LAPORAN KINERJA 2018 BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPULAUAN RIAU

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jenderal kebudayaan

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

KATA PENGANTAR

uji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkat dan rahmat-Nya Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepulauan Riau dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2018 secara P tepat waktu. Laporan ini merupakan pertanggungjawaban BPNB Kepulauan Riau atas pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kemendikbud sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPNB dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan laporan kinerja ini dimaksud sebagai media pertanggungjawaban kinerja BPNB Kepulauan Riau kepada seluruh stakeholders dan masyarakat, dan sebagai sumber informasi dalam upaya untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas kinerja di masa mendatang secara berkelanjutan (continuous improvement). LKIP BPNB Kepulauan Riau memuat informasi rencana dan capaian kinerja selama tahun 2018. Rencana kinerja tahun 2018 pada dasarnya merupakan sasaran kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2018 sesuai dengan yang ditetapkan di rencana strategis, sedangkan capaian kinerja (performance results) adalah hasil realisasi dari rencana kinerja yang telah diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja. Oleh karena itu, laporan akuntabilitas ini menyajikan data kontribusi keberhasilan BPNB Kepulauan Riau selama tahun 2018 yang meliputi kinerja atas meningkatnya pelestarian terhadap aspek-aspek tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan.

Dengan dukungan dan alokasi anggaran yang diberikan kepada BPNB Kepulauan Riau, maka diharapkan BPNB Kepulauan Riau dapat melaksanakan program pelestarian budaya sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Strategis BPNB Kepulauan Riau tahun 2015- 2019. Untuk masing-masing output ditahun anggaran 2018 telah ditetapkan 5 (lima) indikator kinerja utama dengan persentase rata-rata 100%.

i

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR BAGAN iii

DAFTAR GRAFIK iii

DAFTAR SINGKATAN i v

IKHTISAR EKSEKUTIF v

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PERENCANAAN KINERJA 4 12 BAB AKUNTABILITAS KINERJA 5 III III.1 Capaian Kinerja 5 III.2 Realisasi Anggaran 30

BAB PENUTUP 32 IV LAMPIRAN 33

DAFTAR BAGAN

Struktur Organisasi BPNB Kepulauan Riau 2

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Grafik Capaian Output Tahun 2018 5

Grafik 2. Grafik Realisasi Anggaran Tahun 2018 30

iii

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

DAFTAR SINGKATAN

3T Tertinggal, Terluar, dan Terdepan APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN-P Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara – Perubahan BKSNT Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional BMN Barang Milik Negara BPCB Balai Pelestarian Cagar Budaya BPKP Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPNB Balai Pelestarian Nilai Budaya BPSNT Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional BP Budpar Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata DIKLAT Pendidikan dan Pelatihan DITJEN Direktorat Jenderal DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran IKK Indikator Kinerja Kegiatan IKSS Indikator Kinerja Sasaran Strategis IKU Indikator Kinerja Utama ITJEN Inspektorat Jenderal JUKNIS Petunjuk Teknis KEMENDIKBUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KEPRES Keputusan Presiden LKIP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah LHKPN Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara LPMP Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia PK Perjanjian Kinerja PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PP Peraturan Pemerintah RBI Reformasi Birokrasi Internal RENSTRA Rencana Strategis RKT Rencana Kerja Tahunan RPJM Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJP Rencana Pembangunan Jangka Panjang SAI Sistem Akuntansi Instansi SAK Sistem Akuntansi Keuangan SAKIP Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SDM Sumber Daya Manusia SETJEN Sekretariat Jendral SPI Sistem Pengendalian Internal UPT Unit Pelaksana Teknis WCF World Culture Forum

iv

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2018 BPNB Kepulauan Riau memuat tentang capaian kinerja selama satu tahun anggaran 2018 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis BPNB Kepulauan Riau tahun 2015-2019. Pada tahun 2018 BPNB Kepulauan Riau memiliki 3 (tiga) sasaran strategis, yaitu (1) Meningkatnya pelindungan dan pengembangan nilai budaya, (2) Meningkatnya pemanfaatan dan pembinaan nilai budaya, dan (3) Terselenggaranya layanan dalam rangka pendukungan manajemen dan tata kelola pelestarian nilai budaya. Persentase rata- rata capaian indikator kinerja tahun 2018 ini mencapai 100%. Jumlah anggaran DIPA BPNB Kepulauan Riau untuk tahun 2018 yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja adalah sebesar Rp9.695.854.000. Adapun pagu mengalami 1 (satu) kali perubahan anggaran, yaitu adanya penambahan sebesar Rp252.866.000 untuk kegiatan Lokakarya Penyusunan Pokok Pikiran Daerah sehingga jumlah anggaran yang tersedia untuk melaksanakan program pelestarian nilai budaya bertambah menjadi Rp9.948.720.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp9.733.806.430 atau sebesar 97,84%. Perubahan pagu anggaran ini menyebabkan adanya perubahan pada Perjanjian Kinerja tahun 2018.

Hasil capaian kinerja tahun 2018 menunjukkan bahwa BPNB Kepulauan Riau secara umum telah berhasil mencapai beberapa indikator kinerja yang telah ditargetkan. Indikator kinerja yang berhasil dicapai mencakup antara lain: 1. 12 naskah hasil kajian nilai budaya; 2. 22 naskah nilai budaya yang dilestarikan; 3. 100 karya budaya lokal telah terinventarisasi dan sebanyak 33 karya budaya lokal telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia; dan 4. 35 event internalisasi nilai budaya.

BPNB Kepulauan Riau menyadari dalam pelaksanaan program dan kegiatan masih ada beberapa hambatan terutama dalam pelaksanaan kegiatan naskah kajian pelestarian nilai budaya terkait dengan ketersediaan jumlah SDM peneliti. Untuk mengatasi masalah tersebut, BPNB Kepulauan Riau telah berupaya melakukan penambahan SDM/tenaga peneliti dengan menjalin kemitraan bersama perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian yang ada di wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau.

v

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Berdasarkan hasil analisis atas capaian kinerja tahun 2018, hambatan/permasalahan serta langkah antisipasi, maka analisis Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2018 dapat dijadikan masukan untuk merumuskan rencana kerja tahun depan yaitu: 1. Berupaya untuk mendukung pelestarian kebudayaan melalui peningkatan kualitas pengkajian dan pengembangan kebudayaan Indonesia; 2. Berupaya untuk mengembangkan hubungan sinergis antara BPNB Kepulauan Riau dengan seluruh stakeholders di seluruh wilayah kerja; 3. Mengoptimalkan peran dan kinerja organisasi dalam mewujudkan visi dan misi BPNB Kepulauan Riau, terutama dalam penjadwalan kegiatan yang semakin terarah dan terukur; 4. Bertekad untuk meningkatkan kemampuan kelembagaan dan akuntabilitas pelaksanaan program dengan biaya dari APBN; 5. Berupaya menyatukan visi dan misi yang sama dengan semua stakeholders, terutama dengan instansi terkait di bidang kebudayaan di seluruh wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau; dan 6. Berupaya menyeimbangkan pengambilan kebijakan di bidang pelestarian kebudayaan dan mendukung program revitalisasi kebudayaan dalam pembangunan karakter bangsa.

Melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan, BPNB Kepulauan Riau memberikan penekanan kepada stakeholders atas pemahaman substansi pelestarian kebudayaan. Generasi muda dijadikan sasaran untuk pelestarian nilai budaya karena merekalah yang akan melanjutkan roda pemerintahan ke depan dan diharapkan memiliki kesadaran dan pemahaman akan arti pentingnya kebudayaan yang harus melandasi pembangunan di segala bidang.

Penyelesaian hambatan dan permasalahan di bidang kebudayaan tidak dapat diselesaikan oleh BPNB Kepulauan Riau saja, tetapi membutuhkan dukungan dari semua pihak baik pemerintah daerah, masyarakat dan pelaku seni/budaya itu sendiri. Oleh karena itu, setiap orang, baik yang berasal dari internal maupun eksternal BPNB Kepulauan Riau diharapkan dapat melakukan gerakan perubahan di lingkungan sekitarnya dalam rangka menyelesaikan permasalahan di bidang kebudayaan.

Dengan dukungan dari semua pihak, diharapkan BPNB Kepulauan Riau dapat menjadi motor penggerak di daerah dalam melestarikan kebudayaan secara baik dan akuntabel, sehingga visi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

vi

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

BPNB Kepulauan Riau bertugas melaksanakan pelestarian tradisi, kepercayaan , kesenian, perfilman dan kesejarahan di wilayah kerjanya. (Permendikbud No. 40 Tahun 2015)

Pengkajian tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan Perlindungan tradisi, kepercayaan, kesenian, Kemitraan dalam pelestarian perfilman, dan kesejarahan Pemanfaatan tradisi, tradisi, kepercayaan, kepercayaan, kesenian, kesenian, perfilman, dan perfilman, dan kesejarahan kesejarahan

Pendoku mentasian aspek tradisi, kepercayaan, Pelaksanaan kesenian, perfilman, dan Ketatausahaan kesejarahan Pengembangan tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan

SEJARAH LEMBAGA......

Pertama kali dibentuk dengan nama Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional (BKSNT ) Tanjungpinang, berdasarkan SK Mendikbud RI nomor : 0486/0/1989 Tanggal 4 Agustus 1989, dan telah mengalami 3 kali perubahan nama hingga bernama Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau sejak tahun 2015.

1

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

• 2 Pejabat Struktural

• 7 Pegawai Fungsional Tertentu • 18 Fungsional umum • 12 Pegawai honorer

Berdasarkan Permendikbud Nomor 40 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya, struktur organisasi BPNB Kepulauan Riau adalah :

Bagan 1. Struktur Organisasi

KEPALA

Ka.Subbag T.U

Wilayah Kerja BPNB Kepri

Wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau ditetapkan berdasarkan wilayah kebudayaan, yaitu daerah yang menjadi basis budaya Melayu.

2

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

1. Melaksanakan kajian dan pengembangan dalam rangka pelestarian nilai budaya;

2. Melaksanakan penyebaran informasi kepada masyarakat tentang nilai budaya;

3. Melaksanakan bimbingan edukatif dan teknis kepada masyarakat dalam rangka pelestarian nilai budaya; dan

4. Menjalin kemitraan dan sinergitas dengan stakeholders di wilayah kerja dan pusat dalam melaksanakan pembangunan

kebudayaan.

IDENTIFIKASI MASALAH 1. Rencana dan kegiatan yang dilaksanakan stakeholders di wilayah kerja belum mengimplementasikan integrasi antara kebudayaan dengan pendidikan ataupun sebaliknya. 2. Dinas Kebudayaan di daerah belum melaksanakan kegiatan internalisasi nilai- nilai budaya dan sejarah (lokal dan nasional) seperti yang diharapkan. 3. Sumber Daya Manusia di BPNB Kepulauan Riau masih terbatas jumlahnya. 4. Jumlah Sumber Daya Manusia di dinas bidang budaya yang ada di daerah yang visi dan misinya bersinergi untuk melestarikan sejarah dan budaya sangat terbatas. 5. Pengambil kebijakan di bidang budaya di daerah masih mementingkan pembangunan industri pariwisata dibandingkan dengan kebudayaan. 6. Pelaksanaan sebagian program dan kegiatan BPNB Kepulauan Riau tahun 2018 tidak tepat waktu dan beberapa kali mengalami perubahan jadwal dan lokasi.

