Islam Dan Negara Pemikiran Abu Bakar Ba'asyir Tentang

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Islam Dan Negara Pemikiran Abu Bakar Ba'asyir Tentang ISLAM DAN NEGARA PEMIKIRAN ABU BAKAR BA’ASYIR TENTANG NEGARA ISLAM Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Praga Adidhatama NIM: 104033201141 PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M. PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul ISLAM DAN NEGARA; PEMIKIRAN ABU BAKAR BA’ASYIR TENTANG NEGARA ISLAM telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) pada Program Studi Pemikiran Politik Islam. Jakarta, 11 Desember 2009 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Dr. Hendro Prasetyo, MA. Joharatul Jamilah, M.Si. NIP: 19640719 199003 1 001 NIP: 19680816 199703 2 002 Anggota, Dr. Sirodjudin Ali, MA. A. Bakir Ihsan, M.Si. NIP: 19540605 200112 1 001 NIP: 19720412 200312 1 214 Pembimbing, M. Zaki Mubarak, M.Si. NIP: 19730927 200501 1 008 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (satu) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 20 Oktober 2009 Praga Adidhatama KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kasih sayang dan karunia tiada terhingga kepada penulis. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelsaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Islam dan Negara: Pemikiran Abu Bakar Ba’asyir Tentang Negara Islam” Peneliti telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ibu Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Pemikiran Politik Islam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si., yang telah meluangkan waktu, pikiran serta memberikan saran dan dukungan kepada peneliti. 5. Seluruh dosen dan staf pengajar pada Program Studi Pemikiran Politik Islam, penulis sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya. 6. KH. Abu Bakar Ba’asyir sebagai narasumber yang telah meluangkan waktu diantara kesibukannya dan memberikan informasi langsung kepada penulis. 7. Teruntuk Ayah dan Ibuku, Mulyadi Muhayar dan Haning Romdiati, yang tidak pernah berhenti berdoa dan telah memberikan dukungan moril dan materil selama ini. Kepada Adik penulis, Dinhar Wicaksana, juga patut mendapat ucapan terima kasih karena doa dan dukungannya. Untuk mereka semua, penulis persembahkan karya ini. 8. Mas Nono dan Mas Anto, yang telah menemani penulis selama di Surakarta sehingga dapat menemui narasumber untuk penulisan skripsi ini. 9. Untuk kawan-kawan 348; Aco, Sidik, Osfred, Lala, Iid, Agus, Tedy, Firman, Dito, Bpk. Faisal, Bpk. Dadang, Bpk. Carsalim. 10. Kawan-kawan Fraksi Pojok: Gusti Ramli, Irwansyah, Sucilawati, Yudi, Husni, Jabar, Ikbal, Rifki, Baasit, Iin, Zubeir, dan kawan-kawan PPI angkatan 2004 yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas diskusi, dukungan, serta canda dan tawanya kepada penulis selama berlangsungnya penulisan karya ini. 11. Last but not least, kepada My Lovely Giri Meraksa Yusuf, yang selalu memotivasi penulis serta pengertiannya sepanjang penyusunan karya ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis serta pembaca. Demikian semoga Allah menerima usaha ini sebagai ‘amal jariyah dan mengampuni kesalahan dalam karya ini. Jakarta, 8 November 2009 Penulis, Praga Adidhatama DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................. i DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………… 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………... 8 D. Metode Penulisan……………………………………….... 8 E. Sistematika Penulisan….…………………………………. 9 BAB II KONSEP NEGARA ISLAM A. Hubungan Agama dan Negara…………………………… 11 B. Relasi Agama dan Negara dalam Islam………………….. 14 1. Pandangan Tokoh Kontra Negara Islam……………... 17 2. Pandangan Tokoh Pro Negara Islam…………………. 