Jurnal Teknik PWK Volume 1 Nomor 3 2014 Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk ______KAJIAN KEBERADAAN WISATA BELANJA MALIOBORO TERHADAP PERTUMBUHAN JASA AKOMODASI DI JALAN SOSROWIJAYAN DAN JALAN DAGEN

Ahsanul Fathiyyatun Nisa¹ dan Ragil Haryanto²

1Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2Dosen Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro email : [email protected]

Abstrak: Kota sebagai tujuan wisata ke dua di . Yogyakarta berada di jalur lintas selatan menguntungkan bagi perkembangan potensi pariwisata, adanya pusat aktivitas perkotaan berdampak pada perubahan gaya hidup penduduk menjadi lebih konsumtif dan mendorong berkembangnya aktivitas komersial. Malioboro merupakan wisata belanja yang banyak diminati wisatawan, Malioboro memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Malioboro menawarkan atraksi belanja bagi pengunjung, sepanjang 2 km Jalan Malioboro dihuni para pedagang yang menawarkan barang dagangan dengan berbagai macam produk yang ditawarkan. Perkembangan Malioboro menyebabkan terjadinya keterkaitan terhadap pertumbuhan jasa-jasa akomodasi disekitar kawasan. Jalan Sosrowijayan dan Dagen sebagai pusat pertumbuhan jasa akomodasi perluasan dari Jalan Malioboro, pusat keramaian banyak dikunjungi oleh wisatawan. Akomodasi merupakan simpul penyaluran wisatawan dari tempat tinggal menuju lokasi objek wisata dengan objek wisata lainnya yang menjadi destinasi tujuan wisata. Jasa akomodasi yang mendominasi di Sosrowijayan dan Dagen berupa hotel, losmen, homestay, dan wisma. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan wisata belanja Malioboro dengan pertumbuhan jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dan teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk teknik sampling menggunakan purposive sampling dan accidental sampling yang berguna untuk menentukan informan dalam penelitian yaitu pemilik jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan-Dagen, masyarakat, instansi pemerintah dan wisatawan Malioboro. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari identifikasi potensi Malioboro sebagai wisata belanja di Kota Yogyakarta, analisis karakteristik jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen, analisis persebaran dan pola pertumbuhan jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen, dan analisis perkembangan Malioboro terhadap pertumbuhan jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen. Berdasarkan hasil analisis diperoleh rumusan hasil analisis yaitu: Malioboro memiliki keterkaitan dengan pertumbuhan jasa akomodasi yang ada di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen. Malioboro mendatangkan wisatawan, wisatawan membutuhkan penginapan sebagai prasarana kebutuhan wisatawan, Jalan Sosrowijayan dan Dagen berada di lokasi yang strategis, sehingga terjalin keterkaitan untuk dibangun jasa akomodasi di kedua jalan tersebut. Ada kecenderungan wisatawan untuk memilih lokasi penginapan di lokasi strategis dalam mempermudah mobilitas menuju lokasi wisata lainnya, sehingga hasil analisis yang dilakukan tepat pada sasaran. Jalan Sosrowijayan dan Dagen berpotensi untuk pertumbuhan jasa akomodasi penunjang kebutuhan wisatawan dalam melakukan kegiatan pariwisata. Kata Kunci: Wisata Belanja Malioboro, Jasa Akomodasi, Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen

Abstract: Yogyakarta City is the second tourist destination in Indonesia. Yogyakarta has a unique and characteristic, it is in the south traffic lane give advantages for the development of tourism potential, one of them with the centers of urban activity that continues to grow. This has an impact on lifestyle changes of population become more consumptive and encourage the development of commercial activity. Malioboro is a place to shopping that a lot of interest, because of tourism activity that is identical to shopping, so Malioboro becomes an attraction for tourists. Malioboro offers shopping attractions for visitors, along 2 km in Malioboro who inhabited by merchants who offer the merchandise. A wide variety of products offered, so it can attract and increase the number of tourists. The developments shopping in Malioboro can give linkages to the growth accommodation services around the area. Jalan Sosrowijayan and Dagen as growth center accommodation services expansion of Malioboro, the centers of noise visited by many tourists. Accommodation is a center of tourist distribution of residence to the location of attraction to other attractions that become destination.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 933 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

Accommodation services which dominates in the form Sosrowijayan and Dagen hotels, inns, homestays, and homestead. Business accommodation services use the land for economic value. The purpose of this study was to analyze the relationship of Malioboro shopping tourism with growth of accommodation services in Jalan Sosrowijayan and Dagen. This study used a qualitative approach method and technique of qualitative descriptive analysis. The sampling technique used purposive sampling and accidental sampling is useful for determining the informants in the study, that is the owner of accommodation services in Jalan Sosrowijayan and Dagen, communities, government agencies and tourists in Malioboro. The analysis used in this study consisted of the identification of Malioboro potential as a shopping tour in Yogyakarta, the analysis of the characteristics of accommodation services in Jalan Sosrowijayan and Dagen, analysis of the distribution and patterns of growth in the accommodation services and the analysis of Malioboro development of the growth accommodation services. Based on the results of the analysis can be formulated that Malioboro has associated with the growth of existing accommodation services in Jalan Sosrowijayan and Dagen. Malioboro bring tourists, tourists need lodging as the tourists infrastructure, Jalan Sosrowijayan and Dagen are in a strategic location more precisely in the area of Malioboro, so intertwined relationship to built accommodation services in both of the street. There is a tourist tendency to pick a specialty in strategic locations in facilitating mobility towards other sites, so the results of the analysis carried out is right on target. Jalan Sosrowijayan and Dagen potential for growth accommodation services supporting the needs of tourists in tourism activities. Keywords: Malioboro Shopping Tourism, Accommodation, Jalan Sosrowijayan and Dagen

PENDAHULUAN menguntungkan bagi perkembangan potensi Pariwisata merupakan segala sesuatu pariwisata, salah satunya dengan adanya yang berhubungan dengan penyelenggaraan pusat-pusat aktivitas perkotaan yang dan pengusahaan pariwisata yang mencakup berkembang setiap tahun. Yogyakarta sebagai objek dan daya tarik wisata, usaha sarana daerah tujuan wisata ke dua di Indonesia wisata, usaha jasa pariwisata, serta usaha- dengan berbagai macam potensi. Adanya usaha lainnya (Soekadijo, 1997:25). Pariwisata berbagai macam atraksi wisata yang merupakan bagian dari budaya bagi ditawarkan dapat menarik minat wisatawan masyarakat yang berkaitan dengan untuk berkunjung. Jenis wisata yang diminati pemanfaatan waktu yang dimiliki, dengan wisatawan Yogyakarta adalah Malioboro, tujuan untuk menyenangkan diri sendiri kegiatan pariwisata identik dengan maupun orang lain. Istilah wisata termuat berbelanja. Adanya wisata belanja Malioboro dalam UU No.10 Tahun 2009, Pasal 1 ayat 1, menjadi daya tarik bagi wisatawan. Malioboro yang menyebutkan bahwa wisata adalah menawarkan atraksi belanja, dihuni oleh kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh aktivitas para PKL yang menawarkan berbagai seseorang atau sekelompok orang dengan produk, seperti souvenir, pernak-pernik, kaos, mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan , kerajinan, dan lainnya. Keadaan rekreasi, pengembangan pribadi atau tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang Perkembangan Malioboro sebagai dikunjungi dalam jangka waktu sementara. wisata belanja yang banyak dikunjungi oleh Wisata belanja merupakan bagian dari wisatawan, membawa pengaruh pada kegiatan pariwisata yang dilakukan bagi pertumbuhan jasa akomodasi di Jalan sebagian orang yang melakukan perjalanan Sosrowijayan dan Dagen. Secara tidak wisata. Kegiatan pariwisata identik dengan langsung berkembangnya Malioboro aktivitas berbelanja yang memberikan berpengaruh pada pertumbuhan jasa pengaruh cukup besar bagi pertumbuhan akomodasi yang dimaksudkan untuk ekonomi kota, melalui sumber pendapatan menunjang aktivitas wisata. Keberadaan devisa, pemasukan pajak-pajak dan jasa pariwisata membutuhkan sarana dan retribusi lainnya. Kegiatan pariwisata sebagai prasarana penunjang untuk melayani salah satu sektor yang berperan dalam wisatawan dalam melakukan perjalanan memberikan konstribusi pendapatan daerah. wisata. Para wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta sebagai salah satu Yogyakarta memilih Malioboro sebagai tolak destinasi pariwisata di Indonesia yang ukur dalam menentukan lokasi tujuan wisata. memiliki keunikan dan ciri khas sendiri Jalan Sosrowijayan dan Dagen berada di lokasi dibandingkan dengan destinasi-destinasi yang strategis dan potensial sebagai wadah lainnya. Berada di jalur lintas selatan sehingga dalam menampung sarana dan prasarana