.

STRATEGI

1. Meningkatkan ketahanan budaya masyarakat di seluruh wilayah kerja. 2. Meningkatkan kesadaran sejarah masyarakat di seluruh wilayah kerja. 3. Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan sebagai sumber

daya pengembangan karakter bangsa.

3

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

PENTAHAPAN PENCAPAIAN RENSTRA BPNB KEPULAUAN RIAU 2015-2019

Target Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah Naskah Hasil 1 Naskah 9 16 9 12 12 Kajian Nilai Budaya Meningkatnya Pelindungan Jumlah Dokumen 1 dan Pengembangan Nilai 2 Dokumen 17 26 13 22 22 Pelestarian Nilai Budaya Budaya Jumlah Karya Budaya Karya 3 50 100 100 100 100 yang Diinventarisasi Budaya Meningkatnya Pemanfaatan Jumlah Even Internalisasi 1000 3000 2 4 Event 13 35 13 dan Pembinaan Nilai Budaya Nilai Budaya (Peserta) (Peserta)

Terselenggaranya Layanan Jumlah Layanan Dalam Rangka Pendukungan 3 5 Dukungan Manajemen Layanan 0 0 0 1 1 Manajemen dan Tata Kelola Esselon I Pelestarian Nilai Budaya

PERJANJIAN KINERJA 2018 KEPALA BPNB KEPULAUAN RIAU dengan DIREKTUR JENDRAL KEBUDAYAAN

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN 1 2 3 4 5 Jumlah Naskah Hasil Kajian Pelestarian 12 1 Rp520.492.000 Nilai Budaya Naskah 22 Meningkatnya Pelindungan dan 1 2 Jumlah Dokumen Pelestarian Nilai Budaya Rp1.298.660.000 Pengembangan Nilai Budaya Naskah 100 3 Jumlah Karya Budaya yang Diinventarisasi Karya Rp106.400.000 Budaya Meningkatnya Pemanfaatan dan 2 4 Jumlah Event Internalisasi Nilai Budaya 35 Event Rp2.927.864.000 Pembinaan Nilai Budaya Terselenggaranya Layanan Dalam Rangka Pendukungan Manajemen Jumlah Layanan Dukungan Manajemen 1 3 5 Rp639.384.000 dan Tata Kelola Pelestarian Nilai Esselon I Layanan Budaya

PK tahun 2018 mengalami 1 (satu) kali perubahan dikarenakan adanya penambahan pagu anggaran sebesar Rp252.866.000 untuk kegiatan Lokakarya Penyusunan Pokok Pikiran Daerah. Dokumen PK awal dan perubahan secara keseluruhan tercantum dalam lampiran.

4

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

III.1. CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Mengukur efektifitas program dan kegiatan; 2. Mengukur kecenderungan (trend) capaian program dan kegiatan; dan 3. Mengukur efisiensi program dan kegiatan.

Sasaran Strategis #1

Realisasi Tahun 2018 Target Renstra Capaian Terhadap 2017 Target Realisasi % Capaian 2019 Renstra 2019 100% 12 12 100% 12 100%

5

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Kegiatan Kajian Nilai Budaya diawali dengan Bedah Proposal dan Pembekalan Teknis yang bertujuan membedah kelayakan proposal kajian sejarah dan budaya, sekaligus untuk mendapatkan masukan dari para pakar/praktisi/akademisi bidang sejarah dan budaya. Selanjutnya, dilakukan pengumpulan data di lapangan dan penulisan kajian. Setelah draft laporan kajian tersusun, dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) untuk memastikah draft kajian tersebut siap dipresentasikan ke khalayak umum. Terakhir, untuk penyempurnaan tulisan sekaligus mempublikasikan hasil kajian, laporan kajian diseminarkan di hadapan stakeholders yang terdiri dari Dinas Kebudayaan Kota Tanjungpinang/Kabupaten Bintan/Provinsi Kepulauan Riau, guru SLTA Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan, mahasiswa, LSM, dan pelaku budaya lainnya.

Kajian BPNB Kepri

Kajian Naskah Kuno Kajian Sejarah Lokal

1. Nilai-nilai Didaktis dalam Naskah Hikayat 1. Penagi Kampung Tua di Ranai, Natuna 1001 Malam Penggal yang ke-4 2. Kuliner Melayu dalam Perspektif Sejarah 3. Biografi Muslimah di Belitung Timur 4. Harmonisasi Etnik di Batanghari, Jambi

Kajian Nilai Budaya

1. Kesenian Dadung di Kab. Batanghari Jambi 2. Ikan Tapa Malenggang di Batanghari jambi 3. Ritual Bele Kampong di Desa Kelumu, Daik, Kepulauan Riau 4. Ritual Selamat Laut di Komunitas Melayu

Belitong

5. Natuna Potret Masyarakat dan Budayanya 6. Nasi Kuning dalam Tradisi Melayu Riau 7. Balimau Sultan di Pelalawan, Riau

1. Nilai-nilai Didaktis dalam Naskah Hikayat 1001 Malam Penggal yang ke-4

Hikayat 1001 malam adalah salah satu naskah kuno atau naskah klasik daerah riau dan kepulauan riau. Hikayat ini ditulis dengan menggunakan aksara arab melayu, dalam bahasa melayu. Di dalamnya terkandung nilai nilai didaktis yg sangat bermanfaat sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Diantaranya adalah nilai kegigihan dan kepatuhan, nilai adaptasi budaya, nilai pemaaf, nilai kejujuran, dan nilai hikmah atau pelajaran yg berharga.

6

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

2. Penagi Kampung Tua di Ranai, Natuna

Penagi adalah nama sebuah tempat yang terletak di ujung Kota Ranai, Kabupaten Natuna. Keberadaan Penagi berawal dari sebuah kampung nelayan, yang dulu masyarakat nelayan banyak bermukim di kampung ini. Penagi memiliki alur laut yang dalam dan letaknya strategis, berada di ujung utara Indonesia yang dikelilingi laut Natuna Utara sebagai jalur pelayaran internasional, sehingga membuat Penagi ramai disinggahi oleh kapal-kapal dagang yang melintas Laut Natuna Utara sebelum melanjutkan perjalan ke kawasan lain. Aktivitas bongkar muat dan labuh jangkar di pelabuhan ini dari kapal-kapal dagang dan penumpang, menjadikan Penagi sebagai pusat dagang di perairan Laut Cina Selatan. Sejak itu, Penagi semakin ramai, tidak saja hanya dihuni orang Melayu sebagai suku asli, tetapi juga dihuni oleh etnis Cina yang datang dari Tiongkok. Kehadiran etnis Cina membuat kampung Penagi semakin berkembang, mereka membangun rumah-rumah dan toko di sekitar kampung Penagi sebagai tempat mereka untuk berdagang. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1999 Natuna di bentuk menjadi sebuah Kabupaten, hasil dari pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau. Sejak itu, pusat perdagangan yang berada di Penagi berangsur pindah ke Ranai sebagai ibukota Kabupaten. Dengan demikian Penagi yang dulu ramai dan sibuk dengan aktivitas perdagangan, akhirnya mulai ditinggal oleh warganya.

3. Kuliner Melayu dalam Perspektif Sejarah

Makanan ataupun kuliner juga merupakan bagian dari manusia, kebudayaan dan lingkungannya. Dalam perspektif budaya, makanan merupakan sebuah identitas, representasi, dan produksi dari kebudayaan yang berkembang di masyarakat. Pola makan dan jenis makanan masyarakat dapat menggambarkan perilaku hidup seperti kesehatan, gaya hidup, lingkungan dan sistem-sistem social masyarakat pendukungnya. Kuliner menggambarkan identitas lokal suatu pendukung budaya yang mencirikan lingkungan dan kebiasaan. Dalam perspektif sejarah, ada riwayat panjang dalam setiap kuliner termasuk diantaranya kuliner Melayu Riau. Dalam perkembangannya, ada gabungan teknik, penyesuaian bahan, dan kreasi baru menjadi dasar terciptanya beragam kuliner baru yang tak dikenal sebelumnya. Tidak hanya tentang makanan yang telah tersaji di meja makan, tetapi juga bahan-bahan yang membentuknya menjadi sebuah hidangan.

7

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

4. Biografi Muslimah di Belitung Timur

Penelitian ini berlatar belakang pendidikan dengan sosok guru sebagai sasarannya. Adapun guru tersebut adalah Bu Muslimah. Beliau adalah seorang guru SD Muhammadiyah Gantung, Kabupaten Belitung Timur. Bu Muslimah berasal dari keluarga pendidik dan keluarga Muhammadiyah. Nama Bu Muslimah ini sendiri tak asing ditelinga masyarakat karena karakternya ada di dalam novel dan film Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

5. Harmonisasi Etnik di Batanghari, Jambi

Kajian ini mengupas kondisi Kabupaten Batanghari yang multi- etnik namun masyarakatnya hidup harmonis. Terdapat etnis Melayu, Minang, Bugis, Tianghoa dan juga Batak. Resep harmonis adalah kearifan lokal dan budaya Melayu sebagai payung pemersatu. Keberadaan Lembaga Adat Serentak Bak Ragam di Kab. Batanghari bisa menjadi pemersatu. Ada beberapa strategi dalam menciptakan harmonisasi masyarakat yang multi etnis. Diantaranya, memberdayakan kearifan lokal, dan kedua, melalui kebijakan Pemerintah yang dapat menjadi perekat hubungan antar-etnis. Ini terjadi di Kabupaten Batanghari yang masyarakatnya multi- etnis namun nyaris tak pernah ada konflik antar-etnis.

6. Kesenian Dadung di Kab. Batanghari, Jambi

Kesenian Dadung masih tetap eksis dalam kehidupan masyarakat walaupun hanya ditampilkan pada saat acara tertentu, bukan pada setiap harinya. Kesenian Dadung berasal dari desa Lubuk Ruso, Marga Pemayung Ilir, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari Jambi. Secara harfiah, dadung diartikan berbalas . Kesenian ini sudah ada sejak kira-kira 300 tahun yang lalu, pada masa kerajaan Danau Bangko, anak sungai Batanghari di Lubuk Ruso. Pada zaman tersebut putri Raja Danau Bangko ditunangkan dengan seorang anak Raja di Hilir Jambi. Selesai akad nikah, kedua mempelai masih amat canggung karena belum saling mengenal, sehingga tidak betah duduk bersanding di pelaminan. Para orang tua mereka melihat keadaan tersebut merasa malu, namun mereka orang tua tidak dapat berbuat apa-apa.

