JURNAL AUDIENS VOL. 1, NO. 2 (2020): SEPTEMBER 2020 https://doi.org/10.18196/ja.2017

Model Manajemen Media Komunitas Berbasis Fans Sepak Bola Pasoepati.Net dalam Perspektif Structure Conduct Perform (SCP)

Taufiq Syarifudin (Penulis Korespondensi) Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, [email protected] Diserahkan: 30 April 2020; Direvisi: 10 Oktober 2020; Diterima: 10 Oktober 2020

Abstract Pasoepati.net is a media community based on Persis Solo football fans that are supported by their own fans. This media emerged in 2008 because of the difficulty of accessing information about Persis Solo in the mainstream media, although there were only a few of them. Pasoepati.net, uses an online media platform as conduct (operational) that can be used easily and cheaply, besides the editorial policy in gathering news is very accommodating for anyone who wants to create content as long as the content is discussing about Persis Solo and Pasoepati. This case is interesting to be appointed as a qualitative descriptive study to determine the media management model of Pasoepati.net with the perspective of SCP, to maintain its existence. This Pasoepati.net community media can prove that the phenomenon of a collective blog in its structure can survive on the basis of mutual passion for football clubs. In addition, with the foundation of performance, Pasoepati.net managed by most young people who have competence in the field of journalism, makes community media can survive and even continue to develope. Keyword: Community Media, Management Model, Pasoepati.net, SCP.

Abstrak Pasoepati.net merupakan media komunitas berbasis fans sepak bola Persis Solo yang dihidupi oleh para fansnya sendiri. Media ini muncul pada tahun 2008 karena keresahan sulitnya mengakses informasi mengenai Persis Solo di media arus utama, jika adapun jumlahnya hanya sedikit. Pasoepati.net yang menggunakan platform media online sebagai conduct (operasional) yang dapat digunakan dengan mudah dan murah, selain itu kebijakan redaksi dalam pengumpulan beritapun sangat mengakomodir bagi siapa saja yang ingin membuat konten, sepanjang konten tersebut membicarakan Persis Solo dan Pasoepati. Kasus ini menarik untuk diangkat menjadi sebuah penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui model manajemen media Pasoepati.net dengan perspektif SCP, untuk mempertahankan eksistensinya. Media komunitas Pasoepati.net ini dapat membuktikan bahwa fenomena blog kolektif dalam strukturnya dapat bertahan atas dasar kegemaran bersama terhadap klub sepak bola. Ditambah lagi dengan pondasi perform (kinerja) Pasoepati.net yang dikelola oleh kebanyakan anak muda yang memiliki kompetensi di bidang jurnalisme, membuat media komunitas dapat bertahan bahkan terus berkembang. Kata Kunci: Model Manajemen, Media Komunitas, Pasoepati.net, SCP

PENDAHULUAN Struktur, operasionalisasi, dan kinerja atau yang biasa dikenal S-C-P (structure, conduct, perform) merupakan tiga pilar utama yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana model manajemen sebuah media. Pendekatan ini memiliki esensi jika kinerja pasar dipengaruhi oleh operasional perusahaan, sedangkan operasional perusahaan sendiri dipengaruhi oleh banyak variable yang membentuk strukturnya (Wirth & Bloch, 1995). Berdasarkan pendekatan SCP, penulis mengangkat fenomena

media komunitas Pasoepati.net sebagai pembahasan, kemunculannya yang dimulai pada awal tahun 2008 menjadikan media komunitas ini salah satu yang tertua diantara media komunitas lain di Indonesia. Pasoepati.net juga secara konsisten masih eksis hingga saat ini. Media komunitas ini lahir dari basis suporter sepak bola Persis Solo, ketika itu keresahan akan minimnya informasi yang mengulas klub kebanggan menjadi pemantik bagi beberapa orang untuk membuat media yang mengakomodir kebutuhan informasi untuk disajikan kepada suporter Persis Solo. Kebutuhan khalayak terhadap informasi sudah seharusnya disadari oleh para pelaku media, sampai akhirnya muncul media alternatif yang dikelola sebuah komunitas sebagai bentuk dari keberagaman kepemilikan dan sebagai anti tesis dari media arus utama. Media komunitas merupakan bentuk media yang hadir di dalam lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu dan dikelola oleh dan diperuntukkan bagi warga komunitas tertentu. Di Indonesia telah banyak suporter yang mulai membentuk media komunitas dengan berbagai macam bentuk. Hal ini demi terpenuhinya kebutuhan informasi yang dibutuhkan para suporter. Meskipun media massa arus utama telah mengalokasikan rubrikasinya untuk sepak bola lokal, agaknya fans sepak bola di beberapa kota masih belum cukup mendapatkan informasi tentang klub mereka dari media arus utama (Junaedi & Arifianto, 2017). Maka komunitas suporter di berbagai daerah berinisiatif untuk membangun media sendiri denga kebanyakan menggunakan platform media online dan mempunyai visi misi mengakomodir berita atau informasi soal klub sepak bola kesayangan mereka. Berikut adalah beberapa media komunitas yang menggunakan internet sebagai platform nya, media online dipilih karena memiliki kelebihan mudah diakses di era pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini.

