BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (UU No.9 Tahun 1990 pasal 1). Sektor wisata merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa dan juga telah menjadi industri terbesar di dunia. Indonesia menaruh harapan pada sektor wisata yang mampu menggantikan peranan migas. Harapan ini sangat beralasan, karena Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar, baik dari segi alam dan sosial budaya. Promosi sektor wisata Indonesia dilakukan dalam program Visit Indonesia Year. Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) program Visit Indonesia Year dari tahun ke tahun dinilai mampu menggerakkan setiap daerah untuk semakin bergairah membangun pariwisata wilayahnya, sehingga sukses mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) untuk berkunjung ke Indonesia, tercatat jumlah kunjungan 6,4 juta wisman pada 2008 dengan jumlah devisa mencapai 7,5 juta dolar AS. Tabel 1.1. Jumlah Kedatangan (kiri) dan Rata-rata Lama Tinggal(kanan) Wisatawan Mancanegara ke Indonesia 2002-2008 TAHUN TOTAL TAHUN TOTAL 2002 5033400 2002 9.79 2003 4467021 2003 9.69 2004 5321165 2004 9.47 2005 5002101 2005 9.05 2006 4871351 2006 9.09 2007 5505759 2007 9.02 2008 6234497 2008 8.58 Sumber data: Departemen Budaya dan Priwisata, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (Statistics Indonesia) “ PANGANDARANBEACHRESORTHOTEL ”DIPANGANDARAN I-1 Dari data Tabel 1.1 dapat dilihat kenaikkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang berwisata ke Indonesia dari tahun ke tahun, hal tersebut harus didukung dengan penyediaan fasilitas dan sarana yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan salah satunya adalah sarana akomodasi hotel. Hal ini dapat menjadi sebuah peluang untuk melakukan bisnis usaha wisata, selain menguntungkan para investor juga dapat mempengaruhi peningkatan lama tinggal wisatawan mancanegara pada suatu obyek wisata. Namun menurunnya lama tinggal wisatawan mancanegara di Indonesia menjadi tugas setiap daerah untuk lebih mengembangkan sektor pariwisata dan dan fasilitas dan sarana penunjang di wilayah masing-masing. A. Pariwisata Kabupaten Ciamis Jawa Barat Budaya dan alam yang dimiliki, Jawa Barat menawarkan berbagai daya tarik wisata. Obyek wisata Jawa Barat beraneka ragam, dilihat dari daya tarik wisata maupun fasilitas penunjang yang didukung jaringan transportasi yang terus berkembang sehingga mempermudah akses dan kenyamanan dalam berwisata. Daya tarik wisata Jawa Barat terdiri dari daya tarik yang bersifat berwujud, seperti daya tarik wisata gunung, laut, pantai, sungai dan museum. Juga yang bersifat tidak terwujud, seperti sejarah, seni, budaya masyarakat tradisional, maupun events (peristiwa pariwisata). Obyek-obyek wisata alam di Jawa Barat, yaitu Gunung Tangkuban Perahu, Kebun Raya Bogor, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Danau Kawah Putih Gunung Patuha, juga beberapa pantai yang indah seperti Pantai Pelabuhan Ratu dan Pantai Pangandaran. Kabupaten Ciamis terletak di ujung Selatan bagian timur Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi pariwisata dengan jenis yang beraneka ragam. Di wilayah selatan terdapat obyek-obyek wisata unggulan, antara lain obyek wisata alam Pantai Pangandaran, Batu Karas, Batu Hiu, Cukang Taneuh (green canyon), Tirtawinaya juga obyek wisata budaya yaitu Karang Kamulyan dan Situ Lengkong. “ PANGANDARANBEACHRESORTHOTEL ”DIPANGANDARAN I-2 Pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis terbesar diperoleh dari sektor pariwisata disamping potensi-potensi lainnya yang dimiliki oleh Kabupaten Ciamis. Dari Tabel 1.2 dapat dilihat objek wisata Pantai Pangandaran memiliki tingkat arus wisatawan dan pendapatan yang paling tinggi dibandingkan obyek- obyek wisata lainnya di Kabupaten Ciamis. Oleh karena itu objek wisata Pantai Pangandaran menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Ciamis. Tabel 1.2. Daftar Jumlah Arus Kunjungan dan Pendapatan Wisata Tahun 2009. JUMLAH OBJEK WISATA PENDAPATAN WISATAWAN 1. PANGANDARAN 591,004 Rp. 1.388.938.900,00 2.BATU HIU 