Studi Deskriptif Kualitatif Terkait Konstruksi Sosial Atas Klub Arseto

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Studi Deskriptif Kualitatif Terkait Konstruksi Sosial Atas Klub Arseto perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT KOTA SOLO ATAS KLUB ARSETO (Studi Deskriptif Kualitatif terkait Konstruksi Sosial atas Klub Arseto dalam Perkembangan Sepak Bola di Kota Solo) Mohamad Aldi Renato [email protected] The presence of early clubs as well as Arseto able to bring big name football world football scene to Solo national even international. Yet many communities completely solo doesn't know this Club When Arseto Clubs capable of creating icons which develop football in the city of Solo. Therefore, in this study the authors wanted to know how the construction of social reality society Solo over the Club which had brought Arseto big name and that the development of football in the city of Solo. Generally, this type of study used a descriptive qualitative in nature i.e., which examines the Construction of social regarding the top Clubs Arseto in the development of football in the city of Solo. Data collection was done through interviews, observation, and documentation. The data used are the primary Data obtained from player arseto, caretaker arseto, supporter of Solo. While secondary Data obtained from archives, documents, books. As for the type of purposive sampling, i.e. samples of data analysis using 3 components, namely the reduction of the data, the presentation of the data and the withdrawal of the conclusion. Triungalsi required guarantees the existence of the validity of the data. The theory of social construction used was Peter l. Berger and Thomas Luckmann. The result of the research shows that the public still mostly believe that Solo is a city that has a big name in the world of football. A lot of the Solo believes this, but not the bit that if asked about the Clubs Arseto only as knowing the name alone or even do not know at commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id all, especially the underprivileged like the sports world. But, the public that in fact much of the ball lovers who don't know the matter of this club. Keywords: Social Construction, Arseto Club, Solo’s Society. PENDAHULUAN Dalam atmosfir yang sudah mulai mengarah pada fase modernisasi tersebut, Kota Solo sebagai kota budaya tak lantas melupakan warisan sejarah yang diusung sebagai landasan untuk melangsungkan pembangunan. Bahkan Kota Solo mendapat julukan “Solo Future is Solo Past” ketika maraknya revitalisasi pasar tradisional pada pertengahan 2012.Kota Solo berusaha menjadi kota beradab terhadap budaya dengan adanya berbagai museum, pusat bangunan bersejarah, hingga pada pusat ekonomi yang mana kesemuanya itu tidak melupakan unsur orisinalitas atau tradisionalitasnyasemakin membuktikan bahwa Kota Solo adalah kota yang selalu mengutamakan pembangunan dengan nafas kebudayaan. Olahraga tidak pernah luput dengan cabang sepak bola. Menurut Pangeran Siahaan, Sepak Bola adalah alat komunikasi lintas bahasa. Hal ini yang memagiskan Sepak Bola, tidak peduli yang memainkan laki-laki dan perempuan. Kita akan tetap dapat menikmatinya (Siahaan, 2012 : 10). Maka dari itu semakin kuat ketertarikan penulis untuk coba meneliti tentang perjalanan sejarah sepak bola di Kota Solo ini. Perjalanan sepak bola Kota Solo yang penulis dapatkan berdasarkan hasil observasi kepada beberapa pentolan sepak bola di Kota Solo yang dipaparkan oleh tokoh persepakbolaan tahun 1983 yaitu Bapak Sukisnobahwa Kota Solo sendiri memiliki salah satu klubcommit sepak tobol usera tertua di Indonesia yaitu Persis Kota perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Solo. Persis Kota Solo berdiri pada tanggal 8 November 1923 dengan nama pertama VVB (Vorslamdsche Voeatbal Bond). Sejarah sepak bola diKota Solo terus berkembang hingga akhirnya muncul tim dari Jakarta yang berdomilisi di sini yaitu Arseto Solo. Klub yang dijuluki petir biru ini juga merupakan bagian dari sejarah sepak bola. Mereka sempat berjaya pada era 1970-an hingga 1980-an. Namun pasca kejadian reformasi klub yang dimiliki oleh Ari Sigit Soeharto ini membubarkan diri karena krisis moneter yang melanda Indonesia. Pada masanya Arseto termasuk klub yang superior dan juga mempunyai manajemen yang baik. Tidak dipungkiri, Arseto juga turut andil dalam membangun Liga Galatama yang merupakan liga non amatir pertama di Indonesia. Sejalan dengan berdirinya Galatama, Indonesia mempunyai liga perserikatan yang dimiliki oleh pemerintah serta dibiayai dari APBD. Kedua liga tersebut hadir di Solo untuk menyemarakkan atmosfir sepak