KITAB KUNING DAN MADRASAH: STUDI PADA PONDOK PESANTREN HIKMATUSYSYARIEF NW SALUT SELAT LOMBOK BARAT Abd
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KITAB KUNING DAN MADRASAH: STUDI PADA PONDOK PESANTREN HIKMATUSYSYARIEF NW SALUT SELAT LOMBOK BARAT Abd. Muin M Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan | Balitbang dan Diklat Kemenag RI Jl. MH Thamrin No. 6 Jakarta Pusat | Email: [email protected] Abstract This study attempts to uncover the education background of Islamic boarding school’s educator, the students’ motivation levels in studying yellow book and education system of Islamic boarding school. Through the qualitative method, the researcher conducted interviews with key informants, observed the education facilities and activities of the students, as well as studied the Islamic boarding school documents, which then lead to the collection of the data and information related to this research issues. The research result shows: (1) With “very adequate” Islamic boarding school education background, the educators of Hikmatusy syarief Islamic boarding school have successfully maintained and preserved the Islamic boarding school system, especially in studying yellow book with madrasah education system. (2) Most of the students have a strong motivation to study yellow book. (3) Values and elements of the education system of this Islamic boarding school is a single unit that integrated, complete each other and strengthen the implementation of the yellow book learning and madrasah education. Keywords: Yellow book, Madrasah, Continuity, Changes Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan latar belakang pendidikan pengasuh pesantren, ting kat motivasi santri mengaji kitab kuning dan sistem pendidikan pesantren. Melalui metode kualitatif peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci, mengobservasi sarana pendidikan dan aktivitas santri, serta mempelajari dokumendokumen pesantren, akhirnya dikumpulkan data dan informasi yang berkaitan masalah penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Dengan berlatar belakang pendidikan pesantren yang “sangat memadai”, Pengasuh Pesantren Hikmatusysyarief sukses mempertahankan dan melesatarikan sistem pesant ren, khususnya pengajian kitab kuning dengan sistem pendidikan madrasah. (2) Sebagian besar santri memiliki motivasi yang kuat mengaji kitab kuning. (3 Nilainilai dan unsurunsur sistem pendidikan pesantren ini mer upakan satu kesatuan yang terpadu, saling melengkapi dan memperkuat pelaksanaan pengajian kitab kuning dan pendidikan madrasah. Kata Kunci: Kitab Kuning, Madrasah, Kelangsungan, Perubahan PENDAHULUAN formal.1 Ini berarti, sebagian besar pesantren meyelenggarakan pendidikan formal. Menurut Pesantren di Provinsi Nusa Tenggara Steenbrink pesantren yang diatur lebih modern, Barat tahun 2012 berjumlah 588, di antaranya 577 (98,13%) pesantren menyelenggarakan pendidikan formal (madrasah/sekolah) dan 11 1 Sumber: Data Pondok Pesantren Kanwil Kemen- (1,87%) tidak menyelenggarakan pendidikan terian Agama Provinsi NTB, tahun 2012. Naskah diterima 30 Februari 2014. Revisi pertama, 10 Maret 2014. Revisi kedua, 20 Maret 2014 dan revisi terahir 5 April 2014. EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014 99 EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 99 2014-07-21 1:00:23 PM ABD. MUIN M di samping ada sistem pendidikan tradisional, madrasah (pendidikan formal), di sinilah letak juga terdapat madrasah dalam pesantren yang urgensi dan siginifikansi penelitian ini. 2 dipungut iuran. Selain itu, menurut Saridjo Survei Pengajaran Kitab Kuning oleh setelah kemerdekaan banyak pesantren yang Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan menyesuaikan diri dengan tuntutan keadaan tahun 2011, diketahui dari 289 kitab kuning yang antara lain menyelenggarakan pendidikan disurvei, frekuensi pengajaran kitab kuning formal terutama madrasah, di samping tetap dalam beragam bidang keilmuan tergolong 3 meneruskan sistem wetonan dan sorogan. “rendah” (12,3%) dilihat dari frekuensi Kepala Kanwil Kementerian Agama pengajaran kitab-kitab pilihan kyai dan 10,3% Provinsi Nusa Tenggara Barat mengemukakan, pilihan santri.5 Diduga faktor penyebabnya, bahwa pesantren yang menyelenggarakan antara lain: pengasuh (pim pinan) pesantren pendidikan formal (madrasah atau sekolah) tidak berlatar belakang pendidikan pesantren; tetap melaksanakan pengajian kitab- siswa madrasah sebagai santri pesantren tidak kitab kuning untuk mempartahankan dan memiliki motivasi kuat belajar (mengaji) kitab memperkuat tradisi dan karakter pesantren kuning, dan sistem pendidikan pesantren sebagai lembaga pendidikan tafaqquh fi al-din. tidak mendukung pelaksanaan pengajian Namun, pengajian kitab-kitab kuning antara kitab kuning. Untuk itu, posisi penelitian ini satu pesantren dengan pesantren lainnya merupakan lanjutan survei tahun 2011 untuk cukup bervariasi. Hal ini sangat ditentukan memperjelas secara emperis berbagai dugaan oleh latar belakang pendidikan pendiri dan tersebut. 