OLAHRAGA DAN KEBANGSAAN Beberapa Aspek Sejarah Sosial Ekonomi

Pembina Hilmar Farid Direktur Jenderal Kebudayaan Pengarah Triana Wulandari Direktur Sejarah Pemimpin Umum/Penangung Jawab Edy Suwardi Kasubdit Internalisasi Nilai Sejarah Dewan Redaksi Agus Widiatmoko, Suharja, Herliswanny Editor Eksekutif Kasijanto Sastrodinomo Editor Bahasa Khresno Brahmantyo Staf Editor Budi Suryono, Dian Andika Winda, Ratih Widdyastuti, Purnawan Andra, Akmal Maulana Penanggung Jawab Laman Finder Tendiardi Mitra Bestari Dr. Bondan Kanumyoso (Universitas , Dr. Singgih Tri Sulistiyono (Universitas Diponegoro), Dr. Gusti Asnan (Universitas Andalas), Dr. Sri Margana (Universitas Gadjah Mada), Dr. Usman Thalib (Universitas Pattimura) Tata Letak/Design Wahid Hisbullah Sekretariat Fariz Rizqi Muhammad, Tita Chairunnisa Sirkulasi dan Distribusi Ganda Nainggolan, Samino, Haryanto Alamat Redaksi Direktorat Sejarah Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Degung E, Lantai 9 Jalan Jenderal Sudirman - 10270 Telpon: (021) 572 5540 ext 15 Faksimili: (021) 572 5044 Situs: jurnalabad.kemdikbud.go.id Email: [email protected]

Abad adalah jurnal ilmiah sejarah yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jurnal ini dimaksudkan sebagai media pembahasan hasil penelitian ilmiah sejarah dan disiplin lain yang terkait dengan ilmu sejarah. Terbit dua kali setiap tahun, yaitu dalam Juni dan Desember

| 3

Kata Pengantar

Indonesia menyelenggarakan Asian Games ke-18 pada Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang. Ini kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah, sejak penyelenggaraan Asian Games 1962 di Jakarta. Pada gelaran Asian Games 2018 Indonesia sukses mengukir sejarah sebagai tuan rumah dan prestasi perolehan medali di peringkat ke-4. Segenap Bangsa Indonesia larut dalam semangat Asian Games. Tak hanya prestasi atlit, penyelenggaraan Asian Games pun banyak menuai pujian dan kekaguman baik di dalam maupun luar negeri. Dalam rangka ikut mewarnai gegap gempita Asian Games, Direktorat Sejarah dalam terbitan Jurnal Abad kali ini menurunkan beberapa artikel yang berkaitan dengan sejarah olahraga di Indonesia, baik mengenai sejarah Asian Games, sejarah organisasi olahraga, dan sejarah pelaksanaan kompetisi olahraga. Selain artikel olahraga, beberapa artikel dengan berbagai topik hadir dalam edisi kali ini, seperti sejarah sosial, keuangan, perdagangan, dan maritim. Keanekaragaman topik diharapkan mampu memperkaya khazanah publikasi sejarah di tanah air. Edisi ini merupakan edisi spesial, menandai perubahan Abad. Abad sebelumnya memiliki ciri tematik untuk setiap terbitannya, mulai Volume 2 Nomor 1 ini Abad terbit dengan beragam topik berbeda. Dengan demikian akan semakin terbuka bagi para akademisi, praktisi, dan peminat sejarah untuk berkontribusi dalam setiap terbitan Abad. Seperti namanya, jurnal ini bercita-cita untuk terus eksis dalam pusaran waktu dan berkembang menjadi salah satu rujukan ilmiah di bidang sejarah.

Selamat Membaca,

Triana Wulandari Direktur Sejarah 4 |

Daftar Isi Volume 02 | Nomor 1 | Juni 2018

Kata Pengantar [3] Daftar Isi [4]

AMIN RAHAYU Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya [5]

REYHAN ABEL SEPTIANDRI Nasionalisme dan Politik Tim Sepak Bola Hindia Belanda dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930-1938) [27]

MUHAMMAD ARIEFUDDIN RANGGA PSSI pada masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 [42]

DEWIK UNTARAWATI Dari Klein Haven Sampai Grote Haven: Pelabuhan Belawan 1870-1940 [61]

YUSRAN ILYAS Jaringan Bisnis dan Budaya Kerjasama Perusahaan Konveksi Cipadu 1985-2012 [75]

WIRETNO Kampung Pulopancikan: Potret Kehidupan Sosial-Budaya Etnis Arab di Kabupaten Gresik [88]

ABDUL RAHMAN Morotai Di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Utara 1944-1945 [100]

RIZKI PUTRI UTAMI Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA): “Pendidikan Bagi Calon Pejabat Pribumi di Tahun 1900-1930” [124]

FAISHAL HILMY MAULIDA “Ora ORI Ora!”: Kebijakan Pemerintah Dalam Polemik Penggunaan Uang D Masa Revolusi [135]

ACHMAD SUNJAYADI Pelayaran Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda [145]

ABD. RAHMAN HAMID Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar dalam Era Revolusi [163] VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya

Amin Rahayu, S.S, M.Hum Pegawai Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan email:[email protected]

ABSTRAK - Permasalahan yang dikaji dalam artikel ini adalah bahwa Indonesia, pada masa revolusi dan sesudahnya dalam keadaan ekonomi yang masih memprihatinkan dan terpuruk. Ada banyak konflik dan pergolakan di dalam negeri, salah satunya adalah ancaman perpecahan (disintegrasi). Meskipun demikian, pemerintah Indonesia sangat berhasrat agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games, padahal setiap penyelenggaraan Asian Games memerlukan dana yang sangat besar. Motif paling utama yang mendorong Indonesia menjadi tuan rumah adalah agar dapat mengangkat nama dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Oleh karena itu, berapapun persyaratan atau biaya penyelenggaraan yang dikeluarkan, menurut Presiden Sukarno (Pemerintah RI) tidak perlu dipermasalahkan. Pada tahun 1958, Indonesia berhasil terpilih dan ditunjuk oleh Asian Games Federation (AGF) untuk menjadi tuan rumah AG IV 1962. Dalam Asian Games IV 1962, Indonesia memperoleh sukses ganda, yaitu sukses menjadi tuan rumah atau suksesnya penyelenggaraan dan mendapat prestasi menjadi juara umum kedua se-Asia di bawah Jepang sebagai Juara Umum Asia. Prestasi ini menjadi prestasi terbaik Indonesia dalam sejarah penyelenggaraan Asian Games yang hingga kini belum bisa diulang kembali. KATA KUNCI - Sejarah, Olahraga, Asian Games

ABSTRACT - The issue in this reseach is Indonesia in revolution era and after in worst buried economic condition and have much of problem more than political conflic and also danger was be threatened of disintegration, but Indonesian government very desire to propose or bidding necessitate to become the hose for Asian Games than need much of cost or budget. The main motivate of Indonesia more disire to become the hose of Asian Games is to increase the name and presstige of Indonesia in the word. Therefore, whatever or however requirements and howmuchever the cost of it according President Sukarno (Republic of Indonesia Government) it’s not problems. In 1958 Indonesia was be selected or was be elected by Asian Games Federation to become the hose of Fourt Asian Games 1962 in Jakarta. Indonesia had double succes, the successfully Indonesia is success in held and success in good obtain in sport competition, Indonesia succes as the Second Champion in Asia, Indonesia is runner up after Japan as the winners, as the Champion of Asia. This obtain is the best obtained along Indonesian Historical in Asian Games. Till nowadays the best achievement in sport then get second rank or second position in medals obtained in Asia never be repeated. KEYWORDS - History, Sports, Asian Games 6 | Amin Rahayu

PENDAHULUAN etelah Indonesia merdeka, peme­ rintah berharap agar Indonesia dapat segera tampil dalam gelanggang in- S 1 ternasional. Namun, selama tahun 1945 – 1950, Indonesia masih sibuk dengan upaya-upaya perjuangan mempertahan­ Gambar 1. Presiden Soekarno berpidato saat pem- kan kemerdekaan dari pihak Belanda yang bukaan Asian Games IV di Jakarta 24 Agustus 1962 ingin berkuasa kembali.2 Oleh sebab itu, pukul 16.00. keinginan Indonesia untuk tampil dalam gelanggang internasional, yang salah satu­ nya yaitu ingin tampil di pesta olahraga in- ternasional yang meliputi berbagai cabang olahraga (Olimpiade) belum berhasil, teta- pi perhatian terhadap pentingnya olahraga tetap ada dan justru semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan berdirinya Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada tahun Gambar 2. Atraksi Drum Band Panther dan Bugle 1947 dan Sri Sultan Hamengkubuwono Corps mengawali acara upacara pembukan Asian IX berperan sebagai ketuanya. Walaupun Games IV. keberadaan KOI diakui oleh Internation- al Olimpyc Committee (IOC) atau Komite Kegagalan Indonesia dalam mengirim- Olimpiade Internasional pada tahun yang kan delegasinya ke Olimpiade di London sama (1947), tetapi Indonesia masih tetap tahun 19484 itu, menumbuhkan kesadaran belum dapat berpartisipasi dalam Olimp­ dalam masyarakat Indonesia mengenai iade di London, Inggris pada tahun 1948 kurangnya persiapan dan potensi identitas karena keadaan yang belum memungkin­ bangsa Indonesia yang dapat diraih melalui 3 kan. festival atau penyelenggaraan kegiatan 1 Organizing Committee Asian Games IV 1962., olahraga. Sebagai konsekuensi dari hal itu Membangun Manusia Indonesia Baru (Jakarta: The semua, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Organizing Committee Asian Games IV, 1962), hlm. 11. Lihat juga: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), Arsip No. 292, tanggal 9 April 1961 tentang: (London and New York: Routledge, Taylor & Francis Pidato Presiden Sukarno/Amanat Presiden Sukarno di Group, 2007), hlm. 4. Lihat juga: Wienakto dan Soetopo., hadapan para atlet/olahragawan peserta pelatihan untuk Kisah-Kisah Asian Games (Jakarta: PT. Mustrivo, 1958), pertandingan Thomas Cup dan Asian Games IV 1962. hlm. 19. Situasi dan kondisi bangsa Indonesia pada masa hlm. 1 – 2. itu sedang dalam masa revolusi fisik, mempertahankan 2 Pada masa ini paling tidak dikenal ada tiga bentuk kemerdekaan dari Belanda yang ingin menjajah Indonesia perjuangan: Pertama, perjuangan bersenjata atau revolusi kembali. Lihat juga: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno, fisik; Kedua, perjuangan diplomasi atau perundingan; setebal 53 halaman (RA. 10), Arsip No. 100, tanggal dan Ketiga, perjuangan mencari dukungan dunia- 17 Agustus 1959 pada HUT RI yang ke-14 Berjudul internasional melalui perwakilan Indonesia yang ada di “Penemuan Kembali Revolusi Kita” (The Rediscovery of Bangsa-Bangsa. Our Revolution); terutama pada halaman 4 – 5. 3 Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: 4 Olimpiade musim panas tahun 1948 ini dibuka Sport, Nationalism and the “New Order” artikel dalam: tanggal 29 Juli 1948 dan ditutup tanggal 14 Agustus Sport, Nationalism and Orientalism the Asian Games 1948. Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 7 mengusulkan untuk mengadakan kompeti- LAHIRNYA ASIAN GAMES si olahraga nasional. Dari itulah, kemudi- Pesta olahraga Asia yang dikenal dengan­ an lahir Pekan Olahraga Nasional (PON) Asian Games (AG) ini mulai dirintis ke- yang untuk pertama kalinya diadakan di beradannya pada paruh terakhir tahun Solo (Surakarta) pada tahun 1948.5 Ben- 1940-an, ketika kekuatan ideologi impe- dera PON pertama dibawa secara berant- rialisme Barat mulai runtuh dan bang- ing dari Yogyakarta ke Solo pada tanggal 8 sa-bangsa di Asia mulai mendapatkan ke- September 1948. PON dibuka pada tanggal bebasan atau kemerdekaannya terhadap 9 September 1948. Organisator PON perta- penjajahan bangsa Barat. Di samping itu, ma adalah Pangeran Surjohamidjojo.6 pada saat itu rasa nasionalisme dan soli­ Bahkan, sekitar empat bulan sebe- daritas di antara bangsa-bangsa di Asia lum PON digelar di kota Surakarta, pada sedang berkembang dengan pesat. Bila tanggal 2 – 3 Mei 1948 diadakan Konfe- Bapak pendiri pesta olahraga internasional rensi Persatuan Olahraga Republik In- di dunia (Olimpiade) adalah Baron Pierre donesia (PORI) di kota Surakarta, Jawa de Coubertin, maka Bapak pendiri Pesta Tengah yang menganjurkan diadakannya Olahraga Asia (Asian Games) adalah G.D Pertemuan Olahraga Antar Negara-negara Sondhi (1890 – 1978).9 Asia (Inter Asiatic Sport Meeting) dengan Salah satu peran penting Sondhi ada- harapan tercipta pesta olahraga Asia dan lah menempatkan olahraga sebagai alat Indonesia juga berharap dapat menjadi pembentukan solidaritas antar suku bangsa tuan rumah penyelenggara pesta olahra- di India, yang meluas pada bangsa-bangsa ga Asia.7 Pada tahun 1948 pesta olahraga di Asia. Pada Februari 1934 Sondhi ber- Asia yang kemudian dikenal dengan Asian sama Maharaja Yadvendra Sing of Patia- Games masih dirintis keberadaannya, dan la memutuskan untuk mengadakan “sport salah satu tokoh perintisnya adalah G.D meeting” di antara negara-negara Asia Sondhi dari India.8 Barat, yang kemudian melahirkan Western Asiatic Games I yang berlangsung di Sta- dion Nasional, New Delhi, India. Bebera- pa negara yang ikut berpartisipasi dalam 5 Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: Western Asiatic Games I antara lain: Af- Sport, Nationalism and the “New Order” Op. Cit., hlm. ganistan, Cylon (kini Srilangka), India dan 4. Lihat juga: Wienakto dan Soetopo., Kisah-Kisah Asian Games., Op. Cit., hlm. 19. Palestina. 6 Sekretariat Negara Republik Indonesia., 30 Tahun Dalam hidupnya, Sondhi meyakini Indonesia Merdeka, Vol. 1: 1945 – 1949 (Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung Persada, 1981). Cetakan ke-5, Juni bahwa olahraga sangat bermanfaat un- 1981, hlm. 181 – 183. tuk menyegarkan badan dan pikiran ma­ 7 Sekretariat Negara Republik Indonesia., Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno (Jakarta: Sekretariat syarakat, khususnya generasi muda. Son­ Negara Republik Indonesia, Pusat Pengelolaan Komplek dhi berpendapat bahwa olahraga juga Gelora Bung Karno, 2004), hlm. 23. 8 Mithlesh K. Singh Sisodia., “India and the Asian dapat digunakan sebagai salah satu media, Games: From Infancy to Maturity”, kumpulan artikel alat atau sarana yang sangat “potensial” dalam: Sport, Nationalism and Orientalism the Asian Games (London and New York: Routledge, Taylor & Francis Group, 2007), hlm. 2. 9 Mithlesh K. Singh Sisodia.,Ibid., hlm. 2 8 | Amin Rahayu

untuk menciptakan “era baru” di Asia. Pada tahun 1947, ketika Pandit Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India yang per- tama mengadakan Konferensi Hubungan negara-negara Asia (Asian Relations Con- ference) di New Delhi, India, Sondhi me­ ngajukan gagasannya yang terkenal yaitu mengadakan “All Asian Games” atau pesta olahraga yang diikuti oleh seluruh bangsa atau negara di Asia.10 Gambar 3. Parade kontingen Indonesia dengan Pada tahun 1948, gagasan Sondhi kekuatan 364 atlet. ini dikemukakan kepada para staf per- wakilan11 negara-negara Asia, di sela-sela mereka mewakili negaranya berpartisipasi pada Olimpiade di London, Inggris, dan mendapatkan respon yang sangat positif. Pada tahun 1948, ketika Olimpiade di Lon- don sedang digelar, sekelompok staf resmi organisasi olahraga Asia mengadakan per- temuan di Hotel Mount Royal, London. Se- lama Olimpiade itu berlangsung sekelom- pok staf resmi organisasi olahraga Asia itu justru sibuk mengadakan pertemuan yang dipimpin oleh G.D. Sondhi untuk mendis­ kusikan perkembangan olahraga di Asia. Meskipun Indonesia tidak turut berparti- Gambar 4. Ferry Sonne- sipasi dalam pertemuan ini, berdasarkan ville juara bulu tangkis dari Indonesia menuju podium pertemuan sebelumnya yang bertempat untuk membacakan sumpah di New Delhi pada bulan Maret 1947 dan atlet Asian Games. Indonesia juga berpartisipasi di dalamnya, ada suatu keyakinan bahwa benih-benih

10 Ibid., hlm. 2 11 Staf resmi organisasi olahraga Asia yang ikut serta dalam pertemuan di Hotel Mount Royal, London antara lain: A.C. Das dan G.D. Sondhi dari India, Jorge B. Vargas dan Toribo C. Bartoleme dari Filipina, K.C. Synn dan Chung Han Pun dari Korea, Hao Gengsheng dari Taiwan, H. Zin dari Burma dan Pereira dari Ceylon (Sri Lanka). Lihat: Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: Sport, Nationalism and the “New Order” kumpulan artikel dalam: Sport, Nationalism and Orientalism the Asian Games (London and New York: Routledge, Taylor Gambar 5. Kontingen negara Sara­wak merupakan & Francis Group, 2007), hlm. 4 – 5. Lihat juga: Wienakto anggota terbaru dari AGF (Asian Games Fede­ dan Soetopo., Kisah-Kisah Asian Games (Jakarta: PT. ration). Mustrivo, 1958), hlm. 19. Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 9

Asian Games akan berkembang di masa Ghulam Mohammad dari Afganistan, Nur depan.12 Khan dari Pakistan, S. Basnjat dari Nepal Perdana Menteri India, Jawaharlal dan Sonthi Danasonthun dari Thailand. Nehru, juga sangat mendukung gagasan Perwakilan-perwakilan dari sembilan Sondhi.13 Hasil pertemuan para staf resmi negara tersebut sepakat untuk mengganti yang dipimpin oleh G.D. Sondhi tersebut nama Asian Amateur Athletic Federation akhirnya memutuskan: 1. Untuk mendi- (AAAF) menjadi Asian Games Federa- rikan sebuah federasi bernama Federasi tion (AGF). Maharadja Patiala dari India Atletik Amatir Asia atau Asian Amateur ditunjuk sebagai ketua AGF, Jorge B. Var- Athletic Federation (AAAF); 2. Untuk gas sebagai wakil ketua dan G.D. Sondhi mengadakan Asian Games setiap empat ta- sebagai sekretaris. Pada pertemuan tanggal hun sekali, yang dimulai pada tahun1950; 13 Februari 1949, yang dihadiri juga para 3. Asian Games akan diadakan diantara wakil dari Negara Afganistan, Burma, In- dua Olimpiade; dan 4. Asian Games akan dia, Pakistan dan Filipina, sebuah “memo- terdiri dari cabang-cabang olahraga seper­ randum” telah ditandatangani semua dele- ti: atletik, renang, tenis, baseball, hoki, gasi yang menandai lahirnya Asian Games bola basket, voli, tinju, sepakbola, gulat Federation (AGF) di Patiala House, New dan angkat­ berat.14 Pertemuan memutus- Delhi, India.16 kan bahwa pada waktu itu, Gun Sun Hoh, Kemudian, oleh karena banyak halang­ delegasi yang berasal dari Taiwan akan di- an, AG I ditangguhkan hingga tahun 1951. tugaskan di bagian sekretariat. Namun, ia AG I diadakan di New Delhi, tanggal 4 – tidak dapat mengemban tugasnya karena 10 Maret 1951 17 diikuti 11 negara dengan situasi politik di Cina pada saat itu sedang 600 atlet dan staf resmi.18 Sementara itu, tidak kondusif. Kemudian, seluruh tugas­ menurut sumber lain disebutkan bahwa nya dilimpahkan kepada komite dan se- pada AG I yang berlangsung di New Delhi, lanjutnya G.D. Sondhi dari India ditunjuk antara tanggal 4 – 10 Maret 1951 tersebut untuk mengurus administrasi AAAF.15 diikuti oleh 489 atlit dari 11 negara.19 Pertemuan selanjutnya diadakan pada 16 Mithlesh K. Singh Sisodia.,Op. Cit., hlm. 3. tahun 1949, bersamaan dengan pelaksa- 17 Perlombaan olahraga dari bangsa-bangsa se-Asia yang kemudian terkenal dengan nama Asian Games naan Konferensi Hubungan Asia di New tersebut diselenggarakan untuk pertama kalinya di New Delhi, India. Pada pertemuan tersebut, Delhi, India, pada awal bulan Maret 1951. Sejak itu kemudian terjalin kesepakatan diantara negara-negara pemerintah Indonesia mengirim delegasi peserta, pesta olahraga multi events semacam ini yang yang dipimpin oleh A.B. Lubis sebagai untuk selanjutnya dilakukan setiap empat tahun sekali, dengan tuan rumah dipilih oleh para anggota AGF. Lihat: atase media massa Indonesia di New Del- Sekretariat Negara Republik Indonesia., Dari Gelora hi. Perwakilan lainnya adalah G.D. son­ Bung Karno ke Gelora Bung Karno (Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, Pusat Pengelolaan Komplek dhi dan Shri Madavindra dari India, R.R. Gelora Bung Karno, 2004), hlm. 23. Ylanan dari Filipina, Maung Maung Lwin 18 Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: Sport, Nationalism and the “New Order” kumpulan dari Burma, Fonseka dari Sri Lanka, S. artikel dalam: Sport, Nationalism and Orientalism the Asian Games (London and New York: Routledge, Taylor 12 Rusli Lutan., Op. Cit., hlm. 4 & Francis Group, 2007), hlm. 15. 13 Mithlesh K. Singh Sisodia.,Ibid., hlm. 3. 19 Fan Hong (ed.)., Sport, Nationalism and 14 Rusli Lutan., Op. Cit., hlm. 15. Orientalism the Asian Games (London and New York: 15 Ibid., hlm. 15 Routledge, Taylor & Francis Group, 2007), hlm. 118. 10 | Amin Rahayu

KEINGINAN INDONESIA MENJADI TUAN RUMAH Indonesia secara resmi menyatakan kei­ nginan, niat dan keseriusan untuk menjadi tuan rumah Asian Games untuk pertama kalinya yaitu pada pertemuan AGF di New Delhi berkaitan dengan pelaksanaan AG I pada tahun 1951, tetapi belum berhasil.20 Belum berhasilnya usulan atau proposal Indonesia yang diajukan pada sidang AGF tahun 1951 di India untuk menjadi tuan rumah AG II tahun 1954, dikarenakan ba­ Gambar 6. Dalam nomor beregu putra badminton, nyak anggota AGF yang belum yakin akan Indonesia merebut Juara I. kemampuan pemerintah Indonesia untuk menjamin kelancaran berlangsungnya AG tahan kolonial Belanda masih berkuasa di II.21 Sebagian besar anggota AGF lebih Indonesia. 23 Menghadapi situasi seperti itu, memilih Manila, Filipina untuk penyeleng- aspirasi para tokoh pemimpin Indonesia garaan AG II tahun 1954.22 memunculkan pandangan yang kemudian Memasuki dekade 1950-an, sektor dikenal dengan istilah “ekonomi nasional­ ekonomi modern Indonesia masih didomi­ atau nasionalisasi ekonomi”.24 nasi oleh perusahaan-perusahaan milik Keadaan politik dan keamanan di In- Belanda. Beberapa perusahaan yang sa­ donesia pasca Konferensi Meja Bun­dar ngat dominan, diantaranya: N.V Internatio, (KMB) masih sering diwarnai adanya Jacobson van den Berg & Co, Lindeteves, gangguan keamanan, sebagai wujud rasa dan Geo Wehry & Co. Perusahaan-perusa- ketidakpuasan di berbagai daerah terha- haan itu sudah beroperasi sejak pemerin- dap hasil KMB. Pada tanggal 23 Januari 1950 di bawah pimpinan Kapten Ray- 20 Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: Sport, Nationalism and the “New Order” artikel mond Westerling, Angkatan Perang Ratu dalam: Sport, Nationalism and Orientalism the Asian Adil (APRA) yang sebagian anggotan- Games (London and New York: Routledge, Taylor & Francis Group, 2007), hlm. 15. Lihat juga: Wienakto ya merupakan bekas tentara Koning­klijk dan Soetopo., Kisah-Kisah Asian Games (Jakarta: PT. Nederlandsch Indisch Leger (KNIL), de­ Mustrivo, 1958), hlm. 15 – 20. 21 Sekretariat Negara Republik Indonesia., Dari ngan berkekuatan lebih dari 800 prajurit Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno., Op. Cit. hlm. melakukan serangan atas kota . 25 – 26. Perhatian anggota AGF umumnya tertuju pada kurangnya fasilitas olahraga, akomodasi, infrastruktur Kemudian, pada tanggal 5 April 1950, di transportasi dan rendahnya standar pelaksanaan. Lihat juga: Rusli Lutan., Op. Cit. hlm. 15. Lihat juga: Harsuki., 23 Bondan Kanumoyoso., Menguatnya Peran dkk., Olahraga Indonesia dalam Perspektif Sejarah Ekonomi Negara: Nasionalisasi Perusahaan- (Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Kementerian Perusahaan Belanda di Indonesia, 1957 – 1959 (Depok: Pendidikan Nasional, 2004), hlm. 343. Universitas Indonesia, Tesis S-2 pada Fakultas Ilmu 22 Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: Budaya Universitas Indonesia, 2000), hlm. 1. Lihat juga: Sport, Nationalism and the “New Order” artikel dalam: Yahya A. Muhaimin., Bisnis dan Politik: Kebijaksanaan Sport, Nationalism and Orientalism the Asian Games Ekonomi Indonesia 1950 – 1980 (Jakarta: LP3ES, 1991), (London and New York: Routledge, Taylor & Francis hlm. 30. Group, 2007), hlm. 15. 24 Bondan Kanumoyoso., Op. Cit., hlm. 2 Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 11

Makassar, Sulawesi Selatan terjadi pem- berontakan yang dipimpin oleh Andi Azis yang didukung KNIL. Pada tanggal 25 April 1950, Dr. Soumokil (mantan Jaksa Agung NIT) mengumumkan berdirinya negara Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon, Maluku.25 Pada tahun 1950-an, Indonesia juga masih menghadapi pemberontakan Darul Gambar 7. M. Sarengat (atlit cabang olahraga lari Indonesia) menyumbangkan 2 emas dari 100 meter Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) tunggal putra dan 110 meter gawang putra. pimpinan Kartosuwiryo yang muncul le­ bih awal sejak tahun 1949, yang kemudian Afrika (KAA), di Bandung, 18-24 April berkembang ke daerah lain seperti: pem- 1955.30 Keberhasilan itu tentu juga mem- berontakan DI/TII di , pimpinan Daud bantu pemerintah dalam mengangkat Beureuh; DI/TII di Jawa Tengah, pimpinan nama dan martabat bangsa Indonesia di Amir Fatah, DI/TII di Sulawesi Selatan, mata dunia. Motif lain Indonesia menja- pimpinan Kahar Muzakar dan lain-lain.26 di tuan rumah KAA selain bersama-sama Namun demikian, keinginan, niat dan memperjuangkan nasib bangsa-bangsa di keseriusan Indonesia untuk menjadi tuan Asia – Afrika dari cengkraman imperialis rumah Asian Games tidak juga surut. Niat dan kolonialisme Barat adalah mencari itu kembali diajukan atau disampaikan ke- dukungan internasional untuk mendukung tika berlangsungnya sidang AGF di Ma- perjuangan “mengembalikan” Irian Jaya nila, bersamaan dengan AG II pada tahun ( Barat) dari cengkraman Belanda 1954.27 Sekali lagi, masih belum ada ke- ke pangkuan Indonesia.31 Piagam Bandung percayaan dari Negara-negara anggota atau yang lebih dikenal dengan Dasasila AGF terhadap kemampuan pemerintah In- Bandung, mengilhami Presiden Sukarno donesia untuk menjamin kelancaran atau sehingga menjadi lebih giat dan berseman- berlangsungnya AG III untuk tahun 1958.28 gat, karena Indonesia tidak “berjalan/ber- Sebagian besar anggota AGF lebih memi- juang” sendiri, melainkan bersama-sama lih, mempercayai atau meyakini bahwa To- dengan bangsa lain se-Asia-Afrika.32 Hal kyo, dapat menjamin penyelenggaraan AG ini juga mengilhami Presiden Sukarno da- III untuk tahun 1958.29 lam mendengung-dengungkan “perlunya Pada tahun 1955 Indonesia berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Asia – 30 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto., Sejarah Nasional Indonesi., Jilid VI, 25 Hariyono., Keadaan Bahaya di Indonesia (1957 (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 235. – 1963)., Disertasi S-3, (Depok: Universitas Indonesia, 31 Marwati Djoened Poesponegoro., Op. Cit. hlm. Disertasi S-3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia 235. , 2004), hlm. 101 – 109. 32Mimbar Indonesia, Thn. XII., No. 14, Tanggal 5 26 Hariyono., Keadaan Bahaya di Indonesia (1957 – April 1958, hlm. 3 – 5. Selanjutnya, mengenai Presiden 1963)., Ibid., hlm. 110. Sukarno (pemerintah Indonesia) dalam memperjuangkan 27 Rusli Lutan., Op. Cit. hlm. 15. nasib bangsa-bangsa di Asia – Afrika. Lihat: Kumpulan 28 Ibid. Lihat juga: Sekretariat Negara Republik Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), Arsip No. 004, tanggal Indonesia., Op. Cit. hlm. 25. 24 April 1958, pada Hari Anti-Kolonialisme., tebal/isi 29 Rusli Lutan., Ibid., hlm. 15. pidato setebal 18 halaman. 12 | Amin Rahayu membangun tatanan dunia baru“.33 kerjasama maupun kegiatan internasional, Keberhasilan Indonesia menyelengga­ baik kerjasama di bidang ekonomi, sosial, rakan kegiatan internasional KAA pada ta- politik dan budaya.37 hun 1955,34 juga menambah gairah, keya- Antara tanggal 10 – 14 September kinan atau hasrat bangsa Indonesia untuk 1957, untuk menyelesaikan berbagai per- menyelenggarakan kegiatan internasional soalan ekonomi, politik dan keamanan, yang lain, termasuk penyelenggaraan pesta Musyawarah Nasional (Munas) diadakan olahraga Asia (Asian Games). Oleh karena di Jakarta. Kemudian, antara tanggal 24 itu, untuk mencari dukungan terutama dari November 1957 – 4 Desember 1957 juga negara-negara Asia yang tergabung dalam diadakan Musyawarah Nasional Pemba- AGF, dan untuk menunjukkan keseriusan ngunan (Munap)38 yang diikuti para per- atau komitmen Indonesia, pada saat Olim- wira-perwira dari berbagai daerah39 dan piade tahun 1956 di Melbourne, Australia, politisi untuk mencari solusi terhadap delegasi Indonesia tidak segan-segan me­ penyelesaian persoalan ekonomi dan poli- nyampaikan niat Indonesia untuk menja- tik. Musyawarah ini juga bertujuan untuk di tuan rumah AG IV untuk tahun 1962.35 mengembalikan wibawa pemerintah, ter- Menurut Presiden Sukarno, dalam tanya utama mengenai pemeratan ekonomi dan jawab (wawancara) dengan George Krausz politik di seluruh Indonesia.40 Sementara dari Neues Deutschland, Presiden Sukarno itu, para perwira dari Sumatra Timur tidak mengatakan: bersedia datang sebelum pemerintah pusat “…tidak boleh ada suatu kesempa- mengubah seluruh kebijakannya dan me­ tan dibiarkan lewat untuk menambah ngangkat Muhammad Hatta kembali men- eratnya kerjasama internasional, baik jadi wakil Presiden atau menjadi Perdana bilateral maupun regional dalam se- Menteri. Mohammad Hatta mundur dari 36 gala lapangan”. wakil Presiden karena berselisih paham Hal ini juga menunjukkan bahwa pe- dengan Presiden Sukarno pada tanggal 1 merintah Indonesia pada saat itu sedang Desember 1956.41 Para perwira yang me- bersemangat membangun citra dan nama nolak datang ini kemudian menjadi pe­ baik bangsa Indonesia di mata dunia de­ mimpin PRRI dan Permesta.42 ngan berperan aktif dalam pergaulan Dalam Mimbar Indonesia yang terbit dunia terutama dalam memperjuangkan 37 Mimbar Indonesia, Thn. XII., No. 21 – 22, Tanggal perubahan tatanan dunia baru, yaitu du­ 28 Mei 1958, Ibid., hlm. 8. Kolom. 2. nia yang aman, tentram, tertib dan saling 38 Sekretariat Negara Republik Indonesia., 30 Tahun Indonesia Merdeka, (Jakarta: PT. Citra Lamtoro Gung menghormati. Semua itu diharapkan dapat Persada, 1985), hlm. 112. mengangkat nama bangsa Indonesia di 39 Dear Noer, Mohammad Hatta, Biografi Politk (Jakarta: LP3ES, 1990), hlm. 482 – 285. mata dunia, melalui berbagai kesempatan 40 Frans Seda, “Munap dan Pembangunan“, Penabur, 19 dan 20 Desember 1957, dalam Simfoni Tanpa Henti, 33 Sukarno., “Dunia Baru Sedang Berjuang untuk Ekonomi Politik Masyarakat Baru Indonesia (Jakarta: Lahir di Dunia” artikel dalam Mimbar Indonesia, Thn. Gramedia, 1992), hlm. 37 – 42. XII., No. 18, Tanggal 3 Mei 1958, hlm. 5 dan hlm. 8 41 Dear Noer, Mohammad Hatta, Biografi Politk 34Ibid., hlm. 235. (Jakarta: LP3ES, 1990), Ibid., hlm. 482 – 285 35 Rusli Lutan., Op. Cit., hlm. 15. 42 Lebih jauh, lihat: George M.C Turnan Kahin & 36 Mimbar Indonesia, Thn. XII., No. 21 – 22, Tanggal Audrey Kahin, Subversion as Foreign Policy (Ithaca: 28 Mei 1958, hlm. 8. Kolom. 2. Corne Univercity, 1996). Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 13

pertentangan-pertentangan politik yang se- makin mengancam keutuhan bangsa dan negara Indonesia, dan di sisi lain memberi- kan situasi yang “kondusif” bagi Indonesia dalam mempersiapkan diri menjadi tuan rumah AG IV. Dekrit Presiden didukung oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), A.H Nasution yang merupakan salah seo- rang konseptornya.44 Salah satu hasil Munas Pembangunan Gambar 8. Dan saatlah mereka berpisah, “Good (Munap) pada akhir tahun 1957 adalah bye until we meet again in Bangkok for fifth Asian adanya ‘rekomendasi’ di bidang olahraga, Games 1966.” yang ada kaitannya dengan pengalaman ke- gagalan sebelumnya dalam pengajuan pro- pada tanggal 5 April 1958, di halaman 12 posal Indonesia untuk menjadi tuan rumah yang mengupas hasil-hasil keputusan Mu- Asian Games.45 Salah satu kelemahannya nas Pembangunan bidang Kesehatan dan adalah sarana dan prasarana olahraga di In- Olahraga ditegaskan bahwa: donesia, terutama di Ibukota negara, Jakar- “.... Pembangunan dalam lapangan ta yang dianggap masih belum memadahi. keolahragaan dilakukan dengan arti Maka dari itu salah satu hasil Munap ada- yang seluas-luasnya, wajib mendapat lah menekankan perlunya pembangunan bantuan secukupnya dari pemerin- tah...…..perlu mendapat perhatian” 43 sarana dan prasarana olahraga, khususnya lapangan olahraga. Berikut salah satu hasil Uraian di atas menunjukkan bahwa Munap pada bulan Desember 1957: kondisi perekonomian di Indonesia hing- “….pembangunan dalam lapangan ga menjelang dilangsungkannya AG III di keolahragaan dengan arti yang selu- Tokyo, 24 Mei – 1 Juni 1958 belum juga as-luasnya, wajib mendapat bantuan menunjukkan tanda-tanda ke arah kema- secukupnya dari pemerintah, teru- juan yang berarti, melainkan bergerak ke tama dalam memperbanyak lapan- 46 arah keterpurukan. Belum lagi masalah gan-lapangan olahraga…..” politik dan keamanan yang masih membu- Hasil Munas Pembangunan, khusus- ruk, di sisi lain, kerja Dewan Konstituante nya yang terkait bidang olahraga tersebut hasil Pemilu 1955 yang mempunyai tugas sesuai dengan hasrat atau keinginan pe- membuat atau menghasilkan Undang-Un- merintah Indonesia. Hasil itu dianggap dang Dasar bagi NKRI tidak juga berhasil. penting untuk diwujudkan agar pada saat Hal itu juga menambah situasi dan kondisi menjadi tuan rumah AG IV tahun 1962, In- politik dan keamanan NKRI semakin tidak 44 Marwati Djoened Poesponegoro, Op. Cit., hlm. 311 menentu. Oleh karena itu, Dekrit Presiden, 45 Pengajuan proposal Indonesia untuk menjadi tuan 5 Juli 1959 dianggap merupakan tindakan rumah Asian Games sebelumnya sudah dilakukan pada AG I, tahun 1951 dan pada AG II tahun 1954. Lihat: tegas Presiden Sukarno untuk mengakhiri Rusli Lutan., Op. Cit. hlm. 15. 46 Mimbar Indonesia, Thn. XII., No. 14, Tanggal 5 43Mimbar Indonesia, 5 April 1958, hlm. 12. April 1958, hlm. 12. Kolom. 3. 14 | Amin Rahayu donesia sudah mempunyai lapangan olah- tuk meningkatkan pembangunan mental, raga (stadion olahraga) yang memadai. moril spiritual, sarana dan prasarana, serta Hal itu tentu dengan memperhatikan bah- prestasi olahraga di Indonesia.50 wa Ibukota Republik Indonesia pada saat Maksud atau pengertian dari revolusi itu, hanya mempunyai satu stadion, yakni mental tentu bermakna luas sekali. Akan Stadion Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) tetapi dalam hal ini semua bentuk gera- yang terletak di lahan atau tanah lapang­ kan atau perubahan cepat itu berkaitan de­ an Merdeka, depan Istana Kepresidenan, ngan revolusi keolahragaan di Indonesia. dengan daya tampung untuk sekitar 15.000 Arti, maksud, ruang lingkup dari revolusi penonton.47 Pemerintah Indonesia sangat keolah­ragaan di Indonesia juga tentu mem- memahami dan menyadari bahwa pemba- punyai makna yang luas juga. Namun, di ngunan lapangan olahraga menjadi sangat sini yang dimaksud dengan revolusi mental penting.48 dan keolahragaan di Indonesia adalah sega- la bentuk upaya merubah dengan cepat ter- MOTIVASI INDONESIA MENJADI hadap pola pikir, semangat, cara pandang TUAN RUMAH dan cara pemahaman bangsa Indonesia terhadap bangsa lain atau manusia negara Motivasi Indonesia menjadi tuan rumah lain yang selama ini kurang yakin, kurang AG IV tahun 1962, antara lain: Perta- percaya diri (minder), kurang tegak, ma- ma, untuk mengangkat nama, harkat dan sih takut-takut, masih ragu-ragu, menjadi martabat bangsa Indonesia di mata interna- bangsa yang penuh percaya diri, bermental sional49; dan Kedua, untuk meningkatkan baja, penuh keyakinan terhadap segala up­ ­ kemajuan prestasi olahraga para atlit In- a­ya dan kemampuannya, berjalan dengan donesia yang dapat mengharumkan nama muka tegak dan tidak minder, bangga ter- baik Indonesia di mata dunia internasional. hadap diri dan bangsanya, dan terus berse- Untuk mencapai kedua motif tersebut, pe- mangat mencapai prestasi yang terbaik dan merintah Indonesia mengganggap penting itu semua ditujukan untuk mengangkat dan perlu adanya revolusi mental dan ke- nama, derajat dan martabat bangsa (manu- olahragaan di Indonesia yang merupakan sia) Indonesia.51 Presiden Sukarno dalam bagian dari national building. Hal itu un- 50 Organizing Committee Asian Games IV 1962., Membangun Manusia Indonesia Baru., Op. Cit. hlm. 34 47 Sekretariat Negara Republik Indonesia., –35. Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno 51 Revolusi mental dan keolahragaan mencakup (Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, Pusat beberapa hal termasuk bagaimana merubah motivasi, Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, 2004), hlm. semangat dan pola pikir terhadap seluruh ofisial, pelatih, 28. atlit dan pihak-pihak yang terkait dengan dunia olahraga 48 Mimbar Indonesia, Thn. XII., No. 14, Tanggal 5 di Indonesia. Hal itu termasuk merubah sistem pelatihan, April 1958, hlm. 12. Kolom. 3. sistem pemenuhan, pengadaan, pembangunan dan 49 Organizing Committee Asian Games IV 1962., pengelolaan sarana dan prasarana olahraga di Indonesia. Membangun Manusia Indonesia Baru., Op. Cit. hlm. Dalam hal ini termasuk juga perubahan organisasi 34 –35. Lihat juga: Mimbar Indonesia, Ibid., Lihat kepengurusan, manajemen dan tata kelola semua aspek juga: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), keolahragaan di Indonesia perlu dibenahi, diperbaiki, Arsip No. 004, tanggal 24 April 1958, pada Hari Anti- dibangun, dirubah, ditata, diatur dengan sebaik-baiknya Kolonialisme., tebal/isi pidato setebal 18 halaman. Hal dan sebenar-benarnya, dengan kesungguhan niat dan rasa ini pulalah yang terus mengilhami Presiden Sukarno tanggung jawab yang tinggi demi tercapainya prestasi (pemerintah Indonesia) mendengung-dengungkan olahraga yang tinggi, yang mampu membanggakan rakyat “perlunya membangun tatanan dunia baru“. Indonesia dan mengangkat nama baik dan mengharumkan Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 15 pidatonya pada tahun 1959 menekankan den Sukarno yang tidak menonjol dalam bahwa tahun 1959 dianggap sebagai tahun bidang olahraga selama masa kecil dan yang sangat penting dan menentukan, ta- remajanya, pada awal Indonesia merdeka hun 1959 dianggap sebagai tahun “pene­ melihat potensi olahraga sebagai sebuah muan kembali revolusi kita” (Rediscov- alat pembangunan karakter dan pemba­ ery of Our Revolution) untuk melakukan ngun bangsa (Nation and Character Build- pembangunan secara besar-besaran atau ing Indonesia). Berikut ini adalah kutipan pembangunan nasional dalam sekala yang Pidato Presiden Sukarno, yang bersikeras menyeluruh dan massif ke depan.52 tentang motif utama pemerintah Indonesia Sejak tahun 1960, era di Indonesia, oleh memanfaatkan media olahraga: Presiden Sukarno diberi nama atau istilah “.....Saya berharap bahwa Anda ber­ masa pembangunan secara besar-besaran53 olahraga tidak hanya demi keuntung­ dalam mencapai tujuan terakhir daripada an pribadi, untuk menjadi juara tenis, “Revolusi Kita”, yaitu Revolusi Nasio­ juara bulu tangkis, juara sepak bola.... nal dengan melakukan pembangunan na- tetapi untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia....”56 sional menuju masyarakat yang adil dan makmur.54 Upacara pencangkulan untuk Presiden Sukarno menuntut kepada pembangunan Gedung Pola oleh Presiden segenap rakyat Indonesia agar menjadi Sukarno, menandai dimulainya Pemba­ manusia baru atau bangsa Indonesia yang ngunan Nasional Semesta Berencana baru, yang berani melihat dunia dengan Ta­hapan Pertama, 1961 – 1969.55 Presi- pikiran terbuka, berjalan di muka bumi se- cara tegak dengan kepercayaan diri yang nama Indonesia di mata dunia internasional. Revolusi olahraga merupakan bagian dari revolusi nasional di tinggi, serta fisik dan mental yang kuat, Indonesia. Lihat: Organizing Committee Asian Games dan melandasinya dengan dedikasi yang IV 1962., Membangun Manusia Indonesia Baru (Jakarta: The Organizing Committee Asian Games IV, 1962), hlm. tinggi, prestasi yang gemilang, berperilaku 13. dan berbudi pekerti yang luhur, terpuji dan 52 Organizing Committee Asian Games IV 1962., Membangun Manusia Indonesia Baru., Ibid., hlm. terhormat. Itulah sekilas pesan dan harapan 13. Lihat juga: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno besar Presiden Sukarno kepada segenap (RA. 10), Arsip No. 292, tanggal 9 April 1961 tentang: Pidato Presiden Sukarno/Amanat Presiden Sukarno di rakyat Indonesia agar bangsa Indonesia hadapan para atlet/olahragawan peserta pelatihan untuk menjadi bangsa yang dihargai, dihormati pertandingan Thomas Cup dan Asian Games IV 1962. 57 Lihat juga: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), dan disegani bangsa/negara lain di dunia. Arsip No. 100, tanggal 17 Agustus 1959 tentang: Pidato Tidak mengherankan bahwa dalam Presiden Sukarno pada HUT RI yang ke-14 Berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” (The Rediscovery of sejarah olahraga di Indonesia, sepakbola Our Revolution); terutama pada halaman 8 – 9. 53 Mengenai pembangunan secara besar-besaran keberhasilan Pembangunan Nasional Semesta Berencana ini dapat dilihat dalam TAP MPRS No. II/MPRS/1960 Tahapan Pertama, 1961 – 1969 ini, Presiden Sukarno Tentang: Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 7 Tahun Semesta Berencana Tahapan Pertama, 1961 – 1969. 1961. 54 Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), 56 Ibid. Arsip No. 100, tanggal 17 Agustus 1959 tentang: Pidato 57 Organizing Committee Asian Games IV 1962., Presiden Sukarno pada HUT RI yang ke-14 Berjudul Membangun Manusia Indonesia Baru., Ibid. hlm. 11 “Penemuan Kembali Revolusi Kita” (The Rediscovery of – 12. Lihat juga: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno Our Revolution); terutama pada halaman 5 – 35. (RA. 10), Arsip No. 292, tanggal 9 April 1961 tentang: 55 Sekretariat Negara Republik Indonesia., 30 Pidato Presiden Sukarno/Amanat Presiden Sukarno di Tahun Indonesia Merdeka, Vol. 2: 1950 – 1964., Op. hadapan para atlet/olahragawan peserta pelatihan untuk Cit., hlm. 180. Untuk mempercepat pelaksanaan dan pertandingan Thomas Cup dan Asian Games IV 1962. 16 | Amin Rahayu dianggap dapat menjadi pemersatu ma­ itu. Disamping itu, untuk mewujudkan dan syarakat dan bangsa Indonesia, serta mam- menunjukkan sudah sejauh mana kemam- pu membangkitkan nasionalisme.58 Sepak- puan Indonesia dalam menyelenggarakan bola juga dianggap dapat mempersatukan kejuaraan sepakbola sedunia, maka Indo- segala kalangan masyarakat di pelosok nesia mengajukan diri dan menyatakan negeri untuk mendukung timnas berlaga. siap menjadi tuan rumah kejuaraan sepak- Semangat dalam permainan sepakbola bola sedunia atau Piala Dunia (World Cup) yang mendahulukan kerjasama, fair play untuk tahun 1970.60 atau sportivitas dalam pertandingan meru­ Keinginan, niat dan keseriusan Indo- pakan bagian dari perwujudan karakter nesia untuk menjadi tuan rumah kejuaraan bangsa yang sedang dibangun oleh bang- sepakbola sedunia atau Piala Dunia secara sa Indonesia pada saat itu. Sportif dan atau resmi seyogyanya akan disampaikan pada kehidupan yang menjunjung tinggi nilai- saat rapat pengurus Federasi Sepakbola nilai sportifitas (fair play) bisa saja terjadi Seluruh Dunia atau Federation of Interna- pada lingkup atau sektor kehidupan sosial, sional Football Amateur (FIFA) yang akan ekonomi, politik, budaya, olahraga dan diadakan di Jakarta bersamaan dengan di- lain-lain.59 gelarnya AG IV tahun 1962 di Jakarta.61 Sebagai wujud dari salah satu moti- Pada rapat pengurus–kongres–FIFA itu, vasi pemerintah dalam mendukung ke- Indonesia mengajukan diri untuk menjadi majuan dan meningkatnya pencapaian tuan rumah kejuaraan sepakbola sedunia besar prestasi olahraga, khususnya dalam atau Piala Dunia untuk tahun 1970, karena meningkatkan prestasi timnas sepakbola tuan rumah Piala Dunia tahun 1966 telah Indonesia, pemerintah Indonesia berupaya ditetapkan untuk diselenggarakan di Lon- mewujudkan pembangunan stadion terbe- don. Menteri Olahraga, R. Maladi dalam sar di Asia dan bahkan di dunia pada saat rapat pengurus tersebut, terpilih sebagai 62 58 Sri Agustina Palupi., Op.Cit., hlm. 67. wakil ketua FIFA. Tidak mengherankan 59 Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), bahwa AG IV tahun 1962, yang memakan Arsip No. 100, tanggal 17 Agustus 1959 tentang: Pidato Presiden Sukarno pada HUT RI yang ke-14 Berjudul banyak sumber daya nasional, diwarnai “Penemuan Kembali Revolusi Kita” (The Rediscovery dengan intensifikasi sentimen nasion- of Our Revolution); terutama pada halaman 8 - 9. Pidato Presiden Sukarno tanggal 17 Agustus 1959 tersebut al. Perkembangan olahraga dipengaruhi kemudian dikenal sebagai Manifesto Politik Republik oleh motif politik selama tahun 1960- Indonesia, yang selanjutnya melalui Ketetapan Majelis 63 Permusyawaratan Rakyat Sementara (Tap MPRS) No. an. Kompetisi olahraga dan prestasi di I/MPRS/1960 ditetapkan sebagai Garis-Garis Besar bidang olahraga merupakan sarana untuk Daripada Haluan Negara (GBHN). Lihat: M.P.R.S dan Departemen Penerangan., Ringkasan Ketetapan Madjelis Permusyawaratan Rakjat Sementara – 60 Merdeka., Thn VII, 10 Agustus 1962., hlm. 3. Republik Indonesia No. I dan II/MPRS/1960 (Jakarta: Kol. 3. M.P.R.S dan Departemen Penerangan, 1961), hlm. 43 – 61 Merdeka., Thn VII, 10 Agustus 1962., Ibid., hlm. 47. Lihat juga: Organizing Committee Asian Games IV 3. Kol. 3. 1962., Membangun Manusia Indonesia Baru (Jakarta: 62 Ibid. hlm. 3. Kol. 3. Dengan menjadi tuan rumah The Organizing Committee Asian Games IV, 1962), maka secara otomatis tanpa melalui babak prakualifikasi, hlm. 13. Lihat juga: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno negara tuan rumah akan mendapatkan jatah satu tiket (RA. 10), Arsip No. 292, tanggal 9 April 1961 tentang: sebagai peserta. Pidato Presiden Sukarno/Amanat Presiden Sukarno di 63 Rusli Lutan., Olahraga, Kebijakan dan Politik hadapan para atlet/olahragawan peserta pelatihan untuk (Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Kemendiknas, pertandingan Thomas Cup dan Asian Games IV 1962. 2004) hlm. 20. Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 17 meng­ekspresikan dan memperkuat nasio­ ing itu, kehadiran TVRI diharapkan dapat nalisme. Banyak jenis olahraga dan per- mempercepat penyebaran berita keberhas- mainan seperti bola basket dan kasti, yang ilan dan kesuksesan Indonesia di mata du­ dianggap sebagai bagian dari warisan pen- nia internasional. Dengan demikian, hal ini jajahan Belanda, dihapuskan dari program dapat mengangkat kehormatan, martabat pendidikan jasmani di semua tingkat, dari dan keharuman nama Indonesia ke berba­ taman kanak-kanak hingga jenjang yang gai daerah termasuk luar negeri.67 lebih tinggi. Kebangkitan identitas bangsa Dengan peningkatan pembangunan juga hadir dengan kabangkitan olahraga sarana dan prasarana olahraga, yang salah tra­disional, sehingga olahraga bela diri asal satunya adalah pembangunan Kompleks Indonesia, pencak silat, dapat berkembang Asian Games,68 diharapkan dapat mening- menjadi olahraga yang kompetitif.64 katkan prestasi olahraganya sebagai bagian Walaupun perkembangan kemajuan dari Nation Building yaitu revolusi nasio­ olahraga di Indonesia pada waktu itu sudah nal Indonesia menuju terwujudnya manu- diperhatikan dengan serius oleh pemerin- sia Indonesia baru. Harapan ke depan atau tah, tetapi belum mendapatkan perhatian motivasi selanjutnya, dengan keberhasilan dari dunia dan sangat jarang muncul di dalam membangun karakter bangsa yang pemberitaan media internasional baik pem- kuat, bangsa yang besar, bangsa yang ber- beritaan di televisi maupun pemberitaan di prestasi tersebut tentu juga diharapkan halaman depan media cetak.65 Di­samping dapat mengangkat nama dan martabat itu, agar catatan prestasi atau rekor yang bangsa Indonesia di mata dunia internasi- dicetak pada AG IV baik pada tingkat onal.69 nasio­nal maupun internasional tidak teng- gelam dibawah bayang-bayang kompetisi PENCAPAIAN PRESTASI olahraga modern lain yang lebih popular, INDONESIA PADA ASIAN GAMES maka hal ini pulalah yang mendorong mun- 1962 culnya gagasan pemerintah untuk mendi- Dalam menguraikan AG IV tahun 1962, rikan stasiun Televisi Republik Indonesia terutama dalam menguraikan semua kegia- (TVRI). Presiden Sukarno juga berharap tan pertandingan dalam penyelenggaraan dengan adanya TVRI yang lahir bersa- AG IV di atas, tidaklah lengkap bila tidak maan dengan diselenggarakannya AG IV memuat pencapaian prestasi Indonesia.70 tahun 1962 di Jakarta yaitu agar seluruh Sekedar perbandingan atau tinjauan sekilas rakyat Indonesia dapat menyaksikan ber­ mengenai prestasi Indonesia pada Asian bagai pertandingan dan kejuaraan olahraga dalam AG IV secara langsung.66 Disamp- 67 Rusli Lutan.,Ibid., hlm. 3. 68 Kompleks Asian Games kemudian lebih dikenal 64 Rusli Lutan., Ibid., hlm. 20 dengan nama Komplek Senayan atau Komplek Gelora 65 Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: Bung Karno (Komplek GBK). Sport, Nationalism and the “New Order” artikel dalam: 69 Organizing Committee Asian Games IV 1962., Sport, Nationalism and Orientalism the Asian Games Membangun Manusia Indonesia Baru (Jakarta: The (London and New York: Routledge, Taylor & Francis Organizing Committee Asian Games IV, 1962). hlm. 44 Group, 2007), hlm. 12. – 45. 66 Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: 70 Fan Hong (ed.)., Sport, Nationalism and Sport, Nationalism and the “New Order” Op. Cit. hlm. Orientalism the Asian Games (London and New York: 3. Routledge, Taylor & Francis Group, 2007), hlm. 118. 18 | Amin Rahayu

Games sebelumnya. Pada AG I yang ber- Pada pertandingan lari jarak 100 meter pu- langsung di New Delhi, India pada tanggal tra pun, M Sarengat74 berhasil mencatat re- 4 – 10 Maret 1951, yang diikuti oleh 489 cord Asian Games de­ngan waktu 10,5 detik atlit dari 11 negara, Indonesia menempati dari pemilik record sebelumnya, yaitu: A. urutan ke-6 dalam perolehan total medali.­ Khaliq (Pakistan) dengan catatan wak- Namun, bila hal itu dilakukan sistem per- tu 10,6 detik pada AG II 1954 di Manila, ingkat berdasarkan jumlah emas yang di- Philipina. Khaliq ini berarti juga yang me- peroleh maka Indonesia tidak masuk dalam mecahkan record Asian Games dari pemi- 6 besar peserta AG I. Kemudian, pada AG lik record sebelumnya yaitu pelari dari In- II yang berlangsung di Manila, Philipina dia, Lavy Pinti dengan catatan waktu 10,8 pada tanggal 1 – 9 Mei 1954, yang diikuti detik dalam AG I 1951 New Delhi, India.75 oleh 970 atlit dari 18 negara, Indonesia be- Kemudian, satu hari menjelang penu­ lum mampu menempati urutan ke-6, baik tupan AG IV di Jakarta, harian yang sama, dalam perolehan total medali maupun ber- Merdeka memberitakan bahwa, “Indone- dasarkan jumlah emas yang diperoleh. Se- sia Merebut 11 Medali Emas”. Perolehan dangkan pada AG III yang berlangsung di medali terakhir sebelum AG IV ditutup, Tokyo, Jepang pada tanggal 24 Mei – 1 Juni menunjukkan Jepang masih mendominasi 1958, yang diikuti oleh 1.422 atlit dari 20 peringkat pertama dengan mengumpulkan negara, Indonesia juga belum mampu me- 152 medali yang terdiri dari 73 Emas, 55 nempati urutan ke-6, baik dalam peroleh­ 74 Pemberitaan besar mengenai prestasi atlet lari an total medali maupun berdasarkan jum- M. Sarengat yang mampu menyumbangkan 2 Emas untuk Indonesia juga menghiasi isi berita dalam Majalah lah emas yang diperoleh. Indonesia hanya Mimbar Indonesia. “Mohamad Sarengat, pelari tercepat berhasil membawa pulang lima medali pe- se Asia yang telah berhasil menggondol dua buah medali emas dalam Asian Games IV pada nomor 110 meter runggu serta menduduki urutan kesepuluh gawang putra dengan catatan waktu 14,3 detik, dan pada diantara negara-negara peserta. 71 nomor 100 meter putra dengan catatan waktu 10,5 detik. Lihat: Majalah Mimbar Indonesia., No. 9/10, Thn. XVI, Baru pertama kali dalam sejarah terjadi September/Oktober 1962., hlm. 16. Sementara, gambar- dalam sejarah Asian Games regu bulu tang­ gambar atau foto-foto seputar pertandingan dalam AG IV dapat dilihat dalam majalah yang sama, Ibid. hlm. 18 kis menang mutlak melawan Muangthai – 19. Pada gambar paling kiri atas, tertulis keterangan: (Thailand) dengan skor 5 – 0.72 Pada “Pada tanggal 24 Agustus 1962 djam 16.00 petang P.J.M. Presiden Sukarno berkenan membukadengan resmi Asian hari berikutnya, memasuki hari keempat, Games IV di Senajan.” Lihat: Ibid. hlm. 18. Moh. Sarengat dari cabang olahraga atle- 75 Lihat: “Djuara-djuara Asian Games”., dalam Merdeka, No. 4990, Thn. ke XVII, Kamis, 23 tik, lari jarak 110 meter gawang berhasil Agustus1962. hlm. 3, kolom 4 – 7. Dimuatnya berita memecahkan record Asian Games dengan tentang juara-juara Asian Games ini, oleh redaksi harian surat kabar Merdeka, dimaksudkan sebagai bahan waktu 14,3 detik yang berarti 0,1 detik perbandingan dengan juara-juara yang akan muncul lebih cepat dari record sebelumnya yang pada AG IV ini. Ibid. Mengenai ketenaran M. Sarengat yang menggemparkan dunia atletik Asia, sebagai satu berada di tangan pelari Pakistan, Gulam tipe Manusia Baru Indonesia, yang telah merebut dua Razik dan Pelari asal Jepang, H. Yasuda.73 medali emas dalam perlombaan atletik Asian Games. M. Sarengat dalam merebut dua medali emas itu sekaligus 71 Fan Hong (ed.)., Sport, Nationalism and menerehkan dua catatan record sekaligus, hal ini menjadi Orientalism the Asian Games., Ibid., hlm. 118. pemberitaan yang luar biasa, suatu prestasi yang luar 72 Merdeka., No. 4993, Thn. ke XVII, Senin, 27 biasa dari atlit Indonesia yang mampu memecahkan dua Agustus1962. hlm. 1, kolom 1 – 9. Dengan headline: record sekaligus dalam Asian Games. Lihat: Merdeka, “Indonesia Merebut Tiga Medali Emas.” No. 4994, Thn. ke XVII, Selasa, 28 Agustus1962. hlm. 73 Ibid. 1, kolom 1 – 9. Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 19