23 BAB III ABU BAKAR BA’ASYIR DAN NEGARA ISLAM A. Riwayat Hidup…………………………………………… 48 B. Latar Belakang Pendidikan………………………………. 50 C. Aktifitas Sosial, Dakwah dan Politik…………………….. 51 1. Hubungan Ba’asyir dengan Negara Islam Indonesia dan Jamaah Islamiyah………………………………… 61 2. Ba’asyir Bergabung dengan Majelis Mujahidin Indonesia……………………………………………… 67 3. Keluar dari Majelis Mujahidin Indonesia…………….. 69 D. Pemikiran Abu Bakar Ba’asyir…………………………….. 72 E. Profil Singkat Pesantren Al-Mukmin,…………………….. 74 BAB IV ISLAM DAN NEGARA; PEMIKIRAN ABU BAKAR BA’SYIR TENTANG NEGARA ISLAM a. Pemikiran Abu Bakar Ba’asyir Tentang Negara Islam……..81 1. Negara Islam Dalam Pandangan Ba’asyir……………82 2. Kritik Terhadap Sistem Sekuler……………………….. 84 3. Kritik Terhadap Sistem Demokrasi……………………. 85 4. Kritik Terhadap HAM…………………………………. 89 B. Menegakkan dan Mendakwahkan Dinul Islam……………. 93 1. Aturan Penegakkan Dinul Islam………………………. 94 2. Muamalah Golongan Mukmin dan Muamalah Golongan Kafir……………………………. 96 3. Cara Pelaksanaan Sistem Syariat……………………. 98 C. Usaha Abu Bakar Ba’asyir Dalam Memperjuangkan Implementasi Syariat Islam & Negara Islam…………….101 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………… 105 B. Saran-saran………………………………………………….106 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 108 LAMPIRAN………………………………………………………………. 113 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdebatan tentang relasi agama dan negara masih menjadi satu pembahasan panjang sampai saat ini dan belum ada kesepakatan akan hubungan tersebut. Berbagai teori ditawarkan atas relasi agama dan negara yang ditawarkan masing-masing kelompok, dan mereka akan mempertahankan teori tersebut. Kelompok-kelompok yang menawarkan konsep ini dibagi menjadi 2 paham kelompok, paham teokrasi serta paham sekuler. Paham teokrasi berpendapat bahwa negara menyatu dengan agama karena pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa, dan negara dilakukan atas titah Tuhan. Sedangkan paham Sekuler berpendapat, norma hukum ditentukan atas kesepakatan manusia dan tidak berdasarkan agama atau firman Tuhan, meskipun norma-norma tersebut bertentangan dengan Tuhan. Di dalam lingkup tema Islam sendiri masih terdapat perdebatan tentang relasi agama, yang dalam hal ini tentang tema Islam dan negara itu sendiri. Berbagai pendapat itu datang dari kalangan tokoh Islam maupun dari tokoh di luar Islam yang memiliki persepsi tentang hubungan relasi tersebut. Melihat pendapat tokoh Marxis, Maxim Rodinson, seperti yang dikutip oleh Nurcholish Madjid, bahwa agama Islam menawarkan kepada para pemeluknya suatu proyek kemasyarakatan. Suatu program yang harus diwujudkan di muka bumi. Jadi Islam tidak bisa disamakan dengan Kristen atau Budhisme, sebab Islam tidak hanya menampilkan dirinya sebagai perhimpunan kaum beriman yang mempercayai kebenaran yang satu dan sama, melainkan juga sebagai suatu masyarakat yang total1. Tokoh Islam seperti Ibnu Khaldun, seperti yang dikutip oleh Munawir Sjadzali, menawarkan bahwa peraturan-peraturan politik yang mengatur ke- tatanegara-an dapat dilakukan oleh cendekiawan, orang ahli dalam negara tersebut, tetapi dapat juga berasal dari agama. Menurutnya peraturan yang berasal dari agama melalui utusannya yaitu Rasul-RasulNya dianggap yang terbaik. Oleh karena dengan hukum yang bersumber dari ajaran agama akan terjamin tidak saja keamanan dan kesejahteraan di dunia, tetapi juga di akhirat2. Melihat dari sisi historis Islam, pada saat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad, perannya bukan hanya sebagai pemimpin agama melainkan juga pemimpin negara, pendapat Ibnu Taimiyah berbeda. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa posisi Nabi saat itu adalah sebagai Rasul yang bertugas menyampaikan ajaran (al Kitab) bukan sebagai penguasa. Kalaupun ada pemerintahan, itu hanyalah sebuah alat untuk menyampaikan agama dan kekuasaan bukanlah agama. Dengan kata lain, politik atau negara hanyalah sebagai alat bagi agama bukan suatu ekstensi dari agama3. Sedangkan menurut pemikir Islam al-Maududi mempunyai persepsi sendiri tentang hubungan Islam dan negara dengan disebutnya sistem teo demokrasi. Teo demokrasi, yaitu sistem pemerintahan demokrasi Ilahi, karena di 1 Nurcholish Madjid, “Kata pengantar” dalam Ahmad Syafi’I Ma’arif, Islam & Masalah Kenegaraan: Studi tentang