48,674 Rp. 122.999.000,00 3.BATU KARAS 55,048 Rp. 59.647.975,00 4.KARANG KAMULYAN 21,521 Rp. 26.092.300,00 5.CUKANG TANEUH 58,685 Rp. 136.503.500,00 6.TIRTAWINAYA 13,004 Rp. 26.304.700,00 7. SITULENGKONG 326,246 Rp. 280.358.960,00 Sumber data: Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis Dapat dikatakan bahwa Pantai Pangandaran adalah kawasan wisata pantai yang paling terkenal di Jawa Barat, terkenalnya pantai Pangandaran ini ditunjang antara lain oleh panoramanya yang indah, pantainya yang lebar dan landai yang dihiasi dengan perahu nelayan berwarna-warni, masyarakatnya yang ramah, akomodasi yang lengkap dan murah, hidangan lautnya yang lezat, taman nasionalnya dan dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari satu tempat yang sama. Pangandaran memiliki pantai yang berpasir hitam, dan karena ombaknya yang besar serta arusnya yang kuat terkadang sangat berbahaya untuk berenang, namun demikian tempat ini merupakan tempat yang menarik untuk dijelajahi. Jika ingin berenang dengan aman terdapat bagian pantai yang memiliki ombak yang lebih tenang. “ PANGANDARANBEACHRESORTHOTEL ”DIPANGANDARAN I-3 Gambar 1.1. Objek Wisata Pantai Pangandaran Sumber data: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Locator_kabupaten_ciamis.png. 01-02- 2010. B. Fasilitas dan Sarana di Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran Enam komponen pariwisata adalah atraksi dan aktivitas yang menarik, akomodasi, fasilitas inap wisatawan serta sarana pendukung, fasilitas dan pelayanan lain, fasilitas pelayanan transport, infrastruktur kota dan pelayanan institusional. Inskeep (1991) dalam Vera Vardhani (2000). Kawasan obyek wisata Pantai Pangandaran memiliki fasilitas dan sarana wisata yang sudah tersedia. Untuk tempat penginapan yaitu 1 hotel berbintang, 92 hotel kelas melati, dan losmen dan pondok wisata dengan jumlah 71 penginapan. Fasilitas obyek wisata lainnya pun tersedia, diantaranya adalah rumah makan, pasar wisata (pasar ikan dan pasar seni), tempat parkir, tempat ibadat, sarana telekomunikasi dan taman. Bila dilihat sekilas, bermacam-macam fasilitas dan sarana tersebut terlihat lengkap. Namun, setelah bencana gempa dan tsunami terjadi penurunan jumlah fasilitas dan sarana wisata. Bencana gempa dan tsunami pada Tahun 2006 di kawasan obyek wisata Pantai Pangandaran berdampak langsung terhadap pengembangan pariwisata. Hal tersebut ditandai dengan menurunnya “ PANGANDARANBEACHRESORTHOTEL ”DIPANGANDARAN I-4 jumlah kunjungan wisata hingga 70%. Pada Tahun 2004 jumlah kunungan wisatawan (Winus dan Wisman) tercatat 971.574 orang, kemudian semakin menurun dengan Tahun 2007 sebanyak 257.244orang dan meningkat kembali pada Tahun 2008 sebanyak 470.450 orang dan pada Tahun 2009 sebanyak 591004 orang. Gambar 1.2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Kawasan Pantai Pangandaran, 2010. Sumber data: BPSK Ciamis Penurunan jumlah fasilitas dan sarana wisata di kawasan obyek wisata Pantai Pangandaran menjadi sebuah masalah, terutama pada saat hari raya dan perayaan Tahun Baru kesan semrawut timbul karena wisatawan yang meningkat jumlahnya. Banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan karena banyak penginapan tidak memiliki lahan parkir yang mencukupi. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi wisatawan tidak nyaman berlama-lama di Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran. Usaha rekonstruksi dan pengembangan Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran sampai saat ini masih dilakukan dengan dukungan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Ciamis, serta pihak-pihak lain seperti Lembaga Dunia (United Nation World Tourism Organization, Java Recontruction Fund/ JRF) dan lain-lain. Pengembangan bidang kepariwisataan ini memiliki visi “mengembangkan kawasan wisata pantai Ciamis yang memiliki fasilitas pendukung wisata yang lengkap, mandiri, dan “ PANGANDARANBEACHRESORTHOTEL ”DIPANGANDARAN I-5 terintegrasi.” Tujuannya antara lain adalah meningkatkan lama tinggal kunjungan wisata dengan memaksimalkan