard Negation in as Spoken in Bonjol”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. iv + 59 hlm. Laporan penelitian ini mendeskripsikan negasi dalam bahasa percakapan bahasa Minangkabau di daerah Bonjol, Kabupaten Pasaman.

MK 419.145 Oktavianus. 1996. “Morfosintaksis Bahasa Minangkabau Dialek Solok Suatu Tinjauan Tentang Afiks Penentu Valensi Verba. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. iii + 30 hlm. Laporan penelitian ini mendeskripsikan afiks penentu valensi verba bahasa Minangkabau dialek Solok secara umum.

MK-2010 Yades, Efri. 2004. “Ketaksaan Makna dalam Bahasa Minangkabau; Penerapan Teori Relevans”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini berisi uraian tentang kata-kata yang taksa dalam bahasa Minangkabau dengan menerapkan teori relevans.

MK 419.145 Aslinda. 1993. “Struktur Sintaksis Adverbia Bahasa Minangkabau”. Artikel Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. Artikel ini menguraikan tentang letak struktur adverbia dalam bahasa Minangkabau.

MK 419.147 959 813 2 Reniwati. 1998. “Pemetaan Isolek Bahasa Minangkabau di Kabupaten Liam Puluh Kota dan Kotamadya Payakumbuh”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. IX + 68 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi variasi fonem, pemetaan distribusi variasi fonem penelusuran dan deskripsi unsur-unsur isolek bahasa Minangkabau di daerah Kabupaten Liam Puluh Kota dan Kotamadya Payakumbuh.

131 Koleksi BPKPSB

MK 419.142 Efriyades. 1995. “Analisis Semantik dan Pragmatik dalam Ketaksamaan Ujaran Bahasa Minangkabau.” Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 19 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi makna ujaran yang taksa dalam bahasa Minangkabau dengan melihat kenyataan yang ada dalam ujaran bahasa Minangkabau serta analisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif.

MK 419.14 Ramadhani. 1995. “Ketaktunggalan pada Tataran Kata dalam Bahasa Minangkabau (Bagian II)”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Laporan penelitian ini berisi uraian realisasi ketaktunggalan pada tataran frasa dengan hubungan gramatikal dalam bahasa Minangkabau.

MK 419.145 Marnita, Rina. T.t. “Minangkabau Numerals Classifiers”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 57 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi dan klasifikasi pembilangan dalam bahasa Minangkabau.

MK 419.147 Nadra. 1994. “Perbandingan Tiga Isolek Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Laporan penelitian ini menjelaskan perbedaan yang terdapat dalam tiga isolek bahasa Minangkabau yang dipakai pada tiga titik pengamatan, yakni Nagari Tarung-tarung, Nagari Balai Gurah, dan Nagari Tapan.

MK 419.141 82 Yudi, Muhammad. 2001. “Pengisi Peran dalam Bahasa Minangkabau”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini berisi penjelasan peran instrumental yang inti dan luar inti dalam bahasa Minangkabau.

MK 410.959 8131 Noviatri & Aslinda. 1990 “Campur Kode di Kecamatan Rao; Suatu Tinjauan Sosiolinguistik”. Laporan

132 BAHASA

Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. iv +34 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi campur kode yang ada di Kecamatan Rao. Di samping itu juga berisi penjelasan tentang sejauh mana percampuran kode itu menggeser kedudukan dan fungsi bahasa Minangkabau di Kecamatan Rao.

MK 4X1.4 Oktavianus. 1997 “Pengelompokkan Bahasa-bahasa Minangkabau, Kerinci, Sakai, Madura, dan Bali”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini berisi deskripsi 100 kata daftar Swadesh tentang pengelompokkan bahasa Minangkabau, Kerinci, Sakai, Madura dan Bahasa Bali.

MK 412 Kasih, Media Sandra. 1991. “Medan Leksikal dan Perubahan Makna Leksikal dalam Bahasa Indonesia”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Laporan penelitian ini berisi analisis makna leksikal dan perubahannya dengan memperkenalkan medan leksikal dan perubahannya dengan memperkenalkan medan leksikal kata-kata tersebut terlebih dahulu.

MK 4X5.959 813 Ramadian.1995. Adverbia Penanda Modalitas Bahasa Minangkabau. Padang : Angkasa Raya. 85 hlm. Buku ini mendeskripsikan adverbia penanda modalitas bahasa Minangkabau melalui sumber-sumber tertulis. Adapun sumber tertulis yang digunakan adalah “Tambo dan Silsilah Adat Alam Minangkabau”, “Dasar Falsafah Adat Minangkabau”, “la Langue Minangkabau”, “Pidato Adat Pasambahan Adat Minangkabau”, dan “Pasambahan Pidato Adat Minangkabau”.

MK 419.145 Yades, Efri. 2002. “Konstruksi Subordinatif dalam Bahasa Minangkabau Suatu Kajian Sintaksis dan Semantis”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Laporan penelitian ini berisi deskripsi konstruksi subordinatif bahasa Minangkabau ditinjau dari ciri sintaksis dan semantis.

133 Koleksi BPKPSB

MK 419.141 Ihsan, Ainul dkk. 1991 “Tautan Antara Representasi Bentuk Dasar dengan Realisasifonetis Bahasa Minangkabau; Sebuah Tinjauan Pendekatan Fonologi Generatif”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Laporan penelitian ini mendeskripsikan masalah fonologi generatif representasi fonemis Bahasa Minangkabau dan bentuk-bentuk realisasi fonetis Bahasa Minangkabau untuk setiap fonem.

MK 419.14 Maksan, Marjusman dkk. 1981. “Geografi Dialek Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Padang. ix + 180 hlm Laporan penelitian ini memaparkan geografi dialek bahasa Minangkabau pada daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Penjelasan dalam laporan ini dimulai dengan pemaparan unsur- unsur linguistik dan pemetaan pemakaian variasi bahasa Minangkabau di Pesisir Selatan.

MK 1778 Saifullah. 2005. “Pengalaman Mengajarkan Tulisan Jawi di Minangkabau”. Makalah pada Seminar Antarabangsa Tulisan Jawi (Satuja) Sempena Ulang Tahun ke-20 Universiti Brunei Darussalam tanggal 29-30 Oktober 2005. Makalah ini berisi tentang dinamika pengajaran dan pemakaian aksara Jawi di Minangkabau.

MK 419.141 Yades, Efri. 2005. “Gaya Bahasa yang Digunakan dalam Kaba”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini berisi deskripsi dan penjelasan makna gaya bahasa yang terdapat dalam kaba.

MK 419.141 Nadra. 1994. “Fonologi Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Laporan penelitian ini mendeskripsikan aspek-aspek dalam fonologi bahasa Minangkabau.

MK 419.145 Aslinda.1993. “Struktur Sintaksis Adverbia Bahasa Minangkabau”. Artikel Penelitian. Padang :

134 BAHASA

Pusat Penelitian Universitas Andalas. Artikel ini berisi deskripsi letak struktur adverbia, lingkup struktur, dan pemakaian adverbia dalam bahasa Minangkabau.

MK 155.241 914 Marnita, Rina. 1997. “General Characteristics of Minangkabau Language”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini berisi penjelasan tentang karakteristik umum dalam bahasa Minangkabau.

MK.4X1.4 Medan, Tamsin. 1986 Geografi Dialek Bahasa Minangkabau: Suatu Deskripsi dan Pemetaan Daerah Kabupaten Pasaman. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. xvii + 241 hlm. Buku ini berisi deskripsi ringkas tentang bahasa Minangkabau di daerah Kabupaten Pasaman, peta-peta unsur bahasa, pengelompokkan isoglos peta-peta.

MK 419.14 Abra, Arsal dkk. 2004 Bahasa Minang Populer; Minang Taseba. Depok : Gema Pesona. 289 hlm. Buku ini berisi uraian tentang hubungan bahasa Minangkabau dengan bahasa Indonesia, perbandingan kosa kata dalam bahasa Minangkabau dengan bahasa Indonesia, pemahaman kelas kata dalam bahasa Minangkabau, imbuhan dan pembentukan kalimat dalam bahasa Minangkabau.

MK 419.14 Usman, H. Abdul Kadir. 2002. Kamus Umum Bahasa Minangkabau-Indonesia. Padang : Anggrek Media. 571 hlm. Buku ini berisi daftar kata dalam bahasa Minangkabau dan artinya dalam bahasa Minangkabau.

MK.04-431 Saydam, Gouzali. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Minang (Minang-Indonesia) Bagian Pertama. Padang : Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM) Sumatera Barat. Buku ini berisi daftar kata dalam bahasa Minangkabau dan artinya dalam bahasa Minangkabau.

135 Koleksi BPKPSB

MK 417.959 813 Nadra. 1995. “Inovasi Leksikal Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 55 hlm. Laporan penelitian ini berisi inovasi leksikal bahasa Minangkabau dengan pengamatan di berbagai wilayah Minangkabau.

MK 306.440 959 813 Kasih, Media Sandra dkk. 1994. “Register Anak Muda Bahasa Minangkabau: Tinjauan Sosiolinguistik”. Laporan Penelitian. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas. iv +31 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi tentang register yang terdapat dalam kelompok anak Muda Minangkabau serta tujuan penggunaan register tersebut.

MK 419.145 959 813 Nadra & Reniwati. 1990. “Idiom Bahasa Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. ii+ 33 hlm. Laporan penelitian ini berisi deskripsi dan analisis makna serta situasi pemakaian idiom bahasa Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari.

MK 4X1.3 Majolelo, Yunus St. 1983. Kamus Kecil Bahasa Minangkabau; Disertai dengan Uraian tentang Bahasa Minang. Jakarta : Mutiara. Buku ini berisi daftar kata dalam bahasa Minangkabau dan artinya dalam bahasa Minangkabau.

MK 810.959 813 Sulaiman, Syafruddin. 1989. “Peranan Peribahasa di Minangkabau Sebuah Hipotesis”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini berisi tentang penjelasan singkat tentang peranan peribahasa dalam sosial- budaya masyarakat Minangkabau.

136 BAHASA

974/MK-2010 Ramadian. 1995. Adverbia Penanda Modalitas Bahasa Minangkabau. Padang: Angkasa Raya Padang. 87 Hlm. Buku ini merupakan hasil penelitian yang menyelidiki Adverbia Penanda Modalitas (APM) yang terdapat dalam bahasa Minangakbau. Dimana ditemukan 16 Adverbia Penanda Modalitas. 10 macam dari 16 tersebut merupakan penanda asli.

137

SASTRA

SASTRA

707 / MK-2010 Panitia pelaksana KPSP. 2002. Bung Hatta Dalam Puisi. Padang : Komunitas Pegiat Sastra Padang. xxviii + 112 Hlm. Buku ini berisi tentang kumpulan puisi-puisi tentang Bung Hatta dari berbagai pengarang.

712 / MK- 2010 Damhoeri. 1985. Badai Pagi Hari. Bukittinggi : Pustaka Indonesia. 64 Hlm. Novel ini menceritakan seorang tokoh yang bernama Romli yang akan menyelundupkan barang telarang ke Jakarta. Namun usaha itu dapat digagalkan oleh Ujang yang bekerja sama dengan polisi. Usaha mereka untuk menangkap Romli dikisahkan dengan gaya dan penyampaiannya yang khas.

1176 / MK-2010 Sulaiman, Syafruddin. 1986. ”Memahami Roman Bako”. Padang : Fakultas Sastra Unand. 62 Hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang analisis dengan mengunakan metode intrinsik terhadap roman Bako.

1153 / MK-2010 Sulaiman, Syafruddin. 1989. “Profil Manusia Minangkabau dalam Novel Bako”. Padang: Fakultas Sastra Unand. 23 Hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang analisis perwatakan terhadap novel Bako.

2829 / Br - 06 Navis, anas.2004. Syair Perang Kamang. Padang: Ppim. 28 Hlm. Buku ini berisi syair Perang Kamang yang berisi tentang perlawanan rakyat Kamang terhadap pemerintah Belanda.

141 Koleksi BPKPSB

716 / MK- 2010 Saria, Rusli, Marzuki. 2000. Menolong Dalam Renungan. Jakarta : Pustaka Firdaus. xvi + 439 Hlm. Buku ini berisi kumpulan dari berbagai sajak Rusli Marzuki Saria.

MK 808.81 Saria, Rusli Marzuki. 1998 Parewa; Sajak dalam Lima Kumpulan (1960-1992). Jakarta : Grasindo. 220 hlm. ISBN 979-669-327-5 Buku ini adalah kumpulan sajak yang ditulis oleh sastrawan asal Minangkabau, yakni Rusli Marzuki Saria.

324.7 Isra, Saldi. 2004 Kampanye dengan Uang Haram. Padang : Citra Budaya Indonesia. 143 hlm. ISBN 979-3458-04-6 Buku ini berisi kumpulan tulisan yang terkait dengan politik dan demokrasi di Indonesia umumnya dan Sumatera Barat khususnya.

MK.796.8 Sayuti, Azunar. 1978. ”Perkembangan Seni Bela Diri Tradisional di Sumatera Barat”. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah. ii+52 Hlm.,1252/MK-2010 Penelitian ini merupakan uraian tentang perkembangan pencak silat yang bervariasi di masing-masing daerah Sumatra Barat.

1137/MK-2010 Usman, Ibenzami. 1981. ”Seni Ukir Tradisional Minangkabau dalam Konteks Adat Istiadat”. Padang: Universitas Andalas dengan IKIP padang. 14 Hlm. Penelitian berisi uraian tentang seni ukir Minangkabau yang pada mulanya merupakan cermin dari kegemaran manusia untuk behias dan menghias.

142 SASTRA

MK.709.959.813 Sukmawati, Noni. t.t. ”Randai dan Peranannya dalam Perkembangan Kesenian di Sumatera Barat”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 6 Hlm. Penelitan ini menguraikan randai yang dipengaruhi oleh masuknya kesenian teater moderen, yang banyak mempengaruhi struktur kesenian randai.

633/MK-2010 Bustaman, Syofyani. 1981. ”Seni Tari”. Padang: Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi (Pat) IKIP Padang. 16 Hlm. Penelitian ini menguraikan tari sebagai salah satu salah satu cabang kesenian, ekspresi dilahirkan melalui gerak yang ritmis dengan mengandalkan tubuh sebagai alat yang utama.

MK.747.291.598.13 Basri,hasan. 1979. ”Pelaminan Minangkabau”. Padang: SMSR Padang. 50 Hlm. Penelitian ini berisi penjelasan tentang pelaminan Minangkabau mencakup kain bakabek, sebeng, kalambu,kain balapiah, banta kaciak, banta bulek, banta gadang, kasua kayu, peti,ombak-ombak, lidah-lidah, tabia, dindiang, tabia langik-langik, ankin-ankin, rambai- rambai, dulang tinggi, tuduang saji, dalamak, carano.

576/MK-2010 Anonim. 1979. ”Arsitektur Tradisional Minangkabau Rumah Gadang”. Jakarta: Proyek Sasana Budaya Jakarta. 67 Hlm. Penelitian ini menjelaskan tentang arsitektur tradisional Minangkabau pada rumah gadang yang dipercayakan sebagai salah satu arsitektur yang paling dominan di Minangkabau.

628/MK-2010 Azwar, Nasrul. 2003. Menyulam Visi. Padang: Dewan Kesenian Sumatera Barat. xiv+511 Hlm. Buku ini mendokumentasikan peristiwa budaya, kesenian dan pemikiran dalam rentang sebuah periode kepengurusan dewan kesenian Sumatera Barat.

143 Koleksi BPKPSB

621/MK-2010 Anonim. 1976. Kumpulan Lagu-Lagu Daaerah Sumatera Barat (Minang). Padang: 25 Hlm. Buku ini merupakan kumpulan lagu-lagu daerah Sumatera Barat baik yang tradisional maupun yang modern yang diciptakan oleh para seniman daerah Minangkabau.

626/MK-2010 Anonim. 1991. Pekan Budaya Minangkabau dan Pameran Pembangunan VII Sumatera Barat. Bukittinggi: ... vii+56 Hlm. Buku adalah laporan pekan budaya Minangkabau dan pameran pembangunan VII Sumatera Barat.

622/MK-2010 Djamal, Emral. 1997. Layang-layang Darek. Padang: Dewan Kesenian Sumatera Barat. 46 Hlm. Buku ini adalah kumpulan puisi karya Emral Djamal.

MK.819.14 Sukmawati, Noni. 1994. ”Tupai Janjang”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 20 Hlm. Penelitian ini berisi deskripsi kesenian Tupai Janjang yang diangkat dari sebuah kaba klasik Minangkabau yang berkaitan dengan tradisi dan sistem nilai yang ada dalam lingkungan masyarakat Minangkabau.

684/MK-2010 Yusrizal, dkk. 1997. ”Konteks Sosial Kesenian Gamat”. Padang: Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 25 Hlm. Laporan penelitian berisi uraian tentang konteks sosial kesenian gamat yaitu sejenis lagu yang dinyanyikan oleh dua atau empat orang penyanyi dengan iringan seperangkat alat musik yang didomonasi oleh akordeon dan biola, dengan irama mengisyaratkan tarian, joged.

144 SASTRA

098/MK-2010 Couto, Nasbahry. 2008. Budaya Visual Kesenian Tradisi Minangkabau. Padang: UNP Press Padang. X +248 Hlm.,ISBN 978-979-8587-37-5 Buku ini berisi informasi budaya visual Minangkabau yang berangkat dari kode-kode visual yang berbentuk atap gonjong atau merek rumah makan, toko yang digonjongkan.

MK.790.028 Thaha, Agusman. 1986. ”Peralatan Hiburan Dan Kesenian Tradisional Minangkabau”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat. vi+312 Hlm. Penelitian ini berisi gambaran tentang peralatan hiburan dan kesenian tradisional Minangkabau serta daya kreatif penduduk Sumatera Barat untuk mengolah alam serta kesanggupan untuk menyerap apa yang datang dari luar untuk memenuhi kebutuhannya akan alat hiburan dan kesenian yang cukup besar.

MK.722.095.981.3 Syafwandi. 1993. ”Arsitektur Tradisional Sumatera Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat. 57 Hlm. Penelitian tentang arsitektur tradisional Sumatera Barat yang mencakup sejarah, gaya arsitektur serta teknik, maupun tata letak bangunan tradisional Sumatera Barat.

671/MK-2010 Martamin, Mardjani. 1976. ”Ukiran Rumah Adat Minangkabau dan Artinya”. Padang: Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial IKIP. 54 Hlm. Tulisan ini berisi penjelasan arti ukiran-ukiran yang terdapat pada rumah adat Minangkabau.

666/MK-2010 Dhavida, Usria. 2004. Naskah Pembuatan CD Ukiran Minang. Padang: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Museum Adityawarman. 48 Hlm. Buku ini adalah naskah panduan untuk pembuatan CD ukiran Minang yang diangkat dari tiga wujud yakni : wujud idea, wujud kelakuan, wujud fisik yang bertujuan untuk pelestarian warisan budaya bangsa.

145 Koleksi BPKPSB

596/MK-2010 Anonim. 1977. ”Pokok-Pokok Kesimpulan Seni Ukir di Sumatera Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat. 60 Hlm. Penelitin ini tentang seni ukir di Sumatera Barat bertali-tali dengan seni ornamen dan seni hias dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

604/MK-2010 Budiman, Sexri. t.t. ”Cara Membuat Bansi yang Tradisi dan Diatonis”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat. 16 Hlm. Tulisan ini membahas cara membuat bansi tradisi yang terbuat dari bambu yang telah menjadi bagian dari alat musik moderen.

606/MK-2010 Esten, Mursal. 1980. ”Randai dan Beberapa Permasalahannya”. Padang: Kerjasama Unversitas Andalas dengan IKIP Padang. 10 Hlm. Laporan penelitian ini memaparkan tentang randai sebagai salah satu bentuk kesenian tadisional Minangkabau yang penting, digemari dan sampai sekarang memiliki pendukung yang sangat kuat.

607/MK-2010 Ermayanti. Tt. ”Rebab Pesisir”. Padang: Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Andalas Padang. 12 Hlm. Penelitian tentang Rabab Pesisir yang merupakan salah satu kesenian tradisional Minangkabau yang melibatkan pendendang dan kelompok khalayak tertentu.

594/MK-2010 Hasanuddin. 1995. “Permainan Anak Nagari Minangkabau”. Padang: DP&K Wilayah Sumbar. 15 Hlm. Makalah ini berisikan tentang pencak silat, tarian tradisional, randai, tabuik, karawitan dan sepak rago.

146 SASTRA

595/MK-2010 Herwandi, dkk. 1996. ”Materi dan Fungsi Rumah Gadang: Suatu Kajian dari Pendekatan Model Multi Sistem”. Padang: Fakultas Sastra Unand. 15 Hlm. Makalah ini berisikan tentang pendektan multisistem sebagai salah satu pendekatan ekologi manusia, rumah gadang Minangkabau adalah produk kebudayaan Minangkabau.

MK.745.959.813. Adilla, Ivan. 1989. “Pantun dalam Kesenian Rakyat Minangkabau”. Padang: Fakultas Sastra Unand. 16 Hlm. Laporan penelitian ini menjelaskan kedudukan pantun dalam kesenian rakyat Minangkabau.

601/MK-2010 Fauzan. 2004. Keterampilan Minangkabau. Jakarta: Bumi Aksara. viii+35 Hlm. Buku ini berisi keterampilan Minangkabau yang membahas tentang masakan khas Minangkabau, buah-buahan hasil daerah Minangkabau untuk pembelajaran kelas 4 SD.

600/MK-2010 Wasana. 1992. ”Struktur Lagu Minang Moderen”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. ii+35 Hlm. Penelitian ini merupakan kajian stuktur lagu Minang yang diangkat dari unsur lirik,yang dikumpulkan dan disusun kemudian dianalisis dan disertai unsur-unsur lain.

611/MK-2010 Anonim. 1994. ”Dulang Sebagai Alat Kesenian Tradisional di Sumatera Barat”. Padang: Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat. 24 Hlm. Penelitian ini memaparkan tentang dulang, yakni salah satu alat kesenian dari bahan logam sebagai alat kesenian tradisional yang dinamakan salawat dulang.

147 Koleksi BPKPSB

585/MK-2010 Anonim. 1982. Tenun Tradisional Minangkabau. Padang: Proyek Pengenbangan Pemuseuman Sumatera Barat. vi+26 Hlm. Buku ini membahas tenun tradisional dalam segi pengerjaan dan pembuatannya yang memakai alat-alat yang sangat sederhana sekali seperti tumbuhan gambir dan belerang.

634/MK-2010 Samah, Arby. 1979. ”Pengaruh Perkembangan Teknologi Terhadap Pembinaan dan Pengembangan Kesenian”. Padang: Proyek Pusat Pengembangan Kebudayaan Sumatera Barat. 6 Hlm. Makalah ini membahas kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan penghidupan yang lebih baik terutama meningkatkan nilai seni dalam kehudupan masyarakat.

635/MK-2010 Tumbidjo. 1980. ”Masalah Bahan Alat Teknik dalam Seni Rupa”. Padang: SMSR.Padang. 68 Hlm. Laporan penelitian ini membahas bahan alat teknik yang dipakai dalam seni rupa.

574/MK-2010 Nursyirwan. 1982. Ragam Hias Minangkabau. Padang: Proyek Pengembangan Permuseuman Sumatera Barat. 32 Hlm. Buku ini menjelaskan tentang ragam hias songket Minangkabau yang diberi benang emas, perak, atau benang bewarna lainnya waktu penenunan.

581/m-03 Djamin,`Nasjah. 1963. Hilanglah Anak Si Anak Hilang. Jakarta: N.V Nusantara Bukittinggi Jakarta 129 Hlm., Novel ini berawal dari sebuah telaah naskah dilahirkan tahun 1924 di kota Perbaungan,

375/prok-03 Adilla, Ivan dkk. 1991. ”Kisah Pendurhakaan dalam Cerita Rakyat Minangkabau”. Padang: Lembaga

148 SASTRA

Penelitian Universitas Andalas. 34 Hlm. Penelitian ini mencakup isi pantun dalam pertunjukan bagurau, latar belakang sosiologis pemaian dan pegurau, yang diasumsikan akan berpengaruh kepada pantun-pantun yang dimainkan.

430/prok-03 Armini. 1990. Folklor Lisan Minangkabau. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. 52 Hlm. Penelitian ini membicarakan teka-teki yang hidup di Minangkabau yang disebut dengan takok-taki oleh orang Minangkabau.

2180/m-07 Anwar, Khairil. 1999. ”Pemetaan Sastra Lisan Miangkabau Di Kab. Agam, Tanah Datar, dan Sawah Lunto Sijunjuang”. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan. 90 Hlm. Penelitian ini membahas masalah dari sistem ekonomi yang makin berorientasi kapital dan masalah kesenian.

063/MK-2010 Navis, A.A. 1994. Cerita Rakyat dari Sumatra Barat. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 48 Hlm. Cerita ini menyampaikan kisah-kisah riwayat nama Minangkabau, Cidur Mato, Rambun Pamenan, Anggun Nan Tongga, Sabai Nan Aluih, Umbut Mudo, Gadis Basanai, Malin Kundang.

062/MK-2010 Nazir, Tengkoe. 1974. Pak Pandir. Pekan baru: 135 Hlm. Buku ini dikutip dari kumpulan cerita lama dengan bermacam-macam corak sejarah, roman, dongeng, dan ada hikayat.

005/MK-2010 Sjamsuddin. Tt. Talipuak Lajua. Bukittinggi: CV Indah Bukittinggi. 40 Hlm.

149 Koleksi BPKPSB

Talipuak Lajua adalah salah satu roman klasik Minangkabau yang bercerita dengan pepatah petitih Minangkabau.

008/MK-2010 Hendrik, Makmur. 1983. Girih-girih Perak 5. Padang: cv.Pena Emas. 155 Hlm. Girih-girih perak 5 adalah sebuah roman yang menceritakan tentang kejadian alam (gempa bumi).

014/MK-2010 Ibrahim, Mutafa. 2008. Tuanku Lintau, Puti Adam Dewi, Harimau Agam. Batu Sangkar : ? 78 Hlm. Tuanku Lintau. Puti Adam Dewi, Harimau Agam adalah cerita rakyat Minangkabau yang mengkaji nilai-nilai sosial budaya serta spiritual yang terkandung dalam budaya Minangkabau.

305.409.598-13 Rafilus. 1992. ”Profil Wanita dalam Novel Salah Pilih Karya Nur Sutan Iskandar”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 141 Hlm. Tesis ini membahas masalah harta warisan di Minangkabau yang diwariskan kepada kaum perempuan Minangkabau dalam novel Salah Pilih karya Nur Sutan Iskandar.

784/m-03 Tanjuang, dkk. 1976. Bunga Rampai Cerita Rakyat Minangkabau. Jakarta. Proyek Pengenbangan Media dan Kebudayaan. 59 Hlm. Buku ini membahas cerita batu menangis di sebuah kampung di pinggiran Danau Maninjau.

590/prok-03 Rosa, Silvia. 2002. “Makna Mitos Bundo Kanduang Raja Perempuan di Minangkabau: Suatu Tinjauan Semantik”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 68 Hlm. Penelitian ini membahas struktur kaba Cindua Mato dalam rangka menemukan keteraturan- keteraturan.

150 SASTRA

453/MK-2010 Idris, Samad. 1990. Payung Terkembang. Malaysia: Pustaka Budiman Kuala Lumpur. 457 Hlm. Buku ini dituliskan dengan maksud supaya rakyat kedua negara Malaysia - Indonesia dan Negeri Sembilan - Minangkabau banyak sedikit mengetahui akan salur galur sejarah kedua- dua daerah ini secara ringkas.

138/prok-03 Fadillah,dkk. 2000. ”Paradigma Politik Kebudayaan Minangkabau dalam Kaba Sebuah Pertimbangan Tradisi”. Padang: Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 11 Hlm. Artikel penelitian ini membahas fakta sistem politik dalam kaba, fakta aktifitas sosial budaya dalam sebuah pertimbangan tradisi.

1840/m-07 Adilla, Ivan. 1991. ”Kisah dari Masa Lalu Empat Lakon dari Sumatra Barat”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 14 Hlm. Penelitian tentang kisah empat lakon Sumatra Barat yang merupakan kumpulan sejarah dan tambo Minangkabau.

1109/m-03 Nafis, Anas. 1990. ”Pidato Memuji Korong Kampuang”. Jakarta: Balai Selasa. 3 Hlm. Pidato mamuji korong kampuang yang bisanya dihiasi dengan berbagai perhiasan seperti carano, dan diiringi dengan petatah peitih Minangkabau.

129/MK-2010 Alisjahbana, Sutan Takdir. 2007. Dian Yang Tak Kunjung Padam .Jakarta: Dian Rakyat. 156 Hlm. Novel ini menceritakan kisah cinta antara Molek dan Yasin yang mengatasi jurang keturunan, derajat dan kekayaan.

151 Koleksi BPKPSB

111.446/br-95 Iskandar. 1990. Hulubalang Raja. Jakarta: Balai Pustaka. 214 Hlm. Cerita hulubalang raja mengisahkan peristiwa di abad 17, yakni hubungan antara kerajaan- kerajaan Minangkabau di Sumatra Barat.

147/MK-2010 Herwandi. 2006. Rakena Mandeh Rubiah. Padang. Nailil Prantika Yokyakarta. 135 Hlm. Buku ini disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang Rakena Mandeh Rubiah dalam khasanah sejarah Minangkabau.

Ranasti, A.A. t.t. Malapetaka Bukit Tui . Padang: Gunung Bungsu. 69 Hlm. Cerita Bukit Tui adalah salah satu satelit kota Padang Panjang yang sering mengalami reruntuhan dan lonsor.

1612/m-04 Refisrul, dkk. 2004. Kaba Si Saripoedi. Padang: CV. Faura Abadi 164 Hlm., ISBN 979-9388-47-3 Kaba si Saripoedi adalah suatu kajian isi dan nilai budaya yang terlaksana dari pengkajian terhadap naskah kuno yang terdapat di Sumatra Barat.

3704/m-2008 Fitrianan,julita. 2007. Hikayat Bentuk Hitam dan Bajak Laut. Jakarta: Pusat Bahasa 89 Hlm. Hikayat ini adalah kumpulan cerita rakyat Kepulauan Riau yang menceritakan petualangan bajak laut di kampung seberang.

1286/m-05 Nafis, Anas. 2004. Syair Perang Kamang. Padang: Sarana Grafika 28 Hlm. Dalam cerita Syair Perang Kamang yang berbahasa Melayu-Minangkabau ini diceritakan tentang Perang Kamang.

152 SASTRA

437/MK-2010 Thaib, Puti Reno. 2002. Carito Niniek Reno. Padang: Institut Minangkabau. 70 Hlm. Buku ini ditulis dalam bahasa Minangkabau yang berisikan tentang sejarah dan budaya Minangkabau, baik dilihat dari sejarah tambo maupun tentang kerajaan Minangkabau.

1018/m-03 Iskandar. 1987. Pengalaman Masa Kecil. Jakarta: Balai Pustaka 182 Hlm. Cerita ini diangkat dari pengalaman seorang calon pendidik yang mengambarkan perbedaan adat isriadat.

1235/MK-2010 1.161/m-04 Syamsuddin. t.t. Kaba Puti Nilam Cayo. Bukttinggi. Pustaka Indonesia Bukittinggi. 87 Hlm. Kaba Puti Nilam Cayo ini menceritakan tentang cara turun mandi, pitanah tukang tanuang, rambun sati, ditangkok raksasa, malarikan diri, mancari rajo, naiak nobat, basuo jo adiak kanduang, manjalang bapak mande.

016/MK-2010 Hatta, Mohammad, 1966. Mengambil Pelajaran dari Masa Lampau untuk Membangun Masa Datang. Jakarta: Angkasa Bandung. 31 Hlm. Tulisan ini menjelaskan angkatan 66 dan timbulnya masa baru bagi pemuda sekarang.

024/MK-2010 Dwinanto, Djoko. 2007. Syekh Burhanuddin. Jakarta: Cakra Media. vii+63 Hlm. Buku kecil ini menceritakan tentang biografi singkat Syekh Burhanuddin Ulakan.

153 Koleksi BPKPSB

3346/m-07 Sulastri. 1995. ”Hambatan dalam Menterjemahkan Sastra Lisan Berbahasa Minangkabau ke Bahasa Indonesia”. Padang. Fakultas Sastra Universitas Andalas 48 Hlm. Penelitian ini memaparkan hambatan dalam menterjemahkan sastra lisan berbahasa Minangkabau ke bahasa Indonesia.

2570/m-07 Novianti. 1992. ”Pemahaman Terhadap Sajak-Sajak Darman Moenir”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 19 Hlm. Penelitian ini menguraikan pemahaman terhadap sajak-sajak Darman Moenir yang menggunakan unsur-unsur formal atau dari pemikiran sendiri.

455/prok-03 Sulastri. 1992. ”Kaba-Kaba Minangkabau Suatu Analisa Perbandingan Sastra”. Padang. Pusat Penelitian Universitas Andalas. 30 Hlm. Laporan penelitian ini menceritakan kumpulan kaba-kaba yang ada di Minangkabau seperti: Rantak Sigadih Ranti, Rancak di Labuah, Siti Kalsum, Puti Sari Banilai, Tuanku Lareh Simawang, Rambun Pamenan, Anggun Nan Tongga, Simanjau Ari, Puti Balukih, Sabai Nan Aluih.

2473/m-07 Sulastri. 1988. ”Tradisi Bakayaik Suatu Bentuk Sastra Lisan di Pariaman”. Padang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Andalas. 32 Hlm. Penelitian ini menjelaskan struktur lirik dan irama dan kosa kata untuk diungkapkan klasik yang terdapat dalam tradisi bakayaik di Pariaman.

694/MK-2010 Aslinda. 1991. ”Beda Kepenulisan Pengarang dengan Minangkabau”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 34 Hlm. Penelitian ini bertujuan menganalisa beda kepenulisan pengarang dengan seseorang sastrawan Minangkabau.

154 SASTRA

693/MK-2010 Adilla, Ivan. 1990. ”Kisah Perang Padri dalam Drama Wisran Hadi Pembicaraan Tentang Penggunaan Fakta Historis dalam Karya Sastra”. Padang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Andalas. 48 Hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang perbandingan peristiwa sejarah dan watak tokoh sejarah dalam tiga naskah drama karya Wisran Hadi.

689/MK-2010 Kurai.1978. ”Pengantar Kesusastraan Minangkabau”. Bukittinggi: ... 102 Hlm. Laporan ini menyangkut dengan dasar-dasar filsafat adat Minangkabau serta diiringi dengan penyampaiannya dalam tambo adat Minangkabau.

686/MK-2010 Susena, Danang. 1991. ”Telaah Naskah Syair Ken Tambuhan”. Padang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Andalas. 47 Hlm. Penelitian ini menyajikan naskah syair Ken Tambuhan dalam bentuk suntingan dalam kajian filologi.

783/MK-2010 Amir, Adriyetti dkk. 2006. Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau. Padang. Andalas University Press. 207 Hlm. Buku ini berisi pemetaan sastra lisan yang ada di Minangkabau disertai dengan deskripsi jenis-jenis sastra lisan yang ada di daerah tersebut.

1817/m-07 Djamaris, Edwar. 2001. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Buku Obor. xii+305 Hlm. Buku ini menceritakan jenis-jenis sastra Minangkabau seperti puisi, mantra, pantun, talibun.

155 Koleksi BPKPSB

2616/m-07 Sulaiman, Syafruddin. 1996. ”Bukan Salah Penghulu dan Sipadang: Suatu Perbandingan Sastra”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 40 Hlm. Penelitian ini merupakan kajian sastra perbandingan serta resepsi sastra dan memberi jalan bagi pemahaman cerpen kepada pembaca.

709/MK-2010 Hasanuddin dkk. 1995. ”Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Magdalena Sebuah Analisis Intertekstualitas”. Padang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Andalas. iv+36 Hlm. Penelitian ini adalah perbandingan antara novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk dengan Magdalena dengan pendekatan intertekstualitas.

