PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KEWARGAAN BUDAYA SUPORTER

Tesis

Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat Gelar Magister Humaniora (M. Hum.) di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma

Oleh: Claudius Hans Christian Salvatore 136322008

Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

KATA PENGANTAR

Berawal dari kesukaan penulis dalam dunia sepak bola dan mengamati pertandingan sepak bola baik secara langsung maupun di televisi. Muncul sebuah pertanyaan-pertanyaan yang harus penulis jawab. Dengan proses yang sangat panjang akhirnya penulis mengambil fenomena yang terjadi di suporter Persis Solo. Untuk itu penulis mengambil judul penelitian Tesis Kewargaan Suporter Persis Solo dalam penulisan Tesis ini.

Jujur penulis dalam penulisan ini sangat memerlukan waktu yang sangat lama, dengan banyak kendala yang dialami penulis dari hal teori maupun dari kegalauan lainya. Akhirnya, setelah mengalami banyak kendala Tesis ini bisa penulis selesaikan. Banyak pihak yang membantu dalam menyelesaikan Tesis ini dalam hal penulisan maupun dalam hal memberikan semangat dalam penulisan ini yang hampir saja membuat penulis putus asa dalam menyelesaikannya. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Romo Banar sebagai pembimbing yang sabar dalam membimbing, ngancani sampai akhir dari penulisan Tesis ini. Mohon maaf belum bisa kasih yang terbaik dalam penulisan tesis ini. tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen-dosen IRB lainya. Mbak Devy yang setia ngancani dalam kuliah penulisan tesis, Mbak Katrin, Pak Praktik, Pak Nardi, Pak Tri, Romo Bas, Romo Budi dan Romo Bagus. 2. Mbak Desy mbak Dita, Pak Mul matur nuwun sudah membantu kami dalam perkuliahan di IRB. 3. Romo Angga Indraswara. S.J telah memberikan semangat dan nasihat- nasihatnya untuk segera menyelesaikan Tesis ini. 4. Wahmuji teman kost sekaligus teman diskusi, terima kasih banyak telah membantu penulis dalam memetakan penulisan Tesis ini dengan sabar dan semangat. 5. Gogor Seta Dewa yang memberikan semangat dan memberikan tempat untuk kami menginap dalam rangka menyelesaikan Tesis ini. 6. Tim Pusdep Mbak Vini, Pita yani, Sitong, Nita, Pak Riston, Marino, Rosyid. Matur nuwun nasihat dan semangatnya ya Gaes. 7. Terima kasih kepada teman-teman Jangkrik, Romo Koko, Vina Rete, Adit, Cahyo terutama Anne Shakka, S,Psi, M.hum, Kank Padmo Adi dan kank Noel Samabodi, yang telah membantu dalam mengoreksi tulisan Tesis ini. Kalian teman ku dari luar angkasa yang sangat luar biasa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

8. Bonobo 2013 Umi, Jolni, Felo, Alfons, Om Riwi, Phomat, Mas Andre, Anne, Vina, Padmo, Romo Koko, Efraim terutama Antok (Cbl), Umar, Cahyo dan Noel teman curhat dan mengerjakan selama GAS Studio. 9. Mas Sigit Fotocopy, terima kasih atas Sigittanya, sehingga banyak ilmu dan buku yang bisa kami ambil dengan murah meriah. 10. Teman-teman suporter Pasoepati dan Surakartans yang tidak mau disebutkan namanya. Terima kasih telah membantu dalam memberikan data dan pengalaman kepada penulis. Persis Solo is Wonderfull tetap semangat dalam mendukung Persis Solo. Semoga secepatnya naik kasta . 11. Faida yang tanpa lelah dan sabar memberikan semangat dalam motivasi, dan membuat penulis bisa bangkit dalam menyelesaikan Tesis ini. 12. Kedua Orang Tua saya. Tanpa lelah memberikan doa agar anaknya bisa mendapatkan hasil yang terbaik dalam kehidupannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

Abstrak Suporter Persis Solo memiliki fanatisme yang luar biasa dalam memberikan dukungan kepada klub. Dukungan yang diberikan bukan dari dalam stadion saja namun juga terjadi di luar stadion bahkan di dalam dunia maya. Kecintaan suporter terhadap klub Persis menarik perhatian penulis untuk melihat bagaimana kewargaan budaya terbentuk dari konsumsi dan bagaimana identitas terbentuk. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan metode pengambilan data observasi, wawancara dan pengambilan data dari media. Data ini di analisis dengan teori kewargaan budaya dari Nick Stevenson dengan melihat pembentukan kewargaan melalui empat aspek yaitu jaringan, informasi, globalisasi dan konsumsi. Hasil temuan dari penelitian ini adalah bahwa suporter Persis menggunakan empat unsur tersebut untuk membentuk kewargaan budaya. Kewargaan budaya suporter Persis Solo terbentuk di dalam dunia maya dan di dunia nyata.

Kata kunci: Suporter, Persis Solo, Kewargaan Budaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

Abstract Persis Solo supporters have tremendous fanaticism in providing support to their club. This provided support is not limited in the ongoing play in the stadium, but the support takes place outside the stadium after play as well, even in the cyberspace. Supporters’ fanaticism to their club attracted my attention to find out, how cultural citizenship formed by the consumption process and how their identity formed within. This research uses ethnography methodology with observation, interview, and mass media data retrieval as collection data method. The findings are analyzed using Nick Stevenson’s cultural citizenship theory to see citizenship formation through four aspects, i.e. networking, information, globalization and consumption. This research finds that Persis supporters uses such four aspects to form cultural citizenship in the cyberspace and daily-life-world.

Keywords: Supporters, Persis Solo, Cultural citizenship

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

Daftar Isi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii HALAMAN BERITA ACARA UJIAN ...... iii PERNYATAAN MENGENAI KEASLIAN TESIS ...... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...... v KATA PENGANTAR ...... vi Abstrak ...... viii Abstract ...... ix Daftar Isi ...... x Daftar Gambar ...... xiv BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Tema Penelitian ...... 7 C. Rumusan Masalah ...... 8 D. Tujuan Penelitian ...... 8 E. Pentingnya Penelitian...... 8 F. Tinjauan Pustaka ...... 8 G. Kerangka Teoretis ...... 11 1. Kewargaan Budaya ...... 11 Jaringan ...... 12 Informasi ...... 13 Globalisasi ...... 15 Risiko ...... 16 Refleksi ...... 16 Konsumsi ...... 17 2. Konsumsi dalam Dunia Sepak Bola ...... 19 H. Metode Penelitian ...... 20 I. Sistematika Penulisan ...... 21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

BAB II SEJARAH KLUB DAN SUPORTER SEPAK BOLA DI SOLO ...... 22 Pengantar ...... 22 A. Sejarah Persis Solo ...... 22 1. Eksistensi Persis Solo pada zaman Kolonial Hindia Belanda ...... 25 2. Kembalinya Liga dan munculnya Arseto Sebagai klub di Kota Solo .... 26 3. Sepak Bola Kota Solo Tahun 2000- Sekarang ...... 29 4. Kembalinya Persis Solo...... 30 5. Dualisme Persis Solo ...... 30 6. Bersatunya Persis Solo ...... 32 7. Era Baru Persis Solo menjadi PT ...... 33 B. Sepak Bola dan Suporter ...... 34 1. Lahirnya Pasoepati ...... 35 2. Pasoepati dalam Dualisme Klub ...... 40 3. Suporter kunci hidup Persis Solo ...... 41 4. Apa hubungan klub Persis Solo pemda dan suporter ...... 43 C. Ringkasan ...... 46 Bab III MENJADI SUPORTER PERSIS SOLO ...... 48 Pengantar ...... 48 A. Sejarah Stadion Manahan Solo ...... 48 B. Keanekaragaman Suporter Persis Solo ...... 49 1. Pembagian Tempat Duduk Suporter ...... 49 2. Klasifikasi Suporter Persis Solo ...... 53 Pasoepati ...... 53 Srikandi Pasoepati...... 56 Ultras ...... 58 Casual...... 61 Penonton ...... 63 3. Konflik Suporter ...... 64 Konflik di antar Suporter Persis Solo ...... 64 Konflik antar Suporter ...... 65 Konflik dengan PSSI ...... 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

4. Kontrol sosial terhadap suporter ...... 70 C. Alasan menjadi seorang Suporter ...... 72 1. Kegagalan Menjadi pemain sepak bola Profesional ...... 72 2. Sebuah kecintaan terhadap sepak bola ...... 76 3. Lingkungan ku membentuk aku menjadi suporter ...... 78 4. Solo Kie kutoku (Solo itu kotaku) ...... 79 D. Menjadi suporter di dalam Tribune ...... 80 1. Hal yang Dilakukan Sebagai Seorang Suporter ...... 80 Bersepatu ...... 80 Bernyanyilah jangan hanya diam saja!! ...... 83 Pakaian yang harus dipakai...... 84 Koreografi ...... 86 2. Makna Bernyanyi ...... 90 3. Sepak bola menjadi pengalaman hidup sehari-hari ...... 92 Membuat Tato ...... 92 Nonton Bareng ...... 93 Membicarakan dan mengikuti Perkembangan Persis Solo ...... 94 Menjadi saudara sesama suporter Persis Solo ...... 99 Koleksi Jersey ...... 102 Away Day ...... 105 Penak Seduluran ...... 109 Gaya hidup Vespa dan Pitbull sebagai icon baru ...... 111 E. Ringkasan ...... 112 BAB 4 KEWARGAAN BUDAYA SUPORTER PERSIS SOLO ...... 114 A. Kewargaan Budaya di Dunia Maya ...... 114 1. Jaringan Suporter Persis Solo ...... 114 2. Globalisasi ...... 119 3. Informasi ...... 121 4. Resiko Menjadi Suporter ...... 126 B. Konsumsi Suporter di dalam Stadion ...... 128 1. Stadion sebagai rumah...... 128 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

2. Ritual sebagai Pertunjukan dalam Pertandingan ...... 129 3. Makna Jersey pada Suporter Persis Solo...... 133 C. Konsumsi Suporter luar stadion ...... 136 1. Bercerita dan berbagi Pengalaman Tentang Klub Persis Solo...... 136 2. Memberi tanda sebagai suporter Persis Solo...... 137 3. Grafiti sebagai Tanda Suporter Persis Solo...... 138 D. Ringkasan ...... 139 BAB V PENUTUP ...... 141 DAFTAR PUSTAKA ...... 144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

Daftar Gambar

Gambar 2 1. http://persis-solo.id/lima-sponsor-di-jersey-persis-solo/: diakses pada tanggal 3 Januari 2018 ...... 43

Gambar 3. 1 Denah dan daftar harga tiket di Stadion Manahan Solo ...... 49 Gambar 3. 2 Persiapan sebelum pertandingan ...... 56 Gambar 3. 3 Gerakan Tangan Suporter Persis Solo ...... 56 Gambar 3. 4 Dirigen Wanita Pasoepati ...... 57 Gambar 3. 5Srikandi Pasoepati ...... 58 Gambar 3. 6 Ultras Persis Solo dengan Gaya Koreografi nya ...... 61 Gambar 3. 7 ...... 70 Gambar 3. 8 Ilustrasi bagaimana fenomena suporter pada saat ini sudah muncul berbagai larangan di antaranya harus bersepatu dan bernyanyi. Foto diambil dari Instagram ...... 83 Gambar 3. 9 Kaos Pasoepati yang dijual di lapak pinggir stadion Manahan...... 85 Gambar 3. 10 Pakaian Distro bernuansa Persis Solo ...... 86 Gambar 3. 11 Tampilan suporter Surakartans Fans ...... 86 Gambar 3. 12. Koreografi Pasoepati pada pertandingan Persis melawan PSS Sleman pada laga 16 besar gojek traveloka foto diambil dari https://superball.bolasport.com/read/bola/liga-2/182291-persis-solo-siap- jadi-tuan-rumah-babak-8-besar-liga-2 diakses pada 3 februari 2018 ...... 88 Gambar 3. 13. Koreografi 3 tribune. Diakses https://www.youtube.com/watch?v=10jAHExR2yE ...... 89 Gambar 3. 14 Koreografi Persis Solo ...... 90

Gambar 4 1 Pesan dari Brigata Sud ketika akan melewati kota Solo ...... 124 Gambar 4 2 Percakapan di twitter ...... 125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada bulan April 2016 penulis bersama teman suporter Persis Solo asal Wonogiri berencana akan menonton pertandingan sepak bola di Stadion Manahan Solo. Saat itu, klub sepak bola Persis Solo akan bertanding melawan PSGC Ciamis dalam rangka pembukaan

ISC B (Indonesia Soccer Championship).1 Sebelum kami berangkat menuju Solo, kami berkumpul di sebuah tempat yang sering dijadikan pangkalan teman-teman suporter Persis

Solo di daerah Baturetno. Sesampainya di stadion, antusiasme teman-teman suporter Persis

Solo untuk menyambut pertandingan Persis Solo benar-benar terasa. Hal itu tampak dari berbagai atribut penanda Persis Solo yang mereka gunakan, seperti baju, syal, sampai bendera.

Jarak tempuh Baturetno-Solo cukup jauh, kurang lebih 80 Km. Namun, jarak sejauh itu tidak menjadi halangan untuk memberikan dukungan. Di Stadion Manahan Solo, kami mengantre membeli tiket. Harga tiket sangatlah beragam, sesuai dengan kelas-kelas yang terdapat pada tribune Stadion Manahan Solo. Kami mendapatkan tiket di sektor B7 karena teman-teman suporter Persis Solo Baturetno memang tergabung dalam Pasoepati Gate 7.

1 ISC merupakan liga yang bergulir, untuk mengisi kekosongan liga karena sanksi FIFA, yang diberikan terhadap persepakbolaan Indonesia. ISC dibagi menjadi dua, yaitu ISC A yang di ikuti 18 klub yang berlaga di kompetisi tertinggi yaitu liga super Indonesia, sedangkan ISC B diikuti tim dari divisi utama yang berjumlah 53 klub sepak bola.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Artinya, tempat mereka memberikan dukungan berada di tribune sektor B7. Pembagian kelas di dalam stadion Manahan Solo terbagi menjadi tiga. Pertama, kelas ekonomi yang meliputi sektor B6, B7, B8 (yang berada di tribune timur) dan sektor belakang gawang yang berada di tribune selatan dan tribune utara. Kelas lainnya adalah tribune VIP dan VVIP terletak di tribune barat.

Memasuki Stadion, penulis melihat dukungan yang diberikan suporter Persis Solo bukan hanya dari Kota Solo saja, tetapi dari berbagai daerah di Keresidenan . Ini terlihat dari tulisan banner yang dibawa para suporter Persis Solo, yang menandakan asal daerah mereka. Misalnya, Pasoepati Gemolong, Pasoepati Delanggu, Pasoepati Sukoharjo,

Pasoepati Wonogiri Selatan, Pasoepati Sragen, Pasoepati Simo.

Fenomena suporter Persis Solo mengingatkan pada penulis tentang sebuah fanatisme yang luar biasa, karena Sepak bola mampu menyediakan sebuah arena yang dapat mengartikulasikan sebuah kebanggaan nasional. Pada level klub, sepak bola diartikulasikan sebagai kebanggaan daerah. Basis kelompok suporter Pasoepati tersebar bukan hanya di kota

Solo, tetapi hampir seluruh Keresidenan Surakarta, menunjukkan bahwa klub Persis Solo mampu menjadi simbol kebanggaan daerah Keresidenan Surakarta.

Sebelum pertandingan dimulai, seluruh suporter dengan kompak menyanyikan “Satu

Jiwa”2, lagu wajib suporter Persis Solo, dengan komando dari pusat suara yang terhubung dengan sound sistem di seluruh stadion Manahan Solo. Semua berdiri, bernyanyi dengan

2 Lagu satu jiwa merupakan sebuah chant suporter yang biasa dinyanyikan saat awal pertandingan maupun sesudah pertandingan. Lagu yang diciptakan oleh The Working Class Symphony sebuah band beraliran punk Celtic. Band tersebut berasal dari kota Solo PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

lantang. Ini adalah bentuk dukungan agar pemain Persis Solo termotivasi untuk bermain secara all out atau total.3

Pertandingan pun dimulai. Suporter Persis Solo masih tetap dalam posisi berdiri dan terus menyanyikan lagu-lagu dukungan. Suara bersahutan dari tribune satu dengan tribune yang lainnya. Gerakan-gerakan tangan dan badan yang dilakukan suporter terjalin dengan kompak. Hal yang paling ditunggu dalam pertandingan sepak bola adalah koreografi yang dilakukan oleh Pasoepati. Saya pun menunggu, koreografi apa yang akan ditampilkan

Pasoepati dalam pertandingan ini. Ketika koreografi pun ditampilkan semua penonton sepak bola pun tertuju pada koreografi tersebut. Smartphone dan kamera pun segera disiapkan untuk mendokumentasikan koreografi. Sehingga yang terjadi, pertandingan sepak bola pun dilupakan sejenak hanya untuk menikmati koreografi. Pertunjukan-pertunjukan di dalam stadion yang dilakukan oleh suporter, menjadi sebuah daya ikat baru, bagi penonton sepak bola di dalam stadion ataupun di media massa. Fenomena pertunjukan ini, menandakan bahwa suporter sepak bola bukan akhir dari sebuah konsumsi di dalam olahraga. Akan tetapi suporter telah menjadi bagian dari proses produksi, nantinya proses produksi tersebut dikonsumsi oleh penggemar lainnya, lewat media sosial, ataupun lewat percakapan.4

Pertandingan sepak bola tidak lepas dari umpatan-umpatan kotor, sering kali keluar dengan mudah ketika pemain Persis Solo dilanggar oleh pemain lawan, atau pada saat keputusan wasit dinilai merugikan Tim Persis Solo. Begitu sebaliknya ketika pemain Persis

3 Wawancara dengan BT Solo Fans, 3 November 2015. 4 Garry Crawford. (2004) Consuming Sport Fans, sport and culture, London: Routledge.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Solo bermain cukup bagus, dan memukau penonton, tepuk tangan pun diberikan. Ketika gol terjadi pun semua suporter Persis Solo, menyambut gol tersebut dengan suka cita sehingga luapan kegembiraan tersebut menjadikan stadion Manahan bergemuruh. Sangat menarik pada saat pertandingan sepak bola, stadion menjadi sebuah arena untuk menunjukkan ekspresi pada setiap suporter atau penonton sepak bola. Dengan menonton sepak bola di stadion, suporter bisa merasakan marah, senang, gembira, sedih, Semua itu menjadi satu dalam waktu 2X45 menit.

Kelompok suporter Persis Solo merupakan salah satu kelompok suporter terbesar di

Indonesia. Massa yang cukup besar tidak di pungkiri lagi gesekan dengan suporter klub lain tak jarang terjadi. Misalnya, gesekan dengan suporter PSIM, PSS Sleman Brigata Curva Sud

(BCS), ataupun suporter PSIS Semarang. Gesekan tersebut telah memakan banyak korban jiwa dari kalangan suporter yang bertikai.

Namun pertikaian bukan hanya terjadi antar suporter klub yang berbeda, tetapi terjadi juga di antara para suporter Persis Solo sendiri. Pertikaian ini, misalnya, terjadi antara

Pasoepati dan Surakartans. Permasalahan pertikaian klub ini sering kali muncul baik di dalam maupun di luar stadion. Pertikaian beberapa kali berujung pada jatuhnya korban jiwa di antara kedua pihak.

Pasoepati dan Surakartans sama-sama mendukung tim Persis Solo. Akan tetapi, dua kelompok suporter ini memilki gaya yang cukup berbeda dalam memberikan dukungan.

Pasoepati merupakan suporter terorganisir pertama yang dimiliki oleh Persis Solo.

Berdirinya klub Persis Solo tidak serta memunculkan kelompok suporter Pasoepati, walaupun pada waktu itu, ada kelompok pendukung klub Persis. Kelompok suporter Persis

Solo muncul pada tahun 2000, dibarengi dengan pindahnya klub Pelita Mastrans dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

ke Solo. Klub sepak bola milik keluarga Bakrie, yang semula bernama Pelita Jaya berubah nama menjadi Pelita Solo, mendapatkan sambutan yang sangat antusias dari masyarakat

Solo, khususnya setelah masuk delapan besar liga tertinggi di sepak bola pada waktu itu.

Kehadiran Pelita Solo seakan-akan menjadi sebuah jawaban atas pasang surutnya sepak bola di Kota Solo. Melihat antusiasme masyarakat Solo yang begitu tinggi terhadap klub Pelita

Solo, pentolan-pentolan di Pelita Solo mewacanakan terbentuknya sebuah kelompok suporter yang terwadahi dalam satu lingkup Paguyuban. Diawali oleh Mayor Haristanto yang melayangkan surat undangan terbuka lewat harian Solopos. Di Jalan Kolonel Sugiono No,

37 Solo, pada tanggal 9 Februari 2000 kelompok suporter Pasoepati terbentuk.5

Sementara itu, seiring perkembangan waktu mulai muncul kelompok-kelompok suporter baru yang menamai kelompoknya dengan Surakartans. Kelompok tersebut terbentuk pada tahun 2010. Terbentuknya Surakartans berawal dari kekecewaan sebagian suporter

Pasoepati sendiri yang menganggap Pasoepati sudah dicampuri urusan politik. Mulanya, mereka memakai nama Hooligans. Mereka mengadopsi suporter dari Negara Inggris tetapi mencoba melepas gambaran Hooligans yang terkenal membuat onar dan rusuh dan berusaha menggantinya dengan citra Hooligans yang santun dan tidak rusuh6. Seiring perkembangan waktu, ada perubahan di tubuh Hooligans Solo dan mereka menyebut dirinya dengan sebutan

Solo Fans dan pada saat ini berubah nama menjadi Surakartans. Perubahan yang langsung tampak adalah gaya pakaian mereka; dengan meniru gaya pakaian casual. Mereka memiliki cara berpakaian yang berbeda dengan suporter Pasoepati lainnya. Pakaian yang dikenakan

5 Devi Fitroh Laily dan Akhmad Ramdhon. (2016) "Media, Dinamika, dan Suporter : Catatan Untuk Pasoepati", Sepak Bola2.0. Yogyakarta: Fandom. Hal. 118. 6 Wawancara dengan Fans, 3 November 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

adalah pakaian yang bermerek, seperti Adidas, Nike, Stone Island, Fila, Bensherman, Kappa,

Fiorucci, Lyle and Scott Gaya pakaian itu mereka adopsi dari suporter casual yang ada di

Inggris. Casual merupakan bagian dari Hooligans. Tempat dukungan Surakartans juga berbeda dengan Pasoepati. Surakartans memberikan dukungan di sektor B6.

Menjadi suporter Persis Solo tidak hanya pada memberikan dukungan ketika klub bermain di Stadion, tetapi bentuk dukungan yang diberikan lebih dari itu. Seorang teman saya pernah bercerita, bahwa dia mengganti cat sepeda motornya dengan tulisan dan gambar

Persis sebagai dukungan terhadap klub Persis Solo. Beberapa teman penulis bercerita, ada beberapa suporter menato tubuhnya dengan gambar Persis Solo, karena menurut mereka

Persis Solo sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Dukungan bukan sampai di dalam stadion saja, tetapi dukungan mereka juga dilakukan di media sosial yang berhubungan dengan klub Persis Solo. Gaya dukungan dan nyanyian yang dilakukan di dalam stadion juga mereka lakukan kembali ketika mereka bertemu dengan teman-teman mereka. Obrolan- obrolan tentang pemain dan klub juga mereka lakukan pada saat mereka nongkrong bersama.

Gaya berpakaian saat mereka menonton pertandingan, juga dijadikan cara berpakaian keseharian mereka. Hal yang menarik, beberapa suporter memanfaatkan momen tersebut untuk menambah penghasilan dengan berjualan baju, flare maupun aksesoris klub. Bentuk gaya berpakaian maupun gaya hidup para suporter Persis Solo telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari, sehingga yang terjadi konsumsi dan fesyen telah menjadi bagian ekspresi dan penanda sosial bagi kalangan suporter itu sendiri.7

7Crawford. (2004). Op Cit.Hal.4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Itulah sepak bola, menjadi seorang suporter sepak bola, bukan perkara kita mendukung tim kebanggaan kita, akan tetapi menjadi seorang suporter bukan perkara memberikan dukungan saat klub bermain, tetapi menjadi seorang suporter telah menjadi bagian dari proses produksi konsumsi. Ketika kita memasuki stadion, kita disuguhi oleh berbagai sponsor- sponsor, entah itu di jersey8 pemain, maupun di board pinggir lapangan. Apalagi di musim liga 2 ini, sponsor yang mendukung tim Persis Solo semakin banyak seperti Bank Rakyat

Indonesia, Ban Corsa dan Gojek. Keberanian sponsor besar untuk memberikan dukungan terhadap tim Persis Solo tidak lepas dari banyaknya suporter Persis Solo yang mendukung tim kebanggaannya.

Tugas suporter sepak bola bukan saja hanya mendukung tim kebanggaannya berlaga.

Akan tetapi tugas suporter pada saat ini adalah mendatangkan sponsor, sekaligus sebagai kunci klub itu agar tetap berjalanan dengan sokongan dana dari mereka lewat pembelian tiket saat pertandingan Persis Solo berlangsung. Kekuatan suporter berdampak pada kelangsungan hidup klub dalam mengarungi kompetisi yang sedang berjalan.

Dari pemaparan di atas penulis memilih judul KEWARGAAN BUDAYA SUPORTER

PERSIS SOLO. untuk membahas fenomena yang terjadi di dalam suporter Persis Solo.

B. Tema Penelitian

Kewargaan budaya dan identitas suporter sepak bola Persis Solo

8 “Jersey” biasa diartikan sebagai seragam/ kostum dari sebuah klub dan tim PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang perlu dikaji.

Masalah tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimana identitas yang dibangun oleh suporter Persis Solo ?

2. Bagaimana kewargaan budaya terbentuk di dalam suporter Persis Solo?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui identitas-identitas yang dinegosiasikan suporter sepak bola Persis Solo

dalam kewargaan budaya

2. Mengetahui proses pembentukan kewargaan budaya suporter Sepak Bola Persis

Solo

E. Pentingnya Penelitian

1. Secara akademis akan menambah tentang kajian mengenai kewargaan budaya dan

fenomena yang terjadi di dalam suporter sepak bola.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai data terkait dengan pola- pola konsumsi

yang terjadi pada suporter khususnya suporter Persis Solo.

3. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi penelitian-penelitian

selanjutnya yang akan mengangkat tema tentang suporter dan kewargaan budaya.

F. Tinjauan Pustaka

Garry Crawford, dalam Consuming Sport Fans, sport and culture, membahas konsumsi dalam olahraga dan menawarkan pertimbangan rinci tentang bagaimana pengalaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

suporter olahraga dalam kehidupan sehari-hari, dalam kaitannya dengan perubahan olahraga pada saat ini dan pola konsumsi. Dalam buku ini Garry Crawford membahas tentang salah satu pendukung klub hoki yang berada di Inggris. Pendekatan yang dilakukan menggunakan analisa etnografis. Dalam buku ini dijelaskan bahwa pendukung dari sebuah klub olahraga bukan akhir dari produksi, tetapi pendukung sebuah olahraga adalah bagian dari proses produksi yang nantinya dikonsumsi oleh pendukung lainnya. Konsumsi bukan hanya dengan membeli barang, tetapi konsumsi bisa terjadi ketika individu mengkonsumsi tindakan dan pertunjukan olahraga. Pendukung berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan proses konsumsi. Bisa saja terjadi kenangan pikiran, percakapan penggemar olahraga yang membahas tentang acara olahraga, melihat acara olahraga di televisi, membeli atau melihat barang, pertunjukan yang dilakukan oleh pendukung saat acara olahraga itu semua merupakan tindakan konsumsi.9

Perubahan sifat olahraga pada saat ini, dipengaruhi oleh keterlibatan bisnis yang sangat besar dalam menjalankan organisasi olahraga, sehingga komersialisasi olahraga semakin meningkat. Hubungan media dan olahraga pun terjalin cukup erat, imbas dari itu semua organisasi olahraga semakin mendapatkan pemasukan dari media massa, menarik para pendukung, dan mendatangkan banyak sponsor. Hadirnya media massa juga berpengaruh pada penyebaran olahraga semakin meluas, karena pengaruh sponsor, media massa dan perkembangan teknologi, menjadikan olahraga sebagai fenomena global. Perubahan olahraga juga terjadi dengan munculnya organisasi-organisasi sehingga olahraga menjadi terpusat, misalnya FIFA. Perubahan pendukung olahraga semakin performatif, menjadikan

9 Crawford. (2004). Op Cit.Hal.5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

salah satu gambaran perubahan sifat olahraga kontemporer. Perubahan pendukung yang semakin performatif menjadikan keuntungan bagi tim olahraga tersebut, karena menarik media massa untuk meliput. Menarik pada pendukung klub untuk hadir dalam sebuah kegiatan olahraga dan menambah konsumsi bagi para pendukung tim olahraga. Penelitian

Garry Crawford membantu saya dalam membuat kerangka penelitian ini, sekaligus membantu saya dalam melihat pola perubahan konsumsi di kalangan suporter Persis Solo

Fajar Junaedi dan Andi Fuller dalam jurnal Ultras in Indonesia: conflict, diversification, activism, diterbitkan oleh Asia institute, the University of Melbourne,

Melbourne, Australia; communications Studies Department, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Indonesia. Membahas tentang fenomena pendukung sepak bola ultras yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini, mengambil sampel pendukung sepak bola Pasoepati,

Brajamusti dan Bonek. Pada jurnal ini dibahas tentang fenomena sepak bola di Indonesia.

Sepak bola Indonesia, telah menjadi bagian dari sebuah kehidupan, sepak bola menjadi daya tarik yang menarik untuk ditonton dan dilihat dari segi permainan maupun dukungan suporter yang dilakukan. Akan tetapi keindahan sepak bola di nodai oleh kepentingan-kepentingan politik, yang menjadikan sepak bola sepak bola sebagai alat politik untuk mendapatkan kekuasaan.

Kemunculan suporter ultras di Indonesia menjadi salah satu imbas dari sepak bola modern. Perkembangan alat komunikasi dan teknologi menjadi salah satu faktor munculnya suporter ultras di Indonesia. Suporter ultras sendiri merupakan kelompok suporter yang lahir dan muncul dari benua Eropa tepatnya di Italia. Kemudian kelompok ini diadopsi oleh suporter Indonesia dalam mendukung tim kesayangannya. Ultras Indonesia selalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

mendukung tim kesayangannya di dalam stadion saat pertandingan berlangsung maupun kegiatan yang bersifat seremonial, seperti penyambutan tim pemain di bandara.

Ketika pertandingan berlangsung ditunjukkan dengan datang di stadion bernyanyi, bergabung membentuk sebuah tifosi,10 melakukan koreografi sedangkan di dalam stadion mereka selalu aktif menyebarkan dukungan lewat media sosial. Kelompok ultras Indonesia terdiri dari kaum muda dan kaum urban yang menyediakan waktunya untuk memberikan dukungan terhadap tim kesayangannya. Pada jurnal ingin menunjukkan bahwa fenomena ultras merupakan sebuah fenomena global, sehingga yang terjadi di Indonesia fenomena ultras ditunjukkan dengan berbagai cara sesuai dengan budaya masing-masing. Penelitian ini, sangat membantu penulis dalam membahas fenomena suporter kultur ultras maupun casual yang berada di dalam suporter Persis Solo.

G. Kerangka Teoretis

1. Kewargaan Budaya

Pada saat ini kita telah memasuki pada suatu masyarakat informasi, di mana masyarakat informasi sangat berbeda dengan masyarakat industri. Kemunculan masyarakat informasi menjadikan tatanan dalam masyarakat mengalami perubahan, salah satunya adalah kewargaan. Kewargaan selalu diidentifikasikan hak dan kewajiban selalu terikat dengan hukum dan politik, kewargaan mengandung juga hak dan kewajiban secara penuh sebagai warga negara di mana masyarakat tersebut berada.11 Definisi-definisi tersebut merupakan

10 Tifosi adalah dalam bahasa Italia sebutan untuk kelompok suporter 11 Nick Stevenson. (1997) "Globalization, National Cultures and Cultural Citizenship". The Sociological Quarterly Vol. 38, No. 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

sebuah definisi tentang kewargaan pada zaman Industrialisasi. Namun pada saat ini pola perkembangan dalam masyarakat telah berubah. Memasuki era zaman informasi posisi definisi kewargaan pun telah berubah. Perkembangan teknologi informasi ternyata mempengaruhi dampak besar dari pergeseran sebuah kewargaan. Sehingga yang terjadi pada era informasi pada saat menawarkan sebuah transformasi sosial yang makna dan tanda selalu terus digali.

Ada enam ciri di dalam masyarakat informasi yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kewargaan budaya.

Jaringan

Perkembangan dari masyarakat industrialisasi ke masyarakat informasi membawa

perubahan yang besar di dalam tatanan masyarakat. Terjadi proses evolusi di dalam

tatanan masyarakat informasi. Perubahan tersebut terletak pada pusat. Bila pada mengutip

pernyataan Marshall dan William pusat-pusat pada masyarakat industri sangat terlihat

jelas. Pusat tersebut berada pada pusat sebuah perusahaan. Namun pada saat pusat-pusat

tersebut tidak bisa diterapkan pada masyarakat informasi. Pada masyarakat informasi

selalu dipenuhi dengan jaringan yang terus menerus mengalami sebuah perubahan.

Fenomena pada masyarakat pada saat ini sangat bergantung dengan sebuah informasi dan

sebuah informasi dapat diakses melalui sebuah jaringan. Terjadi sebuah perbedaan bila

kita kembali ke masyarakat industri, pada masyarakat industri ada sebuah pertanyaan

struktur apa yang membentuk sebuah masyarakat? Namun pada masyarakat informasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

muncul pertanyaan yang berbeda jaringan seperti apa yang ada pada saat ini yang

membentuk sebuah masyarakat. 12

Berbicara tentang pusat pada masyarakat informasi, memang sangat sulit ditentukan.

Jaringan bekerja menyebar melampaui ruang dan waktu dan mengatur tempat-tempat dan

ruang-ruang di mana kita bekerja, hidup, berpikir dan cinta.13 Kita bisa melihat

perkembangan pada saat ini tentang ekonomi, media, gerakan-gerakan sosial dan

transportasi sebagai jaringan yang terorganisir secara vertikal bukan lagi secara horizontal.