bolanya. Namun, Arseto lebih memiliki nama besar waktu itu dan terlihat sekali bahwa Solo di masa itu adalah masa Arseto. Hal itu ditambah dengan adanya kedekatan antara pemain, manajemen, serta masyarakat Kota Solo itu makin membuat Arseto dicintai dan melekat di Kota Bengawan. Permasalahan yang muncul dan penulis anggap penting dalam hal ini adalah ketidaktahuan masyarakat Kota Kota Solo sendiri mengenai perkembangan sepak bola di Kota Solo. Tidak banyak dari masyarakat kotaKota Solo bahkan klub pendukung sepak bola yang ada di Kota Solo yang mengetahui mengenai bagaimana perjalanan sepak bola Indonesia. Padahal ini merupakan kebanggaan yang dimiliki sebagai masyarakat Kota Solo. Dalam proses observasi, penulis menemukan Pemain Arseto sebagai pentolan sepak bola pertama di Kota Solo menjadi ikon-ikon yang mengembangkan sepak bola di Kota Solo. Seperti Rocky Poetiray dalam kiprahnya memajukan sepak bola di Kota Solo, masyarakat tidak ada yang mengapresiasi lebih. Penulis memilih Pemain Arseto sebagai Key Informan karena Klub Arseto ini yang pertama commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berkiprah di Kota Solo dan karena sampai saat ini pemain Arseto masih berkiprah dalam pengembangan sepak bola di Kota Solo. Disini penulis ingin menemukan apa yang menjadi alasan pemain Arseto tetap berkiprah di dunia sepak bola Kota Solo dan ingin mengetahui kenapa masyarakat Kota Solo tidak banyak mengetahui hal ini dilihat menggunakan perspektif teori konstruksi sosial. Permasalahan sosial apa yang melatarbelakangi hal ini, hingga bahkan masyarakat Kota Solo tidak mengapreasi perjuangan mereka parahnya tidak mengetahui perkembangan sepak bola Kota Solo secara utuh. Anak muda di Indonesia terutama Kota Solo besar dan lahir dengan semangat sepak bola. Contohnya saja dengan adanya Pasoepati merupakan bentuk dari semangat sepak bola yang masih menjadi gairah tersendiri bagi pemuda- pemudi Kota Solo. Sayangnya melalui hasil observasi penulis menemukan semangat ini hanya menjadi semangat semata dan lebih pada euforia saja. Kebanyakan dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan saja tanpa mengetahui sejarah dan pengetahuan mengenai sepak bola Kota Solo yang dinyana-nyana mereka bela saat ada pertandingan.Nyatanya, kebanyakan orang menganggap sepak bola di Kota Kota Solo hanyalah sebagai ajang hiburan yang membuat orang terlalu euforia. Fanatisme menjadi daya tarik bagi anak muda untuk berduyun-duyun ke stadion, mengorbankan semua hal dan siap untuk berdarah-darah demi membela panji-panji klub mereka (Junaedi, 2014 : 136).Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana konstruksi realitas sosial masyarakat Kota Solo atas Klub Arseto yang sempat membawa nama besar persepakbolaan dan perkembangan sepak bola di Kota Solo. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial yang diteliti. commitPeneliti to mendekripsikan user suatu gejala berdasarkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pada indikator – indikator yang dijadikan dasar dari ada tidaknya suatu gejala yang diteliti ( Slamet,2008: 07-08). Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif mengupayakan adanya pendiskripsian serta menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi. Sehingga pada akhirnya penelitian deskriptif kualitatif mampu memperoleh informasi dari suatu keadaan ( Mardalis, 1999 : 26). Lokasi penelitian berada di area Kota Solo seperti yang telah dipaparkan sebelumnya,yakni untuk mengetahui konstruksi sosial masyarakat akan pengetahuan sepak boladi kota tersebut. Penelitian dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dengan tokoh – tokoh Arseto dan Masyarakat yang sampai saat ini masih berkiprah dalam dunia persepakbolaan maupun mereka yang masih hidup.Seperti dirumah, rumah makan, stadion, maupun tempat – tempat yang lain sesuai dengan kesepakatan tadi. Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Data primer diperoleh melalui interview atau wawancara dengan para informan yakni tokoh – tokoh sepak bola Kota Solo pada masa lampau maupun tokoh – tokoh lain yang sangat berpengaruh terhadap sejarah dan perkembangan persepakbolaan Kota Solo. Sedangkan dalam penelitian ini, data sekunder didapat dari hasilpenelitian, artikel-artikel baik dari media cetak maupun elektronik, penelusuran pustaka dan dokumen resmi dari instansi terkait seperti foto maupun piala – piala bersejarah yang sampai saat ini masih tertata rapi di Balai Persis Solo. Teknik pengumpulan data melalui proses pengamatan langsung, studi pustaka dan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan dua teknik penentuan sasaran penelitian, yaitu Informan Bertujuan (Purposive) dan teknik snowball. Penggabungan dari 2 (dua) teknik penelitian ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam mencari informan, dengan Purposive peneliti coba memulai penelitian dengan menentukan orang-orang yang dianggap tahu mengenai pengetahuan sepak bola di tahun 1983-1990, kemudian teknik Snowball commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Recommended publications