Tabel 1. Media Komunitas Berbasis Fans Sepak bola

Media Komunitas Klub Media yang Digunakan Pasoepati.net Persis Solo Website Kabar Mataram PSIM Yogyakarta Website beralih ke buletin Slemanfootball PSS Sleman Website Simamaung Website Elja TV PSS Sleman Televisi streaming Pakuningjawa PPSM Magelang Website Jackonline Persija Website Emosijiwaku Website Balifootball United Website Ongisnade.net Arema Malang Website

Data didapatkan dari berbagai sumber dan telah dikategorisasikan oleh peneliti (Peneliti, 2019).

Pertumbuhan internet yang kian melesat, membuat para pelaku media komunitas semakin mudah untuk mengakses internet hingga mendorong perkembangan jurnalisme warga. Sejak penemuan mesin cetak, penulis non-profesional telah berbagi informasi dan menyoroti berbagai fenomena ketidakadilan melalui pamflet dan brosur. Namun dengan media itu, jurnalisme warga mempunyai batasan informasi hanya bisa dibagi dengan sejumlah orang, dan hanya setelah proses produksi yang panjang dan seringkali mahal. Dengan datangnya era web 2.0, berbagi informasi dengan jutaan “netizen” di seluruh dunia dalam hitungan detik telah menjadi kenyataan bagi siapa saja yang bisa mengakses internet (Jurrat, 2011). Dalam artikel yang berjudul Media Komunitas dan Media Literasi yang dimuat di Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Volume 4 Nomor 2 tahun 2007, Pawito

146 mengungkapkan karakter utama suatu media komunitas sebagai berikut (a) memiliki jangkauan terbatas (lokal); (b) menampilkan isi yang bersifat kontekstual mengacu kondisi komunitas; (c) pengelola serta target adalah orang-orang dari komunitas yang sama; dan (d) hadir dengan misi melayani, tidak ada orientasi mencari keuntungan modal (capital gain). Keberadaan media alternatif yang dikelola oleh kelompok atau komunitas tertentu, dapat menjadi pilihan lain kebutuhan masyarakat akan informasi yang biasanya ketergantungan terhadap media arus utama. Menurut Fuch dalam Deisy Kanal (2015) bahwa media alternatif bisa digunakan sebagai senjata yang ampuh untuk melawan berbagai gempuran dominasi di sekitar kita. Jurnalisme warga, kepemilikan yang dikelola sendiri, distribusi alternatif, lalu penerimaan kritis menjadi kualitas sebuah media alternatif yang diinginkan, meski bukan saja kondisi-kondisi yang dibutuhkan. Hal tersebut harus didukung dengan adanya partisipasi masyarakat dalam penyebaran informasi yang terus berkembang melalui jurnalisme warga (citizen journalism). Dengan adanya media alternatif, masyarakat akan merasa bahwa pesan dan informasi yang selama ini tidak terakomodir oleh media arus utama, bisa terakomodir lewat media yang lebih dekat dengan suatu kelompok atau komunitas. Di Indonesia telah banyak suporter yang mulai membentuk media komunitas dengan berbagai macam bentuk. Hal ini demi terpenuhinya kebutuhan informasi yang dibutuhkan para suporter. Meskipun media massa arus utama telah mengalokasikan rubrikasinya untuk sepak bola lokal, agaknya fans sepak bola di beberapa kota masih belum cukup mendapatkan informasi tentang klub mereka dari media arus utama (Junaedi & Arifianto, 2017). Tentu bukan sesuatu yang menjadi rahasia jika media komunitas tidak mempunyai masalah dengan independensi. Problem lain yang dihadapi oleh media komunitas berbasis fans sepak bola adalah campur tangan yang harus dihadapi ketika berhadapan dengan manajemen klub dan penolakan dari sesama fans sepak bola karena ada pemberitaan yang dianggap tidak sesuai dengan suara mereka. Maka independensinya menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh media komunitas berbasis fans sepak bola. Pasoepati Net menentukan sikap independensinya dengan tidak menjadi bagian dari manajemen klub Persis Solo, meskipun beberapa jurnalisnya menjadi bagian dari manajemen klub (Junaedi & Arifianto, 2017). Dengan itu persoalan manajemen media menjadi urgensi untuk diterapkan pada media komunitas. Hal tersebut dikarenakan beragam teks media yang dikonsumsi oleh khalayak adalah hasil dari interaksi sejumlah besar pekerja media yang bekerja dalam organisasi spesifik. Dengan demikian, khalayak dapat mengetahui dan menyadari bahwa teks media yang mereka konsumsi adalah hasil dari pergulatan dari berbagai pekerja media yang terlibat dalam manajemen media (Junaedi, 2017).

