RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019 3.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG 3.1.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selaludilandasi peraturan perundangan yang terkait dengan bidang CiptaKarya, antara lain UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan danKawasan Permukiman, UU No. 28 Tahun 2002 tentang BangunanGedung, UU No. 7 tahun 2008 tentang Sumber Daya Air, dan UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan. A. UU No. 1 Tahun 2011 TentangPerumahandanPermukiman UU Perumahan dan Kawasan Permukiman membagi tugas dankewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan PemerintahKabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraanpermukiman mempunyai tugas: a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi. b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman. 3 - 1 RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019 d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota. f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman. h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman berpedoman pada kebijakan nasional. i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dan kawasan permukiman. j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba. Adapun wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menjalankan tugasnya yaitu: a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundangundangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota. e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan perumahan dan permukiman bagi MBR. f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota. 3 - 2 RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019 g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman. h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota. i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota. Di samping mengatur tugas dan wewenang, UU ini juga mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan pembiayaan, hak kewajiban dan peran masyarakat. UU ini mendefinisikan permukiman kumuh sebagai permukiman yang tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali. B. UU No. 28 Tahun 2002 TentangBangunanGedung Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwapenyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunanyang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi,serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. Setiapbangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif danpersyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.Persyaratan administratif meliputi persyaratan status hak atas tanah,status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan.Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan danpersyaratan keandalan bangunan gedung. Persyaratan tata bangunanmeliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung,arsitektur bangunan 3 - 3 RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019 gedung, dan persyaratan pengendalian dampaklingkungan, yang ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan danLingkungan (RTBL). Disamping itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagaiberikut a. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedungdengan lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanyaruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang,serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Di samping itu, sistempenghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukandengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energidalam bangunan gedung (amanat green building). b. Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagaicagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undanganharus dilindungi dan dilestarikan. Pelaksanaan perbaikan,pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunangedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidakmengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yangdikandungnya. c. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat danlanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung. C. UU No. 7 Tahun 2004 tentangSumberDaya Air UU Sumber Daya Air pada dasarnya mengatur pengelolaan sumberdaya air, termasuk didalamnya pemanfaatan untuk air minum. Dalamhal ini, negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagikebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannyayang sehat, bersih, dan produktif. Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tanggadilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum dimanaBadan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah menjadipenyelenggaranya. Air minum rumah tangga tersebut merupakan airdengan standar dapat langsung diminum tanpa harus dimasak terlebihdahulu dan dinyatakan sehat menurut hasil pengujian mikrobiolog. Selain itu, diamanatkan pengembangan sistem 3 - 4 RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019 penyediaan air minumdiselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dansarana sanitasi. D. UU No. 18 Tahun 2008 TentangPengelolaanPersampahan UU No. 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampahbertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitaslingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumahtangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganansampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasantimbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembalisampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi: a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampahsesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah, b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahansampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementaraatau tempat pengolahan sampah terpadu, c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumberdan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir, d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,komposisi, danjumlah sampah, e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampahdan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungansecara aman. Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secaraterbuka di tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintahdaerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yangmenggunakan sistem pembuangan terbuka dan mengembangkan TPAdengan sistem controlled landfill ataupun sanitary landfill. 3 - 5 RPIJM Kabupaten Majalengka 2015 - 2019 E. UU No. 20 Tahun 2011 tentangRumahSusun Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turutserta dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UUNo. 20 Tahun 2011. Dalam undang-undang tersebut Rumah susundidefinisikan sebagai bangunan gedung bertingkat yang dibangundalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yangdistrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupunvertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapatdimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunianyang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanahbersama. Peraturan ini juga mengatur perihal pembinaan, perencanaan,pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan,peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas danwewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan,dan peran masyarakat. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara. Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan: 1. Ruang wilayah nasional yang