perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tentang Persepakbolaan di Kota ( Solo )

1. Sejarah Singkat

Persis Solo adalah klub sepak bola yang didirikan pada tahun 1923 di

Surakarta, Jawa Tengah, . Persis Solo adalah raksasa sepak bola

Indonesia di masa lalu, Persis pernah menjuarai kompetisi sebanyak

7 kali, namun kejayaan itu hanya berlangsung hingga akhir 1940-an, karena

setelah itu tim ini terdegradasi hingga Divisi 3. Baru pada musim 2006 Persis

berhasil menjadi runner up ketika bermain di Divisi Satu Liga Indonesia. Atas

prestasi ini Persis promosi ke Divisi Utama pada musim kompetisi 2007-

2008.Saat ini Persis bermarkas di Stadion Manahan, yang memiliki kapasitas

25.000 penonton. Persis memiliki julukan “Laskar Samber Nyawa”. Persis

memiliki suporter fanatik besar yang disebut Laskar Pasoepati (Pasukan

Soeporter Paling Sejati).

Awal berdirinya masih bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB),

yakni semacam perserikatan sepak bola yang berada di kota Solo. VVB adalah

pelopor dunia sepak bola di Indonesia. Disebut pelopor dunia sepak bola karena

VVB berdiri sebelum klub-klub sepak bola ada di Indonesia, bahkan sebelum

adanya PSSI atau Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. VVB didirikan sejak commit to user tahun 1923 oleh Sastrosaksono dari Klub Mars dan R. Ng. Reksodiprojo dan 84 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

Sutarman dari Klub Romeo. Oleh bapak Soemokartiko, pada tahun 1928 nama

Persis Solo atau Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo resmi dipakai untuk

menggantikan nama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB). Persis adalah raksasa

sepak bola Indonesia di masa lalu, karena Persis adalah pencetus adanya klub-

klub sepak bola di Indonesia.

Persis pernah menjuarai kompetisi perserikatan sebanyak 7 kali, namun

kejayaan itu hanya berlangsung hingga akhir 1940-an. Persis Solo sendiri saat ini

mempunyai julukan sebagai Laskar Samber Nyawa. Home base yang dipakai

adalah stadion Manahan Solo yang mempunyai kapasitas jumlah penonton

sebanyak 35.000. Persis Solo juga mempunyai kelompok suporter fanatik yang

diberi nama Pasoepati (Pasukan Soeporter Paling Sejati) yang telah berdiri sejak

Februari tahun 2000.

Ada beberapa nama pemain legendaris sepak bola Indonesia yang pernah

membela Persis selain legenda hidup . Salah satunya adalah R.

Maladi yang kini namanya digunakan sebagai nama stadion R. Maladi atau yang

kerap disebut stadion Sriwedari. Persis Solo cukup lama mengalami masa-masa

sulit dan jauh dari prestasi. Prestasi terbaik terakhir adalah pada tahun 2006 lalu

yang berhasil menjadi runner up kompetisi divisi I usai dikandaskan Persebaya

Surabaya di babak final. Atas prestasi ini Persis Solo mendapat jatah promosi ke

divisi utama pada musim kompetisi 2007-2008.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

Berikut adalah beberapa prestasi yang sudah pernah diukir oleh tim Persis

Solo dalam dunia persepakbolaan di Indonesia :

 1935 – Juara, menang atas PPVIM Jatinegara .

 1936 – Juara, menang atas .

 1937 – Runner-up, kalah dari Persib Bandung.

 1939 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta.

 1940 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta.

 1942 – Juara, menang atas .

 1943 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta.

 1948 – Juara, menang atas PSIM Yogyakarta.

 2006 – Runner-up, kalah dari Persebaya Surabaya.

2. Sejarah Singkat Pasoepati

Lahirnya Pasoepati tak bisa terlepas dari kedatangan klub Pelita Solo

ke Solo. Kedatangan tim ini langsung disambut hangat oleh para penggemar

sepakbola di Kota Solo. Dukungan terhadap Ansyari Lubis dkk saat itu memang

spontanitas adanya. Dan dengan spontanitas pula, maka para penggemar Pelita

mempunyai angan-angan menggabungkan diri dalam sebuah wadah semacam

fans club yang akan memberi dukungan baik di dalam lapangan atau luar

lapangan kepada Pelita Solo.

Desas-desus bakal dibentuknya semacam paguyuban Laskar Pasoepati

ternyata telah dimulai sejak pertandingan pertama Pelita Solo di gelar di

stadion Manahan. Yang menarik, keinginan membentuk wadah suporter ini commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

muncul secara spontanitas tanpa digerakan oleh pihak Pelita Solo.

Munculnya kelompok suporter Sangkrah “Dhemit Abang”, kelompok suporter

Boyolali atau kelompok suporter Sragen adalah fenomena nyata dan bukan

“buatan“ sekelompok perusuh. Tribun-tribun penonton di Stadion Manahan

juga sudah punya warna khas, misalnya sekelompok suporter Sangkrah

menonjol di tribun selatan, kelompok suporter Jebres, Boyolali, atau Sragen

menghiasi tribun timur, sementara kelompok suporter Nusukan dan kelompok

lain mewarnai tribun utara.Rencana sejumlah pihak untuk mendirikan

kelompok suporter setia Pelita Solo akhirnya terwujud pada hari Rabu, 9

Februari 2000, di Griya Grupe Mayor, jalan Kolonel Sugiyono 37, Solo. Sekitar

20 orang yang hadir mewakili kelompok suporter masing-masing sepakat

memilih nama Pasukan Suporter Pelita Sejati yang disingkat Pasoepati, yang

merupakan usulan nama dari Suwarmin, salah satu wartawan Solopos.

Sebelumnya terdapat juga nama pilihan nama lain, seperti Pelita Mania, namun

setelah melalui voting menjatuhkan pilihan pada Pasoepati.

Berikut adalah nama-nama orang penting dalam terbentuknya komunitas

supporter sepakbola Pasoepati di kota Surakarta :

Arno Suparno, Bambang Eko S, Bimo Putranto, Dencis, Deny Susanto,

Donny, Dwi, Hariyanto, Iwan Budi Prasetyo, Maeda Daneswara,

Mashadi “Pete”, Mayor Haristanto, Rio, Siswanto, Sukimo, Sukirno,

Supriyadi “Ateng”, Suwandi, Suwarmin, Tommy, Wawan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

Kelahiran Pasoepati 9 Februari 2000, di Kota Solo yang awalnya di

prakasai oleh Mayor Haristanto dkk, pada awalnya (para pendiri) tidak

menyangka kalau Pasoepati bisa sedemikian besar. Pada awal-awalnya Pasoepati

di dalam mendukung Pelita Solo "hanya bersorak tanpa nyanyian dan tarian

tapi dengan iringan drum dan terompet" yang anggotanya tidak lebih dari

angka ratusan. Pada laga Pelita Solo versus Arema Malang, Pasoepati dan

masyarakat bola Kota Solo "disuguhi hiburan yang menarik" oleh pendukung

Arema yaitu Aremania selain suguhan pertandingan sepakbola yang menjadi

menu utamanya. Aremania selain membuat publik bola Kota Solo tertarik

sekaligus terpesona, tentunya merupakan bukti nyata sebuahkelompok suporter

bisa kreatif serta fanatik tapi bukan fanatik yang berati sempit. Sepulang dari

Stadion Manahan, penggemar bolamania Kota Solo selalu menceritakan tentang

laga Pelita Solo versus Arema baik di HIK (kedai minuman khas Solo), pos

ronda maupun di tempat tempat tongkrongan kawula muda Solo, dan yang

menjadi pembicaraan justru Aremania-nya.

Beberapa hari setelah pertandingan melawan Arema, Pasoepati

mengadakan rapat yang dihadiri oleh para kepala suku serta beberapa orang

profesional untuk membahas pembuatan lagu, gerak serta ide-ide kreatif lainya

untuk ditampilkan pada laga Pelita Solo berikutnya dengan slogan "Revolusi

Suporter Indonesia " dan "Paradigma Baru Suporter Indonesia Yang Simpatik,

Kreatif, Anti Anarki dan Cinta Damai". Tour Pasoepati ke Surabaya adalah

tonggak sejarah Pasoepati mengadakan tour yang pertama dengan pasukan

5000 lebih, memakai jasa transportasi kereta api serta 37 armada bus serta commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

89

mobil pribadi yang tidak terdeteksi jumlahnya. Yang menarik adalah seluruh

rangkaian kereta api yang berjumlah 12 gerbong penumpang adalah

bookingan Pasoepati dengan nama Kereta Pasoepati.

Kini, setelah Pasoepati sudah berusia 14 tahun dan telah mendukung

3 tim yang berbeda (Pelita Solo, Persijatim Solo FC dan Persis Solo).

Pasoepati yang awalnya singkatan dari Pasukan Suporter Pelita Sejati kini

menjadi Pasukan Suporter Sala Paling Sejati yang tidak hanya mensupport

sepakbola Kota Solo tetapi juga olah raga & budaya Solo Raya (Solo, Kab.

Karanganyar, Kab. Boyolali, Kab. Sukoharjo, Kab. Sragen, Kab. Wonogiri dan

Kab. Klaten). Pasoepati terdiri dari korwil-korwil yang tersebar di se eks-

Karesidenan Surakarta yaitu Kota Solo 5 Korwil, Kab. Karanganyar 2

Korwil, Kab. Boyolali 1 Korwil, Kab. Sukoharjo 2 Korwil Sragen 1 Korwil,

Kab. Klaten 1 Korwil, Kab. Wonogiri 1 Korwil. Yang setiap korwil mempunyai

minimal 10 suku, suku mempunyai anak suku (anggota) minimal 15, tetapi yang

terjadi setiap suku mempunyai anak suku diatas 25 bahkan banyak suku

yang mempunyai anak suku lebih dari 100 orang. Selain 13 Korwil yang

tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, Pasoepati juga mempunyai perwakilan di

kota lain yakni Pasoepati Jabodetabek dan Pasoepati Jogja.

Dari ke-13 korwil yang ada ini, kemudian masing-masing korwil

mengutus masing-masing 3 orang per korwil untuk duduk dalam keanggotaan

Majelis Pasoepati (DPR-nya Pasoepati). Dan dari Majelis Pasoepati inilah

struktur Kabinet Pasoepati akhirnya terbentuk dan diangkat untuk menjalankan

masing-masing tugasnya. Selain Majelis Pasoepati, di dalam struktur commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

90

organisasi Pasoepati juga terdapat Kabinet Pasoepati yang terdiri atas

Presiden Pasoepati dan juga wakil Presiden Pasoepati yang dibantu oleh 24 orang

menteri Kabinet Pasoepati yang masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri.

Di dalam perjalanan Pasoepati, bukanya mulus bagai jalan tol, tetapi

berbagai masalah dan konflik internal juga mewarnai perjalanan organisasi

suporter kebanggaan Kota Solo ini. Sempat ada 2 kubu yang pro dan kontra

tentang adanya AD/ART didalam tubuh organisasi Pasoepati, tetapi dengan

ending yang baik menghasilkan Konggres Pasoepati I yang diselenggarakan di

Stadion Manahan pada tahun 2001, yang menempatkan Mayor Harisutanto dan

Anwar Sanusi sebagai Presiden & Wakil.Presiden Pasoepati I. Masalah muncul

lagi setelah Mayor H mundur dari jabatan Presiden Pasoepati. Beberapa

orang yang berambisi ingin menduduki orang no 1 di Pasoepati melawan orang-

orang yang murni menginginkan besarnya Pasoepati. Muncullah nama

KRMT. Satrio Hadinagoro dan Ir. Bimo Putranto yang diyakini oleh

sebagian besar korwil bisa menyelesaikan konflik internal dan bisa

menyatukan Pasoepati kembali dan terpilihlah beliau berdua menjadi Presiden

dan Wakil Presiden II dari hasil Konggres Luar Biasa pada tahun 2002. Dan pada

Konggres Pasoepati III Tahun 2004, Ir. Bimo Putranto dan Langgeng Jatmiko

terpilih menjadi Presiden & Wakil Presiden Pasoepati III.

Di dalam menangani konflik internal, selain Presiden & Wakil Presiden

Pasoepati, di dalam tubuh Pasoepati juga mempunyai sosok yang cukup

berpengaruh dan sudah didaulat sebagai Bunda Pasoepati yaitu Kris Pujiati

S.Psi. Bunda (demikian anggota pasoepati memanggil Kris) pada saat-saat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

91

ada permasalahan di tubuh Pasoepati selalu menjadi tempat untuk mengadu/

curhat oleh semua elemen Pasoepati. Selain sebagai Bunda Pasoepati, Kris Pujiati

S.Psi juga didudukan sebagai Penasehat Pasoepati.

Selain bergerak murni dalam dunia suporter, Pasoepati juga turut

serta dalam berbagai kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan. Beberapa

kali kelompok suporter Pasoerpati turut dalam agenda dalam pemerintahan Kota

Solo antara lain acara resik-resik kutha Solo. Selain itu, komunitas suporter

Solo ini juga pernah mengadakan acara donor darah di berbagai daerah.

3. Koordinator Wilayah ( Fungsi dan Peran KORWIL )

Setiap korwil yang ada praktis independen dan mandiri dalam semua hal

mulai pendiriannya sampai kebutuhan sehari-harinya. Pada awalnya korwil

dibentuk guna memberikan kemudahan pada setiap Pasoepati untuk mendapatkan

tiket pertandingan. Ini didasarkan pada wacana bahwa penyebaran tiket akan

lebih efektif daripada mengantri di loket sebelum pertandingan. Selain itu, adanya

korwil diharapkan agar mengurangi adanya calotiket dalam setiap

pertandingan. Karena banyaknya masyarakat yang mengeluhkan tindakan

para calo tiket yang cenderung memeras Pasoepati.