8

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Akhirnya saat perasaan yang tidak menentu, sang Putri menuangkan isi hatinya dalam suatu pantun dengan cara berdadung. Mempelai putra ternyata tidak tinggal diam dan membalas pantun sang putri dengan cara yang sama. Pada akhirnya terjadilah satu dialog dengan cara berbalas pantun. Dewasa ini, kemampuan berdadung ternyata masih tetap dipertahankan oleh masyarakat daerah marga Pemayung Ilir, mulai dari kepala desa, pemangku adat, penghulu, pedagang, petani, guru dan sebagainya, mendukung seni dadung. Dadung ini berkembang sebagai sebuah kesenian yang digemari masyarakat jambi sepanjang sungai Batanghari. Dadung biasanya dipakai untuk pelengkap acara perkawinan dan juga bersantai serta pertunjukkan

7. Ikan Tapa Malenggang di Batanghari, Jambi

Kajian ini mengangkat tentang cerita rakyat yang terdapat di daerah Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Tapa Malenggang. Tapa Malenggang dianggap sebagai cerita asli masyarakat Batanghari. Hal ini ditunjukan dengan beberapa tempat/lokasi yang terdapat di dalam cerita rakyat tersebut berada di daerah Batanghari. Penutur cerita rakyat tersebut dapat menunjukkannya. Di sisi yang lain beberapa waktu yang lalu di daerah tersebut dibangun tugu yang mencantumkan tiga ekor ikan. Ketiga ekor ikan tersebut diambil dari tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita rakyat tapa malenggang. Keberadaan tugu itu menjadi upaya pemerintah daerah sebagai tugu memori kolektif masyarakat setempat terkait dengan cerita rakyat tapa malenggang sebagai ikon identitas bersama. Salah satu alasan yang dijadikan alasan Tapa Malenggang dijadikan ikon Batanghari bahwa cerita rakyat tersebut mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan norma atau pijakan untuk masyarakat Batanghari. Di sisi yang lain kebutuhan atas identitas komunal didasari sikap untuk membedakan dengan komunitas yang lainnya.

8. Ritual Bele Kampong di Desa Kelumu, Daik, Kepulauan Riau

Bele kampong merupakan salah satu ritual yang terdapat di Desa Kelumu Kabupaten Lingga. Tradisi ini sudah dilaksanakan secara turun-temurun sejak zaman dahulu. Sesuai dengan tradisi yang berlaku sejak dahulu, pelaksanaan bele kampong dilakukan pada setiap 15 hari bulan Muharram. Secara umum pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan kampung baik dari gaib maupun yang nyata. Membersihkan kampung dengan cara bele kampong diharapkan agar kampong terhindar dari segala bencana dan marabahaya, dan terhindar dari berbagai wabah penyakit. Selain itu, agar diberikan limpahan rezeki bagi seluruh warga kampung. Keberadaan ritual bele kampong kini tidak lagi semeriah dahulu. Tradisi ini tidak berkembang bahkan dapat dikatakan semakin ditinggalkan masyarakatnya. Apalagi pelaku yang dapat memimpin upacara semakin tahun semakin menua dan tidak setiap orang dapat menggantikan posisinya kecuali yang berasal dari garis keturunan atau kaum kerabatnya.

9

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

9. Ritual Selamat Laut di Komunitas Melayu Belitong

Sebagai bagian dari masyarakat rumpun Melayu, upacara adat memang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sejauh ini, upaya identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis upacara adat di provinsi ini masih sangat terbatas melalui kajian yang dilakukan. Kajian ini sendiri membatasi bahasan pada ritual/upacara adat suku bangsa Melayu di Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh karena kajian ini adalah ritual/upacara adat Melayu, maka upacara adat yang diulas adalah upacara adat yang tentu identik dengan kemelayuan dengan beberapa ciri utama. Kajian ini difokuskan pada tradisi Ritual Selamat Laut di Komunitas Melayu Belitong, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dimana masyarakatnya telah melakukan ritual tradisi ini selama puluhan tahun, sebagai bentuk warisan dari nenek moyang mereka. Hingga kini tetap menjalankan tradisi yang diwariskan oleh leluhur mereka ini. Oleh pemerintah daerah setempat melalui Dinas Kebudayaan dan pariwisata, ritual ini telah dijadikan kalender event kegiatan tahunan mereka untuk tujuan pelestarian dan destinasi pariwisata Belitung.

10. Natuna Potret Masyarakat dan Budayanya

Wilayah perbatasan sebagai batas kedaulatan suatu negara secara universal memiliki peran strategis dalam penentuan kebijakan pemerintah baik untuk kepentingan nasional maupun hubungan antar negara (internasional). Posisi geografis Repulik Indonesia yang diapit oleh dua benua, mempunyai batas wilayah internasional dengan 10 negara tetangga. Secara faktual, wilayah perbatasan merupakan pagar NKRI yang wilayahnya harus dimodernisasi untuk dapat mengontrol dan menguasai batas- batas wilayah kedaulatan negara. Modernisasi wilayah perbatasan dapat dilakukan dengan pendekatan resources karena tidak sedikit pulau-pulau perbatasan maupun daratan diperbatasan, memiliki potensi sumberdaya kelautan yang dapat dikembangkan secara ekonomi perbatasan (Mukti, dalam Hadiwijoyo, 2009 “Batas Wilayah Negara Indonesia”). Salah satu wilayah perbatasan di Indonesia adalah Kabupaten Natuna.

10

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Kabupaten Natuna terletak di wilayah perbatasan yang dikaruniai potensi Sumber Daya Alam yang besar, maka kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya telah ditetapkan sesuai PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRW Nasional menjadi salah satu Pusat Kegiatan Strategis Nasional yaitu kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan, di mana usaha dan atau kegiatannya berdampak besar terhadap kondisi geopolitis dan pertahanan keamanan nasional serta regional. Beberapa kriteria kawasan tertentu yang dapat terpenuhi di Kawasan Natuna antara lain karena mempunyai Potensi Sumber Daya Alam yang besar dan berpengaruh terhadap pengembangan Politik ekonomi sosial-budaya, pertahanan, dan keamanan serta pengembangan wilayah sekitarnya.

11. Nasi Kuning dalam Tradisi Melayu Riau

Dalam berbagai kebudayaan, sistem kepercayaan menentukan persoalan konsumsi makanan, mulai dari persoalan halal dan haram, yang diperbolehkan dan yang dipantang, tetapi juga terkait makanan-makanan khusus dan khas untuk kesempatan-kesempatan tertentu. Makanan dan cara makanan kemudian diatur dalam klasifikasi dan kategori-kategori kultural. Makanan menjadi bagian integral dalam tradisi Melayu, baik dalam upacara dan ritual. Nasi kunyit merupakan makanan yang selalu ada dalam peristiwa-peristiwa penting terkait dengan upacara dan ritual di Riau yang hingga saat ini masih bertahan dalam praktik-praktik kebudayaan, terkait dengan upacara dan perayaan. Pengolahan dan penghidangannya masih mengikuti cara tradisional karena diatur oleh adat. Dalam perspektif adat, nasi kunyit hadir sebagai simbol menyampaikan rasa syukur, doa selamat, dan solidaritas sosial. Hal ini juga memperlihatkan bahwa adat masih berfungsi sebagai pedoman dan aturan dalam kehidupan masyarakat Melayu di Rokan Hulu. Walaupun demikian, tidak menghalangi perkembangan nasi kunyit sebagai makanan di luar keperluan upacara dan perayaan dengan adanya nasi kunyit berbagai bentuk yang hadir sebagai juadah (makanan ringan) berbagai bentuk. Namun, jenis nasi kunyit ini dibuat dan dihidangkan tanpa aturan-aturan adat yang juga memperlihatkan bahwa adat cukup memberi ruang untuk ekspresi kebudayaan yang baru mengikuti perkembangan zaman.

12. Balimau Sultan di Pelalawan

Upacara tradisional, seperti tradisi Belimau Sultan dalam suatu masyarakat merupakan masalah yang selalu menarik untuk dikaji. Sejak berabad-abad yang lalu dari masa kerajaan, masyarakat Melayu Pelalawan telah melaksanakan tradisi Belimau Sultan guna menyambut bulan suci Ramadhan. Tujuannya adalah agar ketika berpuasa, lahir dan bathin mereka sudah suci. Di samping itu juga sebagai wahana silaturahmi antara kerabat kerajaan dengan anggota masyarakat yang lain.

11

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

• Jadwal turun lapangan yang relatif singkat; • Terbatasnya jumlah SDM atau pelaku kebudayaan dan

sejarah yang ada di lokasi kajian;

Permasalahan Dalam • Perjalanan yang cukup jauh ke beberapa daerah terpencil; Kegiatan Naskah Hasil • Tidak adanya survey lapangan; Kajian Nilai Budaya • Kurangnya ketersediaan kendaraan umum di lokasi penelitian yang berada di daerah terpencil;

• Sulitnya mendapatkan naskah kuno;

• Penelitian harus berkelompok, sehingga terdapat terkendala dalam membuat jadwal kegiatan.

Langkah Antisipasi: • Optimalisasi SDM lokal dan sumber kepustakaan, serta melakukan Triangulasi data secara ketat; • Mencari informasi transportasi lokal yang tersedia; • Menyesuaikan lokasi dan judul kajian yang akan diteliti;

• Melakukan koordinasi dengan Dinas Kebudayaan terkait dalam mencari

informasi ketersediaan naskah kuno; • Perlu penjadwalan yang tepat agar pelaksanaan kajian bisa dilakukan serentak.

Realisasi Tahun 2018 Target Renstra Capaian Terhadap 2017 Target Realisasi % Capaian 2019 Renstra 2019 100% 22 22 100% 22 100%

Dokumen Pelestarian Nilai Budaya 1. Penerbitan (Buku, Jurnal, Majalah, dan Leaflet)

Kegiatan Penerbitan adalah kegiatan pencetakan dan pendistribusian dokumen pelestarian nilai budaya dalam bentuk buku, jurnal, leaflet, brosur, dan kalender. Dokumen hasil pencetakan didistribusikan kepada masyarakat terutama satuan pendidikan, perpustakaan milik swasta/pemerintah dan dinas/instansi pemerintah terkait dalam upaya untuk menyebarluaskan dan meningkatkan kebermanfaatan hasil kajian yang dilakukan oleh BPNB Kepulauan Riau.

12

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Pencetakan Buku, Judul :

Jurnal Renjis Vol. 4 No. 1 Juli 2018

• Filsafat Moral Gurindam Dua Belas Raja Ali Haji • Rubayat Hamzah Fanzuri : Kajian Strukturalisme- Semiotika • Ritual Asyeik Kerinci • Realitas Adat Desa Ceruk Dalam Ambiguitas Zaman • Pulau Buru Karimun dan Potensi Wisata Sejarah

Jurnal Renjis Vol. 4 No. 2 Desember 2018 • Potret Desa di Perbatasan: Berakit dari Daerah Transit TKI Ilegal Menjadi Desa Wisata • Seni Musik Zikir Berdah Kab Muaro Jambi • Makan di Kelung: Sistem Pengobatan Tradisional yang Nyaris Punah di Tanjungjabung Timur • Epistemologi Strukturalisme Claude Levi-Strauss dan Wujudnya Dalam Karya Etnografi • Bele Kampong di Desa Kelumu Kabupaten Lingga • Menelusuri Jejak Teater Tradisi Dalam Pertunjukan

2. Penginventarisasian Sejarah dan Budaya Daerah Bertujuan untuk menginventarisasi tokoh sejarah/budaya dan desa adat atau desa yang mempunyai potensi untuk dijadikan atau dibina menjadi desa adat, terutama karena kuatnya pengaruh adat terhadap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan sumber daya lokal, dan kehidupan sosial budaya masyarakat desa.