KAJIAN PUSTAKA Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pawito yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Vol. 4 No. 2 (2007) yang berjudul Media Komunitas dan Media Literacy meneliti tentang peran dan fungsi media komunitas sebagai media informasi, diskusi publik, membantu mencapai kesepakatan bersama, dan menggelorakan semangat kelompok. Adapun penelitian yang dilakukan Fajar Junaedi dan Budi Dwi Arifianto yang diterbitkan dalam proceeding “Komunikasi Berkemajuan dalam Dinamika Media dan Budaya” yang berjudul Di Dalam Ruang Redaksi Media Komunitas: Mengatasi Hambatan dan Situasinya (2017) temuan dari penelitian tersebut yaitu, dari tujuh media komunitas berbasis fans sepak bola di Indonesia khususnya di Yogyakarta, Magelang, Solo, dan Surabaya, semua menggunakan platform internet, tidak terkecuali EljaTV yang menggunakan televisi streaming. Penelitian tersebut menyebutkan hambatan dari semua media komunitas adalah sumber daya manusia yang terbatas dan bukan profesional di bidangnya,

147 sumber berita yang minim ketika tidak ada pertandingan, serta dana untuk menghidupi media komunitas.

METODE PENELITIAN Penelitian kali ini yang digunkan penulis adalah dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian yang secara spesifik diarahkan pada penggunaan metode studi kasus, di sana penulis mengulas lebih dalam suatu program, peristiwa, proses, aktivitas, atau sekelompok individu, serta mengoptimalkan pemahaman dengan menangkap pengetahuan ilmiah: pertanyaan-pertanyaan jujur dan dapat dipercaya soal deskripsi dan interpretasi melalui triangulasi (Stake, 2005). Selanjutnya penelitian ini juga menggunakan data kualitatif yang didapatkan dengan cara melakukan serangkaian wawancara mendalam, observasi langsung, studi dokumen, dan arsip. Wawancara dilakukan dengan informan yang menangani langsung media komunitas Pasoepati.net, sebagai pimpinan redaksi dan web developer, pun dengan data yang diperoleh dengan observasi langsung mengamati aktivitas website dan media sosialnya. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan di Kota Jawa Tengah, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), karena kebetulan pengurus Pasoepati.net juga lulusan dari sana dan sekarang menjadi staff humas di UMS, untuk waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2018 dan Oktober 2019 saat Persis Solo tengah mengarungi menjelang akhir musim.

HASIL DAN PEMBAHASAN MODEL MANAJEMEN MEDIA KOMUNITAS PASOEPATI.NET Manajemen media komunitas dijalankan oleh sebuah struktur organisasi. Pasoepati.net adalah media komunitas yang berisi sekumpulan anak muda yang mencintai sepak bola Solo, sebagian besar merekan merupakan lulusan dari universitas yang memiliki kompetensi jurnalisme walaupun bukan professional. Masing-masing dari mereka punya peranan tersendiri dalam organisasi, terdapat enam orang tercatat aktif di kepengurusan sampai 2019, antara lain: 1. Pemimpin Redaksi : Abidin Nacha 2. Web developer : Asef Dwi Nugroho 3. Redaktur dan reporter : Ari 4. Fotografer : Dawisa 5. Videografer : Rido Sukendro 6. Media Admin : Vian

Gambar 1. Bagan struktur media komunitas Pasoepati.net (Pasoepati.net)

148

Pasoepati.net sama seperti halnya media pada umumnya, memiliki model manajemen untuk menjalankan organisasi. Jika dilihat secara umum fungsi manajemen meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian/pengawasan (Robbins & Coutler dalam Adipura, 2017). Dalam prinsipnya media komunitas mengacu target mereka kepada anggota komunitas, kemudian ada cakupan yang lebih khusus yang harus ditentukan. Menurut kotler ada tiga hal penting untuk dapat menganalisis kahalayak yakni segmentasi, targeting, dan positioning. Targeting bisa dimaknai dengan target khalayak, yakni persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau khalayak. Kemudian khalayak dipilih, setelah itu bagaimana melakukan positioning. Dengan cara bagaimana untuk memasuki otak konsumen (Kotler dalam Junaedi, 2014).