Dalam masing-masing korwil terdapat unsur organisasi/lembaga yang bisa

dibilang sangat sederhana yaitu satu koordinator, wakil dan bendahara.

Koordinator atau bisa disebut sebagai ketua korwil berfungsi sebagai penanggung

jawab atas eksistensi serta segala bentuk kegiatan ataupun tindakan yang

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

92

dilakukan oleh seluruh anggota korwil. Secara lebih rinci, bentuk-bentuk

tanggung jawab tersebut kurang lebih adalah sebagai berikut :

1. Mengkoordinasikan pembelian dan penyebaran tiket sebelum

pertandingan dengan panitia pelaksana pertandingan

2. Mengkoordinasikan serta mensosialisasikan setiap info terkait

pertandingan ataupun kegiatan Pasoepati lainnya

3. Mendata seluruh anggota korwil

4. Mewakili korwil dalam setiap musyawarah bersama yang

dilakukan Pasoepati (keperluan tour, kesalahpahaman antara

Pasoepati dan masalah lainnya)

5. Mengkoordinasi dan mensosialisasikan tour Pasoepati atau

memberikan dukungan secara langsung dikandang lawan.

6. Menyalurkan aspirasi anggota korwil dalam setiap musyawarah

bersama yang dilakukan Pasoepati yang kemudian diaspirasikan

ke management klub Persis Solo.

Tidak jauh berbeda dengan umumnya peran wakil ketua, wakil ketua

korwil memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai pengganti ketua korwil apabila

ketua sedang berhalangan untuk melaksanakan tugasnya. Sedangkan

bendahara korwil bertugas untuk mengkoordinir keuangan korwil dalam hal:

1. Pembelian tiket pertandingan

2. Pembayaran biaya tour Pasoepati

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

93

3. Pengadaan atribut sebagai dukungan dalam pertandingan seperti

bendera, spanduk, dan pembuatan kaos.

Dikarenakan Pasoepati bukanlah sebuah lembaga yang memiliki pusat

ataupun pucuk pimpinan, sehingga pusat informasi seluruh korwil Pasoepati

adalah langsung berada pada kantor management Persis Solo, sehingga secara

langsung dapat terlihat hubungan antara klub Persis Solo dengan Pasoepati.

Akibatnya, korwil dewasa ini memiliki peran yang menjembatani antara

Persis Solo dengan Pasoepati yang secara langsung akan menimbulkan

beberapa dampak positif.

Dampak positif dari adanya Korwil ( Koordinator Wilayah ) yang sudah

terlihat ataupun yang sudah dapat dirasakan oleh beberpa kalangan yaitu

dijelaskan dibawah ini :

a) Bagi Management Persis Solo adalah:

1. Memudahkan pendistribusian tiket dalam setiap pertandingan

home.

2. Membantu pengontrolan dalam hal keamanan pertandingan yang

diemban oleh panitia pelaksana pertandingan (Panpel).

3. Memudahkan sosialisasi terkait informasi apapun tentang Persis

Solo.

4. Memberikan masukan dan saran terkait masalah yang

dihadapai Persis Solo (pemain, strategi sampai keuangan).

5. Adanya hubungan yang harmonis dengan seluruh Pasoepati

yang terkoordinir lewat korwil. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

94

Dampak positif dari adanya Korwil ( Koordinator Wilayah ) yang sudah

terlihat ataupun yang sudah dapat dirasakan oleh beberpa kalangan yaitu

dijelaskan dibawah ini :

b) Bagi Pasoepati adalah:

1. Mempermudah setiap Pasoepati dalam mendapatkan tiket

dengan harga resmi yang dipatok oleh pihak Management Persis

Solo.

2. Pasoepati selalu mendapatkan informasi yang terup-date

sekitar klub kebanggannya.

3. Adanya hubungan yang harmonis dengan pihak Management.

Dengan melihat peran dan tanggung jawab masing-masing pengurus

korwil serta simbiosis mutualismenya dengan Persis Solo diatas, kita dapat

menangkap peran yang dilakoni setiap korwil Pasoepati yang rata-rata dilakukan

secara kultural, yang diantaranya adalah:

1. Mendistribusikan tiket pertandingan sehingga meminimalisir antrian

serta praktek percaloan.

2. Sarana penyalur kreativitas Pasoepati baik di dalam maupun di

luar stadion.

3. Sarana komunikasi untuk menjaga keharmonisan serta persatuan

Pasoepati(bulletin, spanduk dan forum-forum non-formal yang

sering dilakukan bersama dengan korwil yang lain.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

95

4. Sarana komunikasi dengan suporter lain di Indonesia ataupun di

dunia (forum silaturrahim suporter Indonesia dan sarana situs

atau website Pasoepati).

5. Mengkoordinir tour dengan membentuk panitia ketika Persis Solo

tandang kemarkas lawan.

6. Sebagai jembatan ataupun penyambung lidah Pasoepati dengan

management Persis Solo.

Meskipun memiliki peranan yang cukup besar, sampai sekarang

masih banyak Pasoepati yang belum tergabung dengan korwil. Dua

figurPasoepatiseperti dirigen Pasoepati Mas Gondrong maupun Mayor

Haristanto, dua-duanya merupakan figur yang lahir bukan dari korwil.

Namun demikian bukan berarti Pasoepati yang non-korwil tidak memiliki

kekompakanseperti korwil. Memang secara formal mereka tidak memiliki

lembaga, tapi mereka mengakui mereka memiliki ikatan yang kuat sama

kuatnya seperti lembaga. Kebanyakan mereka yang non-korwil masih memiliki

kekhawatiran atas ekslusivitas sebagai dampak dari kelembagaan.

Karena Pasoepati bukanlah sebuah lembaga yang formal, maka secara

otomatis tidak terdapat sistem administrasi yang professional terkait sejarah serta

data lainnya termasuk berapa jumlah korwil Pasoepati yang ada sampai

tahun 2013 ini. Praktis data yang ada adalah data yang diutarakan dari mulut ke

mulut. Data terakhir yang diperoleh John Psilopatis ( Peneliti Suporter di

Indonesia asal Belgia ) adalah bahwa sampai tahun 2012 terdapat lebih dari

183 korwil Pasoepati. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

96

Sampai akhir tahun 2013, data yang di dapatkan peneliti dari

berbagai sumber adalah lebih dari 204 korwil yang aktif. Sedangkan data

yang dimiliki oleh panitia pelaksana pertandingan Persis Solo menyebutkan

bahwa jumlah korwil yang ada sampai pada akhir 2013 adalah sebanyak 148

korwil. Jumlah tersebut adalah jumlah terakhir korwil yang mendaftarkan

dirinya untuk mendapatkan distribusi tiket. Setiap korwil yang ada memiliki

rata-rata 300 orang anggota. Jadi keseluruhan jumlah Pasoepati yang masuk

dalam korwil secara kasar adalah 44.400 orang. Jumlah tersebut merupakan

jumlah/data kasar hasil dari perkalian jumlah korwil dengan rata-rata anggota

yang terdaftar pada paniti pelaksana pertandingan. Jika jumlah kita rata-rata

korwil kita kalikan data yang diperolehpeneliti maka Pasoepati yang ada

pada akhir 2013 mencapai 61.200 orang.

Jumlah ini bisa jadi jumlah terbesar kelompok suporter di Indonesia

(mengingat kapasitas stadion Manahan termasuk dalam 5 besar di Indonesia,

sedangkan jumlah penonton dalam setiap pertandingan). Diatas telah disebutkan

bahwa setiap korwil yang ada praktis independen dan mandiri dalam semua hal

mulai pendiriannya sampai kebutuhan sehari-harinya. Inilah yang mungkin

sedikit membedakan Pasoepati dengan berbagai suporter yang ada di

Indonesia. Ngalamania (julukan suporter Persema) misalnya, sedikit ataupun

banyak selalu mendapatkan suntikan dana dari Pemerintah Kota Malang

guna memenuhi kebutuhan hariannya. Begitu jugadengan sebagian besar

suporter di Indonesia yang mendapatkan bantuan dari “pemilik klub” yang

tidak lain adalah pemerintahan dimasing-masing daerahnya. Untuk keperluan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

97

tour misalnya, mereka sering mendapatkan bantuan berupa tersedianya

kendaraan (bus) guna transportasi menuju kandang lawan yang akan mereka

jamu.

Keadaan ini disadari penuh oleh Pasoepati yang menjawabnya

dengan kesetiaan, rasa memiliki dan tanggung jawab dengan selalu membeli

tiket untuk bersama-sama menghidupi Persis Solo. Bahkan sosok seorang

dirigen lapangan Pasoepati-pun selalu masuk stadion dengan tiket yang

sudah ada di tangan. Meskipun sang dirigen (Mayor Haristanto) selalu

mendapatkan tawaran free-pass, namun Mayor selalu membeli tiket untuk

memberikan contoh kepada seluruh Pasoepati bahwa rasa cintanya kepada

Persis Solo minilamal ia tunjukkan dengan membeli tiket masuk pertandingan.

Membeli tiket masuk pertandingan secara langsung memberikan nilai minimal

kepada kita bagaimana mencintai Persis Solo, karena secara tidak langsung

kita menunjukkan tanggung jawab dalam menyambung hidup Persis Solo.

Berbeda dengan cara yang ditempuh oleh sebagian besar suporter Solo

sebelum tahun 2008. Mereka menggunakan cara-cara nekat tanpa memikirkan

kepentingan orang lain, seperti melompat pagar stadion tanpa membeli tiket, ikut

angkutan umum tanpa membayar ongkos, dan minta makanan atau minuman

dalam tour tanpa membayar. Guna mencukupi kebutuhan sehari-harinya

sebagai suporter, sekarang kebanyakan Pasoepati (yang bernaung dalam korwil)

menyiasatinya dengan memproduksi segala bentuk pernik Persis Solo seperti

kaos, shall, bendera, boneka sampai pin-pin kecil untuk dijual kembali. Hasil

penjualan inilah yang kemudian digunakan untuk menonton dan memberikan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

98

dukungan kepda Persis Solo secara langsung baik dikandang (home) ataupun

laga tandang (away). Namun diakui atau tidak sekarang banyak pihak yang

memanfaatkan kebesaran nama Persis Solo di Solo untuk memproduksi

pernik-pernik Persis Solomeskipun bukan dalam kategori suporter Persis Solo

ataupun malah sama sekali tidak suka dengan olahraga sepakbola.

Ini bisa dikatakan wajar, karena persaingan dalam setiap kesempatan

yang ada di dunia bisnis semakin ketat. Tanpa melihat status, posisi ataupun

apapun, asal memiliki modal semua disahkan dalam dunia bisnis.

4. Komunitas Media ( Cetak, Elektronik, Maya )

Dalam era hi-tech dewasa ini, peran media dalam

mentransformasikan informasi dalam bentuk apapun memang dirasa sangat

vital. Begitu juga yangterjadi pada peran media dalam mentransformasikan

berbagai informasi sepakbola, tidak terkecuali tentang Persis Solo. Peran

media dirasa sangat penting dalam mengenalkan serta mensosialisasikan

keber”ada”an sesuatu dewasa ini. Termasuk juga Persis Solo dan juga Pasoepati

yang awalnya dipandang sebelah mata oleh masyarakat Solo pada khususnya dan

Indonesia pada umumnya. Namun peran tersebut tidak akan ada artinya ketika

tidak ada timbal balik berupa tanggapan dan sambutan yang tentunya hangat

(membeli, membaca sampai memasang iklan) dari masyarakat. Disini sekali

lagi kita melihat sismbiosis yang bersifat mutualisme.

Mengingat Di Solo sendiri sebagian besar masyarakat sangat bangga

dan mencintai Persis Solo, maka setidaknya terdapat tiga media cetak yaitu Jawa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

99

Pos, Radar Solo, Solo Pos serta Surya dan Republik AENG-AENG Solo yang

menyediakan rubrik khusus terkait Persis Solo. Rubrik ini khusus membahas

terkait tentang persepakbolaan di Solo (khususnya Persis Solo), olahraga local

lainnya dan rubric komentar masyarakat via Short Massage Servise (SMS).

Kesempatan tersebut tidak luput dari Pasoepati yang setiap hari selalu setia

untuk megirimkan berbagai komentarnya. Dan dapat dipastikan kapasitas yang

disediakan dalam kolom komentar masyarakat tersebut tidak mampu memuat

keseluruhan SMS yang dikirimkan masyarakat Solo raya.

Media apapun akan sangat bermanfaat apabila media tersebut

dikelola dengan optimal.Inilah yang mendasari Ovan untuk memanfaatkan

Radio Repubik Indonesia Solo yang dikelolanya menjadi salah satu basis serta

pemersatu Pasoepati. Ovan Tobing yang menjabat sebagai manager tim Persis

Solo waktu itu juga berprofesi sebagai penyiar di Radio Republik Indonesia

Solo. Di radio inilah dulu keputusan-keputusan penting diambil. Mulai rapat-

rapat penting dalam prosesi lahirnya Persis Solo, strategi mendatangkan

pemain dan pelatih sampai strategi penentuan juara Persis Soloketika era

Galatama. Rapat-rapat tersebut kebanyakan dilaksanakan disalah satu ruang

(ruang tengah pojok) Radio Republik Indonesia Solo. Sampai sekarang RRI

masih tetap eksis dalam peranannya memberikan servis informasi kepada

Pasoepatiyang secara tidak langsung turut membesarkan nama Persis Solo dan

Pasoepati. Setiap hari (kecuali hari sabtu dan minggu) pada jam 20.00 sampai

22.00 WIB dengan kemasan ala ngopi Pasoepati memberikan sarana informasi

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

100

dan komunikasi. terkait Persis Solo dan Pasoepati dalam acara yang diberi

tajuk “Ayo Bos…Bal Bal-an Bos”.