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 934 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto kebutuhan wisatawan dalam memenuhi Belanja adalah kegiatan yang kebutuhan jasa akomodasi berupa hotel, menyenangkan, dilakukan seseorang atau losmen, wisma dan homestay yang sekelompok orang secara sukarela tanpa dibutuhkan oleh wisatawan. Tingginya adanya paksaan untuk membeli sesuatu yang pergerakan jasa komersial dalam mendukung dibutuhkan (Timothy, 2005:42). Wisata kegiatan pariwisata. Sejak berkembangnya belanja merupakan bagian dari kegiatan Malioboro, menyebabkan pertumbuhan jasa pariwisata yang dilakukan sebagian orang akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Dagen, dalam melakukan perjalanan wisata. Kegiatan hingga saat ini jumlah jasa akomodasi yang wisata identik dengan belanja dalam ada mengalami peningkatan setiap tahun. melakukan berwisata seseorang cenderung Jalan Sosrowijayan dan Dagen menjadi melakukan belanja. Pariwisata merupakan kawasan komersial yang ramai. Hampir sulit industri yang diharapkan mampu menjadi untuk menemukan penduduk asli kampung sumber pendapatan daerah, meningkatkan ini, karena adanya perubahan dan alih fungsi pendapatan masyarakat, membuka lapangan bangunan. Keberadaan jasa akomodasi pekerjaan, kesempatan kerja dan proses sebagai penunjang wisatawan membawa pemerataan pendapatan dan meningkatkan pengaruh pada pemanfaatan lahan. pendapatan daerah (Yoeti, 2003:12). Wisata belanja adalah kegiatan perjalanan yang KAJIAN LITERATUR dilakukan seseorang atau sekelompok orang Pariwisata dipandang sebagai suatu pada saat berwisata, bukan sekedar jalan- gejala sosial yang sangat kompleks. Menurut jalan tetapi juga untuk membeli keperluan Soekadijo (1997:25) kegiatan pariwisata yang dibutuhkan. Wisata belanja disebut menyangkut berbagai aspek yaitu: sosiologis, sebagai kegiatan wisata yang memanfaatkan psikologis, ekonomi, ekologis, dan lainnya. kawasan komersial perdagangan retail sebagai Aspek ekonomi dianggap sebagai aspek yang tempat rekreasi untuk tujuan berkunjung dan memiliki perhatian penting, sebab aspek beraktivitas berbelanja untuk kebutuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat berwisata. penting bagi kegiatan pariwisata. Pariwisata Objek wisata belanja merupakan merupakan segala kegiatan yang berhubungan suatu tempat pusat penjualan produk lokal dengan wisatawan. Pada dasarnya kegiatan yang dikunjungi untuk berbelanja. Wisata pariwisata merupakan gejala dan hubungan belanja menawarkan belanja sebagai kegiatan yang timbul akibat interaksi oleh wisatawan utama, ketika mencari kebutuhan yang pada suatu tempat tujuan dengan wisatawan diinginkan mulai dari belanja barang-barang lainnya yang memiliki tujuan yang sama. antik, barang-barang modern hingga kebutuhan akan buah tangan ciri khas daerah Daya Tarik Wisata kunjungan wisata yang dapat dibawa ketika Daya tarik wisata merupakan elemen meninggkalkan objek wisata (Ismayanti, penting produk pariwisata. Daya tarik wisata 2011:159). Pariwisata sebagai sebuah adalah suatu kekuatan/pengaruh suatu objek “industri”, dimana terdapat batasan-batasan atau lokasi wisata untuk mempengaruhi yang menyebutkan istilah tersebut. Industri wisatawan sehingga tertarik untuk pariwisata menyediakan jasa-jasa yang mengunjungi objek wisata yang ditawarkan. berhubungan dengan kegiatan wisata, daya Daya tarik wisata merupakan segala sesuatu tarik dan sarana wisata (Ismayanti, 2011:13). yang memiliki keunikan, kemudahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, Jasa Akomodasi budaya dan hasil buatan manusia yang Akomodasi adalah sesuatu yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan disediakan untuk kebutuhan wisata, jasa (UU No.10 Tahun 2009). Istilah daya tarik akomodasi termasuk dalam suatu industri, jadi wisata sering digunakan untuk aktivitas industri akomodasi komponen industri pariwisata, segala sesuatu yang menjadi daya pariwisata. Akomodasi wisata dapat berupa tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu tempat singgah sementara yang digunakan daerah (Yoeti, 2008:48). untuk beristirahat, wisatawan dapat menikmati jasa pelayanan lainnya yang Wisata Belanja terdapat didalam satu paket akomodasi

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 935 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto wisata (Warpani, 2007:114). Jasa akomodasi berkembang/terletak pada lokasi sepanjang wisata dibedakan menjadi 3 yaitu akomodasi jalan arteri dan jalan utama pusat kawasan komersil, semi komersil dan non komersil. perkotaan. Jasa akomodasi yang akan diteliti c. Kawasan Inti (The Nucleations) dalam lokasi penelitian terdiri dari hotel, The Nucleations merupakan pola losmen, wisma dan home stay. Hotel pertumbuhan kegiatan komersial yang diawali merupakan perusahaan yang menyediakan dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan, jasa dalam bentuk penginapan, dan dengan adanya toko-toko untuk melayani penyediaan kebutuhan pelengkap lainnya, kebutuhan sehari-hari penduduk disekitarnya. yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan Pola pertumbuhan berada dipersimpangan wisatawan untuk tinggal sementara waktu dan pinggiran perkotaan. Keberadaan ketika sedang berwisata (Soekadijo, 1997:89). kegiatan pariwisata yang terdapat di berbagai Losmen merupakan sejenis akomodasi yang daerah menimbulkan komersialisasi bagi menggunakan sebagian atau keseluruhan untuk mendapatkan keuntungan, sehingga bangunan rumah untuk penginapan dengan terjadilah suatu proses yang mengakibatkan atau tanpa makan dan minum, hanya untuk pertumbuhan kegiatan komersial baru. beristirahat sementara waktu. Losmen memiliki fasilitas dan tarif yang lebih rendah METODE PENELITIAN atau jauh lebih murah dibandingkan dengan Pendekatan yang digunakan dalam hotel. Wisma merupakan akomodasi semi penelitian ini menggunakan pendekatan komersil yang dibangun hampir sama dengan kualitatif, untuk mengkaji keberadaan wisata penginapan, namun keberadaanya bukan belanja Malioboro terhadap pertumbuhan semata-mata untuk mencari keuntungan jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan secara komersial tetapi untuk kegiatan sosial. Dagen. Penelitian kualitatif merupakan Wisma dibangun seperti rumah pada penelitian yang menghasilkan analisis dengan umumnya atau sejenis rumah untuk para menggunakan prosedur analisis yang tamu, yang difungsikan sebagai tempat memanfaatkan wawancara secara terbuka peristirahatan sementara (Hutabarat, 2011). untuk mendapatkan informasi terkait objek Homestay atau guest house adalah sejenis yang diteliti, untuk memahami isu-isu yang akomodasi yang dimiliki oleh perusahaan, dianggap sensitif dan tidak dapat diselesaikan instansi pemerintah/swasta yang dengan menggunakan metode penelitian diperuntukan bagi para tamu-tamu yang kuantitatif (Moleong, 2000:6). Jenis analisis menginap, dengan fasilitas makan, minum dan yang digunakan menggunakan metode pelayanan lain yang disediakan sederhana. deskriptif kualitatif.

