Studi Deskriptif Kualitatif Terkait Konstruksi Sosial Atas Klub Arseto
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT KOTA SOLO ATAS KLUB ARSETO (Studi Deskriptif Kualitatif terkait Konstruksi Sosial atas Klub Arseto dalam Perkembangan Sepak Bola di Kota Solo) Mohamad Aldi Renato [email protected] The presence of early clubs as well as Arseto able to bring big name football world football scene to Solo national even international. Yet many communities completely solo doesn't know this Club When Arseto Clubs capable of creating icons which develop football in the city of Solo. Therefore, in this study the authors wanted to know how the construction of social reality society Solo over the Club which had brought Arseto big name and that the development of football in the city of Solo. Generally, this type of study used a descriptive qualitative in nature i.e., which examines the Construction of social regarding the top Clubs Arseto in the development of football in the city of Solo. Data collection was done through interviews, observation, and documentation. The data used are the primary Data obtained from player arseto, caretaker arseto, supporter of Solo. While secondary Data obtained from archives, documents, books. As for the type of purposive sampling, i.e. samples of data analysis using 3 components, namely the reduction of the data, the presentation of the data and the withdrawal of the conclusion. Triungalsi required guarantees the existence of the validity of the data. The theory of social construction used was Peter l. Berger and Thomas Luckmann. The result of the research shows that the public still mostly believe that Solo is a city that has a big name in the world of football. A lot of the Solo believes this, but not the bit that if asked about the Clubs Arseto only as knowing the name alone or even do not know at commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id all, especially the underprivileged like the sports world. But, the public that in fact much of the ball lovers who don't know the matter of this club. Keywords: Social Construction, Arseto Club, Solo’s Society. PENDAHULUAN Dalam atmosfir yang sudah mulai mengarah pada fase modernisasi tersebut, Kota Solo sebagai kota budaya tak lantas melupakan warisan sejarah yang diusung sebagai landasan untuk melangsungkan pembangunan. Bahkan Kota Solo mendapat julukan “Solo Future is Solo Past” ketika maraknya revitalisasi pasar tradisional pada pertengahan 2012.Kota Solo berusaha menjadi kota beradab terhadap budaya dengan adanya berbagai museum, pusat bangunan bersejarah, hingga pada pusat ekonomi yang mana kesemuanya itu tidak melupakan unsur orisinalitas atau tradisionalitasnyasemakin membuktikan bahwa Kota Solo adalah kota yang selalu mengutamakan pembangunan dengan nafas kebudayaan. Olahraga tidak pernah luput dengan cabang sepak bola. Menurut Pangeran Siahaan, Sepak Bola adalah alat komunikasi lintas bahasa. Hal ini yang memagiskan Sepak Bola, tidak peduli yang memainkan laki-laki dan perempuan. Kita akan tetap dapat menikmatinya (Siahaan, 2012 : 10). Maka dari itu semakin kuat ketertarikan penulis untuk coba meneliti tentang perjalanan sejarah sepak bola di Kota Solo ini. Perjalanan sepak bola Kota Solo yang penulis dapatkan berdasarkan hasil observasi kepada beberapa pentolan sepak bola di Kota Solo yang dipaparkan oleh tokoh persepakbolaan tahun 1983 yaitu Bapak Sukisnobahwa Kota Solo sendiri memiliki salah satu klubcommit sepak tobol usera tertua di Indonesia yaitu Persis Kota perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Solo. Persis Kota Solo berdiri pada tanggal 8 November 1923 dengan nama pertama VVB (Vorslamdsche Voeatbal Bond). Sejarah sepak bola diKota Solo terus berkembang hingga akhirnya muncul tim dari Jakarta yang berdomilisi di sini yaitu Arseto Solo. Klub yang dijuluki petir biru ini juga merupakan bagian dari sejarah sepak bola. Mereka sempat berjaya pada era 1970-an hingga 1980-an. Namun pasca kejadian reformasi klub yang dimiliki oleh Ari Sigit Soeharto ini membubarkan diri karena krisis moneter yang melanda Indonesia. Pada masanya Arseto termasuk klub yang superior dan juga mempunyai manajemen yang baik. Tidak dipungkiri, Arseto juga turut andil dalam membangun Liga Galatama yang merupakan liga non amatir pertama di Indonesia. Sejalan dengan berdirinya Galatama, Indonesia mempunyai liga perserikatan yang dimiliki oleh pemerintah serta dibiayai dari APBD. Kedua liga tersebut hadir di Solo untuk menyemarakkan atmosfir sepak bolanya. Namun, Arseto lebih memiliki nama besar waktu itu dan terlihat sekali bahwa Solo di masa itu adalah masa Arseto. Hal itu ditambah dengan adanya kedekatan antara pemain, manajemen, serta masyarakat Kota Solo itu makin membuat Arseto dicintai dan melekat di Kota Bengawan. Permasalahan