Acara yang dulu dibawakan langsung oleh Ovan Tobing ini telah lama

menemani Pasoepati sejak era Galatama. Sekarang tongkat estafet penyiar acara

ini beralih kepada Mas Gondrong (mantan dirigen Pasoepati yang sekarang

menjadi jurnalis radio). Dengan bahasa yang ringan ala Solo, Mas Gondrong

berhasil memikat sebagian besar Pasoepati untuk tetap mengikuti acaranya setiap

hari. Sapaan akrab dengan kata “bos”, seolah semakin memantapkan jargon

radio RRI Radione WongSolo. Setiap hari topik yang diulas adalah sekitar

Persis Solo seperti transfer pemain, profil pemain, preview pertandingan Persis

Solo, hasil pertandingan, ofisial, masalah klub, liga Indonesiasampai pada

isu serta kebijakan yang diambil PSSI dalam memimpin persepakbolaan

Indonesia. Selain itu ada juga sesi komentar Pasoepati secara langsung lewat

pesawat telepon. Disinilah muncul kritikan, ide-ide segar sampai hujatan yang

tidak jarang mempengaruhi kebijakan klub. Tidak salah kalau acara ini

menjadi acara alternatif masyarakat di Solo pada waktu malam hari sehabis kerja.

Sampai sekarang RRI merupakan satu-satunya radio yang menyiarkan secara

eksklusif acara yang khusus membahas tentang persepakbolaan di Solo.

Pasoepati termasuk salah satu suporter di Indonesia yang memiliki situs di

internet. Saat ini sejauh data yang ada pada peneliti terdapat beberapa

alamat dalam internet yang merupakan komunitas suporter Pasoepati.

Pasoepati Satu Jiwa merupakan situs dengan komunitas terbesar yang dimiliki

Pasoepati. Banyak produk yang ditawarkan dalam situs ini, selain menerbitkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

101

bulletin satu jiwa, alamat ini juga merupakan forum diskusi guna

menyumbang ide-ide terkait pengembangan Persis Solo kedepan untuk lebih

maju, berita sekitar Persis Solo (transfer, pemain, ofisial, jadwal), jajak

pendapat, prediksi pertandingan Persis Solo sampai pada masukan dan kritikan

kepada pihak Management. Produk yang paling terkenal dari Pasoepati Satu

Jiwa adalah bulletin yang diterbitkan setiap dua minggu sekali.

Ada yang memberikan informasi sekitar lawan yang akan dihadapai

Persis Solo sampai pada ucapan respect terhadap sambutan suporter di Solo

(khususnya terhadap klub dan suporter lawan). Dari tiga media massa yang

digunakan Pasoepati sebagai sarana informasi dan komunikasi, media internet

adalah yang memiliki prospek sangat besar dalam mengenalkan bukan saja

Pasoepati, tetapi persepakbolaan Indonesia secara keseluruhan kepada para

pemerhatinya seluruh dunia. Mengingat media internet adalah dunia cyberspace

yang tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Sekarang banyak info yang

menawarkan tentang berita ter-up date dari persis solo baik dari facebook, twitter,

path ataupun instagram.

5. Data Dalam Pertandingan

Pagi hari mulai jam 09.00 WIB sebelum pertandingan, kantor

Management Persis Solo selalu penuh dengan perwakilan setiap korwil guna

mengambil tiket untuk pada anggotanya. Bukan hanya perwakilan korwil yang

memenuhi kantor, tetapi juga para pedagang asongan (kebanyakan pedagang

rokok) yang berjualan dalam stadion. Sehingga dalam pertandingan kandang, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

102

jarang kita temukan antrian tiket pada stadion, karena korwil Pasoepati hampir

tersebar diseluruh Solo Raya. Setiap korwil telah membawa data jumlah

anggotanya, sehingga bisa dikatakan bahwa sebagian besar Pasoepati telah

mendapatkan jatah tiketnya karena sebagian besar Pasoepati bernaung dibawah

korwil masing-masing daerah. Distribusi tiketseperti ini sudah dimulai sejak

kelahiran korwil-korwil yang menandakankelahiran Pasoepati. Sistem seperti ini

juga secara langsung menguntungkan bagi kedua belah pihak (Persis Solo-

Pasoepati) seperti yang telah dijelaskan diatas.

Kegiatan pembagian jatah tiket selambat-lambatnya selesai sebelum pukul

12.00 WIB. Setelah itu perwakilan korwil kembali pada pos masing-masing untuk

mendistribusikan pesanan tiket para anggotanya. Mulai pukul 11.00 WIB para

Pasoepati kebanyakan telah “nongkrong” di jalan-jalan Solo. Mereka rata-rata

menunggu Pasoepati yang lain untuk berangkat bersama ke stadion. Dengan

menggunakan atribut serba merah, otomatis setiap laga home Persis Solo

kota Solo benar-benar menjadi kota merah. Selepas pukul 12.00 WIB jalanan

Solo Raya dipenuhi dengan konvoi motor Pasoepati menuju stadion

Manahan. Pada hari laga home Persis Solo juga, keadaan jalan raya yang

dapatdipakai kendaraan umum ketika masuk kota Solo berbeda dengan hari

biasanya. Ini karena tindakan antisipatif dari aparat Polisi Lalu Lintas yang telah

mengatur jalanan kota agar tidak terjadi kemacetan. Namun begitu

kemacetan kerap terjadi, maklum pada pertandingan yang dianggap big match,

Pasoepati yang datang ke stadion dapat berlipat lebih banyak dari pertandingan

biasa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

103

Meskipun pertandingan biasanya dimulai pada pukul 15.30 WIB, namun

biasanya Pasoepati telah berduyun-duyun masuk stadion mulai pukul 12.30 WIB,

khususnya sektor ekonomi. Pasoepati yang datang lebih awal seperti ini biasanya

mereka yang membawa spanduk (bendera besar), boneka ikon dipinggir gawang

serta mereka yang membawa drumband memilki tugas sebagai penabuh

perkusi yangmengiringi nyanyian Pasoepati. Dengan datang lebih awal,

berarti mereka memiliki kesempatan untuk memasang spanduknya ditempat yang

lebih strategis.

Selain memasang spanduk dalam ukuran besar di stadion, Pasoepati juga

memiliki kreativitas yang unik untuk mendukung dan menunjukkan identitasnya

yaitu boneka Red Devil ( Setan Merah Manahan Solo ) sebagai ikon Persis Solo

di samping gawang serta digaris tengah luar lapangan. Kreativitas ini

kemudian menjadi sebuah kebiasaan dan sekarang telah diadopsi oleh berbagai

suporter di Indonesia. Pukul 13.00 WIB sampai 14.00 WIB tribun sektor

ekonomi sebelah timur telah dipenuhi Pasoepati dengan atribut merahnya.

Berbeda dengan tribun VIP (sektor barat dan timur), sampai pertandingan

dimulai biasanya kita masih bisa mendapatkan tempat duduk yang cukup nyaman,

kecuali pertandingan yang berlabel big match.Sekitar pukul 14.30 Mayor

Haristanto sebagai dirigen lapangan sampai di stadion. Mayor biasanya

langsung menembus sesaknya Pasoepati di tribun sektor utara dan naik ke tempat

dirigen yang memang sudah disediakan ditengah-tengah pagar tribun sektor

utara. Tempat tersebut berukuran sekitar 1x1 meter yang dibuat tinggi persis

diatas pagar pembatas lapangan. Sebelum pertandingan, biasanya dirigen commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

104

melakukan pemanasan dengan nyanyian dan tarian ringan yang diikuti oleh

sebagian besar tribun utara. Sedangkan tribun sebelah selatan ( Sud Mas

Gondrong ) juga sudah penuh sesak ditempati oleh rekan-rekan Paoepati dari

berbagai daerah. Biasanya mereka menunggu mas Gondrong datanh terlebih

dahulu.

Dalam pertandingan dimana suporter lawan ikut datang dalam

stadion, Pasoepati meminta kesempatan untuk bersama-sama menunjukkan

sportivitas dan persahabatan dengan secara simbolis berjabat tangan dan saling

menukar kenang-kenangan. Terkadang Pasoepati melakukan konfirmasi (bila

sudah memiliki hubungan sebelumnya) dengan suporter lawan guna

ceremonial ini. Sedangkankenang-kenangannya biasanya berupa atribut klub

berupa kaos, shall, bendera sampai ikon boneka. Ceremonial semacam ini

biasanya dipandu langsung oleh pembawa acara pertandingan dengan beberapa

harapan, diantaranya adalah:

1. Menjunjung tinggi sportivitas dalam olahraga.

2. Menjalin hubungan persahabatan dengan suporter lain yang

secara otomatis ikut menjalin persatuan dan kesatuan bangsa.

3. Memberikan contoh dan pelajaran kepada suporter yang masih muda

dan anak-anak akan kedua hal diatas.

Sekitar jam 15.00 WIB para pemain masuk lapangan untuk

pemanasan diikuti dengan sorak-sorai Pasoepati, setelah itu masuk ruang

ganti kembali. Tepat pukul 15.30 biasanya para pemain masuk ke lapangan

dengan dipandupembawa acara pertandingan. Setiap pemain Persis Solo yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

105

masuk selalu diikuti dengan applaus Pasoepati. Biasanya ada beberapa

pemain yang dianggap “bintang” mendapatkan tepukan yang sangat meriah,

seperti Fery Ariyanto, kapten Modestus Setiawan, Patricio Morales . Para

pemain lawan juga mendapatkan applaus meskipun tidak semeriah para

pemain Persis Solo, kecuali pemain dari klub yang dianggap musuh abadi Persis

Solo seperti Persebaya dan PSIM jogja.

Sesaat sebelum pertandingan dimulai, stadion menjadi hening.

Pembawa acara pertandingan mengisyaratkan kepada seluruh isi pertandingan

untuk bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan “Padamu Negeri”.

Inspirasi pengumandangan lagu ini didapat dari respect kepada musisi kawakan

Gomblohyang selalu menyanyikan lagu “Padamu Negeri” dimanapun Gombloh

mendapatkesempatan tampil didepan publik. Dari inspirasi tersebut, kemudian

mulai dari bergulirnya Liga Indonesia sekitar tahun 1994-an, Persis Solo dan

Pasoepati membudayakannya dengan beberapa alasan. Diantaranya adalah

pertama pertandingan home Persis Solo dinilai sebagai kesempatan untuk

bersama-sama memupuk rasa nasionalisme masyarakat Solo kepada bangsa

Indonesia. Disebut kesempatan karena pada pertandingan sepakbola di Solo,

seluruh penduduk dari strata apapun berkumpul, baik itu tukang becak,

sopir, pegawai negeri, militer, sampai pada penjahat sekalipun. Pasoepati

berpendapat, kesempatan seperti ini akan sangat sulit kita temukan, kecuali dalam

pertandingan sepakbola.

Kedua lagu “Padamu Negeri” dipersembahkan kepada seluruh

pahlawan negeri ini. Meskipun dedikasi ini hanya minim (mengingat hanya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

106

menyanyikan sebuah lagu), namun Pasoepati berharap masyarakat Solo pada

khususnya dan Indonesia pada umumnya bisa menghormati dan bangga kepada

seluruh pahlawan negeri ini yang mengabdikan hidupnya untuk membebaskan

bangsa ini dari kolonialisme.

Ketiga lagu “Padamu Negeri” dianggap sebagai wujud syukur kepada

Tuhan yang telah mempersatukan masyarakat Solo dan juga sekaligus berharap

dan berdoa agar bangsa Indonesia tetap selalu bersatu sampai kapanpun. Ini

karena seperti yang telah dijelaskan diatas, pada tahun 1990-an sampai awal 2000-

an di Solo masih sering terjadi tawuran antar kampung. Dengan adanya

Pasoepati, perlahan masyarakat Solo menemukan simbol pemersatunya lewat

sepakbola dalam wadah Pasoepati. Dan yang keempat adalah memberikan

contohserta pelajaran kepada suporter yang masih muda dan anak-anak akan

pentingnya ketiga hal diatas.

Pasoepati dikenal sebagai salah satu pelopor suporter yang atraktif

dengan nyanyian dan tariannya. Menurut Mas Gondrong (yang sekarang

menjadi penyiar serta reporter radio RRI Solo), inspirasi menjadi dirigen

didapatkannya justru ketika sedang menonton langsung sebuah konser musik

rock. Mas Gondrong melihat mengapa vokalis grup rock bisa mengajak seluruh

penontonnya untuk bernyanyi dan menari bersama. Setelah konser tersebut Mas

Gondrong yang memang pecinta bola langsung mempunyai keinginan

bagaimana kalau dalam pertandingan sepakbola suporter bisa seperti penonton

konser rock untuk mendukung klubnya. Selang beberapa waktu kemudian,

setelah menonton konser musik rock, Mas Gondrong tidaksegan mengajak commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

107

para rocker lokal Solo (kebetulan kebnyakan adalah temannya) untuk

menonton bola. Didalam stadion, Mas Gondrong secara spontan memulai aksinya

di bawah papan skor bersama teman-temannya. Lagu pertama yang

dinyanyikan adalah lagu grup rock legendaris Queen yang berjudul “we are

the champion” dan “we will rock you”. Selang beberapa pertandingan tersebut

Mas Gondrong mendapatkan partner sebagai dirigen yaitu Doni (adik

kandung Mayor Haristanto).