Perak dan 24 Perunggu. Kemudian, disu­ disumbangkan dari cabang balap sepeda, sul Indonesia di tempat kedua dengan dalam kategori nomor pertandingan 100 memperoleh 51 Medali yang terdiri dari: m Team Trial atas nama Hendrik Brocks, 11 Emas,76 12 Perak dan 28 Perunggu. Wahju Wahdini, Hasjim Roesli, dan Am- Sebelas (11) medali Emas yang diperoleh ing Priatna dengan catatan waktu 2:37.23,1 Indonesia itu, antara lain disumbang oleh: hrs, menyumbang 1 Emas. Kemudian pada Pertama, M Sarengat (cabang atletik, lari) nomor 180 Km Open Road Race atas nama menyumbang 2 Emas dari 100 meter tung- Hendrik Brocks dengan catatan wak- gal putra (100 m men) dengan catatan wak- tu 5:58.57,3 hrs, menyumbang 1 Emas. tu 10,5 detik dan nomor pertandingan 110 Kemudian pada nomor Klasifikasi Beregu meter gawang putra (110 m hurdles) de­ (Team Classification) dengan catatan wak- ngan catatan waktu 14,3 detik.77 tu 5:58.57,3 hrs, juga berhasil menyum- Kedua, Lanny Gumulja menyumbang bang 1 Emas.80 1 Emas dalam nomor kategori “semi papan Di tempat ketiga dalam urutan perole- loncat perempuan” atau loncat indah 3 me- han medali Asian Games IV tahun 1962, ter putri (3 m Spring Board Diving Wom- direbut oleh Negara Filipina dengan meng- en) dengan nilai tertinggi yaitu 111,12.,78 umpulkan 38 Medali yang terdiri dari: 7 Ketiga, cabang Bulutangkis (badminton) Emas, 6 Perak dan 25 Perunggu. 81 Se- menyumbang medali terbanyak, yaitu 5 lanjutnya, untuk mengetahui hasil-hasil Emas, yang diperoleh dari: Nomor Beregu pertandingan, catatan record hasil pertand- Putra (Men’s Team) 1 Emas, nomor Be- ingan secara keseluruhan, termasuk hasil regu Putri (Women’s Team) 1 Emas, nomor perolehan medali dan posisi/peringkat ter- Tunggal Putra Perseorangan (Individual akhir sesaat sebelum AG IV ditutup dapat Men’s Singles), atas nama Tan Joe Hok dibaca pada lampiran tersendiri. Prestasi menyumbang 1 Emas, Nomor Tunggal ganda Indonesia dalam penyelenggaraan Putri Perseorangan (Individual Women’s AG IV antara lain: 1. Suksesnya penye- Singles) atas nama Minarni menyumbang lenggaraan AG IV dengan baik, aman dan 1 Emas, dan Ganda Putri (Individual Wo­ lancar; 2. Indonesia meraih prestasi terbaik men’s Doubles), atas nama Minarni/Retno atau tertinggi dalam 4 kali Asian Games.82 Kustijah menyumbang 1 Emas.79 Sampai berita tersebut diturunkan pada Keempat, ada 3 medali Emas lagi tanggal 3 September 1962, Indonesia sudah mengumpulkan 11 medali emas, yang dire- 76 The Organizing Committee For The Fourth Asian but masing-masing: 2 Emas dari atletik, 1 Games. Asian Games 4th Report (Jakarta: Dittop AD, 1962), Vol. I., hlm. 314 – 315. Lihat juga: Ibid. hlm. 321. Emas loncat indah putri, 3 Emas dari bal- Lihat juga: Ibid. hlm. 322. Lihat juga: Ibid. hlm. 328. ap sepeda, dan 5 Emas direbut dari cabang Lihat juga lampiran hasil-hasil (para juara) Asian Games tahun 1962 di Jakarta secara lengkap. The Organizing 80 Ibid. hlm. 328. Committee For The Fourth Asian Games. Asian Games 81 Fan Hong (ed.)., Sport, Nationalism and 4th Report (Jakarta: Dittop AD, 1962), Vol. I., hlm. 314 Orientalism the Asian Games (London and New York: – 329. Routledge, Taylor & Francis Group, 2007), hlm. 119 – 77 The Organizing Committee For The Fourth Asian 120. Lihat: The Organizing Committee For The Fourth Games. Asian Games 4th Report (Jakarta: Dittop AD, Asian Games. Asian Games 4th Report (Jakarta: Dittop 1962), Vol. I., hlm. 314 – 315. AD, 1962), Vol. I., hlm. 313 – 329. 78 Ibid. hlm. 321. 82 Merdeka, No. 4999, Thn. ke XVII, Senin, 3 79 Ibid. hlm. 322. September 1962. hlm. 1, kolom 1 – 6. 20 | Amin Rahayu olahraga bulu tangkis. Hasil ini merupakan sejarah, atau dalam tiga kali dilaksanakan hasil terbaik atau prestasi tertinggi bagi In- Asian Games sebelumnya, baik pada AG donesia dalam dunia olahraga internasion- I tahun 1951, AG II 1954 dan pada AG al maupun empat kali Asian Games sejak III 1958 belum pernah menjadi dua besar. AG I tahun 1951 hingga AG IV 1962.83 Bahkan, hingga sampai Asian Games ke XVII tahun 2014, prestasi terbaik dengan PENUTUP menempati juara umum ke-2 belum pernah terulang kembali. Penelitian terhadap kesuksesan Indonesia Oleh karena itu, berkaitan dengan up- pada Asian Games IV 1962 di Era Sukarno aya Indonesia untuk mengulang kembali ini sangat menginspirasi dan memotivasi kejayaan pada Asian Games itu maka ta- Indonesia saat ini dalam upaya mengulang hun 2018 ini adalah saatnya yang paling kejayaan itu kembali di era Jokowi yang tepat karena Indonesia dipercaya kembali pada tahun ini juga dipercaya menjadi tuan sebagai tuan rumah. Sukses mengulang rumah Asian Games XVIII 2018. Motif dalam mempersiapkan sarana dan sara- paling utama yang mendorong Indone- na olahraga berikut sarana utama lainn- sia menjadi tuan rumah adalah agar dapat ya seperti lapangan, gedung, jalan dan mengangkat nama dan martabat bangsa In- lain-lain nampaknya sudah hampir pasti donesia di mata dunia internasional. Oleh dapat terulang. Namun, dalam hal sukses karena itu, apa pun persyaratan dan bera- meng­ulang prestasi olahraga menjadi juara papun biaya untuk penyelenggaraan Asian umum kedua atau nomor dua se-Asia ma- Games bagi Presiden Sukarno dianggap ti- sih menjadi tantangan yang cukup serius dak masalah, tidak penting untuk diperma- bagi Indonesia. Pada penyelenggaraan AG salahkan, karena dampak politis, ekonomis XVIII 2018 di Jakarta – Palembang ini, dan budayanya dianggap jauh lebih besar walaupun status Indonesia sebagai tuan ru- dari semua biaya yang dikeluarkannya. mah, namun hanya memasang target ma- Pada saat itu bangsa Indonesia, utamanya suk sepuluh besar Asia. pemerintah Indonesia sedang memerlukan Faktor-faktor yang menyebabkan pengakuan dan legitimasi dunia internasio­ pencapaian keberhasilan prestasi Indone- nal. sia pada penyelenggaraan AG IV Tahun Pencapaian Indonesia dalam penye- 1962 di Jakarta diantaranya adalah: ada­ lenggaraan AG IV tahun 1962 adalah nya kepedulian dan komitmen yang tinggi prestasi ganda karena Indonesia mampu dari pemerintah Indonesia, dukungan besar meraih prestasi dalam dua hal, yaitu: 1. dari sebagian besar rakyat Indonesia, serta Suksesnya penyelenggaraan AG IV dengan adanya bantuan dana dari Rusia, disamping­ baik, aman dan lancar; dan 2. Indonesia dari Jepang melalui penyelesaian pampas- meraih Juara Umum ke-2 se Asia (menem- an perang. pati urutan atau posisi tertinggi ke-2 dalam Sementara, dalam hal mempersiapkan perolehan medali), dan hal ini merupakan dan pengadaan lahan, pembangunan la­ sebuah prestasi terbaik atau tertinggi dalam pangan, gedung, jalan dan lain sebagainya, pemerintah Indonesia pada AG XVIII 2018 83 Ibid. Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 21 saat ini sudah relatif lebih ringan karena galkan sangat mendukung perkembangan hampir atau bahkan lebih dari separohnya kota Jakarta menjadi kota yang lebih indah (50%) merupakan tinggalan warisan dari dan berkembang. Sedangkan dampak posi- penyelenggaraan AG IV 1962. Sebut saja tif bagi bangsa Indonesia tentu juga ada, misalnya Stadion Utama GBK, berikut be- yaitu: 1. Merasa bangga karena Tim Indo- lasan sarana dan prasarana sudah tersedia nesia berhasil menjadi juara umum kedua di area kompleks atau kawasan PPK GBK. se-Asia; 2. Nama Indonesia terangkat dan Belum lagi Stasiun TVRI, tugu Monas, berkibar di mata dunia Internasional; 3. patung Selamat Datang, Hotel Indone- Mewarisi tinggalan sejarah khususnya di sia, jembatan Semanggi, pelebaran Jalan bidang pembangunan sarana dan prasarana Thamrin, Sudirman, dan Gatot Subroto olahraga yang mendukung pembangunan semua dibangun pada masa penyelengga- jiwa bangsa Indonesia sebagai modal pem- raan AG IV 1962. Bahkan, Indonesia saat bangunan “nation and character building” ini tidak hanya kota Jakarta yang harus Indonesia, dulu, kini dan masa yang akan mengemban amanat sebagai kota tuan ru- datang. mah, melainkan ada kota Palembang yang Manfaat atau kontribusi penelitian ini sudah sangat siap dan berpengalaman da- tidak hanya mencoba untuk memaparkan lam menyelenggarakan even olahraga in- fakta, tetapi juga untuk mempersembahkan ternasional. Sarana dan prasarana olahraga data yang lebih komprehensif demi meraih di Palembang yaitu di Kawasan Jakabaring pemahaman yang mendalam tentang kom- Sport City dianggap sudah siap dan sangat petisi penting atau pesta olahraga Asia ini mendukung penyelenggaraan AG XVIII dari sudut pandang bangsa Indonesia. Saat 2018. Sekali lagi bahwa sukses mengulang ini, baik pelajar maupun pejabat negara dan dalam mempersiapkan sarana dan sarana pengurus organisasi olahraga nasional dira- olahraga berikut sarana utama lainnya se­ sakan perlu mendapatkan penyegaran atau perti lapangan, gedung, jalan dan lain-lain pencerahan informasi tentang fakta sejarah nampaknya Indonesia sudah hampir pasti bahwa AG IV tahun 1962 di Jakarta yang dapat mengulang sejarah kejayaan tahun merupakan proyek nasional, pekerjaan be- 1962. sar nasional, fakta perjuangan peradaban, Dampak positif AG IV terhadap pem- sebuah bangsa yang baru merdeka mampu bangunan dan perkembangan kota Jakarta, berjuang melawan ketidakadilan perada­ tempat AG IV tahun 1962 digelar tentu ban di dunia pada saat itu. Hasil penelitian sangat banyak. Jakarta, Indonesia juga me- ini juga diharapkan dapat membangkitkan warisi tinggalan sejarah yang sangat besar atau menumbuhkan inspirasi dan motivasi dan berharga, yaitu Monas dan Kompleks yang positif bagi para pejabat negara dan Gelora Bung Karno. Disamping itu, ba­ politisi dalam membuat keputusan tentang ngunan lain yang cukup megah seperti: Ho- kebijakan pengembangan olahraga nasio­ tel Indonesia, Jembatan Semanggi, TVRI, nal. Terlebih untuk saat ini Indonesia akan Wisma Warta, Tugu Selamat Datang, be- menjadi tuan rumah penyelenggaraan AG berapa patung dan taman di berbagai sudut XVIII 2018, tentunya buku yang mam- kota dan lain-lain bangunan yang diting- pu memaparkan fakta sejarah tentang ke- 22 | Amin Rahayu jayaan Indonesia tahun 1962 ini tentu akan diperhatikan, bahwa prestasi olahraga In- sangat penting untuk dijadikan referensi. donesia belum mendapatkan perhatian Dengan membaca hasil penelitian ini, dunia dan sangat jarang muncul di pember- kita akan mengetahui bahwa penetapan In- itaan media internasional baik pemberitaan donesia sebagai tuan rumah AG IV tahun di televisi maupun pemberitaan di halaman 1962 diakui sebagai sebuah lompatan be- depan media cetak. Rekor yang dicetak sar bagi bangsa Indonesia dan membawa pada AG IV, baik pada tingkat nasional perubahan sosial-budaya yang signifikan maupun internasional, tenggelam dibawah pada waktu itu. Penyelenggaraan AG IV bayang-bayang kompetisi olahraga mo­ tahun 1962 di Jakarta juga menghasilkan dern lain yang lebih populer. Oleh karena transfer pengetahuan tentang bagaimana itulah, hasil penelitian ini dapat mengung- cara menjalankan organisasi keolahragaan kap lebih banyak fakta yang berharga bagi secara lebih teknis, modern dan profesional generasi muda Indonesia selanjutnya; dan dan pelatihan-pelatihan untuk memperoleh 5. Manfaat hasil penelitian dan penyusu- prestasi yang lebih baik serta menciptakan nan buku ini bagi para pelajar, mahasiswa, citra baru Jakarta sebagai ibukota Repub- peneliti, sejarawan dan peminat studi olah- lik Indonesia. Jakarta berubah dan berkem- raga di Indonesia, akan membantu mema- bang lebih pesat setelah AG IV digelar. Be- hami bahwa penyelenggaraan AG IV tahun gitu pula penyelenggaraan AG XVIII 2018 1962 mengandung pelajaran sejarah yang tahun ini, tentu akan sangat berdampak sangat berharga tentang perjuangan sebuah positif bagi pembangunan ekonomi, sa- pera­daban bangsa Indonesia dalam merun- rana dan prasarana olahraga, transportasi, tuhkan ketidakmerataan atau ketidakadilan pariwisata dan lain sebagainya. Di sam­ jaring­an pertumbuhan politik, ekonomi, ping itu, manfaat lain dari penelitian ini sosial budaya dan saling ketergantungan antara lain: 1. Secara substansif diharap- secara global pada waktu itu. kan dapat memberikan sumbangan infor- Penelitian ini hanyalah sebagian dari masi atau data baru dari hasil penelitian fakta-fakta sejarah bangsa Indonesia yang yang sudah dilakukan; 2. Secara akademis sangat menarik untuk diperdalam kembali. diharapkan dapat menambah atau meleng- Masih banyak sumber-sumber penulisan kapi khasanah penulisan sejarah Indonesia, dalam proses pembuatan buku ini yang khususnya sejarah di bidang olahraga di belum mampu termuat dan diungkap leb- Indonesia dan bahkan di Asia; 3. Secara ih mendalam, padahal sangat berarti bagi pragmatis, hasil penelitian dan penyusu- kemajuan ilmu pengetahuan, berguna bagi nan buku ini diharapkan dapat menjadi pendidikan sejarah generasi muda Indone- referensi atau acuan kebijakan pemerintah sia dan bermanfaat untuk membangkitkan dalam membangun dan mengembangkan semangat berjuang untuk lebih berprestasi tata ruang kota Jakarta, khususnya dalam di segala bidang, dan dalam buku ini khu- membangun kelengkapan, memperbaiki, susnya berprestasi di bidang olahraga demi pengelolaan dan pemanfaatan Kompleks kemajuan, keharuman dan kejayaan bang- Gelora Bung Karno demi kemajuan olah- sa dan Negara. raga di Indonesia; 4. Hal lain yang perlu Disamping itu, dengan suksesnya Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 23 penyelenggaraan AG IV tahun 1962, den- donesia belum bangkit secara signifikan gan hadirnya Monas, HI, Gedung MPR/ dari keterpurukan namun di sisi lain per- DPR-RI, TVRI, RRI, serta dampak lain tentangan politik terus berlanjut hingga yang menyertai pemekaran kota Jakarta, mengarah pada peralihan kekuasaan di sebagai akibat dari pembangunan Kom- akhir paruh kedua tahun 1960-an. Sedang- pleks Asian Games (Kompleks GBK) se- kan revolusi mental dan keolahragaan di dikit banyak telah berhasil menumbuhkan Indonesia pada saat itu dianggap berhasil. rasa kebanggan rakyat terhadap bangsa dan Hal ini dibuktikan dalam sejarah bahwa Negara Indonesia, yang sekaligus merupa- Indonesia mampu memperoleh prestasi kan cikal bakal berikut titik awal terben- terbaik dalam keikutsertaannya di Asian tuknya memori koletif bangsa. Maka sudah Games menempati urutan kedua (di bawah selayaknya kita menghargai dan melestari- Jepang) dan satu tahun kemudian dalam kan tinggalan sejarah yang sangat berharga pesta olahraga internasional atau Games of ini bagi pembangunan bangsa Indonesia di the New Emerging Forces (Ganefo) yang masa kini dan masa yang akan datang. dianggap sebagai pesta olahraga interna- Dengan melihat semua kenyataan sional yang setara kelasnya atau setingkat tersebut, apapun dan bagaimanapun juga levelnya dengan pesta olahraga internasi- Kompleks Gelora Bung Karno (Kom- onal (olimpiade), Indonesia mampu me- pleks GBK) tidak akan dapat melepaskan nempati urutan ketiga di bawah kekua- diri dari keseluruhan mata rantai sejarah tan Tiongkok atau Republik Rakyat Cina politik, ekonomi, sosial budaya dan olah- (RRC) dan Uni Soviet (Rusia). raga, khususnya dalam kaitan pembangu- Sedangkan kondisi politik dan nan watak bangsa dan proses membangun ekonomi Indonesia saat ini walaupun tidak bangsa (Nation and Character Building begitu menggembirakan namun bisa dika- Indonesia) yang tidak akan pernah ada takan lebih baik bila dibanding pada masa hentinya. Hal itu pulalah yang mendorong sebelum dan sesudah AG IV 1962. Oleh anak-anak bangsa pada akhir-akhir ini un- karena itu pula, stabilitas nasional sangat tuk menetapkan Kompleks GBK sebagai diperlukan karena situasi dan kondisi nasi- salah satu Warisan Bangsa (National Her- onal yang stabil dan terkendali akan turut itage) yang sarat akan nilai-nilai sejarah. mendukung upaya Indonesia mencapai Warisan itu tidak hanya berupa warisan kesuksesan pada AG XVIII 2018. Terlebih “fisik”, berupa lahan dan bangunan yang tahun 2018 adalah juga merupakan tahun bernilai sejarah perjalanan bangsa yang politik, tahun pemilu baik pemilihan kepa- sangat tinggi, tetapi juga warisan “spiritu- la daerah maupun menjelang pemilihan al” berupa ruang publik untuk nation and presiden tahun 2019, maka itu stabilitas character building dalam rangka memba- keamanan sangat diperlukan. Upaya Indo- ngun bangsa dan watak bangsa yang lebih nesia untuk mengulang kejayaan olahraga baik, kuat, sentosa dan maju. tahun 1962 untuk diulang pada AG XVIII Kondisi ekonomi dan politik sesudah 2018 akan tercapai bila semua prasarat Asian Games IV dan Ganefo yang masih menuju ke arah itu terpenuhi, akan tetapi memprihatinkan karena perekonomian In- bila beberapa syarat itu tidak terpenuhi 24 | Amin Rahayu maka kemungkinan Indonesia hanya akan Sekretariat Negara mengulangi pada sukses penyelenggaraan, Instruksi Penguasa Tertinggi tidak untuk sukses mengulang prestasi Instruksi Penguasa Perang Tertinggi No. 2 Tahun sebagai juara dua se-Asia. Ada beberapa 1960 tanggal 5 Maret 1960 Tentang Anjuran kepada Semua Badan-badan Swasta Untuk syarat dari banyak syarat yang memungk- Memberikan Bantuan untuk Persiapan dan inkan Indonesia bisa atau mampu menjadi Penjelenggaraan Asian Games ke-IV di dua besar se-Asia diantaranya adalah: 1. Djakarta. Prestasi atlit Indonesia menunjukkan grafik peningkatan yang signifikan, sementara ti- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dak demikian untuk negara-negara lain, Keputusan Presiden Republik Indonesia 2. Sekedar mengacu pada perolehan med- (Keppres RI) ali emas pada AG XVII 2014 di Incheon, Korea Selatan, maka Indonesia minimal Keppres RI No. 238 Tahun 1960 tanggal 19 September 1960 harus mampu menyaingi pencapaian Ko- Tentang Pembentukan PANITIA ASIAN GAMES rea Selatan (79 emas), Jepang (47), Kazak- yang terdiri atas 7 orang Menteri yang erat stan (28), Iran (21), Thailand (12), Korea hubungannya dengan persiapan-persiapan dan Utara (11), India (11), dan Qatar (10). Se- penyelenggaraan Asian Games IV di Jakarta mentara untuk menyaingi RRC atau Cina pada tahun 1962 dan yang selanjutnya dalam surat keputusan ini disebut “Panitia”. (151 emas) jelas sungguh sangat amat sulit atau dengan kata lain sangat mustahil ka- Kumpulan Pidato Presiden Soekarno, 1958- lau untuk dalam waktu dekat ini, kecuali 1964 (RA. 10) dalam waktu delapan atau dua puluh tahun Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), ke depan. Jadi, target pemerintah Indone- Arsip No. 004, tanggal 24 April 1958, pada Hari sia bahwa prestasi atlet Indonesia pada AG Anti-Kolonialisme., tebal/isi pidato setebal 18 XVIII 2018 Indonesia masuk sepuluh be- halaman. Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), Arsip sar itu sudah sangat realistis dan patut kita No. 083, tanggal 5 Juli 1959 tentang: Pidato apresiasi. Presiden Sukarno Memutuskan/Menetapkan Dekrit Presiden RI Kembali ke UUD 1945 Kumpulan Pidato Presiden Sukarno, setebal 53 DAFTAR PUSTAKA halaman (RA. 10), Arsip No. 100, tanggal 17 Agustus 1959 pada HUT RI yang ke-14 Berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” Laporan Panitia Asian Games (The Rediscovery of Our Revolution) The Organizing Committee For The Fourth Asian Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), Arsip Games. Asian Games 4th Report (Jakarta: Dittop No. 292, tanggal 9 April 1961 tentang: Pidato AD, 1962), Vol. I Presiden Sukarno/ Amanat Presiden Sukarno di hadapan para atlet / olahragawan peserta Departemen Penerangan RI pelatihan untuk pertandingan Thomas Cup / Organizing Committee Asian Games IV 1962., Asian Games 1962 Membangun Manusia Indonesia Baru (Jakarta: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno (RA. 10), Arsip The Organizing Committee Asian Games IV, No. 405, tanggal 21 Juli 1962 tentang: Pidato 1962). Presiden Sukarno/ Amanat Presiden Sukarno Asian Games IV 1962 di Jakarta: Motivasi dan Capaiannya | 25

pada Acara Pembukaan Stadion Utama Asian ------.,, Vol. 2: 1950 – 1964 (Jakarta: PT. Games IV di Senayan, Jakarta Citra Lamtoro Gung Persada, 1985). Cetakan Kumpulan PP (RA. 10), Arsip No. 414, tanggal 22 ke-6. Agustus 1962 tentang: Pidato Presiden Sukarno ------.,, Dari Gelora Bung Karno ke pada Anggota Training Center Asian Games IV, Gelora Bung Karno (Jakarta: Sekretariat di Istana Negara dan Istana Merdeka Negara Republik Indonesia, Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, 2004). Jurnal, Majalah, dan Surat Kabar Sejaman The Departement of Information., The Fourth Asian Games (Jakarta: Percetakan Negara d/h Majalah Merdeka, 1959, 1960, 1961, 1962 De Unie, 1962). Mimbar Indonesia, 1958, 1959, 1960, 1961, 1962 The Organizing Committee for The Fourth Asian Merdeka, No. 5014, Th VII, Kamis, 20 September Games., The Report of 4th Asian Games 1962 1962 (Jakarta: The Organizing Committee for The Surat Kabar Merdeka, 1962 Fourth Asian Games, 1963), Vol. 1. Tohnichi Trading Co. Ltd., Congratulations to Sumber Sekunder/Buku-Buku The 4th Asian Games at Jakarta 1962 (Jakarta: Toppan Printing Co. Ltd, 1962). Adams, Iain., “Pancasila: Sport and the Building of Indonesia – Ambitions and Obstacles” dalam Wienakto dan Soetopo., Kisah-Kisah Asian Games Fan Hong and J.A. Mangan, Sport in Asia (Jakarta: PT. Mustrivo, 1958) Society: Past and Present (London: Frank Class Tesis dan Disertasi Publ, 2003) Hariyono., Keadaan Bahaya di Indonesia (1957 Hong, Fan (ed.)., Sport, Nationalism and – 1963)., Disertasi S-3, (Depok: Universitas Orientalism the Asian Games (London and Indonesia, Disertasi S-3 Fakultas Ilmu Budaya New York: Routledge, Taylor & Francis Group, Universitas Indonesia , 2004). 2007). Kanumoyoso, Bondan., Menguatnya Peran Hong, Fan and J.A. Mangan, Sport in Asia Society: Ekonomi Negara: Nasionalisasi Perusahaan- Past and Present (London: Frank Class Publ, Perusahaan Belanda di Indonesia, 1957 – 1959 2003) (Depok: Universitas Indonesia, Tesis S-2 pada Kahin, Audrey R., Pergolakan Daerah Pada Awal Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Kemerdekaan (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2000). 1989). Legge, John D., Soekarno: Sebuah Biografi Politik, Artikel dalam Seminar, Lokakarya, Majalah, (Jakarta: SH, 2001), Cetakan ke – 4, 2001. dan Jurnal Lutan, Rusli., Olahraga, Kebijakan dan Politik Frans Seda, “Munap dan Pembangunan“, Penabur, (Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, 19 dan 20 Desember 1957, dalam Simfoni Kemendiknas, 2004). Tanpa Henti, Ekonomi Politik Masyarakat Baru Muhaimin, Yahya A., Bisnis dan Politik: Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1992) Kebijaksanaan Ekonomi Indonesia 1950 – 1980 Iain Adams, “Pancasila: Sport and the Building of (Jakarta: LP3ES, 1991) Indonesia – Ambitions and Obstacles” dalam Noer, Deliar., Muhammad Hatta: Biografi Politik Fan Hong and J.A. Mangan, Sport in Asia (Jakarta: LP3ES, 1990). Society: Past and Present (London: Frank Class Publ, 2003). Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto., Sejarah Nasional Indonesi., Jilid George McT. Kahin, “Kenangan dan Renungan VI, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984). Tentang Revolusi Indonesia”, dalam: Denyut Nadi Revolusi Indonesia (Jakarta). Sekretariat Negara Republik Indonesia., 30 Tahun Indonesia Merdeka, Vol. 1: 1945 – 1949 Mithlesh K. Singh Sisodia., “India and the (Jakarta: PT. Tira Pustaka, 1981). Cetakan Asian Games: From Infancy to Maturity”, Pertama. kumpulan artikel dalam: Sport, Nationalism 26 | Amin Rahayu

and Orientalism the Asian Games (London and Sport, Nationalism and the “New Order” artikel New York: Routledge, Taylor & Francis Group, dalam: Sport, Nationalism and Orientalism 2007) the Asian Games (London and New York: Rusli Lutan., Indonesia and the Asian Games: Routledge, Taylor & Francis Group, 2007. VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Nasionalisme dan Politik Tim Sepak Bola Hindia Belanda Dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930 – 1938)

Reyhan Abel Septiandri Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Email: [email protected]

ABSTRAK - Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan sepak bola bukan hanya sebagai permainan atau olahraga saja, tetapi lebih luas dari hal tersebut. Sepak bola mampu menjadi sebuah alat untuk mempersatukan rasa nasionalisme bangsa, mulai dari Bumiputra hingga masyarakat keturunan Cina dan Arab yang turut serta mendukung kemerdekaan Indonesia. Berbagai perkumpulan akademi sepak bola (bond) juga muncul dan tersebar di Pulau Jawa dari berbagai golongan etnis masyarakat yang berdampak pada lahirnya cikal-bakal organisasi nasional bernama PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia). Dalam perkembangannya, PSSI mampu menyaingi organisasi sepak bola pemerintahan kolonial yaitu NIVU (Nederlandsch Indische Voetbal Unie). Di sisi lain, oganisasi ini juga mampu menjadi sebuah kendaraan politik dikarenakan organisasi politik Indonesia pada saat itu dilarang pemerintah kolonial yang dianggap mengganggu dan mengancam. Hingga puncaknya, pada 1937 di Yogyakarta organisasi NIVU mau tidak mau harus melakukan kerja sama (Gentlement’s Agreement) dengan PSSI karena dinilai sudah memiliki reputasi baik. Perjanjian tersebut juga bertujuan untuk mempersiapkan tim nasional Hindia Belanda untuk mengikuti ajang Piala Dunia Ketiga di Perancis tahun 1938. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah dengan sumber yang diperoleh dari berbagai surat kabar sezaman dan Perpustakaan Nasional RI. KATA KUNCI - NIVU, Nasionalisme, PSSI, Politik, Piala Dunia, Sepak bola.

ABSTRACT - This paper thoroughly discusses how football isn’t all about games or sport but a lot more than that. Football is capable to be something that unites the nationalism, starting from Bumiputra to Chinese and Arabic ethnic, whose also supporting Indonesian freedom. A lot of football academy began to established and spread in Java from different ethnic which became the root of a national organization named PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia). In the process of it, PSSI is able to compete with the colonial football organization NIVU (Nederlandsch Indische Voetbal Unie). On the other side, this organization also become a political tool because that time all kind of political organization was banned due to the colonial assumption that political organization is a threat. In 1937, whether they want it or not, in Yogyakarta, NIVU need to cooperate with PSSI as PSSI are proved as a capable organization with a good reputation (Gentlement’s Agreement). That agreement was also intended to prepare a Dutch East Indies national team to participate in World Cup 1938 in France. This paper was written with a historical method with the related newspaper on National Library of Republic Indonesia. KEYWORDS - NIVU, Nationalism, PSSI, Politic, World Cup, Football

PENDAHULUAN menjadi tiga kelas, yakni kelas atas Belan- ada awal abad ke-20, sepak bola di da (Eropa), kelas menengah yakni Vreem- Hindia Belanda berkaitan dengan de Oosterlingen (Tionghoa, Arab, Timur Pkelompok masyarakat yang dibagi Asing) dan kelas bawah yakni Bumiputra 28 | Reyhan Abel Septiandri

(Inlander). Pembedaan tersebut merupa- 182). Sepak bola di Hindia Belanda awal- kan salah satu faktor penguat bahwa sepak nya hanya dimainkan oleh masyarkat Ero- bola bisa tumbuh mengakar melalui etnisi- pa, Tionghoa, dan sedikit masyarakat Bu- tas dan suku. Masyarakat Hindia Belanda, miputra saja. Tetapi karena perkembangan perlahan melalui proses kolonialisasi men- sepak bola yang cepat dan dikenal luas, genal sepak bola dan kemudian memprak- masyarakat Bumiputra mulai tertarik un- tikkannya melalui komunitas dan kelom- tuk memainkan olahraga tersebut. Hal ini pok masyarakat masing-masing. dapat dilihat dari munculnya beberapa ak- Kedudukan masyarakat Tionghoa di ademi sepak bola Bumiputra yang berada Hindia Belanda pada saat itu lebih mapan di Batavia, Bandung, Magelang, dan Sura- dibandingkan Bumiputra. Sekolah-seko- baya. lah Tionghoa lebih maju dan bahkan bisa Hadirnya organisasi NIVB serta bersaing dengan sekolah Belanda, baik di keinginan yang kuat untuk bermain sepak sisi finansial serta manajemen pengelo- bola secara bebas, mendorong masyarakat laan dibanding dengan sekolah Bumiputra. Bumiputra untuk ikut membentuk organ- Selain kuat dan dapat menguasai faktor isasi serupa. Lalu dibentuklah organisasi ekonomi, masyarakat Tionghoa di Hindia bernama PSSI (Persatoean Sepakraga Sel- Belanda juga terkenal perhatian dalam oeroeh Indonesia) pada tanggal 19 April ranah olahraga. Oleh karena itu dibentuk- 1930 di Yogyakarta. Organisasi persepak- lah POR (Perkumpulan Olahraga) yang bolaan Indonesia ini diprakarsai oleh Ir. di kemudian hari berhasil membesarkan Soeratin Sosrosoegondo, yang sejak muda bond-bond sepak bola. Keberadaan per- terobsesi dengan sepak bola. (Arena Sport, kumpulan sepak bola Tionghoa terutama di 1955: 3). tidak bisa terlepas dari peranan Salah satu faktor pendorong dari segi POR (Gymnastiek en Sportvereeniging) politik lahirnya PSSI adalah Sumpah Tionghoa yang berdiri pada 31 Desember Pemuda (PSSI, 1990: 33). Faktor lain yang 1908. Keberadaan POR tersebut memben- mempengaruhi berdirinya PSSI adalah tuk kesebelasan tim sepak bola kalangan adanya penghinaan yang dilakukan oleh orang Tionghoa, sehingga bisa berbangga NIVB (Nederlandsch Indische Voetbal diri dalam dunia olahraga dan sepak bola. Bond) pada masyarakat Bumiputra (Pa- Masuknya olahraga sepak bola di lupi, 2000: 4). NIVB beranggapan bahwa Hindia Belanda juga diperkenalkan oleh masyarakat Bumiputra tidak pantas ber- Bangsa Eropa yang pada saat itu beker- main bersama orang-orang Belanda. ja di instansi pemerintahan. Lalu mereka Organisasi sepak bola ini terang-teran- membentuk perkumpulan-perkumpulan gan menyematkan nama Indonesia, bu- sepak bola yang dibuat khusus bagi mas- kan menggunakan kata Indie dalam nama yarakat Eropa yang berada di Hindia Be- PSSI. Langkah ini sangat berani, meng- landa. Dari perkumpulan ini, pada tahun ingat kebijakan yang dilakukan oleh pe- 1919 dibentuklah sebuah organisasi secara merintah Hindia Belanda pada masa itu, resmi diberi nama NIVB (Nederlandsch yang mempersempit ruang gerak organ- Indische Voetbal Bond) (Colombijn, 2000: isasi Bumiputra. Sikap ini dapat menim- Nasionalisme dan Politik: Tim Sepak Bola Hindia Belanda Dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930-1938) | 29 bulkan kecurigaan dan penentangan dari asal suku Jawa, Maluku, Tionghoa, dan In- pemerintah kolonial terhadap pembentu- do-Belanda. kan organisasi tersebut. Penyematan nama Indonesia merupakan pertanda bahwa HNVB (HWA NAN VOETBAL BOND) kesadaran kebangsaan yang diprakarsai Aktivitas pertama kali orang Tionghoa da- oleh para pemimpin pergerakan seperti lam bermain sepak bola di Hindia Belanda Dr. Tjipto Mangunkusumo, Ki Hajar De- sudah dilakukan di awal abad ke-20. Mas- wantara, dan Douwes Dekker tidak hanya yarakat Tionghoa memiliki peran dalam berasal dari bidang politik saja, melainkan kehidupan sosial ekonomi. Hal tersebut juga merambah bidang kebudayaan, pen- menjadi latar belakang lahirnya perkum- didikan, dan olahraga. Dalam bidang olah- pulan sepak bola Tionghoa di kota-kota raga, hal ini mulai tampak terlihat dalam besar di Hindia Belanda yang ikut serta pembentukan organisasi PSSI. Pemben- dalam kompetisi kelas satu. Perkumpu- tukan organisasi keolahragaan ini banyak lan akademi sepak bola itu seperti UMS diwarnai oleh unsur politik. Unsur tersebut (Union Makes Strength) dari Batavia, CSC terjadi akibat kebijakan yang diambil oleh (Chinese Sporting Club) dari , Tsing pemerintah Hindia Belanda yang berusaha Nien Hui (Cirebon, Tegal, Semarang, Yo- mempersempit ruang gerak organisasi-or- gyakarta, Solo, dan Malang), (Tsing Hua ganisasi Bumiputra, apalagi yang bersifat Hui) Pekalongan, dan lain sebagainya. politik. (Arena Sport, 1955: 4). Selanjutnya kalangan perkumpulan Ketika pemerintah Hindia Belanda se- sepak bola Tionghoa membentuk organ- makin mempersempit ruang gerak organi- isasi tersendiri. Organisasi perkumpulan sasi politik, adanya organisasi PSSI, men- sepak bola Tionghoa ini pada awalnya ha- jadi jalur alternatif dalam melaksanakan nya diatur oleh masing-masing perkum- perjuangan nasional tanpa menimbulkan pulan, seperti yang dilakukan oleh UMS kecurigaan dari pihak pemerintah. Kekua- (Union Makes Strength), THH (Tsing Hua tan dalam kesatuan merupakan tujuan yang Hui) dan lainnya. Perkumpulan-perkum- diwujudkan oleh PSSI secara nyata melalui pulan sepak bola tersebut kemudian men- gerakan kesadaran kebangsaan melalui gubah organisasi menjadi HNVB (Hwa olahraga sepak bola. Nan Voetbal Bond). Tujuan dari pemben- Pada tanggal 15 Januari 1937 di Ge- tukan HNVB ini adalah semata-mata un- dung Trick Track Jogjakarta, berhasil tuk menyelenggarakan pertandingan dan disetujui perjanjian antara NIVU dengan memperebutkan posisi juara dalam suatu PSSI yang dikenal dengan Gentlement’s kejuaraan sepak bola yang diadakan seti- Agreement. Setelah diadakannya kerja ap tahun. Hasil pertandingan-pertandingan sama tersebut, maka langkah selanjutn- yang diselenggarakan oleh HNVB tersebut ya berupaya untuk membentuk kesebela- terbilang sukses, baik dari segi kualitas san tim sepak bola Hindia Belanda pada permainan maupun antusiasme penonton. ajang Piala Dunia 1938 di Perancis. Pada Keberhasilan dari program yang dijalank- pertandingan di piala dunia tersebut, tim an HNVB terlaksana dengan baik karena Hindia Belanda diperkuat pemain-pemain 30 | Reyhan Abel Septiandri didukung oleh keuangan yang cukup kuat. ung (THOTH UMS, 1923: 4). HNVB mampu mendatangkan kesebelasan Seiring dengan makin banyaknya per- tim sepak bola langsung dari negara Cina, kumpulan sepak bola Tionghoa yang didi- seperti tim kesebelasan Loh Hwa dan Nan rikan di berbagai daerah, maka pada tahun Hwa, dan mampu menyelenggarakan ke- 1917 mulai diselenggarakan pertandingan juaraan setiap tahunnya. antardaerah. Kejuaraan ini memperebut- Pada tahun 1908, di Batavia didirikan kan Piala Tiong Lat Kongsie Beker. Seti- HSC (Hollansche Chinese School), yaitu ap daerah mengirimkan perkumpulan ter- sekolah berbahasa Belanda pertama un- kuatnya untuk bertanding memperebutkan tuk anak Tionghoa dengan sistem pembe- gelar juara se-Jawa. Pada kejuaraan perta- lajaran yang serupa dengan orang Belan- ma itu ikut serta perkumpulan UMS Bata- da dan Eropa. HSC membawa pengaruh via, Union Football Club Semarang, YMC semakin dikenalnya jenis-jenis olahraga Bandung, dan Tionghoa Surabaya. Union lainnya seperti senam, atletik, kasti, bola dari Semarang keluar sebagai pemenang tangan, dan sepak bola. Dengan demiki- dalam kejuaran ini (THOTH UMS, 1923: an, pengenalan olahraga-olahraga modern 2). semakin berlangsung cepat di kalangan orang-orang Tionghoa (Leo, 1994: 26). NIVB (NEDERLANDSCH INDISCHE Dampak dari perkembangan ini adalah VOETBAL BOND) munculnya berbagai perkumpulan sepak Nederlandsch Indische Voetbal Bond mer- bola di sekolah dan juga perusahaan sep- upakan organisasi sepak bola besar perta- erti HBS, THHK, Firma Koolie, dan Kwik ma yang berdiri di Hindia Belanda. NIVB Hoo Tong. Perkumpulan sekolah sepak dibentuk oleh orang-orang Eropa yang bola merupakan unsur yang krusial da- menyukai sepak bola. Sepak bola di Hindia lam perkembangan sepak bola khususnya Belanda diperkenalkan oleh orang-orang pada masyarakat etnis Tionghoa, Sekolah Eropa yang bekerja di instansi-instansi pe- sepak bola kemudian berkembang menjadi merintah sebagai karyawan di bidang per- perkumpulan lokal yang cukup besar dan tambangan, perkebunan, dan perdagangan disegani (THOTH UMS, 1923: 3). Selain (Palupi, 2000: 84). Pada awalnya, sepak itu, perkumpulan Gymnastiek en Sport Ver- bola merupakan sebuah permainan yang eeniging Tionghoa pada awalnya juga di- bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh rintis oleh sekolah Tionghoa Hwee Kwan dan hiburan. Namun, lama-kelamaan olah- Surabaya (Matahari, 1936: 19). Selain per- raga ini mulai berkembang, banyak dimi- kumpulan yang didirikan di sekolah-seko- nati, dan bermunculan perkumpulan-per- lah, juga berkembang perkumpulan yang kumpulan sepak bola kecil yang mewadahi bersifat lokal. Di Batavia pada tahun 1912 kegiatan sepak bola mereka di Hinda-Be- terdapat lima perkumpuan sepak bola yai- landa (Feith, 1930: 254). Perkumpulan tu Donar, Asiatik, Eevial, dan MRVC. Di sepak bola Belanda pertama kali muncul Semarang terdapat Ik Yoe Sia dan Union, di Hindia Belanda pada tahun 1894, den- Tjoe Tie Hwee di Tulungagung, Solosche gan nama Rood Wit, dua tahun kemudian di Voetbal Club di Solo, dan YMC di Band- Nasionalisme dan Politik: Tim Sepak Bola Hindia Belanda Dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930-1938) | 31

Surabaya muncul perkumpulan sepak bola Batavia en Onstrekken) Batavia, VBBO Victory, yang didirikan oleh John Edgar. (Voetbal Bond Bandoeng en Omstrekken) (De Sport,1921: 21) Bandung, VBS (Voetbal Bond Soerakar- Untuk lebih memfasilitasi kegiatan ta) Surakarta, dan SVB (Soerabaiasche persepakbolaan di Hindia Belanda khusus- Voetbal Bond) Surabaya. Pada tahun 1923, nya Jawa, maka pada tahun 1919 dibentuk NIVB mempunyai enam belas anggo- sebuah organisasi sepak bola yang mewa- ta perkumpulan, yaitu Voetbal dahi kegiatan sepak bola bagi orang-orang Bond, Malangsche Voetbal Unie, Mage- Eropa di Hindia Belanda. Perkumpulan ini langsche Voetbal Bond, Makasarche Voet- diberi nama NIVB (Nederlandsch Indische bal Bond, Bengkoeloesche Voetbal Bond, Voetbal Bond) (De Sport,1921: 21). Sifat Voetbal Bond, Oost Suma- tidak mau bercampur dengan bangsa lain tra Voetbal Bond, Voetbalbond Batavia dari perkumpulan ini merupakan contoh en Omstrekken, Voetbal Bond Bandoeng nyata atas kebijakan pemerintah kolonial en Omstrekken, VIOS Sukamiskin, Veloc- Hindia Belanda yang pada masa itu mem- itas Cimahi, Semarangsche Voetbal Unie, bagi masyarakat Hindia Belanda menjadi Soerabaiasche Voetbal Bond, Djogjakar- tiga golongan, yaitu Eropa, Timur asing, ta Voetbal Bond, dan DSV Djombang (In- dan Bumiputra. Diskriminasi sangat terasa dische Sport, 1923:355). bagi golongan Bumiputra. NIVB berhasil mengorganisir kom- Anggota-anggota perkumpulan NIVB petisi yang telah ada. NIVB mendapat pada awalnya hanya untuk masyarakat banyak dukungan dari golongan mereka Eropa. Namun, karena terbatasnya jumlah sendiri, yaitu orang-orang Eropa di Hindia orang Eropa di Hindia Belanda, lambat Belanda. Dukungan juga diberikan oleh laut pemain-pemain dari kalangan Arab, tokoh-tokoh sepak bola di Negeri Belan- Tionghoa, dan Bumiputra juga ikut walau- da. Tokoh-tokohnya yaitu Muller pendi- pun hanya terbatas pada orang-orang yang ri KNVB (Koninklijke Netherlandsche dinilai mempunyai kemampuan bermain Voetbal Bond), Karl Lotsy (ketua KNVB), sepak bola yang baik. (Colombijn, 2000: dan pemain nasional Belanda Backhuys. 182). Pembatasan dilakukan oleh NIVB Ia berkunjung menyaksikan pertandingan terhadap pemain Bumiputra yang menja- dalam usahanya untuk lebih meningkat- di anggota. Mereka hanya diperbolehkan kan perkembangan sepak bola di Hindia untuk bermain dalam kompetisi tingkat Belanda. Semakin mantapnya posisi NIVB bawah. NIVB membagi tingkatan kompe- dalam mengorganisasi kegiatan sepak bola tisi menjadi tiga kelas, kelas I khusus untuk Bangsa Eropa di Hindia Belanda, membuat orang Eropa, kelas II untuk pemain Tiong- semakin berkembangnya olahraga ini ke hoa, dan kelas III untuk Bumiputra. seluruh lapisan masyarakat. Orang-orang NIVB merupakan satu-satunya organ- Arab, Tionghoa, dan Bumiputra sedikit isasi sepak bola yang mempunyai ruang demi sedikit mulai mengetahui dan mem- lingkup luas pada saat itu. Pada awalnya praktikkan olahraga tersebut di lingkungan NIVB beranggotakan perkumpulan dari masing-masing. empat kota besar, yaitu VBO (Voetbal Pada tahun 1930-an NIVB mulai men- 32 | Reyhan Abel Septiandri galami masa krisis. Masalah internal mulai popularitas organisasi sepak bola Belanda. muncul sehingga mengakibatkan beber- Perubahan sikap ini juga dimaksudkan se- apa anggota perkumpulan merasa bahwa bagai cara untuk menarik simpati dari mas- NIVB sudah tidak dapat lagi dijadikan yarakat Bumiputra. Pada tahun yang sama, tempat bernaung. Selain itu, organisasi-or- NIVU yang telah menjadi anggota FIFA ganisasi sepak bola lain mulai bermuncu- berkesempatan turut serta dalam Piala lan di Hindia Belanda, seperti HNVB dan Dunia Ketiga yang dilaksanakan di Peran- PSSI. Khusus PSSI, organisasi ini telah cis pada tahun 1938 (Olahraga, 1938: 4). berkembang dengan baik dan mulai men- yaingi popularitas NIVB. Pada bulan Juli SEPAK BOLA GOLONGAN ARAB 1935 NIVB membubarkan diri disebabkan Pada awalnya orang Arab bermain sepak oleh masalah-masalah internal organisasi bola dengan sekadarnya saja, yaitu hanya seperti keuangan. Selanjutnya kedudukan untuk bermain dan mengisi waktu luang. organisasi tersebut digantikan oleh NIVU Keberadaan NIVB telah mendorong mer- (Nederlandsch Indische Voetbal Unie) eka untuk membentuk klub sepak bola dengan ketua J. C. J. Mastenbroek dari dari kalangan orang-orang Arab. Pada ta- Batavia, sebagai organisasi yang menaungi hun 1930, dibentuklah klub sepak bola An kegiatan sepak bola orang-orang Eropa di Nasher yang menjadi gambaran tim sepak Hindia Belanda. (Pemandangan, 1935: 5). bola yang berasal dari orang-orang Arab. Organisasi baru ini beranggotakan per- Klub An Nasher dibentuk sebagai penunju- kumpulan sepak bola yang sebelumnya kan identitas dari orang-orang Arab, untuk menjadi anggota NIVB. NIVU menerus- menunjukan bahwa mereka juga memiliki kan program yang belum dilaksanakan klub sepak bola (Al-Katiri, 2008: 10). oleh NIVB dengan membahasnya kembali Nama An Nasher diambil dari Baha- pada rapat umum di tahun 1936. Pada ta- sa Arab yang berarti kemenangan, dengan hun yang sama, NIVU mengundang salah harapan dalam dunia sepak bola klub An satu klub sepak bola terkenal dari luar neg- Nasher selalu meraih kemenangan. Pada eri bernama Wiener Sport Club (Matahari, awalnya klub An Nasher merupakan ben- 1936: 4). Dalam menjalankan kebijakan- tuk perhimpunan olahraga yang menaun- nya, NIVU bersikap lebih menghargai or- gi tidak hanya sepak bola saja, tetapi juga ganisasi sepak bola lain yang ada di Hindia pencak silat dan bola voli. Namun, cabang Belanda, seperti PSSI dan HNVB. Per- olahraga yang paling disoroti adalah sepak wujudan sikap tersebut adalah mengikut- bola (Aliran Baroe, 1936: 30). sertakan anggota perkumpulan PSSI dan Permainan sepak bola di kalangan HNVB dalam menghadapi kesebelasan orang Arab masih bersifat sembunyi-sem- Wiener Sport Club. bunyi. Hal ini karena adanya larangan Perubahan kebijakan NIVU terhadap bahwa sepak bola adalah bagian budaya organisasi sepak bola tak lain adalah untuk barat (Belanda) yang dipandang akan ber- kembali meningkatkan popularitas mer- dampak negatif bagi orang-orang Arab. eka. Permasalahan internal yang terjadi Golongan Sayid, melarang permainan pada saat NIVB menyebabkan surutnya Nasionalisme dan Politik: Tim Sepak Bola Hindia Belanda Dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930-1938) | 33 sepak bola lantaran pakaian yang digu- NIVB tidak bisa mewadahi aspirasi ang- nakan yaitu celana pendek dianggap tidak gota dengan baik dan bersikap tidak adil sesuai syariat Islam. Namun, larangan ini dalam menjalankan kompetisi. Sebagian tidak menghalangi beberapa orang Arab klub-klub tersebut selalu dirugikan oleh untuk bermain sepak bola. Kenyataanyan bond Belanda dalam kompetisinya, ter- meskipun dilarang, orang Arab tidak bisa masuk klub An Nasher. Hubungan dengan meninggalkan sama sekali permainan yang induk organisasi Belanda tidak selalu ber- terlanjur dianggap sebagai bagian dari ke- jalan dengan baik. Boikot sepak bola terja- budayaan dan sangat populer di masa itu di seiring konflik antar sepak bola Belanda (Andi, 2012: 2). Kebanyakan orang Arab bond dengan klub-klub lokal yang masuk gemar bermain sepak bola dibanding den- menjadi anggotanya. Posisi orang-orang gan cabang olahraga lain seperti tenis, bad- Belanda yang merupakan bangsa penja- minton, renang, dan lain-lain. jah kala itu memunculkan sentimen politik Hubungan baik antara orang-orang tersendiri yang merambat pada ketidakhar- Arab dengan Pemerintah Kolonial, menye- monisan antara NIVB dan klub-klub ang- babkan An Nasher masuk menjadi anggota gota. An Nasher memilih keluar pada ta- NIVB pada tanggal 13 Mei 1932, sehingga hun 1939. Sikap An Nasher sejalan dengan klub ini dapat mengikuti kompetisi NIVB cita-cita PAI (Partai Arab Indoesia) yang (Sin Tit Po,1939). Salah satu keuntungan mendukung kemerdekaan Indonesia dari bergabung dengan organisasi NIVB, ada- penjajah (Giulianotti, 2006: 40). lah memiliki lapangan sendiri saat berlatih dan menggelar pertandingan. Dalam kip- PSSI (PERSATOEAN SEPAKRAGA rahnya, tim An Nasher pernah menyum- SELOEROEH INDONESIA) bangkan beberapa pemain untuk mem- Pemerintah Hindia Belanda memberlaku- perkuat klub Persebaya seperti Abu Bakar kan pembatasan terhadap organisasi poli- dan Umar Bawedon. An Nasher pernah tik yang menyebabkan kegiatan-kegiatan juga menyumbangkan satu pemainnya un- politik di masyarakat menjadi sulit. Con- tuk memperkuat Tim PSSI yaitu Ali Basofi tohnya seperti PNI yang dibatasi kegia- (Fuad Alkatiri,2008: 8). Dengan prestasi tan-kegiatannya karena memiliki tujuan tersebut menjadi suatu kebanggaan bagi kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Hin- individu pemain (Arif, 2008: 139). An dia Belanda menganggap bahwa kegiatan Nasher memiliki pemain yang hebat seh- tersebut akan menimbulkan kecemasan ingga klub ini mampu menempati posisi serta mengganggu keamanan dan keterti- eerste klasse (kelas satu) dari enam kelas ban. Golongan muda membentuk sebuah pada kompetisi SVB yang diikuti (Sin Po, organisasi olahraga agar tetap memiliki 1936: 5). Kompetisi SVB berjalan ketat, wadah dalam melaksanakan perjuangan para klub anggota merebutkan tempat agar tanpa menimbulkan kecurigaan pemerin- bisa naik ke kelas utama (Hoofdklasse), se- tah Hindia Belanda. Olahraga yang paling hingga bisa meraih juara di kompetisi SVB dikenal pada saat itu adalah sepak raga (is- yang selalu diadakan setiap tahun. tilah sepak bola saat itu), maka dibentuklah Klub-klub anggota merasakan bahwa 34 | Reyhan Abel Septiandri

PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh In- PSSI menggunakan Alun-alun Surakarta donesia) pada tanggal 1930 (Arena Sport, untuk menyelenggarakan kejuaraan. Ala- 1955: 2). Penggunaan kata “Indonesia” san pemilihan Alun-alun Surakarta karena pada nama organisasi PSSI menunjukkan lapangan sepak bola tersebut sudah ser- adanya semangat nasionalisme yang ditun- ing digunakan sebagai acara besar seperti jukkan masyarakat Bumiputra. Sekaten. Kemudian pada tahun 1923, Sri Otak dari dibentuknya PSSI ada- Susuhunan Pakubuwono X membangun lah pemuda terpelajar bernama Ir. Soer- sebuah stadion yang diberi nama Stadion atin Sosrosoegondo. Ia lahir tanggal 17 Sriwedari. Lapangan yang digunakan PSSI September 1898 di Yogyakarta. Ia juga pada umumnya merupakan tanah lapang merupakan lulusan Koningin Wihelmina yang dipagari dengan bambu. Permasala- School, dan mendapat gelar insinyur saat han pemain disebabkan oleh aturan bahwa studi di Belanda dan Jerman. Pada tahun pemain hanya boleh memilih satu organ- 1920, ia menikah dengan R.A Srie Woelan, isasi saja, antara NIVB atau PSSI. NIVB yang merupakan adik dari dr. Soetomo. melarang anggotanya bermain di organisa- Soeratin langsung berinisiatif untuk men- si sepak bola lain. Sehingga, PSSI banyak gadakan hubungan dengan tokoh sepak ditinggalkan oleh pemain-pemain yang bola di Jakarta yaitu Soeri – ketua dari tergabung dalam NIVB (Pikiran Rakyat, VIJ (Voetbalbond Indie Jakarta) – pada 1991: 6). bulan April 1930 di Yogyakarta (PSSI, Mengenai masalah keuangan, PSSI 2000: 23). Pada awal pembentukan PSSI, mengandalkan iuran dari anggota, donatur, terdapat tujuh organisasi sepak bola yang dan hasil pertandingan. Para pemain PSSI bersedia bergabung dalam PSSI, yaitu umumnya memiliki pekerjaan sebagai tu- VIJ (Voetbalbond Indir Jakarta) Batavia, kang sate, tukang cukur, dan lain sebagain- BIVB (Bandoeng Indonesische Voetbal ya. Beberapa diantaranya ada yang beras- Bond) Bandung, PSM (Persatoean Sepa- al dari murid-murid sekolah. Antusiasme kraga Mataram) Yogyakarta, VVB (Vor- penonton terhadap pertandingan yang stenlandse Voetbal Bond) Solo, MVB (Ma- diselenggarakan PSSI masih tergolong dioensche Voetbal Bond) Madiun, VBM rendah. Para penonton yang datang pada (Voetbal Bond Magelang), dan SIVB (So- umumnya merupakan anggota perkum- erabaiasche Indonesische Voetbal Bond) pulan PSSI sendiri, keluarga atau kerabat Surabaya. pemain, dan warga satu kampong dengan PSSI menyelanggarakan kejuaran an- pemain (Kompas, 1980: 5). tarkota pertama pada bulan Mei 1931 di PSSI mendapatkan dukungan moral Surakarta. Permasalahan utama yang diha- dari bebeberapa tokoh, seperti Otto Iskan- dapi di awal pembentukan PSSI, diantaran- dar, M.H Thamrin, Ali Sastroamidjojo, dan ya standar lapangan yang belum baik untuk Dr. Kayadu yang secara sukarela menyem- menyelenggarakan kejuaraan, banyaknya patkan diri untuk memeriahkan pertandin- pemain yang menjadi anggota NIVB, ser- gan. Bahkan, Ir. Sukarno yang baru dibe- ta masalah keuangan untuk pembayaran baskan dari penjara Sukamiskin-Bandung kantor pengurus pusat di Yogyakarta. tahun 1922, juga turut meresmikan ke- Nasionalisme dan Politik: Tim Sepak Bola Hindia Belanda Dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930-1938) | 35 juaraan PSSI yang kedua di Batavia (Kom- akan menjadi organisasi sepak bola resmi pas, 1980: 6). Para tokoh nasionali ini yakin dan tertinggi yang ada di Hindia Belanda. bahwa sepak bola dapat dijadikan sebagai Bagi pihak NIVU dan Pemerintah Ko- sarana untuk mempersatukan bangsa. Oleh lonial, kerja sama ini juga menguntungkan karena itu, mereka tidak segan memberi- karena semakin populernya olahraga sepak kan dukungan penuh kepada PSSI. bola. Hal ini membuat bertambahnya pe- PSSI menjalankan program dan kom- masukan dari sewa hingga 1.308,61 gulden petisi dari tahun ke tahun serta melakukan (VBO Batavia, 1937: 2). Di sisi lain pen- evaluasi pada setiap kongres. Hasilnya, gakuan adanya organisasi PSSI diangap pada tahun 1935 PSSI dapat mensejajarkan sebagai sebuah kemunduran atas usaha Pe- diri dengan NIVB baik secara organisasi merintah Kolonial dalam menghalangi ke- maupun kualitas pemain. Bahkan, PSSI giatan-kegiatan yang bersifat kebangsaan. telah memiliki angota perkumpulan di 15 Dengan adanya perjanjian antara PSSI kota. Pemain inti PSSI juga mampu men- dengan NIVU, hubungan antar perkum- galahkan pemain bintang dari NIVB. Pe- pulan sepak bola meningkat. Peningkatan main-pemain andalan tersebut diantaranya tersebut membuka peluang para pemain adalah Maladi, Ernest Mangindaan, Suma- untuk menunjukkan bakat serta memban- di, dan Soeroso. gun timnya dengan pemain-pemain baru yang lebih kuat. KERJA SAMA PSSI DENGAN NIVU Pada tanggal 15 Januari 1937 di Ge- dung Trick Track Yogyakarta, perjanjian PSSI dengan NIVU melakukan kerja sama tersebut berhasil disetujui antara NIVU yang masing-masing dipimpin oleh Ir. R. dengan PSSI yang dikenal dengan Gen- Soeratin Sosrosoegondo dan Mastenbroek. tlement’s Agreement. Pejanjian ini menim- Perjanjian antara keduanya menjadi buk- bulkan penghargaan dan pengakuan mas- ti bahwa kekuatan PSSI diakui oleh Pe- yarakat akan hak hidup PSSI. Nama PSSI merintah Kolonial. NIVU mencoba untuk tidak lagi diucapkan dengan nada mereme- mengajak PSSI agar bergabung dengan hkan, tetapi dihormati dengan penuh organisasinya. Pada awalnya PSSI tidak kebanggaan. Perjanjian tersebut secara ingin ikut campur dengan NIVU mengin- umum berisikan, pertama, menegaskan gat pada saat itu PSSI sedang dalam masa bahwa di Hindia Belanda hanya ada dua terbaiknya. Namun, PSSI melihat pelu- perkumpulan organisasi sepak bola tert- ang bahwa kerja sama ini memungkinkan inggi yang diakui oleh negara yaitu NIVU pengembangan pemain, terutama kesem- dan PSSI, di luar itu adalah ilegal. Kedua, patan berlaga dengan pemain luar negeri, NIVU dan PSSI wajib untuk menghargai maka PSSI menyetujui perjanjian ini. Di dan mengakui satu sama lain sesuai dengan sisi lain PSSI memahami bahwa melaku- anggaran dasar dan anggaran pendiriannya kan kerja sama dengan semua golongan masing-masing. Dua poin pertama sangat- sangatlah penting termasuk dengan NIVU. lah berarti bagi PSSI, karena secara jelas Kedua belah pihak sama-sama mengakui PSSI disamakan derajatnya dengan NIVU. bahwa organisasi inilah yang nantinya Sementara itu untuk poin tiga lebih mem- 36 | Reyhan Abel Septiandri bahas hubungan teknis antara dua organi- cul sindiran bahwa lebih baik VBBO yang sasi. (Palupi, 2000: 76) dikirimkan ke Piala Dunia daripada Tim Hindia Belanda (Sin Po, 1938: 4). MENUJU PIALA DUNIA Selanjutnya pertandingan uji coba yang kedua dilakukan pada hari Sabtu, 4 Setelah Gentlement’s Agreement, mas- April 1938. Pertandingan antara Tim Hin- alah-masalah mulai muncul terkait dengan dia Belanda melawan bond dari Semarang. keikutsertaan Tim Hindia Belanda dalam Tim Hindia Belanda yang menurunkan pe- Piala Dunia. FIFA hanya mengakui NIVU main lapis keduanya terpaksa harus kem- sebagai organisasi yang mewadahi sepak menerima kekalahan dengan hasil bola di Hindia Belanda. Sesuai dengan akhir 5-1. Keesokan harinya barulah Tim peraturan FIFA bahwa dalam satu nega- Hindia Belanda mampu meraih kemenan- ra hanya boleh ada satu organisasi wadah gan saat melawan pemain kombinasi dari klub sepak bola. Keputusan tersebut tentu Bumiputra dan Arab dengan skor akhir 11- sangat merugikan PSSI. Mau tidak mau, 1. Dari serangkaian uji coba yang kurang para pemain harus berada di bawah organ- memuaskan ini, mendorong NIVU lebih isasi NIVU agar secara sah dapat bermain mempersiapkan lagi kebutuhan tim un- di pertandingan internasional. tuk menghadapi pertandingan Piala Dun- NIVU menetapkan pemain-pemain ia. NIVU memutuskan menunjuk F. van yang akan turut serta dalam Piala Dunia Bommel sebagai pemimpin umum dari pada tanggal 21 Februari 1938. Pemain-pe- Tim Hindia Belanda ke Piala Dunia. Ia main tersebut adalah Mo Heng, Samuels, merupakan salah satu anggota dari NIVU Hukom, Anwar, van den Burg, Fualham- dan pemimpin dari VBBO. NIVU juga ber, Tahitu, Pattiwael, Soerdamadji, Tan menunjuk R. E. Weiss pemimpinn dari See Han, The Hong Djien, van Beuzekom, HBS Surabaya, sebagai wakil van Bom- Zomers, dan F. Meeng (Sin Po, 1938: 6). mel, dan Mastebroek sebagai pelatih. Pada Nama pemain ini masih bersifat sementa- tanggal 27 April 1938, Tim Hindia Belanda ra karena akan dilakukan pertandingan uji atau yang dinamakan Nederlands-Indië be- coba melawan bond lokal untuk mencari rangkat menggunakan Kapal Baluran. Pe- pemain yang tepat sesuai dengan kebutu- main yang mewakili Hindia Belanda ada- han tim. lah Mo Heng, Samuels, Hukom, Anwar, Uji coba pertandingan pertama pada Meeng, Nawir, Tahitu, Pattiwael, Zomers, tanggal 12 Maret 1938 dilakukan antara See Han, Hong Djin, van Beuzekom, Hart- Tim Hindia Belanda melawan juara dari ing, Faulhaber, van den Burg, Telwe, dan kompetisi NIVU yaitu Bondselftal Ban- Soedarmadji (Sin Po, 1938: 6). doeng. Penonton memenuhi tribun men- yaksikan pertandingan ini, meskipun hujan PIALA DUNIA PERANCIS deras mengguyur. Tim Hindia Belanda ha- rus menelan pil pahit, kalah atas VBBO Piala Dunia Ketiga diselenggarakan FIFA dengan skor telak 4-0. Hasil ini menyebab- di Perancis pada tanggal 4 – 19 Juni 1938. kan kekecewaan penonton. Bahkan, mun- Perancis terpilih sebagai tuan rumah FIFA Nasionalisme dan Politik: Tim Sepak Bola Hindia Belanda Dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930-1938) | 37 dalam pemilihan di Berlin pada 13 Agustus Format untuk kompetisi ini meng- 1936, dengan mengalahkan Argentina dan gunakan sistem “knock-out”. Jika hasil Jerman pada putaran pertama perhitungan pertandingan seri setelah waktu normal suara. Keputusan tersebut menyebabkan pertandingan, maka akan dilanjutkan ba- kemarahan di Amerika Selatan karena lo- bak tambahan dengan waktu 30 menit. Jika kasi tuan rumah seharusnya bergantian pertandingan masih belum menghasilkan antara dua benua. Piala Dunia ini ada- pemenang setelah perpanjangan waktu, lah yang terakhir digelar sebelum pecah pertandingan ulang akan diatur keesokan Perang Dunia II. Total 16 tim berpartisipa- harinya (adu penalti tidak diberlakukan si, setelah melalui babak kualifikasi den- hingga 1978) (Nugroho, 2004:40). gan 37 tim bersaing (negara tuan rumah Sebelum tiba di Perancis, para pemain Perancis dan juara bertahan Italia secara Hindia Belanda terlebih dahulu singgah langsung masuk ke babak berikutnya). di Belanda. Pada tanggal 26 Mei 1938 Tim Italia masih berada dibawah asuhan diselenggarakan pertandingan uji coba Pelatih Vittorio Pozzo. Piala Dunia ini did- antara Tim Hindia Belanda melawan kes- ominasi oleh negara-negara Eropa, 13 dari ebelasan asal Belanda yaitu HBS. Para 16 tim berasal dari Eropa. Tim Hindia Be- pemain HBS menyambut kedatangan pe- landa (Indonesia) menjadi tim yang diso- main Hindia Belanda dengan ramah. Su- roti, karena menjadi tim Asia pertama yang rat kabar Aneta asal Belanda, mewartakan berpartisipasi di Piala Dunia. Tim Hindia bahwa para pemain kelihatan sangat segar Belanda dapat melaju ke Piala Dunia, se- dan tidak terlihat raut wajah lelah setelah sudah memenuhi persyaratan FIFA. Tim mengalami perjalanan panjang. Tim Hin- Hindia Belanda menjadi wakil Asia karena dia Belanda bermain sangat cekatan dalam semua tim lain di Asia mengundurkan diri. pertandingan. Pada pertandingan uji coba Spanyol yang tengah dilanda perang ini berakhir dengan skor 2-2. Hal ini mem- saudara terpaksa tidak diikutsertakan. beri dampak positif bagi para pemain un- Austria yang telah dianeksasi oleh Nazi tuk melawan Hungaria dipertandingan per- Jerman juga tidak ikut serta dalam gelaran tama Piala Dunia. Selanjutnya dikabarkan Piala Dunia Perancis. Piala Dunia Perancis bahwa tanggal 20 Juni para pemain Hindia diwarnai oleh aksi-aksi protes dan kekece- Belanda dipersiapkan untuk melawan Tim waan. Permainan Jerman dan Italia nam- Nasional Belanda. Susunan pemain Belan- paknya membuat penonton kecewa. Aksi da yang akan diturunkan adalah van Male, protes datang dari negara-negara Amerika Weber, Caldenhove, Pauwe, Anderiessen, Tengah dan Selatan, karena Piala Dunia van Heel, Draeger, van der Veen, Dumort- berturut-turut diselenggarakan di Eropa, er, Smit, dan de Harder (Sin Po, 1938: 7). yang seharusnya menjadi giliran Benua Keesokan harinya saat tim sedang Amerika. Uruguay dan Argentina memi- mengadakan latihan di lapangan HBS, lih tidak mengikuti kompetisi ini. Brazil pelatih Mastenbroek khawatir karena kiper menjadi satu-satunya negara dari Benua andalan Mo Heng mengalami cedera aki- Amerika yang mengikuti ajang Piala Dun- bat luka di tangan. Mo Heng mendapatkan ia Perancis. penanganan khusus sejak dalam perjala- 38 | Reyhan Abel Septiandri nana di atas kapal. Cedera di tangannya Gyula Zsengeller dan Gyorgi Sarosi. Mer- telah dirontgen. Menurut diagnosa, ter- eka merupakan top skor dalam ajang Piala dapat satu tulang kecil yang patah. Kondi- Dunia Ketiga. Tim Hindia Belanda dip- si ini menyebabkan belum ada kepastian, impin oleh Achmad Nawir sebagai kapten apakah Mo Heng dapat dimainkan sebagai tim. Ia menjadi sorotan dipertandinga lan- kiper utama pada pertandingan nantinya. taran saat bermain menggunakan kacama- Tanggal 28 Mei, para pemain menyaksikan ta. Nawir memiliki latar belakang profesi pertandingan Liga Belanda antara Heracles sebagai dokter. melawan Feyenoord. Saat pertandingan dimulai, para pe- Pada tanggal 1 Juni 1938, Tim Hindia nonton di lapangan sangat antusias melihat Belanda melakukan pertandingan uji coba pertandingan ini. Para pemain Hindia Be- terakhir di Belanda melawan Klub Harl- landa memiliki postur pendek dengan ra- eem. Para pemain bermain dengan baik dan ta-rata hanya 160 cm. Berbanding terbalik semangat. Bahkan, saat waktu menunjuk- dengan para pemain Hungaria yang memi- kan 15 menit akhir pertandingan, para pe- liki postur tinggi dan badan jauh lebih be- main masih bermain dengan tempo cepat. sar. Pemain Tim Hindia Belanda dijuluki Dengan permainan yang memuaskan terse- mirip kurcaci. Hungaria bermain dengan but, Tim Hindia Belanda mampu meraih sangat terbuka membuat pertahanan Tim kemenangan atas klub Harleem dengan Hindia Belanda mudah diserang. Hasilnya, skor 5-3. Pada saat pertandingan tersebut, Hindia Belanda harus menerima kekalahan Mo Heng ikut bermain sejak menit awal. dari Hungaria dengan skor 6-0. Hungaria Namun, belum dapat dipastikan Mo Heng melaju hingga ke final dan menjadi run- akan tampil sebagai kiper utama melawan ner-up, kalah dari Italia dengan skor 2-4 Hungaria. Pasalnya, setelah pertandingan pada babak final. Hindia Belanda harus tersebut, ia harus kembali menjalani pen- gugur di awal karena sistem kompetisi Pi- gobatan. Keesokan harinya setelah para ala Dunia Ketiga ini menggunakan sistem pemain melakukan rangkaian uji coba gugur. Hingga saat ini, tim nasional Indo- pertandingan di Den Haag, Belanda, mere- nesia masih belum bisa kembali ke ajang ka akan diberangkatkan ke kota Reims via sepak bola internasional tertinggi yaiut Pi- Paris. Mereka akan diberangkatkan pada ala Dunia (Jack, 1990: 126). jam 10.56 pagi dan diperkirakan akan sam- Pertandingan final Piala Dunia antara pai di Paris sekitar pukul 4.54 sore. (Sin Italia melawan Hungaria diselenggara- Po, 1938: 8). kan pada tanggal 19 Juni 1938 di Stadion Stade Olympique, Colombes. Jika pada HINDIA BELANDA MELAWAN pertandingan-pertandingan putaran sebel- HUNGARIA umnya disaksikan sekitar 20,000 orang, maka pada pertandingan final ini tercatat Tim sepak bola Hindia Belanda berla- dihadiri oleh 45,000 penonton. Wasit yang ga pada ajang Piala Dunia 1938 di kota memimpin pada pertandingan final ini ada- Rheim, Perancis. Hungaria pada saat itu lah Capdeville Georges dari Perancis. Di diperkuat pemain-pemain andalan seperti pertandingan final ini Hungaria harus men- Nasionalisme dan Politik: Tim Sepak Bola Hindia Belanda Dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930-1938) | 39 gakui kekalahan atas Italia dengan skor gan melawan Mesir. Namun, direktur tim 4-2. Italia mampu memenangkan pertand- van Bommel membatalkan pertandingan ingan melalui gol Gino Colaussi dan Sil- tersebut karena cuaca di sana yang terlalu vio Piola yang masing-masing mencetak panas. Para pemain melanjutkan perjala- dua gol. Hungaria hanya bisa membalas nan pulang, langsung diantarkan ke tempat dua gol oleh Pal Titkos dan Gyorgy Sarosi. tinggal mereka masing-masing. Sedangkan untuk pertandingan perebutan Setelah ajang Piala Dunia tidak begitu juara tiga berhasil dimenangkan oleh Bra- terdengar kelanjutan kegiatan dari para pe- zil dengan skor 4-2. Dengan hasil ini, Italia main Tim Hindia Belanda. Tetapi kiper Tan mampu menjadi negara pertama yang ber- Mo Heng masih aktif bermain sepak bola hasil memenangkan Piala Dunia dua kali dan bergabung bersama TTH Oost-Java berturut-turut. XI. (Sin Po, 1938: 4). Ia bersama klubnya Secara substansial Tim Hindia Belanda mengikuti kejuaraan di Madiun pada bulan yang mengikuti Piala Dunia bukanlah pe- Agustus 1938. Mo Heng sukses menjadi main-pemain terbaik. Hal ini dikarenakan kiper utama Indonesia saat berhasil lolos ketidakadilan organisasasi NIVU dalam seleksi tim utama dalam pertandingan per- bekerja sama dengan PSSI untuk menentu- sahabatan melawan klub asal Singapura kan tim yang akan berangkat ke Piala Dun- pada tahun 1951. ia. Oleh karena itu, pemain-pemain yang memiliki jiwa nasionalis tinggi serta lebih PENUTUP memilih PSSI seperti Maladi, Moestaram, Sepak bola pada tahun 1930-an bukan Jazid, Dzawad tidak diikutsertakan (Hend- hanya dijadikan sebagai permainan dan ry, 2007: 140). olahraga saja. Sepak bola mampu menjadi Selesai pertandingan melawan Hun- sebuah kendaraan untuk mempersatukan garia, para pemain Hindia Belanda tidak rasa nasionalisme Bangsa Indonesia. Bah- langsung dipulangkan ke Indonesia. Mer- kan, sepak bola juga menjadi alat perla- eka kembali ke kota Wassenaar, Belanda wanan tanpa senjata terhadap Pemerintah dan menginap di Hotel Duinoord. Rencana Kolonial yang menindas rakyat, khusus- untuk menyelenggarakan pertandingan nya Bumiputra. Kebijakan kolonial yang persahabatan antara Tim Hindia Belanda begitu konservatif dalam membendung melawan Belanda terlaksana pada tanggal pergerakan politik dengan mempersempit 26 Juni 1938 di Stadion Olimpiade, Am- organisasi politik Bangsa Indonesia, serta sterdam. Hasil akhir pertandingan tersebut mengabaikan perjuangan yang bersifat ke- Tim Hindia Belanda kalah telak 9-2. Setelah bangsaan membuat sepak bola dapat men- tiga bulan di Eropa, Tim Hindia Belanda jadi salah satu solusi alternatif. Oleh kare- pulang menggunakan Kapal “Huygens”. na itu, maka dibentuklah wadah organisasi Para pemain menggunakan pakaian berupa sepak bola PSSI untuk menyatukan persat- jas cokelat dan mereka tampak terlihat sen- uan kebangsaan. Pembentukkan PSSI di- ang. Tim Hindia Belanda rencana awalnya dorong oleh sepak bola menjadi permainan tidak langsung kembali ke Indonesia, tetapi yang paling digemari oleh msyarakat pada pergi ke Kairo untuk melakukan pertandin- 40 | Reyhan Abel Septiandri saat itu. Sehingga diharapkan melalui or- tim nasional juga mampu kembali ikut ser- ganisasi sepak bola lebih cepat dan mu- ta di ajang Piala Dunia dengan mengibar- dah dalam menyatukan rasa nasionalisme kan Bendera Merah Putih sebagai juara. bangsa. Kerja sama NIVU dan PSSI secara umum bertujuan untuk meningkatkan dan DAFTAR PUSTAKA memajukan olahraga sepak bola di Hindia Belanda. Kesepakatan ini tentu juga mem- Surat Kabar berikan pengaruh bagi PSSI dan NIVU. Arena Sport, 1955. Gentlement’s Agreement menjadi dasar un- Aliran Baroe, 1936. tuk membentuk tim sepak bola Hindia Be- Indische Sport, 1923. landa dalam keikutsertannya di ajang Piala Kompas, 1980. Dunia Ketiga di Perancis tahun 1938. Matahari, 1936. Hasil pertandingan Piala Dunia antara Olahraga, 1938. Hindia Belanda melawan Hungaria mem- Pemandangan, 1933, 1935. buat Hindia Belanda harus mengakui keka- Pikiran Rakyat, 1991. lahannya. Meskipun begitu, para penonton Sin Po, 1936. 1938. memberikan banyak pujian terhadap pe- THOTH UMS, 1923. main Hindia Belanda. Hingga peneliteian ini ditulis, Indonesia belum kembali menje- Buku jakkan kakinya di pentas akbar sepak bola Agustina Palupi, Srie. 2000. Politik dan Sepak Bola di Jawa 1930 – 1942. Yogyakarata: Piala Dunia. Tentu sangat disayangkan Ombak. Indonesia yang sejak tahun 1930-an mas- Al-Katiri, Fuad. 2008. My Assyabaab Surabaya: yarakatnya sudah menaruh banyak kecin- PO Assyabaab. Bangun, Hendry. 2007. Wajah taan terhadap olahraga sepak bola namun Bangsa Dalam Olahraga: 100 Tahun Berita baru hanya satu kali mengikuti kegiataan Olahraga Indonesia. Jakarta: Intimedia. Piala Dunia. Peringkat tim nasional Indo- Colombijn, Freek. 2000. The Politics of Indonesian nesia juga sangat merosot, menurut FIFA Football. Vol.59:71 – 200. menduduki posisi 164 dari 207. Lebih iro- Andi, Cipta Nugraha. 2012. Mahir Sepak Bola, Bandung: Nuansa Cendikia. nisnya lagi, di ruang lingkup kecil wilayah Arif, Nata Kusuma. 2008. Drama Itu Bernama Asia Tenggara Indonesia menempati posisi Sepak Bola: Gambaran Silang Sengkarut kelima. Hal ini tentu butuh adanya peruba- Olahraga, Politik dan Budaya. Jakarta: PT. han besar yang harus dilakukan Kemente- Gramedia. rian Pemuda dan Olahraga dalam mema- Ellison, Eddi. 2014. Soeratin Sosrosoegondo. Yogyakarta: Ombak. jukan olahraga sepak bola di Indonesia. Giulianotti, Richard. 2006. Sepak Bola Pesona Bukan hanya sekadar infrastruktur saja, Sihir Permainan Global, Yogyakarta: tetapi juga pendidikan melalui akademi Apeiron Pilotes. sepak bola nasional yang tertata mulai dari Jan Feith. T. t. 1930. Sport in Indie Sport Gedenboek, pemain usia dini hingga pemain senior. Amsterdam. Dengan begitu besar harapan Bangsa Indo- Leo, Suryadinata. 1994. Politik Tionghoa nesia akan memiliki klub dan tim nasional Peranakan di Jawa 1917-1942. Jakarta: Sinar Harapan. dengan kualitas menjanjikan. Kedepannya Nasionalisme dan Politik: Tim Sepak Bola Hindia Belanda Dalam Ajang Piala Dunia Ketiga (1930-1938) | 41

Nugroho, Aditya. 2004. 20 Catatan Besar Piala Sixty Glorious Years of Soccer’s Premier Emas: Cerita-cerita Tak Terlupakan Event. Publisher New York: Facts on File. Supremasi Sepak Bola Antar-negara. Jakarta: Gagas Media. W. Beretty. 1934. Voetbal 40 jaar in Nederlands Rollin, Jack. 1990. The World Cup, 1930 – 1990 : Indie 1894-1934. Sukabumi. VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964

Muhammad Ariefuddin Rangga Staf perpustakaan berita dan olahraga tvOne Email: [email protected]

ABSTRAK - Artikel ini membahas perkembangan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI pada kurun waktu 1959-1964. Pada masa itu, PSSI berada di bawah kepemimpinan Abdul Wahab Djojohadikoesoemo. PSSI pada saat itu sempat meraih prestasi yang membanggakan. Dalam satu tahun, PSSI berhasil mendapatkan juara pertama di tiga kejuaraan internasional. Namun, munculnya beberapa insiden, seperti Insiden Mattoangin, Insiden Senayan, serta konflik antara KOGOR dan PSSI telah mencederai kegemilangan prestasi tersebut. Setelah terjadi insiden-insiden tersebut, PSSI mengalami kegagalan dalam dua event besar, yaitu Asian Games IV dan GANEFO I yang dilangsungkan di Jakarta. KATA KUNCI - PSSI, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, sepakbola, Asian Games, GANEFO

ABSTRACT - This article describes the development of the Indonesian Footbal Association (PSSI) from 1959 until 1964. During that period, PSSI was under the leadership of Abdul Wahab Djojohadikoesoemo. It was during his leadership when PSSI had achieved an outstanding accomplishment; in only one year, PSSI succeeded to get first place in three international competitions. However, due to several inccidents such as Mattoangin Inccident, Senayan Inccident, and the conflict between them and KOGOR, PSSI has ruined its own shine. After those inccidents, PSSI underwent failures in two major events; The Fourth Asian Games and GANEFO I which was held in Jakarta. KEYWORDS - PSSI, Indonesia’s Football Association, Football, Asian Games, GANEFO

PENDAHULUAN sepakbola (Darmawan, 2007: 45). Inggris pula yang mempelopori ter- Sepakbola adalah olahraga yang cukup bentuknya sebuah organisasi sepakbola populer di dunia, termasuk di Indonesia. dengan membentuk The Football Asso- Belum diketahui secara pasti kapan olah- ciation (FA) pada tahun 1863 sekaligus raga ini muncul. Namun, ada beberapa merumuskan Laws of Football sebagai permainan kuno yang dapat dianggap se- peraturan resmi pertama sepakbola yang bagai sepakbola di beberapa belahan dun- baku (Darmawan 2007: 57). Setelah itu, ia. Beberapa di antaranya, yaitu harpastum muncul organisasi-organisasi sepakbola di yang diciptakan bangsa Hellemic, tsu chu negara-negara lain yang menyerupai FA di di Cina, kemari di Jepang, serta chaugan di Inggris (Darmawan, 2007: 58). Persia. Akan tetapi, Inggris adalah negara Permainan sepakbola di Indonesia pertama yang memiliki aturan permain- dikenalkan pertama kali oleh bangsa Be- an yang jelas dan tegas dalam permainan landa yang datang sebagai pekerja di in- PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 43 stansi pemerintahan Hindia Belanda (Pa- dudukan Jepang, seluruh kegiatan olahraga lupi, 2004: 24). Awalnya, hanya bangsa disatukan dan PSSI masuk kedalam organ- Belanda dan yang dianggap sederajat oleh isasi bentukan Jepang yaitu Tai Iku Kai mereka saja yang dapat memainkan per- bagian sepakbola (Saelan, 1970: 46). Pada mainan sepakbola ini. Semakin ramainya tahun 1944, Tai Iku Kai berubah nama permainan sepakbola ini dimainkan, me- menjadi GELORA (gerakan olahraga). munculkan keinginan untuk membuat klub Setelah proklamasi kemerdekaan, atau perkumpulan sepakbola. GELORA (gerakan olahraga) bentukan Pada tahun 1894, terbentuk klub yang Jepang berubah nama menjadi PORI (Per- pertama kali di Hindia Belanda yang ber- satuan Olahraga Republik Indonesia). Da- nama Root Wit (merah putih) (Palupi, lam kongres PORI tahun 1949, dihasilkan 2004: 26). Setelah itu bermunculan klub- kesepakatan untuk membentuk kembali klub lain di berbagai kota sehingga untuk organisasi induk setiap cabang olahraga. mengaturnya orang-orang Belanda mem- PSSI yang memang belum pernah dibubar- bentuk organisasi yang bernama Neder- kan sangat menyambut baik hasil kongres lands Indische Voetbal Bond (NIVB) pada PORI. PSSI berencana mengadakan kon- tahun 1919 (Colombijn, 2000: 18). gres dan membentuk kepengurusan baru NIVB semakin berkembang cepat dan (PSSI, 1990: 61). kuat berkat dukungan pemerintah Hin- Pada tahun 1950, PSSI melaksanakan dia Belanda. Diskriminasi dilakukan oleh kongres di Semarang. R. Maladi terpilih NIVB dengan cara melarang klub-klub sebagai ketua umum PSSI. Pada kongres pribumi memakai lapangannya serta mela- inilah kata sepakraga berubah menjadi rang klub anggotanya bertanding melawan sepakbola sehingga nama PSSI menjadi klub pribumi. Hal ini memicu perkumpu- Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia lan-perkumpulan klub pribumi di beberapa (Elison, 2005: 74). R. Maladi memimp- daerah untuk mendirikan organisasi sepak- in PSSI hingga tahun 1959. Ketua umum bola pribumi. PSSI selanjutnya adalah Abdul Wahab Pada tanggal 19 April 1930, ber- Djodjohadikoesoemo yang terpilih dalam langsung pertemuan di Yogyakarta yang kongres PSSI XX tahun 1959 di Jakarta menghasilkan organisasi bernama PSSI (majalah Aneka, 1959: 1). (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indo- Pada masa Abdul Wahab inilah, ada nesia) dengan ketua pertamanya adalah beberapa peristiwa yang menjadi daya tar- Ir Soeratin (Bintang Mataram, 22 April ik penulis untuk mengkajinya lebih dalam. 1930: 1). Konflik antara PSSI dan NIVB Beberapa peristiwa itu adalah adanya In- tak terhindarkan. Puncak dari konflik itu siden Mattoangin, Makassar antara PSM adalah adanya perjanjian yang dikenal Makassar dan , insiden dengan nama Gentlement Agreement yang Senayan atau yang lebih dikenal dengan salah satu isinya adalah menghapus laran- nama Senayan Affairs, konflik PSSI dan gan bagi anggota NIVB untuk bertanding KOGOR serta munculnya kebijakan presi- melawan anggota PSSI (majalah Olahra- den Soekarno mengenai GANEFO (Games ga, September 1937: 2). Pada masa pen- of The New Emerging Forces). PSSI di 44 | Muhammad Ariefuddin Rangga bawah kepemimpinan Abdul Wahab ini di- PSSI untuk menunjang penulisan artikel hadapkan pada dua event besar yaitu Asian ini. Games IV pada tahun 1962 dan GANEFO Penelitian artikel ini dikhususkan I pada tahun 1963. keadaan PSSI pada tahun 1959-1964. Be- berapa karya tulis ilmiah yang membahas PERMASALAHAN tentang PSSI yaitu skripsi yang berjudul Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indone- Permasalahan yang akan dikaji dalam ar- sia 1930-1942 ditulis oleh Sri Untung Mua- tikel ini adalah bagaimanakah perkemban- fiddin, skripsi Etnis Tionghoa dalam Seja- gan PSSI pada masa kepemimpinan Abdul rah Persepakbolaan Indonesia 1929-1956 Wahab Djodjohadikoesoemo; mengapa ditulis oleh Eri Buntoro, skripsi Gentle- pada masa Abdul Wahab ini banyak ter- ment’s Agreement 15 Januari 1937 antara jadi masalah atau kasus; apakah hal terse- NIVU (Netherlandsch Indische Voetbal but timbul akibat adanya kesalahan dalam Unie) dan PSSI (Persatoean Sepakraga pengelolaan organisasi atau adanya cam- Seloeroeh Indonesia) ditulis oleh Achmad pur tangan pemerintah; dan seberapa besar Chuzaifah Ihsan, serta skripsi Politik dan masalah –masalah atau kasus-kasus terse- Sepakbola di Jawa 1920-1942 ditulis oleh but mempengaruhi perkembangan PSSI. Srie Agustina Palupi. Selain itu, ada be- berapa buku yang berkaitan dengan PSSI METODE PENULISAN yaitu, PSSI Alat Perjuangan Bangsa ditu- lis oleh Eddy Elison, PSSI Tempo Doeloe Metode penulisan yang digunakan ada- Hebring ditulis oleh Cardiyan H.I.S dan lah metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, buku 50 Tahun PSSI, 60 Tahun PSSI, dan interpretasi dan historiografi. Pada tahap 70 Tahun PSSI yang diterbitkan oleh pen- awal, penulis melakukan pengumpulan gurus PSSI dalam rangka peringatan ulang sumber primer dan sekunder, lisan maupun tahun PSSI. tulisan seperti buku, majalah dan surat ka- bar serta wawancara. Sumber-sumber ini PEMBAHASAN penulis dapatkan di Perpustakaan Fakul- tas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas 1. PSSI Pasca Proklamasi Sampai Ter- Indonesia, Perpustakaan pusat Universitas pilihnya Abdul Wahab Sebagai Ketua Indonesia, Perpustakaan Nasional Repub- Umum PSSI lik Indonesia, dan koleksi pribadi Yudo Setelah proklamasi kemerdekaan, GELO- Hadianto yang merupakan mantan pemain RA (Gerakan Olahraga) bentukan Jepang Tim Nasional Indonesia tahun 60-an. Sum- berubah nama menjadi PORI (Persatuan ber-sumber utama yang menunjang penu- Olahraga Republik Indonesia). PSSI ma- lisan artikel ini didapat kan dari su- sih tetap menjadi PORI bagian sepakbo- rat kabar yang terbit pada masa demokrasi la. Pada tahun 1949, PORI melaksanakan terpimpin, yaitu Aneka, Merdeka, kongres yang salah satu keputusannya weekly, Djaja, Bintang Timur. Selain itu, adalah pembentukan induk tiap cabang penulis juga memakai buku-buku terbitan olahraga. Keputusan kongres PORI terse- PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 45 but disambut PSSI dengan antusias. PSSI sebagai Menteri Penerangan Indonesia lalu mengundang anggota-anggota pers- oleh Presiden Soekarno. Untuk mencari erikatan untuk mengadakan kongres dan penggantinya, PSSI mengadakan kongres membentuk kepengurusan baru. Akhirnya, pada tanggal 6-9 September 1959 di Jakar- kongres PSSI terlaksana pada tanggal 2-4 ta (Aneka, 10 September 1959: 1). Hasil September 1950 dan memilih R. Maladi dari kongres yaitu memilih Abdul Wahab sebagai ketua. Djojohadikoesoemo sebagai Ketua PSSI. Dalam kongres ini, kata sepakraga be- Pengalaman sebagai wakil ketua PSSI di rubah menjadi sepakbola sehingga PSSI era R. Maladi serta sebagai Ketua Persija menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh In- dari tahun 1955 menjadi pertimbangan donesia. Pada masa R. Maladi ini juga, khusus terpilihnya Abdul Wahab. PSSI akhirnya resmi menjadi bagian dari Ada dua event besar yang menanti FIFA (Federation of International Football PSSI di bawah kepemimpinan Abdul Wa- Association). Selain itu, PSSI mengontrak hab. Pertama kualifikasi Olimpiade Roma pelatih asing asal Yugoslavia, Tony Po- tahun 1960 dan Asian Games IV di Jakarta gacnik untuk mencapai target tiga besar tahun 1962. Langkah awal yang dilakukan Asia di Asian Games 1958. PSSI mengontrak kembali pelatih Tony Ada beberapa prestasi membang- Pogacnik selama 5 tahun (PSSI, 2000: 72). gakan yang diperoleh tim nasional Indone- Tony segera menyusun kekuatan tim den- sia dalam masa kepemimpinan R. Maladi, gan memanggil beberapa pemain ex-Asian yaitu Semifinalis Asian Games II di Manila Games 1958 dan digabungkan dengan pe- tahun 1954 (Aneka, 1954: 1) dan menahan main-pemain muda hasil dari pembinaan imbang Uni Soviet 0-0 di Olimpiade Mel- sejak tahun 1954. bourne Australia tahun 1956. Uni Soviet Tim nasional Indonesia bertemu In- saat itu merupakan salah satu tim sepak- dia di penyisihan Olimpiade Roma. Pe- bola terkuat di dunia yang diperkuat oleh main-pemain hasil penggabungan senior Lev Yashin, salah satu penjaga gawang ter- dan junior itu tidak mampu berbicara ban- baik dunia (Aneka, 1956: 1, lihat juga Star yak. Indonesia kalah 4-2 dari India pada Weekly, 1956: 1). pertandingan pertama di Calcutta dan ka- Prestasi selanjutnya yaitu tim nasion- lah 0-2 pada pertandingan kedua di Jakarta al Indonesia hampir lolos ke Piala Dunia (Aneka, 1 Mei 1960: 1). Berdasarkan hasil 1958. Indonesia gagal lolos karena me- yang kurang memuaskan tersebut, timbul- nolak bertanding dengan Israel. Dalam lah ide dari Abdul Wahab untuk merubah Asian Games III tahun 1958, tim nasion- konsep pembentukan tim nasional Indo- al Indonesia berhasil menjadi peringkat nesia. PSSI membentuk dua tim nasional, ketiga, sebuah prestasi yang sangat mem- yaitu Tim Banteng dan Garuda. Tim Ban- banggakan di akhir era kepemimpinan R. teng berisikan pemain-pemain senior se- Maladi. Selain itu, Indonesia juga berhasil dangkan Tim Garuda berisikan pemain-pe- memenangkan pemilihan tempat penye- main junior. lenggaraan Asian Games tahun 1962. Pengaruh positif dari pembentukan Pada tahun 1959, R. Maladi diangkat dua tim ini membuat para pemain di kedua 46 | Muhammad Ariefuddin Rangga tim berusaha untuk menampilkan permain- PSSI merespon kejadian tersebut an terbaiknya. Mereka berlomba-lomba dengan mengadakan sidang pleno di Ja- untuk meraih prestasi. Tim PSSI Garuda karta pada tanggal 9 Juni 1961. Hasil dari berhasil menjadi juara pertama pada ke- sidang pleno tersebut memutuskan untuk juaraan junior Asia di Bangkok, Thailand melanjutkan pertandingan yang tersisa 5 tahun 1961 (Bintang Timur, 25 April 1961: menit dengan pemain-pemain yang sama 1) dan juara pertama turnamen piala emas jumlah dan orangnya saat pertandingan di Aga Khan di Pakistan (Bintang Timur, 17 Makassar dihentikan. Selain itu, skor tidak Oktober 1961: 1). berubah tetap 1-1 dan hukuman penalti Tim PSSI Banteng juga tidak mau ka- tetap diberlakukan (Bintang Timur, 16 Juni lah dengan meraih juara pertama dalam 1961: 1). PSM Makassar tentu saja meno- turnamen Merdeka Games di Kuala Lum- lak hasil sidang pleno PSSI itu. pur, Malaysia pada bulan Agustus 1961 Untuk menindaklanjuti keputusan dengan mengalahkan Jepang 2-0 (Bintang PSSI, PSM melakukan sidang pleno yang Timur, 18 Agustus 1961: 1). Hasil positif dipimpin oleh ketua kehormatan yang juga dari dua tim tersebut membuat pengurus Pangdam Hasanudddin, yaitu Kolonel PSSI yakin untuk mencetak prestasi mak- Moh. Yusuf. Hasil sidang pleno PSM yai- simal di ajang Asian Games IV di Jakarta tu meminta PSSI membatalkan keputusan pada tahun 1962. sidang pleno PSSI dan mengutus 6 orang perwakilan PSM ke Jakarta untuk bertemu 2. Insiden Mattoangin Makassar pengurus PSSI (Bintang Timur, 25 Juni Insiden Mattoangin terjadi pada saat 1961: 2). pertandingan kejuaraan PSSI tahun 1959- Kedua tim tetap dalam pendiriann- 1961 antara klub PSM Makassar melawan ya, keduanya tidak ada yang mau men- Persib Bandung di stadion Mattoangin galah. Masalah PSM dan Persib ini dapat Makassar (Bintang Timur, 5 Juni 1961: 1). mengganggu persiapan PSSI dalam mem- Insiden ini berawal dari pemberian tendan- persiapkan timnas yang tangguh untuk gan penalti untuk Persib Bandung dikare- menghadapi Asian Games IV tahun 1962 nakan terjadinya pelanggaran di kotak di Jakarta. Oleh karena itu, PSSI menyer- penalti yang dilakukan oleh pemain PSM ahkan persoalan ini kepada KOGOR (Ko- Makassar. mando Gerakan Olahraga) yang diketuai Para pemain PSM Makassar yang ti- oleh R. Maladi yang juga mantan ketua dak terima keputusan wasit melakukan PSSI. KOGOR mengundang perwakilan protes keras hingga meninggalkan lapa- pengurus PSSI, PSM dan Persib ke Jakarta ngan pertandingan. Panitia pertandingan untuk menyelesaikan masalah ini secepat- dan pengurus PSSI yang hadir di lapangan nya (Star Weekly, 1 Juli 1961: 41). mencoba membujuk pemain-pemain PSM Berdasarkan hasil dari pertemuan Makassar untuk melanjutkan pertandingan. tersebut, maka KOGOR mengeluarkan Akan tetapi, para pemain PSM tidak mau keputusan pada tanggal 28 Juni 1961 (Star melanjutkan pertandingan karena wasit ti- Weekly, 1 Juli 1961: 41, lihat juga Bintang dak menganulir hukuman penalti tersebut. Timur, 29 Juni: 1-3). Inti dari keputusan PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 47

KOGOR adalah pertandingan yang dihen- hab juga tidak terlepas dari persiapan PSSI tikan tersebut dianggap sebagai hasil se- dalam membentuk tim nasional yang tang- mentara dan akan menjadi hasil tetap apa- guh untuk menghadapi Asian Games IV bila pada akhir kompetisi poin Persib yang tahun 1962 di Jakarta. Apabila terjadi per- tertinggi di antara tim yang lain dan Persib gantian kepemimpinan dikhawatirkan akan berhak menjadi juara PSSI. Pertandingan mengganggu program PSSI tersebut. akan diulang jika pada akhir kompetisi nilai Persib dan PSM sama akan tetapi gol 3. Insiden Senayan rata-rata Persib dibawah PSM. Insiden Senayan atau yang lebih dikenal Selain itu, KOGOR juga menyoro- sebagai Senayan Affairs merupakan aib ti kinerja wasit dan meminta PSSI untuk yang sangat besar bagi sepakbola nasional. memilih wasit yang pantas dan layak un- Situasi ekonomi yang cukup parah saat itu tuk memimpin sebuah pertandingan ser- ternyata turut menggoyahkan mental be- ta meminta klub ataupun pemain untuk berapa pemain tim nasional Indonesia. Ka- menghormati dan mentaati semua keputu- sus penyuapan ini tentu saja terkait dengan san wasit. Sedangkan hasil akhir kejuaraan judi. Para pemain tersebut mau menerima PSSI 1959-1961 akhirnya dimenangkan suap dari bandar judi demi ambisi pribadi oleh Persib Bandung karena jumlah poin mereka untuk memperkaya diri sendiri. Persib yang tertinggi diantara tim lain (Star Padahal, mereka sedang dipersiapkan Weekly, 8 Juli 1961: 43). untuk menghadapi Asian Games IV di Ja- Dalam kongres PSSI di Semarang karta (Bintang Timur, 24 Februari 1962: 1). pada tanggal 29 Juni-1 Juli 1961, pengurus Kasus suap ini mendapat perhatian yang PSSI memutuskan untuk menambahkan luas dari masyarakat karena melibatkan suatu mukadimah yang dinyatakan da- pemain-pemain tim nasional yang sedang lam alinea pertama yang berbunyi, “PSSI melakukan pelatnas (pelatihan nasional) dilahirkan akibat tuntutan pengertian ke- atau training centre Asian Games IV. Para bangsaan untuk mencapai Kemerdekaan pemain yang telah dilatih selama satu ta- Indonesia dan oleh sebab PSSI adalah hun oleh duet pelatih Tony Pogacnik dan suatu badan perjuangan bangsa dan negara Djamiat Dalhar telah tega menerima suap. (PSSI, 1990: 70).” Terbongkarnya kasus suap ini berawal Mukadimah ini sengaja ditulis agar dari kecurigaan Komando Training Cen- seluruh elemen sepakbola nasional men- tre terhadap beberapa pemain tim nasional yadari tujuan awal PSSI adalah untuk yang bermain di bawah performa mereka mempersatukan rakyat Indonesia melalui dalam enam pertandingan internasional sepakbola sehingga hal-hal yang dapat yang dijalani oleh tim nasional Indonesia memicu perpecahan dan konflik antara pada kurun waktu 1961-1962 (Bintang daerah seperti insiden Mattoangin dapat Timur, 25 Februari 1962: 1). Selain itu, ada dicegah dan tidak terulang di kemudian juga laporan masyarakat kepada Komando hari. Dalam kongres ini pula, Abdul Wahab Training Centre yang mencurigai adanya terpilih kembali sebagai ketua umum PSSI penyuapan terhadap pemain tim nasional. hingga tahun 1964. Terpilihnya Abdul Wa- Komando Training Centre berger- 48 | Muhammad Ariefuddin Rangga ak cepat dengan melakukan pemeriksaan pemain tersebut dari segala macam ke- terhadap pemain tim nasional yang didu- giatan baik secara langsung maupun tidak ga menerima suap. Hasil dari pemerik- langsung di dalam klub atau perkumpulan saan didapati tujuh pemain yang terlibat anggota PSSI. Untuk memperkuat laran- dalam kasus penyuapan. Ketujuh pemain gan tersebut maka PSSI mengeluarkan Su- tersebut adalah Rukma, Wowo, Sunarto, rat Keputusan PSSI No. 1261/53/62/ pada Ilyas, Omo, Pietje Timisela, dan Andjiek tanggal 2 Maret 1962 (Aneka, 10 Maret (Merdeka, 3 Maret 1962: 8). Ternyata se- 1962: 1). lain pemain, ada dua wasit yang terlibat Dalam kasus penyuapan, tentu saja dalam penyuapan. Kedua wasit itu adalah selain orang yang terkena suap ada juga Wim Tarumaselly dan Ch Wensveen. Un- orang yang memberikan suap atau yang tuk ketujuh pemain tersebut diputuskan disebut dengan penyuap. Dalam kasus untuk dikeluarkan dari training centre, se- penyuapan pemain tim nasional ini, ada dangkan kedua wasit diserahkan kepada tiga orang penyuap yang terlibat. Ketiga pihak berwajib (Bintang Timur, 27 Febru- penyuap tersebut adalah Thio Swie Bien, ari 1962: 1). Tjoa Ngit Fa, dan Tjoa Boen Hin (Merde- Ternyata ada pemain lain yang diin- ka, 3 Maret 1962: 8). Tokoh utama dalam dikasi menerima suap juga selain tujuh penyuapan ini adalah Thio Swie Bien. pemain yang telah terbukti tersebut. Para Tercatat ada enam pertandingan inter- pemain tersebut adalah Manan, John Si- nasional yang ternodai oleh kasus penyu- mon, dan Rasyid yang berasal dari Makas- apan ini. Keenam pertandingan tersebut, sar (Aneka, 3 Maret 1962: 1). Ketiganya yaitu tim Malmoe Swedia melawan tim langsung dikeluarkan dari training centre. PSSI B dan PSSI Garuda, tim Yugo Se- Sebenarnya ada satu pemain lagi yang juga lection melawan PSSI B, tim Muangthai dicurigai menerima suap, yaitu Bob Hippy. Combinasi melawan PSSI Combinasi Akan tetapi, kecurigaan itu tidak terbukti A, serta pertandingan antara tim Spartak setelah dilakukan pemeriksaan oleh Ko- Ceko melawan PSSI Combinasi A dan B mando Training Centre (Bintang Timur, 6 (Merdeka, 12 Januari 1963: 8). Total uang Maret 1962: 1). yang dikeluarkan oleh tersangka Thio yai- Pengurus PSSI tentu saja merasa ke- tu sebesar Rp282.000,- untuk para pemain cewa karena para pemain tersebut telah tim nasional yang terkena suap. mengkhianati tugas dan kepercayaan yang Ketiga penyuap tersebut dijatuhi huku- telah diberikan kepada mereka. Apalagi man penjara oleh Pengadilan Negeri Jakar- kesepuluh pemain tersebut merupakan pe- ta. Tersangka Thio Swie Bien yang merupa- main-pemain pilihan yang disiapkan untuk kan aktor utama dalam kasus penyuapan merebut emas sepakbola di Asian Games ini dijatuhi hukuman satu tahun empat IV Jakarta. bulan penjara dipotong masa tahanan.Ter- PSSI mengambil tindakan tegas den- sangka Tjoa Ngit Fa dijatuhi hukuman satu gan mengeluarkan larangan kepada seluruh tahun penjara sedangkan tersangka Tjoa klub anggota PSSI dan segenap pengurus Boen Hin dijatuhi hukuman penjara sela- daerah PSSI untuk melibatkan kesepuluh ma enam bulan (Merdeka, 12 Januari 1963: PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 49

8). Dengan dihukumnya para penyuap ini, kuota pemain berjumlah 22 orang untuk diharapkan tidak terjadi lagi kasus penyu- Asian Games IV. Kekuatan tim nasional apan yang melibatkan pemain-pemain tim otomatis berkurang drastis. PSSI berusaha nasional. menyusun kembali kekuatan tim nasional Untuk mencegah terjadinya lagi kasus dengan cara mengirim pelatih Tony Po- penyuapan ini. Komando Training Center gacnik ke beberapa daerah untuk mencari memperketat pengawasan terhadap para pemain-pemain yang dapat melengkapi atlet yang sedang mengikuti training cen- tim nasional Indonesia di Asian Games IV tre, bukan hanya atlet sepakbola saja me- (Sinar Harapan, 16 Maret 1962: 3). lainkan atlet-atlet dari cabang olahraga PSSI juga melakukan seleksi pemain yang lain. Selain itu, Komando Training dengan cara mengadakan pertandingan Centre juga meminta bantuan masyarakat uji coba. Hasil dari beberapa pertandingan untuk melaporkan langsung bila ada hal- ujicoba ternyata belum memuaskan pela- hal yang mencurigakan yang melibatkan tih Tony Pogacnik. Melihat hasil tersebut, atlet-atlet yang sedang mengikuti training Tony Pogacnik berencana untuk mengam- centre Asian Games IV. bil pemain dari turnamen empat tim besar, PSSI sebagai induk olahraga sepak- yaitu Persib Bandung, PSM Makassar, bola juga mulai memperketat pengawasan dan PSMS Medan. Tur- terhadap para pemain tim nasional yang se- namen ini diselenggarakan dalam rangka dang melaksanakan training centre Asian General Reherseal persiapan pembukaan Games IV. Imbas dari dikeluarkannya kes- Asian Games IV. epuluh pemain tim nasional membuat PSSI Setelah beberapa kali melakukan segera melakukan pencarian pemain-pe- penyeleksian, akhirnya pelatih Tony Po- main pengganti. PSSI harus menyusun gacnik memilih dua puluh dua pemain tim kekuatan kembali tim nasional dengan sisa nasional Indonesia untuk Asian Games IV waktu hanya beberapa bulan saja sebelum Jakarta. Kedua puluh dua pemain tersebut Asian Games IV dimulai. Bukan hal yang adalah Harry Tjong, Judo Hadianto, Ishak mudah memang, tetapi mau tidak mau PSSI Udin, Faisal Jusuf, Achmad Syah Silala- harus segera berbenah demi memenuhi tar- hi, Fattah Hidayat, Hengki Timisela, L.H get emas sepakbola di Asian Games IV. Tanoto, Januar Pribadi, Matseh, Siswandi, Mubarak, Sulbi Sjaifuddin, Sahruna, Su- 4. Kegagalan PSSI di Asian Games IV narjono, D.M Manuhutu, Djadjang Haris, Jakarta Solong Haja, M.T Yusuf, Supardi, Su- Akibat dari kasus penyuapan yang melibat- warman, dan Sahala Siregar (Merdeka, 18 kan sepuluh pemain tim nasional, membuat Agustus 1962: 8). persiapan tim nasional terganggu. Kesep- Hasil undian grup sepakbola Asian uluh pemain tersebut merupakan pemain Games IV di Jakarta menempatkan Indo- pilar yang cukup diandalkan selama ini nesia di grup A bersama Malaya, Vietnam oleh PSSI. Dengan berkurangnya sepuluh Selatan dan Filipina. Sedangkan grup B pemain maka training centre tim nasional berisi kesebelasan Korea Selatan, Jepang, hanya menyisakan 14 pemain. Sedangkan India dan Muangthai (Bintang Timur, 16 50 | Muhammad Ariefuddin Rangga

