KEBUDAYAAN TRADISIONAL TEATER MAKYONG CERITA PUTRI RATNA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

Anisah Kartika Putri , Suyitno, Muhammad Rohmadi

Pascasarjana Pendidikan Bahasa FKIP Universitas Sebelas Maret

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan tentang unsur-unsur yang terdapat dalam teater makyong “Cerita Putri Ratna” sebagai media pembelajaran sastra. Data dari penelitian ini berupa dokumen. Dokumen yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah hasil telaah dokumen dari perpustakaan kerajaan Melayu yang berada di daerah Sumatera Utara. Sumber data dalam penelitian ini adalah (a) informan, (b) dokumen, (c) video Teater Makyong “cerita Putri Ratna”. Analisis data yang digunakan adalah dengan metode analisis interaktif. Berdasarkan hasil dari kajian terdapat lima pembahasan pokok yaitu (1) struktur/ alur cerita dari kisah putri ratna, (2) Tokoh-Tokoh Dalam Cerita Putri Ratna, (3) makna dan fungsi dari setiap lagu yang dimainkan dalam cerita putri ratna, (4) fungsi tarian yang digunakan atau ditarikan dalam cerita putri ratna, (5) makna dan fungsi dari setiap karakter topeng yang digunakan oleh tokoh dalam cerita putri ratna, (6) implementasinya dengan pembelajaran sastra di SMA. Kata kunci: teater makyong, cerita putri ratna, pembelajaran sastra

Abstract

The purpose of this study was to learn about the no-no in makyong theater "The Story of Putri Ratna" as a medium for learning literature. Data from this study are documents. The document used as a source of data in this study is the result of a review of documents from the Malay royal library in the North region. The data sources in this study are (a) informants, (b) documents, (c) Teater Makyong videos "the story of Putri Ratna". Data analysis used is an interactive analysis method. Based on the results of a discussion of five main discussions, namely (1). the structure / storyline of the story of Ratna's daughter, (2) Figures in the Story of Putri Ratna, (3) the meaning and function of each song played in the story of Putri Ratna, (4) the function of the song used or narrated in the story of the princess, (5) the meaning and function of each mask character used by the characters in the story of Ratna's daughter, (6) its implementation with literary learning in high school. Keywords: makyong theater, princess ratna story, literary learning

Alamat korespondensi: ISBN: 978-602-1180-99-0 Kampus UMK Gondangmanis, Bae Kudus Gd. L. lt I PO. BOX 53 Kudus Tlp (0291) 438229 Fax. (0291) 437198 E-mail: [email protected]

Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019

PENDAHULUAN keluarga bisa menjadi titik awal guna Makyong adalah seni teater menghidupkan kembali pengenalan tradisional masyarakat Melayu yang budaya yang ada di daerah. Bahkan, lebih pertunjukannya menggabungkan berbagai strategis bisa dikembangkan melalui unsur-unsur ritual, , tari, musik pendidikan di lingkungan sekolah, baik dari dengan vokal atau instrument. Tokoh strata terbawah hingga perguruan tinggi utama pria dan wanita keduanya dibawakan didaerah. Meskipun demikian, sekolah oleh penari wanita dan menggunakan juga harus melihat relevansi pembentukan topeng. Pada masa awalnya perkembangan, dan penanaman nilai itu dalam konteks pertunjukan makyong diadakan sebagai kehidupan masyarakat yang lebih luas. pertunjukan untuk acara doa ucapan syukur Pada dasarnya, pendidikan karakter juga saat masa panen, acara pernikahan, ingin membantu mempersiapkan siswa agar perayaan ulang tahun raja, upacara dapat bersikap dan bertindak sesuai tatanan penyelamatan yang digunakan dalam moral dan cara berperilaku yang berlaku Pertunjukan main puteri yang merupakan bagi masyarakat setempat tanpa kehilangan upacara penyembuhan penyakit secara visi global, untuk itu pendidikan karakter tradisional. Saat ini yang masih jika ingin tetap relevan mesti menghargai melestarikan teater Makyong adalah Sinar dan mengembangkan keutamaan lokal. Budaya Group. Banyak nilai-nilai yang Friedman (2005:78) menyatakan terkandung di dalam Teater Makyong yang bahwa pendidikan karakter itu bersifat dapat dipelajari atau diterapkan disekolah, glokal (global dan lokal). Sebab, karena budaya Melayu itu sendiri budaya pendidikan karakter bersifat universal yang sangat kuat nilai islami didalamnya. karena menanamkan nilai-nilai moral yang Teater Makyong saat ini sudah hampir berlaku, pendidikan karakter bersifat lokal, punah dikalangan masyarakat melayu itu menghargai tradisi dan kultur setempat, sendiri. Hal ini disebabkan dengan sekaligus juga terbuka untuk pembaharuan, derasnya arus globalisasi menghadirkan informasi, dan pengetahuan baru yang krisis kemanusiaan yang begitu mengharu datang dari luar sehingga kebudayaan dan biru, sehingga degradasi moral muncul pendidikan merupakan bagian yang tidak ditengah- tengah masyarakat melayu. dapat dipisahkan. Tilaar (2014:45) sudah Engkoswara (1999:6) budaya bangsa yang menegaskan agar pendidikan jangan semakin memudar tampak pada akhlak sampai tidak berbudaya. Oleh sebab itu, mulia, spiritual, moral yang terkoyak- kebudayaan menjadi dasar falsafah koyak sehingga menciptakan suatu pendidikan, sementara pendidikan menjadi kreativitas yang mengerdil. Berdasarkan penjaga utama kebudayaan, karena peran pendapat Tilaar (2009:11) nampaknya yang pendidikan membentuk orang-orang untuk terjadi sekarang ini ialah manusia Indonesia berbudaya. Berbicara mengenai budaya dan semakin kurang moral, apakah itu dari pendidikan karakter, tidak bisa kita sistem pendidikan yang kurang relevan atau lepaskan dari nilai kearifan lokal (lokal kadar keimanan bangsa yang begitu rendah wisdom). Kearifan lokal itu hendaknya atau hal ini ada hubungannya dengan peran diartikan sebagai “kearifan dalam kebudayaan yang semakin luntur. kebudayaan tradisional”, dengan catatan Hal ini perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa yang dimaksud dalam hal ini adalah dan upaya terus menerus mengenalkan kebudayaan tradisional suku-suku bangsa. sastra daerah berserta nilai-nilai yang Kata “kearifan” sendiri hendaknya juga terkandung di dalamnya kepada generasi dimengerti dalam arti luasnya, yaitu tidak mendatang. Pengenalan dan sosialisasi hanya berupa norma-norma dan nilai-nilai sastra beserta nilai-nilai yang terkandung budaya, melainkan juga segala unsur didalamnya melalui kisah bertutur, gagasan, termasuk yang berimplikasi membaca, bercerita, di lingkungan kepada teknologi, panganan kesehatan, dan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 16 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019 estetika. Dengan pengertian tersebut, maka tersebut terdapat pada tiga hal. Pertama, yang termasuk sebagai penjabaran nilai-nilai pendidikan seperti kejujuran, dan “kearifan lokal” itu, disamping peribahasa adil.. Kedua, perbaikan tata cara, misalnya dan segala ungkapan kebahasan yang lain, tatacara pendidikan konvensional berubah adalah juga berbagai pola tindakan dan menjadi pendidikan yang kreatif, inovatif, hasil budaya materialnya. Dalam arti yang dan menyenangkan. Nakamura (komuro, luas itu, maka diartikan bahwa “kearifan 2005:23) menjelaskan bahwa demi lokal” itu terjabar ke dalam seluruh warisan meningkatkan hasil dari pendidikan budaya, baik yang tangible maupun yang dibutuhkan keefektifan pendidikan demi intangible (Edi Sedyawati, 2007: 317). mencapai keefektivan dari pendidikan Adapun menurut Keraf (2010: 369) diperlukan tersedianya semangat kejiwaan kearifan tradisional di sini adalah semua anak-anak yang mendapatkan pendidikan bentuk pengetahuan, keyakinan, tersebut. Anak dianggap memiliki hak pemahaman atau wawasan serta adat untuk belajar sesuai dengan hal yang kebiasaan atau etika yang menuntun dibutuhkan, sesuai minat dan keinginannya. perilaku manusia dalam kehidupan di Mengenali dinamika psikologi anak dalam dalam komunitas ekologis. Jadi kearifan belajar merupakan pendekatan khas dalam lokal ini bukan hanya menyangkut pendidikan baru ini (Chiosso, 1997:32). pengetahuan dan pemahaman masyarakat Ketiga, pergantian kedudukan ilmu, adat tentang manusia dan bagaimana relasi misalnya pendidikan seks yang diganti yang baik di antara manusia, melainkan dengan pendidikan seks melalui pendidikan juga menyangkut pengetahuan, pemahaman formal. dan adat kebiasaan tentang manusia, alam Hal ini didukung oleh penelitian dan bagaimana relasi di antara semua Wahono (2005) yang menyatakan bahwa penghuni komunitas ekologis ini harus kearifan lokal dapat digali dan dijadikan dibangun. Seluruh kearifan tradisional ini basis pendidikan karakter. Itu karena dihayati, dipraktikkan, diajarkan dan kearifan lokal memiliki hal-hal berikut: 1) diwariskan dari satu generasi ke generasi mampu bertahan terhadap budaya luar, 2) lain yang sekaligus membentuk pola memiliki kemampuan mengakomodasi perilaku manusia sehari-hari, baik terhadap unsur-unsur budaya luar, 3) mempunyai sesama manusia maupun terhadap alam dan kemampuan mengintegrasi unsur budaya Yang Gaib. luar ke dalam budaya asli, 4) mampu Kearifan lokal sebagai cerminan memberikan arah pada perkembangan budaya masyarakat setempat dapat digali budaya. Nilai- nilai yang termasuk ke melalui budaya-budaya yang berkembang dalam kearifan lokal yaitu: disuatu daerah. Menurut Soebadio (dalam 1. Nilai Kepemimpinan Ayatrohaedi, 1986:18) merupakan sebuah 2. Nilai Pengabdian identitas atau kepribadian budaya sebuah 3. Nilai Tradisi dan Kebudayaan bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut 4. Nilai Sosial mampu menyerap, bahkan mengolah 5. Nilai Etika dan Moral kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa 6. Nilai Budi Pekerti lain menjadi watak dan kemampuan 7. Nilai Keteladanan dan Kepahlawanan sendiri. Menurut Rahyono (2009:7) 8. Nilai Toleransi kearifan lokal sebagai sebuah kecerdasan Teater Makyong merupakan bagian yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu, dari cipta sastra pada umumnya yang yang diperoleh melalui pengalaman etnis mengandung nilai-nilai luhur dan patut di tersebut bergulat dengan lingkungan transformasikan kepada generasi muda, hidupnya. Nilai-nilai kebudayaan terutama kepada peserta didik disekolah mengalami proses perubahan dari generasi melalui kegiatan pembelajaran. Lewat lama ke generasi baru. Bentuk perubahan pembelajaran sastra, termasuk sastra daerah