710/MK-2010 Yusriwal. 1992. ”Struktur Alur Kaba Minangkabau”. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. 22 Hlm. Penelitian bertujuan untuk mengetahui volume kaba yang ada di Minangkabau, dalam pemakaian teori strukturalisme dan sosiologi sastra.

1874/m-07 Sulastri. t.t. ”Novel ”Warisan” Karya Chairul Harun Tinjauan Sosiologi Sastra”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 25 Hlm. Penelitian ini mengupas persoalan warisan yang banyak didominasikan oleh tokoh yang punya sikap serakah, bukan serakah karena harta saja tetapi juga terhadap wanita berdasarkan novel Warisan karya Chairul Harun.

735/MK-2010 Basri, Hasan. 1974. ”Kaba Bujang Pajudi”. Padang: Fakultas Keguruan Sastra Seni IKIP. 68 Hlm. Dalam makalah ini menceritakan kaba Bujang Pajudi dalam bentuk pantun-pantun Minang yang tertuang secara imajinatif.

156 SASTRA

2608/m-07 Sulaiman, Syafruddin. 1989. ”Memahami Cerpen Sipadang”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 62 Hlm. Penelitian ini menjelaskan kepada masyarakat tentang karya sastra sebagai suatu hasil imajinasi dan mencoba mengungkapkan pesan-pesan atau amat yang ada di dalamnya, khususnya dalam cerpen Sipadang.

5354/m-08 Suryadi. 2002. Syair Sunur. Padang: Citra Budaya Indonesia. xxii+235 Hlm., ISBN 979-3458-05-4 Buku ini adalah hasil kajian terhadap Syair Sunur, seorang ulama Minangkabau pada abad ke-19 tentang pembaruan Islam dan pertahanan kaum konservatif pengikut tarekat Syattariyah di Pantai Barat Sumatra.

725/MK-2010 Nafis, Anas. 2004. Kaba Si Ali Amat. Padang: Sarana Grafika. xi+58 Hlm.,ISBN 979-3797-01-0 Kaba ini menceritakan budaya Minang telah terbentuk melalui pengalaman dan perenungan mengenai alam semesta yang disemboyankan alam takambang jadi guru.

3.079/Br-08 Iskandar, Nur St. 2006. Salah Pilih. Jakarta: Balai Pustaka. vii+262 Hlm., ISBN 979-407-178-1 Novel ini menceritakan kisah dua orang yang sama diasuh oleh seorang ibu, dan kemudian memendam perasaan (cinta) yang tidak mungkin bisa disatukan. Dan akhirnya barakhir dengan kekecewaan yang mendalam.

Djamal, Emral. 2005. Bonsu Pinang Sibaribuik. Padang: Pusat Kajian Warisan Budaya Minangkabau. 408 Hlm. Kaba Bonsu Pinang Sibaribuik adalah suatu kaba pusako Minangkabau yang disebut kaba tareh yang artinya perjalanan tahun dalam pengertian asli Minangkabau ialah “esensi”.

157 Koleksi BPKPSB

409/CB/vii-07 Ambran SN. t.t. Hikayat Gunung Padang. Padang: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Propinsi Sumatra Barat. 48 Hlm. Hikayat Gunung Padang ini menceritakan Puti Arau, Tuanku Jabus dan berakhir dengan banjir bandang.

9.359/Br-o4 Purna, Rozi Sastra. 2004. Perjalanan Sufi. Padang: Anggrek Media. 162 Hlm. Novel ini menceritakan seorang gadis muslimah yang berjilbab, ia harus tersandung oleh sebuah kebijakan yang harus membuat dia melepas jilbabnya karena orang yang dicintainya.

7.966/Br-05 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Tuanku Lareh Simawang. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 72 Hlm. Kaba Tuanku Lareh Simawang adalah salah satu kaba klasik Minangkabau yang berisi pai kumisi, pantang tatagahkan, hati paibo mambaok sansai, basimbah darah, tuah dicari hino nan buliah, sasa kudian indak paguno.

1738/m-05 Syamsudin St.Rajo Endah. 2005. Cindua Mato. Bukittinggi: Kristal Multimedia 192 Hlm. Kaba Cindua Mato adalah suatu kaba klasik Minangkabau yang pada umumnya berisi kritikan sosial terhadap realitas yang ada di sekitar pengarangnya begitu juga dengan kaba Cindua Mato.

7.902/ br-05 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Laksamana Hang Tuah. Bukittinggi: Kristal Multimedia 95 Hlm. Kaba Laksamana Hang Tuah adalah suatu kaba klasik Minangkabau yang menceritakan lima pemuda dari negeri bintang yang mengharumkan nama tanah malaka.

158 SASTRA

3958/m-07 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Angku Kapalo Sitalang. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 96 Hlm. Kaba Angku Kapalo Sitalang adalah suatu kaba klasik Minangkabau yanng menceritakan tentang seorang anak manusia yang berambisi untuk menjadi angku kapalo di nagari Sitalang.

1.376/m-05 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Magek Manandin. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 136 Hlm. Kaba Magek Manandin adalah suatu kaba klasik Minangkabau yang berisikan tentang kisah galangang puti bulan, rajo duo baleh, rajo kuaso makum magek manadin dan siburuang nuri.

7.886/br-05 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Si Gadi Ranti. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 80 Hlm. Kaba Si Gadih Ranti adalah suatu kaba klasik Minangkabau yang menceritakan malangnya nasib Gadih Ranti di yang sedang bertunangan dilamar pula oleh seorang yang berkuasa di dalam negeri yaitu Angku Kapalo.

26.304/br-06 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Tuanku Lareh Simawang. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 82 Hlm. Kaba Tuanku Lareh Simawang adalah suatu kaba klasik Minangkabau yang menceritakan lareh simawang hatinya sedang berbunga-bunga. Mata hatinya seakan tertutup atas segala nasehat dari keluarganya diapun merasa mantap untuk menikahi Siti Rawani.

3.331/br-08 Jamin, Jamilus. 1991. Alur Panitahan Adat Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 105 Hlm. Alur panitahan adat Minangkabau yakni pidato adat yang diucapkan sewaktu duduk bersama untuk musyawarah menyetujui suatu maksud. Terbagi atas panitahan jamuan makan, katurun, di pakuburan, menjanguak, timbang tando, manjapuik marapulai, maantaan marapulai.

159 Koleksi BPKPSB

3.342/Br-08 Ibrahim Dt. Sangguno Dirajo. 2003. Curaian Adat Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 211 Hlm. Curaian adat Minangkabau adalah salah satu buku yang berisikan adat istiadat Minangkabau berupa pantun, petatah petitih, dan hukum di Minangkabau.

3365/m-07 Sulaiman, Syafruddin. 1988. ”Malin Deman Jo Puti Bungsu”. Padang: Fakultas Sastra. 15 Hlm. Makalah ini berisikan bahasa sebuah lisan Minangkabau yang berjudul “malin deman jo puti bungsu” yang ditulis untuk studi penunjang mata kuliah metode penelitian sastra lisan.

3.415/br-08 Bahri, H. Syamsoel. tt. Kisah Nyata Cerita Rakyat. 117 Hlm. Buku ini adalah kisah nyata cerita rakyat Lareh Simawang jo Siti Jamilah yang diangkat dari sebuah materi, sinetron, drama, randai, dan kaba.

2296/m-07 Budiono, Agus dkk. 1992. ”Perbedaan Antara Sastra dalam Masyarakat Kotamadya Padang”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Universitas Andalas. 34 Hlm. Laporan penelitian ini berisikan perbedaan antara sastra dalam masyarakat Kotamadya Padang yang diangkat dari stuktur masyarakatnya dan kebudayan Minangkabau itu sendiri.

MK 398.205-98-13 Djamaris, Edwar. 2004. Kaba Minangkabau. Jakarta: Pusat Bahasa. xii+363 Hlm.,ISBN 979-685-413-9 Buku ini merupakan penjelasan tentang kaba, yakni sastra tradisional Minangkabau yang populer di dalam masyarakat Minangkabau.

3180/br-08 Tandiko, St.R.dkk. 2003. Sumarak Nagari. Bukittinggi: Kristal Multimedia.

160 SASTRA

163 Hlm. Buku sumarak nagari merupakan alur pasambahan dan pidato adat Minangkabau, yang dilaksanakan di setiap kegiatan anak nagari seperti acara kemalangan, tukar cincin, sunatan, pernikahan, dan lain-lain.

1754/M-04 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Sibuyuang Karuik: Bukittinggi. Kristal Multimedia. 88 Hlm. Kaba Sibuyuang Karuik menceritakan semenjak meninggalkan kampung halaman penderitaan demi penderitaan dijalani oleh Sibuyuang Karuik dengan adiknya Siti Syamsiah dengan penuh kesabaran. Sampai mereka dipisahkan oleh nasib masing-masing.

1753/M-04 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Kaba Si Umbuik Mudo. Bukittingi: Kristal Multimedia. 96 Hlm. Kaba Si Umbuik Mudo adalah salah satu kaba klasik Minangkabau yang berisi Pai Mangaji, Mandapek Malu, Pupuik Parupuak, Manjampuik Umbuik Mudo, Di Rumah Galang Banyak, dan Janjian.

3578/M-07 Syamsudin St.Rajo Endah. 2004. Siti Kalsum. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 96 Hlm. Kaba Siti Kalsum adalah suatu kaba klasik Minangkabau yang menceritakan kesetiaan Siti Kalsum menunggu kedatangan suaminya kembali dari merantau.

3199/Br-2008 Iskandar, St. Nur. 1995. Hoja Nasruddin. Jakarta: Balai Pustaka. 251 Hlm. Hoja Nasruddin adalah salah satu kisah seribu satu malam seperti Abu Nawas yang amat terkenal dan sangat digemari itu.

4598/M-07 Moenir, Darman. 1983. Bako. Jakarta: Balai Pustaka. 102 Hlm.

161 Koleksi BPKPSB

Roman Bako ini mengisahkan pemberontakan terhadap adat dalam segi-segi permasalahan yang lain.

84/B-88 Yakub, Nurdin. 1982. Sibuyuang Telong. Bukittinggi: cv. Pustaka Indonesia. 51 Hlm. Cerita berisi tentang anak-anak yang punya kelainan fisik dan mental, sehingga mereka berhasil memiliki kepercayaan kepada kebolehannya, bahwa mereka juga manusia yang berguna.

835/H-05 Anas, Navis. 2004. Hikayat Nahkoda Muda. Padang: Sarana Grafika. 68 Hlm. Buku ini meriwayatkan suka duka seorang nahkoda pedagang asal Minangkabau yang melayari hampir separuh kepulauan nusantara dan akhirnya menetap di Teluk Semangka Lampung.

977/MK-2010 Nafis, Anas. 2004. Kaba Mamak Si Hetong. Padang: PSIKM. xi+62 Hlm. ISBN: 979-97407-9-7 Buku ini menceritakan penderitaan sepasang anak manusia yang sangat miskin yaitu mamak si Hetong dan adiknya Si Rona Pinang dihina oleh Si Kasumbo Hampai yang kaya raya.

5456/m-08 Suheimi, K. 2005. Tangan Tuhan di Detik-detik Menentukan. Padang: Anggrek Media. viii+220 Hlm. ISBN:979-96734-5-3 Buku ini merupakan buku yang pantas dibaca oleh semua kalangan. Dari sudut pandang penulisnya, pembaca seakan diajak memasuki wilayah perenungan yang berangkat dari fenomena keseharian yang tampak sederhana namun bermakna.

398.209 598 13 Idris, Agustiar. 1995. Cindurmato dari Minangkabau. Jakarta: Pertja. 584 hlm., ISBN: 979-87 12-02-1 Novel ini bercerita tentang anak muda yang hidup di lingkungan istana Pagaruyung, si anak muda menjadi kepercayaan keluarga kerajaan, anak itu dipanggil dengan cindua mato. Si

162 SASTRA

pemuda mau berkorban apa saja untuk keluarga kerajaan, termasuk bertempur melawan penyamun dibukit Tambun Tulang, melawan Tiang Bungkuak dan juga menerima hukuman karena dia telah membunuh Raja Imbang Jaya.Cerita ini juga diselingi perang besar antara Pagaruyung dengan kerajaan Sungai Ngiang yang dipimpin oleh Tiang Bungkuak, yang tidak mempan oleh senjata apapun.

CB-D3 Ismail, Taufik. 1993. Tirani dan Benteng. Jakarta: Yayasan Ananda. 172 Hlm., ISBN: 979-8424-00-X Buku ini merupakan kumpulan puisi Taufik Ismail yang dirangkum ke dalam satu judul yaitu Tirani dan Benteng. Buku ini pada intinya bertemakan kecemasan, keterasingan, kesangsian, kebebasan, harapan, angan-angan, cita-cita, mimpi, dan tekad.

Naim, Sjafnir Aboe. 2004. Faqih Sagir. Padang: PPIM. ix+38 Hlm., ISBN: 979-3797-16-9 Buku ini menceritakan hikayat seorang yang bernama Faqih Sagir. Hikayat ini disadur dari tulisan arab melayu di dalam catatan sejarah melayu memberikan pemahaman baru bagi perkembangan Isalam masa lampau di Minangkabau. Dalam pengembagan ajaran Islam itu sendiri, Faqih Sagir adalah tokoh yang sangat berjasa.

398.209 598 13 Pangaduan, Sutan. 2004. Kaba Magek Manandin. Bukittnggi: CV. Kristal Multimedia. 135 hlm. Buku ini bercerita tentang seorang yang tangguh Minangkabau yang keras hati, dia bernama Magek Manandin. Dia menuntut balas atas kematian ayahnya oleh seorang raja zalim di negrinya. Akhirnya Magek Manandin berhasil membunuh raja tersebut.

Pangaduan, Sutan dkk. 1988. Kaba Si Untuang Sudah. Jakarta: DP&K Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah. 248 Hlm. Buku ini berisikan Kaba Si Untuang Sudah yang disajikan teks aslinya dalam bahasa Minangkabau dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Si Untuang dibuang sejak kecil ke dalam lurah di tengah hutan. Di dalam lurah itu ia dipelihara oleh binatang hutan. Akhir cerita Si Untuang Sudah dinobatkan menjadi raja. Ia disenangi oleh anak negeri.

163 Koleksi BPKPSB

Registrasi: 305/H-05 Nafis,Anas. 2004. Kaba Sabai Nan Aluih. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. xi+18 Hlm., ISBN: 979-3797-00-2 Buku ini menceritakan kisah Sabai Nan Aluih Putri Rajo Babandiang yang menuntut bela kematian ayahnya. Karena lamarannya ditolak ayah si Sabai, lalu Rajo Nan Panjang membunuhnya. Si Sabai membalas dendam. Mati pulalah orang yang membunuh ayahnya itu.

Registrasi:1812/M-07 Nafis, Anas. 2004. Hikayat Manjau Ari. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. xi+99 Hlm., ISBN: 979-97407-7-0 Buku ini menceritakan Si Manjau yang ketika lahir menunjukkan tanda-tanda akan menjadi orang yang ternama. Ternyata dalam waktu yang tidak terlalu lama, ia telah melebihi kepintaran gurunya. Sang guru bukannya bangga dengan kemampuan muridnya, malah memfitnahnya. Si Manjau di usir oleh orang tua dan mamaknya.

Registrasi:3618/M-07 Nafis, Anas. 2004. Kaba Si Ali Amat. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. xi+58 Hlm., ISBN: 979-3797-01-0 Buku ini menceritakan si Ali Amat seorang pengembala kerbau yang diusir ibunya. Adiknya yang bernama Puti Kasumbo ikut pula diusir, karena ia akrab dengan kakaknya. Maka bertualanglah kakak beradik itu.

Registrasi: 327/H-05 Nafis, Anas. 2004. Si Palalok. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. xi+28 Hlm. Buku ini mengisahkan seorang yang suka tidur. Karena kebiasaan buruk tersebut, ia diusir oleh istri-istrinya dan berkali-kali pula ditipu orang. Karena tidak tertahan lagi, bagai kata- kata orang tua tikus seekor penggada seratus, maka Si Palalok masuk hutan keluar hutan. Bertualanglah Si Palalok dengan penyakit pelelapnya itu.

Registrasi: 311/h-05 Nafis, Anas.2004. Sutan Manangkerang. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. xi+98 Hlm., ISBN:979-97407-6-2 Buku ini menceritakan suka duka sepasang anak manusia. Seorang bernama Sutan Kahirullah, kemudian dikenal dengan Sutan Manangkerang dan adiknya Putri Andam Dewi.

164 SASTRA

165

SEJARAH

SEJARAH

3.325/Br – 08 Tubani-at, Riwayat.2005. Erosi Moralitas di Minangkabau. Padang : Media Explorasi iv + 140 Hlm. Buku ini menceritakan berbagai tindakan moral, seperti pemerkosaan, seks di luar nikah, pergaulan bebas, dengan fakta dan data kredibel serta menjelaskan perkembangan perbuatan susila dan tindakan lain yang mengerosi moralitas orang Minangkabau.

4973/ m- 07 Asnan, Gusti. 2006. Pemerintahan Daerah Sumatera Barat dari VOC Hingga Reformasi. Yokyakarta :Citra Pustaka. x + 278 Hlm. ISBN 979-25-3698-1 Buku ini menceritakan perubahan-perubahan unit administratif yang pernah ada dan terjadi di Sumatera Barat dalam rentang waktu 3 ½ abad, tepatnya sejak zaman VOC hingga era reformasi. Buku menguraikan dengan cukup mendalam berbagai persoalan para birokrat serta eksitensi, kerja sama antara pihak eksekutif dan legistativ daerah.

01020 / Br – 05 Adli, Adrial. 1996 ”Pasang Surut Agribisnis di Sumatera Barat Masa Kolonial ( 1870- 1930 )”. Padang. Fakultas Sastra Unand. 9 Hlm. Laporan penelitian ini menceritakan masalah ekonomi pertanian yang terjadi di Sumatera Barat sejak tahun 1870-1930.

1159 / MK – 2010 Syafrizal. 1994. ”Kemerosotan Pranata Politik Lokal Minangkabau Masa Kolonial”. Padang : Fakultas Sastra Unand. iii + 40 Hlm. Laporan penelitian ini menjelaskan kemerosotan politik yang terjadi di Minangkabau.

4032 / m – 07 Zed, Mestika. 1995. Sejarah Tanah Datar. Padang. xii + 471 Hlm. Buku ini menceritakan tentang sejarah Tanah datar mulai dari dari Zaman Prakolonial sampai pada zaman Orde baru.

169 Koleksi BPKPSB

469 / MK- 2010 Zed, Mustika. 1884. ”Kolonialisme, Pendidikan, dan Munculnya Elit Minangkabau Moderen : Sumatera Barat Abad ke -19”. Jakarta: Proyek Inventasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 25 Hlm. Hasil penelitian ini menceritakan masalah kolonialisme, pendidikan, serta munculnya elit Minangkabau modern yang terjadi di Sumatera Barat abad ke-19.

566 / H – 6 Yunus,Yulizar. dkk. 2004. Pesisir Selatan dalam Dasawarsa 1995-2005 di Bawah Kepemimpinan Bupati Darizal Basir. Padang : Pemkab Pesisir Selatan dengan IAIN-IB Press. xxii + 283., ISBN 979-3045-36-1 Buku ini menceritakan kondisi objektif Pesisir Selatan awal pemerintahan Bupati Darizal Basir sampai dengan masa pemirntahan Bupati Darizal Basir. Darizal Basir mengeksplisitkan agama sebagai salah satu pilar pembagunan di samping pilar ekonomi dan pilar budaya dalam masa pemerintahanya.

397 / H- 02 Herwandi & M. Nur. 1989. ”Gaya Berpakaian Para Angku Lareh Abad 19”. Padang : Fakultas Sastra Unand. ii + 32 Hlm. Laporan penelitian ini menjelaskan tentang gaya berpakaian para Angku Lareh abad 19 yang terjadi di Minangkabau.

566 / MK – 2010 Simulie, Kamardi Rais Dt.P. 2004. Mesin Ketik Tua. Sumatera Barat : Ppim xx + 271 Hlm., ISBN : 979- 3797 – 04 -5 Buku ini menceritakan paparan budaya dan juga mengambarkan kepekaan seorang penghulu terhadap perkembangan adat Minangkabau sepanjang masa dibawah payung ajaran islam. Masalah pahlawan nasional Datuk yang legendaris dan misteriuas juga diceritakan dalam buku ini.

480 / MK- 2010 Basa, Datuak Nagari. 1966. Tambo dan Silsilah Adat Minangkabau. Payakumbuh : C.V. Eleonora. 140 Hlm. Buku ini menceritakan sejarah Minangkabau mulai dari Negeri Bertunggu sampai dengan masuknya Aditiawarman ke Minangkabau dan juga memaparkan masalah silsilah Adat.

170 SEJARAH

454 / MK- 2010 Nanitam, R.M. Dt. Tandiko. tp. Penggalian Sejarah dan Seluk Beluk Adat / Kebudayaan Minangkabau Buku ini berisi tentang sejarah dan seluk beluk Adat dan kebudayaan Minangkabau.

275 / Prak – 03 Chairiyah, Sri zul. 1996. “Pemerintahan Desa di Minangkabau Setelah Berlakunya UU No. 5 / 1979”. Padang. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. 23 Hlm. Laporan ini berisi tentang bagaimana kondisi di Minangkabau setelah berlakunya UU No. 5 /979.

2635 / M- 07 Zulqaiyyim. 1996. ”Perkembangan Sistem Pemerintahan Hindia Belanda di Padang Darat Pada Abad ke-19 dan awal abad ke-20”. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 15 Hlm. Makalah ini berisi tentang perkembangan sistem pemerintahan Hindia Belanda di Padang pada abad 19 dan awal abad 20.

5343 / M – 08 Asnan, Gusti. 2006. Demokrasi, Otonomi, dan Gerakan Daerah. Yayasan citra Budaya Indonesia xxxiii + 236 Hlm., ISBN 979- 3458- 10- 0 Buku ini berisi tentang pikiran orang Minang tentang demokrasi, otonomi, dan gerakan daerah. Tiga persoalan yang tidak terpisahkan dari sejarah Minangkabau khususnya Indonesia pada umumnya di tahun 1950-an. Apa yang dipikirkan dan perdebatkan tentang tiga persoalan yang hampir identik dengan apa yang berlaku dewasa ini yang ada banyak persamaan tentang jiwa zaman dengan latar kebudayaan tahun 1950-an.

552 / MK – 2010 Salim, Ampera dan Zulkifli. 2004. Minangkabau dalam Catatan Sejarah Yang Tercecer. Padang : Yayasan Citra Budaya Indonesia. xi + 184 Hlm., ISBN : 979 – 3458 – 03 – 8 Buku ini berisi tentang sejarah, masalah kepemimpinan, dan budaya Minangkabau.

171 Koleksi BPKPSB

1214 / MK- 2010 Sialah, E.K. 1977. Monografi Sejarah dan Budaya Daerah Sumatera Utara . Padang : PRPM Sumatera Barat. 29 Hlm. Buku ini berisi tentang monografi sejarah dan budaya Sumatera Utara.

605 / MK – 2010 Nain, Aboe Syafnir datuk Kando Marajo. Tuanku Imam Bonjol . Padang : Esa Padang. xv + 128 Hlm. ISBN 979- 3797 – 05 – 3 Buku ini berisi tentang perjalanan Tuanku Imam Bonjol dan sejarah intelektual Islam di Minangkabau pada tahun 1784-1832.

3. 633 / Bo – 08 Sabar. 2006. Kebijakan Beras Pemerintahan Belanda di Sumatera Barat Tahun 1930- 1942. Padang. Andalas University Press. xii + 166 Hlm. ISBN 979 – 1097 – 03 – 8 Buku ini berisi tentang keadaan ekonomi dan politik yang terjadi di Sumatera Barat. Sejak krisis tahun 1930-an harga pasaran produk tanaman komoditas ekspor seperti karet, kopi sedang anjlok. Saat itu produksi beras juga rendah dan tidak mencukupi untuk penduduk Sumatera Barat.

24.244 / Br – 06 Zed, Mestika. 1984. Kolonialisme, Pendidikan dan Munculnya Elit Minangkabau Moderen : Sumatera Barat Abad Ke – 19. Jakarta: Pidsn. 27 Hlm. Buku ini berisi tentang masalah kolonialisme, pendidikan, dan munculnya elit Minangkabau Moderen (Sumatera Barat) abad ke–19.

2839 / M – 07 Noer, M, dkk. 1992. ”Peninggalan Aliran Syiah di Sumatera Barat dalam Perspektif Historis”. Padang. Fakultas Sastra Universitas Andalas. i + 34 Hlm. Laporan penelitian ini berisia tentang perkembangan Islam dan sejarah perpektif peninggalan Aliran Syiah di Sumatera Barat.

172 SEJARAH

45/3 / M – 07 Zaiyardam. 1988. “Muara Faham Nasionalisme Indonesia di Minangkabau Pada Awal Abad 20”. Padang. Fakultas Sastra Universitas Andalas. ii + 58 Hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang awal Nasionalisme di Indonesia dan gejolak di Minangkabau pada awal abad 20.

3076 / M – 07 Djuir, M. 1993. “Tentara Pelajar dalam Perang Kemerdekaan Sumatera Barat 1945- 1950”. Padang. Fakultas Sastra Universitas Andalas. iii + 38 Hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang tentara pelajar dalam perang kemerdekaan yang terjadi di Sumatera Barat semenjak tahun 1945- 1950.

2195 / 5 – 07 Nur, Mhd. 1994. “Orang Minangkabau dan Gerakan Paderi”. Padang Fakultas Sastra Universitas Andalas. 24 Hlm. Buku ini berisi tentang gerakan Paderi di Minangkabau, gerakan pemurnian agama Islam, jalannya perang, serta akhirnya perang Paderi juga disampaikan dalam buku ini.

512 / Prok. 03 Syafrizal. 1994. “Kemerosotan Pranata Politik Lokal Minangkabau Masa Kolonial”. Padang. Fakultas Sastra Universitas Andalas. iii + 40 Hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang domisi Kolonialisme Belanda di Minangkabau dan juga masalah pranata politik lokal Minangkabau dan Kolonialisme. `

Wid Widjaja, I Wangsa. 1988. Mengenang Bung Hatta. Jakarta: Haji Masagung. xi + 292 Hlm. Penulis buku ini menceritakan Bung Hatta dan kehidupannya. Mulai dari Bung Hatta menjadi tokoh pergerakan sampai dengan perjalanan Bung Hatta semasa hidupnya. Warisan Bung Hatta yang terbesar dan terpenting adalah Indonesia merdeka, dan warisan lainya ialah cita-citanya dan ajaranya membangung negara adil dan makmur.

173 Koleksi BPKPSB

2076 / M – 07 Syafrizal. 1993. “Studi Sejarah dan Dialog Keilmuan”. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 10 Hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang masalah objek kajian ilmu sejarah dan dialog keilmuan.

806 / MK – 2010 Navis, A.A. 1999. Yang Berjalan Sepanjang Jalan. Jakarta. Gramedia Widiasarana x + 550 Hlm. Buku ini merupakan kumpulan tulisan A.A Navis yang berisi tentang masalah sosial budaya Minangkabau, kesusastraan, budaya dan agama, pendidikan dan generasi muda, budaya dan politik serta tokoh- tokoh yang ada di Minangkabau.

187 / MK – 2010 Sidin, Nazar. 1994. Apa Siapa? Padang : Pustaka Artaz. xi + 257 Hlm. ISBN 979 – 8833-02-3 Penulis buku ini menceritakan riwayat hidup tokoh intelektual kelahiran Minangkabau. Di antaranya Abdul Gaffar Ismail, K.H, Abdukl Gani, Drs, Abdul Hlm.im Alias Aleng, Abdul Moeis, Abdul Raoef Soehoed, ir, Abdulatif, Drs, Abdullah Kamil, H, Achmad Tahir, , Adnil Hasnan Habid, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang diceritakan dalam buku ini.

2344 / M – 2007 Adli, adrial. 1991. “Perkembangan Tarekat dan Pengaruhnya dalam Gerakan Sosial di Minangkabau ( Sumatera Barat ) dan Jawa”. Padang. Fakultas Sastra Universitas Andalas. 21 hlm. Hasil penelitian ini berisi tentang awal masuknya Islam dan perkembangannya di Indonesia. Juga perkembangan tarekat serta pengaruhnya dalam gerakan sosial yang terjadi di Minangkabau dan Jawa.

2224 / M – 2007 Abdnain, Syafnir. 1991. “Sumpah Satie di Bukit Marapalam Perpaduan Antara Adat dengan Syarak”. Padang : Fakultas Sastra Unand. 13 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang aspek penting dalam perkembangan Islam di Minangkabau serta perpaduan antara adat dan agama. Kaum adat dan kaum agama melakukan musyawarah di Bukit Marapalam untuk perpaduan antara adat dengan agama.

174 SEJARAH

3648 / M – 07 Suheimi, H.K. 2002. Jangan Biarkan Setetes Air Kembali ke Laut. Padang : Anggrek Distributor. viii + 207 hlm. Buku ini berisi tentang Islam di tengah percaturan zaman, pernik kehidupan, menguraikan kegelisahan manusia yang terbungkus dalam ’manusia, alam, masa depan’, dan juga masalah catatan perjalanan yang pernah dilakukan oleh pengarang dengan pelajaran berharga.

891 / M – 2003 Suheimi, H.K. 2002. Nurhana : Lima Puluh Pituah Hidup. Padang: Anggrek Media. viii + 207 hlm. ISBN 979- 96734-1-0 Buku ini berisi tentang optimisme dalam menerukan kehidupan dunia untuk berinvestasi dalam kehidupan akhirat kelak, sebagaimana Islam mengajarkan kepada umatnya.

2450 / M – 07 Asnan, Gusti. 1991. ”Islam dan Adat Minangkabau”. Padang. Fakultas Sastra Universitas Andalas. 23 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang perkembangan adat dan agama serta perpaduan antara adat dan agama di Minangkabau.

3706 / M – 07 Junir, Muhammad. 2003. Gelitik dari Raja Hingga Tukang Cukur. Pasaman : Mita Luhur. x + 198 hlm. Buku ini merupakan kumpulan-kumpulan tulisan penulis, seputar agama, budaya, politik, ekonomi, hukum,adat Minangkabau dan sosial kemasyarakatan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

320 / MK – 2010 Pandoe, Marthias, d. 1976. Kepingan Kehidupan Pribadi Muhammad Hatta. Departemen. P dan K propinsi Sumatera Barat. 11 hlm. Buku ini berisi tentang masalah kehidupan pribadi tentang Muhammad Hatta.

175 Koleksi BPKPSB

990 / MK – 2010 Makmur, Erman. 1986. Bunga Rampai Permuseuman dan Museum Adhityawarman. Padang. PP Sumatera Barat. xiii + 165 hlm. Buku ini berisi tentang petunjuk-petunjuk dasar dan pengertian-pengertian mengenai museum dan permuseuman. Buku ini menyinggung berbagai aspek dari museum dan permuseunan, termasuk aspek definitive, historikal dan aplikatif; perkembangan museum di dunia, di Indonesia dan di daerah ini. Juga petunjuk-petunjuk mengenai Museum Adhityawarman Sumatera Barat.

995 / MK -2010 Ginarti. 1973. Sejarah Pakaian. Jakarta 74 hlm. Dalam hasil penelitian ini berisi tentang asal- usul dari pada pakaian dan perkembanganya hingga dewasa ini dan akhirnya. Adapun pakaian yang dipaparkan bukanlah baju saja tetapi meliputi suatu yang menutup tubuh manusia, jadi termasuk topi, ranbut, kaca, topeng, dan perluasan-perluasan alainya seperti gelang, cincin, kalung, sepatu dan semua yang dipakai oleh tubuh manusia. Dan juga pakaian daerah Indonesia dan asia juga dibicarakan dalam buku ini.

1026 / MK – 2010 Gusti, Asnan, dkk. 1991. “Sejarah Transportasi : Involusi Peranan Kereta Api di Sumatera Barat”. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 28 hlm. Dalam hasil penelitian ini berisi tentang kehadiran transportasi di Sumatera Barat dari sudut perspektif ilmu sejarah, yang di dalamnya terkandung peranan serta perkembangan kereta api di Sumatera Barat.

2117 / M - 2007 Nopriyasman, dan Sabar. 1991. “Pemerintahan Nagari dan Relevansinya dengan Perjuangan Otonomi di Daerah Sumatera Barat 1956-1957”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 41 hlm. Hasil penelitian ini berisi tentang keterlibatan elit pemerintahan nagari dalam perjuanagan status dan ideologi otonomi yang telah berhasil menarik rakyat untuk berpartisipasi dalam perjuangan otonomi di Sumatera Barat.

176 SEJARAH

918 / MK – 2010 Nur, Mhd. 1993. “Dominasi Kebudayaan Pariaman di Kabupaten Agam dalam Perspetif Sejarah”. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 10 hlm. Hasil penelitian ini berisi tentang dominasi unsur- unsur kebudayaan Pariaman di Kabupaten Agam umumnya dan Tiku khususnya. Juga menekankan pada proses perkembangan kebudayaan Pariaman dan Tiku dan salah satu wujud kebudayaan Pariaman, yaitu sistem perkawinan, sistem organisasi kemasyarakatan, dan sistem keagamaan.

853 / MK – 2010 Navis, A.A. 1993. Dialektika Minangkabau dalam Kemelut Sosial dan Politik. Padang : Genta Singgalang Press. 186 hlm. Buku ini berisi tentang segi-segi masyarakat Minangkabau, serta nilai-nilai yang dapat diberikan terhadap kehidupan nasional untuk masa depan. Dalam buku ini juga dipaparkan tentang masyarakat Minangkabau dari peneliti yang berbeda. Namun, semuanya memperlihatkan masyarakat Minangkabau hampir secara keseluruhan, nilai dan pola dasar, norma dan lembaga sosialnya, dalam proses dialektika dengan segala permasalahan dan implikasinya.

2008 / M – 2007 Fathurahman. 1991. “Militer Elit Baru Masyarakat Minangkabau di Awal Kemerdekaan Republik Indonesia”. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. ii + 46 Hlm., Hasil penelitian ini berisi tentang perkembangan militer di Indonesia ( Minangkabau ) yang tak terlepas dari perubahan yang timbul di tengah masyarakat. Pemerintahan ini terjadi disebabkan kebijakan pemerintahan militer Jepang selama pendudukannya di Sumatera Barat serta perkembangan Sumatera Barat di awal kemerdekaan RI.

2229 / M – 2007 Zulqaiyyim. 1997. “Sejarah Kota Bukittinggi 1837-1942”. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 28 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang sejarah kota Bukittinggi tahun 1937- 942, pada masa itu pemerintahan Hindia- Belanda mulai menetapkan kota Bukittinggi sebagai pusat administrasi pemerintahan di daerah dataran tinggi.

177 Koleksi BPKPSB

3D95 / M – 07 Asnan, Gusti, Syafrizal. 1992. “Pajak di Sumatera Barat Awal Abad 20: Pengalaman Politik Ekonomi Belanda di Minangkabau”. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 37 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang kondisi sosial, ekonomi dan politik Minangkabau sebelum abad 20 dengan pemerintahan kolonial Belanda. Juga langkah-langkah politik yang ditempuh dan diterapkan oleh pemerintah Belanda dalam melaksanakan program pajaknya.

3638 / M – 2007 Karsyah, Lindo. 2005. Dari Gubernur M. Nasroen Sampai Zainal Bakar. Padang : Genta Singgalang Press. 278 hlm. Buku ini berisi tentang sejarah kepemimpinan sejarah masa lalu, mengungkap sejarah kepemimpinan gubernur-gubernur Sumbar yang banyak mengandung nilai-nilai sejarah kepemimpinan.

424 / MK – 2010 Mahyuddin, Suardi, dan Rahman Rustan. 2002. Hukum Adat Minangkabau dalam Sejarah Perkembangan Nagari Rao-Rao : Ranah Katitiran di Ujuang Tanduak. Jakarta: Citatama Mandiri. Buku ini berisi tentang sejarah Minangkabau, peradilan adat Datuk Parpatih Nan Sabatang, kasus-kasus adat Minangkabau, sejarah Negeri Rao-rao, sejarah pemerintahan, Islam dan pendidikan, mata pencarian, olahraga, kesehatan, kegemaran, kesenian orang Minangkabau dan bagian yang terakhir berupa serba-serbi.

