Perpustakaan.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id Commit to User BAB IV PERKEMBANGAN SEPAKBOLA PROFESIONAL DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1998-2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id81
BAB IV
PERKEMBANGAN SEPAKBOLA PROFESIONAL DI KOTA
SURAKARTA TAHUN 1998-2006
A. Perjalanan Klub Pelita Solo 2000-2001
1. Perpindahan Pelita Jaya ke Surakarta
Arseto bubar pada tahun 1998 yang disebabkan faktor politik. Yayasan
Arseto adalah milik keluarga Presiden Soeharto. Pembubaran tersebut untuk
menghindari sentimen masyarakat terhadap mantan Presiden Soeharto.1 Hanya
ada klub Persis Solo di kota Surakarta pada tahun 1998-1999, klub ini masih
berkompetisi di Divisi II dan Divisi III Nasional. Selama 1 tahun dari tahun 1998-
1999, kota Surakarta sepi dari persepakbolaan Nasional. Stadion Manahan dan
stadion Sriwedari yang dibangun untuk tim yang berlaga di Liga Indonesia
menjadi tidak berguna karena jarang didatangi masyarakat pecinta sepak bola di
kota Surakarta untuk melihat pertandingan sepak bola. Karena megahnya fasilitas
olahraga kota Surakarta yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan sepakbola, tim
Pelita Jaya memutuskan untuk memindahkan home base dari Jakarta ke kota
2 Surakarta. Klub Pelita Jaya adalah klub dari Liga Galatama yang berdiri pada
tahun 1986 di kota Jakarta, klub ini milik keluarga Bakrie. Pada era Galatama,
tim Pelita Jaya adalah tim yang besar. Bernagai prestasi seperti menjuarai
1 Wawancara dengan Chaidir Ramli. Tanggal 23 Januari 2016. commit to user 2Solopos, “Pelita Ingin pindah ke Solo”, tanggal 2 Januari 2000.
81 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id82
kompetisi Galatama dan ikut di Liga Champions Asia pernah diraih oleh Pelita
Jaya. Materi pemain juga sangat bagus, pemain seperti Mario Kempes, Roger
Milla sempat dibeli oleh Pelita yang mempunyai dana yang banyak. Walaupun
mempunyai banyak prestasi dan banyak pemain yang bagus, faktor kurangnya
minat masyarakat Jakarta untuk mendukung Pelita menjadi masalah yang serius
dikemudian hari. Kurang dihargai dan minimnya pendapatan tiket ke manajemen
menjadi sebuah masaah. Karena hal itu maka manajemen Pelita sepakat untuk
mencari tempat bermain dengan dukungan masyarakat yang banyak dan fanatik.
Kota Surakarta yang telah ditinggal Arseto kemudian dipilih oleh
manajemen Pelita sebagai tempat bermain. PSSI pusat sangat setuju dengan
langkah tersebut namun PSSI Jateng masih ingin menunda keinginan Pelita. Hal
ini merupakan hal yang pertama setelah era Galatama berakhir. Keinginan Pelita
untuk bermain di Surakarta akhirnya tercapai. Lobi dari PSSI pusat serta
pemerintah kota Surakarta yang ingin membawa tim Pelita Jaya ke Surakarta
karena kota Surakarta telah sepi dari tontonan sepak bola setelah Arseto bubar.
Pelita Solo resmi berpindah tempat bermain ke Surakarta walaupun tempat mess
pemain dan latihan masih di Jakarta, kota Surakarta hanya digunakan sebagai
tempat bertanding. Masyarakat kota Surakarta menyambut baik dan gembira
ketika Pelita resmi pindah ke Surakarta dan untuk menghargai tempat bermain
yang baru maka Pelita menambah nama klub menjadi Pelita Solo.
2. Perjalanan Klub Pelita di Tahun 2000
Liga Indonesia tahun 2000 mempunyai format dengan pembagian 2
wilayah. Pembagian tersebut berdasarkancommit to padauser letak geografis sebuah tim. Hal perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id83
tersebut untuk menghemat dana pengeluaran ketika harus bertanding melawan
tim lain. Setiap wilayah terdiri dari 14 tim. Liga Indonesia tahun 2000 kota
Surakarta kembali mempunyai klub yang berpartispasi di level teratas Liga
Indonesia setelah ditinggal Arseto. Klub tersebut adalah Pelita Solo. Perjalanan
klub sepak bola Pelita Solo di Liga Indonesia tahun 2000 cukup berprestasi,
banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Faktor materi pemain yang bagus
dan dukungan dana yang maksimal dari perusahaan Bakrie grup. Setiap
pertandingan Pelita Solo di Manahan selalu dipadati oleh penonton pada tahun
2000. Berbeda dengan klub Arseto yang hanya bermaterikan pemain lokal, klub
Pelita mempunyai pemain asing. Pertandingan sepak bola di kota Surakarta yang
pada saat klub Arseto di stadion Sriwedari, pada saat klub Pelita Solo berpindah
ke stadion Manahan. Stadion yang lebih megah dengan fasilitas bertaraf
Internasional. Jumlah penonton di Sriwedari hanya 10.000 orang sedangkan di
Manahan berjumlah 25.000 orang.
Perjalanan klub sepak bola Pelita Solo pada tahun 2000 mampu
berprestasi dengan masuk babak 8 besar kompetisi Liga Indonesia tahun 2000.
Materi pemain yang bagus serta pelatih Danurwindo yang berpengalaman sebagai
seorang pelatih sepak bola menjadi salah satu faktor prestasi Pelita yang bagus
pada tahun 2000. Pelita Solo berada di grup barat Liga Indonesia tahun 2000.
Pelita yang melakukan 28 kali pertandingan bisa menang sebanyak 12 kali,
imbang 9 kali dan kalah 5 kali. Pelita lolos ke 8 besar Liga Bank Mandiri dan
berada di grup B bersama Persikota, Arema, Persija Jakarta. Tidak seperti saat di
wilayah Timur, saat babak 8 commit besar Liga to user Indonesia tim Pelita Solo gagal perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id84
menunjukan performa yang bagus. Dari 3 kali bertanding hanya bisa menang 1
kali dan kalah 2 kali. Hasil tersebut membuat Pelita Solo hanya berada di nomor
4. Walaupun gagal menembus babak semifinal namun prestasi Pelita Solo yang
bisa menembus babak 8 besar sudah cukup untuk membangkitkan semangat
sepakbola di kota Surakarta. Sudah lama pecinta sepakbola di Solo menantikan
momen tersebut, momen terakhir yang dirasakan publik kota Surakarta saat
Arseto juara pada tahun 1992.
Selain bisa berprestasi di Liga Indonesia tahun 2000, Pelita Solo juga
memberikan efek yang positif bagi kehidupan social masyaakat pecinta sepak
bola di kota Surakarta. Keberadaan Pelita di tahun pertamanya di kota Surakarta
juga mampu membuat masyarakat kota Surakarta mendirikan organisasi
supporter yang dinamakan Pasoepati yang merupakan singkatan Pasukan
Suporter Pelita Sejati. Pada 9 Februari akhirnya Pasoepati dibentuk sebagai
organisasi supporter untuk mendukung Pelita Solo.3 Salah satu prestasinya adalah
Pasoepati dan pecinta sepak bola di kota Surakarta membuat stadion Manahan
penuh bahkan sampai membludak ke pinggir lapangan ketika terjadi pertandingan
antara Pelita Solo vs PSIS Semarang pada tanggal 11 Juni 2000. Penonton yang
hadir sebanyak 35.000 orang melebihi kpasitas penonton di stadion Manahan
sebanyak 25.000 orang.
commit to user 3 Wawancara dengan Mayor Haristanto. Tanggal 10 Februari 2016. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id85
Tabel. 10
Klasemen Liga Indonesia tahun 2000
No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin
Bermain Menang Imbang Kalah
1 PSM Makassar 26 16 8 2 56
2 Arema Malang 26 14 5 7 47 3 Pupuk Kaltim 26 15 3 8 45 4 Pelita Solo 26 12 9 5 45 5 Persipura Jayapura 26 11 7 8 40 6 Persebaya Surabaya26 9 8 9 35 7 Persma Manado 26 10 5 11 35 8 Persema Malang 26 8 10 8 34 9 Barito Putra 26 9 5 12 32 10 Petrokimia Putra 26 8 7 11 31 11 Putra Samarinda 26 8 4 14 28 12 Gelora Dewata 26 7 6 13 27 13 PSIS Semarang 26 6 6 14 24 14 PSIM Yogyakarta 26 4 7 15 19
Sumber: Koran Kompas tangal 17 September 2000. Koleksi Monumen Pers Nasional
Dari tabel diatas, Pelita Solo mengikuti kompetisi Liga Indonesia pada
tahun 2000. Liga Indonesia pada tahun 2000 dibagi menjadi 2 grup yaitu Barat
dan Timur sesuai letak geografis tim tersebut. Setiap grup terdiri dari 14 tim dan
setiap tim bertanding sebanyak 26 kali. Setiap grup akan diambil 4 tim dengan
posisi klasemen terbaik yang kemudian akan masuk ke babak selanjutnya yaitu
babak 8 besar Liga Indonesia tahun 2000. Setiap tim akan melawan tim yang
sama sebanyak 2 kali dengan sistemcommit pertandingan to user home and away. Tim Pelita perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id86
Solo bertanding sebanyak 26 kali dengan mendapatkan hasil kemenangan
sebanyak 12 kali, imbang 9 kali dan kalah 5 kali. Hasil tersebut membuat Pelita
Solo berada di posisi keempat klasemen akhir Liga Indonesia tahun 2000.
Tabel. 11
Babak Penyisihan 8 Besar Grup A Liga Indonesia tahun 2000 No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin Bermain Menang Imbang Kalah 1 Persikota 3 1 2 0 5 Tangerang 2 Persija Jakarta 3 1 1 1 4 3 Arema Malang 3 1 1 1 4 4 Pelita Solo 3 1 0 2 3
Sumber: Koran Kompas tanggal 28 November 2000. Koleksi Monumen Pers Nasional Berdasarkan tabel diatas, Pelita Solo telah lolos ke babak 8 besar Liga
Indonesia tahun 2000. Bersama tim lain di grup A yaitu Persikota, Persija dan
Arema. Setiap tim bertanding melawan tim lain sebanyak 1 kali. Setia grup akan
diambil 2 tim peringkat terbaik yang kemudian akan lolos ke babak 4 besar Liga
Indonesia. Sistem pertandingan di babak 8 besar berada di satu kota tuan rumah.
Tidak melakukan sistem home and away ketika saat pertandingan Liga. Tuan
rumah yang ditunjuk adalah Persija Jakarta dengan kota Jakarta sebagai tuan
rumah. Dalam pertandingan penyisihan 8 besar grup A Liga Indonesia tahun
2000, Pelita Solo yang bertanding sebanyak 3 kali mengaami 2 kali kekalahan
dan sekali kemenangan. Pelita Solo yang menempati peringkat keempat tidak bisa
lolos ke babak semifinal atau 4 besarcommit Liga to Indonesia user tahun 2000. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id87
3. Perjalanan Klub Pelita Solo di Tahun 2001 dan Kepindahannya dari
Kota Surakarta
Pelita Solo yang mampu berprestasi iingga babak 8 besar di Liga
Indonesia pada tahun 2000 tidak bisa mengulangi pencapaian tersebut di tahun
2001. Liga Indonesi atahun 20001 dimulai tanggal 4 Januari 2001 sampai 8
Agustus 2001. Liga Indonesia pada tahun ini asih sama formatnya dengan tahun
lalu. Liga dibagi menjadi 2 wilayah sesuai letak geografis. Masyarakat kota
Surakarta ingin Pelita berprestasi sama saat seperti tahun 2000. Pada musim 2000
yang berhasil tampil di babak 8 besar Liga. Pada kompetisi tahun 2001,
manajemen sudah sangat serius dalam mempersiapkan Pelita untuk berlaga di
Liga Indoensia musim 2001. Manajemen berjanji bahwa Pelita Solo sudah resmi
akan pindah ke Solo dan bukan lagi akan pulang pergi Solo-Jakarta (Pelita Jaya
pada musim 2000 bertanding di Manahan namun latihan dan mess pemain di
Jakarta). Untuk masalah transfer pemain, manajemen akan membeli pemain yang
mempunyai level Nasional untuk tim Pelita Solo. Manajemen Pelita sangat serius
akan mengontrak pemain asing asal Uzbekistan yaitu Solomin dan Yidachev
4 untuk memperkuat Pelita Solo. Materi pemain Pelita Solo pada tahun 2001
sudah cukup bagus. Pemain yang bermain di Tim Nasional seperti Listainto
Raharjo, Seto Nurdiantoro, Indriyanto Nugroho, Aples, Eko purjianto telah
didaftarkan sebagai pemain Pelita di Liga Indoensia tahun 2001.
4 Solopos, “Pelita Solo tambahcommit pemain to user asal Papua”, tanggal 2 Januari 2001. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id88
Pelita Solo diharapkan masyarakat kota Surakarta untuk berpretasi sama
seperti tahun kemarin. Pada pertandingan-pertandingan awal Liga Indonesia
tahun 2001, Pelita Solo tidak bisa mendapatkan hasil yang bagus. Dari 6
pertandingan yang dimainkan, Pelita mendapatkan 4 kekalahan secara beruntun.
