Fenomena Rivalitas Suporter Sepak Bola Di Indonesia”
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
“FENOMENA RIVALITAS SUPORTER SEPAK BOLA DI INDONESIA” Paper ini di susun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah Pendidikan Pancasila Dosen mata kuliah : Dr.Agustinus W. Dewantara S.S.,M.Hum Disusun oleh : Dela Arum Sari 51418013 PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN 2018 ABSTRAK Di Indonesia tidak di pungkiri bahwa mayoritas adalah pencinta sepak bola. Dari kalangan anak anak, remaja, dewasa, bahkan tak sedikit pun juga wanita yang menyukai sepakbola. Sepak bola tidak lepas dari para pendukungnya atau biasa yang disebut supporter, Banyak supporter yang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Contoh nya seperti VIKING (supporter Persib Bandung), THE JAK (supporter Persija Jakarta),BONEK( supporter Persebaya Surabaya, AREMANIA(supporter Arema Malang Indonesia) dan masih banyak lagi. Banyak supporter sepak bola di Indonesia yang saling membantu tapi tak bisa di pungkiri juga bahwa hubungan antar supporter sepak bola Indonesia tidak selamanya berjalan harmonis, banyak juga yang berujung pada konflik / rivalitas. Dapat dicontohkan seperti rivalitas VIKING dengan THE JAK. Sudah diketahui bahwa hubungan rivalitas ini sudah berlangsung lama,dari dulu hingga sekarang, PERSIJA dengan sahabatnya yaitu AREMA sedangkan PERSIB dengan PERSEBAYA. Penyebabnya sebenarnya hanya masalah yang bisa dikatakan sepele, hanya karena iri kedua kubu ini bermusuhan. Rentang waktu tahun 1985 hingga 1995 itu bisa dikatakan menjadi masa keemasan PERSIB. Sementara VIKING yang berdiri pada tahun 1933 (sebenarnya PERSIB BANDUNG berdiri pada tahun 1933, cikal bakal PERSIB BANDUNG yaitu BIVB (Bandoeng Indlansche Voetbal Bond) lahir pada tahun 1923. Namun PERSIB tidak menggunakan tahun berdiri BIVB pada tahun 1923 sebagai tahun lahirnya ,tetapi memakai tahun 1933 sebagai tahun lahirnya karena memang pada saat itu klub BIVB bergabung dengan beberapa klub dan berubah nama menjadi PERSIB BANDUNG) begitu setia mendukung tim kebanggan warga Jawa Barat tesebut. Dimanapun PERSIB bermain disitu selalu ada VIKING, meskipun itu di Jakarta sekalipun, padahal mereka tau bahwa mereka dalam keadaan hubungan yang tidak baik. karena kejayaan PERSIB dan kesetiaan VIKING saat itu membuat hati anak anak muda Betawi panas. Saat itu muda mudi Betawi baru membentuk kelompok kecil bernama PERSIJA FANS KLUB. Walaupun begitu kebesarkepalaan dan kesombongan mereka sudah menjadi jadi, hingga terjadilah kejadian di stadion Menteng. Saat itu PERSIJA sedang menjamu MAUNG BANDUNG pada liga Indonesia kedua, VIKING dengan bangganya membirukan ibukota yang saat itu para VIKING berjumlah 9000 orang. Sementara PERSIJA FANS KLUB hanya berjumlah tak lebih dari 1000 orang. Rupanya para muda mudi Betawi tak rela kandangnya di kuasai oleh supporter lain. Mereka pun seakan lupa dengan jumlah mereka membuat ulah yang lebih banyak remaja nya. Dengan saat itu hanya ada satu tribun VIP, lemparan batu diarahkan kepada VIKING saat mereka menonton. Singkat cerita pada tahun 1997,muda mudi Jakarta mulai membentuk perkumpulan supporter. PEMBAHASAN Belum hilang di ingatan kita tentang konflik yang berkepanjangan itu dan tak pernah bisa selesai konflik antara dua pendukung fanatik dari masing masing kubu tersebut. Walaupun sempat diberitakan bahwa sudah tercapai perdamaian antara dua kubu tersebut, tapi sepertinya kesepakatan itu hanya berlaku pada kalangan atas pimpinan masing masing saja sementra hal itu tidak berlaku pada pendukung fanatik seperti yang kita ketahui sudah ada lagi bentrok antara dua supporter tersebut pada tanggal 8 mei 2014 di tol Cikampek, seperti yang di ketahui sekitar 2000 suporter persija Jakarta yang ingin menonton laga melawan PERSIB namun pihak panitia pelaksana (panpel) PERSIB BANDUNG tidak menyediakan tiket pendukung tim tamu padahal sebelumnya sudah terjadi kesepakatan. Pada saat ini bisa dilihat bahwa PERSIB BANDUNG adalah klub yang paling banyak mendapat hukuman dari komdis disiplin PSSI yang sebagian besar di sebabkan oleh para pendukungnya,tetapi ada juga yang dilakukan oleh para pemain PERSIB BANDUNG, bisa ditotal ada beberapa hukuman yang harus di terima PERSIB : 1) PERSIB BANDUNG Jenis pelanggaran melakukan intimidasi kepada ofisial persija pada saat match coordination meeting, melakukang sweeping, pengeroyokan dan pemukulan terhadap supporter persija hingga tewas. hukuman sanksi pertandingan home di luar jawa (Kalimantan) tanpa penonton sampai akhir musim 2018 dan pertandingan home tanpa penonton sampai setengah musim kompetisi tahun 2019. 2) SUPORTER PERSIB BANDUNG Jenis pelanggaran melakukan intimidasi kepada ofisial persija pada saat match coordination meeting,melakukang sweeping, pengeroyokan dan pemukulan terhadap supporter persija hingga tewas. hukuman sanksi penonton atau supporter berupa larangan untuk menyaksikan pertandingan persib saat home atau away serta pertandingan liga 1 lainnya sampai setengah musim 2019. 