Gambar 2. Model manajemen media komunitas Pasoepati.net (Peneliti, 2020)

Gambar 3. Model manajemen perencanaan media komunitas Pasoepati.net (Peneliti, 2020)

Dalam media komunitas Pasoepati.net, khalayak harus dilihat pula dan disesuaikan dengan visi dan misinya untuk mencapai tujuan. Sudah barang tentu Pasoepati.net akan membawa medianya sebagai

149 wadah berita bagi para penggemar sepak bola Solo, karena diketahui nama Pasoepati adalah nama fans sepak bola dari kota Solo, maka Pasoepati.net mempunyai sasaran seluruh penggemar sepak bola Solo.

Gambar 4. Model manajemen peliputan media komunitas Pasoepati.net (Peneliti, 2020)

Selanjutnya dalam tahapan peliputan, Pasoepati.net memulainya dengan perencanaan. Di sana semua awak redaksi melakukan rapat dan pembagian tugas, dalam rapat tersebut biasanya mereka menentukan tema dan narasumber. Kemudian pada hari pelaksanaan reportase dilakukan di lapangan, di sanalah penyusunan konten di mulai. Lalu setelah semua dilakukan, tahapan menyunting menjadi wajib di sini, karena tahapan ini akan menentukan layak atau tidaknya suatu konten dimuat, atau jika tidak maka liputan tersebut dikembalikan ke reporter untuk digali lebih dalam atau ditambahkan liputan lain, jika sudah maka akan diterbitkan di website Pasoepati.net dan media sosialnya. Semua konten yang telah dihimpun mulai dari konten tulisan, foto, dan video akan diterbitkan secara berkala. Selanjutnya konten yang disegerakan terbit dalam pengunggahan adalah konten yang termasuk kategori hardnews, disusul softnews yang bisa diterbitkan kapan saja, bisa bertepatan dengan momen terntentu atau sebagai konten stok jikalau berita soal Persis Solo sedang sepi. Berita yang sudah dikatakan layak serta mendapat izin terbit dan disunting kemudian akan disiapkan dalam draft yang sudah direncanakan. Jadwal terbit sendiri tidak melulu harus saat itu juga, namun berbeda jika berita hasil pertandingan yang harus lebih cepat untuk dipublikasikan ke khalayak.

STRUKTUR MEDIA KOMUNITAS PASOEPATI.NET Pasoepati.net adalah nama dari media komunitas berbasis fans sepak bola Persis Solo yang berasal dari kota Surakarta, Jawa Tengah. Nama itu tentu berasal dari basis suporter fanatik Pasoepati yang selalu hadir untuk membela klub yang bermarkas di stadion Manahan Solo. Media komunitas ini juga terdaftar sebagai media lokal pada panitia pertandingan kandang klub Persis Solo yang berkompetisi di liga. Media komunitas Pasoepati.net sudah tentu dikelola oleh fans sepak bola Persis Solo. Dalam memetakan detailnya, pembahasan struktur ini bisa diurut mulai dari pendatang baru, pemasok, pembeli, produk pengganti dan pesaing (Hiebert dalam Yusuf, 2008).

150

Pendatang Baru dan Pesaing Media komunitas yang berasal dari basis suporter Persis Solo terdapat dua media, yakni Pasoepati.net dan Sambernyawa.com. Keduanya mempunyai kebijakan editorial dan sumber utama pembertiaan dari klub dan para suporternya. Dalam perkembangannya Pasoepati.net sendiri memiliki kebijakan redaksi untuk meliput seluruh kegiatan sepak bola di Kota Solo dan juga Timnas Indonesia, berbeda dengan Sambernyawa.com seperti yang dikatakan oleh Asef Dwi Nugroho sebagai web developer Pasoepati.net, bahwa pernah suatu waktu Sambernyawa.com memberitakan klub di luar Persis Solo. Dalam praktinya lebih jauh, segmentasi pasar keduanya bisa dibilang sama, hal ini dapat menjadi persaingan yang kontraproduktif bagi jika tidak dikelola dengan baik. Faktanya di lapangan kedua media itu saling mengenal satu sama lain secara personal anggotanya, bahkan memiliki hubungan baik, namun untuk melakukan koordinasi saling berbagi sumber berita atau berkirim informasi tidak dilakukan. Artinya persaingan antara Pasoepati.net dan Sambernyawa.com terbilang kontraproduktif hingga saat ini, belum ada sekalipun koordinasi atau kerjasama dalam hal apapun. Pesaing lainnya adalah media arus utama yang mengalokasikan rubriknya untuk pemberitaan klub, namun menurut penuturan Asef bahwa Pasoepati.net masih sering mendapat atau melansir dari media arus utama, hal ini dikarenakan minimnya sumberdaya manusia, sehingga konten yang akan dimuat mau tidak mau harus mengambil dari apa yang sudah diberitakan oleh media arus utama, hal ini adalah salah satu upaya bentuk mempertahankan konsistensi dari Pasoepati.net.