Agustus 1962: 1). Melihat hasil undian but ternyata tidak berpihak ke Indonesia. tersebut, peluang Indonesia untuk lolos Malaya berhasil memenangkan undian dan dari grup A sepertinya akan mudah. lolos ke semifinal Asian Games (Merdeka, Dalam pertandingan pertama, Indone- 1 September 1962: 3). Hasil yang sangat sia berhasil mengalahkan Vietnam Selatan mengecewakan bukan hanya buat tim na- dengan skor tipis 1-0. Gol untuk Indone- sional Indonesia tetapi juga seluruh rakyat sia diciptakan oleh Solong (Bintang Timur, Indonesia yang sangat ingin tim nasional 27 Agustus 1962: 7). Pada pertandingan meraih medali emas Asian Games di ru- kedua, Indonesia kembali meraih ke- mah sendiri. menangan dengan mengalahkan kesebe- Optimisme tinggi dari PSSI untuk lasan Filipina dengan skor telak 6-0. Gol- meraih prestasi tertinggi di rumah sendiri gol Indonesia diciptakan oleh Solong (3 di Asian Games IV akhirnya sirna. Ma- gol) dan Hengki Timisela (3 gol) (Bintang salah penyuapan bisa dikatakan menjadi Timur, 28 Agustus 1962: 1). Dari hasil 2 faktor utama kegagalan ini. Tim nasional pertandingan tersebut, Indonesia hanya bu- yang telah dipersiapkan secara matang di- tuh hasil imbang melawan Malaya untuk rusak dengan insiden suap ini. Kehilangan melangkah ke babak semifinal. sepuluh pemain ditengah-tengah persiapan Dalam pertandingan terakhir Indone- tim membuat kekuatan tim nasional men- sia di grup A melawan Malaya, ternyata jadi berkurang. Penyuapan ini merupakan hasilnya tidak sesuai harapan. Indonesia hal yang kurang diantisipasi oleh pengurus dikalahkan Malaya dengan skor 3-2 (Bin- PSSI. Faktor ekonomi pada saat itu juga tang Timur, 29 Agustus 1962: 1). Hasil ini mempunyai andil terbentuknya mental membuat peta persaingan di grup A sema- yang buruk terhadap pemain-pemain yang kin ketat. Harapan Indonesia untuk lolos terkena suap. ke semifinal menjadi tergantung dari hasil Pertimbangan mereka menerima uang pertandingan antara Vietnam Selatan mela- suap adalah kebutuhan hidup (Persib Plus, wan Malaya dan Vietnam Selatan melawan 6 Juli 2007: 21). Apalagi jatah uang saku Filipina. Vietnam Selatan yang kembali pemain nasional saat itu tidak besar dan berpeluang lolos ke semifinal tidak meny- kurang dapat mencukupi kebutuhan hidup ia-nyiakan kesempatan tersebut. Vietnam sehari-hari (wawancara dengan Judo Had- Selatan mengalahkan Malaya 3-0 dan ianto mantan pemain tim nasional tahun mengalahkan Filipina 6-0 (Bintang Timur, 1960-an, Jakarta 21 Februari 2009). Se- 31 Agustus 1962: 2). Dengan hasil tersebut lain itu, mereka beranggapan bahwa uang Vietnam Selatan lolos ke semifinal sebagai yang diterima adalah uang bayaran tampil juara grup A. dari pertandingan persahabatan dan bukan Nilai dan jumlah gol Indonesia dan uang suap sehingga mereka berani meneri- Malaya sama. Maka untuk menentukan ma uang tersebut (Persib Plus, 6 Juli 2007: tim yang mendampingi Vietnam Selatan ke 21). Apapun alasan yang diberikan oleh semifinal sebagai runner up grup A ditentu- para pemain tersebut, tetap saja keputusan kan dengan cara diundi. Hal ini merupakan mereka menerima uang tersebut salah. kesepakatan kedua tim. Hasil undian terse- 5. PSSI di GANEFO serta Konflik PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 51 dengan KOGOR huluan GANEFO (Games of The New GANEFO (Games of The New Emerg- Emerging Forces), Indonesia juga menjadi ing Forces) merupakan ajang olahraga tuan rumah Konferensi Wartawan Asia Af- tandingan yang diprakarsai oleh Presiden rika (KWAA) yang diadakan di Bandung Soekarrno. Berawal dari diberikannya tanggal 24 April 1963. Panitia KWAA ber- sanksi untuk Indonesia oleh IOC (Inter- sama Kementerian Olahraga mengadakan national Olympic Committee) dikarenakan turnamen sepakbola untuk memeriahkan dalam Asian Games IV yang lalu, Indone- konferensi ini. Turnamen ini dimaksud- sia tidak mengeluarkan visa untuk Taiwan kan juga sebagai miniatur dari GANEFO dan Israel (Aneka, 16 Februari 1963: 1). (Aneka, 30 Maret 1963: 2). PSSI segera Indonesia yang tidak terima diberi sanksi menyiapkan tim dengan memanggil 21 pe- menyatakan diri keluar dari IOC (Interna- main yang dilatih oleh Tony Pogacnik serta tional Olympic Committee) pada tanggal Djamiat Dalhar. 14 Februari 1963. Ada lima negara yang berpartisipasi Hal ini sesuai dengan perintah Pres- dalam turnamen KWAA ini. Kelimanya iden Soekarno dalam amanatnya di pem- yaitu, Indonesia, Ghana, Republik Rakyat bukaan musyawarah bersama PB dan PD Tiongkok (RRT), Republik Demokra- Front Nasional di Istana Olahraga (Merde- si Vietnam (RDV), Republik Persekutu- ka, 16 Februari 1963: 5). Pada saat itu juga, an Arab (RPA) dan Kamboja. Turnamen Presiden Soekarno mengajak negara-nega- KWAA secara resmi dibuka oleh Presiden ra The New Emerging Forces untuk bersatu Soekarno di stadion Gelora Bung Karno mengadakan kegiatan olahraga setara den- Senayan pada tanggal 25 April 1963 (Ane- gan olimpiade yang diadakan IOC (Inter- ka, 27 April 1963: 1). national Olympic Committee). Republik Persekutuan Arab (RPA) Indonesia mengadakan konferensi berhasil menjadi juara turnamen KWAA pendahuluan GANEFO (Games of The setelah di final mengalahkan RRT dengan New Emerging Forces) di Hotel Indone- skor 2-0. Sedangkan tim nasional Indo- sia dari tanggal 27 -29 April 1963. Ada nesia hanya menempati peringkat ketiga sepuluh negara yang berpastisipasi dalam setelah mengalahkan RDV 3-1 (Merdeka, konferensi tersebut, yaitu Indonesia, Kam- Mei 1963: 18-19). Buat PSSI sendiri hasil boja, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), turnamen ini tidaklah mengecewakan kare- Republik Demokrasi Vietnam (RDV), Re- na banyak pemain baru yang membela tim publik Persekutuan Arab (RPA), Republik nasional Indonesia di turnamen ini. Guinea, Irak, Mali, Pakistan, dan Uni Sovi- Setelah selesainya turnamen KWAA, et. Ada juga dua negara peninjau yaitu Sri PSSI segera menyusun kekuatan tim un- Lanka dan Yugoslavia (Aneka, 4 Mei 1963: tuk menghadapi GANEFO yang tinggal 1). Inti dari konferensi ini adalah persiapan beberapa bulan lagi. PSSI segera melaku- penyelenggaraan GANEFO I yang akan kan pemanggilan pemain untuk melakukan diadakan di Jakarta pada bulan November training centre di bulan Juni 1963. Seluruh 1963. pemain yang memperkuat tim nasional Selain mengadakan konferensi penda- Indonesia di turnamen KWAA dipanggil 52 | Muhammad Ariefuddin Rangga kembali masuk ke dalam training centre. main-pemain yang terlibat insiden Senayan (Aneka, 15 Juni 1963: 1). (Senayan affairs), mengirimkan delegasi Selama masa persiapan menghada- untuk bertemu Presiden Soekarno guna pi GANEFO, timbul konflik antara PSSI membahas masalah kewenangan organisa- dan KOGOR. Komando Gerakan Olahra- si serta menyatakan dukungan PSSI terha- ga atau disingkat dengan KOGOR adalah dap pelaksanaan GANEFO (Aneka, 13 Juli suatu badan pelaksana olahraga dari De- 1963: 1). PSSI merasa perlu diadakan pen- wan Asian Games Indonesia yang dibentuk injauan kembali terhadap KOGOR. Selain oleh pemerintah untuk mengurusi masalah itu, PSSI meminta KOGOR untuk tidak olahraga di Indonesia berdasarkan Keppres terlalu campur tangan dalam pembentukan No. 79 tahun 1961 (Merdeka, 25 Maret-1 tim, training centre tim nasional, maupun April 1961: 6). Dua fungsi pokok KOGOR penyelenggaraan pertandingan. Dalam hal (Komando Gerakan Olahraga) adalah per- keuangan, PSSI meminta bagian dari hasil tama, sebagai pusat kekuatan teknis dalam penjualan toto sepakbola, karcis pertand- bentuk perwakilan dari organisasi-organi- ingan maupun sumber-sumber keuangan sasi olahraga yang ada di Indonesia. Kedua yang selama ini diatur seluruhnya oleh adalah sebagai pusat kekuatan material, KOGOR. organisasi dan keuangan yang ditujukan Presiden Soekarno menerima delegasi untuk menyediakan segala keperluan ma- PSSI yang dipimpin oleh M. Uteh Riza Jah- terial, seperti lapangan olahraga, alat-alat ja di Istana Negara (Aneka, 20 Juli 1963: olahraga, pelatih serta hal-hal lainnya 1). Kedatangan mereka untuk menyam- (Aneka, 27 Juli 1963: 4). paikan hasil dari Kongres Istimewa PSSI. Namun keberadaan KOGOR justru Selain itu, delegasi juga menyampaikan membuat induk-induk organisasi olahra- usul kepada presiden Soekarno mengenai ga merasa dibatasi kewenangannya. PSSI masalah-masalah di dalam dunia olahraga sebagai salah satu induk olahraga yang Indonesia terutama masalah kewenangan terbesar di Indonesia juga merasakan hal KOGOR yang mempersempit ruang gerak yang sama. Ketua klub Persib Bandung, induk-induk organisasi olahraga di Indo- Komarawinata bahkan berani mengatakan nesia. Presiden Soekarno tidak mau ter- bahwa PSSI sudah lumpuh akibat sum- buru-buru dalam mengambil sikap. Beliau ber-sumber keuangan PSSI sudah dikuasai merasa perlu mempelajari dulu usul PSSI oleh KOGOR (Aneka, 25 Mei 1963: 8). tersebut dan berjanji akan memanggil lagi Abdul Wahab sendiri pun setuju dengan perwakilan PSSI yang akan dipertemukan pendapat Komarawinata tersebut. Ber- dengan pengurus KOGOR. dasarkan kenyataan tersebut, Abdul Wa- Pada tanggal 26 Juli 1963 bertempat hab bersama pengurus PSSI memutuskan di Istana Bogor, terjadi pertemuan an- untuk mengadakan kongres istimewa pada tara Presiden Soekarno, perwakilan PSSI tanggal 5 Juli 1963 di Bandung (Aneka, 15 dan perwakilan KOGOR (Aneka, 27 Juli Juli 1963: 1). 1963: 1). PSSI diwakili oleh Abdul Wa- Keputusan dari hasil kongres istimewa hab, M. Uteh Riza Jahja dan Kosasih Po- di Bandung adalah mencabut sanksi pe- erwanegara, sedangkan KOGOR diwakili PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 53 oleh Menteri Olahraga R. Maladi, Kolonel memperkuat tim nasional pada akhir tahun Jonosoewejo dan Sutardi Hardjoloekito. 1963 (Aneka, 6 Juli 1963: 4). Sedangkan Pada pertemuan tersebut, Presiden Soekar- PSSI yang tidak mau kembali gagal setelah no meminta KOGOR dan PSSI untuk se- mengalami kegagalan di ajang Asian cepatnya menyelesaikan masalah mereka Games IV, merasa perlu memanggil pe- dan menginstruksikan agar membentuk main-pemain yang terkena sanksi tersebut. tim yang kuat untuk dikirim dalam ujico- PSSI masih membutuhkan tenaga mereka. ba internasional ke RRT (Republik Rakyat PSSI memanggil Jhon Simon, Wowo, Soe- Tiongkok), Korea Utara dan Vietnam Utara narto dan Omo untuk mengikuti TC (train- agar dalam ajang GANEFO nanti tim terse- ing centre) sepakbola GANEFO (Aneka, but mampu meraih hasil yang maksimal 10 Agustus 1963: 4 dan Bintang Timur, 23 (Aneka, 27 Juli 1963: 1). Oktober 1963: 3). Menindaklanjuti pertemuan tersebut, Pada tanggal 29 Oktober 1963, akh- PSSI dan KOGOR segera mengadakan irnya tim nasional Indonesia untuk ajang pertemuan lanjutan untuk segera mencari GANEFO terbentuk. Sebanyak 24 pemain jalan keluar terbaik agar instruksi Presi- terpilih masuk tim. Ke-24 pemain terse- den Soekarno dalam hal pembentukan tim but adalah Jus Etek, Ishak Udin, Masri, sepakbola yang kuat dapat segera terlak- Jhon Simon, Fattah Hidayat, L.H. Tanoto, sana (Aneka, 27 Juli 1963: 1). Hasil per- Djangdjang Haris, Januar Pribadi, Emen temuan lanjutan itu adalah menyepakati Suwarman, Komar, Rukman, Maurits dimasukkannya wakil PSSI dalam mas- Manuhutu, Lim Soei Liong, Faisal Jusuf, alah teknis. PSSI menunjuk Kosasih Po- Ipong Silalahi, Judo Hadiyanto, Saha- erwanegara sebagai wakil PSSI di dalam la Siregar, Sahruna, Basri, A. Tritahelow, sruktur organisasi TC (training centre). Soenarto, Omo, Wowo, Soetjipto (Bintang KOGOR menempatkan Kossasih sebagai Timur, 30 Oktober 1963: 3). wakil ketua komando TC (training cen- Di antara ke-24 pemain tersebut, ter- tre) khusus cabang sepakbola (Aneka, 27 dapat empat pemain yang pernah terlibat Juli 1963: 4). Dengan masuknya Kosasih dalam insiden Senayan. Keempat pemain menandakan adanya itikad baik dari tersebut, yaitu Omo, Wowo, Soenarto dan KOGOR dalam merespon tuntutan PSSI Jhon Simon. Terpilihnya keempat pemain yang ingin pengurus cabang olahraga ter- tersebut menandakan PSSI ingin memben- libat langsung dalam proses persiapan tim tuk tim yang benar-benar tangguh di ajang menghadapi GANEFO. GANEFO. Apalagi saat pertemuan di Ista- Masuknya Kosasih dalam struktur or- na Bogor, Presiden Soekarno sudah me- ganisasi TC (training centre) membuat merintahkan langsung untuk membentuk keinginan PSSI untuk memanggil kembali tim sepakbola yang kuat dalam menghada- pemain-pemain yang terkena sanksi aki- pi ajang GANEFO ini. bat kasus suap menjadi terlaksana. Selama GANEFO (Games of The New Emerg- ini, KOGOR dalam keputusannya menya- ing Forces) secara resmi dibuka oleh Pres- takan bahwa pemain-pemain yang terlibat iden Soekarno pada tanggal 10 November insiden Senayan baru boleh aktif kembali 1963. Stadion Utama Senayan penuh sesak, 54 | Muhammad Ariefuddin Rangga kurang lebih 150.000 orang menyaksikan kegagalan tim nasional Indonesia menca- secara langsung pembukaan tersebut (Bin- pai prestasi terbaik di negara sendiri. Per- tang Timur, 11 November 1963: 1). Da- tama, di ajang Asian Games IV tahun 1962 lam undian grup sepakbola di GANEFO, dan kedua di ajang GANEFO tahun 1963. Indonesia tergabung dalam grup B bersa- Uniknya, kegagalan-kegagalan tersebut di- ma RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dan awali dengan adanya permasalahan men- Mali. Dalam pertandingan pertama, Indo- jelang kedua ajang tersebut digelar. nesia berhadapan dengan Mali. Kesebela- Sebelum Asian Games IV, persiapan san Mali mampu merepotkan kesebelasan tim nasional Indonesia terganggu dengan Indonesia. Indonesia hanya menang tipis adanya Insiden Senayan yang melibatkan 3-2 (Berita Ganefo, 13 November 1963: pemain-pemain tim nasional. Sedangkan 1). gangguan menjelang GANEFO adalah Dalam pertandingan kedua penyisi- adanya konflik PSSI dan KOGOR. Secara han grup B, tim nasional Indonesia ber- tidak langsung gangguan-gangguan terse- temu RRT (Republik Rakyat Tiongkok). but mempengaruhi persiapan dan konsen- Pertandingan ini merupakan pertandingan trasi PSSI dalam membentuk tim nasional untuk menentukan siapa yang akan men- yang tangguh dalam menghadapi Asian jadi juara grup B. Kedua tim berusaha Games IV dan GANEFO. Dalam kongres menampilkan permainan terbaiknya agar PSSI ke XXII tahun 1964, Abdul Wahab menjadi juara grup dan terhindar dari tim mengakhiri kepemimpinannya di PSSI dan tangguh Korea Utara yang menjadi juara digantikan oleh Maulwi Saelan, mantan grup A. Skor imbang 1-1 menjadi akhir penjaga gawang tim nasional Indonesia ta- dari pertandingan tersebut (Berita Ganefo, hun 50-an. 16 November 1963: 1). Dengan hasil terse- but, RRT berhak menjadi juara grup kare- PENUTUP na pada pertandingan sebelumnya berhasil Kesimpulan mengalahkan Mali dengan skor 3-1 (Berita Ganefo, 11 November 1963: 1). RRT ung- PSSI di bawah kepemimpinan Abdul Wa- gul selisih gol dari Indonesia. hab dihadapkan dua event besar yang ber- Seperti yang sudah diduga sebelum- langsung di Jakarta, yaitu Asian Games IV nya, kesebelasan Indonesia tidak mampu pada tahun 1962 dan GANEFO pada ta- meladeni ketangguhan kesebelasan Korea hun 1963. Sebuah keuntungan sebenarnya Utara. Tim nasional Indonesia dikalahkan bagi PSSI. Bermain di negara sendiri su- dengan skor telak 5-1. Satu-satunya gol dah pasti akan melipatgandakan kekuatan Indonesia diciptakan pemain senior Wowo tim nasional Indonesia. Apalagi ditambah (Berita Ganefo, 19 November 1963: 1). dukungan suporter fanatik yang memenuhi Kekalahan atas Korea Utara tersebut stadion. membuat sirna harapan rakyat Indonesia Sayangnya, keuntungan tersebut tidak untuk melihat tim nasional Indonesia men- dapat dimaksimalkan oleh PSSI. Dalam jadi yang terbaik di ajang GANEFO. Dua kedua event tersebut, PSSI gagal mencapai kali rakyat Indonesia harus menyaksikan prestasi terbaik. Di ajang Asian Games IV PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 55

1962, tim nasional Indonesia bahkan tidak selama 24 jam. Seharusnya para pemain mampu lolos dari penyisihan grup. Sedang- tersebut tidak mau menerima uang suap kan dalam ajang GANEFO, tim nasional meskipun mungkin saja mereka membu- Indonesia terhenti di babak perempatfinal. tuhkan uang tersebut dikarenakan kondisi Kegagalan di dua ajang tersebut tentu ekonomi yang cukup sulit saat itu. PSSI saja ada penyebabnya. Dalam persiapan memberikan hukuman berat dengan mela- tim nasional Indonesia untuk Asian Games rang mereka aktif dalam dunia persepak- IV, terjadi dua peristiwa yang cukup mem- bolaan Indonesia walaupun akhirnya huku- pengaruhi kekuatan dan persiapan PSSI. man itu dicabut. Peristiwa pertama yaitu adanya Insiden Konflik PSSI dan KOGOR turut andil Mattoangin yang melibatkan dua klub be- dalam kegagalan tim nasional di ajang sar, yaitu Persib Bandung dan PSM Makas- GANEFO. PSSI merasa kewenangan sar. PSSI menyerahkan penyelesaian ins- KOGOR sudah melampaui batas. Mas- iden ini kepada KOGOR karena kedua tim alah-masalah teknis seperti pembentukan tidak ada yang mau mengalah dan sudah tim, penyelenggaraan pertandingan sampai mengarah kepada konflik antar daerah. masalah keuangan semuanya diatur oleh Selain itu, kedua tim ini juga pengha- KOGOR. Di sinilah, terlihat adanya cam- sil pemain tim nasional. PSSI takut hal itu pur tangan berlebihan pemerintah dalam berimbas kepada kekompakan pemain-pe- dunia keolahragaan saat itu. main tersebut di tim nasional. Akan teta- PSSI berani menentang KOGOR pi, wasit menjadi unsur yang paling utama dengan mengirimkan delegasinya untuk disorot dalam insiden ini. PSSI diminta menghadap Presiden Soekarno. Penyele- oleh KOGOR untuk memilih wasit yang saian masalah dari konflik itu adalah di- benar-benar bermutu dan berpengalaman masukkannya wakil PSSI dalam struktur dalam memimpin pertandingan yang meli- komando training centre dalam persiapan batkan tim-tim besar. menghadapi ajang GANEFO. Peristiwa kedua yang turut andil dalam kegagalan tim nasional di Asian Games Saran IV adalah adanya kasus penyuapan terha- Tahun ini Indonesia kembali dipercaya dap para pemain tim nasional jelang Asian menjadi tuan rumah ajang olahraga Asian Games IV. Kasus ini terkenal dengan nama Games. Asian Games ke-18 ini akan di- Insiden Senayan. Peristiwa inilah sebe- gelar di dua kota, yaitu Jakarta dan Palem- narnya yang menjadi penyebab utama keg- bang pada tanggal 18 Agustus sampai 2 agalan tim nasional. Kehilangan 10 pemain September 2018. Pengurus PSSI saat ini yang sudah terpilih masuk ke dalam tim hendaknya dapat belajar dari kegagalan nasional beberapa bulan sebelum Asian tim nasional sepakbola Indonesia di Asian Games tentu saja berpengaruh sangat be- Games IV tahun 1962 di Jakarta. Saat itu, sar. PSSI gagal memenuhi targetnya untuk Pengawasan PSSI kepada pemain merebut medali emas. mungkin kurang maksimal. Akan tetapi, Permasalahan saat kompetisi ke- PSSI tidak mungkin mengawasi pemain juaraan PSSI antara klub Persib Bandung 56 | Muhammad Ariefuddin Rangga dan PSM Makassar serta kasus penyuapan Aneka, Mei-Oktober 1960. kepada pemain tim nasional menjadi dua Aneka, Maret, Juli, Agustus 1962. faktor penyebab kegagalan tersebut. Agar Aneka, Februari-November 1963. kejadian tersebut tidak terulang, Pengurus Berita Ganefo, November 1963. PSSI saat ini harus bisa menjaga jalannya Bintang Mataram, 22 April 1930. roda kompetisi dengan baik karena dari Bintang Timur, April-Oktober 1961. kompetisi yang baik lah akan tercipta tim Bintang Timur, Februari, Maret, Agustus, Oktober nasional yang tangguh. Selain itu, PSSI 1962. juga harus mengawasi pemain-pemain tim Bintang Timur, Oktober-November 1963. nasional secara ketat agar tidak ada lagi Djaja, April 1962, April-Mei 1963. kasus penyuapan ditengah-tengah persia- Merdeka, Maret-April 1961, Maret, Agustus, September 1962, Januari, Februari, Mei 1963. pan tim nasional dalam menghadapi Asian Olahraga, September 1937, Agustus 1952. Games. Persib plus, no. 25, 6 Juli 2007. Pemberian hukuman yang berat den- Sinar Harapan, Maret, November 1962. gan melarang aktif di sepakbola Indonesia Star Weekly, 1956, Juli-Agustus 1961. merupakan keputusan yang tepat. Namun, pencabutan sanksi oleh PSSI Abdul Wahab Buku ini dengan alasan kebutuhan tim menjelang Colombijn, Freek. The Politics of Indonesian GANEFO merupakan keputusan yang ku- Football. Paris: Archipel59, 2000. rang tepat. Seharusnya para pemain terse- Darmawan,M. Daud. Menelusuri Jejak-jejak but tetap dikenakan sanksi agar timbul efek Sejarah Kuno Sepak Bola Dunia. Yogyakarta: jera bagi para pemain. Pinus Book Publisher, 2007. Adanya konflik antara PSSI dan Elison, Eddy. PSSI Alat Perjuangan Bangsa. Jakarta: PSSI, 2005. KOGOR (Pemerintah) pada masa Abdul Foer, Franklin. Memahami Dunia Lewat Sepakbola. Wahab hendaknya menjadi pelajaran bagi Tangerang: Marjin Kiri, 2006. PSSI maupun pemerintah saat ini untuk H.I.S, Cardiyan. PSSI Tempo Doeloe Hebring. meminimalisir konflik yang terjadi. Pen- Jakarta: Pustaka Dinamika Mediatama, 1988. gurus PSSI dan pemerintah hendaknya Iskandar, A. Muhaimin. Spiritualitas Sepakbola. bersinergi secara baik agar prestasi yang Yogyakarta: Klik. R, 2006. ingin dicapai dapat terwujud. Tidak dapat Lubis, Firman. Jakarta 1960-an Kenangan Semasa dipungkiri bahwa konflik yang terjadi se- Mahasiswa. Jakarta: Masup, 2008. cara tidak langsung dapat mempengaruhi Marpels, Morris. A History of Football. London: Secker & Warburg, 1954. kekuatan tim nasional Indonesia. Masmimar. Abidin, Pentjetak Gol. Jakarta: Djakarta Press P.T, 1950. DAFTAR PUSTAKA Natakusumah, Arief. Drama Itu Bernama Wawancara Judo Hadianto (mantan penjaga gawang Sepakbola. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Tim Nasional tahun 1960-an) di Jakarta, Sabtu 2008. 21 Februari 2009. Nugraha, Ubaidillah. Republik Gila Bola. Jakarta: Ufuk Press, 2008. Surat Kabar dan majalah Palupi, Srie Agustina. Politik dan Sepakbola di Aneka, no. 21. 1954, No. 28. 1956, No. 20. 1959. Jawa 1920-1942. Yogyakarta: Ombak, 2004. Poesponegoro, Marwati Djoenoed, Nugroho PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 57

Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia ______. Bola Di Balik Bulan. Jakarta: Kompas, Jilid VI: Jaman Jepang dan Jaman Republik 2002. Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1993. ______. Bola-Bola Nasib. Jakarta: Kompas, PSSI. 50 Tahun PSSI. Jakarta: PSSI, 1980. 2002. ____. 60 Tahun PSSI. Jakarta: PSSI, 1990. Tahar, Tabrin. Sebuah Catatan Dari Sepakbola ____. 70 Tahun PSSI. Jakarta: PSSI, 2000. Indonesia. Jakarta: PT Cikaprima, 1993. Ricklefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern 1200- Tumakaka, J. K. Demokrasi Terpimpin. Jakarta: 2004. Jakarta: Serambi, 2005. Kementerian Penerangan, 1959. Saelan, Maulwi. Sepak Bola. I. Jakarta, 1970. UMS. UMS 45 Tahun. Jakarta: THUTH-UMS, Sindhunata. Air Mata Bola. Jakarta: Kompas, 2002. 1950. 58 | Muhammad Ariefuddin Rangga

GAMBAR

Gambar 4. Pertandingan antara Indonesia melawan India dalam penyisihan Olimpiade Roma yang digelar di lapangan Ikada. Sumber: Aneka, 18 Agustus 1962.

Gambar 1. Ir. Soeratin, ketua umum PSSI yang pertama. Sumber: PSSI. 2000. 70 Tahun PSSI. Jakarta: PSSI.

Gambar 5. Tim Nasional Indonesia saat ber- Gambar 2. Ketua umum PSSI 1959-1964 hasil menjadi juara Merdeka Games di Kuala Abdul Wahab Djodjohadikoesoemo. Sumber: Lumpur, Malaysia tahun 1961. Sumber: Bin- Aneka, 13 Juli 1963. tang Timur, 18 Agustus 1961.

Gambar 3. Kongres PSSI ke XX di Jakarta, Abdul Wahab Djodjohadikoesoemo terpilih sebagai ketua umum PSSI pada kongres ini. Sumber: Aneka, 10 September 1959. PSSI Pada Masa Abdul Wahab Djojohadikoesoemo: 1959-1964 | 59

Gambar 6. Protes Pemain PSM Makassar ke- Gambar 9. Tujuh diantara sepuluh pemain pada wasit dalam pertandingan antara PSM yang terlibat penyuapan (insiden Senayan), dan Persib Bandung di stadion Mattoangin dari kiri ke kanan: Ilyas, Wowo, Andjiek, Soe- Makassar. Sumber: Star weekly, 1 Juli 1961. narto, Rukma, Pietje Timisela, Omo. Sumber: Merdeka, 3 Maret 1962.

Gambar 7. Pemain Persib Bandung disam- Gambar 10. Pelatih Tony Pogacnik member- but meriah di kota Bandung setelah menjadi ikan contoh kepada kedua penjaga gawang juara kejuaraan PSSI 1959-1961. Sumber: Star Indonesia, Sahala dan Hadi Purnomo dalam weekly, 8 Juli 1961. training centre Asian Games IV. Sumber: Ane- ka, 19 Mei 1962.

Gambar 8. Tiga tersangka penyuapan terh- adap pemain tim nasional Indonesia jelang Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta, dari kiri ke kanan: Tjoa Ngit Fa, Tjoa Boen Hind Gambar 11. Daftar pemain-pemain yang ter- an Thio Swie Bin. Sumber: Bintang Timur, 25 pilih memperkuat tim nasional sepakbola In- Februari 1962. donesia di Asian Games IV. Sumber: Merdeka, 18 Agustus 1962. 60 | Muhammad Ariefuddin Rangga

Gambar 12. Kesebelasan Indonesia dalam Asian Games IV di Jakarta tahun 1962. Sum- ber: Aneka, 1 September 1962.

Gambar 14. Salah satu pertandingan sepak- bola di GANEFO I antara Indonesia melawan RRT. Sumber: Aneka, 1 Februari 1964. Gambar 13. Pidato Presiden Soekarno dalam pembukaan GANEFO I tanggal 10 November 1963. Sumber: Aneka, 16 November 1963. VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Dari Klein Haven Sampai Grote Haven: Pelabuhan Belawan 1870-1940

Dewik Untarawati Mahasiswa Magister Ilmu Sejarah, Universitas Indonesia email: [email protected]

ABSTRAK - Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan yang terletak di dekat Kota Medan, Sumatera Utara. Pada awal abad ke-19, Pelabuhan Belawan bukan merupakan pelabuhan yang besar dan penting. Ekspansi Pemerintah Hindia Belanda di Sumatera Utara dengan pendirian perusahaan-perusahaan perkebunan seperti Deli Maatschappij pada 1869, telah merubah Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan besar (Grote Haven) yang ramai dikunjungi oleh kapal-kapal asing. Perkembangannya semakin signifikan pada tahun 1930-an dimana Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar ketiga di Hindia Belanda. Artikel ini membahas mengenai bagaimanakah transformasi Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan besar dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi perubahan Pelabuhan Belawan menjadi salah satu pelabuhan terpenting di Hindia Belanda. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode sejarah yang meliputi heuristic, kritik, interpretasi, dan historiografi. Keberadaan perusahaan besar Deli Maatschappij yang memperkenalkan komoditi tembakau di pasaran internasional, telah membuat banyak negara asing menginvestasikan sahamnya bahkan membangun perusahaan perkebunan di wilayah Deli. Hubungan kerjasama dan jaringan perdagangan yang luas di antara pengusaha-pengusaha Singapura, Cina, Amerika, dan negara-negara Eropa Barat lainnya telah meningkatkan volume perdagangan dan pelayaran dari dan menuju Pelabuhan Belawan. Peningkatan sektor perkebunan dengan variasi komoditi ekspor yang penting menjadi faktor berkembangnya Pelabuhan Belawan. Tahun 1938, Belawan telah menjadi pelabuhan utama di Hindia Belanda dengan jumlah tonase ketiga terbesar, setelah pelabuhan di Jakarta dan Surabaya. KATA KUNCI - Pelabuhan Belawan, Deli Maatschappij, Hindia Belanda, Perkebunan

ABSTRACT - Belawan Port is a port located near Medan City, . In the early 19th century, Belawan Port was not a large and important port. The expansion of the Dutch East Indies Government in North Sumatra with the establishment of plantation companies such as the Deli Maatschappij in 1869, has transformed the Belawan Port into a large port (Grote Haven) which is crowded with foreign vessels. Its development became more significant in the 1930s where the Belawan Port became the third largest port in the Dutch East Indies. This article discusses how the transformation of Belawan Port into a large port and what factors influenced the change in Belawan Port became one of the most important ports in the Dutch East Indies. The method used in writing this article is a historical method that includes heuristic, criticism, interpretation, and historiography. The existence of the large company Deli Maatschappij which introduced tobacco commodities in the international market, has made many foreign countries invest their shares and even build plantation companies in the Deli region. Extensive cooperative relations and trade networks between Singaporean, Chinese, American and other Western European countries have increased trade and shipping volumes from and to Belawan Port. The increase in the plantation sector with a variety of important export commodities is a factor in the development of Belawan Port. In 1938, Belawan had become the main port in the Dutch East Indies with the third largest tonnage, after the port in Jakarta and Surabaya. KEYWORDS - Belawan Port, Deli Maatschappij, Dutch East Indies, Plantation 62 | Dewik Untarawati

PENDAHULUAN da sebagai pelabuhan bebas pada tahun 1847.2 Pelabuhan bebas tersebut ditetap- nfrastruktur adalah salah satu fak- kan seiring dengan diberlakukan nya per- tor yang menentukan perkembangan dagangan bebas pada waktu itu. Ketika ekonomi suatu wilayah di samping ke- I Makassar diberlakukan sebagai pelabuhan beradaan Sumber Daya Alam (SDA), Sum- bebas, pedagang dan kapal-kapal asing ber Daya Manusia (SDM), perkembangan dapat memasuki pelabuhan Makassar tan- teknologi, dan lain-lain. Sementara itu, pa adanya pungutan bea masuk, pedagang pelabuhan merupakan unsur yang penting juga bebas memperdagangkan berbagai dari suatu wilayah dengan karakter mari- macam komodtas dagang, dan tentu saja tim. Menurut SK Menteri Perhubungan RI sistem persaingan bebas dapat diterapkan No. KM 25/2002 dan KM 35/2007 pelabuh­ dalam aktifitas perdagangan di pelabuhan an didefinisikan sebagai tempat yang terdi- bebas.3 Sedangkan jenis pelabuhan yang ri dari daratan dan perairan di sekitarnya kedua, jelas berbanding terbalik dengan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat pelabuhan bebas, dalam sistem pelabuhan kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi wajib pajak, pemerintah kolonial mene- yang digunakan untuk kapal bersandar, tapkan bea masuk atau pajak tertentu bagi berlabuh, naik-turun penumpang dan atau kapal-kapal asing yang memasuki wilayah bongkar muat barang yang dilengkapi den- pelabuhan wajib pajak. gan fasilitas keselamatan pelayaran dan ke- Sedangkan dari sumber Regeerings giatan penunjang pelabuhan serta sebagai Almanak tahun 19224, Pemerintah Hindia tempat perpindahan intra dan antar moda Belanda telah melakukan pembagian pela- transportasi.1 Jika merujuk pada definisi buhan menjadi 2 yakni, Klein Haven (Pela- diatas, dapat dikatakan bahwa infrastruktur buhan Kecil) dan Grote Haven (Pelabuhan pelabuhan meliputi berbagai unsur mulai Besar). Pembagian tersebut tentunya di- dari transportasi yang berfungsi sebagai dasarkan pada, Pertama adalah fasilitas proses transshipment, kemudian fasilitas di pelabuhan. Fasilitas pelabuhan kecil de­ pelabuhan mulai dari gudang penyimpanan ngan pelabuhan besar jelas berbeda, fasili­ komoditi, sampai dengan kapal-kapal yang tas infrastruktur pelabuhan besar lebih me- merupakan moda transportasi laut yang vi- madai dan lengkap dibanding pelabuhan­ tal sebagai sarana untuk mengangkut ko- kecil. Kedua, jenis dan ukuran kapal. Pela- moditi-komoditi tertentu. buhan besar tentu saja dapat dilalui oleh Lalu bagaimanakah dengan pelabuhan kapal-kapal uap dan diesel yang memiliki di Indonesia pada masa kolonial, Edward ukuran yang besar. Ketiga, jaringan­ per- Lamberthus Poelinggomang menyatakan dagangan yang terbentuk. Pelabuhan be- bahwa pada masa kolonial, jenis pelabuh­ sar memiliki jaringan perdagangan yang an terbagi menjadi 2 yakni, pelabuhan be- lebih luas yang mana tidak terbatas pada bas dan pelabuhan wajib pajak. Edward 2Edward Lamberthus Poelinggomang, Makassar memberi contoh Pelabuhan Makassar yang abad XIX : studi tentang kebijakan maritim (Jakarta : ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belan- KPG, 2017), hlm.2 3Ibid. 1Herman Budi Sasono, Manajemen Pelabuhan 4Regeerings Almanak tahun 1922 mengenai &Realisasi Ekspor Impor ( Jakarta :Andi, 2013), hlm.1 Havenbedrijf Dari Klein Haven Sampai Grote Haven: Pelabuhan Belawan 1870-1940 | 63 lingkup domestik saja, namun sudah dalam Belanda? Untuk menjawab permasalah- jangkauan internasional. Keempat, fungsi an di atas, maka akan digunakan konsep pelabuhan. Pelabuhan besar berfungsi se- perkembangan Pelabuhan Belawan yang bagai penggerak perekonomian di suatu sebelumnya telah ditulis oleh Christopher wilayah karena hampir semua aktifitas Airries dan dilengkapi dengan sumber dari perekonomian, mulai dari perdagangan arsip, foto, dan studi pustaka yang terkait. dan pelayaran di pusatkan di pelabuhan Sayangnya, topik mengenai Pelabuhan Be- besar. Sedangkan pelabuhan kecil biasanya lawan khususnya, pada masa kolonial ti- disebut sebagai pelabuhan hinterland atau dak banyak dibahas. Masih sangat sedikit feeder (pengumpan) yang berfungsi sebagi sejarawan yang tertarik untuk membahas pendukung aktifitas perdagangan di pela- Pelabuhan Belawan. Padahal jika melihat buhan besar. sumber-sumber primer baik berupa arsip, Dalam Regeerings Almanak juga ter- staatsblad, surat kabar, maupun sumber dapat kategorisasi mana sajakah pelabuh­ foto, telah banyak mengulas dan memper- an-pelabuhan yang termasuk pelabuhan lihatkan eksistensi Pelabuhan Belawan. kecil dan pelabuhan besar. Kelompok Selain itu, selama ini kajian mengenai seja- pelabuhan kecil diantaranya adalah Asa- rah maritim lebih banyak difokuskan pada han, , Palembang, Pelabuh­ wilayah yang memiliki budaya maritim an Ratu, Tjilaoet, Ternate yang dibagi yang kuat seperti, Palembang dan Makasar. menjadi 2 yakni, Amboina (Ambon) dan Salah satu alasan kenapa sejarawan tidak Banda Neira. Sedangkan Pelabuhan be- tertarik membahas wilayah lain dan terke- sar diantaranya Tanjung Priok, Pelabuhan san mengabaikan adalah kurangnya penge- Surabaya, Pelabuhan Makasar, Pelabuhan tahuan mengenai wilayah tersebut. Kajian Semarang, Pelabuhan Cilacap, Pelabuhan mengenai Pelabuhan Belawan merupakan Padang (Emmahaven), dan Pelabuhan Be- suatu hal yang novel (baru). Hal tersebut lawan.5 Pelabuhan yang terakhir disebut, menjadi perhatian utama penulis kena- yakni Pelabuhan Belawan akan menjadi pa penulis tertarik untuk membahas tema pokok tulisan dari artikel ini. Artikel ini ini secara lebih rinci sehingga, tulisan ini akan membahas mengenai perkembangan diharapkan dapat menambah khasanah Pelabuhan Belawan sebagai pelabuhan pengetahuan serta menambah historiogra- kecil dan tidak begitu penting pada per- fi Pelabuhan Belawan dan perannya pada tengahan abad ke-19 yang berubah menja- masa kolonial. di pelabuhan besar dan penting di Hindia Kemudian metode penelitian yang di- Belanda di tahun 1930-an. Permasalah- gunakan dalam penulisan artikel ini adalah an yang akan diajukan dalam tulisan ini metode sejarah yang meliputi, heuristic, adalah bagaimanakah transformasi Pela- kritik, interpretasi, dan historiografi. Lang- buhan Belawan menjadi pelabuhan besar kah pertama penelitian adalah pengum- dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pulan data (heuristik) yang menggunakan perubahan Pelabuhan Belawan menjadi sumber baik sumber arsip BOW (Burger- salah satu pelabuhan terpenting di Hindia lijke Openbaar Werkeen), Staatsblad, Re- gerings Almanak, foto, dan literatur ter- 5Ibid. 64 | Dewik Untarawati kait. Arsip BOW menyediakan mengenai untuk ekonomi perkebunan di Hindia Be- pembangunan infrastruktur pelabuhan, landa, bukan hanya karena memiliki tanah perdagangan, hingga aktivitas pelayaran yang subur dengan wilayah-wilayah yang di Pelabuhan Belawan. Kemudian, Re- dapat dicapai di dalamnya, namun Jawa geerings Almanak juga menyediakan in- juga memiliki penduduk yang cukup besar formasi mengenai struktur organisasi dan untuk dapat dieksploitasi sebagai tenaga pembagian pelabuhan-pelabuhan dagang kerja wajib sehingga biaya angkutan da- di Hindia Belanda. Terdapat dua kategori- rat ke tempat-tempat pengapalan menjadi sasi pelabuhan menurut Regeerings Alma- rendah.7 Selain itu, Pulau Jawa di abad ke- nak yakni, Pelabuhan besar dan pelabuhan 19 adalah wilayah yang sepenuhnya sudah kecil. Pelabuhan Belawan telah dikatago- di kolonisasi oleh Belanda. risasikan sebagai pelabuhan besar sejak tahun 1920-an. Kemudian sumber foto Pelabuhan Belawan juga banyak memberikan gambaran dan informasi mengenai keadaan dan aktivitas perdagangan dan pelayaran di Pelabuhan Belawan.

PELABUHAN BELAWAN DARI MASA KE MASA Secara geografis, Pelabuhan Belawan ter- letak di Pulau Belawan, Sumatra Utara Gambar 1, Letak Geografis Belawan, Christopher serta dekat dengan Deli dan Medan.6 Pada Airries (1991) masa awal pemerintahan kolonial di Hin- dia Belanda, Pulau Sumatra kurang begitu Tidak adanya perhatian Pemerintah diperhatikan karena perhatian pemerintah Hindia Belanda terhadap Pulau di luar ditujukan sepenuhnya di kawasan core yak- Jawa, membuat pulau-pulau di luar Jawa, ni, Jawa dengan aktifitas ekspor komodi- termasuk Sumatra memilih untuk men- ti tropis nya yang dirasakan telah mem- jalin hubungan dagang dengan negara lain berikan keuntungan yang besar. Howard seperti Inggris dan Cina.8 Tentu saja hal Dick menyatakan bahwa Jawa nampaknya tersebut memberikan peluang yang besar menjadi satu-satunya wilayah yang layak kepada pedagang Inggris dan Cina yang 6Deli secara topografis terletak di wilayah Pantai memiliki ambisi dalam meningkatkan dan Timur Sumatra dan secara astronomis berada pada posisi memperluas jaringan perdagangan nya. 3o34’ Lintang Utara dan 98o38’ Bujur Timur . Sementara itu, kedudukan wilayah Deli secara administratif Inggris yang telah berhasil menciptakan termasuk dalam Kecamatan Medan Labuan, Kabupaten Singapura bersama dengan Penang sebagai Deli serdang. Sedangkan Medan adalah kota utama di Sumatra Utara, jarak antara Deli dengan Medan kurang lebih sepanjang 14 km. Didik Pradjoko, Bambang 7J.Thomas Lindblad, Fondasi Historis Ekonomi Budi Utomo, Atlas Pelabuhan-pelabuhan Bersejarah Indonesia (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 36 di Indonesia (Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 8Nyoman Wijaya, Kekaisaran Kompeni Kecil Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI, Korupsi, Kolusi, Nepotisme Abad XIX (Yogyakarta : 2013), hlm.111. Yayasan Mahavira, 2001), hlm.151-52 Dari Klein Haven Sampai Grote Haven: Pelabuhan Belawan 1870-1940 | 65

“the mercantile gateway to the Orient”, be- Perkebunan Pantai Timur.12 rusaha untuk mengambil peluang tersebut Untuk melihat perkembangan Pelabu- dengan mengembangkan perdagangan di han Belawan pada masa kolonial, karya pantai Sumatra Utara, khususnya Deli. sebelumnya tentu saja dapat memberi- Perhatian Pemerintah Hindia Belanda kan perspektif awal mengenai Pelabuhan mulai tertuju pada Sumatra Utara9 yakni, Belawan. Penulis juga menerapkan kon- Deli pada 1 November 1869 ketika NHM sep-konsep mengenai perkembangan Pela- dengan pengusaha perkebunan bernama buhan Belawan dari karya Christopher Air- P.W.Janssen sepakat untuk mendirikan ries yang melakukan penelitian mendalam perusahaan perkebunan yang kemudian mengenai Pelabuhan Belawan. Christopher dikenal dengan nama Deli Maatschappij.10 Airries sendiri telah membagi perkemba­ Ketertarikan pemerintah Hindia Belanda ngan Pelabuhan Belawan menjadi 2 peri- tersebut disebabkan pertama, pemerintah ode yakni, the pioneer plantation era (era Hindia Belanda ingin menguasai pasar di perkebunan perintis) dari periode sekitar Sumatra Utara yang telah terlebih dahulu 1870-1919 dan the florescence plantation dikuasai oleh Inggris. Perdagangan di Su- era (era perkebunan yang telah maju) dari matra Utara mulai meningkat drastis de­ periode 1920-1940.13 ngan keberadaan Deli Maatschappij. Dapat dikatakan bahwa popularitas wilayah Su- 1. Era Perkebunan Perintis matra Utara meningkat drastis karena ke- Periode pertama dimulai tahun 1870, yang beradaan perusahaan Deli Maatschappij.11 mana ditandai dengan diberlakukan UU Ketika Deli Maatschappij telah berdiri, hal Agraria (Agrarisch Wet) yang memberikan pertama kali yang menjadi perhatian ada- keleluasaan bagi para investor-investor as­- lah bagaimana aktifitas perdagangan dan ing dan swasta untuk menanamkan modal- pelayaran komoditi tembakau sebagai ko- nya di sektor perkebunan dan pertamba­ moditi andalan dari Deli Matschappij di ngan di Hindia Belanda.14 Sumatra Utara Sumatra Utara. Kelancaran lalu lintas per- menjadi target utama para investor-inves- dagangan di Sumatra Utara ternyata dipe­ tor asing untuk menanamkan modal mere- ngaruhi kuat oleh keberadaan Pelabuhan ka di sektor perkebunan.15 Belawan yang juga dikenal sebagai Distrik 12Christopher.A.Airries, Global Economy and Port Morphology in Belawan, Indonesia in American Geographical Society (81) (2), 1991, hlm.183 9Kolonisasi Sumatera dilakukan sedikit terlambat 13Mengenai pembagian periodesasi, penulis tidak dibandingkan wilayah lain, pada mulanya kolonisasi menggunakan periode seperti yang tercantum dalam karya- Pulau Sumatra tidak dilakukan oleh pemerintah, karya Christopher Airries, penulis hanya menggunakan namun diprakarsai oleh perusahaan-perusahaan swasta konsep yang dikembangkan oleh Christopher Airries. Hal kapitalis Eropa dan Amerika dalam sektor perkebunan. tersebut dikarenakan, Christopher Airries tidak konsisten Perkebunan-perkebunan yang dibangun tersebut dalam melakukan pembagian periodesasi di dalam karya- dipusatkan di bagian pantai timur Sumatra sehingga karya yang ditulis nya mengenai Pelabuhan Belawan. wilayah tersebut juga sering dikenal sebagai Sumatra Christopher.A.Airries, Port-Centered Transport Timur Laut. Sementara itu, letak wilayah Sumatra Timur Development in Colonial North Sumatra in Southeast Laut sendiri berada di wilayah Sumatra Utara. Daniel Asia Program Publications at Cornell University (59), Perret , Kolonialisme dan Etnisitas Batak dan Melayu di 1995, hlm.67 Sumatra Timur Laut (Jakarta : KPG, 2010), hlm.30. 14M.Junaedi Al-Anshori, Sejarah Nasional Indonesia 10Ibid., hlm.178 Masa Prasejarah Sampai Proklamasi Indonesia ( Jakarta 11Bernard van den Berg, Indonesie ABC (Rijswijk : : PT Mitra Aksara Panaitan, 2007), hlm.77 Elmar Respockets, 1992), hlm. 213 15Christopher.A.Airries, Port-Centered 66 | Dewik Untarawati

Pada periode pertama ini juga disebut Beberapa perusahaan yang memili- sebagai periode small scale western plant- ki ketertarikan terhadap tembakau Deli er yang dicirikan sebagai berikut. Pertama, adalah, Amerika, Jerman, dan Singapura. periode ini ditandai sebagai gelombang Amerika menjadi pembeli tembakau Deli awal aktifitas para planter asing di Suma- terbesar yang mana pembelian dan pen- tra Utara yang belum begitu banyak. Kedua, jualan tembakau Deli tersebut berlangsung komoditi yang diusahakan untuk ditanam di pasar Amsterdam. Tembakau Deli men- bersifat homogen yakni, tembakau. Ter- jadi bahan baku utama industri rokok di hitung sejak tahun 1870, terdapat sebanyak­ Ameri­ka. Pada tahun 1888, perusahaan 22 perkebunan tembakau yang telah didi- Deli Maatschappij telah mengendalikan 15 rikan, jumlahnya meningkat menjadi 120 perkebunan tembakau dan menghasilkan perkebunan tembakau di pertengahan tahun hampir f 6 juta dari total hasil penjualan.17 1890. Komoditi tembakau yang dihasilkan Amerika sendiri telah membayar bea untuk Deli Maatschappij merupakan komoditi impor tembaku dari Deli setidaknya seban- mewah yang memiliki nilai paling­ tinggi di- yak 2,3 juta dollar.18 Pada tahun 1938, ce- antara tembakau-tembakau lainnya. rutu yang berasal dari daun-daun tembakau Keunggulan tembakau Deli dengan Deli telah meningkat hampir 4 kali lipat tembakau lainnya terletak pada teksturnya, dari harga daun tembakau Kuba yang san- tembakau Deli memiliki tekstur yang lembut gat terkenal, bahkan harganya lebih tinggi dengan warna kekuning-kuningan. Tekstur jika dibandingkan dengan tembakau dari lembut yang dihasilkan tersebut disebabkan Jawa dan Filipina.19 oleh tanah Deli yang sangat cocok untuk ta- Seperti halnya Amerika, Jerman juga naman tembakau. Selain itu, daun-daun dari sangat bergantung dengan tembakau Deli. tembakau Deli menjadi pembungkus rokok Meskipun ketika itu, Nazi dibawah kend- atau cerutu yang paling bagus.16 Sehingga ali Hitler telah melakukan kampanye anti tidak heran jika, banyak sekali pengusaha rokok dan memberikan contoh gaya hidup dari negara-negara lain yang tertarik untuk sehat dengan cara memakan makanan yang membeli tembakau Deli. sehat. Hitler juga melarang semua iklan tentang produk tembakau. Hitler melaku- kan kampanye anti rokok dengan menya- takan bahwa rokok akan meembahayakan kesehatan manusia. Namun ironisnya, ditengah kampanye anti rokok yang telah berlangsung pada saat itu, Jerman justru tidak menghentikan impor tembakau dari Deli. Bahkan pada tahun 1936, total ek- Gambar 2. Pemindahan tembakau di Pelabuhan spor tembakau dari Sumatra Utara sebesar Belawan Tahun 1922, KITL

Transport Development in Colonial North Sumatra, 17Ibid. Op.cit., hlm.69 18James W.Gould, Americans in Sumatra ( The 16Rita Smith Kipp, The Early Years of A Dutch Hague : Martinus Nijhoff, 1961), hlm.31 Colonial Mission : The Karo Field (United States : The 19Christopher.A.Airries, Port-Centered Transport University of Michigan Press, 1990), hlm.41 Development in Colonial North Sumatra, Op.cit., hlm.69 Dari Klein Haven Sampai Grote Haven: Pelabuhan Belawan 1870-1940 | 67

50.000 ton, dan Jerman menjadi salah satu sebesar f 1.850.000.22 Selain itu, perdaga­ pasar utama bagi ekspor tembakau Deli.20 ngan yang meningkat juga memicu ting- Daya tarik tembakau Deli tentu saja ginya permintaan terhadap buruh perkebu- juga mempengaruhi Singapura yang ketika nan di Sumatra Utara. Mengingat bahwa, itu telah dijadikan basis perdagangan ter- perusahaan perkebunan di Deli tidak hanya besar Asia oleh Inggris. Untuk mendukung dikendalikan oleh Deli Maatschappij, na- perdagangan tembakau antara Singapura mun juga terdapaat 3 perusahaan perke- dan Deli, perusahaan bernama Ocean pada bunan tembakau lainnya yakni, Deli-Bat- tahun 1879 membangun kapal yang diberi avia Maatschappij, Sempah Maatschappij, nama Ganymade dengan bobot kapal sebe- dan Tabak Maatschappij Ahrensburg. Pe- sar 450 ton. Pembangunan kapal tersebut rusahaan-perusahaan tersebut kemudian bertujuan untuk mendukung perdagangan dikenal sebagai “Big Four”.23 Dalam per- tembakau Deli-Singapura. Selain kapal ekrutan buruh-buruh perkebunan, NHM Ganymade, juga dibangun kapal lainnya memiliki peran yang besar dalam mengi- yang diberi nama “the Ascanbis” dengan rim buruh-buruh perkebunan dari Jawa bobot 107 ton, kapal tersebut juga berop- menuju Sumatra. Misalnya saja pada tahun erasi pada rute yang sama yakni Suma- 1920, buruh perkebunan di Deli hampir tra-Strait Settlement. Selama kurun waktu mencapai 40.000 orang yang mana lebih 1880-1890, perdagangan tembakau dikem- dari separuh jumlah tersebut terdiri dari bangkan secara pesat dengan menggu- orang Jawa dan ¼ dari jumlah total terse- nakan kapal-kapal uap kecil. Perdagangan but adalah orang Cina.24 tembakau yang dijalin antara perusahaan Kemudian fasilitas-fasilitas yang ter- Deli Maatschappij dengan negara-negara dapat di Pelabuhan Belawan masih belum lain seperti Amerika, Jerman, dan Singapu- sempurna. Salah satu yang paling penting ra berepusat di Pelabuhan Belawan sebagai adalah transportasi yang berfungsi sebagai pelabuhan utama yang letaknya sangat sarana mobilisasi komoditi hasil perke- dekat dengan Deli.21 bunan. Transportasi yang digunakan pada Perdagangan yang semakin hari sema- periode awal masih sangat tradisional yak- kin meningkat di Sumatra Utara, khususn- ni dengan menggunakan oxcart (gerobak ya di Deli juga berakibat pada semakin ra- lembu). Banyak kendala yang dihadapi mainya aktifitas perdagangan di Pelabuhan dengan penggunaan transportasi tradision- Belawan. Jelas hal ini memberikan pema- al yakni, ketika musim hujan kondisi jalan sukan yang besar untuk Pelabuhan Belawan sangat buruk. Hal ini membuat transpor- sendiri melalui tarikan bea masuk kapal- tasi komoditi tembakau melalui jalan da- kapal asing. Misalnya penerimaan bea ma- rat menemui kesulitan karena jalan-jalan suk tahun 1912 sebesar f1.500.000, jumlah telah menjadi kolam lumpur. Selain itu, tersebut meningkat pada tahun 1913 yakni, angkutan gerobak tidak bisa menampung 20Horst.H.Geerken, Hitler’s Asian Adventure 22Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie tahun (Norderstedt : Books on Demand, 2015), hlm.59 1986 21Malcolm Fulkus, The Blue Funnel Legend : A 23Horst.H.Geerken, Hitler’s Asian Adventure,Loc. History of the Ocean Steam Ship Company 1865-1973 cit. (London : Macmillan Academic and Professional Ltd, 24J.Thomas Lindblad, Fondasi Historis Ekonomi 1990) hlm.39-40 Indonesia, Op.cit., hlm.261 68 | Dewik Untarawati komoditi dalam jumlah besar dan waktu nya, bahwa Sungai Belawan-Deli memili- yang ditempuh juga tidak efisien. Kendala ki beberapa masalah yang berkaitan den- transportasi menjadi semakin penting keti- gan transportasi dan lalu lintas komoditi. ka terjadi endapan lumpur di Sungai Bel- Masalah pertama adalah adanya endapan awan yang menyebabkan kapal-kapal uap lumpur yang mengakibatkan pendangka- besar tidak bisa beroperasi.25 lan Sungai Deli-Belawan di Pelabuhan Belawan. Kendala tersebut sebenarnya tel- ah diatasi pada tahun 1905-1906 dengan mengeruk pasir-pasir di Sungai Belawan, namun usaha tersebut gagal. Kemudian pemerintah kolonial mencari alternatif lain yang dapat mengatasi permasalahan terse- but. Akhirnya, perhatian pemerintah tertuju pada Aroebaai atau Teluk Aru yang terletak Gambar 3. Jalur Kereta Api di Pelabuhan Belawan di sebelah utara Pangkalan Brandan. Per- Tahun 1898, Kleingrothe (KITLV) hatian pemerintah pada Teluk Aru sebagai alternatif pemindahan lokasi perdagangan Situasi tersebut kemudian mempen- di Sumatra Utara tersebut berdasarkan garui Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) pertimbangan bahwa Teluk Aru memiliki yakni, perusahaan cabang dari Deli wilayah yang lebih luas dari Belawan dan Maatschappij yang berorientasi pada pem- memiliki lokasi yang terlindung dan aman bangunan jalan kereta api, berupaya untuk untuk aktivitas perdagangan.27 membangun jaringan kereta api menuju Pulau Belawan pada tahun 1883.26 Pada tahun 1886, jalur kereta api DSM telah mencapai sisi barat Belawan, pembangu- nan tersebut telah selesai sepenuhnya ta- hun 1890. Keberadaan jaringan transporta- si kereta api di Pelabuhan Belawan terbukti telah meningkatkan aktifitas perdagangan di Pelabuhan Belawan dimana pada kurun waktu 1888-1890, lalu lintas barang dan komoditi menuju Belawan telah meningkat Gambar 4. Peta Pelabuhan Belawan dan daerah di tujuh kali lipat. Keberadaan jaringan kere- sekitarnya, https://www.tide-forecast.com/, 28 Juli ta api memudahkan proses transshipment 2018 komoditi dari darat ke laut menggunakan Pada tahun 1909 dibentuk komisi yang kapal. terdiri dari 3 pejabat utama Pemerintah Seperti yang telah diketahui sebelum- Hindia Belanda diantaranya, adalah Direk- tur Burgerlijke Openbaar Werken (BOW), 25Christopher.A.Airries, Port-Centered Transport Development in Colonial North Sumatra, Op.cit., hlm.70 27H.Meijer,De Deli Spoorweg Maatschappij : 26Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie tahun driekwart eeuw koloniaal spoor / door (Zutphen : De 1986 Walburg Pers , 1987), hlm.28-29 Dari Klein Haven Sampai Grote Haven: Pelabuhan Belawan 1870-1940 | 69

Direktur Gouvernement Marine (Angka- ing Port atau Sea-Port di Hindia Belanda tan Laut), dan Direktur Staatsspoorwe- sebenarnya telah ada jauh sebelum tahun gen (Perkrethttps://www.tide-forecast. 1920-an. Pada awalanya pembentukan com/aapian Negara). Komisi tersebut ha- pelabuhan-pelabuhan laut berasal dari ide rus membuat pilihan antara Belawan dan dua orang insinyur Belanda bernama Kraus Teluk Aru. Pada awalnya komisi tersebut dan De Jonge untuk membentuk komisi memilih untuk membangun pelabuhan pada tahun 1909 dalam merancang pela- baru di Aroebaai, namun terdapat pihak-pi- buhan perancang yang cocok untuk ber- hak yang menentang usulan tersebut, ter- layar kapal-kapal besar dan untuk tempat masuk diantaranya adalah Deli Spoorweg transshipment. Pelabuhan-pelabuhan yang Maatschappij (DSM). Pihak-pihak yang dipilih pada waktu itu adalah Pelabuhan pro tersebut berpendapat bahwa keuntun- Tanjung Priok yang dibangun pada tahun gan Kota Pelabuhan Belawan begitu san- 1877, kemudian pelabuhan kedua adalah gat besar dibandingkan eksentrisisme dan Pelabuhan Surabaya pada tahun 1917 yang daya tarik Aroebaai. Sehingga diputuskan, mana selesai pembangunannya pada tahun daripada membangun pelabuhan baru di 1925. Teluk Aru yang tentu saja membutuhkan Setelah pembangunan pelabuhan laut anggaran yang sangat besar, lebih baik di- pada bagian timur, selanjutnya pemer- upayakan untuk memperbaiki Pelabuhan intah memfokuskan pembangunan pela- Belawan dengan memperluas Pelabuhan buhan pada bagian barat yakni, Sumatra. Belawan dan juga mengupayakan kedala- Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan man pelabuhan, tentunya membuat kedala- yang menjadi target pemerintah selanjutn- man pelabuhan bukan merupakan hal yang ya. Pelabuhan Belawan dijadikan sebagai mudah karena kapasitas Pelabuhan Bela- pelabuhan laut dalam yang dibuka pada wan tersebut terlalu kecil.28 tahun 1920 sebagai pelabuhan pusat ko- moditi ekspor perkebunan yang bernilai 2. Era Perkebunan Maju di Sumatra Utara.30 Dua tahun kemudian, Sedangkan pada periode kedua yang berk- status Pelabuhan Belawan telah menjadi isar antara 2 dekade sebelum berakhirnya havenbedrijf (Perusahaan Pelabuhan) yang Perang Dunia 2 yang mana ditandai se- berada dibawah naungan Gouvernement bagai periode kolonial yang telah mengala- bedrijven atau perusahaan-perusahaan mi perkembangan ekonomi global. Periode pemerintah. Campur tangan pemerintah ini dicirikan dengan berkembangnya infra- dalam hal penetapan kebijakan ataupun struktur pelabuhan secara pesat. Pada tahun peraturan sangat besar terhadap Pelabuhan 1920, Pelabuhan Belawan dikembangkan Belawan. Status Pelabuhan Belawan se- menjadi Ocean-Going Port atau pelabu- bagai pelabuhan pemerintah juga merujuk han yang bisa dilayari oleh kapal-kapal pada kepemilikan, pengelolaan, dan penga- besar.29 Ide untuk membentuk Ocean-Go- 30Howard Dick, Vincent J.H. Houben, J.Thomas 28Ibid. Lindblad and Thee Kian Wie, The Emergence of A 29Malcolm Fulkus, The Blue Funnel Legend : A National Economy : An Economic History of Indonesia History of the Ocean Steam Ship Company 1865-1973, 1800-2000 (Australia : Asian Studies Association of Op.cit., hlm.39-40 Australia Allen en Unwin, 2002), hlm. 22 70 | Dewik Untarawati wasan terhadap pengoperasian pelabuhan yang memadai. Pada tahun 1921, 3 derma- di bawah kendali pemerintah.31 Pengelo- ga dibangun di sisi utara sungai Belawan, laan dan pengawasan Pelabuhan Belawan kemudian 4 dermaga ditambahkan bebera- tersebut memberikan dampak positif terha- pa tahun berikutnya. Sehingga pada tahun dap kelancaran lalu lintas perdagangan dan 1927, total ada 7 dermaga besar dan secara pelayaran di Pelabuhan Belawan sehingga bersamaan kapal uap dapat berlayar disa- mendorong 32berkembangannya ekonomi. na.33 Rata-rata ukuran berat kapal uap yang Pembangunan fasilitas dan infrastruktur berlabuh di Pelabuhan Belawan terdaftar di Pelabuhan Belawan juga mendorong sebesar 585 ton di tahun 1920 naik men- terciptanya fasilitas-fasilitas umum yang jadi 1712 ton di tahun 1928. Kemudian dibu­tuhkan oleh masyarakat di sekitar Deli. rata-rata ukuran kapal diesel yang secara Banyaknya jumlah pengusaha Eropa Barat perlahan telah menggantikan kapal uap dan Amerika yang menetap dan memban- dari 380 menjadi 3955 ton pada periode gun perusahaan perkebunan di Deli men- yang sama. Sebagian besar kapal-kapal dorong terciptanya perkampungan Eropa yang lalu -lalang dan berlabuh di Pelabu- dan Cina, berdirinya sekolah-sekolah baru, han Belawan adalah kapal KPM. KPM rumah sakit, pasar dan pusat perbelanjaan membangun jalur regional tahun 1888 dan lainnya. Hal tersebut membuktikan bah- kemudian memulai menyediakan feeder wa kebjakan pemerintah untuk melakukan service untuk komoditi tembakau Sumatra pembangunan dan pengaturan di Pelabu- dan di kepulauan lainnya untuk dibawa ke han Belawan menyebabkan terbentuknya Batavia.34 modernisasi kota.