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 17 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019 diharapkan peserta didik memiliki simpulan. Sedangkan Creswell dalam kepedulian dan kepekaan terhadap bukunya Educational Research penelitian lingkungan sekitarnya. Pada pebelajaran kualitatif adalah jenis penelitian dimana teater ini adalah salah satu sastra lisan yang peneliti sangat tergantung terhadap perlu dipandang sebagai kekayaan budaya informasi dari objek/partisipan pada: ruang yang penting dan ditempatkan pada lingkup yang luas, pertanyaan yang bersifat kedudukan yang selayaknya. Cerita pada umum, pengumpulan data yang sebagian teater Makyong dapat digunakan dalam besar terdiri atas kata-kata/teks dari pembelajaran sastra di sekolah dan bisa partisipan, menjelaskan dan melakukan diungkapkan lewat proses pembelajaran analisa terhadap kata-kata dan melakukan berbagai tradisi, adat istiadat, budaya dan penelitian secara subyektif (Creswell, 2010: sejarah kehidupan dimasa lalu. Dari hal 46). yang tersurat dan tersirat dalam cerita teater Penelitian ini menggunakan metode Makyong dapat diambil sebagai alternatif analisis isi (content analysis). Metode ini pemecahan masalah yang ada pada saat ini. merupakan salah satu metode dalam ilmu Oleh karena itu, teater dapat sosial yang digunakan untuk mempelajari digunakan oleh guru bahasa indonesia dan mengungkapkan arti yang lebih dalam sebagai materi pembelajaran kebahasaan dan proses-proses dinamis di belakang dan juga dapat digunakan untuk materi komponen isi suatu karya sastra atau pembelajaran apresiasi sastra. Berdasarkan naskah tertentu. Melalui analisis ini, penjelasan di atas terdapat peran penting peneliti dapat mempelajari gambaran isi, guru dalam merubah perilaku peserta didik karakteristik pesan, dan perkembangan dari terhadap motivasi pembelajaran makyung. suatu isi. Jika terdapat dokumen yang Teisl, dkk. (2010) menunjukkan bahwa tersedia, maka analisis isi dapat diterapkan. sikap lingkungan siswa tidak berubah Krippendorf (1991:15) menyatakan bahwa dalam arah yang berbeda tergantung pada analisis isi adalah suatu teknik untuk yang mengajar. membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan sahih dengan memperhatikan METODE PENELITIAN konteksnya. Metode analisis isi bisa Penelitian ini merupakan penelitian melihat makna yang tersembunyi dari suatu kualitatif deskriptif dengan studi pustaka teks. Oleh karena itu, analisis isi adalah dan tidak terikat dengan tempat penelitian. penelitian yang bersifat pembahasan Penelitian ini akan dilaksanakan mulai mendalam terhadap isi suatu informasi bulan Juni sampai bulan Januari 2019. yang terdokumentasi. Melalui penggunaan Penelitian ini dilakukan dengan metode ini, penelitian berusaha menggunakan pendekatan kualitatif. menginterpretasikan dan berusaha Sugiyono (2008:15) mengemukakan bahwa memahami isi pesan maupun gagasan penelitian kualitatif merupakan metode utama yang terkandung di dalam teater penelitian yang berlandaskan pada filsafat yang dikaji. pospositivisme yang digunakan untuk Data dalam penelitian ini berupa hasil meneliti kondisi yang alamiah dan peneliti telaah dokumen dari perpustakaan kerajaan berperan sebagai instrumen kunci. Melayu yang berada di daerah Sumatera Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Utara. sedangkan Sumber data menurut deskriptif yang ditujukan untuk Moleong (2007:48) berupa sumber data menggambarkan fenomena-fenomena yang primer dan sumber data sekunder. Sumber berlangsung pada saat ini dan masa lampau. data primer dalam penelitian ini adalah (a) Penggunaan jenis penelitian ini berusaha informan, (b) dokumen, (c) video Teater menggambarkan data dengan kata-kata atau Makyong “cerita Putri Ratna”. Sedangkan kalimat yang dibedakan menurut unsur- sumber data sekunder adalah buku primer unsur bagian tertentu untuk memperoleh yang relevan, jurnal internasional, makalah,