Pola Pertumbuhan Jasa Akomodasi Wisata HASIL TEMUAN DAN ANALISIS Menurut Yeates & Garner (1980:322) Diuraikan secara detail terhadap terdapat 3 klasifikasi pola kegiatan komersial: analisis-analisis yang digunakan yaitu: a. Kawasan khusus (Specialized Area) 1. Identifikasi Potensi Malioboro Sebagai Kawasan khusus merupakan kondisi Wisata Belanja di Kota Yogyakarta tertentu yang saling berkaitan, salah satunya Identifikasi potensi Malioboro dalam hal perkembangan kegiatan komersial. diperkuat dengan beberapa analisis yaitu: Jasa akomodasi wisata merupakan bagian dari kegiatan komersial yang biasanya berkembang Identifikasi Sejarah Malioboro Sebagai pada daerah pusat perbelanjaan ramai. Wisata Belanja b. Mengikuti Jaringan Jalan (Ribbons) Sejarah Malioboro berasal dari bahasa Ribbons merupakan persebaran sansekerta yang berarti “Karangan Bunga”, kegiatan komersial mengikuti pertumbuhan keberadaan Kota Yogyakarta yang terkenal koridor jalan. Biasanya perkembangnnya dengan adat istiadat dan budaya daerah yang kegiatan komersial tergantung pada arus lalu melegenda pada masa itu dikelilingi oleh lintas jalan utama, semakin berkembangnya masyarakat menuju Keraton Yogyakarta, arus lalu lintas jalan tersebut maka semakin dengan melewati Jalan Malioboro sebagai banyak juga pertumbuhan bangunan jalan utama dengan membawa bunga. Hal komersial yang ada. Kegiatan komersial yang tersebut dilakukan setiap hari oleh

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 936 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto masyarakat sepanjang 2 km Jalan Malioboro Sejarah Malioboro Sebagai Wisata Belanja dipenuhi dengan karangan bunga oleh Identifikasi Daya Tarik Malioboro masyarakat yang melewatinya. Tahun 1811- Identifikasi potensi wisata belanja 1816 ada seorang Kolonial Inggris bernama Malioboro yang didasarkan pada daya tarik “Marlborough” tinggal di Keraton Yogyakarta. wisatawan difokuskan untuk mengetahui Masyarakat Keraton mengenal Malborough seberapa besar daya tarik Malioboro sehingga baik. Untuk menghormatinya masyarakat disebut sebagai wisata belanja. Dalam dunia Yogyakarta menamai “Jalan Malioboro”. pariwisata terdapat istilah yang menyebutkan Malioboro dahulun dihuni penduduk bahwa pariwisata identik dengan berbelanja, berbagai etnis. Dikenalkan oleh orang-orang setiap orang yang berwisata pasti melakukan etnis Cina dan Belanda. Pada era kolonial aktivitas berbelanja, sehingga tujuan utama Belanda terjadi pembangunan fasilitas yang orang melakukan kegiatan pariwisata pasti digunakan pada masa pemerintahan. Kolonial berujung untuk belanja. Malioboro sebagai Belanda membangun sebuah benteng yang wisata belanja sejak tahun 1970. Keberadaan bernama “Benteng Vredeburg” tahun 1790 di Malioboro yang tumbuh dari aktivitas ujung selatan Jalan Malioboro, bertujuan perdagangan dan jasa menjadikan kawasan ini mempertahankan pemerintahan Belanda dari sebagai kawasan wisata belanja. serangan lawan. Tahun 1822 di bangun Dutch Club, tahun 1830 dibangun The Dutch Lokasi Malioboro Governor’s Residence, kemudian Java Bank Malioboro berada di lokasi yang dan kantor pos. Pembangunan fasilitas untuk strategis, berada di pusat pemerintahan dan meningkatkan perekonomian dan kekuasaan perkotaan Yogyakarta. Aksesibilitas menuju masa pemerintahan Belanda. Pada tahun Malioboro mudah, dapat di jangkau dengan 1830 orang-orang etnis Cina mulai tinggal dan berbagai moda kendaraan seperti stasiun memasuki kawasan Malioboro. Lokasinya Tugu, bus trans Jogja, taxi dari Bandara berada di bagian utara Jalan Malioboro. maupun dari akses manapun. Malioboro juga Keberadaan etnis Cina membawa pengaruh berdekatan dengan objek-objek wisata lainnya aktivitas berdagang. Masyarakat Yogyakarta yaitu: Keraton Yogyakarta, Pasar Beringharjo, pada masa itu mulai mengikuti adat Cina Benteng Vredeburg, Gedung Senisono, dengan aktivitas perdagangan dan jasa. Pada Museum Sono Budoyo, Taman Sari, dan tahun 1887 pemerintah membangun sebuah lainnya. Berada di pusat pemerintahan dan stasiun utama di Yogyakarta bernama “Tugu perkantoran, gedung DPRD dan Kompleks Train Station”, sekarang menjadi Stasiun Tugu Kepatihan memperkuat fungsi pemerintahan. Malioboro sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang menawarkan berbagai macam atraksi wisata untuk menarik wisatawan. Jalan Malioboro berbentuk sumbu linier yang memanjang, sepanjang kurang lebih 2 km. Batas Jalan Malioboro dimulai dari ujung jalan dekat dengan Stasiun Tugu hingga memasuki kawasan ini sampai dengan ujung bermuara di Keraton Yogyakarta. Setelah berada di kawasan Malioboro wisatwan dapat berkeliling dengan berjalan kaki untuk melihat-lihat aktivtas yang ada di dalamnya. Selain itu juga wisatawan dapat disuguhkan dengan para penarik becak dan andong yang selalu standby dipinggir-pinggir jalan. Para bapak-bapak bersiap untuk mengantarkan wisatawan Malioboro melihat- lihat dan bahkan mengantarkan untuk mencari penginapan yang ada di dekat Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014 Malioboro. Wisatawan merasa senang dengan Gambar 1

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 937 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto pelayanan yang ditawarkan. Untuk lebih murah hingga harga yang termahal, barang- jelasnya dapat dilihat pada gambar 2. barang yang diperoleh nantinya sesuai dengan budget wisatawan. Malioboro sebagai primadona bagi wisatawan Yogyakarta, adanya istilah “belum ke Yogyakarta sebelum datang ke Malioboro”. Hal ini diungkapkan oleh sebagian wisatawan. Para wisatawan dapat menemukan galeri seniman yang memamerkan hasil karyanya

Ujung Jalan Malioboro melalui para pedagang yang menjual karya seni. Malioboro telah menciptakan pola hubungan saling ketergantungan antara pedagang dan wisatawan.

Atraksi Wisata Belanja Malioboro Berdasarkan hasil analisis ketertarikan wisatawan Malioboro dipengaruhi oleh atraksi Sepanjang Jalan Malioboro wisata yang ditawarkan. Malioboro memiliki Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014 ciri khas tersendiri dari segi bentuk bangunan Gambar 2 yang masih dipertahankan hingga sekarang. Lokasi Wisata Belanja Malioboro Sepanjang Jalan Malioboro merupakan hasil peninggalan arsitektur pada masa kolonial Keunikan Wisata Belanja Malioboro Belanda yang bercampur dengan komersialiasi Malioboro memiliki keunikan sebagai pedagang Cina. Malioboro memiliki atraksi icon Yogyakarta. Dibuktikan dengan dokumen bagi wisatawan, kumpulan PKL, wisatawan perda Kota Yogyakarta yang menerangkan bisa menemukan makanan khas Yogyakarta tentang peranan objek wisata di Yogyakarta. dengan nuansa yang menarik. Terjadi pada Malioboro telah berkembang menjadi tempat aktivitas malam, keramaian mulai melingkupi. pertemuan aktivitas sosial dan ekonomi. Para pedagang makanan menawarkan Percampuran tersebut menjadikan Malioboro makanan dengan warung-warung tenda memfasilitasi kegiatan perdagangan dan jasa lesehan diiringi oleh alunan musik khas bagi para pedagang. Sepanjang 2 km Yogyakarta. Wisatawan terhibur dengan disuguhkan dengan berbagai macam nuansa pengamen yang menjual suaranya. pedagang yang menawarkan barang dagangannya. Produk yang dijual berbeda Daya Saing Wisata Belanja Malioboro dengan lainnya, sebagian besar produk yang Malioboro sebagai lokasi tujuan dijual para pedagang merupakan hasil utama wisatawan Yogyakarta menjadi suatu produksi Yogyakarta dan sekitarnya. kebanggaan bagi penduduk asli. Malioboro Beraneka-ragam produk yang dijual oleh PKL sebagai surga belanja bagi pecinta belanja. yaitu: souvenir khas, pernak-pernik, kerajinan Malioboro sebagai tolak ukur penentuan dari bamboo dan anyaman, batik-batik, kaos, lokasi wisata di Kota Yogyakarta. Malioboro gantungan kunci, aksesoris dan lainnya. dijadikan sebagai patokan dalam mengunjungi Jumlah pedagang kaki lima yang lokasi-lokasi tujuan wisata lainnya. menghiasi gerobak-gerobak di sepanjang Jalan Malioboro memiliki daya saing dengan Malioboro jumlahnya semakin bertambah wisata belanja lainnya, dengan kedatangan setiap tahun. Para pedagang menawarkan turis asing ke Malioboro. Keberadaan lokasi berbagai barang dagangan. Para wisatawan dan penginapan disekitarnya memiliki dapat menawar harga yang telah ditentukan ketertarikan, sehingga memunculkan turis oleh pedagang, sehingga ada aktivitas antara untuk datang, sebab di belakang Malioboro pedagang dan pembeli. Keunikan inilah yang tepatnya di Jalan Sosrowijayan itu merupakan semakin menambah rasa ingin tahu para kampung internasional. Keberadaan turis wisatawan untuk terus kembali dan kembali asing hanya pada musim-musim waktu liburan ke Yogyakarta. Harga yang ditawarkan juga Eropa pada bulan Mei-Oktober, banyak turis terbilang murah, mulai dari harga yang paling