4 pengasuh pesantren tersebut. Dengan demikian, fokus masalah dalam Pesantren Hikmatusysyarief, selain tulisan ini, adalah bagaimana: (1) latar aktif menyelenggarakan pengajian kitab belakang pendidikan pengasuh pesantren, (2) kuning sebagai pengajaran utama yang tingkat motivasi santri terhadap pengajian wajib diikuti seluruh santri. Juga menyeleng- kitab kuning dan (3) sistem pendidikan garakan madrasah (pendidikan formal) pesantren. Untuk itu, penelitian ini bertujuan yang mengajarkan mata pelajaran umum. untuk mengungkapkan: (1) latar belakang Kehadiran madrasah di pesantren ini tidak pendidikan pengasuh pesantren, (2) tingkat dimaksudkan menggusur pengajian kitab motivasi santri mengaji kitab kuning dan (3) kuning. Sebaliknya, pengajian kitab kuning sistem pendidikan pesantren. tidak menganaktirikan pelajaran umum pada Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat madrasah. Tapi baik pengajian kitab kuning bagi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam maupun pelajaran umum diharapkan saling Kementerian Agama sebagai masukan dalm mendukung, melengkapi dan memperkuat, menyusun dan menetapkan kebijakan sehingga kehadiran madrasah di pesantren pembinaan pesantren, khususnya pesantren semakin mempertegas langkah pengasuh yang aktif menyelenggarakan pengajian kitab pesantren dalam memenuhI kebutuhan kuning dan pendidikan formal. masyarakat. Namun, bagaimana Pesantren Hikmatusysyarief, apakah sistem pendidikan pesantren dapat berjalan seirama dengan 2 Karel A. Steenbrink. 1994. Pesantren Madrasah Sekolah Pendidik an Islam Dalam Kurun Waktu Modern. Jakarta: LP3ES, h. 127. 3 Marwan Saridjo et. el. 1982. Sejarah Pondok Pesantren 5 Husen Hasan Basri, dkk. 2011. Survei Pengajaran di Indonesia. Jakarta: Dharma Bhakti. h. 59. Kitab Kuning di Pondok Pesantren. Jakarta: Puslitbang 4 Wawancara dilakukan pada tanggal 31 Oktober Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan 2012. Diklat Kemenag, h. 112. 100 EDUKASI Volume 12, Nomor 1, Januari-April 2014 EDUKASI v12_n1_2014 (A4) isi set3.indd 100 2014-07-21 1:00:24 PM KITAB KUNING DAN MADRASAH: Kerangka Konseptual mendalam ilmu-ilmu agama Islam dengan menggunakan bahasa Arab, Melayu atau Jawa Kitab Kuning atau bahasa-bahasa lokal lainnya di wilayah Indonesia. Sedangkan kitab-kitab kuning yang Pengertian kitab kuning cukup beragam, diajarkan di pesantren ini, meliputi: nahwu- di antaranya menurut Pengasuh Pesantren shorf, fiqh, usul fiqh, hadits, tafsir, tauhid dan Hikmatusysyarief TGH. Zahid Syarief, kitab faraid. kuning merupakan kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab yang tidak berbaris (gundul) dan ditulis oleh ulama/ kyai besar yang menguasai Sistem Pendidikan Madrasah secara mendalam ilmu-ilmu agama Islam dan Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun menjadi panutan (tauladan) masyarakat dalam 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan 6 berbagai aspek kehidupannya. Menurut Azra, Madrasah, Pasal 1 ayat (2) menyebutkan kitab kuning pada umumnya dipahami sebagai madrasah adalah satuan pendidikan kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab, formal dalam binaan Menteri Agama yang menggunakan aksara Arab, yang dihasilkan menyelenggarakan pendidikan umum dan oleh para ‘ulama dan pemikir Muslim lainnya kejuruan dengan kekhasan agama Islam di masa lampau-khususnya yang berasal dari yang mencakup Raudhatul Atfal, Madrasah Timur Tengah. Dalam pengertian yang luas, Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah kitab kuning sebagai kitab-kitab keagamaan Aliyah dan Madrasah Aliyah Kejuruan. berbahasa Arab, Melayu atau Jawa atau Madrasah sebagai satuan pendidikan bahasa-bahasa lokal lain di Indonesia dengan formal, penyelenggaraannya harus menggunakan aksara Arab, yang selain ditulis berdasarkan kebijakan pemerintah. Menurut oleh ‘ulama di Timur Tengah, juga ditulis Rahim guru di madrasah wajib memenuhi oleh’ulama Indonesia sendiri.7 kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat Kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang pendidik dan memiliki kemampuan untuk diajarkan di pesantren, Dhofier menggolongkan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Juga, ke dalam 8 kelompok jenis pengetahuan: kurikulum madrasah harus terstandarkan. 1. nahwu dan shorof; 2. fiqh; 3. usul fiqh; 4. Karena itu, madrasah dituntut melakukan hadits; 5. tafsir; 6. tauhid; 7. tasawuf dan etika, berbagai perubahan penting dan strategis dan 8. cabang-cabang lain seperti tarikh dan dalam bidang manajemen.9 balaghah. Kitab-kitab ini digolongkan tiga Dengan demikian, pendidikan madrasah tingkatan: 1. Kitab dasar; 2. Kitab menengah dalam penelitian ini adalah MTs dan MA di dan 3. kitab tingkat tinggi.8 lingkungan pesantren. Selain itu, MTs dan Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan MA ini dalam binaan Menteri Agama yang bahwa yang dimaksud kitab kuning dalam mengajarkan mata pelajaran umum dan guru- penelitian ini adalah kitab-kitab keagamaan