3. Perekaman Peristiwa Sejarah dan Budaya Kegiatan Perekaman Peristiwa Sejarah dan Budaya merupakan realisasi dari pendokumentasian sejarah dan budaya guna pengembangan dan pelestarian sejarah dan kebudayaan, serta pembangunan karakter bangsa. Hal ini mengingat banyak peristiwa sejarah, karya budaya, dan tradisi yang terancam punah karena perkembangan zaman dan seringkali disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan daerah.

• Perjuangan Raden Mattaher Seorang tokoh masyarakat yang kemudian dianggap sebagai pahlawan menjadi penting, karena sebagai sebuah komunitas yang sedang bertumbuh memerlukan mitos-mitos integrative. Dengan mitos intregative itu sangat mungkin memberikan sebuah harapan baru tentang masa depan yang gemilang. Bagaimana kita bisa merasa menjadi bagian dari yang lain, maka mitos-mitos integrative inilah yang diperlukan. Mitos-mitos integratif itu bisa berbentuk kepahlawanan, ataupun kebudayaan yang menjadi pengikat dari komunitas yang bersangkutan. Tokoh yang dapat dijadikan panutan sebuah komunitas yang sedang bertumbuh seperti Provinsi Jambi adalah Raden Mattaher.

13

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

• Perkembangan Teater Tradisi Mak Yong di Pulau Mantang, Kab. Bintan

Mantang lama yang dulunya dikenal dengan nama mantang arang memiliki peranan yang sangat besar dalam upaya pelestarian kesenian mak yong. Kesenian mak yong adalah sebuah kesenian atau teater tradisi di masyarakat melayu yang menggabungkan unsur ritual, cerita, tari, musik dan nyanyian. Kesenian ini diwariskan secara turun temurun sejak beratus tahun yang lalu. Seiring kemajuan zaman dan semakin derasnya arus globalisasi, keberadaan kesenian mak yong ini semakin berkurang bahkan nyaris ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya, kecuali di beberapa tempat di kabupaten bintan seperti di desa matang lama. Di desa ini, kesenian mak yong masih eksis bahkan terjaga keasliannya. Para pemainnya bukan saja dari orang dewasa tetapi juga melibatkan para remaja dan anak-anak. Selain karena ketekunan para pelatih untuk membina generasi muda, adanya perhatian pemerintah daerah dan Dinas instansi terkait untuk pelestarian kesenian ini.

• Perekaman Enam Makanan Tradisional Provinsi Riau Tanah Melayu Riau mempunyai beragam sajian kuliner khas yang tidak biasa dan banyak dipengaruhi oleh kekayaan budayanya. Namun sayang makanan tradisional ini sangat sulit untuk mendapatkannya karena sudah jarang dikonsumsi maupun diperjualbelikan. Kalaupun ada hanya disajikan pada kesempatan atau momen-momen tertentu saja. Berdasarkan informasi dari Ketua Ikatan Ahli Boga Provinsi Riau, lebih dari 500 jenis kuliner khas tradisional yang terdapat di bumi lancang kuning. Mengingar terbatasnya waktu dan biaya, maka perekaman yang dilakukan hanya terdiri dari makanan dan minuman sebagai berikut Asam Pedas ikan Patin, Bubur Lambok, Kue Asidah, Bubur Gedegub, Laksamana Mengamuk, dan Sempolet.

• Perekaman Sejarah Timah di Belitong Bangka Belitung dan timah memang tak terpisahkan. Nama Bangka sendiri berasal dari wangka yang artinya timah. Bagaimana tidak, timah di pulau ini dulunya sangat melimpah dan berharga tinggi. Seiring waktu bergulir, potensi timah yang terus-menerus dieksploitasi dari zaman Kesultanan Palembang kemudian Hindia Belanda hingga pasca kemerdekaan sehingga kian menipis. Kondisi ini diperparah dengan harga timah yang cenderung mengalami penurunan. Jika Belitung mampu move on dari timah ke wisata, sedangkan

14

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Bangka masih sangat bergantung pada timah. Jika selama ini tulisan mengenai sejarah timah sudah banyak ditemui, maka kegiatan perekaman film dokumenter sejarah dan budaya “Timah Doeloe dan Kini” merupakan salah satu cara efektif dalam rangka pelestarian sejarah dan budaya yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu, film dokumenter juga menjadi salah satu media yang dapat dijadikan bahan dalam penyebarluasan informasi kepada masyarakat luas sehingga kekayaan sejarah dan budaya, khususnya yang terdapat di Kepulauan Bangka Belitung dapat dikenali secara luas oleh seluruh lapisan masyarakat khususnya para generasi muda.

4. Perekaman Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Perekaman WBTB merupakan kegiatan yang terkait dengan pencatatannya, menjadi salah satu data dukung berupa dokumentasi film atau film dokumenter terkait WBTB. Dalam proses pencatatan WBTB, perekaman menjadi salah satu aspek penting ketika WBTB akan diajukan sebagai WBTB Indonesia. Selain itu, perekaman juga menjadi kegiatan penting untuk menyebarluaskan informasi kebudayaan kepada masyarakat dan khususnya siswa sekolah di wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau. Dengan demikian, perekaman tidak hanya menjadi bagian dari tugas pokok dan fungsi BPNB Kepulauan Riau dalam pelaksanaan pelindungan tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman, dan kesejarahan; tetapi juga dalam pelaksanaan pendokumentasian dan penyebarluasan informasi pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan aspek-aspek tradisi, kepercayaan,kesenian, perfilman, dan kesejarahan.

▪ Tradisi Tepuk Tepung Tawar Perekaman WBTB di Provinsi Riau ini mempertimbangkan aspek-aspek kearifan tradisi dan kekhasan yang dapat menjadi identitas budaya Provinsi Riau. Dalam perekaman ini, dipilih tradisi Tepuk Tepung Tawar yang hingga kini masih dilaksanakan dalam berbagai kesempatan perayaan seperti pernikahan, syukuran, tabal gelar, tabal nama, dan sebagainya. Tradisi ini dinilai memiliki kearifan lokal yang berguna bagi kemanusiaan dan lingkungan sebagai media untuk menyebarkan informasi kebudayaan.

▪ Musik Tradisional Melayu Jambi

Musik tradisional melayu Jambi berkaitan erat dengan cabang seni lainnya khususnya seni suara atau nyanyian. Selalu dimainkan dan dipadupadankan dengan iringan lagu-lagu melayu Jambi dengan karakter dan dialek khas melayu Jambi. Selain iringan lagu, musik tradisional melayu Jambi juga kerap dimainkan dalam mengiringi tarian melayu jambi dengan beragam jenis tarian yang dimainkan dan dengan beragam rentaknya. Musik tradisional ini hidup di masyarakat secara turun temurun yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang lahir dari ekspresi perasaan melalui nada atau suara dari alat musik sehingga mengandung lagu atau irama.

15

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

▪ Ayam Sudur: Kesenian Tradisional Masyarakat Melayu Ranai, Natuna

Kabupaten Natuna memiliki berbagai potensi kesenian, satu diantaranya yang belum digali adalah kesenian Ayam Sudur. Kesenian Ayam Sudur saat ini hampir mengalami kepunahan. Padahal kesenian ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena memiliki nilai-nilai luhur. Memudarnya kesenian ini disebabkan banyak faktor, padahal kesenian Ayam Sudur tidak kalah menarik apabila dihayati dengan benar. Bahkan kesenian ini jauh lebih menarik dan bermanfaat jika dibandingkan dengan kesenian modern yang banyak disukai generasi muda saat ini. Dahulu kesenian ini memberi hiburan kepada masyarakat ketika ada pesta perkawinan atau hajatan lainnya. Tetapi, sekarang kesenian ini sudah jarang ditampilkan. Ayam Sudur adalah salah satu kesenian tradisional masyarakat Melayu di Ranai, Kabupaten Natuna yang hingga kini masih ditemui keberadaannya. Kesenian ini berbentuk tarian yang diiringi dengan alat musik dan nyanyian oleh pemusik dan penarinya. Kesenian Ayam Sudur saat ini perlahan mulai menghilang di tengah-tengah masyarakat. Padahal kesenian tradisional ini berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai-nilai luhur. Mulai memudarnya kesenian Ayam Sudur disebabkan banyaknya kesenian modern yang digandrungi oleh generasi muda. Padahal Kesenian Ayam Sudur tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan kesenian lain yang ada di daerah ini.

▪ Permainan Beripat Beregong Mayang Geresik Badau Tari Beripat adalah sebuah kesenian pertunjukan masyarakat Belitung untuk menunjukkan kejantanan seorang lelaki dengan cara saling memukul menggunakan senjata rotan. Ripat berarti memukul, dan gong adalah alat musik pengiring tarian. Penilaian dilakukan dengan melihat siapa yang paling sedikit mendapatkan bekas pukulan maka dialah pemenangnya. Tujuan awal permainan ini, selain untuk mempererat hubungan antar kampung, juga untuk memupuk sportivitas. Sekarang kegiatan ini dilestarikan dalam bentuk acara budaya dan seni.