Recommended publications
  • Existent Terrorism in Indonesia and the Opportunities for the Growth of Radical Islam and ISIS September, 2016
    ISS Risk Special Report: Existent Terrorism in Indonesia and the Opportunities for the Growth of Radical Islam and ISIS September, 2016 Intelligent Security Solutions Holding Limited Room 501, 5/f, Chung Ying Building 20 Connaught Road West Sheung Wan Hong Kong Phone: +852 5619 7008 China Phone: +861 3910 9907 39 www.issrisk.com Copyright Intelligent Security Solutions Limited. All rights reserved. Neither this publication nor any part of it may be reproduced, photocopied, stored in a retrieval system, or transmitted without the express prior consent of Intelligent Security Solutions Limited. Intelligent Security Solutions Limited Frontier & Emerging Markets Analysis Table of Contents Abstract ................................................................................................................................................... 2 Introduction.............................................................................................................................................. 2 Contextualisation ..................................................................................................................................... 4 1. Political backdrop to today‟s terrorist landscape ............................................................................. 4 2. The consequences brought by globalisation of jihad to local groups ............................................. 5 a) Jemaah Islamiyah (JI) ................................................................................................................. 6 b)
    [Show full text]
  • Menegosiasikan Islam
    MENEGOSIASIKAN ISLAM, KEINDONESIAAN DAN MONDIALITAS Peran dan Tantangan Pendidikan Islam di Era Disrupsi Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta 1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan da-lam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (Pasal 1 ayat [1]). 2. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan: a. Penerbitan ciptaan; b. Penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya; c. Penerjemahan ciptaan; d. Pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransforma-sian ciptaan; e. pendistribusian ciptaan atau salinannya; f. Pertunjukan Ciptaan; g. Pengumuman ciptaan; h. Komunikasi ciptaan; dan i. Penye-waan ciptaan. (Pasal 9 ayat [1]). 3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pen-cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipi-dana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (Pasal 113 ayat [3]). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). (Pasal 113 ayat [4]). MENEGOSIASIKAN ISLAM, KEINDONESIAAN DAN MONDIALITAS Peran dan Tantangan Pendidikan Islam di Era Disrupsi Editor: Supriyanto Abdi M Nurul Ikhsan Saleh Kurniawan Dwi Saputra Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Studi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia MENEGOSIASIKAN ISLAM, KEINDONESIAAN DAN MONDIALITAS Peran dan Tantangan Pendidikan Islam di Era Disrupsi xii + 336 hlm; 15,5 x 23 cm ISBN: 978-623-7313-98-4 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.
