Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User BAB
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id15 BAB II GAMBARAN UMUM PERSEPAKBOLAAN DI KOTA SURAKARTA Perjalanan serta perkembangan sepak bola Kota Surakarta sudah dimulai semenjak masa kolonial Hindia Belanda. Perkembangan sepakbola pada mulanya dibawa oleh orang Eropa ke Indonesia. Kota Surakarta sendiri memiliki salah satu klub sepakbola profesional tertua di Indonesia yaitu Persis Solo. Persis Solo berdiri pada tanggal 8 November 1923 dengan nama kolonial pertama VVB (Vorslamdsche Voeatbal Bond). Sejarah sepakbola di Kota Surakarta terus berkembang hingga akhirnya muncul tim dari Jakarta yang berdomilisi di sini yaitu Arseto Solo. Klub yang dijuluki petir biru ini juga merupakan bagian dari sejarah sepak bola. Mereka sempat berjaya pada era 1970-an hingga 1980-an. Namun pasca kejadian reformasi klub yang dimiliki oleh Ari Sigit Soeharto ini membubarkan diri karena krisis moneter yang melanda Indonesia dan untuk menghindari sentiment anti Suharto. Pada masanya Arseto termasuk klub yang superior dan juga mempunyai manajemen yang baik. Tidak dipungkiri, Arseto juga turut andil dalam membangun Liga Galatama yang merupakan liga non amatir pertama di Indonesia. Sejalan dengan berdirinya Galatama, Indonesia mempunyai liga perserikatan yang dimiliki oleh pemerintah serta dibiayai dari APBD. Kedua liga tersebut hadir di Solo untuk menyemarakkan atmosfir sepak bolanya. Namun, Arseto lebih memiliki nama besar waktu itu dan terlihat sekali bahwa Surakarta di masa itu adalah masa Arseto. Halcommit itu ditambah to user dengan adanya kedekatan antara 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id16 pemain, manajemen, serta masyarakat Kota Solo itu makin membuat Arseto dicintai dan melekat di Kota Bengawan. Setelah Arseto dinyatakan bubar karena menghindari sentiment anti Soeharto, Kota Surakarta kemudian menjadi salah satu tujunan utama bagi klub-klub Liga Indonesia yang tidak memiliki home base yang tetap. Setelah Arseto kemudian muncul klub Pelita Solo yang berada di kota Surkarta pada tahun 2000-2001. Salah satu prestasi yang mengesankan klub ini saat di Kota Surakarta adalah mempersembahkan prestasi dengan masuk ke babak 8 besar Liga Indonesia tahun 2000. Masyarakat Kota Surakarta antusias dengan kedatangan Pelita Solo yang merupakan klub sepakbola besar kemudian membentuk sebuah perkumpulan supporter yang diberi nama Pasoepati. Setelah Pelita Solo hengkang pada tahun 2002, Kota Surakarta tidak lantas sepi peminat untuk klub sepakbola Indonesia untuk home base di Kota Surakarta. Persijatim Solo FC yang kurang diterima oleh masyarakat Jakarta kemudian berpindah ke Kota Surakarta pada tahun 2003 sampai pada Persis Solo berprestasi dengan masuk ke Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 2006. A. Surakarta, Kota Olahraga Kota Surakarta adalah salah satu kota yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Surakarta merupakan kota peringkat kesepuluh yang terbesar di Indonesia. Nama Surakarta digunakan dalam konteks formal sedangkan nama Solo digunakan dalam konteks informal. Akhiran –karta merujuk pada kota, dan kota Surakarta masih memiliki hubungan sejarah yang sangat erat dengan Kartasura. Sisi timur kota ini dilewati sungai Bengawan Solo yang diabadikan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id17 menjadi lagu oleh maestro Keroncong Internasional. Bersama dengan Yogyakarta, 1 Surakarta merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah tahun 1755 . Kota Surakarta pada dasarnya merupakan sebuah kota yang memiliki sejarah panjang mengenai dunia olahraga yang ikut serta berperan dalam proses menuju kota yang beradab. Banyak organisasi masyarakat yang berorientasi olahraga yang berdiri di kota surakarta pada masa Hindia Belanda. Olahraga sepakbola tercatat menjadi salah satu cabang olahraga yang telah muncul dan berkembang di kota Surakarta. Tidak hanya sepakbola, namun berbagai macam bidang olahraga yang merupakan tonggak-tonggak sejarah sehingga kota ini terkonstruksi dengan sedemikian rupa. Ada juga desa Manahan yang sekarang adalah GOR Manahan sebelumnya pada masa penjajahan adalah sebuah lapangan memanah untuk para bangsawan keraton dan para warga Eropa. Kemudian ada juga olahraga balap kuda yang juga tumbuh subur di kalangan masyarakat Surakarta pada masa penjajahan, walalupun olahraga ini hanya ditekuni oleh golongan bangsawan dan orang-orang Eropa. Setelah masa kolonial Hindia Belanda berakhir, kegiatan olahraga di Indonesia dan khususnya Surakarta diawasi ketat oleh pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang memberlakukan aturan bahwa suatu organisasi masyarakat yang berorientasi pada kegiatan apapun yang dapat berpotensi menggalang massa akan dilarang dan dihapuskan. Pada masa pendudukan Jepang praktis tidak ada aktifitas yang berarti dalam bidang olahraga di kota Surakarta. Runtuhnya kekuasaan Jepang pada tahun 1945, proklamasi 1 Ardian Kresna., Sejarahcommit Panjang to user Mataram (Yogyakarta: DIVA Press.2011), hlm.123. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id18 kemerdekaan Indonesia membuka jalan seluas-luasnya bagi bangsa untuk 2 menangani urusan olahraga di tanah air dengan mandiri. Kegiatan-kegiatan olahraga pada awal kemerdekaan bisa digerakkan sepenuhnya, hal ini dikarenakan karena bangsa Indonesia masih harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diraih. Akibatnya banyak terjadi pertempuran di berbagai daerah yang melibatkan banyak pemuda yang menjadi penghalang besar dalam mengadakan kegiatan olahraga yang tertib dan teratur. Namun demikian, berkat kerja keras para tokoh olahraga Nasional, pada bulan Januari 1946 bertempat di Hadiprojo di Surakarta diadakanlah Kongres olahraga pertama setelah masa kemerdekaan. Kongres tersebut hanya dihadiri para tokoh olahraga dari Pulau Jawa karena situasi Indonesia yang masih berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Kongres tersebut menghasilkan keputusan dengan terbentuknya suatu badan olahraga dengan nama Pesatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) yang pada masa saat ini diganti namanya menjadi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) yang bertugas sebaga koordinator semua cabang olahraga serta mengurus kegiatan-kegiatan olahraga di dalam negeri. 1. Kota Surakarta Sebagai Tuan Rumah PON Pertama Kota Surakarta adalah kota pertama yang dijadikan tuan rumah Pesta olahraga terbesar di Indonesia yaitu PON I pada tahun 1948.3 Kota Solo pada masa pra kemerdekaan adalah salah satu kota yang dilihat dari penyediaan sarana 2 Devi Fitroh.,Kota, Klub dan Pasoepati (Jogjakarta. Buku Litera: 2016), hlm 17. commit to user 3 Achmad Lanang.,Sepak Bola 2.0 (Yogyakarta. Fandom: 2016), hlm.70. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id19 olahraga, dinilai dapat memenuhi segala macam persyaratan pokok sebagai kota yang peduli terhadap bidang olahraga seperti adanya stadion Sriwedari yang pada masa itu merupakan stadion terbaik di Indonesia serta adanya kolam renang. Selain hal tersebut, para pengurus PORI juga banyak berkedudukan di kota Surakarta sehingga selain faktor ketersediaan tempat olahraga faktor inilah yang menjadi pertimbangan bagi konferensi untuk menetapkan kota Surakarta sebagai penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) I pada tanggal 8-12 September 1948. Awal dari sejarah PON I di Surakarta karena ditolaknya atlet Indonesia untuk berpartisipasi dalam Olimpiade London 1948. Indonesia ingin berpartisipasi di Olimpiade untuk menunjukan kedaulatan atas Belanda yang pada tahun 1945- 1949 terjadi perang Kemerdekaan. Karena ditolak Inggris, maka pemerintah Indonesia kemudian membuat acara olahraga sendiri dengan nama Pekan Olahraga Nasional di kota Surakarta.Kota Surakarta dipilih karena ketersediaan Infrastruktur dan stadion Sriwedari adalah stadion termegah dan terbaik di Indonesia pada waktu itu. Selainsebagai salah satu pencetus lahirnya sepakbola modern di Indonesia, kota Surakarta juga sebagai tempat PON pertama di tahun 1948. 2. Infrastruktur Olahraga di Surakarta Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Kota Surakarta memiliki sejarah panjang dalam bidang olahraga dari jaman kolonial. Fasilitas olahraga jaman dahulu belum seperti jaman sekarang yang dikomplekan dalam satu area yang disebut Gelanggang Olahraga(GOR). Sebelum adanya GOR Manahan, kota Surakarta telah memiliki stadion yang berstandar Internasional commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id20 4 yang dibangun oleh Sunan Pakubuwono X pada tahun 1932. Stadion ini merupakan stadion termegah di Hindia Belanda dan dibangun oleh pribumi. Stadion ini menghabiskan biaya 30.000 Gulden dan memperkerjakan lebih dari 100 pekerja.Tidak hanya fasilitas untuk bermain sepakbola saja yang ada di stadion Sriwedari, fasilitas olahraga lain seperti atletik juga disediakan untuk bisa memajukan olahraga di kota Surakarta.5 Pemerintah kolonial juga memaksa kraton agar bisa menggunakan fasilitas stadion Sriwedari untuk kepentingan olahraga kolonial di kota Surakarta agar para serdadu KNIL bisa bermain sepakbola.6 Setelah era kemerdekaan, Pemerintah masa Presiden Soekarno giat melakukan pembangunan infrastruktur olahraga. Stadion Utama Gelora Bung Karno di DKI Jakarta menjadi proyek utama pemerintah dalam pembangunan infrastruktur olahraga Indonesia. Pembangunan sarana infrastruktur olahraga juga diikuti oleh daerah-daerah yang lainnya. Kota Surakarta yang telah mempunyai Stadion Sriwedari tidak melakukan pembangunan sarana olahraga pada masa Soekarno dan Soeharto. Setelah Sriwedari yang mulai ketinggalan jaman pada segi fasilitas dan kualitasnya, pemerintah pusat dan kota Surakarta kemudian membangun salah satu stadion terbaik di Indoensia pada masa modern yaitu GOR Manahan Solo atas bantuan Yayasan