Kendala/permasalahan dalam Langkah antisipasi: kegiatan Dokumen Pelestarian Nilai Budaya: • Berdiskusi menggunakan email dan whatsapp untuk

• Jangka waktu survey yang relatif singkat memantapkan jalannya cerita yang akan direkam;

menyebabkan terbatasnya waktu untuk • Pembinaan akan pentingnya pelestarian kebudayaan

melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lokal kepada masyarakat yang dilibatkan dalam

terkait. kegiatan perekaman; • Minimnya minat generasi muda untuk • Bekerjasama dengan dinas terkait dan pelaku budaya terlibat di kesenian tradisional, karena yang beririsan langsung dengan tema yang akan diangkap sudah kuno; direkam. • Terbatasnya pengetahuan narasumber

16

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Tahun 2018 Target Renstra Capaian Terhadap Realisasi 2017 Target Realisasi % Capaian 2019 Renstra 2019 100% 100 100 100% 100 100%

Kegiatan inventarisasi karya budaya ini bertujuan untuk menginventarisir kekayaan warisan budaya tak benda (intangible) di daerah, guna mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya nasional, sehingga tidak mengalami kepunahan. Selama tahun 2018, terdapat 33 karya budaya yang berhasil ditetapkan menjadi Warisan Budaya Indonesia dari wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau. No Nama karya budaya Domain Provinsi 1 Rangguk Kumun Seni Pertunjukan Jambi 2 Lapaek Koto Dian Rawang Kemahiran dan Kerajinan Tradisional Jambi 3 Kenduri Sko Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Jambi Perayaan-perayaan 4 Tauh Lempur Seni Pertunjukan Jambi 5 Ntak Awo Seni Pertunjukan Jambi 6 Ampek Gonjie Limo Gonop Tradisi dan Ekspresi Lisan Jambi 7 Perkampungan Tradisional Rumah Tuo Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Jambi Rantau Panjang mengenai Alam Semesta 8 Tari Iyo-Iyo Seni Pertunjukan Jambi 9 Ngagoah Imo Pulau Tengah Seni Pertunjukan Jambi 10 Serimbang Seni Pertunjukan Bangka Belitung 11 Hadrah Gendang Empat Belitong Seni Pertunjukan Bangka Belitung 12 Emping Beras Kemahiran dan Kerajinan Tradisional Bangka Belitung 13 Sepen Buding Seni Pertunjukan Bangka Belitung 14 Silek Tigo Bulan Seni Pertunjukan Riau 15 Syair Siak Sri Indrapura Tradisi dan Ekspresi Lisan Riau 16 Ratik Bosa/ Ratik Tagak Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Riau Perayaan-perayaan 17 Ghatib Beghanyut Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Riau Perayaan-perayaan 18 Lukah Gilo Riau Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Riau Perayaan-perayaan 19 Basiacuong Tradisi dan Ekspresi Lisan Riau 20 Belian Riau Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Riau Perayaan-perayaan 21 Silat Pangean Seni Pertunjukan Riau 22 Kotik Adat Kampar Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Riau Perayaan-perayaan 23 Badondong Tradisi dan Ekspresi Lisan Riau 24 Nandung Indragiri Hulu Tradisi dan Ekspresi Lisan Riau 25 Kayat Kuansing/Kayat Rantau Kuantan Tradisi dan Ekspresi Lisan Riau 26 Pantun Atui Tradisi dan Ekspresi Lisan Riau 27 Tari Gendong Seni Pertunjukan Riau 28 Tepuk Tepung Tawar Kepulauan Riau Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Kepulauan Riau Perayaan-perayaan 29 Bubur Lambok Lingga Kemahiran dan Kerajinan Tradisional Kepulauan Riau 30 Mandi Syafar Kepulauan Riau Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Kepulauan Riau Perayaan-perayaan 31 Ratib Lingga Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Kepulauan Riau Perayaan-perayaan 32 Silat Pengantin Kepulauan Riau Seni Pertunjukan Kepulauan Riau 33 Syariful Anam Karimun Adat Istiadat Masyarakat, Ritus dan Kepulauan Riau Perayaan-perayaan 17

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

# Kendala/permasalahan: • Kegiatan inventarisasi masih berfokus pada kuantitas pencatatan karya budaya, tidak pada kualitas dari karya budaya yang akan diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI); • Masih rendahnya kesadaran pemerintah daerah dalam melestarikan budaya yang diwujudkan dalam kegiatan pencatatan/inventarisasi karya budaya lokal.

# Langkah antisipasi: • Dibentuknya tim diplomasi kebudayaan BPNB Kepulauan Riau yang berfungsi untuk menjembatani kepentingan Pemerintah Daerah dalam mengusulkan karya budayanya ke tingkat nasional yang selaras dengan tugas dan fungsi BPNB Kepulauan Riau dalam melaksanakan program pelestarian budaya; • Memberikan pandangan/wawasan kepada Pemerintah Daerah di wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau dalam mensinergikan visi, misi, tujuan, dan program pelestarian budaya, salah satunya adalah dengan mendorong kegiatan pencatatan karya budaya untuk diajukan sebagai WBTB Nasional.

Sasaran Strategis #2

Realisasi Tahun 2018 Target Renstra Capaian Terhadap 2017 Target Realisasi % Capaian 2019 Renstra 2019 100% 35 35 100% 35 100%

Jumlah event internalisasi nilai budaya yang terealisasi di tahun 2018 adalah sebanyak 35 event atau 100%, sesuai dengan target yang direncanakan. Kegiatan internalisasi merupakan suatu proses penanaman dan penumbuhkembangan nilai tentang budaya yang tidak hanya monoton didapat dari keluarga, melainkan juga bisa didapat dari lingkungan sosial. Bertujuan untuk membentuk kepribadian dan karakter generasi muda yang mencintai dan memiliki keinginan untuk melestarikan budaya/tradisi lokal. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk sosialisasi, diskusi, lawatan, seminar, dan visitasi lapangan.

19

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI Jumlah No Kegiatan Lokasi Output 1 Pelaksanaan Jejak Tradisi Daerah 1 Pekanbaru, Riau 2 Lawatan Sejarah Daerah 1 Jambi 3 Pelaksanaan Dialog Budaya Dialog Kesejarahan 1 Bangka Belitung Dialog Budaya Spiritual 3 Tanjungpinang Dialog Budaya dengan Komunitas 4 Tanjungpinang Dialog Budaya Nasional 1 Bandung 4 Belajar Bersama Maestro Belajar Bersama Maestro Kebudayaan (Jambi) 1 Jambi Belajar Bersama Maestro Kebudayaan (Batam) 1 Batam, Kepulauan Riau 5 Pemutaran Bioskop Keliling 10 Kepulauan Riau, Riau, Jambi, dan Bangka Belitung 6 Festival Kesenian

Gebyar Seni Multikultural 1 Padang, Sumatra Barat Festival Multikultur 1 Raja Ampat, Papua Barat Seminar dan Festival Syair 1 Tanjungpinang 7 Pameran Budaya 3 Kepulauan Riau 8 Penayangan Film dan Diskusi Nilai Budaya 2 Lingga dan Karimun 9 Gelar Budaya 1 Tanjungpinang 10 Festival Film Pendek dan Dokumenter 1 Bangka Belitung 11 Publikasi Media Cetak dan Elektronik 1 Tanjungpinang 12 Fasilitasi dan Kemitraan 1 Tanjungpinang TOTAL 35

Pelaksanaan Jejak Tradisi Daerah (Jetrada) Merupakan salah satu kegiatan unggulan BPNB Kepulauan Riau yang dijadikan sebagai kegiatan utama dalam mensosialisasikan budaya/tradisi lokal kepada pelajar/masyarakat yang diawali dengan perlombaan karya tulis ilmiah di bidang kebudayaan. Kegiatan yang bertemakan “Budaya Lokal sebagai Pemersatu Bangsa” dilaksanakan pada bulan April 2018 dan berlokasi di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian generasi muda terhadap kelestarian seni, budaya, dan tradisi lokal yang merupakan identitas atau jati diri suatu bangsa sehingga generasi muda menjadi lebih peduli lagi akan budaya daerah yang dimilikinya. Berbagai wujud tradisi diperkenalkan oleh masyarakat di Kabupaten Kampar antara lain rumah adat yang terkenal dengan nama Rumah Lontiak. Salah satu rumah lontiak yang dikunjungi terdapat di Desa Pulau Belimbing Kabupaten Kampar. Untuk menuju rumah adat tersebut, para rombongan peserta Jetrada disambut oleh pemuka masyarakat setempat dengan tanda pemasangan mahkota kepala pimpinan rombongan (Kepala BPNB Kepulauan Riau) dan diarak oleh ibu-ibu warga desa Pulau Belimbing yang membawa talam berisi makanan, barisan ibu-ibu pembawa payung berwarna hitam, dan pemuda desa Pulau Belimbing yang membawa peralatan musik tradisional setempat. Rombongan disambut dengan tarian silat oleh pemuda Pulau Belimbing dari kelompok musik tradisional Calempong Oguang, tarian, dan permainan tradisional.

19

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Lawatan Sejarah Daerah Pelajaran sejarah memiliki peran strategis, dimana selain sebagai sarana memberikan pemahaman kearifan masa lalu, pelajaran sejarah juga berperan dalam mempererat dan menguatkan karakter bangsa. Untuk menjaga dan merawat keberagaman lewat pembelajaran sejarah diperlukan alternatif model pembelajaran yang dinamis, kreatif dan efektif agar nilai- nilai kearifan sejarah dapat diserap dengan baik oleh generasi muda. Oleh karena itu, BPNB Kepri melaksanakan lawatan sejarah yang merupakan kegiatan perjalanan mengunjungi situs- situs bersejarah yang berorientasi pada nilai-nilai perjuangan dan persatuan untuk memperkokoh integrasi bangsa. Tujuan lawatan sejarah adalah memberikan alternatif metode pembelajaran sejarah; membangkitkan ingatan kolektif bangsa; memahami nilai kepahlawanan dan arti perjuangan para tokoh sejarah di masa lalu; merajut kesinambungan gagasan dan cita-cita perjuangan kemerdekaan dan mampu menemukan sikap arif untuk mengisi kemerdekaan; serta memperkenalkan objek-objek peninggalan bersejarah dan mengenal lebih dekat warisan budaya bangsa guna menumbuhkan sikap gemar melestarikan, melindungi, dan memelihara peninggalan sejarah dan tradisi. Kegiatan ini melibatkan 80 peserta yang berasal dari 4 (empat) provinsi di wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau dan dilaksanakan pada bulan Maret 2018 di dua lokasi, yakni: Acara pembukaan, seminar sejarah dan presentasi lomba karya tulis dilaksanakan di Jambi, sedangkan kegiatan kunjungan dilaksanakan di dua titik di Kabupaten Batanghari, yaitu: 1. Muara Tembesi dengan berbagai objek yakni: benteng, penjara, bekas pasar, tugu penyerahan kedaulatan RI tahun 1949 dan lain-lain. 2. Eks Pertamina Bajubang (Batanghari)

Pelaksanaan Dialog Budaya • Dialog Kesejarahan Dialog Kesejarahan yang dilaksanakan di Pangkal pinang pada bulan Mei 2018 mengusung tema “Timah Bangka Belitung: Masa Lalu dan Prospek Masa Depan”. Bertujuan untuk membuka wacana baru Bangka Belitung dalam prosek masa depan dan mensosialisasikan nilai-nilai sejarah pada masa kejayaan timah di Bangka Belitung. Diskusi tentang timah di Bangka Belitung adalah sesuatu yang menarik. Meskipun perdagangan timah di Bangka Belitung mengalami pasang surut, namun timah sulit dipisahkan dari kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya. Latar belakang sejarah yang telah berurat sejak masa lalu membuat daerah ini sulit berkembang ditopang oleh ekonomi lain. Sekalipun itu lada. Pola perdagangan timah dari masa ke masa dalam kurun waktu abad ke 19-20 selalu berubah menyesuaikan pemegang kekuasaan di Bangka Belitung. • Dialog Budaya Spiritual Kegiatan ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa saling hormat-menghormati dan rasa persaudaraan di antara pegawai khususnya, dan terjalin tali silaturahmi dengan seluruh keluarga besar Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau, serta semangat dalam menyambut bulan suci Ramadhan. 20

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

• Dialog Budaya dengan Komunitas Kegiatan Dialog Budaya dengan Komunitas bertujuan mengenalkan tugas dan fungsi BPNB Kepri juga mengenalkan keberadaan Perpustakaan BPNB Kepri yang memiliki ribuan koleksi buku, naskah dan lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali dengan mengundang mahasiswa jurusan Hubungan Internasional UMRAH dan siswa MTS Negeri Tanjungpinang. • Dialog Budaya Nasional Kegiatan Dialog Budaya Nasional merupakan kegiatan yang direncanakan akan diadakan rutin setiap tahunnya secara bergiliran pada 11 (sebelas) kantor BPNB yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada tahun 2018, BPNB Jawa Barat yang menjadi tuan rumahnya. Diselenggarakan di Bandung pada bulan Oktober 2018 dengan mengusung tema “Membaca Kota dalam Bingkai Budaya”.