Berbicara tentang masyarakat modern tidak bisa kita melihatnya dengan hukum tunggal

yang mendefinisikan esensinya. Sehingga bentuk radikal atas politik harus kembali

dipikirkan ulang baik konsep maupun strateginya sehingga bisa relevan pada masyarakat

modern.14

Informasi

Kekuatan kunci pada masyarakat modern pada saat ini bukan lagi pada tenaga

pekerja, namun telah mengalami sebuah pergeseran yaitu kekuatan kunci terletak pada

sistem informasi. Informasionalisme telah menjadi ideologi bagi organisasi-organisasi

besar di dunia ini. Teknologi baru telah membawa perubahan yang sangat besar bagi

masyarakat, sehingga memungkinkan memunculkan struktur-struktur yang lebih besar

atau memungkinkan membuat struktur yang lebih luas untuk mengkoordinasi kegiatan

12 Alexander Koko Siswijayanto. (2014) "Dilema Warga Budaya Transformasi di Era Informasi dan Pembentukan Kewargaan Budaya". Dalam Seminar Kewargaan Budaya yang diselenggarakan oleh Ilmu Religi dan Budaya. 13 Nick Stevenson. (2003) Cultural Citizenship Cosmopolitan Questions, London: Open Univesity Press. Hal 10. 14 ibid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

mereka di seluruh dunia. Bila kita kembali ke era industrialisasi fokus utama adalah

pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada era informasi fokusnya adalah pada

perkembangan ilmu pengetahuan dan penciptaan sebuah jaringan. Digitalisasi berbasis

ilmu pengetahuan akan disimpan, diproses dan tersebar luas dengan cepat melintas jarak,

ruang dan waktu. Fenomena ini memungkinkan bahwa kapitalisme pada saat ini tidak lagi

bergantung pada negara, namun kapitalisme pada saat ini sangat bergantung pada sebuah

kemampuan sistem informasi.

Pergeseran dalam hal ekonomi juga terjadi pada hal ekonomi. Pada masyarakat

informasi, sistem ekonomi terdapat lubang hitam di mana ada pengucilan terhadap

masyarakat yang secara kultural dan sosial berada di luar jaringan komunikasi.

Kebutuhan tenaga kerja di masyarakat informasi akan semakin meningkat namun ada

beberapa yang tersisih, misalnya tenaga kerja yang kurang berketrampilan rendah akan di

pinggirkan.

Ekonomi informasi juga menentukan efek-efek kultural. Keberadaan televisi sangat

berpengaruh penting dalam dan menentukan dalam masyarakat modern. Castell

mengambarkan bahwa televisi membingkai sebuah bahasa dan pertukaran simbolik yang

dapat mendefinisikan sebuah masyarakat. Lingkungan media pada saat ini melampaui

sebuah gagasan suatu budaya massa, dan pesan-pesan secara eksplisit disesuaikan

terhadap bahasa simbol dari audiensi yang akan dituju. Fenomena pada saat ini menurut

Castell pada saat ini kita tidak tinggal di desa global namun pada saat ini kita tinggal di

pondok-pondok khusus yang diproduksi secara global.15

15 Ibid. hal 10-11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Globalisasi

Kita tidak asing dengan istilah Globalisasi, biasanya yang kita dengar tentang

globalisasi adalah merujuk pada semakin meningkatnya hubungan-hubungan multi arah

dari ranah ekonomi, sosial, kultural dan politis yang membentuk dunia kita dan kesadaran

kita tentangnya. Globalisasi menyangkut tentang pengerucutan dunia dan kesadaran kita

yang semakin meningkat akan proses itu. Globalisasi tidak hanya berbicara permasalahan

ekonomi saja namun juga menyangkut tentang isu-isu makna budaya.16

Namun permasalahan globalisasi tidak dikonseptualisasikan sebagai kapitalisasi.

Globalisasi pada saat ini erat dengan kemampuan teknologi komunikasi satelit yang

mampu menanamkan sebuah gambaran dan informasi melampaui ruang dan waktu. Pada

saat ini masyarakat telah menjadi saksi perkembangan jarak antara ruang dan waktu.

Yang sebelumnya tidak ada di masyarakat pra modern. Pada masyarakat pra modern

perkembangan jarak antara ruang dan waktu terletak pada hal tempat secara fisik.

Penemuan jam adalah satu bagian dari sebuah perubahan secara nyata yang memisahkan

ruang dan waktu. Pemisahan akan terlihat jelas dengan adanya kalender dan jadwal-jadwal

transportasi seperti jadwal kereta api dan peta. Hal-hal tersebut adalah salah satu contoh

menunjukkan ruang dan waktu. Bila mengutip pernyataan dari Giddens proses yang

menghubungkan kembali disebut dengan (disembedding of social systems).17

Transformasi kelembagaan pada saat ini memungkinkan penentuan diri dan

komunitas bukan lagi menjadi tanggung jawab negara (Nation State) namun pada saat ini

perkembangan globalisasi terutama dalam bidang informasi menjadikan komunitas

16 Chris Barker. (2014) Kamus Kajian Budaya, Yogyakarta: PT Kanisius. Hal 110. 17 Stevenson. (2003). Op Cit. Hal 12. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menyebar tanpa batas dalam ruang dan waktu. Pada masyarakat informasi pada saat ini

lebih mudah mencari sebuah informasi dibandingkan dengan masyarakat era industri.18

Risiko

Perkembangan zaman juga membawa sebuah risiko bagi kehidupan masyarakat.

Masyarakat industri mengalami dampak dari proses risiko dalam suatu perhitungan

konteks peradaban teknologi. Beck berargumen bahwa sebuah perkembangan rasionalitas

ilmu pengetahuan dan kemajuan sebuah kekuatan ekonomi, menghasilkan sebuah risiko

ekologis, dari polusi di lautan hingga racun yang dihirup oleh masyarakat. Risiko ini

semua merupakan dampak dari sebuah masyarakat yang hidup di dunia industrialisasi.

Risiko-risiko itu selalu membayangi di dalam sendi kehidupan masyarakat.

Refleksi

Refleksi pada awalnya membawa dampak yang positif. Refleksi adalah pertanyaan

yang timbul dari diri seseorang tentang permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan

masyarakat. Refleksifitas membawa kita pada pencaharian perubahan atas biografi-

biografi kisah hidup kita. Semakin kita sadar tahu kondisi diri kita, akan membawa kita

pada jurang risiko.

18 Ibid. Hal 12. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Konsumsi

Pada saat ini terjadi perpindahan dari masyarakat produksi ke arah konsumsi.

Gambaran masyarakat konsumsi diwarnai dengan gambaran, tanda dan ikon. Masyarakat

konsumsi pada saat ini sangat luas dan menjangkit di dalam kehidupan manusia.19

Konsumsi menurut Baudrillard pada saat ini memegang peranan dalam kehidupan sehari-

hari. Pada saat ini masyarakat mengkonsumsi tanda-tanda dan makna dari sebuah objek

dan melupakan kebutuhan biologis.20 Baudrillard berusaha memperluas konsumsi dari

barang bukan hanya kepada jasa, namun juga kepada semua hal lain, sehingga segala hal

yang ada di bumi ini bisa saja menjadi subjek konsumsi.21 Efek-efek ideologi dari surat

kabar, majalah, iklan, bioskop menjadikan konsumen dijadikan subjek otonom. Bagi

Baudrillard, konsumsi tepat berada di jantung manusia pada saat ini, konsumsi adalah

pemaksimalan kenikmatan. Logika konsumsi pada saat ini telah memasuki ranah

moralitas. Moralitas pada saat ini telah memberikan ruang seluas-luasnya untuk mencoba

atas nama konsumsi. Pada saat ini manusia konsumerisme telah mengalami ketakutan di

mana akan kehilangan bentuk kenikmatan.22

Tanda-tanda dan gambar dalam masyarakat konsumen membanjiri modernitas

dengan informasi dan mengubah dimensi ekonomi dan budaya. Melalui perkembangan

sistem informasi modern seperti internet, TV Kabel, majalah gaya hidup, koran, dan

berita-berita selama 24 jam. Perkembangan teknologi media yang terkoneksi internet juga

dapat membantu dalam penyebaran konsumerisme di dalam masyarakat, sehingga

19 Koko Siswijayanto. (2014). Op Cit; ibid. 20 Stevenson. (2003). Op Cit. 21 Jean P Baudrillard. (2006) Masyarakat Konsumsi, Yogyakarta: Kreasi Wacana hal xxxv 22 Stevenson, 2003. Hal 15. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

kehadiran internet membantu menciptakan dan memenuhi keinginan konsumen yang tak

ada habisnya. Kehadiran internet bukan saja menyajikan kelimpahan barang untuk

dikonsumsi tetapi memungkinkan barang yang tanpa batas. Internet memberi kesan bahwa

semuanya bisa dicapai, sehingga kebutuhan akan konsumsi mudah ditemukan dan

dipenuhi.23

Konsumsi atas tanda berarti bahwa politik dan ekonomi kini menjadi sebuah subjek

kebutuhan yang dapat memberikan stimulasi sensasi dan kenikmatan. Semuanya tersebut

akan menciptakan sebuah masyarakat yang di mana kenikmatan mengkonsumsi

mempunyai nilai tawar yang tinggi. Komodifikasi dalam kehidupan sehari-hari telah

menjadi suatu keragaman efek pada budaya kontemporer dan kewargaan budaya.

Konsumen telah membentuk arenanya sendiri, yaitu karena arena konsumsi. Arena

yang diciptakan para masyarakat konsumsi merupakan arena sosial yang terstruktur,

artinya kebutuhan konsumsi budaya selalu melalui kelompok yang menjadi model.24

Konsumsi adalah sistem yang menjamin tatanan tanda-tanda dan sarana untuk integrasi

kelompok. Konsumsi merupakan sistem komunikasi yang membentuk sebuah struktur

pertukaran. Memasuki zaman yang dewasa ini, era simulasi sangat mewarnai interaksi

sosial. Masyarakat postmodern pada saat ini hidup dengan dunia yang penuh dengan

simulasi. Tidak ada hal nyata dan asli di luar simulasi. Simulacrum tidak pernah

merupakan sesuatu yang menyembunyikan sebuah kebenaran.25 Masyarakat pada saat ini

23 Crawford. (2004). Op Cit. Hal 142. 24 Haryatmoko. (2010) Dominasi Penuh Muslihat Akar Kekerasan dan Diskriminasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 22. 25 Ibid. Hal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

menurut Baudrillard sudah sirna dan digantikan oleh massa, dipenuhi oleh citra dan

penanda suatu peristiwa telah menggantikan peristiwa dan pengalaman yang nyata.

2. Konsumsi dalam Dunia Sepak Bola

Proses dalam produksi budaya melibatkan tiga komponen produksi, teks dan audiensi, yang biasanya digunakan dan diterapkan dalam studi budaya. Bila kita melihat fenomena dalam studi olahraga, penonton sering dilihat sebagai proses akhir dari sebuah produksi budaya. Namun, bila kita melihat secara lebih detail, penonton bukanlah bagian dari proses akhir produksi budaya itu sendiri. Penonton adalah bagian yang sangat penting dalam produksi budaya, dan bahkan bagian dari sebuah teks itu sendiri. Bisa diambil contoh misalnya, para suporter sepak bola yang menulis artikel di dalam jaringan media internet atau diskusi-diskusi di stasiun radio terkait sepak bola. Hal tersebut nantinya akan dikonsumsi orang lain. Konsumsi tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang berbau material saja, namun juga dapat melibatkan dari hubungan orang lain. Misalnya, ketika penonton mengamati penampilan dan pertunjukan penonton lain dalam pertandingan sepak bola

Pertunjukan yang terjadi di pertandingan olahraga, dan menciptakan atmosfer di dalam pertandingan itu semua adalah teks yang nantinya dikonsumsi oleh penonton lainnya.26

Pada saat ini terjadi peningkatan konsumsi di dalam olahraga khususnya sepak bola.

Seiring dengan semakin banyaknya penggemar sepak bola, juga semakin banyak komersialisasi di dalamnya. Hal ini disebut Giulianotti sebagai gejala dari `hyper commodification. Penyebab terjadinya `hyper commodification ditandai dengan masuknya modal dan teknologi baru di dalam dunia olahraga khususnya sepak bola, seperti satelit dan

26 Crawford. (2004). Op Cit. Hal. 3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

jaringan televisi, internet, perusahaan telekomunikasi, produsen peralatan olahraga, perusahaan, dan jual beli saham di dalam klub sepak bola.27

Konsumsi di dalam olahraga memiliki banyak makna, terkadang orang lain menganggap bahwa konsumsi yang dilakukan oleh individu terkesan biasa saja, namun bagi penonton sepak bola konsumsi yang dilakukan adalah hal yang luar biasa. Makna barang- barang konsumen dalam olahraga juga dimaknai berbeda bagi para penggunanya. Ada anggapan untuk dengan memakai barang konsumsi sebagai bentuk menyampaikan sebuah tradisi dan loyalitas. Pemakaian barang konsumen di makna juga sebagai bentuk keanggotaan kelompok tertentu, atau hanya sebagai barang mode.28

H. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan metode etnografi penelitian ini masuk dalam penelitian kajian budaya. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan pendekatan fenomenologis dengan berusaha memahami pengalaman subjek yaitu suporter Persis Solo yang tidak tunggal sekaligus melihatnya secara kritis bahwa suporter Persis Solo memilki individu yang tidak tunggal dan independen.

Metode pengambilan data dalam tesis ini diambil dari data pengamatan langsung, wawancara dan literatur. Pengamatan dilakukan oleh penulis di beberapa pertandingan Persis

Solo pada saat bertanding di Stadion Manahan Solo. Wawancara dilakukan oleh suporter

Persis Solo baik dari Pasoepati maupun dari Surakartans. Sedangkan literatur, mengambil

27 Richard Giulianotti. (2002) "Supporters, Follower, Fans, and Flaneurs : A Taxinomy of Spectator Identities in Football". Journal of Sport and Social Issues 26. 28 Crawford. (2004). Op Cit. Hal. 128 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

data yang sesuai dengan sepak bola, Suporter, klub Persis maupun suporter Persis Solo. Data wawancara hanya dibatasi 12 suporter Persis Solo.

I. Sistematika Penulisan

Bab I penulis memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, kajian teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab I berisikan tentang pengalaman penulis bersinggungan dengan suporter Persis Solo..

Bab II penulis menjabarkan tentang sejarah klub Persis Solo, beserta klub apa saja yang pernah berkandang di Solo. Bab ini juga membahas tentang terbentuknya Pasoepati beserta suporter dalam menghadapi polemik yang ada di Persis Solo.

Bab III penulis akan memaparkan tentang data tentang Suporter Persis Solo. Hal ini terkait tentang fenomena suporter pada saat ini, baik yang terjadi di dalam stadion maupun di luar stadion. Fenomena yang terjadi seperti pembagian tempat duduk di dalam stadion, klasifikasi suporter, konflik suporter, alasan menjadi suporter dibahas di Bab ini. Hal apa saja yang harus dilakukan di dalam stadion, beserta keseharian suporter di dalam sehari-hari akan dibahas pada bab ini.

Bab IV penulis akan membahas tentang kewargaan budaya yang terjadi pada suporter

Persis Solo. Arena budaya terbentuk pada kewargaan budaya pada penelitian ini peneliti menggunakan empat ciri yaitu Jaringan, Informasi, Globalisasi, dan Konsumsi untuk melihat kewargaan budaya pada suporter Persis Solo. Pada pembahasan ini juga akan melihat bagaimana kewargaan terbentuk di dalam dunia maya dan dunia nyata.

Bab V berisikan tentang rangkuman dan kesimpulan dari penelitian Tesis ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II SEJARAH KLUB DAN SUPORTER SEPAK BOLA DI SOLO

Pengantar

Penulis pada Bab ini akan membahas tentang sejarah dan Perkembangan Persis Solo dan sepak bola di Kota Solo. Pembahasan dimulai dari sejarah berdirinya klub sepak bola yang dulu bernama VVB dan berubah menjadi Persis Solo. Pada Bab ini juga membahas tentang fenomena beberapa klub yang pernah bermarkas di Kota Solo.

Persis Solo merupakan salah satu klub sepak bola yang mempunyai basis kelompok suporter yang cukup besar di Indonesia. Klub ini bermarkas di Stadion Manahan Solo dan pada saat ini bermain di Liga 2 Indonesia. Persis Solo merupakan salah satu klub tertua di

Indonesia yang mempunyai sejarah cukup panjang dalam Persepakbolaan di Indonesia.

A. Sejarah Persis Solo

Sebelum bernama Persis Solo, klub yang berdiri pada tanggal 8 November 1923 bernama VVB (Vorsteland Voetbal Bond). Kemunculan VVB merupakan wadah bagi klub- klub bumiputra yang mengalami penganaktirian dari kolonial Belanda.29 Pada saat itu, memang banyak bermunculan klub-klub sepak bola di Indonesia. Kemunculan yang tidak lepas dari kedatangan orang Belanda yang berkerja di instansi-instansi pemerintahan Hindia

Belanda, seperti sebagai karyawan di perkebunan, pertambangan, perkapalan, dan

29 Srie Agustina Palupi. (2004) Politik dan Sepak Bola di Jawa 1920-1942, Yogyakarta: Ombak. Hal 51.

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

perdagangan. Sepak bola dipilih oleh mereka, karena pada saat itu olahraga tersebut sangat populer di Eropa sebagai sarana untuk mencari kebugaran dan rekreasi.30 Pada saat, itu akses bumiputra dalam menikmati sepak bola sangatlah terbatas, karena ada batasan-batasan yang dilakukan oleh masyarakat Belanda kepada bumiputra, seperti tidak boleh memasuki perkumpulan olahraga, lapangan sepak bola, sekolah, tempat umum, dan kediaman orang- orang Belanda. Kehadiran sepak bola di Hindia Belanda semakin diterima luas, ketika masyarakat Belanda yang gila sepak bola dan mempunyai uang mulai mendirikan klub-klub sepak bola.31

Pada waktu itu, mulai bermunculan klub-klub lokal yang diisi oleh kaum bumiputra.

Namun kondisi klub ini masih sangat jauh dibanding dengan klub yang dimiliki oleh masyarakat Belanda dan Cina yang mendapat dukungan uang dan fasilitas yang memadai pada waktu itu. Ini terlihat dari pelatih yang dimiliki klub bumiputra belum memiliki pengalaman dalam sepak bola, dan terkesan belum andal. Belum ada ikatan kebersamaan antara klub satu dengan klub bumiputra lainya, belum ada aturan yang jelas dalam bermain sepak bola sehingga yang terjadi adalah banyak insiden-insiden saat bumiputra bermain sepak bola.

Oleh karena ketimpangan tersebut, Perhimpoenan Djawa Voetbalen R.O.M.E.O,

Legioen, De Lewwuw dan M.A.R.S tercetus untuk mendirikan klub sepak bola bumiputra.

Pada tanggal 8 November 1923, setelah pertandingan sepak bola persahabatan antara veteran

Solo melawan veteran Yogyakarta, terjadi sebuah pembahasan di Hotel Slier Solo.

30 Ibid. 31 Fery Widyatama. (2016) "VORSTENLANDSCHE VOETBAL BOND TAHUN 1923-1942". AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Pembahasan tersebut menghasilkan sebuah gagasan untuk mendirikan sebuah bond,32 yang mereka beri nama Vorstenlandsche Voetbal bond Soerakarta, atau lebih dikenal dengan sebutan VVB.

Tujuan berdirinya VVB adalah mengenalkan sepak bola sebagai olah raga terhadap masyarakat Solo, yang diharapkan pertandingan menarik minat masyarakat Solo untuk hadir dan turut serta menyaksikan pertandingan. Berdirinya VVB juga sebagai wadah masyarakat

Solo untuk berkumpul, tempat menyegarkan jasmani maupun rohani. Di sisi politis, kehadiran VVB juga merupakan alat untuk mempersiapkan gerakan kemerdekaan Indonesia.

Di samping itu, berdirinya VVB sebagai bentuk eksistensi sepak bola bumiputra.

Kehadiran VVB menyatukan klub-klub bumiputra di Kota Solo untuk melawan klub- klub bentukan Belanda di Kota Solo, seperti VBS (Voetbal Bond Soerakarta), sekaligus melawan diskriminasi yang dilakukan oleh organisasi sepak bola Belanda (Nederlandsche

Indische Voetbal Bond).

Pada 13 Mei 1933, pada rapat tahunan yang diselenggarakan oleh VVB menyepakati perubahan nama dari VVB menjadi Persis Solo (Perikatan Sepak Raga Seloeroeh

Soerakarta). Tujuan dari perubahan nama ini adalah mengikuti anjuran sesuai kongres PSSI yang ke II. Salah satu anjuran yang diberikan adalah pemakaian nama Indonesia di setiap klub sepak bola di bawah naungan PSSI. Pada waktu itu memang sedang gencar-gencarnya pergerakan melawan pemerintahan kolonial Belanda. Perubahan nama dari Belanda ke

32 Bond merupakan atau perkumpulan klub-klub sepak bola pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Indonesia adalah bentuk perlawanan yang diberikan oleh organisasi sepak bola Indonesia

(PSSI).

1. Eksistensi Persis Solo pada zaman Kolonial Hindia Belanda

Prestasi Persis Solo pada waktu itu sedang mengalami kemunduran. Pada kompetisi pertama pada tahun 1930, diselenggarakan dalam rangka pembentukan PSSI, Persis Solo yang pada waktu itu masih bernama VVB hanya mendapatkan posisi juru kunci. Prestasi

Persis Solo semakin meningkat ketika kondisi internal Persis Solo semakin membaik dan dibangunnya stadion Sriwedari Solo oleh Paku Buwono X sebagai markas Tim Persis Solo.

Prestasi yang diberikan oleh Persis Solo adalah menjuarai secara berturut-turut kompetisi

PSSI pada tahun 1935, 1939, 1940, 1941, dan 1942. Kehebatan Persis Solo pada waktu itu mendapatkan sorotan dari tim Austria yang bernama Winners Sport Club (WSC), untuk melakukan pertandingan persahabatan. Pada 17 Juli 1936, tim Persis Solo bertanding melawan tim WSC, walaupun kalah 10-0, ada kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Solo pada waktu itu. Kedatangan WSC saat itu merupakan undangan NIVU (Nederlandsch

Indische Voetbal Unie) untuk melawan tim-tim terkuat di pemerintahan kolonial Belanda.

Pada saat itu Persis mendapatkan sebuah kepercayaan yang tinggi karena tim bumiputra yang selama ini hanya dianaktirikan oleh pemerintahan kolonial Belanda, mendapatkan tempat dan disejajarkan Sama dengan tim-tim bentukan Belanda.33

33 Joglosemar. (2016) Menghidupkan Api Sejarah Persis. (Surat Kabar online) http://joglosemar.co/2016/11/menghidupkan-api-sejarah-persis.html/3 diakses pada: 22 Juni 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Prestasi-prestasi Persis Solo pada waktu pemerintahan kolonial Belanda, bukan hanya dari kompetisi yang diselenggarakan oleh PSSI, juga beberapa pertandingan di luar agenda

PSSI. Pada 16 Agustus 1938 Persis Solo diundang dalam turnamen Cina Roode Kruis

(Tionghoa) dan Persis Solo dapat bermain imbang dari tim Tionghoa. Pada tahun 1939 Persis

Solo mengikuti piala Wisselbeken obat Tjap Macan Steden Weds Trijd P.S.S.I di Yogyakarta, yang mempertemukan klub , PSIM Yogyakarta, dan Persis Solo. Juara dari turnamen adalah Persis Solo. Kemudian pada tahun 14 September 1939, Persis Solo menerima tantangan dari tim Belanda H.B.S (Hoogere Burger School) dan berakhir Imbang.

Prestasi-prestasi tim Persis Solo pada waktu pemerintahan kolonial Belanda mendapatkan sambutan yang sangat positif dari masyarakat Solo. Di setiap pertandingan berlangsung tiket-tiket selalu habis dibeli. Kondisi pendanaan tim Persis Solo pada waktu itu sangatlah menguntungkan. Di sisi lain kebanggaan tim sepak bola bumiputra semakin terangkat berkat prestasi Persis Solo dalam menjuarai berbagai turnamen-turnamen pada masa itu.

2. Kembalinya Liga dan munculnya Arseto Sebagai klub di Kota Solo

Kedatangan Jepang di Indonesia membawa perubahan bagi kelangsungan olahraga di

Indonesia. Semua tim olahraga termasuk sepak bola mengalami mati suri. Semua kompetisi baik dari sepak bola Tionghoa, Belanda, dan PSSI terhenti akibat masuknya Jepang di

Indonesia. Terhentinya kegiatan PSSI, disebabkan pada masa penjajahan Jepang memasukan

PSSI dalam bagian badan olahraga buatan Jepang yang bernama TAIKAU KAI.34 Sebenarnya

34 PSSI.or.id. Sejarah PSSI. http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI. diakses pada: 12 Agustus 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

pada saat pemerintahan Jepang, Persis Solo diundang untuk melakoni pertandingan persahabatan melawan TAIKAU KAI di Jakarta, namun pertandingan tersebut gagal di gelar karena pihak Persis Solo menolak untuk bertanding.

Liga bergulir kembali pada tahun 1950-an. Persis Solo mendapatkan banyak pesaing dalam merebutkan Juara. Hal ini disebabkan karena geliat persepakbolaan Indonesia semakin meningkat pada masa itu. Berbagai daerah mulai bergabung dalam kompetisi perserikatan, mulai dari Bandung, Surabaya, , sampai Makassar. Persaingan semakin ketat dalam memperebutkan juara kompetisi perserikatan. Keberadaan Persis Solo, sebagai juara bertahan pada masa kolonial Belanda, mendapatkan persaingan yang cukup berat dari klub- klub perserikatan lainnya. Walaupun mendapatkan pesaing yang cukup kuat, pamor Persis

Solo masih kuat di persepakbolaan Indonesia. Hal ini terbukti dengan jumlah trofi yang didapat pada tahun 1950 sampai 1960-an. Trofi tersebut didapat dari kompetisi perserikatan, turnamen, maupun pertandingan persahabatan dengan klub luar negeri seperti Pakthakor dari

Rusia, Australia, dan Middlesix Wanderes dari Inggris. Ketertarikan tim luar negeri terhadap tim Persis Solo bukan hanya dalam kompetisi perserikatan namun dukungan stadion yang mumpuni untuk menjalankan pertandingan sepak bola menjadi salah satu daya tarikan klub untuk menjalani pertandingan persahabatan.

Masa kejayaan Persis mulai hilang pada tahun 1970-an. Masyarakat Solo, kehilangan tim kebanggaan mereka, yang selama beberapa dekade selalu memberikan prestasi bagi masyarakat Solo. Akhirnya, pada tahun 1978 klub Arseto yang bermarkas di Jakarta yang berlaga di kompetisi berpindah markas di Kota Solo.35 Klub Arseto dimiliki oleh

35 Kompetisi Galatama merupakan kompetisi semi Profesional di Indonesia. Klub-klub yang berada di Kompetisi Galatama, adalah klub yang dimiliki oleh perseorangan dan dana yang digunakan berasal dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

pengusaha Sigit Hardjojoedanto anak dari Presiden Soeharto. Kemunculan Arseto, merupakan angin segar bagi masyarakat Solo pada waktu itu selepas surutnya Prestasi Persis

Solo di kompetisi perserikatan. Prestasi klub Arseto, memang sangat membanggakan dengan dukungan pemain-pemain top pada waktu seperti Edward Tjong, Ricky Yakobi, Inyong

Lolombulan, dan Nasrul Koto. Arseto juga berhasil menorehkan beberapa prestasi antara lain menjadi juara Galatama tahun 1992 dan juara kompetisi antar klub di ASEAN pada tahun

1993.36

Kebersamaan masyarakat Solo bersama Arseto harus berakhir ketika terjadi kerusuhan

1998. Kemerosotan dan pembubaran Arseto tidak terlepas dari situasi di Kota Solo pada tahun 1998. Situasi konflik yang terjadi di Indonesia, menuntut lengser nya rezim Soeharto akhirnya merembet sampai di kota Solo. Situasi yang tidak kondusif di Kota Solo menyebabkan terjadinya penjarahan terhadap properti milik masyarakat Indonesia keturunan

Cina, dan tentu saja aset-aset milik keluarga Soeharto. Oleh sebab itu setelah lengser nya

Orde Baru, juga di ikuti bubar nya Arseto Solo. Akan tetapi, kenangan-kenangan terhadap tim Arseto Solo masih sangat diingat oleh masyarakat Solo sampai pada saat ini.

sponsor. Berbeda dengan klub-klub di kompetisi perserikatan, klub ini dimiliki oleh pemerintah dan dana di dapat dari sektor APBD. 36 Sambernyawa.com. (2011) Artikel Pembaca: Mereka Ada Jalan (Wong Solo Rindu Arseto). http://sambernyawa.com/2011/09/artikel-pembaca-mereka-ada-di-jalan-wong-solo-rindu-arseto/. diakses pada: 22 Juni 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

3. Sepak Bola Kota Solo Tahun 2000- Sekarang

Masyarakat Solo tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pengganti Arseto, pada tahun 2000 muncul klub Pelita Solo. Klub yang dimiliki keluarga Bakrie ini merupakan tim yang sering berganti-ganti nama dan berpindah-pindah kandang. Sebelum menjadi Pelita

Solo klub ini bernama Pelita Mastrans, dan sebelumnya bernama Pelita Jaya. Kehadiran

Pelita Solo, mendapatkan dukungan yang cukup meriah dari warga Solo. Pada masa Pelita

Solo bermain di Stadion Manahan, terbentuklah organisasi suporter yang bernama Pasoepati.

Namun kebersamaan dengan Pelita Solo hanya bertahan selama dua tahun. Pelita Solo berpindah kandang di , berubah nama menjadi Pelita Krakatau Steel.

Tidak berselang lama setelah Pelita Solo pindah ke Banten, datanglah tim musafir yaitu tim Persijatim Jakarta Timur. Tim yang berasal dari Jakarta Timur ini, adalah tim yang berbeda dengan tim lainnya, biasanya Pelita Solo dan Arseto selalu menyematkan nama Solo di belakang, akan tetapi Persijatim hanya memakai nama Solo ketika bermain di kandang menjadi Persijatim Solo FC, ketika bermain di tandang hanya memakai nama Persijatim.

Walaupun hanya tim luar yang memakai kandang di stadion Manahan, dukungan terhadap tim Persijatim sangatlah besar. Hampir setiap pertandingan kandang, seluruh stadion

Manahan selalu penuh dengan dukungan suporter. Pada saat itu, hampir saja Persijatim menjadi hak milik warga Solo seandainya pemerintahan Kota Solo mau membeli Tim tersebut dengan harga tiga miliar rupiah. Namun pemerintah Kota Solo menolak membeli dan lebih memilih untuk membangkitkan Persis Solo, yang saat itu bermain di kasta 2 regional Jawa Tengah. Hubungan yang tidak baik antara klub dan pemerintah Kota, mengharuskan Persijatim memutuskan untuk keluar dari Kota Solo. Pada saat ini Persijatim berubah nama menjadi Sriwijaya FC. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

4. Kembalinya Persis Solo.

Perjalanan Persis Solo untuk menggapai ke level nasional pada saat itu memang sangat sulit, mengingat Persis hanya bermain di kasta kedua di kompetisi Regional Jawa Tengah.

Dukungan terhadap tim Persis memang sangatlah minim. Pasoepati lebih memilih Persijatim

Solo Fc ketimbang Persis Solo. Pada tahun 2005 Persijatim memilih untuk hengkang ke

Palembang, Pasoepati kembali kehilangan klub kebanggaan. Persis Solo menjadi tim satu- satunya yang mewakili Kota solo, walaupun hanya bermain di kasta paling rendah di Liga

Indonesia.

Pada tahun 2005, prestasi Persis Solo meningkat sangat tajam. Tahap demi tahapan promosi ke level lebih tinggi. Pada musim 2005-2006 Persis berhasil tembus ke divisi 2 nasional dan musim berikutnya Persis berhasil promosi ke liga 1 nasional. Persis hanya bermain satu musim di liga I Nasional, dan musim berikutnya Persis Solo mendapatkan promosi untuk menikmati liga utama nasional. Selangkah lagi mencapai mencapai divisi tertinggi sepak Indonesia yaitu Liga Super Indonesia.

5. Dualisme Persis Solo

Selama beberapa tahun Persis Solo bermain di liga Utama Nasional. Membuka peluang Persis Solo untuk promosi di Liga Super, namun konflik yang berujung berdirinya klub baru yang bernama Solo FC. Kekisruhan PSSI merembet ke klub-klub yang di bawah naungan PSSI. Pada tahun 2011 liga terpecah menjadi dua, yaitu Liga Super Indonesia dan

Liga Primer Indonesia (LPI) yang merupakan gagasan dari Arifin Panigoro. Kelahiran LPI adalah buntut ketidakpuasan beberapa anggota PSSI akan kinerja PSSI dan liga Indonesia yang dicurigai sebagai sarang korupsi dan mafia sepak bola. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Imbas dari kekisruhan PSSI merembet sampai klub-klub di bawahnya. Kemunculan

Solo FC adalah satu imbas dari kekisruhan yang terjadi di pengurus PSSI, sehingga terjadi dua klub dalam satu kota Solo yaitu Persis Solo yang berada di Liga Utama dan di bawah naungan PSSI yang pada waktu itu masih liga resmi yang diakui oleh FIFA dan Solo FC yang berada Liga Primer Indonesia. Keberadaan Solo FC di Kota Solo hanya setengah musim karena pada waktu itu Liga Primer Indonesia dibubarkan setelah terjadi pergantian pengurus di tubuh PSSI, dan Solo FC merger dengan Persis Solo LPIS.

Setelah liga Primer Indonesia dibubarkan dan terjadi pergantian pengurus di tubuh

PSSI, masalah yang dihadapi di dalam persepakbolaan kembali rumit. Permasalahan politik dan bisnis di dalam sepak bola semakin terasa. Permasalahan kembali ke dualisme liga di

Indonesia, kali ini muncul kelompok dari yang menamakan diri KPSI (Komite Penyelamatan

Sepak Bola Indonesia). Anggotanya diisi oleh para pengurus lama PSSI, sedangkan PSSI baru beranggotakan orang-orang baru yang mayoritas pengurus LPI (Liga Primer Indonesia).

Dualisme yang terjadi pada tahun 2012 berimbas pada dualisme Timnas Indonesia maupun klub-klub anggota PSSI.37

Persis Solo juga menjadi salah satu korban dualisme. Di Kota Solo sendiri terdapat dua kepengurusan dan dua klub Persis Solo yang berlaga di dua kompetisi yang berbeda, satu di liga utama bentukan KPSI, dan liga utama LPIS (Liga Prima Indonesia Sportindo) bentukan dari PSSI. Pada waktu itu liga resmi yang diakui FIFA adalah liga utama LPIS.

Dualisme yang dialami Persis Solo ini kemudian membawa sederet masalah, salah satunya adalah terlambatnya pembayaran gaji pemain. Salah satu akibat tidak langsung nya adalah

37 http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2013/03/18/3834439/spesial-timeline-pssi-dari-dualisme- menuju-penyatuan di akses pada tanggal 13 Agustus 2017 jam 13.30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

meninggalnya seorang pemain. Ini yang dialami oleh pemain sepak bola dari Paraguay,

Diego Mindieta. Pemain Persis Solo liga utama KPSI, tidak menerima gaji selama beberapa bulan, sehingga dia mengalami sakit dan tidak bisa membayar biaya kesehatan. Kasus kematian Diego menjadi pukulan telak bagi Persis Solo pada waktu itu. Konflik kepentingan elite membawa dampak bagi pemain sekaligus penikmat sepak bola.