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 18 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019 dan sebagainya yang dibutuhkan dalam diketahui siapa pengarang atau kajian teori. Lalu Prosedur pengumpulan penciptanya, cerita-cerita itu antara lain data penelitian dilakukan dengan studi yaitu: Cerita Dewa Muda, Dewa Samadaru, dokumentasi atau kajian tekstual. Sugiyono Dewa atau Raja Sakti, Dewa Indra, Indra (2013:240) menyatakan bahwa dokumen Dewa, Anak Raja Panah, Anak Raja merupakan catatan peristiwa yang sudah Gondang, Gading Bertimbang, Raja berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, Tangkai Hati, Raja Muda Lakleng, Raja gambar, atau karya-karya monumental Muda Lembek( Putri Ratna), Raja Besar seseorang. Studi dokumen atau kajian dalam negeri Ho Gading, Bedara Muda. tekstual berbentuk naskah teater berjudul Di Kepulauan dan di Serdang cerita puteri ratna oleh Sinar Budaya Grup ada lagi cerita- cerita Megat Sakti, Tuan . Puteri Ratna Emas, Gunung Intan, Wak Verifikasi data dalam penelitian Peran Hutan, dan Raja Muda Lembek. kualitatif sangat diperlukan untuk menguji Banyak juga cerita yang ataupun memeriksa akurasi data yang telah dipinjam dari cerita , Wayang Kulit dikumpulkan dari proses penelitian ini Melayu dan serta dari Nora berlangsung. Verifikasi data bisa dilakukan Chatri. selama proses penelitian berlangsung. 1. Struktur/ alur cerita dari kisah Putri Menurut Creswell (2010:285) bahwa Ratna verifikasi dalam penelitian kualitatif Teater Mak Yong yang berjudul Putri merupakan upaya pemeriksaan terhadap Ratna adalah cerita yang disadur dari Cerita akurasi hasil penelitian dengan menerapkan Mak Yong Raja Muda Lembek oleh prosedur-prosedur tertentu. Untuk Tengku Luckman Sinar Basarsyah II, S.H. memverifikasi data dalam penelitian ini, Mengisahkan tentang kaul (nazar) dari maka peneliti menggunakan strategi ayahanda Raja dari Raja Muda Lembek triangulasi. Triangulasi merupakan proses yang belum dilaksanakan, namun ayahanda pengumpulan data yang bersifat Raja dari Raja Muda Lembek tidak menggabungkan berbagai sumber dan melaksanakan kaul seperti yang sudah teknik pengumpulan data yang sudah ada. dijanjikannya, sehingga menyebabkan Raja Triangulasi menurut Creswell (2010:286) Muda Lembek menjadi sakit lumpuh adalah teknik mengumpulkan hingga menggemparkan seluruh negerinya. sumbersumber data yang berbeda dengan Lalu Awang Pengasuh yang telah di usir memeriksa bukti-bukti yang berasal dari Raja Muda Lembek datang kembali sumber-sumber tersebut dan kekerajaan untuk mengingatkan kaul menggunakannya untuk membangun (nazar) ayahanda Raja dari Raja Muda justifikasi tema-tema secara koheren. Lembek dilaksanakan agar Raja Muda Selanjutnya Dalam penelitian ini, analisis Lembek bisa sembuh kembali. data yang digunakan adalah dengan metode Akhirnya Raja Muda Lembek analisis interaktif. Analisis dalam penelitian menuruti dan melaksanakan kaul (nazar) kualitatif terdiri dari empat komponen menggantikan ayahandanya seperti yang pokok, yaitu pengumpulan data, reduksi telah disarankan oleh Awang Pengasuh data, penyajian data, dan penarikan tersebut, lalu Raja Muda Lembek berangkat simpulan. ke Gunung Burma. Ketika Raja Muda Lembek pergi bertapa ke gunung Burma, HASIL DAN PEMBAHASAN kerajaan dititipkan kepada sahabatnya Cerita yang selalu dibawakan pada bernama Raja Jemala Indra sekaligus Mak Yong terinspirasi dari kehidupan menjaga Putri Ratna yang merupakan adik nyata pada masa kejayaan kerajaan- Raja Muda Lembek. Selama Raja Muda kerajaan melayu pada jaman dahulu dan Lembek bertapa, Putri Ratna selalu merupakan cerita rakyat yang tidak diganggu oleh Gergasi (raksasa). Lalu Putri

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 19 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019