  • BAB II Gambaran Umum Objek A. Peris Solo Gambar 2.1 Logo Persis
    BAB II Gambaran Umum Objek A. Peris Solo Gambar 2.1 Logo Persis Solo Persis Solo merupakan klub sepakbola profesional yang berada di kota Surakarta atau biasa disebut Solo. Persis Solo pertama kali didirikan oleh Sastrosaksono pada 8 November 1923, dengan nama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB). Vorstenlandsche Voetbal Bond merupakan semacam perserikatan sepakbola, dan pada akhirnya pada tahun 1928 Vorstenlandsche Voetbal Bond resmi berganti menjadi Persis Solo. Persis Solo merupakan pencetus dari klub-klub sepakbola yang ada di Indonesia. Stadion Manahan merupakan kandang dari klub Persis Solo dengan kapasitas mencampai 35.000 penonton, dan menjadikan stadion Sriwedari (R. Maladi) sebagai pusat latihan. Pasoepati adalah singkatan dari Pasukan Suporter Paling Sejati yang merupakan julukan untuk suporter dari Persis Solo. Hingga akhir tahun 1940an Persis Solo menjuarai kompetisi perserikatan sebanyak tujuh kali. Pada tahun 2006 Persis Solo kembali hadir meramaikan kancah sepakbola Indonesia. Musim pertandingan 2006-2007 menjadi puncak prestasi bagi Persis Solo, karena berhasil lolos untuk promosi ke kasta 24 tertinggi Indonesia, yaitu Divisi Utama. Sayangnya keberhasilan tersebut tidak bersamaan dengan gelar juara Divisi Utama, karena kekalahannya saat melawan Persibaya Surabaya. Pertengahan tahun 2011, Persis Solo melakukan merger dengan Solo FC yang saat itu berkompetisi di Liga Primer Indonesia (LPI). Hasil merger tersebut antara Persis Solo dengan Solo FC menjadikan klub Persis Solo berhasil meraih predikat sebagai klub profesional di Indonesia. B. DPP Pasoepati Gambar 2.2 Logo dari DPP Pasoepati Dewan Pimpinan Pusat Pasoepati atau yang akrab dikenal dengan DPP Pasoepati, merupakan organisasi tertinggi yang mengatur kelompok suporter Pasoepati. Pasoepati merupakan singkatan dari Pasukan Suporter Sejati yang pada awalnya mendukung klub Pelita Jaya pada tahun 2000, lalu pada tahun 2006 mengikrarkan dirinya untuk mendukung klub lokal kota Solo, yaitu Persis Solo.
    [Show full text]
  • Batu Bara Masih Lebih Murah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Masih Mendominasi Jumlah Pembangkit Listrik Di Indonesia
    Disway News Network Spirit Akal Sehat Info Berlangganan: (0542) - 8520236 SENIN, 29 JUNI 2020 Eceran Rp. 6000 | Langganan Rp. 135.000 Batu Bara Masih Lebih Murah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih mendominasi jumlah pembangkit listrik di Indonesia. Melimpahnya batu bara menjadikan energi tersebut lebih ekonomis. Tanpa harus impor. Lalu, bagaimana dengan energi baru terbarukan? Yang ditarget 23 persen hingga 2025. USKAR Radianto adalah sosok yang ramah. Ketika Disway Kaltim menemuinya, manager PLN Unit Pelaksana Pengendalian Pem- bangkitan (UPDK) Balikpapan itu, menyambut terbuka. Ia men- ceritakan instalasi listrik di Kalimantan Timur (Kaltim) dan YKalimantan Utara (Kaltara) secara gamblang. Awalnya, yang ingin ditemui GM UIW wilayah Kaltimra, Sigit Witjak- sono. Namun ia merujuk Yuskar untuk membahas persoalan yang lebih teknis. Pekan lalu, Sigit sudah menyampaikan pula terkait rencana usaha pembangkit listrik (RUPTL) 2019 -2028. Ketika ditemui di kantornya di PLTU Teluk Balikpapan. Di kawasan Kariangau. Yuskar menceritakan alasan mengapa pembangkit PLTU men- dominasi produksi energi listrik PLN. Karena hal itu memang mengacu pada RUPTL sebelumnya. Yang telah ditetapkan pemerintah. Pertimbangan lainnya, adalah sumber daya batu bara yang dimiliki negara Indonesia. Jumlahnya melimpah. Tidak perlu harus impor. Energi pemanfaatan batu bara ini juga untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi. Biaya operasionalnya jauh lebih tinggi ke- timbang pembangkit batu bara. Karena itu, beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke depannya akan menjadi back up saja. “Potensi batu bara di wilayah Kalimantan juga melimpah. Sehingga tidak perlu impor. Biaya operasional memang jauh selisihnya,” kata ANDI M HAFIZH/ DISWAY KALTIM Yuskar Radianto, saat dijumpai Jumat (26/6) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Batakan, Balikpapan, saat ini menjadi cadangan PLN Kaltimtara jika terjadi masalah dalam jaringan.