6. Bersatunya Persis Solo

Kematian Diego Mindieta38 pada Selasa 4 Desember tahun 2012 menjadi sorotan publik nasional maupun internasional. Pemangku kepentingan di kota Solo pun ikut turut tangan dalam mengatasi permasalahan dualisme Persis Solo, pada waktu itu FX Hadi Rudyatmo yang masih menjabat sebagai wakil wali kota Solo, memberikan peringatan bahwa klub harus bersatu, tidak ada dualisme kembali dalam mengarungi kompetisi, pendanaan klub pun harus diperjelas agar nantinya gaji pemain dan pelatih klub tidak terkatung-katung.39 Hal itu juga diamini oleh ketua umum Persis Solo LPIS Paulus Haryoto bahwa dualisme membuat banyak masalah, salah satunya adalah kematian Diego Mindieta.40 Proses panjang harus ditempuh untuk bisa menyatukan kembali Persis Solo. Akhirnya pada kompetisi tahun 2013, Persis bersatu menjadi satu klub untuk mengarungi liga divisi Utama Liga Indonesia.

38 Diego Mindieta adalah pemain Persis Solo versi asal KPSI Paraguay yang meninggal karena sakit. Pada waktu itu gaji Diego Mindeta tidak di bayar oleh manajemen klub. sehingga tidak mampu untuk membayar biaya pengobatan. 39 Kompas.Com. (2012) Persis Solo Memilih Bersatu. (Surat Kabar Online) http://bola.kompas.com/read/2012/12/06/19152184/Persis.Solo.Memilih.Kembali.Bersatu. diakses pada: 6 Juni 2017. 40 Ibid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

7. Era Baru Persis Solo menjadi PT

Setelah APBD diberhentikan untuk membiayai klub selama kompetisi, banyak klub kesulitan mencari dana untuk membiayai klubnya. Banyak klub hanya mengandalkan pemasukan dari tiket penonton sepak bola, alhasil pemasukan tersebut tidak dapat mencukupi biaya akomodasi klub selama satu musim. Hal tersebut juga terjadi di klub Persis Solo. Untuk menutupi kekurangan biaya akomodasi klub, dibutuhkan sponsor yang dapat membiayai kebutuhan tim selama putaran kompetisi liga. Oleh sebab itu, untuk menarik banyak sponsor dan investor maka dibentuklah suatu Perseroan Terbatas (PT).

Pada tanggal 25 Maret 2015 Persis Solo sudah berbadan hukum dengan nama PT.

Persis Solo Saestu dan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM RI. Berdirinya PT. Persis

Solo Saestu mendapatkan respons positif dari beberapa investor untuk membantu pendanaan

Tim Persis Solo, salah satunya PT. Syahdhana Property Nusantara, PT. yang bergerak di bidang properti milik Sigit Hardjo Wibisono ini berani menggelontorkan dana sebesar 4 miliar untuk pendanaan tim agar Persis Solo bisa promosi di liga tertinggi sepak bola

Indonesia.41 Hubungan klub sepak bola dan sponsor semakin kuat di dunia sepak bola pada saat ini. Sepak bola tidak lagi hanya dibicarakan sebagai olahraga, namun juga telah dibungkus dengan profesionalisme. Klub yang telah profesional adalah klub yang bisa menghidupi keuangannya secara mandiri. Sponsor adalah salah satu kekuatan di balik berjalan atau matinya sebuah klub. Sponsor besar akan membuat klub tetap hidup dan bisa saja sebaliknya, dengan tidak adanya sponsor tim pun akan kesulitan membiayai kehidupan

41 Solopos.com. (2016) Persis Solo. Sponsor Masuk Manajemen Berubah. http://www.solopos.com/2016/05/11/persis-solo-sponsor-masuk-manajemen-berubah-718144. diakses pada: 4 Agustus 2014. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

klub dalam menjalani kompetisi. Pada akhirnya sepak bola menjelma menjadi sebuah industri yang melakukan produksi terus menerus agar memenuhi sebuah pasar. 42

B. Sepak Bola dan Suporter

Sepak bola dan suporter sepak bola merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan dari dunia sepak bola. Dukungan suporter dibutuhkan tim agar bisa mendapatkan suntikan semangat dalam sebuah pertandingan sepak bola. Di luar lapangan, suporter juga menjadi tumpuan hidup bagi sebuah klub lewat pembelian tiket pertandingan ataupun pembelian pernak-pernik klub. Loyalitas suporter sepak bola bisa kita lihat pada saat pertandingan sepak bola. Suporter mendukung dengan memakai pernak-pernik yang melambangkan klub kebanggaan mereka dari syal, kaus tim, giant flag, atau atribut-atribut lainnya yang melambangkan tim kebanggaan mereka.

Loyalitas suporter Persis Solo sendiri sudah tidak usah dipertanyakan lagi. Sejak berdirinya pada tahun 1923 Persis sudah mempunyai basis pendukung yang sangat antusias.

Hal ini bisa kita lihat pada setiap pertandingan yang mempertemukan Persis Solo, stadion

Sriwedari selalu penuh dengan penonton. Perayaan sekaten, salah satu acara adat masyarakat

Solo, selalu diisi dengan pertandingan sepak bola antara Persis Solo dan PSIM Yogyakarta.

42 Hedi Pudjo Santosa. (2014) "Olahraga, Komunikasi, dan Multikulturalisme: Dimensi Sosial Sepak Bola di Indonesia", Sport, Komunikasi, dan Audiens Arena Olahraga dalam Diskursus Ekonomi Politik, Bisnis dan Cultural. Yogyakarta: ASPIKOM- Fikom Untar-Prodi Ilmu Komunikasi UAJY. Hal 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Masyarakat Yogyakarta dan Solo berbondong-bondong menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion Sriwedari Solo tanpa terjadi kontak fisik ataupun kerusuhan. 43

Pembangunan Stadion Sriwedari pada masa pemerintahan Sri Susunan Paku Buwono

X menjadi salah satu faktor berkembangnya Tim Persis Solo pada tahun 1933. Prestasi demi prestasi diraih oleh Persis Solo dalam berbagai kompetisi pada masa pemerintahan kolonial

Belanda. Sehingga, antusiasme penonton semakin banyak dan tiket yang dijual di setiap pertandingan Persis Solo saat berlaga pun habis terjual. Keberadaan stadion Sriwedari dan kehebatan Persis Solo, mengundang banyak tim lokal maupun tim dari luar negeri untuk melakukan pertandingan persahabatan.

Setelah tahun 1960 Prestasi klub Persis Solo semakin meredup. Nama besar Persis

Solo, kemudian digantikan oleh Arseto pada tahun 1978. Tim yang berlaga di liga Galatama mendapatkan sambutan positif masyarakat Kota Solo, apalagi beberapa prestasi yang diraih klub Arseto cukup menjadi perhatian publik Solo. Kenangan kejayaan pada Persis Solo waktu itu digantikan oleh klub Arseto. Stadion Sriwedari selalu penuh dengan penonton saat

Arseto bertanding. Di sisi lain klub Arseto juga dihuni oleh pemain-pemain tenar ada waktu itu, hal ini juga menjadi salah satu daya tarik.

1. Lahirnya Pasoepati

Kehadiran klub Pelita di Kota Solo, memberikan inspirasi untuk mendirikan wadah suporter. Berawal dari pertandingan yang mempertemukan Pelita Solo dan Arema Malang,

43 Fajar Junaedi. (2016) "Derby Mataram: Foklor dan Mitos dalam Derby Kultural", Sepak Bola 2.0. Yogyakarta: Fandom.Hal 75.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

pada waktu itu sekitar kurang lebih 4000 aremania datang ke Stadion Manahan Solo.

Beberapa pentolan suporter Pelita terinspirasi dari suporter Arema yang terorganisir dan memberikan pertunjukan atraktif dalam mendukung tim kesebelasan mereka. Dari sinilah inspirasi untuk membentuk wadah bagi tim Pelita Solo muncul. Namun keinginan untuk membentuk sebuah wadah tersebut terhalang oleh pengurus Pelita Solo, Drs. Soemaryoto.

Pendirian organisasi suporter akan membuat kekacauan dalam dunia sepak bola, dan akan membuat suporter akan lebih ke arah fanatik yang berujung konflik antar suporter.

Sehingga yang terjadi akan merugikan klub tersebut itu menurut pendapat dari Drs.

Soemaryoto. Namun larangan dari salah satu pengurus klub pun tidak menjadi halangan bagi beberapa pentolan Pelita Solo untuk mendirikan wadah suporter. Diawali oleh Mayor

Haristanto yang melayangkan surat undangan terbuka lewat harian Solopos, sebagai kelanjutan atas wacana-wacana yang dimunculkan untuk membuat kelompok suporter.

Bertempat di Grupe Mayor, Jalan Kolonel Sugiono, no 37 Solo, pada tanggal 9 Februari

2000, kelompok suporter Pasoepati terbentuk.44

Pemilihan nama dipilih karena mempunyai unsur yang melambangkan gambaran dan nilai yang cocok dengan karakter masyarakat Solo. Nama Pasoepati pada mulanya mempunyai akronim yaitu Pasukan Suporter Pelita Sejati, yang bertujuan mendukung klub sepak bola Pelita Solo dengan semangat loyal dan tanpa batas. Diharapkan para pendukung sepak bola Pelita Solo tetap loyal, di saat klub tersebut kalah maupun menang. Antusias dukungan yang diberikan suporter diharapkan tidak akan pernah padam.

44 Laily dan Ramdhon. (2016). Op Cit. Hal 118. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Anggota Pasoepati, bukan hanya berasal dari daerah kota Surakarta saja, akan tetapi mencakup wilayah seperti Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, Sragen, dan

Klaten45. Sepak bola mampu menyediakan sebuah arena yang dapat mengartikulasikan sebuah kebanggaan nasional,46 akan tetapi bila terdapat pada level klub, sepak bola diartikulasikan sebagai kebanggaan daerahnya tersebut. Maka tidak heran bila mengacu pada pendapat tersebut, basis kelompok suporter Pasoepati tersebar bukan hanya di Kota Solo, akan tetapi hampir seluruh Keresidenan Surakarta. Bukan tidak mungkin, ini menjadi salah satu indikator kebersamaan kedaerahan sangat melekat pada diri pada kelompok suporter, sehingga klub adalah satu perlambang keterwakilan daerah mereka di dalam kancah sepak bola Nasional. Di samping itu juga keberhasilan dari terbentuknya Pasoepati adalah menyatukan berbagai kelompok–kelompok dan berbagai kepala suku (suporter) dalam satu wadah yaitu Pasoepati, hal ini membuat koordinasi menjadi semakin mudah untuk memerahkan stadion Manahan dalam memberikan dukungan terhadap klub Pelita Solo47

Berdirinya Pasoepati mengubah gaya dukungan terhadap Pelita Solo. Sebelum adanya

Pasoepati suporter hanya mendukung dengan bersorak, mencaci dan kadang kala memberikan tepuk tangan. Setelah berdirinya Pasoepati dukungan diberikan kepada tim

Pelita Solo semakin semarak, dengan adanya gerakan tangan dan nyanyian-nyanyian dukungan yang diiringi dengan tabuhan drum. Perubahan dilakukan suporter Pasoepati, terinspirasi dari kelompok suporter Aremania yang mereka tiru untuk memberikan dukungan

45 Ibid. Hal 119 46 Fajar Junaedi. (2014) "Tentang Nama Fans Sepak Bola: Maskulinitas dalam Penamaan Komunitas Fans Sepak Bola di Indonesia", Sport, Komunikasi, dan Audiens Arena Olahraga dalam Diskursus Ekonomi Politik, Bisnis, dan Cultural Studies. Yogyakarta: ASPIKOM - Fikom Untar - Prodi Ilmu Komunikasi UAJY. Hal 192. 47 Laily dan Ramdhon. (2016). Op Cit. Hal 119 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

terhadap tim Pelita Solo. Beberapa hari sebelum pertandingan dimulai, kelompok Pasoepati beserta pentolan ya berlatih bersama lagu yang akan dinyanyikan selama pertandingan beserta gerakan-gerakannya. Berdirinya Pasoepati juga berlanjut dengan dicetuskan nya

Sapta Marga Pasoepati atau tujuh janji Pasoepati yang isinya, pertama mendukung Pelita

Solo kalah atau pun menang, kedua bersifat hormat, sopan, cinta damai terhadap suporter lawan, ketiga menjunjung tinggi sportivitas tidak suka bikin onar menghindari tindakan merusak lainnya, keempat pantang melakukan Malima, yang berisi mencaci, memukul, membakar mercon, mbludus, dan melempar, kelima berusaha tampil kreatif dan menjaga kekompakan, keenam ikut menjaga dan mengamankan pertandingan, dan ketujuh mewujudkan penonton yang manis dengan pakaian kebesaran Pelita Solo yang di dominasi warna merah.

Kepindahan Pelita Solo ke daerah Banten, membuat anggota Pasoepati merasa kecewa.

Klub yang selama ini menjadi kebanggaan mereka harus meninggalkan Kota Solo.

Kekecewaan Pasoepati akhirnya terobati dengan datangnya klub Persijatim. Klub yang berasal dari Jakarta timur terpaksa harus pindah kandang karena kurang dukungan suporter dan menyangkut kondisi finansial sebuah klub. Pemilihan Kota Solo didasari oleh adanya antusiasme yang luar biasa terhadap sepak bola, ini terbukti dengan dukungan terhadap klub- klub sebelumnya yaitu Arseto dan Pelita Solo. Di sisi lainnya fasilitas yang disediakan oleh

Kota Solo, seperti akses transportasi, fasilitas penginapan, dan fasilitas stadion sangat layak untuk perkembangan sebuah industri sepak bola.

Pemilihan Kota Solo sebagai home base Persijatim mendapatkan tanggapan positif bagi Pasoepati. Hadirnya Persijatim menjadi obat kekecewaan Pasoepati selepas ditinggal

Pelita Solo. Di setiap pertandingan stadion tidak pernah sepi oleh dukungan Pasoepati. Bukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

hanya laga kandang, laga tandang pun tidak luput dari kehadiran Pasoepati yang mengawal dan mendukung klub Persijatim. Namun kebersamaan dengan Persijatim hanya bertahan selama dua tahun. Konflik antara manajemen dan pemkot berujung dengan pindahnya

Persijatim ke Palembang. Sepeninggal nya Persijatim, masyarakat Kota Solo tidak punya lagi klub sepak bola yang berlaga di divisi teratas liga Indonesia. Pada saat itu hanya ada Persis

Solo, tetapi masih berlaga di kasta paling bawah liga Indonesia. Kondisi ini menyebabkan euforia sepak bola di Kota Solo mengalami kevakuman.

Sementara Persis masih berkutat di liga dua regional Jawa tengah, dukungan terhadap klub Persis Solo juga masih sangat sedikit, walaupun Persis Solo tetap memiliki basis pendukung yang bernama Solonisti. Ada beberapa Pasoepati mencoba untuk mendukung tim

Persis Solo, mereka rela keliling untuk mempromosikan Persis, dan membantu untuk menjual tiket dengan harga murah, sekitar lima ribu rupiah. Namun antusias untuk mendukung Persis Solo masih sangat minim.48

“Zaman mbien Persis kie isih maen nang divisi dua, kui wae isih nang Divisi dua Jawa Tengah, maine isih nang Sriwedari, sepi tenan ora ana sing dukung, ya ana sih jenengen Solonisti tapi ora akeh. Ana beberapa cah-cah Pasoepati iki sing dukung, rela dukung ngasih ngedolke tiket tapi ya tetep ae sepi, bar kui Persis maine apik, Promosi nang liga 2 bar kui munggah nang liga siji, terus nang liga utama pendukung akeh banget dadian.”

Setelah masuk ke divisi 2, sempat terjadi perselisihan antara Pasoepati dan Solonisti terkait penggunaan nama suporter. Akhirnya disepakati menggunakan nama Pasoepati, dengan alasan mendukung tim kesayangan demi membawa nama baik Kota Solo.

“Bien sempet rebutan, meh gawa jeneng Pasoepati po Solonisti, akhirnya do sepakat, wong pada-pada dukung tim Solo, gawa jeneng Solo, akhirne jenengen sing dingo ya Pasoepati.49

48 Wawancara dengan Heri, 4 Agustus 2015. 49 Ibid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Prestasi Persis Solo semakin meningkat, anggota Pasoepati pun semakin banyak, akhirnya pada musim 2006-2007 Persis berhasil promosi ke Liga utama Indonesia.50

2. Pasoepati dalam Dualisme Klub

Dukungan Pasoepati kembali di uji. Ketika terjadi dualisme liga antara ISL (Indonesia

Super League) dan IPL (Indonesia Primer League), mengakibatkan munculnya dua klub di

Kota Solo, yaitu Persis Solo berlaga di ISL dan Solo FC berlaga di IPL. Keberadaan keduanya tidak menjadikan dukungan menjadi sepi. Euforia dukungan terhadap dua klub yang membawa nama Kota Solo semakin banyak, entah itu dari Solo FC maupun dari Persis

Solo.51

Pada akhir tahun 2011, akhirnya Persis Solo dan Solo FC merger dan berlaga di Liga

Indonesia Prima Indonesia.52 Permasalahan kisruh PSSI dan KPSI yang belum selesai dan munculnya dua klub Persis Solo di kedua liga, menjadikan Pasoepati bingung dalam menentukan pilihan tim mana yang harus didukung. Akhirnya diadakan pertemuan antar korwil (koordinator wilayah) yang menyepakati mendukung Persis Solo versi Liga Prima

Indonesia. Alasan memberikan dukungan Persis Solo Liga Prima adalah karena liga tersebut berlaga di liga resmi di bawah naungan PSSI. Dukungan tersebut bersifat resmi, sehingga yang terjadi adalah di setiap pertandingan Persis Solo Liga Prima Indonesia selalu ramai oleh dukungan Pasoepati.53

50 PasoepatiNet. Sejarah http://pasoepati.net/persis-solo/sejarah-persis-solo/ diakses pada: 25 Juli 2017 51 http://www.goal.com/id-ID/news/2980/indonesian-premier-league/2011/01/30/2329536/solo-fc-sampaikan- terima-kasih-atas-dukungan-pasoepati diakses pada tanggal 25 Juli 2017 pada jam 12.00 52 http://sambernyawa.com/persis-solo/ diakses pada tanggal 25 Juli 2017 pada jam 12.14 53 https://soccer.sindonews.com/read/708950/58/pasoepati-resmi-dukung-persis-lpis-1358576770 diakses pada tanggal 25 Juli 2017 pada jam 12.29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Berakhirnya kekisruhan PSSI dan KPSI, juga menandai berakhirnya dualisme Persis

Solo. Pada tahun kompetisi 2014 Persis kembali bersatu. Bersatunya Persis Solo mendapat sambutan positif dari pendukung Persis Solo, dan diharapkan dengan bersatunya Persis Solo dapat memberikan prestasi terbaik dengan lolos ke Liga tertinggi di kompetisi Indonesia.

3. Suporter kunci hidup Persis Solo

Selepas pemberhentian dana APBD untuk sepak bola sejak tahun 2011 melalui

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 tahun 2011. Ketika itu Mendagri di jabat oleh

Gamawan Fauzi.54 Klub-klub sepak bola mengalami kebingungan dalam mencari pendanaan dalam menghidupi klub dalam mengarungi kompetisi liga dalam satu musim. Mau tidak mau klub pun harus mencari sponsor agar roda kehidupan klub bisa berjalan. Namun yang terjadi adalah banyak klub-klub sepak bola di Indonesia entah liga 1 atau liga 2 pada waktu itu yang mengalami kebangkrutan sehingga yang terjadi banyak gaji pemain sepak bola yang tidak ter bayarkan. Salah satunya Persis Solo yang berlaga di Divisi Utama liga Indonesia. Pada waktu pada tahun 2011 sampai 2012 Persis Solo mengalami dualisme klub karena faktor dualisme liga dan PSSI. Dukungan suporter pun ditunjukkan pada klub Persis Solo yang berlaga di liga LPI (liga Primer Indonesia) karena berlaga di liga resmi di bawah naungan PSSI, sedangkan Persis Solo yang berlaga di divisi utama di bawah naungan KPSI tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari suporter Persis Solo. Alhasil klub Persis Solo tidak dapat membayarkan gajinya, sehingga salah satu pemain asing Diego Mendeita meninggal

54 https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/3452906/apbd-boleh-biayai-kegiatan-olahraga-tidak- untuk-klub-profesional diakses pada tanggal 3 Januari 2017 jam 12.47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

dunia karena sakit dan tidak bisa membayar pengobatannya di karenakan uang kontrak sebesar 135 juta tidak dibayarkan oleh manajemen Persis Solo divisi utama.

Permasalahan penunggakan gaji pemain Sepak bola Indonesia masih terjadi sampai pada saat ini. Banyak kendala dihadapi dalam pengelolaan klub sepak di Indonesia, salah satunya adalah masih bergantung pada pemasukan dari tiket penonton sepak bola. Salah satunya adalah Persis Solo, walaupun pada saat ini Persis Solo telah berubah menjadi PT (

Perseroan Terbatas) dan di miliki oleh Pengusaha Sigit Hariyowibisono. Namun tidak bisa dipungkiri lagi pemasukan dari tiket pertandingan adalah satu pemasukan yang utama dalam berjalannya Persis Solo dalam mengarungi liga 2 Indonesia. Tercatat setiap pertandingan sepak bola yang mempertemukan Persis Solo di stadion Manahan Solo selalu dipenuhi oleh penonton dan suporter Persis Solo. Di setiap pertandingan rata-rata pemasukan dari tiket sekitar dua ratus juta sampai tiga ratus juta rupiah. Pada pertandingan Persis Solo bertemu dengan PSPS pada babak enam belas Besar Liga 2 pemasukan tiket mencapai lima ratus

Jumlah suporter yang banyak membawa keuntungan dalam hal penjualan tiket, disisih lain bisa menarik banyak sponsor untuk mau membiayai klub Persis Solo dalam berlaga di kompetisi liga 2 Indonesia. Pada kompetisi ini banyak sponsor yang membiayai kelangsungan hidup klub Persis Solo, ini terlihat dari jumlah sponsor yang menempel pada jersey klub Persis Solo dan papan iklan yang berada di pinggir lapangan. Tentu saja hasil penjualan tiket dan banyaknya sponsor yang masuk menjadikan Persis Solo pada kompetisi ini terbebas dan pemberitaan kasus penunggakan gaji pemain dan ofisial klub. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Gambar 2 1. http://persis-solo.id/lima-sponsor-di-jersey-persis-solo/: diakses pada tanggal 3 Januari 2018

Disayangkan jumlah pendapatan tiket setiap pertandingan dan jumlah dana yang diberikan oleh sponsor dalam setiap kompetisi tidak selalu di publish di kepada khalayak umum dan hanya diketahui oleh manajemen klub termasuk juga besaran kontrak pemain. Hal ini terjadi di dalam pengelolaan klub-klub di Indonesia entah dari liga 2 maupun liga 2.

Sehingga yang terjadi transparansi dana klub sepak bola Indonesia sangat tertutup bagi khalayak umum, hingga dana yang diberikan dari PT Liga Indonesia kepada setiap klub dari dana royalti penyiaran dan sponsor pun juga tidak diketahui oleh khalayak umum. Sehingga yang diketahui oleh suporter dan penonton sepak bola adalah membeli tiket di setiap pertandingan agar klub bisa berjalan dan prestasi yang diberikan klub kepada penonton, sehingga masalah pendapatan dan transparansi sebuah klub tidak pernah mereka perhatikan.

4. Apa hubungan klub Persis Solo pemda dan suporter

Hubungan klub Persis Solo dan pemerintahan kota Solo, memang terjalin. Walaupun pada saat ini pemerintahan kota Solo sudah tidak lagi mendukung klub pendanaan Persis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Solo, namun pemkot masih ada di balik layar dalam mengurus tim Persis Solo. Salah satunya yang terlihat adalah Walikota Solo bapak FX Rudy juga mempunyai jabatan dalam kepengurusan Klub Persis Solo, yaitu sebagai ketua umum di dalam struktur kepengurusan

Persis Solo dari tahun 2016-2020. Hubungan yang terjadi antara Pemkot dan pengelola Persis

Solo masih terjadi pada saat ini. Bila kita lihat secara dalam lagi, struktur kepengurusan

Persis Solo pada tahun ini juga di huni oleh beberapa elit politik salah satunya adalah Michel

Bimo Putranto menjabat sebagai presiden klub Ceo klub Persis Solo. Bila kita telisik ke belakang, Bimo mempunyai hubungan dekat dengan Presiden Jokowi Widodo. Pada Pilpres

2014 Bimo adalah tim sukses kemenangan Jokowi Jk. Kedatangan Sigit Harya Wibisono dalam membeli saham Persis Solo tidak lepas dari campur tangan Presiden Jokowi. Posisi presiden Jokowi yang berasal dari kota Solo juga menjadi posisi strategis dalam menarik berbagai sponsor untuk menghidupi klub Persis Solo salah satunya adalah Sigit Haryo

Wibisono. Ketertarikan Sigit Haryo untuk membeli saham klub, didasari atas anjuran dari

Pak Jokowi untuk bekerja sama dan membantu klub Persis Solo sehingga pendanaan dan keuangan Persis Solo dalam mengarungi liga dapat terjamin. Hubungan sponsor dan klub bukan hanya sebatas untuk mendapatkan keuntungan namun dalam hal ini kita bisa melihat bahwa unsur politis juga sangat berpengaruh dalam sponsor menentukan pilihannya.

Bahkan, klub Persis Solo dekat dengan salah satu Parpol telah menjadi rahasia umum.

Suporter pun juga mengetahui bahwa pengurus-pengurus dari tim Persis Solo adalah orang- orang yang yang berasal dari parpol. Menurut mereka apapun orangnya yang berhasil menduduki kepengurusan klub, yang terpenting dari mereka adalah bisa memberikan prestasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Fenomena di atas adalah satu contoh bagaimana hubungan politik sangat berpengaruh dalam dunia sepak bola Indonesia. Fenomena yang terjadi di klub Persis Solo adalah salah satu bagian dari sebuah fenomena yang terjadi di dalam sepak bola Indonesia. Politik dan sepak bola tidak bisa dilepaskan begitu saja. Politisi menggunakan sepak bola sebagai salah satu kendaraan untuk menarik massa dan menggalang dukungan untuk kepentingan politik.

Maka tidak heran bila kita melihat dari struktur yang paling tinggi yaitu PSSI sampai ke pengurus klub semua didominasi oleh elite politik. Bila merujuk pada statuta FIFA tentang

Kick Politic Out of Football, yang intinya sepak bola harus bersih dan bersifat netral dari hal politik. Bila kita kembali ke dalam pernyataan FIFA tentang Kick Politic Out of Football hal ini jelas-jelas melanggar. Namun, hal ini telah menjadi rahasia umum di persepakbolaan dunia, khususnya di Indonesia. Hampir semua kepemilikan klub di Indonesia dipegang oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan politik. Bukan hanya klub saja, PSSI juga sebagai federasi yang membawahi sepak bola Indonesia dipegang oleh orang yang mempuyai kepentingan Politik, bisa di ambil contoh ketua PSSI sebagai ketua PSSI sampai tahun 2020 merangkap jabatan ganda, sebagai Gubernur Sumatera Utara. Muncul sebuah pertanyaan PSSI bisa apa, bila kita lihat pada saat ini semua unsur di penuhi dengan kepentingan Politi? Bila kita berkaca pada awal mula berdirinya PSSI, adalah sebagai wujud perlawanan terhadap penjajahan, namun pada saat ini semua telah bergeser, bahwa saat ini

PSSI dan sepak bola Indonesia adalah bagian dari sebuah kepentingan Politik yang memperjuangkan kepentingan segelintir kelompok. Tentu saja hal ini yang menjadi korban adalah suporter atau pecinta sepak bola Indonesia. Mereka telah mengorbankan banyak hal, namun dibalik itu semua hanya sebuah drama yang di gunakan oleh elit tertentu untuk kepentingan mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

C. Ringkasan

Pada awal berdirinya Persis Solo bernama VVB (Vorstenlandsche Voetbal bond

Soerakarta). Lahir pada 8 November 1923. Tujuan berdirinya Persis Solo didasari oleh banyak hal, di antaranya sebagai sarana untuk yang berhubungan dengan kesehatan jasmani dan rohani, sekaligus sebagai alat pergerakan untuk melawan klub bentukan kolonial

Belanda. VVB berubah nama menjadi Persis pada tahun 1933. Tujuan dari perubahan nama ini adalah mengikuti anjuran sesuai kongres PSSI yang ke II. Salah satu anjuran yang diberikan adalah pemakaian nama Indonesia di setiap klub sepak bola di bawah naungan

PSSI. Prestasi Persis Solo mengalami peningkatan yang cukup baik, beberapa kali mendapatkan gelar juara pada tahun 1935, 1939, 1940, 1941, dan 1942. Hal ini di berkat fasilitas yang diberikan oleh Paku Buwono X. Salah satu fasilitas yang diberikan adalah dibangunnya stadion Sriwedari.

Pada tahun 1960 terjadi penurunan terhadap prestasi Persis, sehingga kejayaan Persis hilang pada masa itu. Pada tahun 1970 an masuklah klub Arseto permainan gemilang dari

Arseto menjadikan masyarakat Kota Solo mulai melupakan Persis Solo. Kebersamaan bersama Arseto sampai pada tahun 1998. Hal ini terkait dengan lengsernya Soeharto dan kerusuhan di Kota Solo.

Euforia masyarakat Solo terhadap sepak bola memang cukup tinggi, untuk mewadahi suporter maka dibentuk Pasoepati, terbentuknya Pasoepati terjadi pada masa klub Pelita Solo.

Kepergian Pelita Solo dan datang nya Persijatim tidak menyurutkan euforia suporter.

Suporter Pasoepati sempat kehilangan arah dukungan ketika Persijatim pergi dari Kota Solo.

Pada waktu itu Persis Solo masih berlaga di divisi regional Jawa Tengah. Akhirnya, untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

mengisi kekosongan tim sepak Bola di Kota Solo, mereka mendukung tim Persis Solo yang pada akhirnya bisa naik di divisi dua Nasional.

Permasalahan-permasalahan klub terbawa sampai di tubuh suporter. Dualisme yang terjadi di dalam klub membawa dampak pada dukungan diberikan oleh Pasoepati. Selesainya dualisme klub, membawa angin segar bagi suporter Pasoepati, mereka tetap memberikan dukungan kepada Persis Solo secara total. Suporter Pasoepati memiliki peran ganda dalam hidup matinya Persis Solo. Selain memberikan dukungan saat pertandingan, mereka juga menjadi tonggak hidup lewat tiket yang mereka bayar. Hal ini terjadi setelah dana APBD di larang penggunaanya untuk pembiayaan klub. Oleh sebab itu, untuk menarik sponsor dan kemandirian klub maka klub Persis Solo berubah menjadi PT (Perseroan Terbatas).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bab III MENJADI SUPORTER PERSIS SOLO

Pengantar

Penulis pada Bab ini, menjabarkan tentang fenomena yang terjadi pada Suporter Persis

Solo pada saat ini. Di samping itu, pada bab ini juga menjabarkan tentang bagaimana seseorang bisa tertarik dan masuk menjadi suporter Persis Solo, dan juga membahas tentang fenomena suporter Persis Solo, di mana sepak bola telah menjadi pengalaman kehidupan sehari-hari bagi suporter.

A. Sejarah Stadion Manahan Solo

Stadion Manahan Solo dibangun pada tahun 1989 dan diresmikan pada tahun 1998.

Pembangunan stadion Manahan ini merupakan persembahan dari Yayasan Ibu Tien

Soeharto. Di bangun di luas areal lahan sebesar 170.000 m2 dan luas bangunan 33.300 m2 luas areal lahan sebesar 170.000 m2 dan luas bangunan 33.300 m2. Pengelola Stadion

Manahan Solo dipegang oleh Yayasan Gelora Surakarta.55 Pada saat ini stadion Manahan

Solo menjadi kandang dari klub Persis Solo, menggantikan stadion Sriwedari yang daya tampung tidak memenuhi.

Dalam perkembangan sepak bola modern, kualitas stadion pun harus mempunyai standar yang sudah ditentukan sudah ditentukan oleh federasi FIFA maupun PSSI. Untuk

55 PasoepatiNet. (2013) Mengenal Sejarah Stadion Sriwedari dan Manahan Solo. (Profil Stadion) http://pasoepati.net/mengenal-sejarah-stadion-sriwedari-dan-manahan-solo/. diakses pada: 15 Januari 2018.

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

standar liga Indonesia standar stadion sudah di tentukan. Standar tersebut meliputi Fasilitas ruang ganti pemain, jaringan internet di dalam stadion, ruang pengawas pertandingan dan wasit, ruang kesehatan, penerangan minimal 800lux, jaringan listrik, beserta cadangan listrik, tempat parkir, tribune VIP untuk tamu VIP, sponsor, parkir buat 2 buah ambulans, dan penyedia hak siar.56 Standar tersebut sudah dipenuhi oleh Stadion Manahan Solo, walaupun pada saat ini Persis Solo masih bermain di Liga 2. Fasilitas yang sesuai standar menjadikan stadion Manahan bukan hanya dipakai tim Persis Solo, namun pertandingan sepak bola berskala nasional dan internasional.

B. Keanekaragaman Suporter Persis Solo

1. Pembagian Tempat Duduk Suporter

Gambar 3. 1 Denah dan daftar harga tiket di Stadion Manahan Solo

56 Tribunnews. (2018) Tujuh Syarat Wajib Stadion untuk Menjadi Markas Klub Liga 1. (surat kabar online) http://www.tribunnews.com/superskor/2018/02/15/tujuh-syarat-wajib-stadion-untuk-menjadi-markas-klub- liga-1. diakses pada: 1 Mei 2018. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Klub Persis Solo berkandang di Stadion Manahan Solo yang berkapasitas sekitar 35 ribu penonton.57 Stadion berstandar internasional memiliki pembagian tribune dalam stadion.

Hal ini bisa dilihat pada gambar di atas. Pembagian tribune di dalam stadion Manahan Solo, digunakan suporter Persis Solo untuk membagi diri sesuai dengan komunitasnya. Suporter

Persis Solo terkenal dengan basis massa yang banyak di sisi lain juga mempunyai banyak jenis suporter yang mendukung. Di sini penulis mencoba membedakan suporter-suporter yang mendukung Persis Solo sesuai dengan komunitas nya dan sesuai dengan gaya dukungannya.

Gate CS9 merupakan tribune yang berada di selatan gawang. Tribune tersebut ditempati oleh beberapa komunitas suporter Pasoepati, yang terkenal adalah Mboergadoel

(Mburi gawang kidul) kalau di bahasakan dalam Bahasa Indonesia belakang gawang selatan.

Di setiap gate pasti ada dirigen atau pentolan suporter yang setia memberikan aba-aba dalam melakukan dukungan. Pada gate CS9 pentolan yang cukup terkenal adalah Agos Warshoep,

Vivi Anjani, dan Geonk. Di sisi lain di Gate CS9 juga ditempati oleh suporter Pasoepati ultras atau bisa disebut dengan Solo Unity Curva (SUD). Suporter dengan ciri khas gaya ultras ala

Italia dari atribut dukungan dan bendera, masih dalam satu keluarga atau bagian dari

Pasoepati.

Gate A11-12 merupakan tribune yang berada di daerah VIP, yang membedakan tribune

VIP dengan Tribune lainnya adalah tribune ini sudah dengan kursi penonton dan atap sehingga terkesan lebih nyaman ketika penonton menempati tribune VIP. Biasanya tribune

57 PasoepatiNet. Stadion Manahan. (Berita) http://pasoepati.net/stadion/manahan/. diakses pada: 14 Februari 2018. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

ini khusus digunakan oleh suporter lawan untuk mendukung tim kesebelasannya ketika bertanding.