fasilitas dan sarana pariwisata, menciptakan varian wisata baru dan menambah pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ciamis. Oleh pihak konsultan Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran telah memiliki sebuah master plan yang mengatur penataan tata ruang fasilitas dan sarana wisata. Gambar 1.3. Ilustrasi Rencana Pengembangan Pusat Utama Wisata Kawasan Pangandaran 2008-2023 Sumber data: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ciamis Keterangan: : Zona Desa Wisata dan Single-Unit Hotel (bungalow/villa) : Zona Hotel Skala Menengah Besar : Zona Pantai Semi-Privat : Zona Rekreasi Non-Air (mini golf, jogging, playground) : Zona Rekreasi Air (berenang, memancing dan volley pantai) : Zona Hutan Pantai dan Restoran Terbuka : Zona Desa Karya (penginapan, home stay) : Zona Pasar Karya : Zona Pelayanan Publik (rumah sakit, akademi & penelitian) : Zona Komersial Terbatas “ PANGANDARANBEACHRESORTHOTEL ”DIPANGANDARAN I-6 : Zona Administrasi dan servis (kantor polisi, kantor admin) : Zona Transportasi (terminal,stasiun,pergudangan) Dari penataan zona pengembangan Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran memiliki beraneka ragam kegiatan wisata. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis berinisiatif membangun sebuah sarana akomodasi resort hotel bintang tiga yang akan memenuhi kebutuhan pengunjung untuk beristirahat dan memanjakan diri setelah menikmati bermacam-macam kegiatan wisata. Dengan letak tapak di zona hotel skala menengah besar yang terencana di Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangandaran. 1.1.2. Latar
Recommended publications
  • 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Parawisata Dan Budaya Provinsi Jawa Barat Jawa Barat dikenal sebagai provinsi yang memiliki kekayaan pariwisata yang beragam jenisnya, dan beberapa diantaranya memiliki kualitas dan daya tarik yang tinggi. Sumber daya kebudayaan yang dimiliki seperti bahasa, sastra, dan aksara daerah, kesenian, kepurbakalaan, kesejarahan, nilai tradisional, dan museum, masih tumbuh dan berkembang serta keberadaannya dapat diandalkan untuk pembangunan jati diri bangsa. Pemerintah menempatkan kepariwisataan menjadi salah satu sektor strategis sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah yang potensial. Berbagai upaya telah banyak dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan sektor kepariwisataan terhadap pembangunan Jawa Barat secara keseluruhan. Dimulai dari upaya untuk meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisatawan, pelayanan di bidang jasa kepariwisataan, kerja sama dengan pihak luar negeri, promosi, hingga meningkatkan daya tarik kepariwisataan daerah. Dalam strategi pembangunan kepariwisataan khususnya dalam upaya meningkatkan daya tarik, sektor kebudayaan menjadi unsur andalan yang kemudian sangat mempengaruhi daya beli suatu daerah. Hal ini menempatkan kebudayaan sebagai sektor potensial bagi pengembangan kepariwisataan sehingga dapat berperan menjadi pendukung dan mitra utama kepariwisataan. Dengan demikian, kebudayaan dan kepariwisataan merupakan dua sektor yang hendaknya 68 dapat dikembangkan secara sinergis sebagai satu aset dan peluang bagi pengembangan dan pembangunan
    [Show full text]
  • From the Jungles of Sumatra and the Beaches of Bali to the Surf Breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, Discover the Best of Indonesia
    INDONESIAThe Insiders' Guide From the jungles of Sumatra and the beaches of Bali to the surf breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, discover the best of Indonesia. Welcome! Whether you’re searching for secluded surf breaks, mountainous terrain and rainforest hikes, or looking for a cultural surprise, you’ve come to the right place. Indonesia has more than 18,000 islands to discover, more than 250 religions (only six of which are recognised), thousands of adventure activities, as well as fantastic food. Skip the luxury, packaged tours and make your own way around Indonesia with our Insider’s tips. & Overview Contents