00 / 66 /4/ 77 Rapani, dkk. 1967. Sejarah Bangsa Dan Tanah Airku. Bukittinggi : Rapani 69 hlm. Buku ini berisi tentang sejarah Indonesia mulai dari penjajah masuk ke Indonesia sampai Indonesia merdeka . Sengketa antara Indonesia dan Malaysia juga diceritakan dalam buku ini.

2588 / M – 2007 Sulastri, dkk. 1993. “Asal-Usul Nama-Nama Tempat di Minangkabau”. Fakultas Sastra Unand : Padang. 33 Hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang asal–usul penamaan suatu tempat (daerah) di Minangkabau.

178 SEJARAH

065 / MK – 2010 Katkova, Irina. R. dan Pramono. 2009. Sufi Saints Of Sumatra Alliya Sumatra. Academy of Culture’s Research ,Saint- Petersbung. 120 hlm. ISBN 978-5- 903931-34-7 Buku ini berisi tentang Sejarah ringkas Auliyah allah Asalihin Shekh Abdurrauf (Shekh Kuala) Pengembangan Agama Islam di Aceh yang ditulis oleh Sheikh’ Abd al – Manaf Amin al – Khatib (1922-2006).

070 / MK – 2010 Idris, Samad. A. 1990. Payung Terkembang. Kuala lumpur : Pustaka Budiman. 457 hlm. Buku ini berisi tentang sejarah antara Malaysia / Indonesia dan Negeri Sembilan / Minangkabau. Orang-orang Negeri Sembilan tentunya ingin mengetahui asal-usul negeri nenek moyangnya. Manakala orang Minangkabau mengetahui apa yang telah berlaku kepada nenek moyangnya yang telah merantau jauh sejak beratus tahun yang lalu.

015/ MK-2010 Saleh, B.A. 2007. Seri Pahlawan Nasional : Muhammad Hatta. Bandung : Citra Praya. iv + 115,. ISBN 979- 9281-64-4 Buku ini berisi tentang kisah perjalanan hidup dan perjuangan para pahlawan nasional.

914 / Prok – 2003 Kiram, Abdul. dan Kiram, Yeyen. 2002. Raja-Raja Minangkabau dalam Lintasan Sejarah. Padang : Museum Aditiyarman. 251 hlm. Buku ini berisi tentang sejarah para raja-raja yang ada di Minangkabau.

3863 / H – 2010 Mardanas, Izarwisma. 1981. Marah Rusli : Hasil karya dan Pengabdiannya.Jakarta : Proyek IDSN xii + 65 Hlm. Buku ini berisi tentang riwayat hidup Marah Rusli, pengabdian terhadap bangsa Indonesia dan karya sastra dikarang oleh Marah Rusli.

179 Koleksi BPKPSB

023 / MK – 2010 Schrieke, B.J.O. 1973. Pergolakan Agama di Sumatera Barat. Jakarta : Brahtara. 89 Hlm. Buku ini berisi tentang perselisihan kaum muda dan lawan-lawannya di Sumatera Barat. Meskipun demikian tidak luput dari perhatian alim ulama, namum di dalam kehidupan biasa orang melihat bahwa pengolaan ini dengan sangat sengitnya diarahkan kepada hal yang tidak penting.

Gusnidar,2006. Derap Langkah Perjuangan Khatib Sulaiman.Klaten,CV.Media Pustaka. ix+121 Hlm. Dalam buku ini berisi tentang Khatib Sulaiman dan berbagai peristiwa yang dilalui. Berisi bab-bab Januari Yang Kelabu, Mengenal Sang Pejuang, Padang Panjang Basis Perjuangan Khatib Sulaiman, Derap Perjuangan di Zaman Belanda, Pembuangan ke Kota Cane, Perjuangan di Zaman Jepang, Gema Proklamasi, Tersandung Seratus Rupiah Jepang, Pernik-Pernik Perjuangan Setelah Proklamasi, Subuh Beranda di Lurah Kincir, Khatib Sulaiman di Mata Kawan dan Lawan.

Tim Peneliti Sejarah dan Nilai Tradisional. 2003. Masa Revolusi di Bengkulu 1945-1950. Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional. vi + 75 Hlm. ISBN 979- 9388- 30-9 Buku ini berisi tentang inventarisasi dan rekontruksi sejarah perjuangan kemerdekaan di Bengkulu, sebuah periode bangsa Indonesia baru saja menikmati kebebasannya. Sebuah revolusi telah terjadi sekaligus menumbuhkan kesadaran baru. Tiba- tiba sekutu diboncengi NICA sebagai pemenang perang merasa berhak berkuasa kembali hingga kontak senjata tidak dapat dihindari.

25. 378 / Br – 06 Nain, Syafnir Aboe. 1990. ”Gerakan Pembaharuan di Minangkabau Abad ke-18”. Bandung : Fakultas Sastra Unpad 49 Hlm. Hasil penelitian ini berisi suatu studi naskah Fakih Saghir yang berisi tentang gerakan pembaharuan di Minangkabau abad (1784-1803), sesudah itu Tuanku Haji Miskin menyebarkan ide pembaharuan yang lebih radikal Minangkabau setelah ia menyaksikan sendiri pembaharuan wahabi yang dilakukan di mekkah pada tahun 1803.

180 SEJARAH

069 / MK – 2010 Kahim, Audrey.1979. Perjuangan Kemerdekaan. Cornell University. xiv + 353 Hlm. Dalam buku ini menceritakan perjuangan kemerdekaan Sumatera Barat dalam revolusi Nasional Indonesia ( 1945-1950 ). Peristiwa-peristiwa di Sumatera Barat dalam menegakkan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Bagaimana usaha-usaha lokal untuk menciptakan tentara nasional, tertib politik dan pemerintahan.

029 / MK- 2010 Zed, Mestika. 1986. Reaksi Minangkabau Terhadap Kolonialisme Belanda Abab XIX ( terjemahan) IKIP. Padang. v + 128 Hlm. Dalam buku ini berisi tentang reaksi orang-orang Minangkabau terhadap kehadiran kekuatan kolonial Belanda sejak pertengahan abad ke 19. Segera setelah Sumatera Barat ditaklukannya dalam tahun 1837, Belanda membutuhkan kelompok orang-orang terpelajar dari kalangan penduduk setempat untuk ditempatkan dalam birokrasi pemerintahan balanda.

410 / MK- 2010 Asnan, Gusti. 1992. ”Padang Akhir Abad XIX dan Awal Abad XX: Profil Kota Kolonial”. Padang : Fakultas Sastra Unand. 49 Hlm. Hasil penelitian ini berisi tentang gambaran Kota Padang sebelum abad XX dan setelah abad XX.

2455 / M- 2007 Syafrizal. 1991. “Proses Masuknya Islam Ke Minangkabau”. Padang : Fakultas Sastra Unand. 15 Hlm. Dalam laporan penelitian ini berisi tentang proses masuknya Islam ke Minangkabau. Adapun mulai proses perkembangan Islam di Indonesia dan Minangkabau bermula dari kontak perdagangan. Mulai dari abad 6 ketika Sumatera Barat menjadi pusat perdagangan utama di Indonesia, ketika itu Islam mulai masuk Ke Minangkabau dan berkembang dengan pesat.

181 Koleksi BPKPSB

366 / MK – 2010 Basa, B. Datuak Nagari. 1966. Tambo dan Silsilah Adat Minangkabau. Payakumbuh : Elenora. 140 Hlm. Buku ini berisi tentang sejarah Minangkabau dan silsilah adat Minangkabau secara lengkap.

632 / Prok – 03 Adli, Adrial. Tt. Tinjauan Beberapa Sumber Belanda Bagi Penulisan Sejarah Minangkabau. 18 Hlm. Hasil penelitian ini berisi tentang suatu tinjauan beberapa sumber Belanda untuk penulisan sejarah Minangkabau.

265 / MK – 2010 Ananda, M.A. Maya. 1984. Pertempuran di Situjuh Batur Sumatera Barat. Jakarta: Rosda Jayaputra. 76 Hlm. Buku ini berisi sejarah pertempuran di Situjuah Batur Sumatera Barat.

411 / MK – 2010 Adli, Adrial. 1999. “Kebudayaan Minangkabau Versus Globanisasi”. Padang : Fakultas Sastra Unand. 6 Hlm. Buku ini berisi tentang kebudayaan Minangkabau menyongsong era globanisasi 2010.

Asnan, Gusti. 2007. Pemikir Ulang Regionalisme: Sumatera Barat Tahun 1950. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. xxvi + 264 Hlm., Buku ini berisi tentang pengalaman menyeluruh Sumatera Barat sepanjang dasawarsa 1950-an. Adapun pengalaman yang dimaskud antara lain berkaitan dengan berbagai pemikiran warga daerah melihat dirinya dan posisi dirinya dalam RI yang masih muda belia, hubungan dengan pemerintah pusat dan hubungan dengan daerah bawahanya. Juga perlawanan terhadap pemerintah pusat.

182 SEJARAH

384 / MK – 2010 Amran, Rusli. 1986. Padang Riwayatmu Dulu. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. 335 Hlm. Buku ini berisi tentang pertumbuhan dan perkembangan kota padang semenjak masa dulu. Banyak mengadung literatur tentang kota Padang yang bisa dilihat oleh masyarakat sekarang.

484 / MK – 2010 Narny, Yenny. 2000. “Wilayah Pesisir, Laut, dan Ilmu Sejarah”. Padang : Fakultas Sastra Unand. 9 Hlm. Makalah ini berisi masalah pesisir dan laut di Indonesia yang telah banyak persoalan menyimpang.

3899 / M - 07 Westenenk, L.C. 1982. Karangan-Karangan Minangkabau. Padang: Museum Negeri Adityawarman. 20 Hlm. Buku ini merupakan terjemahan dari judul aslinya “Jpstellen over Minangkabau” yang berisi tentang Koemanih dan Soempoe Koedoeih, dan Rajo nan Tigo Selo.

3832 / M – 07 Meuraxa, Dada. 1974. Sejarah Kebudayaan Sumatera. tp 832 Hlm. Buku ini berisi tentang sejarah kebudayaan Sumatera yang meliputi kebudayaan aceh, Minangkabau, Riau, Melayu, Jambi, Bengkulu, Palembang dan Lampung.

1286/MK/-2010 Kunp, P.H. Van Du. 1814. ”Sumatera Barat Menurut Tractaat London”. tp 34 Hlm. Tulisan ini merupakan sebuah paper yang berisikan tentang perjalanan Dui Pny yang tak berhasil dalam bulan Mei-juni 1818 untuk mengambil alih Padang.

183 Koleksi BPKPSB

583/prok-03 Zulqaiyyim, dkk. 2000. ”Peta Sejarah Sumatera Barat (Minangkabau) 1821-1962”. Padang: Lembaga Penelitian Unand. 13 Hlm. Sebuah hasil penelitian yang berisikan tentang peta sejarah yang melukiskan peristiwa yang terjadi pada setiap episode sejarah dalam wilayah geografis Sumatera Barat (Minangkabau).

2070/M-07 Syafrizal. 1993. ”Studi Sejarah dan Dialog Keilmuan”. Padang: Fakultas Sastra Unand. 10 Hlm. Penelitian mandiri ini berisikan tentang revisi persepsi tentang objek ilmu sejarah dan revisi terhadap metode yang telah berkembang.

2641/m-07 Zulqaiyyim. 1996. ”Perkembangan Sistem Pemerintahan Hindia Belanda di Padang Darat pada Abad ke-19 dan Awal Abad ke-20”. Padang: Fakultas Sastra Unand. 15 Hlm. Penelitian ini berisikan tentang sejarah masa perang Paderi dan gejolak yang dihadapi penghulu.

2111 / M – 07 Nopriyasman., dan Sabar. 1991. ”Pemerintahan Nagari dan Relevansinya dengan Perjuangan Otonomi di daerah Sumatera Barat (1956-1957)”. Padang: Fakultas Sastra Unand. 41 Hlm. Hasil penelitian ini berisi tentang elite pemerintahan nagari dan perjuangan otonomi di daerah di Sumatera Barat.

408 / MK-2010 Mangiang, Aswar Dt. 1991. Piagam Bukik Marapalam. Padang : Fakultas Sastra Unand. 20 Hlm., Buku ini berikan tentang konflik antara kaum paderi dengan kaum adat. Konflik terbuka ini berakhir dengan suatu konsesus yang dicapai di antara pemuka adat dengan pemuka agama yang diadakan di Bukit Marapalam.

184 SEJARAH

360 / MK- 2010 Idris, Abdul Bin. 1970. Hubungan Minangkabau dengan Negeri Sembilan. Seremban : Pustaka Asas Negeri. 40 Hlm. Buku ini berisi tentang hubungan Minangkabau dengan negeri Sembilan. Adapun penyelidikanya dilihat dari asal-usul rakyat Negeri Sembilan yang datang dari Minangkabau.

256 / MK- 2010 Imran,Amrin.dkk. 2003. Paderi dalam Perang Kemerdekaan. Jakarta : Citra Pendidikan. xxxi + 333 Hlm. ISBN 979-96217-1-2 Buku ini membahas tentang perjalanan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) mengalahkan Pemerintahan Belanda dalam perang kemerdekaan.

672 / Prok – 03 Hadi, Wisran. 1990. “Silsilah Keturunan Raja Pagaruyung dan Kerabat Diraja Negeri Sembilan”. Padang: Fakultas Sastra Unand. 15 Hlm. Penelitian ini berisi tentang Silsilah Raja Pagaruyung dan Silsilah Kerabat Diraja Negeri Sembilan serta permasalahan dalam studi silsilah.

194 / MK- 2010 Noer, Deliar. Mohammad Hatta Biografi Politik. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. tp xiv + 778 Hlm., Buku ini berisi tentang perjalanan hidup Bung Hatta dengan segala sifat, watak, pemikiran, cita-cita serta gaya hidup dan perjuanggannya, termasuk pergulatan hati, hidup dan kehidupannya.

397 / MK- 2010 Nazif, Mohammad. t.t. Sumpah Indonesia Raja. Indonesia. N.V. Nusantara. 48 Hlm. Buku ini berisi tentang uraian tentang rumusan dan wujud sumpah pemuda tanggal 28 oktober 1928 untuk membentuk Indonesia yang merdeka.

185 Koleksi BPKPSB

200 / MK- 2010 Joenoes, Marak. Mr.H. Sutan Mohammad Rasjid. Jakarta : Mutiara Sumber Widya. xv + 114 Hlm. ISBN 979-9331-34-3 Buku ini berisi tentang biografi Mr. H. Sutan Mohammad Rasjid. Adapun perjalanan hidupnya mulai tahun 1946, Rasjid menjadi residen Sumatera Barat, perintis kemerdekaan, hinga menjadi Gubenur Militer Sumatera Tengah, dan juga sebagai duta besar RI di Roma serta menjadi penengah Bintang Mahaputra Adipradana.

214 / MK- 2010 Kutoyo, Sustrino. 2004. Seri Pahlawan Muhammad Yamin. Jakarta : Mutiara Sumber Widya. 330 Hlm. Buku ini berisi tentang biografi tokoh Prof. H. Muhammad Yamin SH. dalam wujud yang manusiawi (humas ; menselijk); satu dan hal lain. Mulai dari kehidupan keluarga dan pendidikannya sampai dengan akhir perjuanganya.

521 / MK-2010 Asmuni, marlely. 1984. Sariamin Ismail : Hasil Karya dan Pengabdiannya. Dpnk. 137 Hlm., Buku ini berisi tentang biografi Sariamin Ismail mulai dari pengabdiannya terhadap bangsa Indonesia serta karya-karya yang dilahirkannya.

201/ MK- 2010 Penerbit. 1983. Kenangan-kenangan 70 Tahun Buya Hamka. Jakarta : pustaka panjimas. xxviii + 537 Hlm. Buku ini berisi tentang kumpulan tulisan dari berbagai pengarang tentang Buya Hamka. Seperti tulisan Mohammad Hatta, M. Yunan Nasution, Dr. Deliar Noer, A.R. Hajat, H.B. Jassin, , Sambutan pers dan masih banyak lagi pengarang-pengarang yang menceritakan Buya Hamka dalam buku ini.

Widjaja, I. Wangsa. Mengenang Bung Hatta. Jakarta : Yayasan Masagung. xi + 292 Hlm. Buku ini berisi tentang biografi Bung Hatta mulai menjadi tokoh pergerakan, politikus dan negarawan, ilmuan, dosen yang disegani mahasiswa, bapak koperasi, hubungan dengan

186 SEJARAH

orang lain, karakternya serta sekelumit catatan perjalanannya.

795 / MK- 2010 Welmar. 1995. Mengenang Mahaputra Muhammad Yamin Pahlawan Nasional RI. Bukittinggi : Kristal Multimedia. 47 Hlm. Buku ini berisi tentang perjalanan Muhammad Yamin mulai dari masa kecil dan pendidikannya sampai pemikiran-pemikiran Muhammad Yamin yang jauh ke depan.

4747 / M – 07 Abu, Rifai dan Suhadi, Abdullah. 1976. ”Chatib Sulaiman”. Jakarta. Proyek Biografi Pahlawan Nasional. 44 Hlm. Hasil penelitian ini berisi tentang bahan-bahan data riwayat hidup serta riwayat perjuangan Chatib Sulaiman yang dicalonkan sebagai Pahlawan Nasional.

211 / MK- 2010 Ilyas, Muslim. 1984. Riwayat Perjuangan Bagindo Aziz Chan Di Kota Padang. Padang. vi + 90 Hlm. Buku ini berisi tentang riwayat perjuangan Bagindo Azis Chan melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.

199 / MK- 2010 Kartodirjo, Sartono. 1992. Peranan Bung Hatta dalam Pembangunan Bangsa. Padang : Bung Hatta University Press. 28 Hlm. Buku ini berisi tentang peranan Bung hatta dalam pembangunan bangsa dan riwayat hidupnya.

196 / MK- 2010 Panitia Buku . 1978. 70 Tahun Pejuang Perunding. Jakarta : Bulan Bintang. xii +414 Hlm.

187 Koleksi BPKPSB

Buku ini berisi tentang rangkaian peristiwa dan perjalanan hidup Mohammad Roem dan berbagai kata sambutan dari berbagai pengarang tentang Mohammad Roem.

3908 / M- 07 Hamidy, Zainuddin. t.t. Seperempat Abad A’had Islam Pajakumbuh. tp 123 Hlm. Buku ini berisi tentang deskripsian tentang sekolah Ma’had Islamy yang terdapat di Payakumbuh.

CB-D3-03-189 Asnan, Gusti, dkk. 2003. Sejarah Perjuangan Rakyat Kabupaten Solok: 1945-1949. Solok: DHD 45 Sumbar dan Pemda Solok. 312 Hlm., ISBN: 979-98100-0-0 Buku ini menceritakan sejarah perjuangan rakyat Solok menghadapi agresi militer Belanda II. Proses pembentukan laskar rakyat, basis PDRI, pertempuran-pertempuran di daerah Solok selama mempertahankan kedaulatan Indonesia yang sedang terancam.

MK-959.813 Anonyswan (ed). 2007. Latar Sejarah Indo Julito, Bundo Kanduang di Minangkabau. Batu Sangka: CV. Sarana Wisata Enterprise. vii+144 Hlm. Buku ini bercerita tentang perjalanan Iskandar Zulqarnain dari Yunani hingga Macedonia, dikatakan bahwa Bundo Kanduang di Minangkabau adalah keturunan Iskandar Zulqarnain yang telah berhasil menaklukan Yunani, Sparta, dan daerah kerajaan lain dan kemudian dia terdampar di Pulai Perca. Kemudian kisah banjir Nabi Nuh juga diceritakan di sini mempunyai kemiripan cerita dengan banjir besar yang pernah terjadi di daerah lain di dunia dan di dalam kebudayaan yang berbeda.

434/MK-2010-959.813 03 Asnan, Gusti. 2003. Kamus Sejarah Minangkabau. Padang: PPIM. xxix+380 Hlm., ISBN: 979-97407-0-3 Buku ini bercerita tentang hasil peninggalan kebudayaan dari zaman dahulu. Dari hasil peninggalan sejarah itu banyak mengandung istilah-istilah yang tidak bisa dippahami oleh orang Minangkabau sekarang. Dalam buku ini ppenulis mengahdirkan 350 entri istilah Minangkabau bersejarah yang ditulis dengan ringkas serta komunikatif.

188 SEJARAH

404/MK-2010. Ajisman dan Almaizon. 2004. Bangunan Bersejarah di Kabupaten Tanah Datar. Padang: BKSNT Padang. x+75 HLM., ISBN: 979-9388-49-x, Buku ini menceritakan dan mendeskripsikan bangunan-banguan yang bersejarah di Kabupaten Tanah Datar. Benteng-benteng peninggalan zaman penjajahan, rumah tua, surau, menumen perjuangan, sekolah pertama di tanah datar, masjid dideskiripsikan secara detil dalam buku ini.

Amran, Rusli. 1988. Sumatra Barat, Pemberontakan Pajak 1908 (bagian ke- 1 Perang Kamang). Jakarta: PT (persero) Gita Karya. 302 hlm., ISBN: 322.420 959 813 3 Buku ini bercerita tentang peristiwa Perang Kamang dan dilengkapi dengan daftar lampiran berupa foto dan daftar nama-nama pelaku sejarah.

254/MK-2010 Amram, Rusli. 1981. Sumatra Barat hingga Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan. 652 Hlm. Buku ini berisikan sejarah Sumatra Barat dimulai dari perjanjian Plakat Panjang. Bagaimana tipu muslihat dan permainan Inggris juga dijelasakan secara sederhana dalam buku ini.

384/MK-2010 Amram, Rusli. 1986. Padang Riwayatmu Dulu. Jakarta: PT Mutiara Sumber Widya. 335 Hlm. Buku ini menceritakan riwayat Kota Padang tempo dulu. Dimulainya hadirnya orang Indo di Padang, Regen terakhir, raja terakhir, Tuanku Lareh dan mantri, terakhir hadirnya masyarakat Jawa di kota Padang.

250/MK-2010 Amram, Rusli. 1985. Sumatra Barat Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan. 339 Hlm. Buku ini berisikan sejarah Sumatra Barat dimulai dari perjanjian Plakat Panjang. Bagaimana tipu muslihat dan permainan Inggris juga dijelasakan secara sederhana dalam buku ini.

189 Koleksi BPKPSB

M-959.813 Caniago, Naali Sutan. 1979. Naskah Tuanku Imam Bonjol. 350 Hlm. Naskah ini bercerita tentang perjalanan Tuanku Imam Bonjol yang disadur dari naskah arab melayu dan alih tulisan oleh Sjafnir (anak naali Sutan Caniago). Buku ini menceritakan sejarah dan kisah perjuangan seorang tokoh PADRI yang kharismatik yaitu Tuanku Imam Bonjol, dimulai dari datangnya 3 orang Haji yag beraliran wahabi hingga pecahnya perang PADRI.

25/MK-2010 Etek, Azizah, Mursjid, dan Arfan. 2007. Koto Gadang Masa Kolonial. Yogyakarta: LkiS. xxii+322 Hlm., ISBN: 979-1283-29-X Buku ini mengisahkan keseharian kehidupan masyarakat Koto Gadang semasa pendudukan Kolonial. Penulis memulainya dengan kebudayaan sehari-hari masyarakat seperti perkawinan, pelaksanaan hukum serta undang-undang. Kemudian secara berangsur-angsur Belanda terlibat, sehingga Tuanku Lareh terjun ke masyarakat, pembentukan Volkstrad, hingga perjuangan kembali merebut HIS.

178/MK-2010 Fatmah, Siti (dkk). 2007. Bagindo Aziz Chan, 1910-1947 Pahlawan Nasional dari Kota Padang. xxiv+222 Hlm., ISBN: 978-979-3458-14-4 Buku ini bererita tentang kisah perjuangan Bagindo Aziz Chan seorang walikota Padang di masa pendudukan sekutu di Padang. Akibat kegigihan Aziz Chan dalam mempertahankan dan melawan sekutu, beliau dibunuh oleh sekutu dalam rekayasa tipu muslihat.

Gusnaidar. 2006. Derap Langkah Perjuangan Khatib Sulaiman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Perbukuan. x+122 Hlm., ISBN: 979-1198-01-2 Buku ini menceritakan perjuangan dan pengabdian anak bangsa terhadap tanah airnya. Dialah Khatib Sulaiman, pada suasana sedih dan gerimis di Situjuah Batua beliau tewas dalam sergapan tentara Belanda akibat penghianatan salah seorang anak bangsa yang haus uang.

190 SEJARAH

189/MK-2010 Hamka. 1971. Di antara Fakta dan Hayal Tuanku Rao. Jakarta: Bulan Bintang. 359 Hlm. Buku ini berisikan fakta sejarah yang dikemukan Hamka, untuk menghadapi segala tuduhan yang dilemparkan Onggang Parlindungan terhadap tokoh Minangkabau dan adat kebudayaannya. Secara sadar dan arif Hamka mendeskripsikan kebenaran sejarah yang pernah dia alami, dan dia juga menjelaskan siapa sebenarnya Tuanku Rao. Dikatakn kemudian buku ini menjadi salah satu polemik Onggang Parlindungan dengan Hamka.

Parlindungan, Onggang. 1971. Tuanku Rao. Tanjung Pengharapan. 691 Hlm. Buku ini bercerita tentang fakta sefihak yang telah dikumpulkan oleh Onggang Parlindungan, untuk memukul dan menceraiberaikan garis keturunan Rasulullah. Sasaran pertamanya adalah Minangkabau.

145/MK-2010 Hasan, Ismael. 2002. Hari-hari Terakhir PDRI Lahirnya Tugas dan Perjuangan. Jakarta: Panitia Peringatan 54 tahun PDRI. 130 Hlm. Buku ini menceritakan lahirnya PDRI dan tugasnya memenyelamatkan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dengan bergerilya di hutan rimba para tokoh PDRI telah berhasil menyelamatkan pemerintahan RI. Kemudian penghargaan-pengharaan yang diberikan pada tokoh PDRI dan Sumatra Barat sendiri sebagai tempat berdirinya PDRI.

213/MK-2010 Ilyas, Muslim. 1984. Riwayat dan Perjuangan Aziz Chan. Jakarta: PT. Telaga Gunung. 90 Hlm., Buku ini bererita tentang kisah perjuangan Bagindo Aziz Chan seorang walikota Padang di masa pendudukan sekutu di Padang. Akibat kegigihan Aziz Chan dalam mempertahankan dan melawan sekutu, beliau dibunuh oleh sekutu dalam rekayasa tipu muslihat.

Iriana, dkk. 1993. ‘’Ilmu Sejarah dan Pandangan Calon Mahasiwa di SMA IV Lubuk Basung’’. Hasil penelitan. Padang: Universitas Andalas. 29 hlm.

191 Koleksi BPKPSB

Laporan ini bercerita tentang pandangan calon mahasiswa terhadap ilmu sejarah sebagai sarana atau salah satu cabang ilmu lanjutan di jenjang strata 1 di Perguruan Tinggi.

232/MK-2010 Joustra, M. 1923. Overzicht Van Land, Geschiedenis En Volk. S-Gravenhage: Martinus Nijhoff. 217 Hlm. Buku ini dikarang oleh orang Belanda. Dia mengumpulkan segala pengalamannya selama berada di Ranah Minang. Tulisannya yang terperinci mampu menjelaskan Minangkabau hampir secara keseluruan. Tetapi yang jelas, penulis buku ini melihat Minangkabau dari kaca mata kebelandaannya.

MK-959.813 Kiram, Abdul dan Yeyen Kiram. 2003. Raja-raja Minangkabau dalam Lintasan Sejarah. Padang: Musium Adityawarman dan MSI Padang. 251 Hlm. Buku ini bercerita tentang beberapa unsur, pertama Minangkabau pada masa klasik, dua perkembangan, tiga hubungan luhak dengan rantau, dan empat raja-raja Minangkabau serta keturunannya.

249/MK-2010 Kahim, Audrey. 1979. Perjuangan Kemerdekaan; Sumatra Barat dalam Revolusi Nasional Indonesia, 1945- 1950. Padang: MSI Cabang Sumbar. xiv+352 Hlm. Buku ini bercerita tentang perlawanan pejuang kemerdekaan di Sumbar terhadap penjajahan. Diceritakan dari reaksi masyarakat Minangkabau itu sendiri terhadap penjajahan, pendudukan Jepang, berdirinya pemerintahan revolusioner, kedatangan Inggris dan Belanda untuk kedua kalinya, konflik internal, ekonomi perjuangan, usaha integrasi, serangan dan balasan, serta gencatan senjata.

221/MK-2010 Kusuma, Nila. 1982. Siti, Srikandi dari Mangopoh. Bandung: Aqua Press. 94 Hlm., seri No. 059/AP/NA/X/82 Buku ini menceritakan kisah Siti cikal bakal pejuang wanita dari Mangopoh. Sejak kecil Siti sudah dibsarkan dengan lingkungan keras, belajar silat, mengaji, berladang dan bersawah. Sehingga setelah besar, Siti tinggal hanya melaksanakan pelajaran yang telah diterimanya

192 SEJARAH

selama ini. Siti berhasil menjadi sosok pejuang wanita yang sangat ditakuti Belanda di masanya.

215/mk-2010 Kutoyo, Sutrisno. 2004. Prof. H. Muhammad Yamin SH; Cita-cita dan Perjuangan Seorang Bapak Bangsa. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. 330 Hlm., ISBN: 979-9331-54-4 Buku ini menceritakan sejarah seorang tokoh bangsa M. Yamin. Sejarahnya dimulai dari masa pendidikannya, pergaulan, organisasi, sumpah pemuda politik. Kemudian Yamin terlibat perjuangan pada masa pendudukan Jepang hingga perkenalannya dengan Tan Malaka.

Regitrasi: 164/MK.2010 Latief, Awaludin. 1997. Kisah Nyata Pada Masa Revolusi: Kepahlawanan, Tragedi, Cinta, dan Pengorbanan. Jakarta: SL 104 Hlm. Buku ini bercerita tentang kisah perjuangan Awaludin Latief yang dengan segenap tenaga ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di dalam pergerilyaannya beliau menggunakan senata seadanya, sepeti badia balansa, kasiak balado, dan senjata bekas perang dunia II yang direbut dari tangan jepang.

MK-959.813.8 Mintaraga, Mulyadi. 1986. Api Perjuangan Kemerdekaan di Kota Padang. Jakarta: PT Songo Abadi Inti. 176 Hlm. Buku ini menceritakan kegigihan para patriot bangsa mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Sumatera Barat sampai pada titik darah penghabisan. Waktu ini termasuk salah satunya Brigjen Polisi (Purn.) Jhony Anwar. Sebagai kepala polisi pada masa walikota Bagindo Aziz Chan, Jhony telah banyak memainkan peranan besar. Di samping polisi, selama pensiun dia juga telah menuliskan kisah perjuangannya melawan Belanda di Padang.

171/MK-2010 Naim, Sjafnir Aboe. 2004. Tuanku Imam Bonjol. Padang: PPIM. xiii+318 Hlm., ISBN: 979-3797-05-3 Buku ini disadur dari naskah arab melayu yang ditulis oleh anak Naali Sutan Caniago. Buku ini menceritakan sejarah dan kisah perjuangan seorang tokoh PADRI yang kharismatik

193 Koleksi BPKPSB

yaitu Tuanku Imam Bonjol, dimulai dari datangnya 3 orang Haji yang beraliran wahabi hingga pecahnya perang PADRI.

M-959 813 Naim, Sjafnir Aboe. 1988. Tuanku Imam Bonjol, Sejarah Intelektual Islam di Minangkabau, 1784-1832. Padang: ESA Padang. xviii+158 Hlm. Buku ini disadur dari naskah arab melayu yang ditulis oleh anak Naali Sutan Caniago. Buku ini menceritakan sejarah dan kisah perjuangan seorang tokoh PADRI yang kharismatik yaitu Tuanku Imam Bonjol, dimulai dari datangnya 3 orang Haji yag beraliran wahabi hingga pecahnya perang PADRI.

M-920 Rabaatin, Bahauddin. A Great Hero; Pahlawan Besar. 20 Hlm. Buku ini bercerita tentang jasa-jasa Muh. Yamin dalam perjuangan kemerdekaan Bangsa Indoesia, sehingga penulis buku ini menamakannya dengan a great hero.

242/MK-2010 Salim, Ampera dan Zulkifli. 2005. Minangkabau dalam Catatan Sejarah yang Tercecer. Padang: Citra Budaya. xi+184 Hlm., ISBN: 979-3458-03-8 Buku ini bercerita tentang kealpaan kita anak bangsa, kealpaan terhadap adat dan kebudayaan Minangkabau, dan mungkin sebuah kealpaan pemerintah terhadap Minangkabau itu sendiri yang notabene cukup andil dalam kemerdekaan RI.

220/MK-2010 Soebagijo. 1985. Riwayat Hidup dan Perjuangan H. Zainal Abidin Ahmad. Jakarta: Pustaka Antara, 218 Hlm. Buku ini berisiskan riwayat seorang tokoh dari Minangkabau yaitu Zaial Abidin Ahmad. Sejarahnya dimulai dari masa kecil di kampung, masuk sekolah thawalib, terju kemasyarakat dan langsung mengibarkan panji Islam, juga bersentuhan dengan masanya PKI. Pada masa hidupnya Zainal Abidin adalah seorang pendakwah yang disegani di kalangan nasional dan daerah.

194 SEJARAH

959.813 ………,…… Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Minangkabau, 1945-1950. 1978. Jakarta: Badan Pemurnian Sejarah Indoesia-Minangkabau. 695 Hlm. Buku ini menceritakan dengan detail tentang sejarah perjuangan Republik di daerah Minangkabau, mulai sejak masuknya Belanda, Jepang, NICA atau sekutu untuk kembali menjajah Indonesia keseluruhan.

204/MK-2010 Thaib, Maisir. 1955. Tuanku Imam Bonjol. ……..,…… Buku ini bercerita tentang sejarah perjuangan Tuanku Imam Bonjol semasa hidupnya melawan tentara Belanda.

222/MK-2010 Tasman, Abel (dkk). 2002. Siti Mangopoh. Padang: Cita Budaya Indonesia. xiii+108 Hlm., ISBN: 979-95830-7-1 Buku ini menceritakan kisah perjuangan seorang pejuang wanita dari ranah Minang menentang kebijakan penjajah Belanda. Mangopoh perempuan pejuang yang nyaris dilupakan oleh orde baru ternyata lebih heroik di medan perang menghadapi tentara Belanda. Sebagai perempuan tangguh, dia mampu membuat Belanda bercerai-berai dari pasukannya, sistem belasting kiranya telah mampu mengobarkan api perlawanan rakyat mangopoh untuk mengusir penjajah dari tanah pertiwi.

246/MK-2010 Tasman, Abel (dkk). 2004. Siti Mangopoh, Catatan Perjuangan Singa Betina. Padang: Cita Budaya Indonesia. xiii+71 Hlm., ISBN: 979-95830-7-1 Buku ini menceritakan kisah perjuangan seorang pejuang wanita dari ranah Minang menentang kebijakan penjajah Belanda. Mangopoh perempuan pejuang yang nyaris dilupakan oleh orde baru ternyata lebih heroik di medan perang menghadapi tentara Belanda. Sebagai perempuan tangguh, dia mampu membuat Belanda bercerai-berai dari pasukannya, sistem belasting kiranya telah mampu mengobarkan api perlawanan rakyat mangopoh untuk mengusir penjajah dari tanah pertiwi.

195 Koleksi BPKPSB

233/MK-2010 Yakub, Nurdin. 1991. Minangkabau Tanah Pusaka; Sejarah Minangkabau Petama. Bukittnggi: CV PUSTAKA INDONESIA. 47 Hlm. Penulis buku ini mendeskripsikan sejarah Minangkabau yang dimulainya dari zaman paleolitikum, neolitikum, perunggu, kekuasan Dipertuan Agung Di Pagaruyung, Negri Sembilan, hingga masuknya Islam ke Nusantara.