Gate AI merupakan tribune VIP bagian tengah. Tribune ini lebih mahal dibanding dengan tribune VIP lainnya dikarenakan posisi lebih tengah sehingga kenyamanan untuk menonton lebih nyaman dari pada tribune VIP lainnya. Tribune ini ditempati oleh penonton pecinta sepak bola di Kota Solo atau sekadar masyarakat Solo yang mencari hiburan. Pada tribune ini juga terdapat tribune VVIP, dari segi harga tiket lebih mahal karena fasilitas kursi dan posisi untuk menonton pertandingan lebih nyaman. Pada tribune VVIP biasanya ditempati oleh para petinggi klub, pejabat daerah ataupun tamu undangan.

Gate A2-3 hampir sama dengan Gate A11-12 termasuk bagian dari tribune VIP, sama halnya dengan tribune VIP lainnya pada tribune ini ditempati oleh masyarakat dan pecinta sepak bola kota Solo. Walaupun kadang kala ada beberapa komunitas-komunitas kecil dari

Pasoepati yang menempati tribune ini.

Gate CU4-5 merupakan tribune berada di sisi utara di sisi stadion Manahan Solo.

Tribune ini ditempati oleh Pasoepati. Dirigen pada Gate CU4-5 bernama Sigit Ompong, dirigen yang cukup terkenal di kalangan suporter Persis Solo memimpin pasukan dengan penuh semangat dengan gaya khasnya, sehingga gaya membuat suasana gate CU4-5 lebih semarak dan penuh dengan euforia. Gaya yang ditampilkan pada tribune ini hampir sama dengan gaya dukungan gate CS9. Seperti nyanyian, penampilan gerakan-gerakan, maupun koreografi nya.

Gate B6 merupakan tribune terbuka berada di sisi lapangan. Tribune ini ditempati oleh

Surakartans. Suporter ini terbilang cukup baru di kalangan suporter Persis Solo. Mereka tidak mau disebut bagian dari Pasoepati karena permasalahan internal dalam pengurus Pasoepati. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Mereka menganggap bahwa Pasoepati bukan hanya sebagai pendukung Persis Solo saja, akan tetapi telah di politisasi, diarahkan, dan digiring untuk kepentingan tertentu.58 Sehingga munculnya Surakartans, pada semula bernama hooligans Solo. Keberadaan mereka adalah murni pecinta bola dan mendukung Persis Solo tanpa kepentingan politik tertentu. Oleh sebab itu gaya dukungan mereka ketika di lapangan tidak ada atribut Pasoepati ataupun Persis

Solo.

Gate B7 merupakan tribune terbuka dan ditempati oleh Pasoepati yang menyatakan dirinya Pasoepati Gate B7. Dirigen di Gate 7 adalah Andre Jaran. Gaya dukungan hampir sama dengan gaya dukungan Pasoepati pada umumnya yang berada di tribune utara maupun selatan. Bahkan gate B7, gate CS9, dan CU4-5 selalu berlomba-lomba dalam menampilkan koreografi pada saat pertandingan sepak bola.

Gate B8 dulu digunakan untuk suporter lawan. Namun pada saat ini tribune diisi oleh berbagai komunitas suporter Persis Solo. Pada liga 2 musim 2017 tribune ini digunakan oleh

Pasoepati Gojek. Suporter ini adalah kumpulan Driver Gojek. Mereka membentuk perkumpulan Pasoepati Gojek 1923 karena Gojek telah menjadi sponsor Liga 2 sekaligus menjadi sponsor klub Persis Solo. Kehadiran Pasoepati Gojek 1923 sangat berbeda dengan nuansa suporter lainnya. Atribut yang dipakai suporter ini berwarna hijau dengan jaket Gojek yang selalu mereka pakai ketika menjadi driver Gojek. Namun di sisi lain di Gate B8 ini juga muncul kelompok suporter casual, yang mirip dengan suporter yang berada di gate.

58galuhandini. (2014) "HOOLIGANS SOLO" (PASOEPATI). (video) https://www.youtube.com/watch?v=OQNokbzqHd0. diakses pada: 8 Maret. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

2. Klasifikasi Suporter Persis Solo

Pada subbab di atas penulis mencoba memperlihatkan penempatan suporter Persis Solo berdasarkan tribune yang ditempati. Pada tulisan di subbab ini, penulis mencoba menuliskan klasifikasi suporter Persis Solo berdasarkan gaya dukungannya.

Pasoepati

Pasoepati merupakan kelompok suporter Persis Solo yang terorganisir yang pertama

berdiri. Banyak sekali komunitas-komunitas yang muncul dari dalam kubu Pasoepati.

Mereka menyebut dengan korwil atau suku. Penyebutan nama bisa sesuai dengan nama

daerah asal korwil atau suku bisa juga nama tribune yang biasa mereka tempati ketika

mendukung Persis Solo di Stadion Manahan Solo. Seperti Pasoepati Abas, Pasoepati

Mboergadoel, Pasboy, Solo Unity Curva (SUD,) Pasoepati Crayon, Pasoepati Gate B7,

dan masih banyak lagi komunitas-komunitas Pasoepati yang tersebar area Keresidenan

Solo, maupun di luar Solo seperti Pasoepati area Jabodetabek atau Pasoepati Bekasi

(Pasoebek).

Gaya dukungan pada mulanya mirip dengan gaya dukungan suporter Barra Brava.

Suporter Barra Brava merupakan suporter fanatik dari Amerika Latin. Ciri khas gaya

dukungan suporter tersebut berdiri selama pertandingan dan terus bernyanyi mendukung

tim yang mereka dukung. Membawa alat musik seperti bass drum sebagai alat untuk

mengiringi mereka bernyanyi selama pertandingan, membawa identitas klub seperti

bendera ataupun baju kebanggaan klub, menampilkan atraksi seperti gerakan tangan.

Suporter Barra Brava mempunyai pemimpin atau dirigen untuk memberikan aba-aba PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

dalam bernyanyi ataupun dalam melakukan tarian-tarian.59 Fanatisme Barra Brava

memang tidak diragukan lagi, kegilaan terhadap tim yang mereka dukung bukan hanya

sebatas bernyanyi atau mendukung, namun di balik itu semua ikatan emosional kepada

klub bisa terlihat ketika tim itu menang ataupun kalah. Pada saat menang emosional

kegembiraan bisa terpancar dari wajah mereka, euforia kemenangan bisa saja mereka

rayakan di jalanan dengan wajah penuh kegembiraan, namun sebaliknya ketika tim

mereka kalah wajah sayu, sampai tangisan air mata pun juga sering terjadi di akhir

pertandingan.

Gaya dukungan Pasoepati pada awalnya memang sangat identik dengan gaya

dukungan suporter Barra Brava. Seperti pembahasan di Bab II, bahwa pada awalnya

suporter Pasoepati meniru gaya dukungan suporter Aremania, yang jelas suporter Arema

banyak belajar dari salah satu pemain Arema yang berasal dari Amerika latin tentang

fanatisme suporter di Amerika latin.

Gaya dukungan Pasoepati memang pada awal mula identik dengan gaya dukungan

suporter Barra Brava, mereka mencoba mengubah lagu-lagu seperti ‘Tul Jaenak’ dari

Koes Plus menjadi lagi dukungan suporter Persis Solo, berikut sepenggal liriknya

Abang abang iki dudu setan Pasoepati edan tapi mapan Kaos abang sing nduwe Manahan Uwong Solo sing terkenal sopan

Yo ning solo yeng pengen nonton bal-balan Suportere sopan tamune dijamin aman

59 The Guardian. (2011) The barra bravas: the violent Argentinian gangs controlling football. https://www.theguardian.com/football/2011/aug/21/argentina-football-gangs-barra-bravas. diakses pada: 20 februari 2018. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Banyak lagu yang diubah suporter Persis Solo dari lagu pop, lagu dangdut sampai

lagu gereja seperti ‘Dalam Yesus kita Bersaudara’ sampai ‘Hari ini Kurasa Bahagia’

diubah oleh suporter Pasoepati menjadi lagu dukungan bagi Persis Solo.60 Tidak hanya

mengubah lagu, mereka juga menciptakan lagu-lagu yang berisikan lirik tentang

memberikan semangat kepada tim Persis.

Euforia dukungan pun terlihat saat akan memulai pertandingan. Suporter Pasoepati

mulai bersiap dengan atribut kebanggaan mereka yang didominasi warna merah, drum

mulai ditabuh, dan mereka memulai bernyanyi dan menari dengan aba-aba sang dirigen.

Pertandingan pun dimulai suasana semakin semarak nyanyian, tarian, dan tabuhan drum

tidak henti-hentinya selama pertandingan berlangsung. Sang dirigen berdiri di depan tanpa

lelah memberikan aba-aba ketika akan memulai gerakan atau mengakhiri gerakan ataupun

nyanyian. Gol tercipta adalah sumber kegembiraan mereka, keputusan wasit yang

kontroversial atau tingkah laku pemain lawan yang menyebabkan pemain cedera adalah

sumber emosi bagi para suporter. Kata-kata kasar dan makian akan selalu terdengar di

setiap jalannya pertandingan dari mulut para suporter.

60 Agos WarSoep. (2017) Pasoepati Training Chant New Season 2017. (Video) https://www.youtube.com/watch?reload=9&v=DK8Er5mDEwE. diakses pada: 20 februari 2018. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Gambar 3. 2 Persiapan sebelum pertandingan

Sumber diambil https://www.youtube.com/watch?v=JyiM4qC-0y0d diakses pada tanggal 20 Februari 2018

Gambar 3. 3 Gerakan Tangan Suporter Persis Solo

Srikandi Pasoepati

Sepak bola tidak hanya urusan kaum lelaki, tetapi kaum perempuan punya hak untuk menjadi suporter sepak bola. Biasanya yang terjadi kaum perempuan menonton sepak bola di tribune VIP itu pun karena diajak oleh keluarga ataupun diajak oleh teman (pacar).

Kehadiran suporter perempuan di tribune ekonomi dan berada di kerumunan masyarakat terbilang masih minoritas dibanding dengan suporter laki-laki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Untuk mewadahi suporter perempuan di kubu Persis Solo, maka dibentuklah

Srikandi Pasoepati. Penamaan tidak lepas dari sosok Srikandi dalam pewayangan. Di setiap tribune yang ditempati Pasoepati pasti ada beberapa sosok perempuan yang selalu setia mendukung Persis Solo di mana pun berada, walaupun jumlah mereka kalah dengan jumlah laki-laki.

Gambar 3. 4 Dirigen Wanita Pasoepati

http://www.thepicta.com/media/1007319613702912727_1910140749 diakses pada tanggal 17 Februari 2018

Biasanya dirigen suporter sepak bola adalah seorang laki-laki, namun di kubu

Pasoepati ada sosok dirigen perempuan yang selalu hadir dan berdiri di depan yaitu Vivi

Anjani, sosok yang tidak lepas dari sebutan Srikandi Pasoepati ini tidak pernah lelah, tidak pernah kalah dengan dirigen Pasoepati lainnya memimpin barisan di tribune selatan.

Kehadiran perempuan dalam kubu suporter Pasoepati, juga tidak lepas dari Kris Pujiatmi.

Sosok Kris Pujiatmi dikenal oleh kalangan suporter Pasoepati dengan sebutan Bunda, karena peran beliau dalam membimbing para anggota Pasoepati dan sekaligus sebagai salah satu orang yang membentuk kelompok suporter Persis Solo. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Gambar 3. 5Srikandi Pasoepati

https://www.fokusjateng.com/2017/08/13/foto-foto-ekspresi-srikandi-pasoepati-dukung-persis-lawan-persipur-dengan-penuh-kasih- sayang-lengkap/ pada tanggal 17 Februari 2018

Ultras

Perkembangan dunia media massa juga berpengaruh terhadap fenomena

perkembangan gaya dukungan suporter sepak bola di Indonesia, khususnya di kubu

suporter Pasoepati. Perkembangan pada saat banyak ideologi masuk ke dalam tubuh

suporter Persis Solo, salah satu nya ultras.

Ultras adalah pada mulanya lahir di Negara Italia. Berkembang pada tahun 1969,

diperkenalkan pertama kali oleh ultras klub Sampdoria bernama Ultras Tito Cucchiaroni

dan ultras klub Torino yang bernama Ultras Granata yang kemudian berkembang pesat

pada 1970-an.61 Pada awalnya ultras adalah kelompok suporter sepak bola di Italia yang

membedakan diri dari suporter yang masih bersifat tradisional. Kehadiran ultras

dipandang sebagai suporter yang baru dengan dukungan kepada tim yang mereka dukung

lebih loyal lagi. Ultras merupakan suporter yang terorganisir, mereka selalu

61 https://www.football-italia.net/blogs/si60.html diakses pada tanggal 28 februari 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

memperlihatkan dirinya dengan nyanyian, spanduk, bendera besar, simbol tangan,

kembang api, flare, drum, dan tentu saja pakaian yang mereka pakai. Kelompok suporter

ultras sangat dekat dengan fesyen sehingga mereka dapat dikenali dengan atribut yang

mereka pakai.62

Ultras terkenal dengan anggotanya yang sangat banyak dan tentu saja mempunyai

identitas keanggotaan. Tentu saja dengan keanggotaan yang lebih banyak akan

menghasilkan sumber dana yang besar. Dana-dana tersebut mereka gunakan untuk

keperluan dalam mendukung tim, salah satunya adalah dengan koreografi.63

Ultras adalah pendukung sepak bola yang sangat protagonis, sangat identik dengan

unsur kekerasan terhadap suporter rival maupun terhadap aparat keamanan. Mereka

sangat suka bepergian, dalam arti mereka akan selalu mendukung tim kesebelasannya

bertanding di mana pun bermain. Mereka juga tahu bagaimana cara mereka

mempertahankan wilayah (nama klub) mereka dari kelompok suporter lainnya, tentu saja

jalan kekerasan yang mereka tempuh. Sehingga yang terjadi keberadaan ultras semakin

menambah data kekerasan yang terjadi di Negara Italia.64

Ultras berkembang pesat pada awal mulanya hanya di daerah Eropa pada tahun

1980-an, 1990-an, dan 2000-an. Di Indonesia kurang lebih masuknya ultras adalah pada

2005. Ultras semakin populer di Indonesia dengan adanya BCS (Brigata Curva Sud)

kelompok suporter Sleman ini adalah salah satu suporter yang memopulerkan ultras di

62 Alberto Testa dan Gary Armstrong. (2008) "Words and Actions: Italian ultras and Neo-Fascism". Journal for the Study of Race, Nation and Culture. Hal 3. 63 Ibid. Hal. 4. 64 Alberto Testa dan Gary Armstrong. (2012) Football, Fascism and Fandom: The Ultras of Italian Football, London: A&C Black, .Hal. 15. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Indonesia sejak tahun 2011. Kelompok ultras di Indonesia selalu memisahkan diri dari kelompok suporter terdahulu nya, seperti BCS memisahkan diri dari kelompok suporter

Slemania, walaupun sama-sama mendukung PSS Sleman.

Hal ini berbeda dengan suporter Pasoepati, kelompok Solo Unity Curva (SUD) masih dalam satu naungan Pasoepati. Mereka dapat diidentifikasi dengan cara berpakaian serta gaya nyanyian mereka yang selalu memakai Bahasa Italia. Warna hitam dan berada di tribune selatan menjadi ciri khas mereka. Namun yang menarik adalah gaya dukungan

Pasoepati pada saat ini telah mengarah pada gaya dukungan ultras, walaupun nama mereka tidak memakai kata-kata ultras. Seperti di setiap pertandingan mereka selalu menampilkan koreografi, gaya pakaian mereka sudah mengenal fesyen seperti memakai sepatu saat pergi ke stadion, bendera, dan banner besar selalu terpasang di tribune.

Sebelum ada larangan memakai Flare dan kembang api, suporter Pasoepati selalu menyalakannya di setiap pertandingan, sehingga seisi stadion selalu penuh dengan asap.

Ketika Persis Solo bertanding ke luar pun mereka selalu menemani dan mendukung, hal ini mereka sebut dengan away day.

Terjadi penggabungan ideologi di dalam kubu suporter Pasoepati antara ideologi suporter Barra Brava maupun ultras. Nuansanya Italia, Amerika latin, dan suporter

Inggris akan tersaji dalam satu pertandingan 2X45 menit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Gambar 3. 6 Ultras Persis Solo dengan Gaya Koreografi nya

Casual

Hooligans merupakan suporter berasal dari negara Inggris. Suporter ini selalu identik dengan hal yang berbau kekerasan. Kerusuhan suporter yang terjadi di sepak bola

Inggris disebabkan oleh tingkah laku suporter Hooligans. Oleh sebab itu suporter

Hooligans banyak menjadi incaran aparat kepolisian di Inggris. Akhimya untuk mengelabui kepolisian, suporter hooligans menyamarkan diri mereka. Identitas mereka berubah dengan memakai baju-baju bermerek. Fashion menjadi ciri khas suporter casual.

Dimulai oleh suporter Liverpool pada 1970-an. Sejarah dimulai pada saat suporter

Liverpool bertandang ke stadion Olimpico Roma. Pada saat itu aparat kepolisian benar- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

benar memantau pergerakan suporter dari klub Liverpool saat mereka pulang ke Inggris.

Suporter Liverpool berhasil lolos dari pantauan Inggris, karena mereka memakai pakaian

dari desainer olahraga terkenal dari Italia dan Perancis seperti Lacoste, Sergio Tacchini,

dan Adidas. Suporter Liverpool tidak memakai atribut Liverpool logo, ataupun jersey.65

Cara yang dilakukan oleh suporter Liverpool kemudian ditiru oleh suporter Hooligans

lainnya. Akhirnya perkembangan suporter casual menyebar cepat di tanah Inggris.

Perkembangan suporter casual akhirnya sampai juga di Indonesia, salah satunya di

Kota Solo. Berawal dari nama Hooligans Solo, Persis Fans, dan akhirnya menjadi

Surakartans, kelompok suporter yang identik dengan gaya casual dan akhirnya

memisahkan diri dari Pasoepati. Mereka juga mempuyai korwil-korwil yang mengatur

komunitas suporter casual. Korwil yang biasanya disebut di Pasoepati di suporter casual

mereka sebut dengan Firm. Gaya dukungan pun mirip dengan gaya casual di Inggris.

Mereka mempunyai café sebagai tempat kumpul, lagu-lagu yang dinyanyikan berbahasa

Inggris. Tribune yang biasanya mereka tempati mereka anggap sebagai tribune paling

bersih dan nyaman dibanding tribune-tribune lainnya di stadion Manahan Solo. Mereka

mencoba mengubah image suporter dengan benar-benar merawat stadion sebagai rumah

mereka sendiri. Seperti yang dilakukan oleh Suporter Surakartans, mereka patungan

hanya untuk mempercantik tempat mereka memberikan dukungan. Di dalam struktur

keorganisasian mereka tidak punya struktur organisasi bila dibandingkan dengan suporter

Pasoepati. Kebiasaan yang tak pernah mereka lupakan, suporter B6 tidak pernah absen

dalam mendukung tandang Persis Solo.

65 Iswandi Syahputra. (2016) Pemuja Sepak Bola Kuasa Media atas Budaya, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hal. 56. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Penonton

Penonton merupakan bagian suporter Persis Solo. Hal yang membedakan antara

suporter dan penonton salah satunya adalah tempat duduk. Penonton adalah orang

menikmati sepak bola untuk mengisi waktu luang mereka dan menjadikan sepak bola

sebagai hiburan bagi mereka. Biasanya mereka menempati tribune VIP dan datang dengan

keluarga mereka ataupun pacar. Para penonton biasanya menikmati jalannya pertandingan

tanpa harus berdiri dan bernyanyi sepanjang pertandingan. Mereka terhibur ketika gol

tercipta dan ketika suporter melakukan koreografi. Kamera smartphone mereka terarah

kepada kelompok suporter ketika koreografi dimulai. Kadang kala momen-momen di

lapangan mereka lupakan karena fokus terhadap koreografi suporter. Tingkat emosional

penonton cenderung lebih kalem daripada suporter. Seperti yang diungkapkan oleh IRM

23 tahun,

“Aku kie nonton Persis kie go hiburan kok Mas, go ngisi ben ra penat ae. Mangkane nonton ning tribune VIP walapun lueh larang tapi iso menikmati jalanyan pertandingan. Syukur-syukur Persis menang kui tambah seneng. Hiburane selain nonton bal ya keriuhan gayenge nang stadion kaya dene kareografi ne cah cah Pasoepati Mas, kui salah sijine. Mangkane pas koreo kae ya aku abadikan go HP ku ben iso diupload nang mendsos. Hhehehehhe”66

Aku menonton Persis Solo hanya buat hiburan kok kok, Mas, buat mengisi waktu biar tidak penat saja. Oleh sebab itu aku menonton di tribune VIP. Walaupun lebih mahal, tapi setidaknya bisa menikamti jalannya pertandingan. Syukur- syukur Persis menang itu menambah rasa senangku. Hiburan selain melihat pertandingan bola ya keriuhan, semarak di stadionya, seperti koreografi teman- teman Pasoepati, Mas itu salah satunya. Oleh sebab itu pas koreografi aku mengabadikan lewat Hp ku agar nanti bisa aku upload di media sosial hehehe.

66 Wawancara dengan IRM, 25 Agustus 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

3. Konflik Suporter

Konflik di antar Suporter Persis Solo

Bentrokan pun bukan hanya antar suporter dari klub yang berbeda.67 Bentrokan juga

terjadi antar komunitas suporter dalam satu lingkup satu klub, hal ini terjadi di beberapa

kasus di Indonesia. Salah satunya di Klub Persis Solo. Di dalam suporter Persis Solo

sendiri terjadi konflik sehingga menyebabkan bentrokan antar suporter Persis Solo. Hal

ini terjadi karena saling ejek antar komunitas suporter Persis Solo.68 Seperti yang terjadi

antara suporter B6 dengan suporter Pasoepati.

Bentrokan dua kubu suporter yang berbeda ideologi ini menyebabkan korban jiwa

dari kedua kubu. Pada tahun 2016 terjadi penusukan dan penyerangan terhadap suporter

salah satu suporter Persis Solo, yang menyebabkan beberapa suporter harus dilarikan ke

rumah sakit karena mengalami luka tusuk.

Hal yang menarik adalah gesekan sesama suporter di acara nobar pertandingan liga

Inggris. Pada waktu salah satu komunitas Suporter Persis mengadakan Nobar di sebuah

café kawasan Solo. Pertandingan mempertemukan antara Manchester United dan

Liverpool. Di dalam café terbelah menjadi dua komunitas pendukung antara Manchester

United dan Liverpool. Suasana pada mulanya berlangsung tertib, sorak-sorak pendukung

kedua tim saling bersahutan. Namun pada saat menjelang pertandingan terjadi saling ejek

dan suasana berubah menjadi panas. Baku hantam kedua suporter pun tak terelakkan.

67 Solopos. (2015) Bentrok Suporter, Pasoepati bentuk satgas di Manahan, efektifkah? (Surat Kabar online) http://www.solopos.com/2015/08/08/bentrok-suporter-pasoepati-bentuk-satgas-manahan-efektifkah-631331 diakses pada: 25 Agustus 2017. 68 Sindonews. 2 Penyerang Suporter Persis Solo Ditangkap. (Surat Kabar online) https://daerah.sindonews.com/read/1090598/22/2-penyerang-suporter-persis-solo-ditangkap-1457113852. diakses pada: 18 Juli 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Suasana nobar yang penuh dengan nyanyian berubah menjadi arena pertarungan. Suasana

bisa dikendalikan, para suporter yang rusuh akhirnya membubarkan diri dan kembali ke

rumah masing-masing.

Hal yang menarik bagi penulis, dari peristiwa tersebut adalah kedua suporter

kembali berdamai, hal ini terlihat dari mereka bersama-sama dalam satu tribune

mendukung Persis Solo. Suasana permusuhan tidak tergambar dalam raut wajah mereka.

Mereka bernyanyi bersama, saling bercanda bersama, duduk bersama dalam satu tribune

dan tidak ada tanda-tanda permusuhan di wajah mereka.

Konflik antar Suporter

Gesekan antar suporter memang hal sering terjadi di dalam dunia sepak bola. Tensi

panas dalam pertandingan terkadang merembet ke arah konflik antar suporter. Saling ejek,

tidak menerima kekalahan ataupun menilai keputusan wasit menguntungkan salah satu

pihak merupakan salah satu pencetus terjadinya konflik. Konflik suporter bukan hanya

merugikan klub ataupun kelompok suporter, namun juga berimbas pada kerugian harta

benda dan jatuhnya korban jiwa. Pada rentang tahun 1995-2016 kerusuhan suporter sepak

bola di Indonesia tercatat sudah memakan 53 suporter meninggal dunia.69

Kelompok suporter Solo merupakan salah satu kelompok suporter yang memiliki

fanatisme kuat dalam mendukung klubnya. Walaupun sering berganti-ganti klub dari

Persis Solo, Arseto, Pelita Solo, Persijatim Solo FC, kembali ke Persis Solo, dukungan

69Goal. (2016) 54 Suporter Indonesia Meninggal Dalam 11 Tahun Terakhir. (Surat kabar) http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2016/11/07/29275642/54-suporter-indonesia-meninggal- dalam-11-tahun-terakhir. diakses pada: 18 Juli 2017.. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

yang diberikan sangatlah kuat. Hal ini terlihat dari pertandingan-pertandingan yang tidak

pernah sepi dari dukungan suporter. Fanatisme dalam mendukung tim kesayangannya

membawa dampak positif dan negatif. Hal positif didapat adalah dukungan diberikan

terhadap tim semakin kuat, sehingga motivasi kemenangan pemain sepak bola semakin

kuat. Akan tetapi di balik sikap fanatisme bisa memunculkan konflik. Beberapa kali

suporter Solo terlibat konflik dengan suporter lawan. Salah satunya konflik dengan

suporter PSIM Yogyakarta.

Pada Awalnya (1997) Persis Solo bertemu dengan PSIM di laga divisi 2 liga

Indonesia dan pada saat itu terjadi keributan antara suporter Persis dengan PSIM. Pada

waktu itu keributan bisa diantisipasi sehingga tidak berlangsung lama. Setahun kemudian,

PSIM kembali bertemu dengan Arseto Solo di Stadion Sriwedari. Keributan kembali

pecah, dan pada saat itu bentrokan tidak bisa dihindarkan dari kedua belah pihak bertikai.

Kerusuhan ini dikenang dengan tragedi Kandang Menjangan. Suporter PSIM Yogyakarta

ketika akan pulang ke Yogyakarta dipaksa masuk ke dalam kompleks Kopassus Kandang

Menjangan. Di kompleks tersebut suporter PSIM mengalami penyiksaan oleh aparat

keamanan. Kejadian Kandang Menjangan menjadikan adanya dendam turun temurun oleh

suporter PSIM Yogyakarta.70 Hal ini berakibat pada bila terjadi pertemuan antara suporter

Solo dengan Yogyakarta, ataupun suporter Solo melintas Kota Yogyakarta kerusuhan pun

tidak dapat dihindarkan. Kerusuhan terbaru antara suporter Solo dengan PSIM

70 Junaedi. (2016). Op Cit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Yogyakarta adalah pada saat Persis bermain dengan Persiba Bantul71 di Stadion Sultan

Agung Kabupaten Bantul. Berawal dari kata-kata penghinaan terhadap suporter PSIM,

dan berujung pada bentrokan.72

Bentrokan atau konflik antar suporter, bukan hanya terjadi antara suporter Solo

dengan PSIM saja namun, ada beberapa bentrokan terjadi antara suporter lainnya. Seperti

dengan PSIS Semarang, PSIR Rembang,73 pernah juga bentrok dengan Suporter PSS

Sleman walaupun akhirnya mereka berdamai.

Bentrokan pun tidak hanya antar suporter saja, namun juga ketika keputusan wasit

dinilai merugikan tim sepak bola kota Solo. Ini terjadi pada saat pertandingan Persis Solo

melawan Martapura FC. Berawal dari kekecewaan terhadap keputusan wasit, suporter

Persis Solo turun ke lapangan kemudian melakukan perusakan fasilitas dan bus

Martapura. Kejadian ini menimbulkan satu suporter Persis Solo meninggal dunia.74

Pada liga Gojek Traveloka liga 2 gesekan-gesekan suporter Persis Solo juga terjadi

beberapa kali terjadi. Seperti dengan kubu PSIM di Yogyakarta yang menyebabkan

terjadinya sweeping plat AD di Yogyakarta dan pengrusakan kendaraan bermotor berpelat

AD. Kerusuhan juga sempat terjadi di stadion Krida Rembang. Suporter PSIR Rembang

71 HarianJogja. (2017) Liga 2 : Soal Kasus Penghina Suporter Persis Solo di Denda 15 Juta. (Surat Kabar Online) http://www.harianjogja.com/baca/2017/06/23/liga-2-soal-kasus-penghinaan-suporter-persis-solo- didenda-rp15-juta-828193 diakses pada: 18 Juli 2017.

73 Goal. (2017) Suporter Rusuh, Laga PSIR Rembang Vs Persis Solo Dihentikan. (Surat Kabar online) http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2017/07/16/37107562/suporter-rusuh-laga-psir-rembang-vs- persis-solo-dihentikan. diakses pada: 18 Juli 2017. 74 Tribunnews.com. (2014) Kronologi Tewasnya Satu Orang di Kerusuhan Antar-Suporter Pada Laga Persis Solo Vs Martapura FC. (Surat kabar Online) http://www.tribunnews.com/superball/2014/10/23/kronologi- tewasnya-satu-orang-di-kerusuhan-antar-suporter-pada-laga-persis-solo-vs-martapura-fc. diakses pada: 18 Juli 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Gangster bentrok dengan Suporter Persis Solo, yang menyebabkan pertandingan PSIR

Rembang dan Persis Solo harus ditunda.

Konflik dengan PSSI

Perjalanan Persis Solo di Liga 2 Gojek Traveloka mengalami tantangan yang cukup berat. Sanksi-sanksi telah terima dari kubu tim Persis Solo dari denda berupa uang, larangan suporter memasuki stadion sampai sanksi bertanding tanpa jajaran pelatih.

Banyak sanksi yang diberikan kepada tim Persis Solo menimbulkan protes dari kalangan suporter Persis Solo. Mereka mempertanyakan tentang sanksi berat yang diberikan kepada tim Persis Solo. Muncul prasangka-prasangka buruk tentang image pengelolaan liga bahwa gelar juara telah ditentukan siapa yang lolos ke Liga 1. Prasangka- prasangka tersebut bukan hanya sebatas tuduhan saja, akan tetapi melihat fenomena yang terjadi di kepengurusan PSSI yang di dominasi oleh banyak kepentingan yang berlatar politik, sehingga berakibat pada tata kelola liga yang berpihak pada klub-klub tertentu.

Pandangan seperti ini menjadikan suporter Persis Solo membenci kepengurusan PSSI.

Hal-hal tersebut menyulut protes dari kubu Suporter Persis Solo dan Manajemen

Persis Solo. Berbagai hal dilakukan oleh manajemen dari banding ke liga terkait sanksi, dan muncul gerakan dari kubu suporter Persis Solo. Salah satu gerakan adalah memakai pakaian batik dalam mendukung tim Persis Solo saat bertanding. Hal ini dimulai karena sanksi yang diberikan dinilai sangat merugikan tim Persis Solo. Berawal dari kasus kerusuhan dengan suporter PSIM Yogyakarta, serta pengrusakan mural Lambang PSIM di stadion Bantul, suporter Persis Solo mendapatkan sanksi larangan memakai atribut ke PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

dalam stadion dan denda sebesar 15 juta Rupiah.75 Pihak Persis Solo menilai sanksi

tersebut berat sebelah, dan seakan-akan komisi disiplin tidak melihat secara langsung

kejadian tersebut. Di sisi lain pihak Tim Persis Solo melihat kubu PSIM tidak

mendapatkan sanksi, dan jelas-jelas pihak Suporter PSIM melakukan penyerangan

sehingga mengakibatkan korban jiwa.

Untuk menanggapi sanksi tersebut manajemen dan suporter Persis Solo sepakat

untuk memakai batik dalam pertandingan Persis Solo melawan PSIS Semarang. Alasan

dipilihnya batik adalah sebagai salah satu ciri khas dari Kota Solo. Di sisi lain pemakaian

batik adalah bagian dari protes suporter terhadap PSSI.

Perlawanan-perlawanan terhadap mafia atau kebijakan dari kepengurusan liga juga

dituangkan dalam tulisan-tulisan spanduk ketika Persis Solo bertanding ataupun di tulisan

dunia maya. Narasumber juga pernah bercerita dia sempat mengikuti aksi memasang

tanda pagar #PersisSolo #AkuTidakAkanMencintaiLigaBusukBukanKarenaPersisSolo

dan menuliskannya di media sosial Instagram dan twitter sebagai bentuk protes karena

melihat bahwa melihat persepakbolaan Indonesia telah dikuasai oleh mafia dan salah satu

yang menjadi korban adalah Persis Solo. Dia tidak terima dengan sanksi-sanksi yang

diberikan oleh komisi disiplin PSSI karena dia memandang bahwa itu hanya sebagai

rancangan untuk menjegal Persis juara dan gagal promosi di liga satu.76 Hal itu juga di

amini oleh Hdry (20tahun) bahwa Persis pada saat ini sedang diserang oleh Mafia wasit

75 http://sambernyawa.com/2017/06/pasoepati-nilai-sanksi-tak-adil-tapi-batik-sepertinya-menarik/ diakses 11 Desember 2017 76 Wawancara dengan Shq, 3Agustus 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

untuk gagal promosi di Liga 1, dan bentuk-bentuk dari serangan tersebut adalah salah

satunya dari Sanksi-sanksi yang diberikan kepada Tim Persis Solo.77

Gambar 3. 7

Sumber diambil dari: http://kliksolo.com/olahraga/savepersis-jadi-trending-topic-di-solo/ diakses pada tanggal 10 Desember 2017 4. Kontrol sosial terhadap suporter

Di dalam pertandingan sepak bola, tidak hanya membahas tentang jalanya pertandingan saja, namun bagaimana juga mengatur jalanya pertandingan agar nantinya bisa dinikmati sebagai sebuah pertandingan dan hiburan bagi penonton. Untuk pertandingan bisa dinikmati, perlu adanya ketertiban penonton, sehingga diperlukan kontrol sosial terhadap penonton dan suporter itu sendiri. Oleh sebab itu dibuatlah berbagai aturan-aturan yang mengikat yang disadari maupun tidak disadari oleh penonton maupun suporter.

77 Wawancara dengan hndry, 1 Oktober 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Kompetisi sepak bola pada saat ini sangat mengutamakan kenyamanan dan ketertiban, agar nantinya sepak bola dapat dinikmati dengan enak dan nyaman. Hal ini juga berlaku juga di pertandingan Persis Solo di Stadion Manahan Solo. Cara yang dilakukan oleh panpel salah satunya dengan masuknya tim keamanan pada setiap pertandingan sepak bola. Tim keamanan terdiri dari Polisi dan tentara, hansip, dan tim bodyguard yang disewa panpel untuk mengamankan jalannya pertandingan. Kondisi keamanan dalam setiap pertandingan juga diatur dalam regulasi FIFA. Bila kita menelisik dari regulasi yang dibuat oleh FIFA tentang tim keamanan, hal ini mengacu pada kasus kerusuhan yang terjadi di Eropa dan berkembangnya hooligan di Inggris. Hal ini menuntut untuk diperketat keamanan dalam setiap pertandingan sepak bola, sehingga hal ini mendasari menjadi aturan FIFA dalam hal keamanan dalam setiap pertandingan sepak bola.