MALAYSIA KALIMANTAN SULAWESI Kalimantan Sumatra & SUMATRA WEST PAPUA Jakarta Komodo JAVA Bali Lombok Flores EAST TIMOR West Papua West Contents Overview 2 West Papua 23 10 Unique Experiences A Nomad's Story 27 in Indonesia 3 Central Indonesia Where to Stay 5 Java and Central Indonesia 31 Getting Around 7 Java 32 & Java Indonesian Food 9 Bali 34 Cultural Etiquette 1 1 Nusa & Gili Islands 36 Sustainable Travel 13 Lombok 38 Safety and Scams 15 Sulawesi 40 Visa and Vaccinations 17 Flores and Komodo 42 Insurance Tips Sumatra and Kalimantan 18 Essential Insurance Tips 44 Sumatra 19 Our Contributors & Other Guides 47 Kalimantan 21 Need an Insurance Quote? 48 Cover image: Stocksy/Marko Milovanović Stocksy/Marko image: Cover 2 Take a jungle trek in 10 Unique Experiences Gunung Leuser National in Indonesia Park, Sumatra Go to page 20 iStock/rosieyoung27 iStock/South_agency & Overview Contents Kalimantan Sumatra & Hike to the top of Mt.
    [Show full text]
  • RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019
    RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019 3.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG 3.1.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selaludilandasi peraturan perundangan yang terkait dengan bidang CiptaKarya, antara lain UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan danKawasan Permukiman, UU No. 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung, UU No. 7 tahun 2008 tentang Sumber Daya Air, dan UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan. A. UU No. 1 Tahun 2011 TentangPerumahandanPermukiman UU Perumahan dan Kawasan Permukiman membagi tugas dankewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan PemerintahKabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraanpermukiman mempunyai tugas: a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi. b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. 3 - 1 RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019 d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota. f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional. i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman.
    [Show full text]
  • (OVOP) Studi Kasus: Kalua Di Ciwidey Gina Apryani Nurunnisha, S.Mb., MBA
    Jurnal Logistik Bisnis, Vol. 7, No.1, Mei 2017 Integrated Marketing Communication sebagai Pengembangan One Village One Product (OVOP) Studi Kasus: Kalua di Ciwidey Gina Apryani Nurunnisha, S.Mb., MBA. Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Widyatama, Bandung, Indonesia [email protected] Abstract - One Village One Product (OVOP) is a community-based program development, with a market- based approach to economic development, firstly initiated by Dr. Morihiko Hiramatsu. In terms of marketing, it can be regarded as a brand with leveraging the existing brand equity approach. Ciwidey is a tourist area, such as Kawah Putih, Situ Patengan, Hot Spring Water Walini, and Rancaupas Campgrounds in South Bandung, which has a huge potential. Development is being encouraged to help the development of this area by leaps and bounds. The existence of Kalua as one of typical food of Ciwidey increases tremendous business opportunities in this area. Although Kalua has been on the market for 15 years, tourists are still not familiar with Kalua, and it has not been regarded as a product associated with Ciwidey. Another issue is that Kalua is not seen as an interesting product. This research was conducted in one company, namely Kalua Jeruk Ponyo as a model, in order to be more focused in analyzing marketing mix, internal company, customers, and suppliers. This research was done by analyzing the marketing mix product, analyzing the situation with 5C analysis, as well as corporate demand calculation in order to determine the root causes that lead to business issues described previously. This study was conducted on potential customers who visited Kawah Putih and consumers shopping in Kalua Jeruk Ponyo, by conducting in-depth interviews, questionnaires, and food testing.