    [Show full text]
  • Sepakbola Sebagai Media Solidaritas Politik Bagi Supporter Indonesia
    Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VIII No. 2 / Desember 2018 SEPAKBOLA SEBAGAI MEDIA SOLIDARITAS POLITIK BAGI SUPPORTER INDONESIA Kiki Esa Perdana School of management and Leadership, Tanri Abeng University email : [email protected] Abstract So far football has not only functioned as a sport but also as a medium of solidarity for supporters, Indonesia is a country with the largest Islamic religion in the world. While many other Islamic countries are still struggling with the problem of war, football believe, its is able to be a medium a solidarity. Message for the victims of war, prayers and solidarity messages are sent through. This research uses descriptive analysis with case studies of Rohingya and Palestinian cases in Indonesian football supporter. This research concludes that the message conveyed by Indonesian supporters. The conclusion, football is possible in becoming tools for political solidarity Keywords: Football, Solidarity Abstrak Selama ini sepakbola tidak hanya berfungsi sebagai olahraga namun juga sebagai media solidaritas untuk suporter, Indonesia adalah salah satu negara dengan pemeluk agama islam terbesar di dunia, banyak negara islam lainnya masih berjibaku dengan masalah perang. Sepakbola dalam hal ini mampu menjadi media penghantar bagi para korban perang, ucapan doa dan solidaritas dikirim melalui pesan dalam sepakbola. Riset ini menggunakan analisis deskriptif dengan studi kasus kasus rohingya dan palestina. Riset ini menyimpulkan bahwa pesan yang disampaikan suporter Indonesia, ikut dalam solidaritas secara umum yang dilakukan bangsa Indonesia, feedback yang didapatkan oleh penduduk rohingnya dan palestina positif, terlihat dari poto gambar-gambar ucapan terima kasih pada negara dan masyarakat Indonesia. Kata Kunci: Sepak bola, Solidaritas Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi JIPSi Volume VIII No.
    [Show full text]
  • DRUGS Prestasi
    Rp 2000,- 28 HALAMAN BERLANGGANAN HUBUNGI: BALIKPAPAN: 0542-735015 PHONE/WA: 08115470799 SAMarinDA: 0541-202416 PHONE/WA: 08115578008 RABU, 28 AGUSTUS 2019 No. 109/Tahun 17 @tribunkaltim tribunkaltim.co @tribunkaltim newsvideo tribunkaltim Harga Tanah Ibukota Naik 4 Kali Lipat XX Gubernur Isran Sebut Lokasi di Muara Jawa dan Semoi SAMBOJA, TRIBUN - Kepu- mulai masuk ke wilayah tusan Presiden Republik Samboja dan Muara Jawa, Indonesia Joko Wi- BERIT Kutai Kartanegara. dodo menetapkan A Seperti diketahui, EKSKLUSIF Kalimantan Ti- sebagian wilayah mur sebagai ca- Kukar, yakni lon ibukota negara yang Samboja dan Muara baru, Senin (26/8) Jawa bakal menjadi kemarin membuat lokasi ibukota negara kasak-kusuk para spekulan tanah z Bersambung Hal 11 Desainnya itu masih dilengkapi dan disesuaikan oleh tim. Titik koordinatnya (lokasi Istana Negara) akan dimasukkan Undang-Undang IKN ISRAN NOOR Gubernur Kaltim Samboja & Sepaku Lokasi Ibukota Baru Samboja Terletak di pesisir timur Kutai Sepaku Kartanegara, di antara Ada Lahan Milik Adik Prabowo Kecamatan Sepaku, PPU Balikpapan dan Samarinda POLITIKUS Partai Gerin- Dahnil Anzar Simanjun- memiliki luas wilayah 1172,36 l Terhubung dengan Tol dra membenarkan kepe- tak, juru bicara Prabowo Km2 Balikpapan-Samarinda milikan lahan keluarga Subianto, menjelaskan l Berada di atas ketinggian 500 sepanjang 99 km Prabowo Subianto di loka- soal lahan yang disebut- meter di atas permukaan laut l Dari Bandara SAMS si yang akan menjadi ibu- sebut milik Ketua Umum l Penduduk di Sepaku pada Sepinggan ditempuh melalui kota negara baru di Ka- Partai Gerindra Prabowo limantan Timur. Namun Subianto di Kabupaten Pe- 2017 tercatat 32.073 jiwa jalan darat sekitar 1 jam 16 menit demikian, Prabowo siap najam Paser Utara.