Ratna diselamatkan oleh Raja Jemala Indra, a. Lagu Ragam Berjalan dan berlanjut menjalin cinta antara Putri Dalam cerita Puteri Ratna lagu Ragam Ratna dan Raja Jemala Indra yang diakhiri Berjalan dimainkan pada awal cerita dengan pernikahan. setelah Pawang selesai membacakan 2. Tokoh-Tokoh Dalam Cerita Putri mantra. Para tokoh cerita seperti Putri Ratna Ratna, para dayang, Raja Jemala Indra, Pada abad pertengahan, lakon Awang Pengasuh, Awang Muda dan menunjukkan pelaku-pelaku yang serta para Pengawal Raja dipergunakan untuk melambangkan mengelilingi panggung yang bertujuan kebaikan atau keburukan, kematian, untuk memperkenalkan diri dan pada kegembiraan, persahabatan, permusuhan, penutupan akhir cerita lagu ini juga dan sebagainya. Pelaku-pelaku drama dimainkan. Lagu Ragam Berjalan dijadikan cermin bagi penonton dengan bertempo cepat mempunyai durasi waktu maksud untuk mendidik. Banyaknya 1 menit. Pada lagu ini hanya berupa jumlah dari tokoh-tokoh yang terdapat reportoar tanpa vokal. dalam cerita Makyong tergantung dari isi b. Lagu Timang Welo ceritanya dan setiap tokoh memiliki Lagu Timang Welo adalah lagu yang kekhasan masing-masing. Tokoh-tokoh syairnya berisi sinopsis dari cerita yang Makyong pada cerita Putri Ratna adalah akan diceritakan dalam lagu yang sebagai berikut. dinyanyikan oleh vokal. Dalam lagu ini a. Raja Muda Lembek, merupakan kakak penari dan Raja Muda Lembek dan dari Putri Ratna yang memerintah Awang Pengasuh menari dengan gaya dikerajaan. bebas mengikuti alunan musik dan lagu b. Putri Ratna, adik dari Raja Muda hingga lagu selesai. Lagu ini bertempo Lembek, yang memiliki karakter lambat dan berdurasi 2 menit 18 detik. bertutur kata halus dan bijaksana. c. Lagu Bunga Tanjung c. Raja Jemala Indra, pahlawan yang akan Lagu ini dimainkan tempo dengan menyelamatkan Putri Ratna dari lambat, lagu ini berdurasi 1 menit. gangguan Gergasi dan menjadi kekasih Dalam cerita Putri Ratna lagu ini dari Putri Ratna. dimainkan untuk menghibur Putri Ratna. d. Awang Pengasuh, merupakan penasehat Dimana Putri Ratna mengajak Mak dari Raja Muda Lembek yang mana Inang dan para dayang-dayangnya untuk telah diusir dari kerajaan dan kembali menyanyi dan menari dan yang menjadi lagi kekerajaan setelah mengetahui vocal dalam lagu ini adalah Mak Inang. bahwa Raja Muda Lembek sedang sakit. d. Lagu e. Awang Muda, pembantu atau asisten Lagu Kelantan adalah musik untuk dari Awang Pengasuh. berjalan dengan tempo yang lambat, lagu f. Mak Inang, tangan kanan dari Raja ini berdurasi 40 detik. Pada cerita Puteri Muda Lembek, kadang-kadang Ratna lagu ini dimainkan pada saat Raja penghibur Putri Ratna. akan naik ke gunung Burma untuk g. Gergasi, jin, raksasa yang menggangu bertapa dan pada saat Raja Muda Putri Ratna. Lembek pulang dari Gunung Burma 3. Fungsi Dari Setiap Lagu Yang menuju kekerajaan. Dimainkan Dalam Cerita Putri Ratna e. Musik Gaduh (Improvisasi) Tengku Luckman Sinar II (1998) Musik Gaduh (improvisasi) adalah mengatakan bahwa di dalam pertunjukan musik yang mengiringi pergerakan makyong kurang lebih terdapat 35 jenis pelakon, seperti pada saat lagu. Lagu yang digunakan pada teater Gergasi/Raksasa mengganggu Putri cerita putri ratna hanya ada Sembilan, lagu Ratna, pada saat Mak Inang memukul tersebut diantaranya. Awang Pengasuh, dan sebagainya.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 20 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019 f. Lagu Ikan Kekek dan Lagu Rinjis-rinjis tersebut yang pertama kali masuk Lagu ini merupakan lagu reportoar tanpa kepanggung adalah Putri Ratna lalu vokal, lagu ini dimainkan pada saat disusul dengan pemain rebab lalu para pawang Pengasuh membacakan dayang-dayang disusul dengan Mak pengumuman mandat Raja, dan pada Inang kemudian Awang Pengasuh, lalu saat pengantin Raja Jemala Indra dengan Awang Muda, lalu para pengawal raja Putri Ratna berjalan. Lagu ini berdurasi dan diakhiri dengan Raja Muda Lembek. 1 menit. Setelah seluruh para pemain masuk ke g. Musik Patam-patam panggung maka seluruh pemain Musik Patam-patam adalah musik yang menghadap rebab. Tari Menghadap dipakai pada saat terjadi perkelahian atau Rebab ini berfungsi sebagai pembuka peperangan lagu ini tanpa vokal. Lagu pertunjukan Mak Yong. Setelah tari dimainkan pada saat adegan perkelahian menghadap rebab berakhir maka antara Raja Jemala Indra dengan dilanjutkan dengan nyanyian lagu Gergasi. Durasi waktu pada lagu musik Timang Welo. Menurut bapak Tengku patam-patam ini 1 menit. Syahruwardi ketika diwawancarai h. Lagu-lagu Senandung penulis di Sinar Budaya Group, Lagu ini dipakai pada saat pelakon dibeberapa pertunjukan Mak Yong yang sedang berdialog serius, seperti pada berjudul Putri Ratna oleh Sinar Budaya adegan Putri Ratna dan Raja Jemala Group sudah sangat jarang dilaksanakan Indra berdialog. Lagu ini bertempo tarian menghap rebab hal ini lambat dan berdurasi 1 menit. Dan pada dikarenakan tidak ada nya pemain rebab lagu ini Putri Ratna dan Raja Jemala masih hidup, maka untuk menggantikan Indra menari. rebab maka digunakan lah serunai i. Lagu Hiburan sebagai penggantinya. Lagu-lagu sebagai hiburan ini b. Tari Puteri Bersedih disesuaikan dengan materi yang akan Tari Putri Bersedih ini merupakan tari ditampilkan pada lagu hiburan yang berfungsi sebagai ungkapan rasa dimainkan pada saat merayakan sedih Putri Ratna atas keadaan Raja pernikahan Putri Ratna dengan Raja Lembek yang sedang sakit lumpuh. Jemala Indra. Dalam lagu hiburan ini Maka Putri Ratna mengajak Mak Inang dimainkan beberapa lagu dari beberpa untuk menyanyi dan menari bersama etnis seperti lagu batak Toba, lagu batak para dayang-dayang untuk menghibur Karo, lagu batak Mandailing, Lagu batak diri dari rasa sedih. Dalam tari ini Mak Pak-pak, lagu batak Simalungun. Inang menyanyikan Lagu tentang kisah sedih yang dialami Raja Muda Lembek. 4. Fungsi Tarian Yang Digunakan Atau c. Tari Dukung Tertatih Ditarikan Dalam Cerita Putri Ratna Tari ini menggambarkan suasana Teater Mak Yong menggabungkan perjalanan Raja Muda Lembek beserta seni tari didalammnya pada saat pengawal serta Awang Pengasuh ke pementasan, adapaun tarian yg digunakan Gunung Burma. Dalam tari ini para pada saat pementasan cerita Putri Ratna dayang-dayang dan Putri Ratna menari adalah. dengan awal gerakan tari ini lambat dan a. Tari Sembah Rebab semakin lama semakin cepat. Tari Sembah Rebab dimulai setelah d. Tari Ya Salam (Tari Serdang) Pawang mengakhiri mantra pembuka Tari ini berasal dari Hadrahmaut Arab acara yang dinamakan ritual buka yang dibawa oleh para pedagang dan panggung. Lalu arakan seluruh tokoh penyiar agama Islam dari Arab ke pemain dalam cerita Putri Ratna masuk Kerajaan Serdang pada pertengahan ke panggung dimana arakan para pemain abad XVIII, dimana tari ini imenjadi