    [Show full text]
  • Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor: 2 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Gubernur Jawa Barat
    1 PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa kawasan lindung adalah bagian ruang wilayah Provinsi Jawa Barat merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mempunyai arti penting bagi kehidupan secara menyeluruh, mencakup ekosistem dan keanekaragaman, untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, manfaat sumber daya alam serta nilai sejarah dan budaya secara berkelanjutan; b. bahwa kawasan lindung harus dikelola dengan penuh tanggung jawab menggunakan pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan lebih meningkatkan peran masyarakat termasuk masyarakat adat, serta berprinsip pada nilai-nilai kearifan adat budaya daerah; c. bahwa kondisi kawasan lindung Jawa Barat mengalami degradasi yang serius baik kualitas maupun kuantitasnya, penyusutan luas dan meningkatnya lahan kritis akibat tekanan pertumbuhan penduduk, alih fungsi lahan, konflik penguasaan pemanfaatan lahan serta berkurangnya rasa kepedulian dan kebersamaan; d. bahwa dengan terbentuknya Provinsi Banten telah mengakibatkan perubahan wilayah administratif Provinsi Jawa Barat yang berpengaruh terhadap luasan kawasan lindung Jawa Barat yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf b, c, dan d tersebut di atas, perlu meninjau kembali pengaturan mengenai kawasan lindung, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Pengelolaan Kawasan Lindung; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4014); 2.
    [Show full text]
  • Introduction
    Chapter I Introduction 1.1 Background of the Study Indonesia is a country that blessed with the gift of extraordinary natural beauty by the God. It has natural resources, and of course must be utilized properly to help improve the country's economy. One of them is by increasing the tourism sector. There a a few countries that was success with the tourism such as Iceland, Japan, Mexico, New Zealand, Qatar, and Thailand. The impact of the success of the tourism industry is to make the economy in the country better because it could give the tax revenue from hotels, restaurants, and airports. Before discussing the benefits of the tourism further, it would be nice to know what tourism is. The definition of tourism itself according to United Nation’s World Tourism Organization (UNWTO) defined, as tourism comprises the activities of persons traveling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes. According to definition above, if many people come and visit Indonesia we would have tax revenues from the tourism sector such as mentioned it before. It can be used to advance National development and to prosperity the country. The tourism industry in Indonesia continues to progress every year, recorded starting from the last 2015, foreign exchange earnings from the tourism sector reached 12.23 billion US dollar equivalent to 169 trillion rupiah, the data came from the Indonesian Ministry of Tourism, and of course, this causes a large contribution of foreign exchange to the country.