Gambar 5. Sisi selatan dari Dermaga Pelabuhan Gambar 6. Kapal Uap yang berlabuh di Pelabuhan Belawan Tahun 1917, Postcard (Delcampe), Klein- Belawan Tahun 1900, KITLV grothe Pembentukan KPM ditujukan untuk Karakteristik selanjutnya yang menan- meningkatkan perdagangan di Far East dai era perkebunan yang telah berkembang (Timur Jauh) yang telah dimulai dari Sin- adalah tersedianya infrastruktur pelabuhan gapura. Pada permulaan pendiriannya, 33Christopher.A.Airries, Global Economy and 31Wayne.K.Talley, Port Economics (London&New Port Morphology in Belawan, Indonesia in American York : Routledge, 2009), no pages Geographical Society (81) (2), 1991, hlm.189 32J.Thomas.Lindblad, Foreign Investment in 34Malcolm Fulkus, The Blue Funnel Legend : A Southeast Asia in the Twentieth Century (Hampshire : History of the Ocean Steam Ship Company 1865-1973, Plagrave, 2001), hlm. 58 Op.cit., hlm.39-40 Dari Klein Haven Sampai Grote Haven: Pelabuhan Belawan 1870-1940 | 71

KPM diwajibkan untuk membangun ban- lainnya) menuju Sumatra Utara karena yak layanan termasuk diantaranya Sulawe- fasilitas-fasilitas dan hubungan–hubungan si, Maluku dan Papua Nugini yang telah dagang yang telah dijalin nya36 terlebih dahulu menjalin hubungan dengan Peningkatan infrastruktur juga terjadi Inggris. Pendirian KPM menjadi salah satu pada fasilitas pelabuhan yang bertujuan upaya untuk meningkatkan pengaruh Be- untuk menunjang perdagangan seperti, landa dan memperkuat ikatan-ikatan pen- pembangunan jalan darat dan jalan kere- duduk-penduduk di pulau-pulau setempat ta api telah dihubungkan sejajar dengan dengan pedagang Belanda.35 Selain itu, gudang penyimpanan komoditi sehing- KPM ternyata juga memiliki peran dalam ga memungkinkan pemindahan komoditi meningkatkan dan melakukan sejumlah ekspor dengan efesien. Sementara, luas perbaikan di pelabuhan dagang utama di gudang penyimpanan muatan kering juga Makasar dan Belawan dengan ditetapkan- meningkat yang awalnya 33.277 kaki men- nya layanan pelayaran disana. Salah satu jadi 198.000 kaki, meningkat hampir 6 rute pelayaran yang dibuka KPM adalah kali lipat. Pelabuhan belawan tidak hanya rute Singapore-Deli Tobacco melalui Pela- menyediakan tempat penyimpanan muatan buhan Belawan. kering, namun juga penyimpanan muatan Pembukaan beberapa rute pelayaran basah atau cair seperti misalnya untuk ko- KPM dari dan menuju Pelabuhan Bela­ moditi minyak kelapa sawit yang masih wan menjadi rute yang penting karena mentah.37 Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan Pada tahun 1938, Pelabuhan Bela- yang berfungsi sebagai “hub and feeder”, wan telah menyediakan sebanyak 52 tank pelabuhan ini menyediakan fresh produce penyimpanan minyak. Salah satu alasan yang di datangkan dari dataran tinggi Su- perbaikan pelabuhan beserta fasilitas in- matra Utara. Pelabuhan Belawan memi- frastruktur nya adalah untuk menciptakan liki hubungan yang sangat dekat dengan biaya atau ongkos produksi yang efisien Pelabuhan Penang dan Singapura dimana karena dengan fasilitas pelabuhan yang muatan internasional paling banyak di ang- memadai tersebut memungkinkan komod- kut dari Singapura ke Pelabuhan Belawan. iti-komoditi dapat diekspor secara efisien Layanan angkutan antara Belawan dan menuju daratan Eropa. Pada tahun yang Penang serta Singapura terjadi hanya satu sama, Direktur Pelabuhan Belawan te­ kali dalam seminggu, dimana Pelabuhan lah melakukan kerjasama dengan Neder- Singapura telah memainkan peran pen­ landsch Indische Gas Maatschappij dalam ting di dalam transshipment hub (pusat pe- hal penyediaan pasokan listrik di Pelabuh­ mindahan muatan dari satu kapal ke kapal an Belawan.Kerjasama tersebut ditetapkan 35G.C.Allen dan Audrey G.Donnithorne Western dengan keputusan sebagai berikut : Enterprise in Indonesia and Malaya : A Study in Economic Penyediaan listrik di perusahaan Pela- Development (London and New York : Routledge, 2003), hlm.218 buhan Belawan dengan jarak maksimal 50 31Nathalie Fau, Sirivanh Khontapane , Christian m Taillard, Transnational Dynamics in Southeast Asia : The Greater Mekong Subregion and Malacca Straits 36Natalie Fau, Sirivanh Khontapane, Ibid. Economic Corridors (Singapore Institute of Southeast 37Christopher.A.Airries, Global Economy and Port Asian Studies , 2014), hlm.77 Morphology in Belawan, Loc.cit. 72 | Dewik Untarawati

Perarturan mengenai pasokan listrik Sumber: Howard Dick, Vincent J.H. Houben, di Pelabuhan Belawan harus mendapatkan J.Thomas Lindblad and Thee Kian Wie, The Emer- persetujuan dari Kepala Komisi Normal- gence of A National Economy: An Economic Histo- ry of Indonesia 1800-2000 (Australia: Asian Stud- isasi di Belanda, Direktur Perhubungan ies Association of Australia Allen en Unwin, 2002) dan Pengairan, dan selanjutnya adalah Di- rektur Ned.Indische Gas Maatschappij itu Menurut data diatas, pada tahun 1938, sendiri.38 Belawan telah menjadi pelabuhan utama di Melalui kerjasama tersebut, jelas ter- Hindia Belanda yang mana Belawan men- dapat upaya dari perusahaan Pelabuhan jadi pelabuhan dengan jumlah tonase keti- Belawan untuk meningkatkan infrastruktur ga terbesar dengan nilai kargo 10.000 m3, di Pelabuhan Belawan dengan pasokan lis- berada dibawah Pelabuhan di Jakarta dan trik yang memadai. Surabaya. Data tersebut diperkuat de­ngan Ketentuan dari fasilitas pelabuhan- pernyataan Prof. Susanto Zuhdi dalam pelabuhan yang modern merefleksikan buku nya yang berjudul “Cilacap (1930- transformasi dari kondisi ekonomi pada 1942) Bangkit dan Runtuhnya Sebuah skala regional dan global di Sumatra Pelabuhan di Jawa” yang menyatakan bah- Utara. Perkembangan fasilitas pelabuhan wa Posisi Pelabuhan Padang Emma Hav- memungkinkan kapal-kapal uap berlabuh en) dan Pelabuhan Sibolga yang sempat dan hal tersebut mengintegrasikan ekonomi ramai hingga abad ke-19, namun kemudian Sumatara Utara menuju ekonomi Global menjadi sepi karena kalah bersaing dengan karena pemindahan muatan di Penang dan Pelabuhan di Medan, Sumatra Utara. Saya Singapura sudah tidak lagi diperlukan, menduga pelabuhan di Sumatra Utara yang disebabkan fasilitas pelabuhan Belawan dimaksud tersebut adalah Pelabuhan Bela- sudah mampu menangani pemindahan wan.40 komoditi-komoditi dengan baik.39 Kemudian ciri lain yang menandai periode ini adalah bervariasinya komoditi Tabel 1. Pelayaran Kedalam di Pelabuhan- Pelabuhan Utama di Hindia Belanda ekspor di Pelabuhan Belawan. Jika pada Tahun 1903, 1929 dan 1938 periode sebelumnya tembakau menjadi komoditi mewah dan bersifat homogen, Pelayaran Dalam di Pelabuhan- maka pada periode ini komoditi ekspor ha- Pelabuhan Utama 1903, 1929 dan 1938 sil perkebunan menjadi semakin bervaria- dalam (Ribuan) si. Popularitas tembakau di Sumatra sedikit Pelabuhan tergantikan dengan karet karena perminta- 1903 1929 1938 an yang sangat besar dari sektor otomotif, Jakarta 4,2 20,4 17,0 militer, dan industri sepatu.41 Kemudian Surabaya 3,8 19.5 14,0 minyak kelapa juga menunjukan suatu pe­ Belawan 0,7 10,1 10,0 ningkatan yang tajam karena kebutuhan Makasar 1,2 8,0 7,0 40Susanto Zuhdi, Cilacap (1930-1942) Bankit dan 38Arsip Verkeer en Waterstaat Nomor Inventaris. Runtuhnya Sebuah Pelabuhan di Jawa (Yogyakarta : 4585, tanggal 1 Mei 1938. Ombak, 2018), hlm.xiii 39Christopher.A.Airries, Global Economy and Port 41Christopher.A.Airries, Global Economy and Port Morphology in Belawan, Op.cit., hlm.189 Morphology in Belawan, Op.cit., hlm.187 Dari Klein Haven Sampai Grote Haven: Pelabuhan Belawan 1870-1940 | 73 atas pemrosesan makanan juga meningkat. wan dari klein haven menjadi grote haven Pada tahun 1932, Sumatra Utara meng- di Hindia Belanda. hasilkan 49 % produksi karet di kepulau- an Hindia Belanda atau menyumbang 11% PENUTUP produksi karet dunia. Kemudian, inves- Pelabuhan Belawan telah mengalami tor-investor asing dari berbagai negara se­ transformasi dari pelabuhan kecil menja- perti Inggris, Cina, Jerman, Swiss, Prancis, di pelabuhan besar yang penting di Hindia Belgia, dan lain-lain, juga tertarik untuk Belanda. Keberadaan sektor perkebunan mendirikan perusahaan perkebunan karet. dengan variasi komoditi ekspor yang pent- Setelah dilakukan penamanan percobaan ing menjadi faktor perkembangan Pela- pada komoditi karet, maka luas perkebunan buhan Belawan. Christopher Airries telah karet meningkat menjadi 200.000 ha pada membagi perkembangan Pelabuhan Bela- tahun 1929.42 Perkebunan-perkebunan wan menjadi dua yakni, the pioneer plan- karet tersebut dikembangkan oleh beberapa tation era (1870-1919) dan the florescence perusahaan asing seperti perusahaan-peru- plantation (1920-1940). Masing-masing sahaan dari Amerika antara lain, Goodyear, era yang menandai perkembangan Pela- Goodrich, dan Hollandsch-Amerikaansche buhan Belawan tersebut memiliki karak- Plantagen Maatshappij. Perusahaan dari teristik tertentu. Era perkebunan peristis Inggris adalah Harrison Crossfields, dan ditandai sebagai era awal investasi pengu- perusahaan Prancis-Belgia diwakili oleh saha-pengusaha asing yang masih belum Societe Financiere des Caoutchoucs.43 begitu banyak, kemudian komoditi yang Pada tahun 1913 ekspor tembakau ham- difokuskan dalam perkebunan masih ber- pir mencapai 300.000 pak, kemudian sifat homogen, serta belum memadainya karet 3,5 juta kg, dan kopra mencapai 5 infrastruktur yang menunjang perkemban- juta kg.44 Pada tahun 1938, Sumatra Utara gan perdagangan dan lalu lintas pelayaran juga menjadi wilayah tunggal pengekspor di Pelabuhan Belawan. Sementara. era kelapa sawit terbesar dunia. Semua aktif- perkebunan yang telah berkembang maju itas perdagangan dan bisnis yang melibat- ditandai dengan gelombang investor dan kan transshipment, ekspor-impor barang, investasi yang semakin meningkat pesat, dan bongkar muat dilakukan di Pelabuhan produksi atau komoditi perkebunan yang Belawan sebagai pelabuhan utama di Su- bervariasi berupa tembakau, karet, kelapa matara Utara.45 Itulah faktor-faktor yang sawit, dan lain-lain. Kemudian juga diim- menandai perkembangan Pelabuhan Bela- bangi dengan kerjasama antara pemerin- 42Christopher. A. Airries, Port-Centered Transport Development in Colonial North Sumatra, Op.cit., hlm.79 tah dan pengusaha-pengusaha barat untuk 43Didalam koleksi arsip VNW dan BOW juga membangun fasilitas dan infrastruktur terdapat perusahan perkebunan karet lain yang beroperasi di Pelabuhan Belawan yakni, N.V Rubber Cultuur demi menunjang kelancaran lalu lintas per- Maatschappij.Dalam arsip VNW terdapat laporan dagangan dan juga meningkatkan produksi mengenai perjanjian sewa perusahaan perkebunan karet Amerika , Hollandsch-Amerikaansche Plantagen komoditi ekspor di Deli. Pada era ini, inter- Maatshappij dari tahun 1929-1941 vensi dan campur tangan pemerintah juga 44Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie tahun 1986 meningkat dimana pemerintah kemudian 45Ibid. 74 | Dewik Untarawati lebih aktif dalam mengelola dan menga- Elmar Respockets, 1992) wasi aktivitas dan lalu lintas perdagangan Budi Sasono, Herman, Manajemen Pelabuhan di Pelabuhan Belawan. Pada tahun 1938, &Realisasi Ekspor Impor ( Jakarta :Andi, 2013) Pelabuhan Belawan telah menjadi pelabu- Dick, Howard, Vincent J.H. Houben, J.Thomas Lindblad and Thee Kian Wie, The Emergence of han utama di Hindia Belanda dengan jum- A National Economy : An Economic History of lah tonase ketiga terbesar, setelah Pelabu- Indonesia 1800-2000 (Australia : Asian Studies han Tanjung Priok di Jakarta dan Surabaya. Association of Australia Allen en Unwin, 2002) Fau, Nathalie Sirivanh Khontapane, Christian DAFTAR PUSTAKA Taillard, Transnational Dynamics in Southeast Asia : The Greater Mekong Subregion and Malacca Straits Economic Corridors Arsip : (Singapore Institute of Southeast Asian Studies Regeerings Almanak tahun 1922 , 2014) Encyclopaedie van Nederlandsch-Indie tahun 1986 Fulkus, Malcolm, The Blue Funnel Legend : A Arsip Verkeer en Waterstaat Nomor Inventaris. History of the Ocean Steam Ship Company 4585 Tahun 1938. 1865-1973 (London : Macmillan Academic and Professional Ltd, 1990) Foto : Geerken, Horst.H, Hitler’s Asian Adventure (Norderstedt : Books on Demand, 2015) KITLV.nl Gould, James W, Americans in Sumatra ( The Delcampe.net/fr Hague : Martinus Nijhoff, 1961) Kipp, Rita Smith, The Early Years of A Dutch Jurnal : Colonial Mission : The Karo Field (United Christopher. A. Airries, Global Economy and Port States : The University of Michigan Press, 1990) Morphology in Belawan, Indonesia in American Lamberthus Poelinggomang, Edward, Makassar Geographical Society (81) (2), 1991 abad XIX : studi tentang kebijakan maritim Christopher. A. Airries, Port-Centered Transport (Jakarta : KPG, 2017) Development in Colonial North Sumatra in Lindblad , J.Thomas, Fondasi Historis Ekonomi Southeast Asia Program Publications at Cornell Indonesia (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002) University (59), 1995. Meijer,H, De Deli Spoorweg Maatschappij : driekwart eeuw koloniaal spoor / door (Zutphen Buku : : De Walburg Pers , 1987) Al-Anshori, M.Junaedi, Sejarah Nasional Indonesia Talley, Wayne.K. Port Economics (London&New Masa Prasejarah Sampai Proklamasi Indonesia York : Routledge, 2009) ( Jakarta : PT Mitra Aksara Panaitan, 2007) Wijaya, Nyoman, Kekaisaran Kompeni Kecil Allen, G.C dan Audrey G. Donnithorne Western Korupsi, Kolusi, Nepotisme Abad XIX Enterprise in Indonesia and Malaya : A Study (Yogyakarta : Yayasan Mahavira, 2001) in Economic Development (London and New Zuhdi, Susanto, Cilacap (1930-1942) Bankit York: Routledge, 2003) dan Runtuhnya Sebuah Pelabuhan di Jawa Berg, Bernard van den, Indonesie ABC (Rijswijk: (Yogyakarta : Ombak, 2018) VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Jaringan Bisnis dan Budaya Kerjasama Perusahaan Konveksi Cipadu 1985-2012

Yusran Ilyas Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia email: [email protected]

ABSTRAK - Pada tahun 1985-2012, banyak permasalahan terjadi di perusahaan-perusahaan konveksi di Cipadu. Permasalahan tersebut berakar dari dalam perusahaan seperti strategi manajerial yang belum matang, instabilitas di pos pekerjaan, dan perilaku buruk karyawan. Faktor tersebut saling berhubungan karena timbul dari suatu sebab yaitu pemilik perusahaan yang memakai logika ‘rasa-rasa’ dalam mengelola perusahaan. Walaupun permasalahan tersebut melilit dalam tubuh perusahaan, tetapi justru perkembangan terjadi di perusahaan-perusahaan konveksi di Cipadu dari tahun ke tahun. Perusahaan-perusahaan tersebut “berkembang biak”, bergenerasi dari tubuhnya sendiri, dan melahirkan perusahaan-perusahaan kecil. Tentu ini menjadi pertanyaan, kenapa pada saat banyak permasalahan terjadi perkembangan di Cipadu? Masyarakat Cipadu tidak sama dengan kawasan industri lainnya karena ikatan sosialnya lebih kuat dan tingkat kekeluargaannya juga tinggi. Nilai-nilai tersebut meresap dalam diri masyarakat dan rasa tersebut menjelma ke dalam aktifitas ekonomi. Akhirnya, hasil kombinasi rasa nilai sosial tinggi dan kegiatan ekonomi tersebut memproduksi bentuk hubungan yang baru. Hubungan itu membentuk jaringan kerjasama yang ada proses subsidi silang bantuan antar konveksi di Cipadu. Hubungan ini mengakibatkan tingginya tingkat resistensi perusahaan-perusahaan konveksi sehingga perusahaan tersebut tidak goyah dalam badai perdagangan. KATA KUNCI - Jaringan Bisnis, Subsidi Silang Bantuan, Perkembangan.

ABSTRACT - In 1985-2012, many problems occurred in garment companies in Cipadu. These problems are rooted in companies such as immature managerial strategies, instability in employment posts, and bad behavior of employees. All factors are interconnected because it arises from the company owners who use the logic ‘feelings’ in managing the company. Although the problems are wrapped in the companies but the development occurred in there from year to year. The companies “bred”, generated from their own bodies, and produced the small companies. Of course this is a question, why did occured development in companies when there had many problems? Cipadu society is not the same as other industrial areas because the community has strong social and high family ties. These values are​​ pervasive in society and the taste is transformed into economic activities. Finally, the result of a combination of high sense of social value and economic activity produced a new form of relationship. The relationship formed an existing network of collaborative processes of cross-subsidy assistance in convection companies. This relationship resulted in the high level of resistance of convection companies so the company is strong in the storm trade. KEYWORDS - Business Network, Cross-Subsidy Assistance, Development.

PENDAHULUAN pertanian ke sektor industri pakaian. Pros- erkembangan ekonomi Cipadu es peralihan tersebut tentu mengalami ban- menggambarkan adanya peralihan yak permasalahan karena karakteristik lah- Ppencarian masyarakat dari sektor an produksi antara sektor pertanian dengan 76 | Yusran Ilyas industri berbeda. Masyarakat pertanian atas, artikel ini tidak membahas tentang memiliki mata pencarian yang lebih aman. bagaimana proses peralihan masyarakat Mereka menghadapi sumber daya yang ter- dari sektor pertanian ke industri pakaian, kontrol yakni pengelolaan lahan untuk pro- tetapi bagaimana sektor industri pakaian duksi suatu komoditas dengan output yang bisa tumbuh, bertahan, dan berkembang di relatif bisa diprediksi.1 Sifat produksi yang Cipadu dari tahun 1985-2012. Pembahasan demikian memungkinkan tetapnya lokasi tentang pertumbuhan dan perkembangan produksi sehingga menyebabkan mobili- sektor industri pakaian lebih sulit apabila tas usaha yang relatif rendah dan elemen dibandingkan menjelaskan proses pera- resiko pun tidak besar.2 Mereka juga beker- lihan masyarakat dari sektor pertanian ke ja untuk pemenuhan kebutuhan bersama. perdagangan pakaian. Pada saat menuju Berbeda dengan masyarakat industri pertumbuhan dan perkembangan, banyak yang menawarkan jasa mereka dan meng- permasalahan yang membuat kondisi pe- garap pekerjaan yang diberikan orang lain. rusahaan-perusahaan konveksi tidak stabil. Mereka mengerjakan suatu pekerjaan yang Pada waktu perusahaan sedang bertum- menguntungkan orang lain karena mere- buh dengan penuh gairah dan cepat, ada ka mendapatkan keuntungan dari peker- kecenderungan dan kebiasaan yang dapat jaan tersebut.3 Lalu, dinamika masyarakat menjadi kontraproduktif.4 Pada saat yang industri lebih cepat karena mereka harus sama, permasalahan kecil yang dihadapi­ mengadaptasikan dan bertahan pada saat nya dapat cepat berkembang menjadi besar terjadinya perubahan. Daya kompetitif dan tidak terkendali.5 mereka juga sangat tinggi karena mereka Perkembangan perusahaan konveksi dihadapkan dengan orang-orang yang in- di Cipadu tidak lepas dari pengaruh mi- gin bertahan dalam lingkungan pekerjaan. grasi masal ke sana yang terjadi secara Tahun 1985 merupakan waktu pem- bergelombang. Gelombang perpindahan batas sekaligus sebagai penghubung antara penduduk tersebut dibagi atas dua gelom- periode sektor pertanian dan industri pa- bang yaitu pada tahun 1985 dan 2003. Pada kaian di Cipadu. Sebelum tahun 1985, per- tahun 1985, migrasi dilakukan oleh orang- tanian menjadi sektor ekonomi yang po- orang Banjar (daerah perbatasan antara tensial karena adanya sawah yang luas dan Jawa Barat dan Jawa Tengah)6 dan menum- lahan-lahan kosong. Setelah 1985, sektor buhkan industri rumahan dalam kurun lima industri pakaian menjadi sektor ekonomi tahun di Cipadu. Pada tahun 1986, jumlah berkembang dan dominan. Bahkan setelah industri rumahan (konveksi) hanya ber- tahun 2003, perusahaan-perusahaan terse- jumlah dua, dan pada tahun 1993, indus- but tidak hanya tumbuh tetapi menjamur di tri rumahan berjumlah 274.7 Gelombang hampir semua pelosok Cipadu. 4 Ahmad Balquni. (2009). Paradigma baru Berkaitan dengan pernyataan di manajemen indonesia: menciptakan nilai dengan bertumpu pada kebajikan dan potensi insani. Bandung: Mizan, hlm. 73. 1 Arif Satria. (2009). Ekologi politik nelayan. Jakarta: 5 Ibid,. LKIS Pelangi Aksara, hlm. 336. 6 Aswar (pendatang gelombang pertama). 22 Mei 2 Ibid,. 2016. Wawancara personal. 3 Dharmawan. (1986). Aspek-aspek dalam 7 Pada tahun 1986, Jumlah industri rumahan hanya sosiologi industri. Bandung: Binacipta, hlm. 14. berjumlah dua puluh (Badan Pusat Statistik. Jumlah Jaringan Bisnis dan Budaya Kerjasama Perusahaan Konveksi Cipadu 1985-2012 | 77 migrasi kedua di Cipadu dilakukan oleh yang rendah, tidak stabilnya keadaan pro- pedagang Tanah Abang. Pedagang Tanah duksi menjadi permasalahan tambahan di Abang mengungsi ke Cipadu karena tidak perusahaan-perusahaan konveksi.13 Para punya kios dan tidak mampu menyewa di pemilik konveksi kesulitan dalam mera- Pasar Modern karena kebakaran yang ter- malkan kebutuhan produksi karena tidak jadi pada tahun 2000.8 adanya bagian pemasaran.14 Akibatnya para Pasang surut selalu mewarnai perusa- pemilik perusahaan menanggung beberapa haan-perusahaan konveksi karena pemilik resiko-resiko yang diakibatkan oleh tidak perusahaan memakai logika “rasa-rasa” seimbangnya komposisi karyawan dengan dan bersifat ekperimen dalam menyusun beban kerjanya. Jika jumlah karyawan se- kebijakan. Kesalahan kebijakan tersebut dikit dan jumlah pesanan banyak, maka pe- dimulai dari cara perekrutan karyawan rusahaan akan mengalami kesulitan dalam yang tidak mempertimbangkan kemam- menyelesaikan pesanan tepat waktu. Jika puannya. Mereka menganggap bahwa sebaliknya, jumlah karyawan banyak dan karyawan bisa belajar pada saat mereka pesanan sedikit, maka sebagian uang pemi- bekerja.9 Tidak ada penempatan karyawan lik perusahaan terbuang percuma untuk berdasarkan kemampuan atau softskilln- mengeluarkan biaya kebutuhan karyawan ya.10 Perekrutan karyawan itu hanya sedikit yang nganggur. mempertimbangkan pengaruhnya terhadap Masalah di perusahaan konveksi se- masa depan perusahaan11 dan kebanyakan makin kompleks karena pasar mempunyai pertimbangan tersebut didasarkan atas niat dinamika yang cepat yang mengakibatkan “ingin membantu”. Setiap keputusan le­bih jumlah permintaan tidak dapat diprediksi banyak mempertimbangkan pada unsur ataupun tidak menentu. Misalnya pada bu- kekeluargaan. Biasanya, perusahaan kecil lan November tahun 1990 di Pasar Cipu­ dikelola berdasarkan empati dan usaha be- lir dan Tanah Abang, dalam rentang dua sar berdasarkan emosional yang buta.12 minggu, terjadi perubahan jumlah produk- Tidak hanya tingkat profesionalitas si. Pada tanggal 6 November tahun 1990, Penduduk dan Per Rumah Tangga Kecamatan Ciledug, tingkat penjualan pekaian jadi di Pasar 1986 dan 1993). Cipulir dan Tanah Abang cenderung turun, 8 Laporan Khusus Kompas: Bencana Mengancam Indonesia (2011). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, , dan sedikitnya beberapa pengusaha kecil hlm. 221. konveksi menghentikan proses produksi.15 9 Lilis. 19 September 2017. Wawancara personal 10 Marbun SH. (1996). Manajemen perusahaan Namun dua minggu setelah itu, mereka kecil. Jakarta: LPPM dan Pustaka Binaman Pressindo, harus memproduksi barang untuk kebu- hlm. 41. 11Hanya satu narasumber yang tidak mau menerima tuhan menjelang Natal dan Tahun Baru. calon karyawan yang memang tidak bisa apapun. Hal Selain keadaan yang tidak menentu, pas- ini dikarenakan pesanan yang dibuat telah ditetapkan waktu penyelesainnya sehingga setiap karyawan harus ar juga ditentukan oleh kejadian-kejadi­ mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan target (Ilham. Cipadu. 19 september 2017, Wawancara personal). 13 Edi suryadi. 18 September 2017. Wawancara Hampir seluruh narasumber menerima karyawan yang personal. awalnya tidak siap pakai. Pemilik konveksi beranggapan 14 Edi suryadi, Ade, dan Siti Maisaroh. Cipadu. 18 bahwa mereka dapat belajar sambil bekerja. September 2017. Wawancara personal. 12 Clarke, Philip. (1973) Small business: how 15 (6 November 1990). Penjualan pakaian jadi di they survive and succeed. Trowbridge and Wildshire: dua pasar grosir turun, pengusaha stop produksi. Bisnis Redwood Press, hlm. 99. Indonesia. 78 | Yusran Ilyas an yang tidak terduga seperti pada tahun waktu-waktu tertentu seperti­ hari Lebaran 1998. Pada tahun 1998 terjadi kerusahan, dan Tahun Baru.19 Selanjutnya, mereka terjadi peningkatan harga bahan dan ke- menanggung resiko-resiko pada hari biasa langkaan bahan karena para penjual per- karena jumlah pesanan tidak sebanyak hari gi keluar negeri untuk mengamankan diri “H” nya sedangkan mereka membutuhkan dari amuk massa. Seperti yang dituturkan banyak biaya untuk menggaji karyawan oleh salah satu pedagang bernama Zulkifli, ataupun biaya operasional perusahaan. Be- “Kami mendapat informasi untuk semen- berapa konveksi biasanya memulangkan tara produsen menghentikan produksinya. kembali beberapa karyawan dan memakai Alasannya, selain harga bahan baku tinggi, karyawan sesuai jumlah kebutuhannya. produsennya sendiri sebagian besar belum Karyawan dibawa lagi ke konveksi jika kembali dari evakuasi amuk masa ke luar terjadi kekurangan sumber daya dalam pe- negeri.”16 Namun ada waktu permintaan rusahaan konveksi. Hal ini terus berlanjut, dapat diprediksi yaitu ketika hari-hari be- penambahan dan pengurangan karyawan sar. Hal ini terlihat dari hasil tangkapan menjadi hal yang biasa bagi konveksi dan kamera dari wartawan bisnis Indonesia tidak biasa bagi karyawan. Perkataan Mar- selalu terjadi kemacetan yang parah men- bun tidak bisa dibantahkan tentang dalam jelang lebaran ketimbang hari-hari biasa.17 hal ini bahwa sebab kegagalan perusa- Permasalahan tersebut yang selalu mem- haan kecil setelah beranjak besar adalah perkeruh keadaan perusahaan-perusahaan perkembangan dan pertumbuhan terlalu konveksi hingga tahun 2002. cepat, nasib baik, dan mendadak tetapi ti- Kondisi di perusahaan-perusahaan dak diimbangi dengan pemantapan sumber konveksi semakin diperparah lagi setelah daya perusahaan dan terlambat mengada- kejadian gelombang migrasi masal kedua kan pembaruan. 20 ke Cipadu terjadi pada tahun 2003 yang Tidak heran jika situasi dan kondisi dilakukan oleh sebagian pedagang Tanah ini akan menghambat perkembangan pe- Abang karena terjadi kebakaran.18 Para rusahaan konveksi. Pemilik perusahaan pedagang Tanah Abang ini mempunyai membutuhkan tenaga maksimal sedangkan konveksi yang besar karena mengga- kepastian kehadiran dari karyawan tidak bungkan beberapa konveksi menjadi satu ada.21 Selain itu, latar belakang budaya jaring­an. Tentu pedagang-pedagang ini menjadi suatu penghalang bagi antar sesa­ mempunyai tanggung jawab yang be- ma karyawan untuk beradaptasi. Mere­ sar karena mereka memikirkan stabilitas ka mempunyai cara berinteraksi dan cara produksi, manajemen perusahaan, dan memandang seseorang berbeda-beda. Di perluasan pasar. Perusahaan yang besar 19Hal ini terjadi pada konveksi di bawah tangan mempunyai resiko yang lebih besar. Pro- pedagang Tanah Abang seperti Siti Maisaroh, Ade, dan duksi dalam skala besar terjadi hanya pada Ilham. 20Marbun. Op. Cit,. hlm. 105-106. 21 Karyawan yang sering tidak berada di konveksi 16 (15 Juni 1998). Bisnis tekstil di tanah abang belum adalah karyawan yang kampung halamannya relatif dekat normal. Bisnis Indonesia. dengan Jakarta seperti Bandung dan Bogor. Sedangkan 17 (6 Maret 1993). Bisnis Indonesia. karyawan yang berada jauh dari Jakarta, seperti daerah- 18 26 Februari 2015. Dari kain kiloan, terbitlah 1000 daerah provinsi Jawa Tengah jarang, selalu ada di tekstil. www.kompas.com konveksi kecuali hari lebaran. Jaringan Bisnis dan Budaya Kerjasama Perusahaan Konveksi Cipadu 1985-2012 | 79 saat permasalahan internal terjadi, pemilik ga yang lebih murah dibandingkan Tanah perusahaan konveksi dihadapi dengan per- Abang.27 Cipadu kini menjadi ”hulu” dari saingan dengan perusahaan lainnya. Per- industri pakaian jadi di sekitar Jakarta, masalahan-permasalahan ini yang selalu Bandung, Tegal, Sukabumi, dan kota-ko- melilit di perusahaan-perusahaan konveksi ta lainnya.28 Keberadaannya telah menjadi di Cipadu. Mereka harus menghadapi per- urat nadi perekonomian warga karena, su- masalahan lingkungan internal perusahaan dah dikenal seluruh daerah hingga Asean.29 ketika mereka juga harus bersaing dengan Kenapa perkembangan ekonomi ter- perusahaan konveksi lainnya. jadi secara siginifikan, padahal banyak Pada tahun 2010, Cipadu telah mema- permasalahan internal yang menghambat suki pasar internasional.22 Berita Harian dan menganggu kestabilan perusahaan Kompas menyebutkan bahwa lima tahun konveksi? Kenapa perkembangan ini terja- terakhir dari tahun 2010 hingga 2015 bah- di dalam rentang waktu yang pendek dari wa Cipadu telah kedatangan konsumen tahun 2003-2012. Sedangkan pada tahun dari wilayah tetangga seperti Malaysia 1985-2003 tingkat persaingan antara peru- dan Singapura.23 Pada tahun 2003-2005, sahaan-perusahaan konveksi rendah tetapi terjadi pertumbuhan penduduk 4,82% di keadaan ini tidak merubah perekonomian kota Tangerang.24 Kawasan Cipadu ter- secara signifikan. masuk ke dalam kelompok pemanfaatan Hipotesa awal dari penulis untuk men- lahan dengan pemukiman sangat padat.25 jawab pertanyaan ini adalah adanya mitra Penggunaan lahan yang pada awalnya di- dagang dari pendatang dari Tanah Abang dominasi oleh perumahan mulai beralih karena mereka sebelumnya berdagang di fungsi menjadi pertokoan dan kios-kios pusat perdagangan tekstil. Jadi, tidak heran pedagang tekstil (mixed use) sebagai imbas jika mereka bisa menembus perdagangan in- dari keberadaan pasar tekstil di kawasan ternasional. Namun, hipotesa ini gugur oleh tersebut.26 Kawasan Cipadu berkembang dua pertanyaan. Pertama, apakah mungkin­ di sepanjang jalan K.H Wahid Hasyim pemilik konveksi di Cipadu melayani dan yang relatif jauh dari jalan utama H.O.S. menerima orderan skala internasional keti- Cokroaminoto. Daerah perkembangan ka kondisi internal perusahaan tidak stabil? cenderung dimulai dari titik pusat perbe- Kedua, kenapa tidak setahun atau sampai lanjaan seperti pada Cipadu Square dan tiga tahun pemilik konveksi dapat menem- Pasar Cipadu. Nilai plus dari Pasar Cipadu bus pasar internasional jika mereka punya dibanding Tanah Abang adalah selain area mitra dagang yang banyak. Tetapi Pasar yang luas dan tersebar sepanjang jalan KH. Cipadu bisa menembus pasar internasional Wahid Hasyim juga menjual dengan har- pada tahun 2010, tujuh tahun setelah perpin- dahan pedagang Tanah Abang. 22 (26 Februari 2015). Dari kain kiloan, terbitlah 1000 tekstil. www.kompas.com 27 (5 Agustus 2011). Harga tekstil di Cipadu lebih 23 Ibid,. murah dari Tanah Abang. Tribunnews.com. 24 Barus , Lita Sari dkk. Identifikasi Dinamika Harga 28 Rabu, 29 Desember 2010. Kehidupan Busana Lahan di Kawasan Cipadu Kota Tangerang. Jurnal disana-sini. www.kompas.com Planesa, hlm. 58. 29 (Rabu, 19 November 2014). Menjadikan 25 Ibid,. hlm. 57. Kecamatan Larangan Sebagai Pusat Perdagangan Masa 26 Ibid,. hlm. 53. Depan. www.antarabanten.com 80 | Yusran Ilyas

Terdapat sinkronisasi karakteristik di perusahaan konveksi di Cipadu. Peruba- masyarakat terhadap perkembangan indus- han ini merupakan cara pemilik konveksi tri konveksi ini. Pada umumnya, masya­ untuk mengadaptasikan dengan perubahan rakat memiliki tingkat sosial yang tinggi iklim perdagangan dan akan terus berlan- sehingga memungkinkan untuk saling jut mengikuti perubahan tersebut. Peru- membantu dan bekerjasama di antara mer- bahan ini tidak ditujukan untuk mencari eka. Mereka membutuhkan satu sama lain bentuk yang ideal dari organisasi perusa- tetapi tidak terikat satu sama lainnya. Jika haan, tetapi sekedar usaha untuk mencari suatu pemilik-pemilik konveksi mengala- momentum yang menguntungkan. Namun, mi permasalahan dalam menyelesaikan bentuk struktur baru tersebut dibentuk ha- pesanan, baik karena kekurangan sum- nya untuk bisa bertahan bukan dirancang ber daya ataupun ketatnya waktu produk- untuk mengembangkan perusahaan. Tidak si, maka mereka melimpahkan pekerjaan membutuhkan waktu yang lama agar bisa tersebut kepada pemilik-pemilik konvek- menjalankan struktur baru tersebut karena si lainnya. Di lain sisi pemilik konveksi perusahaan konveksi mempunyai fondasi yang membantu pekerjaan konveksi lain, yang lentur. mendapatkan pekerjaan sehingga tidak Pada tahun 1985-2002, pada umumnya menyebabkan kekosongan dan pengang- perusahaan konveksi hanya terdiri dari satu guran karyawan. Kejadian ini memperli- bagian yaitu produksi. Pada tahap awal, hatkan bahwa usaha untuk memantapkan struktur bagian produksi sangat sederhana hubungan antar pemilik perusahaan kon- sehingga orang-orang tidak diperkerjakan, veksi lebih penting dibandingkan meng- ditempatkan, dan dibagi dalam sub pro- kondusifkan internal perusahaan. Perusa- duksi. Tidak ada pekerjaan khusus dalam haan konveksi bisa mengganti kapan saja organisasi tersebut sehingga batasan antara karyawan tanpa adanya rasa kecemasan da- karyawan dan pemilik konveksi itu tidak lam hal siap atau tidak siapnya karyawan. tampak. Satu orang mempunyai tugas gan- Penulis menjadikan kejadian ini sebagai da yaitu produksi dan penjualan. Pemilik hipotesa untuk menjawab pertanyaan “ke- konveksi juga merangkap sebagai tukang napa terjadi perkembangan signifikan di potong, tukang jahit, dan langsung ber- perusahaan-perusahaan konveksi ketika hubungan dengan pembeli yang memasar- di sana juga terjadi berbagai macam per- kan ke pasar-pasar.30 Pada saat itu, sistem masalahan internal”.Kejadian ini menarik produksi bentuknya masih sederhana kare- untuk diteliti dan sekaligus ditulis karena na barang yang diproduksi hanya untuk ke- model bantuan subsidi silang antar kon- butuhan sendiri.31 Jadi, beban target itu ti- veksi ini mampu mempertahankan bah- 30Informasi ini didapat dari orang yang pertama kan meningkatkan perkembangan perusa- kali datang ke Cipadu Aswar. Dia merangkap sebagai haan-perusahaan konveksi di Cipadu. penjahit dan menjajakan langsung ke pasar-pasar kaki lima. (Aswar. 22 Mei 2016, Wawancara Personal Arsip Tugas Akhir Metodologi Sejarah Lisan). DINAMIKA STRUKTUR ORGANISASI 31Hal ini dapat ditafsirkan dari perkataan Aswar bahwa dia langsung memasarkan ke pasar-pasar. Artinya, PERUSAHAAN KONVEKSI CIPADU dia tidak mengerjakan pesanan orang lain yang ditentukan jumlah dan waktu penyelesaiannya (Aswar. 22 Mei 2016. Perubahan struktur organisasi sering terjadi Wawancara personal. Arsip Tugas Akhir Metodologi Jaringan Bisnis dan Budaya Kerjasama Perusahaan Konveksi Cipadu 1985-2012 | 81 dak ada sehingga penentuan jumlah barang karyawan yang relatif sedikit maka me- yang akan diproduksi hanya berdasarkan manjang waktu kerja dari karyawan.34 Pada kesanggupan pemilik konveksi.32 saat terjadi kegentingan, kadangkala seseo- Pada tahun 1990an, terjadi lagi peruba- rang karyawan ataupun pemilik konveksi han struktur di organisasi perusahaan kon- menjabat tugas rangkap jika karyawannya veksi. Perubahan tersebut terjadi karena lain tidak hadir.35 Namun, fluktuasi per- model struktur lama tidak bisa dipakai lagi. mintaan mengharuskan pemilik konveksi Mereka dihadapkan oleh fluktuasi permint- menyediakan karyawan tetap yang dapat aan sehingga fondasi organisasi didesain digunakan sewaktu-waktu. Hal ini terlihat secara fleksibel. Dengan begitu, pemilik keluhan mereka tentang kekurangan tena- konveksi dengan mudah membongkar pas- ga karyawan. Artinya, ada karyawan yang ang karyawan-karyawan sesuai dengan ke- tetap yang tinggal di konveksi. butuhan mereka. Bagian tersebut dipecah- Pada tahun 2002, terjadi perubahan pecah dalam pos-pos pekerjaan yang lebih mendasar dalam struktur organisasi peru- kecil dan khusus agar tidak terjadi peker- sahaan setelah pedagang Tanah Abang hi- jaan yang tumpah tindih. Penataan bagian jrah ke Cipadu. Mereka menggabungkan produksi tersebut dilakukan dengan cara beberapa konveksi menjadi satu jaringan menyeimbangkan jumlah karyawan dalam sehingga sistem pengelolaan berada di satu sub produksi sesuai dengan waktu yang tangan.36 Mereka memberikan pekerjaan terpakai dalam menyelesaikan suatu peker- rutin dan berskala besar sehingga konvek- jaan. Mereka harus merancang dan menata si-konveksi kecil hanya fokus mengerja- bagian produksi untuk mempercepat kiner- kan pesanan pedagang-pedagang tersebut. ja dan mengefektifan waktu yang dipakai Pengelolaan tersebut terdiri dari divisi pro- pada proses pembuatan baju. duksi, pemasaran, dan manajemen yang Pada kenyataannya, beban pekerjaan mengontrol seluruh aktifitas di setiap divi- setiap karyawan selalu berubah dari waktu si. Divisi-divisi tersebut mempunyai fung- ke waktu. Perubahan tersebut diakibatkan si masing-masing dan mempunyai tingkat oleh jumlah pesanan yang tidak menen- pengaruh yang berbeda-beda. Orang dalam tu.33 Pada saat jumlah pesanan banyak, divisi pemasaran mempunyai posisi yang perusahaan akan mengalami kesulitan jika lebih kuat dibandingkan dengan divisi pro- jumlah karyawan tidak mencukupi. Pada duksi. Dalam realitanya, divisi pemasaran saat jumlah pesanan sedikit, perusahaan merupakan bagian di luar otoritas pemilik akan mengalami kerugian juga jika mereka konveksi dan yang umumnya dipegang mempunyai kapasitas karyawan berlebih. 34 Siti Maisaroh. 18 September 2017. Wawancara Mereka harus menggaji karyawan secara personal. 35 Siti Maisaroh dan Edi Suryadi. 18 September rutin walaupun mereka sedang tidak beker- 2017. Wawancara personal. ja. Perusahaan konveksi yang memiliki 36 Siti Maisaroh mempunyai konveksi yang tergabung dalam konveksi besar tersebut. Dia hanya Sejarah Lisan). mandor jahit dan ada bos di atasnya lagi (Siti Maisaroh. 32 Edi Suryadi . 18 September 2017. Wawancara 18 September 2017. Wawancara). Begitu juga dengan personal. konveksi Belvio yang dimiliki oleh Boy Mustika, 33Hampir seluruh narasumber (13 narasumber) menggabungkan konveksi penjahitan, penyablonan, dan yang merupakan pemilik konveksi mengalami fluktuasi perajutan kerah. permintaan dari waktu ke waktu. 82 | Yusran Ilyas oleh pendatang-pendatang dari Tanah veksi.40 Abang. Mereka ini menentukan bekerja Tingkat resistensi perusahaan gabun- atau tidak bekerja bagian produksi.37 Wa- gan konveksi-konveksi kecil ini, sangat laupun mereka bukan pemilik konveksi rendah. Mereka memiliki sistem yang leb- secara sah, tetapi posisi mereka lebih kuat ih kompleks sehingga potensi terganggun- dibandingkan dengan pemilik konveksi itu ya sistem sangat tinggi. Jika terjadi suatu sendiri. Sebagian pedagang Tanah Abang kemacetan dalam jaringan produksi maka memisahkan secara total ketergantun- akan berdampak ke bagian lainnya karena gannya kepada pemilik konveksi lainnya semua bagian berada dalam satu jaringan sehingga mereka mempunyai kebebasan kerja. Permasalahan ini sangat terasa keti- untuk mengelola perusahaan dan mengar- ka terjadi fluktuasi permintaan pasar. Keti- ahkan karyawan-karyawan.38 dakseimbangan antara jumlah karyawan Kejadian itu sangat menguntungkan dengan beban pekerjaan akan menyebab- bagi pemilik konveksi di Cipadu karena kan waktu penyelesaian pekerjaan tidak para pemasar barang konveksi tinggal di terukur. sana.39 Begitu juga sebaliknya, bagi ped- Sejak tahun 1985-2012 perubahan-pe- agang Tanah Abang yang sebagai pema- rubahan struktur perusahaan didesain agar sar itu memiliki akses yang mudah un- bisa beradaptasi dengan perubahan-peru- tuk datang langsung ke tempat produksi. bahan. Struktur tersebut memiliki fondasi Hubungan mutualisme antara kedua belah yang tidak kokoh karena bentuknya sela- pihak menyebabkan hubungan ketergan- lu menyesuaikan perubahan perdagangan. tungan di antara mereka. Pemilik konvek- Artinya, struktur perusahaan tidak lebih si di Cipadu mengharapkan pesanan dari kuat dibandingkan dengan perubahan-pe- pedagang Tanah Abang sedangkan mereka rubahan itu sendiri. Jadi perubahan struk- juga menginginkan pesanannya ada yang tur perusahaan tersebut lebih bertujuan mengerjakan. Bentuk hubungan ini sebe- untuk memperkuat resistensi terhadap narnya telah memasukan pedagang itu ke perubahan dan sedikit mempertimbang- dalam sistem organisasi perusahaan kon- kan desain struktur yang kuat yang tidak veksi. Hal ini bisa dilihat dari fungsi atau terombang-ambing terhadap perubahan. peran mereka yang dapat mempengaruhi eksistensi dari organisasi perusahaan kon- KARAKTERISTIK MASYARAKAT 37 Beberapa pemilik konveksi seperti Ade, Siti CIPADU Maisaroh, Maskana, Edi Suryadi, Ilham, dan Lilis mempunyai pelanggan tetap yang menyuplai ke pasar- Karakteristik masyarakat Cipadu sangat pasar. Banyak atau sedikitnya jumlah barang yang akan diproduksi tersebut tergantung dari permintaan yang di berbeda dengan masyarakat lainnya. Di dapat oleh pelanggan-pelanggan tersebut di pasar-pasar. daerah lain, masyarakatnya mempunyai ke- 38Salah satu narasumber tersebut bernama Ilham. Awalnya dia hanya mengupahkan langsung ke konveksi 40Setelah kepindahan pedagang Tanah Abang, untuk membuat sweater. Lambat laun dia mendirikan beberapa konveksi mendapat pesanan dari mereka konveksi sendiri yang sebagian anggotanya berasal dari sehingga bekerja atau tidak bekerja karyawan ditentukan kampungnya Sumatera Barat. Boy Mustika, Rizal, dan ada atau tidaknya pesanan dari mereka (Wawancara pendatang yang memiliki modal besar lainnya melakukan personal dengan Maskana (17 September 2017), hal yang sama dengan Ilham. Edi suryadi (18 September 2017), Siti Maisaroh (18 39 Ade. Cipadu. 18 September 2017. Wawancara September 2017), Ade (18 September 2017), Lilis (19 personal. September 2017), dan Ilham (19 September 2017). Jaringan Bisnis dan Budaya Kerjasama Perusahaan Konveksi Cipadu 1985-2012 | 83 beragaman pekerjaan sedangkan di Cipadu Tabel 2. pada umumnya masyarakatnya mempu- Klasifikasi Industri Kecamatan Ciledug nyai pekerjaan yang cenderung sama yai- Tahun 1996 tu pengusaha konveksi.41 Pada tahun 1993 jumlah masyarakat Cipadu yang bergerak dalam bidang kerajinan lebih banyak dar- ipada profesi lainnya.42 Pada tahun 1996 perbandingan selisih masyarakat yang bergerak dalam perdagangan dengan yang lainnya sangat jauh sekali. Sektor perda- gangan menempati urutan pertama dalam jumlah industri terbanyak. Jumlah ini jauh melebihi dan bahkan jumlahnya tujuh kali lipat lebih banyak dibanding pada tahun 1993 (perhatikan tabel 3.1 dan 3.2).43 Pen- ingkatan yang signifikan ini menunjukan bahwa industri konveksi menjadi mata pencarian prioritas masyarakat Cipadu.

Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Menurut Sektor Ekonomi Di Kecamatan Ciledug Tahun 1993

Perusahaan-perusahaan konveksi Ci- padu tidak sama dengan perusahaan besar yang dinamika perusahaannya ditentukan oleh kondisi internal perusahaan. Dina- mika perusahaan Cipadu ditentukan oleh kuatnya hubungan antar pemilik perusa- 41 Tahun yang dipilih adalah tahun 1990an karena itu merupakan periode menyebarnya industri konveksi. haan konveksi. Rasa kebersamaan dan ke- Tahun 1985 merupakan periode masa perintisan dimana kerabatan di sana terbangun karena masya­ jumlah industri konveksi tidak berkembang pesat dibandingkan tahun 1990an. rakat pada umumnya berasal dari satu 42 BPS Ciledug 1993 (Potensi Desa ST 1993) kampung44 dan berjuang bersama-sama di (Tanpa halaman). Jumlah Rumah Tangga Menurut Sektor Ekonomi Di Kecamatan Ciledug Tahun, 1993. 44 Pada tahun 1985-2002, hampir semua pemilik 43 BPS Ciledug 1996. Klasifikasi Industri Kecamatan konveksi dan karyawannya berasal dari satu kampung Ciledug Tahun 1996. dalam perusahaan konveksi. Begitu juga dengan pemilik- 84 | Yusran Ilyas

Cipadu tersebut. Kedekatan “sekampung” konveksi yang didirikan oleh pendatang.48 ini membuat mereka mengetahui kondisi Sedangkan permintaan pada tahun itu juga “terkini” di antara mereka. Tahu “kondisi” permintaan tidak hanya datang dari peda- tersebut tidak menjadi lubang yang men- gang-pedagang Cipulir tetapi juga Tanah jatuhkan di antara mereka, tetapi menjadi Abang.49 Kerjasama yang sinergis antar lebih menguntungkan bagi mereka. Sesa- pelaku usaha tersebut akan membangkit- ma mereka mengetahui waktu kapan mem- kan kepercayaan timbal balik dalam mem- butuhkan dan dibutuhkan. Mekanisme bentuk kualitas dan kuantitas interaksi sistem kekerabatan ini yang diandalkan masyarakat sosial.50 dalam pelebaran bisnis.45 Mereka memba- Hampir seluruh pemilik konveksi ngun sistem jaringan untuk bisa bertahan merasakan manfaat hubungan tersebut. di tempat baru itu. Mereka bisa mengiden- Mereka meminta bantuan konveksi lain tifikasi keeratan hubungan yaitu dengan jika jumlah sumber daya manusia di kon- melihat variabel jumlah jaringan ekonomi veksinya kurang untuk mengerjakan suatu yang bermanfaat dalam tingkat relevansi pesanan.51 Hubungan yang saling mengun- informasi dan perkembangan pelaku us- tungkan di antara kedua belah pihak menye- aha yang melekat di setiap hubungan,.46 babkan keterikatan. Hubungan antara mas- Hal ini menjembatani ke salah satu modal yarakat dan perusahaan tercipta karena ada yaitu modal sosial dalam bentuk trust yang penyesuaian kebutuhan.52 Penyesuaian ke- melekat dalam hubungan atau interaksi so- butuhan tersebut tidak seperti ikatan antara sial antara masyarakat.47 pembeli dan penjual, tetapi seperti ikatan Cikal bakal modal sosial antar para komplementer. Sebagaimana pendapat pendatang telah terbangun sebelum mer- Marbun bahwa salah satu faktor peng- eka tiba di Cipadu ketika mereka bersa- hambat ataupun pendorong pertumbuhan ma-sama tinggal di kampung. Modal sosial wirausaha adalah ukuran nilai sosial kul- semakin kuat ketika mereka sudah bera- tur -ukuran baik dan buruk di masyarakat- da di luar kampung dan kebutuhan untuk yang berlaku di masyarakat.53 mempererat hubungan semakin mening- Apabila jumlah sumber daya dalam kat. Keeratan hubungan di antara mereka suatu konveksi tidak mampu menampung terasa manfaatnya dan bekerja pada tahun pesanan pedagang-pedagang ini, maka 1990an. Pada tahun 1993 hanya ada enam pemilik konveksi meminta bantuan kepada pemilik konveksi yang sebagiannya berasal dari satu konveksi lainnya. Apabila suatu konveksi kampung. Misalnya, di Jalan Sawo sebagian pemilik terjadi suatu kekosongan pekerjaan, maka konveksi berasal dari Banjar dan sebagian karyawannya berasal dari daerah yang sama. Pada tahun 2003, pola tersebut tidak banyak berubah. Pedagang Tanah Abang 48 Jajang Suryana. 5 desember 2017. Wawancara yang menguasai konveksi-konveksi kecil, mengisi personal. pos pekerjaan yang kosong dengan orang-orang yang 49 Jajang Suryana. 5 desember 2017. Wawancara sekampung dengan mereka. personal. 45 Sadoko, Isono, dkk. (1995). Pengembangan 50 Ariana, Lutfah. Op. Cit., hlm. 16. Usaha Kecil: Pemihakan Setengah Hati. Bandung: 51 Kajang sebagai anak dari pendatang pertama telah Akatiga, hlm. 42. melihat keuntungan hubungan tersebut sejak tahun 1987 46 Ariana, Lutfah. (2006). Pengaruh Modal Sosial hingga tahun 1990 (Jajang Suryana. 5 desember2017. dalam Kemandirian Sentra Industri yang Berlokasi di Wawancara personal). Daerah Pedesaan. Jakarta: LIPI, hlm. 20. 52 Dharmawan. (1986). Op. Cit., hlm. 85. 47 Ariana, Lutfah. Op. Cit., hlm. 15. 53 Marbun SH. (1996). Op. Cit., hlm. 11. Jaringan Bisnis dan Budaya Kerjasama Perusahaan Konveksi Cipadu 1985-2012 | 85 dia bisa meminta pekerjaan kepada kon- Permasalahan ini memang berdampak veksi lainnya.54 buruk kepada eksistensi perusahaan, na- Modal sosial inilah yang menjadi mun bukan berarti perusahaan sulit untuk ‘tangkal’ oleh pemilik-pemilik konvek- bertahan dan berkembang. Cipadu sebe- si Cipadu ketika mereka dilanda ketidak- narnya mempunyai karakteristik yang ber- stabilan lingkungan internal perusahaan. beda dengan daerah lainnya. Walaupun Ci- Modal sosial ini mengakibatkan perkem- padu dapat dikaterogikan sebagai wilayah bangan perusahaan menuju ke arah yang industri, tetapi ruh masyarakat pedesaan lebih baik karena tidak meningkatkan masih terasa disana. Sebagian masyarakat- daya kompetitif tetapi kooperatif. Situasi nya terdiri dari masyarakat urban yang ini yang menguntungkan mereka. Mereka mempunyai latar belakang daerah yang mempunyai tameng sendiri untuk meng- sama dan pada umumnya berprofesi sama. hindari kesulitan-kesulitan yang terjadi di Hubungan mereka semakin erat ketika di pertangahan jalan nanti. Sistem ini berguna Cipadu yang menawarkan kesulitan un- untuk mempertahankan usaha mereka di- tuk mencari uang. Keeratan sangat terlihat mana rasa kekeluargaan dan kebersamaan ketika ada bantuan silang di antara mere- ini menjadi fondasinya. Usaha kecil bisa ka. Jika suatu perusahaan mereka dalam menggunakan external economies yang kekosongan pekerjaan, maka ada perusa- diberikan oleh jaringan lokal, termasuk haan lainnya memberikan pekerjaaan. Jika hubungan kelembagaan serta hubungan suatu perusahaan konveksi tidak mampu non ekonomis lainnya melalui kekerabatan mengerjakan suatu pesanan, maka peru- dan asosiasi pengusaha.55 sahaan lainnya bisa membantu menyele- saikannya. Hubungan ini seperti subsidi PENUTUP silang dimana perusahaan-perusahaan sa- ling memberikan dan menerima bantuan. Pada tahun 1985-2012, perusahaan kon- Hubungan antar perusahaan-perusa- veksi di Cipadu mempunyai banyak perma- haan konveksi di Cipadu tersebut memang salahan internal sehingga menjadi faktor tidak ditulis secara formal tetapi mereka penghambat dalam perkembangan. Perma- sendiri menyadari bahwa hubungan terse- salahan tersebut dimulai dari pemilik kon- but memang ada dan berguna bagi mere- veksi yang menggunakan “logika rasa-ra- ka. Hubungan ini yang menjadi tameng sa” untuk menjalankan perusahaan. Logika bagi mereka jika terjadi permasalahan in- tersebut menggunakan pertimbangan­ akal ternal perusahaan yang dapat menganggu sehat untuk memprediksi konsekuensi dari perkembangannya. Hal ini menjembatani sebuah keputusan. Namun, semua pertim- ke salah satu modal yaitu modal sosial bangan-pertimbangan tersebut tidak di- dalam bentuk trust yang melekat dalam dasari pengalaman sehingga itu berakibat hubungan atau interaksi sosial antara mas- buruk dan menyebar dalam lingkungan in- yarakat.56 Oleh karena itu, bisa atau tidak ternal perusahaan. bisanya suatu perusahaan memproduksi 54 Jajang Suryana. 5 desember 2017. Wawancara barang dilihat dari sistem secara keseluru- personal. 55Sadoko, Isono. dkk. Op. Cit,. Hlm. 42. 56 Lutfah Ariana. Op. Cit., hlm. 15. 86 | Yusran Ilyas han seperti hubungan suatu perusahaan Badan Pusat Statistik Pusat. Statistik Kecamatan dengan lainnya. Ciledug 1994. Kemantapan modal sosial antar pemi- Badan Pusat Statistik Pusat. Statistik Kecamatan Ciledug 1996. lik konveksi ini terjadi karena mereka sadar bahwa mereka saling membutuhkan per- Jurnal: tolongan. Kemantapan hubungan ini juga Barus, L. Sari dkk. (2010). “Identifikasi Dinamika merupakan akibat dari kesadaran mereka Harga Lahan di Kawasan Cipadu Kota tentang apa yang bisa mereka lakukan dan Tangerang.” Jurnal Planesa. yang tidak bisa mereka lakukan. Nilai-nilai persatuan ini yang terjalin antara pemi- Koran lik-pemilik konveksi dan tekstil. Mereka Bisnis Indonesia. Penjualan Pakaian Jadi di Dua mampu memberikan pengaruh terhadap Pasar Grosir Turun, Pengusaha Stop Produksi, perkembangann ekonomi di Cipadu. Mer- 6 November 1990. eka mampu bertahan di kala masalah-mas- Bisnis Indonesia. Bisnis Tekstil Melesu, Omzet Koppas Menurun, 1992. alah internal mengguncang. Mereka mam- Bisnis Indonesia. Bisnis Tekstil di Tanah Abang pu mempercepat pertumbuhan ekonomi Belum Normal, 15 Juni 1998. dibandingkan masa-masa silam. Di tangan Bisnis Indonesia. Kolom: Ekonomi Jabodetabek. mereka pula perekonomian Cipadu menja- Cipulir, Grosir Garmen Pengimbang Tanah di hidup. Abang, 1990. Bisnis Indonsia. Penjualan Pakaian Jadi di Dua DAFTAR PUSTAKA Pasar Grosir Turun, Pengusaha Stop Produksi. Kolom: Ekonomi Jabodetabek. 6 November 1990. Buku Bisnis Indonsia. Penjualan Pakaian Jadi di Dua Afif, Faisal. (1993). Strategi Pemasaran. Bandung: Pasar Grosir Turun, Pengusaha Stop Produksi. Angkasa. Kolom: Ekonomi Jabodetabek. 6 November Balquni, Ahmad. (2009). Paradigma baru 1990. manajemen indonesia: menciptakan nilai Bisnis Indonesia. Omzet Penjualan Tekstil dan dengan bertumpu pada kebajikan dan potensi Pakaian Jadi Tanah Abang Capai Rp. 3,2 Milyar insani. Bandung: Mizan. per hari. Kolom: Ekonomi Jabodetabek. 21 Clarke, Philip. (1973) Small business: how they November 1990. survive and succeed. Trowbridge and Wildshire: Bencana Mengancam Indonesia: Laporan Khusus Redwood Press. Kompas. Jakarta: Buku Kompas, 2011. Dharmawan. (1986). Aspek-aspek dalam sosiologi industri. Bandung: Binacipta. Wawancara: Satria, Arif. (2009). Ekologi politik nelayan. Andi (36 tahun). Wawancara. 5 Desember 2017. Jakarta: LKIS Pelangi Aksara. Ade (38 tahun). Wawancara. 18 September 2017. Marbun SH. (1996). Manajemen Perusahaan Kecil. Jakarta: LPPM dan Pustaka Binaman Pressindo. Aswar (53 tahun). Wawancara. 22 Mei 2016. Dokumen: Cepi (38 tahun). Wawancara. 17 September 2017. Badan Pusat Statistik Pusat. Statistik Kecamatan Diding (68 tahun ). Wawancara Personal. 28 Mei Ciledug 1986. 2016. (Arsip Tugas Akhir Metodologi Sejarah Lisan). Badan Pusat Statistik Pusat. Statistik Kecamatan Ciledug 1993. Edi Suryadi (53 tahun). Wawancara. 18 September 2017. Jaringan Bisnis dan Budaya Kerjasama Perusahaan Konveksi Cipadu 1985-2012 | 87

Ilham (32 tahun). Wawancara. 19 September 2017. “Direktori Kota, Kantor Kelurahan”. www. Jajang Suryana. (38 tahun). Wawancara. 28 Mei tanggerangkota.go.id 2016 dan 11 Juli 2017. “Kehidupan Busana disana-sini”. Rabu, 29 Desember 2010. www.kompas.com Lilis (50 tahun). Wawancara. 19 September 2017. “Menjadikan Kecamatan Larangan Sebagai Pusat Maskana (37 tahun). Wawancara. 17 September Perdagangan Masa Depan”. Rabu, 19 November 2017. 2014. www.antarabanten.com Nono Putralia (53 tahun). Wawancara. 17 September www.tribunnews.com, 5 Agustus 2011. 2017. “Kebakaran di Pasar Tanah Abang Meluas”. 19 Reza Shadiq (26 tahun). Wawancara. 19 September Februari 2003, liputan6.com. 2017. “Kepala PD Pasar Tanah Abang Bantah Kebakaran Siti Maisaroh (29 tahun). Wawancara . 18 September Disengaja”. 23 Juli 2003, TEMPO.co 2017. “Geliat Pasar Bahan Cipadu”. 12 Maret 2005, Website: Liputan6.com. “Dari Kain Kiloan, Terbitlah 1000 Tekstil”. 26 “Harga Tekstil di Cipadu Lebih Murah dari Tanah Februari 2015. www.kompas.com Abang”. 5 Agustus 2011. Tribunnews.com VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Kampung Pulopancikan: Potret Kehidupan Sosial-Budaya Etnis Arab di Kabupaten Gresik

Wiretno Ilmu Sejarah Universitas Airlangga [email protected]

ABSTRAK - Objek kajian pada artikel ini adalah etnis Arab yang tinggal di Kampung Pulopancikan, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Gresik – Jawa Timur. Kampung Pulopancikan adalah kampung Arab tertua di Gresik. Kampung ini muncul dan berkembang seiring perjalanan Islamisasi di Jawa yang dilakukan sejak masa Sunan Maulana Malik Ibrahim. Keberadaan kampung ini juga didukung oleh catatan perjalanan Tom Pires dalam Suma Oriental. Hingga saat ini, kampung Pulopancikan masih dapat mempertahankan eksistensinya. Berbagai peninggalan masa lampau masih dapat dijumpai di kampung ini. Tulisan ini merupakan penelitian sejarah yang menggunakan pendekatan etnografi. Data diperoleh melalui studi kepustakaan melalui sumber-sumber tertulis yang relevan dan didukung dengan observasi lapangan secara langsung. KATA KUNCI - Arab, Islam, etnografi, Pulopancikan, Gresik

ABSTRACT - Ethnographic research in this paper takes the object of Arabicethnic in Kampung Pulopancikan, District Sukolilo, Gresik - . Kampung Pulopancikan is the oldest Arabic village in Gresik along the journey of Islamization in Java since Sunan Maulana Malik Ibrahim. The existence of this village is also supported by Tom Pires based on his travel record,Suma Oriental. Kampung Pulopancikan village still maintain its existence. Various relics from the past can be found in this village. This paper is a historical study that uses an ethnographic approach. Data were obtained by literature study through relevant sources and supported by direct field observation. KEYWORDS - Arabic, Islam, ethnographic, Pulopancikan, Gresik.