    [Show full text]
  • AVATARA, E-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 3, Oktober 2016
    AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 3, Oktober 2016 VORSTENLANDSCHE VOETBAL BOND TAHUN 1923-1942 FERY WIDYATAMA Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya E-Mail: [email protected] Artono Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surabaya Abstrak Permainan sepak bola di Hindia Belanda (Indonesia) diawali dengan kedatangan orang-orang Eropa khususnya Belanda yang awalnya datang untuk bekerja di instansi-instansi pemerintah Hindia Belanda sebagai pegawai dalam perkebunan-perkebunan, kantor-kantor perdagangan, perkapalan dan pertambangan sebagai karyawan. Sepak bola dipilih sebagai sarana untuk menjaga kebugaran dan juga untuk sarana rekreasi. Salah satu klub atau perkumpulan (bond) bentukan orang bumiputera adalah Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB).Penelitian tentang VVB belum ada yang meneliti secara menyeluruh. Oleh karena itu, penelitian tentang Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) ini merupakan suatu kajian yang sangat menarik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana perkembangan Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo dalam dunia sepak bola Hindia Belanda tahun 1923-1942 dan Bagaimana nasionalisme yang ditunjukkan oleh sepak bola Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo tahun 1923-1942. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa bagaimana perkembangan dan nasionalisme Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo dalam dunia sepak bola di Hindia Belanda tahun 1923-1942. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pembentukan klub atau bond, Vorstenlandsche Voetbal Bond VVB Solo merupakan suatu perlawanan dari masyarakat bumiputera terhadap orang-orang Belanda, dimana hanya dari sepak bola lah masyarakat bumiputera dapat melawan orang Belanda melalui pertandingan sepak bola.
    [Show full text]
  • Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User BAB
    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15 BAB II GAMBARAN UMUM PERSEPAKBOLAAN DI KOTA SURAKARTA Perjalanan serta perkembangan sepak bola Kota Surakarta sudah dimulai semenjak masa kolonial Hindia Belanda. Perkembangan sepakbola pada mulanya dibawa oleh orang Eropa ke Indonesia. Kota Surakarta sendiri memiliki salah satu klub sepakbola profesional tertua di Indonesia yaitu Persis Solo. Persis Solo berdiri pada tanggal 8 November 1923 dengan nama kolonial pertama VVB (Vorslamdsche Voeatbal Bond). Sejarah sepakbola di Kota Surakarta terus berkembang hingga akhirnya muncul tim dari Jakarta yang berdomilisi di sini yaitu Arseto Solo. Klub yang dijuluki petir biru ini juga merupakan bagian dari sejarah sepak bola. Mereka sempat berjaya pada era 1970-an hingga 1980-an. Namun pasca kejadian reformasi klub yang dimiliki oleh Ari Sigit Soeharto ini membubarkan diri karena krisis moneter yang melanda Indonesia dan untuk menghindari sentiment anti Suharto. Pada masanya Arseto termasuk klub yang superior dan juga mempunyai manajemen yang baik. Tidak dipungkiri, Arseto juga turut andil dalam membangun Liga Galatama yang merupakan liga non amatir pertama di Indonesia. Sejalan dengan berdirinya Galatama, Indonesia mempunyai liga perserikatan yang dimiliki oleh pemerintah serta dibiayai dari APBD. Kedua liga tersebut hadir di Solo untuk menyemarakkan atmosfir sepak bolanya. Namun, Arseto lebih memiliki nama besar waktu itu dan terlihat sekali bahwa Surakarta di masa itu adalah masa Arseto. Halcommit itu ditambah to user dengan adanya kedekatan antara 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16 pemain, manajemen, serta masyarakat Kota Solo itu makin membuat Arseto dicintai dan melekat di Kota Bengawan. Setelah Arseto dinyatakan bubar karena menghindari sentiment anti Soeharto, Kota Surakarta kemudian menjadi salah satu tujunan utama bagi klub-klub Liga Indonesia yang tidak memiliki home base yang tetap.