    [Show full text]
  • Eksistensi Tradisi Kajian Kitab Kuning Dalam Lingkup Perubahan Sosial (Studi Kasus Di Pesantren Darun Nahdhah, Darel Hikmah, Dan Babussalam)
    EKSISTENSI TRADISI KAJIAN KITAB KUNING DALAM LINGKUP PERUBAHAN SOSIAL (STUDI KASUS DI PESANTREN DARUN NAHDHAH, DAREL HIKMAH, DAN BABUSSALAM) Amrizal Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini ingin menemukan jawaban tentang bagaimana keberadaan buku kuning buku di pesantren Darun Nahdhah, Darel Hikmah, dan Babussalam dalam ruang lingkup perubahan sosial. Secara umum, ketiga pesantren tersebut telah merespon positif perubahan sosial, untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap sistem pendidikan, termasuk untuk menjaga tradisi studi buku kuning tersebut. Dengan kata lain, identitas pesantren dengan buku kuning masih menempel di sekolah masing-masing. Namun, keberadaannya berbeda. Diantaranya, ada yang membuat studi tentang buku kuning sebagai co curriculer, bersama dengan kurikulum lainnya, maka ada juga yang membuatnya hanya melakukan aktivitas ekstra atau ekstra kurikuler tambahan. Kata kunci: Pesantren, Kitab kuning, Perubahan Sosial. Abstract This study wants to find answers about how the existence of stsudy of the yellow book (kitab kuning) at pesantren Darun Nahdhah, Darel Hikmah, and Babussalam within the scope of social change. In general, the three pesantren have responded positively to social change, to make changes and adjustments to the education system, including in order to maintain the tradition of the study of the yellow book. In other words, the identity of pesantren with yellow book still attached at their respective schools. However, its existence is different. Among them, there were made studies of yellow book as co curriculer, together with other curriculum, then there is also making it only limited additional or extra curricular activities. Keywords: Islmic Boarding School, Ancient Islamic Manuscript, Social Change.
    [Show full text]
  • KITAB KUNING DAN MADRASAH: STUDI PADA PONDOK PESANTREN HIKMATUSYSYARIEF NW SALUT SELAT LOMBOK BARAT Abd
    KITAB KUNING DAN MADRASAH: STUDI PADA PONDOK PESANTREN HIKMATUSYSYARIEF NW SALUT SELAT LOMBOK BARAT Abd. Muin M Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan | Balitbang dan Diklat Kemenag RI Jl. MH Thamrin No. 6 Jakarta Pusat | Email: [email protected] Abstract This study attempts to uncover the education background of Islamic boarding school’s educator, the students’ motivation levels in studying yellow book and education system of Islamic boarding school. Through the qualitative method, the researcher conducted interviews with key informants, observed the education facilities and activities of the students, as well as studied the Islamic boarding school documents, which then lead to the collection of the data and information related to this research issues. The research result shows: (1) With “very adequate” Islamic boarding school education background, the educators of Hikmatusy syarief Islamic boarding school have successfully maintained and preserved the Islamic boarding school system, especially in studying yellow book with madrasah education system. (2) Most of the students have a strong motivation to study yellow book. (3) Values and elements of the education system of this Islamic boarding school is a single unit that integrated, complete each other and strengthen the implementation of the yellow book learning and madrasah education. Keywords: Yellow book, Madrasah, Continuity, Changes Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan latar belakang pendidikan pengasuh pesantren, ting­ kat motivasi santri mengaji kitab kuning
    [Show full text]
  • A Preliminary Study on DAYAH SALAFI DEVELOPMENT
    Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Dr. Huwaida, S.Ag., M.Ag. A Preliminary Study on DAYAH SALAFI DEVELOPMENT PUBLISHER Dr. Huwaida, S.Ag., M.Ag. A Preliminary Study On Dayah Salafi Development /by: Dr. Huwaida, S.Ag., M.Ag. Jakarta: CV Teratai Publisher, 2014 xiv; 108 hlm.; 0,5 cm ISBN: 978-602-97959-5-0 1. Education I. Title 3 4 A Preliminary Study On Dayah Salafi Development 0 Author : Dr. Huwaida, S.Ag., M.Ag. Editor : Muhammad Siddiq, MH Edition : I, December 2014 ISBN : 978-602-97959-5-0 Publisher : CV Teratai (Teratai Publisher) [Head Office] Jl. Teratai No.8, Lampulo, Banda Aceh, Provinsi Aceh, Kode Pos 23127. [Branch Office] Permata Depok Regency, Blok Jade No. E 5/ 17, Ratu Jaya, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. [Email] [email protected] © Copyright is protected by The Act Number 19 of 2002 On the Copyright. To distribute and to multiply are strongly forbidden, without any prior permission from the publisher. PREFACE This study started with the government letter that emphasized prescribed regulations for the standardizing of Acehnese dayah salafi curriculum. Aceh is located on the western tip of Sumatera island, forming the far western border of the Republic of Indonesia. Aceh is known as the first place that converted to Islam in the archipelago, and there are many dayah, which are spread all over Aceh. From the literature, it is found that the dayah, which is an indigenous Islamic educational institution in Aceh, has connection with the geographical and historical sources of Islamic teaching and may be seen as a link in a continuous chain of learning.