Belajar Bersama Maestro (BBM) BBM tahun 2018 yang bertajuk “Rentak Gendang Musik Tradisional Melayu Jambi” dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 di Provinsi Jambi. Tidak banyak seniman yang bergelar dan mendapat sertifikat “Maestro” di Jambi, terlebih mereka telah berumur. Oleh karena itu, ilmu dan wawasan para maestro lokal harus segera dilestarikan kepada generasi muda. Kegiatan “Rentak Gendang Musik Tradisional Melayu Jambi” dikoordinir oleh seorang seniman Jambi yang bernama Zulkarnain. Musik tradisional melayu Jambi telah mendarah daging baginya, dimana hal itu dibuktikan dengan keaktifannya mengasuh generasi muda Jambi baik dalam sanggar-sanggar, maupun perorangan, secara terus-menerus. Bahkan beliau bersama group sanggarnya sangat aktif memperkenalkan musik tradisional Melayu Jambi melalui program penyiaran musik Melayu Jambi pada media televisi, dalam hal ini TVRI. Terdapat 4 (empat) irama dasar musik tradisional melayu Jambi yang menjadi sasaran utama dalam kegiatan ini, yakni irama langgam, irama mak inang, irama (dana), dan irama . Seperti pada umumnya gendang di daerah lain, gendang Melayu Jambi juga merupakan alat musik penting bagi harmonisasi keseluruhan jenis musik yang dimainkan. Tanpa gendang, musik melodi lainnya akan sulit diselaraskan.

Pemutaran Bioskop Keliling Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah tidak asing dengan kehadiran film. Dengan kemajuan teknologi dan perkembangan sosial budaya di negara kita saat ini, menonton film merupakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh seluruh kalangan. Film merupakan salah satu alat yang ampuh di tangan orang yang mempergunakannya secara efektif untuk sesuatu maksud terutama terhadap masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak yang memang lebih banyak menggunakan aspek emosinya dibanding aspek rasionalnya, dan langsung berbicara ke dalam hati sanubari penonton secara meyakinkan. Film juga sangat membantu dalam proses pembelajaran, apa yang terpandang oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca atau didengar saja.

21

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Film sebagai karya seni budaya memiliki peran strategis untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa. Film pun sebagai media komunikasi massa dapat dimanfaatkan sebagai sarana pencerdasan, pengembangan potensi, pembinaan, sarana promosi, dan pembangunan karakter bangsa. Film sebagai media pembangunan karakter bangsa harus menjadi prioritas dan perlu didukung dengan program terobosan. Dengan melihat film diharapkan masyarakat khususnya anak-anak bisa mendapat inspirasi sehingga menggerakkan energi. Film yang ditayangkan tentu saja untuk segala usia. Film sebagai salah satu medium komunikasi memiliki sejumlah fungsi, di antaranya memberi pendidikan, pengaruh, informasi serta hiburan. Salah satu media yang bisa menjembatani agar seluruh lapisan masyarakat dapat menyaksikan tayangan film adalah dengan pemutaran film melalui mobil bioskop keliling yang diprioritaskan untuk menjangkau daerah-daerah yang tidak mempunyai bioskop atau yang memiliki fasilitas itu tapi terbatas. Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan 10 (sepuluh) kegiatan bioling. 3 (tiga) diantaranya dilaksanakan secara mandiri di beberapa pulau kecil di Kepulauan Riau, dan 7 (tujuh) lainnya dilaksanakan bersinergi dengan kegiatan BPNB di Provinsi Riau, Provinsi Jambi, dan Provinsi Bangka Belitung.

No. Nama Sekolah Lokasi Judul Film

1 SMA Negeri 2 Senayang & SMP P.Benan, Kec. Senayang-Kab. Lingga 1. Profil BPNB Kep. Riau dan Negeri 6 Senayang 2.Tanah Sorga Katanya 2 SMP Negeri 1 Dabo Singkep & SMAN Dabo Singkep – Kab. Lingga 3. Teater 1 Dabo Singkep 4. Joget Dangkung 3 SMA Negeri 10 Batam & SMA Batam - Kep. Riau 5. Kuantan Negeri 20 Batam 6. Zikir Berdah 4 SMP Negeri 4 Pekanbaru Pekanbaru, Riau 7. Tanah Sorga Katanya

5 SMA Negeri 1 Batanghari B atanghari, Jambi 8. Dambus 9. Timah Tempo Doeloe 6 SMPN 4 Jambi Jambi 10. Rumah Seribu Ombak 7 SMAN 3 Pangkalpinang Babel

8 Madrasah Amanatul Ummah Belakang Padang Batam –Kep. Riau

9 SMK Negeri 3 Pangkalpinang Bangka Belitung 10 MTs Negeri Tanjungpinang Tanjungpinang - Kep. Riau

Festival Kesenian Merupakan kegiatan bergilir yang diselenggarakan oleh BPNB sebagai satuan kerja dibawah Direktorat Kebudayaan yang bertujuan untuk mengedukasi dan diseminasi masyarakat terkait pelestarian sejarah dan nilai budaya di Indonesia.

• Gebyar Seni Multikultural BPNB Sumatra Barat pada kesempatan ini menjadi tuan rumah pada pelaksanaan Kegiatan Gebyar Seni Multikultural se-Indonesia yang bertema “Semarak Pesisir Selatan 2018”. Kegiatan yang melibatkan peserta dari BPNB se-Indonesia tersebut dilaksanakan pada bulan April 2018 bertempat di Kab. Pesisir Selatan, tepatnya di Pantai Carocok, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Selain memperkenalkan berbagai kekayaan budaya dari beragam suku bangsa di Indonesia, kegiatan ini juga menjadi ajang menyebarkan pengetahuan tentang nilai-nilai tradisi masyarakat lokal. Festival seni multikultur melibatkan 11 (sebelas) BPNB yang ada di seluruh Indonesia.

22

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Masing-masing BPNB akan menampilkan tarian khas dari wilayah kerjanya. Pertunjukan tari ini dibagi dua yakni tari tradisional dan tari kreasi. Selain itu peserta juga akan melakukan pawai kebudayaan masing- masing daerah yang menunjukkan kekhasan suku bangsa tersebut. Hal ini untuk menunjukkan betapa kayanya kebudayaan kita. Salah satu hal menarik dalam kegiatan ini adalah dikenalkannya salah satu tradisi ekonomi masyarakat nelayan yakni maelo pukek. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan melihat pukat. Tradisi ini berkaitan dengan aktivitas utama masyarakat nelayan yaitu menangkap ikan. Nantinya, pengunjung akan dilibatkan dalam kegiatan ini untuk turut merasakan bagaimana nelayan memenuhi kebutuhan dan menghadapi segala tantangan dalam aktivitas sehari-hari.

• Festival Multikultur Raja Ampat Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua pada kesempatan ini menjadi tuan rumah pada pelaksanaan Kegiatan Festival Multikultur Seluruh Indonesia pada bulan April 2018 yang bertempat di lapangan WTC Raja Ampat, Papua. Diharapkan dengan adanya kegiatan semacam ini, masyarakat semakin tertarik dan tergugah untuk melestarikan budaya daerah sebagai aset budaya bangsa, sehingga bisa terus terjaga. Gelaran ini diisi dengan kesenian tradisional dari seluruh wilayah Republik Indonesia. Sajian kesenian daerah ini merupakan kerjasama BPNB Papua dengan 10 (sepuluh) Satuan Kerja BPNB yang ada di Indonesia.

• Seminar dan Festival Syair Syair sudah menjadi bagian dari kehidupan orang Melayu. sebab itu, masalah syair merupakan masalah kebudayaan bangsa Melayu yang perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan terencana. Syair merupakan warisan budaya nenek moyang bangsa Melayu, tersimpan nilai-nilai budaya yang tinggi. Dalam syair tidak saja menceritakan tentang kisah heroic seorang tokoh saja, tapi lebih dari itu. Ia memuat sejarah, pedoman hidup, adab, agama, budi pekerti, nilai-nilai luhur, dan semua yang bersangkut dengan tata cara kehidupan kemelayuan orang Melayu. Dari nilai-nilai luhur tersebut inilah sebenarnya lahirnya salah satu jati diri bangsa Melayu. Sehubungan dengan itu, maka perlu dilakukan upaya pelestaraian nilai-nilai luhur Melayu tersebut dengan merangkai khazanah budaya Melayu yang utuh tanpa terikat oleh batas toritorial wilayah daerah dan negara. Perlu dipadukan dalam satu ajang kebersamaan Melayu melalui kekayaan syairnya sehingga tidak berlebihan jika digelar suatu hajatan festival yang diberi nama dengan Festival Syair Melayu Internasional. Bukan hanya akan memperluas wawasan kita terhadap sastra dan budaya masyarakat daerah yang bersangkutan, melainkan juga akan memperkaya khazanah sastra dan budaya masing-masing negara. Dengan demikian, upaya yang dilakukan itu dapat dipandang sebagai dialog antarbudaya dan antarbangsa Melayu yang tidak hanya dihadiri oleh pelakon syair nasional tetapi juga dari Malaysia dan Brunei Darussalam.

23

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Penayangan Film dan Diskusi Nilai Budaya Penayangan Film dan Diskusi Nilai Budaya merupakan kegiatan pemutaran film dokumenter kebudayaan lokal yang disinergikan dengan pelaksanaan diskusi mengenai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam film tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Maret 2018 di Pulau Karimun dan April 2018 di Pulau Lingga dengan mengambil judul film “Joget Dangkong” dan “Teater Bangsawan” sangat berkaitan erat dengan kebudayaan lokal masing-masing daerah. Mengambil narasumber lokal setempat yang hidupnya beririsan langsung dengan judul film yang dibahas membuat kegiatan ini menjadi lebih bernilai dalam mendorong pelestarian budaya di daerah.

Gelar Budaya Merupakan pagelaran budaya multikultur yang dihelat dalam rangka memperingati Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) dan upaya melestarikan kebudayaan nasional di Bumi Gurindam Dua Belas. Kegiatan ini dilaksanakan di Tanjungpinang pada bulan April 2018 dan November 2018. Dengan mengusung tema “Menguatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan”, Gelar Budaya Sampena Hardiknas dilaksanakan berkolaborasi dengan LPMP Kepulauan Riau dan Kantor Bahasa Kepulauan Riau.