Pendatang Baru dan Pesaing Media komunitas Pasoepati.net menerapkan kebijakan kontributor bagi siapa saja disamping juga memiliki beberapa wartawan yang bertugas khusus di lapangan. Kebijakan itu memuat konten yang dikirimkan oleh kontributor masih membahas soal Persis Solo, Pasoepati atau semua hal yang berhubungan dengan sepak bola di Kota Solo. Biasanya kontributor sendiri lebih banyak membagikan karyanya berupa foto, yang nantinya diunggah di Instagram, Twitter, dan Facebook Pasoepati.net. Bahkan para kontributor rela tidak dicantumkan kreditnya. Hal yang menarik adalah ketika kontributor yang menulis atau foto tidak mendapat imbalan materi, meskipun demikian semua kontributor telah memberikan karyanya secara antusias. Dinamika seperti ini membuktikan bahwa kecintaan dan kepedulian terhadap klub tidak bisa dipandang oleh materi semata. Abidin Nacha melalui hasil wawancara pada 17 Mei 2019 mengungkapkan bahwa jurnalis dan kontributor akan mendapatkan imbalan berupa merchandise, pulsa, atau kuota internet jika ada sposor yang mengendaki. Selaras dengan itu Pasoepati.net juga membuktikan bahwa siapa saja dapat terlibat dalam blog kolektif. Fenomena ini berbicara bahwa pembaca atau konsumen media komunitas yang dikelola secara kolektif oleh fans, menempatkan pembacanya tidak hanya sebagai konsumen, namun diberi kesempatan yang besar untuk turut menjadi jurnalis warga (citizen journalism). Kebijakan inilah yang dapat membuat Pasoepati.net bertahan dan tetap independen. Adapun Pasoepati.net tidak melakukan seleksi kepengurusan, untuk menentukan siapa saja yang akan menjadi pengurus di Pasoepati.net, rata-rata anggota adalah kenalan, dapat membuat konten tulisan, foto, atau video, dan hal yang penting mempunyai kecintaan terhadap Persis Solo. Namun tentu tidak serta merta siapapun bisa menjadi pengurus tetap, orang-orang yang hendak masuk minimal memahami soal dasar jurnalistik dan mau konsisten untuk mengurus Pasoepati.net. Biasanya para pengurus masih kenalan dari anggota lainnya. Uniknya lagi tidak ada ikatan kontrak secara formal dalam kepengurusan media komunitas Pasoepati.net, jadi tidak ada aturan atau syarat resmi jika seseorang dari pengurus bermaksud meninggalkan manajemen, semua dilakukan dengan sukarela, tidak ada paksaan satu sama lain.

151

Pendatang Baru dan Pesaing Pembeli dalam ranah media komunitas adalah sponsor atau pengiklan, dalam aturannya Pasoepati.net tidak menentukan besaran setiap iklan yang tayang di website atau media sosialnya. Rata- rata dari para pengiklan tersebut masih memiliki hubungan emosional dengan anggota dari Pasoepati.net. Kedekatan emosinal inilah yang membuat satu sama lain lebih luwes dan cair, selain sesama membantu usaha mereka juga merawat rasa persaudaraan antara pengiklan dan media. Asef Dwi Nugroho mengungkapkan bahwa pemasang iklan di Pasopati.net adalah pihak-pihak yang sebelumnya sudah dikenal. Adapun tarif pemasangan iklan tersebut tidak ada ketentuan khusus, lebih tepatnya yakni tarif dapat dibayarkan seikhlasnya saja.

OPERASIONALISASI MEDIA KOMUNITAS PASOEPATI.NET Analisis selanjutnya dalam media komunitas berbasis fans sepak bola yaitu conduct (operasionalisasi). Dalam aspek ini menyoroti soal perilaku ketika penyusunan strategi produk, iklan, riset dan inovasi.