    [Show full text]
  • Pasang-Surut-Klub-Sepak-Bola-Profesional-Di-Kota-Surakarta-Tahun-1990-2006-4.Pdf
    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id35 BAB III PERKEMBANGAN KLUB SEPAKBOLA PROFESIONAL DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1990-2006 Kota Surakarta dalam sejarah perkembangan sepakbola di Indonesia merupakan salah satu kota yang memiliki beberapa klub yang berperan dalam sepakbola Nasional. Klub VVB yang berganti nama menjadi Persis sempat berprestasi pada decade 1940 dan 1950. Namun pada decade 1950- awal 1990, kota Surakarta seakan hilang dari keramaian sepakbola Nasional. Baru pada decade 1990 sampai millennium awal, kota Solo kembali berjaya seperti pada masa colonial dan awal kemerdekaan. Hal tersebut tidak lepas dari beberapa klub yang ada di kota Solo pada masa itu. Hal lainnya adalah pada masa tersebut ada 3 klub yang berganti-ganti berada di kota Solo walaupun klub Persis yang asli kota Solo masih ada namun karena Persis hanya ada di Divisi II-III membuat klub asli kota Solo tersebut kalah pamor dan ditinggalkan masyarakat Solo sendiri. Namun kemudian Persis bisa promosi ke Divisi Utama pada tahun 2006. Arseto Solo, Pelita Jaya, Persijatim Solo FC adalah 3 klub luar kota yang sempat bermain di Surakarta dan mengubah dinamika persepakbolaan kota Surakarta. Arseto yang merupakan klub pindahan dari Jakarta mencapai puncak keemasan pada dekade 1990 tepatnya pada tahun 1992 dan kemudian bubar jga pada pada dekade 1990 yaitu tahun 1998. Arseto Solo berkompetisi di Liga Galatama dari tahun 1978 sampai tahun 19994. Salah satu presatasi yang paling bagus adalah menjadi peserta Liga Champions Asia pada tahun 1992. commit to user 35 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id36 A. Perjalanan Klub Arseto Solo tahun 1990-1998 1. Sejarah Klub Arseto Arseto Solo adalah sebuah klub sepakbola yang berlaga di Liga Galatama dan Liga Indonesia dari tahun 1978-1998.
    [Show full text]
  • Pembelaan Pada Persebaya Dan Glorifikasi Bonek Dalam Pemberitaan Jawa Pos Tentang Konflik Persebaya Dan Pssi
    54 Komuniti, Vol. 10, No. 1, Maret 2018 p-ISSN: 2087-085X, e-ISSN: 2549-5623 PEMBELAAN PADA PERSEBAYA DAN GLORIFIKASI BONEK DALAM PEMBERITAAN JAWA POS TENTANG KONFLIK PERSEBAYA DAN PSSI Fajar Junaedi1, Prof. Dr. Heru Nugroho2, Dr. Sugeng Bayu Wahyono3 1Mahasiswa Program Doktor Kajian Budaya dan Media UGM Dosen Ilmu Komunikasi UMY - Yogyakarta 2,3Program Doktor Kajian Budaya dan Media UGM Email:1 [email protected] ABSTRAK Relasi olahraga dan media telah menjadi isu yang signifikan, meskipun jurnalisme olahraga sering disebut sebagai jurnalisme mainan karena sifatnya yang tidak serius dibandingkan dengan jurnalisme politik dan ekonomi. Namun demikian, olahraga bukan sekadar apa yang terjadi di arena olahraga, namun berkelindan dengan beragam aspek lain, mulai dari ekonomi, politik dan sosial. Konflik yang terjadi antara Persebaya dan PSSI sepanjang tahun 2009 sampai dengan 2017 membuktikan bahwa olahraga bukan hanya apa yang terjadi di lapangan hijau namun berkelindan dengan aspek politik. Oleh Jawa Pos, berita tentang konflik Persebaya dan PSSI tidak lagi dikemas dalam jurnalisme mainan, namun ditempatkan di halaman muka yang biasanya diisi berita politik dan ekonomi. Di sekitar pelaksanaan Kongres PSSI pada tahun 2016 dan 2017, Jawa Pos secara massif mengalokasikan halaman korannya untuk memberitakan tentang Persebaya dan Bonek yang memperjuangkan pengakuan kembali Persebaya oleh PSSI. Jawa Pos dalam berbagai pemberitaannya secara eksplisit membingkai keberpihakan kepada Persebaya dan sekaligus membingkai Bonek sebagai fans yang memiliki loyalitas dan militansi tinggi dalam membela Persebaya. Bonek dalam pemberitaan Jawa Pos mengenai konflik Persebaya dan PSSI diglorifikasi sebagai pahlawan yang memperjuangkan Persebaya. Keberpihakan Jawa Pos pada Persebaya dan Bonek berujung pada pembelian saham PT Persebaya Indonesia oleh PT Jawa Pos Sportindo, sebuah perusahaan yang menjadi bagian dari konglomerasi Jawa Pos.