Bila kita melihat di pertandingan Persis Solo, kita akan menjumpai banyak tim keamanan yang berjaga dari pintu masuk sampai di tribun dan di pinggir lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengontrol penonton dan suporter agar mereka berperilaku tertib dan patuh.

Kontrol suporter juga bukan hanya sebatas dari tim keamanan saja, namun berkumpulnya menjadi satu suporter dalam satu tribune adalah bagian alasan berkumpul dalam satu tribune juga bagian dari untuk merasakan rasa memiliki komunitas dan merasakan keamanan bagi suporter karena mereka bertemu dan berkumpul dengan kelompok suporter.

Berkumpulnya suporter dalam satu tribun juga bagian kontrol suporter agar menciptakan sebuah ketertiban dan kepatuhan yang dibuat tanpa disadari oleh suporter dan penonton sepak bola. Di samping itu juga dengan berkumpulnya satu suporter, semakin mudah bagi aparat untuk mengidentifikasikan kelompok-kelompok suporter, apabila terjadi konflik pada saat pertandingan sepak bola. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Selain itu perayaan seperti lagu, nyanyian, tarian dan `gelombang Meksiko, koreografi yang diciptakan oleh suporter adalah bagian dari bentuk kontrol sosial, dan digunakan untuk memikat dan merayu individu, membantu mewujudkan kepatuhan sosial. Cara seperti ini, memang tanpa disadari adalah bagian dari sebuah sistem yang secara tidak langsung mengatur suporter dan penonton sepak bola untuk terlihat tertib.

C. Alasan menjadi seorang Suporter

Pada bagian ini penulis akan membahas bagaimana proses seseorang bisa menjadi suporter fanatik di dalam sepak bola. Data didapat dari wawancara dari beberapa suporter

Persis Solo.

1. Kegagalan Menjadi pemain sepak bola Profesional

Seseorang dalam hidupnya pasti mempunyai sebuah cita-cita, dan berusaha mengapai cita-cita tersebut dengan cara apapun. Salah satunya adalah cita-cita menjadi pemain sepak bola. Salah satu diungkapkan oleh suporter Persis Solo sebut saja Nd, dia mempunyai cita- cita sebagai pemain bola, karena dia melihat pemain bola seperti David Beckham, Christiano

Ronaldo, Kaka bermain dengan cukup bagus, banyak penggemar dan bisa tampil di klub- klub besar liga Eropa. Bayangan-bayangan tentang pemain besar yang sering muncul di televisi menjadikan Nd, berkeinginan untuk menjadi pemain Bola. Di sisi lain banyak penggemar yang dan kehidupan yang layak serba mewah menjadikan motivasi sendiri buat

Nd bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Hal ini diungkapkan Nd dalam wawancara berikut,

“Aku ingin menjadi pemain sepak bola, karena aku seneng bermain sepak bola, dan inspirasiku adalah pemain-pemain top Eropa seperti Kaka, David Beckham, Chritiano Ronaldo dan banyak lagi mas. Ya, sebenarnya aku punya keinginan menjadi pemain sepak bola biar banyak fans, hahahha, terus nik jadi pemain sepak bola khan bisa menjadi orang kaya. Seperti gajinya besar. Hidupnya serba PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

kecukupan lah. Hahahhaha. Makanya aku pengen sekali jadi pemain sepak bola.78”

Bercita-cita menjadi pemain sepak bola juga dirasakan oleh Sg, dia berkeinginan menjadi pemain sepak bola ketika dia pertama kali oleh orang tuanya dibelikan Jersey AC

Milan milik Maldini. Kecintaan terhadap klub dan pemain-pemain AC Milan diungkapkan dengan membeli poster, serta membeli majalah-majalah sepak bola.79 Berikut ini ungkapan

Sg terkait motivasi untuk menjadi pemain sepak bola:

Aku sakjane kie kepengen dadi pemain bal-balan kie alasane ya delok idola- idolaku pemain bal-balan kae lo, Mas, karo pengen mlebu timnas hahahahha. Kayane iso dadi kebanggaan ya? Aku wong deso iso dadi pemain Timnas hahahha.80

Aku sebenarnya ingin sekali menjadi pemain sepak bola, alasannya ya melihat idola-idolaku pemain sepak bola itu, Mas, dan aku berkeinginan bisa membela timnas Indonesia hahahahahhaha. Sepertinya bisa menjadi kebanggaan ya? Aku orang desa bisa menjadi pemain Timnas Indonesia hahahah.

Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa keinginan Sg menjadi pemain sepak bola juga didasari keinginan untuk membela Timnas Indonesia, karena dapat membela Timnas

Indonesia adalah sebuah kebanggaan bagi diri Sg.

Berbeda dengan Sg dan Nd, Thm berkeinginan menjadi pemain sepak bola karena ingin bermain untuk Tim Persis Solo. Alasannya adalah pertama kalinya ia menonton sepak bola secara langsung adalah Persijatim Solo Fc, yang sekarang berubah nama menjadi Tim Persis

Solo. Thm berkeinginan untuk menjadi pemain Persis Solo karena dengan bermain di dalam

78 Wawancara dengan Nd, 17 Mei 2017. 79 Wawancara dengan Sg, 8 Januari 2017. 80 Ibid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tim Persis adalah suatu kebanggaan, karena bisa membela klub yang membawa nama daerahnya tersebut.81

Untuk mewujudkan menjadi pemain sepak bola profesional, banyak hal yang dilakukan di antaranya masuk ke SSB (Sekolah Sepak Bola), mengikuti pertandingan sepak bola antar kampung, beberapa mencoba peruntungan mengikuti seleksi tim Persis Solo junior. Seperti yang dikatakan oleh salah satu narasumber, dia rela mengikuti seleksi beberapa kali Persis

Solo agar cita-citanya menjadi pemain sepak bola segera terwujud.82

Namun untuk menjadi pemain profesional tidak mudah seperti apa yang mereka bayangkan, berbagai kendala dan faktor memengaruhi mereka untuk berhenti meraih cita- cita sebagai pemain sepak bola profesional. Seperti kendala fisik yang tidak mendukung.

Salah satu narasumber bercerita, dia gagal menjadi pemain profesional dikarenakan cacat di matanya. Padahal pemain sepak dituntut untuk mempunyai fisik yang prima. Cacat dalam tubuh sangat mempengaruhi seseorang dalam bermain bola, terutama membatasi gerak dalam bermain sepak bola.

Ya pie neh, aku kie kepengen dadi pemain bal-balan, wes sue cita-cita kui aku ket, zaman cilikan ku, tapi ngerti dewe to, aku kie due cacat nang moto, gek kudu nggo kacamata, mosok ya pemain bal kudu go kacamata. Ya iso sech sakjane pemain bal balan go kaca mata kaya Edgar Davids kae, tapi pie neh larang je ragate tuku kacamata sing kaya ngana. Ya wes, tak nikmati ae, gagal dadi pemain bal tapi tetep iso dadi Suporter Persis Solo.83

Ya mau bagaimana lagi, aku mempunyai keinginan menjadi pemain sepak bola, sudah lama mempunyai cita-cita itu sejak zaman aku masih kecil. Masak pemain sepak bola harus memakai kacamata. Ya bisa saja pemain sepak bola memakai kacamata seperti Edgar Davids, tapi bagaimana lagi untuk membeli kacamata

81 Wawancara dengan Thm, 4 Februari 2017. 82 Ibid. 83 Wawancara dengan Baleco, 10 Agustus 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

seperti itu sangatlah mahal. Ya sudahlah, saya nikmati saja, kegagalan menjadi pemain sepak bola tapi tetep bisa menjadi supoter Persis Solo.

Kesadaran akan kemampuan bermain sepak bola menjadi alasan untuk berhenti mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola. Ini seperti yang diutarakan oleh salah satu narasumber, dia bercerita bahwa dia sudah mentok dengan skill bermain sepak bolanya, dan untuk bola bermain menjadi pemain profesional skill bermain sepak bola adalah kunci utama.84 Ketika kemampuan hanya pas-pas atau di bawah standar pemain sepak bola, pasti akan tersingkir dari dunia sepak bola profesional dan hanya berada di sepak bola antar kampung atau orang sering menyebutnya dengan Tarkam.

Ganjalan menjadi pemain bukan hanya datang dari kemampuan maupun dari tubuh, faktor keluarga pun bisa jadi ikut andil dalam gagalnya menjadi pemain sepak bola. Salah satu narasumber, mengungkapkan bahwa dia gagal menjadi pemain sepak bola, dikarenakan larangan untuk menjadi pemain sepak bola. Larangan itu muncul karena wacana tentang pemain sepak bola di Indonesia masih di pandang sebelah mata. Pekerjaan sebagai pemain sepak bola masih belum cukup untuk menunjang masa depan, apalagi melihat kasus-kasus yang terjadi di Indonesia. Sepak bola Indonesia masih jauh dengan kata profesional, banyak gaji pemain yang menunggak dan tidak ter bayarkan. Hal-hal tersebut menjadikan ketakutan- ketakutan orang tua untuk melepas anaknya menekuni sepak bola.

Kegagalan menjadi pemain tidak memupuskan harapan orang-orang ini untuk tetap mencintai sepak bola. Salah satu jalan mereka untuk melampiaskan kesenangan mereka terhadap sepak bola, yaitu menjadi suporter klub Persis Solo. Suporter menyediakan sebuah

84 Wawancara dengan Sg, 8 Januari 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

harapan bagi mereka untuk mengobati kekecewaannya menjadi pemain sepak bola profesional. Salah satu narasumber mengatakan bahwa kegagalan mereka menjadi suporter pemain bisa terobati dengan dia menjadi suporter Persis Solo, karena dengan menjadi suporter Persis Solo menjadi bagian perjuangan tim sepak bola Persis Solo.85

Penulis masih ingat kata-kata yang keluar dari kata-kata yang muncul dari salah satu narasumber, ora dadi pemain bal balan ora popo sing penting iso dadi suporter Persis Solo.86

Keinginan menjadi suporter adalah sesuatu hal untuk melampiaskan kegagalan mereka menjadi pemain sepak bola profesional. Hasrat mereka untuk menjadi pemain yang terganjal oleh berbagai faktor, dapat mereka salurkan lewat gaya yang berbeda, yaitu dengan menjadi suporter sepak bola. Anggapan suporter menjadi pemain keduabelas menjadi salah satu acuan mereka untuk mencintai sepak bola.

2. Sebuah kecintaan terhadap sepak bola

Sebuah kecintaan terhadap Persis Solo, bisa berawal dari kecintaan klub yang berlaga di luar negeri, lebih tepatnya di dataran Eropa. Seperti yang dikatakan oleh salah satu yang bernama IM (21 Tahun), sebelum mendukung tim Persis Solo, terlebih dahulu dia menggemari klub Liverpool yang berlaga di liga Inggris. Kemiripan warna Jersey yaitu merah, dan kemiripan dukungan suporter antara Persis Solo dan Liverpool menjadikan dia mulai mencintai klub Persis Solo. Selain itu, menonton Persis Solo dia merasakan atmosfer yang nyata ketika mendukung tim sepak bola, dia mengibaratkan menonton Persis Solo seperti menonton Liverpool saat bertanding, dari segi dukungan dan nyanyian hampir mirip

85 Wawancara dengan Baleco, 10 Agustus 2017. 86 Ibid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

yang dirasakan saat pendukung Liverpool mendukung tim kesayangannya walaupun itu berada di Kota Solo yang jauh dari Kota Liverpool.

“Sakjane aku kie sakdurunge dukung Persis Solo aku seneng sek ro Liverpool… hemmmm ya mergane Jerseyne warna padha, hahahha di samping iku, kie lo, Mas, dukungane kie meh pada ro pendukung Livepool, mangkane aku melu nang salah siji suporter Persis Solo, sing kie, ngerti dewe to sing gayane mirip kaya suporter Liverpool, Inggris-Inggris lah… ya intine aku kie iso merasakan suasana sing nyata delok balbalan, ya kaya dene delok Liverpool, sing biasane aku nonton nang Televisi, saiki isoh lah merasakan nang dunia nyata, lewat Persis Solo, ngana kui, Mas salah satune aku iso dukung Persis”87

“Sebelum aku menyukai Persis Solo aku lebih dahulu suka dengan Liverpool…hemmmmm ya karena warna Jerseynya sama, hahahhaha di samping itu, ini lho, Mas, dukungan yang diberikan hampir sama dengan suporter Liverpool. Oleh sebab itu aku masuk di salah satu lingkup bagian suporter Persis Solo, tahu sendiri tho, yang gayanya mirip seperti suporter Liverpool, Inggris- Inggris lah, ya intinya aku bisa merasakan suasana yang nyata dalam melihat pertandingan sepak bola, ya seperti melihat Liverpool, yang biasanya hanya dilihat dari Televisi sekarang bisa merasakan langsung, lewat Persis Solo. Itu, Mas salah satunya aku bisa mendukung Persis Solo.”

Hal berbeda diutarakan oleh Sdq (22tahun), dia menjadi suporter Persis Solo dikarenakan kesukaannya terhadap olahraga sepak bola yang diungkapkan dengan menjadi suporter Persis Solo. Alasan utama menjadi suporter Persis Solo, karena menjadi suporter dia merasa hasrat dalam menyukai sepak bola bisa tersalurkan, dan menjadi salah satu kebahagiaan tersendiri bagi narasumber.88 Setiap pertandingan, terutama pertandingan di stadion Manahan selalu hal yang paling ditunggu. Usaha apapun Sdq lakukan agar bisa menonton dan mendukung tim Persis Solo, sebagai wujud kecintaan terhadap olahraga sepak bola dan Persis Solo.

87 Wawancara dengan suporter Persis Solo Im pada tanggal 4 April 2017 88 Wawancara dengan Sdq Suporter Persis Solo pada tanggal 2 Februari 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

3. Lingkungan ku membentuk aku menjadi suporter

Keputusan untuk mendukung Persis Solo tidak lepas dari pengaruh dari beberapa pihak, salah satunya dari lingkungan terdekat. Pengaruh lingkungan yang sangat kuat dalam diri seseorang juga menariknya untuk menjadi Suporter Persis Solo. Ada beberapa narasumber bercerita, bahwa dia tertarik menjadi suporter Persis Solo berasal dari ajakan lingkungan mereka tinggal. Seperti yang dikatakan oleh Sgt (28 Tahun), dia bercerita awal mula senang dengan sepak bola berawal dari keluarganya. Sang ayah memperkenalkan sepak bola pada dirinya, dengan mengajak nonton pertandingan sepak bola di Kota Solo.

Dulu waktu aku kecil sering aku diajak nonton sepak bola oleh ayahku. Pas zaman Arseto aku masih ingat itu, waktu main di stadion Sriwedari. Habis itu Arseto bubar ganti dengan Pelita Solo dan Persijatim aku selalu nonton bareng dengan ayahku, mulai dari itu aku mulai tertarik dengan sepak bola kota Solo, pada tahun 2006 aku bareng-bareng dengan temanku pas zaman SMA aku nonton Persis Solo nah dari itu aku sudah mulai rutin dukung Persis, jadi lah suporter Persis Solo sampai saat ini.89

Selain faktor keluarga, faktor teman satu lingkungan entah sekolah maupun teman di dalam pergaulan hidup sehari menjadi salah satu pengaruh seseorang menjadi suporter Persis

Solo. Seperti yang diutarakan oleh Why (28 tahun) awal mula tertarik menjadi suporter

Pasoepati karena ajakan dari teman satu sekolah, yang akhirnya membawa dirinya menjadi suporter Persis Solo.

Khan mesti nonton bareng-bareng, khan mesti ana sing gawa alesan khan gitu, sing gawa sapa, ya kancaku iku? Jenenge cah SMA ya kana iku, seneng ajak- ajak, umpamane temanku dari wallet, soale biyen kancaku seko cah-cah walet, umpamane kancaku cah-cah krayon aku melu ya cah-cah krayon. Dadi ngordinasine luwih gampang, Mas. Akhire aku mengikuti dadi suporter kaya ngana kui, biasane kancaku yen ana pertandingan sepak bola, lawan ngendi, yo

89 Wawancara dengan Sg, 8 Januari 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

mangkat, engko ketemu kanca bedo korwil, iku ketemune nang stadion, biasane awak dewe pisah tribun.90

4. Solo Kie kutoku (Solo itu kotaku)

Klub-klub sepak bola di Indonesia masih sangat erat hubungannya dengan daerah.

Salah satu nya adalah Persis Solo. Tim yang bermarkas di Stadion Manahan Solo, selalu identik dengan kepunyaan warga Solo atau bisa mencakup Keresidenan Surakarta. Maka tidak heran Persis solo telah menjadi sebuah identitas bagi warga Solo. Oleh sebab Prestasi

Persis solo adalah sebuah kebanggaan bagi warga Solo dan sekitarnya. Beberapa narasumber mengungkapkan alasannya mengapa dia mendukung dan menjadi suporter Persis Solo adalah

Persis Solo kie kebangganku dan Soloku. Kuthoku, jadi intinya apapun yang membawa nama baik Kota Solo dalam ranah sepak bola pasti mereka dukung. Maka tidak heran dari zaman

Persis Solo, Arseto, Pelita Solo, Persijatim Solo Fc, Solo Fc sampai kembali ke Persis Solo mendapatkan dukungan yang kuat dari Suporter Solo. Karena klub-klub tersebut bermain di level tertinggi sepak bola Indonesia, walaupun pada saat ini Persis Solo hanya bermain di liga 2 Indonesia.

Nama baik Persis adalah nama baik Kota Solo, siapa saja yang melecehkan Persis sama juga melecehkan nama baik kota Solo, Persis adalah bagian dari kota Solo dan kebanggaan

Kota Solo.91 Maka tidak heran ketika konflik yang terjadi bermula dari ejekan antar klub dan merembet konflik yang mengatasnamakan nama daerah. Seperti yang terjadi pada konflik

Persis Solo dengan PSIM Yogyakarta, terjadi sweeping plat AD di Yogyakarta, padahal jelas tidak semua plat AD adalah suporter Persis Solo dan hal itu juga terjadi sebaliknya ketika

90 Wawancara dengan Why Suporter Persis Solo pada tanggal 20 Mei 2017 91 Wawancara dengan Hndry, 1 Mei 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

terjadi sweeping AB di daerah Solo, bahwa plat AB juga belum tentu suporter dari

Yogyakarta.

D. Menjadi suporter di dalam Tribune

1. Hal yang Dilakukan Sebagai Seorang Suporter

Suporter adalah pemain kedua belas yang selalu setia dengan dukungan dan penampilannya. Dulu suporter datang membeli tiket, atau bisa saja mbludus92 dan menikmati jalanya sepak bola, tanpa ada nyanyian atau pun gerakan. Masuk tahun 2000-an nyanyian dan gerakan mulai muncul. Suporter terorganisir pun mulai banyak muncul di sepak bola di

Indonesia. Masuk tahun 2010 sampai pada saat ini arah dukungan semakin bervariasi. Kultur- kultur suporter semakin kuat di sepak bola di Indonesia. Bukan hanya sebatas sebagai pendukung sepak bola namun suporter lebih dari itu semuanya. Untuk lebih detail tentang suporter pada saat ini akan dibahas pada sub di bawah ini.

Bersepatu

Sangat menarik bila melihat gaya berpakaian suporter pada saat ini. Bukan hanya

pernak-pernik yang dipakai oleh suporter, akan tetapi pada saat ini telah terjadi perubahan

dalam hal bagaimana cara berpakaian para suporter di Indonesia khususnya suporter

Persis Solo. Salah satunya adalah fenomena bersepatu ketika bertandang ke stadion.

Banyak alasan dari para suporter mengapa memakai sepatu ketika mendukung entah di

Manahan Solo maupun di stadion lawan. Fenomena suporter bersepatu memang terjadi

beberapa tahun ini, suporter pada saat ini cenderung lebih rapi, dan sangat berbeda bila

92 Mbludus suporter yang masuk tanpa membeli tiket, lewat-lewat celah dalam stadion, atau menerobos pintu masuk atau bisa saja memanjat tribune. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

kita bandingkan dengan penampilan suporter pada 7 atau 10 tahun yang lalu. Perubahan

tersebut didasari oleh banyak hal antara lain adalah mulai mengadopsi gaya dukungan

suporter di dataran Eropa seperti ultras dan hooligan. Namun ada berbagai alasan yang

dikemukakan oleh beberapa suporter mengapa mereka memakai sepatu saat di stadion.

Salah satu narasumber bernama Baleco mengungkapkan bahwa ke stadion adalah

bagian kita harus menunjukkan sebuah klub kebanggaan dengan memakai atribut yang

rapi, ya contohnya bersepatu. Pergi ke stadion nonton Persis Solo jangan disamakan kita

pergi bermain atau pergi ke acara nikahan dengan memakai sandal jepit atau sepatu

sandal. Menghadiri pertandingan merupakan sebuah acara resmi menurut mereka, karena

dalam rangka menghadiri sebuah pertandingan yang memperjuangkan sebuah

kebanggaan bagi mereka.

“Aku yen nonton bal kie ya sepatonan lah, la masak nonton sandal jepit nikmeh dolan nang pasar ae, nik go sepatu sandal ya gak pantes yoan engko diarani arep jagong nganten, ya sing pas kie ya sepatu nan ketok rapi enak disawang, masak go persis Solo ora total le dukung, total sisan ya ngene salah satu bentuk aku total le dukung Persis Solo.”93

“Aku kalau menonton sepak bola ya harus memakai sepatu, ya masak nonton memakai sandal jepit ya kalau pergi ke pasar saja memakai sandal jepit. Kalau pakai sepatu sandal ya tidak pantas, nanti dilihat mau ke acara nikahan. Ya paling pas ya memakai sepatu biar kelihatan rapi, enak dilihat. Demi Persis Solo masak tidak total yang mendukung, total sekalian, ya begini salah satu bentuk dari totalitas dalam mendukung Persis Solo.”

Hal berbeda diungkapkan oleh Slh (22 Tahun) dia memakai sepatu karena melihat

teman-temannya dalam satu tribune memakai sepatu semua, dan jenis sepatu pun sudah

ditentukan seperti Adidas. Hal tersebut menjadikan Slh harus memakai sepatu ketika

menonton pertandingan sepak bola di stadion Manahan. Bila dia memakai sandal atau

93 Wawancara dengan Baleco, 10 Agustus 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

sepatu sandal hal pertama adalah malu karena lingkungan dalam satu tribune tidak ada

yang memakai sandal jepit, sehingga untuk mengatasi rasa malu tersebut dia memilih

untuk sama dengan teman-teman lainnya yaitu memakai sepatu.

“Aku kie ya nik nonton Persis nik gon stadion ya go sepatu, Mas, la alesane kie ben padha karo kanca-kancane, hahahah, masak sandalan ndak dikirone meh dolan. Terus ya ben ora isin lah masak masak kancane go sepatu kene sandalan jepit dewe hahah.”94

“Aku kalau nonton Persis di stadion ya memakai sepatu, ya alasannya biar sama dengan teman-teman hahahaha, masak memakai sandal nanti dikira mau main- main saja. Terus biar tidak malu, masak teman-teman memakai sepatu saya memakai sandal jepit sendiri. Hahahaha.”

Hal berbeda diungkapkan ole Hdry selain masalah fesyen dia memakai sepatu saat

datang ke stadion adalah faktor kenyamanan. Memakai sepatu sangat nyaman dipakai di

stadion karena narasumber berpikir ketika terjadi caos atau kerusuhan sangat mudah

dipakai buat lari dan fleksibel, sedangkan jika memakai sandal akan sulit untuk bergerak.

Oleh sebab itu Hdry memakai sepatu pada saat datang ke stadion.

“Gini mas, nik aku nonton bal balan ngo sepatu kie lueh nyaman di lain fashion. Nyaman ke nik pas ana kerusuhan kan flexible iso go mlayu isoh go gerak, la nik go sandal jepit ribet angel go mlayu malah kesrimpet iso-iso tibo hahaha”95

“Gini mas, kalau aku menonton sepak bola memakai sepatu itu lebih nyaman di samping fesyen. Nyaman kalau pas terjadi kerusuhan khan flexible bisa buat lari dan bergerak, sedangkan kalau memakai sandal jepit ribet dan sulit buat lari, jadinya bisa-bisa malah jatuh terpeleset hahahaha”

94 Wawancara dengan Slh pada tanggal 28 Mei 2017 95 Wawancara dengan Hndry, 1 Mei 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Gambar 3. 8 Ilustrasi bagaimana fenomena suporter pada saat ini sudah muncul berbagai larangan di antaranya harus bersepatu dan bernyanyi. Foto diambil dari Instagram

Bernyanyilah jangan hanya diam saja!!

Memasuki tribune sebagai seorang suporter memang kita dituntut untuk memberikan dukungan secara penuh terhadap tim Persis Solo. Suporter harus rela berdiri selama 2 x 45 menit untuk memberikan dukungan terhadap tim Persis Solo. Bukan hanya berdiri saja mereka harus melakukan gerakan-gerakan, koreografi, dan tentu saja bernyanyi tanpa henti ketika Persis bermain. Beberapa narasumber pernah mengatakan kepada penulis bahwa suporter tidak boleh berhenti bernyanyi. Bila ketahuan diam saja maka akan mendapatkan teguran dari salah satu anggota suporter.

“Biyen aku tau ora nyanyi, Mas. Terus aku diseneni lah biyen aku sing nyeneni dirigenne, ngene kie le yeneni ‘woyy nik meneng aja nang tribune kene pindah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

kana, niat nonton bal balan ora.’ Ngana kui Mas, la juk aku ya melu nyanyi. Hahahahha.”

“Dulu aku pernah tidak bernyanyi, terus aku dimarahi, waktu itu aku yang memarahi dirigen suporter, begini, “Woyy!! Kalau diam saja jangan di tribune sini pindah saja sana, niat menonton sepak bola tidak!!!” begitu Mas, terus aku ya ikut nyanyi hahahahah.”

Nyanyian merupakan salah satu cara dari berbagai cara suporter dalam mendukung tim kesayangannya. Diharapkan dengan nyanyian pemain-pemain Persis Solo mendapatkan suntikan semangat, sehingga mereka bisa bermain secara total dan memberikan hasil yang terbaik. Di sisi lain nyanyian dari suporter diharapkan juga dapat melemahkan mental bertanding dari tim lawan, sehingga nyanyian tersebut tidak akan berhenti selama tim Persis Solo bertanding.

Biasanya untuk memulai sebuah nyanyian suporter Persis Solo dikoordinir oleh dirigen, yang bertugas untuk memberi aba-aba kepada suporter kapan memulai lagu kapan melakukan gerakan ataupun koreografi. Posisi dirigen berada di depan, biasanya membawa toa (pengeras suara) yang digunakan untuk memberikan aba-aba kepada suporter Persis Solo. Oleh sebab itu kekompakan suporter adalah hasil dari dirigen yang mengkordinir para suporter agar tetap bernyanyi dan mendukung Persis Solo di setiap pertandingan

Pakaian yang harus dipakai

Sebelum melihat pakaian yang dipakai suporter pada saat ini, kita akan melihat pakaian yang dipakai pada tahun 2000-an. Dulu suporter hanya mengenakan pakaian yang sesuai dengan warna tim kebanggaan. Misalnya Pasoepati warna merah. Tulisan di kaos pun hanya bertuliskan Pasoepati, Persis Solo dan komunitas Pasoepati dari mereka berasal. Kaos Pasoepati yang mereka pakai pun hasil desain ala kadarnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Gambar 3. 9 Kaos Pasoepati yang dijual di lapak pinggir stadion Manahan.

Foto diambil http://www.solopos.com/2010/01/13/kaus-pasoepati-11842 https://www.viva.co.id/bola/liga- indonesia/1003646-tak-hanya-jakmania-pasoepati-juga-dukung-persija pada tanggal 23 Februari 2018

Berbeda dengan suporter pada saat ini. Fashion sangat kuat melekat pada pakaian yang dipakai suporter Persis Solo. Desain, merek, maupun bahan pakaian yang dipakai sangat mirip dengan pakaian yang dijual di distro. Bukan hanya itu saja ada salah satu komunitas yang bernama Surakartans gaya berpakaian sangat berbeda dengan suporter pada umumya. Gaya mereka lebih ke arah casual, pakaian yang dikenakan pun bermerek seperti Adidas, Sergio tacchini, Stone Island, serta merek-merek yang terkenal lainnya.

Walaupun banyak dari suporter Surakartans membeli barang yang KW ataupun barang second, karena pembelian tersebut didasari masalah finansial.

Fesyen dan sepak bola pada saat ini memang sangat sulit dipisahkan. Kedatangan

Suporter ke dalam stadion lebih dari menjadi seorang suporter. Kita bisa menengok, dahulu saat menjadi suporter kita hanya datang membeli tiket, dan memakai baju ala kadarnya namun masih sesuai dengan klub yang didukungnya, tak harus bersepatu, sandal jepit atau cekeran bisa masuk stadion. Namun pada saat ini, hal-hal itu telah berubah.

Ada hal-hal yang harus diperhatikan saat kita datang ke stadion. Hal yang paling menonjol adalah cara dalam berpakaian. Cara berpakaian suporter pada saat ini juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

dipengaruhi oleh tribune mana kita berada. Di samping itu pakaian yang dikenakan pada saat menonton sepak bola lebih disesuaikan dengan tren yang lagi digemari oleh anak muda pada saat ini.

Gambar 3. 10 Pakaian Distro bernuansa Persis Solo

Gambar 3. 11 Tampilan suporter Surakartans Fans

Pakaian yang dikenakan oleh suporter di tribune B6 diambil dari http://www.pictame.com/media/1480312591233545389_4118848102 dan http://www.pictame.com/tag/Tribunijopojoklor pada 6 Januari 2018

Koreografi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Koreografi suporter pada saat ini memang sering dilakukan oleh suporter Indonesia.

Koreografi yang dilakukan sangat beragam, dari gerakan tangan sampai membentuk sebuah pola menjadi sebuah gambar. Hampir di setiap pertandingan, koreografi selalu dimunculkan oleh suporter. Di Indonesia, bila kita membahas tentang koreografi hal itu dimaksudkan sebagai para suporter yang berkoordinasi membentuk pola yang menghasilkan sebuah gambar atau tulisan dalam bentuk besar. Biasanya satu tribune penuh. Pola-pola yang terbentuk itu dihasilkan dari para suporter yang menyusun rangkaian kertas, plastik, atau kain berwarna sehingga membentuk sebuah gambar.

Untuk membentuk suatu pola menjadi sebuah gambar dibutuhkan proses yang sangat panjang. Banyak persiapan yang dilakukan oleh tim koreografi dari suporter Persis

Solo. Pertama adalah menentukan tema atau konsep gambar apa yang dibuat dalam koreografi. Beberapa tim koreografi berkumpul untuk membahas apa yang akan dibuat untuk pertandingan nanti. Dana koreografi berasal dari patungan para anggota atau bisa juga diambil dari keuntungan penjualan pernak-pernik Persis Solo. Setelah tema dan konsep diputuskan, tim koreografi akan merancang dengan datang ke tribune dan membuat pola dengan bantuan tali rafia.

Pada hari pertandingan, koreografi biasanya dilakukan sehabis pertandingan babak pertama. Tim bersama dirigen akan membagikan kertas kepada para suporter sesuai pola yang dibuat sebelumnya. Bila semua kertas sudah dibagikan, dirigen akan memulai memberikan aba-aba untuk memulai koreografi.

Banyak makna yang dituangkan dalam koreografi Persis Solo. Makna-makna tersebut berisi tentang pesan kepada tim atau pesan terhadap manajemen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Gambar 3. 12. Koreografi Pasoepati pada pertandingan Persis melawan PSS Sleman pada laga 16 besar liga 2 gojek traveloka foto diambil dari https://superball.bolasport.com/read/bola/liga-2/182291-persis-solo-siap- jadi-tuan-rumah-babak-8-besar-liga-2 diakses pada 3 februari 2018

Koreografi bertuliskan sido liga 1? Mempunyai makna sebagai pesan kepada

pemain dan manajemen Persis Solo. Suporter Persis Solo mempunyai harapan besar

terhadap tim, untuk bisa memperoleh hasil terbaik, yaitu lolos liga 1. Lolos liga 1 adalah

harapan dan cita-cita bagi suporter Persis Solo. Di saat suporter melihat gaya permainan

tim agak menurun dan kinerja manajemen dalam membeli pemain-pemain yang secara

kualitas tidak sesuai harapan, suporter akan memprotes. Gaya protes sangat bermacam-

macam, salah satunya dengan membentuk koreografi seperti gambar di atas.

Koreografi dibentuk protes saja, namun juga menyuntikkan semangat kepada tim.

Salah satunya pada laga pembukaan liga 2 Gojek Traveloka. Suporter membuat tiga

koreografi di tiga tribune di stadion Manahan Solo. Gambar yang ditampilkan,

menggambarkan semangat buat tim Persis Solo untuk bisa memberikan prestasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Gambar 3. 13. Koreografi 3 tribune. Diakses https://www.youtube.com/watch?v=10jAHExR2yE

Pada tanggal 5 januari 2018

Di samping itu, koreografi suporter juga mempunyai makna untuk memberikan tekanan terhadap suporter lawan. Gambar-gambar yang dimunculkan dimaksudkan agar tim lawan secara psikologis tidak nyaman bertanding di stadion Manahan Solo. Tekanan tersebut diharapkan akan membawa hasil bagi permainan tim sehingga kemenangan dapat diraih tim Persis Solo.

Diakses di web Pasoepati Net pada tanggal 23 Desember 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Gambar 3. 14 Koreografi Persis Solo

http://www.tribunnews.com/superball/2014/04/16/kejutan-di-laga-persis-solo-vs-ppsm-magelang-kreografi-pasoepati-hingga-robohnya- panggung-dirijen diakses pada tanggal 23 Desember 2017

Koreografi memang menjadi daya tarik lain dari pertandingan sepak bola. Suporter

Persis Solo selalu menghadirkan banyak koreografi di setiap tribunnya. Kehadiran

koreografi akan menambah semarak dan hiburan di dalam stadion Manahan Solo.

2. Makna Bernyanyi

Bernyanyi di dalam mendukung Persis merupakan sebuah ritual yang tidak dapat dipisahkan dalam mendukung dalam 2x45 menit suporter tidak diam, mereka bernyanyi sejak sebelum pertandingan dimulai dan diakhiri pertandingan akan ditutup dengan nyanyian Satu

Jiwa.