    [Show full text]
  • Perencanaan Media Interpretasi Non-Personal Sejarah Di Wana Wisata Kawah Putih Kabupaten Bandung
    Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial e-ISSN 2540-7694 http://ejournal.upi.edu/index.php/jpis JPIS Volume 27, Nomor 1, Juni 2018 p-ISSN 0854-5251 [email protected] Perencanaan Media Interpretasi Non-Personal Sejarah di Wana Wisata Kawah Putih Kabupaten Bandung Lela Monika1, Fitri Rahmafitria2, Upi Supriatna3 [email protected] 1,2,3Program Studi Manajemen Resort & Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRACT This study aims to design non-personal interpretation media to provide knowledge and education for tourists. The theme applied to non-personal interpretation media planning is the History of Kawah Putih using the Interpretation and Map Board. This research uses qualitative method and quantitative method. The results showed that non-personal media could provide new knowledge or education to visitors about the Kawah Putih. The new knowledge that tourists get from this media is Gunung Patuhas’ characteristics, Kawah Putih and Kawah Saat formation process, Kawah Putihs’ characteristics, and Goa Bekas Tambang Belerang. In addition, this media also helps tourists to know the distribution of facilities in the area Kawah Putih. Keywords: Planning, Non-Personal Interpretation, and History ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merancang media interpretasi non-personal guna memberikan pengetahuan dan edukasi bagi wisatawan. Tema yang diterapkan pada perencanaan media interpretasi non-personal yaitu Sejarah Kawah Putih dengan menggunakan Papan Interpretasi dan Peta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa media non-personal dapat memberikan pengetahuan baru atau edukasi kepada pengunjung mengenai Kawah Putih. Pengetahuan baru yang didapatkan wisatawan dari media ini adalah karakteristik Gunung Patuha, Awal Mula Kawah Putih dan Kawah Saat, karakteristik Kawah Putih, dan karakteristik Goa Bekas Tambang Belerang.
    [Show full text]
  • Perancangan Kawasan Penunjang Wisata Kawah Ijen
    PERANCANGAN KAWASAN PENUNJANG WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI DENGAN PENDEKATAN TOURISM ARCHITECTURE TUGAS AKHIR Oleh: DEWI NURHAYATI NIM. 14660038 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018 PERANCANGAN KAWASAN PENUNJANG WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI DENGAN PENDEKATAN TOURISM ARCHITECTURE TUGAS AKHIR Diajukan kepada: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur (S.Ars) Oleh: DEWI NURHAYATI NIM. 14660038 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018 PERANCANGAN KAWASAN PENUNJANG WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI DENGAN iii PENDEKATAN TOURISM ARCHITECTURE PERANCANGAN KAWASAN PENUNJANG WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI DENGAN iii PENDEKATAN TOURISM ARCHITECTURE PERANCANGAN KAWASAN PENUNJANG WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI DENGAN iv PENDEKATAN TOURISM ARCHITECTURE PERANCANGAN KAWASAN PENUNJANG WISATA KAWAH IJEN BANYUWANGI DENGAN v PENDEKATAN TOURISM ARCHITECTURE ABSTRAK Nurhayati, Dewi, 2018, Perancangan Kawasan Penunjang Wisata Kawah Ijen Banyuwangi dengan Pendekatan Tourism Architecture. Dosen Pembimbing : Tarranita Kusumadewi, M.T, A. Farid Nazaruddin, M.T. Kata Kunci : Penunjang Wisata, Gunung Kawah Ijen, Tourism Architecture. Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda, dan berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km2. Rencana pengembangan wisata Kabupaten Banyuwangi saat ini difokuskan pada 3 objek wisata yang menjadi wisata unggulan. Ketiga objek wisata tersebut lebih dikenal dengan sebutan Segitiga Berlian (The Diamond Trianggle).