Buruknya performa Pelita di Liga Indonesia membuat manajemen
mengisyaratkan untuk mengganti pelatih. Danurwindo yang bertanggung jawab
atas prestasi Pelita kemudian mundur dari jabatan Pelatih.5 Setelah mundurnya
Danurwindo, manajemen Pelita Solo memberikan tugas kepada Rully Nere
sebagai pelatih sementara dibantu oleh Ansyari Lubis. Pergantian pelatih tersebut
belum memberikan hasil yang positif bagi tim Pelita Solo. Pemain-pemain yang
bagus di tim Pelita Solo belum mampu membuat Pelita berada di bagian atas
klasemen Liga Indonesia pada putaran pertama. Hasil yang kurang bagus di
pertandingan-pertandingan Liga Indonesia 2001 putaran pertama membuat Pelita
Solo berada di peringkat 11 dari 14 tim di Liga Indonesia wilayah timur.
Pada jeda kompetisi bulan April 2001, Pelita juga tidak akan melakukan
belanja pemain unutk meningkatkan performa tim dan mengembalikan
kepercayaan dari Pasoepati serta pendukungnya di Kota Surakarta dan sekitarnya.
Manajemen Pelita juga merubah target dari Juara pada awal musim kompetisi
menjadi menghindar dari jurang degradasi pada pertengahan kompetisi.6 Kondisi
ini sangat mengecawakan bagi para Pasoepati dan masyarakat pecinta sepak bola
di kota Surakarta yang menginginkan Pelita lebih berprestasi dari musim
5 Solopos, “Keterbatasan membuat Danur harus mundur”, tanggal20 Maret 2001. 6 Solopos, “Manajemen Pelitacommit ubah to target user tim”, tangga 23 April 2001. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id89
kemarin. Konsentrasi tim Pelita juga terpecah karena beberapa pertandingan di
bulan Mei harus ditunda oleh Operator Liga karena buruknya pengaturan jadwal.
Contohnya pertandingan melawan Petrokimia dan Persebaya harus ditunda oleh
operator Liga. Maka untuk mengatasi hal tersebut, PSSI kemudian memanggil
klub peserta Liga Indonesia ke Jakarta karena jika kasus seperti ini tidak
diselesaikan maka akan mengganggu perjalanan Liga Indonesia VII dan
menurunkan prestise Liga Indonesia oleh sponsor.7
Setelah permasalahan pengaturan jadwal pertandingan sudah kembai
normal maka pertandingan kemudian bisa bergulir kembali. Pelita Solo sudah
ditunggu lawannya Barito di Manahan tanggal 13 Juni 2001. Kepercayaan para
pecinta sepak bola di kota Surakarta mulai menurun terhadap Pelita Solo. Setelah
hasil yang buruk di putaran pertama Liga Indonesia 2001. Prestasi Pelita Solo
yang menurun daripada musim lalu berdampak negatif bagi jumlah penonton
yang datang ke stadion. Pada tahun lalu jika Pelita bertanding di Manahan sekitar
20.000 penonton akan hadir namun pada pertandingan di putaran pertama Liga
8 Indonesia tahun 2001 hanya disaksikan rata-rata 5.000 penonton. Sampai pada
minggu ke-17 Liga Indonesia 2001, posisi Pelita berada di posisi paling bawah
klasemen karena sudah tidak pernah menang lagi selama lebih dari 8 kali
pertandingan. Prestasi tim Pelita Solo menurun drastis dan mulai ditinggalkan
Pasoepati dan masyarakat Solo. Seiring dengan buruknya prestasi Pelita, kondisi
keuangan klub juga mulai tidak sehat. Bahkan manajemen Pelita sudah mulai
7Solopos, “ PSSI panggil semua klub Ligina VII”, tanggal 7 Juni 2001. commit to user 8Solopos, “Posisi Pelita kian terpuruk”, tanggal 14 Juni 2001. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id90
menawarkan Pelita kepada para pengusaha yang berminat mengambil alih Pelita
9 Solo.
Pada pertandingan-pertandingan sisa Liga Indonesia VII, Pelita Solo harus
bisa selalu menang di Manahan untuk bisa terhindar dari degradasi musim depan.
Karena Pelita menempati posisi paling bawah yang sangat rawan untuk
terdegradasi ke Divisi I Nasional. Namun semuanya tidak berjalan mulus pada
bulan Juli ini. Pelita hanya mampu bermain seri dan bahkan kalah dari Arema
Malang di stadion Manahan Solo tanggal 18 Juni 2001. Kemenangan Arema atas
Pelita merupakan sebuah rekor bahwa ini merupakan kemenangan perdana
selama 10 tahun terakhir Arema atas Pelita semenjak dari Galatama sampai Liga
Indonesia.10 Disaat performa Pelita yang buruk di Liga Indonesia, kembali lagi
operator LI menyatakan pertandingan Liga Indonesia akan ditunda untuk
sebagian tim. Pelita Solo juga merupakan salah satu tim yang pertandingannya
sering ditunda oleh PSSI. Hal tersebut tentu akan berakibat pada terganggunya
jadwal tim dan latihan pemain. 11
Pada saat akhir Liga Indonesia 2001, Pelita Solo mendapat keberuntungan
karena Pusam Samarinda mengundurkan diri dari Liga Indonesia. Karena posisi
Pusam diatas Pelita maka otomatis Pelita tidak jadi degradasi ke Divisi I
Nasional. Pelita berhasil bertahan di Divisi Utama namun dari faktor prestasi,
9 Solopos,“Nyaris Bangkrut, Pelita cari “Dewa Penyelamat”, tangal 24 Juni 2001.
10 Solopos, “Pelita Solo tinggal mengharap keajaiban”, tanggal 19 Juli 2001. commit to user 11Solopos, “Lagi, laga Pelita vs PSS ditunda”, tanggal 28 Juli 2001. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id91
Pelita mengalami penurunan daripada tahun kemarin. Tahun kemarin merupakan
tahun yang yang bagus bagi masyarakat Solo karena Pelita berhasil berada di 8
besar Divisi Utama Liga Indonesia. Akibat dari penurunan prestasi dan adanya
kesulitan faktor keuangan, musim 2001 merupakan musim terakhir Pelita
bermarkas di Solo. Hilangnya kepercayaan masyarakat kota Surakarta berimbas
pada sepinya penonton yang datang ke stadion Manahan untuk melihat langsung
tim Pelita bertanding. Hal tersebut menjadi salah satu yang menjadi
pertimbangan untuk Pelita berpindah markas. Pelita kemudian resmi berpindah
tempat bermain dari kota Surakarta ke Cilegon mulai edisi Liga Indonesia tahun
2002.
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id92
Tabel. 12
Klasemen Liga Indonesia tahun 2001
No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin Bermain Menang Imbang Kalah
1 PSM Makassar 25 16 6 3 54 2 Persebaya 25 15 6 4 51 Surabaya 3 Arema Malang 25 14 4 7 46 4 Barito Putra 25 12 7 6 43 5 Pupuk Kaltim 25 12 2 11 38 6 Petrokimia Putra 25 8 10 7 34 7 Persema Malang 25 8 9 8 33 8 Persipura 25 10 2 13 32 Jayapura 9 Gelora Delta 25 6 9 10 27 Putra Sidoarjo 10 PSS Sleman 25 8 3 14 27 11 Pelita Solo 25 7 4 14 25 12 Persijap Jepara 25 6 5 14 23 13 Persma Manado 25 6 5 14 20 14 Putra Samarinda 13 4 2 7 14* Keterangan: Putra Samarinda mengundurkan diri pada pertengahan kompetisi
Sumber: Koran Kompas tanggal 2 November 2000. Koleksi Monumen
Pers Nasional
Berdasarkan tabel diatas, Pelita Solo yang mengikuti kompetisi Liga
Indonesia tahun 2001 berada di posisi kesebelas klasemen akhir. Pelita Solo
mengalami penurunan prestasi jika dibandingkan dengan tahun lalu yang bisa
berada di posisi keempat klasemen akhir Liga Indonesia tahun 2001. Liga
Indonesia tahun 2001 juga memiliki format kompetisi dengan membagi menjadi
2 grup yaitu grup Barat dan grup Timur. Pelita Solo berada di grup Barat. Grup
Barat terdiri dari 14 klub. Sistem pertandingan dilakukan dengan cara home and
commit to user away. Pelita Solo bermain sebanyak 25 kali dengan memperoleh hasil menang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id93
sebanyak 7 kali, imbang 4 kali dan kalah 14 kali. Seharusnya setiap tim
bertanding sebanyak 26 kali namun karena Putra Samarinda mengundurkan diri
pada pertengahan kompetisi maka tim lain hanya bertanding sebanyak 25 kali.
Tim Pelita Solo pada kompetisi Liga Indonesia tahun 2001 mengalami penurunan
presatsi dengan berada di posisi kesebelas dan terpaut poin yang cukup jauh
dengan peringat 4 besar. Hal tersebut menandakan kualitas Pelita Solo telah
menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
B. Perjalanan Klub Persijatim Solo FC 2002-2004
1. Sejarah Kepindahan Persijatim ke Surakarta
Pada musim 1999 sampai 2001 kota Solo ditempati oleh Pelita Solo yang
bisa mempersembahkan presatasi sampai pada 8 besar Liga Indonesia pada tahun
2000 dan kemudian mulai ditinggalkan masyarakat kota Surakarta tahun 2001
kemudian hampir terdegradasi pada musim 2001. Pada tahun 2002, Pelita
memutuskan untuk pergi dari kota Solo dan mencari kota baru untuk tempat
home base. Tidak lama setelah kepergian Pelita, kota Solo hanya memiliki klub
sepak bola Persis yang bermain di Divisi II Nasional. Banyak klub yang ingin
mendapat home base di kota Solo. Hal tersebut karena dari daya tarik kota Solo
sebagai salah satu kota besar di Indonesia dan fanatisme dari para
12 pendukungnya.
commit to user 12 Wawancara dengan Mayor Haristanto. Tangal 10 Februari 2016. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id94
Pelita yang memutuskan pergi dari Solo pada tahun 2001 tidak membuat
kota Surakarta sepi dari perkembangan sepak bola Nasional. Banyak klub yang
ingin ber home base di kota Surakarta. Klub yang paling ingin tampil di Surakarta
adalah Persijatim (Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta Timur). Klub ini
berdiri pada tahun 1976 di Jakarta. Persijatim adalah klub dari Perserikatan yang
mewakili daerah Jakarta Timur. Di Jakarta sendiri, klub ini kurang mendapat
dukungan dari masyarakat Jakarta Timur. Kota Jakarta yang sudah mempunyai
klub Persija Jakarta lebih memusatkan perhatian dan alokasi dana ke Persija
daripada Persijatim. Untuk urusan fantisme penonton, Persija lebih diterima
masyarakat Jakarta karena sudah terbentuk lebih lama sebelum Persijatim ada.
Sebab hal tersebut klub ini akhirnya pindah dari kota Jakarta dan memilih kota
Surakarta untuk dijadikan home base selama 3 tahun. Pada tahun 2002,
manajemn Persijatim meminta ijin PSSI untuk bisa berada di kota Solo namun
soal kepindahan dari Jakarta Timur ke Solo masih harus melalui tahap
pembicaraan antara PSSI Pengda Jateng, Persijatim serta PSSI Pusat.13 Proses
yang rumit karena ketua Pengda PSSI Jateng Sumaryoto tidak menyetujui
kepindahan persijatim ke Solo sempat membuat Pasoepati dan pecinta bola di
Solo kecewa. PSSI Jateng mempunyai alas an tidak ingin kota Surakarta hanya
sebagai tempat singgah klub. Namun pada akhirnya JFC boleh bermain di Solo
karena berbagai pertimbangan, salah satunya adalah Solo salah kota besar di
Jateng beserta sejarah panjang tentang sepakbola Nasional, fasilitas olahraganya
yang berstandar Nasional dan salah satu yang paling diinginkan semua klub
13 Solopos, “PSSI Setuju commit Kepindahan to user JFC, Pasoepati diminta Sabar”, tanggal 5 Desember 2001. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id95
14 adalah fanatisme penontonnya yang luar biasa. Walaupun Solo punya fanatisme
sepakbola yang kuat namun setelah era Arseto tidak ada lagi klub yang berlaga di
Divisi Utama Ligina karena Persis hanya bermain di Divisi II Nasional.
Kepindahan Persijatim ke Solo sangat dinantikan oleh pecinta sepakbola di Solo
khususnya Pasoepati.
2. Perjalanan Klub Persijatim Solo FC di Tahun 2002
Persijatim resmi menjadi klub sepak bola di Solo untuk kompetisi Ligina
2002 setelah PSSI Jateng setuju dan mengeluarkan surat keputusan yang
mengijinkan Persijatim pindah tempat bermain ke kota Surakarta. Liga Indonesia
pada tahun 2002 dimulai dari tanggal 13 Januari 2002 – 7 Juli 2002. Liga
Indonesia pada tahun 2003 terdiri dari 2 grup yaitu timur dan barat. Setiap gru
terdiri dari 14 klub. Persijatim masuk dalam grup timur Liga Indonesia tahun
2003. Tim Persijatim dilatih oleh pelatih muda Muhammad Al Haddad. Materi
pemain Persijatim pada tahun 2002 mayoritas terdiri dari pemain muda.