338.749 Zed, Mestika, dkk. 2001. Indaruang Tonggak Sejarah Industri Semen Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. xvii+406 Hlm., ISBN: 979-416-647-4 Buku ini bercerita tentang salah satu warisan ekonomi Belanda yaitu Semen Padang. Perjalanan Semen Padang terlalu banyak mendapatkan gangguan salah satunya terjadinya PD 1 dan pada masa PD II, Semen Padang telah banyak dimanfaatkan untuk pembangunan benteng Jepang di daerah jajahannya. Tidak hanya pada masa pergolakan kemerdekaan, Semen Padang telah mampu membangun Republik Indonesia menjadi bangsa yang tangguh dan bermartabat.

MK-959.813 Amran, Rusli. 1981 Sumatera Barat hingga Plakat Panjang. Jakarta : Sinar Harapan. 652 hlm. Buku ini berisi uraian tentang kerajaan Minangkabau, masuknya bangsa Eropa ke Minangkabau, masyarakat pesisir dan VOC, pertentangan Inggris dengan VOC di Sumatera Barat, jatuhnya VOC, masalah perang Paderi, pelaksanaan cultuur-stelsel di Sumatera Barat, dan penghianatan Belanda terhadap elit di Minangkabau.

MK-959.813 8 Sofwan, Mardanas. 1987 Sejarah Kota Padang. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Buku ini berisi lintasan sejarah kota Padang sampai tahun 1950, kota Padang dan lingkungannya, struktur Kota Padang, pemerintahan Kota Padang sejak tahun 1950 dan peranan kota Padang dalam bidang ekonomi.

196 SEJARAH

Koto, H. Basrizal. 2008 15 Kita Menjadi Saudagar. : Riau Mandiri Press. 68 hlm. Buku ini berisi 15 kita yang ditawarkan oleh Basrizal Koto untuk menjadi saudagar. Buku ini didahului dengan beberapa uraian Mochtar Naim, Ginanjar Agustian, Asro Kamal Rokal tentang sosok Basrizal Koto.

103/ MK-2010 Asnan, Gusti. 2003 Kamus Sejarah Minangkabau. Padang : Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM). xxviii, 383 hlm.; 21 cm. ISBN 979-97407-0-3 Kamus ini berisi berbagai entri yang didasarkan pada aspek peristiwa, tokoh, lembaga dan organisasi sosial, politik, ekonomi dan budaya khususnya serta berbagai peninggalan kesejarahan pada umumnya yang terkait dengan keminangkabauan.

248/H-02 Tim Penulis. 1981. Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatera Barat. Padang : Islamic Centre Sumatera Barat. Buku ini berisi sejarah 20 ulama besar Sumatera Barat terkait biografi dan sejarah perjuangannya.

010/MK-2010 Marajo, Sjafnir Aboe Nain Dt. Kando dkk. 2008. Naskah Tuanku Imam Bonjol. Padang : Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. vi + 318 hlm. ISBN 978-979-9388-91-9 Buku ini merupakan transliterasi dan terjemahan dari naskah Tuanku Imam Bonjol dari Jawi ke Latin.

055/MK-2010 Rasyid, Fachrul. 2008 Refleksi Sejarah Minangkabau dari Pagaruyung sampai Semenanjung. Padang : Museum Adityawarman. xxiii + 123 hlm. Buku ini berisi tentang uraian serba singkat tentang sejarah Minangkabau dari Kerajaan Minangkabau sampai sistem pemerintahan.

197 Koleksi BPKPSB

086/MK-2010 Sayuti, M. Dt. Rajo Penghulu. 2003 Bung Hatta Suri Tauladan Kita: Cara Baik Bung Hatta. Padang : Mega Sari. Buku ini berisi biografi Bung Hatta, khususnya tentang uraian tentang kehidupan sehari- hari Bung Hatta.

097/MK-2010 Amir, Adriyetti. 2001. Sejarah Ringkas Aulia Allah Al Shalihin Syeh Burhanuddin Ulakan; Pengantar dan Transliterasi. Padang : PUITIKA. Buku ini merupakan transliterasi naskah “Sejarah Ringkas Aulia Allah Al Shalihin Syeh Burhanuddin Ulakan” yang ditulis oleh Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-Khatib. Selain berisi transliterasi, buku ini juga menguraikan analisis singkat dari kandungan naskah tersebut.

213/Br-99 Yusra, Abrar (Ed). 1997 Tokoh yang Berhati Rakyat; Biografi Harun Zain.Jakarta : Yayasan Gebu Minang. xviii + 475. ISBN 979-8428-01-3 Buku ini menguraikan tentang biografi Harun Zen yang ditulis oleh beberapa orang yang pernah mengenal sosok beliau.

MK-959.813 Armansyah dkk. 1991 “Malaise: Perubahan Sosial Budaya Minangkabau Tahun 1930-an”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 37 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang penjelasan kondisi sosial, politik, dan ekonomi di daerah Sumatera Barat sebelum peristiwa Malaise dan dampak peristiwa Malaise tersebut terhadap kehidupan sosial dan politik di daerah Sumatera Barat.

MK-959.813 Irianna dkk, 1999. “Tinjauan terhadap Pengaruh Kebudayaan Islam di Minangkabau Awal Abad XX”. Artikel Penelitian. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas. Artikel ini menguraikan perubahan masyarakat Minangkabau setelah mendapat pengaruh Islam.

198 SEJARAH

MK-959.813 May, Eni. 1995 “Chakel-Society dan Tumbuhnya Nasionalisme di Minangkabau Abad XIX”. Laporan Penelitian. Padang “: Fakultas Sastra Universitas Andalas. iv + 23 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang latar belakang lahirnya golongan Chakel-Society di Minangkabau dan lahirnya gerakan nasionalisme dari golongan ini.

MK-959.813 May, Eni. 1995 “Negeri Minangkabau di Zaman Nipon”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Laporan penelitian ini berisi penjelasan singkat masa penjajahan bangsa Jepang di Minangkabau.

MK-959.813 Hadjerat, Hadji Mohammad. 1947 Sedjarah Negeri Kurai V Djorong Serta Pemerintahannja; Pasar dan Kota Bukittinggi. Bukittinggi : Ichwan. 62 hlm. Buku ini berisi uraian singkat tentang sejarah negeri Kurai V Jorong (Bukittinggi) dari mulai zaman Belanda.

053/MK-2010 Kemal, Iskandar. 1971 Beberapa Studi tentang Minangkabau. Padang : Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masjarakat Universitas Andalas. 79 hlm. Buku ini berisi tentang uraian beberapa aspek dari hukum kewarisan matrilineal ke bilateral di Minangkabau, tentang gadai tanah, antara pemerintahan desa dan nagari di Minangkabau.

MK-346.050.959.813 Zayardam. 1989 “Muara Faham Nasionalisme Indonesia di Minangkabau pada Awal Abad 20”. Laporan Penelitian. Padang : Lembaga Penelitian Universitas Andalas. iii + 58 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang dinamika nasionalisme di Minangkabau pada awal abad 20.

199 Koleksi BPKPSB

1988/M-07 Nur, Mhd. 1997 “Perdagangan dan Maritim di Pantai Barat Pulau Sumatera pada Abad ke-19”. Artikel Penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Artikel ini berisi uraian singkat tentang perdagangan di kota-kota pantai di beberapa pulau di Sumatera.

MK-352.598 13 Nopriyasman. 1991 “Pemerintahan Nagari dan Relevansinya dengan Perjuangan Otonomi di Daerah Sumatera Barat (1956-1957)”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. Laporan penelitian ini berisi uraian tentang perkembangan pemerintahan sistem nagari di Sumatera Barat dan kedudukan adat di dalamnya pada tahun 1956 dan 1957.

MK-307.729 898 1352 Nopriyasman dkk. 1997 “Koto Baru: Dinamika Masyarakat Desa Frontier di Sumatera Barat 1970-1995”. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Andalas. v + 45 hlm. Laporan penelitian ini berisi gambaran masalah-masalah yang berkaitan dengan pembangunan pedesaan di daerah batas dan dampak-dampaknya, khususnya reaksi masyarakat terhadap transformasi struktural dan kultural dalam fase-fase kebijaksanaan pembangunan pemerintahan Indonesia, khususnya yang terjadi di wilayah kenagarian Koto Baru Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung.

M-370.959 813 Safwan, Mardanas & Sutrisno Kutoyo (Ed.). 1981 Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Barat. Jakarta : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. xiii + 270 hlm. Buku ini berisi tentang uraian sejarah pendidikan di Sumatera Barat yang dimulai dengan penjelasan tentang pendidikan tradisional, pendidikan barat, pendidikan abad ke-20, pendidikan zaman Jepang.

MK-959.813 Panitia Pembangunan Kembali Istana Pagaruyung. t.t. “Raja Alam Bagagarsyah pada Akhir Hayat Tahun 1833-1834”. Terjemahan Surat- Surat Belanda.

200 SEJARAH

Tulisan ini merupakan kumpulan beberapa surat-surat Belanda yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

MK-959.813 Adli, Adrial. 1993 “Tinjauan Beberapa Sumber Belanda bagi Penulisan Sejarah Minangkabau”. Makalah. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini berisi beberapa penilaian sumber-sumber Belanda untuk penulisan sejarah Minangkabau.

MK-959.813 Sati, Dj. Dt. Bandaro Lubuk Sati. T.t. “Tambo Sultan Nan Salapan”. Alih Tulis Tambo yang Diterima dari Tuan Gadang di Batipuh. Tulisan ini merupakan uraian tambo Sultan Nan Salapan dalam bahasa Minangkabau.

MK-959.813 Zulqayyim. 1993 “Trio Permi Suatu Kajian Prosografi Tentang Sejarah Pergerakkan Nasional di Sumatera Barat (1930-1934”. Laporan Penelitian. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 47 hlm. Laporan penelitian ini berisi uraian tentang tiga orang tokoh PERMI, yakni H. Jalaluddin Thaib, H. Ilyas Ya’cub dan H. Mukhtar Lutfi yang merupakan organisator, konseptor, dan orator Permi.

MK-959.813 Grujzen, A.J. 1980 “Nota Omtent de IX Koto En Padang Tarap (Midden-Sumatera)”. Diterjemahkan oleh Panitia Pembangunan Kembali Istana Pagaruyung. Tulisan ini merupakan terjemahan tulisan A.J Grujzen tentang IX Koto dan Padang Tarap (Sumatera Tengah) dari bahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia.

MK-959.813 Ibrahim. t.t. “Buku Curai Paparan Asal Usul Raja dan Hamba Rakyat Rokan IV Koto”. Diterjemahkan oleh Djafri Datuk B. Lubuk Sati. Padang: Bagian Urusan Kebudayaan Pemerintahan Tingkat I Sumatera Barat.

201 Koleksi BPKPSB

Tulisan ini merupakan keterangan tentang paparan asal-usul raja dan hamba rakyat Luhak Rokan IV Koto.

MK-959.813 Sati, Dj. Dt. Bandaro Lubuk. 1982 “Silsilah Umum Datuk Rajo Api Suku Melayu di Pariangan dan Lapeh Rambai Keseluruhan Alam Minangkabau”. Transliterasi Naskah. Padang: Museum Adhityawarman. Tulisan ini merupakan hasil transliterasi naskah yang berisi silsilah Datuk Rajo Api suku Melayu di Pariangan hingga ke suluruh Alam Minangkabau.

MK-959.813 8 Adli, Adrial. t.t. “Kota Lama Padang” Artikel. Padang: Fakulktas Sastra Universitas Andalas. Artikel ini berisi penjelasan singkat tentang sejarah dan keberadaan kota lama Padang.

MK-959.813 Syafrizal dkk. 1993 “Sumatera Barat di Pentas Revolusi Studi Tentang Kegagalan Negara Bonek”. Laporan Penelitian. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 28 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang uraian singkat tentang sejarah Sumatera Barat pada zaman revolusi dan gagalnya pembentukan Negara Boneka.

MK-959.813 Zulqayyim. 1997 “Sejarah Kota Bukittinggi (1837-1942)”. Makalah pada Seminar Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas. Makalah ini menguraiakan sejarah singkat Kota Bukittinggi dalam rentang waktu 1837- 1942.

MK-959.813 B, Amir. 1982 “Minangkabau sampai Akhir Abad ke-19”. Diktat. Padang: Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial IKIP Padang. Tulisan ini merupakan diktat mata kuliah Antropologi Kebudayaan Indonesia, di dalamnya menguraiakan tentang sejarah perjalanan kebudayaan Minangkabau sampai akhir Abad ke- 19.

202 SEJARAH

Miko, Alfan. 1993 “Perubahan dalam Hubungan Kekerabatan Minangkabau; Studi Kasus di Kanagarian Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang”. Laporan Penelitian. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. Laporan penelitian ini berisi uraian tentang perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat di Nagaro Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang.

MK-370.959 813 Herwandi. 1991 “Berdirinya Adabiah School: Suatu Kajian tentang Respon Ulama Atas Berkembangnya Sistem Pendidikan di Minangkabau pada Awal Abad ke-20”. Artikel. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. Artikel ini berisi tentang penjelasan singkat tentang kondisi yang mendorong lahirnya Adabiah School dan dinamikanya.

MK-959.813 Nain, Sjafnir Aboe. 1990 “Gerakan Pembaruan di Minangkabau Abad ke-18; Suatu Studi Naskah Fakih Saghir”. Makalah pada MUNAS Sejarah X di Fakultas Sastra Universitas Padjajaran Bandung. Makalah ini berisi analisis singkat tentang teks dan konteks kesejarahan dalam naskah Fakih Saghir.

798/MK-2010 Boelhourwer, J.C. 1841 “Sumatra’s Westkust Gedurende de Jaren 1831-1834” Arsip Babz 306 Bat. Genootschap. Tulisan ini merupakan catatan seorang Belanda tentang pengalamannya selama berada di Minangkabau dari 1831-1834.

MK-959.813 B.P.S.I.M. 1978 Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Minangkabau (Jilid I). Jakarta: Badan Pemurnian Sejarah Indonesia – Minangkabau. 695 hlm. Buku ini berisi uraian tentang sejarah perjuangan Indonesia secara umum dan Minangkabau secara khusus dalam melawan Belanda dan Jepang hingga pemberontakan PKI.

203 Koleksi BPKPSB

MK-959.813 Djamaris, Edwar. 1991 Tambo Minangkabau: Suntingan Teks Disertai Analisis Struktur. Jakarta : Balai Pustaka. Buku ini merupakan hasil kajian filologi terhadap naskah tambo Minangkabau dan disertai analisis struktur.

MK-930.109.598 13 Boestami dkk. 1981 Aspek Arkeologi Islam tentang Makam dan Surau Syekh Burhanuddin Ulakan. Padang: Pemugaran dan Pemeliharaan Sejarah dan Purbakala Sumatera Barat. v + 58 hlm. Buku ini berisi uraian tentang sejarah masuknya Islam ke Minangkabau yang dibawa oleh Syekh Burhanuddin Ulakan dan kajian tinggalan benda cagar budaya di sekitar makam dan suraunya.

MK-959.8 Nain, Sjafnir Aboe. 1995 Pemerintah Darurat Republik Indonesia (22 Desember 1948-13 Juli 1949). Padang: Esa Padang. iii + 68 hlm. Buku ini berisi uraian tentang sejarah kemerdekaan Indonesia dari bulan Desember 1928 sampai Juli 1949, mulai dari proklamasi 17 Agustus sampai Republik Indonesia menjadi Negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat.

349/MK-2010 …….. 1986. “Sulit Air dalam Berita 1986-1990”. Padang: DPP SAS. 276 hlm Buku ini merupakan kumpulan berita-berita yang ada di media massa, berisikan tentang berita-berita tentang Sulit Air.

433/MK-2010 …… 1979. “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Minangkabau. Padang: …… 697 hlm Buku ini berisikan tentang sejarah kemerdekaan di Minangkabau dari zaman penjajahan

204 SEJARAH

Belanda sampai awan mendung meliputi Indonesia (peristiwa G30S/PKI).

CB-3D-04-391 Israr, M.Hikmat.,ed. 2004 “H.C. Israr, Kesederhanaan dan Keperjuangan Anak Payakumbuh” 383 hlm Buku ini berisikan perjalanan hidup seorang anak payakumbuh yang patut ditiru dan dicontoh oleh generasi penerus.

197/MK-2010 Arief, Sritua. Tt Ekonomi Kerakyatan Indonesia, Mengenang Bung Hatta Bapak Ekonomi Kerakyatan Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University Press. xviii+332 hlm Buku ini berisikan tentang ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia mulai dari ideology sampai danpak yang di timbulkan dari ekonomi kerakyatan.

567/Mk-2010 ……..1982 Bung Hatta Kita dalam Pandangan Masyarakat: Mengenang 40 Hari Wafatnya Bung Hatta. Jakarta: Yayasan Idayu 300 hlm Buku ini merupakan sebagai salah satu ukuran dari pancaran perasaan bangsa dan masyarakat dunia dengan meninggalnya seorang yang bernama Hatta. Berisikan tentang sebuah kenangan dari bung Hatta akhir hayatnya.

182/MK-2010 Hamka. 1971 Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao. Jakarta: Bulan Bintang 359 hlm Buku ini berisikan tentang bantahan terhadap tulisan-tulisan Ir. Mangaradja Onggang Parlindungan dalam bukunya “Tuangku Rao”

MK-959.813 Yakub, Dt.B.Nurdin. 1987 Minangkabau Tanah Pusaka, Tambo Minangkabau Buku Pertama. Bukittinggi: Pustaka Indonesia.

205 Koleksi BPKPSB

47 hlm Buku ini berisikan tentang asal mula bangsa Minangkabau sampai asal mula nama Minangkabau.

MK-959.813 Yakub, Dt.B.Nurdin. 1987 Minangkabau Tanah Pusaka, Tambo Minangkabau Buku Kedua. Bukittinggi: Pustaka Indonesia. 54 hlm Buku ini berisikan tentang adat alam Minangkabau sampai dengan hukum tanah dan hukum waris.

MK-959.813 Hardjowardoyo, R. Pitono. 1966 Adityawarman: Sebuah Studi tentang Tokoh Nasional dari Abad XIV 50 hlm Buku ini berisikan tentang Adityawarman mulai dari tinjauan sejarahnya sampai tinjauan khususnya

MK-959.615 Kahin, Audrey. 1979 Perjuangan Kemerdekaan: Sumatera Barat dalam Revolusi Nasional Indonesia 1945- 1950. Padang: MSI cabang Sumbar 354 hlm Buku ini merupakan telaah sejarah revolusi Indonesia 1945-1950 Sumatera Barat. Buku ini mulai dengan seting sejarah lokal Sumbar sebelum perang.

MK-959.813 2 Yunus, Jamaris. 2003 Penyerbuan ke Kota Payakumbuh 3 Februari 1949. Padang: Masyarakat Sejarawan Indonesia. 47 hlm Buku ini berisikan peristiwa yang terjadi di Payakumbuh yang menyebutkan nama-nama pejuang dan tempat perjuangannya.

MK-959.813 Mahmoed, ST. 1987

206 SEJARAH

Himpunan Tambo Minangkabau dan Bukti Sejarah. Medan : Pustaka Indonesia. 176 hlm. Buku ini berisi uraian tentang sejarah Minangkabau versi tambo Minangkabau diikuti dengan penjelasan tentang penghulu dan harta warisan, adat Minangkabau serta berisi alur pasambahan.

MK-959.813 Rsyad, Firdaus Bgd Sampono. 2002 Indonesia Bagian dari Desaku Rao-Rao. Jakarta : PT. Candi Cipta Pramudia. xii +121 hlm. Buku ini berisi kumpulan puisi yang kebanyakan bertema kampung halaman penulisnya, yakni Rao-rao.

MK-959.813 Amran, Rusli. 1988 Sumatera Barat, Pemberontakan Pajak 1908 (Bag. I Perang Kamang). Jakarta : Gita Karya. 302 hlm. Buku ini berisi uraian tentang sejarah peristiwa Perang Kamang di Sumatera Barat. Uraian dalam buku ini juga terkait dengan tokoh dan latar belakang Perang Kamang.

MK-959.813.4 Zed, Mestika. 1995 Sejarah Tanah Datar. Padang : … xvi + 471 hlm. Buku ini berisi tentang sejarah Tanah Datar yang dimulai dengan zaman prakolonial, masa kolonial, perjuangan kemerdekaan, dan Tanah Datar dari tahun 1950 sampai 1995.

MK-920 Ardial. 2004 H. Adlin dalam Pengambangan Hidup. Medan : Jabal Rahmat. xii + 240 hlm. ISBN 979-614-029-2 Buku ini berisi biografi H. Adlin yang terkait dengan pemikiran multikultural di Minangkabau dan dinamika sejarah kehidupannya.

207 Koleksi BPKPSB

MK-920 Tim Penulis. 1995 Profil Tokoh, Aktivis dan Pemuka Masyarakat Minang.Jakarta : PT. Permo Promotion berkerja sama dengan Yayasan Bina Prestasi Minang Indonesia & PT. Head Infomarko. Buku ini berisi biografi tokoh, aktivis dan pemuka masyarakat Minang semasa hidup dan perjuangannya.

M-920 Nafis, Anas. 2002 “M. Hatta Pernak-pernik Perjalanan Politik Rotterdam-Bandaneira” Saduran. Tulisan ini merupakan kisah M. Hatta yang disadur oleh penulisnya dari berbagai buku dan majalah lama terbitan sebelum tahun 1934, misalnya Soerat Boelanan Soematra tahun 1927, Majalah Medan Rakyat 1932-1934 Padang, Pandji Poestaka Batavia tahun 1931- 1934.

Manan, Imran. 1995 Birokrasi Moderen dan Otoritas Tradisional di Minangkabau (Nagari dan Desa di Minangkabau. Padang : Yayasan Pengkajian Kebudayaan Minangkabau. vi + 140 hlm. Buku ini berisi uraian tentang Minangkabau prakolonial, dinamika birokrasi modern dan otoritas Tradisional Minangkabau, nagari dan pemerintahannya pada masa kemerdekaan dan nagari dan desa di daerah hukum adat Minangkabau.

MK-352.007.22 Mestenenk. 1969 De Minangkabausche Nagari (Terjemahan Mahjuddin Saleh). Padang : Fakultas Hukum & Pengetahuan Masjarakat. 83 hlm. Buku ini merupakan catatan seorang Belanda tentang sosial pemerintahan di Minangkabau dahulunya.

CB-D3-04-237 Irianto, Agus. 2004 “Pengembangan Kawasan Terpadu Bandara Kataping dan Sekitarnya”. Laporan Penelitian. Padang : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat. vii + 111 hlm. Laporan penelitian ini berisi profil daerah Ketaping dan sekitarnya dan rencana pengembangan kawasan di wilayah tersebut.

208 SEJARAH

MK-352.170 959 813 Chairiyah, Sri Zul. 1996 “Pemerintahan Desa di Minangkabau setelah Berlakunya UU No. 5/1979”. Makalah. Padang : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Makalah ini menguraikan secara singkat dinamika pemerintahan desa di Minangkabau pasca-berlakunya UU No 5/1979.

012/MK-2010 Christyawati, Eni. 2008 Kinerja Pemerintahan Nagari di Era “Kembali ke Nagari” di Sumatera Barat. Padang : Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Padang. vi + 85 hlm. ISBN 978-979-9388-86-5 Buku ini berisi uraian tentang dinamika pelaksanaan pemerintahan nagari di Nagari Singgalang setelah penetapan kebijakan Kembali ke Nagari oleh pemerintahan daerah Provinsi Sumatera Barat.

208/MK-2010 Anwar, Rosihan, dkk. 1997. Kemal Idris, Bertarung dalam Revolusi. Jakarta: Sinar Harapan. xxii+ 298 hlm. ISBN: 979-416-378-2 Buku ini menceritakan perjuangan seorang tokoh kemerdekaan dari Sumatra Barat yang bernama Kemal Idris. Lika-liku kehidupannya yang panjang yaitu berpindah dari rantau satu kerantau lain, tidak memupuskan semangatnya untuk memerdekan Indonesia dari belenggu penjajah, dan penghianatan terhadap ibu pertiwi. Ternyata usahanya tersebut membuahkan hasil dan sekarang kemerdekaan tersebut dapat dinikmati oleh generasi bangsa.

229/MK-2010 Amir.2001. Biografi Burhanuddin Syech. Padang: 81 hlm. Buku ini menceritaan ketokohan Syeh Burhanuddin sebagai pengembang ajaran Islam di Minangkabau. Dikatakan bahwa beliau adalah guru yang pertama, sebelum berakhir perjalanannya dari Aceh. Perjalanan tersebut dimulai dari daerah Sintuak-Ulakan-Aceh. Sampai sekarang makam Syeh Burhanuddin selalu ramai dikunjungi di daerah Ulakan.

174MK-2010 D’Kincai, Rhian. 2003. Rainal Rais Abdi Organisasi. Jakarta: Rosda Karya. xvi+277 hlm.

209 Koleksi BPKPSB

Buku ini mengisahkan kehidupan Rainal Rais yang selalu berkecimpung dalam organisasi, seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Kamar Dagang dn Industri Indonesia, Perssetasi, Hippi, PGI, KBRG, YBODMR, IPPSA, SAS. Dia juga pernah menjabat sebagai pelaksana pertandingan sepak takraw pada SEA GAMES XVI di Jakarta.

175/MK-2010 Juenoes, Marah. 2001. Rasjid, M. ST. Perintis Kemerdekaan , Pejuang yang Tangguh, Brani, dan Jujur. Jakarta: PT Mutiara Sumber widya. 266 hlm. ISBN: 979-9331-34-3 Buku ini menceritakan kisah perjuangan Moh. Rasjid seorang anak yang ditinggal mati oleh orang tuanya. Selama anak-anak hingga remaja dia selalu dikelilingi pemberontakan melawan Belanda, pertama sekali pemberontakan PKI di Silungkang. Selama di MULO dia memimpin Jong Sumatra Bond cabang Padang, untuk tingkat pusat diketuai oleh Muh. Yamin. Selama itulah gerak-geriknya sangat diperhatikan oleh Belanda.

201/MK-2010 ……,….. Kenang-kenangan 70 tahun Buya Hamka. 1983. Jakarta: Panji Mas 537 hlm. Buku ditulis rangka untuk mewujudkan kenang-kenangan 70 Buya Hamka. Berbagai macam tulisan berasal dari berbagai macam penulis ikut andil dalam buku ini, seperti HB. Jasin dan lain-lain.

186/MK-2010 Karsyah, Lindo. 2005. Dari Gubernur M. Nasroen sampai Zainal Bakar. Padang: PT. Singgalang Press. 276 hlm. ISBN: Buku ini menceritakan beberapa orang tokoh yang pernah menjadi orang terkemuka di Sumatera Barat. Di mulai dari M. Nasroen, Roeslan Moeljohardjo, Kaharoeddin Dt.Rangkayo Basa, Harun Zain, Azwar Anas,Hasan Basri Durin, Muchlis Ibrahim, Dunidja D, dan Zainal Bakar.

920 Noer, Deliar. Muhammad Hatta Biografi Politik.Jakarta: LP3ES. 778 hlm. Buku ini bercerita tentang tokoh nasional, yaitu M. Hatta. Seorang tokoh pejuang, seorang proklamator, dan kemudian menjadi orang kedua di Indonesia. Setelah Soekarno jatuh, dia

210 SEJARAH

sebenarnya bisa melanjutkan cita-citanya tetapi dia tidak mau, dia lebih memilih untuk mundur dan dia pergi dalam keadaan sepi. Buku ini menceritakan dengan detail tentang Hatta dengan segala sifatnya, pemikirannya, cita-cita dan gaya hidup dan perjuangannya, termasuk pergulatan hati serta kehidupannya yang belum diketahui oleh orang luar.

MK-920 Haj. Rasyad, Aminuddin, dkk. 1991. Hj. Rahmah El Yunusiyyah dan Zainuddin Labay, Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia, Riwayat Hidup, Cita-cita dan Perjuangannya. Padang Panjang: Pengurus Perguruan Tinggi Diniyyah Putri. 395 hlm. Buku ini bersisikan riwayat perjuangan Hj. Rahmah El Yunuisiyyah dan Zainuddin Labay, dua bersaudara yang mampu menorehkan kemajuan pendidikan di Indonesia. Zainuddin Labai sebagai pedobrak kekolotan dan kejumudan serta merupakan pelopor sistem pendidikan Islam di Indonesia dan Rahmah adalah sebagai pendobrak kekolotan dan kejumudan di kalangan kaum wanita.

230/MK-2010 Sanusi, Latief. 1981. Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatra Barat. Padang: Islamic Centre. 244 hlm. Penulis buku ini menceritakan riwayat hidup tokoh-tokoh intelektual kelahiran Minangkabau. Di antaranya Syeikh H.Rahmah El Yunusiyah, Syeikh Abdurrahman, Amad Kahatib Al Minangkabawy, Khatib Muhammad Ali, Muhammad Jamil Jambek, Abbas Qadhi Ladang Lawas, Sulaiman Ar Rasuly, Muhammad Thaib Umar, Muhammad Jamil Jaho, Abdullah Ahmad, Abd. Karim Amrullah, H.Daud Rasyidi, Ibrahim Musa Parbek, Abbas Abdullah Padang Jopang, H. Agus Salim, Zainuddin Labay, Abdullah Hamid Hakim, Ilyas Yaqub, Zainudin Hamidi, dan H. Nasrudi Thaha.

188/mk-2010 Sidin, Nazir. 2004. Apa Siapa. Padang: Pustaka Artaz. 268 hlm. ISBN: 979-8833-02-3 Buku ini merupakan cuplikan dari autobiografi tokoh-tokoh perintis dan pejuang kemerdekaan bangsa, cendekiawan dan intelektual sebagai pelaku sejarah, dan generasi penerus untuk mengisi kemerdekaan bangsa.

211 Koleksi BPKPSB

217/MK-2010 Welmar. 1995. Mengenang Maha Putra Prof. Dr. M. Yamin Pahlawan Nasional RI. Bukittinggi: Kristal Multimedia. 47 hlm. Buku ini bercerita tentang perjuangan M.Yamin yang telah diangkat sebagai pahlawan Nasional RI. Almarhum adalah seorang tokoh yang susah dicarikan tandingannya, orangnya kompleks, pemikir, konseptor, ahli hokum, ahli bahasa, pengarang, pujangga, ahli sejarah, orator, dan politikus.

156/MK.2010 Yusra, Abrar. 1997. Tokoh yang Berhati Rakyat, Biografi Harun Zein. Jakarta: Gebu Minang. 474 hlm. Buku ini menceritakan ketokohan Harun Zein sejak era pasca PRRI dan bangkitnya Orde Baru dengan program pembangunan nasional yang pada akhirnya mengantarkan Sumbar sebagai salah satu provinsi di luar pulau Jawa yang mendapatkan prestasi terbaik di Indonesia dalam pelaksanaan Pelita yaitu Pelita III (1979-1984) dan Pelita V (1989-1994).

244/MK-2010 Yusra, Abrar. 1994. Otobiografi AA. Navis, Satiris dan Suara Kritis dari Daeah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 434 hlm. Buku ini bercerita tentang sosok Navis yang dikatakan keturunan Jawa, ibu Minang dan bapak Jawa. Karena itu, masa remajanya jarang diterima oleh lingkungan teman-temannya, dia harus berjuang bahwa dia juga orang Minang. Di samping itu dia tetap berkarya, cerpennya yang terkenal adalah Robohnya Surau Kami. Di masa kanak-kanaknya Navis selalu dapat masalah dengan anak-anak Belanda, dan di masanya dewasa Navis selalu ditinggalkan teman-teman di akhir acara yang direncanakan bersama. Tapi sosok Navis seorang sastrawan lebih peka dengan kondisi lingkungan sekitar.

184/MK-2010 Zoelverdi, Haji Ed (ed). 1995. Siapa Mengapa Sejumlah Orang Minang. DKI Jakarta: Biro Penerbitan BK3AM. vx+528 hlm. ISBN: 079-8790-00-6 Buku ini bercerita tentang semua tokoh Sumatra Barat yang telah berhasil mengaharumkan nama bangsa dan negara. Dimulai dari AA. Navis dan ditutup dengan Zuyen Rais.

212 SEJARAH

1006/MK/2010 Hamka. 1982. Ayahku, Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera. Jakarta: Penerbit Umminda. xviii+361 hlm. Buku ini menjelaskan riwayat hidup Dr. H. Abdul Karim Amrullah dan perjuangan kaum agama di Sumatera terutama di Sumatera Barat. Di dalamnya terdapat sejarah masuknya Islam di Minangkabau, perjuangan Abdul Karim Amrullah, dan riwayat syekh-syekh Minangkabau yang dekat dengan Abdul Karim.

MK 340 Hatta, Muhammad. 1966. Mengambil Peladjaran dari Masa Lampau untuk Membangun Masa Datang. Bandung: Angkasa. Buku ini bercerita tentang alam pikiran M. Hatta yang digunakannya untuk memerdekakan Indonesia. Bagaimana berpolitik, bergaul, dan hidup ditengah-tengah percaturan global diterangkan dalam buku ini.

MK 808.8 Navis, AA. 1999. Yang Berjalan Sepanjang Jalan. Jakarta : PT. Grasindo. x + 550 hlm Buku ini berisi kumpulan artikel dengan beberapa tema yang dijadikan judul per bab, yakni Sosial Budaya Minangkabau, Kesusastraan, Sosial dan Agama, Pendidikan dan Generasi Muda, Tokoh-Tokoh Minangkabau, Budaya dan Politik.

173/MK-2010 Prayitno, Irwan. 2005. Basamo Mambangun Nagari, Kiprah Seorang Asli Putera Minang. Jakarta: SL 215 hlm Buku ini bercerita tentang ketokohan Irwan Prayitno dalam membangun nagari di Minangkabau, bangsa dan negara. Dalam usia yang masih relatif muda, Irwan mampu memulihkan ekonomi rakyat khususnya Sumbar.

Anonyswan (ed). 2007. Latar Sejarah Indo Julito, Bundo Kanduang di Minangkabau. Batu Sangka: CV. Sarana Wisata Enterprise. vii +144 hlm

213 Koleksi BPKPSB

Buku ini bercerita tentang perjalanan Iskandar Zulqarnain dari Yunani hingga Macedonia, dikatakan bahwa Bundo Kanduang di Minangkabau adalah keturunan Iskandar Zulqarnain yang telah berhasil menaklukan Yunani, Sparta, dan daerah kerajaan lain dan kemudian dia terdampar di Pulai Perca. Kemudian kisah banjir Nabi Nuh juga diceritakan di sini yang mempunyai kemiripan cerita dengan banjir besar yang pernah terjadi di daerah lain di dunia dan di dalam kebudayaan yang berbeda.

MK-2010. 959.813 03 Asnan, Gusti. 2003. Kamus Sejarah Minangkabau. Padang: PPIM. xxix + 380 hlm Buku ini bercerita tentang hasil peninggalan kebudayaan dari zaman dahulu. Dari hasil peninggalan sejarah itu banyak mengandung istilah-istilah yang tidak bisa dipahami oleh orang Minangkabau sekarang. Dalam buku ini penulis mengahdirkan 350 entrsi istilah Minangkabau bersejarah yang ditulis dengan ringkas serta komunikatif.

MK 959 813 4 Ajisman dan Almaizon. 2004. Bangunan Bersejrah di Kabupaten Tanah Datar. Padang: BKSNT Padang. x +75 Hlm Buku ini menceritakan dan mendeskripsikan bangunan-banguan yang bersejarah di Kabupaten Tanah Datar. Benteng-benteng peninggalan zaman penjajahan, rumah tua, surau, menumen perjuangan, sekolah pertama di Tanah Datar, dan masjid dideskiripsikan secara detail dalam buku ini.

MK 322.420 959 813 3 Amran, Rusli. 1988. Sumatra Barat, Pemberontakan Pajak 1908 (bagian ke- 1 Perang Kamang). Jakarta: PT (persero) Gita Karya. 302 hlm. Buku ini bercerita tentang peristiwa Perang Kamang dan dilengkapi dengan daftar lampiran berupa foto dan daftar nama-nama pelaku sejarah.