▪ Festival Musik Melayu Festival musik melayu digelar di pelataran Gedung Gongong Tangjungpinang, bertujuan untuk memberikan hiburan tradisional kepada masyarakat. Ada 13 (tiga belas) sanggar yang diikutsertakan di festival ini yaitu (1) Musik Sri Gurindam Penyengat, (2) Tarian tradisional Melayu dari Sanggar Lembayung, (3) Atraksi Barongsai dari Perserikatan Sosial Marga Tionghoa (PSMTI), (4) Tari Piring dan Rempak Gendang dari Sanggar Bundo Kanduang, (5) Berbalas pantun dan pembacaan syair Gurindam 12 oleh Sanggar Seni Kelompok Seni Remaja Pulau Penyengat, (6) Nyanyian lagu-lagu nasional dan musikalisasi puisi oleh Kelompok Seni Laman Budaya Semenanjung, (7) Musik dan lagu Melayu oleh Sanggar Seni Samudra Ensamble, (8) Tari Tortor dari Rumpun Batak Bersatu, (9) Musik dan lagu Melayu dari Assosiasi Seni Budaya Kepulauan Riau, (10) Ponorogo dari Paguyuban Suro Menggelo, (11) Musik dan lagu Melayu dari Sanggar Budaya Warisan, (12) Makyong Anak dari Yayasan Konservatori Seni, dan (13) Joget Dangkong dari Kelompok Joget Mak Dare.

24

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

▪ Pameran Budaya Pameran budaya yang bersinergi dengan satuan kerja di bidang Pendidikan digelar di Laman Boenda Tepi Laut Tanjungpinang. Bertujuan untuk (1) memperkenalkan budaya masyarakat yang berada dalam wilayah kerja BPNB Kepri (Prov. Kepri, Riau, Jambi dan Kep. Babel), (2) Meningkatkan kepedulian generasi muda dan masyarakat umum terhadap pelestarian tradisi yang merupakan identitas suku bangsa, (3) Menumbuhkan rasa cinta pada budaya daerah dan bangsa, dan (4) Memberikan pembelajaran budaya dan tradisi kepada siswa dan masyarakat dalam rangka membentuk karakter ke-Indonesiaan sebagai penunjang pengembangan karakter.

▪ Lomba Lukis Kesejarahan Lomba lukis kesejarahan merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian perayaan Hari Pendidikan Nasional yang dilaksanakan bersinergi dengan UPT Kemendikbud lainnya di Tanjungpinang. Dilaksanakan di Gedung Gonggong pada bulan April 2018 dengan tujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran sejarah dan penanaman nilai sejarah untuk pembangunan karakter generasi muda. Kegiatan ini melibatkan 60 peserta anak-anak pada jenjang pendidikan SD dan sederajat.

▪ Lomba Mendongeng Berbahasa Melayu Tradisi lisan merupakan salah satu jenis warisan budaya tak benda pada masyarakat terdahulu sebelum mengenal tulisan, dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur kejadian sejarah, nilai moral, nilai keagamaan, adat istiadat, cerita khayalan, peribahasa, nyanyian, serta mantra- mantra. Oleh karena itu, agar nilai-nilai tersebut tidak punah, maka BPNB Kepri melaksanakan kegiatan untuk melestarikan dan mewariskan tradisi lisan ini dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengadakan perlombaan mendongeng. Melalui kegiatan lomba mendongeng ini, maka generasi muda dapat mengetahui cerita- cerita dongeng sekaligus dapat mewarisi pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut sebagai nasihat yang baik dan mendidik bagi generasi muda umumnya.

25

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

▪ Festival Permainan Tradisional Melayu Festival Permainan Tradisional Melayu berupa Lomba Egrang atau kaki panjang. Permainan ini merupakan permainan keseimbangan badan agar pemain dapat melangkah. Pemain yang menyentuh atau sampai garis finish terlebih dahulu dinyatakan sebagai pemenang. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman kantor BPNB Kepulauan Riau pada bulan November 2018 dan melibatkan 160 orang, bertujuan agar generasi muda mengenal permainan tradisional yang dimiliki masyarakat setempat dan dapat melestarikannya.

▪ Festival Kuliner Melayu Kuliner tradisional melayu adalah aset bangsa yg sangat berharga. Keberadaannya harus dijaga agar tetap digemari masyarakat, terutama masyarakat pendukungnya. Penyelenggaraan festival kuliner tradisional melayu ini bertujuan untuk memperkenalkan tentang kuliner tradisional melayu kepada generasi muda, dan mendorong pelaku usaha untuk melestarikan kuliner tradisional melayu. Peserta festival adalah kelompok pelestari kuliner tradisional melayu. Ada 10 jenis makanan dan minuman yg diikutkan dalam festival ini adalah lakse kuah dan lakse goreng, nasi lemak dan nasi dagang, bubur pedas, prata, nasi putih dengan lauk, bubur asyura, roti jala, kue kue tradisional, otak otak dan minuman laksamana mengamuk.

▪ Sosialisasi Pencatatan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kegiatan sosialisasi pencatatan WBTB dilaksanakan di kantor BPNB Kepulauan Riau pada bulan November 2018 dengan mengundang 100 peserta dari perwakilan guru-guru di bidang kebudayaan dan siswa tingkat SMA-sederajat di Kota Tanjungpinang, anggota Pramuka Saka Widya Budaya Bakti Kwarcab Kota Tanjungpinang, Pramuka Penggalang Kwarcab. Kota Tanjungpinang, serta dinas terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karimun, Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, dan BPNB Kepulauan Riau. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) mensosialisasikan pencatatan Warisan Budaya Tak Benda di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, khususnya yang pernah ada, tumbuh dan berkembang, (2) Mengusulkan beberapa karya budaya yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau untuk ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, dan (3) Untuk memberi wadah kegiatan khusus dalam bidang Pendidikan dan Kebudayaan di lingkungan Gerakan Pramuka binaan Kemendikbud, yaitu Satuan Karya Pramuka (Saka) Widya

26

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Budaya Bakti yang merupakan sarana dan wahana guna memupuk, mengembangkan, membina dan mengarahkan minat dan bakat generasi muda terhadap peran pendidikan masyarakat dan pelestari budaya bangsa khususnya dalam bidang seni, film, tradisi, sejarah, dan nilai budaya melalui pencatatan WBTB.

Festival Film Pendek dan Dokumenter Festival film pendek dan dokumenter merupakan kegiatan pembinaan terhadap para generasi muda untuk aktif dalam memproduksi film-film yang bergenre dokumenter budaya juga dokumentasi yang berbentuk foto (objek sejarah, seni, dan peristiwa budaya). Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung perolehan data budaya yang memang seyogianya menjadi tugas BPNB Kepulauan Riau. Kegiatan ini bertujuan untuk mematik rasa peduli generasi muda bangsa akan lingkungan budaya dan tradisinya. Lewat kegiatan ini, diharapkan akan menghasilkan konten fotografi dengan beragam judul dan tema yang kemudian diharapkan akan memperkaya khasanah data budaya di BPNB Kepulauan Riau khususnya dan Direktorat Jendral Kebudayaan umumnya. Kegiatan ini dilaksanakan di Pangkal pinang pada bulan November 2018.

Publikasi Media Cetak dan Elektronik Kebudayaan mempunyai peran dan fungsi mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat pemiliknya. Sekalipun tatanan itu mengalami dinamika tidak serta kehilangan roh dan identitas. Sementara itu, budaya juga menjadi sebuah kekuatan sejarah. Artinya, adalah bagaimana budaya dapat menimbulkan gerak-gerak sejarah yang mempengaruhi sejarah itu sendiri. Seperti contoh, sejarah Indonesia tidak dapat terlepas dari budaya Belanda yang lama menjajah kita selama beberapa abad. Bangunan-bangunan yang dibuat oleh kolonial Belanda di kota-kota besar Indonesia (Kuntowijoyo.2005:138) adalah bermaksud bahwa kolonial Belanda ingin menunjukan bahwa mereka kuat dan berkuasa dan juga sebagai peringatan atau ancaman untuk kita bangsa Indonesia pada saat itu untuk tidak berani mencoba untuk melawan dan menjatuhkan kekuasaan mereka. Pada akhirnya, sejarah dan budaya lokal memiliki kekuatan membangun sendi atau pondasi adat resam masyarakat. Menyadari eksistensi dan potensi yang dimiliki sejarah dan budaya Melayu, maka BPNB Kepulauan Riau pada tahun anggaran 2018 memandang perlu untuk melakukan sosialisasi sejarah dan budaya Melayu. Realita inilah yang diangkat peneliti BPNB Kepulauan Riau melalui kegiatan Rampai Budaya di RRI Tanjungpinang. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan nilai-nilai sejarah dan budaya Melayu kepada semua kalangan melalui siaran Programa I di RRI Tanjungpinang.

Fasilitasi dan Kemitraan Merupakan kegiatan pemberian bantuan/fasilitasi kepada mitra pelestari budaya yang ada di lingkup wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau (komunitas budaya/sanggar seni/sanggar teater/padepokan) dalam rangka melestarikan kebudayaan lokal. Bantuan/fasilitasi yang diberikan senilai Rp17.500.000 per paket kegiatan. Dana tersebut digunakan untuk tambahan dana pelaksanaan kegiatan seni, atau kegiatan lain terkait pemajuan kebudayaan.