PENDAHULUAN fis yang spesifik dan mendalam terse- but diketahui dari uraian-uraiannya yang tnografi menjadi salah satu kajian menyeluruh mengenai aspek-aspek kebu- ilmu sosial-humaniora yang menar- dayaan mulai bahasa, sistem teknologi dan ik dan penting karena kemampuan- E mata pencaharian, organisasi sosial, sistem nya dalam memberikan paparan informasi pengetahuan, kesenian, dan sistem religi spesifik dan mendalam dalam mengelola yang dimiliki oleh suatu suku bangsa. Di dan menganalisis suatu fenomena budaya, samping ketujuh unsur kebudayaan, ka- terutama erat kaitannya dengan bahasan rangan etnografis juga tidak melewatkan suatu suku-bangsa.1 Karangan etnogra­ informasi yang mendalam mengenai latar 1 Koentjaraningrat, PengantarAntropologi (Rineka belakang kondisi geografis-demografis se- Cipta: Jakarta, 1990), hlm. 329 Kampung Pulopancikan: Potret Kehidupan Sosial-Budaya Etnis Arab di Kabupaten Gresik | 89 buah kebudayaan.2 lau Jawa yang terbentuk dan berkembang Keunggulan karangan etnografi ter- menjadi suatu kota yang multi etnis. letak pada produksi dokumentasi atas ke- Selain merupakan Kampung Arab ter- budayaan suku bangsa tertentu. Hal ini tua, kampung ini masih dapat mempertah- sangat dipengaruhi oleh keterampilan dan ankan eksistensinya di tengah-tengah kota keuletan sang peneliti etnografi itu sendi- yang telah banyak mengalami perubah- ri. Pada akhirnya, dokumentasi itulah yang an. Keberadaan Kampung Pulopancikan akan menjadi dasar pijakan utama atas merupakan saksi sejarah bagi negara ini. laporang-laporan etnografi yang nantinya Kampung ini dapat bertahan selama be- akan banyak digunakan oleh disiplin ilmu rabad-abad, meski berbagai orde dan pe- lain dalam berbagai kepentingan. Dalam merintahan telah berkali-kali berganti ke- ranah praktis, etnografi banyak memberi- bijakan. kan sumbangan atas lahirnya ide atau solu- si atas suatu permasalahan yang sedang METODE DAN TINJAUAN PUSTAKA dihadapi. Penulisan ini dilatar belakangi oleh wilayah Tulisan ini mengambil obyek peneli- Gresik yang sangat strategis dan memiliki tian Komunitas Etnis Arab yang tinggal di peranan penting dalam jalur perdagangan Kampung Pulopancikan, Kecamatan Suko- sejak masa kerajaan Hindu-Buddha. Strat- lilo, Kabupaten Gresik – Jawa Timur. Kam- egisnya wilayah Gresik ini menarik para pung Arab ini memiliki keunikan-keunikan pedagang dari Arab untuk menetap sem- yang banyak membedakannya dengan ko- bari melakukan aktivitas ekonomi. Mene- munitas etnis Arab di daerah lain, seperti tapnya para pedagang Arab ini kemudian Surabaya, , dan Malang. Kam- memunculkan sebuah komunitas etnis di pung ini terletak di sekitar makam Sunan Gresik dan menimbulkan kontak budaya Maulana Malik Ibrahim, atau yang memi- dengan masyarakat sekitar, salah satunya liki julukan Sunan Gresik. dakwah dan islamisasi. Tulisan ini merupa- Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim kan penelitian sejarah yang menggunakan atau Sunan Gresik terletak di tengah-tengah pendekatan etnografi. Adapun tahapan perkampungan penduduk. Kawasan wisata penelitian ialah heuristik, kritik sumber, Makam Malik Ibrahim termasuk kategori interpretasi, dan historiografi. Data diper- kampung dalam kota (inner city kam- oleh melalui studi kepustakaan melalui pong), yang identik dengan budaya Arab/ sumber-sumber tertulis yang relevan dan Islam yang dikenal berkat adanya makam didukung dengan observasi lapangan se- Malik Ibrahim, salah satunya Kampung cara langsung. Pulopancikan. Berdasarkan fakta sejarah, Penelitian tentang etnis Arab di In- Gresik memang dikenal sebagai kota pesi- donesia sudah banyak dikaji oleh para sir yang ramai dikunjungi oleh pedagang sejarawan Indonesia sebelumnya. Salah asing. Persinggungan dengan banyak pen- satunya karya yang berjudul “Perkemban- datang ini kemudian menjadikan Gresik gan Komunitas Pedagang Arab di Suraba- sebagai salah satu kota pantai utara Pu- ya Tahun 1870-1928” yang dimuat dalam 2Ibid, hlm. 334-335 90 | Wiretno jurnal pendidikan sejarah Avatara. Artikel di tuliskan juga terkait sengketa sosial yang tersebut memaparkan bahwa etnis Arab terjadi di antara masyarakat Arab sendiri. yang ada di Surabaya pada periode terse- De Jonge juga mengulas tentang terben- but merupakan pendatang dari Hadram- tuknya beberapa organisasi orang-orang aut. Kedatangan mereka di Surabaya telah Arab, yang akhirnya menyebabkan konflik terorganisir dengan baik sejak dari negara sosial di antara orang-orang Arab.5 asal, yaitu dengan tujuan berdagang. Se- Ulasan-ulasan dan tinjauan pustaka di bagaiman pedagang Cina, pedagang Arab atas semakin memperkuat penelitian ini. menjadi pedagang perantara bagi saudagar Meskipun hampir memiliki kesamaan, et- Eropa dengan konsumen utamanya kaum nis-etnis Arab yang bermukim di Nusantara Pribumi. Mereka biasanya berdagang den- memiliki keunikan masing-masing. Seba- gan cara eceran berkeliling keluar masuk gian besar penulis di atas, hanya meng- kampung. Pada akhirnya banyak pedagang kaji keberadaan dan aktivitas etnis Arab arab yang sukses dari usaha ini, Dibuktikan di Indonesia pada masa kolonial. Untuk dengan kepemilikan tanah dan bangunan itu, adanya penelitian ini akan menambah oleh pedagang Arab. Komunitas pedagang referensi terkait historiografi tentang etnis Arab memang memberikan pengaruh yang Arab di Indonesia mengingat penelitian penting pada saat itu.3 akan mengulas etnis Arab dalam lingkup Selaras dengan ulasan artikel di atas, kecil dengan pendekatan etnografi. Peneli- Wildan Taufiqurrahman dalam tulisannya tian ini juga mengulas keberadaan sebuah yang berjudul Aktivitas Politik Masyarakat komunitas Arab dalam sebuah kampung Arab di Surabaya Tahun 1930-1950, men- etnis sejak masa pra kolonial. gungkapkan fakta bahwa etnis Arab yang menetap di Nusantara sebagian besar mer- PEMBAHASAN upakan satu rombongan fam atau garis A. Kampung Pulopancikan Masa Pra- keturunan. Mereka datang dalam koloni kolonial kecil-kecil, meskipun pada perkembangan- nya ada satu fam atau garis keturunan yang Wilayah pantai pesisir utara Jawa bagian dominan. Pada tahun 1884 koloni pemer- timur merupakan kawasan yang penting intah Belanda mengharuskan adanya kepa- sejak masa Indonesia klasik. Wilayah terse- la koloni.4 Huub De Jonge,”Sebuah Mi- but menjadi sangat penting keberadaannya noritas Terbelah: Orang Arab Batavia”, lantaran menjadi panggung perdagangan menjelaskan tentang orang-orang Arab di internasional pada masa itu. Bahkan sejak Batavia. Jumlahnya penduduk Arab yang sebelum masa Kerajaan Majapahit (sekitar banyak ikut mempengaruhi kebijakan poli- abad ke 13-15 M), wilayah ini sejajar den- tik dari pemerintah kolonial pada saat itu, gan wilayah pantai utara Pulau Jawa lain- nya. Wilayah pesisir pantai utara tersebut 3 Safira dan Ali Haidar, “Perkembangan Komunitas Pedagang Arab di Surabaya Tahun 1870-1928” dalam antara lain: Tuban, Lamongan, Gresik, dan Avatara (Vol. 2 No.1, Maret 2014), hlm. 3 4Wildan Taufiqurrahman, Aktivitas Politik 5 Huub De Jonge,”Sebuah Minoritas Terbelah: Masyarakat Arab di Surabaya Tahun 1930-1950 (Skripsi Orang Arab Batavia”, dalam Kess Grijns dan Peter Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, 2014), hlm. J.M Nas (ed), Jakarta Batavia: Esai Sosio-Kultural 5 (Jakarta:KITLV,2007), hlm. 18 Kampung Pulopancikan: Potret Kehidupan Sosial-Budaya Etnis Arab di Kabupaten Gresik | 91

Hujung Galuh (Surabaya). Daerah-daerah banyak orang tertarik untuk mengadu na- tersebut menjadi bandar pelabuhan bagi sib di sana. Gelombang migrasi pada saat kapal-kapal dagang internasional serta se- itu sudah mulai terlihat dengan munculnya bagai pintu masuk bagi pihak-pihak luar berbagai etnis non-Melayu seperti Tiong- daerah jika ingin pergi ke wilayah pedala- hoa, Arab, dan Gujarat maupun India. Hal man di Pulau Jawa bagian timur. ini menunjukkan jika peran penting Gresik Dari ketiga daerah tersebut, Gresik sebagai kota pelabuhan dagang internasi- diketahui mempunyai letak geografis yang onal tidak hanya berpengaruh pada arus lebih mumpuni dalam perkembangannya perputaran modal ekonomi, melainkan sebagai kota pelabuhan dagang interna- juga menjadikan Gresik sebagai pusat per- sional. Bahkan dikatakan oleh Anthony tukaran budaya antarnegara. Reid, seorang pakar sejarah Asia Tenggara, Mengenai aktor yang membawa ag- Gresik mempunyai keunggulan geograf- ama Islam ke Nusantara muncul ban- is yang menunjang eksistensinya sebagai yak pendapat dari kalangan sejarawan. wilayah penting dalam memainkan perca- Menurut Snouck Hurgronje, Islam berkem- turan perdagangan internasional. Gresik bang di Nusantara pada sekitar abad ke-13 terletak pada titik silang di antara pusat M. Hal ini dibuktikan dengan temuan nisan perdagangan internasioal terbesar di Asia yang bertuliskan sebuah nama perempuan Tenggara, yaitu Malaka di ujung barat laut timur-tengah, Fatimah Binti Maimun di dan Maluku di sebelah timur laut.6 Seba- Leran, Gresik. Menurut Hamka, Islam ma- gian besar wilayah Gresik terdiri dari daer- suk dan mulai berkembang di kepulauan ah dataran rendah dan dialiri oleh dua sun- Nusantara jauh sebelum abad ke-13 M.8 gai besar, yaitu Bengawan Solo di sebelah Islam telah lama datang dan mu- utara dan Sungai Brantas di sebelah sela- lai berkembang di kalangan masyarakat tan. Komposisi ini membuat kondisi tanah Melayu (Sumatra Utara dan Aceh) se- di wilayah tersebut tidak bisa digolongkan jak abad ke-7 M atau sejaman dengan sebagai wilayah yang kering dan juga bisa Kerajaan Maritim Sriwijaya. Asumsi ini dikatakan sebagai tanah yang subur bila diperkuat dengan ditemukannya bekas- dibandingkan dengan kualitas tanah yang bekas pemukiman etnis Arab yang ada di terletak di kawasan pegunungan berapi.7 wilayah tersebut. Sementara itu, juga mun- Sejak abad ke-11 M Gresik telah ramai cul beberapa pendapat mengenai bagaima- diperbincangkan oleh masyarakat dunia. na proses islamisasi di Nusantara seperti: Posisi strategisnya sebagai jalur transpor- teori Arab, Gujarat, Cina, dan teori arus tasi perdagangan internasional sekaligus balik. Pengaruh Islam yang masuk di Nu- sebagai pelabuhan internasional membawa santara dipercaya melalui beberapa proses, konsekuensi berkembangnya jumlah pen- ada yang berpendapat dari para pedagang duduk yang semakin heterogen komposisi­ Islam Arab-Gujarat, Cina maupun dengan nya. Perkembangan Gresik sebagai kota cara pertukaran antara masyarakat pribu- pelabuhan dagang yang ramai membuat 6Anthony Reid, Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 8Buya Hamka, Sejarah Umat Islam Pra-kenabian 1450-1680 (Jakarta: Pustaka Obor, 2011), hlm. 113 hingga Islam di Nusantara (Jakarta: Gema Insani, 2016), 7Ibid. hlm. 493 92 | Wiretno mi dan luar nusantara.9 Peninggalan-pe­ him. Salah satu teori masuknya Islam di ninggalan arkeologis yang membuktikan Nusantara menyebut bahwa Islamisasi di dugaan tersebut salah satunya adalah jejak Jawa disebarkan oleh para pedagang Arab. islamisasi di daerah Sukolilo dimana ter- Menurut Denys Lombard, kebanyakan dapat makam pemuka dakwah Islam awal dari para pedagang yang menetap di pesi- abad ke-15 M yang dipercaya sebagai sir berasal dari wilayah Hadramaut. Babad salah satu anggota dari Walisongo (Sembi- Gresik menyebutkan kedatangan para ula- lan Wali). ma Islam atas perintah Sultan Sadad dari Kompleks makam Sunan Maulana Negeri Gedah untuk menyiarkan Agama Malik Ibrahim diketahui sebagai pusat Islam sambil berdagang. Peristiwa ini ter- penyebaran agama Islam kala itu. Hal ini jadi pada tahun 1293 Saka atau 1371 Mase- dapat dibuktikan dengan jumlah penduduk hi.11 Keberadaan pedagang Arab di Gresik etnis Arab yang berdatangan untuk berda- ini semakin dikuatkan oleh catatan para gang dan akhirnya menetap serta berkelu- ekspeditor asing, salah satunya Tom Pires arga di daerah tersebut. Pada perkemban- dalam Suma Oriental yang menyebutkan gannya, mereka menetap dan membentuk bahwa pada abad 14 di pantai Utara sudah suatu wilayah komunitas bagi mereka yang terdapat perkampungan Arab.12 Berdasar- sering dikenal dengan Kampung Arab se- kan tinjaun georafis, hal ini selaras dengan bagaimana yang terdapat di Surabaya, keberadaan kampung Arab sekitar makam Bangil, dan Malang. Kewalian di wilayah Sunan Gresik yang letaknya dekat dengan Gresik sejak zaman Majapahit dianggap pelabuhan. Menurut penuturan pengurus keramat. Majapahit sendiri baru menyadari organisasi Maulana Malik Ibrahim13, kam- kekuatan Gresik pada awal abad ke-16. pung Pulopancikan merupakan pemukiman Saat itu, raja mulai memandang proses Arab yang dimaksud oleh Tom Pires. pengislaman berbagai kota pelabuhan se- Kampung ini merupakan pemukiman bagai bahaya bagi kekuasaannya. Selain pedagang Arab di Gresik yang juga ber- itu, pemimpin umat Islam di Gresik tidak juang bersama Syekh Maulana Malik pernah suka untuk memberi penghormatan Ibrahim untuk menyebarkan Islam. “Pu- kepada Narendra Agung sebagai pejabat lopancikan” berasal dari kata “pulo” yang tertinggi. Lain hal nya dengan Tuban yang berarti daratan, dan “pancikan” yang dengan ikhlas memberikan penghormatan berarti pijakan.14Artian tersebut sesuai tersebut. Diyakini bahwa sikap demikian dengan gambaran awal kedatangan para timbul karena didalam tubuh pemimpin pedagang Arab yang mencari tempat ber- umat Islam di Gresik mengalir darah cend- mukim. Kampung ini pertama kali mun- ikiawan agama.10 cul saat masa akhir kejayaan Majapahit Munculnya Kampung Pulopancikan 11 Denys Lombard, Nusa Jawa Silang tidak terlepas dari aktivitas islamisasi yang Budaya:Jaringan Asia(Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. 31 12 Tom Pires, dilakukan oleh Syekh Maulana Malik Ibra- PerjalanandariLautMerahkeCina&BukuFransisco Rodrigues (Yogyakarta: Ombak, 2014), hlm. 193. 9Ibid. 13 Wawancara Maulana Basyir, penerima tamu 10 Nasrudin Anshority, Negara Maritim Nusantara makam Maulana Malik Ibrahim Jejak Sejarah Yang Terhapus (Yogyakarta: Tiara Wacana, 14 Wawancara Anis Al Hadar, pengurus organisasi 2008), hlm. 195 Maulana Malik Ibrahim Kampung Pulopancikan: Potret Kehidupan Sosial-Budaya Etnis Arab di Kabupaten Gresik | 93 dan terus berkembang pada masa kolonial di Gresik semakin meningkat. Pada awal hingga sekarang. abad ke-19, jumlah mereka semakin ba­ nyak. Meningkatnya jumlah penduduk dari B. Dinamika Masyarakat Kampung etnis Arab yang datang ke Gresik tersebut Pulopancikan Masa Kolonial juga sangat didukung dengan ditemukan- Sejak dahulu, Gresik merupakan wilayah nya teknologi trasportasi mutakhir berupa yang ramai sebagai kota dagang. Potensi kapal uap yang biasa melintasi jalur dari 16 daerah Gresik memang sejak lama diketa- kawasan Timur Jauh dan Arab. hui bukan sebagai basis industri perkebu- Keberadaan etnis Arab dan keberha­ nan maupun pertanian. Wilayah Gresik le­ silan mereka dalam perdagangan di Hindia bih banyak di dominasi oleh dataran rendah Belanda, membuat pemerintah kolonial dan kawasan pantai, namun dilewati oleh terancam. Berbagai kebijakan dikeluar- aliran dua sungai besar yang ada di Jawa kan untuk melanggengkan hegemoni dan timur. Kabupaten Gresik lebih mempunyai kekuasaan politik Pemerintah Hindia Be- keunggulan komparatif dalam menghasil- landa. Selain kebijakan untuk mengek- kan komoditas ekonomi bidang perikanan. sploitasi hasil alam, pemerintah kolonial Hal ini rupanya telah disadari oleh Peme­ juga mengeluarkan kebijakan segregasi ras rintah Kolonial Belanda sejak lama. Oleh agar bumiputra dan etnis lain tidak dapat sebab itu, Gresik yang mana pada zaman bersatu dan melakukan perlawanan ter- Hindia Belanda merupakan wilayah af- hadap pemerintah. Etnis Arab tergolong deeling dari Surabaya ini lebih banyak dalam kelompok Vreemde Oosterlingen diperhatikan sebagai wilayah yang dapat (Timur Asing), yaitu golongan yang men- dieksploitasi bidang perikanannya melalui empati strata sosial kedua setelah golong­ usaha pertambakan dan industri garam.15 an Eropa. Golongan Timur Asing sendiri Pelabuhan Gresik tidak pernah sepi merupakan sebuah kelompok masyarakat didatangi para pedagang asing. Meskipun yang dibentuk dari hasil kebijakan peme­ telah jatuh ke tangan Belanda, para peda­ rintahan Hindia Belanda yang terdiri dari gang dari Arab tetap menjalankan akti- etnis Tionghoa, Arab, India, dan sebagain- vitasnya di pelabuhan Gresik. Pada abad ya. Khusus untuk Vreemde Oosterlingen, ke-18 M, orang-orang Arab yang sudah pemerintah Hindia Belanda menerapkan menetap sejak lama di Pulau Jawa melaku- peraturan yang dikenal dengan Wijkenstel- kan kepentingan bisnis atau perdagangan sel dan Passenstelsel. internasional dengan pelabuhan-pelabuhan Wijkenstelsel merupakan peraturan internasional seperti Gresik. Keberhasil­ yang menginstruksikan bahwa orang- an dagang dan bisnis orang-orang Arab orang timur asing harus bertempat tinggal di Gresik lantas menarik minat saudara pada wilayah tertentu sesuai dengan ras dan kolega mereka dari tanah Arab untuk dan komunitasnya. Passenstelsel merupa- datang ke Gresik. Keberadaan etnis Arab kan peraturan surat jalan, maksudnya ada- lah jika orang-orang timur asing mau kelu­ 15 Siti Arofah, Budidaya Sarang Walet di Gresik ar dari kampung tempat tinggalnya maka Tahun 1901-1980 (Skripsi Universitas Airlangga, 2016), hlm. 1 16 Ibid. 94 | Wiretno harus izin dahulu untuk mendapat surat kan. Pelabuhan Gresik jadi sepi setelah jalan.17 Pada tahun 1835 diterapkan kebi- pelabuhan Tanjung Perak selesai dibangun jakan pemerintah Hindia Belanda berupa dan mereka memilih pindah ke tempat yang peraturan pembatasan ruang gerak bagi lebih layak dari kampung Arab Gresik yang warga timur asing serta penetapan tempat infrastrukturnya tidak lagi memadai.19 Dari tinggal mereka. Ruang gerak mereka yang perkawinan mereka baik dengan pribumi semakin dibatasi membuat warga etnis maupun sesama Arab menjadikan jumlah Arab sulit berkembang dan cenderung se- etnis Arab di daerah ini semakin banyak. makin terturup. Awalnya perkampungan ini membaur den- Kebijakan Wijkenstesel dan Passenste- gan perkampungan pribumi dan tidak ber- sel pada akhirnya membuat batas stratifika- sifat eksklusif. Hingga saat ini etnis Arab di si sosial semakin tajam dan meningkatkan Gresik tersebar di dua wilayah. Pertama di kelas sosial bagi kaum Eropa. Kebijakan kampung Gapuro, Sukolilo. Kedua di Desa ini dilakukan oleh pemerintah Kolonial Be- Pulopancikan, yaitu sekitar 500 meter dari landa karena menganggap komunitas yang makam Sunan Maulana Malik Ibrahim. umumnya berasal dari daerah Hadramaut, Yaman Selatan ini mengancam stabilitas C. Kampung Pulopancikan Masa Kini negara kolonial Hindia Belanda. Komuni- Etnis Arab di Pulopancikan masih dapat tas Arab di Pulopancikan, Kecamatan Su- menunjukkan eksistensinya meskipun tel- kolilo, Kabupaten Gresik juga merupakan ah merasakan beragam kebijakan yang komunitas yang menderita akibat kebija- terkadang dirasa kejam. Hingga saat ini, 18 kan di atas. Tahun 1830-1890 adalah fase masyarakat Pulopancikan masih melestari- tumbuhnya komunitas etnis Arab di Gresik kan beberapa tradisi lama dari leluhurnya. karena pada fase ini terdapat beberapa Berbagai peninggalan fisik dan nonfisik kebijakan (Passenstelsel dan Wijkenstel- masih dapat dijumpai hingga saat ini. sel) yang memaksa mereka untuk tinggal Berbagai peninggalan tersebut yang ter- dalam satu wilayah dan di persulit untuk masuk dalam unsur kebudayaan universal, bersosialisai dengan komunitas lain. Selain adalah sebagai berikut: itu ramainya pelabuhan Gresik, nyamann- ya wilayah mereka dibandingkan dengan 1. Organisasi Kekerabatan tanah leluhur mereka (tandus dan penuh konflik) serta tradisi mereka (patrilinial Kekeluargaan yang terjalin di antara etnis dan pernikahan sesama etnis) menyebab- Arab berdasarkan garis keturunan disebut kan jumlah mereka semakin banyak. fam. Ada beberapa fam di Indonesia dan Tahun 1890-1930 merupakan fase beberapa fam tersebut didasarkan pada dimana keberadaan etnis Arab di Gresik garis keturunan nabi Muhammad SAW. semakin sedikit. Hal tersebut disebabkan Etnis Arab yang masih memiliki darah karena kebijakan yang memaksa mereka keturunan nabi Muhammad SAW disebut tinggal dalam satu wilayah telah dihapus- 19Ervin Risbiyanto, Antariksa, Septiana 17Kompas, Jum’at 19 September 1980 Hariyani , “Pelestarian Kampung Arab Malik Ibrahim 18 Wawancara Maulana Basyir, penerima tamu Di Kota Gresik” dalam Arsitektur e-Journal, Volume 1 makam Sunan Gresik. Nomor 1edisi Maret 2008 Kampung Pulopancikan: Potret Kehidupan Sosial-Budaya Etnis Arab di Kabupaten Gresik | 95 sebagai kaum habaib (berasal dari kata memberikan bantuan dalam hal ekonomi, tunggal habib). Sedangkan etnis Arab yang pendidikan maupun kesehatan. Selain itu, tidak termasuk dalam garis keturunan nabi ada pula YIMI yang memiliki kepanjan- Muhammad disebut sebagai kaum masya- gan Yayasan Maulana Malik Ibrahim yang yikh (berasal dari kata tunggal syaikh). Be- bergerak dalam kepengurusan makam berapa diantaranya yang masih keturunan Maulana Malik Ibrahim. Keterlibatan et- nabi Muhammad, famnya bernama Dhuri- nis Arab dalam pemugaran dan perawatan ah, Al-Idrus, Al-Habsyi, Al-Hadar, As-Se- makam Sunan dapat dilihat dari susunan gaf. Sedangkan fam diluar garis nabi Mu- organisasi pengurus makam yang mayori- hammad antara lain Bajuber dan Binsmir. tas berasal dari etnis Arab yang terdiri dari Organisasi kekerabatan yang ada pada 10 orang Arab dan 8 orang Jawa. Organisa- etnis Arab tidak hanya berkaitan dengan si ini juga mengurusi persoalan pendidikan masuk tidaknya seorang etnis Arab pada dengan dibuktikan didirikannya sekolah garis keturunan nabi, tapi juga ikatan-ika- YIMI. tan persaudaraan tersebut muncul seiring keberadaan mereka yang merupakan etnis 2. Organisasi Ekonomi minoritas di sebuah wilayah. Sebagai etnis Masyarakat Pulopancikan saling bahu minoritas, bukan tidak mungkin etnis Arab membahu dalam perekonomian. Bilama- membentuk beberapa organisasi untuk na ada yang dirasa kurang mampu dalam mewadahi kepentingan-kepentingan etnis perekonomian, maka adanya yayasan Al Arab. Ikhsan dan Muhajirin akan sangat mem- Organisasi kekerabatan di Kampung bantu kehidupan mereka. Bantuan yang Pulopancikan diwujudkan dalam sebuah diberikan dapat berwujud dana untuk mod- wadah yayasan yang bernama “Muhajirin” al usaha, maupun hal-hal lain yang bersifat dengan kesekretariatan “Muhajirin Center” non materi. Hal ini merupakan wujud sol- yang terletak di Jl.Kyai Zubair. Muhajirin idaritas yang begitu tinggi dalam lingkup Center adalah organisasi kekerabatan etnis kehidupan mereka yang merupakan mi- Arab di Pulopancikan Gresik yang diga- noritas. Bila ada orang yang bukan dari ka- gas oleh bani Bahasuan dengan berbagai langan mereka, misal dari etnis Jawa yang program untuk kesejahteraan umat seperti kekurangan, maka lembaga tadi juga tidak program pendidikan hafidz, Taman Pen- segan untuk membantu. didikan Al-Quran dan kegiatan sosial lain Di Kampung Pulopancikan hampir seperti program kesejahteraan bagi ma- semua etnis Arab bergerak di bidang perd- syrakat yang kurang mampu. Program or- agangan dan mayoritas adalah produksi sa- ganisasi ini ditunjukan untuk umum, tidak rung tenun. Setelah penelusuran oleh penu- memandang fam ataupun kelompok. lis, pabrik sarung ini tersebar di sekitar 500 Organisasi lain yaitu yayasan Al-Ikh- meter dari makam sunan Maulana Malik san. Yayasan ini bertujuan untuk memu- Ibrahim yang masih memanfaatkan mesin puk kepedulian anggotanya, juga bertujuan tenun tradisional. Hampir semua pegawai untuk membantu saudara mereka yang adalah orang pribumi (Jawa), sedang etnis sedang ada kesulitan. Yayasan ini banyak Arab berperan sebagai pemilik pabrik. In- 96 | Wiretno dustri ini sudah cukup lama dan diwariskan Selain bahasa Jawa, Indonesia, dan secara turun temurun. Hal ini dapat dilihat Arab yang digunakan oleh etnis Arab, ada dari bangunan beberapa tempat penenunan beberapa bahasa yang biasanya dipakai dan pabrik yang masih menyajikan arsitek- oleh beberapa etnis Arab, seperti bahasa tur klasik abad 15 baik nuansa kolonial dan Madura. Penggunaan bahasa Madura oleh timur tengah. etnis Arab disebabkan oleh adanya garis Salah satu produksi sarung yang ter- keturunan mereka yang telah bercampur besar adalah Industri Sarung Mangga dengan darah etnis Madura. Hal ini menun- yang ada di wilayah komplek Kampung jukkan bahwa etnis Arab tidak sepenuhnya ini. Selain itu, ada pula sarung BHS yang menjaga kemurnian darah mereka. Proses merupakan akronim dari Bahasuan, sang akulturasi etnis Arab dengan etnis pribumi perintis industri sarung. Sarung BHS ti- tidak bisa dihindari. dak hanya dikenal di Indonesia, melaink- an juga telah merambah pasar di Malaysia, 4. Religi Thailand, Singapura, Brunei, dan bebera- Seluruh etnis Arab yang ada di wilayah Pu- pa negara mayoritas Islam di Asia. Selain lopancikan Gresik beragama Islam. Islam itu, ada pula produk peci atau kopyah yang yang mereka anut juga terbagi dalam ali- banyak diproduksi maupun didistribusikan ran-aliran tertentu seperti NU maupun Mu- dan menjadi produk khas oleh-oleh bagi hammadiyah. Sebagian besar, masyarakat para peziarah. Sisanya berprofesi di bidang Kampung Pulopancikan menganut aliran lain seperti PNS maupun dokter. Namun Nahdhatul Ulama. Mereka juga melakukan jumlahnya amat kecil dan tidak sebanyak ritual-ritual sebagaimana masyarakat NU mereka yang menjalankan perdagangan lainnya. Yasinan maupun tahlilan sering dan industri tenun. diselenggarakan di rumah-rumah mereka. Kelompok masyarakat dari aliran lain, sep- 3. Bahasa erti kerap kali diundang Bahasa yang digunakan etnis Arab di Kam- dalam acara tersebut. Dan undangan terse- pung Pulopancikan ini adalah bahasa Jawa but juga selalu didatangi oleh masyarakat dan Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang beraliran Muhammadiyah tersebut. dengan masyarakat luas dan bahasa Arab Begitu juga sebaliknya. Hal ini merupakan sebagai bahasa identitas. Bahasa Arab di- wujud ikatan yang kuat diantara golongan gunakan hanya pada saat-saat tertentu, etnis Arab. seperti pada saat mereka melakukan iba- dah, ziarah kubur, tahlilan, dan sebagain- 5. Teknologi ya. Pewarisan bahasa kepada keturunan Berdasarkan penuturan dari beberapa pi- Arab yang masih muda atau generasi muda hak, etnis Arab di wilayah Gresik tidak ban- dilakukan di bangku-bangku sekolah dan yak memiliki perbedaan perihal teknologi Taman Pendidikan Al-Qur’an. Pelajaran yang mereka gunakan. Hanya saja, ada bahasa Arab dimasukkan ke dalam kuri- sebuah alat yang digunakan untuk meng- kulum dan diajarkan pada anak-anak etnis hisap semacam rokok yang disebut shisha. Arab yang bersekolah dan mengaji. Kampung Pulopancikan: Potret Kehidupan Sosial-Budaya Etnis Arab di Kabupaten Gresik | 97

Begitu juga ada alat tenun tradisional yang nya di Jawa. Pernikahan digelar menurut diwariskan secara turun temurun terbuat kalender masehi. Prosesinya pun juga ber- dari kayu. beda dengan adat Jawa. Mereka memakai Di sisi lain, seni memahat di masa tradisi Arab. Salah satu unsurnya yang ti- lampau juga menampakkan kecanggihan dak boleh dihindarkan adalah pemakaian di bidang seni pahat batu yang khas timur “pacar” atau henna. Namun, bila nanti tengah yang mengalami akulturasi den- resepsi digelar di gedung, maka tradisi gan kepercayaan Hindu atau kepercayaan yang dijalankan lebih longgar. yang masih dianut masyarakat Gresik. Hal Namun seiring berjalannya waktu, per- ini dapat dijumpai pada nisan-nisan tua di jodohan tidak lagi menjadi hal yang utama kompleks pemakaman sunan Maulana Ma- dalam pernikahan. Semakin longgarnya lik Ibrahim yang memiliki pola ukiran ter- batas pergaulan dan semakin terbukanya atai yang dalam tradisi Hindu dipercaya se- sistem kekerabatan merubah pola pikir bagai perwujudan dewi Laksmi, atau istri bahwa “Jodoh berasal dari Allah” sehing- dewa Wisnu yang disebut dengan padma. ga mereka membebaskan putra-putri mer- eka untuk menikah dengan siapapun tanpa 6. Perkawinan memandang ras dan asal-usul asalkan tetap Perkawinan yang dijalankan etnis Arab se-agama. di Gresik ini tidak terlalu berbeda den- gan yang dilakukan etnis Arab di wilayah 7. Kesenian lainnya. Rentang usia pernikahan mereka Kesenian yang mereka gelar biasanya pada dalam menikah bervariasi. Maksimal me- saat hajatan besar dilaksanakan seperti nikah pada usia 30 tahun, yang sebagian acara pernikahan, khitanan dan lain-lain. besar dari mereka dijodohkan. Bagi la- Musik gambus atau javin kerap dipertunju- ki-laki, mereka dibebaskan untuk menikah kan dalam acara tersebut. Kesenian musik dengan perempuan dari kalangan mana- lain yaitu rebana. Mereka juga mengenal pun. Sedangkan bagi perempuan, mereka rokok tapi dalam bentuk yang berbeda. Tr- diharuskan untuk menikah dengan sesama adisi ini disebut dengan shisha atau meng- kalangannya. Hal ini terkait dengan adanya hirup tembakau khas Timur Tengah. upaya pelestarian garis keturunan. Laki-laki akan membawa gen sedang- 8. Sistem Pengetahuan kan perempuan tidak. Kondisi tersebut be- Sistem pengetahuan yang dijalankan ma- rimbas pada pergaulan yang mereka jalani. suk dalam kategori pewarisan adat maupun Pergaulan mereka tidak sebebas di kota tradisi melalui lembaga keluarga. Pengena- besar. Ada peraturan yang harus diikuti lan itu dilakukan secara langsung selama pemudanya dalam bergaul. Hal ini selaras masa muda yang diajarkan oleh ibu dan dengan penelusuran penulis sedikit sekali bapak atau kakek neneknya. Secara lebih perempuan Arab berlalulalang di perkam- umum, lembaga pendidikan yang mereka pungan. tempuh lebih banyak terpusat di yayasan Dalam tradisi pernikahan, tidak dike- yang didirikan golongan tersebut. Al-Ikh- nal perhitungan hari-hari baik seperti hal- 98 | Wiretno san dan YIMI merupakan yayasan yang gal di tengah kawasan. Lampu-lampu jalan juga memiliki lembaga pendidikan. Di sisi yang telah usang, menambah kesan klasik lain juga ada yang menempuh jalur pendi- di kampung ini. Tatanan spasial pada ka- dikan lain di sekolah-sekolah negeri. Hal wasan Malik Ibrahim merupakan kelang- ini menandakan bahwa etnis Arab di Gresik kaan yang tidak dapat dijumpai pada ka- juga mengikuti perkembangan zaman. wasan bersejarah di kota-kota lain. Namun demikian, eksotika seni arsi- PENUTUP tektur dan budaya Kampung Pulopancikan semakin tertutup oleh modernitas mas- Etnis Arab di Kampung Pulopancikan yarakat Gresik. Banyak bangunan tua yang Gresik tidak dapat diabaikan eksistensinya. tidak terawat, dan dirubuhkan untuk diba- Etnis Arab di Kampung Pulopancikan tel- ngunan sebuah bangunan baru. Pertum- ah membentuk sebuah tatanan msyarakat buhan penduduk dan munculnya banyak perkotaan sejak masa Islam. Kampung pemukiman baru seakan merubah tatanan ini telah menjadi saksi beragam kebijakan ruang yang dulunya rapi menjadi kurang penguasa dan perubahan sosial sebagai rapi. Kesan visual bangunan-bangunan konsekuensi berubah-ubahnya beragam pada saat ini terlihat kurang menarik. Hal kebijakan dan penguasa. Bagaimana pun tersebut dapat menghilangkan identitas juga mereka merupakan bagian dari mas- Kampung Arab Pulopancikan sebagai yarakat Indonesia yang keberadaannya kampung kota lama Gresik. melalui proses panjang. Kehadiran mereka dan bagaimana cara mereka hidup tentu DAFTAR PUSTAKA tidak bisa lepas dari upaya mereka untuk beradaptasi agar terus dapat melangsung- Buku kan kehidupannya di tengah masyarakat Anshority, Nasrudin dkk. 2008. Negara Maritim heterogen. Sebagai sebuah etnis minoritas, Nusantara Jejak Sejarah Yang Terhapus. secara kekeluargaan mereka sangat erat. Yogyakarta: Tiara Wacana Beberapa ciri khas yang ada pada etnis Arofah, Siti. 2016. Budidaya Sarang Walet di mereka tidak bisa dilepaskan dan masih Gresik Tahun 1901-1980. Skripsi Universitas Airlangga. terus terpelihara. De Jonge, Huub. 2007. Sebuah Minoritas Terbelah: Hingga saat ini, masih banyak di- Orang Arab Batavia. Jakarta Batavia: Esai jumpai beberapa peninggalan arsitektur Sosio-Kultural KITLV. berupa rumah dengan gaya arsitektur kolo- Hamka, Buya. 2016. Sejarah Umat Islam Pra- nial, beberapa musala sejak abad -18, dan kenabian hingga Islam di Nusantara. Jakarta: Gema Insani berbagai mesin-mesin tenun. Pemandan- Hurgronje, C. Snouck. 1995. Kumpulan Karangan gan fisik lain dapat dijumpai berupa tata Snouck Hurgronje I. Jakarta: Indonesian- lingkungan kawasan yang sangat tertutup, Netehrlands Cooperation in Islamic Studies masing-masing pemukiman dibatasi oleh Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Antropologi. dinding pembatas yang tinggi dan masif, Jakarta: Rineka Cipta dengan jalan lingkungan yang buntu yang Lombard, Dennys. 2008. Nusa Jawa Silang berakhir pada satu lingkungan rumah ting- Budaya: Jaringan Asia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kampung Pulopancikan: Potret Kehidupan Sosial-Budaya Etnis Arab di Kabupaten Gresik | 99

Perkasa, Adrian. 2012.Orang-orang Tionghoa dan Safira dan Ali Haidar, “Perkembangan Komunitas Islam di Majapahit. Yogyakarta: Ombak. Pedagang Arab di Surabaya Tahun 1870-1928” Taufiqurrahman, Wildan. 2014. Aktivitas Politik dalam Avatara, Vol. 2 No.1, Maret 2014. Masyarakat Arab di Surabaya Tahun 1930- 1950. Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Narasumber Airlangga Nama: Maulana Basyir Pekerjaan: Penerima tamu makam Maulana Malik Jurnal dan Surat Kabar Ibrahim Kompas, Jum’at 19 September 1980 Ervin Risbiyanto, Antariksa, Septiana Hariyani, “Pelestarian Kampung Arab Malik Ibrahim Nama: Anis Al Hadhar Di Kota Gresik” dalam Arsitektur e-Journal, Pekerjaan:Pengurus organisasi Maulana Malik Volume 1 Nomor 1 edisi Maret 2008. Ibrahim VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945

Abdul Rahman Dosen Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Khairun Ternate Email: [email protected]

ABSTRAK - Artikel ini bertujuan membahas mengenai Morotai sebagai pulau pertempuran antara Tantara Pendudukan Jepang dengan tentara sekutu pimpinan Amerika Serikat, yang dibantu Inggeris, Belanda, dan Australia dalam perang pasifik (1944-1945). Pertempuran Morotai adalah bagian dari Perang Pasifik yang merupakan rangkaian terakhir dari Perang Dunia II (1939-1945).Topik ini sengaja dipilih dalam riset dan penulisan artikel ini disebabkan karena ternyata Morotai terlihat belum mendapatkan perhatian dari para sejarawan baik dalam dalam maupun luar negeri dalam kaitannya dengan Perang Pasifik yang menjadi rangkaian Perang Dunia II. Berbeda halnya dengan pulau-pulau lain di dunia yang sudah banyak diceritakan dalam sejarah perang terkait Perang Pasifik misalnya Hawaii, Okinawa, Davao, Sakalin, Mansuria, dan sebagainya. Di dalam Sejarah Nasional Indonesia, Morotai sebagai pulau pertempuran dalam Perang Pasifik yang terintegrasi dengan Perang Dunia II belum pernah dibahas. Tidaklah mengherankan apabila masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya tidak mengenal peran penting pulau ini dalam sejarah. Sesungguhnya, Pulau Morotai di Maluku Utara telah menjadi saksi bisu peristiwa Pertempuran Morotai dari awal hingga akhir. Dapat dicontohkan misalnya dalam peristiwa awal invasi Jepang pada 1944 hingga menyerahnya kepada Sekutu di pulau ini pada 1945 yang menandai berakhirnya Perang Dunia II. Berbagai jenis artefak dalam berbagai ukuran terkait Pertempuran Morotai masih dapat ditemukan hingga hari ini di hampir seluruh tempat di Morotai misalnya: pistol, senapan mesin, peluru, serta berbagai jenis alat peledak lainnya. Di samping itu terdapat pula berbagai jenis bangkai kendaraan perang seperti mobil, kapal, dan pesawat tempur, baik yang ada di permukaan tanah maupun yang ada di dasar laut. Artifak-artifak itu menjadi material culture terjadinya peristiwa perang modern dalam sejarah militer dunia yang berlokasi di Kawasan Timur Indonesia, yakni Maluku Utara, yang disebut sebagai Kawasan “bibir Pasifik”, karena wilayahnya berbatasan dengan lautan pasifik di ujung utara propinsi ini. Dalam penelitian dan penulisan artikel ini digunakan Metode dan metodologi Sejarah. Sumber, bahan, dan data utama yang digunakan dalam artikel ini adalah berasal dari studi-studi pustaka dan pengamatan lapangan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: faktor-faktor apa yang menyebabkan pulau Morotai menjadi basis pertempuran antara Jepang dan Sekutu dalam Perang Pasifik 1944-1945; Bagaiman proses jalannya pertempuran di antara keduanya; Bagaimana proses akhir dari pertempuran itu. Dampak apa saja yang ditimbulkannya; dan bagaimana posisi Maluku Utara dan Indonesia pada akhir pertempuran itu inilah lima pertanyaan yang akan dijawab dalam artikel ini. KATA KUNCI - Morotai, Pulau Pertempuran, Pasifik, Jepang, Sekutu.

ABSTRACT - This article aims to discuss about Morotai as a battle island between the Japanese Occupation Tiers and the US-led Allied armies, assisted by Britain, the and Australia in the Pacific war (1944-1945). The battle of Morotai was part of the Pacific War which was the last series of World War II (1939-1945). This topic is deliberately chosen in research and writing this article because it appears Morotai has not gained the attention of historians both at home and abroad in relation to the Pacific War which became a series of World War II. Unlike the other islands in the world that have been widely told in the history of war related Pacific War for example: Hawaii, Okinawa, Davao, Sakalin, Mansuria, Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 101

etc.), In the National History of Indonesia, Morotai as an integrated battle island in the Pacific War with World War II has not been discussed. It is not surprising that Indonesian society in particular and the world at large do not recognize the island’s important role in history. Indeed, Morotai Island in has been a silent witness to the events of the Morotai Battle from beginning to end. It can be exemplified for example in the events of the early Japanese invasion of 1944 until surrender to the Allies on the island in 1945 marking the end of World War II. Various types of artefacts in various sizes related to the Battle of Morotai can still be found today in almost all places in Morotai for example: pistols, machine guns, bullets, and various other explosive devices. In addition there are also various types of car wreck vehicles such as cars, ships, and fighter aircraft, both on the surface of the land and the bottom of the sea. The artifacts became the material culture of modern war events in the history of the world military located in eastern Indonesia, North Maluku, which is called the “Pacific Rim” region, because its territory is bordered by the Pacific Ocean at the northern tip of the province. In research and writing this article used Method and methodology History. The sources, materials, and main data used in this article are derived from literature studies and field observations. The question that arises later is: what factors caused the island of Morotai to become a battleground between Japan and the Allies in the Pacific War of 1944-1945; How does the battle process work between them; What is the final process of the battle What impact does it have; and Bgaimana position of North Maluku and Indonesia at the end of the battle? here are five questions to be answered in this article. KEYWORDS - Morotai, Island Fighting, Pacific, Japan, Allied.