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 938 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto asing yang berdatangan untuk berwisata ke Kecenderungan memanfaatkan segala Yogyakarta. sesuatu yang dapat dijadikan sebagai potensi Identifikasi Malioboro Sebagai Bagian Dari daerah yang menjadi lokasi tujuan wisata. Industri Pariwisata Ketertarikan penduduk disekitar Malioboro Pariwisata sebagai bagian dari untuk memanfaatkan lahan yang dimiliki “industri”, terdapat batasan-batasan yang untuk dibangun jasa-jasa akomodasi yang menyebutkan istilah tersebut. Industri mendatangkan keuntungan. Semakin dekat pariwisata menyediakan jasa-jasa yang dengan Malioboro maka semakin ramai usaha berhubungan dengan kegiatan wisata, daya jasa akomodasi. Keuntungan yang diperoleh tarik dan sarana wisata. Industri pariwisata semakin tinggi. Industri pariwisata dan bertujuan untuk memberikan daya tarik bagi komersialisasi merupakan bagian dari sebuah pelaku usaha, pariwisata dianggap sebagai investasi, dengan melakukan segala cara sesuatu hal yang penting bagi perkembangan untuk dapat mengembangkan usahanya. ekonomi daerah menjadi tujuan wisata. Industri pariwisata menjadi bagian Produk industri pariwisata berupa kumpulan dari Malioboro yang mampu menumbuhkan produk oleh perusahaan jasa wisata yang peningkatan ekonomi dari berbagai sektor dan memberikan pelayanan secara langsung. mampu mengalahkan kegiatan ekonomi. Keberadaan Malioboro sebagai wisata Perkembangan Malioboro sebagai industri belanja yang ada di Kota Yogyakarta, pariwisata mampu mendatangkan keuntungan memberikan peluang bagi pertumbuhan bagi pelaku usaha, mendatangkan peluang ekonomi daerah. Malioboro memfasilitasi terbukanya lapangan pekerjaan baru. pertumbuhan berbagai sektor didalamnya untuk berkembang. Malioboro sebagai wisata 2. Analisis Karakteristik Jasa Akomodasi di belanja oleh wisatawan mampu menyediakan Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen sarana dan prasarana penunjang aktivitas Analisis bertujuan untuk mengetahui wisatawan. Keberadaan industri pariwisata perbedaan dan ciri khusus dari masing-masing sejalan dengan pertumbuhan kegiatan jalan untuk melihat pertumbuhan jasa komersial yang berada di Jalan Sosrowijayan akomodasi dan keterkaitannya. Dalam analisis dan Dagen yang merupakan perluasan dari ini terdapat sub pokok bahasan yang dapat Malioboro. Segala sesuatu yang berhubungan digunakan untuk memperkuat analisis utama. dengan aktivitas pariwisata mampu tumbuh dan berkembang dengan baik seiring dengan Analisis Karakteristik Fisik Jasa Akomodasi di kebutuhan wisatawan. Hal ini terjadi di Jalan Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen Sosrowijayan dan Dagen, mulai tumbuh jasa Jalan Sosrowijayan dan Dagen sebagai akomodasi berupa hotel-hotel, penginapan perluasan Jalan Malioboro. Kedua jalan ini dan jasa penunjang kebutuhan wisatawan. diperuntukkan bagi penunjang aktivitas Sepanjang jalan terlihat ramai oleh lalu lalang wisatawan. Secara fisik Jalan Sosrowijayan dan aktivitas wisata dan beberapa pelaku usaha. Dagen memiliki karakteristik sebagai kawasan Pada umumnya kecenderungan suatu kegiatan komersial dengan komposisi utama daerah untuk mengembangkan pariwisata sebagai jasa akomodasi berupa, hotel, losmen, sebagai suatu industri dengan tujuan untuk wisma dan home stay. Tingkat hunian di Jalan mendapatkan keuntungan bagi kemajuan Sosrowijayan dan Dagen memiliki urutan ke-1. wisata dan perkembangan ekonomi daerah. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya tingkat Industri pariwisata yang mulai tumbuh di kedatangan wisatawan di kedua jalan Malioboro terlihat dari adanya bangunan dipengaruhi oleh wisatawan Malioboro. kegiatan komersial berupa jasa akomodasi. Jasa akomodasi bagian dari kebutuhan Industri pariwisata menyangkut apasaja yang wisatawan terdiri dari 3 jenis, yaitu komersil, perlu disediakan dalam pemenuhan semi komersil dan non komersil. Keberadaan kebutuhan wisatawan. Malioboro disebut jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan sebagai kawasan komersial yang sedang Dagen menyebar melingkupi sepanjang jalan. mengembangkan industri jasa akomodasi wisatawan. Implikasinya dapat dilihat pada Jalan Sosrowijayan titik-titik keramaian yang ada di sekitarnya. Jalan Sosrowijayan merupakan jalan pertama memasuki Malioboro. Berada di

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 939 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto lokasi strategis, dapat dijangkau dengan yang dipengaruhi karena perluasan dari Jalan berbagai moda transportasi. Berjarak 200 Malioboro. Losmen ini memiliki fasilitas dan meter dari Stasiun tugu. Sosrowijayan dikenal tarif yang lebih rendah atau jauh lebih murah sebagai pusat pertumbuhan jasa akomodasi dibandingkan dengan hotel berbintang. penunjang kebutuhan wisatawan terhadap Wisma penyediaan sarana dan prasarana. Berdasarkan hasil pengamatan Keberadaannya mulai dikenal pada tahun lapangan Jalan Sosrowijayan memiliki 1 wisma 1970-an setelah perkembangan Malioboro yaitu “Wisma Gembira”. Bangunan yang ada sebagai wisata belanja. di Sosrowijayan berbentuk seperti rumah Secara fisik Jalan Sosrowijayan tinggal biasa, namun memiliki fungsi terkenal sebagai kampung internasional komersial. Bentuk awal bangunan tersebut karena sebagian besar di huni oleh wisatawan berupa rumah salah satu penduduk. asing dibandingkan wisatawan domestik. Home stay Kedatangan wisatawan asing pada musim Berdasarkan hasil pengamatan Jalan liburan Eropa pada bulan Mei-Oktober, Sosrowijayan memiliki 3 home stay yaitu 105 selebihnya dihuni oleh wisatawan domestik. home stay, Chaterina home stay dan Family Berikut pembagian jenis-jenis jasa home stay. Kepemilikan home stay milik akomodasi di Jalan Sosrowijayan: penduduk asli. Sebagian besar penduduk asli Hotel masih tinggal di dalam satu kawasan home Berdasarkan hasil observasi dan stay. Adanya tarikan dari potensi Malioboro identifikasi kondisi dilapangan terdapat 12 dan kunjungan wisatawan menyebabkan buah hotel di Jalan Sosrowijayan dengan kelas dibukanya usaha jasa akomodasi. Keberadaan berbintang dan melati. Bangunan hotel home stay berfungsi hampir sama dengan terdapat di sepanjang Jalan di kedua sisi kanan hotel, namun jumlah fasilitas kamar, dan kiri. Keberadaan hotel-hotel diminati oleh pelayanan dan harga yang ditawarkan wisatawan karena beberapa faktor: lokasi, berbeda. Home stay disediakan hanya sebagai kondisi lingkungan, fasilitas dan harga yang tempat tinggal atau tempat menginap dengan relatif murah. Bangunan hotel yang ada harga yang ditawarkan relatif lebih murah terlihat bagus-bagus, walaupun hanya sekelas dibandingkan dengan hotel pada umumnya. hotel melati namun jangan diragukan untuk Untuk lebih jelasnya dilihat pada fasilitas yang disedikan. gambar 4 di bawah ini.