3) PANITIA PELAKSANA PERTANDINGAN PERSIB BANDUNG jenis pelanggaran supporter persib melakukan intimidasi pada saat MCM dan melakukan sweeping, pengeroyokan dan pemukulan supporter persija hingga tewas. Panpel gagal memberikan rasa aman dan nyaman terhadap supporter yang dating menonton. hukuman sansi terhadap ketua panitia pelaksana pertandingan persib dan security officer berupa larangan ikut serta kepanitiaan pertandingan persib selama dua tahun,Panpel persib bandung didenda sebesar Rp 100.000.000(seratus juta rupiah),panpel persib bandung wajib mencegah dan melarang rasisme dan tulisan provokasi serta slogan yang menghina pada spanduk,poster,baju dan atribut lainnya dengan cara apapun. 4) PARA PEMAIN PERSIB BANDUNG Jonathan jesus bauman Jenis pelanggaran : menyikut pemain lawan Hukuman : sanksi larangan bermain selama dua pertandingan Ezechiel ndouasel Jenis pelanggaran : menyikut dan dengan sengaja mendorong kepala pemain lawan Hukuman : sanksi larangan bermain sebanyak lima kali pertandingan Ardi irdus Jenis pelanggaran : terlibat keributan dengan pemain lawan Hukuman : teguran keras Bojan maslisic Jenis pelanggaran : Menendang pemain lawan Hukuman : sanksi larangan bermain sebanyak empat kali pertandingan. Ada juga dari para pemain persija Jakarta sebagai berikut Riko simanjutak Jenis pelanggaran : terlibat keributan dengan pemain lawan Hukuman : teguran keras Sandi darma sute Jenis pelanggaran : dengan sengaja menjatuhkan pemain lawan Hukuman : sanksi larangan bermain sebanyak tiga kali pertandingan Ismed sofyan Jenis pelanggaran : menendang kaki pemain lawan Hukuman : sanksi larangan bermain sebanyak tiga kali pertandingan Renan da silva Jenis pelanggaran : menyikut pemain lawan Hukuman : sanksi larangan bermain sebanyak dua kali pertandingan. Setelah kita mengetahui rivalitas antara supporter persija dengan supporter persib ,maka hal tersebut akan dikaji menggunakan gagasan gagasan yang dimiliki Lewis A Coser antara lain : 1) Kelompok mengikat fungsi fungsi konflik (group binding functions of conflict) Disini coser sependapat dengan Marx maupun Summer yakni bahwa individu individu memiliki posisi umum,objektif dan masyarakat. Coser memperkuat gagasan tentang I group, out group-we group, dan posisi hierarki. Dalam hal ini dapat kita ketahui bahwa konflik yang berlangsung antara THE JAK dan VIKING yang telah berjalan dalam waktu yang bisa di bilang lama itu membentuk posisi posisi supporter mengenai siapa yang bertugas menjadi ketua,coordinator lapangan, serta pembagian divisi sesuai dngan kebutuhan saat akan mendukung tim bemain di stadion. 2) Kelompok memelihara fungsi konflik dan arti penting lembaga katup penyelamat Coser berpendapat bahwa selamanya konflik tidak harus dimaknai dengan hal negatif. Menurut coser konflik benar benar mengubah waktu hubungan dari perilaku sedangkan perasaan bermusuhan tidak memiliki peran penting dn meninggalkan pengertian ketidak berubahan hubungan. Teori konflik Coser oleh Margareth Poloma menyatakan bahwa safety value atau katup penyelamat merupakan mekanisme khusus yang digunakan kelompok untuk mencegah konflik social terutama konflik yang lebih besar yang berpotensi merusak truktur keseluruhan. Dalam hal ini diketahui bahwa permusuhan antara THE JAK dengan VIKING tidak menata mata diartikan sebagai permusuhan yang berujung dengan perkelahian atau bentrok dan sebagainya,tapi konflik tersebut dapat menjadi dorongan untuk kedua supporter ini untuk meningkatkan kretivitas dalam mendukung agar lebih menarik tentunya dan tidak kalah dari supporter lawan. 3) Konflik tidak realitis Dibandingkan dengan konflik realistik,konflik non realistik kurang stabil. Pilihan pilihan fungsional bukan sebagai alat tetapi objek itu sendiri. Kepentigan yang berbeda bersatu dengan keinginan untuk melakukan aksi permusuhan yang sebenarnya merupakan konflik realistis. Dalam hal ini THE JAK dan VIKING terdiri dari berbagai macam latar belakang yang berbeda di setiap anggotanya, sehingga supporter persija dan persib akan diketahui keadaanya dalam pertandingan sepak bola namun dalam kehidupan social maka baik THE JAK maupun VIKING bukanlah menjadi identitas utama. 4) Permusuhan dan hubungan social yang erat Coser menyatakan bahwa perilaku bermusuhan terjadi lebih siap pada kelompok yang memiliki hubungan social yang erat. Hubungan yang erat dikarakteristikan oleh interaksi yang berulang ulang dan melibatkan kepribadian total dari anggota dan struktur motivasi. Dalam hal ini hubungan antara THE JAK dan VIKING terbukti mereka sudah terbentuk dan selalu mendukung tim kebanggaan masing masing sejak tahun 90an. Jarak tidak menghalangi