Pada awalnya usaha tersebut mendapat banyak cibiran dari berbagai sudut

stadion, tapi selang beberapa pertandingan kemudian ini dianggap sebagai

kebiasaan dan mendapatkan respon positif dari para pemain Persis Solo yang

sedangberlaga dengan membalasnya dengan tepukan tangan. Sejak peristiwa

tersebut,nyanyian dan tarian mulai dianggap sebagai sebuah kebutuhan oleh para

suporter yang hadir dalam stadion. Sekarang lagu yang dipakai oleh Pasoepati

bukan saja lagu-lagu rock seperti pada awalnya. Tetapi telah merambah kepada

lagu apa saja yang dirasa cocok dan dapat mewakili spirit tempur Persis Solo.

Lagu yang paling terkenal dari Pasoepati yang sekarang telah dipakai oleh

hampir seluruh suporter di Indonesia adalah lagu yang diberi tajuk “Sore

ini (Kita Harus Menang)”. Lagu ini merupakan ubahan lagu suporter dari

Chile (Amerika Latin). Adalah seorang Juan Rubio, pemain asal Chile yang

pernah membela Persis Solo yang memperkenalkan lagu tersebut kepada

Pasoepati. Sehingga sampai sekarang Juan Rubio dikenang sebagai sosok yang

sangat dihormati oleh Pasoepati.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

108

Berikut ini adalah lirik lagu yang dibawakan teman-teman supporter pada

saat emberikan dukungan didalam lapangan guna membakar semangat tim

kesayangan yang sedang bertanding tersebut:

( Ayo Persis Solo )

Ayo… Ayo Persis Solo…

Sore ini …

Kita harus menang…

Selain lagu tersebut, dalam pertandingan biasanya juga

dikumandangkan lagu “Bumi Persis Solo” dan “Kami Selalu Ada”, yang

liriknya adalah sebagai berikut:

(Bumi Persis Solo)

Hoo…oo...oooo…

Hwo..oo..oo…ooo…2x

Aku bangga menjadi Wong Solo

Kemana-mana dijuluki Setan merah Manahan Solo

Lahir disini tanah para pemberani

Bumi Persis Solo julukan kandang Setan

Persis Solo…Persis Solo…kita disini Persis Solo…2x

(Kami Selalu Ada)

Satukan tekadmu..kobarkan semangatmu

Pasoepati selalu mendukungmu…

Kami ini Pasoepati commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

109

Kami slalu mendukung Persis Solo

Dimanapun berada

Kami selalu ada

Karena kami Pasoepati..2x

Ayo…ayo…kita dukung Persis Solo

Yoo..ayo…setan manahan berlaga

Bersatu kita teguh

Bercerai kita runtuh

Setan-ku harus maju

Bunuh saja lawanmu

Selain lagu-lagu diatas, Pasoepati juga memiliki lagu untuk yang

menjadikannya sebagai pemain keduabelas Persis Solo. Disebut pemain

keduabelas kerena lagu ini memainkan peranan yang cukup penting selain

mendongkrak mental bertanding pemain Persis Solo, lagu-lagu ini berperan

sebagai penghancur mental bertanding lawan.

Lagu sebagai pembakar semangat pemain pada saat pertandngan

diantaranya adalah:

( Persis Setan Merah Manahan Solo )

Persis Solo…Persis Solo Setan merah Manahan Solo

Pasoepati…Setan Merah Manahan Solo

La..la..la2x commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

110

Sekarang Persis Solo menang

(nama musuh)..cok!

Dibunuh saja

Dan lagu yang dinyanyikan ketika lawan memiliki kesempatan untuk

mencetak gol, seperti tendangan bebas jarak dkat, dan sepak pojok:

Tid-ak Mungkin…Tid-ak Mungkin…Tid-ak Mungkin

Selain itu ada juga lagu ketika Persis Solo dalam keadaan kritis (kalah

ataupun seri) yaitu lagu dengan judul “Putri Solo”. Lagu ini didedikasikan untuk

mendongkrak mental beranding Persis Solo:

Keras…keras…Persis Solo keras

Keras…keras…Persis Solo keras

Kalau Persis Solo kendo

Kalau Persis Solo loyo

Bukan Setan tapi Putri Solo

Selama pertandingan Mayor Haristanto memimpin seluruh Pasoepati

(khususnya tribun uatar) dan mas Gondrong ( tribun selatan Curva Sud ) untuk

terus bernyanyi dan menari memberikan semangat kepada Persis Solo untuk

bisa memenangkan pertandingan. Nyanyian dan tarian Pasoepati selalu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

111

diiringi dengan tabuhan drumband oleh beberapa orang yang bertempat

dibawah dirigen. Selama pertandingan biasanya terdapat beberapa atraksi

menarik yang ditunjukkan Pasoepati, diantaranya:

1. Mengangkat shall dengan kedua tangan secara bersama-sama

ketika menyanyikan lagu “padamu negeri”.

2. Mengangkat shall dan diputar-putarkan sambil melonjak-lonjak ketika

pemain Persis Solo mencetak gol.

3. Mengangkat kedua telapak tangan dan mengangguk-anggukkannya

selama bernyanyi.

4. Bergoyang mirip poco-poco ke kanan dan ke kiri selama bernyanyi.

5. Berdiri bergantian secara vertikal memutar seluruh stadion

sehingga membentuk gerakan semacam gelombang ombak di laut.

Secara keseluruhan atraksi tersebut sangat mengagumkan jika

disaksikan lewat tribun VIP yang berada pada sektor barat stadion. Sehingga

memunculkan minat penonton yang datang ke stadion dengan tujuan utama

untuk menikmati atraksi. Dari sinilah kemudian Mas Gondrong

mengklasifikasikan penonton di stadion menjadi tiga jenis, yaitu: pertama

suporter sejati yang sangat mementingkan Persis Solo, yaitu mereka yang

datang sebagai wujud dukungan dan kesetiaan pada Persis Solo. Yang ada

dalam benak mereka adalah bagaimana memberikan support atau dukungan

kepada Persis Solo tanpa mengenal panas, hujan ataupun apa saja. Yang

kedua adalah penonton yang datang untuk menikmati permainan dalam

sepakbola atau biasa disebut pencinta bola. Mereka selalu datang untuk menikmati commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

112

permaianan dalam sepakbola. Dan yang ketiga, adalah penonton yang datang ke

stadion untuk refreshing dengan menikmati semacam pesta yang muncul dan

disajikan Pasoepati. Biasanya penonton semacam ini memilih pertandingan yang

berskala big macth.

Dalam sebuah pertandingan sepak bola profesional, keamanan serta

segala urusan pertandingan yang akan diselenggarakan sepenuhnya menjadi

tanggung jawab panitia pelaksana (Panpel) pertandingan. Setiap klub

memiliki Panpel pertandingan yang biasanya bernaung langsung dibawah

pengurus klub. Panpel secara umum memiliki tugas sebagai penanggung

jawab penuh atas jalannya pertandingan.

Peran Panpel sangat vital bagi keamanan pertandingan sepak bola.

Sehingga dalam setiap pertandingan home Persis Solo, Panpel bekerjasama

dengan pihak-pihak keamanan untuk mendatangkan 500 personil kepolisisan,

100 personil TNI, serta 200 guard men.. Jumlah tersebut akan berubah bila

pertandingan berskala Big Match. Selain itu Panpel juga memiliki langkah-

langkah lain selain menyediakan pihak keamanan untuk berjaga-jaga, yaitu

langkah yang sering disebut sebagai langkah antisipatif dalam setiap

pertandingan.

Langkah tersebut diantaranya adalah :

a) Tidak memperbolehkan seluruh penonton membawa serta botol

minuman dalam bentuk apapun. Ini dilakukan untuk mencegah

lemparan botol kepada pemain dalam pertandingan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

113

b) Tidak memperbolehkan seluruh penonton mengkonsumsi atau

membawa segala minuman yang memabukkan dalam setiap

pertandingan. Ini dilakukan sebagai langkah antisipatif guna

mencegah tawuran antar penonton ataupun tindakan-tindakan brutal

lain yang dilakukan penonton yang terkontaminasi minuman keras,

seperti menyerang pemain atau offisial klub.

c) Tidak memperbolehkan seluruh penonton membawa senjata tajam,

peledak ataupun senapan dalam bentuk apapun dalam setiap

pertandingan. Ini sebagai langkah antisipatif guna mencegah

tindakan-tindakan yang dapat mengacaukan pertandingan dalam stadion.

d) Tidak memperbolehkan seluruh penonton membawa tongkat

(penyangga bendera) dalam bentuk apapun. Ini juga sebagai tindakan

antisipatif guna memberikan keamanan pertandingan dalam stadion.

Sepanjang kompetisi liga Divisi Utama Indonesia 2014 ini seperti

halnya klub divisi utama lain, Persis Solo mendapatkan jatah main dikandang

sendiri sebanyak 17 kali. Bila dirata-rata, tiap pertandingan home penonton yang

hadir adalah lebih dari 14.000 orang. Jumlah ini merupakan rata-rata yang

mungkin terbesar dari klub manapun di Indonesia, mengingat kapasitas stadion

Manahan adalah termasuk salah satu stadion terbesar di Indonesia. Ini

menunjukkan betapa besar animo masyarakat Solo terhadap olahraga sepak

bola dan juga rasa cintanya kepada Persis Solo. Dari data diatas, jumlah

penonton terbanyak tercatat pada pertandingan yang notabene memiliki kriteria : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

114

1. Big Match (Vs Persebaya dan PSIM)

2. Pertandingan pembuka dan penutup laga kandang (Vs Persegi FC dan

Persiba)

3. Pertandingan klasik yang mempertemukan:

- Klub yang dinilai sebagai “Seteru abadi” (Vs PSIM)

Pasoepati dikenal masyarakat di Indonesia karena kegigihannya dalam

memberikan dukungan kepada Persis Solo saat bertanding bukan saja

dikandang sendiri (Solo), melainkan juga saat Persis Solobermaian tandang

(bermain dikandang lawan). Memberikan dukungan di luar kandang minimal

seorang suporter membutuhkan dua modal utama, yaitu modal finasial dan

juga modal mental dan keberanian. Modal finansial praktis dibutuhkan untuk

keperluan akomodasi sampai dengan konsumsi selama berada dalam luar

kota. Sedangkan modal yang kedua yaitu modal mental dan keberanian

dibutuhkan mengingat atmosfer persepakbolaan dan suporter yang kurang

kondusif di Indonesia, sehingga kemungkinan untuk terjadi chaos dengan

suporter lawan sangat tinggi. Tingkat chaos dengan suporter lawan sangat tinggi

ketika Persis Solo mampu untuk menahan imbang ataupun memenangkan laga

dikandang lawan.

Pada awal kemunculannya sekitar tahun 2004-an, Pasoepati banyak

melakukan tour secara independen. Artinya banyak Pasoepati yang melakukannya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

115

secara individual ataupun berangkat dalam skala kelompok-kelompok kecil.

Kebanyakan Pasoepati saling bertemu dan berkumpul dalam skala besar beberapa

jam sebelum pertandingan di luar stadion dan kadang malah bertemu di

dalam stadion. Model tour seperti ini memang masih ada sampai sekarang,

meskipun sekarang kebanyakan Pasoepati banyak yang beralih kepada model

tour yang baru. Dalam model tour yang baru adalah model tour yang

terkoordinir oleh panitia penyelenggara tour yang dibentuk dari hasil

musyawarah korwil-korwil. Setiap tour yang akan dilaksanakan selalu

dikoordinasikan melalui minimal tiga kali musyawarah antar koordinator atau

perwakilan korwil.

Musyawarah tahap pertama biasanya membahas pembentukan panitia

penyelenggara tour. Penunjukan panitia dilaksanakan secara terbuka dengan

penunjukan bersama siapa saja yang akan menjadi panitia penyelenggara tour.

Prosesi pembentukan panitia yang ada disini hampir mirip dengan demokrasi

awal yang konon lahir di Yunani. Artinya tidak ada prosesi pencalonan dari

setiap perwakilan korwil. Sehingga otomatis tidak ada ambisi yang biasanya

dikemas dengan persiapan dan suksesi seperti halnya pemilihan ketua diberbagai

lembaga formal.

Musyawarah tahap kedua adalah membahas tentang segala kebutuhan

akomodasi terkait tour yang akan dilaksanakan. Kebutuhan tersebut biasanya

terkait biaya sewa bus ataupun tiket kereta api serta biaya potongan tiket

bila berangkat dalam skala yang besar. Musyawarah tahap kedua ini pada

akhirnya akan menghasilkan keputusan terkait berapa iuran yang disepakati guna commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

116

tour yangakan dilaksanakan. Selanjutnya setiap perwakilan korwil yang

datang akan membawa dan menginformasikan kesepakatan musyawarah ini ke

setiap korwildidaerah masing-masing sekaligus mendata secara rigid berapa

jumlah anggota korwil yang ikut dalam tour.

Beberapa waktu kemudian panitia menggelar musyawarah tahap ketiga

atau terakhir yang biasanya membahas persiapan pemberangkatan. Pertama-tama

panitia akan mengumpulkan data siapa saja yang akan ikut dalam tour.

