BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak Bola Merupakan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang telah lama ada dan digemari berbagai lapisan masyarakat di dunia. Olahraga sepakbola lahir di Inggris dan berkembang di Eropa Daratan dan menjadi olahraga popular di seluruh dunia. Berbagai golongan seperti agama, budaya, suku, ras, dan latar belakang sosial tidak dibedakan dalam sepak bola. Hal ini yang menyebabkan sepak bola di gemari oleh semua golongan yang ada di seluruh dunia. Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang telah mendunia. Sejarah tentang sepak bola pertama kali dimulai pada akhir abad ke-19 yang diawali dengan peresmian Football Association beserta segala aturan mainnya di Freemansons Tavern, Great Queen Street, London, Inggris.1 Di Indonesia sendiri, sepakbola pertama kali dikenalkan oleh warga Belanda dari Eropa yang berkerja pada instansi-instansi pemerintahan di Hindia Belanda. Pada mulanya, sepakbola dimainkan oleh orang-orang Barat, terutama Belanda. Klub sepakbola pertama yang muncul di Indonesia pada tahun 1894 didirikan oleh sekelompok orang Belanda dengan nama Road-Wit (Merah Putih), dua tahun kemudian berdirilah klub sepakbola di Surabaya yang bernama Victory. Dalam perkembangannya, mulai bermunculan klub-klub sepakbola di Indonesia, seperti Chineese Voetbal Bond pada 6 Januari 1924 yang merupakan klub sepakbola Tionghoa, Persebaya Surabaya pada tahun 1927, Persija Jakarta pada tahun 1928.2 1 Yulius Yuwono Sudharsono, “Pengaruh Fanatisme Fans Sepak Bola Terhadap Perilaku Membeli Aksesori Sepak Bola, Studi Kasus pada Suporter Klup PSS „Slemania‟ Wilayah Depok Sleman”, Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2008, hal. 6. 2 Mohamad Lukman Hakim, “Terbentuknya Komunitas Aremania: Suatu Kebutuhan Akan Identitas Masyarakat Malang 1992-2010”, Tesis Universitas Diponegoro. 1 Pada zaman Kolonial, sepakbola menjadi salah satu alat perjuangan untuk menimbulkan rasa nasionalisme dikalangan penduduk Bumiputera. Pada tahun 1938 Piala Dunia diadakan di Prancis dan Indonesia dengan nama Netherland East Indies atau Hindia Belanda sebagai wakil satu-satunya dari benua Asia3. Setelah kemerdekaan, Soekarno menjadikan olahraga sebagai salah satu alat untuk mengenalkan Indonesia ke dunia internasional, bahwa Indonesia bukan hanya negara politik tetapi juga negara yang mengenal olahraga. Bahkan Soekarno berencana membuat olimpiade tandingan yang bernama Games of The New Emerging Forces disingkat GANEFO pada tahun 1963. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya kompleks olahraga Senayan yang termasuk stadion sepakbola terbesar di Asia pada tahun 1962. Stadion Utama atau Gelora Bung Karno yang digunakan untuk Asian Games pada tahun 19624. Munculnya banyak kompetisi sepak bola memicu hadirnya banyak klub-klub sepak bola yang kemudian lahirnya klub-klub sepak bola ini memicu terbentuknya suporter untuk masing-masing klub. Superter dalam kamus besar bahasa Indonesia didefinisikan sebagai pendukung atau pemberi bantuan semangat dipertandingan.5 Di Indonesia, klub-klub sepakbola biasanya memiliki suporter sendiri dengan nama tertentu, sebut saja Bonek (Persebaya), Viking atau Bobotoh (Persib Bandung), The Jack (Persija Jakarta), Pasopati (Persis Solo), Aremania (Arema Indonesia), dan lain- lain. Terbentuknya suporter pertama di Indonesia Bonek mania yang berdiri pada akhir 1988 berawal dari koordinasi Jawa Pos yang dipimpin oleh Dahlan Iskan untuk mendukung Persebaya Surabaya di GBK pada semifinal tahun 1988.6 Suporter adalah elemen penting bagi sebuah klub sepakbola, keberadaannya bisa memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap klub sepakbola yang didukung. Pengaruh positif dari suporter klub sepak bola diantaranya seperti daya juang dan semangat dan konsentrasi pemain meningkat saat para suporter hadir memberikan 3Wardiman Wijaya Kusuma, Piala Dunia dari Masa ke Masa (Yogyakarta: AR- RUZZ Media Grop, 2010), hlm. 32. 4Arief Natakusuma, Drama itu Bernama Sepakbola (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 69. 5 Indria Hapsari, Istiqomah Wibowo, “Fanatisme dan Agresivitas Suporter Klub Sepak Bola”, Jurnal Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2015, Hal. 53. 6 Mohamad Lukman Hakim, “Terbentuknya Komunitas Aremania: Suatu Kebutuhan Akan Identitas Masyarakat Malang 1992-2010”, Tesis Universitas Diponegoro. 