Walaupun mayoritas pemain muda namun pemain muda dari tim Persijatim
adalah pemain Timnas Indonesia dalam kelompok usia tertentu. Mulai dari
kelompok usia 17 tahun, 19 tahun sampai 23 tahun. Karena banyak terdapat
pemain muda, klub ini mendapat julukan “The Young Guns”.
14Solopos,“Jakarta FC boleh main di Solo asal”, tanggal 9 Desember 2001. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id96
Tim Persijatim yang datang ke kota Surakarta akan diarak keliling kota
15 oleh Pasoepati dan masyarakat pecinta sepak bola di Surakarta. Masyarakat kota
Surakarta menyambut baik kedatangan tim Persijatim untuk ber home base di
kota Surakarta. Masyarakat kota Surakarta ingin Persijatim berprestasi sama
dengan prestasi Pelita di tahun 2000. Liga Indonesiaserenta digelar pada 13
Januari. Target Persijatim adalah lolos ke babak 8 besar Liga Indonesia 2002.
Pada pertandingan-pertandingan awal Liga Indoensia 2002, Persijatim banyak
memperoleh kemenangan atas lawan-lawannya. Masyarakat kota Surakarta juga
selalu memberikan dukungan ketika Persijatim bermain di Manahan atau bermain
di luar kota Surakarta. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk rasa fanatisme
suatu supporter terhadap klub yang didukung. Rekor jumlah penonton terbanyak
saat Persijatim bertanding di Manahan ketika melawan Gelora Putra Delta di
tanggal 10 Februari 2002 dengan jumlah 25.000 datang di stadion.16 Dukungan
penonton yang fanatik sangat diperlukan sebuah tim saat bertanding di stadion.
Selain sebagai penambah semangat bertanding, semakin banyak penonton maka
pendapatan klub juga akan naik. Dukungan yang fanatik dari masyarakat kota
Surakarta juga dapat menimbulkan dampak negatif saat penonton kecewa
terhadap suatu pertandingan. Pada saat putaran pertama Liga Indonesia 2003,
banyak sekali aksi anarkis yang timbul saat tim Persijatim bermain di stadion
Manahan. Pada saat pertandingan melawan Persipura tanggal 3 Maret 2003,
15Solopos, “Sabtu, Persijatim Solo FC dikirab keliling Kota Solo”, tanggal
4 Januari 2002.
16 Solopos, “PSFC Patahkancommit rekor to user tak terkalahkan GPD”, tanggal 11 Februari 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id97
oknum penonton yang kecewa dengan wasit kemudian melakukan aksi anarkis
dengan memukuli wasit dan melempari benda keras ke dalam stadion.
Persijatim memberikan harapan masyarakat kota Surakarta pada saat
tampil bagus di putaran pertama Liga Indonesia 2002. Kombinasi pemain muda
yang dimiliki Persijatim serta pelatih Al Haddad mampu membuat Persijatim
Solo FC tampil bagus di putaran pertama Liga Indonesia 2002. Pada putaran
pertama Liga Indonesia 2003 wilayah timur, Persijatim berada di peringkat ketiga
dari 14 tim. Disaat performa tim Persijatim yang bagus, konflik terjadi antara
pelatih Al Haddad dan manajemen klub Persijatim. Konflik tersebut dipicu
karena manajemen terlalu ikut campur dalam menentukan pemain di dalam tim
Persijatim Solo FC. Akibat dari konflik tersebut, pelatih Al Haddad kemudian
mengundurkan diri sebagai pelatih Persijatim Solo FC. Mundurnya pelatih Al
Haddad membuat kemunduran prestasi bagi tim Persijatim. Pelatih Al Haddad
adalah faktor penting yang membawa Persijatim bisa di posisi ketiga klasemen.
Manajemen Persijatim kemudian memilih pelatih Iwan Setyawan sebagai
17 pengganti Al Haddad. Mulai saat putaran kedua Liga Indonesia 2002, tim
Persijatim sudah dilatih oleh Iwan Setyawan.
Persijatim Solo FC yang yang pada putaran pertama berada di posisi
ketiga klasemen memperlihatkan penurunan performa tim di putaran kedua Liga
Indonesia 2002. Persijatim Solo FC harus tampil konsisten untuk bisa menjaga
pelauang lolos ke babak 8 besar. Konsentrasi pemain menjadi buruk karena
perbedaan gaya kepelatihan Al Haddad dan Iwan Setyawan. Al Haddad yang
commit to user 17Solopos, “PSFC incar poin lawan PKT”, tanggal 2 April 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id98
terkenal santai dan dekat dengan pemain sedangkan penggantinya Iwan Setyawan
berbeda sifatnya. Dampak pergantian pelatih mempengaruhi prestasi Persijatim di
putaran kedua Liga Indonesia 2003. Banyak pertandingan berakhir dengan
kekalahan dibandingkan dengan kemenangan. Salah Satu rekor buruk Persijatim
Solo FC saat dilatih Iwan di putaran kedua Liga Indonesia 2003 adalah kalah 5
kali secara beruntun. Kekalahan beruntun berdampak pada suasana pemain tim
Persijatim Solo FC. Kisruh di manajemen PSFC yang berakibat pemecatan Al
Haddad kemudian menjalar kepada kisruh pemain dan pelatih, terjadi protes dan
pertengkaran antara pelatih Iwan Setyawan dan pemain Indrianto Nugroho, May
Rahman serta Halisbury. Pertengkaran terjadi karena gaya kepelatihan Iwan
Setyawan yang tidak bisa membuat Persijatim Solo FC tampil baik seperti ada
putaran pertama saat dilatih Al Haddad. Dampak dari konflik tersebut membuat
manajemen mengambil langkah untuk memecat ketiga peman tersebut.18
Kisruh di manajemen tim Persijatim Solo FC dan konflik pelatih baru
Iwan Setyawan dan beberapa pemain membuat target untuk lolos 8 besar menjadi
tambah sulit. Target manajemen yang menginginkan tim lolos ke babak 8 besar
berubah menjadi target lolos dari degradasi di pertandingan-pertandingan akhir.
PSFC berhasil lolos dari degradasi setelah berada di nomor 11 klasemen Liga
Indonesia 2003. Posisi tersebut hanya berada satu tingkat dengan nomor 12 yang
merupakan batas aman tim untuk tidak terdegradasi ke Divisi I Nasional. Prestasi
PSFC di musim pertamanya di Solo jauh dari harapan Paoepati dan para pecinta
bola di Solo. Kota Solo yang terkenal fanatik ingin mengulang masa saat Arseto
commit to user 18Solopos, “PSFC tak akan gondheli Nunung cs”, tanggal 29 April 2002. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id99
berhasil mempersembahakan juara Galatama untuk kota Solo pada tahun 1992.
Paling tidak prestasi yang dicapai tim Persijatim Solo FC sama dengan Pelita
Solo yang berprestasi di Liga Indonesia 2000. Konflik di dalam manajemen dan
kisruh di tim antara pelatih dan beberapa pemain menggangu konsentrasi tim di
Liga Indonesia 2003 dan berakhir dengan tidak tercapinya target PSFC dalam
perjalanan di Ligina VIII tahun 2003. Ketatnya persaingan antar tim di Liga
Indonesia dibuktikan ketika peringkat pertama dan degradasi hanya terpaut 13
poin. Materi pemain yang merata dan pola permainan yang sama membuat faktor
yang menentukan.19
commit to user 19 Wawancara dengan Chaidir Ramli. Tanggal 23 Januari 2016. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id100
Tabel. 13
Klasemen Liga Indonesia tahun 2002 Wilayah Timur
No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin Bermain Menang Imbang Kalah 1 Petrokimia 22 12 7 3 43 Putra 2 Barito Putra 22 11 6 5 39 3 Persipura 22 10 4 8 34 Jayapura 4 PSM Makassar 22 10 4 8 34 5 Gelora Delta 22 9 5 8 32 Putra Sidoarjo 6 Pupuk Kaltim 22 8 6 8 30 7 PSS Sleman 22 8 6 8 30 8 PSIS Semarang 22 8 6 8 30 9 Persijatim Solo 22 9 2 11 29 FC 10 Persema 22 8 5 9 29 Malang 11 Persebaya 22 6 5 11 20 Surabaya 12 Persedikab 22 2 6 14 12
Sumber: Koran Kompas tanggal 23 Desember 2002. Koleksi Monumen
Pers Nasional
Berdasarkan tabel diatas, Persijatim Solo FC mengikuti kompetisi Liga
Indonesia pada tahun 2002. Persijatim Solo FC bergabung dengan grup Timur
Liga Indonesia tahun 2002. Jumlah peserta sebanyak 12 tim dengan sistem
pertandingan home and away. Bertanding sebanyak 22 kali, Persijatim Solo FC
menang sebanyak 9 kali, imbang 2 kali dan kalah 11 kali. Berada di posisi ke 9
dari 12 tim di klasemen akhir Liga Indonesia tahun 2002 wilayah Timur.
Persaingan di Liga Indonesia tahun 2002 wilayah timur sangat ketat. Hal ini
dibuktikan dengan selisih poin commit antara to tim user posisi 3 dengan posisi ke 10 di perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id101
klasemen hanya terpaut 9 poin. Jadi kekuatan tim yang bertanding di wilayah
Timur cukup merata. Selain faktor kemampuan tim, factor lain yang
mempengaruhi posisi akhir di klasemen adalah mental para pemain dan kondisi
manajemen klub.
3. Perjalanan Klub Persijatim Solo FC di Tahun 2003
Persijatim Solo FC pada tahun 2002 sempat menempati posisi atas
klasemen Liga Indonesia 2002. Namun karena berbagai konflikdi dalam
manajemen dan tim, Persijatim perlahan-perlahan peringkatnya mulai turun. Pada
klasemen akhir Liga Indonesia 2002 berada di nomor 11 wilayah timur Liga
Indonesia 2002. Tim PSFC di kompetisi Liga Indonesia tahun 2003 tetap ber
home base di Kota Solo. Keinginan PSFC untuk tetap di Solo karena antusiasme
para supporter dan masyarakat kota Surakarta. Untuk menghormati PSSI Jateng
yang mengijinkan PSFC tetap di Solo maka PSFC-Pengda PSSI Jateng berkerja
sama untuk membuat membantu Tim Sepakbola PSSI Jateng lolos ke PON 2004.
Tim yang bermarkas di Jateng, para pemainnya berpeluang untuk memperkuat
20 tim PON provinsi tersebut. Pada Liga Indonesia tahun 2003, PSSI membuat
perubahan pada system kompetisi. Kompetisi Liga Indonesia 2003 tidak lagi ada
bagian timur dan barat seperti tahun 2002. PSSI memutuskan untuk
menggabungkan menjadi 1. Untuk jumlah tim yang bertanding juga berkurang
dari 28 tim di tahun 2002 menjadi 20 tim di tahun 2003. PSSI juga membuat
sebuah keputusan tentang pemain asing dengan pola 4-3. Maksud dari pola
20 Solopos,“Lolos PON, targetcommit PSFC- to userPengda PSSI Jateng”, tanggal 5 Januari 2003 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id102
tersebut adalah boleh mempunyai 4 pemain asing namun dalam 1 pertandingan
hanya bisa menurunkan 3 pemain asing. Pada musim sebelumnya pemain asing
hanya ada maksimal 3 orang di sebuah tim.21 Liga Indoensia tahun 2003 dimulai
mulai tanggal 12 Januari 2003 sampai 14 September 2003.
PSFC mulai melakukan perombakan pemain untuk tahun 2003. Pemain
asing didatangkan semacam Simamo Bertrand untuk posisi Striker karena incaran
utama Rocky Putiray memilih bermain di Hong Kong. Selain pemain asing,
Persijatim juga membeli pemain muda seperti Eka Ramdani dan Fery Rotinsulu.
Keduanya adalah pemain Nasional kategori usia 19 tahun. Perjalanan tim PSFC
di Liga Indonesia tahun 2003 tanpa masalah di manajemen aupun di tim. Faktor
utama masalah di tahun lalu yaitu tentang pelatih akhirnya dapat diatasi
manajemen Persijatim. Peltaih Iwan Setywan yang pada tahun 2002 sering
berkonflik dengan pemain akhirnya diganti oleh Yussack Sutanto. Tidak seperti
tahun lalu yang terjadi konflik di manajemen maupun di tim. Walaupun tanpa
konflik di dalam bagian tim Persijatim, pertandingan-pertandingan Persijatim
Solo FC di Liga Indonesia tahun 2003 banyak terjadi aksi anarkis baik antar
supporter maupun konflik kekerasan antar tim saat pertandingan. Salah satu
tindakan anarkis yang terjadi kepada tim Persijatim sampai harus dibawa ke PSSI
untuk menyelesaikan masalah. Pada pertandingan tanggal 7 februari 2003 yang
dimenangkan PSFC terjadi insiden pemukulan yang diakukan pemain Timnas
Hendro Kartiko dari tim PSPS terhadap wasit. Pemain PSPS kecewa dengan
wasit karena tidak adil. Akibat pemukulan tersebut, pada akhirnya komisi disiplin
21 Solopos, “PPSI izinkan formatcommit 4-3 to pemainuser asing”, tanggal 8 Januari 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id103
PSSI menjatuhkan hukuman bagi Hendro Kartiko dan terdakwa lainnya larangan
22 bermain sepakbola selama 2 tahun.