Setelah terdeteksi secara rigid, kemudian panitia akan menentukan berapa bus

yang akan disewa untuk melaksanakan tour ataupun berapa gerbong yang akan

di booking (bila tour menggunakan jasa kereta api). Dalam setiap tour

Pasoepati biasanya menyewa lebih dari 10 bus yang kebanyakan bekerjasama

dengan perusahaan bis P.O. Karena model pembentukan serta seluruh

kesepakatannya dilakukan secara musyawarah mufakat, serta panitia yang

terbentuk adalah panitia suka rela (non-provit atau tidak dibayar), maka

sesampainya kembali lagi di Solo, panitia akan secara otomatis membubarkan

diri dan akan berganti lagi apabila ada tour selanjutnya.

Meskipun terdapat pergeseran budaya dalam melaksanakan tour

(independen menuju terkoordinasi), namun tidak lantas seluruh Pasoepati

melakukan pergeseran kebiasaan atau dapat disebut budaya tersebut. Ini

karena menurut Mas Gondrong, letak ciri khas dan kekuatan Pasoepati justru

malah berada pada kebiasaan yang pertama kali muncul. Mas Gondrong

berpendapat bahwa tour yang dilakukan Pasoepati secara independen akan

lebih menjaga kerukunan secara kultural karena model seperti ini kecemburuan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

117

sosial dapat diminimalisir. Dengan menggunakan model yang ada sekarang,

kecenderungan akan terjadi “gremeng-gremeng” akan lebih besar mengingat

model seperti ini mau tidak mau akan menggunakan sebuah lembaga

(kepanitiaan) yang berarti juga memberikan kesemptan untuk terjadinya

tindakan-tindakan yang tidak diinginkan.

Terakhir kali dalam tahun ini yaitu pada tanggal 5 Maret 2014 Pasoepati

melakukan tour ke arah Jawa Timur yaitu daerah Ngawi memberikan dukungan

kepada Persis Solo melawan Persinga Ngawi dalam laga persahabatan sebelum

digulirkanya Divisi Utama Liga Indonesia. Walaupun pulang dengan kekalahan,

Pasoepati juga tida melakukan hal-hal yang mempermalukan nama Kota Solo

dengan berbuat rusuh ataupun mengamuk, mereka pulang dengan dada lapang dan

tetap bangga akan tim yang mereka dukung yaitu Persis Solo.

B. Hasil Penelitian

1. Eksistensi Pasoepati sebagai Suporter Sepakbola

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa hasil yang dapat

disimpulkan dari wawancara dengan beberapa petinggi Pasoepati, anggota aktif

dan beberapa eks pemain PERSIS SOLO tentang eksistensi Pasoepati sebagai

supporter sepakbola diantaranya :

a. Mayor Haristanto ( Penasehat Paoepati )

20 Januari 2014 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

118

1. Bagaimana sejarah lahirnya Pasoepati.?

Saat itu saya menunggu yang menggerakkan kelompok

supporter setelah pertandingan 2 atau 3 kali itu kok blm ada

yang menggerakkan, akhirnya terus saya mencoba untuk

mengumpulkan para pentholan supporter. Dan lewat media

SoloPos saya mengirimkan semacam surat pembaca”

2. Apa pendapat anda jika ada anggapan yang menyatakan bahwa

AREMANIA adalah guru besar Pasoepati.?

Saat itu kami ya belajar, kami belajar smabil berjalan tentunya.

Sampai akhirnya kami terinspirasi oleh kedatangan

AREMANIA. Akhirnya ilmu bertambah dan kami bisa belaar.

Tapi kita tidak pernah membayangkan kalo bisa sebesar ini

sekarang. Kami juga tidak pernah malu menganggap

AREMANIA adalah guru besar kami, karena tidak dipungkiri

lagi kalo kedatangan AREMANIA menginspirasi kami untuk

segera cepat belajar.

3. Mengapa Pasoepati perlu melakukan nilai-nilai sportifitas

kepada para anggotanya.?

Seperti yang kita tau ya mas, yang jadi anggota Pasoepati itu

kan dari bermacam latar belakang, lha kalo udah seperti itu

tidak semua anggota mengetahui apa arti sportifitas itu sendiri.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

119

Untuk itu, kami punya kiat-kiat sendiri supaya mereka tau

walaupun itu harus melalui proses yang panjang.

4. Bagaimana peran Suku-suku dalam melakukan sosialisasi nilai-

nilai sportifitas.?

Memang kami akui keberadaan suku melalui kepala suku

sangat banyak membantu, kami tidak bisa membayangkan jika

tidak ada suku bisa jadi pesan sportifitas itu tidak tersampaikan.

Karena kepala suku ini biasanya orang yang ditua kan dalam

lingkaranya.

5. Bagaimana menurut anda peran media massa dalam sosialisasi

nilai-nilai sportifitas yang dilakukan oleh Pasoepati.?

Ya, kami selalu berdekatan dengan media massa baik cetak

maupun elektronik local maupun nasional misalnya saja denga

Jawa Pos, Solo Pos, TA TV dan masih banyak lagi. Jadi

dengan berdekatan dengan media massa, sosialisasi itu akan

jadi lebih mudah.

6. Bagaimana penilaian anda mengenai keberadaan Pasoepati

selama ini.?

Bila dibandingkan dengan awal kami terbentuk, sekarang

Pasoepati bisa dikatakan sejajar dengan para supporter

pendahulunya seperti AREMANIA, THE JACK, VIKING.

Sekarang mereka lebih kreatif, lebih sportif. Mas bisa lihat

sendiri sekarangcommit dilapangan, to user jarang sekali teman-teman perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

120

melemparkan botol ke dalam lapangan, baik posisi tim yang

didukung menang ataupun kalah. Tawuran juga sekrang nga

pernah. Maka dari itu saya selaku penasehat ikut merasa

bangga dengan apa yang dimiliki Pasoepati sekarang dengan

kedewasaan mereka.

b. Ginda Ferachtriawan, SE, M.Si ( Wakil Presiden Pasoepati )

25 Januari 2014

1. Setelah mengalami beberapa pergantian nama, apa kepanjangan

Pasoepati sekarang.?

Setelah dulunya Pasoepati singkatan dari Pasukan Suporter

Pelita Sejati, dan akhirnya Pelita hengkang dari Home Base

Manahan kemudian kami mengadakan rapat majelis yang

kemudian disepakati bahwa kepanjangan dari Pasoepati yaitu

Pasukan Suporter Sala Sejati, karena dulu itu nama Solo yang

benar adalah Sala.

2. Bagaiman peran AREMANIA dalam proses lahirnya

Pasoepati.?

Lahirnya Pasoepati itu selain dari inisiatif rekan-rekan pada

mulanya memang terinspirasi dari guru besar kami

AREMANIA. Dan dengan kedatangan AREMANIA yang

bagus sekali pada sore itu, kita tergugah untuk mewadahi

sendiri para rekan-rekan supporter menjadi Pasoepati. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

121

3. Apa yang menjadi harapan anda atas terbentuknya Pasoepati.?

Ya memang dari sejak Pasoeapti berdiri, kita mempunyai

komitmen untuk todak hanya menjadi supporter yang baik saja,

misalnya menjadi supporter tertib dan disiplin. Tetapi kami

juga mengemban tugas untuk ikut serta memelihara

kenyamanan dan nama baik kota Sala, karena bagaimanapun

juga kota Sala merupakan tempat kelahiran Pasoepati.

4. Apakah supporter pasoepati sekarang sudah dikatakan menjadi

supporter yang dewasa.?

Sampai sekarang seperti yang mas saksikan sendiri, Pasoepati

dari tahun ke tahun sampai umur 14 tahun ini sudah semakin

dewasa, merea sudah bisa untuk menempatkan bagaiman jika

akan bertindak. Seperti misalnya dating ke stadioon, brngkat

dengan tertib dan jikalau sudah selesai ya pulang dengan tertib

baik itu kalah ataupun menang. Lha…inilah yang menjadikan

Pasoepati lebih elegan.

5. Bagaimana proses penyampaian pesan sportif pada para

anggota Pasoepati.?

Ya, biasanya dalam proses penyampaian pesan yang akan kami

telurkan kepada para anggota, hanya cukup mengundang

kepala suku dan perwakilan dari Korwil untuk menerima pesan

sportifitas baik dari Presidenmaupun penasehat. Untuk

kemudian mereka mnyampaikan apa yang telah mereka terima commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

122

ke anggota dibawahnya. Bayangkan jikalau semuaanggota yang

dating malah keadaan tidak jadi kondusif.

c. Maryadi Gondrong ( Dirigent Pasoepati )

5 Februari 2014

1. Bagaimana menurut anda peran dari kepala suku dalam

mensosialisasi nilai-nilai sportifita.?

Dengan adaya kepala suku sangat membantu sekali mas…ya

paling tidak istilahnya jadi sambung lidah dari kita. Jadi kalau

mau sosialisasi tidak perlu kita mengumpulkan seluruh

anggota, baisanya apa yang dikatakan oleh kepala suku, anak

sukunya pasti nurut mas.

2. Apa yang menadi dampak peran dari penggunaan gerak dan

lagu dalam sosialisasi nilai-nilai sportifitas.?

Sosialisasi nilai-nilai sportifitas dengan menggunakan gerak

dan lagumenurut saya sangat berdampak positi. Karena yang

namanya supporter itu kan harus selalu bernyanyi dan

bergoyang daripada duduk-duduk saja. Dengan kita selalu

bernyanyi dan bergoyang maka emosi yang meletup-letup dari

para supporter bisa diarahkan ke hal-hal yang lebih positi, ya

itu tadi…kita nyanyi dengan penuh semangat.

d. Untung ( Anggota Pasoepati ) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

123

13 Februari 2014

1. Kegiatan apa saja selain mendukung tim dilapangan yang

dilakukan Pasoepati.?

Banyak mas…kebetulan komunitas ini mempunyai cara lain

sendiri untuk mempresentasikan nilai-nilai sportif. Selain ikut

dalam event-event social, kami juga sering silaturahim, jenenge

wong jowo mas mas…kita lebih berkiblat kepada AREMANIA

mas. Ya nek silaturahmi kita tanya-tanya wujud apa saja yang

dilakukan selain mendukung, nanti kita praktekkan di dalam

tubuh Pasoepati.

2. Apa pemahaman anda tentang kata sportifitas.?

Sportifitas itu semacam kreasi dari anak-anak mas, untuk

memadukan lagu atau gerak yang dinyayikan temen-temen

untuk mensuport dari pada tim. Jadi pemain itu bisa lebih

semangat ataupun tidak loyo, maka dari itu harus mau

bernyanyi dan bergoyang.

3. Menurut anda, apakah teman-teman Pasoeapti sudah bisa

dikatakan sebagai supporter yang bisa mempresentasikan nilai-

nilai sportifitas.?

Menurut saya mas, sekarang anggota Pasoepati sudah bisa dan

tahu apa akan arti sportifitas, tapi jenenge manungso yam as,

kadang-kadang kan masih ada yang melanggarnya. Alasanya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

124

ya kalo ndak wasit kurang sportif, nek gag ya pemain lawan

tidak sportif.

e. Juned ( Wasit Pengda PERSIS SOLO )

25 Februari 2014

1. Bagaimana tanggapan anda tentang Pasoepati dalam

mempresentasikan nilai-nilai sportifitas.?

Saya salut dengan teman-teman Pasoepati khususnya dalam

membina supporter yang kreatif, inovatif, dan sportif. Mereka

anti anarki, dari sejak dilahirkanya Pasoepati sampai skrang,

saya lihat memang mereka supporter palng sportif, wajarlah

ada sedikit kerikil-kerikil. Disamping itu saya selalu merasa

aman jika saya memimpin pertandingan khususnya jika teman-

teman Pasoepati dating, semua fair play mas.

f. Wahyu Tri Nugroho ( Eks. Pemain PERSIS SOLO )

3 Maret 2014

1. Sebagai mantan pemain PERSIS SOLO yang notabene sering

berjumpa dengan PASOEPATI didlam dan diluar lapangan,

penilaian anda terhadap Pasoepati seperti apa.?

Saya sebagai pemain merasa terdorong untuk berain bagus

dengan adanya dukungan supporter Pasoepati. Mereka dengan commit to user smenagat tinggi memberikan dukungann pada kami yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

125

paling penting mereka juga bisa manjaga diri untuk tidak

melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Yang nantinya

malah akan merugikan baik dari Pasoepati sendiri maupun tim.

TETAP JAYA PASOEPATI..!!!!

Selain bergerak murni dalam dunia suporter, Pasoepati juga turut

serta dalam berbagai kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan. Beberapa

kali kelompok suporter Pasoerpati turut dalam agenda dalam pemerintahan Kota

Solo antara lain acara resik-resik kutha Solo. Selain itu, komunitas suporter

Solo ini juga pernah mengadakan acara donor darah di berbagai daerah.

Secara eksternal, tiap kelompok suporter Indonesia ada dalam suatu jaringan

ikatan sosial antara suporter satu dan suporter lain yang mendukung klub

lain. Jaringan ini bersifat nonformal dan hanya berorientasi secara kolektif

untuk persahabatan informal yang eksis di tingkat individu antar kebanyakan

suporter. Dengan begitu, akan muncul jaringan yang terbelah menjadi beberapa

silsilah atau golongan. Dimana suporter hanya akan ramah pada satu silsilah

dan bermusuhan dengan suporter dari silsilah lain.