Setiap lagu yang dinyanyikan mempunyai makna sendiri. Tetapi inti dari itu semua adalah memberikan semangat bagi tim Persis Solo. Semangat yang diberikan lewat lagu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

diharapkan menjadi pacuan bagi squad Persis Solo untuk mendapatkan kemenangan. Bahasa yang digunakan dalam lagu pun sangat beragam dari bahasa Indonesia, Italia, dan Bahasa

Inggris. Hal ini dimungkinkan terjadi jika kita mengingat kembali ke Kultur suporter Persis

Solo yang sangat beragam. Lagu satu jiwa merupakan lagu yang paling sakral bagi suporter

Persis Solo. Lagu yang anthem Persis Solo ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ritual suporter di dalam stadion. Lagu ini tidak hanya dinyanyikan di waktu awal atau di akhir pertandingan saja namun juga pada saat penjemputan pemain Persis Solo di stasiun, bandara, atau memberikan dukungan kepada pemain Persis Solo di mana pun berada. Saat menyanyikan lagu yang menjadi lagu wajib ini, seluruh suporter Persis Solo berdiri, mengangkat kedua tangan mereka, membentangkan syal. Seperti yang terjadi pada saat pertandingan Persis melawan PSPS Riau itu menjadi pertandingan penting untuk mendapatkan tiket ke 8 besar liga 2. Saat menyanyikan lagu tersebut, perasaan haru, sedih, senang, bercampur menjadi satu. Tangisan haru dan senang tercipta ketika Persis Solo memperoleh kemenangan, dan lolos ke fase berikutnya di liga 2. Pada saat itu memang suasana saat menyanyikan lagu jiwa berbeda dengan saat lainnya. Beberapa suporter juga merasakan seperti itu. Merinding dan terharu ketika lagu tersebut dinyanyikan bersama dengan lantang di dalam stadion sekaligus menyambut Persis Solo lolos babak 8 besar.

Perasaan penulis juga ingin meneteskan air mata ketika menyanyikan lagu tersebut. Penulis pun tidak tahu, perasaan tersebut tiba-tiba muncul saat mendengar lagu Satu Jiwa dinyanyikan seluruh stadion. Seluruh suporter dari Surakartans yang bergaya casual, maupun suporter bergaya ultras dan Pasopati yang identik dengan warna merah menjadi satu dalam nyanyian Satu Jiwa. Semua berdiri, mengangkat tangan ke atas, syal pun juga diangkat ke atas. Emosi 2x45 menit kembali dikobarkan pada nyanyian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Berikut lirik dari lagu Satu Jiwa Di sini semua berawal Di sini kita berbagi kesenangan Berusaha tetap bersama Walaupun jarak kadang terbentang memisahkan

Reff : Rayakanlah pertemuan ini Slalu bersama apapun yang terjadi Singkirkan semua yang mengganggu mu Kitakan tetap jadi satu

Roda hidup terus berputar Dan takdirpun tak slalu sama… pahamilah Namun hasrat tuk tetap bersama Menjadi semangat yang membuat kita smakin kuat.96

3. Sepak bola menjadi pengalaman hidup sehari-hari

Membuat Tato

Menjadi suporter Persis Solo, sering kali terbawa dalam kehidupan mereka sehari-

hari. Loyalitas dan fanatisme tanpa batas sering kali terbawa dalam kehidupan sehari para

suporter tersebut. . Mereka rela menato tubuh mereka dengan gambar atau lambang Persis

Solo. Alasannya adalah Persis Solo merupakan sebuah kebanggaan bagi dirinya dan sudah

menjadi bagian dari hidupnya. Sebagai lambang kesetiaan terhadap klub Persis Solo

mereka lakukan hal tersebut

“Pie neh ya, Mas kui wes dadi bagian seko uripku. Persis iso gawe aku seneng iso gawe nangis. Ya uwes semacam bagian seko uripku lah. Iki tak tato ya bagian aku setia ro Persis Solo, piye,piye kui ya kebanggaan kok ora ana rugine”97

Mau apa lagi, Mas. Itu sudah menjadi bagian dari hidupku. Persis bisa membuat aku senang, membuat aku menangis ya semacam bagian dari hidupku. Ini tato adalah bagian dari bentuk kesetiaan ku dari Persis Solo, ya buat kebanggaan tidak ada ruginya.

96 Lagu bisa didengarkan di https://www.youtube.com/watch?v=9HuumODhh7g 97 Wawancara dengan Dmn, 17 Mei 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Nonton Bareng

Suporter Persis Solo sering mengadakan nonton bareng pertandingan Persis Solo.

Nonton bareng dilakukan ketika tim Persis Solo bertanding di luar stadion Manahan Solo.

Bagi suporter yang tidak bisa mengawal atau bisa disebut dengan tidak bisa ikut away

day, akan mengadakan nonton bareng (nobar).

Lokasi nobar dilaksanakan di basecamp komunitas98 Pasoepati, bisa juga diadakan

di café, lapangan futsal atau tempat strategis lainnya. Pada waktu pertandingan PSS VS

Persis Solo99, nobar diadakan di pelataran Benteng Vastenburg.

Suasana yang muncul pada waktu nobar juga sangat mirip dengan suasana saat

berada di stadion Manahan. Lagu Satu Jiwa sampai lagu dukungan juga dinyanyikan pada

saat nobar berlangsung. Kata-kata kotor, intimidasi juga terjadi pada saat nobar. Tidak

lupa pula atribut yang dipakai, baju, sepatu, dan syal selalu melekat di tubuh suporter

Persis Solo.

Nobar bukan hanya sebagai ajang kita menonton dan mendukung Persis Solo lewat

layar. Namun setiap nobar adalah juga dijadikan ajang untuk bertemu sesama suporter dan

beberapa kegiatan juga masuk dalam acara nobar. Pada waktu nobar PSS VS dengan

Persis Solo ada beberapa kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Seperti penggalangan

dana juga ada hiburan dangdut sebelum acara dimulai.

98 Biasanya komunitas Pasoepati mempunya basecamp sendiri. Digunakan untuk pertemuan atau sekadar berkumpul. 99 Karena Alasan keamanan, pihak kepolisian melarang suporter Persis Solo untuk hadir di stadion Maguwoharjo. Oleh sebab itu DPP Pasoepati mengadakan Nobar bareng, sekaligus penggalangan dana untuk membayar denda yang diberikan Komdis (komisi disiplin) kepada Manajemen Persis Solo. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Membicarakan dan mengikuti Perkembangan Persis Solo

Menjadi suporter sepak bola tidak hanya terjadi saat menjadi penonton dan

pendukung Persis Solo pada saat pertandingan saja. Namun menjadi suporter adalah sudah

lebih dari itu, salah satunya adalah pembahasan tentang klub Persis Solo. Membahas klub

Persis Solo bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Ketika para suporter Persis Solo

berkumpul entah di warung kopi atau di tempat biasanya suporter nongkrong, tidak akan

pernah lepas dari pembahasan tentang klub Persis. Para suporter mencoba mengomentari

jalannya pertandingan yang mereka tonton sebelumnya. Bagaimana cara pemain Persis

Solo bermain pada pertandingan tersebut. Bila Persis Solo menang, cerita yang

dimunculkan adalah tentang seputar bagaimana gol itu tercipta, sampai memuji para

pemain-pemain Persis Solo dalam melakoni pertandingan tersebut. Perasaan gembira

terpancar ketika para suporter bercerita tentang kemenangan Persis Solo. Seperti penulis

kutip dari beberapa percakapan mereka.

Elok, edyan maine Persis dino iki manteb, walaupun gur pinalti tapi iso menang lawan PSPS Riau iso ngamanke delapan besar, ora rugi leh kudukung nyanyi bengok-bengok ngasih entek suaraku. Intine ana peluang iso promosi liga siji kie. Lalu dijawab oleh teman suporter lain: Iyoo aku mau sempet ketar-ketir soale Dzumafo Epandi maine apik tenan meh bobol terus, yen iki mau kalah wes pupus harapan go nang delapan besar, gek sesuk lawane PSS neh. Untung ae mau menang. Siap –siap nyambut promosi kie liga siji.100

“Elok, gila cara bermainnya Persis hari ini mantap, walaupun hanya gol penalti tapi bisa menang lawan PSPS Riau, bisa mengamankan delapan besar. Tidak rugi aku mendukung bernyanyi, berteriak-teriak sampai habis suaraku. Intinya ada peluang bisa promosi ke liga satu.” Perkataan tersebut dijawab oleh teman suporter: “Iyo, aku tadi sempat khawatir soalnya Djumafo Epandi mainnya bagus sekali, hampir saja membobol gawang

100 Obrolan Suporter Persis Baleco dan Ndh di angkringan daerah Solo pada tanggal 6 Oktober 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Persis. Seandainya hari ini kalah, pupus harapan buat melaju ke delapan besar, soalnya besuk ketemu PSS Sleman. Untung hari ini tadi menang. Siap-siap menyambut promosi liga satu nih.”

Hal berbeda ketika Persis Solo mengalami kekalahan. Wajah murung dan kecewa

menghiasi raut muka mereka. Ini terlihat ketika tim gagal melaju ke babak 4 besar liga 2

Gojek Traveloka. Kekalahan dua kali dan kemenangan satu kali melawan PSMS Medan

tidak bisa mengantarkan Persis Solo maju ke babak 4 besar. Banyak komentar beragam

dari suporter Persis Solo dalam menyikapi kekalahan Persis Solo. Ketika para suporter

bertemu mereka membahas kegagalan Persis Solo yang merupakan korban dari permainan

mafia PSSI yang menghendaki Persis tidak lolos ke liga 1. Penentuan juara dan siapa yang

lolos ke liga satu sudah ditentukan oleh beberapa pihak, sehingga kegagalan Persis Solo

adalah murni permainan mafia. Mereka melihat kejadian ini karena selama fase 8 besar

Persis Solo bermain tanpa didampingi staf pelatih, karena sanksi yang diberikan oleh

komisi disiplin liga Indonesia.

A: Cen kok aku kie ga trimo tenan. Persis gagal nang 8 besar, bener kandane cah-cah nang grub yen Persis kie cen gak oleh nang liga siji. Deloke dewe masak meh pertandingan 8 besar we kabeh pelatihe ro stafe keno sanksi, terus sanksine gak mutu neh, padahal wasit sing marai dhisik, gek kene protes malah keno sanksi. Cen asu kok PSSI kie. B: Laiyo to, ra mutu blas kok PSSI, ket bien kok gur dadi korban Mafia. Pie arep maju bal balan Indonesia. Aiyo, ketua ne meh nyalon Gubernur, mesti sing diloloske lak ya tik kae to… ora mutu tenan.101

Pembicaraan tersebut adalah tanggapan kegagalan atas Persis Solo di liga 2 Gojek

Traveloka. PSSI adalah kambing hitam penyebab dari kekalahan Persis. Bukan hanya

PSSI saja, para suporter juga menyalahkan manajemen ketika kalah pada saat laga

101 Obrolan suporter pada saat nongkrong bareng PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

persahabatan antara Persis Solo melawan Persibat Batang. Pada pertandingan ini yang menjadi obrolan adalah strategi dan pembelian pemain Persis Solo yang dinilai kurang cukup untuk mencapai target promosi di liga satu. Sangat menarik bila kita mendengar obrolan-obrolan yang dilakukan oleh suporter Persis Solo dalam menanggapi kekalahan.

Banyak hal dibahas dalam pembicaraan tersebut, yang paling utama adalah mencari sebuah mencari penyebab mengapa Persis Solo bisa kalah.

Transfer pemain juga menjadi pembicaraan di dalam obrolan suporter. Banyak tanggapan yang muncul ketika manajemen merekrut seorang pemain. Bila pemain itu dipandang meyakinkan dengan nama besar akan disambut dengan pujian terhadap pemain atau manajemen karena bisa mendatangkan pemain tersebut. Sebaliknya bila pemain tersebut kurang bersinar sebelumnya, atau jauh dari harapan para suporter tanggapan miring terhadap manajemen bahwa kurang serius dalam mengelola klub akan selalu dibahas di obrolan mereka.

Pembahasan dalam obrolan suporter bukan hanya sebatas permainan ataupun pemain sepak bola. Pembahasan juga menyangkut tentang koreografi yang dilakukan oleh

Pasoepati. Sebelum pertandingan dimulai mereka selalu membahas koreografi apa yang akan ditampilkan pada pertandingan nanti. Mereka akan selalu menanti dimulainya pertunjukan koreografi. Walaupun beberapa suporter ikut langsung sebagai pelaku koreografi, namun mereka tidak tahu konsep yang akan ditampilkan. Konsep biasanya digagas oleh tim kreatif dan hanya diketahui oleh beberapa suporter saja.

Setelah pertandingan, suporter juga akan mengomentari hasil dari pertunjukan koreografi. Pada saat koreografi di tribune selatan, utara, dan B7. Obrolan mereka menyatakan kekaguman. Ada yang menyatakan kebanggaan bahwa dia ikut dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

koreografi, ada yang bangga dan takjub karena melihat koreografi. Hal itu mereka tuangkan dalam obrolan ketika bertemu sesama suporter Persis Solo setelah pertandingan usai.

Obrolan-obrolan dalam keseharian para suporter Persis Solo juga membahas ketika konflik yang terjadi antara suporter Persis dengan suporter klub lawan. Hal yang paling dibahas adalah konflik dengan suporter PSIM Yogyakarta. Konflik yang menyebabkan saling cegat, sehingga muncul sweeping plat AD di Yogyakarta, menjadi cerita para suporter Persis Solo. Banyak dari teman suporter menceritakan pengalaman mereka ketika harus pulang dengan kawalan aparat keamanan dan harus menempuh jalur yang cukup panjang melewati jalur selatan Yogyakarta, Wonosari, Klaten, Sukoharjo, dan baru tiba di Solo. Mereka bercerita ketegangan yang dialami selama perjalanan. Mereka harus waspada selama perjalanan, dari lemparan batu sampai ranjau paku yang disebar klub rival di sepanjang jalan. Bahkan dari obrolan tersebut tercetus tindakan balasan yang ditujukan buat suporter rival saat mereka melintasi Kota Solo.

Perkembangan zaman dan teknologi memberikan kemudahan bagi para suporter

Persis Solo untuk mengetahui perkembangan klub. Banyak akun media sosial milik komunitas ataupun akun ofisial dari Persis Solo, selalu meng-update perkembangan klub di tiap harinya. Di samping itu salah satu koran lokal Solopos selalu menghadirkan rubrik khusus tentang klub Persis Solo pada setiap hari selasa dalam satu lembar penuh.

Beberapa anggota Pasoepati yang penulis temui sangat terbantu dengan adanya media online. Pemberitaan tentang klub Persis Solo selalu mereka pantau ketika membuka sosial media. Seperti contoh pada akhir-akhir ini pemberitaan tentang mundurnya pelatih

Persis Solo Coach Freddy Muli dan Marwal Iskandar. Pemberitaan tentang mundurnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

pelatih langsung mendapat berbagai tanggapan suporter Persis Solo di dunia maya. Hanya

beberapa menit setelah berita di upload, banyak muncul komentar-komentar dari suporter

Persis Solo. Kebanyakan dari mereka mempertanyakan tentang mundurnya pelatih dan

tentu saja mempertanyakan keseriusan manajemen dalam mengelola klub. Protes terhadap

kubu manajemen membanjiri kolom komentar. Salah satu suporter Persis Solo,

mengungkapkan bahwa dia melampiaskan kekecewaan terhadap klub terutama

manajemen lewat komentar di akun media sosial official club. Dia beranggapan bahwa

protes terhadap manajemen di kolom komentar adalah salah satu cara luapan emosi

terhadap kinerja manajemen.

“aku nulis komentar nang Ig ne official pas pelatih Freddy Muli mundur, kie sakjane aku wes emosi ro manajemen, sakjane serius ora to ngarap Persis Solo.”102 “Aku menulis komentar di Ig (Instagram) official pas pelatih Freddy Muli mundur, sebenarnya aku itu emosi dengan manajemen, sebenarnya serius tidak mengurus Persis Solo.”

Dalam keseharian suporter Persis Solo, hampir tidak lepas dari media sosial entah hanya sekadar memantau Ig atau twitter Persis Solo. Mengikuti (follow) akun Persis Solo adalah kewajiban suporter Persis Solo, dengan mengikuti akun tersebut, mereka akan mendapatkan pemberitahuan tentang klub Persis Solo. Setiap unggahan akan selalu muncul di beranda, sehingga mudah untuk memantau.

Selain media sosial seperti IG, Facebook, dan Twitter setiap komunitas juga mempunyai grup di WhatsApp dan BBM. Kegunaan grup itu sangat penting dalam

102 Wawancara dengan Abd, 3 Mei 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

membangun komunitas, seperti hanya mengobrol, membahas koreografi, membahas away day, sampai menyusun rencana ketika ada konflik terjadi antara suporter lawan. Biasanya di grup WhatsApp dan BBM Akan ada pemberitahuan ketika ada suporter rival yang menyerang atau menghadang ketika suporter Persis Solo sedang melakukan pertandingan tandang. Di sisi lain, grup media sosial juga digunakan untuk menyusun melakukan penyerangan terhadap suporter lawan.

“Pas aku ketangkep pak Pol, pas meh nonton PSS nang Maguwo, kae aku langsung left grup, ben seadainya ketika hpku disita terus buka grup wa-ku ben ga kegerten yen nang grup ramai yen ana cah PSIM nyegat. Terus cah-cah ya meh ramai meh bales le nyegat kui. Mangkane ben aman, aku pas kecekel kae, aku langsung buka grup lan tak clear chat metu grub.103 Pada saat saya ditangkap pak Polisi, pada waktu itu aku mau menonton PSS di Stadion Maguo. Aku langsung left grup. Seandainya Hp ku disita terus di buka WA ku biar tidak ketahuan bahwa di grup Wa banyak membicarakan tentang adanya konflik dengan suporter PSIM. biar aman pas aku kutangkap aku langsung buka grup dan left dan tak clear chat.

Menjadi saudara sesama suporter Persis Solo

Berawal dari cerita penulis bertemu dengan suporter Persis Solo. Pada waktu itu

suporter Persis sebut saja Shq menginap di kos penulis karena dia magang dan ikut dengan

saudaranya yang kebetulan tinggal di kos yang sama dengan penulis. Kami berkenalan

dan akhirnya pembicaraan kami mengarah ke sepak bola. Arah sepak bola kami semakin

mengerucut ke Persis Solo, karena dia juga berasal dari Keresidenan Surakarta. Waktu

berselang akhirnya kami mengakui status kami sebagai salah satu bagian suporter Persis

103 Wawancara dengan hndry, 1 Oktober 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Solo. Walaupun kami berasal dari tribune yang berbeda, biasanya penulis di tribune V 11-

12 atau terkadang di B7, sedangkan dia menjadi bagian tribune B8. Walaupun kami berbeda tribune dan gaya dukungan, menjadikan hubungan kami semakin dekat. Setiap hari kami selalu membahas tentang klub Persis Solo. Ketika ada pertandingan Persis Solo, kami merencanakan untuk nonton di stadion. Bagaimana kesibukan kami, dari memesan tiket sampai naik apa untuk sampai di sana selalu kami bahas. Jika tidak berkunjung ke stadion kami selalu menonton pertandingan Persis Solo melalui streaming. Hari-hari kami selalu berkutat seputar Persis Solo, dari pertandingan cara bermain, koreografi, pemain, sampai membicarakan klub rival yang menjadi musuh suporter Persis Solo. Keadaan seperti ini juga dialami oleh salah satu narasumber, Baleco. Dia menceritakan bahwa menjadi suporter Persis Solo membuatnya mempunyai banyak teman dan saudara. Dia bercerita bahwa pada waktu makan di angkringan dekat terminal Tirtonadi, dia bertemu dengan sekelompok orang.

Pada awalnya ada yang bertanya, “Mas aku kok orang asing ro wajahmu to? Dirimu cah Persis yo?”

Dijawab oleh Baleco, “Iya po Mas? Ahh masak Mas? Ya aku ya nonton Persis tapi tribune ganti-ganti.” jawab Baleco sambil tertawa. Kemudian Baleco bertanya balik, la dirimu nang tribune ngendi mas? (Walaupun sebenarnya Baleco tahu bahwa kelompok itu adalah casual B6, dilihat dari Cara berpakaian mereka). Kie aku ro cah cah nang tribune

B6, meluk kene ae mas ben tambah gayeng hahaha. Di jawab baleco wah-wah aku patut dadi casual mas. Obrolan-obrolan mereka pun berlanjut sampai malam, dan akhirnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

ditutup dengan mabuk bersama.104 Kejadian-kejadian tersebut memang sering dijumpai

oleh Baleco, ketika bertemu sesama suporter Persis Solo, obrolan yang berlangsung

semakin akrab. Kadang pula dari sebuah obrolan tersebut ikatan mereka semakin terjalin,

sehingga menambah pertemanan di media sosial maupun di dunia nyata.

Ikatan persaudaraan antar Pemain Persis juga terbukti pada penggalangan dana

untuk Pak Gik (Almarhum), sesepuh Pasoepati Abbas. Sebelum meninggal dunia Pak Gik

mengalami sakit kanker sehingga membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan.

Suporter dan beberapa pemain Persis Solo melakukan penggalangan dana lewat lelang

jersey dan pengumpulan uang. Pasoepati, pemain, dan jajaran manajemen silih berganti

datang ke rumah pak Gik untuk memberikan dukungan secara moral dan material. Namun

takdir berkata lain, Pak Gik dipanggil oleh Tuhan Yang Esa. Seluruh suporter Pasoepati

larut dalam kesedihan. Ucapan duka berdatangan dari berbagai elemen dan manajemen

Persis Solo. Pasoepati pun turut hadir dalam pemakaman Pak Gik. Fenomena Pak Gik

adalah satu gambaran rasa kekeluargaan di dalam Suporter Persis Solo.

Peristiwa lain saat rasa kekeluargaan suporter Persis Solo begitu terasa adalah saat

away day. Walaupun di dalam stadion mereka selalu bergesekan antara Pasoepati dan

Surakartans, namun saat away day mereka menjadi satu. Persaudaraan terlihat ketika

kedua belah pihak menghadapi konflik. Konflik yang terjadi dengan suporter rival dalam

away day adalah sesuatu hal yang sering kali tidak bisa dihindarkan. Konflik juga bisa

terjadi ketika suporter Persis Solo melewati jalur Gaza,105 gesekan antar suporter juga

104Wawancara dengan Baleco, 10 Agustus 2017. 105 Jalur Gaza adalah sebutan untuk daerah suporter Rival. Misalnya klub Persis Solo melewati daerah Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

sering terjadi di daerah tersebut. Hadangan demi hadangan, lemparan batu ke kendaraan

suporter harus siap dihadapi. Demi nama Kota Solo, harga diri suporter, dan nama besar

klub Persis Solo mereka rela mengorbankan nyawa mereka untuk terlibat konflik.

Berikut beberapa wawancara dari narasumber tentang bagaimana kekeluargaan

muncul di dalam konflik.

“Mas rasa away day ro pertandingan kandang memang beda, Mas. Nang kene (away day) kabeh sing dukung Persis Solo kie sedulur. Lara siji, lara kabeh. Ya pas konflik lawan suporter musuh kie ya piye-piye ya kudu dilawan, kie soal harga diri je. Nama kota ro Persis. Biyen pas pimpinanku di WA ro ketuane BCS (pas lagi konflik sebelum ada kata penak seduluran), pimpinanku ngomong ngene, aku siap ngladeni aku nang gerbong no sekian numpak sepur iki, aja nyerang wong Pasopeati kae mesake, nik arep nyerang cah casual ae nang gerbong no sekian.”106 .

Koleksi Jersey

Jersey merupakan kebanggaan bagi klub tentu saja bagi suporter sepak bola. Selain

itu, jersey juga merupakan identitas bagi suatu klub entah dari warna atau desain. Dalam

pertandingan sepak bola, jersey dipakai untuk membedakan klub dalam bertanding,

sehingga setiap klub mempunyai beberapa desain terutama warna yang dimunculkan

dalam masa kompetisi. Biasanya ada tiga desain warna yang diluncurkan. Pertama desain

jersey yang dipakai buat pertandingan kandang, kedua jersey yang dipakai buat

pertandingan tandang, dan ketiga jersey dipakai ketika jersey kedua mereka dari segi

106 Wawancara dengan Hndry, 1 Mei 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

warna mirip dengan jersey tim lawan. Namun pada saat ini, beberapa tim juga

meluncurkan jersey latihan mereka.

Kemunculan jersey pada awal musim kompetisi akan selalu ditunggu oleh

penggemar sepak bola. Banyak komentar beragam terkait desain jersey yang muncul di

awal kompetisi. Pro dan kontra pasti Akan muncul ketika jersey tersebut diluncurkan.

Berbagai tanggapan muncul dan akan selalu dibandingkan dengan jersey musim

sebelumnya. Pro kontra terjadi biasanya terjadi di media sosial. Perdebatan juga terjadi di

klub Persis Solo terkait dengan munculnya jersey pramusim. Beragam komentar di media

sosial klub Persis Solo terkait kemunculan jersey pramusim, ada yang setuju dengan

desain tersebut namun juga ada yang mengkritik terkait logo apparel107 yang terlalu besar,

melebihi logo Persis Solo.

Terlepas dari itu semua, kemunculan jersey akan selalu ditunggu dan dicari oleh

suporter. Banyak suporter Persis yang ingin membeli entah untuk dipakai saat menonton

sepak bola di stadion atau hanya sebagai koleksi pribadi. Pada musim musim 2017 apparel

yang dipakai Persis Solo masih dengan Apparel musim lalu yaitu Saestu. Apparel asli dari

Kota Solo merupakan bagian dari klub Persis Solo.

Jersey itu sendiri bisa didapatkan di banyak toko. Baik resmi Persis Solo, Kw,108

maupun jersey bajakan. Toko-toko yang menjual jersey asli hanya toko yang mempunyai

kerja sama resmi dengan klub Persis Solo atau pihak penyedia apparel, seperti

numerouno_solo, oyahappenesswear, sportsmartuns, etremeradiance. Sedangkan yang

107 Perusahaan yang menyediakan atau menjadi sponsor jersey sebuah klub olahraga. Bukan hanya jersey saja termasuk bagian merchandise seperti tas, topi, dan lain-lainnya. 108 Orang menyebut barang KW sebagai barang yang kualitasnya di bawah barang original, ada tingkatan dalam kw seperti kw1, kw2, kw 3, dan seterusnya. Bila diartikan kw adalah kualitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

versi bajakan banyak ditemui di toko-toko pakaian. Selain itu bila kita datang ke stadion

Manahan pada saat pertandingan, akan banyak dijumpai pedagang yang membuka lapak,

tentu saja yang dijual adalah pernak-pernik Persis Solo dengan kualitas bajakan dan harga

lebih murah.

Keuntungan penjual Persis yang orisinal akan menambah pemasukan untuk

kehidupan klub. Jersey pramusim Persis Solo pada saat ini dijual dengan harga dua ratus

ribu rupiah.109 Beberapa teman saya sendiri sudah ada yang memiliki jersey tersebut dan

mengoleksinya. Di sisi lain mereka memberi orisinil karena kualitas dan kenyamanan

yang lebih bagus daripada yang KW dan yang versi bajakan. Namun di balik itu semua

memiliki Jersey Orisinal adalah sebuah kebanggaan dan lebih bergengsi karena menjadi

bagian dari Persis Solo. Di sisi lain faktor lingkungan juga dapat memengaruhi seseorang

untuk mencari barang-barang yang orisinal. Seperti yang dikatakan oleh Sdq

“Aku ki milih jersey sing original kie sakjane ya masak dukung Persis Solo kie ora total, ya itung-itunng aku ki bantu Persis lewat tuku jersey, di samping kui luwih nyaman dinggo bahane. Enak ora panas, alus. Kanca-kanca ya semono ugo do tuku Jersey Original kabeh, masak aku kie tuku sing KW apa sing nang lapak-lapak pinggir lapangan Manahan ya rasane pie ya? Rasane kie ya ora isin lah do go sing original tapi aku go sing KW hahaha.’

Aku memilih jersey yang original sebenarnya untuk mendukung Persis Solo, sebagai wujud totalitasku pada klub. Ya hitung-hitung sebagai bentuk bantuanku pada Persis Solo lewat membeli jersey ini. Di samping itu ketika jersey dipakai rasanya lebih nyaman, bahan yang dipakai lebih halus tidak panas. Teman- temanku juga semuanya kebanyakan membeli jersey yang orisinal, masak aku membeli yang KW atau membeli di lapak-lapak pinggir stadion Manahan. Rasanya agak gimana gitu, lebih ke malu. Semuanya pakai yang Original aku kok pakai yang KW hahaha.”

109 Jersey yang dipakai pada tahun 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Namun juga banyak dari suporter membeli jersey yang kw atau bajakan. Alasan

utama adalah keterbatasan dana, sehingga mereka akan mencari di toko-toko yang

menjual jersey KW atau mencari di lapak–lapak pinggir jalan pada saat pertandingan

Persis Solo.

Away Day

Istilah away day merupakan istilah yang baru sering terdengar akhir-akhir ini. Istilah

away day diambil dari Bahasa Inggris kalau kita dibahasakan dalam Bahasa suporter away

day merupakan tolak ukur untuk mengukur diri di kandang lawan. Terlalu lama

mengurung diri hanya akan menyebabkan minder dan jumawa.110

Fenomena away day di Indonesia sudah terjadi sejak lama. Hal ini terlihat dari

kunjungan suporter PSIM Yogyakarta ke Solo dan sebaliknya pada tahun 1938. Pada

waktu itu bertajuk derby Mataram yang selalu diadakan setiap tahunnya dalam rangka

memperingati sekaten. Suporter dari kedua belah pihak saling berkunjung untuk

mendukung tim kesebelasannya bermain. Mereka datang dengan memanfaatkan

transportasi kereta api sebagai sarana away day mereka.111

Seiring perkembangan waktu kunjungan ke stadion tim lawan (away day) semakin

banyak dilakukan oleh suporter Indonesia. Keterbatasan dana tidak menyurutkan niat

mereka untuk datang. Mereka menyiasati dengan menumpang truk, mobil bak terbuka,

110 detikSport. (2017) Makna 'Away Days' dalam Dunia Suporter Indonesia. (Surat Kabar online) https://sport.detik.com/aboutthegame/pandit/d-2706303/makna-away-days-dalam-dunia-suporter-indonesia. diakses pada: 2 Januari 2018. 111 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

atau kereta api (dulu kereta api masih agak longgar belum seketat pada saat ini). Butuh waktu lama dan berhari-hari hanya untuk bisa menonton tim kesayangannya berlaga.

Kelompok suporter Solo sendiri dalam away day lebih terorganisasi, karena memerlukan modal yang cukup banyak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mereka away day. Pertama adalah kuota yang disediakan Panpel (Panitia Pelaksana) tim tuan rumah. Kedua kelompok mana yang akan berangkat terkait biaya akomodasi dan tiket. Away day yang dilakukan suporter Persis Solo bisa diibaratkan seperti tour menggunakan jasa biro wisata. Suporter hanya membayar biaya tiket, biaya transportasi, dan seluruh keperluan mereka sudah ada yang menyediakan.

Tujuan dari away day sudah jelas mendukung tim kesayangannya saat berlaga.

Namun pada tahun awal 2000-an, kegiatan ini juga digunakan oleh suporter sebagai menambah referensi gaya dukungan dan nyanyian. Kita sering mendengar lagu-lagu dukungan mempunyai nada yang hampir sama. Usut punya usut pada tahun 2000-an setiap suporter yang mendukung tim kesebelasan akan menyanyikan lagu dukungan, sehingga lagu yang dirasa baik akan di adopsi oleh suporter lawan. Oleh sebab itu hampir-hampir semua nada suporter itu sama. Suporter Persis sendiri juga banyak belajar dari suporter

Arema. Pada saat ini kebiasaan mengadopsi lagu dari suporter lain lebih mudah, karena dibantu dengan hadirnya media sosial sehingga penyebarannya lebih cepat dibandingkan pada tahun 2000-an.

Selain itu makna away day juga mempunyai sisi positif lainnya, yaitu menjalin silaturahmi dan menjalin persahabatan antar suporter. Hal ini terlihat dari sambutan- sambutan para suporter dengan nyanyian seperti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

“Di Sini Sleman, di sana Solo di mana-mana kita saudara. Di sini Sleman di sana Solo di mana-mana kita Saudara lalalallala.” Lagu pun saling bersautan dengan balasan nyanyian dari suporter Solo. Di sini Solo di sana Sleman di mana-mana kita saudara lalalalala.”

Kehadiran suporter pada waktu away day membuat jalinan dengan suporter lain semakin kuat. Terjadi balas budi ketika suporter lawan disambut dengan hangat kadang pula dijamu makanan oleh suporter tuan rumah. Momen-momen tersebut akan dibalas sebaliknya, ketika tim suporter lawan berkunjung ke stadion Manahan. Suporter Solo akan menjamu balik suporter lawan. Saling berbalas kebaikan menjadi salah satu momen hasil dari away day suporter sepak bola, khususnya di Suporter Persis Solo.

Sebaliknya momen-momen away day juga menghadirkan konflik antara kedua kubu suporter. Gesekan-gesekan suporter Persis Solo dan suporter lawan sehingga menjadi konflik antar kedua kubu. Sebut saja konflik antar Persis Solo dan PSIM yang terjadi pada tahun 1998-an, berimbas pada dendam kedua suporter sampai pada saat ini. Kasus kerusuhan dengan PSS Sleman, terjadi saling ejek di dalam stadion Maguwoharjo berujung pada kerusuhan dan konflik selama beberapa tahun. Kerusuhan away day di

Ciamis saat Persis Solo bertemu dengan PSGC Ciamis di Stadion Galuh. Pada waktu itu terjadi gesekan suporter Viking Galuh, sehingga merembet lemparan batu antar kedua kubu. Pada waktu itu bis yang membawa suporter Persis Solo dirusak oleh suporter Viking

Galuh dan seluruh suporter Persis Solo diamankan dan dikawal oleh pihak kepolisian.

Kerusuhan di stadion Jatidiri Semarang pada waktu Piala Polda Jawa Tengah dan kerusuhan dengan suporter PSIR Rembang yang menyebabkan Persis Solo dan Suporter mendapatkan sanksi dari komisi disiplin PT Liga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Persiapan-persiapan sebelum berangkat away day memang dipersiapkan betul oleh

suporter Persis Solo. Salah satunya mempersiapkan peralatan (senjata) bila suatu saat

menghadapi konflik. Menurut salah satu sumber bahwa pada setiap away day di bus yang

mereka tumpangi ada alat-alat seperti gergaji, stick golf, pentungan, atau stick baseball

yang akan mereka gunakan sewaktu-waktu terjadi konflik dengan suporter lain. Bukan

hanya itu, melewati jalur Gaza adalah hal yang perlu diwaspadai oleh suporter Persis Solo.

Dia bercerita ketika away day di Purwokerto dan mereka harus lewat Jogja, suasana

mencekam mereka saat memasuki daerah suporter rival. Sebelum memasuki daerah

suporter rival kelompok suporter turun di sebuah kebun untuk mencari peralatan seperti

bambu dan kayu yang akan digunakan sebagai senjata untuk mempertahankan diri.

Sesampai di daerah suporter rival, hadangan demi hadangan dilakukan oleh suporter rival.

Di setiap gang, pinggir jalan suporter rival telah menunggu. Alhasil bus suporter Persis

Solo terkena lemparan batu. Semua suporter turun, mencari pelaku penyerangan dengan

senjata yang telah disiapkan. Bus berjalan pelan, suporter berjalan di samping bus agar

bus tidak terkena lemparan batu. Sekitar beberapa kilometer, setelah suasana dirasa aman

suporter kembali masuk ke bus.112

Perjalanan away day di satu sisi semakin menambah erat persahabatan antar

suporter, juga dapat menimbulkan gesekan antar suporter. Away day yang seharusnya

menjadi tamasya nya para suporter, bisa berubah seketika menjadi hal yang mencekam.