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 21 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019

salah satu primadona yang sering Jemala Indra yang merupakan sahabat ditampilkan pada acara-acara besar di Raja Muda Lembek yang telah Kerajaan Serdang. Tari Zapin Serdang menyelamatkan Putri Ratna dari sang sempat vakum ditarikan, namun oleh Gergasi. Tari hiburan ini bisa berupa Sultan Serdang VIII Alm. Tuanku tarian dari etnis yang ada di Sumatera Luckman Sinar Basarshah – II, SH. Utara yakni tari tradisional dari etnis Kemudian tari ini diangkat kembali Pak-pak, tari tradisional etnis setelah terlebih dahulu mengumpulkan Simalungun, tari tradisional etnis Karo, data lengkap dari keturunan penari dan tari tradisional etnis Batak Toba. pemusik Istana yang ketika itu masih ada. Gerak tari Zapin Serdang diajarkan 5. Makna Dan Fungsi Dari Setiap kembali kepada generasi muda, dikemas Karakter Topeng Yang Digunakan ulang pada gerak tari, musik dan lirik Oleh Tokoh Dalam Cerita Putri lagunya. Tari Zapin Serdang Ratna. menggambarkan masyarakat Melayu Cerita Makyong yang berjudul Putri Serdang yang terkenal gagah, berwibawa Ratna terdapat tokoh yang memakai topeng dan cekatan bagai elang, namun tetap dalam perannya. Tokoh- tokoh yang lembut bagai bunga dan tetap santun memakai topeng yaitu: serta saling menghormati. Tari Zapin a. Topeng Raja Muda Lembek Serdang hanya boleh ditarikan oleh Karakter topeng Raja Muda Lembek penari yang berjumlah ganjil saja. Tari dalam cerita menggambarkan watak Zapin Serdang menggambarkan rasa yang tegas dan bijaksana, lucu dan syukur dan kegembiraan hati atas humoris hal ini dapat dilihat beberapa kesembuhan Raja Muda Lembek. adegan dalam cerita dimana Raja Muda e. Tari Silat Lembek sering berekspresi-ekspresi lucu Tari Silat merupakan tarian yang dan topeng Raja Muda Lembek juga gerakannya menggambarkan perkelahian mempunyai karakter yang sangat antara Raja Jemala Indra melawan perhatian dan menyayangi adiknya Putri Gergasi (raksasa) tari ini diakhiri dengan Ratna. gerakan Raja Jemala Indra yang b. Topeng Awang Pengasuh membawa keris dan menusukkan keris Topeng Awang Pengasuh ketubuh Gergasi. menggambarkan sosok tua yang f. Tari Senandung Puteri bijaksana namun lucu. Dalam beberapa Tari Senandung Puteri ini dilakukan oleh adegan tampak karakter topeng Awang Raja Jemala Indra dan Putri Ratna Pengasuh juga nakal dan sering dimana dalam tarian ini gerakannya menggoda para dayang-dayang dan menggambarkan perasaan suka antara sering mengusil Mak Inang. Puteri Ratna dan Raja Jemala Indra. c. Topeng Awang Muda Dalam tarian ini diselingi dengan dialog Topeng Awang Muda menggambarkan antara Raja Jemala Indra dan Putri Ratna karakter watak Awang Muda yang yang mengungkapkan dari isi hati pendiam dan lugu. Dalam cerita Awang masing-masing. Muda adalah asisten dari Awang g. Tari Hiburan Pengasuh. Tari Hiburan merupakan tari yang d. Topeng Gergasi menggambarkan suasana kebahagiaan Topeng Gergasi/Raksasa, didalam Kerajaan. Dimana didalam menggambarkan watak yang kejam dan istana Kerajaan merayakan kesembuhan jahat. Dalam cerita karakter topeng dari Raja Muda Lembek dan sekaligus Gergasi mengganggu kerajaan ketika pernikahan dari adik dari Raja Muda Raja Muda Lembek sedang bertapa dan Lembek yaitu Putri Ratna dengan Raja