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak Bola Merupakan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang telah lama ada dan digemari berbagai lapisan masyarakat di dunia. Olahraga sepakbola lahir di Inggris dan berkembang di Eropa Daratan dan menjadi olahraga popular di seluruh dunia. Berbagai golongan seperti agama, budaya, suku, ras, dan latar belakang sosial tidak dibedakan dalam sepak bola. Hal ini yang menyebabkan sepak bola di gemari oleh semua golongan yang ada di seluruh dunia. Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang telah mendunia. Sejarah tentang sepak bola pertama kali dimulai pada akhir abad ke-19 yang diawali dengan peresmian Football Association beserta segala aturan mainnya di Freemansons Tavern, Great Queen Street, London, Inggris.1 Di Indonesia sendiri, sepakbola pertama kali dikenalkan oleh warga Belanda dari Eropa yang berkerja pada instansi-instansi pemerintahan di Hindia Belanda. Pada mulanya, sepakbola dimainkan oleh orang-orang Barat, terutama Belanda. Klub sepakbola pertama yang muncul di Indonesia pada tahun 1894 didirikan oleh sekelompok orang Belanda dengan nama Road-Wit (Merah Putih), dua tahun kemudian berdirilah klub sepakbola di Surabaya yang bernama Victory. Dalam perkembangannya, mulai bermunculan klub-klub sepakbola di Indonesia, seperti Chineese Voetbal Bond pada 6 Januari 1924 yang merupakan klub sepakbola Tionghoa, Persebaya Surabaya pada tahun 1927, Persija Jakarta pada tahun 1928.2 1 Yulius Yuwono Sudharsono, “Pengaruh Fanatisme Fans Sepak Bola Terhadap Perilaku Membeli Aksesori Sepak Bola, Studi Kasus pada Suporter Klup PSS „Slemania‟ Wilayah Depok Sleman”, Skripsi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2008, hal. 6. 2 Mohamad Lukman Hakim, “Terbentuknya Komunitas Aremania: Suatu Kebutuhan Akan Identitas Masyarakat Malang 1992-2010”, Tesis Universitas Diponegoro. 1 Pada zaman Kolonial, sepakbola menjadi salah satu alat perjuangan untuk menimbulkan rasa nasionalisme dikalangan penduduk Bumiputera.
    [Show full text]
  • Fungsi Anthem Satu Jiwa Pada Pertandingan Klub Persis Solo
    FUNGSI ANTHEM SATU JIWA PADA PERTANDINGAN KLUB PERSIS SOLO SKRIPSI Untuk memenuhi persyarat guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Etnomusikologi Jurusan Etnomusikologi Oleh ALEN SAHITA DIPRASETYA 11112123 FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2018 i PENGESAHAN Skripsi FUNGSI ANTHEM SATU JIWA PADA PERTANDINGAN KLUB PERSIS SOLO Yang disusun oleh Alen Sahita Diprasetya NIM 11112123 telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 16 Juli Susunan Dewan Penguji Ketua Penguji Penguji Utama Iwan Budi Santoso, S.Sn., M.Sn. Bondan Aji Manggala S.Sn., M.Sn. Pembimbing Drs. Wisnu Minta rgo. M.Hum Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat mencapai derajat sarjana S-1 Pada Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Surakarta, 30 Juli 2018 Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Dr. Sugeng Nugroho, S.Kar., M.Sn. NIP 196509141990111001 ii MOTTO Manusia tidak dituntut untuk menjawab soal waktu -Alen Sahita- iii PERSEMBAHAN Kepada Tuhan yang Maha Pencipta Bapak Ibu Adek Teman-teman senirupa Teman-teman etnomusikologi iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Alen Sahita Diprasetya NIM : 11112123 Tempat, Tgl. Lahir : Surakarta, 5 Desember 1992 Alamat Rumah : Tegal Sari RW. 002/RW. 001, Bumi, Laweyan, Surakarta 57114 Program Studi : S-1 Etnomusikologi Fakultas : Seni Pertunjukan Menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul: ―Fungsi Anthem Satu Jiwa Pada Pertandingan Klub Persis Solo‖ adalah benar-benar hasil karya cipta sendiri, saya buat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan bukan jiplakan (plagiasi). Jika di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi saya ini, maka gelar kesarjanaan yang saya terima dapat dicabut.