Namun away day adalah hal yang paling ditunggu oleh suporter Persis Solo. Biaya yang

sangat mahal untuk ukuran suporter tidak menyurutkan mereka untuk bertandang.

112 Wawancara dengan Hndry, 1 Mei 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Persiapan biaya pun sudah mereka siapkan jauh-jauh sebelumnya, seperti menyisihkan

uang saku mereka hanya untuk berangkat away day. Namun kadang pula mereka menjual

barang-barang mereka untuk bisa berangkat.113 Biaya itu juga akan bertambah ketika ada

anggota kelompok suporter yang sakit atau mengganti kerusakan kendaraan ketika terjadi

kerusuhan pada away day.

Penak Seduluran

Kompetisi liga 2 Gojek Traveloka membawa cerita sendiri bagi suporter Persis Solo,

banyak kisah yang terjadi pada kompetisi liga 2 tersebut. Salah satunya adalah perdamaian

antara Suporter Persis Solo dan Brigata Curva Sud (BCS). Momentum ini berawal dari

away day suporter Persis Solo ke Bantul pada saat pertandingan Persis Solo melawan

Persiba Bantul. Bermula dari beberapa suporter BCS memberikan minuman kepada

rombongan suporter Persis Solo. Kejadian tersebut langsung menjadi viral di media sosial

dengan tagar #penakseduluran. Momentum tersebut menjadi tonggak perdamaian antara

suporter Persis Solo dan BCS yang selama beberapa tahun belakang kerap terlibat konflik

antar suporter.

Sejatinya kedua kelompok suporter tersebut adalah kawan lama. Persahabatan

antara kedua suporter memang terjalin cukup lama. Permusuhan yang terjadi antara

suporter Persis Solo dan BCS berawal dari saling ejek dan terjadi bentrok di Stadion

Maguwoharjo pada tahun 2012.

113 Ibid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Momentum penak seduluran juga dirasakan oleh beberapa teman saya yang menjadi

anggota suporter Persis Solo. Sebelum ada momentum seperti ini, ketika kami berkumpul

entah di gereja atau di tempat nongkrong, ketika membahas tentang sepak bola, pasti

membicarakan konflik yang terjadi antara suporter PSS Sleman, BCS, dan suporter Persis

Solo. Ejekan-ejekan keluar dari mulut teman penulis, yang diarahkan kepada suporter

BCS,114 seperti mangan tahu tempe pakai bilang ale-ale, ini Indonesia bukan Italia. Hal

ini menarik bagi penulis untuk melihat bahwa ketika konflik yang terjadi di dalam stadion

antar kedua suporter berimbas lebih jauh dan dibawa ke arah kehidupan pribadi mereka.

Kemunculan hastag Penak Seduluran membawa sebuah perubahan bagi hubungan

kedua klub tersebut. Termasuk juga yang terjadi pada teman saya tersebut. Beberapa

waktu lalu ketika kami bertemu pembahasan tentang permusuhan kedua suporter berganti

dengan pembahasan bagaimana hubungan baik antar kedua suporter kembali terjalin.

Saiki wes damai ya bro, rasah ece-ecenan neh ya huahaha (sekarang sudah berdamai ya,

Bro, tidak usah saling ejek-ejekan lagi hahahha).115

Perdamaian pun tergambar ketika kedua tim bertemu pada kompetisi liga 2 Gojek

Traveloka di Stadion Manahan maupun di Stadion Maguwoharjo Sleman. Pada saat di

Stadion Manahan Solo, sempat ada dari pihak Kepolisian menghimbau suporter Sleman

untuk tidak datang di Stadion Manahan. Larangan-larangan tersebut dipatuhi oleh suporter

Sleman dengan tidak datang di stadion Manahan Solo. Hal yang paling menarik adalah

Pertandingan PSS Sleman dan Persis Solo bertemu di stadion Maguwoharjo Sleman, laga

114 Suporter BCS merupakan suporter PSS Sleman dengan kepanjangan Brigata Curva Sud. Suporter ini mengadopsi gaya dukungan Ultras yang sangat kental dengan gaya dukungan Suporter Italia. BCS mulai muncul pada kisaran taun 2011 pada waktu masih bernama ultras. 115 Obrolan dengan THM suporter Persis Solo pada 26 November 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

panas dan laga penentuan bagi PSS Sleman untuk lolos di 8 Besar. Pada waktu pihak

Panpel (Panitia Penyelenggara) melarang suporter Persis Solo hadir di pertandingan

tersebut. Namun yang terjadi malah sebaliknya, sekitar 1000-an suporter Persis Solo nekat

hadir dalam pertandingan tersebut. Ada yang berhasil masuk ke dalam stadion dan juga

yang ditangkap pihak kepolisian karena sudah ada larangan untuk hadir dan ditakutkan

menimbulkan gesekan yang berujung konflik antar suporter.

Gaya hidup Vespa dan Pitbull sebagai icon baru

Gaya hidup suporter sepak bola memang selalu identik dengan pernak-pernik selalu

berhubungan dengan sepak bola. Namun, pada saat ini pola kehidupan suporter lebih dari

itu. Beberapa suporter yang tergabung dari komunitas Surakartans mempunyai gaya hidup

seperti memelihara pitbull dan menggunakan vespa. Mengapa harus pitbull dan

menggunakan Vespa? Bila kita telusuri bahwa gaya hidup mereka terinspirasi dari gaya

hidup para hooligans yang berada di Inggris. Penulis pernah bertanya kepada salah satu

suporter, kok akeh sing pelihara pitbull to termasuk dirimu? (kok banyak yang pelihara

pitbull to termasuk dirimu?) Jawabnya “wahhh aku kie kepengen ro kancaku, kancaku cah

B6 kie akeh sing ngingu asu pitbull, lah asu pitbull lak ya sangar, jiwa lelaki gitu

kwwkkw.” Namun yang paling menarik adalah jawaban dari suporter itu adalah ada

inspirasi juga sesaat dia melihat film Green Street Hooligan116. Bagaimana kehidupan

yang tertuang dalam film tersebut menjadi inspirasi dalam kehidupan suporter tersebut.

116 Wawancara dengan Thom Suporter Persis Solo pada tanggal 23 Agustus 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Di dalam kehidupan sehari-hari cara berpakaian suporter pun juga berubah. Misal

ketika pergi ke Gereja gaya pakaian pun juga hampir sama ketika mereka pergi ke stadion

menonton Persis Solo. Pergi ke Gereja menggunakan sepatu bermerek Adidas, bergaya

casual. Kadang ketika kami berkumpul dengan OMK (Orang Muda katolik) dia dan

beberapa temanya sering bernyanyi chants-chants Persis Solo. Bukan itu saja, sepeda

motor yang dia gunakan dalam sehari-hari di cat dengan logo Persis Solo yang sangat

besar. Kaos-kaos yang digunakan pun identik dengan Persis Solo. Gambaran itulah yang

bagaimana sikap kecintaan terhadap klub dalam kehidupan sehari-hari suporter.

E. Ringkasan

Di dalam Stadion Manahan, suporter telah dibagi penempatan tempat duduknya sesuai dengan komunitas-komunitas suporter. Di samping itu di dalam suporter Persis Solo juga ada klasifikasi suporter sesuai dengan gaya dukungannya. Seperti Pasoepati, Srikandi Pasoepati, kelompok suporter ultras yang gaya dukungannya mirip dengan gaya dukungan suporter

Italia yang bernama Pasoepati Ultras 1923. Kelompok suporter casual yang meniru gaya dukungan suporter di Inggris pun juga ada, mereka menamai kelompok mereka dengan nama surakartans.

Gesekan-gesekan yang berakibat konflik juga dialami oleh suporter Persis Solo.

Gesekan yang terjadi biasanya antar suporter kesebelasan rival, namun di Persis Solo sendiri gesekan antar suporter Pasoepati dan casual juga pernah terjadi. Konflik yang terjadi bukan hanya dengan suporter, namun juga terjadi dengan PSSI. Hal ini terjadi karena beberapa kebijakan seperti sanksi yang diberikan kepada klub Persis Solo terkesan berat dan merugikan klub. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Banyak alasan-alasan yang muncul ketika individu menyatakan dirinya menjadi suporter Persis Solo, di antara lain kegagalan menjadi pemain sepak bola profesional sehingga untuk melampiaskan hasrat kepada dunia sepak bola dengan menjadi suporter

Persis Solo. Kecintaan terhadap klub luar negeri pun juga mempunyai peran besar menjadikan alasan seseorang mendukung Persis Solo. Lingkungan suporter dan kecintaan terhadap Kota Solo menjadi salah satu alasan mengapa individu tertarik menjadi suporter

Persis Solo,

Suporter harus mengikuti yang menjadi kewajibannya menjadi suporter saat mereka mendukung di dalam stadion. Seperti memakai bersepatu, harus bernyanyi selama pertandingan, memakai baju yang sesuai dengan komunitasnya, dan melakukan koreografi.

Pengalaman-pengalaman menjadi suporter, terbawa sampai kehidupan mereka sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 4 KEWARGAAN BUDAYA SUPORTER PERSIS SOLO

Bab ini penulis akan membahas tentang kewargaan budaya yang terjadi pada suporter

Persis Solo. Arena budaya membentuk kewargaan budaya pada penelitian ini ada empat yaitu

Jaringan, Informasi, Globalisasi, dan Konsumsi. Pada pembahasan ini juga akan melihat bagaimana kewargaan terjadi di dalam dunia maya dan dunia nyata.

Kewargaan adalah proses di mana individu terus menerus meningkatkan kesadaran dan merumuskan identitas kultural, sosial, dan individu di tengah transformasi sosial.

Kemunculan kewargaan budaya dapat dikaitkan dengan kemunculan masyarakat informasi.

Ada enam ciri yang bisa kita lihat dalam masyarakat informasi pada saat ini yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh kewargaan budaya yaitu Jaringan, Informasi,

Globalisasi, Risiko, Refleksi, dan Konsumsi.

A. Kewargaan Budaya di Dunia Maya

1. Jaringan Suporter Persis Solo

Media Informasi sangat dibutuhkan dalam masyarakat pada saat ini. Fungsi dari sebuah media informasi adalah memperoleh informasi yang terjadi di luar tempat masyarakat tersebut tinggal. Media informasi juga sangat dibutuhkan dalam dunia sepak bola, entah dari pihak klub maupun dari pihak suporter. Salah satunya adalah tim Persis Solo. Bila menelusuri sejarah berdirinya kelompok Suporter Pasoepati, media berperan penting dalam

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

berkembangnya kelompok suporter tersebut. Pada waktu Mayor Haristanto mengirim surat undangan terbuka kepada media Solopos, dan surat kabar Solopos memuat berita tersebut dengan judul silaturahmi antar koordinator Suporter pada tanggal 27 Januari tahun 2000.117

Hasilnya dari pertemuan tersebut terbentuklah kelompok suporter Pasoepati.

Kekuatan media massa memang sangat dibutuhkan oleh klub untuk memberikan informasi sekaligus membangun sebuah jaringan yang nantinya mempunyai dampak bagi klub dan suporter. Kekuatan pesan yang dihasilkan oleh media sangat terlihat jelas pada proses terbentuknya komunitas suporter terorganisir pertama di klub Persis Solo yang disebut dengan Pasoepati. Pesan yang disampaikan oleh surat kabar Solopos telah menyatukan berbagai kelompok masyarakat pecinta sepak bola di Kota Solo dan sekitarnya menjadi kesatuan sebagai Pasoepati. Terbentuknya suporter Pasoepati mendapatkan tempat tersendiri bagi surat kabar Solopos. Pada awal berdirinya suporter, media massa lokal salah satunya

Solopos selalu memberitakan tentang perkembangan klub sekaligus suporter Persis Solo.

Alhasil, suporter Persis Solo bukan hanya dari kota Solo saja, namun Suporter Persis Solo datang dari berbagai daerah Solo Raya (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar,

Wonogiri, Sragen, dan Klaten), dan juga dari beberapa kabupaten di sekitar eks-keresidenan

Surakarta seperti Ponorogo, Pacitan, Purwodadi, dan berbagai kota di sekitar eks keresidenan

Surakarta.

Suporter Persis Solo dari berbagai Kota dan Kabupaten itu, berbagi info dan berita melalui media informasi. Perkembangan teknologi informasi yang digunakan membawa dampak perubahan yang cukup signifikan bagi masyarakat. Tak kecuali klub dan suporter

117 Laily dan Ramdhon. (2016). Op Cit. Hal 118. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Sepak bola Persis Solo. Kehadiran media yang terhubung dengan internet menyediakan banyak ragam dan sumber daya yang tersedia, sehingga memudahkan suporter Persis Solo untuk bisa mengakses beragam informasi ataupun juga berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Adapun ciri dari media yang terkoneksi di Internet (media baru) ditandai dengan digitalisasi dan konvergensi, terjadi interaktivitas dan konektivitas secara intens, mobilitas dan delokasi pengiriman dan penerimaan pesan, munculnya beragam bentuk media baru dari media “Gateway” adaptasi publikasi dan peran khalayak, fragmentasi dan kaburnya institusi media.118

Perkembangan media informasi semakin memudahkan individu dalam menjalin komunikasi dengan individu lainnya. Perkembangan media informasi bukan hanya digunakan suporter Persis Solo untuk memperoleh informasi saja namun juga menjalin komunikasi antar individu maupun komunitas suporter. Komunikasi yang dilakukan bisa kapan saja dan di mana saja. Kemajuan perkembangan media teknologi menyediakan ruang tanpa batas bagi penggunanya. Selain itu, perkembangan media informasi baru yang terkoneksi dengan internet memungkinkan kita menonton dunia yang ditampilkan, dan juga masuk, menghuni, dan bertindak di dalamnya. Gejala-gejala seperti inilah yang memasukkan kita dalam komunitas dunia maya (cybercommunity). Ruang seperti inilah yang disebut dengan ruang maya (cyberspace), di dalam ruang inilah kita melakukan komunikasi secara elektronik.119

118 Denis McQuail. (2010) Mass Comunication Theory,6 th Edition, London: Sage Publication. Hal. 141. 119 Karlina Supelli. (2010) "Ruang Publik Dunia Maya", Ruang Publik Melacak "Partisipasi Demokratis" dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 336-337. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Ruang-ruang dunia maya yang diciptakan oleh suporter dan klub Persis Solo pada saat ini sangat banyak dan beragam. Keanekaragaman media informasi baru yang dibentuk atas nama klub dan suporter Persis Solo menjadikan suporter bebas bergerak dan memilih di mana individu tersebut mengakses media tersebut. Bisa saja, suporter Persis Solo beralih dan masuk ke komunitas baru yang ataupun masuk ke komunitas yang selama ini mereka ikuti.

Proses ini adalah bagian dari bentuk di mana individu dapat terhubung dan membentuk afiliasi sebagai wujud kesetiaan mereka terhadap klub walaupun hanya diperantarai jaringan internet dan elektronik

Tidak dipungkiri lagi perkembangan media informasi baru menghasilkan ruang-ruang bagi kita untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi yang tidak terbatas. Posisi media pada saat ini memberikan efek yang sangat kuat dalam membuat sepak bola menjadi kekuatan global.120 Fenomena, berita, dan perkembangan tentang dunia sepak bola tersebar dengan sangat cepat. Hal seperti ini digunakan oleh suporter Persis Solo untuk melihat perkembangan sepak bola dari penjuru dunia.

Perkembangan media informasi digunakan suporter untuk memperluas jaringan.

Jaringan yang terdapat di dalam sangat beragam, dan tersebar melampaui ruang dan waktu.121

Pusat-pusat yang terdapat pada jaringan di media informasi tidak terpusat dan mencair, sehingga suporter bebas masuk dan keluar di dalam jaringan tersebut.

120 Â Rashif Abitia. (2016) Sepak Bola Sebagai Komoditas Global dan Komunitas-Komunitas Terbayang dalam Suporter Sepakbola Modern. http://www.panditfootball.com/pandit- sharing/201119/PSH/160316/sepakbola-sebagai-komoditas-global-dan-komunitas-komunitas-terbayang- dalam-suporter-sepakbola-modern. diakses pada: 25 Mei 2018. 121 Stevenson. (2003). Op Cit. Hal 10. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Jaringan pada media informasi digunakan oleh suporter-suporter Persis Solo yang berasal dari luar kota Solo untuk menyatakan dukungan terhadap klub. Penulis menyebutnya suporter Persis Solo diaspora. Suporter-suporter diaspora adalah suporter Persis Solo yang pergi merantau keluar daerah dan membentuk komunitas suporter di daerahnya. Sebut saja

Pasoepati Japan, Pasoepati Malaya, Pasoepati , Pasudewa (Pasoepati Pulau

Dewata), Pasoepati Bandung, Pasoepati Jabodetabek, dan Pasoepati Southkorea. Walaupun mereka sangat jauh dari kota Solo, akan tetapi mereka tetap mendukung dan mencari informasi tentang klub Persis Solo. Keberadaan media informasi baru memudahkan para suporter diaspora untuk membentuk jaringan dan berbagi informasi tentang Persis Solo setiap harinya. Media baru ini juga memberikan rasa kedekatan dan keterikatan terhadap para suporternya dengan memungkinkan mereka melihat setiap pertandingan melalui streaming.

Perbedaan melihat video streaming dengan televisi atau media lain yang lebih tradisional adalah adanya ruang untuk berkomentar dan berbagi informasi dengan orang- orang lain yang ikut menonton. Komentar-komentar tersebut dilakukan seperti untuk mengekspresikan kemarahan pada wasit, mengomentari para pemain, atau para suporter yang melakukan walk out. Suasana yang sama seperti yang terjadi jika menonton pertandingan di stadion.

Menurut Stevenson, hal ini, menandakan bahwa masyarakat pada saat ini tergantung pada informasi, untuk mendapatkan informasi-informasi tersebut kita harus mencari jaringan yang tepat.122 Untuk mengakses informasi-informasi tersebut kita harus tergabung dengan grup-grup yang berhubungan langsung dengan klub.

122 Ibid. Hal 10. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

2. Globalisasi

Perkembangan Media informasi baru memiliki dampak pada munculnya komunitas- komunitas suporter baru dan menyebabkan perubahan gaya dukungan di dalam suporter

Persis Solo. Dulu, kebanyakan orang melihat bahwa suporter Persis Solo hanya satu yaitu

Pasoepati. Namun pada saat ini tidak demikian. Di dalam suporter Persis Solo muncul bermacam suporter yang mengadopsi gaya dukungan suporter dari luar negeri, seperti ultras dan casual.

Media sangat berpengaruh dalam penyebaran budaya ultras di Indonesia. Bila kita kembali ke belakang, pertandingan-pertandingan seri A pada tahun 1990 telah disiarkan di televisi nasional. Hal ini tanpa disadari menjadi awal mula perkenalan budaya ultras kepada suporter di Indonesia. Titik kiblat suporter ultras di Indonesia adalah suporter dari Milan dan

Juventus. Mengingat kedua klub tersebut mempunyai dukungan yang sangat kuat di

Indonesia.123 Di Solo sendiri, suporter yang meniru gaya ultras bernama Pasoepati Ultras

1923. Nama tersebut diambil dari nama kelahiran klub Persis Solo yaitu 1923.

Bukan hanya ultras saja di dalam suporter Persis Solo, juga muncul suporter

Surakartans. Suporter ini mengadopsi dari suporter casual di Inggris. Kemunculan

Surakartans hampir sama dengan kemunculan suporter ultras yang dipengaruhi oleh media informasi. Titik kiblat mereka tentu saja suporter dari klub Inggris seperti Milwal, Liverpool, dan West Ham. Mereka banyak belajar dari media untuk meniru gaya dukungan yang dilakukan. Penulis pernah dimintai tolong oleh salah satu suporter Surakartans untuk mengunduh film Green Street Hooligans. Film tersebut rencananya akan dijadikan sumber

123 Andy Fuller dan Fajar Junaedi. (2017) "Ultras in Indonesia: conflict, diversification, activism". Sport in Society Volume 21. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

referensi untuk mendukung klub Persis Solo, seperti gaya dukungan yang dilakukan dan cara berpakaian.

Perkembangan media informasi menjadikan suporter ultras maupun casual memiliki suatu ikatan dengan sesama ultras dan casual dari seluruh dunia. Hal ini bisa dilihat dalam akun Casualultra adanya solidaritas untuk korban Bom Surabaya, dengan mengupload foto

Surakartans yang membawa banner bertuliskan Football fans Againts Terrorisme.

Belajar untuk menjadi ultras maupun casual tidak harus menonton pertunjukan mereka secara langsung, namun media telah membantu mereka untuk belajar. Hal ini seperti dikatakan Urry bahwa kewarganegaraan melibatkan diri kita untuk mengkonsumsi sebuah budaya dari tempat lain yang jauh dari tempat kita sendiri.124

Globalisasi dan teknologi informasi ini membawa perubahan pada gaya dukungan

Persis Solo. Hal in bisa dilihat pada nyanyian, bendera, koreografi bahkan baju yang mereka yang pakai adalah bagian dari belajar dan pengamatan mereka. Bila membandingkan dengan gaya dukungan suporter tahun 2008 ke bawah dengan suporter 2010 ke atas perbedaan cukup mencolok. Bila di tahun 2008 ke bawah suasana yang dibangun terasa rasa lokal, dalam arti lokal nyanyian yang diciptakan masih terasa nuansa dengan bahasa jawa dan Indonesia.

Gerakan-gerakan tangan (tarian) masih belum banyak bervariasi. Namun yang terjadi pada saat ini suasana yang dibangun sangat berubah drastis. Misal dalam lagu mereka mengadopsi lagu-lagu dari suporter Italia maupun suporter Inggris, gerakan dan koreografi semakin bervariasi, sehingga nuansa pertandingan di liga Inggris dan Italia dihadirkan di dalam pertandingan Persis Solo di Stadion Manahan..

124 Stevenson. (1997). Op Cit. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

3. Informasi

Perkembangan zaman menjadikan kita dituntut untuk selalu update tentang informasi di sekitar kita. Kecepatan informasi yang diedarkan selama 24 jam menjadikan kehidupan kita pada saat ini dipenuhi dengan informasi. Perkembangan media informasi juga digunakan

Klub Persis Solo untuk mengupdate perkembangan klub.

Situs-situs media baru yang berhubungan langsung dengan Persis Solo sangatlah banyak, dari situs ofisial klub, Ofisial suporter resmi, ataupun situs-situs yang dikelola oleh komunitas-komunitas di dalam suporter Persis Solo. Situs Ofisial yang dikelola secara resmi oleh klub Persis Solo sangat beragam dari Portal berita, media sosial seperti, Youtube,

Facebook, Twitter, Instagram. Di sisi lain suporter juga mempunyai media baru sendiri, baik dikelola secara bersama maupun perseorangan yang mewakili komunitas suporter Persis

Solo.

Kehadiran media baru telah membawa perubahan yang sangat besar di dalam suporter

Solo, terutama dalam hal memperoleh informasi. Tingkat partisipasi suporter Persis Solo di dalam media baru ini sangatlah tinggi. Media baru menawarkan bentuk update informasi yang setiap saat dimanapun berada dapat di akses oleh suporter Persis Solo. Bila merujuk pada pernyataan Stevenson Digitalisasi berbasis ilmu pengetahuan akan disimpan, diproses dan tersebar luas dengan cepat melintas jarak, ruang dan waktu.125 Kehadiran media baru juga mengajak penggunanya (suporter Persis Solo) untuk aktif berpartisipasi di dalamnya, kapan saja, dimanapun mereka berada, walaupun jarak mereka dan tempat mereka sangat jauh.

125 Stevenson. (2003). Op Cit. Hal. 10. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Partisipasi suporter bukan hanya sebagai pengguna namun juga sebagai orang yang berkontribusi dalam membuat konten dan membuat grup di dalam media informasi baru ini.

Kita bisa lihat berbagai macam-macam akun seperti http://sambernyawa.com/, http://pasoepati.net/, akun-akun komunitas di Instagram, Twiter, Facebook, ataupun grup- grup yang terdapat di media sosial seperti BBM, line ataupun whatsapp. Semua dari akun tersebut memiliki admin atau pengurus yang tiap kali memberikan update informasi dan mengurus grup tersebut.

Portal-portal tersebut juga menjadi salah satu sarana bagi para suporter untuk menyatakan kediriannya sebagai salah satu suporter persis solo. Hal ini ditunjukkan dengan avatar126 mereka Menurut Abercrombie dan Longhurst penggemar terlibat langsung dalam produksi budaya yang akan dikonsumsi oleh penggemar lainya namun juga mereka akan memproduksi identitas.127 Bila kita tarik pernyataan dari Abercrombie dan Longshurst, fenomena terjadi di suporter Persis Solo. Banyak dari suporter Persis Solo menggunakan avatar di dunia maya mereka dengan menyebut dirinya suporter Persis Solo, misal mereka memakai nama dan diberi embel-embel di belakang Pasoepati ataupun Surakartans. Mereka merasa dengan penamaan tersebut telah menjadi bagian dari kelompok suporter Persis Solo di dalam dunia maya.

Konten-konten yang disebarkan di dalam media Informasi mempunyai dua dampak yaitu positif dan negatif. Dampak positif yang dihasilkan dari media tersebut informasi yang bisa kita peroleh tentang klub dan suporter misalnya skor pertandingan yang selalu update,

126 Avatar adalah wujud diri visual dalam Jejaring media sosial dunia maya yang menjadi media pengguna untuk berinteraksi. 127 Nicholas Abercrombie dan Brian J Longhurst. (1998) Audiences, London: Sage. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

serba-serbi pemain, kegiatan tentang suporter, harga tiket, jadwal pertandingan dan pesan perdamaian suporter. Fenomena perdamaian suporter antara PSS Sleman dan Persis Solo adalah satu contoh Perdamaian yang diciptakan dan disebarkan oleh media Informasi.

Melalui hastag128 Penak seduluran pesan perdamaian tersebar luas, sehingga pada media sosial twitter #Penakseduluran menjadi salah satu trending topik. Kejadian tersebut langsung mempengaruhi hubungan antara suporter Persis Solo dan PSS Sleman yang selama beberapa tahun belakangan mengalami konflik. Hal ini terbukti pada saat suporter Sleman setelah melakukan lawatan ke Jepara, suporter Pasoepati menyambut kedatangan Suporter Sleman yang melewat di kota Solo. Hal ini dilakukan untuk memberi rasa aman suporter Sleman, dan sebagai wujud dari #Penakseduluran yang mereka telah sepakati di dunia Maya.129

Kemudahan media informasi juga digunakan oleh kelompok suporter untuk kulon nuwun ketika kelompok suporter klub lain melewati kota Solo atau mereka datang ke stadion

Manahan.

128 Hastag penak seduluran sebuah kata atau frase tanpa spasi yang diawali dengan simbol hash (“#”). Ini adalah bentuk metadata. Kata-kata dalam pesan jejaring sosial dan microblogging seperti di Instagram, twitter, Facebook dan Google +. Ditandai dengan menempatkan “#” di depan 129 AHMAD INDRA PRANATA (2017) #Penakseduluran: Sopo Nandur Bakal Ngundhuh. (Portal Berita) http://sleman-football.com/penakseduluran-sopo-nandur-bakal-ngundhuh/. diakses pada: 20 Mei 2018. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Gambar 4 1 Pesan dari Brigata Curva Sud ketika akan melewati kota Solo

Informasi juga bisa menghasilkan hal-hal yang negatif salah satunya alat untuk menyebarkan konflik. Penulis sering mendapatkan informasi tentang kapan akan mengadakan penyerangan terhadap suporter rival, dan memberitahukan untuk berhati-hati ketika melewati daerah tertentu karena akan sweeping. Hal itu terus-menerus disebarkan di dalam grup suporter Persis Solo ataupun grup jaringan lainnya. Konflik juga bukan hanya terjadi di dunia nyata saja, namun juga terjadi di dunia maya. Saling ejek dan saling cerca terjadi di dalam dunia maya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Gambar 4 2 Percakapan di twitter

Informasi sangat penting bagi kalangan suporter Persis Solo dan menjadi salah satu penanda dalam hubungan sosial. Hal ini terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari pada diri suporter . Penulis pernah bersinggungan langsung dengan hal sepeti ini. Pada saat terjadi pembicara tentang Persis Solo, pada waktu itu membahas tentang pemain baru. Kami semua mencoba menjadi seorang analisis tentang datang nya pemain dengan membandingkan kualitas pemain Persis musim lalu. Obrolan kami semakin seru, walaupun hanya sebatas debat kusir, dan data kami dari internet. Hal yang menarik adalah ada salah satu dari kami menjadi seorang pendiam. Teman saya sebut saja L tidak mengetahui berita terkini tentang

Persis, alasannya adalah tidak mempunyai kuota internet dan tidak bisa mengakses media informasi selama beberapa waktu. Penting nya informasi juga sangat berpengaruh dalam keselamatan suporter saat away day. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Pengaruh media informasi baru sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia pada saat ini dan mempunyai pengaruh dalam kehidupan sehari-hari kita. Tanpa disadari kita masuk kedalam ranah media sapi. Walaupun kita telah mencoba untuk memblokir dari media massa, media informasi dalam kehidupan sehari-hari kita namun pengaruh tersebut akan terasa dalam kehidupan kita karena lingkungan tempat tinggal kita dan orang-orang dilingkungan kita adalah penguna media tersebut.130Namun, pada akhirnya kita akan tersingkir dari lingkungan sosial dan kultural, karena kita berada di luar jaringan masyarakat yang menggunakan media informasi tersebut. 131 Kehadiran internet bukan saja menyajikan kelimpahan barang untuk di konsumsi akan tetapi memungkinkan barang yang tanpa batas.

Internet memberi kesan bahwa semuanya bisa dicapai , sehingga kebutuhan akan mudah ditemukan dan dipenuhi dengan mudah sehingga mudah untuk dipenuhi. 132

4. Resiko Menjadi Suporter

Seperti yang dikatakan pada tulisan sebelumnya, bahwa sepak bola di Indonesia telah memakan banyak korban jiwa. Menjadi suporter bukan hanya kita datang di stadion dan bersenang –senang menonton sepak bola, namun di balik itu semua menyimpan sebuah risiko yang sangat berbahaya bagi keselamatan nyawa suporter itu sendiri. Konflik-konflik yang berujung pada kematian dan kehilangan harta benda adalah salah satu hal yang mengandung risiko yang pada saat ini. Banyak tantangan yang harus dihadapi ketika menjadi suporter sebuah klub sepak bola, ketika terjadi kerusuhan bisa saja kita berhadapan dengan aparat keamanan, suporter rival, copet, calo. Di dalam kehidupan keseharian, suporter jug adi

130 Crawford. (2004). Op Cit. Hal. 138. 131 Stevenson. (2003). Op Cit. Hal. 10. 132 Crawford. (2004). Op Cit. Hal. 142. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

hadapkan sebuah kekuatiran ketika dia bertemu dengan suporter rival di jalan dan memakai identitas klub. Penulis merasakan hal tersebut, ketika mencetak Tesis ini di sebuah tempat fotocopy daerah suporter rival. Pada saat itu, petugas fotocopy adalah suporter dari klub rival, hal ini kelihatan dari wallpaper smartphone yang memajang logo klub rival. Ketakutan mulai muncul, dan pikiran seandainya terjadi apa-apa dalam diri penulis. Ketakutan muncul merupakan hal wajar, karena banyak sekali kasus dimana terjadi pengeroyokan karena memakai atribut klub di daerah tim rival. Padahal tidak pertandingan sepak bola. Di samping itu juga, suporter juga menjadi korban dari permainan mafia-mafia yang mengatur jalan pertandingan sepak bola. Di tengah euforia suporter sepak bola sampai menyebabkan sebuah kematian dan konflik, sangat miris sekali bahwa hal itu semua hanya sebuah permainan yang dimainkan oleh segelintir orang untuk kepentingan pribadi. Hal ini penulis menyebutnya adalah mafia. Pertandingan sepak bola sudah diatur sedemikian rupa, seakan-akan pertandingan sepak bola seperti pertandingan ketoprak yang bisa diatur oleh sutradara yaitu mafia. Namun di sisi lain, suporter tidak mengetahui bahwa pertandingan tersebut telah di atur sedemikian rupa, yang mereka tahu adalah kemenangan dan harga diri sebuah klub sepak bola yang mereka dukung. Itulah sepak bola pada saat ini. menjadi suporter selalu banyak menghadapi banyak resiko, namun dari resiko tersebut, suporter harus bisa merefleksikan diri bahwa nyawa dan harta benda tidak sepadan dengan apa yang mereka lakukan terhadap klub mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

B. Konsumsi Suporter di dalam Stadion

1. Stadion sebagai rumah.

Keberadaan Stadion Mahanan telah menjadi bagian yang tak terpisahkan antara Persis

Solo dan suporter Persis Solo (Pasoepati dan Surakartans). Bagi suporter, stadion Manahan bukan hanya menampilkan sebagai sarana menonton pertandingan sepak bola, namun stadion telah memiliki ikatan emosional bagi suporter itu sendiri d. Sehingga, yang terjadi adalah ketika liga tidak bergulir mereka selalu berkata bahwa mereka rindu nyetadion (rindu datang ke stadion). Pengalaman- pengalaman menghadiri dan merasakan atmosfer di dalam stadion adalah bagian yang tak terlupakan bagi para suporter. Atmosfer yang diciptakan saat pertandingan berlangsung memang mempunyai kesan berbeda ketika kita menonton di layar televisi. Kehadiran di stadion juga menjadi tempat rekreasi untuk meluapkan penat di dalam kehidupan sehari-hari. Sehinga banyak dari suporter yang rela menempuh perjalanan jauh, untuk bisa merasakan atmosfer pertandingan di stadion Manahan. Di samping itu juga ada anggapan bahwa Menjadi suporter Persis Solo belum Sah bila belum pernah datang dan mendukung secara langsung di Stadion Manahan Solo. Mengutip pernyataan dari Giulianotti semakin sering menghadiri pertandingan di dalam stadion dan merasakan atmosfer dalam pertandingan , akan semakin menyenangkan dalam merasakan atmofer dalam pertandingan.

133

Stadion Mahanan adalah rumah bagi suporter Persis Solo yang selalu mereka jaga. Cara mereka menjaga adalah dengan menciptakan atmosfer pertandingan dan menciptakan

133 Richard Giulianotti. (1999) Football: A Sociology of the Global Game, Cambridge: Polity Press. Hal 69. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

intimidasi kepada tim lawan agar tim lawan tidak menang di kadang Persis. Kekalahan tim

Persis Solo di kandang adalah sebuah tamparan besar bagi suporter Persis Solo karena merasa rumah mereka di kotori oleh kekalahan.134.

Bila mengutip pernyataan Taylor stadion adalah tempat untuk menunjukkan lambang lokalitas yang mewakili sebuah kota dan orang-orangnya. Stadion tidak lepas dari sebuah ikatan emosional dan sebuah kebanggaan. Stadion adalah saksi bisu sebuah kegagalan, keberhasilan, aspirasi dan harapan sehingga memberikan arti penting bagi penggemar. 135

Stadion telah melampaui fungsinya sebagai ruang sebagai dan menonton dan bermain sepak bola, namun di balik itu semua ada banyak makna di dalam yang seperti yang dijelaskan di atas.