Pendatang Baru dan Pesaing Pada tataran strategi produk, sejak mulanya Pasoepati.net memiliki kanal berupa media daring. Sejak 2008 Pasoepati.net beranjak dari media sosial seperti YM (Yahoo Massanger) dan Friendster. Cikal bakal kanal ini yang membuat para anggotanya berpikir untuk membuat website khusus yang berfungsi untuk mewadahi suporter Persis Solo untuk berkomunikasi melalui Guestbook.

“Dulu Pasoepati.net berdiri karena ada kekosongan media di dunia suporter, pas zaman Nova Zainal (pemain Persis Solo). Dengan alat seadanya waktu itu menggunakan kamera digital sudah paling bagus, dan itu dari sekumpulan blogger pakainya Wordpress, dulu namanya pasoepati.wordpress.com. Setelah itu beli domain waktu itu dapatnya [dot]net, karena harganya paling murah dari yang lain” (wawancara Asef Dwi Nugroho, 22 Oktober 2018).

Selain itu Pasoepati.net yang memberlakukan kebijakan terhadap kontributor mengirimkan naskah atau kontennya kepada mereka, yang biasanya berasal dari jaringan komunitas suporter Pasoepati. Para kontributor tersebut biasanya menghubungi admin Pasoepati.net dengan selanjutnya mengirimkan live report berupa foto, video atau tulisan. Dengan kebijakan/cara tersebut maka akan memudahkan Pasoepati.net untuk menjangkau kegiatan atau pertandingan ketika reporter dari Pasoepati.net tidak bisa hadir.

Riset dan Inovasi Lantas sebagai inovasinya Pasoepati.net juga manambahkan kanal YouTube untuk menghadirkan informasi audio dan visual situasi pra dan pasca pertandingan, hingga situasi suporter di luar lapangan. Saat ini subscriber channel YouTube Pasoepati.net mencapai 2,88 ribu, dengan jumlah rata-rata penontonya tiap video yang diunggah bisa di atas 20 ribu penonton, paling tinggi mencapai 127 penonton. Adapun sosial media Twitter Pasoepati.net yang sudah mendapat centang biru, membantu komunikasi antara media dan khalayak agar bisa interaktif. Sama juga dengan Instagram dan Facebook yang juga selalu aktif untuk memberi informasi soal jadwal dan hasil pertandingan. Tidak jarang juga memberi sekilas informasi soal isu-isu yang sedang berkembang di klub atau liga.

152

Tabel 2. Jumlah Pengikut Akun Media Komunitas Pasoepati.net

Media Sosial Akun Jumlah Pengikut Twitter @PasoepatiNet 58.4 ribu Instagram @pasoepatinet 58.2 ribu Facebook PasoepatiNet 53 ribu Youtube PasoepatiNet 2 ribu

Data didapatkan dari berbagai sumber dan telah dikategorisasikan oleh peneliti (Peneliti, 2019).

Selanjutnya media komunitas Pasoepati.net mendapat lisensi secara resmi di AFC (Asian Football Confederation), hal ini dapat sangat membantu ketika akan menjalani peliputan Timnas Indonesia jika berlaga di kejuaraan internasional terutama di Asia. Selain itu demi mendapat kesempatan meliput pertandingan lokal, Pasoepati.net tidak ketinggalan untuk selalu mendaftarkan para reporternya kepada operator liga, hal tersebut adalah bentuk tanggung jawab media kepada wartawannya untuk memberikan operasionalisasi supaya memudahkan jalannya liputan.

Iklan Pada bagian iklan, Pasoepati.net biasanya mendapat pengiklan dari jejaring anggotanya sendiri. Iklan tersebut ditampilkan pada website, sosial media dan Youtube. Dalam kontraknya Pasoepati.net tidak mematok harga untuk setiap tayangan iklan, bahkan biasanya pengiklan membayar dengan produknya sendiri, pulsa/kuota internet, kaos, atau cinderamata. Dengan segala tantangan itu Pasoepati.net tetap hidup berkat para anggotanya yang sukarela tidak mendapat honor, bahkan harus merogoh kocek sendiri jika ada keperluan untuk berangkat liputan. Namun Pasoepati.net tatap membekali kartu tanda pengenal demi lancarnya segala urusan di lapangan. Dalam urusan pendanaan media sendiri, Pasoepati.net sebelumnya bergantung pada penjualan cenderamata dan iklan. Karena beberapa tahun silam Pasoepati.net memiliki offline store yang letaknya tidak jauh dari stadion Manahan Solo. Saat itu semua operasional paling besar ditutupi oleh penjualan cenderamata, namun Asef mengatakan jika hal itu sekarang sudah meredup karena terkena imbas dari liga yang tidak berjalan semestinya, hingga animo masyarakat Solo untuk mendukung Persis Solo pun tidak bergairah.