MK959.813 Amram, Rusli. 1985. Sumatra Barat Plakat Panjang. Jakarta: Sinar Harapan. 339 hal. Buku ini berisikan sejarah Sumatra Barat dimulai dari perjanjian Plakat Panjang. Bagaimana tipu muslihat dan permainan Inggris juga dijelasakan secara sederhana dalam buku ini.

214 SEJARAH

MK 959.813 Caniago, Naali Sutan. 1979. Naskah Tuanku Imam Bonjol. 350 hlm Naskah ini bercerita tentang perjalanan Tuanku Imam Bonjol disadur dari naskah arab melayu dan alih tuliskan oleh Sjafnir (anak Naali Sutan Caniago). Buku ini menceritakan sejarah dan kisah perjuangan seorang tokoh PADRI yang kharismatik yaitu Tuanku Imam Bonjol, dimulai dari datangnya 3 orang Haji yag beraliran wahabi hingga pecahnya perang PADRI.

MK959.813 3 Etek, Azizah, Mursjid, dan Arfan. 2007. Koto Gadang Masa Kolonial. Yogyakarta: LkiS. xxii + 322 hlm Buku ini mengisahkan keseharian kehidupanmasyarakat Koto Gadang semasa pendudukan Kolonial. Penulis memulainya dengan kebudayaan sehari-hari masyarakat seperti perkawinan, pelaksanaan hukum serta undang-undang. Kemudian secara berangsur-angsur Belanda terlibat, sehingga Tuanku Lareh terjun ke masyarakat, pembentukan Volkstrad, hingga perjuangan kembali merebut HIS.

MK 331.095 983 1 Iriana, dkk. 1993. ‘’Ilmu Sejarah dan Pandangan Calon Mahasiwa di SMA IV Lubuk Basung’’. Hasil penelitan. Padang: Universitas Andalas. 29 hlm. Laporan ini bercerita tentang pandangan calon mahasiswa terhadap ilmu sejarah sebagai sarana atau salah satu cabang ilmu lanjutan di jenjang strata 1 di Perguruan Tinggi.

MK 959.813 Joustra, M. 1923. Overzicht Van Land, Geschiedenis En Volk. S-Gravenhage: Martinus Nijhoff. 217 hlm Buku ini dikarang oleh Orang Belanda. Dia mengumpulkan segala pengalamannya selama berada di Ranah Minang. Tulisannya yang terperinci mampu menjelaskan Minangkabau hampir secara keseluruan. Tetapi yang jelas, penulis buku ini melihat Minangkabau dari kaca mata kebelandaannya.

215 Koleksi BPKPSB

MK959.813 Kiram, Abdul dan Yeyen Kiram. 2003. Raja-raja Minangkabau dalam Lintasan Sejarah. Padang: Musium Adityawarman dan MSI Padang. 251 hlm Buku ini bercerita tentang beberapa unsur, pertama Minangkabau pada masa klasik, dua perkembangan, tiga hubungan luhak dengan rantau, dan empat raja-raja Minangkabau serta keturunannya.

MK959.813 Kahim, Audrey. 1979. Perjuangan Kemerdekaan; Sumatra Barat dalam Revolusi Nasional Indonesia, 1945- 1950. Padang: MSI Cabang Sumbar. xiv + 352 hlm Buku ini bercerita tentang perlawanan pejuang kemerdekaan di Sumbar terhadap penjajahan. Diceritakan dari reaksi masyarakat Minangkabau itu sendiri terhadap penjajahan, pendudukan Jepang, berdirinya pemerintahan revolusioner, kedatangan Inggris dan Belanda untuk kedua kalinya, konflik internal, ekonomi perjuangan, usaha integrasi, serangan dan balasan,serta gencatan senjata.

MK 920 Kusuma, Nila. 1982. Siti, Srikandi dari Mangopoh. Bandung: Aqua Press. 94 hlm. Buku ini menceritakan kisah Siti cikal bakal pejuang wanita dari Mangopoh. Sejak kecil Siti sudah dibsarkan dengan lingkungan keras, belajar silat, mengaji, berladang dan bersawah. Sehingga setelah besar, Siti tinggal hanya melaksanakan pelajaran yang telah diterimanya selama ini. Siti, berhasil menjadi sosok pejuang wanita yang sangat ditakuti Belanda di masanya.

MK215/ -2010 Kutoyo, Sutrisno. 2004. Prof. H. Muhammad Yamin SH; Cita-cita dan Perjuangan seorang Bapak Bangsa. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. 330 hlm Buku ini menceritakan sejarah seorang tokoh bangsa M. Yamin. Sejarahnya di mulai dari masa pendidikannya, pergaulan, organisasi, sumpah pemuda, politik. Kemudian Yamin terlibat perjuangan pada masa pendudukan Jepang hinga perkenalannya dengan Tan Malaka.

216 SEJARAH

MK 959 813 Naim, Sjafnir Aboe. 2004. Tuanku Imam Bonjol. Padang: PPIM. xiii + 318 hlm Buku ini disadur dari naskah arab melayu yang ditulis oleh anak Naali Sutan Caniago. Buku ini menceritakan sejarah dan kisah perjuangan seorang tokoh PADRI yang kharismatik yaitu Tuanku Imam Bonjol, dimulai dari datangnya 3 orang Haji yag beraliran wahabi hingga pecahnya perang PADRI.

MK 959 813 Naim, Sjafnir Aboe. 1988. Tuanku Imam Bonjol, Sejarah Intelektual Islam di Minangkabau, 1784-1832. Padang: ESA Padang. xviii +158 hlm Buku ini disadur dari naskah arab melayu yang ditulis oleh anak naali Sutan Caniago. Buku ini menceritakan sejarah dan kisah perjuangan seorang tokoh PADRI yang kharismatik yaitu Tuanku Imam Bonjol, dimulai dari datangnya 3 orang Haji yag beraliran wahabi hingga pecahnya perang PADRI.

MK959 813 Rabaatin, Bahauddin. A Great Hero; Pahlawan Besar. 20 hlm Buku ini bercerita tentang jasa-jasa Muh. Yamin dalam perjuangan kemerdekaan Bangsa Indoesia, sehingga penulis buku ini menemakannya dengan a great hero.

MK 920 2010 Soebagijo. 1985. Riwayat Hidup dan Perjuangan H. Zainal Abidin Ahmad. Jakarta: Pustaka Antara. 218 hlm Buku ini berisiskan riwayat seorang tokoh dari Minangkabau yaitu Zaial Abidin Ahmad. Sejarahnya dimulai dari masa kecil di kampung, masuk sekolah thawalib, terjun kemasyarakat dan langsung mengibarkan panji Islam, juga bersentuhan dengan masanya PKI. Pada masa hidupnya Zainal Abidin adalah seorang pendakwah yang disegani di kalangan nasional dan daerah.

217 Koleksi BPKPSB

MK920 Thaib, Maisir. 1955. Tuanku Imam Bonjol. Buku ini bercerita tentang sejarah perjuangan Tuanku Imam Bonjol semasa hidupnya dan segala perjuangannya melawan tentara Belanda.

MK 920 Tasman, Abel (dkk). 2002. Siti Mangopoh. Padang: Cita Budaya Indonesia. xiii +108 hlm. Buku ini menceritakan kisah perjuangan seorang pejuang wanita dari ranah Minang menentang kebijakan penjajah Belanda. Mangopoh perempuan pejuang yang nyaris dilupakan oleh orde baru ternyata lebih heroik di medan perang menghadapi tentara Belanda. Sebagai perempuan tangguh, dia mampu membuat Belanda bercerai-berai dari pasukannya, sistem belasting kiranya telah mampu mengobarkan api perlawanan rakyat Mangopoh untuk mengusir penajajah dari tanah pertiwi.

MK 959.813 Yakub, Nurdin. 1991. Minangkabau Tanah Pusaka; Sejarah Minangkabau Petama. Bukittnggi: CV PUSTAKA INDONESIA. 47 hlm Penulis buku ini mendeskripsikan tentang sejarah Minangkabau yang dimulainya dari zaman paleolitikum, neolitikum, perunggu, kekuasan dipertuan agung di Pagaruyung, negri sembilan, hingga masuknya Islam ke Nusantara.

MK. Zed, Mestika. 1986. “Reaksi Minangkabau Terhadap Kolonialisme Belanda Abad XIX (Elizabeth E. Grafes, 1981)”. Hasil penelitian. Padang: Insitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). 120 hlm. Hasil penelitian ini bercerita tentang sejarah kolonial di Sumatra Barat pada masa pemerintahan Abad XIX oleh Ratu Elizabeth E. Grafes.

218 BUDAYA

BUDAYA

MK 959.813 Athallah. 1994. Budaya Tradisional Minangkabau. Bukittinggi: Usaha Ikhlas. 65 hal. Buku ini mendiskripsikan alam dan kebudayaan Minangkabau dimulai dari asal nama Minangkabau, susunan masyarakat, adat kebudayaan, hingga kesusastraan yang pernah dihasilkannya.

MK 394.4 Anas, Azwar. Alek Malewakan. Padang: LKAM Sumbar 52 hal. Buku kecil ini bercerita tentang prosesi mengukuhan gelar penghulu yang dikenakan oleh Azwar Anas, dilengkapi dengan dialektika keMinangkabauan yang tergambar di dalam pasambahan pengukuhan gelar tersebut.

MK B, Amir, dkk. 1984. ”Suatu Kajian Sosiologis Tentang Adat Upacara Kemtian Niniak Mamak Pamangku Adat pada Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat”. Hasil penelitian. Padang: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. 81 hlm. Laporan penelitian ini bercerita tentang acara saremonial yaitu prosesi pemakaian niniak mamak pemangku adat di Minangkabau. Peneliti memulainya dengan upacara kematian penghulu dan upacara kematian Sutan.

MK 959.813 Di Radjo, Datoe Sanggeono. 1919. Tjoerai Paparan Adat Lembaga Alam Minangabau. Fort De Kock: Snelpersdrukkerli ‘’Agam’’. ix+299 hal. Buku ini ditulis dalam ejaan lama yang isinya tentang pusaka Minangkabau. Pusaka tersebut terdiri dari lembaga adat, hukum, undang-undang yang berlaku di lingkungan kebudayaan Minangkabau idealnya.

221 Koleksi BPKPSB

MK 959.813. Damhoeri dan Musrida. 1995. Serambi Budaya Alam Minangkabau II. Bukittinggi: CV. Pustaka Indonesia. 134 hlm. Dalam buku ini penulis bercerita tentang peninggalan sejarah, fungsi balai dalam masyarakat Minangkabau, batu bertulis, prasasti, stupa di Muara Takus, Adityawarman, upacara seremonial, pengangkatan penghulu, batagak rumah, upacara perkawinan, dan ditutup dengan upacara keagamaan.

MK 959.813 4 Door, dkk. 1980. ‘’Nota Omtrent De IX Koto En Padang Tarab (Midden-Sumatera)’’. Laporan panitia pembangunan istana pagaruyung. Padang: Panitia Pembangunan Kembali Istana Pagaruyung. 36 hlm. Laporan ini menceritakan kawasan (IX) yang akan dijadikan tempat pembangunan Istana Pagaruyung pasca dibakarnya oleh kaum Agama di Minangkabau, dijabarkan dari kondisi wilayah, letak, dan batas-batasnya dengan daerah lain yang berdekatan.

MK 958.813 Ghazali, dkk. 2005. Ensiklopedi Minangkabau. Padang: PPIM Sumbar. xviii+441 hlm., ISBN: 979379723-1 Ensiklopedi ini berisi tentang nilai, ajaran, sistem, peristiwa, benda, tempat, orang dan lain sebagainya. Karena diterima sebagai pemberi warna hidup masyarakat, seperti tokoh sejarah, tempat bersejarah, peristiwa bersejarah, tradisi bersejarah dan lain-lain.

MK. Hakimy, Idrus. 2004. Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang, dan Pidato Alua Pasambahan Adat di Minangkabau. Bandung: Remaja Rosdakarya. 179 hal., ISBN: 978-514-364-6 Buku ini bercerita tentang penghulu serta tugas dan fungsinya; Bundo Kanduang serta fungsinya; pidato adat pasambahan, jenis, bentuk, dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau.

MK 340.575 981 3 Kemal, Iskandar. 1971. Beberapa Studi Tentang Minangkabau. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan

222 BUDAYA

Masjarakat Universitas Andalas. 80 hlm. Buku ini menceritakan hukum kewarisan dari Matrilineal ke Bilateral, gadai, dualisme kepemimpinan (desa dan nagari) dan dasar-dasar perkawinan consanguinal di Minangkabau.

MK 959.813 Mahyudin, Sutadi dan Rustam Rahman. 2002. Hukum Adat Minangkabau dalam Perkembangan Nagari Rao-rao, Ranah Katitira di Ujuang Tunjuak. Jakarta: Panitia Peninggalan Sejarah Rao-rao. 219 hal. Buku ini menceritakan peristiwa sejarah Nagari Rao-Rao, kebiasan-kebiasaan, dan hukum adat Minangkabau yang berhubungan dengan hukum adat kebiasaan di Nagari Rao-rao.

MK 340.570 959 813 Penghulu, Dt. Radjo. 1975. Dasar Adat Minangkabau. Padang: LKAM. 32 hlm. Buku ini bercerita tentang dasar-dasar adat Minangkabau yang tujuan penulisan adalah unutuk anak sekolah dasar. Penulis menceritakan asal kata Minangkabau, pembagian Minangkabau, Nagari, pencipta adat Minangkabau, kepemimpinan, pepatah, etika pergaulan, dan rumah gadang.

MK 303.340 959 813 Samin, Yahya dkk. 1995. ‘’Peranan Mamak Terhadap Kemenakan dalam Kebudayaan Minangkabau Masa Kini’’. Hasil penelitian. Padang: Deperetemen Pendidikan dan Kebudayaan. xi+104 hlm. Hasil penelitian ini bercerita tetang peranan ideal mamak menurut konsep tradisional Minangkabau dan aplikasi peran tersebut terhadap kemenakan yang hidup pada Minangkabau masa kini.

MK 303.340 959 813 Dakung, Sugiarto dan Wahyuningsih (ed). 1983/1984. ‘’Sistem Kepemimpinan di dalam Masyarakat Pedesaan Sumatra Barat’’. Hasil penelitian. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah. xv+310 hal. Hasil penelitian ini bercerita tentang system kepemimpinan masyarakat desa Sumatra Barat, dimulai dengan pola kepempinan di bidang sosial, bidang agama, dan di bidang pendidikan.

223 Koleksi BPKPSB

Pola kepemimpinan tersebut dilihat dari organisasi kegiatan, system, dan pengaruh serta fungsinya.

MK 297.43 Nizar, Hayati. 2004. Bundo Kanduang dalam Kajian Islam dan Budaya. Padang: PPIM. x+116 hlm., ISBN: 979-3797-09-6 Buku ini bercerita tentang posisi perempuan Minangkabau secara agama dan adat Minangkabau, hingga perempuan itu sendiri melakukan penyesuaian diri dengan wacana yang berkembang, seperti kesetaran gender, KB, dan lain-lain.

MK 959.813 Rasyad, Firdaus. 2002. Indonesia bagian dari Desaku ‘’Rao-rao’’. Jakarta: PT. Candi Cipta Paramuda. xii+120 hal. Sebuah buku catatan perjalanan yang ringan namun mempunyai makna dalam khususnya bagi masyarakat Rao-rao Tanah Datar. Sebuah pencarian jati diri untuk sebuah eksistensi terjadap kultur dan sebuah buku yang pertama sekali membahas Nagari Rao-Rao secara khusus.

MK-2010 959.813 61 Spine, Bruno. 1981. Mitos dan Legenda Suku Mentawai. Jakarta: PN BALAI PUSTAKA. 499 hal. Buku ini memuat berbagai macam kisah mitos dan legenda sukuMentawai. Kemudian hari dapat mempengaruhi pandangan hidup dan pola pikir suku mentawai ke depan.

MK 390.095 891 3 Sjafnir. 2006. Sirih Pinang Adat Minangkabau, Pengetahuan Adat Minangkabau Tematis. Padang: Sentra Budaya. 250 hal., ISBN: 979,9307-07-5 Buku ini bercerita tentang tatacara berkelakuan yang sesuai dengan adat kebudayaan Minangkabau, sesuai dengan alua jo patuik, sesuai dengan dinamika masyarakat kekinian. Dikatakan sebagai adat di sisi limbago dituang, bentuk kerabatan Minangkabau dan lain- lain.

224 BUDAYA

MK 959.813 Toeah, Datoek. 1969. Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi: CV. PUSTAKA INDOESIA. 381 hal. Buku ini bercerita kompleksitas keMinangkabauan, dimulai dari asal usul nama itu, adat kebudayaannya, kebiasaan, masayarakat, hukum, undang-undang, harta pusaka, dan lain- lain. Buku ini dapat dijadikan referensi tentang Minangkabau.

MK 959.813 Yakub, Nurdin. 1991. Minangkabau Tanah Pusaka. Bukittnggi: CV PUSTAKA INDONESIA. 47 hlm. Buku ini bercerita tentang sejarah Minangkabau dimulai dari zaman prasejarah, proto sejarah, zaman Minangkabau timur (Hindu, Islam-sunnah, Budha, Islam-syiah), kerajaan Pagaruyung hingga masuknya raja Islam pertama di Minangkabau.

MK 958.813 Yakub, Nurdin. 1987. Minangkabau Tanah Pusaka; Tambo Minangkabau Buku Pertama. Bukittinggi: Pustaka Indonesia. 47 hal. Buku ini menceritakan asal usul nenek moyang Minangkabau dimulai dari awal kedatangan Maha Raja Diraja ke Minangkabau. Di sini terjadi dialektika sederhana dalam konflik, hal ini ketika terjadinya pertarungan kerbau, dan perselisihan anaara Katamanggungan dengan Parpatiah Nan Sabatang.

MK 95-218 Yakub, Nurdin. 1995. Hukum Kekerabatan Minangkabau. Bukittinggi: CV PUSTAKA INDONESIA. 96 hlm., Buku ini menceritakan hukum kekerabatan yang berlaku di Minangkabau. Penulis mulai mendeskripsikan tentang undang-undang Minangkabau, adat dan pengaruh modernisasi, penghulu dan perannya, upacara saremonial perwainan, adat suami-istri, hukum di Minangkabau, hak milik, sando dan pinjam, hukum acara, dan syarat dakwa.

MK 959.813 Yakub, Nurdin. 1991. Minangkabau Tanah Pusaka, Tambo Minangkabau Buku Ketiga. Bukittinggi: CV Pustaka Indonesia.

225 Koleksi BPKPSB

51 hal. Buku ini menceritakan undang-undang Minangkabau, hukum, dan gelar pusaka. Fitur tersebut diulas dengan detail di dalam buku ini dan sekaligus cara penerapannya.

Mk ….. 1998. Peranan Nilai Budaya Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. viii + 113 Hal. Buku ini mengambarkan peranan budaya Minangkabau dalam kaitannya dengan pelaksanaan GDN ( Gerakan Disiplin Nasiona). Sebagai budaya yang dominan di daerah Sumatera Barat, budaya Minangkabau sangat relevan dan sangat mendukung pelaksanaan GDN karena dari falsafah budaya Minangkabau itu sendiri terlihat adanya suatu penghargaan yang tinggi terhadap prilaku disiplin.

MK Ibrahim, Anwar. Dkk. 1986. Pakaian Adat Tradisonal Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. xvi + 213 Hal Buku ini berisikan tentang pakaian adat tradisional di Minangkabau dan dokumentasi pakaian dan perhiasan dan kelengkapan tradisional.

MK1.537/M-05 Esde, Erni. Dkk.1994. “Pakaian Penganten Daerah Pesisir Selatan”. Padang: Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat. 40 Hal. Penelitian ini berisikan tentang pakaian pengantin daerah Pesisir Selatan, hal tersebut untuk mengetahui lebih jelas tentang bagian-bagian serta makna yang terkandung di dalamnya maupun fungsinya di dalam masyarakat.

MK I.D.Dt. Tumanggungan. Dkk. 1998. Gurindam Adat Minangkabau. Bukittinggi: CV. Pustaka Indonesia. 236 Hal. Buku ini berisikan tentang Gurindam Adat Minangkabau yang isinya sejenis pantun adat Minangkabau yang erat hubungannya dengan adat istiadat Minangkabau.

226 BUDAYA

MK 4427/m-07 Syamsuddin. 1978. Arti yang Terpendam Pada Pakaian Kebesaran Minangkabau. Padang: Proyek Pusat Pengembangan Kebudayaan Sumatera Barat. 14 hal Penelitian ini berisikan tentang arti yang terpendam pada pakaian kebesaran adat Minangkabau, adapun pakaian kebesaran adat terdiri dari: deta hitam, keris, baju gadang, sarawa dalam hitam, kain sarung hitam, kabek pinggang patah sembilan, tungkek, dan salendang.

MK073/-2010 Manan, Miral. 1979. Aturan Alam. Padang:…. 47 hal. Buku ini berisikan tentang aturan alam yaitu aturan hukum yang berlaku secara abadi di seluruh alam dan mengatur setiap sesuatu dan segala sesuatu terjadi sendirinya, tanpa dapat berubah atau diubah oleh siapapun.

079/MK-2010 Miko, Alfan. 1993. “Perubahan dalam Hubungan Kekerabatan Minangkabau”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Universitas Andalas. 30 Hal Artikel ini memuat perubahan hubungan kekerabatan di Minangkabau. Minangkabau dikenal dengan kebudayaan yang unik yaitu masyarakat mengambil garis keturunan dari pihak ibu yang dikenal matrilineal.

MK 21/Prok-03 Herwandi. 1995. “Kelarasan: Studi Perbandingan Sistem Kelarasan Tradisional Minagkabau dan Sistem Laras Belanda”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 14 Hal. Makalah ini berisikan tentang perbandingan sisem kelarasan tradisional Minangkabau dengan laras Belanda,

MK1589/ M-04 Dhavida, Usria. Dkk. 2004. “Pakaian Adat Wanita Payakumbuh”. Padang: Pemerintahan Daerah Propinsi Sumatera Barat Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Museum Adityawarman.

227 Koleksi BPKPSB

iv + 49 Hal. Buku ini berisikan informasi tentang pakaian adat wanita Payakumbuh, daerah memiliki keanekaragaman pakaian adat wanitanya yang dipakai sesuai jenis helat dan status si pemakainya, hal ini dapat terlihat yang dipakainya.

MK502/ M- 02 Yelmi, Kusnel. Dkk. 2000. “Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan, dan Perilaku Generasi Muda terhadap Upacara Perkawinan Adat Minangkabau”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. x +70 Hal. Buku ini berisikan tentang pengetahuan terhadap upacara perkawinan adat Minangkabau. Generasi muda sekarang memiliki keterbatasan kurangnya pengetahuan tentang upacara adat Minangkabau ini.

MK 404/m-02 Boestami. Dkk. 1992. Kedudukan dan Peranan Wanita dalam Kebudayaan Suku Bangsa Minangkabau. Padang:Esa Padang. x + 202 Hal. Buku ini menggambarkan bagaimana kedudukan dan peranan anita pada suku bangsa Minangkabau, mulai dari mengurus anak, kadang-kadang membantu perekonomian rumah tangga, menyediakan persiapan untuk upacara sampai memelihara harta pusaka karena Minangkabau mengenal sistem matrilineal, dan berhak atas harta warisan.

MK 3070/M-07 Ronidin. 2006. Minangkabau di Mata Anak Muda. Padang: Andalas University Press. xvi +145 Hal. Buku ini berisikan tentang Minangkabau di mata anak muda yang dikelompokan menjadi empat bagian: pertama surau dan rantau, kedua remaja dan wanita, ketiga nagari dan tradisi, dan keempat kristenisasi.

MK 69/H-02 Arifin, Bustanul. 1995. Budaya Alam Minangkabau. Jakarta: Cv. Art Print Jakarta. iii + 151 Hal. Buku ini berisi tentang pengertian, fungsi adat alam Minangkabau, ruang lingkup, dan sejarah adat alam Minangkabau berguna untuk proses belajar mengajar.

228 BUDAYA

MK402/ Mk-2010 Maryetti. Dkk. 1999. “Integrasi Nasional Suatu Pendekatan Budaya di Daerah Sumatera Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 123 Hal Laporan penelitian ini menggambarkan integrasi sosial budaya antarsuku bangsa Minangkabau, Batak, dan Jawa yang ada di Sumatera Barat.

MK 499/-2010 Dt. Seri Maharadjo. 1919. Tjoerai Paparan Adat Lembaga Alam Minangkabau. Bukittinggi: Snelpersdrckkerij Fort De Kock. viii + 229 Hal Buku ini adalah paparan adat lembaga alam Minangkabau, yang berejaan lama.

MK 1140/ Mk-2010 Hasanuddin. 1999. “Eksistensi Kebudayaan Minangkabau Pada Milenium Tiga”. Makalah. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 7 Hal. Makalah ini berisikan eksistensi tentang kebudayaan yaitu segala sesuatu yang mencirikan budaya. Budaya adalah sistem nilai yang dihayati.

MK Izati. Dkk. 2006. “Tradisi Babako - Anak Pisang pada Upacara Adat di Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang: Pemerintahan Propinsi Sumatera Barat Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. iii + 87 Hal. Buku ini berisikan tentang tradisi babako-anak pisang dalam upacara adat Minangkabau. Judul ini diangkat karena belum ada referensi tentang tradisi babako-anak pisang pada upacara adat.

MK Esde, Erni. 2007. Ampe Banta. Padang: PPSB Dinas Pariwisata Seni dan Budaya UPTD Museum Adityawarman. viii + 66 Hal.

229 Koleksi BPKPSB

Buku ini berisikan pendataan dan pendokumentasian tentang Ampe Banta sebagai pelaminan bagi masyarakat di Lintau Buo.

MK 2698/H-2007 Abadin, H. Mas’od. Dkk. Jurnal PPIM. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. v+93 hal Merupakan sebuah jurnal yang bertemakan kepemimpinan di Minangkabau, di antaranya adalah pemimpinan di Minangkabau antara harapan dan kenyataan, membangun piramida kepemimpinan di Minangkabau, proses kepemimpinan adat basandi syarak, kepemimpinan dalam Islam dan adat Minangkabau,dan lain-lain.

MK 97.689/H-97 Yunus, Ahmad. 1986. Dampak Modernisasi terhadap Hubungan Kekerabatan pada suku Bangsa Melayu jambi. Jambi: DP&K iv+142 hal Buku ini berisikan tentang informasi yang nyata mengenai berbagai aspek kebudayaan daerah Jambi dengan segala latar belakangnya yang mengandung nilai luhur yang perlu diketahui oleh setiap generasi penerus.

MK133-2010 Sati, M. Delly Dt. Cmg,dkk. 1992. Upacara Batagak Rumah di Daerah Sumatera Barat. Padang: Bidang Sejarah dan Nilai Tradisional Kanwil Depdikbud Prov. Sumbar. iii+21 hal Merupakan hasil penelitian yang berisikan tentang proses (tahap-tahap mendirikan rumah, sistem pengetahuan masyarakat menyangkut pembangunan rumah, dan nilai-nilai sosiokultural yang terkanduing di dalamnya.

MK 127/MK-2010 …….2002. Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Pedoman Hidup Banagari. Padang: LKASAM Sumbar xi+129 hal Buku ini bersikan tentang kombinasi dan kolaborasi antara adat dan agama yang dianut oleh masyarakat Minangkabau.

230 BUDAYA

MK ……1989. Laporan StudyTour Kebudayaan Minangkabau di Lunang Kab. Pesisir Selatan. Bukittinggi: ……. iv+73 hal Merupakan laporan tentang studi tur yang dilaksanakan di Lunang Kec. Pancung soal Kab. Pesisir Selatan. Yang berisikan tentang kebudayaannya, mulai dari sistem kepercayaan sampai keseniannya.

MK1121-2010 Taufik, Ilhamdi. 1990. “Kerapatan Adat Nagari dalam Bangunan dan Masalahnya”. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas. 29 hal. Makalah ini terlihat peranan KAN dapat ditingkatkan.

Mk940/prok-03 Amelia,Ranny. 1989. “Islam dalam Perspektif Masyarakat Minangkabau Suatu Tinjauan Sosial Politik di Indonesia “. Artikel penelitian. Padang : DPNK Universitas Andalas. i+65 hlm Penelitian tentang Islam di Minangkabau suatu tinjauan sosial politik di Indonesia, sebagai suatu studi pendahulauan untuk mendalami perilaku dan peranan agama islam di masyarakat yang diteliti.

Mk 722/prog-03 Yusuf. M. 1089. “ Kewarisan Adat Minangkabau Mempengaruhi Harta Pencaharian di Pekan Baru”. Artikel penelitian. Padang : fakultas hukum Universitas Andalas. 65 hlm. Penelitian ini membicarakan orang Minang yang pergi merantau dan bagaimana pula pelaksanaan adat Minang tentang pembagian harta warisan yang diberlakukan di nagari orang tersebut.

Mk 290 / m-05 Nafis, Anas. ….. “Pidato Pihak Helat dalam Helat Perkawinan“. Padang: Pusat Dokumentasi & Informasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM-PP).

231 Koleksi BPKPSB

8 hlm Artiel ini berisi tentang pidato yang disampaikan dalam perhelatan perkawinan.

Mk 1138/mk-2010 Amir. B. dkk. 1982. “ Upacara Tradisional sebagai Kegiatan Sosiolisasi di Daerah Sumatra Barat (Upaca kematian)”. Laporan Penelitian. DPNK Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. viii+197 hlm Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasikan dan mendokumentasikan upacara tradisional daerah Sumatra Barat. Khususnya mengenai upacara kematian.

Mk 2440/m-07 Syarifudin, Amir. 1991. “ Perpaduan Adat Dengan Syarak dalam Lingkungan Adat Minangkabau”. Artikel penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 20 hlm penelitian ini membicarakan adat memberikan petunjuk bahwa yang berlaku dalam kehidupan sosial Minangkabau adalah hukum syarak. Dalam hukum syarak itu terkandung arti bahwa masyarakat Minangkabau telah melaksanakan adatnya.

Mk 333/m-02 Amir. B. 1979. Adat dan Islam Suatu Tijauan Mengenai Konflik di Minangkabau. Terjemahan bebas. Padang: FKPS IKIP Padang. 45 hlm. Penelitian ini membicarakan konflik yang akan berguna lagi sebagai suatu alat operasional untuk menganalisa perkembangan sosial dan untuk mengetahui apa penyebab terjadinya perubahan-perubahan sosial.

Mk 810/mk-2010 Nafis,Anas….. “Pidato Memuji Rumah Gadang “. Padang : PDIKM-PP. 2 hlm Artikel ini berisi tentang pidato memuji rumah gadang Minangkabau.

Mk 1075/mk-2010

232 BUDAYA

Hasanuddin. 1996. “Pidato Pasambahan Minangkabau Refleksi Budaya “. Artikel penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 19 hlm Penelitian ini membicarakan tentang pidato pasambahan adalah peristiwa bahasa lisan Minangkabau yang digunakan di dalam berbagai peristiwa budaya di Minangkabau serta pergeseran persepsi masyarakat Minangkabau terhadap tradisi lisan pidato pasambahan.

Mk765/prok-03 Zulkayyim. Dkk. 2002. “Kerapatan Adat Nagari dan Pembangunan Studi Kasus Kan Limbukan-Aurkuning” Payakumbuh 1983-2000. Padang : DPNK universitas andalas. iii+ 14 hlm Penelitian ini melihat keberadaan suatu lembaga adat di Sumatra Barat khususnya di Limbukan Payakumbuh dengan batasan temporal 1983-2000. Lembaga adat yang dibentuk di Limbukan berdasarkan pada Peraturan Daerah nomor 13 tahun 1983 tersebut.

Mk 2282/m-07 Syofyan, Yunita. 1989. “Perubahan Sosial Budaya Perantau Minangkabau di Daerah Rantau”. Artikel penelitian. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 12 hlm Penelitian melihat bahwa banyaknya orang miangakabau yang pergi merantau, disebabkan adanya beberapa faktor, di antaranya faktor adat. Adat sangat menentukan aktivitas orang Minangkabau merantau.

Mk4721/mk-07 Basri, Hasan. …. “Pelaminan Minangkabau”. Padang : SMSR Padang. 50 hlm Penelitian ini langsung melihat dan meneliti benda-benda, mengajukan pertanyaan dan langsung membahas setiap unsur pelaminan.

Mk 733/prok-03 Yusuf, M. 1988. “Mamak dan Kemenakan dalam Masyarakat Minangkabau di Padang Luar Koto”. Artikel penelitian. Padang. iii+95 hlm

233 Koleksi BPKPSB

Penelitian ini bertujuan untuk pemulihan dan pengokohan kembali hubungan mamak dengan kemenakan. Diuraikan juga di sini masalah-masalah hubungan kemenakan di Padang Luar Kota.

Mk 702/mk-2010 Kasih, Media Sandra. 1994. “Implikatur dalam Pidato Adat Pasambahan Minangkabau”. Artikel penelitian. Padang: DPNK Universitas Andalas. 32 hlm Penelitian ini mengambil sampel pasambahan pada jamuan makan helat perkawinan melalui percakapan yang terjadi antara pihak tamu dengan tuan rumah.

Mk 647/prok-03 Yusriwal. 1994. “Kemampuan dan Lapangan Kerja Tamatan Jurusan Bahasa dan Sastra Daerah Minangkabau”. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 19 hlm. Makalah ini tentang bagaimana menyalurkan tenaga kerja tamatan program studi Sastra Daerah. Membahas pula tentang kurang diketahuinya oleh intansi tentang pendidikan kebudayaan yang ada di Universitas Andalas.

Mk 491/prok-03 Sukmawati, noni. 1997. “Alek Nagari dan Permasalahan Pengembangan Seni Budaya Minangkabau”. Artikel penelitian. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 15 hlm Penelitian ini mengamati langsung ke lapangan. Ternyata alek nagari telah memainkan peranan dan memiliki fungsi yang penting untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan Minangkabau.

Mk 590/ mk-2010 Djafri, Dt Bandaro…. “Tambo-Darah”. Padang : Limbang Koto Laweh. 7 hlm. Penelitian ini tentang transliterasi naskah Tambo Darah dari tulisan arab melayu menjadi tulisan latin.

234 BUDAYA

Mk 466/m-02 Syamsuddin. 1977. “Arti yang Terpendam pada Pakaian Kebesaran Adat Minangkabau”. Padang: Proyek Pusat Pengamatan Kebudayaan Sumatra Barat. 14 hlm Artikel ini tentang fungsi dan perlengkapan yang terdapat pada baju kebesaran orang Minangkabau yaitu pakaian niniak mamak.

Mk 1112/mk-2010 Amir. B. 1980. Minangkabau Manusia dan Kebudayaannya. Padang: Jurusan sejarah Fakultas Sastra. 95 hlm Buku ini merupakan suatu rentetan sejarah Minangkabau dan kebudayaan yang ada pada masyarakat Minangkabau.

Mk 457/m-02 Djafri. Dt Bandaro….. Ceramah Adat Alam Minangkabau. Jakarta: Keluarga Mahasiswa Minang. 65 hlm Buku ini berisi tentang ceramah yang membahas apakah Minangkabau itu? Apakah Minangkabau itu hanya wilayah adminitratif yang dibentuk dengan undang-undang ataukah terjadi akibat gempa bumi, banjir dan sebagainya.

MK Bandaharo. ... ”Tambo Alam, Sarato Panitahan Alua Pasambahan Adat Minangkabau”. Bukittinggi : Lestari Bukittinggi. Artikel ini berisi tentang pasambahan-pasambahan Minangkabau.

Mk4927/m-07 Ermaleli. dkk. 2004 Budaya Alam Minangkabau untuk SD Kls 3. Jakarta: PT Bumi Aksara. xiii+141 hlm Buku ini adalah panduan belajar untuk murid-murid SD kls 3 tentang kebudayaan Minangkabau.

235 Koleksi BPKPSB

Mk 3605/m-07 Usman, Abdul Kadir. 2002. Alam Takambang Jadi Gumam. Padang: Bina Wawasan Sumatra barat. vi+206 hlm Buku ini mengungkap ada saja masalah yang membuat setiap orang bergumam. Setidaknya bagi orang secara hukum memiliki kesadaran dan terlatih bereaksi bila ada melihat kurang pas menurut yang semestinya.