Kini, setelah Pasoepati sudah berusia 14 tahun dan telah mendukung

3 tim yang berbeda (Pelita Solo, Persijatim Solo FC dan Persis Solo).

Pasoepati yang awalnya singkatan dari Pasukan Suporter Pelita Sejati kini

menjadi Pasukan Suporter Sala Paling Sejati yang tidak hanya mensupport

sepakbola Kota Solo tetapi juga olah raga & budaya Solo Raya (Solo, Kab.

Karanganyar, Kab. Boyolali, Kab. Sukoharjo, Kab. Sragen, Kab. Wonogiri dan

Kab. Klaten). Pasoepati terdiricommit dari korwil to user-korwil yang tersebar di se eks- perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

126

Karesidenan Surakarta yaitu Kota Solo 5 Korwil, Kab. Karanganyar 2

Korwil, Kab. Boyolali 1 Korwil, Kab. Sukoharjo 2 Korwil Sragen 1 Korwil,

Kab. Klaten 1 Korwil, Kab. Wonogiri 1 Korwil. Yang setiap korwil mempunyai

minimal 10 suku, suku mempunyai anak suku (anggota) minimal 15, tetapi yang

terjadi setiap suku mempunyai anak suku diatas 25 bahkan banyak suku

yang mempunyai anak suku lebih dari 100 orang. Selain 13 Korwil yang

tersebar di eks-Karesidenan Surakarta, Pasoepati juga mempunyai perwakilan di

kota lain yakni Pasoepati Jabodetabek dan Pasoepati Jogja.

Dari ke-13 korwil yang ada ini, kemudian masing-masing korwil

mengutus masing-masing 3 orang per korwil untuk duduk dalam keanggotaan

Majelis Pasoepati (DPR-nya Pasoepati). Dan dari Majelis Pasoepati inilah

struktur Kabinet Pasoepati akhirnya terbentuk dan diangkat untuk menjalankan

masing-masing tugasnya. Selain Majelis Pasoepati, di dalam struktur

organisasi Pasoepati juga terdapat Kabinet Pasoepati yang terdiri atas

Presiden Pasoepati dan juga wakil Presiden Pasoepati yang dibantu oleh 24 orang

menteri Kabinet Pasoepati yang masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri.

Secara historis, rivalitas abadi Pasoepati adalah dengan Bonekmania

(pendukung Persebaya Surabaya). Sampai sekarang ketegangan antar kedua

kelompok suporter ini masih sulit untuk dicairkan. Ini tergambarkan dengan

ketidakhadiran perwakilan Bonekdalam forum silaturrahim suporter se-

Indonesia yang digelar Aremania november kemarin di Jawa Timur sendiri,

Pasoepati memiliki hubungan yang cukup baik dengan Lamania (pendukung

Persela Lamongan) dan juga Ultras (pendukung Gresik United). Sedangkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

127

Bonek memiliki hubungan yang baik dengan Sakeramania (pendukung

Persekabpas Pasuruan), dan Persikmania (pendukung ). Untuk

lebih jelasnya dibawah ini penulis akan membuat silsilah “persahabatan”

suporter di Indonesia.

Berdasarkan jalur inilah kemudian muncul hubungan mutualisme

seperti pertukaran informasi dan kreatifitas. Seperti yang terjadi pada Mayor

Haristanto (dirigen Pasoepati) dengan suporter . Pada bulan

November 2010, koordinator suporter Persiwa secara khusus mengundang Mayor

sebagai nara sumber dalam pelatihan yang dialokasikan untuk

memberdayakan suporter Persiwa dalam hal atraksi dalam lapangan. Sebelumnya

pengalaman seperti ini sering didapatkan perwakilan Pasoepati dengan suporter

lain seperti Pasoepati Solo serta Machzman PSM Makasar.

2. Fenomoena dari Kemunculan Pasoepati

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa hasil yang dapat

disimpulkan dari wawancara dengan beberapa orang panpel yang memang

bersinggungan langsung dan terlibat langsung tentang fenomena dari kemunculan

Pasoepati diantaranya :

a. Agus ( panpel )

28 Februari 2014

1. Bagaimana pendapat anda terkait pelaksaan nilai-nilai

sportifitas oleh Pasoepati.?

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

128

Sebagai pihak yang bertanggung jawab atas keamanan di

stadion, kami sangat terbatu dengan adanya Pasoepati.

Masyarakat Solo pantas untuk berbangga hati memiliki

komunitas supporter seperti mereka.

2. Apa selama ini banyak dari rekan-rekan Pasoepati yang

melakukan tindak kurang terpuji.?

Ya yang namane orang to mas mas, sok kadang kandanane

angel. Tapi ya ndak semua dari teman-teman Pasoepati susah

kalau diomongi. Mereka suporter yang sportif kok mas selama

ini, tapi nek sing jenenge kena provokasi ya mereka kadang

beringas mas.

b. Ade Bagus Saptiawan ( Keamanan )

27 Februari 2014

1. Bagaimana tanggapan anda tentang kemunculan Pasoepati di

kota Surakarta.?

Pasoepati dimata saya memang supporter yang bagus, tumbuh

dan berkembang menjadi fenomena yang dahsyat. Mereka

memang mengutamakan kata sportif untuk mendukung baik di

dalam dan diluar lapangan. Kemaren juga sempat mereka

mengadakan acara seperti bhakti sosial, donor darah,

silaturahmi antar supporter dan dengan kegiatan seperti itu

menjadikan mereka supporter yang baik di mata masyarakat

Solo pada khususnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

129

2. Harapan anda dengan adanya supporter Pasoepati.?

Harapan saya kedepan agar pasoepati tetap menjadi supporter

yang sportif, menjadi supporter yang baik dan menjadi

supporter yang tetap bersahaja walaupun sudah berganti

generasi.

Pasoepati sebagai salah satu suporter terbaik Indonesia sekali lagi

memberikan gebrakan dan juga teladan bagi suporter yang lain

denganmenggelar “Silaturrahim Suporter se-Indonesia”. Pada awalnya acara

inimerupakan forum silaturrahim antar Pasoepati setiap tahun setelah hari raya

(Idul Fitri) untuk mempererat persaudaraan antara Pasoepati se-Solo Raya

yang diadakan oleh Management Persis Solo. Namun sejak Nicolaas B Tirtadinata

menggantikan Daryoto Setiawan sebagai ketua Management Persis Solo, Nico

tidak pernah mengadakan silaturahim Pasoepati seperti yang selalu dilakukan

Daryoto. Sehingga Persis Solo mulai mengadakn acara silaturrahim secara

mandiri. Sampai akhirnya pada tahun 2009 Pasoepati berusaha memperluas dan

mem”budaya”kan acara ini pada level Jawa Tengah. Silaturrahim tahun 2009

akhirnya terealisasi setelah Idul Fitri dan dilaksanakan di jalan Adi Sucipto

Manahan Solo. Dalam event “open house” ini, seluruh suporter se-Jawa

Tengah hadir kecuali Brajamusti ( PSIM Jogja ). Acara berjalan dengan

sukses, sehingga diagendakan untukmemperluasnya pada level Jawa-Bali pada

tahun 2013.

Secara keseluruhan dari “Indonesia Damai” tersebut tercetus beberapa

poin penting dalam kiprah suportercommit Indonesia to user kedepan, yang diantaranya: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

130

1. Menghilangkan image anarkis dan brutal suporter se Indonesia di

mata masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada

umumnya.

2. Perdamaian, persatuan dan persahabatan suporter se Indonesia

sehingga setiap suporter dapat melaksanakan tour dimanapun

klubnya berlaga.

3. Konstruksi Identitas Sosial Pasoepati

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa hasil yang dapat

disimpulkan dari wawancara dengan beberapa sesepuh dan petinggi tentang

konstruksi identitas sosial Pasoepati diantaranya :

a. Maryadi Gondrong ( Dirigent Pasoepati )

6 Februari 2014

1. Bagaimana peran Suku-suku dalam melakukan sosialisasi nilai-

nilai sportifitas agar Pasoepati mempunyai identitas sosial yang

baik di mata masyarakat.?

Memang kami akui keberadaan suku melalui kepala suku

sangat banyak membantu, kami tidak bisa membayangkan jika

tidak ada suku bisa jadi pesan sportifitas itu tidak tersampaikan.

Karena kepala suku ini biasanya orang yang ditua kan dalam

lingkaranya.

2. Bagaimana menurut anda peran media massa dalam sosialisasi

nilai-nilai sportifitas yang dilakukan oleh Pasoepati.? commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

131

Ya, kami selalu berdekatan dengan media massa baik cetak

maupun elektronik local maupun nasional misalnya saja denga

Jawa Pos, Solo Pos, TA TV dan masih banyak lagi. Jadi

dengan berdekatan dengan media massa, sosialisasi itu akan

jadi lebih mudah.

3. Bagaimana penilaian anda mengenai keberadaan Pasoepati

selama ini.?

Bila dibandingkan dengan awal kami terbentuk, sekarang

Pasoepati bisa dikatakan sejajar dengan para supporter

pendahulunya seperti AREMANIA, THE JACK, VIKING.

Sekarang mereka lebih kreatif, lebih sportif. Mas bisa lihat

sendiri sekarang dilapangan, jarang sekali teman-teman

melemparkan botol ke dalam lapangan, baik posisi tim yang

didukung menang ataupun kalah. Tawuran juga sekrang nga

pernah. Maka dari itu saya selaku penasehat ikut merasa

bangga dengan apa yang dimiliki Pasoepati sekarang dengan

kedewasaan mereka.

Dari berbagai yang tertulis dalam catatan peneliti mencoba

memahami bagaimana fenomena yang terjadi dalam alur sejarah kemunculan

Pasoepati. Dari sinilah peneliti mencoba menganalisis bagaimana konstruksi

yang membentuk identitas sosial yang dimiliki Pasoepati dan berbagai upaya

yang ditempuh Pasoepati untuk mempertahankan dan mengembangkan

identitas sosialnya. Karena telahcommit menjadi to user kebenaran sosiologis bahwa manusia perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

132

lahir ke dunia yang sudah ada sebelumnya. Sehingga mau tidak mau kita

disusun melalui proses sosial yang menggunakan bahan-bahan yang bersifat

sosial (sosialisasi atu akulturasi).

Konteks Politik dan Ekonomi: Lahir Sebagai Perlawanan Lembaga

Formal dan Sekularitas sepakbola, karena sepakbola merupakan salah satu

institusi budaya besar, seperti pendidikan dan media massa, yang membentuk

dan merekatkan identitas nasional di seluruh dunia. Selain itu sepak bola

teridentifikasi memilki hubungan historis dan simbolis dengan agama.

Sebagai buktinya kita bisa melihat di seluruh dunia, kalender jadual bermain

sepak bola selalu disesuaikan dengan ritual suci agama masing-masing.

Meskipun kadang sepak bola disebut telah menggantikan peran agama

sebagai institusi yang mengikat orang secara bersama dan menimbulkan

keadaan ekstasi emosional yang sebelumnya diasosiasikan dalam ritual

keagamaan. Namun demikian saat modernisasi terjadi dan masyarakat

bergerak dari solidaritas mekanis ke organik banyak pakar yang menyebut

bahwa inilah sumbangan bagi individualisme yang besar dan perasaan anomie.

Proses karakteristik modernisasi (industrialisasi, urbanisasi, dan migrasi luas)

membongkar ikatan kultural dan sosial lama di pedesaan. Kemungkinan

besar, budaya popular menyediakan sumber ini dengan komponen ideologis

dan estetis. Dan disinilah sepak bola telah menjadi penyumbang terbesar dan

terpentingnya. Tim sepak bola dari berbagai Negara dapat merepresentasikan

persaingan lokalitas, begitu juga yang terjadi dalam liga nasionalnya. Tim dari

tiap daerah seolah menjadi euforia representasi serta kebanggaan bagi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

133

masyarakat setempat. Alur pergerakan masyarakat seperti itulah yang juga

terjadi pada masyarakat Solo yang lebih memilih Persis Solo. Minimal secara

akronim nama, Persis Solo dianggap bisa mewakili identitas bersama masyarakat

Solo. Masyarakat juga cenderung lebih memilih Persis Solo dengan

kecenderungan sekularitas sepak bola dari politik pemerintahan. Ciri

masyarakat modern yang selalu menuntut pengetahuan luas membuka

kesadaran dan pengetahuan baru bahwa sebagaian besar kepala daerah di

Indonesia menggunakan suporter sebagai salah satu media suksesinya.