2 dukungan langsung. Sedangkan, pengaruh negatif dari suporter ialah saat terjadi aksi kekerasan. Kekerasan terjadi ketika sekelompok suporter mendukung tim yang di sukai dan berharap menang, namun ketika tim tersebut kalah, suporter seringkali tidak dapat menerima kekalahan pada pertandingan tim sepak bola yang di dukungnya. Tidak hanya menyerang suporter tim lawan, aksi kekerasan kerap kali berujung aksi vandalisme. Dalam konteks suporter sepakbola, masyarakat Jambi memiliki suporter sepakbola pendukung klub sepak bola Jambi, PS Kota Jambi, yakni Koja mania. Koja mania sebagai supporter sepakbola Jambi mulai terbentuk pada tahun 2011.7 Hal ini berdasarkan kegelisahan segelintir pemuda pada bulan Januari tahun 2011 yakni kegelisahan yang di maksud karena klub Jambi sedang bertanding, namun tidak ada pergerakan dari pemuda ataupun remaja yang mau memberikan support untuk klub tersebut, itulah awal dari pergerakan Komunitas Suporter Bola Koja mania. Peristiwa itu menjadi embrio terbentuknya komunitas Koja mania di Kota Jambi. Sebelum terbentuknya Koja mania, supporter sepakbola berdiri sendiri-sendiri dan sering terlibat konflik di lapangan ketika selebrasi. Koja mania, suporter dari PS Kota Jambi yang berkembang menjadi selayaknya penonton bola yang ramai sorak-sorai dan penuh kreatifitas, tidak luput dari bentrokan dengan suporter lain. Butuhnya pengakuan mengenai siapa yang terbaik menjadi salah satu permasalahan konflik suporter Indonesia. Persoalan fanatisme menjadi salah satu faktor suporter sepakbola rawan akan konflik. Begitu pula ketika perasaan bahagia dan euforia suporter yang klub menang dalam pertandingan sering kali membuat suporter klub lawan yang kalah merasa geram. Perasaan tersebut seringkali akhirnya tidak bisa di kontrol oleh suporter klub dan menimbulkan bentrok. Dan juga soal dendam yang 7 Wawancara Fernando Butar-Butar mantan dirijen Kojamania pada tanggal 24 Mei 2019. 3 berasal dari peristiwa yang terjadi sebelumnya ikut terbawa ke dalam kancah sepakbola hingga dikenal ada yang namanya “musuh abadi” dimana salah satu klub selalu bentrok dengan klub yang lainnya. Sebagai contoh seperti suporter klub Persebaya Surabaya atau yang dikenal dengan sebutan Bonek sering kali terlibat bentrok dengan suporter klub Arema Malang, Aremania. Selain dengan Bonek, Aremania juga bermusuhan dengan suporter klub Persik Kediri, Persik Mania.8 Koja mania sendiri tidak bisa dipisahkan dari PS Kota Jambi sebagai klub sepakbola yang berasal dari Jambi, sehingga keberadaan komunitas ini sangat identik dengan klub yang didukungnya. Kojamania memiliki peranan penting dalam dunia persepakbola Jambi. Selain sebagai supporter tetap dari PS Jambi, kehadiran Kojamania dianggap dapat menyatukan pemuda Kota Jambi yang mendukung klub sepakbola Jambi. Koja mania dianggap mampu untuk menampung keinginan pemuda pendukung klub sepakbola Jambi sehingga dapat meniadakan konflik antar pemuda sesama pendukung klub sepakbola Jambi. Koja Mania di Kota Jambi tidak hanya sekedar menjadi suporter klub PS Jambi, namun juga telah menjadi barometer bagi suporter-suporter sepakbola yang berasal dari kabupaten/kota lain di Provinsi Jambi. Menjadi hal menarik untuk dibahas mengenai proses awal terbentuknya Kojamania sebagai komunitas suporter klub sepakbola serta bagaimana dinamika dan transisi pembentukan identitas Koja mania tahun 2011 hingga 2017, mengingat begitu mudanya usia Koja mania namun telah berhasil menjadi komunitas suporter panutan bagi kabupaten/kota lain di Provinsi Jambi. 1.2 Rumusan Masalah 8 Indria Hapsari, Istiqomah Wibowo, “Fanatisme dan Agresivitas Suporter Klub Sepak Bola”, Jurnal Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2015, Hal. 53. 4 Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses awal terbentuk Komunitas Koja mania di Kota Jambi? 2. Bagaimana Perkembangan Komunitas Koja mania di Jambi Tahun 2011-2017? 3. Bagaimana Konflik-konflik Komunitas Koja mania di Kota Jambi? 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Penulisan penelitian dengan judul “Komunitas Koja mania: Transisi organisasi suporter modern 2011-2017” dibatasi dengan lingkup spasial dan temporal agar pembahasan semakin terarah. Ruang lingkup spasial merupakan batasan wilayah penelitian dimana wilayah tersebut merupakan tempat terjadinya peristiwa. Penelitian ini mencakup wilayah Jambi karena Koja mania berasal dari Provinsi ini tepatnya Kota Jambi Provinsi Jambi. Koja mania berawal dari Kota Jambi kemudian berkembang ke daerah sekitar Jambi seperti Muaro Jambi. Kota Jambi juga menjadi daerah dimana mayoritas Koja mania berasal. Ruang lingkup temporal yaitu pembatasan waktu penelitian atau subyek penelitian. Penelitian ini berawal dari tahun 2011, tahun mulai terbentuknya komunitas Koja mania di Kota Jambi. Batas akhir penelitian ini adalah tahun 2017, karena peneliti menganggap tahun tersebut puncak prestasi PS Kota Jambi yang didukung penuh oleh Koja mania menjadi juara kompetisi Gubernur Cup Jambi, dan melaju ke babak 32 Besar Liga 3 Indonesia. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian 5 Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan seperti di atas, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya komunitas Koja mania di Kota Jambi. 2. Untuk