Sumber: Google Earth, Observasi, & Hasil Analisis, 2014 Gambar 3 Karakteristik Hotel di Jalan Sosrowijayan Sumber: Google Earth, Observasi, & Hasil Analisis, 2014 Gambar 4 Losmen Karakteristik Bangunan Penginapan Berdasarkan hasil pengamatan di Jalan Sosrowijayan dilapangan yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa Jalan Sosrowijayan Jalan Dagen memiliki 1 losmen yaitu “Bladok Losmen”. Jalan Dagen merupakan jalan ke-2 Keberadaan losmen tersebut 85% dihuni oleh ketika memasuki Jalan Malioboro, tepatnya wisatawan asing sedangkan sisanya 15% selatan Jalan Sosrowijayan. Karakteristik fisik dihuni oleh wisatawan domestik, terkenal Jalan Dagen hampir sama dengan Jalan sebagai losmen turis. Karakteristik Jalan Sosrowijayan, dikenal sebagai kawasan Sosrowijayan yang sudah melegenda sebagai pertumbuhan jasa akomodasi, keberadaannya kampung internasional sejak tahun 1970-an berkembang setelah Jalan Sosrowijayan.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 940 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

Pertumbuhan jasa akomodasi dimulai Berdasarkan pengamatan dilapangan tahun 1980-an bermula dari adanya perluasan Jalan Dagen terdapat 2 wisma yaitu Wisma jasa akomodasi, karena Sosrowijayan sudah Persada dan Wisma Nendra. Keberadaan tidak mampu menampung jasa akomodasi kedua wisma tersebut merupakan penginapan yang terletak di sepanjang jalan utama tertua yang ada di Dagen setelah hotel sehingga melebar ke Jalan Dagen yang berada Sriwibowo yang sekarang menjadi Ameera dalam satu kawasan Malioboro. Boutique Hotel. Pendirian wisma mendukung Jalan Dagen dikenal sebagai penyediaan sarana bagi kebutuhan wisatawan penginapan murah bagi wisatawan, berada di pendukung aktivitas pariwisata. Secara fisik lokasi strategis berdekatan dengan Malioboro bentuk bangunan wisma berbentuk seperti dan beberapa objek wisata. Berbeda dengan rumah tinggal biasa dengan kesan tetap Jalan Sosrowijayan yang terkenal sebagai menarik untuk dikunjungi. kampung internasional, Jalan Dagen dikenal Untuk lebih jelasnya dilihat pada sebagai kawasan wisatawan domestik, hampir gambar 6 di bawah ini. 90% wisatawan domestik. Berikut pembagian jenis-jenis jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan terdiri dari : Hotel Berdasarkan hasil observasi dan identifikasi kondisi dilapangan terdapat 15 buah hotel di Jalan Dagen. Hotel-hotel mulai tumbuh sejak keberadaan jasa akomodasi di Sumber: Google Earth, Observasi, & Hasil Analisis, 2014 Jalan Sosrowijayan mulai melebar. Bangunan- Gambar 6 Karakteristik Bangunan Penginapan bangunan hotel di sepanjang jalan terlihat di Jalan Dagen bagus-bagus, sekelas hotel melati jangan diragukan untuk fasilitas yang disedikan. Analisis Karakteristik Jasa Akomodasi Berdasarkan Motivasi Pengunjung Keberadaan Jalan Sosrowijayan dan Dagen sebagai penunjang aktivitas wisatawan. Motivasi pengunjung adalah wisatawan yang berwisata di Yogyakarta. Hasil analisis karakteristik jasa akomodasi berdasarkan motivasi pengunjung didasari oleh:

Daya Tarik dan Lokasi Sumber: Google Earth, Observasi, & Hasil Analisis, 2014 Rata-rata motivasi pengunjung Gambar 5 memilih Jalan Sosrowijayan dan Dagen karena Karakteristik Hotel di Jalan Dagen alasan daya tarik Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia. Ketertarikan Losmen tersebut menumbuhkan rasa keingintahuan Berdasarkan hasil pengamatan para wisatawan untuk mencoba suasana baru dilapangan yang telah dilakukan peneliti dalam melakukan perjalanan wisata. Tahun menunjukkan bahwa Jalan Dagen memiliki 2 1970-an Kota Yogyakarta terkenal dengan losmen yaitu Losmen Famili dan Penginapan wisata belanja Malioboro yang menarik minat Kunti. Keberadaanya menunjang kebutuhan wisatawan. Motivasi wisatawan menginap di sarana prasarana bagi wisatawan. Secara fisik Jalan Sosrowijayan atau Dagen memiliki keberadaan losmen sebagai perubahan dari keterkaitan dengan adanya Malioboro, sebab bentuk aslinya yang bermula dari rumah lokasinya masih berada di dalam satu kawasan tinggal atau sebagian berupa kos-kosan yang sehingga mempermudah mobilitas wisata disediakan oleh pemilik. Alasan yang sekaligus menikmati berbelanja. Tingkat mendasari perubahan tersebut adalah hunian di kedua jalan ini selalu ramai keuntungan lebih dibandingan sebelumnya. walaupun ada masa-masa tertentu yang menjadikan kawasan ini sepi dari pengunjung. Wisma

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 941 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

Karakteristik wisatawan dipengaruhi Berdasarkan tabel diatas dapat oleh beberapa hal yaitu: diketahui range harga jasa akomodasi di Jalan • Wisatawan berduit cenderung mencari Sosrowijayan bervariasi. Wisatawan dapat hotel berbintang dan yang menawarkan menyesuaikan kebutuhan selama berwisata. paket perjalanan wisata. Harga yang ditampilkan merupakan harga • Wisatwan lokal cenderung berwisata standart dihitung per malam. Wisatawan yang dalam jumlah besar, sistem kebersamaan menginginkan jasa akomodasi dengan harga dan kenyamanan dengan memilih hotel kelas menengah kebawah menggunakan kelas melati, wisma dan losmen. home stay, wisma, losmen atau hotel kelas • Wisatawan asing cenderung memilih ekonomis, yaitu dengan variasi harga sebesar budget murah dan mengutamakan losmen Rp. 85.000,- hingga Rp. 200.000,- dengan atau home stay, fasilitas standar. pilihan yaitu 105 home stay, Chaterina home stay, wisma gembira, hotel menggunakan Harga dan Fasilitas Jasa Akomodasi Kartika Hotel, Karunia Hotel, Hotel Indonesia Selain berada di lokasi strategis dan maupun Oryza Hotel. Kebutuhan wisatawan dekat Malioboro, motivasi pengunjung juga dengan tipe high class menggunakan Hotel didasari oleh harga, kenyamanan dan fasilitas. Batik Yogyakarta, Grage Jogja Hotel maupun Pengunjng merasa termotivasi untuk berada Grage Ramayana dengan harga yang di lokasi wisata yang ramah dan saling terjaga bervariasi rata-rata >Rp. 470.000,- per malam. keakraban sehingga pengunjung bisa merasa Pengguna jasa akomodasi high class biasanya nyaman. Harga jasa akomodasi yang para bisnisman untuk acara tertentu yang ditawarkan bervariasi tergantung kebutuhan membutuhkan ruang cukup luas. wisatawan selama berwisata. Pengunjung Jalan Dagen memiliki beberapa variasi memilih Jalan Sosrowijayan dan Dagen harga dan pilihan jasa akomodasi dengan sebagai pilihan ketika berada di Yogyakarta, jumlah lebih banyak dibandingkan Jalan karena kenyamanan dan jarang ditemukan Sosrowijayan. pada lokasi wisata lainnya. Tabel 2 Di Jalan Sosrowijayan pengunjung bisa DAFTAR HARGA JASA AKOMODASI DI JALAN DAGEN JENIS USAHA NAMA Harga /malam melihat aktivitas turis yang berkantong tipis Whiz Hotel Rp. 350.000,- yang ingin menikmati keindahan Yogyakarta. Hotel Amarta Rp. 260.000,- Jasa akomodasi di Sosrowijayan disediakan New Hotel Lilik Rp. 350.000,- bagi wisatawan asing yang ingin liburan Blue Safir Boutique Hotel Rp. 325.000,- murah. Jalan Dagen di dominasi wisatawan Puntodewo Hotel Rp. 150.000,- domestik dan tidak kalah menariknya untuk Hotel Sala 4 Rp. 165.000,- Hotel Dafam Rp. 370.000,- harga penginapannya. Hotel Permata Hotel Rp. 300.000,- Tabel 1 Ibis Styles Hotel Rp. 510.000,- DAFTAR HARGA JASA AKOMODASI Jl SOSROWIJAYAN Jentra Dagen Hotel Rp. 370.000,- JENIS USAHA NAMA Harga /malam Kristina Boutique Hotel Rp. 250.000,- Summer Season Hotel Rp. 330.000,- Kombokarno Hotel Rp. 350.000,- Kartika Hotel Rp. 100.000,- Schott Hotel Rp. 300.000,- Karunia Hotel Rp. 120.000,- Petimas Hotel Rp. 380.000,- Grage Jogja Hotel Rp. 480.000,- Ameera, Boutique Hotel Rp. 345.000,- Pyreness Hotel Rp. 410.000,- Losmen Famili Rp. 90.000,- Malioboro Palace Hotel Rp. 400.000,- Losmen Hotel Penginapan Kunthi Rp. 180.000,- Hotel Indonesia Rp. 125.000,- Wisma Persada Rp. 250.000,- Wisma Hotel Batik Yogyakarta Rp. 580.000,- Wisma Nendra Rp. 190.000,- Malioboro Inn Hotel Rp. 350.000,- Sumber: Hasil Observasi, +analisis, 2014 Grage Ramayana Rp. 470.000,- Berdasarkan tabel diatas dapat Selaras Inn Hotel Rp. 270.000,- Oryza Hotel Rp. 200.000,- diketahui harga yang ditawarkan pengelola Losmen Bladok Losmen Rp. 250.000,- jasa akomodasi bervariasi, antara Rp. 95.000 Wisma Wisma Gembira Rp. 120.000,- hingga Rp. 510.00,-. Para wisatawan dapat 105 Home Stay Rp. 85.000,- menyesuaikan kebutuhan selama berwisata. Home Stay Chaterina Home Stay Rp. 90.000,- Harga yang ditampilkan merupakan harga Family Home Stay Rp. 250.000,- standart per malam. Wisatawan yang Sumber: Hasil Observasi, +analisis, 2014 menginginkan jasa akomodasi dengan harga