    [Show full text]
  • Indonesia 12
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Indonesia Sumatra Kalimantan p509 p606 Sulawesi Maluku p659 p420 Papua p464 Java p58 Nusa Tenggara p320 Bali p212 David Eimer, Paul Harding, Ashley Harrell, Trent Holden, Mark Johanson, MaSovaida Morgan, Jenny Walker, Ray Bartlett, Loren Bell, Jade Bremner, Stuart Butler, Sofia Levin, Virginia Maxwell PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Indonesia . 6 JAVA . 58 Malang . 184 Indonesia Map . 8 Jakarta . 62 Around Malang . 189 Purwodadi . 190 Indonesia’s Top 20 . 10 Thousand Islands . 85 West Java . 86 Gunung Arjuna-Lalijiwo Need to Know . 20 Reserve . 190 Banten . 86 Gunung Penanggungan . 191 First Time Indonesia . 22 Merak . 88 Batu . 191 What’s New . 24 Carita . 88 South-Coast Beaches . 192 Labuan . 89 If You Like . 25 Blitar . 193 Ujung Kulon Month by Month . 27 National Park . 89 Panataran . 193 Pacitan . 194 Itineraries . 30 Bogor . 91 Around Bogor . 95 Watu Karang . 195 Outdoor Adventures . 36 Cimaja . 96 Probolinggo . 195 Travel with Children . 52 Cibodas . 97 Gunung Bromo & Bromo-Tengger-Semeru Regions at a Glance . 55 Gede Pangrango National Park . 197 National Park . 97 Bondowoso . 201 Cianjur . 98 Ijen Plateau . 201 Bandung . 99 VANY BRANDS/SHUTTERSTOCK © BRANDS/SHUTTERSTOCK VANY Kalibaru . 204 North of Bandung . 105 Jember . 205 Ciwidey & Around . 105 Meru Betiri Bandung to National Park . 205 Pangandaran . 107 Alas Purwo Pangandaran . 108 National Park . 206 Around Pangandaran . 113 Banyuwangi . 209 Central Java . 115 Baluran National Park . 210 Wonosobo . 117 Dieng Plateau . 118 BALI . 212 Borobudur . 120 BARONG DANCE (P275), Kuta & Southwest BALI Yogyakarta . 124 Beaches . 222 South Coast . 142 Kuta & Legian . 222 Kaliurang & Kaliadem . 144 Seminyak .
    [Show full text]
  • 5D BANDUNG LEMBANG+CIWIDEY+SHOPPING Validity : Till 30 Dec 2020 DAILY DEPARTURE Code : 5D-Magic-Bdo
    5D BANDUNG LEMBANG+CIWIDEY+SHOPPING Validity : Till 30 Dec 2020 DAILY DEPARTURE code : 5d-magic-bdo DAY 1 : ARRIVAL ––– BANDUNG CITY TOUR (L,D) Arrival at HUSSEIN SASTRANEGARA Airport Bandung , you will be greeted by our Tour Guide. Transfer to local restaurant for lunch . After that visit Gedung Sate and asia afrika buildingbuilding. after that Visit China TownTown. Dinner at local restaurant , Check in to Hotel free at leisure in Bandung. DAY 2 : KAWAH PUTIH ––– GLAMPING LAKE AND SIDE ––– TEA PLANTATION ––– RANCA UPAS CIWIDEY (B,L,D) Breakfast at Hotel , visit Kawah Putih. Kawah putih or white crater is a striking crater lake and tourist sport in Volcano crater. After that visit GLAMPING LAKE AND SIDE. After that visit TEA PLANTATIONPLANTATION RANCABALI. It is one of the best beautifull tea plantation in Bandung. After that Visit RANCA UPAS. Lunch and dinner will be provided at Local Restaurant. DAY 3 : TANGKUBAN PERAHU ––– LEMBANG TOUR (B,L,D) Breakfast at Hotel , visit TANGKUBAN PERAHU Mountain, a dormant volcano famous for it’s beautiful view and hot spring and the legend of Sangkuriang. After that Visit DUSUN BAMBOO. It is a family leisure park in the mountain feet that provides recreation activity. After that Visiting Farm House Lembang BandungBandung. After that Visiting LembangLembang Floating Market. Will be there till afternoon. Back to Bandung. DAY 4 : BANDUNG FULL DAY SHOPPING (B,L,D) Breakfast at Hotel, enjoying full day shopping at Cihampelas Jeans center which famous for textiles , Jeans , T shirt etc. Visit Rumah Buah & RUMAH BATIK DANAR HADI for buying quality Indonesia Batik brand.