Kasus ini tidak berhenti ketika Hendro disanksi PSSI. Tim PSFC juga
akan melaporkan kepada Polisi atas tindakan anarkis beberapa pemain PSPS
Pekanbaru dan official tim terhadap wasit sehingga menderita luka dan
memancing amarah pendukung Solo karena melihat aksi anarkis tersebut. Para
suporter di Manahan juga melakukan tindakan anarkis dengan melempar benda-
benda ke bangku cadangan para pemain dan official PSPS Pekanbaru.23
Pertandingan-pertandingan PSFC di Liga Indonesia juga tidak
mengcewakan publik kota Surakarta. Walaupun belum bisa berada di posisi atas
namun pergantian pelatih dari Iwan ke Yussack memberikan dampak positif bagi
tim Persijatim SoloFC di pertandingan-pertandingan Liga Indonesia tahun 2003.
PSFC mendapat kritikan tampil buruk di awal kompetisi Ligina IX tahun 2003.
Kritikan datang dari Ketua harian GH Sutejo yang menilai penampilan PSFC
menurun.24 Menjelang berakhirnya putaran pertama Liga Indonesia tahun 2003,
performa bagus terus ditunjukkan PSFC pada pertandingan-pertandingan
selanjutnya. Aksi anarkisme kembali lagi menimpa pemain dan official PSFC
saat pertanidngan melawan PSM Makassar pada 29 Maret 2003. Pemain dan
official PSFC mendapat pukulan dari beberapa orang yang tidak dikenal ketika
pergi ke ruang ganti saat babak pertama usai. Beberapa pemain dan official
22Solopos, “Komdis PSSI panggil Hendro”, tanggal 8 Februari 2003.
23Solopos, “Wasit Dipukuli, Panpel lapor polisi”, tanggal 7 Februari 2003. commit to user 24Solopos, “PSFC kendor, pengurus tetap sabar”, tanggal 1 Maret 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id104
Persijatim mendapat luka lebam. Tim PSFC akan mengadukan perilaku anarkis
25 tersebut kepada PSSI agar diselidiki.
Putaran pertama Ligina IX akan berakhir pada bulan April 2003.
Persijatim Solo FC berhasil berada di posisi 6 klasemen akhir putaran pertama
Ligina IX. Hasil yang bagus di putaran pertama Liga Indonesia bisa
mengembalikan kepercayaan masyarakat Solo yang menginginkan PSFC bisa ke
babak 8 besar Ligina IX.26 Putaran pertama Ligina telah berakhir, PSFC mampu
berada di nomor 6 klasemen sementara Ligina IX. Jeda kompetisi dimanfaatkan
untuk perbaikan materi pemain yang dilakukan manajemen PSFC. Beberapa
pemain PSFC yang kurang berperan bagi tim kemudian dicoret.27 Selain
mencoret pemain, manajemen juga akan menambah pemain untuk mengangkat
prestasi PSFC. Manajemen berencana mendatangkan Rocky Putiray dan 3
pemain asing yang berkualitas. Pada awal Mei, manajemen resmi mengumumkan
telah membeli 6 pemain baru termasuk Rocky Putiray dan 2 pemain asing asal
Afrika. Tambahan 2 pemain asing menggenapi jumlah maksimal 4 slot pemain
28 asing untuk tiap tim Ligina. Sebelumnya tim Persijatim tela memiliki Simamo
Bertrand sebagai pemain asing.
25Solopos, “PSFC akan adukan insiden Makassar ke PSSI”, tanggal 30
Maret 2003.
26 Solopos, “PSFC tutup putaran I dengan kemenangan”, tanggal 21 April 2003.
27 Solopos, “PSFC akan coret 4 pemain”, tanggal 28 April 2003.
28 Solopos, “PSFC resmi tambahcommit 6 topemain”, user tanggal 1 Mei 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id105
PSFC kemudian siap melakukan transfer pemain untuk bisa mewujudkan
target lolos ke babak 8 besar Liga Indonesia tahun 2003. Pertandingan-
pertandingan Persijatim di putaran kedua Liga Indonesia lebih banyak bermain di
luar kota. Insiden kekerasan saat Persijatim bermain kembali terulang.
Pertandingan melawan PSS Sleman pada tanggal 23 Mei 2003 tterjadi aksi
anarkis oknum penonton dalam sepak bola Nasional. Pasoepati dan Slemania
terjadi baku hantam didalam stadion, lemaparan benda keras terjadi diantara
kedua belah pihak. Akibatnya setidaknya 12 suporter dari kedua belah pihak
menderita cedera ringan maupun berat.29 Untuk meredakan konflik tersebut,
pimpinan kedua belah pihak antara Pasoepati dan Slemania saling bertukar
cinderamata sesuai laga berakhir.30 Setelah terjadi aksi anarkis di Sleman,.
Namun aksi anarkis kembali terjadi ketika PSFC bertanding melawan PSPS
Pekanbaru pada pada Rabu, 11 Juni 2003. Setelah pertandingan selesai, ratusan
supoter PSPS langsung masuk ke lapangan dan memburu wasit serta pemain dan
official PSFC. Akibatnya wasit mengalami pemukulan dan salah satu official
PSFC mengalami luka di kepala. Walaupun official PSPS sudah meminta maaf
namun PSFC tetap akan melaporkan kasus anarkisme ini ke PSSI karena 2x
31 PSFC mengalami aksi anarkisme saat bertemu PSPS.
Persijatim Solo FC menunjukkan penampilan bagus di putaran pertama
kompetisi Liga Indonesia tahun 2003. Pada putaran kedua Liga Indonesia tahun
2003, penampilan PSFC mulai mengaami penurunan. Banyaknya pertandingan
29 Solopos,“PSFC patahkan rekor kandang PSS”, tanggal 23 Mei 2003.
30 Wawancara dengan Mayorcommit Haristanto. to user Tnggal 10 Februari 2016. 31Solopos,“Wasit dipukul, PSPS minta maaf”, tanggal 12 Juni 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id106
yang berakhir rusuh yang menimbulkan aksi anarkis sangat mempengaruhi
kondisi mental pemain. Penurunan performa tim Persijatim di putaran kedua Liga
Indonesia tahun 2003 berakibat kepada loyalitas Pasoepati dan pecinta sepak bola
di kota Surakarta. Hubungan harmonis PSFC dan Pasoepati pada awal
kedatangan mereka di Solo semakin berkurang setelah beberapa permasalahan.
Setelah PSFC tidak menghargai kota Solo karena tidak menyertakan nama Solo
di belakang PSFC saat berlaga di luar kota, ada lagi peristiwa yang membuat
Pasoepati kecewa dengan PSFC. PSFC diduga melakukan suap saat pertandingn
melawan Persib Bandung. Kekecewaan Pasoepati karena jauh-jauh dari Solo ke
Bandung namun permainan PSFC yang sangat mengecewakan. Konflik antara
Persijatim Solo FC dengan Pasoepati juga berimbas pada klub asli Persis Solo.
Manajemen Persis menginginkan Pasoepati untuk mendukung Persis daripada
PSFC yang tidak memberikan kontribusi yang besar untuk persepakbolaan di
kota Solo. Hal ini juga didasari bahwa hubungan PSFC dengan klub asli kota
Solo Persis semakin memburuk pada tahun 2003. Komitmen PSFC untuk
membantu Persis dinilai tidak terlaksana. Persis yang sedang berjuang ke Divisi I
Nasional tidak mendapat support dari PSFC. Persis Jr. yang bermain di Piala
Suratin juga tidak mendapat bantuan apapun dari PSFC. Niat baik yang terlambat
dari PSFC dengan memberikan bantuan materi Rp 1O juta rupiah ditolak oleh
Persis karena dinilai tidak sesuai perjanjian.32 Krisis kepercayaan inilah yang
merupakan salah satu sebab pada musim selanjutnya PSFC kemudian hengkang
32 Solopos,“Persis tolak bantuancommit PSFC”, to user tanggal 22 Juli 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id107
dari kota Solo karena dinilai sudah tidak mendapat kepercayaan dari pecinta
33 sepakbola di Solo.
Slamet Suryanto yang menjabat walikota Surakarta menyatakan bahwa
PSFC sudah tidak lagi dibutuhkan di kota Solo. Walaupun dalam kenyataannya
Pasoepati masih loyal dengan PSFC. Hal ini membuat manajemen PSFC
mengancam untuk mencari home base karena sudah tidak didukung oleh
masyarakat Solo dan jajaran pemerintahannya.34 Hubungan yang tidak harmonis
antara PSFC dan elemen sepakbola di kota Solo semakin terlihat ketika Liga
Indonesia tahun 2003 akan berakhir. Rata-rata jumlah penonton di stadion
Manahan hanya 7.000 orang. Konflik antara Persijatim dan masyarakat pecinta
sepak bola di kota Surakarta semakin rumit ketika manajemen PSFC meminta ijin
PSSI untuk hengkang dari kota Solo. Walapun pengurus Pasoepati masih ingin
PSFC berada di Solo paling tidak sampai kompetisi Ligina IX tahun 2003
berakhir.35
Kondisi non teknis yang tidak kondusif mempengaruhi performa PSFC
saat bertanding di Ligina IX. Pada tahun 2003 kondisi non teknis akibat konflik
segitiga PSFC, Persis dan Pasoepati berkibat buruk bagi tim Persijatim di Liga
Indonesia 2003. Dukungan moral Pasoepati sangat dibutuhkan PSFC jika
bertanding. Buktinya ketika melawan Persipura di Manahan tanggal 20 Agusutus
33 Wawancara dengan Mayor Haristanto. Tanggal 10 februari 2016.
34 Solopos,“Pernyataan itu terlalu dini”, tanggal 1 Agustus 2003.
35 Solopos, “PSFC minta commit izin PSSI to user untuk hengkang dari Solo”, tanggal 12Agustus 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id108
2003 yang ditonton 10.000 maka PSFC berhasil menang. Dukungan Pasoepati
sangat penting karena supporter merupakan pemain ke 12 bagi sebuah tim. Hal
itu karena bisa menambah semangat para pemain yang bermain di lapangan.36
Hal ini sekaligus menyatakan bahwa PSFC masih membutuhkan Pasoepati
walaupun hubungan anatara PSFC-Persis tidak harmonis. Disisi lain para
pengurus Pasoepati masih membutuhkan sebuah klub yang berlaga di Divisi
Utama Nasional karena hal tersebut sesuai dengan slogan kota Solo sebagai kota
Olahraga. Sebagai kota Olahraga, Surakarta tidak bisa menjadi kota yang minim
prestasi olahraga terlebih lagi olahraga sepak bola37
Menjelang berakhirnya kompetisi, muncul isu tentang masa depan tim
PSFC apakan masih di Solo atau pindah. Pihak manajemen PSFC melalui Ketua
Harian GH Sutejo menegaskan bahwa PSFC tetap berkomitmen untuk tetap
berada di Solo musim depan.38 Kompetisi Ligina IX 2003 resmi berakhir serentak
pada tanggal 14 September 2003. PSFC yang pada putaran pertama berhasil
berada di posisi ke 5 namun pada akhir kompetisi tim PSFC turun ke nomor 11
dari 20 tim peserta Ligina IX. Setelah kompetisi berakakhir, polemik tentang
kepastian PSFC tetap di Solo atau pindah home base pada musim mendatang
kembali muncul. Masalah muncul karena beberapa media cetak di kota Solo
ramai memberitakan bahwa klub PSFC sudah tidak diminati lagi di kota Solo.
36 Wawancara dengan Mayor Haristanto. Tanggal 14 Februari 2016.
37Solopos, “Langkah-langkah sayonara Persijatim Solo FC”, tanggal 24
Agustus 2003.
38 Solopos, “PSFC tetap commit komitmen to user berkandang di Solo”, tanggal 12 September 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id109
Dan juga beberapa petinggi klub Persis juga menginginkan PSFC pergi dari Solo
karena dinilai tidak mempunyai andil yang besar bagi sepakbola kota Solo seperti
dalam surat perjanjian.39 Dan Solo hanya dijadikan tempat bisnis bagi PSFC
tanpa memberikan timbal balik yang signifikan. Hal ini tentu saja membuat
petinggi PSFC marah, M. Zein yang merupakan pemilik PSFC menyebutkan
bahwa timnya tidak pernah menjadikan kota Solo lahan untuk berbisnis.40
Kota Surakarta merupakan kota sebagai basis penggemar sepakbola yang
mencapai puluhan ribu dan tidak mempunya klub yang beraga di kompetisi
tertinggi sepakbola Nasional. Kehadiran tim PSFC yang tidak mempunya home
base mencoba berpindah di kota Surakarta.41 Untuk meredakan ketegangan
tersebut, telah ada rencana untuk mempertemukan para manajemen PSFC dan
Persis yang difaslilitasi oleh Pasoepati. Masyarakat pecinta bola di Solo yang
diwakili Pasoepati menegaskan bahwa PSFC masih diterima dan diinginkan di
kota Solo. Manajemen PSFC melalui Ketua Umum GH Sutejo menegaskan PSFC
masih berpikir ulang jika akan kembali berkandang di Solo namun PSFC saat ini
masih ingin kembali berkandang di kota Solo pada Liga Indonesia tahun 2004.