KINERJA MEDIA KOMUNITAS PASOEPATI.NET Dalam hal ini terdapat tiga hal pokok, mulai dari efisiensi, penggunaan teknologi, dan kemampuan meningkatkan akses audiens. Adapun secara garis besar, Pasoepati.net meliki kebijakan redaksi dalam hal pemberitaan mencakup seluruh aktifitas sepak bola di Kota Solo, mulai dari kegiatan suporter Persis Solo, seluruh agenda dan isu sepak bola usia dini hingga hingga senior, yang pasti masih berhubungan dengan persepak bolaan di Solo, ditambah dengan agenda sepak bola Timnas Indonesia. Hal ini diutarakan oleh Asef sebagai salah satu merawat semangat sepak bola lokal dan nasional.

Efisiensi Efisiensi bisa diukur dengan melihat jumlah pengunjung website, pembaca berita atau artikel, juga penonton tayangan live streaming/video di Youtube. Hal Menurut catatan di website Pasoepati.net, pengunjung atau jumlah pembacanya bisa mencapai rata-rata 3000 setiap harinya. Lalu jika melihat jumlah like setiap unggahan di instagram @pasoepatinet, rata-rata mendapat 3000 like, dengan peraihan paling tinggi hingga bulan oktober 2019 sebanyak 7.500 like. Hal ini mengatakan bahwa

153 pengunjung website dan sosial media Pasoepati.net tidak pernah sepi, dan animo suporter terhadap media komunitas cukup tinggi. Adapun kanal Youtube Pasoepatinet terhitung hingga di atas 20.000 penonton tiap videonya. Namun jika dilihat lebih lanjut, Pasoepatinet tidak secara berkala menguggah video di kanal Youtubenya. Fenomena ini bisa dikatakan jika media komunitas fans sepak bola dengan memanfaatkan teknologi digital dapat dengan mudah dan efisien dikelola dengan jumlah anggota yang terbatas.

Penggunaan Teknologi Dalam progres pengelolaanya, media komunitas terbilang segar, bagaimana tidak, kebanyakan pengelola dari Pasoepati.net adalah anak muda yang diantaranya mahasiswa dan lulusan dari program disiplin ilmu komunikasi yang memiliki kompetensi dasar jurnalisme, salah satunya Asef Dwi Nugroho sebagai alumnus dari program studi ilmu komunikasi UMS. Dalam struktur kepengurusan, Pasoepati.net berjumlah lima orang, tidak satupun yang secara profesional menjadi jurnalis di media arus utama, namun pada dasarnya mereka semua memiliki kecintaan yang sama terhadap sepak bola, khususnya di kota Solo. Penggunaan teknologi pada media komunitas Pasoepati.net sudah sejak tahap perencanaan. Pada tahap ini umumnya media-media melakukan rapat dengan tatap muka, Pasoepati.net memilih aplikasi Whatsapp sebagai ruang diskusi perencanaan secara online. Tapi bukan berarti Pasoepati.net mengharamkan rapat melalui tatap muka. Rapat-rapat yang dilaksanakan biasanya berisi soal kebijakan isi berita untuk peliputan besok, pembagian tugas kepada setiap reportier di lapangan. Dengan demikian dinamika seperti ini dapat memangkas proses pemberitaan, melalui aplikasi tersebut para reporter juga tidak perlu repot datang ke satu tempat untuk rapat, dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.

Akses Audiens Kriteria ketiga dalam kinerja (performance) berkaitan dengan akses audiens. Pasa kasus ini media komunitas didorong untuk membuat fasilitas atau fitur untuk memudahkan khalayak mengaksesnya. Jika jumlah pengunjung web meningkat akan berdampak baik kepada eksistensi Pasoepati.net, juga dapat menjadi tolak ukur pengiklan untuk berani mengiklankan produknya di Pasoepati.net. Hingga saat ini Pasoepati.net masih mengandalkan media sosialnya, terutama Instagram dan Twitter untuk meningkatkan audiens dengan cara konsisten membuat konten. Namun sayangnya untuk kanal YouTube Pasoepati.net masih jarang terlihat unggahan terbaru. Terlepas dari itu media komunitas yang dikelola oleh fans Persis Solo ini akan terus berupaya menjangkau para fans dengan media internet yang semakin berkembang. Jika dilihat para fans sekarang ini lebih banyak dihuni oleh generasi muda yang melek teknologi dan well literated. Maka tidak bisa dimungkiri pergerakan Pasoepati.net akan semakin massif dan eksis.