    [Show full text]
  • Fluid Flow Direction Beneath Geothermal Area Based on Self–Potential Data (A Case Study at Mount Patuha, West Java, Indonesia)
    INTERNATIONAL JOURNAL OF GEOLOGY Issue 1, Volume 6, 2012 Fluid Flow Direction Beneath Geothermal Area Based on Self–Potential Data (A Case Study at Mount Patuha, West Java, Indonesia) Alamta Singarimbun1, Mitra Djamal2 and Fitri Meilawati1 1. Physics of Complex Systems Research Group 2. Theoretical High Energy Physics and Instrumentation Research Group Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung, 40132 e-mail: [email protected] Abstract— The purpose of this research is to estimate the fluid The main factor affecting the value of self-potential flow movement beneath geothermal area by self-potential (SP) data variation is the presence of ground water. Potential flow is analysis. The value of SP, such as curve shape, contour, and positive- caused by ground water, either as a solvent of the electrolyte negative value are used to achieve the aims of this research. The study was conducted in the area of Mount Patuha, West Java, or other minerals. Indonesia. This area is estimated as a prospect of geothermal energy. The natural potential of the earth surface consists of two Measurements were conducted by using the amplitude of potential at components, one is constant and the other is time varying. the position of reference point in the Kawah Putih, with a height of Constant component is caused by electrochemical processes, 2213 m above sea level. Electrode moves with the observation point and by components that change due to variations of the of 10 m distance. The results of this study are shown in the form of potential difference of alternating current (ac) induction, i.e.
    [Show full text]
  • Profil Jawa Barat
    Profil Wilayah Provinswa barat PROFIL JAWA BARAT 5.1 KARAKTERISTIK SOSIAL 5.1.1 Kependuukan Jumlah penduduk Wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2016 berdasarkan hasil proyeksi dari BPS berjumlah 47,379,389 jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan rata-rata sebesar 1,32% pertahun. Jumlah penduduk terbesar berada di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk 46.709,6 ribu jiwa. Tabel 0.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi di Wilayah Pulau Jawa-Bali Tahun 2010-2015 Proyeksi Penduduk 2010-2015 (Jiwa) NO Wilayah Jawa Barat Laju Pertumbuhan 2000 - 2010 Laju Pertumbuhan 2010 - 2014 2010 2015 1 Bogor 4,813,876 5,459,668 3.19 2.47 2 Sukabumi 2,358,418 2,434,221 0.95 0.55 3 Cianjur 2,186,794 2,243,904 0.70 0.43 4 Bandung 3,205,121 3,534,114 2.13 1.89 5 Garut 2,422,326 2,548,723 1.03 0.93 6 Tasikmalaya 1,687,776 1,735,998 0.51 0.48 7 Ciamis 1,135,724 1,168,682 0.12 -0.18 8 Kuningan 1,023,907 1,055,417 -0.43 -0.14 9 Cirebon 2,044,181 2,126,179 -0.11 0.03 10 Majalengka 1,153,226 1,182,109 -0.24 -0.26 11 Sumedang 1,101,578 1,137,273 0.78 0.55 12 Indramayu 1,645,024 1,691,386 -0.76 -0.19 13 Subang 1,449,207 1,529,388 0.65 0.32 14 Purwakarta 859,186 921,598 1.91 1.32 15 Karawang 2,144,185 2,273,579 1.53 1.09 16 Bekasi 2,656,884 3,246,013 5.69 4.04 17 Bandung Barat 1,522,076 1,629,423 0.36 1.28 18 Pangandaran 379,518 390,483 19 Kota Bogor 958,077 1,047,922 2.20 1.72 20 Kota Sukabumi 301,014 318,117 1.23 1.03 21 Kota Bandung 2,412,093 2,481,469 0.74 0.48 22 Kota Cirebon 293,206 307,494 1.12 0.21 23 Kota Bekasi 2,356,100 2,714,825
    [Show full text]