27

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

NO. NAMA KOMUNITAS PERUNTUKAN DANA LOKASI

1. Laman Budaya Semenanjung Hari Musik Nasional Tanjungpinang, Kepri 2. Sanggar Seni Islami Ya Salam Festival Seni Musik Marawis ke V Tanjungpinang, Kepri Tingkat Prov. Kepri 3. Sanggar Seni Tuah Pusaka Tour de Bintan di Bintan Utara Bintan Utara, Kepri 4. Rumah Kreatif Suku Seni Riau Pertunjukan Teater Puisi ”Dilanggar Riau Todak” 5. Sri Mahkote Lingge Pementasan Teater Tradisional Lingga, Kepri Bangsawan 6. LSM Kebudayaan Kerinci Penguatan Kapasitas Pengetahuan Lokal Jambi melalui Pencataan WBTB 7. Dewan Kesenian Riau Hari Teater Dunia di Riau 2018 Riau 8. Swara Kepri Pagelaran Pentas Seni (Musik Tanjungpinang, Kepri Keroncong) 9. Komunitas Klub Gasing Paras Gantang Festival Pangkak gasing se-Provinsi Tanjungpinang, Kepri Kepri 10. Sanggar Bunga Tanjung Hiburan Rakyat “Tari Piring” Tanjungpinang, Kepri

11. Kumpulan Seni Seri Melayu Gawai Seni dan Budaya Prov. Riau Pekanbaru, Riau 12. Komunitas Seni Jelaga Pertunjukan Teater Mendu Extra Lakon Riau 13. Sanggar Seni Sekayuh Sehati Pagelaran Seni Dalam Rangka Kegiatan Siak, Riau Siak Bermadah 14. Rumah Seni Balai Proco Parade Tari 2018 ”Makan Bukancah” Pasir Pangaraian, Riau 15. Sanggar Warisan Budaya Pagelaran Seni “Satu jam bersama Tanjungpinang, Kepri Sanggar Budaya Warisan” 16. Persatuan Pelestari Permainan Rakyat Permainan Rakyat /Gasing Lingga, Kepri Tradisional (P3RT) 17. Paguyuban Pasundan Kota Malam Kreasi Seni dan Budaya Sunda Tanjungpinang, Kepri Tanjungpinang 18. Sanggar Seni Kandaga Gentra Pasundan Malam Kreasi Seni dan Budaya Sunda Tanjungpinang, Kepri 19. Sanggar Seni Sekar Penyanding Pertunjukan Seni Sanggar Lawik Ombun Kampar, Riau Art Community 20. Sanggar Lawik Ombun Art Community Pertunjukan Seni Sanggar Lawik Ombun Kampar, Riau Art Community 21. Sanggar Sri Gurindam Melayu Gazal Pertunjukan Seni Budaya Tanjungpinang, Kepri 22. Bentan Music Comunity Pertunjukan Hiburan Rakyat Tanjungpinang, Kepri 23. Bengkel Seni Akasia Penerbitan Buku dengan Judul “Keris” Tanjungpinang, Kepri Senjata dan Marwah Orang Melayu 24. Bengkel Seni Akasia Pagelaran Musik dan Tari dengan tema Tanjungpinang, Kepri ”Gelar karya” 25. Sanggar Seni Taharum Atraksi Budaya Melayu Cilik Penyengat, Tanjungpinang- Kepri 26. Sangar Seni Marawis Assafiiyah Pertunjukan Marawis Tanjungpinang, Kepri 27. Dawai Community Pertunjukan Seni ”Jam Session Nov” Tanjungpinang, Kepri

Kendala/permasalahan dalam kegiatan Event Internalisasi Nilai Budaya:

• Terbatasnya anggaran kegiatan sehingga keikutsertaan peserta dari setiap provinsi di wilayah kerja BPNB Kepri belum terakomodir secara merata. • Terbatasnya anggaran untuk mengundang narasumber dari Direktorat WDB yang menangani WBTB atau tim ahli yang melakukan verifikasi peniliaian.

Langkah antisipasi: Melakukan penyesuaian jumlah anggaran agar dapat mengakomodir keterwakilan quota peserta dari seluruh provinsi di wilayah kerja dan narasumber dari Direktorat yang mewakili.

28

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Sasaran Strategis #3

Realisasi Tahun 2018 Target Renstra Capaian Terhadap 2017 Target Realisasi % Capaian 2019 Renstra 2019 N/A 1 1 100% 1 100%

Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Esselon I yang terealisasi di tahun 2018 adalah sebanyak 1 layanan, sesuai dengan target yang direncanakan. Indikator kinerja ini baru muncul di tahun 2018, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, beberapa kegiatan yang ada di Layanan Dukungan Manajemen Esselon I telah diakomodir di kegiatan Layanan Perkantoran.

Penyusunan Rencana Program dan Anggaran Kegiatan Perencanaan tahun 2018 yang meliputi (1) Rapat sosialisasi program dan anggaran tahun anggaran 2018 dan penyusunan rencana, program, dan anggaran tahun anggaran 2019, (2) Rapat penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) tahun 2018, (3) Pelaksanaan revisi anggaran di Kanwil Dirjen Perbendaharaan Kepulauan Riau, (4) Partisipasi rapat penyusunan rencana, program, dan anggaran BPNB se-Indonesia tahun anggaran 2019, dan (5) Workshop Penyusunan Pokok Pikiran Daerah (PPKD). Penyusunan PPKD Kab/Kota merupakan kegiatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan. Klaster 5 dengan wilayah kerja Provinsi Kepulauan Riau, Riau dan Kepulauan Bangka Belitung. Peserta lokakarya ini adalah utusan pemerintah daerah dari 26 Kabupaten/Kota yang terdiri atas Bupati/Walikota, Kepala Dinas yang membidangi Kebudayaan, serta Ketua/Kepala Bappeda. Dalam Lokakarya ini disampaikan terkait teknis operasional penyusunan Pokok Pikir Kebudayaan Daerah Kabupaten/Kota sebagai Implementasi Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan yang nantinya akan menjadi Pokok Pikiran kebudayaan Daerah Provinsi dan menjadi dasar penyusunan strategi kebudayaan.

Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan pemantauan dan evaluasi merupakan kegiatan rutin semesteran dan tahunan untuk mendiskusikan hasil evaluasi kinerja kantor dan hasil temuan dari Satuan Pengendali Internal (SPI)/Unit Pengendali Gratifikasi (UPG).

Layanan Ketatausahaan Kegiatan Layanan Ketatausahaan meliputi kegiatan di (1) Pusat pendokumentasian dan perpustakaan seperti pembuatan peralatan bercorak budaya yang secara rutin dipakai sebagai bahan pameran, (2) Peningkatan kemampuan SDM yang diantaranya menyelenggarakan kegiatan “Jumat Sehat”, gotong royong, gerak jalan 45 KM sebagai partisipan di Hari Ulang Tahun Kota Tanjungpinang, dan berbagai lomba dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI, (3) Penyelenggaraan Humas dan protokol, (4) Pencetakan bahan-bahan publikasi, (5) Outbound dan Motivation Class Training bagi pegawai BPNB Kepri. 29

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

III.2. REALISASI ANGGARAN Realisasi anggaran merupakan penggunaan anggaran dalam upaya pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2018. Jumlah anggaran yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPNB Kepulauan Riau serta mendukung indikator kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja adalah Rp9.695.854.000. Adapun pagu mengalami 1 (satu) kali perubahan pagu anggaran, yaitu adanya penambahan sebesar Rp252.866.000 untuk kegiatan Workshop Penyusunan Pokok Pikiran Daerah (PPKD), sehingga jumlah pagu anggaran berubah menjadi Rp9.948.720.000 dengan realisasi anggaran per 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp9.733.806.430 dengan persentase daya serap mencapai 97,84%.

Tabel Realisasi Anggaran Tahun 2018

(dalam ribuan) 2018 2017 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Anggaran Realisasi % Realisasi % Jumlah Naskah Hasil Kajian Rp485.038 Rp465.129 95,90% Rp333.706 97,89% Pelestarian Nilai Budaya Meningkatnya Pelindungan Jumlah Dokumen Pelestarian Nilai dan Pengembangan Nilai Rp1.217.754 Rp1.206.075 99,04% Rp716.517 99,55% Budaya Budaya Jumlah Karya Budaya yang Rp106.400 Rp87.263 82,01% Rp113.482 99,98% Diinventarisasi

Meningkatnya Pemanfaatan Jumlah Event Internalisasi Nilai Rp3.011.876 Rp2.975.807 98,80% Rp2.214.591 99,91% dan Pembinaan Nilai Budaya Budaya

Terselenggaranya Layanan Dalam Rangka Pendukungan Jumlah Layanan Dukungan Rp639.384 Rp636.836 99,60% Rp0 0% Manajemen dan Tata Kelola Manajemen Esselon I Pelestarian Nilai Budaya

30

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Berdasarkan tabel kinerja keuangan diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi anggaran untuk masing-masing 5 (lima) indikator kinerja utama BPNB Kepulauan Riau telah mencapai hasil yang sangat memuaskan. Terlihat dari persentase realisasi anggaran yang mencapai lebih dari 95%, dimana hal ini juga sebanding dengan capaian kinerja per masing-masing indikator yang mencapai 100%. Dibandingkan dengan tahun 2017, pada tahun 2018 terdapat efisiensi yang cukup signifikan pada indikator kinerja Jumlah Karya Budaya yang Diinventarisasi yaitu sebesar 17,97% disebabkan karena adanya penghematan belanja perjalanan dinas ke daerah. Sementara untuk indikator Layanan Dukungan Manajemen Esselon I tidak dapat dibandingkan disebabkan karena indikator ini baru muncul di tahun 2018.

Realisasi 3 (tiga) sasaran strategis BPNB Kepulauan Riau juga didukung oleh pelaksanaan urusan layanan internal (overhead) dan layanan perkantoran. Layanan Internal (Overhead) meliputi pengadaan alat pengolah data dan komunikasi, pengadaan sarana/fasilitas inventaris kantor dan wisma, pemasangan papan nama kantor, dan pembanguan/renovasi gedung/bangunan yang terdiri dari renovasi ruangan keuangan dan WC lantai II, III, dan wisma; perbaikan instalasi listrik; penggantian atap spandek; dan pembangunan tempat ibadah (mushola). Sementara untuk layanan perkantoran direalisasikan melalui beberapa komponen kegiatan yang meliputi pembayaran gaji dan tunjangan, serta penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran selama 12 (dua belas) bulan anggaran.

31

LAPORAN KINERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA KEPRI

Secara umum dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2018 BPNB Kepulauan Riau dapat merealisasikan berbagai sasaran program kegiatan yang menjadi IKK tahun 2018 untuk mencapai tahapan pembangunan jangka menengah tahun 2018-2019. Hal ini didukung fakta bahwa kinerja BPNB Kepulauan Riau selama tahun 2018 telah berhasil merealisasikan 5 (lima) indikator kinerja yang di dalamnya terdapat 5 (lima) output kegiatan. Pencapaian indikator kinerja yang merupakan manifestasi misi BPNB Kepulauan Riau dititikberatkan pada terlaksananya pelestarian nilai budaya di wilayah kerja BPNB Kepulauan Riau. Dari seluruh output kegiatan yang digunakan dalam perjanjian kinerja dan rencana kinerja tahun 2018, persentase rata-rata capaian kinerja dari indikator kinerja utama mencapai 100% dengan capaian anggaran yang terserap sebesar 97,84% atau senilai Rp 9.733.806.430 dari total anggaran sebesar Rp9.948.720.000. Hal ini mendukung pencapaian sasaran strategis BPNB Kepulauan Riau 2015-2019 dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaandi wilayah kerjanya.

Hasil yang telah dicapai pada tahun 2018 ini merupakan acuan bagi BPNB Kepulauan Riau untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang telah dicanangkan dalam jangka menengah Renstra BPNB Kepulauan Riau 2018-2019, dan sekaligus menjadi barometer agar kegiatan- kegiatan pada masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien sesuai dengan sasaran target yang ditetapkan dengan mengacu pada sasaran strategis Eselon I Direktorat Jendral Kebudayaan.

Apabila diperlukan, BPNB Kepulauan Riau berupaya mengambil langkah-langkah strategis baik berupa perubahan, penyesuaian, dan pembaharuan untuk menjawab tantangan mengenai pelaksanaan program pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan di wilayah kerja.

LAMPIRAN