KESIMPULAN Pesatnya perkembangan teknologi internet membuat media komunitas berbasis fans klub sepak bola Pasoepati.net mempunyai peran untuk memberikan asupan informasi seputar klub sepak bola Persis Solo maupun serba-serbi sepak bola di Solo dan timnas Indonesia, yang pada dasarnya tidak semua berita terakomodir oleh media mainstream. Dalam menerapkan kebijakannya secara struktur, Pasoepati.net menempatkan klub dan suporter, ditambah timnas Indonesia sebagai materi utama pemberitaan. Kemudian dalam operasionalisasinya (conduct) media, Pasoepati.net sejak awal telah menggunakan platform berbentuk media online. Pada kemunculan pertamanya masih berupa Guestbook untuk

154 jaringan komunikasi antar suporter, kemudian berkembang dan menambah kanalnya selain website juga ada media sosial Instagram, Twitter, Facebook, Youtube. Lalu dalam tatanan kinerja (performance) Pasoepati.net adalah media komunitas yang dikelola oleh mayoritas anak muda yang melek media dan well literated, karena sebagian memiliki latar belakang di bidang Ilmu Komunikasi dengan kompetensi jurnalisme Dalam menjaga eksistensinya Pasoepati.net mengelola sumberdaya manusia menjadi hal yang sangat vital, walaupun semua pengurus tidak mempunyai ikatan kontrak bahkan upah sekalipun. Hal ini dibuktikan dengan kecintaan dan kepedulian para anggotanya terhadap persepak bolaan di kota Solo. Tidak bisa dimungkiri bahwa Pasoepati.net tetap menjalankan fungsi manajemen media mulai dari hal dasar perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai pengendalian. Semangat mengelola yang dibawa oleh para anggota Pasoepati.net berasal dari loyalitas kepada sepak bola di kota Solo dan Indonesia, demi menyebarkan literasi. Tidak lepas pula Pasoepati.net adalah salah satu media komunitas tertua di Indonesia yang sampai sekarang masih terjaga eksistensinya walau telah banyak melewati jalanan terjal tantangan dan hambatan, artinya Pasoepati.net selalu berhasil keluar dari semua tekanan tersebut dengan menerapkan manajemen media, walau tentu ada banyak evaluasi- evaluasi yang harus dilakukan demi terus berbenah diri.

REFERENSI Albarran, A. B. (1996). Media Economics: Understanding Markets, Industries and Concepts. United States of America: Lowa State University Press. Hasbi, S. (2018). Merawat Media Komunitas. Dalam Hasbi, Sirajudin dan Sasono, Ferry Triadi (Eds.), Sepak bola 2.0. Yogyakarta: Fandom. Junaedi, F. (2014). Manajemen Media Massa: Teori, Aplikasi, dan Riset. Yogyakarta: Litera. Junaedi., & Arifianto. (2017). Berawal Dari Kecintaan, Berproses dalam Media Komunitas Sepak bola: Menengok Manajemen Media Komunitas Berbasis Fans Sepak bola. Litera: Yogyakarta. Junaedi., & Arifianto. (2017). Dalam Ruang Redaksi Media Komunitas Sepak Bola: Mengatasi Hambatan dan Situasinya. Dalam Sukmono, F. G., & Nurudin (Eds.), Komunikasi Berkemajuan. Yogyakarta: Litera. McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail, Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta, Kencana Prenada Media Group. Nurudin. (2004). Komunikasi Massa. Yogyakarta: CESPUR. Nurudin. (2010). Citizen Journalism Sebagai Katarsis Baru Masyarakat. Yogyakarta, Litera. Pawito. (2007). Media Komunitas dan Literasi Media. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(4). Siregar, A. E. (2017). Kajian dan Posisi Manajemen Media Serta Peta Media di Indonesia. Dalam Rahmitasari, D. A. (Ed.), Manajemen Media di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Stake, R. (2005). Qualitative Case Study. Dalam Denzin, N. K., & Lincoln, Y (Eds.), The Sage Handbook of Qualitative Research: Third edition. Sage Publication: London. Yusuf, I. A. (2008). Analisis Konglomerasi Industri Pers Daerah di Indonesia: Pendekatan S-C-P. Jurnal Komunikasi, 1(3).

155