Hal ini ditambah dengan membaiknya hubungan PSFC-Persis Solo. Bahkan
PSFC bersedia menambah nama klubnya menjadi PSFC Solo FC atas permintaan
Pasoepati.42
39 Salah satu perjanjian diperbolehkannya PSFC berhome base di Solo adalah memberikan andil dalam sepakbola di Solo baik berupa materi maupun
non materi. 40Wawancara dengan Muhammad Zein. Tanggal 23 Februari 2016. 41 Wawancara dengan Muhammadcommit toZein. user Tanggal 23 Februari 2016 42Solopos,“Ubah Persijatim menjadi Solo FC”, tanggal 9 Desember 2003. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id110
Tabel. 14
Klasemen Liga Indonesia tahun 2003
No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin
Bermain Menang Imbang Kalah 1 Persik Kediri 38 commit18 to user 13 7 67 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id111
2 PSM Makassar 38 18 8 12 62
3 Persita Tangerang 38 16 14 8 62
4 PSS Sleman 38 16 12 10 60
5 Persipura Jayapura 38 17 7 14 58
6 Persikota Tangerang 38 16 10 12 58
7 Persija Jakarta 38 15 10 13 55 8 PS Semen Padang 38 15 10 13 55 9 PSPS Pekanbaru 38 14 12 12 54 10 Pupuk Kaltim 38 16 5 17 53 11 Persijatim Solo FC 38 14 11 13 53 12 Deltras Sidoarjo 38 14 9 15 51 13 PSIS Semarang 38 14 8 16 50 14 Pelita Steel Cilegon 38 15 5 18 50 15 Perseden Denpasar 38 14 6 18 48 16 Persib Bandung 38 12 9 17 45 17 Arema Malang 38 11 11 16 44 18 Petrokimia Putra 38 11 9 18 42 19 PSDS Deli Serdang 38 11 8 19 41 20 Barito Putra 38 9 11 18 38
Sumber: Koran Kompas tanggal 12 September 2003. Koleksi Monumen Pers Nasional.
Berdasarkan tabel diatas, klub Persijatim mengikuti kompetisi Liga
Indonesia tahun 2003. Format kompetisi Liga Indonesia tahun 2003 berbeda
dengan tahun 2002. PSSI memutuskan untuk menggabungkan wilayah timur dan
barat menjadi satu. Jumlah tim yang bertanding sebanyak 20 tim. Format
pertandingan juga masih sama yaitu home and away. Tim Persijatim Solo FC
bertanding sebanyak 38 kali dengan memperoleh hasil kemenangan sebanyak 14
kali, imbang 11 dan kalah 13 kali. Pada tahun ini juara Liga Indonesia adalah
Persik Kediri. Persaingan antar timcommit di Liga to user Indonesia tahun 2003 cukup ketat. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id112
Selisih perolehan poin antar tim hanya terpaut sedikit. Persijatim Solo FC berada
di posisi akhir klasemen nomor 11. Tim Persijatim Solo FC berada di bagian
tengah kompetisi Liga Indonesia pada tahun 2003.
4. Perjalanan Klub Persijatim Solo FC di Tahun 2004
Persijatim Solo FC pada kompetisi tahun 2003 banyak mengalami
pemasalahan di dalam tim maupun permasalahan non teknis yang melibatkan
klub Persis dan masyarakat kota Surakarta. Manajemen PSFC mempunyai
rencana untuk pindah dari kota Surakarta karena banyaknya masalah. Masalah
tersebut bisa mengganggu kinerja tim Persijatim Solo FC untuk bertanding di
Liga Indonesia. Pasoepati yang merupakan perwakilan masyarakat pecinta sepak
bola di kota Surakarta tetap menginginkan Persijatim Solo FC berada di Surkarta
karena tim Persis masih berada di kompetisi Divisi II Nasional pada tahun 2004.
Persijatim Solo FC memutuskan untuk tetap berada di kota Surakarta pada
kompetisi Liga Indonesia tahun 2004 atas permintaan Pasoepati. Masyarakat
pecinta sepak bola di kota Surakarta masih menginginkan tim Persijatim Solo FC.
Masyarakat kota Surakarta masih ingin menonton kompetisi level atas Liga
43 Indonesia. Kecintaan public solo terhadap PSFC semakin terbukti ketika 1000
anggota Pasoepati menyambut kedatangan PSFC dan melakukan konvoi
menyambut kedatangan tim PSFC di Solo.44
43 Wawancara dengan Mayor Haristanto. Tanggal 10 Februari 2016.
44Solopos, “Meriah, konvoi dan jumpa fans PSFC”, tanggal 3 Januari 2004. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id113
Liga Indonesia pada tahun 2004 dimulai tanggal 4 Januari 2004 sampai 23
Desember 2004. Liga Indonesia pada tahun 2004 mempunyai format sama
dengan tahun 2003 yaitu terdiri dari 1 grup. Liga Indonesia tahun 2004 terdiri
dari 18 tim peserta. Tim Persijatim Solo FC yang pada musim lalu berada di
nomor 11 klasemen akhir pada tahun ini mentargetkan berada di bagian tengah
klasemen Liga Indonesia tahun 2004.45 Manajemen juga mempunyai rencana
untuk membeli tambahan pemain asing. Pada tahun lalu, Persijatim Solo FC
mempunyai Simamo Bertrand. Manajemen membeli pemain asal Nigeria yaitu
Greg Nwokolo yang mempunyai posisi sebagai striker.
Antusiasme masyarakat kota Surakarta terhadap klub Persijatim Solo FC
masih tinggi. Pertandingan pembukaan Liga Indonesia tahun 2004 melawan
Deltras Sidoarjo di Manahan dihadiri oleh 20.000 penonton. Namun antusiasme
masyarakat terhadap Persijatim semakin menurun. Persijatim mengalami
beberapa kekalahan beruntun atas lawan-lawannya. Sama seperti tahun lalu,
manajemen Persijatim sering ikut campur dalam pemilihan pemain bagi tim.
Hasil yang buruk kemudian membuat pelatih Yussack Sutanto mengundurkan
diri. Setelah Yusack Sutanto mundur, prestasi PSFC tidak mengalami kemajuan.
Manajemen Persijatim Solo FC kemudian merekrut pelatih asal Australia
bernama Errick Williams untuk melatih Persijatim Solo FC di sisa kompetisi Liga
Indonesia tahun 2004. Setelah mendapatkan Errick Williams pada tanggal 3 April
commit to user 45 Wawancara dengan Muhammad Zein. Tanggal 23 Februari 2016. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id114
2004, PSFC memusatkan konsentrasi untuk membenahi skuad yang kurang
46 maksimal.
Pergantian pelatih dan penambahan pemain baru tidak membuat prestasi
PSFC meningkat. Putaran pertama Liga Indonesia selesai, tim Persijatim Solo FC
berada di posisi 15 klasemen sementara dari 18 tim membuat kehilangan
dukungan dari Pasoepati. Salah satu bukti Persijatim Solo FC mulai tidak
diinginkan public Surakarta ketika pertandingan melawan Persela Lamongan
pada tanggal 11 Agustus 2004 yang dimenangkan PSFC 3-1, jumlah penonton
yang hadir di stadion Manahan berjumlah 2.500 orang. Hal tersebut merupakan
jumlah penonton terendah dalam pertandingan sepakbola Divisi Utama di kota
Solo sejak dari era Arseto .47 Dukungan Pasoepati sebagai elemen supporter
sepakbola di Solo semakin menurun kuantitasnya saat Persijatim bertanding di
Solo maupun luar kota. Pasoepati kecewa dengan tim PSFC yang belum bisa
membuat prestasi untuk kota Solo walau sudah 3 musim berada di Solo. Berbeda
dengan tim yang datang ke Solo seperti Arseto dan Pelita Solo yang berhasil
membuat prestasi membanggakan untuk kota Solo.
5. Konflik tentang Kepindahan Persijatim Solo FC dari Surakarta
Disaat performa jelek dari tim PSFC, Pemrov Sumatra Selatan berniat
untuk membeli PSFC dan bermain di Palembang dan menempati stadion baru
Jakabaring. Dana puluhan milyar disiapkan Pemrov Sumatra Selatan untuk bias
46 “PSFC pulangkan 3 pemaincommit belakang. to user”Solopos, 1 April 2004. Hlm 14 47“Kok Pasoepati seperti hilang.”Solopos, 12 Agustus 2004. Hlm 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id115
48 mendatangkan klub PSFC ke Palembang. Jika hal tersebut terlaksana maka klub
sepak bola di Surakarta hanya ada Persis Solo masih berada di Divisi II Nasional.
Jika para manajemen sudah akan melego PSFC ke Palembang namun para
pemain serta jajaran kepelatihan dari PSFC belum mengetahui tentang berita
49 Pemprov Sumatra Selatan akan membeli klub PSFC. Para pengusaha serta
pecinta sepakbola di Solo mencoba untuk bisa menahan PSFC agar tetap
berkandang di Solo. Ketua Gapensi Solo bahkan siap menyediakan dana 6 milyar
rupiah agar PSFC tetap berkandang di Surakarta.50 Hal ini dilakukan karena kota
Surakarta membutuhkan sebuah klub yang yang mempunyai citra nasional. Citra
nasional yang dimaksud adalah klub yang bermain di level teratas Liga Indonesia.
Karena kota Surakarta adalah sebuah kota dengan sejarah dan tradisi olahraga
yang kuat di Indonesia khusunya sepakbola.51Jika PSFC ternyata jadi untuk
pindah ke Sumatra Selatan hal tersebut juga akan berdampak positif bagi klub asli
kota Solo yaitu Persis Solo. Persis Solo yang selalu dinomor duakan semenjak
Arseto berhome base di Surakarta tahun 1983 mempunyai peluang untuk bisa
mendapat dukungan dari Pasoepati dan bisa bertanding di stadion Manahan jika
ada pertandingan home walaupun sedang bermain di Divisi II Nasional. Para
pecinta sepakbola di Surakarta menginginkan Persis merombak seluruh pemain
48Solopos,“Sumsel ingin beli PSFC”, tanggal 15 Oktober 2004.
49Solopos, “Pemain dan pelatih belum diberitahu”, tanggal 19 Oktober
2004.
50Solopos,“Kalau Rp 6 M, Pengusaha Solo siap beli PSFC”, tanggal 20
Oktober 2004
51 “Solopos, Totok Baroto:commit Solo butuh to user citra nasional”, tanggal 21 Oktober 2004. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id116
dan manajemen jika PSFC jadi pindah, hal ini bertujuan agar Persis Solo segera
bisa promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia hal itu karena kota Solo
membutuhkan klub yang berlaga di Divisi Utama.52
PSFC akhinya resmi pindah ke Palembang pada tanggal 24 November
2004. Kompetisi Liga Indonesia belum selesai namun klub PSFC sudah pindah
home base ke Palembang setelah terjadi kesepakatan antara manejemen PSFC
dan Pemprov Palembang. Keputusan tersebut membuat Pasoepati berencana
untuk menggugat PSFC yang dinilai hanya memanfaatkan kota Solo dan tidak
memberikan dampak positif seperti pada MoU dengan PSSI Jateng dan PSSI
Pusat.53 Namun manajemen PSFC memilih diam dan menunggu hasil akhirnya
jika pra pengurus Pasoepati jadi melakukan gugatan terhadap manajemen PSFC.
Pada akhirnya klub PSFC positif pindah ke Palembang namun pada musim
selanjutnya yaitu Liga Indonesia XI. Dalam sisa pertandingan di Ligina X, PSFC
kembali ke Jakarta Timur.
Tabel. 15
52 Solopos,“Satryo: Kalau perlu rombak manajemen Persis”, tanggal 24 Oktober 2004. commit to user 53Solopos,“Pasoepati akan gugat PSF”, tanggal 27 Oktober 2004. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id117
Klasemen Liga Indonesia tahun 2004
No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin
Bermain Menang Imbang Kalah 1 Persebaya 34 17 10 7 61 Surabaya 2 PSM Makassar 34 17 10 7 61
3 Persija Jakarta 34 18 6 10 60 4 PSS Sleman 34 14 11 9 53 5 Persikota 34 14 8 12 50 Tangerang 6 Persib Bandung 34 12 13 9 49 7 PSMS Medan 34 14 5 15 47 8 Persita 34 13 7 14 46 Tangerang 9 Persik Kediri 34 14 4 16 46 10 PSIS Semarang 34 12 10 12 46 11 Pupuk Kaltim 34 12 9 13 45 12 Persela 34 13 5 16 44 Lamongan 13 Persipura 34 11 10 13 43 Jayapura 14 Persijatim 34 11 9 14 42 Solo FC 15 PS Semen 34 11 8 15 41 Padang 16 PSPS 34 10 10 14 40 Pekanbaru
17 Pelita 34 10 9 15 39 18 Deltras 34 9 4 21 31 Sidoarjo Keterangan: Persijatim Solo FC pindah dari Solo ke Palembang dan
merubah nama klub menjadi Sriwijaya FC
Sumber: Koran Kompas tanggal 16 Desember 2004. Koleksi Monumen
Pers Nasional
Berdasarkan tabel diatas, Persijatim Solo FC bermain di Liga Indonesia
tahun 2004. Liga Indonesia mengalami penurunan jumlah peserta tim yang
berkompetisi di Divisi Utama jika dibandingkan dengan tahun 2003 dengan
jumlah tim sebanyak 18. Juara commit kompetisi to user Liga Indonesia tahun 2004 adalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id118
Persebaya Surabaya. Format pertandingan juga masih sama yaitu home and away.
Tim Persijatim Solo FC bertanding sebanyak 34 kali dengan hasil menang
sebanyak 11 kali, imbang 9 kali dan kalah 14 kali. Dengan hasil tersebut, posisi
Persijatim Solo FC juga mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu.