Mk 87-281 Boechari, Sidi Ibrahim. 1981. Pengaruh Timbal-Balik Antara Pendidikan Islam dan Pergerakan Nasional di Minangkabau. Jakarta : Gunung Tiga. 202 hlm Buku ini mengungkapkan hubungan timbal balik antara pendidikan Islam dan pergerakan nasional yang utuh. Berusaha menggali sejarah daerah untuk menciptakan sejarah nasional yang utuh.

MK Sati, Lubuk. Dt. 1980.“ Istano Pagaruyuang. Padang Buku ini adalah simpanan tambo yang terletak di Aluang Bunian Luhak Nan Tigo Lareh Nan Duo.

Mk730/mk-2010 Abdullah,taufik. 1980. “Seminar Internasional Mengenai Kesusastraan, Kemasyarakatan dan Kebudayaan Minangkabau”. Padang : universitas andalas. 15 hlm Artikel ini membicarakan saat sidang seksi dari seminar mengenai hukum adat dan hukum tanah di Minangkabau, yang diadakan di padang pada tahun 1968.

Mk 800/mk-2010 Jabbar, Hamid. 1978. “Sajak-sajak”. Padang : DPNK Proyek Pelita. 9 hlm Buku ini berisi sajak-sajak yang dibuat oleh Hamid Jabbar.

236 BUDAYA

Mk 393/m-02 Syamsuddin. 1977. “Pidato Panjang “. Padang: Proyek Pusat Pengembangan Kebudayaan Sumatra Barat. 11 hal Artikel ini berisi tentang pasambahan penghulu, pasambahan malin, pasambahan manti, pasambahan , dan lain-lain.

Mk059/mk-2010 Makmur, Erman. 1982. “Tenun Tradisional Minangkabau”. Padang: Proyek Pengembangan Permuseuman Sumatra Barat. 22 hlm Penelitian ini berisi tentang tenun tradisional Minangkabau. Tenun merupakan sebagian bahan pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk menutupi tubuh.

Mk 291/mk-2010 Yades, Efri. 1992. “Arti Kebudayaan bagi Suku Masyarakat Minangkabau”. Artikel penelitian. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 10 hlm Penelitian ini berisi tentang kebudayaan yaitu cara suatu bangsa hidup dalam tanggapan dan perbuatan.

Mk584/mk-2010 Nuri, Amri. dkk. 2004. Keterampilan Tradisional Minangkabau Untuk SMP Kelas 2. Jakarta: PT Bumi Aksara. vii+55 hlm Buku ini merupakan panduan untuk murid-murid SMP Kls 2 untuk kelancaran dalam belajar.

MK 769/MK-2010 Esten, Mursal. 1993. Tradisi dan Perubahan. Padang : Angkara Raya Padang. 139 hal Buku ini merupakan himpunan sejumlah makalah dan bagian-bagian tertentu disertasi yang ditulis oleh penulis.

237 Koleksi BPKPSB

Mk 994/mk-2010 Bandaro. Dt. 1988. Alam Minangkabau, Tutua Nan Badanga Warih Nan Bajawek. Padang … 95 hal Buku ini berisi tentang tindak tuturan dan informasi tentang kebudayaan Minangkabau melalui tindak tutur yang dipakai.

Mk 773/mk-2010 Maharadjo,Sutan. 1972. Buku Pasambahan Pidato Adat Minangkabau. Padang: Pustaka Saudara. 101 hlm Buku pasambahan pidato adat sebagai satu jalan guna mempertahankan kebudayaan Minangkabau dan juga menggambarkan nilai dan tingginya kebudayaan daerah dalam berunding.

Mk 4326/m-07 Penghulu, Radjo.1973. Rangkaian Mustika Adat Basandi Syarak di Minangkabau. Padang: LKAM Sumbar. 229 hlm Buku ini menerangkan kesadaran tentang panggilan kebudayaan Minangkabau merupakan hal yang mutlak, yang merupakan sumbangan daerah ini kepada kekayaan kebudayaan nasional.

MK 1 352/m-05 Hakimy, Idrus. 1997. Pegangan Penghulu Bundo Kanduang dan Pidato Alua Pasambahan Adat di Minangkabau. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 179 hlm Buku ini berisi sifat-sifat yang melekat pada seorang penghulu dan menjelaskan pembagian perempuan serta sifat-sifat bagi seorang bundo kanduang.

Mk 675/mk-2010 Aswar, Sativa Sutan. 1999. Antakesumasuji dalam Adat Minangkabau = Antakesuma Embrioidery In The Minangkabau. Jakarta : djambatan. 122 hlm Buku ini sebuah usaha untuk menghimpun pengetahuan mengenai salah satu khasanah budaya daerah kita. Dalam hal ini ia mengumpulkan informasi tentang sulaman Minang.

238 BUDAYA

Ternyata di Minang banyak sulaman yang terkenal diantaranya sulaman suji.

Mk 5421/m-08 Putra, Yerri S. 2007. Minangkabau di Persimpangan Generasi. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. xxiv+460 hlm Buku ini menyikapi perkembangan sosial masyarakat Minangkabau saat ini, buku ini juga memahaminya melalui berbagai perspektif, baik itu melalui sastra, budaya, bahasa, dan sosial kemasyarakatnya.

Mk 3 523/br-96 Jamin, Jamilus. ….. Alur panitahan Adat Minangkabau. Padang : CV. Pustaka Indonesia. 66 hlm Buku ini berisi tentang panitahan jamuan makan, katurun (minta pulang), minta maaf di pakuburan, dan lain-lain.

Mk 306.072 Sugiyanti, Sri.1997. Hasil Pemugaran Benda Cagar Budaya PJP I. Jakarta: Proyek Pembinaan Peninggalan Sejarah Dan Kepubrikalan Pusat. xi+320Hlm Buku ini berisi tentang informasi pemugaran benda cagar budaya, diharapkan masyarakat makin sadar dan bangga akan tingginya nilai-nilai yang terkandung di dalam benda cagar budaya.

Mk 606/h-06 Widiyanto, Sigit. 1999. Keberadaan Paguyuban-Paguyuban Etnis di Daerah Perantauan dalam Menunjang Pembinaan Persatuan dan Kesatuan : (Khusus Ikatan Keluarga Minang Saiyo di Denpasar Bali, Paguyuban Etnis). Jakarta : DPNK Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini. xi+72 hlm Buku ini berisi tentang paguyuban atau ikatan-ikatan berdasarkan etnis merupakan suatu bentuk adaptasi bagi masyarakat yang tinggal di perantauan.

Mk 290/mk-2010

239 Koleksi BPKPSB

Astute, Renggo. dkk. 1998. Budaya Masyarakat Perbatasan (Hubungan Sosial Antargolongan Etnik yang Berbeda di Daerah Sumatra Barat). Jakarta: Bupara Nugraha. xi+91 hlm Buku ini mengenai aneka ragam kebudayaan di Indonesia, tujuannya untuk menimbulkan kesalingkenalan dan tercapainya pula tujuan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional kita.

Mk 743/mk-2010 …….. 1987 Budaya tradisional Minangkabau untuk Kls V jilid 1. Bukittinggi: Usaha Iklas. 65 hlm Buku ini merupakan sebagai bimbingan belajar untuk murid-murid SD kls V.

Mk564/mk-2010 ……. 1991 Minangkabau Tanah Pusaka. Bukittinggi: CV. Pustaka Indonesia. 51 hlm Buku ini berisi tentang berbagai adat Minangkabau terutama sekali hukum tanah dan hukum waris, sando-manyando (pinjam-meminjam), suku dan pengembangannya, penghulu, dan lain-lain

Mk 259/mk-2010 Ibrahim, Ahmad. 1984. Minangkabau Minangrantau. Medan : Offset Madju. 231 hlm Buku ini menceritakan budaya orang Minangkabau tentang merantau. Kebiasaan orang Minang merantau itu karena ada hubungannya dengan adat dan budaya orang Minang itu sendiri.

MK 4050./m-07 Bahar. 1996. Falsafah Pakaian Penghulu di Minangkabau. Payakumbuh: C.V. Eleonora. 57 Hal. Buku ini menjelaskan falsafah pakaian penghulu di Minangkabau yang diuraikan dalam bahasa daerah Minangkabau dan bahasa Indonesia,

240 BUDAYA

MK 5110/m-07 ……. 1980. Pakaian Adat Wanita Daerah Payakumbuh. Padang: Proyek Pengembangan Permusiuman Sumatera Barat. 48 Hal. Buku ini menyajikan informasi tentang pakaian adat wanita daerah, memuat nilai-nilai khusus tentang pakaian adat wanita payakumbuh yang dirasakan pengetahuan tentang pakaian adat ini sudah mulai memudar.

MK 298/h-02 Esde, Erni. dkk. 2000. Pakaian Penganten Sawah Lunto Sijunjung. Padang: DPNK DJK Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat Adhityawarman. iii + 42 hal Buku ini menceritakan adat istiadat perkawinan dan pakaian pengantin Sawahlunto Sijunjung, ini adalah aset budaya bangsa bagi generasi muda dan masyarakat untuk menambah wawasan dan khasanah budaya daerah.

MK 3894/m-07 Makmur, H. Erman. dkk. 1999. Peranan dan Pakaian Sikerai dalam Kehidupan Masyarakat Mentawai. Padang: DPNK DJK Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat. vi + 68 Hal Buku ini berisikan tentang peranan dan pakaian Sikirai dalam kehidupan masyarakat Mentawai. Sikerai adalah dukun. Buku ini menjelaskan asal usul Sikerai dan bagaimana peranannya dalam kehidupan masyarakat mentawai.

MK824/2010 Zamri. dkk. 2004. Budaya Alam Minagkabau. Jakarta: PT Bumi Aksara. x + 86 Hal. Buku ini berisikan budaya tentang alam Minangkabau untuk SD kelas 6, menjelaskan tentang sistem kekerabatan di Minangkabau, harta pusaka menurut adat, dan harta adat alam Minangkabau.

MK 96/51/fu/15-97 Mansur. 1997. ”Upacara Kematian pada Masyarakat Cina Kecamatan Gaung Kabupaten Indragiri Hilir Propinsi Riau”. Padang: Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri

241 Koleksi BPKPSB

(IAIN) Al-Jami’ah Imam Bonjol. ix + 113 Hal. Skripsi ini meneliti upacara kematian pada masyarakat Cina Propinsi Riau yaitu bagaimana upacara kematian pada masyarakat keturunan Cina Kecamatan Gaung ini mengemukakan aspek keturunan antara mereka yang berbeda keyakinan, yang pada masyarakat keturunan Cina ini memeluk bermacam agama; Budha, Kristen, Islam dan Hindu.

MK996-2010 H. Salmandanis. 2003. Adat Basandi Syarak. Jakarta: Kartina Insan Lestari. xxii + 208 Hal Buku ini berisikan tentang adat basandi syarak, yang menerapkan nilai dan aplikasinya menuju kembali ke nagari dan surau, berupaya menggali nilai-nilai adat yang disandi (didasarkan) pada agama dengan pendekatan yang sederhana dan menjadi alternatif untuk mengaplikasikan adat di tengah-tengah kehidupan modern.

MK 870-2010 Tandiko. ST. dkk. 1989. Sumarak Nagari. Bukittinggi: Pustaka Indonesia. 124 Hal Buku Sumarak Nagari menceritakan cara menyemarakan suatu nagari di Minangkabau adalah dengan penyampaian alur, pasambahan, dan pidato adat Minangkabau.

MK 2600//m-07 Gayatri, Satya. 2000. ”Pelestarian Kebudayaan Minangkabau di dalam Pendidikan Formal”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Universitas Andalas Padang. 7 Hal Penelitian ini tentang pelestarian kebudayaan Minangkabau di dalam pendidikan formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan dengan cara sistematis, berencana, berurutan, dengan tujuan pendidikan yang jelas dalam situasi yang secara khusus.

MK 857/ MK-2010 Abidin, H. Mas’oed. 2005. Ensiklopedi Minangkabau. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. xviii + 463 Hal. Buku ini berisi tentang Ensiklopedi Minangkabau yang disusun sebagai informasi ringkas mengenai kebudayaan Minangkabau, sejarah, tokoh-tokoh yang berperan dalam sejarahnya, yang berasal dari ras Minang.

242 BUDAYA

MK 3305/br-2008 Amir, M.S. 2006. Adat Minangkabau. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya. xxii + 206 Hal Buku ini berisi tentang adat Minagkabau, salah satu tujuan adat pada umumnya, adat Minang pada khususnya adalah membentuk individu yang berbudi luhur, manusia yang berbudaya, manusia yang beradab , dengan pola dan tujuan orang Minang.

MK851/ 2010 Mutia, Riza. dkk. 1997. ”Pakaian Penghulu Minangkabau”. Padang: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat. v + 77 Hal Penelitian ini berisi tentang pakaian penghulu Minangkabau yang terdapat di tiga luhak, yaitu; Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, Luhak 50 Kota.

MK 844-2010 Anwar, Zaiful. 1993. ”Peran Pendidikan Dalam Pembinaan Kebudayaan Nadional Daerah Sumatera Barat”. Padang: Depertemen Pendidikan dan Kebudayan. vi + 117 Hal Penelitian ini berisi tentang peran pendidikan dalam pembinaan kebudayaan nasional daerah Sumatera Barat, mengambarkan antara lain faktor penghambat dan pendukung pengejawatahan kebudayaan nasional daerah Sumatera Barat yang ditransformasikan melalui pranata keluarga, sekolah, ekonomi, agama dan politik pada masyarakat di daerah Sumatera Barat.

MKn4890/m-07 Sofyan, Dt. Bandaro. Tt. Petatah-petitih, Pantun, Gurindam, Mamang, Bidal, Adat Minangkabau. Padang: N.M Rang Koto Anggota Kerapatan Adat Nagari. iii + 27 Hal. Buku ini berisi petatah-petitih, pantun, gurindam, mamang, bidal, yang dalam Minagkabau untuk adat Dt. Perpatiah, adonyo pariangan, niniak mamak, panghulu di lahia sajo, luhak jo rantau, kato nan ampek, cupak nan duo, cadiak pandai, pusako penghulu, dan undang- undang.

243 Koleksi BPKPSB

MK832/2010 Esde, Erni. dkk. 2005. UpacaranPerkawinan di Lunang. Padang: Pemerintahan Daerah Sumatera Barat Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya. iii + 61 Hal Buku ini menceritakan Upacara Perkawinan di Lunang Kabupaten Pesisir Selatan yang mempunyai keunikan tersendiri dan mempunyai perbedaan dibandingkan daerah lainnya di Sumatera Barat.

MK 315/H-02 Dhavida, Erman. dkk. 1996. Pengolahan Makanan Tradisonal Sumatera Barat. Padang: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Propinsi Sumatera Barat. iii + 67 Hal. Buku ini berisi tentang pengolahan makanan tradisional yang dideskripsikan secara tradisional yaitu pengolahan padi, pengolahan kelapa, koleksi pengolahan tempat makanan yang terbuat dari kuningan.

MK1018/2010 …… 1989. Dapur dan Alat-Alat Tradisonal Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 119 Hal. Buku ini berisi tentang alat-alat memasak atau dapur tradisional di Minangkabau, dapur tradisional Minangkabau pada umumnya bentuk segi empat persegi panjang, letak di bagian di belakang rumah, dapur berfungsi sebagai tempat memasak, juga sebagai tempat menyimpan makanan, bahan dan peralatannya.

MK 994/2010 ….. 1998. ”Peranan Nilai Budaya Daerah Sumatera Barat dalam Gerakan Disiplin Nasional”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. vii + 90 Hal Penelitian ini berisi tentang peranan nilai budaya daerah Sumatera Barat dalam gerakan displin nasional yang bertujuan untuk mengindentifikasi dan mendeskripsikan berbagai sikap dan perilaku disiplin di kalangan warga masyarakat, baik dalam kehidupan sehari- hari, maupun dalam upacara ritual dan religius.

MK 391.009.589 13

244 BUDAYA

Syamsuddin. 1978. Arti yang Terpendam pada Pakaian Kebesaran Adat Minangkabau. Padang: Proyek Pusat Pengembangan Kebudayaan sumatera Barat. 14 hal Buku ini memuat tentang deta hitam becinicin, keris, baju gadang hitam, kain saruang hitam, kabek pinggang patah sambilan, tungkek dan salendang lapeh.

MK593/prok-03 Arbain, Armini. 2001. “Kepercayaan Rakyat Minangkabau”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 48 hal. Penelitian ini adalah penelitian folklor setengah lisan yaitu kepercayaan rakyat.

MK 1592/br-05 Yoserizal. dkk. 1991. ”Organisasi Perantauan dan Pengaruhnya Terhadap Kampung Halaman”. Padang: DPNK Pusat Penelitian Universitas Andalas. 30 hal. Penelitian ini adalah suatu organisasi perantauan telah menujukan tendensi sebagai suatu organisasi yang bersifat statis dan dinamis untuk membangun kampung halamannya.

MK 905/ mk-2010 Syofyan, Yunita. 1989. ”Kedudukan Wanita Minagkabau Sistem Matrilineal”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 10 Hal. Penelitian ini mendapat kedudukan yang istimewa karena untuk meneruskan keturunan.

MK 993/2010 Mutia, Riza. dkk. 1996. ”Senjata Tradisional Sumatera Barat Koleksi Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat”. Padang: Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat. iii + 43 hal Penelitian ini tentang senjata tradisonal Sumatera Barat mengategorikan senjata sebagai salah satu dari delapan sistem teknologi diantaranya yaitu; 1. alat-alat produktif, 2. senjata, 3. wadah, 4. alat-alat menyalakan api, 5. makanan, minuman, bahan pembangkit gairah dan jamuan, 6. pakaian dan perhiasan 7. tempat perlindungan dan perumahan, 8. alat-alat transportasi.

245 Koleksi BPKPSB

MK 341/br-02 Sati, H. Dj. Dt. Bandaro LB. 1988. Tutua Nan Badanga Warih Nan Bajawek Baradat Ka-Pariangan Ba-Rajo Ka- Pagaruyuang “Alam Minangkabau”. Padang: ….. 96 Hal. Buku ini menceritakan alam Minagkabau, dan kerajaan-kerajaan dan peradaban Minangkabau yang demikian menjadi pengangan dalam kehidupan.

MK 1019/2010 Safwan, Mardanas. 1989. Dapur dan Alat-Alat Tradisonal Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen pendidikan dankebudayaan ix + 323 Hal. Buku ini berisikan tentang alat-alat memasak atau dapur tradisional di Minangkabau, dapur tradisional Minangkabau pada umumnya bentuk segi empat persegi panjang, letak di bagian di belakang rumah, dapur berfungsi sebagai tempat memasak, juga sebagai tempat menyimpan makanan, bahan dan peralatannya.

MK 342598 130 Sjamsir. Tt. ….. “Alat-Alat Perlengkapan Nagari Sepanjang Nagari Sepanjang Adat”. Padang: …. 20 hal Penelitian ini berisikan tentang alat-alat perlengkapan nagari sepanjang adat, nagari sebagai suatu masyarakat hukum adat, mempunyai alat-alat perlenngkapan untuk mengurus segala macam kegiatan dan kewenangannya.

MK915.981 38 504/2010 Syamwil, Suhaili. 1986. Padang Kota Tercinta. Padang: Angkasa Raya. 75 hlm Buku ini menceritakan lingkungan kota Padang yang indah, bersih, dan asri. Lebih menariknya, Kota Padang memiliki taman-taman yang alami, bekas Kota Perjuangan, dan sebagai Kota Pendidikan, sehingga penulis berani menggambarkan Padang di masa dalam menghadapi masa depan. Sebagai acuan wisatawan, Padang juga terdapat pantai yang indah

MK 959.813.8 Profile. 1973. “Padang Kota Tercinta”.

246 BUDAYA

…. Hlm Profile ini menceritakan keadaan dan suasana kota pada tempo dulu (1973), yang alam dan lingkungannya masih indah dan alami lagi bersih.

MK 910.202 09 598 13 tn, …. tt Pedoman Wisata Remaja di Sumatra Barat. Bukittinggi: Pariwisata Sumbar. 61 hlm Buku ini adalah buku panduan untuk wisatawan di Sumatra Barat, alamat-alamat objek wisata, dan pusat bantuan yang harus dituju ketika mendapat kendala selama perjalanan.

MK 338.495 981 31 Isramirawati. 1994 “Tingkat Kemampuan Bahasa Inggris Pramuwisata di Kotamadya Padang”. Laporan Penelitian. Padang : Pusat Penelitian Universitas Andalas. 45 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang tingkat kemampuan pramuwisata di Padang yang datanya diambil dari Himpunan Pramuwisata Indonesia cabang Padang pada 1994.

MK 910.409 598 13 Tim Penulis. t.t Pedoman Wisata Remaja di Sumatera Barat. Padang : Pengembangan Pariwisata Sumatera Barat. Buku ini merupakan petunjuk ringkas tentang tempat-tempat wisata di Sumatera Barat, khususnya bagi wisatawan remaja.

MK 307.959 813 … ……… …… “Pendekatan Sosial-Budaya dalam Pembangunan Pariwisata di Sumatera Barat”. Artikel. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. Artikel ini menguraikan tentang dunia kepariwisataan di Sumatera Barat dengan pendekatan sosial-budaya.

MK 352.949 598 13 Hasanuddin. 1999. “Pembangunan Kepariwisataan Sumbar dan Dualisme Tuntutan”. Artikel. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas.

247 Koleksi BPKPSB

Artikel ini berisi uraian tentang dualisme pengambangan pariwisata di Sumatera Barat.

020/MK-2010 Tim Penyusun. 1989. Padang Pintu Gerbang Pantai Barat Indonesia. Padang: Manda Buana Bhakti. 210 hlm. Buku ini berisi tentang profil Kota Padang dan berbagai potensi yang dimiliki oleh daerah ini.

MK 800 Dinas Pariwisata Daerah Tk. I Sumatera Barat. 1987. “Sumbangan Pikiran bagi Pengembangan Pariwisata Sumatera Barat; Himpunan 10 Karya Tulis Terbaik Sayembara Karya Tulis Pariwisata Sumatera Barat dalam Rangka Hari Pers Nasional III di Sumatera Barat.” Padang : Dinas Pariwisata Daerah Tk. I Sumatera Barat. Tulisan ini adalah kumpulan beberapa tulisan tentang dunia kepariwisataan di Sumatera Barat.

248 SENI

SENI

B, Amir. 1980/1981. ‘’Permainan Rakyat Daerah Sumatra Barat’’. Hasil penelitian. Padang: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 279 hlm. Hasil penelitian ini bercerita tentang bentuk permainan rakyat Minangkabau tradisional, dimulai dari permainan orang dewasa hingga permainan anak-anak.

MK 920.958. 13 Ars .3 Revisionary, Riza dkk. 1979. ‘’Arsitektur Minangkabau’’. Hasil penelitian. Bandung: Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung. xiv+321 hlm. Penelitian ini mendeskripsikan segala bentuk arsitektur tradisional bangunan yang terdapat di daerah Sumatera Barat. Daerah yang menjadi basis penelitian adalah Solok, Batu Sangkar, Bukittinggi, dan Payakumbuh.

MK 792. 8959813 SUL B.1 Sulastri. 1994. “Beberapa Bentuk Seni Pertunjukkan di Minangkabau: Suatu Deskripsi Awal”. Hasil Penelitian. Padang : Fakutas Sastra Unand. Tulisan ini menceritakan tentang bentuk seni pertunjukan di Minangkabau yang terdiri dari seni pertunjukan tradisional dan bernafaskan Islam. Seni tradisional yaitu batagak penghulu, saluang dendang, randai, dan seni pertunjukan bernafaskan Islam yaitu tabuik, salawat dulang, dikia, dabus, indang.

Sukmawati, Noni. 1995. ‘’Kaitan Randai dengan Teater Modern di Sumatra Barat’’. Hasil penelitian. Padang: LP Universitas Andalas. v+52 hlm. Laporan penelitian ini bercerita tentang seni teater tradisional Minangkabau yang disebut dengan randai, kelak randai akan memicu lahirnya teater modern di Sumatra Barat.

251 Koleksi BPKPSB

M 722.409 598 13 Sun a Soenarto dan Sudaryanto. 1982/1983. Arsitektur Tradisional Minangkabau Selayang Pandang. Jakarta: Proyek Media Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. vii+ 146 hlm. Buku ini menceritakan arsitektur Minangkabau sebagai kebudayaan nasional, Nilai-nilai budaya yang dikandungnya, lingkungan hidup, hubungannya dengan ketahanan nasional, dan potensi pelestarian arsitektur tradisional Minangkabau.

MK 720 095 981 3 Sya. a.3 Syafwandi. 1993. ‘’Arsitektur Tradisional Sumatra Barat’’. Hasil penelitian. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Pnelitian Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya. viii+58 hlm. Laporan ini menceritakan arsitektur banguan di Minangkabau Sumatra Barat. Untuk memulainya, peneliti mendeskripsikan terlebih dahulu tentang sejarah Minangkabau, adat kebudayaan, dan kebiasaan masyarakatnya yang matrilineal.

MK 751.4 Fum M.4 Tumbidjo, HB. Datuak. 1980. ‘’Minangkabau Siana, Masalah Bahan Alat Teknik dalam Seni Rupa’’. Hasil penelitian. Padang: SMSR. 68 hlm. Laporan penelitian ini bercerita bahan-bahan teknik dalam seni rupa, mulai dari bahan tradisional hingga bahan modern.

572/mk-2010 Mk 700 Mur S.5

252 SENI

Bahar, Madi. 2004. Seni Tradisi Menentang Perubahan Bunga Rampai. Padang Panjang: STSI Padang Panjang Fress. xv+251 hal Buku ini menjelaskan perubahan pandangan, tari dan perubahannya, pedalangan, dasar kerupaan dan tantangan, seni dan konteks ritualnya. Buku ini untuk mengenang Prof. Dr. Mursal Esten.

661/mk-2010 Mk 746.440 9598 13 Ker 1 Esde, Erni. dkk. 1995. Kerajinan Sulaman Sumatra Barat. Padang: Museum Negeri Propinsi Sumatra Barat Adhtyawarman. 60 hal Dalam buku ini menjelaskan gambaran umum daerah penelitian, jenis sulaman dan peralatan yang dipergunakan, motif dan fungsi sulaman.

Mk 746.6 Gin C G. Ginarti,1976. Teknik Menghias. Padang: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP ii+58 hal Buku ini menjelaskan peranan cipta karsa di dalam pendidikan kesejahteraan keluarga. Teknik menjadikan bahan baru menjilid buku/majalah, memberi bingkai dan membungkus hadiah. Cara bekerja yang baik. Pekerjaan dari kulit.

2981/m-07 Mk 792.895 958 13 Sul b.1 Sulastri,1994. ”Beberapa Bentuk Seni Pertunjukan di Minangkabau Suatu Deskripsi Awal” Padang: Fakultas Sastara Universitas Andalas. 49 hal

253 Koleksi BPKPSB

Dalam laporan penelitian ini dijelaskan ranah dan kawasan Islam di Minangkabau, bentuk seni pertunjukan di Minangkabau: seni pertunjukan tradisional, acara batagak penghulu, saluang dan dendang, seni musik talempong, randai, seni pertunjukan bernafas Islam, tabuik , salawat dulang, dikia, dabus, dan indang.

Mk 793 095 9813 Per Tim peneliti. 1981. ”Permainan Rakyat Daerah Sumatra Barat”. Padang: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. 302 hal Dalam laporan penelitian ini dijelaskan permainan rakyat Sumatra Barat yang belum pernah dibukukan, lengkap dengan gambarnya.

Mk 722.4095 9813 Sun A Soenato. Sudyarto. 1983. Arsitektur Tradisional Minangkabau Selayang Pandang. Padang: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. xx+145 hal Buku ini berisi: Arsitektur Minang dan Kebudayaan Nasional, Arsitektur Minang dan Nilai Budaya, Arsitektur Minang dan Lingkungan Hidup, Arsitektur Minang dan Ketahanan Budaya Nasional, Pelestarian Arsitektur Minang, Beberapa Potensi untuk Pelestarian Arsitektur Tradisional.

770/mk-2010 8x1.4 Kri S Krisna. Eva. 2001 Saluang Sastra Minangkabau. Padang: Balai Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional. vii+94 hal Dalam buku ini dijelaskan pertunjukan sastra lisan, struktur pantun, dan trankripsi rekaman dendang.

Mk 808.2

254 SENI

Bus d.1 Bandaro.1981. Pendidikan Kesenian Drama. Solok: SMA Negeri. 42 hal Buku ini menjelaskan pengertian teater dan nonteater, unsur-unsur drama, karya sastra, karya sastara dramatik, drama sebagai tontonan umum, pertumbuhan teater di Indonesia, teater garapan baru, dan masalah teknik pada drama pentas

Mk 8x1.41 Adi p.3 Adilla Ivan,1989. ’’Pantun dalam Pertunjukan Bagurau”. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. i+39 hal Dalam laporan penelitian ini dijelaskan bagurau sebagai pertunjukan dan pantun dalam pertunjukan bagurau.

Mk 745 959 813 Amr k.5 Zamris.dkk. 2004. Keterampilan Tradisional Minangkabau. Padang: Bumi Aksara. 33 hal Buku ini berisikan: mengenal jenis-jenis anyaman, anyaman dari daun dan batang, anyaman dari bambu dan lidi kelapa, anyaman dari rotan.

658 / MK- 2010 Ens.4 Tim Peneliti. 1976. ”Ekslopedi Musik dan Tari Daerah Sumatera Barat”. Sumatera Barat. xvi + 201 hal,. Hasil penelitian ini berisi tentang ekslopedi musik dan tari yang berada di Sumatera Barat.

255 Koleksi BPKPSB

665 / MK- 2010 Lis Dwiyana, Lisa Sri. dkk. 2001. ”Permainan Tradisional Sumatera Barat”. Padang: Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat. v + 69 hal,. Hasil penelitian ini berisi tentang keberadaan permainan tradisional (congklak, m a i n tali, main patok lele, dan lain-lain) di Sumatera Barat.

Mk 746 410 959 813 Mak A Dhavita, Usria. Dwiyanti Lisa Sri. 1997. KerajinanTradisional Anyaman Pandan Di Sumatra Barat. Padang: Museum Adytiawarman. 45 hal Buku ini memberikan sekilas tentang kerajinan tradisional anyaman pandan dan kerajinan anyaman pandan di Sumatra Barat,

Mk 792 095 9813 Kum 5 Bidang Kajbang. 1987. Kumpulan Naskah Randai Bernafaskan P4 Dati II Sumatra Barat. Sumatra Barat. 310 hal Buku ini berisi naskah randai: Salendang Dunia ( Pasaman), Sabai Alui (Agam), Sabai Nan Alui ( Bukik Tinggi), Dt.Sandi Ponco Alam (50 Kota ), Anggun Nan Tongga ( Payakumbu), Intang Pangiriang (Padang), Lamak Di Awak Nan Katuju Di Urang (Pandang Panjang), Bujang Johari (Padang Pariaman), Maamuak Jo Pisau Maja ( Pasisir Selatan), Siti Dahlia ( Sawalunto),Upik Rabanun (Kodya Solok), Sutan Sari Alam (Kab Solok), Sarah Siti (Tanah Datar)

Mk 782 420 959 813 Adr s.5 Amir, Adriyetti. 1990. ”Salawat Dulang Sastra Sufi di Minangkabau”. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. 31 hal

256 SENI

Laporan penelitian ini menjelaskan Salawat Dulang Sastra Sufi di Minangkabau dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Mk 709 598 13 Non K Sukmawati, Noni. 1995. ”Kaitan Randai dengan Teater Modern di Sumatra Barat”. Padang: Lembaga Penelitian Universitas Andalas. iv+70 hal Laporan penelitian ini berisi tentang kesenian di Minagkabau, randai dan teater modern di Sumatera Barat.

M 793 809 598 13 Per 2 Makmur, Erman. 1981. ”Permainan Dabus di Sumatra Barat”. Padang: Permuseuman Sumbar. 55 hal Laporan penelitian ini menjelaskan alat-alat yang diperlukan dalam pertunjukan debus, macam-macam permainan debus, serta poto debus.

4944/m-07 Mk 745 959 813 Zam k.5 Nurin, Amir Dkk. 2004. Keterampilan Tradisional Minagkabau. Padang: Bumi Aksara. iii+89 hal Buku ini berisikan sulaman daerah Minangkabau, membuat sulaman daerah Minangkabau, tenun daerah Minangkabau, makanan khas daerah Minangkabau.

575/mk-2010 Yus g.2 Yoeswar, Erita dan Suid Gusmiati. Tp. Tarian Rantak Dan Kreasinya. Padang: …….

257 Koleksi BPKPSB

38 hal Buku ini berisikan riwayat hidup singkat Gusmiati Suit, lingkungan dan orientasi Gusmiati Suit, tari rantak proses penciptaan dan sosialisasi, arti Gusmiarti Suit dan karya-karyanya.

5753/m-07 09 5753 Tim penaliti. 1980. ’’Olah Raga Selaju Sampan di Sumatra Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Barat. vii+39 hal Laporan penelitian ini menjelaskan sungai-sungai dan lokasinya, nama, luas, dan lokasi daerah danau di Sumatra Barat; jumlah nelayan perikanan laut di Sumatra Barat 1978; jumlah petani ikan dan nelayan penangkap ikan darat tahun 1978; distribusi jumlah atlit selaju sampan menurut umur pada beberapa daerah Sumatra Barat tahun 1980; persentasi jumlah atlit selaju sampan menurut latar belakang pendidikan pada beberapa Dati II Sumatra Barat 1980; ukuran sampan yang biasa digunakan dalam bersilaju sampan pada beberapa Dati II Sumatra Barat 1980.

96-602 Hamdani, Muhammad Rufi. 1994. ” Perencanaan Interior Ruang Pameranpada Museum Seni Karawitan Minangkabau”. Padang: Jurusan Teknik Desain Interior vi+105 hal Skripsi ini berisikan Museum Seni karawitan Minangkabau, program desain, analisis program desain, konsep perencanaan, serta lampiran gambar desain.

Mk 792 959 813 Iva k.1 Adila, Ivan. 1996. ”Kehidupan Teater Sumatra Barat di Masa Datang”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 18 hal Laporan penelitian ini menjelaskan teater sebagai kerja kolektif.

1109/mk-2010 Mk 782 45 Suk

258 SENI i.4 Sukmawati, Noni. 1996. ”Indang Tuo Sebagai Media Dakwa” Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 45 hal Laporan penelitian ini menjelaskan Minangkabau dan kesenian, perkembangan seni Minangkabau, indang tuo dan perkembangannya, indang tuo sebagai media dakwah, kesenian dakwa tuo.

3306/m-07 Mk 723 Her P Herwandi,Dkk. 1997. ”Pola Hias Masa Megalitik di Lima Puluh Koto Menggali Akar Budaya Pola Hias Minangkabau”. Padang: Universitas Andalas. iii+27 hal Laporan penelitian ini menjelaskan peninggalan tradisi menggalitik di Lima Puluh Koto, menghias dan klasifikasi hias, perbandingan pola hias Minangkabau dengan pola hias di situs-situs megalitik Lima Puluh Kota.

771/mk-2010 Mk 722 Rum Tim penulis. 2005. Rumah Gadang 20 Ruang di Sulik Air. Padang: Dinas Parawisata, Seni, dan Budaya iii+45 hal Buku ini menjelaskan sekilas mengenal nagari Sulik Aia dan rumah gadang di Sulik Aia.

1148/mk-2010 Mk 793 Maz p.3 Luth, Mazzia. 1979. ”Palabak Permainan Rakyat Daerah Mentawai”. Padang: Fakultas Keguruan dan Pengetahuan Sosial IKIP 12 hal Laporan penelitian ini menjelaskan palapak merupakan rakyat daerah kepulauan Mentawai khusus daerah kecamatan Siberut Utara. Jenis permainan rakyat ini dilakukan secara

259 Koleksi BPKPSB

sembunyi-sembunyi sehingga orang luar jarang dapat melihat permainan ini.