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 942 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

kelas menengah kebawah menggunakan FAKTOR HASIL ANALISIS wisma, losmen maupun hotel dengan pilihan pemanfaatan lahan di dukung oleh keberadaan kelas ekonomis, yaitu sebesar Rp. 90.000,- wisatawan, alasan tersebut melatarbelakangi berdirinya jasa akomodasi seperti sekarang. Hasil hingga Rp. 190.000,- dapat menggunakan pengamatan menunjukkan kedua jalan akan lebih pilihan penginapan yaitu losmen Famili, bernilai apabila dimanfaatankan untuk usaha. Penginapan Kunthi dan Wisma Nendara, Pariwisata dan industri pariwisata merupakan sedangkan untuk hotel dapat menggunakan suatu hal yang saling berkaitan, kegiatan pariwisata berhubungan dengan berbelanja. Putodewo Hotel, dan Sala 4 Hotel. Kebutuhan Perkembangan wisata belanja memiliki wisatawan dengan tipe high class dapat keterkaitan dengan pertumbuhan jasa menggunakan Ibis Style Hotel dan Hotel Peluang akomodasi. Setiap daerah memiliki potensi Dafam dengan harga bervariasi antara Rp. Usaha pariwisata apabila dikembangkan dengan baik 370.000,- hingga Rp. 510.000,- per malam. akan membuka kesempatan peluang usaha yang mendatangkan keuntungan. Hal itu membuat Pada umumnya harga tidak para pelaku usaha memanfaatkan kesempatan ini mempengaruhi kunjungan wisatawan. Range untuk memperoleh keuntungan dengan harga yang ditawarkan oleh pemilik jasa menyediakan sarana bagi kebutuhan wisatawan. akomodasi sesuai dengan fasilitas yang Perkembangan Malioboro mempengaruhi pada ditawarkan, sehingga wisatawan tidak perlu perubahan nilai lahan yang semakin tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan bagi investor untuk kecewa dengan harga yang telah dibayarkan. berinvestasi. Adanya supply dan demand yang mengatasnamakan wisatawan. Jangka waktu 5 Investasi Karakteristik Jasa Akomodasi Berdasarkan tahun ke depan harga lahan akan meningkat. Saat Motivasi Pemilik Jasa Akomodasi ini harga lahan disekitar Malioboro mencapai 25 juta/meter, sebelum Malioboro berkembang Kota Yogyakarta sebagai lokasi tujuan harga lahan jauh lebih murah. Dimanfaatkan bagi wisata kedua di Indonesia setelah Bali, pencari keuntungan bermain spekulasi harga. mengalami peningkatan jumlah kunjungan Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2014 wisatawan sebesar 20-30% setiap tahunnya. Dalam kegiatan pariwisata, wisatawan 3. Analisis Persebaran Dan Pola membutuhkan kegiatan berbelanja untuk Pertumbuhan Jasa Akomodasi di Jalan memenuhi kebutuhannya. Malioboro sebagai Sosrowijayan dan Jalan Dagen icon dan pusat pertumbuhan ekonomi Analisis bertujuan untuk mengetahui mendapat julukan “surga belanja” bagi persebaran dan pola pertumbuhan jasa wisatawan, tujuan orang berwisata adalah akomodasi terkait Malioboro. berbelanja. Kurang lengkap rasanya apabila ke Yogyakarta tapi tidak ke Malioboro. Analisis Persebaran Jasa Akomodasi di Jalan Keberadaan jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen Sosrowijayan dan Dagen sebagai penunjang Keberadaan jasa akomodasi di Jalan kebutuhan wisatawan dalam beriwisata. Sosrowijayan dan Dagen dilihat dari kondisi Terdapat 4 alasan motivasi pelaku usaha yang eksisting menunjukkan adanya persebaran mendasari keberadaan Malioboro. Untuk lebih jasa akomodasi yang berada di kawasan jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. khusus atau specialized area. Kawasan khusus Tabel 3 merupakan kondisi tertentu yang saling MOTIVASI PEMILIK JASA AKOMODASI berkaitan. Berkembangnya arus jaringan jalan FAKTOR HASIL ANALISIS mengakibatkan pertumbuhan jasa-jasa yang Jalan Sosrowijayan dan Dagen memiliki bibit kawasan pertumbuhan jasa akomodasi, ada berhubungan dengan pemanfaatan ruang dan potensi kedua jalan ini sebagai penunjang mempengaruhi sebagian orang untuk pariwisata. Pertumbuhan jasa akomodasi menjadikan lahan bisnis yang bernilai menyebabkan terjadinya peningkatan ekonomi ekonomis. terutama bagi pemilik jasa akomodasi, tidak Ekonomi Pertumbuhan jasa akomodasi secara menutup kemungkinan terjadinya peluang bagi penduduk asli bekerja pada salah satu jasa unplanned (tidak terencana) baik secara fisik akomodasi. Setiap pengelola memberikan maupun non fisik sesuai karakteristik Jalan komposisi 30% karyawan adalah penduduk asli. Sosrowijayan dan Dagen sebagai kawasan Hal ini sebagai bentuk penghormatan terhadap komersial, pertumbuhan jasa akomdasi penduduk asli dan membuka lapangan pekerjaan. Peman- Pengelola jasa akomodasi di Jalan Sosrowijayan mengikuti keberadaan jalan. Malioboro faatan dan Dagen memperoleh lahan dari warisan atau menjadi tiang utama pertumbuhan. Lahan hak milik. Motivasi pelaku usaha dalam

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 943 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