yang muncul dan penulis anggap penting dalam hal ini adalah ketidaktahuan masyarakat Kota Kota Solo sendiri mengenai perkembangan sepak bola di Kota Solo. Tidak banyak dari masyarakat kotaKota Solo bahkan klub pendukung sepak bola yang ada di Kota Solo yang mengetahui mengenai bagaimana perjalanan sepak bola Indonesia. Padahal ini merupakan kebanggaan yang dimiliki sebagai masyarakat Kota Solo. Dalam proses observasi, penulis menemukan Pemain Arseto sebagai pentolan sepak bola pertama di Kota Solo menjadi ikon-ikon yang mengembangkan sepak bola di Kota Solo. Seperti Rocky Poetiray dalam kiprahnya memajukan sepak bola di Kota Solo, masyarakat tidak ada yang mengapresiasi lebih. Penulis memilih Pemain Arseto sebagai Key Informan karena Klub Arseto ini yang pertama commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berkiprah di Kota Solo dan karena sampai saat ini pemain Arseto masih berkiprah dalam pengembangan sepak bola di Kota Solo. Disini penulis ingin menemukan apa yang menjadi alasan pemain Arseto tetap berkiprah di dunia sepak bola Kota Solo dan ingin mengetahui kenapa masyarakat Kota Solo tidak banyak mengetahui hal ini dilihat menggunakan perspektif teori konstruksi sosial. Permasalahan sosial apa yang melatarbelakangi hal ini, hingga bahkan masyarakat Kota Solo tidak mengapreasi perjuangan mereka parahnya tidak mengetahui perkembangan sepak bola Kota Solo secara utuh. Anak muda di Indonesia terutama Kota Solo besar dan lahir dengan semangat sepak bola. Contohnya saja dengan adanya Pasoepati merupakan bentuk dari semangat sepak bola yang masih menjadi gairah tersendiri bagi pemuda- pemudi Kota Solo. Sayangnya melalui hasil observasi penulis menemukan semangat ini hanya menjadi semangat semata dan lebih pada euforia saja. Kebanyakan dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan saja tanpa mengetahui sejarah dan pengetahuan mengenai sepak bola Kota Solo yang dinyana-nyana mereka bela saat ada pertandingan.Nyatanya, kebanyakan orang menganggap sepak bola di Kota Kota Solo hanyalah sebagai ajang hiburan yang membuat orang terlalu euforia. Fanatisme menjadi daya tarik bagi anak muda untuk berduyun-duyun ke stadion, mengorbankan semua hal dan siap untuk berdarah-darah demi membela panji-panji klub mereka (Junaedi, 2014 : 136).Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana konstruksi realitas sosial masyarakat Kota Solo atas Klub Arseto yang sempat membawa nama besar persepakbolaan dan perkembangan sepak bola di Kota Solo. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini bermaksud untuk memberikan uraian mengenai suatu gejala sosial yang diteliti. commitPeneliti to mendekripsikan user suatu gejala berdasarkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pada indikator – indikator yang dijadikan dasar dari ada tidaknya suatu gejala yang diteliti ( Slamet,2008: 07-08). Tujuan dari penelitian deskriptif kualitatif mengupayakan adanya pendiskripsian serta menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi. Sehingga pada akhirnya penelitian deskriptif kualitatif mampu memperoleh informasi dari suatu keadaan ( Mardalis, 1999 : 26). Lokasi penelitian berada di area Kota Solo seperti yang telah dipaparkan sebelumnya,yakni untuk mengetahui konstruksi sosial masyarakat akan pengetahuan sepak boladi kota tersebut. Penelitian dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dengan tokoh – tokoh Arseto dan Masyarakat yang sampai saat ini masih berkiprah dalam dunia persepakbolaan maupun mereka yang masih hidup.Seperti dirumah, rumah makan, stadion, maupun tempat – tempat yang lain sesuai dengan kesepakatan tadi. Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Data primer diperoleh melalui interview atau wawancara dengan para informan yakni tokoh – tokoh sepak bola Kota Solo pada masa lampau maupun tokoh – tokoh lain yang sangat berpengaruh terhadap sejarah dan perkembangan persepakbolaan Kota Solo. Sedangkan dalam penelitian ini, data sekunder didapat dari hasilpenelitian, artikel-artikel baik dari media cetak maupun elektronik, penelusuran pustaka dan dokumen resmi dari instansi terkait seperti foto maupun piala – piala bersejarah yang sampai saat ini masih tertata rapi di Balai Persis Solo. Teknik pengumpulan data melalui proses pengamatan langsung, studi pustaka dan wawancara mendalam. Penelitian ini menggunakan dua teknik penentuan sasaran penelitian, yaitu Informan Bertujuan (Purposive) dan teknik snowball. Penggabungan dari 2 (dua) teknik penelitian ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam mencari informan, dengan Purposive peneliti coba memulai penelitian dengan menentukan orang-orang yang dianggap tahu mengenai pengetahuan sepak bola di tahun 1983-1990, kemudian teknik Snowball commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id