    [Show full text]
  • The Social Identity of Football Supporters in Providing Sportive Support to Arema Player (A Phenomenology Study to Supporter of Aremania in Malang)
    PROSIDING ICTTE FKIP UNS 2015 ISSN: 2502-4124 Vol 1, Nomor 1, Januari 2016 Halaman: THE SOCIAL IDENTITY OF FOOTBALL SUPPORTERS IN PROVIDING SPORTIVE SUPPORT TO AREMA PLAYER (A PHENOMENOLOGY STUDY TO SUPPORTER OF AREMANIA IN MALANG). Rumi Iqbal Doewes1, Slamet Riyadi2 Department Sport Coacing Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, 57126, Indonesia Email: [email protected], [email protected] Abstract: Aremania is a supporters group for Arema Malang Club. Aremania is a group of highly complex phenomenon. Social identity Aremania as a group or community to make them different from other supporters groups in Indonesia. Aremania formed in the mid 90s in the harsh social context because of the presence of youth gangs that time. However, Aremania finally able to get public sympathy in Malang and Indonesia as supporters who have an image of manners and sportsmanship in expressing support, is evidenced by the title of the best fans in 2005, 2006 and 2013. Aremania also arise in the context of the institutionalization political culture fans, but once again Aremania answer with culturally-based groups with no institutional. This study carried to know the construction of social identity in the context of the history. In addition, this study aims to know how the Aremania supporters represents sportsmanship to athletes. This study used qualitative methods. The approach used was phenomenology. Keywords : Social identity, supporters, football, sportive, Aremania 1. INTRODUCTION They are willing to take the time to work, Football is a type of people sport. study time, family time just to support their Everyone loves to this sport, because it is not team.
    [Show full text]
  • Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User BAB IV PERKEMBANGAN SEPAKBOLA PROFESIONAL DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1998-2
    perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id81 BAB IV PERKEMBANGAN SEPAKBOLA PROFESIONAL DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1998-2006 A. Perjalanan Klub Pelita Solo 2000-2001 1. Perpindahan Pelita Jaya ke Surakarta Arseto bubar pada tahun 1998 yang disebabkan faktor politik. Yayasan Arseto adalah milik keluarga Presiden Soeharto. Pembubaran tersebut untuk menghindari sentimen masyarakat terhadap mantan Presiden Soeharto.1 Hanya ada klub Persis Solo di kota Surakarta pada tahun 1998-1999, klub ini masih berkompetisi di Divisi II dan Divisi III Nasional. Selama 1 tahun dari tahun 1998- 1999, kota Surakarta sepi dari persepakbolaan Nasional. Stadion Manahan dan stadion Sriwedari yang dibangun untuk tim yang berlaga di Liga Indonesia menjadi tidak berguna karena jarang didatangi masyarakat pecinta sepak bola di kota Surakarta untuk melihat pertandingan sepak bola. Karena megahnya fasilitas olahraga kota Surakarta yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan sepakbola, tim Pelita Jaya memutuskan untuk memindahkan home base dari Jakarta ke kota 2 Surakarta. Klub Pelita Jaya adalah klub dari Liga Galatama yang berdiri pada tahun 1986 di kota Jakarta, klub ini milik keluarga Bakrie. Pada era Galatama, tim Pelita Jaya adalah tim yang besar. Bernagai prestasi seperti menjuarai 1 Wawancara dengan Chaidir Ramli. Tanggal 23 Januari 2016. commit to user 2Solopos, “Pelita Ingin pindah ke Solo”, tanggal 2 Januari 2000. 81 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id82 kompetisi Galatama dan ikut di Liga Champions Asia pernah diraih oleh Pelita Jaya. Materi pemain juga sangat bagus, pemain seperti Mario Kempes, Roger Milla sempat dibeli oleh Pelita yang mempunyai dana yang banyak. Walaupun mempunyai banyak prestasi dan banyak pemain yang bagus, faktor kurangnya minat masyarakat Jakarta untuk mendukung Pelita menjadi masalah yang serius dikemudian hari.
    [Show full text]