Kompetisi berakhir pada bulan Desember tahun 2004. Persijatim Solo FC pindah
ke Sumatra Selatan pada bulan November 2004 karena ada konflik dengan
beberapa cendekiawan sepak bola di kota Surakarta dan dengan Persis Solo. Jadi
sisa 1 bulan pertandingan Liga Indonesia tahun 2004 dilakukan Persijatim di kota
Palembang.
C. Perjalanan klub Persis Solo di Tahun 2005-2006
1. Perjalanan Klub Persis Solo untuk promosi dari Divisi II Nasional
tahun 2005
Persijatim Solo FC memutuskan pindah ke Palembang pada bulan
November 2004. Kepindahan PSFC ke Palembang bukan menjadi sesuatu yang
darurat bagi persepak bolaan Surakarta. Setelah Persijatim Solo FC pindah, hanya
ada klub Divisi II Nasional yaitu klub Persis Solo. Masyarakat kota Surakarta dan
Pasoepati ingin Persis bisa kembali ke kasta tertinggi sepak bola Nasional.
Pemkot dan masyarakat pecinta sepak bola di kota Surakarta kemudian
mengusahakan supaaya Pengurus Persis untuk serius dalam mewujudkan target
masuk Divisi I Nasional pada tahun 2006. Walikota Surakarta pada Ir. Joko
Widodo setuju dengan rencana manajemen Persis untuk mengajukan anggaran
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id119
54 klub Rp. 3,7 M dari APBD. Antusiasme masyarakat terhadap klub Persis juga
tinggi, pada saat latihan perdana Persis di Sriwedari dihadiri ribuan penonton
yang ingin melihat pemain yang akan memperkuat Persis.55 Keseriusan Persis
dalam mengikuti Liga Divisi II Nasional yang pada bulan April 2005 dibuktikan
dengan mengontrak salah satu mantan pemain timnas dan Arseto Solo yaitu
Agung Setyabudi dengan nilai kontrak yang mahal pada waktu itu.56 Belum
cukup dengan Agung, Persis juga mengincar pemain asing untuk menambah
kekuatan skuad yang merupakan saran dari Rocky Putiray. Namun 2 pemain
asing yang ikut seleksi ditolak oleh pelatih Persis karena dibawah kualitas.
Pertandingan Divisi II Nasional 2005 resmi bergulir pada 27 April 2005.
Liga Divisi II mempunyai aturan 1 grup terdiri dari 6 tim dan salah satu tim di
grup tersebut adalah tuan rumah dalam menggelar pertandingan. Masing-masing
grup meloloskan 3 tim dari 6 tim yang ada dan 2 tim teratas akan lolos ke babak 8
besar dan ikut dalam Piala Indonesia.57 Total pertandingan yang akan dimainkan
1 tim adalah 10 pertandingan karena format home-away jadi diwajibkan 1 tim
54Solopos, “Walikota setuju Persis ajukan Rp 3,7 M”, tanggal 2 Desember
2004.
55 Solopos, “Stadion padat, ingin lihat pemain latihan”, tanggal 11 Desember 2004.
56 Solopos, “Agung mantap di Persis”, tanggal 6 Januari 2005
57 Piala Indonesia adalah sebuah turrnamen yang berformat Cup/system gugur yang mempertandingkan klub sepakbola di Indonesia antara Divisi Utama sampai Divisi II Nasional. Total tim yang bermain adalah 64 tim yang terdiri dari
3 divisi yang ikut serta. Pembagian tim yang bermain adalah dari Divisi Utama diambil semuanya, dari Divisi I diambil 3 besar dari setip grup, dari Divisi II diambil 2 besar dari setiap grup. Turnamencommit to ini user digelar mulai tahun 2005. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id120
melawan tim yang sama 2 kali. Pergelaran Divisi II Nasional tidak berlangsung
lama seperti Divisi Utama, kompetisi ini totslnya hanya berlangsung selama 2
bulan. Persis 1 grup dengan tuan rumah Persiku Kudus, Pesik Kuningan, Persaka
Karangasem, Persipro Probolinggo dan PS Ngada NTT.
Persis Solo menjadi salah satu tim unggulan bersama tuan rumah Persiku
Kudus untuk bisa lolos ke babak selanjutnya. Persis bermain melawan Persiku
Kudus pada pembukaan grup B Liga Indonesia Divisi II Nasional. Pasoepati yang
datang ke Kudus mengalami bentrok dengan Panser Biru saat melewati kota
Semarang.58 Bentrok tersebut dipicu dendam masa lalu anatar 2 kota tersebut di
masa lalu. Mulai dari kericuhan di jaman Arseto, Pelita Solo dan Persijatim Solo
FC. Kemudian berlanjut ketika kota Surakarta hanya mempunyai tim Persis Solo.
Suporter Solo dan Semarang sampai sekarang masih belum berdamai satu sama
lain sama seperti hubungan supporter Solo dan Jogja. Faktor kedekatan Geografi
dan kesamaan budaya membuat beberapa tim di Indoesia tidak harmonis satu
sama lain. Persis Solo berada dalam grup yang tidak sulit. Saingan terberat Persis
adalah Persiku.
Pada saat Persis akan melawan Persaka Karangasem, loyalitas Pasoepati
yang bertekad untuk mendukung Persis kembali ditunjukkan dengan datang ke
Kudus dengan membawa 3 bus besar. Walaupun pada pertandingan sebelumnya
sempat terjadi knflik dengan PSIS namun Pasoepati tetap datang mendukung
59 Persis di Kudus. Persis Solo sempat mengalami sedikit penurunan performa
58 Solopos,“Persis Digulungcommit Persiku to 6 user-3”, tanggal 27 April 2005. 59Solopos, “3 Bus Pasoepati akan ke Kudus”, tanggal 6 Mei 2005. Hlm 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id121
setelah 2 kali pertanidngan hanya bermain seri dan imbang. Salah satu yang
menentukan adalah saat pertandingan meawan Pesik Kuningan. Persis Solo kalah
1-2 melawan Pesik Kuningan pada tanggal 9 Mei 2005. Kekalahan tersebut
membuat peluang Persis untuk bisa berlaga di Piala Indonesia tidak terwujud
karena Persipro Probolinggo berhasil menang dan berada di posisi 2 klasemen
sementara setengah musim Divisi II Nasional.
Persis membeli pemain agar skuad tim lebih bagus pada saat jeda
kompetisi Divisi II Nasional 2005. Setelah jeda tengah musim, performa Persis
kembali melorot setelah 1 kali kalah dan 1 kali imbang saat melawan Persiku dan
Pesik Kuningan. Pertandingan penentuan melawan Persaka Karangasem yang
digelar 23 Mei 2005 akan menentukan Persis apakah akan ke Divisi I Nasional
atau tetap di Divisi II. Pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Persis
Solo 3-2 dan berhasil memenuhi target lolos ke Divisi I Nasional tahun depan.60
Keberhasilan Persis Solo lolos ke Divisi I Nasional membuat Pemkot Surakarta
siap memberikan bonus kepada pemain dan official Persis Solo seperti perjanjian
61 awal. Target Persis lolos ke Divisi Utama tahun 2006 harus dilaksanakan
dengan sunguh-sungguh untuk mengangkat pamor kota Surakarta yang tidak
mempunyai tim level Nasional setelah ditinggal Persijatim Solo FC.
60Solopos,“Persis Solo lolos ke Divisi I Nasional”, tanggal 27 Mei 2005. commit to user 61Solopos, “Tim Persis terima bonus”, tanggal 29 Mei 2005. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id122
Tabel. 16
Klasemen Liga Indonesia Divisi II Grup 3 tahun 2005
No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin
Bermain Menang Imbang Kalah
1 Persiku Kudus 10 9 1 0 28
2 Persipro 10 5 1 4 16 Probolinggo 3 Persis Solo 10 4 2 4 14 4 Persaka 10 2 4 4 10 Karangasem 5 Pesik Kuningan 10 2 3 5 9 6 PS Ngada NTT 10 1 3 6 6
Sumber: Koran Solopos tanggal 27 Juni 2005. Koleksi Monumen Pers Nasional. Berdasarkan tabel diatas, klub Peris Solo berkompetisi di Divisi II
Nasional grup 3 pada tahun 2005. Pada pertandingan di Divisi II Nasional pada
tahun 2005 menggunakan sistem tuan rumah dalam pertandingannya. Di grup 3
Divisi II Nasional, tim Persiku Kudus menjadi tuan rumah. Jadi semua tim
bermain di kota Kudus dengan dan bertanding melawan 1 tim yang sama
sebanyak 2 kali. Di grup 3 terdiri dari 6 tim. Peringkat 3 terbaik otomatis akan
lolos ke Divisi I Nasional pada tahun depan. Peringkat 2 terbaik akan ikut dalam
kejuaraan Piala Indonesia. Peris Solo bertanding sebanyak 10 kali dengan
mendapat hasil kemenangan 4 kali, imbang 2 kali dan kalah 4 kali. Persis Solo
berada di posisi ketiga klasmen akhir Liga Indonesia Divisi II Nasional grup 3.
Persis Solo yang berada di peringkat ketiga klasmen akhir akan naik ke kompetisi
Divisi I Nasional pada tahun 2006.commit Tim tuanto user rumah yaitu Persiku Kudus berada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id123
di posisi pertama dengan selisih poin yang jauh dengan peringkat kedua dan
ketiga. Persis Solo bisa ikut di Piala Indonesia karena berada di posisi kedua
klasemen pada pertandingan kesembilan. Namun di pertandingan terakhir
bermain imbang dengan Persaka Karangasem dan posisi ketiga yaitu Persipro
Probolinggo menang atas Pesik Kuningan.
2. Perjalanan Persis Solo di Divisi I Nasional tahun 2006
Persis berhasil promosi ke Divisi I pada tahun 2005. Berita tentang
keinginan PKT Bontang ber home base di kota Surakarta. Tim PKT Bontang
yang sebelumnya ada di Bontang, Kalimantan Timur menginginkan kota
Surakarta untuk bisa dijadikan home base pada kompetisi Liga Indonesia Divisi
Utama tahun 2006.62 Manajemen PKT Bontang menilai kota Surakarta sangat
cocok jika dijadikan home base. Berita tersebut tidak jadi terlaksana karena PKT
Bontang mendapat bantuan keuangan dari perusahaan BUMN dan tetap ber home
base di kota Bontang. Kompetisi Divisi I Nasional berbeda dengan Divisi II
Nasional. Persis ingin meningkatkan jumlah dana yang akan diajukan dari APBD
ke Pemkot Surakarta. Persis menunjuk Wakil Walikota FX. Hadi untuk menjadi
63 manajer Persis. Dalam hal pemain dan pelatih, manajemen sangat serius dalam
pemimilihan. Pelatih yang ditunjuk manajemen untuk melatih di musim 2006
adalah Hanafi yang sukses membawa Persipur Purwodadi promosi ke Divisi I
Nasional. Untuk soal pemain, manajemen siap membeli pemain asing dan pemain
62Solopos,“PKT terancam bubar atau hengkang”, tanggal 5 Juni 2005.
63Solopos,“Persis tunjuk Wakil Walikota sebagai manajer”, tanggal 20 September 2005. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id124
local yang berkualitas Nasional. Setelah kontrak pemain dan pelatih diselesaikan,
jajaran kepelatihan mengadakan uji coba dengan klub lain agar para pemain
Persis kompak untuk menyongsong Divisi I Nasional yang akan bergulir resmi
bulan Maret 2006. Kualitas Persis dinilai sangat bagus karena berhasil
mengalahkan tim Divisi Utama PKT Bontang dan menahan imbang 0-0
semifinalis Divisi Utama Persekabpas Pasuruan.
PSSI melakukan undian grup untuk Divisi I pada 8 Feberuari 2006. Persis
berada di grup 3 yang sulit bersama Persebaya Surabaya, Gresik United dan
sejumlah tim Jawa Timur.64 Pertandingan pertama Grup 3 Divisi I Nasional tahun
2006 akan dilaksanakan serentak tanggal 5 Maret 2006 maju dari rencana tanggal
9 Maret 2006. Target lolos ke Divisi Utama menjadi yang utama bagi tim Persis
Solo untuk masyarakat Surakarta. Kota Surakarta yang mempunyai sejarah
panjang di sepak bola dan tingginya fanatisme kota Surakarta terhadap olahraga
sepak bola.65 Pemkot Surakarta memberika dana bagi Persis dari APBD sebesar 3
Milyar Rupiah. Manajemen Persis Solo yakin akan target bisa lolos ke Divisi I
Nasional. Kegemilangan Persis sudah terjadi di partai pertama Liga Indonesia
Divisi I dengan mengalahkan Gresik United di stadion Petrokimia. Dukungan
1.500 Pasoepati yang datang ke Gresik dan kekuatan tim yang lebih bagus
membuat Persis berhasil memenangkan laga dengan skor 2-0.66
64Solopos, “Persis satu grup dengan Persebaya”, tanggal9 Maret 2006.