    [Show full text]
  • Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Abstract: This article examines the religious specificities of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of this process reside in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhoods’ followers and the popularity of esoteric practices. These specificities implicate that the Islamizing of the region was very progressive within period of time and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam took through history. The dominant media- centered perspective also eludes the fact that cohabitation between religion and ritual initiation still composes the authority structure. This article aims to contribute to the knowledge of this phenomenon. Keywords: Islam, Banten, sultanate, initiation, commerce, cosmopolitism, brotherhoods. 1 Banten is well-known by historians to have been, during the Dutch colonial period at the XIXth century, a region where the observance of religious duties, like charity (zakat) and the pilgrimage to Mecca (hajj), was stronger than elsewhere in Java1. In the Indonesian popular vision, it is also considered to have been a stronghold against the Dutch occupation, and the Bantenese have the reputation to be rougher than their neighbors, that is the Sundanese. This image is mainly linked to the extended practice of local martial arts (penca) and invulnerability (debus) which are widespread and still transmitted in a number of Islamic boarding schools (pesantren).
    [Show full text]
  • THE INDIGENISATION of a TRANSNATIONAL ISLAMIC MOVEMENT in CONTEMPORARY INDONESIA a Study of Hizbut Tahrir Indonesia
    THE INDIGENISATION OF A TRANSNATIONAL ISLAMIC MOVEMENT IN CONTEMPORARY INDONESIA A Study of Hizbut Tahrir Indonesia DIMAS OKY NUGROHO A Thesis in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Languages Faculty of Arts and Social Sciences March 2016 ORIGINALITY STATEMENT ‘I hereby declare that this submission is my own work and to the best of my knowledge it contains no materials previously published or written by another person, or substantial proportions of material which have been accepted for the award of any other degree or diploma at UNSW or any other educational institution, except where due acknowledgement is made in the thesis. Any contribution made to the research by others, with whom I have worked at UNSW or elsewhere, is explicitly acknowledged in the thesis. I also declare that the intellectual content of this thesis is the product of my own work, except to the extent that assistance from others in the project's design and conception or in style, presentation and linguistic expression is acknowledged.’ Signed …………………………………………….............. Date …………………………………………….............. COPYRIGHT STATEMENT ‘I hereby grant the University of New South Wales or its agents the right to archive and to make available my thesis or dissertation in whole or part in the University libraries in all forms of media, now or here after known, subject to the provisions of the Copyright Act 1968. I retain all proprietary rights, such as patent rights. I also retain the right to use in future works (such as articles or books) all or part of this thesis or dissertation.
    [Show full text]
  • The Islamic Caliphate's Influence in Southeast Asia Rohan Gunaratna
    9th Berlin Conference on Asian Security (BCAS) International Dimensions of National (In)Security Concepts, Challenges and Ways Forward Berlin, June 14-16, 2015 A conference jointly organized by Stiftung Wissenschaft und Politik (SWP), Berlin and Konrad-Adenauer -Stiftung (KAS), Berlin Discussion Paper Do Not Cite or Quote without Author’s Permission Session IV: Islamic State and Asia Rohan Gunaratna S. Rajaratnam School of International Studies Singapore The Islamic Caliphate's influence in Southeast Asia Rohan Gunaratna Introduction June 29, 2015 marks the first anniversary of the Islamic Caliphate (IS). As it seeks to expand its core area of Iraq and Syria, enlists support groups and individuals, and create provinces worldwide, the rise of IS presents a global threat. Despite military, diplomatic, political, economic, and other efforts by the International Community to target IS, the group has expanded operationally in theatre and its influence worldwide. As IS eclipse al Qaeda as the dominant global threat, the world faces a hybrid threat from two networks of terrorists and extremists: Al Qaeda and IS. In Asia too, both these networks present a formidable challenge. In Southeast Asia, governments are still coming to terms with IS and its affiliated groups in the region. The Context The AQ-centric global threat landscape is eclipsed by an IS-AQ hybrid threat. The threat groups worldwide have either pledged allegiance to IS leader Abu Bakr al Baghdadi or expressed support to IS. Both in the physical and virtual space, IS footprint is expanding. With Asian foreign fighters traveling to Syria and Iraq, IS presents a growing threat to the stability and security of Asia.