Persebaran kegiatan komersial menjadi dua, sehingga Jalan Malioboro tersebut bagian dari penunjang aktivitas difungsikan untuk satu arah jalur. wisatawan. Berbagai macam usaha jasa yang Sebelum berkembang menjadi wisata di tawarkan bagi wisatawan. Jsa akomodasi belanja, Jalan Malioboro terlihat sepi tanpa bergantung pada perilaku pengunjung dalam aktivitas para pedagang. Terlihat selintas jasa akomodasi dalam kegiatan pariwisata. aktivitas orang yang sedang berjalan menuju arah utara yaitu menuju Keraton Yogyakarta. Analisis Pola Pertumbuhan Jasa Akomodasi Kedatangan penjajah ke Indonesia membawa di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen banyak perubahan, salah satu perubahan Pola pertumbuhan jasa akomodasi positifnya berupa penambahan fasilitas yang ada di Jalan Sosrowijayan dan Dagen perekonomian yang mendukung aktivitas tidak semata-mata bermunculan menjadi perdagangan dan jasa yang menjadi citra banyak seperti sekarang ini, tetapi melalui Malioboro sebagai surga belanja. tahapan dan proses sehingga dapat tumbuh hingga sekarang. Berdasarkan hasil Analisis Keterkaitan Wisata Belanja wawancara dengan informan terkait Malioboro dengan Pertumbuhan Jasa menyatakan bahwa, awal mula berdirinya jasa Akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Dagen akomodasi di Jalan Sosrowijayan dipengaruhi Kegiatan pariwisata identik dengan oleh adanya supply dan demand dalam hal aktivitas berbelanja, dalam melakukan penunjang keberadaan Malioboro. perjalanan wisata setiap orang tidak pernah terlepas dari aktivitas berbelanja. Kedua 4. Analisis Perkembangan Malioboro komponen tersebut memiliki keterkaitan satu Terhadap Pertumbuhan Jasa Akomodasi sama lainnya yang saling berpengaruh di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen terhadap peningkatan daya saing lokasi tujuan Analisis bertujuan menggabungkan wisata. Pariwisata dalam perkembangannya beberapa analisis untuk menjawab tujuan dan dapat dijadikan sebagai suatu indutri yang merumuskan hasil penelitian. mendatangkan keuntungan finansial. Adanya hubungan timbal balik antara kegiatan Analisis Perkembangan Wisata Belanja pariwisata objek wisata, wisatawan dan Malioboro penyedia jasa. Perkembangan fisik Malioboro Perkembangan Malioboro membawa ditandai dengan perubahan fungsi-fungsi pengaruh bagi pertumbuhan kegiatan bangunan disekitarnya. Perkembangan komersial kawasan disekitarnya, sebab Malioboro cukup pesat dan meningkatkan kegiatan pariwisata selalu diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta. Perlu industri pariwisata. Ketertarikan wisatawan adanya perkembangan peningkatan fasilitas terhadap Malioboro membawa pengaruh bagi dan sarana prasarana pendukung aktivitas pertumbuhan jasa akomodasi. Kegiatan wisata, khususnya wisata belanja Malioboro. komersial dan aktivitas pariwisata saling Perkembangan Malioboro memberikan berkaitan dan menimbulkan hubungan implikasi pada pertumbuhan jasa akomodasi kerjasama. Pertumbuhan jasa akomodasi yang disediakan untuk wisatawan. Hal terjadi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen ini terjadi di Jalan Sosrowijayan dan Dagen yang terletak di belakang Jalan Malioboro, dan yang merupakan kedua jalan yang berlokasi masih dalam satu lingkup objek penelitian. dibelakang Jalan Malioboro. Ibarat kata seperti peribahasa: “ada gula ada Malioboro sekarang telah menjadi semut”, peribahasa itulah yang digunakan pusat kawasan wisatawan terbesar di dalam melakukan analisis keterkaitan antara Yogyakarta. Bangunan peninggalan arsitektur wisata belanja dengan pertumbuhan jasa masa kolonial Belanda masih dipertahankan. akomodasi yang terjadi. “ada Malioboro, ada Adanya percampuran etnis Cina membawa wisatawan, maka potensi untuk mendapatkan perubahan menjadi kawasan perdagangan keuntungan”. Peluang tersebut dimanfaatkan dan jasa. Sebelum mengalami perkembangan oleh pelaku usaha dalam mendatangkan Jalan Malioboro merupakan kawasan dengan keuntungan dengan melakukan perubahan dua arah jalur, namun setelah keberadaan lahan menjadi jasa akomodasi. stasiun kereta api Jalan Malioboro terbagi

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 944 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

Malioboro dan pertumbuhan jasa Berdasarkan gambar terlihat kondisi akomodasi memiliki keterkaitan satu sama fisik antara Malioboro, Jalan Sosrowijayan dan lain. Hal ini disebabkan oleh adanya Dagen berada di dalam satu lingkup, sehingga kebutuhan wisatawan dalam memenuhi sangat mudah untuk terjadinya kondisi perjalanan wisatanya. Jalan Sosrowijayan dan ketergantuangan antara keduanya. Dimana Dagen sebagai lokasi pemilihan penginapan Malioboro sebagai potensi wisata belanja adalah keberadaannya yang berada di jalur yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, dan strategis, berada di belakang Malioboro, selain mendatangkan keuntungan bagi Jalan itu juga berdekatan dengan objek wisata Sosrowijayan dan Dagen sebagai penunjang lainnya di Yogyakarta. Walaupun Jalan kebutuhan wisatawan dengan menyediakan Malioboro memiliki satu arah jalur tidak jasa akomodasi yang terdiri dari hotel, losmen, mempengaruhi wisatawan dalam pemilihan wisma dan home stay. Tidak ada keterkaitan lokasi penginapan, dikawasan ini wisatawan antara harga jasa akomodasi dengan motivasi dapat menikmati aktivitas wisata yang pengunjung. Justru keterkaitan terjadi untuk menarik dan unik dibandingkan destinasi lain. jasa akomodasi yang berada di dekat 1 Malioboro akan lebih diminati wisatawan dibandingkan dengan jasa akomodasi yang semakin jauh dari Malioboro. Semakin dekat dengan Malioboro terisi dahulu dibandingkan dengan jasa akomodasi yang menjauh.

2

3

Sumber: Google Earth, Observasi, & Hasil Analisis, 2014 Gambar 7 Keterkaitan Wisata Belanja Malioboro dengan Jasa Akomodasi di Jl Sosrowijayan & Dagen

Keterangan 1 Besarnya harga yang ditawarkan pemilik jasa akomodasi tidak mempengaruhi minat wisatawan untuk menggunakan jasa akomodasi di Sosrowijayan maupun Dagen. 2 Jarak mempengaruhi prioritas penentuan lokasi dalam memilih jasa akomodasi. Semakin dekat dengan Malioboro, semakin tinggi tingkat hunian. 3 Jasa akomodasi yang berada di jarak terjauh dari Malioboro akan dipilih wisatawan apabila jasa akomodasi yang berada di jarak terdekat telah penuh

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 945 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

4.5 Rumusan Keterkaitan Wisata Belanja peningkatan setiap tahun. Tujuan wisatawan Malioboro Terhadap Pertumbuhan Yogyakarta karena ketertarikan Malioboro. Jasa Akomodasi Di Jalan Kegiatan pariwisata berhubungan erat dengan Sosrowijayan Dan Jalan Dagen wisata belanja. Malioboro memiliki keunikan dan ciri khas, keberadaannya mampu

Potensi Malioboro Penyediaan Kecenderungan memunculkan pelaku usaha komersial. sebagai wisata belanja kebutuhan wisata diminati oleh Malioboro memiliki peranan penting di Kota Yogyakarta terhadap jasa pemilik atau akomodasi : hotel, pengelola dalam bagi perkembangan ekonomi Kota Yogyakarta losmen dan Pemanfaatan lahan pemanfaatan ruang melalui sektor pariwisata. Berkembangnya homestay terbangun menjadi Malioboro keuntungan. Wisatawan memiliki komersialisasi dan bernilai ekonomis daya tarik dengan alasan: lokasi strategis, ada keunikan aktivitas PKL disepanjang jalan Karakteristik Jasa Segmentasi pasar, Akomodasi di Jalan kebutuhan wisata bagi dengan menawarkan hasil produksi penduduk Sosrowijayan dan wisawata Yogyakarta Yogyakarta dan sekitarnya dengan harga Jalan Dagen mengunjungi Malioboro relatif murah, adanya atraksi hiburan bagi Karakteristik Wisatawan Kebutuhan akses pecinta kuliner malam. Malioboro memiliki Wisatawan domestik (Budget tinggi dan dan Kenyamanan keterkaitan dengan jasa akomodasi di Jalan rendah) dalam perjalanan Sosrowijayan dan Dagen. Keterkaitan terlihat Wisatawan asing wisata (backpacker) karena pertumbuhan jasa akomodasi mulai tumbuh setelah Malioboro. Pengaruh lokasi Persebaran dan pola Jasa akomodasi pertumbuhan jasa berada di specialized merupakan alasan keterkaitan Malioboro akomodasi di Jalan area terjadi secara Sosrowijayan dan dengan Jalan Sosrowijayan dan Dagen. Unplaned Jalan Dagen Pertumbuhan jasa akomodasi terjadi karena perubahan pola pikir memanfaatkan Kemudahan aksesibilitas (lokasi dan kondisi sarana lahan ekonomis. Pemanfaatan lahan tersebut transportasi), daya tarik berawal dari adanya pemanfaatan rumah wisatawan, atraksi wisata dan kenyamanan tinggal menjadi penginapan. Pemanfaatan memunculkan peluang tumbuhnya pelaku