65Solopos, “Warga Solo ingin Persis ulangi kejayaan masa lalu”, tanggal
11 Maret 2006. 66Solopos,“Persis sikat Gresik 2-0”, tanggal 6 Maret 2006. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id125
Fanatisme yang berujung tindakan anarkis kembali terjadi daam sejarah
persepak bolaan Surakarta. Persis bertanding melawan Persebaya di Manahan
pada 15 Maret 2006. Pertandingan melawan tim besar seperti Persebaya yang
mempunyai supporter fanatik Bonek tersebut berhasil dimenangkan oleh Persis
Solo. Didalam stadion Manahan, Bonek dan Pasoepati terlibat bentrok di tribun
timur. Lemparan benda keras dan adu jotos merupakan pemandangan di tribun
ketika Persis dan Persebaya bermain. Polisi dan petugas kemanan berusahan
membubarkan perkelahian tersebut. Sejumlah orang dari kedua suporter
mengaami luka-luka. Panpel membawa para korban ke rumah sakit.67
Pertandingan sepak bola yang dilihat kedua supporter tim masing-masing dengan
jumlah penonton yang banyak bisa bisa menimbulkan aksi anarkisme. Dampak
positifnya bisa memberikan dana yang banyak bagi Panpel. Panpel berhasil
mendapat pendapatan bersih 150 juta ketika pertandngan Persis Solo melawan
Persebaya. Kejadian adu pukul tidak hanya saat melawan Persebaya, pada
pertandingan Persis melawan Persibo Bojonegoro di Manahan tanggal 5 April
2006 juga terjadi baku hantam. Baku hantam adalah antar pemain pemain
Persibo Bojonegoro dan Persis terjadi disaat pertandingan berlangsung.
Kekerasan antar pemain dan supporter dalam sepakbola memang tidak bisa
68 dilepaskan karena sepak bola adalah sebuah proses interaksi sosial.
67Solopos, “Pasoepati akan disambut hangat”, tanggal 16 Maret 2006.
68 Lanang, Achmad. Sepak Bola 2.0,. (Yogyakarta. Fandom: 2016), hlm. 45. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id126
Performa Persis pada putaran pertama Liga Indonesia Divisi I tahun 2006
cukup bagus, Persis berada di nomor satu klasemen semenatara Grup 3 Divisi I
Nasional hasil dari 3 kali menang, 2 kali imbang dan sekali kalah. Manajemen
Persis memberikan bonus uang bagi pemain dan pelatih. Kekalahan satu-satunya
Persis terjadi ketika melawat ke Mojokerto Putra. Persis melakukan pertandingan
terakhir si putaran pertama Divisi I Nasional Grup 3 putaran pertama dengan
kemenangan melawan Persedikab Kabupaten Kediri di Manahan pada 26 April
2006. Kememangan ini sekaligus membuat Persis berada di posisi 2 klasemen
sementara dibawah Persebaya dan berhak untuk bertanding di Copa Dji Sam
Soe.69 Masyarakat kota Surakarta puas dengan prestasi Persis di putaran pertama
Liga Indonesia Divisi I Nasional grup 3, manajemen tetap akan memberikan
evaluasi untuk peningkatan kekuatan tim sekaligus memberi bonus akan
pencapaian Persis.70
Pada putaran kedua, Persis mengikuti 2 kompetisi yaitu Divisi I Nasional
dan Copa Dji Sam Soe. Hal tersebut membuat kebutuhan dana Persis bertambah,
karena lawannya kemungkinan berasal dari pulau Jawa dan berbeda dengan
lawannya satu grup di Divisi I yang berada di pulau Jawa. Dan jika berhasil
masuk 8 besar Divisi I Nasional maka Persis juga membutuhkan dana tambahan
69Copa Dji Sam Soe adalah nama lain dari Piala Indonesia. Namun karena
mendapat sponsor rokok Dji Sam Soe pada kompetisi tahun 2006 kemudian namanya diubah menjadi Copa Dji Sam Soe. Format kompetisinya masih sama dan klub yang diambil juga masih sama dari Divisi Utama, Divisi I dan
Divisi II Nasional.
70 Solopos,“Persis segera lakukancommit evaluasi”, to user tanggal 27 April 2006. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id127
71 sekitar 3-4 Miliar Rupiah untuk mengikuti 2 kompetisi tersebut. Sebelum
bertanding dengan Persebaya pada pertandingan perdana di putaran kedua Divisi
I Nasional, Persis melakukan pertandingan di Copa Dji Sam Soe melawan tim
Divisi II yaitu Barito Putra di Kalimantan pada tanggal 10 Mei 2006. Persis
berhak melenggang ke babak selanjutnya setelah menang Walk Out dari Barito
Putera.72 Salah satu pertandingan yang menentukan di Divisi I Nasional adalah
ketika melawan Persid Jember pada tanggal 4 Juni 2006 yang memperebutkan
posisi kedua klasemen. Persis berhasil menang 5-1 dan berada nomor 2 klasemen
sementara.73 Persis menggeser Persebaya di tabel klasemen setelah menang atas
Persipro Probolinggo pada tanggal 8 Juni 2006. Keadaan tersebut mendekatkan
tujuan Persis untuk bisa promosi ke Divisi Utama Nasional pada tahun depan.
Aksi anarkis kembali terulang saat pertandingan Persis Solo. Pada pertandingan
melawan Persibo Bojonegoro pada tanggal 14 Juni 2006 yang berakhir imbang,
ada ulah anarkis oknum supporter Persibo yang kecewa. Setelah pertandingan
berakhir, supporter Persibo masuk ke stadion dan memukuli pemain serta official
Persis Solo. Keadaan tersebut membuat seluruh tim harus bertahan di stadion
74 selama 2 jam sebelum dievakuasi keluar stadion oleh satuan Polisi.
71 Solopos,“Hadapi putaran 2, Persis butuh dana segar”, tanggal 7 Mei 2006.
72 Pada pertandingan taggal 10 Mei 2006 tersebut, Persis Solo menang 1-0
namun karena Persis memakai 4 pemain asing dan hal tersebut menyalahi aturan karena maksimal pemain asing yang digunakan adalah 3 orang. PSSI memutuskan untuk mengulang pertandingan namun Barito Putra tidak hadir dalam
pertandingan ulangan tersebut dan Persis dinyatakan lolos ke babak selanjutnya.
73 Solopos,“Persis Solo bantaicommit Persid to Jemberuser 5-1”, tanggal 5 Juni 2006. 74Solopos,“Agung dkk terkurung 2 jam”, tanggal 15 Juni 2006. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id128
Memasuki akhir kompetisi Divisi I Nasional, antusiasme masyarakat kota
Surakarta terhadap Persis Solo semakin naik. Persis melawan Persipro
Probolinggo pada tanggal 29 Juni 2006, Pertandingan tersebut yang menentukan
untuk target Persis ke Divisi Utama. Pasoepati menyiapkan pesta besar-besaran
bagi tim Persis Solo jika berhasil masuk ke kasta tertinggi sepakbola Indonesia.
Persis didukung 25.000 penonton yang datang ke stadion Manahan. Persis
mengalahkan Mojokerto 3-1 dan kembali menggeser Persebaya di puncak
klasemen sementara grup 3 Divisi I Nasional tahun 2006 dan lolos ke babak
delapan besar Divisi I.75 Pertandingan penentuan lolos tidaknya Persis ke Divis
Utama ditentukan saat melawan Persedikab Kab. Kediri pada tanggal 5 Juli 2006.
Manajemen siap memberikan bonus uang 50 juta bagi tim Persis Solo jika
berhasil menang dan lolos ke Divisi Utama.76 Dalam pertandingan tersebut,
Persis Solo berhasil memang 2-1 dan memastikan tiket 8 besar Persis Solo di
Divisi I Nasional. Sukses Persis Solo lolos ke 8 besar juga mendapat apresiasi
dari Walikota Joko Widodo yang ikut melihat Persis Solo bermain di Kediri.
Sudah saatnya tim asli kota Solo tersebut kembali naik di kasta tertinggi
77 sepakbola Nasional setelah menunggu hampir 4 dekade lamanya.
Persis berhasil lolos ke 8 besar Divis I Nasional. Setelah lolos ke Divisi I
Nasional, Persis juga mengikuti kompetisi Coppa Dji Sam Soe menghadapi
75Solopos, “Persis puncaki klasemen Grup III”, tanggal 30 Juni 2006.
76 Solopos, “Banjir Bonus menanti Persis Solo”, tanggal 4 Juli 2006.
77 Solopos,“Jokowi: Ini kemcommitenangan to wonguser Solo”, tanggal 6 Juli 200. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id129
Deltras Sidoarjo yang merupakan klub asal Divisi Utama. Walaupun dalam leg
pertama Persis Solo berhasil menang menyakinkan 3-1 namun pada leg 2 tim asal
kota Solo ini dikalahkan 4-0 di Sidoarjo. Walaupun tidak lolos ke babak
selanjutnya permainan Persis Solo sudah pantas sebagai tim yang berada di Divisi
78 Utama. Setelah tersingkir dari Copa Dji Sam Soe, Persis bersiap untuk
kompetisi 8 besar Divisi I Nasional yang akan digelar 8-13 Agustus 2006. Persis
berada di grup 2 bersama Perseman Manokwari, Persiraja Banda Aceh dan
Persikabo Bogor. Pada pertandingan pertama melawan Persikabo Bogor pada
tanggal 8 Agustus 2006, Persis Solo berhasil menang 3-1 disaksikan 25.000
penonton yang datang di stdion Manahan. Pertandingan kedua melawan Persiraja
bermain imbang. Persis Solo berhail juara grup setelah mengalahkan Perseman
Manokwari 2-1 pada pertandingan terakhir penyisihan grup pada tanggal 13
Agsutus 2006. Persis menjuarai grup 2 babak 8 besar Divisi I Nasional tahun
2006, manajemen kembali lagi memberikan bonus untuk Persis Solo sebesar 65
juta rupiah. Manajemen loyal kepada tim Persis karena bertujuan untuk
menambah motifasi pemain dan official tim Persis Karena berhasil lolos Divisi
Utama musim depan.
Persis yang menjadi juara grup 2 akan tampil di Final Divisi I Nasional
pada 16 Agustus 2006 di stadion Brawijaya Kediri. Lawan yang dihadapi adalah
Persebaya Surabaya. Persebaya berhasil menjuarai grup 1 dengan poin sempurna
yaitu 9 poin. Target manajemen ingin Persis menjadi juara dan mempersiapkan
bonus ratusan juta rupiah jika berhasil mewujudkan target juara. Pada
commit to user 78 Wawancara dengan Agung Setyabudi. Tanggal 30 Januari 2016. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id130
pertandingan final Divisi I Nasional tahun 2006, tim Persebaya Surabaya yang
menjadi juara setelah berhasil mengalahkan Persis Solo 2-0 di stadion Brawijaya,
Kediri pada tanggal 16 Agustus 2006. Persis kalah dan tidak bisa menjuarai
Divisi I Nasional namun manajemen Persis tetap memberikan bonus 100 juta
79 rupiah kepada tim. Bentrokan dan permusuhan supporter asal Surakarta dan
Surabaya kembali terjadi ketika pertandingan final berlangsung. Suporter asal
Solo dan Surabaya terlibat baku hantam dan saling melempar benda keras ke arah
lawan masing-masing. Hal ini menyebabkan beberapa fasilitas stadion rusak dan
menimbulkan beberapa korban jiwa diantara kedua belah pihak.
Persis promosi ke Divisi Utama pada tahun 2007. Keberhasilan Persis
promosi ke Divisi Utama adalah prestasi bagi persepakbolaan Surakarta bukan
hanya karena terwakili oleh tim di Liga Divisi Utama namun karena yang
mewakili kota Surakarta adalah tim asli kota Surakarta. Tidak seperti Pelita,
Arseto dan Persijatim yang menghiasi persepkabolaan Surakarta selama lebih dari
2 dekade. Persis Solo kembali berada di kompetisi sepakbola tertinggi di
Indonesia setelah hampir 4 dekade hanya berada di Divisi II-III Nasional.
Tabel. 17
commit to user 79Solopos,“Pemain digelontor bonus Rp 100 J”, tanggal 19 Agustus 2006. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id131
Klasemen Liga Indonesia Grup 3 Divisi I Nasional tahun 2006
No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin
Bermain Menang Imbang Kalah
1 Persis Solo 16 10 4 2 34
2 Persebaya Surbaya 16 11 2 3 34
3 Persid Jember 16 10 3 3 33 4 Persipro Propbolinggo 16 7 5 4 26 5 PSMP Mojokerto Putra 16 7 3 6 24 6 Gresik United 16 5 6 5 21 7 Persibo Bojonegoro 16 6 2 8 20 8 Persiba Bantul 16 5 4 7 19 9 Persedikab. Kab Kediri 16 2 4 10 10
Sumber: Koran Solopos tanggal 12 Juli 2006. Koleksi Monumen Pers Nasional.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Persis Solo bermain di
kompetisi Divisi I Nasional grup 3 tahun 2006. Setiap grup akan diambil 2 tim
posisi tertas untuk kemudian masuk ke babak 8 besar Divisi I Nasional. Di grup 3
terdiri dari 9 tim dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sistem pertandingan adalah
home and away. Persis Solo bertanding sebanyak 16 kali dengan hasil menang
sebanyak 10 kali, imbang 4 kali dan kalah 2 kali. Dengan hasil tersebut maka
Persis Solo berhak lolos ke babak 8 besar Divisi I Nasional tahun 2006. Persis
Solo dan Persebaya Surabaya bersaing dengan ketat di grup 3. Hal tersebut
terbukti dengan perolehan poin yang sama yaitu 34 poin. Persis Solo adalah tim
dengan kelalahan paling sedikit di grup 3 Divisi I Nasional pada tahun 2006.