PENDAHULUAN dan Kisou Oichiterhitung sejak 12 Oktober ertempuran Morotai, adalah rang- 1944 dengan kekuatan awal sebanyak 500 kaian terakhir dari Perang Pasifik orang personil tentara. Sementara itu, ang- yang merupakan bagian integral dari katan perang Sekutu dipimpin oleh Jender- P al Douglas MacArthur, panglima angkatan Perang Dunia II (1939-1945). Pertempuran Morotai hanya berlangsung dalam jangka perang Sekutu di wilayah Pasifik Selatan waktu satu tahun yakni dari 15 Septem- dengan jumlah pasukan sebanyak 57.020 ber-4 Oktober 1944 (periode awal) dan orang personil tentara. Suatu jumlah yang peretmpuran-pertempuran kecil masih ber- sangat kontras saat itu. Hal itu terjadi lanjut sampai akhir Perang Pasifik yaitu 9 mengingat bahwa sampai pada pendaratan September 1945 (periode akhir). Meskipun pasukan Sekutu pada tahap awal Jepang hanya berlangsung kurang dari satu tahun, belum sempat menambah dan mengem- namun dampak penting dari peristiwa itu bangkan kekuatan pasukannya. bagi kemerdekaan Indonesia dan terciptan- ya perdamaian dunia belum terekam dan Gambaran Umum Lokasi tercatat dalam Sejarah Nasional Indone- Morotai adalah sebuah pulau kecil di sia dan sejarah dunia. Pertempuran Moro- Halmahera Utara, di Kawasan Laut dan tai berpusat di pulau Morotai, Halmahera dengan posisi geografis berada pada koor- Utara, di Kawasan Laut dan Kepulauan dinat: 2°19′0″ Lintang Utara dan 128°32′0″ Maluku (kini Propinsi Maluku Utara), Ka- Bujur Timur.Sebagian besar bentang wasan Timur Indonesia. alam pulau ini masih tertutup hutan lebat. Panglima angkatan perang Kekaisa- Dataran Doroeba di barat daya Morotai ran Jepang adalah Takenobu Kawashima adalah yang terbesar dari beberapa dataran 102 | Abdul Rahman rendah di pulau tersebut. Sebelum perang posisi Maluku Utara dan Indonesia pada pecah, Morotai dihuni oleh 9.000 pen- akhir pertempuran itu duduk dan belum dikembangkan secara Sejauh ini secara umum, karya- komersial. Pulau ini sebelum kemerdekaan karya tulis yang telah terpublikasi secara Indonesia merupakan bagian dari Hin- khusus mengenai sejarah Morotai dan dia Belanda dan diperintah oleh Belanda peristiwa sejarah pertempuran Morotai melalui Kesultanan Ternate. Sebelum Per- sebagai bagian dari perang Pasifik antara tempuran Morotai pecah, Jepang mendudu- Jepang dan Sekutu di Maluku Utara, masih ki Pulau Halmahera bagian utara dan Mo- sangat sulit ditemukan apalagi dalam ben- rotai di bagian utara timur laut pada awal tuk buku-buku terbitan yang sudah terpub- tahun 1942. Jepang, sejak keberadaannya likasi secara luas. Studi-studi mengenai di dua wilayah itu sudah sudah melakukan Sejarah Morotai pernah di lakukan oleh aksi-aksi kampanye perang dalam mengh- sejumlah sejarawan lokal misalnya Tang- adapi Pemerintah Kolonial Hindia Belanda gule (2007) mengenai Kekuasaan Militer yang kemudian menjadi anggota Sekutu. Jepang di Morotai 1941-1945, fokus riset Meskipun demikian Jepang pada awalnya Tanggule dalam karyanya itu adalah pada belum menempatkan pasukannya di Moro- persoalan militerisme Jepang tanpa mem- tai atau pun mengembangkannya. bandingkannya dengan Sekutu. Selain itu. Karya Tanggule dilanjutkan oleh Daud PERMASALAHAN (2007) dengan batasan spasial yang lebih luas yakni tentang Pendudukan Militer Je- Sejarah Morotai dan peristiwa pertempu- pang di Halmahera Utara 1942-1945 den- ran antara dua kekuatan dunia dalam masa gan fokus riset serupa dengan Tanggule. Perang Dunia II (1939-1945) antara Bala Selain Tanggule dan Daud, Rahman Tentara Pendudukan Kekaisaran Jepang (2009), menulis tentang Melacak Jejak dengan kekuatan pasukan-pasukan multi Sejarah Peninggalan Tentara Pendudukan nasional yang dikenal dengan sebutan Se- Jepang dari tahun 1942 sampai dengan kutu (Amerika Serikat, Inggeris, Belanda, 1945 di Pulau Morotai: Upaya Mengatasi dan Australia) telah turut merubah sejarah Kontroversi dalam Revitalisasi Situs Seja- perdamaian dunia yang tidak pernah ter- rah Perang Pasifik di Maluku Utara. Dalam catat dalam Sejarah Nasional Indonesia laporan penelitiannya, Rahman lebih ber- hingga saat ini. Pertanyaan yang muncul fokus pada persoalan jejak-jejak sejarah kemudian adalah: faktor-faktor apa yang pertempuran Morotai dari segi artifaktu- menyebabkan pulau Morotai di Maluku al peninggalan Tentara Jepang dan Seku- Utara itu menjadi basis pertempuran antara tu dan belum mengaitkannya secara jelas Jepang dan Sekutu dalam Perang Pasifik dengan kondisi sosial-ekonomi dan politik 1944-1945; Bagaimana proses jalannya yang mendahului dan menyudahi peristiwa pertempuran di antara dua kekuatan itu?; tersebut. Karya serupa dari Rahman (2009) Bagamana proses akhir dari pertempuran berikutnya adalah tentang Peninggalan keduanya; Dampak apa saja yang timbul Bala Tentara Jepang dan Sekutu di Pulau dari pertempuran keduanya; dan Bgaimana Morotai 1942-1945, yang masih serupa Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 103 dengan karya sebelumnya. Jika studi Tang- (1963).The Final Campaigns, Australia gule (2007) dan Rahman (2009) sudah ber- in the War of 1939—1945;10) MacArthur fokus pada pada Perang Pasifik di Morotai (1966),The Campaigns of MacArthur in maka Daud sudah mengambil lokasi yang the Pacific. Reports of General -MacAr lebih luas, yakni Halmahera Utara. thur;11) McFarland (1998), Conquering Sejumlah sumber asing yang terlibat the Night. Army Air Forces Night Fighters atau yang tidak dalam peristiwa sejarah at War. The U.S. Army Air Forces in World pertempuran Morotai telah ditemukan. War II; 12) Manchester (1978), American Namun demikian, tulisan-tulisan mereka Caesar. Douglas MacArthur 1880—1964; tidak berfokus pada Morotai tetapi san- 13) Morison (2002) [1958]. Leyte, History gat membantu dalam penulisan artikel of United States Naval Operation in World ini. Sumber-sumber asing itu berasal dari War II; 14) Stanley (1997), Tarakan. An Amerika Serikat, Inggeris, Belanda, dan Australian Tragedy;15) Stanton (1984). Autralia maupun Jepang dan Cina. Sum- Order of Battle, U.S. Army, World War ber-sumber asing itu sangat langka dan II; 16) Taafe (1998). MacArthur’s Jungle tidak terpublikasi secara luas. Selain yang War. The 1944 New Guinea Campaign; ditulis secara individu, terdapat pula karya 17) Rottman (2002),World War II Pacific tulis yang ditulis secara berkelompok mis- Island Guide. A Geo-Military Study: 18) alnya oleh Lembaga Pertahanan Keaman- Willoughby [ed. in chief] (1966).Japanese an Nasional dan Museum Memorial neg- Operations in the Southeast Pasific Area. ara-negara yang terlibat, seperti Museum Volume II—Part I, dan sebagainya. Memorial Perang Pasifik di Australia. Selain itu terdapat pula penulis-penu- Beberapa karya tulis dari pihak asing lis nasional Indonesia yang sedikit menu- itu dapat disebutkan di antaranya yang lis tentang sejarah Perang Pasifik dan penting adalah: 1)Bulkley (2003) tentan- menyebutkan Pulau Morotai sekedarnya, gAt Close Quarters, PT Boats in the Unit- seperti: 1) Djafaar (2005),Dari Moloku Kie ed States Navy; 2) Craven&Cate, (ed.). Raha hingga Negara Federal: Iskandar (1953). The Pacific: Matterhorn to Naga- MuhammadDjabir Syah, Biografi Poli- saki. The Army Air Force in World War tik Sultan Ternate; 2) Lapian& Chaniago II; 3) Drea (1992),MacArthur’s ULTRA. (1988),Di Bawah Pendudukan Jepang: Codebreaking and the war against Japan, Kenangan Empat Puluh Dua Orang yang 1942–1945; 4) Paul (1970), The Govern- Mengalaminya; 3) Ojong (2008). Perang menr and the People 1942-1945, Austra- Pasifik; 4) Poesponegoro&Notosusanto lian in the War of 1939—1945; 5) Hayashi (1993). Sejarah Nasional Indonesia, Ji- (1959),Kogun: The Japanese Army in lid VI, Edisi Ke-4 (khusus Jaman Jepang the Pacific War; 6) Heavey (1947),Down dan Zaman Republik Indonesia; 5) Shi- Ramp! The Story of the Army Amphibian raishi&Shiraishi (1988),Orang Jepang Engineers; 7) Krueger (1979 [1953]),From di Koloni Asia Tenggara; 6) Simatupang Down Under to Nippon. The Story of Sixth (1985),Pelopor dalam Perang Pelopor Army in World War II; 8) Lee (1966),The dalam Damai; 7) Tanggule (2007),Kekua- Employment of Negro Troops;9) Long saan Militer Jepang di Morotai1941-1945. 104 | Abdul Rahman

Selain itu terdapat terbitan lapo- titik fokus untuk merebut Filipinadari ba- ran-laporan dan jurnal-jurnal nasional be- gian selatan (Smith, 1953:460). Pada bu- berapa negara asing yang terlibat dalam lan Mei 1944, Divisi ke-32 Angkatan Da- peristiwa Perang Pasifik khusunya di Mo- rat Kekaisaran Jepang tiba di Halmahera rotai, di antaranya adalah: 1) Royal Navy untuk mempertahankan Halmahera Utara Historical Section (1957). War with Japan dan sembilan landasan udaranya di pulau Volume IV. The South-East Asian Opera- ini. Akan tetapi divisi ini mengalami keru- tions and Central Pacific Advance; 2) 31st gian besar ketika konvoi yang membawan- Infantry Division (1993) [1946], History of ya dari China (konvoi Take Ichi) diserang the 31st Infantry Division in the Pacific; 3) oleh kapal selam AS (Willoughby, 1966: 33rd Infantry Division Historical Commit- 273). Dua batalyon dari Resimen Infanteri tee (1948), The Golden Cross: A History of ke-32 Divisi ke-211 awalnya dikerahkan the 33d Infantry Division in World War II ke Morotai untuk mengembangkan se- dan sebagainya. buah landasan udara di Dataran Doroeba. Namun, kedua batalyon tersebut ditarik METODE DAN METODOLOGI ke Halmahera pada pertengahan Juli, ke- Dalam penelitian dan penulisan artikel ini tika landasan tersebut ditinggalkan karena digunakan metode dan metodologi sejarah masalah drainase. Pemecah kode Sekutu dengan tahapan: 1) pencarian dan peng- mendeteksi keberadaan Jepang di Halma- umpulan sumber primer maupun sekunder, hera yang berakibat pada melemahnya per- lisan, maupun tulisan, cetak maupun elek- tahanan Jepang di Morotai, Sekutu kemu- tronik (heuristik);2) kritik (verifikasi);3) dian meneruskan informasi ini kepada staf interpretasi; hingga sampai pada 4) penu- perencanaan tempurnya dengan cepat dan lisan sejarah sesuai topik yang dipilih (heu- tepat (Drea. 1992: 153). ristik). Sumber utama yang digunakan da- Pada Juli 1944, Jenderal Douglas lam artikel ini adalah berasal hasil-hasil MacArthur, komandan South West Pacific studi pustaka dan kearsipan. Hasil studi Area(Wilayah Pasifik Barat Daya), memi- pustaka dan kearsipan itu didukung pula lih Morotai sebagai lokasi untuk pangkalan dengan pengamatan langsung di Morotai udara dan fasilitas angkatan laut yang diper- dan Ternate.Studi lapangan dilakukan da- lukan untuk mendukung pembebasan Min- lam bentuk wawancara dan pengamatan danao, yang rencananya akan berlangsung situs-situs sejarah peninggalan sejarah pada tanggal 15 November. Karena Mo- Perang Pasifik di Pulau Morotai dan seki- rotai belum berkembang, maka pulau ini tarnya di Maluku Utara. lebih dipilih daripada Halmahera karena wilayah Halmahera terlalu besar dengan PEMBAHASAN posisi pulau yang secara signifikan dinilai terlalu sulit untuk diamankan (Smith,1953: 1. Invasi Tentara Jepang ke Morotai 450–451). Pada awal tahun 1944, Morotai menjadi Pendudukan Morotai menggunakan pusat perhatian militer Jepang ketika mulai metode Operasi Tradewind (angina pasat). mengembangkan pulau Halmahera sebagai Maksud operasi itu adalah bahwa penda- Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 105 ratan Sekutu di pulau ini dijadwalkan ber- Yamamoto, Panglima Perang Bala Tentara langsung pada tanggal 15 September 1944 Dai Nippon(Jepang) di kawasan Pasifik yang pada hari yang sama disusul dengan yang dibantu seorang Minseifu (pusat pe- pendaratan Divisi Marinir ke-1 di Peleliu. merintahan sipil di wilayah pendudukan Jadwal ini memungkinkan divisi utama Ar- angkatan laut kepulauan Indonesia) atau mada Pasifik Amerika Serikat untuk secara vice admiral angkatan laut (kaigun) yang bersamaan melindungi operasi dari potensi berkedudukan di Kao-Malifut, yaitu Let- serangan balik Jepang (Taafe, 1998: 71). nan Jenderal Ishey (Djafaar, 2005: 57-58). Ketika perlawanan yang diharap- Jalannya Perang Pasifik dilihat dari kan dari pihak lawan sedikit, perencana posisi Jepang dapat diketahui bahwa perang Sekutu memutuskan untuk menda- pada mulanya dari Kao terdiri dari enam ratkan pasukan invasi berdekatan dengan orang yang kemudian disusul dengan satu lokasi lapangan udara di Dataran Doroeba. batalion (Tanggule. 2007: 26 & 53). Je- Dua pantai di barat daya pulau itu dipilih pang membangun lapangan terbang di sebagai lokasi pendaratan yang cocok, dan Desa Pilowo, yang sebelumnya terdiri ditetapkan sebagai Pantai Merah dan Pantai dari lahan persawahan. Lapangan terbang Putih. Sekutu berencana menyerukan resi- yang kedua dibangun di Morotai Selatan men infanteri ketiga dari Divisi ke-31 yang (Desa Darame). Terdapat tentara Jepang di akan mendarat di pantai itu pada tanggal Dusun Gotalamo sebanyak satu batalyon. 15 September dan segera melakukan per- Dusun ini oleh Jepang dijadikan sebagai jalanan darat untuk mengamankan daratan. markas. Karena lemahnya pertahanan mer- Karena bentang alam Morotai yang tidak eka di desa ini, mereka lari ke hutan untuk memiliki nilai militer, Sekutu tidak berniat bersembunyi sambil membangun pertah- untuk memajukan sarana di luar batas yang anan.Desa Gotalamo kemudian diduduki diperlukan untuk mempertahankan lapan- tantara Amerika Serikat dan sekutunya. gan udara yang sudah dibangun(Smith. Mereka membangun lapangan terbang 1953: 475–477). Perencanaan pemban- darurat dengan landasan pacu berbahan gunan lapangan udara dan instalasi dasar besi.Di Morotai, Jepang tidak mendirikan lainnya juga dilakukan sebelum penda- bangunan untuk pertahanan, seperti ge- ratan, dan lokasi fasilitas militer sementara dung, benteng, dan sejenisnya. Hal ini ada- telah dipilih pada 15 September (Office of lah salah satu cara yang dilakukan untuk the Chief Engineer, General Headquarters, melindungi diri dari serangan Sekutu. Cara Army Forces Pacific. 1951: 272). lainnya adalah dengan membuang alat-alat Secara geografis wilayah Maluku perangnya, seperti berbagai jenis senjata Utara yang berbatasan langsung dengan dan amunisi, kapal-kapal, dan pesawat-pe- Kawasan Pasifik, membuat posisi Pulau sawatnya ke pantai atau ditanam di bawah Morotai dari aspek geopolitik sangat strat- tanah. Kedatangan orang-orang Jepang egis sewaktu terjadi Perang Asia Timur di Morotai bertujuan untuk memperluas Raya atau Perang Pasifik. Pernyataan ini wilayah kekuasaan dan ingin menguasai dikeluarkan berdasarkan strategi politik daerah-daerah yang berada di kawasan Pa- militer yang dijalankan oleh Laksamana sifik (Lapian & Chaniago. 1988: 2). 106 | Abdul Rahman

2. Rakyat Morotai Menghadapi Pen- 3. Serangan Sekutu atas Jepang di Mo- dudukan Jepang rotai Secara geopolitik Morotai memiliki posi- Pada tanggal 5 September 1944, tentara si yang sangat strategis karena berbatasan Sekutu mendarat di Morotai. Sejak fa- langsung dengan Lautan Pasifik. Apabi- jar menyingsing di ufuk timur, pantai di la pulau itu dapat dikuasai maka secara sekitar tempat pendaratannya di Daruba, otomatis dapat pula dijadikan sebagai Gotalamo, dan Tanjung Dehegila dihuja- markas pertahanan tempur utama apabila ni tembakan-tembakan meriam dari atas sewaktu-waktu pecah perang Asia Timur kapal-kapal perang hingga pukul sembilan Raya. Pendapat ini muncul berdasarkan pagi. Pasukan Sekutu mendarat di sepan- analisis Laksamana Yamamoto, Panglima jang pantai pulau Morotai yang kemudi- Perang Dai Nippon di Pasifik yang diban- an secara praktis pulau ini dikusai Sekutu tu satuan-satuan Angkatan Lautnya (kai- pada hari itu juga. Pulau Morotai dipertah- gun). Satuan-satuan ini dipimpin seorang ankan oleh Jepang dengan kekuatan dua Minseinfu(vice admiral),Letnan Jenderal batalion tentara saja, yang sebagian besar Ishey, yang berkedudukan di Kao-Mali- adalah orang-orang berkebangsaan Jepang fut, sebagai propinsi militer. Propinsi ini sendiri. Setelah menghadang pendaratan meliputi pula Maluku, Irian Barat, Papua pasukan Sekutu dengan suatu pertempu- Nugini, Talaut, hingga Kepulauan Salo- ran singkat, tentara Jepang mundur ke mon di Pasifik Selatan. Dari posisi ini, hutan dan pegunungan. Mereka melaku- Jepang dapat mengontrol jalannya Perang kan gerakan gerilya dengan menyerang Pasifik (Djafaar, 2005: 57-58 & Tanggule. fasilitas-fasilitas militer Sekutu (Amal & 2007:31), sedangkan Amerika Serikat den- Djafaar. 2003: 144-145.). Pendaratan di gan pasukan-pasukan sekutunya di bawah Morotai berarti dimulainya persiapan un- pimpinan Komando Jenderal Douglas Mc tuk menyerang Filipina bahkan Sulawesi, Arthur, mengambil posisi di Pulau Moro- Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan Nusa tai sebagai Operation Base and Consoli- Tenggaratidak luput dari serangan bom dation (markas koamando) dengan meng- pesawat-pesawat tempur Sekutu yang ber- gunakan strategi serangan yang disebut pangkalan di Morotai. Pilihan Morotai se- dengan “lompat katak” (leap frog strate- bagai tempat pendaratan Sekutu didasarkan gy). MacArthur memperoleh keberhasilan pada pertimbangan bahwa dengan menjad- dengan menggunakan strategi itu, yaitu ikan pulau ini sebagai basis militer Seku- bahwa ia tidak berusaha untuk merebut se- tu, maka akan memudahkan pula Amerika tiap jengkal tanah mulai dari Irian hingga Serikat menyerbu dan merebut Filipina. Jepang, tetapi tentaranya bergerak maju Tentara Sekutu yang didaratkan di dengan cara “meloncat-loncat”. Setiap Morotai terdiri dari dua divisi pasukan loncatan jaraknya sekitar 300 km, sesuai Australia yakni Divisi Ke-7 dan Divisi jangkauan terbang pesawat-pesawat pem- Ke-9 serta satu divisi pasukan Amerika bom (B-25) dari Angkatan Udara Amerika Serikat, yakni Divisi Negro ke-93. Austra- Serikat. lia kemudian menjadikan Morotai sebagai markas besarnya. Panglima Tentara Sekutu Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 107

Jenderal Douglas MacArthur juga ikut da- Dalam waktu sekejap kapal-kapal Sekutu lam pendaratan di Morotai. Ia membangun sudah dapat mendarat pada dermaga tera- markasnya di Pulau Sum-Sum, sekitar satu pung tersebut. Lapangan terbang darurat setengah mil dari Pantai Daruba. Arthur yang tadinya hanya digunakan selama tiga sendiri tidak lama berdiam di Morotai, se- hari saja kemudian ditinggalkan diganti bab tugas utamanya adalah membebaskan dengan lapangan terbang baru yang sudah Filipina serta menaklukkan Kepulauan Je- dibangun di daratan. Lapangan terbang pang untuk segera mengakhiri peperangan tersebut dibangun di atas tanah dengan (Djafaar, 2005: 57-58 & Tanggule. 2007: ukuran yang jauh lebih besar karena memi- 31). Pada waktu Sekutu mendarat pertama liki tujuh bahkan ada yang mengatakan kali di Morotai mereka langsung memba- empat belas landasan pancu (runway). ngun lapangan terbang darurat berukuran Pekerjaan membangun lapangan terbang sekitar 2 x 100 x 200 meter. Bahan-bah- ini juga dilakukan siang dan malam seh- annya terbuat dari tangki-tangki minyak ingga dalam waktu yang begitu singkat su- yang didatangkan dari Kepulauan Pasifik. dah rampung dan siap digunakan. Mereka rakit tangki-tangki itu dalam jum- Sebelum pasukan-pasukan Sekutu lah ribuan sebagai lapangan terbang daru- mendarat dengan menggunakan landing- rat untuk mendaratkan pesawat-pesawat ship (kapal-kapal pendarat),terlebih da- tempurnya sementara waktu. Lapangan hulu diturunkan tank-tank baja (anti pe- terbang pontoon (terapung) itu hanya digu- luru), dan tank-tank amfibi jenis “onta nakan selama tiga hari. Karena setelah itu laut” dan “onta darat”demikian menurut pesawat-pesawat yang sebelumnya menda- istilahorang-orang Morotai masa itu. Mer- rat di atas landasan terbang darurat terse- eka melakukan penembakan-penembakan but harus segera diterbangkan kembali ke sepanjang jalur jalan yang dilalui. Tank- lapangan terbang darurat yang ada di darat tank baja (anti peluru) mendarat dengan yaitu di Desa Gotalamo. Selain itu terdapat muatan pasukan yang ratusan jumlahnya landasan udara di darat yang letaknya di yang dilengkapi dengan persenjataan leng- Desa Gotalamo, bekas Jepang yang da- kap dan siaptempur. Kapal-kapal pendarat hulunya menjadi salah satu markasnya di (landing ship) dengan segala persiapan Morotai. perangnya sudah mendarat di Morotai. Setelah itu lapangan terbang terapung Kapal-kapal pendarat Sekutu itu sesung- tersebut mereka bongkar dan dirubahn- guhnya sudah disiapkan Sekutu sejak 10 ya menjadi jembatan (dermaga) terapung hingga 15 tahun sebelumnya. Pasukan-pa- dengan panjang 1 km dan lebar 8 m, den- sukan Sekutu dengan fasilitas perangngya gan jarak mulai dari dok Angkatan Udara yang lengkap itu bermarkas di Pulau Sum- Republik Indonesia (AURI) di depan ru- Sum, pulau yang serangkai dengan Moro- mah Danlanud (Komandan Wilayah Uda- tai. Menurut pendapat umum areal markas ra) sampai ke kampung Juanga (sekarang), besar Sekutu termasuk kantor administrasi yang kemudian dikenal sebagai daerah militernya berukuran luas kira-kira 10 x 20 Angkatan Laut. Pekerjaan membangun m, tembok gedungnya sampai tembus jauh jembatan itu dilakukan siang dan malam. ke dalam tanah. Kantor itu menjadi pusat 108 | Abdul Rahman komando Jenderal MacArthur di Morotai persediaan pangan di wilayah Pasifik Sela- (Djafaar, 2005: 57-58 & Tanggule. 2007: tan (Tanggule. 2007:27). 39). Jepang melakukan campur tangan mi- Pendudukan Morotai oleh Sekutu liter sampai ke tingkat bawah dengan mem- memiliki arti yang sangat strategis. Sejak bentuk kelompok-kelompok bertetangga saat itu, posisi pasukan Jepang di Halma- sebagai sarana menyalurkan perintah atau hera Tengah dan Utara hampir setiap saat peraturan-peraturan dari atas yang san- mengalami serangan udara dan tembakan gat mempengaruhi kehidupan rakyat se- kapal-kapal perang Sekutu. Hampir semua hari-hari. Pada masa awal pendudukan, fasilitas militer Jepang seperti lapangan Jepang tidak begitu sulit untuk mendapa- terbang yang semula selalu bereaksi terha- tkan dukungan dan simpati rakyat setem- dap serangan musuhnya, kini bungkam dan pat. Rakyat menyambut kedatangan Je- tidak terdengar lagi karena dihancurkan pang dengan gembira karena mereka telah oleh Sekutu (Amal &Djafaar. 2003: 146- dianggap mengacaukan penguasa kolonial 147). Hal ini diketahui sebagaimana yang Barat (Belanda) yang telah bercokol sela- dikatakan oleh informan: ma berabad-abad lamanya di Nusantara, “Setelah kejatuhan Morotai ke tan- dan juga dengan harapan bahwa kedatan- gan Sekutu, pulau ini didapati tentara gan mereka akan segera disusul dengan ke- Sekutu dan puluhan ribu pengung- merdekaan Indonesia (Tanggule. 2007:27). si yang berasal dari berbagai daerah Untuk membangun prasarana perang di Halmahera Tengah, Timur, dan seperti kubu-kubu pertahanan, jalan-jalan, Utara. Para pengungsi menyeberang jembatan, ataupun juga bangunan mis- ke Morotai untuk menyelamatkan alnya bungker, lapangan udara dan lain- diri, dan ditampung di pulau-pulau kecil di depan pantai Daruba dan di lain, Jepang membutuhkan banyak tenaga beberapa kawasan pemukiman, sep- kasar, termasuk untuk membangun pabrik erti di Sabatai, Daeo, dan sekitarnya. dan pelabuhan-pelabuhan. Tenaga romu- Dua tahun setelah perang usai baru- sha pada umumnya direkrut dari kalangan lah para pengungsi itu kembali ke petani di desa-desa, di mana hal itu turut kampung halamannya….”.(Tanggule, berdampak secara signifikan terhadap ke- 2007:40). hidupan perekonomian di pedesaan (Poe- sponegoro & Notosusanto. 1993:38-39; & 4. Pendudukan Jepang dan Kondisi So- Tanggule. 2007:31). Sehubungan dengan sial Ekonomi Morotai pembangunan prasarana yang dilakukan Jepang berpegang pada tiga prinsip utama Jepang di Morotai, beberapa orang infor- yaitu: (1) mendapatkan dukungan rakyat man menyampaikan: untuk memenangkan Perang Asia Timur “...bahkan sudah sempat dibangun Raya di Indonesia maupun di kawasan Pas- lapangan terbang guna pendaratan ifik; (2) memanfaatkan sebanyak mungkin tentara Jepang, tepatnya di desa Pilo- struktur pemerintahan yang telah ada; dan wo dan desa Darame, namun belum (3) meletakkan pondasi pemenuhan ke- selesai sudah diserang Sekutu. Ten- butuhan sendiri sambil membangun pusat tara Jepang yang jumlahnya tidak se- Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 109

berapa banyak akhirnya lari ke hutan- eka yang orang Jepang. Hanya di malam hutan untuk menyelamatkan diri. hari saja mereka berkesempatan melepas- Pendaratan tentara Sekutu di Morotai kan lelah. Dalam keadaan demikian mere- dilakukan oleh pasukan Infanteri ke- ka sudah tidak punya ketahanan lagi terh- 31 di bawah komando Mayor Jen- deral John Parson, berjumlah 1000 adap berbagai macam penyakit. Karena air orang pasukan yang diangkut dengan minumnya tidak pernah sempat dimasak, kapal-kapal pendarat amfibi Daniel sedangkan mereka juga sering buang air Barbey VII. Pendaratan ini dilakukan di sembarang tempat, maka berjangkitlah di Pantai Selatan Morotai, dan tugas wabah disentri. Mereka tidak dapat meng- utama dari tentara ini adalah memba- hindarkan diri dari serangan nyamuk dan ngun lapangan terbang guna penda- banyak di antara mereka yang terserang ratan pesawat pembom B-24. Pemba- penyakit malaria hingga meninggal. ngunan landasan pesawat terbang ini memakan waktu 2 minggu, dan masih Kesehatan yang tidak terjamin, berupa landasan darurat” (Tanggule, makanan yang tidak cukup, dan pekerjaan 2007:31). yang terlalu berat, menyebabkan para ro- musha itu banyak yang meninggal dalam Selanjutnya seorang informan menga- jumlah besar di tempat kerjanya. Untuk takan: menghilangkan ketakutan di kalangan “Di Morotai, Jepang tidak mendi- penduduk karena sudah menjadi raha- rikan bangunan untuk pertahanan, sia umum bahwa para romusha ternyata seperti gedung dan lain-lain. Agar tidak diketahui oleh Sekutu, Jepang diperlakukan sangat buruk, maka sejak membuang alat-alat perang dan pe- tahun 1943, Jepang melancarkan kampa- sawat-pesawatnya ke pantai atau di- nye dan propaganda untuk memperlancar tanan di dalam tanah. Kedatangan Je- usaha pengerahan tenaga romusha yang pang di Morotai dengan tujuan karena sudah macet. Di dalam kampanye itu ingin memperluas wilayah serta ingin para romusha mendapat julukan sebagai menguasai daerah kawasan Pas- “prajurit-prajurit ekonomi” atau “pahla- ifik”(Tanggule, 2007:27). wan pekerja” yang digambarkan sebagai Kaum romusha diperlakukan sangat orang-orang yang sedang menunaikan tu- buruk. Sejak dari pagi-pagi buta sam- gas sucinya memenangkan Perang Asia pai pada petang harinya mereka dipaksa Timur Raya. Pengerahan tenaga kerja pak- melakukan pekerjaan-pekerjaan kasar tan- sa romusha tersebut telah berakibat jauh pa makanan, obat-obatan, dan perawatan pada struktur sosial di Indonesia(Tanggule, yang cukup. Karena itu kondisi fisik mer- 2007:31). eka menjadi sangat lemah, dan sangat Untuk membangun dua buah lapan- rentan dengan penyakit, sehingga mereka gan terbang di Morotai, Jepang menger- hampir tidak memiliki kekuatan lagi. Jika ahkan tenaga rakyat secara paksa, tanpa ada di antara mereka yang berani beristi- diberi gaji dan makanan yang cukup. Para rahat, sekalipun hanya sebentar dan hal pekerja paksa juga tidak dapat melarikan itu akan mengundang caci maki dan puku- diri atau mencoba memberikan alasan un- lan-pukulan dari pengawas-pengawas mer- tuk tidak bekerja atau berkunjung ke tem- 110 | Abdul Rahman pat sanak saudara. Mereka yang menolak lari masuk hutan sebelum tentara Amerika bekerja tanpa alasan yang dapat diterima Serikat mendarat.Tentara-tentara Jepang akan berhadapan dengan kempeitai (polisi itu sudah tidak punya pertahanan sama militer) yang kejam. Kadang-kadang mer- sekali. Jepang sebelumnya menjadikan eka harus berpisah dengan keluarganya ke Desa Gotalamo sebagai markas(Tanggule. tempat-tempat kerja yang jauh dan ber- 2007:35). esiko besar. Dalam proses mempelancar Rakyat yang sebelumnya dipekerja- proyek pembuatan lapangan terbangnya, kan secara paksa, kini diperintah untuk Jepang menggunakan tenaga-tenaga ro- mengungsi ke hutan dan gunung-gunung musha, yang diambil dari penduduk kam- bersama bala tentara Jepang yang lain- pung-kampung setempat dan di luarnya. nya. Sesampainya di hutan dan gunung Pekerjaan awalnya adalah memotong po- rakyat diperintah secara paksa untuk hon-pohon kelapa dan pohon-pohon lainn- menggali parit-parit perlindungan demi ya yang ada di lokasi tersebut, dengan cara menyelamatkan diri dari serangan udara manual saja. Lokasi yang digunakan untuk Sekutu. Bahaya kelaparan dan wabah pen- pembangunan lapangan terbang merupa- yakit mulai menyebar. Seperti yang dapat kan areal perkebunan kelapa penduduk se- diprediksikan, korban mulai berjatuhan. tempat. Pada awal tahun 1944 rakyat Mo- Ketika perang usai, rakyat Morotai hanya rotai oleh Jepang telah dikerahkan untuk tersisa separuh dari jumlah sebelum prang membangun lapangan terbang dengan pan- berkecamuk (Amal & Djafaar. 2003:144- jang 5—7km dari sebelah utara, menuju 145). Desa Darame di Selatan. Tetapi lapangan Ketika konsentrasi pasukan-pasu- terbang Jepang itu belum siap digunakan kan Jepang belum banyak, produksi pan- sampai Sekutu mendarat di Morotai. gan seperti beras, sagu, dan jagung cukup Pada saat tentara Amerika Serikat melimpah. Rakyat tidak banyak mengala- mendarat di Morotai pasukan Jepang ha- mi kesulitan dalam hal pengadaan pangan. nya tersisa dua batalion. Batalion pertama dipimpin Kolonel Kawasima dan battalion Tetapi dengan terhentinya perdagangan kedua dipimpin oleh Mayor Jenderal Tai- dengan Pulau Jawa, kesulitan pangan dan sha. Kedua batalion tersebut tidak sempat sandang mulai terasa. Sehubungan dengan mendarat secara serentak di Desa Darame, sandang, berbagai jenis bahan pakaian len- karena pada waktu itu lapangan terbang yap dari pasaran dan tidak ada yang bisa di Desa Darame belum rampung pemban- dipasarkan lagi. Di berbagai tempat di gunannya. Selain itu pasukan Sekutu dan Halmahera rakyat sudah tidak menemu- pesawat-pesawat tempurnya yang berjum- kan lagi pakaian yang layak pakai. Banyak lah jauh lebih banyak sudah lebih dahulu rakyat Morotai khususnya kaum wanita menyerbu lokasi proyek lapangan udara hanya bisa mengenakan karun goni dan Jepang itu. Atas kedatangan tentara Seku- pelepah kayu yang disamak sebagai peng- tu inilah maka tantara Jepang yang tersisa ganti sarung, sementara kaum lelaki men- satu batalyon itu hanya berada di Kampung yamak kulit pohon melinjo untuk dijadikan Gotalamo, Morotai Selatan. Mereka sudah celana dan pakaian lainnya. Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 111

5. Kekalahan Jepang, Kemerdekaan di Teluk Tokyo. Untuk sosialisasi kapitu- Indonesia, dan Reaksi Rakyat Morotai lasi itu, pesawat-pesawat tempur Sekutu Dalam situasai mempersiapkan ke- menyebarkan selebaran yang tertulis dalam merdekaan, tiga tokoh Pergerakan Nasi- bahasa Jepang dan Inggeris di seluruh kota onal Indonesia, yaitu Ir. Soekarno (Bung tempat tantara Jepang dikonsentrasikan Karno), Drs. Muhammad Hatta (Bung (Brugmans, 1960: 87 & Amal, 2010: 386). Hatta) dan Dr. Radjiman Wediodiningrat Segera setelah Jepang menyerah markas diundang oleh Jenderal besar tantara Je- besar Sekutu di Morotai mengeluarkan per- pang, Terauchi, ke markas besar tantara intah serentak untuk melakukan pelucutan Jepang di Dalat, Saigon (Vietnam Sela- senjata terhadap tentara Jepang. Mereka di- tan). Mereka bertiga berangkat ke daerah paksa untuk memusnahkan sendiri seluruh itu pada 9 Agustus 1945 dan diterima oleh peralatan militernya dengan cara merusak- Terauchi pada pada 12 Agustus 1945 jam nya atau menenggelamkanya ke dasar laut, 10 pagi waktu setempat (Republika.co.id., sungai, atau danau, seperti yang terjadi di selasa, 12-08-2014). Adapun agenda pem- Galela. Pemaksaan itu dilakukan untuk bicaraannya adalah pengangakatan pen- membebaskannya tantara-tentara Jepang gurus-pengurus PPKI (Panitia Persiapan dari segala persenjataan miliknya seka- Kemerdekaan Indonesia) (Soejono & Lei- ligus melumpuhkan kekuatannya agar ti- rissa, ed., 2010:136). Dalam pertemuan itu dak lagi melakukan perlawanan. Keesokan muncul kemudian apa yang dikatakan se- harinya, dengan tanpa senjata para Heiho- bagai jalur Jakarta-Morotai, Hawai, Viet- nya Jepang berkumpul di Kao, menunggu nam, dan Honolulu. Seorang saksi sejar- kapal yang akan memulangkan mereka ke ah asal Morotai mengatakan bahwa Bung negeri asalnya. Ketika Sekutu yang dibon- Karno sendiri pernah berkata “mata dun- cengi NICA (Netherlands Indies Civil Ad- ia senantiasa diarahkan kepadamu wahai ministration) mendarat di pulau ini, Mo- bangsaku dan inilah Morotai di bibir Pas- rotai yang sebelumnya hanya merupakan ifik, batas negeri ini dan batas luar negeri” wilayah berstatus distrik dinaikkan status- (M. Tanggule, 2007: 49). nya menjadi HPB (Hoofd van Plaatselijk Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Bestuur) atau wilayah berpemerintahan Hirohito mengumumkan sendiri penyer- sendiri (swapraja). Status keswaprajaan itu ahan Jepang melalui siaran radio. Ia juga kemudian ditingkatkan menjadi afdeeling memerintahkan kepada seluruh tantara (wilayah bagian) dan merupakan wilayah Dai Nippon (Jepang) untuk menghenti- yang berada di bawah Keresidenan Malu- kan pertempuran, sementara itu Jepang ku Utara(Amal. 2010:387). dan Amerika Serikat merundingkan ser- Selama masa pendudukan Jepang yang ta menyepakati penyerahan Jepang tanpa relatif singkat, bangsa Indonesia di bawah syarat kepada Sekutu. Kapitulasi Jepang kepemimpinan Soekarno dan Muhammad terhadap Amerika Serikat yang mewakili Hatta berhasil menyakinkan pemerintah negara-negara Sekutu masa itu secara re- pendudukan Jepang tentang cita-cita ke- smi baru ditandatangani pada 2 Sptember merdekaan Indonesia. Untuk mencapai 1945 di atas kapal perang KM Missouri tujuan dan cita-cita tersebut, maka bangsa 112 | Abdul Rahman ini bersedia bekerja sama (kooperatif) se- donesia. Masyarakat Indonesia berhasil lama Jepang dapat memahami dan meng- mempergunakan peristiwa kekalahan Je- hargainya. Karena seluruh konsentrasi dan pang itu. Berita proklamasi dikumandang- pemikiran Jepang terfokus pada upaya me- kan dan lambat-laun berita ini menyebar ke menangkan peperangan, maka pendekatan berbagai pelosok tanah air (Lapian & Cha- para pemimpin Indonesia terkait cita-cita niago, 1988:127). kemerdekaan itu disambut sepintas lalu Berita proklamasi kemerdekaan Indo- oleh Jepang. Tetapi ketika Jepang mulai nesia sampai pula kepada penduduk daer- mengalami kemunduran militer di ham- ah lainnya di luar Jawa termasuk misalnya pir semua front pertempuran, maka pada Maluku Utara, termasuk Morotai. Mereka tanggal 7 September 1944, Perdana Men- mengetahui proklamasi kemerdekaan In- teri (PM) Jepang, Koiso, mengobral janji donesia selang beberapa hari setelah diu- kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. mumkan, karena adanya fasilitas komuni- Kapan janji ini akan dipenuhi, tidak pernah kasi dan radio militer Sekutu. Di Galela, ditentukan olehnya(Ricklefs. 2004: 310). berita proklamasi diketahui rakyat karena Dengan semakin terpuruknya posisi mi- informasi dari pihak militer Jepang, juga liter Jepang, maka pemerintahan militern- oleh karena adanya para pengungsi yang ya di Indonesia harus memberikan mak- kembali dari Morotai ke daerah asalnya. na atas janji kemerdekaan yang diberikan Siaran Radio Republik Indonesia (RRI) PM Koiso itu. Jepang sadar bahwa pada mulai terdengar dan rakyat dengan tekun satu masa kelak mereka akan kehilangan mengikutinya. Bahkan siaran radio yang kekuasaannya di Nusantara. Karena itu memuat isi pidato Bung Tomo juga sudah pada satu Maret 1945, pihak Jepang meng- dapat ditangkap oleh orang-orang Ternate umumkan pembentukan Badan Penyelidik dan Morotai, setelah dilakukan beberapa Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan In- rekayasa teknis untuk mengelabui pihak donesia (BPUPKI), atau dokuritzu tsyumbi militer Jepang (Amal & Djafaar, 2003: cyosakai (Poesponegoro& Notosusanto, 164-165). 1993: 67; &Tanggule. 2007:47). Pada saat-saat Proklamasi Ke- Dengan dua bom yang dijatuhkan merdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 Amerika Serikat pada tanggal 8 dan 9 diperdengarkan, salah seorang pejuang Agustus 1945 di Hiroshima dan Nagasaki, kemerdekaan di Morotai yang paling ser- pemerintah militer Jepang pun bertekuk ing mengajak rakyatuntuk meneriakkan lutut. Beberapa hari kemudian dunia men- pekik kemerdekaan “sekali merdeka tetap dengarkan pengumuman Presiden Truman merdeka” adalah Haji Ahmad Syukur. (AS) dan PM Attle (Inggeris), bahwa Je- Kapan dan di mana saja pertemuan diada- pang menyerah tanpa syarat. Hal ini kemu- kan, maka di ditempat dan di saat itu pula dian diperkuat dengan siaran radio Tokyo rakyat ramai-ramai meneriakkan “yel-yel” dan pidato Kaisar Hirohito, bahwa Jepang pekik kemerdekaan tersebut.H. Ahmad mengakhiri perlawanan. Keputusan ini pun Syukur sebagai salah seorang pejuang dikawatkan kepada para panglima tentara kemerdekaan menguasai bahasa Inggeris Jepang di wilayah selatan termasuk In- terbukti dengan kemampuannya membuat Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 113 pengumuman-pengumuman dan pam- Komando Resimen Infantri ke-211 flet-pamflet yang berbahasa Inggeris sam- Kolonel Kisou Ouchi, berasumsi bahwa bil menempelkan simbol-simbol dan bend- komando bantuan kekuatan Jepang itu era-bendera merah putih pada mobil-mobil diperkirakan akan tiba di Morotai pada 12 yang berjalan maupun pada badan-badan Oktober (33rd Infantry Division Histor- pesawat yang sedang singgah di lapangan ical Committee, 1948:68). Upaya-upaya terbang. H. Ahmad Syukur meminta kepa- blokade segera dilakukan Jepang, namun da para pilot pesawat terbang agar berita dapat dideteksi oleh pemecah kode-kode proklamasi kemerdekaan ini disampaikan radar Sekutu(Drea, 1992:153) dan kapal- ke seluruh negeri, supaya semua orang kapal Sekutu berhasil menghancurkan se- tahu bahwa Indonesia sudah merdeka. jumlah besar tongkang-tongkang pengang- Haji Ahmad Syukur pada akhirnya kut pasukan dan logistik dari Halmahera ditangkap dan ditawan oleh tantara NICA ke Morotai yang biasa digunakan Jepang, hingga meninggal dalam tahanannya. Be- tetapi Sekutu tidak mampu untuk sementa- berapa orang pemuda yang menyertai per- ra menghentikan secara total kekuatan Je- juangannya turut pula ditangkap dan dima- pang itu (33rd Infantry Division Historical sukkan ke penjara. Mereka itu di antaranya Committee, 1948:68). adalah pemuda-pemuda dari Desa Daeo Pada kesempatan berikutnya Jepang seperti Ibrahim Ismail, Jafar Pawane, An- gagal melakukan serangan balasan. Se- war Gorahe, dan Taher Rowo. Dengan se- mentara itu pasukan serbu Jepang unit ke-2 gala keberaniannya mereka selalu bersikap dalam beberapa kesempatan diserang oleh melawan kekajaman tentara-tentara NICA pasukan-pasukan dari garis pertahanan AS, yang membonceng pada Sekutu waktu itu. pengerahan bantuan pasukan Jepang tidak mampu menghalau serangan yang lebih 6. Situasi Sesudah Pertempuran dan besar lagi apalagi untuk sampai meng- Respon Jepang gagalkan program-program pengemban- Jepang menyadari posisi dan kekuataan- gan bandara militer Sekutu. Hal ini dise- nya yang semakin terancam di Filipina di babkan oleh wabah penyakit yang melanda mana Sekutu telah berhasil membangun dan kurangnya suplay makanan, obat- dan menggunakan pangkalan udara yang obatan, dan bantuan pasukan yang tidak dibuatnya di Morotai. Dalam upaya un- dapat diselamatkan dari blokade angkatan tuk mengganggu program pembangunan laut Amerika Serikat. Pasukan-pasukan Je- bandara militer Sekutu, para komandan pang ditarik ke wilayah Morotai Tengah angkatan darat Jepang di Halmahera men- di mana di sana banyak yang mati karena girim sejumlah besar bantuan ke Morotai penyakit dan kelaparan (Hayashi, 1959: selambat-lambatnya antara September dan 120–121 & Willoughby, 1966:350–352). Nopember. Pasukanyang dikirim terdi- Suplay kapal-kapal tongkang bantuan lo- ri dari tiga bagian yaitu detasemen serbu, gistik Jepang dari Halmahera baru tiba di batalion ketiga Resimen Infantri ke-210 Morotai pada 12 Mei 1945 (Bulkley, 2003: dan Induk Resimen Infantri ke-211 (Wil- 442). loughby, [ed. in chief], 1966:350). Pada akhir Desember 1944, Divisi 114 | Abdul Rahman

Infantri AS dari Resimen Infantri ke-136 diaan isi ulangnya. Kedua batalion AS itu telah berangkatke Morotai dari Papua melanjutkan serangan mereka pada hari Nugini untuk menyerang pasukan-pasukan berikutnya dengan didukung oleh artileri Resimen Infantri Jepang ke-211 di bagian pembom berkualitas tinggi, dan berhasil barat pulau itu. Resimen Amerika berger- menjangkau posisi utama Jepang pada sore ak kedalam wilayah teritorial yang dikua- harinya. Selama dalam periode ini Batalion sai Jepang pada 26 Desember dan dengan ke-3 dari pengembangan Resimen ke-136 sasaran utama adalah posisi Jepang di se- untuk daerah Bukit 40 dari sebelah utara, belah barat daya dan utara, setelah melaku- berhasil menghancurkan Resimen ke-211 kan pendaratan di pesisir pantai barat pu- Batalion ke-3 dalam sebuah rangkaian per- lau itu. Resimen Infantri AS yang ke-36 tempuran. Batalion Jepang ini telah mene- didukung oleh batalion Resimen Infantri mpatkan dirinya di pantai untuk menerima ke-130 dengan gerakan dipercepat lewat suplai bantuan dari Halmahera dan dari be- darat dari daratan Daruba, sedangkan unit- berapa daerah pegunungan Morotai tetapi unit artileri ditempatkan pada pulau-pulau tidak sukses menyerang batalion-batalion di wilayah lepas pantai Morotai dengan penjaga pantai AS setelah pendaratannya seribu orang pribumi pengangkut barang di bulan Desember (33rd Infantry Division (33rd Infantry Division Historical Committee. Historical Committee. 1948:74–81). 1948:68–77). Batalion ke-3 dari Resimen Resimen Infantri ke-36 menuntaskan Infantri ke-167 juga dikerahkan dalam op- serangannya atas Bukit 40 pada tanggal 5 erasi ini dan mereka melakukan suatu long Januari. Resimen pertama dan kedua diper- mars (perjalanan massal) yang sulit dari luas untuk wilayah barat dan barat daya, pantai selatan Morotai menuju ke wilayah- untuk Batalion Sekutu dari utara, sedikit wilayah pedalaman untuk mencegah pa- menemui perlawanan kecil. Batalion per- sukan Jepang menyebarkan diri kedalam tama dan yang kedua melanjutkan penyer- bentuk kelompok-kelompok kecil ke daer- buan ke wilayah utara untuk menyergap si- ah-daerah pegunungan pulau itu (31st In- sa-sisa pasukan Jepang hingga 14 Januari, fantry Division., 1993: 101). di mana pada waktu itu Resimen tersebut Menjelang Januari 1945 angkatan mengklaim diri telah membunuh sebanyak perang AS menentukan bahwa ada dua 870 orang tentara Jepang dan menangkap batalion dari Resimen ke-211 Jepang di ka- paling tidak sepuluh orang dari 46 yang wasan Bukit 40, sekitar 40 mil ke utara dari terbunuh dan 127 lainnya terluka dan cede- garis pertahanan Sekutu. Serangan terha- ra (33rd Infantry Division Historical Com- dap posisi ini dimulai pada 3 Januari ketika mittee. 1948:80–83). Resimen Infantri ke-136 batalion pertama Pada 7 Januari Batalion ke-3, Resi- dan kedua ditambah dari wilayah barat- men Infantri ke 167 telah dihubungkan daya dan menghadapi perlawanan yang dengan Resimen Infantri ke-136 setelah hebat. Resimen tersebut menggunakan mengambil alih stasiun radio utama Jepang sejumlah besar amunisi dalam serangan atas pulau itu pada 4 Januari(31st Infantry ini, dan menggunakan antena resuplay Division, 1993: 102).Dalam pertengah- (arus balik) yang dibutuhkan untuk perse- an Januari Resimen ke-136 telah menar- Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 115 ik mundur pasukannya untuk selanjutnya hari pada 22 Maret. Angkatan Udara AS bekerjasama dengan Divisi ke-33 sambil untuk pertempuran malam hari mencapai kembali menggabungkan diri ke dalam kesuksesan hanya saja terbatas pada seran- garis pertahanan Sekutu, yang selanjutn- gan-serangan yang secara normal dapat ter- ya melakukan parade militer di sepanjang deteksi dalam jangka waktu yang singkat pesisir pantai pulau Morotai sebagai rute sebelum mereka memasuki zone pertah- pendaratan pasukan-pasukan Sekutu, yang anan dan persenjataan anti serangan udara untuk selanjutnya melakukan perjalanan (Craven & Cate (ed.), 1953: 315–316). Da- lanjutan ke pulau Luzon di Filipina (33rd lam catatan sejarah resmi Angkatan Udara Infantry Division Historical Committee. AS (USAAF) mengatakan bahwa Morotai 1948:85–87). “mungkin merupakan medan pertempuran tersulit yang pernah dialami oleh pasu- 7. Pertempuran Sesudahnya, Serangan kan-pasukan AS yang bertugas di malam Udara, dan Tugas Akhir Sekutu hari selama berlangsungnya Perang Dunia Divisi angkatan udara Jepang ke-7 melan- II”(McFarland. 1998:37). jutkan serangan ke Morotai pada bulan-bu- Jumlah kekuatan perahu-perahu patro- lan setelah sekutu mendarat. Divisi pasu- li (PT=PatrouilleBoat) tentara Sekutu di kan-pasukan udara itu melakukan 82 kali Morotai dikurangi menjadi hanya sebuah serangan atas Morotai ditambah dengan squadron pada Februari 1945 tetapi masih serangan mendadak sebanyak 179 kali. tetap aktif sampai akhir Perang Dunia II. Angkatan udara dikerahkan dalam seran- Seperti halnya tugas-tugas patroli di sepu- gan udara dari Seram dan Sulawesi dan tar Morotai, perahu-perahu bot patroli (PT) melakukan pendaratan di lapangan uda- tentara Sekutu dioperasikan di wilayah ra militer Halmahera sebelum menyerbu timur NEI (Nederland East India=Hindia Morotai. Sementara itu dari sebanyak 54 Timur Belanda) untuk menyerang posisi kali serangan yang dilakukan Jepang, ti- Jepang di sana sekaligus mendukung pa- dak satupun dari pesawat tempurnya yang sukan-pasukan Australia dan satuan-satu- mengalami kerusakan, Jepang menghan- an pasukan penjelajah Belanda. Pada Mei curkan sebanyak 42 buah pesawat tempur 1945 mereka juga dikerahkan untuk men- dan merusakkan 33 yang lainnya dan se- gamankan Sultan Ternate, anak istri dan lain itu terdapat sejumlah kecelakaan yang keluarganya, dan segenap anggota dewan menyebabkan 19 orang terbunuh dan 99 adat kerajaannya (Morison. 2002. [1958]: orang terluka dari pihak Sekutu. Umum- 28–29). Pada akhir perang perahu-perahu nya serangan yang dilakukan pada malam bot patroli pasukan pemburu milik sekutu hari sukses dilakukan Jepang sejak tang- telah menyelenggarakan paling tidak se- gal 22 November ketika 15 buah pesawat banyak 1300 patroli dan menghancurkan Sekutu berhasil dihancurkan dan delapan 50 kapal tongkang dan 150 kapal-kapal lainnya dirusakkan. Serangan-serangan perang milik Jepang berkekuatan kecil udara reguler Jepang berakhir pada bulan yang sudah tidak berfungsi dan pernah Januari 1945, =walaupun ada rencana un- beroperasi baik di Morotai maupun Halma- tuk melakukan serangan akhir di malam hera (Bulkley, 2003:373).Pasukan-pasu- 116 | Abdul Rahman kan Divisi ke-31 yang tersisa masih berada ing pertahanan militer Sekutu setelah di Morotai hingga 12 April 1945 (Stanton. Leyte berhasil diamankan. Pesawat-pe- 1984). Divisi ke-93 adalah sebuah divisi sawat tempur Sekutu dari Angkatan Uda- dengan unit terpisah yang terdiri dari pasu- ra Ke-13 dan Angkatan Udara Pertama kan-pasukan berkebangsaan Afrika-Amer- Taktis Australia, yang terkenal adalah dari ika (Negro) yang terutama digunakan un- grup oprasional RAAF (Royal Australian tuk pengamanan dan tugas-tugas jaga di Air Force), nomor 10, berbasis di Moro- pelabuhan selama perang. (Bielakowski. tai, bertugas menyerang target-target yang 2007: 19). berada di bawah NEI dan Filipina bagian Untuk Morotai ditetapkan adanya satu selatan hingga berakhirnya perang. Austra- divisi tersendiri dengan patroli-patroli yang lia sejak April 1945, menjadikan pulau-pu- bergerak secara intensif dengan tujuan un- lau itu sebagai basis Korps I Australia tuk menghancurkan kekuatan Jepang yang untuk menyerang dan melakukan kam- masih tersisa di pulau itu. Pada waktu itu panye perang untuk wilayah pegunungan pasukan-pasukan Jepang yang masih ter- Kalimantan (Morison. 2002. [1958]:25). sisa di Morotai bertempat di sepanjang Pengembangan basis pengadaan fasilitas pantai barat pulau itu, dan secara umum teknologi mesin perang Australia diadakan mereka tetap tinggal di sana berdekatan pula di Morotai untuk mendukung operasi dengan areal perkebunan penduduk pribu- itu. Setibanya mereka ke Morotai menye- mi setempat. Patroli-patroli pasukan Seku- babkan padatnya kamp-kamp pasukan tu dari Divisi ke-93, melakukan pendaratan Sekutu di sini, akibatnya beberapa kamp di sepanjang pantai barat dan utara Pulau tentara Australia harus mengambil lokasi Morotai dari April dan seterusnya, dan per- di luar garis pertahanan pasukan-pasukan tempuran-pertempuran kecil masih terja- Amerika (Stanley. 1997:48). di di mana-mana melawan tentara-tentara Morotai adalah latar dari sejumlah Jepang yang kekuatannya semakin lemah. upacara penyerahan Jepang tanpa sayarat Salah satu tujuan dari divisi utama Seku- kepada Sekutu. Sekitar 660 orang ten- tu adalah menangkap Kolonel Ouchi, dan tara Jepang di Morotai dikapitulasikan ini tentu saja merupakan prestasi istimewa oleh Angkatan Perang Sekutu sesudah 15 bagi suatu patroli dari divisi Resimen In- Agustus (Lee, 1966: 528).Divisi tentara fantri ke-25 yang dikerahkan pada 2 Agus- ke-93 Sekutu juga menerima penyerahan tus 1945. Ouchi adalah merupakan pangli- diri 40.000 pasukan Jepang tanpa syarat di ma tertinggi tentara pendudukan Jepang di Halmahera pada 26 Agustus setelah pan- Morotai yang telah berhasil ditangkap Se- glima tentara pendudukan Jepang dibawa kutu sebelum perang berakhir(Lee, 1966: ke Morotai dengan menumpangi sebuah 525–527). perahu bot patroli (PT) milik Angkatan laut AS (Bulkley, 2003:442). 8. Akhir Pertempuran: Menyerahnya Pada 9 September 1945 Jenderal Jepang kepada Angkatan Perang Sekutu Thomas Blamey dari Australia menerima Divisi Ke-93 penyerahan diri tentara-tentara pendudu- Morotai tetap menjadi sebuah basis pent- kan Jepang yang ke-2 pada sebuah upaca- Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 117 ra militer yang diadakan di lapangan olah sekali Morotai sebagai bagian penting raga Korps I Pasukan Sekutu di Morotai dari fase pembahasannya. Padahal Moro- (Long, 1963: 553).Seorang prajurit su- tai adalah pulau pertempuran yang penting karela Jepang yaitu Teruo Nakamura, tel- selama perang Pasifik berlangsung di Asia ah dikonfirmasikan oleh Jepang bahwa dia Tenggara, yang tidak disebut sama sekali telah melarikan diri dari kesatuan-kesatu- sebagai bagian dari sejarah nasional Indo- an pasukan Jepang yang menyerahkan diri nesia. Morotai bukan hanya sejarah lokal di Morotai itu tanpa jejak keberadaannya. atau nasional, tetapi juga adalah sejarah in- Akan tetapi di akhir tahun 1974, Nakamu- ternasional (global) yang mendunia dalam ra berhasil ditangkap dan diamankan oleh pertengahan abad ke-20. AURI (Angkatan Udara Republik Indo- Pulau Morotai adalah basis pertahan- nesia) (“The Last Last Soldier?”,Time, 13 an dua kekuatan militer dunia yang pernah January 1975). saling bertemu dan berlawanan (Jepang Morotai kini tinggal pula sebagai melawan Sekutu: Amerika Serikat, Ingger- bekas sebuah basis penting Sekutu dalam is, Belanda, dan Australia). Kedua pihak bulan-bulan setelah perang. Markas besar terlibat dalam pertempuran hebat setidak- angkatan perang Australia merasa bertang- nya selama dalam dua tahun efektif. Peris- gung jawab atas pendudukan pulau itu. tiwa pertempuran yang menentukan nasib Pulau itu juga merupakan satu dari sekian perdamaian dunia ini di kemudian hari banyak lokasi di mana militer Australia yang terasa hingga kini, tidak mendapa- melakukan penangkapan terhadap person- tkan perhatian dalam buku sejarah induk il-personil Jepang yang mencoba melaku- itu. Hingga saat ini jejak-jejak peristiwa kan serangkaian kejahatan perang di pu- Perang pasifik di mana Morotai sebagai lau ini(“Fact sheet 61 – World War II war basis pertempuran oleh kedua belah pihak crimes”, National Archives of Australia, yang saling berlawanan itu masih banyak 2003). Morotai juga dijadikan oleh Belan- ditemukan, ibarat “harta karun” sejarah da sebagai markas besar sekaligus sebagai yang masih terbengkalai. pusat administrasi militer NICA di wilayah Morotai adalah pulau pertempuran timur Hindia Belanda (NEI) hingga Jan- dalam sejarah militer atau perang modern uari 1946, ketika pemerintahan kolonial abad ke-20 yang terlupakan dalam SNI. Belanda dicoba untuk dibentuk kembali(“- Marshall Sahlins menyebutkan konsep Fact sheet 61 – World War II war crimes”. “Sejarah Pulau dan Pulau Sejarah” selain National Archives of Australia, 2003). “Pulau Sejarah yang Terlupakan” (neglect- ed island history). Konsep ini menurut PENUTUP penulis sangat cocok pula untuk kasus sejarah Morotai. Satu hal lagi yang patut Kesimpulan direnungkan oleh bangsa kita bahwa secara Sejarah Nasional Indonesia (SNI), yang logis tidak akan ada penjajajahan di bumi enam jilid itu yang salah satu terbitannya Nusantara tanpa keberadaan kawasan laut tahun 1993 oleh penerbit BP (Balai Pusta- dan kepulauan Maluku, dengan rempah- ka), ternyata belum mencantumkan sama rempahnyayang menjadi ajang perebutan 118 | Abdul Rahman hegemoni dan monopoli Barat. Hegemoni bupaten Pulau Morotai yang baru terben- asing itu, menimbulkan berbagai peperan- tuk di tahun 2010itu mendorong berdirinya gan kecil dan besar di antara bangsa-bang- sebuah museum resmi yang bernama “Mu- sa asing termasuk baik Sekutu maupun Je- seum Sejarah Perang Pasifik Morotai”. pang pada paruh pertama abad ke-20. Museum ini diresmikan keberadaannya Morotai muncul sebagai ajang perebu- bertepatan dengan “Sail Indonesia Moro- tan dua kekuatan militer dunia (Jepang dan tai 2012”, pada 15 September 2012 yang Sekutu) dalam rangka sebagai batu loncat- lalu. Bisa dikatakan bahwa Morotai adalah an menuju penguasaan atas Filipina dan ka- gudang rongsokan perang, produk-pro- wasan Asia Pasifik. Morotai adalah pulau duk budaya materil militer Perang Pasifik di mana pernah terjadi serangkaian pertem- (1944-1945) yang sebelumnya tidak ter- puran modern yang hebat menjelang per- urus baik yang ada di permukaan tanah, di tenganan abad ke-20, semasa Perang Pas- dalam tanah, maupun di dasar laut. ifik sebagai bagian dari PD II (1939-1945). Perang Pasifik di Morotai sebaiknya Jepang dipaksa mengikuti serangkaian dimasukkan sebagai bagian dari buku in- seremoni penyerahannya tanpa syarat ke- duk (babon) Sejarah Nasional Indonesia. pada Sekutu di bawah pimpinan Amerika Peristiwa Pertempuran Morotai selayak- Serikat. Morotai adalah salah satu pulau di nya ditulis pada fase sejarah Jaman Je- bibir Pasifik yang menentukan berhentinya pang dan Masa Awal Republik Indonesia PD II dan menentukan berakhirnya perang (1942-1945)-sekarang. itu untuk masa depan perdamaian dunia yang abadi. DAFTAR PUSTAKA Bisa dikatakan bahwa tidak ada se- jarah nasional Indonesia tanpa kawasan 31st Infantry Division. 1993. [1946]. History of laut dan kepulauan Maluku, terutama di the 31st Infantry Division in the Pacific. The Divisional Series. Nashville: The Battery Press. bagian utara (Maluku Utara), sebagai pro- 33rd Infantry Division Historical Committee. dusen komoditi rempah. Selain itu tidak (1948).The Golden Cross: A History of the 33d akan ada akhir dari PD II, tanpa kekalah- Infantry Division in World War II. Washington an dan penyerahan bala tentara pendudu- D.C.: Infantry Journal Press. kan Jepang tanpa syarat kepada Sekutu di Adnan Amal dan Irza Arnyta Djafaar. (2003). Maluku Utara: Perjalanan Sejarah 1800-1950 Morotai. Morotai adalah pulau di “bibir (Jilid II). Ternate: Pemda Maluku Utara. Pasifik” yang sesungguhnya turut menen- Bulkley, Robert J. (2003).At Close Quarters. PT tukan perkembangan perjuangan revolusi Boats in the United States Navy. Anapolis: fisik bangsa Indonesia dalam merebut ke- Naval Institute Press. merdekaannya, yang sekaligus turut me- Craven, Wesley; Cate, James (editors). (1953).The nentukan masa depan perdamaian dunia Pacific: Matterhorn to Ngasaki. The Army Air Forces in World War II.Chicago: The University yang abadi tanpa perang, pasca PD II. of Chicago Press. Department of the Navy Bureau of Yards and Saran Docks.(1947).Building the Navy’s Bases in World War II. History of the Bureau of Yards Artikel ini semestinya menjadi salah satu and Docks and the Civil Engineer Corps 1940– inspirasi masyarakat dan Pemerintah Ka- 1946. Volume I. Washington DC: United States Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 119

Government Printing Office. World War II, Vol. 12. Champaign: University Drea, Edward J. (1992). MacArthur’s ULTRA. of Illinois Press. Codebreaking and the war against Japan, Nagazumi, Akira, dkk. (1986). Indonesia dalam 1942–1945. Lawrence: University of Kansas Kajian Sarjana Jepang: Perubahan Sosial- Press. Ekonomi Abad XiX-XX dan Berbagai Aspek Djafaar, Irza Arnyta. (2005). Dari Moloku Kie Nasionalisme Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Raha hingga Negara Federal: Iskandar Indonesia. MuhammadDjabir Syah, Biografi Politik Sultan Nagazumi, Akira, dkk. (1988). Pemberontakan Ternate. Yogyakarta: Bio Pustaka. Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang. Ginting, Selamat. “Aroma Merdeka dari Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Dalat”dalam republika.co.id., selasa, 12-08- Office of the Chief Engineer, General Headquarters, 2014 pukul 13.00 WIB. Army Forces Pacific. (1951). Airfield and Base Hasluck, Paul. (1970).The Government and the Development. Engineers of the Southwest People 1942-1945. Australia in the War of 1939– Pacific 1941–1945; v. 6. Washington DC: US 1945 Series 4 – Civil. Canberra: Australian War Government Print. Office. Memorial. Ojong, P.K. (2008). Perang Pasifik. Jakarta: Hayashi, Saburo. (1959). Kogun: The Japanese Kompas. Army in the Pacific War. Westport: Marine Poesponegoro, Marwati Djoned dan Nugroho Corps Association. Notosusanto. (1993). Sejarah Nasional Heavey, William F. (1947). Down Ramp! The Story Indonesia, Jilid VI, Edisi Ke-4. Jakarta: of the Army Amphibian Engineers. Washington Depdikbud RI. D.C.: Infantry Journal Press. Post, Peter (et.al., ed). (2010). The Encyclopedia Krueger, Walter. 1979. [1953]. From Down Under of Indonesia in the Pacific War. Handbook of to Nippon. The Story of Sixth Army in World Oriental Studies. Section 3, Southeast Asia; War II. Washington: Combat Forces Press. Volume 19. Leiden & Boston: Brill. Lapian, A.B. dan J.R. Chaniago. (1988). Di Bawah Resink, G.J. (2013). Bukan 350 Tahun Dijajah Pendudukan Jepang: Kenangan Empat Puluh (Pengantar: A.B. Lapian). Depok: Komunitas Dua Orang yang Mengalaminya. Jakarta: ANRI Bambu. (Arsip Nasional Republik Indonesia). Ricklefs, M.C. (2004). Sejarah Indonesia Modern. Lee, Ulysses. (1966).The Employment of Negro Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Troops, United States Army in World War II. Gadjah Mada-Gadjah Mada University Press. Washington CD: Center of Military History. Rottman, Gordon L. (2002). World War II Pacific Long, Gavin. (1963).The Final Campaigns. Island Guide. A Geo-Military Study. Westport: Australia in the War of 1935-1945. Series I— Greenwood Press. Army. Canberra: Australian War Memorial. Royal Navy Historical Section (1957). War MacArthur, Douglas. (1966).The Campaigns of with Japan Volume IV. The South-East Asian MacArthur in the Pacific. Reports of General Operations and Central Pacific Advance. MacArthur. Washington DC: United States London: Royal Navy. Army Center of MilitaryHistory. Sahlins, Marshall D. (1987). Islands of History. McFarland, Stephen L. (1998).Conquering the London: Tavistock Publication, Ltd. & Chicago: Night. Army Air Forces Night Fighters at War. Chicago University, USA. The U.S. Army Air Forces in World War II. Air Sahlins, Marshall D. (1995). Historical Metaphors Force History and Museums Program. and Mythical Realities. Michigan-USA: Manchester, William. (1978).American Caesar. Michigan University. Douglas MacArthur 1880—1964. London: Shiraishi, Saya dan Takashi Shiraishi.(1988). Orang Hutchinson. Jepang di Koloni Asia Tenggara. Jakarta: YOI Morison, Samuel Eliot. (2002) [1958]. Leyte, (Yayasan Obor Indonesia). History of United States Naval Operation in Simatupang, T.B. (1985). Pelopor dalam Perang 120 | Abdul Rahman

Pelopor dalam Damai. Jakarta: YOI (Yayasan Tanggule, Susilawati M. (2007). Kekuasaan Militer Obor Indonesia). Jepang di Morotai1941-1945 (Skripsi Sarjana). Stanley, Peter(1997). Tarakan. An Australian Ternate: Program Studi Ilmu Sejarah-Fakultas Tragedy. Sydney: Allen & Unwin. Sastra dan Budaya. Stanton, Shelby L. (1984). Order of Battle, U.S. Willoughby, Charles A. (ed. in chief). (1966). Army, World War II. Novato: Presidio. ISBN Japanese Operations in the Southeast Pasific Taafe, Stephen R. (1998). MacArthur’s Jungle War. Area. Volume II—Part I. Reports of General The 1944 New Guinea Campaign. Lawrence: MacArthur. Washington DC: United States University Press of Kansas. Government Printing Office. Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 121

GAMBAR

Gambar 1. Peta Maluku Utara (Sumber: Map Gambar 2. Peta lokasi pendaratan kapal-kapal 3 North Maluku, dalam Andaya, Leonard. angkut tentara Sekutu di Pantai Merah dan Pu- 1993. The world of Maluku, Eastern Indonesia tih Daruba dan Tanjung Dehegila Morotai Se- in the Early Modern Period. Honolulu: Uni- latan, Morotai, 15 September 1944 (Sumber: versity of Hawaii, hlm. 91. Battle of Morotai, Pacific War, Part of World War II). 122 | Abdul Rahman

Gambar 3. Peta lokasi pergerakan tentara Gambar 4. Peta lokasi pergerakan pasukan pendudukan Jepang di Morotai (Sumber: Sekutu (Sumber: Battle of Morotai, Pacific Battle of Morotai, Pacific War, Part of World War, Part of World War II). War II). Morotai di Bibir Pasifik: Pulau Pertempuran Antara Sekutu dan Jepang di Maluku Utara 1944-1945 | 123

Gambar 5. Armada kapal pensuplai pasukan Sekutu mendarat di Pantai Biru Morotai (Sumber: Battle of Morotai, Pacific War, Part of World War II).