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 22 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019

Gergasi juga ingin menculik dan Asal mulanya teater sejak manusia menyakiti Putri Ratna. bereaksi terhadap kehidupan dan lingkungannya kemudian drama atau teater 6. Implementasinya dengan tradisional menjadi bagian dari kesenian Pembelajaran Sastra Di SMA. yang dapat membangkitkan emosional atau Pembelajaran sastra terintegrasi ke motivasi dalam diri siswa diantara teater dalam empat keterampilan berbahasa tradisional Makyong yang berasal dari (mendengarkan, berbicara, membaca, dan sumatera Utara, cerita yang disajikan dalam menulis). Keterintegrasian materi sastra pementasan Makyong sebagian besar sudah dalam empat keterampilan berbahasa dikenal secara luas, karena cerita dalam tersebut tujuannya tiada lain adalah agar Makyong berasal dari folktale atau warisan para siswa memperoleh dan memiliki dari tukang cerita istana. Tidak ada pengalaman berapresiasi sastra secara peninggalan tertulis tentang lakon langsung. Dengan adanya pengalaman Makyong. Semua lakon ditularkan melalui berapresiasi dan menggauli cipta rasa sastra tradisi lisan. Di antara cerita-cerita tersebut secara langsung diharapkan dapat Makyong yang sangat terkenal ialah Tuan menumbuhkan pemahaman, penghayatan, Putri Ratna Emas, Nenek Gajah dan Daru, penikmatan, dan penghargaan siswa Cerita Gondang, Wak Peran Hutan, terhadap karya sastra. Maka dengan Gunung Intan, Dewa Muda, Dewa Indra demikian berapresiasi sastra, pengetahuan Dewa, Megat Muda, Megat Sakti, Megat dan wawasan siswa akan bertambah, Kiwi, Bungsu Sakti, Putri Timun Muda, kesadaran dan kepekaan perasaan, sosial Raja Muda Laleng, Raja Tingkai Hati, Raja dan religinya akan terasah, dan akan timbul Dua Serupa, Raja Muda Lembek, dan penghargaan dan rasa bangga terhadap Gading Betimbang. Kadang-kadang juga sastra sebagai khasanah budaya dan dipentaskan cerita yang berasal dari pengetahuannya. Mahabarata, Ramayana, cerita Panji, dan Pembelajaran sastra semestinya Pagarruyung. Cerita dan bahan yang diarahkan pada pengembangan kreativitas disebut terakhir sudah beda jauh dari siswa dalam bersastra, tidak hanya sebatas aslinya, sehingga hanya dapat dikenal dari pengetahuan kognitif sastra, sekaligus juga bingkai atau polanya saja. Sebagai contoh kemampuan produktif sastra. Drama adalah adalah cerita Koripan yang berasal dari salah satu dari sarana pendidikan untuk cerita Panji. pembentukan pribadi, memperbaiki Jika dalam pewayangan (wayang penampilan, menumbuhkan percaya diri purwa) dikenal cerita-cerita yang tabu dan memahami bahwa setiap orang punya dipentaskan tanpa sesaji atau semah dan kelebihan dan kekurangan, sehingga siswa upacara khusus, Makyong pun memiliki akan lebih mudah untuk menimbulkan rasa cerita seperti itu, yaitu lakon Putri Ratna. percaya diri terutama ketika berhadapan Cerita ini mengisahkan tentang tentang dengan publik, beban psikologis setiap kaul (nazar) dari ayah Raja Muda Lembek individu untuk berbicara, beraktualisasi, agar Raja Muda Lembek pergi bertapa ke dan bertindak dihadapan orang banyak Gunung Burma, namun Raja Muda dengan sendirinya akan terkikis melalui Lembek tidak melaksanakan kaul seperti serangkaian proses bersama yang dijalani yang telah diamanatkan oleh ayahanda dari dalam bermain drama. Pada saat proses Raja Muda Lembek, sehingga akibat dari latihan drama dapat memupuk solidaritas, perbuatan Raja Muda Lembek tersebut kekompakan, dan kerja sama serta mampu maka Raja Muda Lembek menjadi sakit mengasah empati diantara siswa. Dengan lumpuh hingga menggemparkan seluruh demikian perkataan drama selalu negerinya. Lalu Awang Pengasuh yang dihubungkan dengan teater. telah di usir Raja Muda Lembek datang kembali ke kerajaan untuk mengingatkan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 23 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019 kembali sang Raja Muda Lembek agar kaul masalah yang ada pada saat ini. Oleh (nasar) ayah dari Raja Muda Lembek karena itu, teater dapat digunakan oleh guru dilaksanakan agar Raja Muda Lembek bisa bahasa indonesia sebagai materi sembuh kembali. Akhirnya Raja Muda pembelajaran kebahasaan dan juga dapat Lembek menuruti dan melaksanakan kaul digunakan untuk materi pembelajaran (nazar) seperti