Sebutlah kota-kota seperti Kediri, Lamongan, Semarang, Bandung sampai

Jakarta memiliki pemimpin daerah yang sama dengan pemimpin klub sepak

bolanya. Dampaknya sepak bola menjadi suatu beban yang harus ditanggung oleh

Negara (penggunaan APBD). Ini yang memunculkan peluang lebih besar untuk

kesuburan korupsi yang menjadi penyakit kronis masyarakat di Negara

berkembang seperti Indonesia. Kesadaran bersama inilah yang menggiring

masyarakat Solo untuk lebih memilih klub baru yang sekuler dengan politik

pemerintahan (Persis Solo), sehingga panjangnya dan tidak selalu berbanding

lurus dengan animo dan respect dari masyarakat. Kecenderungan diatas juga

terjadi pada pilihan masyarakat terkait wadah mereka sebagai suporter sepak

bola. Masyarakat lebih memilih Pasoepati sebagai wadah bersama suporter

Persis Solo. Peningkatan kompleksitas kultural pada masyarakat modern yang

mengacu pada kuantitas informasi dan pengetahuan-lah yang digunakan para

“aktor” Pasoepati untuk menggiring masyarakat untuk memilih acuh dan

mengabaikan formalisasi. Ritual organik yang muncul dalam lembaga menjadi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

134

barang yang begitu menakutkan bagi suporter di Solo. Karena ritual semacam

inilah yang acap kali menimbulkan ketidakpuasan, kecemburuan, sampai

pada kompetisi kotor khas politik praktis. Ekslusifitas sebagai dampak turunan

dari ritual organik dalam sebuah lembaga juga menjadi titik lain munculnya

Pasoepati pada pertengahan tahun 2004-an sebagai gerakan masyarakat yang

menolak dan merobohkan lembaga formal. Runtutan sejarah munculnya

Pasoepati diatas mau tidak mau akan membentuk suatu tatanan dan nilai

bersama (identitas sosial), karena bagaimanapun juga seperti yang telah ditulis

oleh Dr. Rebecca Kay pada bab II bahwa identitas sosial harus dipahami

berdasarkan atas sebuah keyakinan bahwa tindakan sosial manusia harus

dipahami dalam konteks sosialnya. Karena identitas manusia terkonstruksi

dalam konteks sosial yang lebih luas. Dalam artian meliputi berbagai aspek

seperti budaya, politik dan juga ekonomi.Analisis peneliti terkait konteks

dimana Pasoepati muncul seperti yang telah dibahas diatas meliputi konteks

politik dan ekonomi. Sebagai masyarakat modern, Wong Solo merespon

hegemoni politik era 2004-an lewat olah raga sepak bola. Arus sosial yang

berkembang pada era tersebut dilawan dengan keberpihakan masyarakat Solo

pada klub swasta (Galatama) yang bernama Persis Solo. Padahal pada era tersebut

(bahkan sampai sekarang) sangat sedikit sekali klub mandiri tanpa swadaya

pemerintah. Setali tiga uang dengan sebagian besar masyarakat di Indonesia

yang mendukung klub “plat merah” yang ada di daerahnya masing-masing.

Konteks politik suatu Negara selalu berbanding lurus dengan konteks sosialnya,

dalam artian ekonomi masyarakat sangat tergantung dari konteks politik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

135

negaranya. Dalam sepak bola di Indonesia, klub yang dikelola pemeritah

memaksa Negara mengeluarkan (menghamburkan) dana APBD. Padahal

keadaan ekonomi kita sedang dalam tahap perkembangan (Negara dunia

ketiga). Kebijakan seperti inilah yang membuat banyak sisi sosial yang

seharusnya diutamakan (pendidikan, kesehatan dan kesejahteran lainnya)

malah terbengkalai akibat terlalu mahalnya pengeloalaan klub sepak bola.

4. Etika Sosial dalam Tubuh Pasoepati

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa hasil yang dapat

disimpulkan dari wawancara dengan beberapa sesepuh dan petinggi tentang etika

sosial dalam tubuh Pasoepati diantaranya :

a. Maryadi Gondrong ( Dirigent Pasoepati )

7 Februari 2014

1. Apakah supporter pasoepati sekarang sudah dikatakan menjadi

supporter yang dewasa.?

Sampai sekarang seperti yang mas saksikan sendiri, Pasoepati

dari tahun ke tahun sampai umur 14 tahun ini sudah semakin

dewasa, merea sudah bisa untuk menempatkan bagaiman jika

akan bertindak. Seperti misalnya dating ke stadioon, brngkat

dengan tertib dan jikalau sudah selesai ya pulang dengan tertib

baik itu kalah ataupun menang. Lha…inilah yang menjadikan

Pasoepati lebih elegan.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

136

2. Bagaimana proses penyampaian pesan sportif pada para

anggota Pasoepati.?

Ya, biasanya dalam proses penyampaian pesan yang akan kami

telurkan kepada para anggota, hanya cukup mengundang

kepala suku dan perwakilan dari Korwil untuk menerima pesan

sportifitas baik dari Presidenmaupun penasehat. Untuk

kemudian mereka mnyampaikan apa yang telah mereka terima

ke anggota dibawahnya. Bayangkan jikalau semuaanggota yang

dating malah keadaan tidak jadi kondusif.

3. Bagaimana menurut anda peran dari kepala suku dalam

mensosialisasi nilai-nilai sportifitas.?

Dengan adaya kepala suku sangat membantu sekali mas…ya

paling tidak istilahnya jadi sambung lidah dari kita. Jadi kalau

mau sosialisasi tidak perlu kita mengumpulkan seluruh

anggota, baisanya apa yang dikatakan oleh kepala suku, anak

sukunya pasti nurut mas.

Di Indonesia perilaku “liminalitas” (biasa disebut dengan istilah

“bonek” atau bondo nekad yang dapat diartikan dengan modal nekad) ini tidak

berhenti sampai pertandingan selesai, tetapi juga (saat hasilnya

mengecewakan) mereka melakukannya bukan dengan suporter lain diluar

stadion dengan daerah operasi kawasan jalan raya. Seperti tidak membayar

biaya transportasi, tidak membayarcommit to biayauser makan dan minum, yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

137

kesemuanya tidak bersinggungan langsung dengan “musuh” tetapi dengan

masyarakat biasa. Tidak terkecuali suporter Solo yang dulu terkenal dengan

“geng-geng”nya.

Jika kita memindahkan sensasi “kegiatan berbahaya” atau aliran

kekerasan suporter kedalam penjelasan yang lebih kultural, kita mulai

menyingkap komponen fenomenologis dan estetiknya. Dalam pengertian

modern, estetika mengecu pada persepsi dan makna keindahan, terutama

dalam budaya tinggi. Tapi dalam pengertian postmodern atau relativistik,

makna yang dihasilkan bisa meluas memungkinkan bagi “estefikasi”

kehidupan sehari-hari. Konsekuensinya, estetika tidak lagi ditentukan oleh

“epistemologi”, atau debat rasional dan refleksi atas integritas artistik suatu

obyek, tapi malah ditempatkan dalam sisi “ontologis” yaitu reaksi emosional dan

fisik atas situasi sosial atau bentuk kultural tertentu. Dengan demikian,

kekerasan dalam sepak bola (bagi para pelakunya/hooligan) menemui bentuk

estetikanya sendiri pada “momen puncak”nya. Biasanya momen seperti ini

sedikit tereduksi ketika aparat keamanan mengambil langkah tegas dalam

mengantisipasinya.

5. Dukungan yang Sportif dari Pasoepati

Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, ada beberapa hasil yang dapat

disimpulkan dari wawancara dengan beberapa anggota dan wasit dari badan

PERSIS SOLO tentang dukungan yang sportif dari Pasoepati diantaranya :

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

138

a. Untung ( Anggota Pasoepati )

14 Februari 2014

1. Kegiatan apa saja selain mendukung tim dilapangan yang

dilakukan Pasoepati.?

Banyak mas…kebetulan komunitas ini mempunyai cara lain

sendiri untuk mempresentasikan nilai-nilai sportif. Selain ikut

dalam event-event sosial, kami juga sering silaturahim, jenenge

wong jowo mas mas…kita lebih berkiblat kepada AREMANIA

mas. Ya nek silaturahmi kita tanya-tanya wujud apa saja yang

dilakukan selain mendukung, nanti kita praktekkan di dalam

tubuh Pasoepati.

2. Apa pemahaman anda tentang kata sportifitas.?

Sportifitas itu semacam kreasi dari anak-anak mas, untuk

memadukan lagu atau gerak yang dinyayikan temen-temen

untuk mensuport dari pada tim. Jadi pemain itu bisa lebih

semangat ataupun tidak loyo, maka dari itu harus mau

bernyanyi dan bergoyang.

3. Menurut anda, apakah teman-teman Pasoeapti sudah bisa

dikatakan sebagai supporter yang bisa mempresentasikan nilai-

nilai sportifitas.?

Menurut saya mas, sekarang anggota Pasoepati sudah bisa dan

tahu apa akan arti sportifitas, tapi jenenge manungso yam as,

kadang-kadang kan masih ada yang melanggarnya. Alasanya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

139

ya kalo ndak wasit kurang sportif, nek gag ya pemain lawan

tidak sportif.

b. Juned ( Wasit Pengda PERSIS SOLO )

26 Februari 2014

1. Bagaimana tanggapan anda tentang Pasoepati dalam

mempresentasikan nilai-nilai sportifitas.?

Saya salut dengan teman-teman Pasoepati khususnya dalam

membina supporter yang kreatif, inovatif, dan sportif. Mereka

anti anarki, dari sejak dilahirkanya Pasoepati sampai skrang,

saya lihat memang mereka supporter palng sportif, wajarlah

ada sedikit kerikil-kerikil. Disamping itu saya selalu merasa

aman jika saya memimpin pertandingan khususnya jika teman-

teman Pasoepati dating, semua fair play mas.

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa identitas sosial Pasoepati

terbentuk dari konteks politik, ekonomi dan budaya di Solo dan Indonesia.

Pasoepati muncul sebagai jawaban (perlawanan) atas formalisasi sistem

organik dan lebih memilih sekularisasi olahraga atas politik kekuasaan

(pemerintahan). Dalam eksistensinya, Pasoepati mampu membuktikan dirinya

sebagai suporter terbaik meskipun memilih “jalan lain” sebagai sebuah

komunitas suporter tanpa lembaga.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

140

Pasoepati tidak terbawa arus zaman, Pasoepati tidak diam dengan

segala perubahan yang sedang melanda Solo hingga kini. Mereka justru

memanfaatkan segala perubahan itu untuk mempertahankan dan

merepresentasikan identitas sosial. Berikut ini beberapa representasi yang

dilakukan Pasoepati untuk tetap menjaga Identitas sosialnya sebagai

komunitas suporter yang spotif. Representasi ini sekaligus sebagai identitas

baru bagi Pasoepati.

Kondisi semacam ini menurut teori Tonnies yang kita bahas pada bab II

disebut dengan kelompok yang berbasis Gemeinschaft atau kelompok yang

hubungannya tidak formil tetapi lebih pada kekeluargaan. Sedangkan

klasifikasi kelompok yang lain menyebut kondisi semacam ini sebagai

kelompok informal, yaitu kelompok yang tidak berstatus resmi dan tidak

didukung oleh peraturan-peraturan, anggaran dasar dan anggaran rumah

tangga tertulis seperti pada kelompok formal. Kelompok model seperti ini

terhitung sangat terbuka untuk belajar dan mengadopsi norma ataupun

kebiasaan kelompok yang biasa disebut sebagai reference group. Senada

dengan yang diucapkan Mayor Haristanto:

“…kita mencoba untuk terus belajar dan mengadopsi apa saja

yang baik dari suporter di dunia dengan tanpa melihat perbedaan

kelas. Mau itu konglomerat, tukang becak, supir bahkan preman

sekalipun ketika sudah menamakan dirinya sebagai Pasoepati maka

semua dinilai sama… ”

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

141

Alat pemersatu sebagai sebuah kelompok adalah rasa kecintaan

bersama kepada Persis Solo, sehingga Pasoepati memilih untuk tidak disibukkan

dengan urusan (perlembagaan) apapun dan memfokuskan segala kegiatannya

untuk membuktikan kecintaannya kepada klub. Memang beberapa kali terjadi

perdebatan terkait pelembagaan Pasoepati, namun masyarakat tetap memilih

untuk pada tempat awal Pasoepati muncul dan hanya dengan korwil

(Koordinator Wilayah) sebagai koordinator masing-masing daerah (kampung)

dengan alasan pertama Pasoepati tidak ingin disortir dan dimanfaatkan untuk

kepentingan politik. Dengan tidak adanya kontrol pusat atas Pasoepati dapat

dipastikan sulit bagi semua pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan

suara bulat dari masyarakat Solo (Pasoepati). Kedua Pasoepati tidak

gampang untuk dikontrol, dikontaminasi ataupun dipecah belah. Selain tidak

danya kontrol pusat, ini juga dikarenakan setiap korwil bersifat independen

dalam segala kebutuhannya serta memiliki ciri khas masing-masing karena

merupakan manifestasi dari setiap kampung halamannya. Dan yang ketiga

dengan tidak adanya kontrol pusat, Pasoepati memiliki harapan

(ekspektasi)hubungan internal yang lebih mendalam dan bersifat

kekeluargaan tanpaadanya kelas ataupun strata yang membedakan. Semua

memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam Pasoepati.

Praktek politik praktis yang menjalar hampir di setiap lembaga formal

pada seluruh lapisan masyarakat selalu menumbuhkan rasa kecemburuan dan

kecurigaan sosial. Ini mengapa masyarakat Solo muncul sebagai Pasoepati yang

tidak memiliki wadah sebagai sebuah lembaga formal. Pasoepati memiliki commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

142

cara tersendiri dalam menjalankan aktifitas organik tanpa lembaga. Musyawarah

dan kesepakatan bersama dalam forum-forum bersama korwil menjadi

jawaban atas segala aktifitas sebagai sebuah suporter.

Begitu juga yang terjadi ketika awal Pasoepati muncul, ketika ada

permasalahan intern (sekecil apapun) akan diselesaikan secara musyawarah.

Karena waktu itu tawuran antar geng-geng kampung sering terjadi, maka jalan

damai selalu diretas atas nama Pasoepati dan kecintaan kapada Persis Solo

dan Solo. Pasoepati berpedoman apapun hajatan yang digelar adalah “dari,

oleh dan untuk” Pasoepati. Bila dianalisis dengan teori norma yang dibahaspada

bab II, dengan kebiasaan seperti ini secra tidak langsung Pasoepati telah memiliki

norma yang disebut norma kelaziman (volkways), yaitu norma-norma yang

diikuti tanpa berfikir panjang melainkan didasarkan atas tradisi/kebiasaan.