1226/mk-10 Mk 782 420 959 813 Sul.1 Sulaiman, Syafrudin. 1990. ”Sastra Lisan Indang di Minagkabau”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. iii+197 hal Laporan penelitian ini menjelaskan asal mula indang dan teks indang,

1097/mk 10 Mk 793 397 981 3 Has p.2 Hasanudin. 1995. ”Permainan Anak Nagari Minangkabau”. Padang: Fakultas Sastra Unuversitas Andalas 15 hal Laporan ini menjelaskan permainan rakyat seperti pencak silat, tarian pencak, tarian perintang, tarian kaba, teater tradisional randai, gamaik, tabuik, karawitan (alat musik tiup), karawitan pukul, dan sepak rago.

612/mk-10 Mk 745 959 813 Yus.8 Yusriwal, dkk. 1997. ”Konteks Sosial Kesenian Rakyat”. Padang: Lembaga Penelitian Universitas Andalas. iii+27 hal Laporan penelitian ini menjelaskan sejarah dan perkembangan gamat, konteks sosial kesenian dan hal-hal yang berhubungan dengannya.

772/mk-10 Mk 796.8 Per.1 Azinar, Sayuti dkk. 1978. ”Perkembangan Seni Bela Diri Tradisional di Sumatra Barat”. Jakarta: PP dan PPK.

260 SENI

48 hal Laporan penelitian ini menjelaskan latar belakang sosial budaya dalam perkembangan silat di daerah, tata struktur dalam pengajaran silat, dan ciri-ciri perguruan.

4143/m-07 Mk 700 Zai t.5 Naid, Zainir. Tp. ”Seni Tradisional Sebagai Bahan Penciptaan Seni Indonesia Baru”. Padang: …… 6 hal Laporan penelitian menjelaskan seni tradisional sebagai bahan penciptaan seni Indonesia baru.

518/m-02 M 750 Pam 2 Taman Budaya Sumatra Barat. 2000. Mengisi Celah Menggali Kemungkinan. Padang: Taman Budaya Sumatra Barat. 32 hal Buku ini menjelaskan seni grafis Indonesia meratap atau meradang, satu seni rupa,

238/prok-03 Mk 790 028 Per Thaha, Agusman. dkk. 1986. ”Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Minagkabau”. Sumatra Barat: …… v+306 hal Laporan penelitian ini menjelaskan identifikasi alam dan sosial budaya Sumatra, peralatan kesenian rakyat tradisional, dan peralatan hiburan tradisional.

261 Koleksi BPKPSB

4411/m-07 Mk 780 Teo 5 nn. tt. ”Seni Dasar Musik” 14 hal Menjelaskan teori dasar musik, notasi kunci, tangga nada, tanda mula, musik harmonis.

1163/mk-10 Mk 709.959813 Non r.9 Sukmawati, Noni. Tp. “Randai dan Peranan dalam Perkembangan Kesenian di Sumatra Barat”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 6 hal Makalah ini menjelaskan randai dan peranannya dalam perkembangan kesenian di Sumatra Barat.

526/m-02 …………… Gaung Masa Silam Kesenian Langkah Minagkabau Sumatra Barat 21 hal Bbuku ini menjelaskan gandang agung, tari mulo pado, indang tuo, batintin, dan sampelong.

1173/mk-10 745 959 813 Iva p.6 Adila, Ivan. 1989. ”Pantun dalam Kesenian Minangkabau”. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 18 hal Laporan penelitian ini menjelaskan pantun dalam kesenian rakyat Minagkabau, surau , langgar, intelektual, Islam di Sumatra Barat pada awal abad ke-20.

262 SENI

8X9.131 Dha K Dhavida, Usria dkk. 1996. Kesenian Rabab Pesisir. Padang: Museum Negeri Provinsi Sumatera Barat Adhityawarman. iv + 43 hlm. Buku ini menguraikan secara deskriptif tentang kesenian Rabab Pesisir. Deskripsi kesenian tersebut mencakup perkembangan dan bentuk Rabab Pesisir, bagian-bagian Rabab Pesisir, cara memainkannya serta fungsi dan peranan Rabab Pesisir dalam kehidupan sosial budaya masyarakat pendukungnya.

MK 306.072 Mar i Martamin, Mardjani & Amir B. 1976. “Indang Piaman: Salah Satu Contoh Pengumpulan Data Folklore”. Laporan Penelitian. Padang: Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Padang. iv + 25 hlm. Laporan penelitian ini berisi dokumentasi folklor Rabab Piaman. Dokumentasi folklor ini meliputi cara pertunjukkan, para pemain, dan dinamika kesenian Indang Piaman.

MK 736.095.981.3 Ibe s.4 Usman, Ibenzani. 1981. “Seni Ukir Tradisional Minangkabau dalam Konteks Adat Istiadat”. Laporan Penelitian. Padang : Kerja sama Universitas Andalas dengan IKIP Padang, INS Kayu Tanam, dan Pemerintahan Daerah Sumatera Barat. 13 hlm. Laporan penelitian ini menguraikan jenis-jenis dan pola-pola seni ukir tradisional Minangkabau yang terdapat di rumah gadang. Selain itu, dalam tulisan ini juga dijelaskan makna filosofis dan akar sejarah dari jenis-jenis motif ukiran yang ada di Minangkabau.

MK 736.409 598 13 Uki Siat, Hasni dkk. 1999. “Ukiran Tradisional Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang : Bagian Proyek

263 Koleksi BPKPSB

Pembinaan Permuseuman Sumatera Barat. ix + 79 Laporan penelitian ini menjelaskan nama-nama motif, bahan dan peralatan pembuatan ukiran tradisional Minangkabau. Di samping itu, dalam tulisan ini juga dijelaskan nilai- nilai yang terkandung di dalam motif ukiran tradisional Minangkabau.

MK 441/mk-2010 Ami s.3 Amir, Adriyetti. 1990. “Salawat Dulang : Sastra Sufi di Minangkau”. Laporan penelitian. Padang: Proyek OP Universitas Andalas. 30 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan sastra lisan seperti salawat dulang, penampilan selawat dulang ini seperti bersoal dan jawab. Komunikasi pemain seperti orang tanya jawab.

mk 512/mk-2010 Zur Zuriati. 2006. “Bataram Sutan Pangaduan dari Pesisir Minangkabau”. Padang: Andalas University Press. ix + 421 hlm Buku ini merupakan laporan hasil penelitian penulis yang berjudul ”Bataram Suatu Sastra Lisan Minangkabau”, yang berisi informasi dan deskripsi satu bentuk tradisi lisan Minangkabau yang nyaris punah.

Mk 1.495/m/05 Ismail, Nazar. 1999. Pameran Seni Patung Nazar Ismail. Taman Budaya Propinsi Sumatra Barat. 10 hlm Buku ini menceritakan keberhasilan dan penghargaan yang telah diterima oleh Nazar Ismail dalam berbagai pameran seni patung.

Mk 082/mk-2010 s/d 100/mk-2010 Sulaiman, Syafruddin. 1990.

264 SENI

“ Sastra Lisan Indang di Minangkabau”. Laporan penelitian. Padang: Untuk Yayasan Toyota Tokyo Jepang, Fakultas Sastra Universitas Andalas. iv+ 199 hlm Laporan penelitian ini berisi tentang seluk- beluk kesenian indang. Penulis menelusuri kembali sastra lisan indang yang hampir punah, baik dari segi sejarah sekaligus mendokumentasikannya dalam bentuk tulisan.

Mk 085/mk-2010 Martamin, Mardjani & Amir B. 1978. “Ukiran Rumah Adat Minangkabau dan Artinya”. Padang: Jurusan Sejarah Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial IKIP. 53 hlm Artikel ini berisi tentang penjelasan mengenai arti ukiran-ukiran yang terdapat pada rumah adat Minangkabau. Setiap ukiran yang ada di rumah adat Minangkabau tersebut memiliki arti tersendiri.

Mk 056/mk-2010 Wasana. 1992. “Struktur Lirik Lagu Minang Modern”. Laporan penelitian. Padang: Proyek OPF Universitas Andalas. ii+ 35 hlm Penelitian ini adalah tentang struktur lirik lagu Minang modern khususnya mengenai unsur tema dan amanat.

Mk 2976/m-07 Fad Sulastri. 1994. “Beberapa Bentuk Seni Pertunjukan di Minangkabau Suatu Deskripsi Awal“. Padang: Fakultas Sastra Universitas Andalas. 49 hlm Penelitian ini tentang seni pertunjukan di Minangkabau yang berkembang sesuai dengan perkembangan dinamika masyarakat pendukungnya.

265 Koleksi BPKPSB

Mk 736.409 598 13 Uki Siat, hasni dkk. 1999. “Ukiran Tradisional Minangkabau“. Laporan penelitian. Proyek pembinaan permuseuman Sumatra Barat. ix+ 79 hlm Penelitian ini tentang ragam hias ukiran Minangkabau yang pada umumnya diterapkan di rumah gadang Minangkabau serta fungsi sebagai hiasan atau dekoratif yang dikatkan dengan falsafahnya.

Mk 535/prok-03 Non Sukmawati, noni. 1998. “Seni Pertunjukan Tradisional Minangkabau: Teater Tupai Janjang”. Padang: Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 34 hlm Penelitian ini tentang teater tutur tupai janjang, seni tradisional Minangkabau yang cukup unik sebagai lanjutan tradisi bakaba.

Mk 1087/mk-2010 Iva Adilla, Ivan. 1989. “Pantun dalam Kesenian Rakyat Minangkabau”. Padang: DPNK Universitas Andalas. 18 hlm. Penelitian ini tentang penggunaan pantun dalam kesenian Minangkabau

Mk 067/mk-2010 Krisna, Eva. 2001. “Saluang Sastra Lisan Minangkabau“. Padang: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. viii+100 hlm Buku ini bercerita tentang sastra lisan yaitu saluang, sejarah dan pendeskripsiannya.

266 SOSIAL

SOSIAL

395.095 981 3 Tat 1 B, Amir dkk. 1984. ‘’Tata kelakuan di Lingkungan Pergaulan Keluarga dan Masyarakat Setempat di Daerah Sumatra Barat’’. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. xiii+157 hlm. Buku ini merupakan hasil penelitian tentang etika kelakuan di lingkungan pergaulan keluarga, dan masyarakat. Dijelaskan pula dalam buku ini tentang kesetiakawanan sosial, mental tenggang rasa, hemat, bekerja keras, tertib, pengabdian, cermat, kejujuran, dan kewiraan.

BAPPEDA. 2008. Pasaman dalam Angka, 2008. Lubuak Sikapiang: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman. xxxiii+353 hlm., ISBN: 1403.13.091 Buku ini mendeskripsikan Kabupaten Pasaman, mulai dari geografis daerah, pemerintahan, penduduk, tenaga kerja, sosial pertanian, ekonomi, dan keuangan. Deskripsi ini bisa dituliskan setelah pemerintahan berjalan di bawah pimpinan H. Bupati Lubis, SH pada tahun 2008.

mk 303.495 9812 Dam. t.9 Damsar. 1989. ‘’Titipan Bayi: Perobahan Pola Asuh Anak Bawah Lima Tahun pada Masyarakat Minangkabau’’. Hasil penelitian. Padang: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian niversitas Andalas. iii+25 hlm. Laporan ini menceritakan perubahan pola pendidikan pengasuhan anak oleh kaum ibu di Minangkabau semenjak hadirnya tempat penitipan anak di lingkungan masyarakat Sumatra Barat.

Mk 306.850 958 13 Nini Anggraini, Nini. Dkk. 1999. “Sosialisasi Anak dalam Keluarga Minang dan Cina”. Laporan Penelitian. Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Universitas Andalas.

269 Koleksi BPKPSB

9 hlm Hasil penelitian ini menjelaskan proses kehidupan anak-anak dalam lingkungan masyarakatnya yang mempunyai perbedaan etnis (Minang dan Cina). Kehidupan yang multietnis tersebut mengharuskan orang tua membina anak sejak dini tentang pentingnya beradaptasi dalam kehidupan masyarakat sekitarnya yang berbeda etnis antara orang Minang dan Cina.

Mk 060. 959 8137 Yos O.8 Yoserizal. Dkk. 1991. “Organisasi Perantauan dan Pengaruhnya terhadap Kampung Halaman, Studi Kasus: Perantau Koto Anau di Kotamadya Padang”. Laporan Penelitian. Padang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Universitas Andalas. ii+30 hlm Laporan ini berisi tentang organisasi perantau Fon Pembangunan Rakyat Koto Anau (FOPERKA) di Kota Padang yang mempunyai struktur dinamis dan dijalankan dengan baik sehingga mempunyai kontribusi penting dalam pembangunan di kampung halamannya.

Mk 959. 813 Boe H.5 B, Amir. 1981. Minangkabau. Padang : Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial. IKIP. 161 hlm Buku ini menjelaskan sistem kekerabatan, organisasi masyarakat, kesusasteraan, dan pola merantau orang Minangkabau di tengah kehidupan modern saat ini.

M 574.52 Pen ……….., 1980. “Pengaruh Sistem Pembukaan Tanah terhadap Aspek-Aspek Lingkungan di Daerah Pemukiman Transmigrasi: Sebuah Studi Perbandingan di Daerah Sumatera Barat dan Riau”. Padang: Lembaga Penelitian Ekonomi Regional Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. xi+239 hlm Laporan penelitian ini adalah untuk Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi di daerah Sitiung Dhamasraya terhadap pembukaan lahan dan usaha tani yang mempengaruhi pembangunan daerah.

270 SOSIAL

Mk 808.83 Bam Rudito, Bambang. 1989. “Dampak Sosial dari Pembangunan Jalan Padang By Pass”. Laporan Penelitian. Padang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Pusat Penelitian Universitas Andalas. 33 hlm Laporan ini berisi tentang perubahan masyarakat di sekitar lokasi pembangunan jalan By Pass yang dbermata pencaharian petani berubah di bidang jasa.

Mk 745. 959 813 2 Her p.3 Herwandi, Drs. 1997. “Membangun Masyarakat Rasional dalam Rangka Menghadapi Era Globalisasi”. Makalah. Padang : Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Andalas. 6 hlm Makalah ini menjelaskan bagaimana persiapan dan usaha masyarakat dalam menghadapi zaman modern dengan segala efek negatif maupun positifnya.

CB-D3 002. 095 981 34 Mon 1 Syam, Suryati. 1979. “Monografi Nagari Panyalaian Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar”. Padang: Lembaga Penelitian Ekonomi Regional Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. 33 hlm Berisikan keadaan alam dearah, pemerintahan, politik dan adat istiadat daerah Nagari Panyalaian Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar.

Mk 666.3 Pam.2 ………. 1983. “Peranan Tanah Liat dalam Kehidupan Sehari-Hari di Sumatera Barat”. Proyek Pengembangan Permuseuman Museum Negeri Adityawarman. iii+33 hlm Pameran Tanah Liat di Museum Adityawarman dari barbagai daerah di Sumatera Barat.

271 Koleksi BPKPSB

……….1989. ”Buletin Dharma Wanita Prov. Sumatera Barat”. Padang. ………. 44hal Berisikan tentang peranan wanita dalam program KKB, malu adalah sifat orang beriman, pendidikan itu sejak rahim, dan ciptakan suasana yang membuat anak betah di rumah, dan lain-lain.

………., 2005. “Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) di Sumatera Barat”. Padang: Badang Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat. 14 hlm Upaya pencegahan dan pemberantasan setiap bentuk perbuatan berbau maksiat dalam mewujudkan prinsip filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kittabullah di Sumatera Barat.

……….., 2005. “Etika Berpemerintahan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah di Sumatera Barat”. Padang: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat. 13 hlm Penerapan hukum normatif dalam penyelenggaraan pemerintahan, penerapan etika dalam pemerintahan, fungsi unit kerja dan hubungan pemerintahan provinsi dengan kota yang harus dimaksimalkan.

…………, 2005. “Pembinaan Karir Pegawai Negeri Sipil Sumatera Barat di Era Otonomi Daerah”. Padang: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat. 9 hlm Berisi tentang peningkatan SDM bagi pegawai negeri sipil agar semangat dan motifasi untuk meningkatkan kualitas kerja.

…………, 2005. “Kekerasan dan Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan dan Anak di Sumatera Barat”. Padang: Badang Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat. 17 hlm Berisi data tentang tingginya kasus pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak dan upaya pencegahan di Sumatera Barat.

272 SOSIAL

……….., 2005. “Diskriminasi dalam Pelayanan dada Sekolah Inklusif”. Padang: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat. 15 hlm Penyetaraan terhadap sekolah-sekolah inklusif dengan dukungan pemerintah, dan pentingnya perhatian terhadap kurikulum sekolah tersebut dan upaya peningkatan SDM guru-guru sekolah inklusif.

…………, 2005. “Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Pengelola Masjid dalam Rangka Kembali ke Surau”. Padang: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Barat. 11 hlm Peningkatan fungsi surau dan masjid yang ideal di Sumbar diperlukannya sistem manajemen yang baik dengan diadakannya pembinaan kepada petugas yang dipercayakan.

BKSNT, 2004. “Tatakrama Suku Bangsa Minangkabau di Nagari Air Bangis Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat”. Padang : BKSNT. v+119 hlm Beisikan hasil penelitian budaya dan aneka ragamnya di Nagari Air Bangis Pasaman sebagai salah satu asset bangsa yang patut dilestarikan.

Hendrawati. 1999. “Makna Pembantu Rumah Tangga dalam Keluarga Masyarakat Minangkabau di Perkotaan”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Univeritas Andalas. 10 hlm Laporan penelitian yang mengungkap peran pembantu rumah tangga dalam keluarga masyarakat Minangkabau perkotaan semakin menepati kedudukan yang penting. Mereka menjadi bagian yang sangat dibutuhkan bagi keluarga yang suami dan istrinya pekerja, namun pembagian kerja tidak jelas dan bekerja 24 jam tanpa sistem upah yang jelas.

Mk 392. 509 598 13 Fac p.1 Fachrina, Dra. 2001. “Pemilihan Jodoh (Mate Selection) dalam Masyarakat Minangkabau Kontemporer”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Politik Universitas

273 Koleksi BPKPSB

Andalas. X+49 hlm Berisi tentang pemilihan jodoh pada masyarakat Minangkabau tradisional, orang tua, mamak, dan saudara aktif berperan.

Mk 303.340 959 813 Hen b.1 Hendrawati. t.t. “Bergesernya Nilai-Nilai Gotong Royong pada Masyarakat Minangkabau. Studi tentang Bergesernya Nilai-Nilai Gotong Royong di Desa Pulai Kecamatan Batipuah Kabupaten Tanah Datar”. Padang: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Andalas Fakultas Sastra. iv+72 hlm Pergeseran kerjasama di berbagai bidang dalam masyarakat tradisional dalam bentuk norma maupun nilainya. Pergeseran tersebut diakibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan satu sama lainnya.

M 362.604 209 598 13 Mik P Dahlan, Dahrul. Dkk. 1988. “Panti Jompo dan Hubungannya dengan Pola Penyantunan Orang Lanjut Usia di Minangkabau. Studi di Tempat Panti Jompo Provinsi Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Padang : Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Penelitian Universitas Andalas. iv+127 Laporan penelitian tentang panti jompo sebagai wadah alternatif. Peran pemerintah juga perlu ditingkatkan karena semakin banyaknya orang lanjut usia.

Mk 301. 095 981 3 Sam s. Samin, Yahya. 1991. “Sistim Pengendalian Sosial Tradisional Daerah Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. vi+152 hlm Kontrol sosial dalam masyarakat menyebabkan mereka perlu mempertahankan adat

274 SOSIAL

istiadatnya, khususnya dalam tata cara pergaulan, cara berperilaku yang menempatkan masyarakat untuk saling mengawasi dan pentingnya kerapatan adat (KAN) dalam pemerintahan nagari di Sumatera Barat.

Mk 307. 720 959 813 Sum p.6 ……….., 1981. “Pemukiman sebagai Kesatuan Ekosistem Daerah Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. xv+253 hlm Berisi tentang laporan penelitian tentang desa swasembada yang lebih mampu berkembang dibandingkan desa swakarya di Sumatera Barat.

Mk 959. 813 Jon M Josselin, De Jong. 1960. “Minangkabau And Negri Sembilan: Sosio Political Structure In Indonesia”. Jakarta: Bhratara. 211 hlm Berisikan gambaran kesamaan sosial politik di Minangkabau dan Negeri Sembilan.

Mk 915.981 3 Moc p.5 Naim, Mochtar. 1977. “Pola Perwilayahan Perkotaan dan Pedesaan”. Kertas Kerja. Yogyakarta: Program Studi Perancangan dan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada. 20 hlm Berisikan gambaran bentuk pemukiman di perkotaan dan pedesaan di Indonesia.

Mk 746. 409 598 13 Suw f.3 Kartiwi, Suwita. TT.

275 Koleksi BPKPSB

“Fungsi Sosial Kain Songket”. 31 hlm Berisikan makna kain songket dalam masyarkat sosial di tiga luhak di Minangkabau.

Mk 303.340 959 813 Sis Dakung, Sugiarto. (Ed). 1983. “Sistem Kepemimpinan di dalam Masyarakat Pedesaan Sumatera Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat. xv+310 hlm Menjelaskan keadaan sosial budaya maupun tentang faktor dan sistem kepemimpinan dalam masyarakat.

Mk 307. 095 981 3 Sis Abu, Rifai. (Ed). 1980. “Sistem Kesatuan Hidup Setempat Daerah Sumatera Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. xii+157 hlm Berisi tentang sistem kesatuan dalam nagari sebagai daerah otonom yang dapat mengatur pola pemerintahannya dengan mandiri.

Mk 301. 426 598 138 Noe P Noerman, Ardhani. dkk. 1979. “Pengetahuan Sikap dan Pelaksanaan Keluarga Berencana Oleh Masyarakat di Kecamatan Padang Barat”. Padang: Dinas Kesehatan Kotamadya Padang Puskesmas Padang Barat dan Bagian Public Healt Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Padang. vii+42 hlm Berisikan sosialisai program keluarga berencana pada Kota Padang dan pelaksanaannya.

78-1566 Pusat Informasi dan Dokumentasi dan Perencanaan Tata Kota dan Tata Daerah. 1978.

276 SOSIAL

“Seminar Nasional Pengembangan Lingkungan Hidup”. Kumpulan Makalah. Pusat Informasi dan Dokumentasi dan Perencanaan Tata Kota dan Tata Daerah 27 Hlm Berisi kumpulan makalah tentang pengembangan lingkungan di perkotaan.

Mk 330.917.095.981 3 Per Saaudin, Yusrizal. 1985. “Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri di Daerah Sumatera Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. ix+119 hlm Pola perubahan kehidupan masyarakat akibat pertumbuhan industri dan keadaan sosial masyarakat daerah industri.

Korn, VE. TT ”Nama Wanita di dalam Keluarga Minangkabau” Diterjemahkan oleh Panitia Pembangunan Istana Pagaruyung. 36 hlm Berisi karakter nama wanita tradisional di Minangkabau.

Lembaga Pembinaan Hukum Internasional.1971. “Pola-Pola Kewarisan di Sumatera Barat Dewasa Ini”. Laporan Penelitian. Padang: Lembaga Pembinaan Hukum Internasional Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. 25 hlm Berisi tentang pergeseran pola pewarisan di Minangkabau yang semula berdasarkan garis Ibu menjadi pewarisan melalui Ayah (Patrilineal).

MK 303.495 981 3 Yun p.4 Syofyan, Yunita. 1989. “Perubahan Sosial Budaya Perantau Minangkabau di Daerah Rantau”. Artikel. Padang : Fakultas Sastra Universitas Andalas. 13 hlm.

277 Koleksi BPKPSB

Artikel ini berisi tentang merantau dan perubahannya, perubahan dalam pola berdagang, perubahan ke arah susunan baru. Tulisan ini juga menjelaskan faktor-faktor sosial budaya yang menyebabkan perubahan pola merantau bagi masyarakat Minangkabau.

MK 305. 430 959 813 Elf p.1 Elfitra dkk. 2000. “Peranan Wanita Penjual Nasi Kapau dalam Struktur Keluarga Matrilineal Minangkabau dan Pengaruhnya Terhadap Status Suami dalam Rumah Tangga”. Artikel Penelitian. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 15 hlm. Artikel ini menguraikan aktifitas wanita penjual nasi Kapau yang menjalankan akrivitasnya sebagai pencari nafkah keluarga di daerah Kapau, sebuah Nagari di Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Aktifitas wanita menjual nasi kapau ternyata berpengaruh terhadap kedudukan suami, pembagian kerja dan pengambilan keputusan dalam rumah tangga.

MK 307.720.959.813 Sum p.3 Tim Penyusun. 1982 “Pemukiman Sebagai Kesatuan Ekosistem Daerah Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. 253 hlm. Penelitian ini membicarakan pemukiman sebagai kesatuan ekosistem di dua model wilayah objek penelitian: Desa Swasembada Rambatan (wilayah pedalaman) dan Desa Swakarsa Air Bangis (pinggiran Pantai). Perbedaan geografis kedua desa tberpengaruh terhadap komposisi penduduk, lingkungan dan potensi ekonominya. Demikian juga dengan sektor perhubungan. Kemapanan ekosistem juga ditentukan oleh faktor-faktor lain seperti cara- cara pemenuhan kebutuhan pokok, kekritisan masyarakat menerima unsur lain dalam hubungannya dengan mata pencaharian dan tingkat kerukunan hidup dan kebutuhan rekreasi dan hiburan masyarakat bersangkutan.

MK 362.82 Zah p.4 Idris, Zahara. 1982.

278 SOSIAL

“Peranan Ibu dalam Rumah Tangga Minang Dewasa Ini”. Artikel. Disampaikan pada diskusi HUT ke-VIII Bundo Kandung Tingkat I Sumatera Barat Tgl. 18 November 1982. 14 hlm. Artikel ini memuat uraian mengenai tanggung jawab dan peranan yang dijalankan ibu dalam rumah tangga Minang ditinjau dari adat, agama dan fungsi sosial mereka sebagai wanita karir.

MK 640. 059. 981 3 Elf. w.3 Efina, Mira dkk. 2000. “Wanita Minangkabau dan Otonomi dalam Rumah Tangga”. Artikel Penelitian. Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. 8 hlm. Artikel ini menyoal anggapan umum bahwa wanita Minangkabau tidak bergantung kepada suami yang dijemput. Faktor perubahan struktur keluarga dewasa ini sehubungan dengan tanggung jawab ayah/suami dalam memenuhi nafkah keluarga, agaknya anggapan umum tersebut perlu direvisi mengingat sebagai kepala keluarga yang harus dipatuhi pada gilirannya memantapkan peran gender ayah/suami sehingga menguasai faktor-faktor produksi.

MK 302.959.813 Maz s.1 Luth, Mazzia. 1981. “Sistem Sosial Minangkabau, Sebuah Analisa Tentang Struktur Organisasi dan Pimpinan Masyarakat Hukum Adat”. Laporan Penelitian. Padang: IKIP. 78 hlm. Penelitian ini meninjau struktur organisasi masyarakat dalam sistem Nagari, terutama peran penghulu sebagai pimpinan masyarakat di Minangkabau. Pengamatan dilakukan pada beberapa nagari baik dalam kesukuan laras Koto Piliang, Bodi Caniago maupun laras nan Panjang atau Pisang Sikalek Hutan seperti nagari: Batu Payung, Cupak Lampasi Solok, Singkarak dan Sulit Air.

MK 342.959 813 Elf S Elfinorita dkk. 1989. “Survival Strategies Rumah Tangga Yang Dikepalai Wanita, Studi Masyarakat

279 Koleksi BPKPSB

Matrilineal Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang: Jurusan Sosialisasi dan Antropologi Fakultas Sastra dan Ilmu-Ilmu Sosial, Universitas Andalas Padang-Biro Pusat Statistik (BPS) Jakarta. 237 hlm. Penelitian ini meninjau rumah tangga yang dikepalai oleh wanita dalam sturktur masyarakat matrilineal Minangkabau dengan mengacu pada 16 kasus wanita yang menjadi kepala rumah tangga. Evaluasi dilakukan pada beban pembagian kerja, ekonomi, otonomi, pola kehidupan bermasyarakat, mobilitas dan strategi dan aspirasi yang berhubungan dengan anak.

M 307.760 959 813 Has U Hasrul, Dahlizar. 1984. “Urbanisasi di Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Padang: Pusat Penelitian Universitas Anadalas. 89 hlm. Penelitian ini meninjau urbanisasi di Sumatera Barat dari beberapa faktor: daya tarik ekonomi dan demografi daerah asal, pendidikan serta daya tarik kota. Laju pertumbuhan urbanisasi menimbulkan sejumlah implikasi bagi perkembangan perekonomian kota dan desa, yakni kekurangan tenaga kerja potensial bagi desa pada satu sisi dan menjadi beban bagi kota pada sisi lain.

MK 306.809 598 130 Nen P Hendrawati. t.t. “Pola Kehidupan Keluarga Masyarakat Desa Lubuk Gadang di Kotamadya Padang”. Laporan Penelitian. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. 51 hlm. Penelitian ini meninjau perubahan sosial budaya perantau dan konflik dalam sistem kekerabatan di Lubuk Gadang kota Padang. Tinjauan konflik diarahkan pada beberapa kasus seperti isteri menguasai suami, perselisihan mamak dengan bapak dan hilangnya wibawa orang sumando di keluarga isteri.

MK 301.326 Sum Tim Penyusun 1982. “Laporan Penelitian dan Perencanaan Sosial Ekonomi dan Pengembangan

280 SOSIAL

Lingkungan Daerah Pemukiman Transmigrasi Lunang II Provinsi Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Padang: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Transmigrasi Propinsi Sumatera Barat. 133 hlm. Penelitian ini meninjau potensi pengembangan sosial ekonomi dan lingkungan di daerah pemukiman transmigrasi Lunang II Sumatera Barat dari beberapa aspek: geografi dan demografi, sosial ekonomi dan budaya serta sumber daya alam.

MK 615.882 Jho p.8 Roza, Jhonri, dkk. 1993. “Peranan Kerei dalam Pengobatan Tradisional Mentawai, Studi Kasus Desa Matotonan Kec. Siberut Selatan, Kep. Mentawai”. Laporan Penelitian. Padang : Universitas Andalas. 27 hlm. Penelitian ini menyoal fungsi kerei (sistem pengobatan tradisional Mentawai) yang berbenturan dengan keberadaan pengobatan modern (puskesmas). Di masyarakat Matotonan, kerei tetap dipercaya sebagai bentuk pengobatan penting sehingga hingga saat ini masih banyak lahir kerei-kerei baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi kerei dalam kehidupan masyarakat Mentawai serta untuk mengidentifikasi faktor penyebab dan konsep sakit menurut masyarakat setempat.

MK 640.095 981 3 Elf w.2 Elfina, Mira dkk. 2000. “Wanita Minangkabau dan Otonomi dalam Rumah Tangga”. Artikel Penelitian. Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 8 hlm. Penelitian ini meninjau peran wanita dalam rumah tangga berbasis 50 orang responden yang dijadikan objek penelitian. Perbedaan latar belakang wanita dari segi ekonomi, pendidikan, umur, umur pasangan, latar belakang keluarga, pekerjaan dan status dalam masyarakat menjadi dasar bagi perbedaan peran-peran yang dimainkan wanita dalam rumah tangga.

MK 649. 102. 480.959.813 Dam .2

281 Koleksi BPKPSB

Damsar. 1989 “Titipan Bayi: Perubahan Pola Aush Anak Bawah Lima Tahun Pada Masyarakat Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang: Universitas Andalas. 27 hlm. Penelitian ini meninjau keputusan untuk menitipkan anak di dalam keluarga dari beberapa beberapa faktor: tingkat pendidikan formal, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan dan tempat tinggal keluarga.

MK 307 720 959 813 Ran s.2 Tim Penyusun. 1980. “Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Padang: Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 219 hlm. Penelitian ini meninjau nilai-nilai budaya yang melatari kegiatan gotong royong dan hubungannya dengan praktek gotong royong itu sendiri di daerah pedesaan Sumatera Barat. aktifitas gotong royong yang disorot berhubungan dengan aspek ekonomi dan mata pencaharian, teknologi dan perlengkapan hidup, kemasyarakatan dan keagamaan.

MK 155.599 813 Yul p.10 Amir, Yulmaida, dkk. 1991. “Problematika Remaja di Kota Padang”. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian Padang: Universitas Andalas. 16 hlm. Penelitian ini meninjau gangguan penyesuaian diri di kalangan remaja di Kota Padang. beberapa permasalahan yang dihadapi remaja secara umum terbagi kepada dua: permasalahan sosial psikologis dan permasalahan fisik.

MK 395.095 981 3 Tat 1 Tim Penyusun. 1985. “Tata Kelakuan di Lingkungan Pergaulan Keluarga dan Masyarakat Setempat di Daerah Sumatera Barat”. Buku. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

282 SOSIAL

157 hlm. Buku ini membahas bentuk-bentuk tata kelakuan yang bersifat tradisional dan hidup di tengah-tengah masyarakat yang seharusnya dipedomani dalam kehidupan masa kini. Tata kelakukan dimaksud ditinjau dari dua aspek: keluarga dan masyarakat.

MK 305.595 9813 And s.3 Asoka, Andi dkk. 1992. “Stratifikasi Sosial Minangkabau Pra-Kolonial”. Laporan Penelitian. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. 46 hlm. Penelitian ini melihat adanya stratifikasi masyarakat Minangkabau pra-kolonial. Hal itu ditinjau dari dua jenis masyarakat pra-kolonial: masyarakat tradisional dan masyarakat setelah Islam. Keduanya dianggap memiliki stratifikasi sendiri di dalam masyarakat.

MK 301 095 981 3 Sam s.2 Tim Penyusun. 1991. “Sistem Pengendalian Sosial Tradisional Daerah Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 154 hlm. Penelitian ini meninjau sistem pengendalian sosial yang hidup dalam lembaga tradisional seperti surau, Kerapatan Adat Nagari, Bundo Kanduang, Angku Kali, Gotong royong dan hubungannya dengan pandangan warga terhadap sistem pengendalian sosial tersebut. Penelitian ini mengambil sampel lokasi di Desa Guguk Randah dan Desa Pahambatan Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Sumatera Barat.

MK 307 720 959 813 Ran s.1 Tim Penyusun. 1980 “Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 219 hlm. Penelitian ini meninjau nilai-nilai budaya yang melatari kegiatan gotong royong dan hubungannya dengan praktik gotong royong itu sendiri di daerah pedesaan Sumatera

283 Koleksi BPKPSB

Barat. Aktifitas gotong royong yang disorot berhubungan dengan aspek ekonomi dan mata pencaharian, teknologi dan perlengkapan hidup, kemasyarakatan dan keagamaan.

MK 307.720.959.813 Sum p.6 Tim Penyusun. 1982. “Pemukiman Sebagai Kesatuan Ekosistem Daerah Sumatera Barat” Laporan Penelitian. Padang: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 253 hlm. Penelitian ini meninjau pemukinan desa sebagai ekosistem dari 6 faktor: kependudukan, pemenuhan kebutuhan pokok, keragaman mata pencaharian, tingkat kekritisan, kerukunan hidup dan pemenuhan kebutuhan rekreasi. Lokasi penelitian terdiri dari beberapa desa dan jorong di wilayah Tanah Datar dan Air Bangis.

MK 646.780.959.813 Bac p.2 Abna, Bachtiar. 1981. “Perkembangan Kehidupan Keluarga dalam Masyarakat Minangkabau”. Laporan Penelitian. Padang Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. 29 hlm. Penelitian ini meninjau kehidupan Semendo di tengah-tengah keluarga di Minangkabau, yang ditelaah dari tiga sudut pandang: Semendo di atas tunggul, Semendo menetap dan Semendo bebas.

MK 340.570 959 813 Osm p.4 Osmawati. 1994 “Peranan Uang Jemput dan Uang Hilang dalam Perkawinan Menurut Adat Perkawinan di Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman (Sumatera Barat) Studi Kasus di Desa Lohong”. Skripsi. Program Studi PMP-KN Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. 57 hlm. Penelitian ini melihat peran penting dari uang jemput dan uang hilang yang diberlakukan di dalam upacara adat perkawinan di desa Lohong terhadap kemudahan dalam mencari calon

284 SOSIAL

suami anak kemenakan masyarakat sekitar, meningkatkan harga diri, dan menghindari adanya perawan tua.