Perkembangan wisata Pertumbuhan jasa akomodasi usaha jasa akomodasi, sehingga sejak saat itu belanja Malioboro sebagai di Jalan Sosrowijayan dan Dampak Jalan Sosrowijayan dan Dagen tumbuh sebagai icon dan primadonan bagi Jalan Dagen penunjang wisatawan Yogyakarta kebutuhan wisatawan kawasan komersial. Hingga saat ini ada 17 jasa akomodasi di Sosrowijayan dan 19 jasa Pemanfaatan lahan akomodasi di Dagen. Diperuntukkan bagi Perubahan pola pikir komersial penduduk asli penyedia jasa akomodasi berupa: hotel, Peningkatan ekonomi daerah melalui jasa akomodasi losmen, wisma dan home stay. Jalan Sosrowijayan memiliki ciri sebagai kampung Keberadaan Wisata Belanja Malioboro internasional karena 85% dihuni wisatawan Terhadap Pertumbuhan Jasa Akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen asing, sedangkan Jalan Dagen disebut kampung domestik karena 90% dihuni oleh wisatawan lokal. Perbedaan jasa akomodasi Sumber: Google Earth, Observasi, & Hasil Analisis, 2014 Gambar 8 berdasarkan pada fungsi peranan dan fasilitas Bagan Alir Analisis Hasil Sintesa Literatur yang disediakan bagi pengunjung. Ketertarikan wisatawan untuk menggunakan jasa akomodasi tidak dipengaruhi oleh PENUTUP besarnya harga yang ditawarkan pemilik jasa Kesimpulan akomodasi. Harga hanya menjadi arahan bagi Kota Yogyakarta memiliki potensi sebagian orang untuk menentukan fasilitas pariwisata yang menduduki peringkat kedua di jasa akomodasi. Ketertarikan dipengaruhi oleh Indonesia. Keberadaan pariwisata dianggap Malioboro. Karakteristik motivasi pemilik jasa sebagai industri mendatangkan keuntungan. akomodasi mendirikan usaha dipengaruhi 4 Potensi pariwisata didukung keberadaan faktor yaitu ekonomi, pemanfaatan lahan, lokasi di jalur strategis pertemuan beberapa peluang usaha dan investasi. kabupaten atau kota, memunculkan kegiatan Persebaran jasa akomodasi terjadi komersial. Jumlah wisatawan telah mengalami spontan seiring berjalannya waktu.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 946 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

Persebaran jasa akomodasi yang berada di • Pemerintah terorganisir melalui lembaga- kawasan khusus atau specialized area. lembaga terkait mengadakan pertemuan Kawasan khusus merupakan kondisi tertentu tertentu dengan para pengelola/pemilik yang saling berkaitan. Berkembangnya arus jasa akomodasi untuk sharing jaringan jalan mengakibatkan pertumbuhan permasalahan dan kendala dalam jasa-jasa yang berhubungan dengan pelayanan penyediaan akomodasi. pemanfaatan ruang dan mempengaruhi orang • Pelestarian bangunan bersejarah di untuk bisnis bernilai ekonomis. Malioboro kawasan Malioboro, Sosrowijayan dan memiliki ketertarikan terhadap pertumbuhan Dagen sehingga menambah kesan jasa akomodasi yang terjadi di Jalan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung. Sosrowijayan dan Jalan Dagen. Ketertarikan dibuktikan dengan jumlah jasa akomodasi Rekomendasi Penelitian Tindak Lanjut tumbuh dan berkembang hingga sekarang. • Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pengembangan Rekomendasi ilmu perencanaan wilayah dan kota, Berikut rekomendasi yang dapat diberikan berkaitan dengan aspek pertumbuhan kepada beberapa pihak terkait yaitu: jasa akomodasi yang terus menjamur Rekomendasi untuk Pengelola Jasa Akomodasi seiring peningkatan kegiatan pariwisata • Pemilik jasa akomodasi diharapkan memberikan dampak pertumbuhan mampu mempertahankan keberadaan ekonomi wilayah disekitarnya. Malioboro sebagai citra wisata belanja • Penelitian yang berkaitan dengan bidang dan primadoma, sebab keberadaannya pariwisata bersifat statis, perkembangan berkaitan dengan pertumbuhan jasa industri pariwisata terjadi cepat, sehingga akomodasi di Jalan Sosrowijayan dan untuk menemukenalikan potensi unggul Dagen. Keberadaannya mampu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mendatangkan wisatawan. terhadap kondisi jasa akomodasi. • Pertumbuhan jasa akomodasi di Jalan • Penelitian bidang pariwisata bermanfaat Sosrowijayan dan Dagen terbilang pesat, untuk berbagai hal yaitu permasalahan tidak memungkiri adanya persaingan kepariwisataan, mendekatkan pelaku antar pelaku usaha, karena jumlah jasa usaha dibidang pariwisata, membantu akomodasi cukup banyak. Diharapkan mempromosikan kegiatan pariwisata Kota pelaku usaha tetap menjaga citra jasa Yogyakarta yang belum dikenali oleh akomodasi yang dikelola dengan tetap sebagian orang. Hal ini berimplikasi pada mempertahankan kualitas pelayanan dan perencanaan tindak lanjut dan pemenuhan kebutuhan bagi wisatawan. kemungkinan perubahan fungsi dan • Pelaku usaha jasa akomodasi diharapkan penambahan fungsi jasa akomodasi. mampu bekerja sama dengan pemerintah • Hasil penelitian dijadikan sebagai bahan dalam hal pelaporan pajak dan ijin usaha masukan pertimbangan Pemerintah Kota setiap bulan, sebab jasa akomodasi bagian Yogyakarta dalam pengambilan dari kegiatan pariwisata dan sektor keputusan. Adanya batasan rencana pariwisata penyumbang devisa terbanyak tindak lanjut, sehingga tidak di Kota Yogyakarta. mempengaruhi persaingan pasar jasa akomodasi yang tidak sehat.

Rekomendasi Untuk Pemerintah DAFTAR PUSTAKA • Pertumbuhan jasa akomodasi dapat Hutabarat, R. M. 2011. Wisma, Hotel atau mempengaruhi persaingan pasar tidak Pondok.http://nasional.kompas.com/r sehat. Pemerintah berhak membatasi ead/2011/03/18/2375957/about.hml. pemberian ijin bangunan mendirikan jasa Ismayanti. 2011. Pengantar Pariwisata. akomodasi Jalan Sosrowijayan dan Dagen, Jakarta: Grasindo. sebab jumlah jasa akomodasi sudah Moleong, Lexy. J. 2000. Metodologi Penelitian banyak sehingga perlu batasan persaingan Kualitatif. Bandung: PT Remaja pasar yang tidak sehat. Rosdakarya.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 947 Kajian Keberadaan Wisata Belanja Malioboro Terhadap… Ahsanul Fathiyyatun Nisa dan Ragil Haryanto

Soekadijo. 1997. Anatomi Pariwisata, Memahami Pariwisata sebagai “System Linkage.” Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Timothy, Dallen. J. 2005. Shopping Tourism, Retail and Leisure. Canada: Cromwell Press. Warpani, S. P., & Warpani, I. P. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung: ITB. Yeates, M., & Garner, B. 1980. The North American City. Thirtd Edition. San Fransisco: Harper and Row Publisher. Yoeti, Oka. A. 2003. Tour and Travel Marketing. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Pradnya Paramita. Yoeti, Oka. A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Cetakan Keenam. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Teknik PWK; Vol. 3; No. 4; 2014; hal. 933-948 | 948