Norma jenis ini tidak memerlukan sanksi/ancaman hukuman untuk berlakunya.

Setiap pertandingan selalu dimulai dengan menyanyikan lagu

kebangsaan “padamu negeri” secara bersama dengan harapan sebagai pertama

pertandingan home Persis Solo dinilai sebagai kesempatan untuk bersama-

sama memupuk rasa nasionalisme masyarakat Solo kepada bangsa Indonesia.

Disebut kesempatan karena pada pertandingan sepakbola di Solo, seluruh

penduduk dari strata apapun berkumpul, baik itu tukang becak, sopir, pegawai

negeri, militer, sampai pada penjahat sekalipun. Pasoepati berpendapat,

kesempatan seperti ini akan sangat sulit kita temukan, kecuali dalam

pertandingan sepakbola.

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

143

Kedua lagu “Padamu Negeri” dipersembahkan kepada seluruh

pahlawan negeri ini. Meskipun dedikasi ini hanya minim (mengingat hanya

menyanyikan sebuah lagu), namun Pasoepati berharap masyarakat Solo pada

khususnya dan Indonesia pada umumnya bisa menghormati dan bangga kepada

seluruh pahlawan negeri ini yang mengabdikan hidupnya untuk

membebaskan bangsa ini dari kolonialisme.

Ketiga lagu “Padamu Negeri” dianggap sebagai wujud syukur kepada

Tuhan yang telah mempersatukan masyarakat Solo dan juga sekaligus

berharap dan berdoa agar bangsa Indonesia tetap selalu bersatu sampai

kapanpun. Ini karena seperti yang telah dijelaskan diatas, pada tahun 1990-an

sampai awal 2000-an di Solo masih sering terjadi tawuran antar kampung. Dengan

adanya Pasoepati, perlahan masyarakat Solo menemukan simbol pemersatunya

lewat sepakbola dalam wadah Pasoepati. Dan yang keempat adalah

memberikan contoh serta pelajaran kepada suporter yang masih muda dan anak-

anak akan pentingnya ketiga hal diatas.

C. Pembahasan

Selain bernyanyi dan menari, Pasoepati juga selalu berusaha

menelurkan kreatifitas-kreatifitas baru yang mampu mendongkrak spirit

bermain klubnya, yaitu dengan memasang aikon (replika boneka) klub

disamping gawang. Kreatifitas ini muncul dengan harapan pertama lambang klub

mampu memberikan semangat lebih kepada pemain untuk memberikan yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

144

optimal dan menjadi raja sepak bola. Kedua mengingat lambang klub adalah

lambang kehormatan dan ada dalam stadion. Maka ini diharapkan akan

menumbuhkan rasa cinta Pasoepati untuk tidak melakukan aksi-aksi brutal

yang sewaktu-waktu muncul dan pasti merugikan klub. Kreatifitas memasang

lambang klub disamping gawang ini juga ternyata mengundang respect dari

berbagai kelompok suporter di Indonesia. Selama ini belun pernah ada kreatifitas

semacam ini bukan saja di Indonesia tetapi di dunia. Mengingat banyak segi

manfaat yang diperoleh, kreatifitas ini juga diadopsi oleh berbagai kelompok

suporter lain di Indonesia.

Segala sesuatu yang berjalan serba cepat dewasa ini membuat

informasi menjadi salah satu kebutuhan primer untuk dikonsumsi tiap hari,

sehingga media massa menjalankan peran pentingnya disini. Begitu juga

hubungan media massa dengan Persis Solo dan Pasoepati. Pasoepati

mungkin tidak akan bisa seperti sekarang tanpa peranan media massa di

dalamnya. Pasoepati memanfaatkan peranan media massa dengan membentuk

forum komunitas yang dapat digunakan untuk saling berkomunikasi dan

transformasi informasi yang kadang sarat dengan nilai. Media massa dalam

bentuk apapun dimanfaatkan Pasoepati untuk terus bereksistensi, mulai media

cetak, elektronik sampai media dunia maya.

Dari berbagai yang tertulis dalam catatan peneliti mencoba

memahami bagaimana fenomena yang terjadi dalam alur sejarah kemunculan

Pasoepati. Dari sinilah peneliti mencoba menganalisis bagaimana konstruksi

yang membentuk identitas sosial yang dimiliki Pasoepati dan berbagai upaya commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

145

yang ditempuh Pasoepati untuk mempertahankan dan mengembangkan

identitas sosialnya. Karena telah menjadi kebenaran sosiologis bahwa manusia

lahir ke dunia yang sudah ada sebelumnya. Sehingga mau tidak mau kita

disusun melalui proses sosial yang menggunakan bahan-bahan yang bersifat

sosial (sosialisasi atu akulturasi).

Dari berbagai yang tertulis dalam catatan peneliti mencoba

memahami bagaimana fenomena yang terjadi dalam alur sejarah kemunculan

Pasoepati. Dari sinilah peneliti mencoba menganalisis bagaimana konstruksi

yang membentuk identitas sosial yang dimiliki Pasoepati dan berbagai upaya

yang ditempuh Pasoepati untuk mempertahankan dan mengembangkan

identitas sosialnya. Karena telah menjadi kebenaran sosiologis bahwa manusia

lahir ke dunia yang sudah ada sebelumnya. Sehingga mau tidak mau kita

disusun melalui proses sosial yang menggunakan bahan-bahan yang bersifat

sosial (sosialisasi atu akulturasi).

Secara keseluruhan atraksi tersebut sangat mengagumkan jika

disaksikan lewat tribun VIP yang berada pada sektor barat stadion. Sehingga

memunculkan minat penonton yang datang ke stadion dengan tujuan utama

untuk menikmati atraksi. Dari sinilah kemudian Mas Gondrong

mengklasifikasikan penonton di stadion menjadi tiga jenis, yaitu: pertama

suporter sejati yang sangat mementingkan Persis Solo, yaitu mereka yang

datang sebagai wujud dukungan dan kesetiaan pada Persis Solo. Yang ada

dalam benak mereka adalah bagaimana memberikan support atau dukungan

kepada Persis Solo tanpa mengenal panas, hujan ataupun apa saja. Yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

146

kedua adalah penonton yang datang untuk menikmati permainan dalam

sepakbola atau biasa disebut pencinta bola. Mereka selalu datang untuk menikmati

permaianan dalam sepakbola. Dan yang ketiga, adalah penonton yang datang ke

stadion untuk refreshing dengan menikmati semacam pesta yang muncul dan

disajikan Pasoepati. Biasanya penonton semacam ini memilih pertandingan yang

berskala big macth.

Sepakbola tanpa Suporter ibarat rendang tanpa daging (Republik Gila Bola).

Makanya banyak pihak mengibaratkan supporter itu ibarat pemain kedua belas

bagi suatu klub sepakbola, selain tentunya juga menjadi sumber pendapatan.

Terlebih di era ketika sepakbola sudah mejadi kekuatan ekonomi, maka peran

supporter menjadi sesuatu yang fital bagi keberhasilan suatu klub. Menurut pak

Suryanto dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya,

(http://suryanto.blog.unair.ac.id) makna Suporter itu beda dengan makna penonton

biasa. Secara harfiah, istilah “penonton” berasal dari awalan pe- dan kata kerja

tonton dalam bahasa Indonesia. Awalan pe- dalam hal ini berarti orang yang

melakukan pekerjaan sesuai dengan kata kerja. Bila kata kerjanya tonton, maka

penonton berarti orang yang menyaksikan suatu pertunjukan atau

tontonan. Sementara itu menurut akar katanya, kata “suporter “ berasal dari kata

kerja (verb) dalam bahasa Inggris to support dan akhiran (suffict) –er. To support

artinya mendukung, sedangkan akhiran –er menunjukkan pelaku. Jadi suporter

dapat diartikan sebagai orang yang memberikan suport atau dukungan. Dilihat

dari kedua pengertian di atas jelaslah apabila antara „penonton‟ dan „suporter‟

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

147

memiliki makna yang berbeda, terlebih lagi apabila kata tersebut digunakan dalam

persepakbolaan.

Penonton adalah orang yang melihat atau menyaksikan pertandingan

sepakbola, sehingga bersifat pasif. Sementara itu suporter adalah orang yang

memberikan dukungan, sehinga bersifat aktif. Di lingkungan sepakbola, suporter

erat kaitannya dengan dukungan yang dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme

terhadap tim. Atau bahasa sederhanya begini: penonton adalah mereka yang hanya

ingin menonton sepakbola aja, tanpa perduli dukung mendukung pada suatu tim,

mereka hanya ingin menikmati permainan cantik sepakbola sedang mengenai klub

mana yang didukung itu nomor sekian. Sedangkan suporter adalah penonton

sepakbola yang mendukung satu tim tertentu, dan siap menyerahkan seluruh

tenaganya dalam memotivasi klub kesayangannya tersebut. Suporter sepakbola

dengan suporter olahraga lain banyak perbedaannya. Yang pertama jumlahnya

lebih besar, ini mungkin karena stadion yang digunakan juga berukuran besar.

Stadion Utama Bung Karno saja bisa memuat 100.000 lebih penonton dalam satu

pertandingan. Suporter sepakbola juga dikenal lebih atraktif, lihat saja

pertandingan sepakbola didalam negeri kita akan melihat tingkah-tingkah kreatif

mereka yang sekarang juga menjalar ke cabang olahrga lainnya. Suporter

sepakbola juga lebih dikenal memiliki fanatisme yang tinggi bahkan cenderung

suka kelewat batas.

Suporter adalah potret kebersamaan. Kita bisa melihat bagaimana konsep

“bangsa” tiba-tiba menyeruak di antara reruntuhan nasionalisme. Kita bisa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

148

merasakan semangat solidaritas ini bisa terlihat sewaktu digelar hajatan Piala Asia

2007 yang lalu. Disana kita bisa merakasan kembali kesatuan sebagai bangsa

Indonesia yang telah lama hilang terseret arus kapitalisme dan globalisasi.

Bagaimana dengan gagahnya para penonton saat itu bangga menyanyikan lagu

Indonesia Raya. Lagu yang jarang sudah kita kenal. Begitu juga bagaimana

dengan pedenya kita yakin mampu bersaing dengan negara-negara seperti Arab

Saudi dan Korea Selatan, yang sudah lama terkanal sebagai macan sepakbola di

Asia.

Pasoepati merupakan sebuah fenomena komunitas yang sangat

kompleks. Secara garis besar, identitas Pasoepati sebagai sebuah kelompok

atau komunitas membuat mereka berbeda dengan kelompok supporter yang

lain di Indonesia. Secara geografis, Pasoepati merupakan orang Jawa (Solo)

yang kental dengan budaya ke-Jawenya. Eksistensinya sebagai sebuah

kelompok sosial tidak dapat diragukan lagi, karena Pasoepati memiliki nilai dan

identitas yang membedakan dengan kelompok sosial lainnya.

Dilihat dari awal kemunculannya, terbentuknya identitas sosial

Pasoepati sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal yang mempengaruhi pembentukan identitas Pasoepati adalah watak

masyarakat “Solo ( Surakarta )” yang terkenal dengan kegigihan untuk pantang

menyerah dalam keadaan apapun dan tidk lupa dibarengi dengan sopan santun

(toto kromo). Masyarakat “Solo ( Surakarta )” juga terkenal dengan

kreatifitasnya dalam menanggapi sesuatu yang baru. Mereka juga memiliki commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

149

keyakinan dan ketaatan yang tinggi terhadap kebiasaan (nilai) yang ada

generasi sebelumnya.

Sementara faktor eksternal yang membentuk identitas sosial Pasoepati

adalah keadaan budaya, politik, ekonomi serta keberadaan kelompok supporter

lain (baik di dalam maupun luar negeri). Budaya kekerasan dalam sepak bola

waktu itu, menjadi salah satu indikator masyarakat Solo ( Surakarta ) lebih

memilih menjadi Pasoepati, meskipun keadaan itu bertentangan dengan keadaan

politik dan ekonomi saat itu dimana kebanyakan masyarakat di Indonesia

memilih klub yang dikelola oleh pemerintah kota/daerah. Dengan status sebagai

supporter baru, Pasoepati memiliki tekad untuk menghapuskan citra kekerasan

dalam sepak bola. Tekad tersebut kemudian melahirkan budaya yang sama

sekali baru dan berbeda dengan kelompok supporter manapun di Indonesia,

yaitu anti formalisasi lembaga supporter. Sedangkan hubungan dengan

supporter lain, Pasoepati memiliki “lawan historis” sebagai masyarakat Solo (

Surakarta ) dengan supporter Surabaya. Rivalitas ini peneliti sebut sebagai

“lawan historis” karena sebagian besar Pasoepati merupakan individu yang

dulunya bersinggungan langsung dengan sejarah rivalitas Solo -Surabaya

dimana Pasoepati masih (dianggap dan menganggap) Bonek sebagai lawan

in-groupnya. Dari rivalitas Pasoepati, Bonek kemudian muncul semacam dua

garis besar supporter di Indonesia yang saling bersinggungan. Faktor eksternal

serta internal kelompok diatas, secara dinamis mempengaruhi terbentuknya

identitas sosial pada Pasoepati. Dari sinilah kemudian muncul nilai-nilai dalam

internal kelompok yang kemudiancommit disebut to sebagai user prototype.