MK 306.809 598 133 Mik p.3 Miko, Alfan. 1993 “Perubahan dalam Hubungan Kekerabatan Minangkabau”. Skripsi. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. 31 hlm. Penelitian ini meninjau perubahan yang terjadi dalam pola hubungan kekerabatan pada masyarakat Minangkabau. Penelitian ini menengarai adanya beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab terjadinya perubahan: peran dan fungsi mamak, peran ayah dan keluarga inti, tanggung jawab anak-anak yang telah berkeluarga dan hubungan-hubungan sosial yang berkaitan dengan hak dan kewajiban antara sesama anggota keluarga.

MK 303.695 981 374 Sya p.2 Syafrizal dkk. 1994. “Pasar Tradisional dan Konflik Sosial di Minangkabau Kasus Nagari Surian Kabupaten Solok 1970-an”. Laporan Penelitian. Padang:Lembaga Penelitian Universitas Andalas. 30 hlm. Penelitian ini meninjau eksistensi Pasar Surian pada tahun 1970 an sebagai latar dari konflik yang muncul pada tahun itu. Penelitian ini melihat bahwa ternyata pasar Surian tidak hanya mengemban fungsi ekonomi melainkan juga menyangkut fungsi sosial yang besar.

MK 640.959 813 Jok s.1 Van Reenen, Joke dkk. 1989. “Survival Strategies Rumah Tangga Yang dikepalai Wanita (Studi Masyarakat Matrilineal Minangkabau, Sumatera Barat)”. Laporan Penelitian. Fakultas Sastra dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Andalas-Biro Pusat Statistik (Bps) Jakarta. 238 hlm. Penelitian ini meninjau dinamika wanita yang menjadi kepala keluarga di Nagari Rao-Rao Kec. Sungai Tarab Kab. Tanah Datar. Sampel penelitian terdiri dari 16 kasus. Banyaknya kaum pria yang merantau menjadi faktor bagi peran besar yang dimainkan oleh wanita dalam kehidupan rumah tangga.

285 Koleksi BPKPSB

8-1558 Mochtar Naim. 1977. “Pola Pewilayahan, Perkotaan, dan Pedesaan”. Makalah. Yogyakarta: Lokakarya III Impak Regional Pembangunan Sektoral, Program Studi Perancangan Pembangunan Regional Universitas Gadjah Mada. 20 hlm. Makalah ini melihat pengembangan kota di Indonesia sebagai bagian integral dari pengembangan wilayah. Wilayah dipandang sebagai faktor penentu bagi rancangan pengembangan kota untuk masa selanjutnya.

MK 920 Durin, Hasan Basri. 1997. Catatan Seorang Pamong. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. xii + 400 hlm Buku ini berisikan perjalanan dan pengelaman seorang mantan gubernur sumabar (1987- 1997). Buku ini ditulis oleh Hasan Basri Durin sebagai kenang-kenangannya selama sepuluh tahun, tulisan ini lebih bersifat pribadi dan tidak dapat disamakan dengan memori serah terima jabatan dari pejabat yang lama kepada pejabat yang baru.

MK 99-102 Rasyad, Fahmy. 1991. Himpunan Peraturan Perundangan tentang Pemerintahan Desa di Sumatra Barat. Bukittinggi: VC.Usaha Ikhlas. xv + 804 hlm. Buku ini merupakan kumpulan peraturan pemerintahan desa di Sumatra Barat, lengkap dengan tata cara pelaksanaannya

Mk 352.007.22 Sjahmunir,1997. Fungsi Pemerintahan Nagari dalam Penyelesaian Masalah Adat di Desa/Jorong. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas 20 hlm. Buku ini menjelaskan fungsi pemerintahan nagari dalam penyelesain masalah adat di desa dan jorong di provinsi Sumatra Barat

MK 352.490 959 8139 ...... 1999. Pokok-Pokok Reformasi Pembangunan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Agam Tahun 1999-2000. Pemerintahan Agam, Sumatra Barat.

286 SOSIAL

iii + 42 hlm

MK 303.340 959 813 Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1984. Sistem Kepemimpinan di dalam Masyarakat Pedesaan di Sumatra Barat. Padang: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Barat vii + 310 hlm Dalam buku ini menjelaskan gambaran umum kepemimpinan dalam masyarakat pedesaan Sumatra Barat, pola kepemimpinan pedesaan seperti di bidang ekonomi, sosial dan beberapa analisa.

287

HUKUM

HUKUM

MK 340.509 598 13 Thalib, Sjofjan. 1979. ”Hukum Adat dan Lembaga–Lembaga Hukum Adat Daerah Jambi”. Padang : Fakultas Hukum Universitas Andalas. vi + 254 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan lembaga-lembaga hukum adat daerah Jambi dan alam lembaga-lembaga hukum adat, seperti masyarakat-masyarakat hukum, hukum perorangan, hukum perkawinan, hukum waris, hukum tanah, hukum, lembaga seperti hukum Islam, UU No 5/1960 dan UU No.1/1974 masing-masing dengan peraturan pelaksanaannya.

MK 297.432 Syaripudin, Amir. 1984. Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Adat Minangkabau. Jakarta: Gunung Agung. vii + 369 hlm Dalam buku ini dijelaskan hukum kewarisan Islam, adat dan hukum adat Minangkabau serta pelaksanaan hukum kewarisan Islam terhadap harta pencarian dalam budaya Minangkabau.

MK 346 598 130 6 Chatib, Lukman. 1980. ”Pelaksanaan UU Perkawinan Nasional dan Masalahnya pada Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. iii + 12 hlm Laporan penelitian ini berisi penjelasan tentang penerapan UU No.1/1974 dalam masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat pada 1979.

MK 345.060.959 8138 Sabri, Fadillah. 1989. ”Kesadaran Hukum Masyarakat dalam Pengambilan Visum ET Revertum di Kota Madya Padang”. Padang : Fakultas Hukum Universitas Andalas. iii + 43 hlm Dalam laporan penelitian ini dijelaskan tentang sejauh mana kesadaran hukum masyarakat di Kotamadya Padang dalam pengambilan visum et repertum sehingga diketahui masalah- masalah yang ada kaitannya dengan kesadaran hukum masyarakat itu.

MK 96-142 Srinofitri, Rita. 1993. ”Pengelolaan Arsip pada Biro Hukum PT Semen Padang”. Padang: Fakultas Ekonomi

291 Koleksi BPKPSB

Universitas Andalas iv + 54 hlm Tulisan ini merupakan laporan kerja praktik yang menjelaskan tentang administrasi kearsipan, pelaksanaan kearsipan pada biro hukum PT Semen Padang.

MK 333 310 959 813 62 Firmansyah. 1989. ”Pelaksanaan Konversi Tanah Gamgam Bauntuk dalam Masyarakat Minangkabau Menjadi Hak Pakai di Kabupaten Sawalunto Sijunjung”. Padang : Fakultas Hukum Universitas Andalas. iv + 41 Hlm Laporan penelitian secara umum menjelaskan sistem kekerabatan, macam penguasaan tanah di Minangkabau dan keagrariaan. Secara khusus dalam tulisan ini diuraikan tentang persoalan tanah di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung.

MK Bagian Hukum Sekretariat. 2007. Informasi Hukum dan Perundangan-undangan Pemerintah Kota Sawalunto. Padang: Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Sawalunto. 244 hlm Dalam buku ini diuraikan undang-undang pemerintahan Kota Sawahlunto beserta surat keputusannya.

MK Sumatra Barat. 2005. Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005. Padang: Pengawas Pemilihan Kepala Daerah Propinsi Sumatra Barat. 70 hlm Buku ini menjelaskan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2005, peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005.

MK 134/2010 Chatib, Lukman. 1981. ”Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama dalam Perkawinan di Kalangan Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas vii + 130 hlm

292 HUKUM

Laporan penelitian ini berisi kumpulan data mengenai pelaksanaan pembagian harta bersama suami istri, baik bercerai hidup, bercerai mati maupun bila kedua suami istri meninggal dunia

MK 084/2010 Nurullah. 1999. Tanah Ulayat Menurut Ajaran Adat Minangkabau. Sumatra Barat: Yayasan Sako Batuah. 32 hlm Buku ini berisi acuan bagi guru-guru dan hakim dalam menyelesaikan sangketa dan notaris dalam membuat perjanjian

MK Edinal. 1983. “Pewarisan Harta Pencarian di Minangkabau”. Skripsi. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas. vi + 89 hlm Skripsi ini berisi tentang penggolongan harta secara historis di Minangkabau, hubungan hukum adat waris Minangkabau, dan hukum Islam serta pewarisan harta pencarian di Minangkabau khususnya di wilayah Padang.

MK 021/2010 Yakub, Nurdin. 1995. Hukum Kekerabatan Minangkabau. Bukittinggi: CV Pustaka Indonesia 83 hlm Buku ini merupakan pedoman, penghayatan, pengamalan bagi mempertahankan identitas sebagai masyarakat Minangkabau yang beradat dan sangat unik.

MK 019/2010 Soemadiningrat, Otje Salman. 2002. Rekonseptualisasi Hukum Adat Kotenporer: Telaah Kritis Terhadap Hukum Adat sebagai Hukum yang Hidup dalam Masyarakat. Bandung: PT Alumni xiv + 228 hlm Buku ini berisi tentang rekonseptualisasi bidang-bidang hukum yang masih dikuasai hukum adat, hubungannya dengan hukum tertulis dan hukum agama.

293 Koleksi BPKPSB

MK 001/2010 Esmara, Hendra. 1980. “Pengaruh Sistem Pembukaan Tanah terhadap Aspek-aspek Lingkungan di Daerah Pemukiman Transmigrasi: Sebuah Studi Perbandingan di Daerah Sumatera Barat dan Riau”. Padang: Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. xi + 277 hlm Laporan penelitian yang berisi tentang partisipasi masyarakat dan kebijaksanaan pembangunan daerah transmigrasi di Sumatera Barat dan Riau.

MK 081/2010 Ratnawati. 1983. ”Asas Monogami dalam Undang-Undang Perkawinan dan Pengaruhnya Terhadap Wanita di Bukittinggi Ditinjau dari Hukum Islam”. Padang: Fakultas Syariah Institut Agama Islam Al-Jami’ah Jurusan Qadha. iv + 110 hlm Dalam skripsi ini dijelaskan Undang-Undang N0 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, khususnya perkawinan menurut Syari’at Islam serta monogami dalam undang-undang perkawinan dan pengaruhnya terhadap wanita.

MK 080/2010 Hamisayati. 1981. ”Menunaikan Haji dengan Hasil Gadai Pusaka Tinggi di Minangkabau Ditinjau dari Hukum Islam”. Padang: Fakultas Syariah Institut Agama Islam Al-Jami’ah, Jurusan Qadha. iv + 93 hlm Skripsi ini menjelaskan haji dan permasalahannya yang meninjau gadai pusaka tinggi di Minangkabau. Uraian ini mencakup hukum menunaikan haji dengan hasil pusaka tinggi Minangkabau menurut hukum Islam.

MK078 / 2010 Nasir.M. 1987. ”Pelaksanaan Hukum Acara Adat dalam Penyelesaian Tanah pada Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat”. Padang: DPK dan PP Universitas Andalas. iii + 34 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan bahwa di Minangkabau masih berlaku fatwa ada, bulek aia dek pambulu, bulek kato dek mufakaik masih kuat mamangan asas tersebut yang menjadikan alam takambang jadi guru untuk menghadapi persoalan tanah.

294 HUKUM

MK 043/2010 Darmawir. 1981. ”Kedudukan Istri terhadap Harta Bersama Menurut UU No.1 Tahun 1971”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. 20 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan pengertian harta bersama dalam perkawinan menurut hukum islam, luasnya tanggung jawab istri dalam harta perkawinan menurut hukum Islam, perbedaan antara suami istri terhadap harta bersama dalam peruraian menurut UU No.1 tahun 1974.

MK 049/2010 Tim Peneliti. 2006. Penelitian Hukum Tentang Aspek Hukum Rasionalisasi Pegawai Negri Sipil dalam Kaitan dengan Otonomi Daerah. Jakarta: PBHN Depertemen Hukum Dan HAM RI. ix+231 hlm Dalam buku ini dijelaskan tinjauan umum UU No 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian, penyajian data, dan analisis rasionalisasi kepegawaian daerah dalam kaitannya dengan otonomi daerah.

MK 363.040 095 981 3 Saptomo, Ada. 1994. ”Proses Penyelesaian Sengketa Tanah pada Masyarakat Minangkabau Sumatra Barat”. Padang : DPK Lembaga Penelitian Universitas Andalas ii + 58 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan kasus sengketa tanah dan penyelesaiannya dan hasil pembahasan perkembangan dan pembangunan berbagai sektor telah menimbulkan ekses di bidang pertanahan terutama nilai-nilai adat yang tereduksi sehingga terjadi sengketa tanah.

MK 340 570 959 813 Sihombing, Herman Salim Mahyudin. 1974. ”Hukum Adat Minangkabau dalam Keputusan Pengadilan Negri dan Komentarnya”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. 78 hlm Dalam laporan penelitian ini dijelaskan tentang pengangkatan anak oleh suku Jawa terhadap anak seorang laki-laki dari famili istrinya orang Minangkabau, harta tempatan tinggal, harta bawaan kembali apabila gadang manumpang dalam kaum maka harta turut dibagi, penduduk yang mendiami lebih dahulu mempunyai hak utama.

295 Koleksi BPKPSB

MK 332 709 598 1361 Rinaldi. 1988. ”Masalah Pagang Gadai di Pariaman (Studi Kasus di Kecamatan Nan Sabaris)”. Padang : Fakultas Hukum Universitas Andalas. iv + 86 hlm Dalam skripsi ini diuraikan profil Kecamatan Nan Sabaris selayang pandang. Selanjutnya uraian tentang pagang gadai menurut adat Minangkabau, pagang gadai setelah berlakunya UUPA dalam praktik di Kecamatan Nan Sabaris.

MK 333 310 959 813 Nazir, M. 1989. ”Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1977 Perwakapan Tanah Milik Oleh Masyarakat Minangkabau di Kota Madya Padang Propinsi Sumatra Barat”. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. vi + 25 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan pengetahuan responden tentang dasar hukum wakaf, pengetahuan masyarakat mewakafkan tanah dan tanggapan responden terhadap Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1977.

MK 333.310 959 4134 Harun, Elfitra Zulkarnain. 1997. ”Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik Tanah Ulayat di Minangkabau Studi Kasus di Nagari Simawang Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas 79 hlm Laporan ini menjelaskan gambaran umum Nagari Simawang dengan kekerabatan, sejarah nagari, kondisi fisiografis, demokrafis, mata pencarian penduduknya, agama dan pendidikan, sarana prasarananya. Selain itu, secara khusus dalam laporan penelitian ini dijelaskan tentang penyebab konflik tanah ulayat di daerah tersebut.

MK 342.03 Suharizal,2002. Reformasi Konstitusi 1998-2002. Jakarta : PT Sinar Grafika. xiv + 190 hlm Buku ini menjelaskan tentang analisis aspek yuridis-teoritis, politis dan historis terhadap proses amandemen UUD 1945. Persfektif teoritis atas konstitusi dan dilanjutkan tinjauan teoritis terhadap perubahan UUD 1945, persoalan politik –hukum pada kejatuhan Soeharto, pembahasan amandemen pertama, kedua, ketiga dan keempat yang dilaksanakan oleh MPR`serta kecendrungan politik serta tarik-ulur kepentinngan serta perbedaan yang terjadi.

296 HUKUM

MK 340.580 959 813 Yakub, Nurdin. 1995. Hukum Kekerabatan Minangkabau. Bukittinggi: CV. Pustaka Indonesia. 95 hlm Buku ini menjelaskan tentang undang-undang Minangkabau, adat dan modernisasi, penghulu dan kepenghuluan klarisifikasi kemenakan, upacara-upacara perkawinan, adat suami istri, hukum di Minangkabau, hak milik, sando manyando dan pinjam-meminjam, pampasan dan timbangan hukum, hukum acara, syarat dakwa.

MK 346.043 Syahmunir. 2004, Eksistensi Tanah Ulayat dalam Perundangang-Undangan di Indonesia. Padang : Sarana Grafika. xix + 215 hlm Buku ini menjelaskan tentang pengertian masyarakat, masyarakat hukum dan masyarakat adat, hak ulayat dan masyarakat hukum adat, hak ulayat dan hukum agraria nasional, pendapat tentang eksitensi tanah ulayat di Sumatra Barat.

MK 346 050 959 813 Edinal. 1983. “Pewarisan Harta Pencakarian di Minangkabau”. Skripsi. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas. vi + 89 hlm Skripsi menjelaskan tentang sejarah pertumbuhan adat dan penggolongan harta di Minangkabau, hubungan hukum waris Minangkabau dengan hukum Islam, kedudukan harta pencarian di Minagkabau dan perkembangannya.

MK 390.095 98 Rangkoto M.N. tt. Lembaran Adat Minagkabau. Bukittinggi : Lestar. 43 hlm Buku ini menjelaskan hubungan mamak dengan kemenakan dahulu dan sekarang yang juga disampaikan dalam bentuk petatah Minangkabau.

MK 346 598 04 Darmawis. 1981. ”Kedudukan Istri terhadap Harta Bersama Menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1971. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas.

297 Koleksi BPKPSB

14 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan pengertian harta bersama, dalam perkawinan, pengertian menurut hukum islam,luasnya tanggung jawab istri dalam harta perkawin menurut hukum islam,perbedaan hukum antara suami istri terhadap harta bersama dalam perceraian menurut undang-undang Perkawinan No 1 tahun 1974.

MK 346 598 130 43 Richard, Suhatmi. 1980. ”Sedikit Tinjauan Tentang Tanah Ulayat”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. 6 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan hak ulayat atas tanah, kedudukan tanah ulayat dulu dan sekarang,

MK 340.570 959 813 Nasir,M. 1987. ”Pelaksanaan Hukum Acara Perda Adat dalam Penyelesaian Tanah pada Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat. Padang: Universitas Andalas. iii + 33 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan tentang identitas responden, pengetahuan responden tentang pengertian hukum acara perdata adat, pengetahuan masyarakat tentang pelaksanaan hukum acara perdata adat dalam peradilan adat nagari, KAN, pengetahuan masyarakat mengenai pelaksanaan hukum acara tentang bukti, pengetahuan masyarakat tentang pengambilan keputusan (vonis).

MK 257.432 095 9513 Syaripudin Amir. 1942. Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan Adat Masyarakat Minangkabau. Jakarta : PT Gunung Agung. ix + 374 hlm Buku ini menjelaskan dinamika pelaksanaan hukum pewarisan secara hukum Islam , dan dinamika pelaksanaan hukum adat di Minangkabau.

MK 340.57 Syamsoeddin Erman. 1982. ”Suatu tinjauan Tentang Pelaksanaan Peradilan Adat Serta Keputusan di Kenagarian Gadut Tilatang Kamang”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyrakat Universitas Andalas. iii + 70 hlm

298 HUKUM

Laporan penelitian ini menjelaskan sejarah peradilan adat di Indonesia secara umum, perkara yang menjadi wewenang peradilan adat, proses pelaksanaan peradilan adat dan keputusannya di Gadut Tilatang Kamang provinsi Sumatara Barat.

MK 340.570 959 813 Tim Peneliti. 1971. ”Pola-Pola Kewarisan di Sumatra Barat Dewasa ini”. Padang: Fakultas Hukum Dan Lemabaga Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. 20 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan tentang prosedur penelitian, hasil-hasil penemuan, menjelaskan kesan-kesan penemuan, pola-pola pokok kewarisan di kota Padang dan nagari- nagari di Sumatra Barat.

MK 297.432 Adnani, Anwar syaipul. 1978. ”Hukum Waris” Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. v + 121 hlm Laporan ini menjelaskan tentang warisan secara umum setelah kematian, pewarisan karena kematian, testament, bentuk-bentuk testament.

MK 340 570 959 813 Djamarin, Azmi. 1982. ”Perbuatan dan Sanksi Adat Yang Masih Hidup dalam Hukum Adat Minagkabau Dewasa ini. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas. vii + 53 hlm Dalam laporan penelitian ini menjelaskan ruang lingkup penelitian dan konsep dasar dalam penelitian, lokasi penelitian, responden, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, hasil-hasil dan penemuan penelitian.

MK 340.57 Tim peneliti. 1980. ”Perkembangan Hukum Waris Adat Minangkabau (Sebuah Studi Kasus Tentang Harta Pencarian). Padang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP Padang. vi + 55 Hlm Laporan penelitian ini menjelaskan penyelesaian melalui pengadilan negeri

299 Koleksi BPKPSB

MK 320.540 959 813 Tim Peneliti. 1980. ”Pekembangan Hukum Waris Adat Minangkabau”. Padang: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP Padang. vi + 55 hlm Dalam laporan penelitian menjelaskan tentang metodologi penelitian, hasil penemuan dan pembahasan, penyelesain melalui pengadilan negeri

MK 340 594 Bahri, Syamsul. 1986. ”Beberapa Aspek Hukum Adat yang Berpengaruh Terhadap Pendaftaran Tanah”. Rangkuman Disertasi, Medan: Universitas Sumatra Utara. xii + 37 hlm Disertasi ini berisi rangkuman dan ringkasan disertasi tentang beberapa aspek hukum adat yang berpengaruh terhadap pendaftaran tanah.

MK 340.570 9598 Chatib, Lukman. 1981. ”Pelaksanaan Pembagian Harta Bersama dalam Perkawinan di Kalangan Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas”. vix + 138 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan pelaksanaan pembagian harta bersama suami istri dalam hal: bila terjadi penceraian suami-istri, baik bercerai hidup, bercerai mati maupun keduanya meninggal dunia.

MK 384.6 Desrizal. 1994. ”Prosedur dan Sistem Penjanjian Antara Pemakai Jasa Telepon Dengan Pihak Perumtel di Kantor Daerah Transmisi Telegram dan Telepon Padang”. Padang: Fakultas Hukum Ekasati. v + 76 hlm Skripsi ini menjelaskan prosedur dan sistem penjanjian antara pemakai jasa telepon dengan pihak perumtel di kantor daerah transmisi telegram dan telepon Padang, serta berbagai hal yang timbul dalam penjanjian.

MK 346.009 598 1306 Chatib, Lukman. 1982. ”Pengaruh Undang-Undang Perkawinan Nasional terhadap Kehidupan Keluarga

300 HUKUM

dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat”. Padang: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. vi + 126 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan pengaruh Undang-Undang Perkawinan Nasional Terhadap Kehidupan Keluarga dalam Masyarakat Minangkabau meliputi, sikap pelaksanaan poligami dan perceraian pada kenyataan masyarakat dan sebab-sebab dan alasan terjadinya, poligami, perceraian. frekuensi poligami serta perceraian sebelum dan sesudah undang- undang di terapkan di masyarakat.

MK 340.959.813 Isra, Saldi….. Teknik Penyusunan Produk Hukum Daerah. Padang: Anggrek law Firm. 183 hlm Buku ini menjelaskan Transpormasi sisitem pemerintahan daerah di daerah reformasi telah menimbulkan beberapa harapan sekali gus tantangan bagi daerah Sumatra barat penerapan sisitem pemerintahan Nagari merupakan sebuah harapan sekaligus tantangan yang membutuhkan profesionalisme aparat pemerintahan daerah.

MK 340.580.959.813 Ibrahim. 1924. Peratoeran Hoekoem Adat Minangkabau, Bukit Tinggi. Fort De Kock, Drukkrij Gebroeders, Lie. 120 hlm Buku ini berisi: Asal Usul Minagkabau, Menjatukan Asal Hukum, Syarat Memeriksa dan Hukum Perkara, Menjatukan Pusaka Fikir dalam Hukum Dijatuhkan, Menjatukan Hutang Hakim dalam Perkara Tawar - Menawar, Menjatukan Bagian-Bagian Hukum, Menjatukan Ilmu Kata-Kata dalam Adat, Hukum Fitna, Menjatukan Hukum Penghulu, Kedudukan Hukum Penghulu, Ketetapan Hukum Penghulu, Sendi Adat Minagkabau, Kesalahan dalam Adat, Malalaikan Hukum Adat, Menjatukan Undang-Undang Nan Ampek dan Bagian- Bagiannya, Hukum Orang Yang Salah Melanggar Undang-Undang Nan Ampek, Menjatukan Kesalahan-Kesalahan kepada Undang-Undang Nan Ampek.

MK 340.57 Gustiti. 1983. ”Minangkabau Siana Hukum Perhutangan atas Perundangan Ditinjau dari Segi Hukum Adat Minagkabau Dihubungkan dengan Undang-Undang”. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas. iv + 249 hlm Skripsi ini menjelaskan tentang undang-undang pokok perumahan, hak perumahan yang berdiri di atas hak kaum, penyelesaian masalah yang timbul, beberapa pendapat dan saran.

301 Koleksi BPKPSB

MK 333.310 959 813 Sulistia, Teguh, Zurnetti Aria. 2001. ”Konstribusi Masyarakat Minangkabau dalam Penggunaan Tanah Ulayat untuk Pembangunan Kota di Kota Kotamadya Padang. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas. x + 44 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan penjajakan dan mengetahuan sampai di mana penggunaan tanah ulayat untuk pembangunan kota, kedudukan dan peruntukannya serta kontribusi masyarakat adat Minangkabau dalam penggunaan tanah ulayat dasawarsa ini.

MK Basri, Hasan. 1982. ”Perbandingan Kedudukan Wanita dalam Hukum Perkawinan dan Kewarisan di Daerah Batak Dengan Minangkabau Suatu Tinjauan dari Hukum Adat. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. i + 60 hlm Skripsi ini menjelaskan struktur masyarakat serta bentuk-bentuk perkawinan dan sistem kewarisan di daerah batak dan Minangkabau, kedudukan wanita dalam hukum perkawinan dan kewarisan dan daerah Batak dan Minang.

MK 959 813 nn. tt. Tambo Minangkabau. iv + 216 hlm Buku ini menjelaskan tentang pengertian Tambo Alam Minangkabau, menjawek waris, pusako, luhak Tanah Tatar, luhak Agam, luhak limo Puluh Kota, kubang Tigo Baleh, Kampar Kanan , kampar kiri, penghulu keris, orang mamak, undang-undang akal, undang- undang nan duo puluh, fasal-fasal, undang-undang hukum, paham akal, kata adat, nilai uang, ukuran berat, kediaman biapari, perjalanan undang-undang, hukuman pada zaman dahulu, pakaian segala alam, pusako koto piliang.

MK 290 095 813 Thalib, Sjofjan. 1978. ”Peranan Ninik Mamak dalam Pembangunan di Daerah Sumatra Barat”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan masyarakat Universitas Andalas. 92 hlm Laporan ini menjelaskan perencanaan dan pelaksanaan penelitian, hasil-hasil dan temuan penelitian, kesimpulan dan saran.

302 HUKUM

MK 346.050 959 813 Hasyim, Asmarni. 1981. ”Status Anak terhadap Harta Pencarian di Minangkabau”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. iv + 92 hlm Skripsi ini menjelaskan sistem kekeluargaan, macam-macam harta yang terdapat dalam perkawinan, status anak terhadap anak pencarian, pembagian harta pencarian dalam praktiknya.

MK Resmen. 2003. ”Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Sumatra Barat”. Padang: Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta. vii + 125 hlm Skripsi ini menjelaskan tinjauan umum hak asasi manusia dan pelaksanaan hak asasi manusia di Sumatra Barat.

MK 346.02 Chatib, Lukman. 1979. ”Penerapan UU N0.1 Tahun 1974 dalam Masyarakat Minangkabau di Sumatra Barat”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. viii +77 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan tentang usaha mengumpulkan data tentang tanggapan masyarakat terhadap undang-undang perkawinan (UU N0.1974) yang meliputi prosedur perkawinan dan perceraian sebagai mana yang di atur oleh undang-undang.

MK 333.309 598 13 Hasan, Firman, Hermayulis. 1998. ”Pengaruh Penerapan Tata Guna Hutan Kesepakatan terhadap Penguasaan Tanah oleh Masyarakat Hukum Adat Minangkabau di Sumatra Barat”. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan LP Universitas Andalas. ix + 102 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan pengaruh penerapan tata guna hutan kesepakatan terhadap penguasaan tanah oleh masyarakat hukum adat Minangkabau di Sumatra Barat

303 Koleksi BPKPSB

Bulkaini. 1981. ”Aspek-Aspek Kebudayaan dalam Hukum Adat”. Padang: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Andalas. 14 hlm Dalam laporan penelitian ini dijelaskan aspek-aspek hukum Indonesia yang mempengaruhi hukum adat Minangkabau.

MK 352 007 22 Sihoman, Herman, Bahri sjamsul. 1975. Peraturan-Peraturan Tentang Pemerintahan Nagari/Desa di Sumatra Barat. Padang: Bursa Buku Fakultas Hukum dan Pelayanan Masyarakat Universitas Andalas. 239 hlm Buku ini menjelaskan perturan-peraturan daerah Sumatra Barat, surat keputusan Gubernur Sumatra Barat

MK 340.57 Sjamsir. 1985. ”Status Tanah Pusaka di Minangkabau Setelah DiSertifikatkan”. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. iv + 46 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan suatu usaha awal tentang kedudukan tanah pusaka di Minangkabau setelah disertipikatkan ,jadi suatu penelitian yang bersifat exploratif.

MK 340 Narzief. 2000. ”Aspek Hukum Kerjasama Model Modal Ventura (Studi pada PT Sarana Sumatra Barat Ventura)”. Padang: DPN LPUA. 7 hlm Artikel penelitian ini berisi kerja sama usaha model ventura pada dasarnya adalah modal kemitraan usaha antara yang kuat dengan yang lemah, yang terdapat di PT Sarana Sumatra Barat.

MK 340 574 Thalib, Sajuti. 1985. Hubungan Tanah Adat dengan Hukum Agraria di Minangkabau. Padang: Bina Aksara. xv + 61 hlm Buku ini menjelaskan pensertifikatan tanah ulayat di Sumatra Barat, kecenderungan pengaruh pensertifikatan tanah terhadap pelestarian tanah adat di Minangkabau, bantuan hukum

304 HUKUM

Islam untuk menegaskan kedudukan hukum tanah adata di Minangkabau. Mensertifikat tanah adalah memperbaharui hukum.

MK 649 109 59813 Nazaruddin. 1982. ”Kelahiran dan Pengasuhan Anak di Minangkabau”. Padang: Fakultas Hukum Universitas Andalas. viii + 91 hlm Laporan penelitian ini menjelaskan tentang tinjauan tentang masyarakat Pariangan, cara dan upacara perkawinan anak, pengasuhan anak

MK 24.266/bo-07 Faizal. 1981. ”Fungsi Mamak Kepala Waris di Nagari Koto Tangah Kota Kotamadya Padang”. Padang: Fakultas Hukum Pengetahuan masyarakat Universitas Andalas. iii + 51 hlm Skripsi ini menjelaskan gambaran umum kenagarian Koto Tangah, struktur lembaga adat, mamak kepala waris dalam masyarakat hukum adat.

MK 347 019 Irmansyah. 1994. ”Notaris Sebagai Pembuat Grosse Akta dan Permasalahan yang Timbul dalam Praktik”. Padang: Fakultas Hukum Universitas Ekasati. Iv + 110 hlm Dalam skripsi ini menjelaskan tentang tinjauan umum tentang notaris, gambaran umum tentang grosse, permasalahan yang timbul dalam grosse akta dan eksekusinya.

MK 340 570 959 813 Sihombing, Herman, Salim Mahjudin. 1975. Hukum Adat Minangkabau dalam Keputusan Pengadilan Negeri di Sumatra Barat. Bandung: Kotak Pos. 180 hlm Dalam buku ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut dengan lembaga adat mengangkat anak (anak angkat), Wali, perwalian, harta tepatan, kaum, jual beli, harta pusaka tinggi, pusako renda, harta pencarian, warisan, ahli waris, mamak kepala waris dalam kaum, ganggam bauntuk, pagang bamasiang, gelar adat harta pusako, pinjam pakai harta pusako, pangga gadaian.

305 Koleksi BPKPSB

MK 346.598 13016 Chatib Lukman.1983. Undang-Undang Perkawinan dan Masalah di Minangkabau. Bandung: Armiko. 32 hlm Buku ini menjelaskan pelaksanaan undang-undang perkawinan nasional dan masalahnya pada masyarakat Minangkabau, prinsip monogami menurut UU No.1/1974 dan kenyataan dalam masyarakat Minangkabau.

306 EKONOMI

EKONOMI

MK 739.095 981 3 Mutia, Riza dkk. 1996/1997. Kerajinan Perak di Sumatra Barat (ed). Padang: Museum Negri Propinsi Sumatra Barat. iv + 55 hlm.

MK Saidan, Syafrida. 1982. ‘’Penentuan Unsur Mikro Pada Tanah Gundul dan Daerah Puncak Gunung Merapi Sumatra Barat’’. Hasil penelitian. Padang: Universitas Andalas. xi+79 hlm. Buku ini berisi tentang kerajinan perak di daerah Koto Gadang, penulis mulai mendeskripsikan tentang peralatan, proses pembuatan, dan hingga hasil dari kerajinan perak itu sendiri.

MK746.410 959 813 Rohanah, Siti dan Ajisman. 2005. Dinamika Usaha Kerajinan Kain Besurek di Kota Bengkulu Tahun 1980-2000. Padang: BKSNT Padang. 85 hal. Buku ini menceritakan perubahan yang terjadi dalam industri kerajinan kain basurek di Bengkulu. Penulis dengan lihai mengungkapkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kerajinan tersebut seperti apa adanya.

CB-D.3 96-461 Yurzan. 1994 “Perencanaan Desain Interior Ruang Pameran Taman Budaya Propinsi Sumatera Barat”. Skripsi. Padang: Fakultas Teknik Institut Sains Teknologi dan Pembangunan Nusantra Padang. xv + 114 hlm. Skripsi ini berisi tentang gambaran desain ruang pameran di Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat disertai penilaiannya.

85-365 Sadly, Oktarul. 1984 “Kualitas Air Susu Sapi Perah di Kotamadya Padang Panjang”. Tesis. Padang : Fakultas Peternakan Universitas Andalas. 55 hlm.

309 Koleksi BPKPSB

Tesis ini berisi hasil penelitian dengan pendekatan ilmu peternakan yang meneliti kualitas air susu perah di Kota Padang Panjang.

Aisman dkk. 2003 “Pengembangan Agribisnis”. Laporan Penelitian. Padang: Balitbang Sumatera Barat dengan Lembaga Penelitian Universitas Andalas. xi +79 hlm. Laporan penelitian ini berisi uraian tentang model pengembangan agribisnis komodisi Gambir di Sumatera Barat. Hasil penelitian ini juga berisi rancangan sisitem agribisnis komoditi gambir di Sumatera Barat.

91-132 Zainulif. 1985 “Pengembangan Industri Kecil di Sumatera Barat”. Laporan Penelitian. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas. iii + 50 hlm. Laporan penelitian ini berisi tentang peranan industri kecil di Sumatera Barat dalam dunia ekonomi, sosial, maupun ketahanan sosial.

Agustedi dkk. 2003 “Pengembangan Industri Hasil Laut”. Laporan Penelitian. Padang: Balitbang Sumatera Barat dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Universitas Bung Hatta. viii + 49 hlm. Laporan penelitian ini menguraikan tentang kondisi perikanan di Air Bangis Pasaman, Pasie Nan Tigo dan Bungus Padang dan Simpang Carocok Pesisir Selatan.

85-366 Yunafri.1985 “Hubungan antara Besar Usaha dan Tenaga Kerja dengan Keuntungan pada Usaha Peternakan Ayam Ras di Kabupaten 50 Kota”. Laporan Penelitian. Padang : Fakultas Peternakan Universitas Andalas. 62 hlm. Laporan penelitian ini berisi kajian hubungan antara besar usaha dengan tenaga kerja dengan keuntungan pada usaha peternakan ayam ras di Kabupaten 50 Kota.

310