2. Ritual sebagai Pertunjukan dalam Pertandingan

Memberikan dukungan langsung Persis Solo di dalam stadion Manahan kita merasa terlibat langsung dalam sebuah ritual sepak bola. Ritual-ritual ini diciptakan oleh suporter untuk mendukung tim kesebelasan saat bertanding. Penulis melihat ritual dari Persis Solo tercipta pada saat awal dan sebelum dimulainya pertandingan, saat Pertandingan dan akhir dari sebuah pertandingan. Sebelum pertandingan beberapa kelompok suporter salah satunya suporter Pasoepati Ultras 1923 melakukan Corteo.136 Hal ini dilakukan untuk memberikan semangat tim dan melakukan teror kepada suporter lawan. Pada awal pertandingan suasana

134 Wawancara dengan Hndry, 1 Mei 2017. 135 Ian Taylor. (1991) "English Football in the 1990s: Taking Hilsborough Seriously?", British Football and Social Change. Leicester: Leicester University Press. 136 Corteo adalah Arak-arakan yang dilakukan kelompok suporter dengan membawa bendera, banner dan menyanyikan lagu tentang semangat dan dukungan terhadap tim kesebelasan. Corteo dilakukan sebelum pertandingan dimulai. Suporter berjalan dari tetap yang ditentukan menuju stadion. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

ritual dibangun dengan menyanyikan lagu satu Jiwa. Pada saat lagu Satu Jiwa di putar suporter yang hadir dalam pertandingan tersebut berdiri mengangkat tangan mereka dan syal mereka ke atas. Pertandingan dimulai suporter melakukan ritual sesuai dengan kelompok mereka. Ritual pada bagian pertandingan ini seperti bernyanyi, melakukan yel-yel dan melakukan koreografi dari gerakan tangan sampai membuat gambar. Cemoohan untuk wasit dan tim lawan adalah bagian dari sebuah ritual yang terjadi di dalam pertandingan. Hal yang menarik adalah bagian akhir dari pertandingan ditutup dengan menyanyikan lagu Satu Jiwa.

Suasana pada saat itu begitu sakral bagi suporter Persis Solo. Satu stadion bernyanyi bersama tidak memandang itu Pasoepati, penonton maupun casual. Suasana yang dibangun tergantung dari hasil pertandingan. Tangis, semangat, marah, sedih dan senang akan tercipta pada momen ini.

Ritual dalam pertandingan bukan saja menghasilkan atmosfer yang membuat stadion menjadi hidup namun ritual, namun ritual adalah bagian dari sebuah pertunjukan dari sebuah pertandingan sepak bola. Bagi suporter dengan menghadiri dan terlibat langsung di dalam pertunjukan dia merasa menjadi satu kesatuan dengan suporter Persis Solo lainya. Seperti yang dikatakan oleh shq dia merasakan menjadi suporter Persis yang sejatinya ketika dia bisa ikut terlibat secara langsung di dalam pertandingan. Walaupun hanya bersorak, bernyanyi dan melakukan koreografi itu sudah cukup bagi individu bahwa aku ini adalah suporter

Persis Solo. 137 Pada bagian ini kita melihat bahwa ritual yang dilakukan oleh suporter dapat didefinisikan sebagai proses di mana seseorang memperoleh identitas sebagai seorang fans

137 Wawancara dengan Shq, 3Agustus 2017. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

yang diresmikan kehadiran di dalam ritual-ritual yang di hadirkan dalam pertandingan.138

Ritual dalam pertandingan sepak bola juga menjadi satu faktor untuk melihat bagaimana fans menunjukkan rasa kesetiaan terhadap tim. 139 Rasa kesetiaan ditunjukkan dengan memakai atribut-atribut tim kebangaan, bendera syal. Disisi lain untuk mempersiapkan sebuah koreografi suporter harus mengeluarkan biaya agar proses terjadinya koreografi bisa terwujud.

Di dalam ritual dalam pertandingan ada aturan-aturan yang menormalkan aktivitas ritual. Aturan normatif ini dapat mengatur Aturan normatif ini dapat mengatur kegiatan ritual dengan menguraikan prosedur dan batas-batas perilaku yang dapat diterima dalam ritual.

Seseorang akan menghadapi kritik dari anggota kelompok lain ketika dia mencoba untuk bertindak berbeda dari yang diarahkan oleh aturan ritual. secara eksplisit berpendapat bahwa ritual melibatkan kewajiban, dan semua anggota masyarakat harus mengikuti aturan ritual.140

Hal ini terjadi di dalam ritual Suporter Persis Solo. Ada aturan-aturan yang harus ditepati oleh suporter saat mendukung tim kesebelasan di stadion Manahan. Aturan pertama jelas dalam membeli tiket pertandingan, memakai sepatu, bernyanyi dan mengikuti gerakan, dilarang diam saja, serta pakaian yang dikenakan. Salah satu narasumber kami pernah mendapat teguran dari beberapa suporter dan dirigen karena dia dan kawan-kawannya tidak ikut bernyanyi dalam pertandingan tersebut. Atribut yang dipakai oleh suporter juga penting

138 Seungwoo Chun, et al. (2004) "Cultural Differences in Fan Ritualization: a Cross-Cultural Perspective of the Ritualization of American and Japanese Baseball Fans". ASSOCIATION FOR CONSUMER RESEARCH 31. Hal 504. 139Ibid. 140 Ibid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

dalam ritual, banyak kejadian ketika terjadi kerusuhan dengan suporter rival, banyak suporter yang salah sasaran karena tidak memakai atribut Persis Solo.

Ritual dalam memunculkan perasaan emosi bersama. Hal ini memainkan peran suporter dalam membentuk keputusan dan perilaku konsumsi. Dalam arti suporter mulai memainkan peran suporter akan terus menerus mengembangkan simbol-simbol yang diritualkan dan peran berasimilasi, dan peran-peran melalui pelibatan ritual lanjutan yang terus-menerus memberi rasa emosi bersama.141 Kosumsi yang terjadi di dalam ritual bukan hanya diidentifikasikan dengan berhubungan barang material, protes suporter terhadap keputusan wasit, bahkan dalam kasus-kasus di mana pelanggaran pemain dapat terlihat dengan jelas, penggemar dapat bereaksi hampir keras terhadap keputusan wasit jika itu melawan tim merekan dan tangisan haru pada saat menyanyikan lagu Jiwa setelah pertandingan. Respons yang sangat terukur dan bermuatan emosi ini adalah bentuk perilaku yang dipelajari, di mana kelompok tersebut secara efektif mengatur sendiri dan terlibat dalam respons ritualistis yang terdapat pada pertandingan sepak bola.142

Konsumsi yang terjadi di dalam ritual pertandingan bukan hanya sebatas pada bagaimana suporter terlibat di dalamnya, namun ritual-ritual yang tercipta di dalam pertandingan di konsumsi langsung oleh penonton lainya. Ini yang terjadi di dalam suporter

Persis Solo. Pada saat koreografi dibuat, semua penonton dari tribune VIP langsung mengeluarkan smartphone mereka mengabadikan momen-momen seperti itu. seperti yang diaktakan oleh hills bahwa peran yang dimainkan oleh tubuh menjadi objek yang harus

141 Eric J Arnould. (2001) "Rituals Three Gifts and Why Consumer Researchers Should Care". Advances in Consumer Research 28. 142 Garry Crawford. (2000) Theorising the Contemporary Sports Supporter: An Ethnography of the supporter base of the Manchester Storm, Salford: University of Salford. Hal 161. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

dilihat dan konsumsi orang lain.143 Proses inilah suporter telah menjadi bagian dari produksi budaya.

3. Makna Jersey pada Suporter Persis Solo.

Jersey adalah bagian yang tak terpisahkan dari sebuah tim sepak bola. tim sepak bola memakani jersey adalah untuk membedakan dengan tim lain saat pertanding. Di tim Persis

Solo jersey mereka sangat identik dengan warna merah. Sehingga warna merah menjadi warna kebanggaan Suporter. Maka tidak heran ada semboyan Aja wedhi dadi abang (Jangan takut jadi merah). Hal ini merujuk pada warna jersey yang dipakai oleh tim Persis Solo.

Di dalam perkembangannya, bukan hanya jersey yang identik dengan warna merah, namun muncul juga pernak-pernik yang misal syal, bendera dan pernak-pernak lainya yang berhubungan dengan klub. Pemakaian jersey dan pernak-pernak lainya yang dilakukan oleh suporter adalah bagian konsumsi untuk menyatakan diri mereka bagian dari sebuah klub melalui perantara berbagai objek.144 Suporter Persis Solo dalam mendapatkan Jersey dan pernak-pernik klub sangat lah mudah pada saat ini. Penulis mencoba membagi menjadi tiga cara untuk dapat memperoleh Jersey dan pernak-pernik klub. Pertama suporter dapat dengan mudah membeli Jersey tersebut di toko yang mempunyai koneksi langsung dengan klub .

Barang yang ditawarkan tentu saja barang yang benar-benar memiliki kualitas bagus. Jersey yang ditawarkan dalam toko ini adalah jersey memiliki kualitas dan produksi sama dengan yang dipakai oleh pemain Persis Solo. Tentu saja, harga yang ditawarkan pada toko ini sangat

143 Matt Hills. (2002) Fan Culture, London Routledge. Hal 158. 144 Anthony King. (1998) "The End of the Terraces: The Transformation of English Football in the 1990 's ", Leicester: Leicester University Press. Hal 200. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

mahal. Kedua adalah Jersey dan pernak-pernik yang di produksi oleh suporter Persis Solo.

Produksi ini dilakukan oleh komunitas-komunitas yang terdapat di dalam suporter Persis

Solo.

Akses untuk mendapatkan produksi tersebut hanya bisa di akses oleh individu yang tergabung dalam komunitas tersebut atau individu yang berada di lingkaran komunitas tersebut. ketiga adalah suporter bisa mendapatkan jersey dan pernak-pernik dari pedagang yang menjual di pinggir jalan, atau pada saat pertandingan Persis Solo berlangsung. Barang yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan barang yang ditawarkan di toko resmi.

Hubungan penjual pun tidak ada kaitannya dengan Suporter maupun dengan klub. Pada fenomena di atas kita juga bisa melihat bahwa Suporter dan konsumen tergoda menjadi tidak hanya membeli barang-barang konsumsi, tetapi juga membeli ke ilusi bahwa barang konsumen ini dapat menyampaikan gaya hidup atau identitas tertentu. Dari perspektif ini, seseorang yang membeli kaos olahraga dapat percaya bahwa membeli kaos beserta pernak- pernik akan memungkinkan mereka mengakses dan menjadi anggota komunitas pendukung.

Membeli kaos dan pernak-pernik bisa mencerminkan dan menunjukkan kesetiaan terhadap klub yang mereka dukung.145

Perkembangan tren cara berpakaian (fesyen) suporter mempengaruhi gaya berpakaian pada suporter Persis Solo. Pada saat ini ada beberapa kelompok suporter yang tidak memakai atribut yang melambangkan klub. Mereka lebih memilih untuk memakai pakaian yang memilik brand yang digunakan oleh suporter casual di Inggris seperti memakai pakaian bermerek addidas,nike, Stone Island, rebook. Mereka menolak memakai jersey yang

145 Crawford. (2004). Op Cit. Hal 119. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

melambangkan identitas klub Persis Solo. Fenomena ini menjadi pemandangan yang cukup mencolok ketika kita menonton langsung pertandingan di stadion Manahan Solo. Hal ini dinilai sebagai bentuk pertentangan dengan fesyen yang dipakai oleh suporter pada umumnya. Fesyen yang dipakai suporter casual sengaja dipilih oleh Surakartans untuk melakukan perlawanan terhadap Pasoepati yang dinilai syarat dengan muatan politik. Namun di balik itu semua mereka mencoba memosisikan diri lebih tinggi dari suporter Pasoepati.

Hal ini terlihat dari ejekan dari suporter Pasoepati kepada Surakartans sebagai bule ndeso.

Sebutan tersebut diberikan karena penampilan mereka yang beda dengan suporter Pasoepati lainya dan terkesan meniru gaya-gaya suporter Inggris dari gaya dukungan, Bahasa dalam lagu sampai gaya penampilan. Namun, di balik itu semua perlawanan yang dipilih

Surakartans sebagai usaha untuk mencari rintisan atau menemukan bentuk baru dalam mendukung klub kesayangan.146

Jersey ataupun fesyen yang dipakai suporter Persis Solo juga menandakan sebagai alat komunikasi. Suporter menggunakan jersey sedang dimaknai sesungguhnya sedang berbicara.147 Hal ini terlihat dari ketika kita memakai jersey atau pakaian, entah suporter yang memakai identitas Persis Solo ataupun yang casual, untuk meneguhkan diri sebagai suporter

Persis Solo. Sekaligus sebagai cara komunikasi antar suporter Persis Solo.

Menurut Barthes di dalam bukunya Crawford bahwa pakaian dan perhiasan tubuh kita dapat dipahami sebagai bahasa, untuk menyampaikan pesan tertentu. Namun, makna dan

`pesan 'yang disampaikan oleh pakaian dan perhiasan tubuh sering membingungkan dan

146 Syahputra Iswandi. (2009), Pemuja Sepak Bola: Kuasa media atas Budaya, Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia .Hal 54. 147 Ibid.Hal 67. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

sangat ambigu, ini merupakan bentuk komunikasi yang sangat tidak efektif; karena makna

`yang dimaksudkan 'dari barang-barang tersebut sering salah diartikan.148 Hal ini bila ditarik di dalam suporter Persis ketika kita memakai jersey atau gaya berpakaian casual di hadapan jaringan suporter mereka pasti tahu bahwa kita adalah suporter dari Persis Solo, namun ketika memakai hal itu dalam kehidupan sehari-hari dan dilihat oleh orang yang tidak mengenal dunia suporter hal ini akan mempunyai makna yang berbeda. Pakaian yang kita pakai tidak lagi mewakili loyalitas kita sebagai suporter namun hanya dianggap sebagai mode pakaian biasa yang seperti merek gunakan dalam sehari-hari.

C. Konsumsi Suporter luar stadion

1. Bercerita dan berbagi Pengalaman Tentang Klub Persis Solo.

Pola konsumsi suporter Persis bukan hanya terjadi di dalam lingkaran Saja, namun juga terjadi di luar stadion, yang dimaksud dengan konsumsi di luar stadion adalah bagaimana konsumsi itu terjadi di dalam kehidupan sehari suporter Persis Solo. Salah satunya adalah bercerita pengalaman tentang klub Persis Solo kepada orang lain atau sesama pendukung

Persis Solo. Pengalaman bisa di dapat dari individu tersebut menonton secara langsung atau mereka dapat dari mengkonsumsi media sosial. Suporter akan selalu berhadapan dengan konsumsi di dalam kehidupannya baik secara langsung maupun tidak langsung. Kenangan, pikiran dan percakapan suporter akan sering berhubungan dengan peristiwa yang dihadiri, melihat permainan dari sebuah media, membeli atau melihat barang hal itu semua adalah

148 Crawford. (2004). Op Cit. Hal 123. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

bagian dari sebuah tindakan konsumsi. 149. Hal semacam ini sering dilakukan oleh suporter

Persis Solo dalam kehidupan sehari-harinya. Penulis sering menjumpai hal tersebut ketika sehabis menonton pertandingan Persis Solo. Kita menghadirkan pengalaman apa yang kita jumpai saat menonton pertandingan dengan bercerita dengan teman sesama suporter.

Pembahasan dalam percakapan ini adalah berkisah tentang suasana yang dibangun dalam pertandingan. Hal ini kami lakukan dengan santai entah di warung sambil minum atau di tempat kami menongkrong.

Bercerita pengalaman juga menjadi jembatan individu untuk memperluas jaringan

Sosial dalam kehidupan. Hal ini memang wajar terjadi di dalam dinamika kehidupan suporter

Persis Solo. Dari sebuah bercerita, kita akan mendapatkan relasi dengan teman sesama suporter. Penulis juga sering mengalami hal tersebut, berawal dari pembicaraan tentang sepak bola di angkringan, akhirnya pembicaraan kami menjurus ke klub Persis Solo. Merasa kami satu dukungan akhirnya hubungan kami berlanjut ke dalam tribune stadion.

Bercerita tentang Persis Solo adalah bagian individu untuk menunjukkan dirinya bagian dari suporter Persis Solo dan menandakan dirinya telah terlibat dari sebuah pertandingan sepak bola. Bercerita juga menjadi salah satu tanda untuk menyatakan kesetiaan terhadap klub.

2. Memberi tanda sebagai suporter Persis Solo.

Banyak dari suporter Persis Solo memberi tanda pada tubuh mereka sebagai bentuk kesetiaan terhadap klub. Salah satunya tato. Tanda ini merupakan bagian bentuk kesetiaan

149 Ibid. Hal 4. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

terhadap klub yang melekat pada tubuh secara permanen. Gambarnya yang sering di pakai untuk tato adalah logo Persis Solo dan tulisan kelompok suporter di mana individu berada misalnya tulisan Curva Sud. Makna yang didapat dari sebuah tato adalah kepuasan bagi individu yang memakai. Sepak bola telah menjanjikan kesenangan, kegembiraan kebersamaan, kepuasan dan gairah, sehingga sepak bola adalah menjadi bagian dari hidup seseorang. 150

Tubuh adalah pusat gairah dan gaya kaum anak muda yang nantinya dapat dipertontonkan. Tubuh sebagai fisik dibangun melalui praktik konsumsi. Sehingga tubuh tidak lagi menjadi natural setelah mengalami eksploitasi. Tato pada saat ini telah mengalami pergeseran, bila pada waktu dulu tato selalu identik dengan hal-hal kriminal. Pada saat ini, tato telah bergeser ke arah nilai estetis. Sehingga dimaknai oleh suporter sebagai karya seni yang melambangkan kesetiaan mereka terhadap klub.

3. Grafiti sebagai Tanda Suporter Persis Solo.

Kelompok-kelompok Pasoepati dan Surakartans menyatakan kecintaan dengan membuat Grafiti di lingkungan mereka. Grafiti juga digunakan sebagai bentuk eksistensi komunitas suporter dan menjadi tanda bahwa ditempat grafiti tersebut adalah wilayah pendukung Persis Solo. Bentuk gambar dan warna yang ditampilkan memang berbeda-beda.

Hal ini disesuaikan dengan kultur komunitas suporter. Grafiti yang dibuat oleh ultras sangat dipengaruhi warna hitam sebagai warna kebanggaan mereka. Sedangkan suporter casual lebih mengedepankan simbol-simbol yang melambangkan bahwa mereka adalah suporter

150 Iswandi. (2009). Op Cit. Hal 47. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

casual dari Inggris. Bendera inggris dibalut dengan tulisan melambangkan dukungan mereka terhadap Persis Solo. Fenomena grafiti menandakan bahwa suporter telah menunjukkan kecintaan mereka terhadap klub, sehingga mereka membuat tanda di setiap daerah agar mengetahui bahwa daerah tersebut adalah milik pendukung Persis Solo.

D. Ringkasan

Kewargaan budaya yang terjadi di dalam suporter Persis Solo bisa dilihat dari beberapa unsur seperti jaringan, globalisasi, informasi dan konsumsi. Terbentuknya kewargaan budaya yang terjadi di Suporter Persis Solo bisa terjadi di dalam dunia maya maupun di dalam dunia nyata. Berdirinya Pasoepati sendiri mendapatkan bantun dari surat kabar solopos untuk menyebarkan berita tentang terbentuknya Pasoepati. Berita-berita yang dimuat oleh solopos membawa dampak yang sangat besar dalam terbentuknya sebuah jaringan suporter

Pasoepati.

Perkembangan media informasi baru dijadikan oleh suporter dan klub untuk menyebarkan informasi. Kemudahan yang didapat dari media informasi digunakan oleh suporter untuk membangun jaringan di dalam dunia maya. Jaringan yang terbentuk di dunia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

maya juga membantu suporter diaspora untuk bisa memantau perkembangan klub mereka, walaupun jarak dan waktu memisahkan.

Globalisasi membawa perubahan terhadap komunitas yang terjadi di dalam suporter

Persis Solo. Perubahan meliputi nama komunitas suporter, gaya dukungan dan cara mereka berpakaian. Informasi juga menjadi bagian yang terpenting dalam suporter Persis Solo.

Informasi dipakai oleh suporter untuk bisa mengakses tentang perkembangan klub dan informasi tentang klub dan suporter. Pada media informasi di dalam dunia maya, suporter bisa mengidentifikasi diri mereka sebagai suporter dengan memakai nama avatar yang menunjukkan dirinya sebagai suporter Persis Solo. Dampak yang ditimbulkan oleh media informasi ada dua yaitu dampak positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan oleh media informasi salah satunya adalah menyebarkan perdamaian dan persahabatan antara suporter. Seperti pada kasus hastag penak seduluran. Dampak positif yang tercipta di dalam media informasi adalah media tersebut digunakan oleh suporter untuk menyebarkan konflik.

Untuk menjadi suporter tanpa disadari terlibat dalam proses konsumsi. Suporter bukan bagian akhir dari proses produksi. Akan tetapi pada saat ini suporter adalah bagian produksi yang nantinya di konsumsi oleh individu lainnya. Konsumsi sendiri bukan diartikan saja dengan membeli barang material, namun pengalaman, emosi dan percakapan adalah bagian dari proses konsumsi. Konsumsi yang terjadi pada suporter Persis Solo dapat dilihat di dalam stadion maupun di luar stadion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V PENUTUP

Penelitian Tesis ini berupaya untuk melihat kewargaan budaya yang ada di dalam suporter Persis Solo. Kewargaan Suporter Persis Solo perlu dipahami sebagai konteks terbentuknya transformasi sosial di dalam masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan

Jaringan, Informasi, Globalisasi, dan Konsumsi. Temuan yang ada dalam tesis ini, kewargaan bisa terbentuk di dalam dunia maya maupun nyata.

Berkat bantuan dari media informasi baru kita dapat menjalin sebuah relasi dengan suporter Persis Solo yang tersebar di berbagai daerah termasuk dengan suporter Persis Solo yang ada di luar wilayah Indonesia. Berkat jaringan yang dibentuk, kita merasakan bahwa kita mengalami satu kesatuan. Namun untuk masuk dalam jaringan tersebut kita harus menjadi bagian dari suporter lewat media-media yang terbentuk di dalam media informasi baru. Misalnya, kita harus mengikuti akun-akun media sosial milik ofisial klub ataupun akun- akun milik komunitas suporter Persis Solo. Saat kita telah mengikuti akun-akun tersebut, kita akan merasakan bahwa kita adalah bagian suporter Persis. Di dalam akun tersebut kita akan menjalin sebuah relasi dengan sesama suporter. Walaupun kita tidak mengenal siapa dia, di mana asalnya namun atas nama Persis Solo kita bisa menjadi satu kesatuan.

Di dalam media informasi baru selain kita bisa membentuk jaringan sesama suporter kita juga bisa mengakses banyak informasi di dalamnya. Informasi ini berisi tentang perkembangan klub dan suporter. Menjadi suporter harus mengikuti informasi yang selalu

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

berkembang di setiap harinya. Hal-hal seperti ini menjadikan kita haus akan informasi. Kita tidak akan lepas dari smartphone, agar bisa mendapatkan infromasi tersebut. Sehingga hal tersebut menjadi bagian dari pola hidup sehari-hari. Mendapatkan informasi secara update membantu kita untuk menjalin relasi sosial kepada sesama suporter Persis Solo. Informasi dapat membantu dalam proses interaksi sosial. Kita bisa merasa menjadi suporter Persis ketika kita bisa mengobrol dan bercerita tentang klub Persis Solo kepada suporter lainya.

Informasi tentang Klub hanya dapat dinikmati oleh individu yang berhubungan langsung dengan klub. Sehingga individu lain di luar jaringan suporter Persis Solo tidak akan bisa mendapatkannya.

Proses Globalisasi membuat perubahan yang sangat besar di dalamnya. Pola-pola dukungan dan gaya berpakaian suporter mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena kita bebas mengakses pengetahuan tentang suporter yang terjadi di luar sana. Pengetahuan tersebut dibawa dan diterapkan di dalam berbagai bentuk dukungan kepada klub Persis Solo.

Perkembangan media informasi juga menciptakan koneksi antar suporter di dalam maupun di luar negeri. Koneksi tersebut terbentuk karena persamaan dalam kultur dukungan.

Untuk menjadi bagian suporter kita harus mengkonsumsi berbagai hal sebagai wujud kecintaan kita terhadap klub Persis Solo, seperti memakai jersey, syal, atau pakaian yang berhubungan langsung dengan suporter Persis Solo. Bukan hanya sebatas pakaian saja, membuat mural dan menato tubuh juga menjadi perwujudan sebuah kecintaan terhadap klub.

Menghadiri pertandingan dan mengikuti ritual dalam pertandingan merupakan hal yang wajib dilakukan suporter agar dirinya menjadi bagian dari kewargaan tersebut. Dalam hal ini konsumsi tidak lagi dipandang berhubungan dengan barang material saja, namun juga terjadi dalam hubungan atar individu dengan individu lainya. Bercerita tentang pengalaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

menonton dan mendengarkan cerita dari suporter lain juga merupakan bagian dari konsumsi.

Suporter bukan menjadi akhir dari sebuah rantai konsumsi. Suporter juga melakukan proses produksi dan hasilnya akan dikonsumsi oleh suporter lainnya. Seperti keterlibatan suporter

Persis Solo dalam penyebaran informasi di dunia maya, entah sebagai admin atau penulis artikel. Selain itu pertunjukan koreografi di dalam pertandingan juga menjadi produksi lain yang diciptakan oleh suporter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, N dan BJ Longhurst. (1998) Audiences, London: Sage. Barker, C. (2014) Kamus Kajian Budaya, Yogyakarta: PT Kanisius. Baudrillard, JP. (2006) Masyarakat Konsumsi, Yogyakarta: Kreasi Wacana Crawford, G. (2000) Theorising the Contemporary Sports Supporter: An Ethnography of the supporter base of the Manchester Storm, Salford: University of Salford. Crawford, G. (2004) Consuming Sport Fans, sport and culture, London: Routledge. Giulianotti, R. (1999) Football: A Sociology of the Global Game, Cambridge: Polity Press. Haryatmoko. (2010) Dominasi Penuh Muslihat Akar Kekerasan dan Diskriminasi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hills, M. (2002) Fan Culture, London Routledge. Iswandi, S. (2009), Pemuja Sepak Bola: Kuasa media atas Budaya, Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia King, A. (1998) "The End of the Terraces: The Transformation of English Football in the 1990 's ", Leicester: Leicester University Press. McQuail, D. (2010) Mass Comunication Theory,6 th Edition, London: Sage Publication. Palupi, SA. (2004) Politik dan Sepak Bola di Jawa 1920-1942, Yogyakarta: Ombak. Stevenson, N. (2003) Cultural Citizenship Cosmopolitan Questions, London: Open Univesity Press. Syahputra, I. (2016) Pemuja Sepak Bola Kuasa Media atas Budaya, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Testa, A dan G Armstrong. (2012) Football, Fascism and Fandom: The Ultras of Italian Football, London: A&C Black, . Junaedi, F. (2014) "Tentang Nama Fans Sepak Bola: Maskulinitas dalam Penamaan Komunitas Fans Sepak Bola di Indonesia", Sport, Komunikasi, dan Audiens Arena Olahraga dalam Diskursus Ekonomi Politik, Bisnis, dan Cultural Studies. Yogyakarta: ASPIKOM - Fikom Untar - Prodi Ilmu Komunikasi UAJY. Junaedi, F. (2016) "Derby Mataram: Foklor dan Mitos dalam Derby Kultural", Sepak Bola 2.0. Yogyakarta: Fandom. Laily, DF dan A Ramdhon. (2016) "Media, Dinamika, dan Suporter : Catatan Untuk Pasoepati", Sepak Bola2.0. Yogyakarta: Fandom. Pudjo Santosa, H. (2014) "Olahraga, Komunikasi, dan Multikulturalisme: Dimensi Sosial Sepak Bola di Indonesia", Sport, Komunikasi, dan Audiens Arena Olahraga dalam Diskursus Ekonomi Politik, Bisnis dan Cultural. Yogyakarta: ASPIKOM- Fikom Untar-Prodi Ilmu Komunikasi UAJY. Supelli, K. (2010) "Ruang Publik Dunia Maya", Ruang Publik Melacak "Partisipasi Demokratis" dari Polis sampai Cyberspace. Yogyakarta: Kanisius. Taylor, I. (1991) "English Football in the 1990s: Taking Hilsborough Seriously?", British Football and Social Change. Leicester: Leicester University Press. Arnould, EJ. (2001) "Rituals Three Gifts and Why Consumer Researchers Should Care". Advances in Consumer Research 28, 384-385. Chun, S, JW Gentry dan LP McGinnis. (2004) "Cultural Differences in Fan Ritualization: a Cross- Cultural Perspective of the Ritualization of American and Japanese Baseball Fans". ASSOCIATION FOR CONSUMER RESEARCH 31, 503-508. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Fuller, A dan F Junaedi. (2017) "Ultras in Indonesia: conflict, diversification, activism". Sport in Society Volume 21. Giulianotti, R. (2002) "Supporters, Follower, Fans, and Flaneurs : A Taxinomy of Spectator Identities in Football". Journal of Sport and Social Issues 26, 1. Stevenson, N. (1997) "Globalization, National Cultures and Cultural Citizenship". The Sociological Quarterly Vol. 38, No. 1 41-66. Testa, A dan G Armstrong. (2008) "Words and Actions: Italian ultras and Neo-Fascism". Journal for the Study of Race, Nation and Culture. Widyatama, F. (2016) "VORSTENLANDSCHE VOETBAL BOND TAHUN 1923-1942". AVATARA, e- Journal Pendidikan Sejarah Volume 4, No. 3. Abitia, ÂR. (2016) Sepak Bola Sebagai Komoditas Global dan Komunitas-Komunitas Terbayang dalam Suporter Sepakbola Modern. http://www.panditfootball.com/pandit- sharing/201119/PSH/160316/sepakbola-sebagai-komoditas-global-dan-komunitas- komunitas-terbayang-dalam-suporter-sepakbola-modern. diakses pada: 25 Mei 2018. detikSport. (2017) Makna 'Away Days' dalam Dunia Suporter Indonesia. (Surat Kabar online) https://sport.detik.com/aboutthegame/pandit/d-2706303/makna-away-days-dalam- dunia-suporter-indonesia. diakses pada: 2 Januari 2018. galuhandini. (2014) "HOOLIGANS SOLO" (PASOEPATI). (video) https://www.youtube.com/watch?v=OQNokbzqHd0. diakses pada: 8 Maret. Goal. (2016) 54 Suporter Indonesia Meninggal Dalam 11 Tahun Terakhir. (Surat kabar) http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2016/11/07/29275642/54-suporter- indonesia-meninggal-dalam-11-tahun-terakhir. diakses pada: 18 Juli 2017. Goal. (2017) Suporter Rusuh, Laga PSIR Rembang Vs Persis Solo Dihentikan. (Surat Kabar online) http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2017/07/16/37107562/suporter-rusuh- laga-psir-rembang-vs-persis-solo-dihentikan. diakses pada: 18 Juli 2017. Guardian, T. (2011) The barra bravas: the violent Argentinian gangs controlling football. https://www.theguardian.com/football/2011/aug/21/argentina-football-gangs-barra- bravas. diakses pada: 20 februari 2018. HarianJogja. (2017) Liga 2 : Soal Kasus Penghina Suporter Persis Solo di Denda 15 Juta. (Surat Kabar Online) http://www.harianjogja.com/baca/2017/06/23/liga-2-soal-kasus-penghinaan- suporter-persis-solo-didenda-rp15-juta-828193 diakses pada: 18 Juli 2017. INDRA PRANATA , A. (2017) #Penakseduluran: Sopo Nandur Bakal Ngundhuh. (Portal Berita) http://sleman-football.com/penakseduluran-sopo-nandur-bakal-ngundhuh/. diakses pada: 20 Mei 2018. Joglosemar. (2016) Menghidupkan Api Sejarah Persis. (Surat Kabar online) http://joglosemar.co/2016/11/menghidupkan-api-sejarah-persis.html/3 diakses pada: 22 Juni 2017 Kompas.Com. (2012) Persis Solo Memilih Bersatu. (Surat Kabar Online) http://bola.kompas.com/read/2012/12/06/19152184/Persis.Solo.Memilih.Kembali.Bersat u. diakses pada: 6 Juni 2017. PasoepatiNet. Sejarah http://pasoepati.net/persis-solo/sejarah-persis-solo/ diakses pada: 25 Juli 2017 PasoepatiNet. Stadion Manahan. (Berita) http://pasoepati.net/stadion/manahan/. diakses pada: 14 Februari 2018. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

PasoepatiNet. (2013) Mengenal Sejarah Stadion Sriwedari dan Manahan Solo. (Profil Stadion) http://pasoepati.net/mengenal-sejarah-stadion-sriwedari-dan-manahan-solo/. diakses pada: 15 Januari 2018. PSSI.or.id. Sejarah PSSI. http://www.pssi.or.id/dev/page/detail/5/Sejarah-PSSI. diakses pada: 12 Agustus 2017. Sambernyawa.com. (2011) Artikel Pembaca: Mereka Ada Jalan (Wong Solo Rindu Arseto). http://sambernyawa.com/2011/09/artikel-pembaca-mereka-ada-di-jalan-wong-solo- rindu-arseto/. diakses pada: 22 Juni 2017. Sindonews. 2 Penyerang Suporter Persis Solo Ditangkap. (Surat Kabar online) https://daerah.sindonews.com/read/1090598/22/2-penyerang-suporter-persis-solo- ditangkap-1457113852. diakses pada: 18 Juli 2017. Solopos. (2015) Bentrok Suporter, Pasoepati bentuk satgas di Manahan, efektifkah? (Surat Kabar online) http://www.solopos.com/2015/08/08/bentrok-suporter-pasoepati-bentuk-satgas- manahan-efektifkah-631331 diakses pada: 25 Agustus 2017. Solopos.com. (2016) Persis Solo. Sponsor Masuk Manajemen Berubah. http://www.solopos.com/2016/05/11/persis-solo-sponsor-masuk-manajemen-berubah- 718144. diakses pada: 4 Agustus 2014. Tribunnews. (2018) Tujuh Syarat Wajib Stadion untuk Menjadi Markas Klub Liga 1. (surat kabar online) http://www.tribunnews.com/superskor/2018/02/15/tujuh-syarat-wajib-stadion- untuk-menjadi-markas-klub-liga-1. diakses pada: 1 Mei 2018. Tribunnews.com. (2014) Kronologi Tewasnya Satu Orang di Kerusuhan Antar-Suporter Pada Laga Persis Solo Vs Martapura FC. (Surat kabar Online) http://www.tribunnews.com/superball/2014/10/23/kronologi-tewasnya-satu-orang-di- kerusuhan-antar-suporter-pada-laga-persis-solo-vs-martapura-fc. diakses pada: 18 Juli 2017. WarSoep, A. (2017) Pasoepati Training Chant New Season 2017. (Video) https://www.youtube.com/watch?reload=9&v=DK8Er5mDEwE. diakses pada: 20 februari 2018 Koko Siswijayanto, A. (2014) "Dilema Warga Budaya Transformasi di Era Informasi dan Pembentukan Kewargaan Budaya". Dalam Seminar Kewargaan Budaya yang diselenggarakan oleh Ilmu Religi dan Budaya.