    [Show full text]
  • Transformation of Pesantren in Maintaining Good Character
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by INZAH Online Journal Humanistika, Volume 6, Nomor 1, Januari 2020 35 TRANSFORMATION OF PESANTREN IN MAINTAINING GOOD CHARACTER Muhammad Hifdil Islam* & Abd. Aziz** Abstract: Education is the main pillar of nation building. The success of a nation’s education is closely related to the progress achieved. Because it is a necessity, so the government and society should prioritize the overall development of the field of education. Especially education that shapes the national character of the nation. Pesantren as one of the indigenous Indonesian National Education sub-systems, has special advantages and characteristics in applying character education for their students (santri). The writing method this article is writer takes some of schoolars argument that related with the topic of this articel.“this article try to highlight the pesantren as the root of history of islamic education in Indonesia, the transformation of pesantren education system and the role of pesantren in Indonesia in maintaining the good character of student. And the result of this article show that pesantren has many types of system and it has a big role in maintaining the good character of student. Keywords: Transformation, Pesantren and Good Character * Dosen Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong ** Dosen Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan Genggong 36 Muhammad Hifdil Islam & Abd. Aziz, Transformation of Pesantren... (35-48) PRELIMINARY Islamic boarding school is an institution that is widely praised by people. This is because the pesantren has a characteristic compared to other educational institutions, especially Muslim societies in general, as well as the existence of Madrasah (Schools that is based on islamic education) in Indonesia1.
    [Show full text]
  • Western Java, Indonesia)
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Université de Provence, Marseille. Abstrak Artikel ini membahas kekhasan agama di Banten pada masa awal Islamisasi di wilayah tersebut. Karakteristik utama dari proses Islamisasi Banten terletak pada hubungan antara perdagangan dengan jaringan Muslim, kosmopolitanisme yang kuat, keragaman praktek keislaman, besarnya pengikut persaudaraan dan maraknya praktik esotoris. Kekhasan ini menunjukkan bahwa proses Islamisasi Banten sangat cepat dari sisi waktu dan perpindahan agama/konversi yang terjadi merupakan hasil dari proses saling mempengaruhi antara Islam, agama lokal, dan kosmologi. Akibatnya, muncul anggapan bahwa Banten merupakan benteng ortodoksi agama. Kesan yang muncul saat ini adalah bahwa Banten sebagai basis gerakan rigoris/radikal dipengaruhi oleh bentuk-bentuk keislaman yang tumbuh dalam sejarah. Dominasi pandangan media juga menampik kenyataan bahwa persandingan antara agama dan ritual masih membentuk struktur kekuasaan. Artikel ini bertujuan untuk berkontribusi dalam diskusi akademik terkait fenomena tersebut. Abstract The author examines the religious specifics of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of the process resided in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhood followers and the popularity of esoteric practices. These specificities indicated that the Islamizing of the region was very progressive within 16th century and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam 91 Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) took throughout history.