Tabel. 18 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id132
Klasemen Liga Indonesia Grup B Babak 8 Besar Divisi I Nasional tahun 2006
No Klub Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Poin Bermain Menang Imbang Kalah
1 Persis Solo 3 2 1 0 7 2 Persiraja 3 2 1 0 7 Banda Aceh
3 Perseman 3 1 0 2 3 Manokwari 4 Persikabo 3 0 0 3 0 Kab. Bogor
Sumber: Koran Solopos tanggal 17 Juli 2006. Koleksi Monumen Pers
Nasional.
Berdasarkan tabel diatas, Persis Solo berhasil lolos ke babak 8 besar dan
berada di grup B babak 8 besar Liga Indonesia Divisi I Nasional tahun 2006. Di
babak 8 besar terdiri dari 2 grup yang tim dengan peringkat pertama akan maju ke
babak final untuk memperebutkan juara Liga Indonesia Divisi I Nasional. Grup B
terdiri dari 4 tim dengan sistem bertanding berada di satu kota. Setiap tim hanya
bertanding satu kali melawan tim lainnya. Kota Surakarta menjadi tuan rumah
kompetisi Divisi I Nasional grup B tahun 2006. Stadion yang dipakai adalah
stadion Manahan. Persis Solo berhasil menjadi juara grup B dengan poin 7 hasil
dari tiga pertadingan dengan dua kemenangan, dan sekali hasil imbang.
D. Prestasi dan Kemunduran Klub Sepakbola Profesional di Kota
Surakarta Tahun 1998-2006commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id133
Klub Arseto yang dimiliki oleh keluarga Soeharto kemudian dibubarkan
menyusul kerusuhan massa pada bulan Mei tahun 1998. Setelah Arseto bubar,
Kota Surakarta kemudian diminati klub Pelita Manstrans untuk ber home base.
Pelita Manstrans resmi pindah pada tahun 2000 dan berganti nama menjadi Pelita
Solo. Salah satu puncak prestasi yang ditorehan oleh Pelita adalah mampu berada
di babak 8 besar Liga Indonesia pada tahun 2000. Prestasi yang lainnya adalah
mampu membuat animo masyarakat Surakarta menjadi tinggi terhadap sepakbola.
Masyarakat pecinta sepakbola di Surakarta bahkan membentuk sebuah
perkumpulan supporter untuk mendukung tim Pelita Manstrans.
Prestasi yang cemerlang dari Pelita di tahun pertama tidak bisa terulang di
tahun kedua dan membuat klub ini harus pergi dari Kota Surakarta karena
jeeknya presatsi yang berdampak pada menurunnya jumlah penonton yang hadir
di stadion. Hal ini berakibat pada menurunnya pemasukan tiket bagi tim Pelita
Selain factor pemasukan tiket, menurunnya animo masyarakat Kota Surakarta
terhadap klub Pelita juga menjadi factor perginya Pelita dari Kota Surakarta.
Pelita Manstrans hanya bertahan dua tahun di Kota Surakarta. Walaupun hanya
bertahan dua tahun namun presatsi yang ditorehkan oleh Pelita Manstrans sangat
signifikan. Salah satunya adalah mampu membuat masyarakat Kota Surakarta
membentuk perkumpulan supporter untuk mendukung Pelita Solo .
Perkembangan sepakbola professional di Kota Surakarta tidak berhenti
ketika tim Pelita pergi dari Kota Surakarta. Tim milik Bea Cukai yaitu Jakarta FC
kemudian berpindah ke Kota Surakarta pada tahun 2002. Kota Surakarta tetap commit to user menjadi daya Tarik bagi klub-klub sepakbola professional di Indonesia. Klub ini perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id134
kemudian berganti nama menjadi Persijatim Solo FC. Prestasi yang ditorehkan
oleh PSFC tidak terlalu bagus jika dibandingkan dengan Pelita Solo dan Arseto.
Klub Persijatim Solo dalam tiga tahun di Kota Surakarta selalu berada di barisan
tengah klasemen akhir Liga Indonesia dari tahun 2002 sampai 2004.
Kontribusinya yang tetap menjaga nama Kota Surakarta di kancah sepakbola
Nasional adalah salah satu prestasi Persijatim Solo FC.
Klub ini pada tahun 2003 dan 2004 banyak mengalami konflik dengan
klub asli Kota Surakarta yaitu Persis Solo karena kesalahpahaman. Minimnya
prestasi dan tidak sedikitpun memberikan dampak yang positif bbagi
persepakbolaan di Kota Surakarta menjadi pemicunya. Jika dibandingkan dengan
Pelita Solo dan Arseto, presatsi dari Persijatim Solo FC memang masih dibawah
kedua tim yang sebelumnya ada di Kota Surakarta tersebut. Klub ini kemudian
memutuskan pergi dari Kota Surkarta karena banyak konflik dengan beberapa
elemen sepakbola di Kota Surkarta dan kurang dihargai oleh masyarakat Kota
Surakarta. Indikasi kurang dihargai terlihat dari sepinya penonton yang datang ke
Stadion Manahan Solo saat Persijatim bertanding pada tahun 2004.
Klub Persis Solo kemudian melanjutkan kultur sepakbola professional di
Kota Surakarta. Persis Solo pada tahun 2004 masih berada di Divisi II Nasional.
Persis Solo kemudian diberikan dana yang melimpah dari APBD Kota Surakarta
agar bisa promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia. Dukungan masyarakat Kota
Surakarta juga dibuktikan dengan komitmen dari Pasoepati untuk mendukung
Persis Solo. Dukungan penuh dari masyarakat Kota Surakarta dan dana yang commit to user melimpah membuat Persis Solo promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia pada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id135
tahun 2006. Hal tersebut merupakan sebuah prestasi bagi Persis Solo yang sudah
menunggu lebih dari 20 tahun agar bisa kembali ke Divisi Utama Liga Indonesia
sekaligus mempertahankan nama Kota Surakarta sebagai salah satu kota dengan
tradisi sepakbola yang kuat di Indonesia.
E. Dampak Adanya Klub Sepakbola Profesional Tahun 1998-2006
Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Surakarta.
Arseto dinyatakan buabr oleh manajemen pada tahun 1998. Keputusan
pembubaran klub Arseto didasarkan kepada lengsernya Presiden Soeharto. Untuk
menghindari sentiment anti Soeharto maka manajemen memutuskan untuk
membubarkan klub. Setelah Arseto praktis tidak ada lagi klub sepakbola
professional level atas di Indonesia yang ada di Kota Surakarta. Pembubaran
Arseto juga berdampak pada komunitas supporter KPAS. Jika Arseto bubar maka
KPAS tidak lagi mempunyai klub yang didukung. Sepakbola professional
Surakarta vakum selama satu tahun karena hanya mempunyai Tim Persis Solo
yang bermain di Divisi II Nasional. Berselang satu tahun setelah Arseto bubar,
Kota Surakarta kemudian kedatanagan tim sepakbola professional level atas
Indonesia. Pelita Manstrans yang sebelumnya ber home base di Jakrta kemudian
pindah ke Kota Surakarta pada tahun 2000. Kepindahan Pelita Manstrans ke Kota
Surakarta kemudian menjadi salah satu tonggak perubahan dinamika sosial
masyarakat pecnta sepakbola di Kota Surakarta.
1. Terbentknya Pasoepati, Pendukung Tiga Tim Sepakbola di Kota commit to user Surakarta perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id136
Kota Surakarta praktis tidak mempunyai aktivitas olahraga sepakbola
pasca ditinggalkan oleh Arseto Solo baik didalam lapangan ataupun aktifitas
social supporter dan kegiatan klub di luar lapangan. Periode tahun 1998-2000 kota
Surakarta hanya mempunyai klub Persis Solo yang bermain di Divisi II Nasional.
Kondisi tersebut membuat animo masyarakat Surakarta untuk menonton sepak
bola menjadi kurang bersemangat. Pada masa sebelumnya, masyarakat kota
Surakarta telah terbiasa dengan melihat Arseto Solo bermain. Klub dengan materi
pemain yang terkenal di tingkat Nasional dan permainannya yang enak ditonton.
Setelah Arseto bubar karena kerusuhan Mei 1998 otomatis pendukungnya juga
memilih bubar. Kota Surakarta sepi hingar binger fanatisme sepakbola. Klub
Persis Solo sejatinya dari jaman Arseto datang di Surakarta pada tahun 1983
kurang mendapat perhatian baik dari pemerintah kota maupun masyarakat kota
Surakarta. KPAS juga tidak berniat mengganti nama dan mendukung Persis Solo
karena menilai klub Persis Solo tidak sebesar Arseto dan hanya bermain di Divisi
80 II Nasional.
Pelita Manstrans yang dimiliki keluarga Bakrie kemudian pindah ke kota
Surakarta karena kurang mendapat perhatian penonton di Jakarta. Pada awal
perjalanan Pelita di Suakarta belum mendapat perhatian yang khusus dari
masyarakat kota Surakarta. Hanya penontonnya tampak antusias datang ke stadion
sama seperti saat pertandingan Arseto di Liga Galatama dan Liga Indonesia. Kota
Surakarta yang terkenal penontonnya suka cepat panas dan sering terjadi
kerusuhan antar supporter pada masa Arseto Solo kemudian berubah drastis saat
80 Wawancara dengancommit Arief Budi to user Raharjo, Pendiri KPAS. Tanggal 12 Februari 2016. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id137
melihat pertandingan Pelita vs Arema di Manahan. Sepanjang pertandingan
berlangsung penonton dari Solo disuguhi pemandangan yang menarik dari
Aremania dengan teriakan yel-yel, tarian serta dentuman alat music. Hal inilah
sebagai awal kebangkitan pecinta bola Surakarta untuk tergerak mendirikan
sebuah perkumpulan pendukung atau supporter bagi klub yag ada di kota
Surakarta. Masyarakat pecinta bola di Surakarta kemudian paham bagaimana
mengapresisasi suatu pertandingan sepakbola daripada hanya diam menonton
tanpa suatu kreatifitas. Ditambah lagi di daerah lain yang mempunyai klub
sepakbola level teratas juga telah mempunyai perkumpulan supporter.
Ketua pengelola petandingan Pelita di Surakarta, Drs. Sumaryoto menilai
pembentukan sebuah perkumpulan supporter perlu dikaji ulang karena jika
dibandingkan dengan kota yang telah memiliki supporter sering terjadi tindakan
negative dari oknum supporter yang merugikan klub dan kota itu sendiri.Namun
Mayor Haristanto yang merupakan seorang yang fanatic terhadap Pelita Jaya
bersama beberapa orang yang peduli dengan pesepakbolaan kota Surakarta
kemudian membentuk sebuah perkumpulan supporter yang mendukung klub
Pelita Solo dengan memberi nama PASOEPATI yang mempunyai kepanjangan
81 Pasukan Suporter Pelita Sejati tanggal 9 Februari 2000.
Gambar. 2 Fanatisme Masyarakat kota Surakarta saat menyaksikan pertandingan antara Pelita Solo vs PSIS Semarang pada tahun 2000.
commit to user 81 Wawancara denga Mayor Haristanto. Tanggal 10 februari 2016. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id138
Sumber: Koran Solopos tahun 2000. Koleksi Monumen Pers Nasional
Gambar tersebut adalah suasana kemeriahan stadion Manahan karena
Fanatisme, holiganisme masyarakat pecinta bola di Surakarta awalnya hadir
sebagai semangat dilapangan hijau yang kemudian memicu kekerasan dalam
beragam bentuk. Setiap tahun kekerasan dan korban konflik antara Pasoepati
dengan kelompok supporter lain terjadi berulang kali dan dianggap sebagai hal
yang wajar.
Pasoepati yang baru terbentuk bukan hanya terdiri dari masyarakat Kota
Surakarta namun juga mampu menarik masyarakat se eks Karesidenan yang
notabene setiap kabupaten juga memiliki klub tersendiri dan supporter tersendiri.
Pasoepati mampu mengorganisas i masa yang jumlahnya banyak agar sesuai commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id139
dengan tujuan untuk mendukung Pelita Solo.Contoh nyata dari dampak positif
Pasoeapri terhadap dinamika sosial masyarakat pecinta sepakbola di Surakarta
adalah ketika pertandingan melawan PSIS Semarang pada pertandingan terakhir
Liga Indonesia tahun 2000. Pasoepati mengajak semua elemen masyarakat Kota
Surakarta menyambut hangat dan damai saudara dari Semarang. Pasoeapti
mengkoordinasi 40.000 penonton untuk datang pada pertandingan Pelita Solo
sebagai bentuk dukungan positif terhadap klub sepakbola di Kota Surakarta. Hal
tersebt merupakan sebuah fenomena bagi sebuah supporter yang baru terbentuk.
Pasoepati yang baru lahir di Kota Surakarta selama setahun, menjadi salah satu
barometer sosial sepakbola di Indonesia sejajar dengan kota lainnya seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya dan Malang dengan pesatnya kondisi sosial
masyarakat yang fanatic terhadap sepakbola.82 Prestasi Pasoepati yang mampu
menciptakan masyarakat pecinta bola di Kota Surakarta yang ramah menjadi
tolak ukur keberhasilan Pasoepati dimulai pada saat Pelita Solo ada di Kota
Surakarta pada tahun 2000.
82 Fajar Junaedi., Merayakancommit Sepak to Bola user (Jogjakarta: Buku Litera, 2014), hlm. 47.