yang telah disarankan oleh apresiasi sastra. Awang Pengasuh tersebut, lalu Raja Muda Lembek berangkat ke Gunung Burma. SIMPULAN DAN SARAN Ketika Raja Muda Lembek pergi bertapa ke Makyong adalah seni teater gunung Burma, kerajaan dititipkan kepada tradisional masyarakat Melayu yang Putri Ratna yang merupakan adik Raja pertunjukannya menggabungkan berbagai Muda Lembek. Selama Putri Ratna unsur-unsur ritual (buka tanah, betabik, memegang kepemimpinan kerajaan Putri menghadap rebab), dan seni sastera, gerak Ratna selalu diganggu oleh Gergasi tari, musik, yang keseluruhannya adalah (raksasa). Lalu Putri Ratna diselamatkan merupakan unsur-unsur dalam kearifan oleh Raja Jemala Indra (sahabat Raja Muda lokal dalam kebudayaan tradisional yang Lembek) dari Gergasi, dan berlanjut dapat dipelajari atau diterapkan disekolah menjalin cinta antara Putri Ratna dan Raja sebagai membangkitkan motivasi atau rasa Jemala Indra dan diakhiri pernikahan percaya diri peserta didik, terutama dalam mereka. pembelajaran sastra, Maka dengan Banyak nilai-nilai yang terkandung di berapresiasi sastra, pengetahuan dan dalam Teater Makyong yang dapat wawasan siswa akan bertambah, kesadaran dipelajari atau diterapkan disekolah, karena dan kepekaan perasaan, sosial dan religinya budaya Melayu itu sendiri budaya yang akan terasah, dan akan timbul penghargaan sangat kuat nilai islami didalamnya dan dan rasa bangga terhadap sastra sebagai cerita- cerita yang diciptakan juga sangat khasanah budaya dan pengetahuannya. membangun nilai karakter anak-anak sebab cerita yang di pentaskan itu mengandung DAFTAR PUSTAKA sejarah dari leluhur. Teater Makyong Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian Budaya merupakan bagian dari cipta sastra pada Bangsa (Local Genius). : umumnya yang mengandung nilai-nilai Pustaka Pelajar luhur dan patut di transformasikan kepada generasi muda, terutama kepada peserta Chiosso, G. 1977. Novecento Pedagogico. didik disekolah melalui kegiatan Brescia: La Scula. pembelajaran. Lewat pembelajaran sastra, termasuk sastra daerah diharapkan peserta Creswell, J. W. 2010. Research Design: didik memiliki kepedulian dan kepekaan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, terhadap lingkungan sekitarnya. Pada dan Mixed. Yogjakarta: PT Pustaka pembelajaran teater ini adalah salah satu Pelajar. sastra lisan yang perlu dipandang sebagai kekayaan budaya yang penting dan Engkoswara. 1999. Menuju Indonesia ditempatkan pada kedudukan yang Modern 2020. Bandung: Yayasan selayaknya. Cerita pada teater Makyong Amal Keluarga. dapat digunakan dalam pembelajaran sastra di sekolah dan bisa diungkapkan lewat Friedman. 1997. The State and The Rule of proses pembelajaran berbagai tradisi, adat Law in A Mixed Economy. London: istiadat, budaya dan sejarah kehidupan Steven and Sons. dimasa lalu. Dari hal yang tersurat dan tersirat dalam cerita teater Makyong dapat diambil sebagai alternatif pemecahan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 24 Putri, Anisah Kartika., Suyitno, Suyitno., Rohmadi, Muhammad / Prosiding Seminar Nasional “Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial” Kudus, 20 Maret 2019

Keraf, G. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Sedyawati, Edi. 2007. Budaya Indonesia: Jakarta: PT Gramedia Pustaka Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah. Utama. Jakarta: Devisi Buku Perguruan Tinggi, Raja Grafindo Persada. Komuro, M. 2005. Confucion Thoughts in Edo Period and Yukichi Fukuzawa. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Dipresentasikan pada sebuah Kualitatif. Bandung: Alfabeta. konferensi “The 69th Annual Meeting”. Universitas Osaka Sangy. Teisl, M., M. Anderson., C. Noblet., G. Jepang. 28-29 Mei. Criner., J. Rubin., & T. Dalton. 2010. Are Environmental Professors Krippendorf, K. 1991. Analisis Isi: Unbalanced? Evidence from the Pengantar Teori dan Metodenya. Field. The Journal of Environmental Jakarta: Rajawali Press. Education, 42 (2): 67 – 83.

Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Wahono, F. 2005. Pangan, Kearifan Lokal Kualitatif. Bandung: Penerbit PT Dan Keanekaragaman Hayati. Remaja Rosdakarya. Penerbit Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta. Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muria Kudus 25