    [Show full text]
  • The Syiah Turmoil in a Sharia Soil: an Anthropological Study of Hidden Syiah Minority Entity in Contemporary Aceh
    International Journal of Recent Technology and Engineering (IJRTE) ISSN: 2277-3878, Volume-7, Issue-6S5, April 2019 The Syiah Turmoil in a Sharia Soil: An Anthropological Study of Hidden Syiah Minority Entity in Contemporary Aceh Al Chaidar Abdurrahman Puteh, Abidin Nurdin, T. Nazaruddin , Alfian Lukman Abstract: Syiah had ever been a major Islamic Researches on the history of Syiah in Indonesia - and denomination in Aceh for centuries. This research is not only especially in Aceh -has been done by Hilmy Bakar about how much classical Sharia rules can be a reference to Almascaty (2013) and Fakhriati (2014) and Rabbani (2013) resolve political problems of majority and minority division, but also Dhuhri (2016). Previously, a similar study also also to examine the power of sharia in protecting and concerns the history that comes first in reference to the marginalizing Syiah. Based mainly on classical Snouck Hurgronje ethnography, this study elaborate the the former history of Syiah and its spaces investigated by Thabathaba'i sharia as a living law in old Aceh and comparing it with recent and Husayn (1989), Azmi (1989), Abdul Hadi (2002), and legal pluralism of Aceh nowadays. With a spectacular growing T. Iskandar (2011). Almascaty's study looked more at of traditional Dayah (conservative Sunnism) in present politics, Persian civilization and its influence on customs in Aceh and the transnational Salafi Wahabism intrusion into Aceh, the [1]. Similarly, Wan Hussein Azmi concluded that in the position of Syiah is at the most tip of the edge in society. 10th century AD migration of the most Persians to the Achenese Syiah are now facing hardest situation in this Syafii- archipelago Leran, Gresik, Siak (Inderapura, Riau), and to dominated land and hardened with the rage of Wahabism.
    [Show full text]
  • ( Surau, Meunasah, Pesantren Dan Madrasah ) Oleh
    SEJARAH LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM NUSANTARA ( Surau, Meunasah, Pesantren dan Madrasah ) Oleh : Abdul Mukhlis Dosen Tetap STAI Pancawahana Bangil Kabupaten Pasuruan ABSTRAK Lembaga-lembaga pendidikan islam ada seiring dengan penyebaran Islam itu sendiri, lembaga semisal Pondok Pesantren di Jawa, Surau di Sumatera ( Minangkabau ), Meunasah di Aceh dan Madrasah Islam modern yang menyebar di seluruh nusantara merupakan suatu fenomena- fenomena yang meniscayakan adanya dinamika lembaga-lembaga pendidikan Islam yang pada suatu kurun waktu tertentu menjadi suatu lembaga pendidikan yang menjadi menjadi primadona di masanya, akankah lembaga-lembaga Islam semisal Pondok Pesantren dan Madrasah menjadi lembaga pendidikan Islam yang tetap bereksistensi ataukah ada model lembaga pendidikan lain yang lebih mengakomodasi peradaban dan kebudayaan dunia Islam. Kata Kunci : Pesantren, Surau, Meunasah dan Madrasah A. PENDAHULUAN tersebut tidak akan terserabut dari akar Perkembangan pendidikan Islam di kulturnya secara radikal. Indonesia antara lain ditandai oleh munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap, B. SEJARAH DAN DINAMIKA mulai dari yang amat sederhana, sampai LEMBAGA-LEMBAGA dengan tahap-tahap yang sudah terhitung PENDIDIKAN DI NUSANTARA modern dan lengkap. Lembaga pendidikan 1. Surau Islam telah memainkan fungsi dan perannya Pembahasan tentang surau sebagai sesuai dengan tuntntan masyarakat dan lembaga Pendidikan Islam di Minang-kabau, zamannya. Perkembangan lembaga-lembaga hanya dipaparkan sekitar awal pertumbuhan pendidikan tersebut telah menarik perhatian surau sampai dengan meredupnya pamor para ahli baik dari dalam maupun luar negeri surau. Kondisi ini dilatarbelakangi dengan untuk melakukan studi ilmiah secara lahirnya gerakan pembaruan di Minangkabau konfrehensif. Kini sudah banyak hasil karya yang ditandai dengan berdirinya madrasah penelitian para ahli yang menginformasikan sebagai pendidikan alternatif. tentang pertumbuhan dan perkembangan Istilah surau di Minangkabau sudah lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut.
    [Show full text]