Gambar 6. Kapal-kapal angkut tentara Sekutu mendarat di pesisir pantai Biru Morotai (Sumber: Battle of Morotai, Pacific War, Part of World War II). VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA): “Pendidikan Bagi Calon Pejabat Pribumi di Madiun Tahun 1900-1930”

Riski Putri Utami Universitas Airlangga Email: [email protected]

ABSTRAK - Artikel ini membahas mengenai Opleiding School voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA): “Pendidikan Bagi Calon Pejabat Pribumi di Madiun Tahun 1900-1930”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana terbentuknya pangreh praja melalui pendidikan OSVIA juga mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan OSVIA beserta pengaruhnya terhadap masyarakat pribumi di Madiun dalam kurun tahun 1900-1930. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan sebagai berikut: (1) Heuristik, (2) Kritik, (3) Interpretasi, (4) Historiografi. Teknik yang digunakan dalam tulisan ini berupa studi literasi, dengan menganalisis sumber pustaka juga surat kabar dan dokumen-dokumen sezaman yang berkaitan dengan materi yang dikaji. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa tujuan dari didirikannya OSVIA di Madiun adalah untuk mencetak tenaga kepegawaian pribumi yang dipekerjakan dalam korps kepegawaian pemerintah Belanda yang disebut dengan pangreh-praja. Dampak yang berarti dari pendirian OSVIA adalah terjadinya perubahan sosial masyarakat pribumi di Madiun yaitu berupa terciptanya kelompok elite modern yang duduk di singgasana jabatan birokratis dari kalangan priyayi terpelajar. KATA KUNCI - OSVIA, Pangreh Praja, Madiun, 1900-1930.

ABSTRACT - This article discussed Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA): “Education for Prospective Native Officials in Madiun 1900-1930”. This study aims to find out how the formation of pangreh praja through education OSVIA also know how the development of education OSVIA in Madiun and its influence on indigeneous communities in Madiun in the period 1900-1930. This study uses historical research methods with the following stages: (1) Heuristics, (2) Criticism, (3) Interpretation, (4) Historiography. The techniques used in this paper in the form of literacy studies, by analyzing the sources of literature as well as newspapers and contemporary documents relating to the material under study. The results of this study reveal that the purpose of the establishment of OSVIA Madiun was to print the indigeneous personnel employed in the Dutch government personnel corps called pangreh praja. The significant impact of OSVIA’s establishment was the social change of indigenous people in Madiun, namely the creation of a modern elite group that sits on the throne of bureaucratic positions of educated priyayi. KEYWORDS - OSVIA, Pangreh Praja, Madiun, 1900-1930.

PENDAHULUAN donesia merupakan warisan dari kolonial, endidikan merupakan aspek yang dimana secara sistem dan kurikulum pen- paling penting di dalam masyarakat. didikannya mengacu kepada pendidikan PPerubahan sosial dapat terjadi salah Belanda. Marwati Djoened Poesponegoro satunya dikarenakan faktor pendidikan dan Nugroho Notosantoso, menjelas- dalam setiap manusia. Pendidikan di In- kan bahwa jasa pertama dari pengajaran Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA): Pendidikan Bagi Calon Pejabat Pribumi di Madiun Tahun 1900-1930 | 125 sistem barat ialah memperkuat dasar legit- merupakan kelanjutan dari sekolah dasar imasi bagi penguasa Bumiputra (Marwa- yang berbasa pengantar bahasa Belanda, ti Djoened P. dan Nugroho Notosusanto, AMS (Algemene Middelbare School) se- 1984:146). Senada dengan hal tersebut kolah menengah umum kelanjutan dari pendidikan yang berlaku di Hindia Belan- MULO. Pada tingkat pendidikan tinggi da tidak terlepas dari tujuan-tujuan dari pe- terdapat THS (Technische Hoge School) merintah kolonial sendiri. Sekolah Tehnik Tinggi dan Sekolah Hakim Pendidikan barat di Indonesia mulai Tinggi (Rechskundige Hoge School). digalakkan semenjak diberlakukan kebija- Pada masa tersebut, pendidikan yang kan Politik etis tahun 1900. Semenjak itu didirikan berkiblat kepada terciptanya lu- pendidikan dibuka selebar-lebarnya oleh lusan yang kelak dipekerjakan dalam pega- pemerintah kolonial Belanda yang dimulai wai pemerintahan pribumi (ambtenaar). dari Pulau Jawa. Hal tersebut dikarenakan Penetapan biaya pendidikan yang tidak Jawa merupakan pusat dari wilayah kekua- murah bagi kalangan bumiputera menye- saan Hindia Belanda, terutama di wilayah babkan tidak semua anak pribumi bisa me- ibukota kerajaan dan sekitarnya (Sutarga, nikmati pendidikan seutuhnya. Pendidikan 1987: 89). J.H Abendanon selaku Menteri yang hanya diperuntukkan bagi kalangan Pendidikan Kerajinan dan Agama di masa bangsawan dan kelas menengah ke atas politik etis menginstruksikan untuk mendi- inilah yang telah memunculkan keadaan rikan sekolah-sekolah hingga ke pelosok yang bertolak belakang pada masyarakat desa guna memberikan pendidikan yang kelas bawah (Surdjomihardjo, 2008: 65). lebih baik bagi masyarakat bumiputera. OSVIA merupakan pendidikan setara Pada abad 19 terdiri dari berbagai tingkat menengah pertama. Sekolah ini menja- jenjang pendidikan di Hindia Belanda, di- di istimewa karena menjadi satu-satunya antaranya: (1) Pendidikan ditingkat dasar pendidikan menengah yang mengantarkan meliputi jenis sekolah dengan pengantar cita-cita sebagai pangreh praja. Para murid Bahasa Belanda yaitu ELS (Europese La- OSVIA merupakan lulusan dari HIS, yang gere school), merupakan sekolah rendah mana hanya murid-murid kalangan bang- untuk anak-anak keturunan Eropa, timur sawan pribumi yang dapat melanjutkan asing dan bumiputera dari golongan ter- pendidikannya di OSVIA. Tujuan didiri- kemuka, HCS (Hollands Chinese school) kan OSVIA yaitu untuk mencetak tenaga sekolah rendah untuk anak-anak keturunan kepegawaian Belanda (ambtenaar) yang Tionghoa, HIS (Hollands inlandse school) siap dipekerjakan dibawah kendali pemer- sekolah rendah untuk golongan penduduk intah kolonial Belanda. Jabatan birokratis bumiputera asli. Sedangkan sekolah den- seperti bupati, patih, wedana dan jabatan gan pengantar bahasa daerah meliputi IS lainnya merupakan hasil dari pendidikan (Inlandsch School), dan VS (Volks School) OSVIA. Pendirian OSVIA berdasarkan keduaya merupakan sekolah untuk kalan- surat keputusan pemerintah kolonial Be- gan bumiputera biasa dengan bertempat di landa pada tahun 1891 mengenai tenaga desa-desa. (2) Pendidikan lanjutan melipu- pemerintahan dalam negeri (Bestuur amb- ti MULO (Meer Uit gebreid lager school) tenaren), yang menjelaskan bahwa semua 126 | Riski Putri Utami calon pejabat pribumi harus merupakan lu- pemerintah kolonial Belanda. lusan dari pendidikan formal dalam bidang Keberadaan priyayi di Pulau Jawa pemerintahan (Besluit van Binnenlandsch menjadi media penting bagi pemerintah Bestuur, 25 Desember 1891). Keputusan kolonial Belanda untuk menjalin hubun- tersebut dibuat oleh komisi pejabat Hindia gan dengan penguasa setempat. Golongan Belanda untuk mempersiapkan tenaga ker- priyayi merupakan kelompok yang mem- ja terdidik yang dapat bekerja secara mak- punyai peran penting di dalam mobilisasi simal serta menguasai bidangnya dalam masyarakat pribumi. Sartono Kartodirdjo jabatan pemerintahan kolonial Belanda.1 menyebutkan priyayi sebagai agen peruba- Kemudian pada tahun 1913, pemerin- han dengan membawa nilai-nilai baru ke tah kolonial Belanda mengeluarkan kepu- dalam masyarakat dan juga sebagai pele- tusan mengenai syarat-syarat baru untuk stari seni budaya Jawa. Para priyayi men- pengangkatan jabatan bupati, yaitu mereka yadari pentingnya belajar lebih banyak harus berasal dari lulusan OSVIA yang dari bangsa Eropa sehingga mereka akh- juga menguasai Bahasa Belanda secara ak- irnya turut serta membawa kemajuan ke tif dan pasif, serta pernah menjabat sebagai dalam masyarakat (Kartodirdjo, 1987:55). patih dan juga wedono di daerahnya (An- Menurut Denys Lombard, priyayi pan- rooij, 2014:47). Berdasarkan hal tersebut greh praja merupakan semacam perantara, pendirian OSVIA dirasa perlu didirikan penghubung antara raja dengan rakyatnya guna melanggengkan kekuasaan kolonial (Denys Lombard, 2008: 18) . Belanda di Pulau Jawa melalui para priyayi Madiun merupakan salah satu kota ko- pribumi terdidik yang dibayar murah oleh lonial di Jawa Timur yang menjadi tempat berdirinya OSVIA. Madiun dipilih sebagai 1 Pada akhir abad ke-19 bentuk pemerintahan pribumi di dominasi oleh para “pangreh praja”, mereka merupakan para tempat dibukanya OSVIA karena wilayah pejabat keraton namun semenjak birokrasi pemerintahan pribumi tersebut merupakan wilayah mancaneg- di pegang oleh pemerintah kolonial Belanda maka para pangreh praja tersebut berada di bawah kendali pemerintah Belanda. ara, sehingga keberadaan priyayi sangat Pada jabatan struktural pemerintahan, pangreh praja tersebut diperhitungkan bagi pemerintah kolonial mengalami transformasi khususnya dalam bidang sosial yang mana mereka banyak menempati jabatan struktural pemerintahan untuk diberikan pendidikan dan pelatihan seperti di bidang administrasi pemerintah hingga jabatan khusus sebagai persiapan menjadi pegawai tinggi seperti Bupati, Patih dan Wedana. Pemerintah kolonial Belanda menjadikan para priyayi sebagai bagian dari anggota pemerintahan pribumi (Husain Haikal,dkk, pemerintahnya tidak lepas dari maksud terselubung untuk 2012: 24). menguasai wilayah jajahannya secara langsung. Bagi pemerintah Belanda, pemerintah sipil pribumi merupakan penghubung yang Pendirian OSVIA di Madiun didasar- efektif antara rakyat pada umumnya dengan pemerintahan kan pada surat keputusan Departemen Pen- Belanda, dan untuk mengetahui bagaimana hubungan tersebut dapat berfungsi maka merupakan permasalahan yang penting didikan Hindia Belanda yang dikeluarkan untuk mengerti bagaimana hubungan yang terjadi antara pada 13 Desember 1901 No. 15646, yang pemerintah kolonial dan penduduk pedesaan. Terlebih lagi korps “pangreh praja” tersebut merupakan penerus dan pelindung menyatakan bahwa kebutuhan akan pega- tradisi – tradisi aristokrat pribumi ; korps tersebut merupakan wai pemerintah kolonial Belanda sema- kelanjutan dari kelas lama yang berkuasa dan merupakan sumber utama dari elite Jawa di zaman modern. Dengan demikian maka kin meningkat seiring dengan perluasan korps pemerintahan pribumi tersebut memainkan peranan yang wilayah jajahan Belanda di Pulau Jawa. penting dalam sejarah sosial dan politik di Indonesia selama kurun waktu akhir abad-19 hingga 20, khususnya di Pulau Jawa. Menanggapi hal tersebut menjadikan pe- Lihat Heather Sutherland, ibid., hlm. 25-30. merintah kolonial Belanda memperbanyak Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA): Pendidikan Bagi Calon Pejabat Pribumi di Madiun Tahun 1900-1930 | 127 pendidikan OSVIA hingga berdiri di Ma- Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan diun pada tahun 1915 (Besluit van Neder- lebih lanjut sebagai berikut: lands Indie, No. 42/1914). Berdirinya OSVIA di Madiun Pada 1. Heuristik tahun 1915 memiliki peran penting dalam Heuristik merupakan proses mencari dan melahirkan kelompok elit modern. Peruba- menemukan sumber-sumber yang diperlu- han tersebut nampak pada semakin terbu- kan dalam penelitian. Kata heuristik dalam kanya kesempatan bagi masyarakat pribu- bahasa yunani “heuristiken” berarti mene- mi biasa untuk bergabung kedalam korps mukan, maksudnya mencari serta menemu- 2 pangreh praja. Di masa sebelumnya yang kan jejak-jejak sejarah (Louis Gottschalk, berhak menjabat sebagai korps kepega- 1985: 32). Penelitian ini menggunakan waian pangreh praja adalah dari keturunan sumber dari buku, arsip, foto, surat kabar dari keraton (darah biru). Namun kondisi maupun majalah baik yang terbit pada ta- tersebut berubah seiring didirikannya OS- hun terkait maupun yang terbit sesudahn- VIA sebagai sekolah formal calon pegawai ya. Penelusuran sumber-sumber tersebut pemerintahan pribumi. Lunturnya sifat dilakukan di Arsip Nasional Republik In- aristokrasi di tubuh Pangreh Praja terjadi donesia (ANRI), Perpustakaan Nasional, seiring dengan semakin meluasnya kolo- Badan Arsip Propinsi Jawa Timur, Per- nialisme di Pulau Jawa yang merombak pustakaan Daerah Kota Surabaya, Per- sistim pemerintahan tradisional menjadi pustakaan Pusat Kampus B UNAIR, Per- pemerintahan barat. Begitu halnya dengan pustakaan Departemen Ilmu Sejarah FIB pangreh praja, mereka tampil sebagai pro- UNAIR, Ruang Baca FIB UNAIR serta totipe pegawai pemerintah dan intelektu- Badan Perpustakaan dan Kearsipan kota al di abad kedua puluh (Robert van Niel, Madiun dan juga penulis dapatkan dari 2009: 50). Di abad-20 ini para pangreh pra- situs website www.delpher.nl, dan juga ja hasil dari pendidikan Belanda memaink- www.kitlv.nl. Setelah semua hal tersebut an peran yang penting, tidak hanya sebagai didapat, maka peneliti memilah mana yang perpanjangan tangan Belanda namun juga termasuk sumber primer dan mana yang sebagai pelayan masyarakat pribumi. termasuk sumber sekunder. Sumber primer sebagian besar berupa METODE arsip, foto-foto serta artikel yang terbit pada Metode penelitian didasarkan pada tahap- waktu terkait. Sedangkan sumber sekunder tahap dalam metode sejarah, yaitu pemili- sebagian besar berasal dari sumber buku. han topik, pengumpulan sumber data, ver- Adapun sumber-sumber primer yang penu- ifikasi, interpretasi, analisis dan sintesis, lis gunakan adalah seperti laporan Hindia serta penulisan (Kuntowijoyo, 2000: 91). Belanda dalam Gemeente Madioen Jaarv- erslag Over 1928, Algeemeen Verslag Van 2 Pangreh praja merupakan korps kepegawaian sipil het Onderwijs in Nederlandsch Indie Over yang bekerja dalam jabatan administrasi pribumi, mereka bekerja dalam kepegawaian pemerintah Belanda dan digaji het Schooljaar 1933-1934, Generaal Re- oleh pemerintah Belanda. Golongan pangreh praja terdiri dari port Of Education in the Nederlandsch In- bupati, patih, wedana dan jabatan struktural lainnya. (Heather Sutherland, 1983: 22). dies Schooljaar 1933-1934, Staatsblad Van 128 | Riski Putri Utami

Nederlandsch Indie tahun 1932, Leerplan sumber dengan sumber yang lain. Voor De Opleidingsscholen Voor Inland- 4. Historiografi sche Ambtenaren 1909. Sedangkan sum- Tahap terakhir adalah historiografi, yaitu ber sejaman yang berasal dari surat kabar melakukan penulisan atas penelitian yang diperoleh dari Soerabaiasch Handelsblad, kita lakukan agar penelitian kita dapat ter- De Locomotief, De Indische Courant, Het catat dan digunakan untuk manfaat dan Nieuws Van Den Dag Voor Nederlansch-In- tujuannya. Pada tahapan inilah peneliti di- die, Sedangkan untuk sumber sekunder tuntut untuk menulis dengan bahasa yang dan tersier berupa penulisan dan penelitian baik, benar dan mudah dipahami. sejenis, seperti penulisan yang dilakukan oleh Heather Sutherland “Terbentuknya HASIL DAN PEMBAHASAN Sebuah Elit Birokrasi”, Usmaedi dalam jurnal yang berjudul “ Sekolah Pendidikan Proses pendidikan barat yang diberikan Pegawai Pribumi Untuk Pangreh Praja OS- kepada priyayi pada kenyataannya telah VIA di 1900-1927, Penelitian Widi berhasil membentuk golongan baru dalam Indah Lestari, dkk “ Kebijakan Pemerin- jajaran pemerintahan pribumi. Para pri- tah Hindia Belanda Mengenai Pendidikan yayi yang mendapat pendidikan di OSVIA Bagi Kaum Bangsawan di Indonesia Tahun melahirkan generasi baru yang disebut 1900-1920) juga menjadi acuan bagi penu- priyayi baru atau priyayi modern. Priyayi lis untuk melakukan kajian penelitian ini. sebelum abad-20 sangat identik dengan darah biru (keturunan keraton) dimana tr- 2. Kritik adisi feodalistik masih kental. Begitu hal- nya dengan pemerintahan tradisional yang Kritik terhadap sumber terdiri dari internal masih mewarisi jabatan secara hierarkis. dan kritik eksternal terhadap otentiksitas, Namun hal tersebut mengalami perubahan asli, turunan, palsu, serta relevan tidaknya seiring dengan bergantinya sistim pemer- suatu sumber. Kritik internal yaitu pengu- intahan tradisional menjadi pemerintahan jian terhadap isi atau kandungan sumber. kolonial. Tujuan kritik adalah untuk menyeleksi Hasil dari pendidikan OSVIA telah data menjadi fakta. Dengan adanya ban- memunculkan berbagai elite modern yang yak data, penulis diwajibkan untuk dapat terdiri dari golongan priyayi terpelajar dari memilah-milah data tersebut mana yang golongan masyarakat pribumi. Melalui paling otentik atau mendekati kebenaran. pendidikan dengan kurikulum barat, para murid OSVIA diberikan pendidikan se- 3. Interpretasi kolah melalui asrama. Akibat dari pendi- Tahap ketiga yang dilakukan adalah dikan tersebut, lulusan dari sekolah OS- menginterpretasi sumber-sumber tersebut, VIA banyak yang bekerja dalam jabatan dalam tahapan ini sumber-sumber yang di- pemerintahan pribumi. OSVIA dipandang peroleh dipahami, dianalisa dan digambar- masyarakat sebagai lembaga pendidikan kan secara luas dan jelas. Sehingga mem- dengan prestis tinggi, karena selain para bentuk sebuah rangkaian cerita antara satu siswanya berasal dari elite pribumi, lulusan Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA): Pendidikan Bagi Calon Pejabat Pribumi di Madiun Tahun 1900-1930 | 129 dari sekolah tersebut kebanyakan bekerja Tahun ke-3, f 4 tiap dalam korps kepegawaian pemerintah Be- f 6 tiap f 2 tiap bulan bulan landa. bulan Disisi lain OSVIA menjadi penunjang Tahun ke-4, f 2.50 tiap f 1.50 tiap f 4 tiap dalam terciptanya mobilitas sosial di ka- bulan bulan langan pribumi. Hal tersebut dikarenakan bulan Tahun ke-5, OSVIA merupakan lembaga pendidikan f 1.50 tiap f 2.5 tiap f 1 tiap bulan yang lulusannya menjabat sebagai jabatan bulan bulan struktural dalam pemerintahan pribumi. Munculnya mobilitas sosial adalah akibat Sumber: Jumlah dana yang dibebankan kepada tidak langsung dari penyelenggaraan pen- siswa sesuai dengan jenjang kelas masing-masing di dalam sekolah OSVIA. Diperoleh dari De Voor- didikan model barat (Indra C. Jaya, 2015: naamste Voor Schriften Betreffende Het Inlandsch 90). Dengan kata lain, jika ingin menjadi Onderwijs 1902. Diakses dari www.delpher.nl pada seorang priyayi yang menjabat sebagai 14 Desember 2016. pangreh praja maka hanya di OSVIA tem- pat yang tepat untuk menempa ilmu. Biaya pendidikan yang dibebankan Bagi kalangan pribumi bergabung ke kepada murid OSVIA tergolong mahal. dalam kepegawaian pemerintahan kolonial Dari penetapan biaya di sekolah terse- Belanda merupakan sebuah kehormatan but, kita dapat mengetahui bahwa sistem yang tak ternilai harganya. Meskipun de- pendidikan yang ada pada jaman kolonial mikian, pendidikan OSVIA juga menim- sangat diatur dengan tertata dan seksama bulkan diskriminasi dalam hal pendidikan. (Indra C. Jaya, 2012: 67). Selain itu calon Diskriminasi muncul dikarenakan OSVIA murid OSVIA juga wajib melampirkan su- lebih memihak kepada golongan pribumi rat rekomendasi dari Inspectur Indlandsch kaya, dengan penghasilan orangtua diatas Onderwijs (Inspektur Pendidikan Pribu- rata-rata yang menjadi prioritas di sekolah mi) yang berkedudukan di masing-masing tersebut. wilayah untuk mendapatkan persetujuan apakah siswa yang bersangkutan berhak Tabel 1. untuk menempuh pendidikan di OSVIA Jumlah Biaya Pendidikan di OSVIA atau tidak (Sarkawai Husain, 2015: 79). Mata pelajaran yang diampu diseko- Biaya Pendidikan Berdasarkan lah OSVIA adalah sebagai berikut: Bahasa Kelahiran Belanda, Bahasa Melayu, Bahasa Daerah, Anak Olahraga, Menyanyi, Budi Pekerti, Seja­ Anak Anak Ketiga dan rah, Ilmu Alam, Ilmu Hitung, Aljabar, Ilmu pertama Kedua berikutnya Arsitektur, Ilmu pertanahan, Ilmu menulis, Tahun ke-1, f 6 tiap Ilmu hukum, Administrasi hukum nega- f 10 tiap f 4 tiap bulan bulan ra, Ilmu anggaran negara dan Ilmu bumi bulan (Leerplan Voor De Opleidingscholen Tahun ke-2, f 5 tiap Voor Inlandsche Ambtenaren,1909: 15). f 8 tiap f 3 tiap bulan bulan bulan Dengan berbagai pelajaran dan keahlian 130 | Riski Putri Utami masing-masing, para siswa OSVIA kelak Raden Patih 4. 1927 menjadi priyayi modern yang tampil di Dirdjoprawiro Ponorogo panggung pemerintahan pribumi. Meski- Raden Patih 5. 1928 pun memperoleh jabatan yang prestis, ke- Koesomobroto Nganjuk beradaan mereka hidup dalam dualisme Raden Patih 6. 1921 pemerintahan. Dikatakan dualisme dikare- Soemowinoto Ngawi Raden Wedana nakan mereka bekerja di bawah kendali 7. - pemerintah kolonial sebagai pangreh pra- Soeriadiningrat Madiun ja, namun juga sebagai abdi masyarakat Sumber: Surat dari Direktur Sekolah Pemerintahan pribumi yang menjadi pengayom serta pe- pada 30 Juni 1929 no.4. Diolah dari Bijlage behoo- layan masyarakat pribumi. rende bij den brief van den Directeur van de Bestu- ursschool No.04, 30 Juni 1929. (Koleksi ANRI). 1. Priyayi Baru dan Kiprahnya di Ma- Perubahan sosial yang menonjol ada- diun lah semakin terbuka lebarnya jalan untuk Proses pendidikan barat telah berhasil menjadi pemerintahan pribumi bagi ka- membentuk golongan baru dalam jajaran langan masyarakat biasa (Robert van Niel, pemerintahan yang mana kelompok mere- 2009: 50). Golongan priyayi baru inilah ka disebut sebagai priyayi baru. Semenjak yang pada masa tersebut banyak mengisi didirikan OSVIA di Madiun pada tahun jabatan-jabatan dalam pemerintahan. Pri- 1900, banyak lulusannya yang menjadi yayi baru yang lahir akibat dari pendidikan tenaga kerja kepegawaian pribumi. Kondi- gaya Barat telah menyebabkan penyebutan si tersebut berbeda dengan masa sebelum- istilah priyayi tidak hanya dimiliki bagi nya, dimana para pejabat pemerintahan mereka yang berasal dari keturunan keraton pribumi hanya berasal dari golongan pri- atau darah biru, akan tetapi bagi siapapun yayi tinggi saja (priyayi keraton). yang bekerja dalam jabatan kepegawaian pribumi juga disebut sebagai priyayi. Tabel 2. Di Madiun, kiprah priyayi baru dalam Daftar Alumni OSVIA Madiun beserta kehidupan masyarakat dibuktikan oleh Ra- Jabatannya Tahun 1920-1930 den Hario Tumenggung Koesnodiningrat, seorang Bupati Madiun. R.H.T Koesnodin- Tahun ingrat memulai jabatan sebagai Bupati Ma- Jabatan Lulus diun pada tahun 1900 hingga 1929. Selama No Nama Pemerin dari memangku jabatan sebagai seorang Bu- tahan OSVIA Madiun pati, R.H.T Koesnodiningrat memberikan Regent jasa yang besar pada masyarakat Madiun. R.M.T 1. (Bupati) 1926 Beberapa upaya yang dilakukan untuk Koesman Madiun mensejahterakan masyarakat Madiun yai- Patih 2. Raden Soejadi 1920 tu diantaranya; Membuka sekolah-sekolah Madiun desa di berbagai wilayah, penghapusan Raden Patih 3. 1920 rodi sebagai kemerdekaan ekonomi rakyat Poerbowinoto Magetan Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA): Pendidikan Bagi Calon Pejabat Pribumi di Madiun Tahun 1900-1930 | 131 pada tahun 1914 serta dihapusnya uang pendidikan di OSVIA. pengganti pajak kepala sebesar satu gulden yang pada masa tersebut sangat membeba- ni petani (Soerabaiasch Handelsblad No. 42/ 1932). Kiprah lain datang dari seorang anggo- ta dewan rakyat di Madiun yaitu menteri R. Oeripan. Beliau dipercaya oleh pemerintah kolonial Belanda untuk menduduki jabatan dalam dewan rakyat tahun 1926. Kiprah yang dilakukan oleh menteri Oeripan ada- lah dengan melakukan perluasan jabatan pemerintahan kolonial melalui ujian pega- Gambar 1: Siswa OSVIA sedang berfoto di depan wai rendah (Soerabaiasch Handelsblad kelas. Sumber: media kitlv No. 39/ 1930). Jadi para siswa yang bukan berasal dari lulusan OSVIA diberikan kes- Berbagai perubahan budaya yang ter- empatan untuk menduduki jabatan pemer- jadi pada priyayi baru nampak dalam be- intahan melalui jalur ujian. Upaya yang berapa hal, seperti gaya bahasa yang sudah dilakukan oleh R. Oeripan tersebut mem- banyak diselipi kata-kata berbahasa Belan- bawa angin segar bagi masyarakat Madiun da hingga sajian makanan yang bergaya karena semakin terbuka lebar kesempatan Eropa. Perubahan gaya hidup para priyayi untuk menduduki jabatan pemerintahan pangreh praja terlihat dari keseharian mer- meski tanpa melalui pendidikan barat. eka. Seperti para siswa OSVIA Madiun Pendidikan Barat yang diterima oleh yang sudah mengenal adanya bioskop dan para priyayi baru menimbulkan berbagai juga tempat hiburan (sociteit) yang ter- pengaruh dalam perubahan gaya hidup dapat di Madiun (Soerabaiasch Handels- keseharian mereka. Konotasi priyayi yang blad No.36/1920). Dari segi pakaian, para lekat dengan budaya keraton dan meme- priyayi juga mendapat pengaruh budaya gang teguh adat istiadat maupun keper- barat. Pakaian priyayi Jawa yang khas den- cayaan Jawa menjadi bias karena hidup gan pakaian keraton (berbusana dodot), dalam dua budaya, yaitu budaya Jawa dan berganti dengan mengenakan kemeja, dasi budaya Eropa. Pendidikan barat menjad- dan juga sepatu. Priyayi baru menggu- ikan para priyayi dipaksa layaknya serang nakan bahasa campuran ketika mereka ber- Eropa. Namun ketika mereka kembali ber- komunikasi, ketika berada di sekolah baha- sama keluarganya, mereka tidak bisa mele- sa yang digunakan adalah Bahasa Belanda paskan budaya Jawa yang melekat dalam dan Indonesia, Namun ketika mereka kem- kehidupan mereka sehari-hari. Satu sisi, bali kerumah dan bercengkerama dengan para priyayi tidak dapat meninggalkan kedua orangtua mereka bahasa yang digu- budaya tradisionalnya, namun disisi lain nakan adalah Bahasa Jawa (krama alus). mereka juga tidak dapat menolak kehad- Pengaruh budaya barat dalam pemer- iran budaya barat yang diajarkan melalui intahan pribumi bukan menjadi hal yang 132 | Riski Putri Utami harus disangsikan. Para priyayi yang ter- lebih dihargai (Anik S., Sri M. Purwaning- gabung dalam pangreh praja hidup dibawah sih, 2013: 452) . sistem kolonial, artinya mereka harus menuruti apa yang menjadi tradisi budaya 2. Penutupan OSVIA Madiun kolonial. Sebagaimana yang terjadi pada Depresi ekonomi pada akhir abad ke-19 seorang bupati Ponorogo R.M.A.A Sam menyebabkan pemerintah kolonial Belan- yang melakukan kunjungan di Kabupaten da terpukul keras. Akibatnya, pemerintah Madiun Pada tahun 1933. Dalam acara pen- kolonial mengalami kerugian besar dikare- yambutan tersebut, digelar acara yang san- nakan perusahaan perkebunan yang dimi- gat meriah. Lengkap jamuan makanan dan likinya banyak yang mengalami bangkrut. minuman yang disajikan khas budaya barat Kondisi ekonomi pemerintah kolonial seperti makan sup atau minum teh bersama Belanda yang mengalami penurunan juga dalam satu meja. Tempat pertemuan ber- turut membawa dampak kepada kas ke­ tempat di Constantia Madiun, yang mana uangan Belanda termasuk dalam anggaran tempat tersebut adalah tempat hiburan elite pendidikan di Hindia Belanda. bagi kalangan bangsawan Eropa di Madiun Upaya perbaikan ekonomi kas keuan- (De Indische Courant, No. 49/1933). gan kolonial Belanda dilakukan dengan mengurangi lembaga pendidikan kolo- nial yang banyak memakan anggaran pe- merintah Belanda. Dalam hal ini, sekolah OSVIA menjadi satu-satunya pendidikan kejuruan yang banyak menerima angga- ran pendidikan dari pemerintah Belanda. Akibat kondisi tersebut, pemerintah kolo- nial Belanda mengurangi anggaran biaya pendidikan untuk sekolah OSVIA yang di- dirikan di berbagai kota seperti Bandung, Gambar 2: Pertemuan Bupati Madiun dengan Pe- merintah kolonial Belanda di Madiun Tahun 1919. , Magelang dan berakhir penu- (media kitlv) tupan. Faktor kemunduran sekolah OSVIA juga dikarenakan keputusan yang dibuat Pelestarian budaya Eropa bagi para pri- oleh Hollands Inlansch Onderwijs Com- yayi dianggap perlu dilakukan demi men- misie (HIOC), merupakan Komisi Sekolah jaga karier - jabatan, martabat sebagai Belanda untuk rakyat pribumi pada tahun bangsa penguasa dan prestasinya dalam 1927 menganjurkan agar jumlah sekolah hidup masyarakat kolonial. Hal ini tam- di Hindia Belanda dikurangi. HIOC ber- pak dalam tata cara bergaul sehari-hari, pendapat bahwa keberadaan sekolah-se- misalnya : gaya berpakaian, cara makan, kolah Barat dapat mengancam eksistensi tempat tinggal, cara menghargai waktu pemerintah kolonial Belanda. Berhubung­ dan memiliki disiplin kerja yang tinggi. an dengan hal tersebut keberadaan seko- Kesemuanya itu tidak terlepas adanya lah-sekolah Belanda yang notabene dapat pengaruh barat, karena kebudayaan barat mengancam pemerintah kolonial mengala- Opleiding School Voor Indlandsche Ambtenaren (OSVIA): Pendidikan Bagi Calon Pejabat Pribumi di Madiun Tahun 1900-1930 | 133 mi kemunduran, tak terkecuali sekolah murah oleh Belanda. Sesuai dengan tujuan OSVIA yang di dalamnya banyak mence- politik etisnya kepada bangsa Indonesia, tak siswa-siswa yang unggul di bidang pengajaran barat memberikan dampak bagi pendidikan (Usmaedi, 2017: 24). golongan priyayi pada khususnya. Akibat- Selanjutnya pengaruh pengajaran barat nya, pendidikan yang dijalankan berorien- yang diterima siswa OSVIA Madiun men- tasi kepada terwujudnya cita-cita prestis jadi bumerang bagi pemerintah kolonial yaitu jabatan pemerintahan pribumi dalam sendiri. Ajaran mengenai paham-paham korps pangreh praja. Dalam praktiknya pri- barat telah berhasil menjadikan siswa OS- yayi-priyayi hasil pendidikan barat tampil VIA Madiun menjadi anti terhadap bentuk sebagai kelompok yang unggul di abad-20. kolonialisme. Pengaruh pendidikan barat Meskipun keberadaan mereka minoritas menurut Colijn disebut sebagai trage- dalam masyarakat pribumi, namun mereka di politik kolonial, karena ia membentuk yang menjadi tonggak perubahan di dalam dan membangun kekuatan-kekuatan yang kehidupan masyarakat. Para priyayi baru dikemudian hari akan melawan pemerintah hasil pendidikan OSVIA memainkan peran kolonial (Husain Haikal, dkk, 2015: 58). vital dalam tatanan birokrasi pemerintahan Perlawanan terhadap pemerintah kolonial pribumi. yang muncul di OSVIA Madiun dilakukan melalui berbagai aksi. Para siswa OSVIA DAFTAR PUSTAKA Madiun pada tahun 1930 melakukan berb- agai aksi diantaranya: 1) Mereka menolak Arsip: untuk menyanyikan lagu “Wilhelmus” un- ANRI. Adviesvan den Raad van Nederlandsch Indie in rergadering van 25 September 1891. tuk kemudian digantikan dengan lagu “In- ANRI. Besluit van Nederlands Indie, No. 42/1914. donesia Raya”, 2) Selama berbulan-bulan ANRI. Bijlage behoorende bij den brief van den para siswa menolak untuk mengerjakan Directeur van de Bestuursschool No.04, 30 Juni ulangan sekolah 3) Berkembangnya pe- 1929. mikiran-pemikiran ekstremis di OSVIA ANRI. Gemeente Madioen Jaarverslag over 1928. Madiun mengenai semangat nasionalisme (Het Niews van Nederlandsch Indie, No. Surat Kabar: 19/1927). Mengetahui bahwa OSVIA Ma- De Indische Courant, No. 49/1927. diun banyak perubahan dan melakukan De Indische Courant, No. 49/ 1933. pembangkangan terhadap pemerintah ko- De Locomotief, No. 26/ 1930. lonial, pada tahun 1930 OSVIA Madiun Het Niews van Nederlandsch Indie, No. 19/1927. resmi ditutup oleh Departemen Pendidikan Soerabaiasch Handelsblad No.36/1920. Hindia Belanda di Madiun. Buku: PENUTUP Anonim. 1980. Sejarah Kabupaten Madiun. Madiun: Pemerintah Daerah Madiun. Pendidikan Belanda yang diberikan kepada ______. Leerplan Voor De Opleidingscholen Voor kaum pribumi telah berhasil menghasilkan Inlandsche Ambtenaren Batavia: tenaga pegawai pemerintahan yang dibayar Landsdrukkerij.1909. 134 | Riski Putri Utami

______. Rapport van de Comissie Ingesteld Bij Het Nurhayu Santosa, dkk., (Leiden: KITLV Gouvernements Besluit van 28 Juli 1914, No. Van Niel, Robert. 1984. Munculnya Elit Modern 42. Nopens de Opleiding van Personeel voor Indonesia.Jakarta: Pustaka Jaya. den Inlandschen Bestuurdienst. 1915. Batavia: N.V Uitgeversmaatschappij. Jurnal: Danasaputro, Djumhur. 1976. Sejarah Pendidikan Pada Masa Kolonial Sampai Anik Susanti, Sri M. Purwaningsih. 2013. “Akulturasi Budaya Belanda Dan Jawa: Kemerdekaan Kemerdekaan. Bandung: CV Ilmu. Kajian Historis pada Kasus Kuliner Sup dan Bistik Husain. Sarkawi. 2015. Sejarah Sekolah Makassar. Jawa Tahun 1900 – 1942” Makassar: Penerbit Ininnawa. Dalam e-jurnal AVATARA Jurusan Pendidikan Kartodirdjo.Sartono. 1987. Perkembangan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Peradaban Priyayi. Yogyakarta: UGM Press. Universitas Negeri Surabaya. Kuntowijoyo, 2000. Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang Budaya. Haikal.Husain “Pendidikan Dan Perubahan di Vorstenlanden”dalam Laporan Penelitian Lombard, Denys. 2008. Nusa Jawa Silang Budaya. Payung Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Yogyakarta, Diakses dari http://staff.uny.ac.id/ Soekiman, Djoko. 2000. Kebudayaan Indis, dan sites/default/files/penelitian/ita-mutiara-dewi- Gaya Hidup Masyarakat Pendukungnya di sip-msi/pendidikan-dan-perubahan-sosial-di- Jawa (Abad XVHI- Medio Abad X). Yogyakarta: vorstenlanden.pdf diakses pada 19 Maret 2016 Bentang Budaya. pukul 09.00 WIB. Surjomihardjo, Abdurrachman. 2008. Kota Usmaedi. 2017. “ Sekolah Pendidikan Pegawai Yogyakarta Tempo Doeloe : Sejarah Sosial Pribumi Untuk Pangreh Praja (OSVIA) Di 1880 – 1930. Jakarta: Komunitas Bambu. Serang-Banten 1900-1927” dalam jurnal Sutarga, Amir. 1987. Politik Etis dan Revolusi Diakronika Universitas Negeri Padang. Kemerdekaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Skripsi: Sutherland, Heather. 1983. Terbentuknya Sebuah Indra Cipta Jaya.Hoogere Burger School (HBS): Elit Birokrasi. Jakarta: Anggota IKAPI. Pendidikan Untuk Kaum Elite di Surabaya Van Anrooij, Francien. 2014 De koloniale staat 1923-1950. Skripsi Universitas Airlangga. (Negara Kolonial) 1854-1942, terj. 2015. VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

“Ora ORI Ora!”: Kebijakan Pemerintah Malang Dalam Polemik Penggunaan Uang di Masa Revolusi

Faishal Hilmy Maulida Mahasiswa Magister Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia Email: [email protected]

ABSTRAK - Periode Revolusi selain berkisah seputar perang juga identik dengan masa transisi, dimana Pemerintahan Republik mulai mengambil peran dalam mengatur berbagai sendi kehidupan masyarakat. Di Malang pada masa ini muncul polemik di kalangan pemerintah mengenai penggunaan Oeang Republik Indonesia (ORI) atau uang Belanda sebagai alat tukar. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai persoalan yang muncul mengenai tarik ulur penggunaan uang sebagai alat tukar, baik dari sudut pandang pemerintah Republik, maupun pemerintah Belanda. Selama masa Revolusi, meskipun mendapat tekanan dari Belanda, Pemerintah Malang tetap bersikap tegas dalam mempertahankan ORI sebagai mata uang. Disimpulkan bahwa sikap dalam memilih ORI sebagai alat tukar merupakan bagian dari perjuangan menjaga kedaulatan Republik, selain melalui perang fisik. Sebagai bentuk perjuangan diplomasi moneter, langkah ini dapat membangkitkan semangat kebangsaan seluruh bangsa, terutama di Malang. KATA KUNCI - Pemerintah, Polemik, ORI, Revolusi, Malang

ABSTRACT - The revolution period was not merely about the successive wars but the transitional period as well. This circumstance was when the Republican Government began to take a role in regulating the lives of the people. In Malang at this time there was a polemic among the government regarding the use of either ORI (Oeang Republik Indonesia/Republic of Indonesia money) or Dutch money as a tool of exchange. This article aims to provide an overview of emerging issues concerning the polemic of money using as a tool of exchange, both the Republic of Indonesian government and the colonial government. The results show during the Revolution era, the local government in Malang keept maintaining the ORI as the legalized currency, despite they received a pressure from the colonial government. To conclude the policy in choosing ORI as a tool of exchange is one of the national struggle to defend the indonesian sovereignty, beside the physical warfare. As a form of monetary diplomacy struggle, this step could inspire the entire nation, particularly in Malang. KEYWORDS - Government, Polemic, ORI, Revolution, Malang

PENDAHULUAN dalam mempertahankan ORI sebagai alat ra ORI Ora merupakan susunan tukar. Kata Ora dengan pengulangan di kata dalam Bahasa Jawa berarti akhir subjek merupakan bentuk penegasan, Bila Tidak ORI (Oeang Republik apabila tidak menggunakan uang ORI, Pe- O 1 merintah Malang menolak dengan tegas. Indonesia) Tidak. Pilihan judul ini mer- upakan interpretasi penulis untuk menun- Era Revolusi sebagai masa transisi, me- jukkan sikap Pemerintah Malang (Kota munculkan dualisme pemerintahan, di satu Praja Malang dan Kabupaten Malang) sisi Pemerintah Republik mulai mengam- bil alih kekuasaan pasca Proklamasi 17 1 Ora merupakan sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti tidak dalam Bahasa Indonesia. Agustus 1945, di sisi lainnya Belanda ma- 136 | Faishal Hilmy Maulida sih berhasrat menguasai kembali wilayah proklamasi 17 Agustus 1945, tidak segera Republik. Dampaknya, memunculkan menyatakan mata uang pendudukan Jepang berbagai persoalan, salah satunya adalah tidak berlaku. Hal ini disebabkan negara penggunaan mata uang. belum memiliki mata uang sebagai peng- Sejak Pemerintah Republik Indone- ganti. Kas pemerintah kosong, pajak-pajak sia pertama kali mengedarkan ORI pada dan bea masuk lainnya sangat berkurang, 30 Oktober 1946, kebijakan ini diikuti di sebaliknya pengeluaran negara makin besar sebagian daerah kekuasaan Republik, ter- (Djojohadikoesoemo 1947, 27). Keadaan masuk Malang. Namun, di satu sisi ma- ekonomi yang tidak stabil pasca perang ini sih ada mata uang lain yang beredar di menjadi landasan Pemerintah Republik un- masyarakat. Mata uang tersebut antara tuk mengeluarkan mata uang resmi, yaitu lain mata uang NICA yang biasa disebut ORI. Tujuan utama diedarkan ORI sebagai dengan uang merah. Pemberlakuan uang bentuk perwujuduan eksistensi keberadaan NICA ini menurut Basundoro (2009, 246 – Pemerintah Republik Indonesia. 247) dimaksudkan untuk mengganti uang Jepang yang nilainya sangat merosot. Mata MALANG PADA MASA REVOLUSI uang lainnya yang beredar adalah uang Perundingan Linggajati antara Pemerin- Jepang, uang Pemerintah Kolonial Hin- tah Republik dengan Pemerintah Belanda dia Belanda, dan uang kertas De Javasche yang ditandatangani pada 12 Maret 1947 Bank (DJB). Beberapa pemerintah daerah salah satunya menyebutkan bahwa Pemer- pada awal 1947 juga mengeluarkan mata intah Belanda mengakui wilayah Repub- uangnya sendiri sebagai alat pembayaran, lik secara de facto meliputi wilayah Jawa, yang disebut ORIDA (Oeang Republik Madura, dan Sumatera. Kedua pemerin- Indonesia Daerah). ORIDA dikeluarkan tahan tersebut akan bekerja sama supaya karena sulitnya mengedarkan ORI. Pereda- terbentuk Negara Indonesia Serikat (NIS) ran berbagai mata uang ini mengakibatkan yang berdaulat dan merdeka atas dasar inflasi yang tak terkendali. prinsip demokrasi dan liberal. Wilayah Selain itu, menurut Parera (2005, 5 – NIS meliputi wilayah Hindia Belanda yak- 6), inflasi juga disebabkan oleh blokade ni daerah Republik, Kalimantan, dan In- Belanda. Belanda melarang adanya akti- donesia Timur. Bila rakyat sebuah daerah vitas ekspor-impor. Belanda melarang ha- setelah berunding dengan daerah-daerah sil bumi atau komoditas barang dagangan lainnya melalui jalan demokratis, menya- Indonesia untuk diekspor, dan melarang takan tidak atau belum masuk ke wilayah impor barang ke Indonesia. Akibatnya ter- NIS, maka bagi daerah ini dapat diadakan jadi penumpukkan barang di dalam negeri hubungan khusus antara NIS dengan Ker- dan muncul kelangkaan barang kebutuhan ajaan Belanda. Kemudian antara Pemerin- yang seharusnya didapat melalui impor. tah Belanda dan Republik berusaha men- Inilah yang menyebabkan inflasi, kare- egakkan NIS dan Uni Indonesia Belanda na ketidakseimbangan uang yang beredar sebelum 1 Januari 1949 (Agung 1991, 39 dengan barang kebutuhan yang tersedia. – 41). Pemerintah Republik Indonesia setelah Ora ORI Ora! Kebijakan Pemerintah Malang Dalam Polemik Penggunaan Uang di Masa Revolusi | 137

Perundingan Linggajati ternya- Juli 1947. Aksi ini dilancarkan di Jawa ta belum menyelesaikan persoalan. Pihak dan Sumatera yang berdasarkan Perjan- Indonesia dan Belanda masing-masing jian Linggajati secara de facto diakui se- memiliki penafsiran tersendiri terhadap bagai wilayah Republik Indonesia. Aksi hasil perundingan tersebut, terutama istilah militer yang dilakukan Belanda itu mulai kerja sama dan federasi. Belanda menafsir- mengenai objek-objek vital di Sumatera kan kerja sama dengan Republik itu berar- dan Jawa. Di Jawa Timur, serangan yang ti kelanjutan kepemimpinan Belanda dan dilancarkan Belanda dari arah Surabaya tanggung jawab sebelum NIS terbentuk. perlahan menuju wilayah Malang. Bala Republik mengartikan bahwa istilah itu tentara Belanda perlahan tapi pasti men- merupakan tanggung jawab bersama dan duduki daerah Lawang dan Singosari di saling konsultasi dalam mendirikan feder- utara Kabupaten Malang. Pada tanggal 31 asi yang akan dibentuk berikutnya. Menge- Juli 1947, Kota Malang berhasil dikuasai nai federasi Belanda mengartikan istilah itu oleh tentara Belanda yang datangnya dari sebagai kedudukan dan suara yang sama di arah utara melalui wilayah Blimbing, Kota antara bagian-bagian NIS, sedangkan Re- Malang. Ketika rombongan serdadu Be- publik menafsirkan istilah federasi berarti landa menuju wilayah Malang dari arah status federasi NIS akan mengakui keung- utara, telah bersiap pasukan Republik yang gulan Republik (Kahin 1995, 269 – 260). dipimpin Hamid Rusdi dengan melakukan Dampak penyelesaian perjanjian penghadangan di jalan raya antara Ma- yang berbelite-belite antara Pemerintah lang˗Singosari dengan cara menumbang- Indonesia dan Kerajaan Belanda ini kemu- kan pohon-pohon besar. Penghadangan itu dian dimanfaatkan Belanda untuk mem- dimaksudkan untuk menghambat laju in- perkuat posisinya di Indonesia. Di bidang vasi tentara Belanda ke arah Kota Kekua- Militer, masa diplomasi antara Republik tan tentara Belanda sulit untuk dibendung. dan Belanda digunakan oleh Inggris dan Tentara Belanda dipimpin Jender- Belanda untuk memperkuat kedudukan al Mayor Baay berhasil menduduki Kota militernya di Indonesia, terutama di ko- Malang sekitar pukul 06.00 sore. Pasukan ta-kota besar dan tempat-tempat strategis pendudukan ini didahului dengan didahu- seperti pelabuhan, tempat-tempat modal lui armada tempur seperti tank berukuran mereka tertanam, dan lain sebagainya (Na- besar dan kecil, kemudian panser, dan pa- sution 1966, 98). Menurut Mashuri (2004, sukan infanteri bersenjata lengkap. (Ko- 49 – 51) dengan cara itu, Belanda sampai dam VIII/Brawijaya 1976, 82; Mashuri bulan Desember 1946 telah mempunyai 2004, 53). Agresi Militer I dilakukan oleh kekuatan militer tiga divisi dan di Sumat- Belanda dengan taktik pendadakan dan era memiliki tiga brigade. penindasan, menyebabkan tentara Repub- Belanda melihat kondisi seperti ini, lik mundur. Rakyat kocar-kacir karena melalui Van Mook menentukan sikap un- tembakan Belanda (Kodam VIII/Brawi- tuk tidak terikat lagi dengan Republik jaya 1976, 135; Mashuri 2004, 53). sejak 20 Juli 1947. Belanda melakukan Berdasarkan Laporan Pendek Ten- aksi militernya pada tengah malam 21 tang Daerah dan Pemerintahan Kabupaten 138 | Faishal Hilmy Maulida yang ditulis R.A.A. Soejadi, 10 Agustus kota. Musuh dapat dipukul mundur. Para 1947 (ANRI, Inventaris Arsip Kemend- kepala jawatan karesidenan kembali me- agri 1945-1949, Nomor Arsip: 137), daer- masuki kota pada 29 Juli 1949. Tetapi pada ah-daerah Kabupaten Malang yang telah tanggal 30 Juli 1947 keadaan menjadi amat diduduki dan dikuasai oleh Belanda ialah berbahaya, kepala-kepala jawatan mening- Kota Malang dengan daerah sekitarnya galkan kota dengan segera. Ternyata masih yaitu Kendalpayak dan Pakisaji, Kota La- ada beberapa orang kepala jawatan yang wang-Singosari dan Batu, serta jalan-jalan masih berada di dalam kota3, antara lain Ar- besar yang menghubungkan tempat-tempat woko (Sekretaris Karesidenan), Soengkari tersebut. (Kepala Keuangan Kantor Karesidenan), Distrik Singosari kehilangan Lawang Soemarsono (Kepala Perekonomian Kt. dan sekitarnya, Kota Singosari, Dau den- Karesidenan), Soeprijo (Sekretaris BPR gan sekitarnya, menyisakan Karangploso Karesidenan). Bupati dan Patih Malang yang berlum diduduki. Distrik Pujon ke- berada di Turen. Sementara pemerintah hilangan Batu dan sekitarnya, yang ma- kota dipimpin Moestedjo, pegawai tinggi sih lengkap yaitu wilayah Pujon, Ngebruk pada Kantor Karesidenan dan Kabupaten dan Kasembon. Distrik Kepanjen kehilan- Malang. Pendudukan ini juga menyebab- gan Pakisaji dan sekitarnya, Ngebruk, dan kan Sang Merah Putih tidak boleh dikibar- Sumberpucung. Daerah Wagir terputus kan, karena diawasi ketat oleh Algemene hubungan dengan Republik dan sering kali Politie (polisi) Belanda dan juga Miitair mendapat serangan dari arah Kota dan Ke- Politie (polisi militer) Belanda. bonagung. Distrik Bululawang kehilangan Berdasarkan Laporan Pendek Tentang Sempalwadak dengan beberapa desa dari Pemerintahan Dalam Kota Malang yang wilayah Tajinan, di Kota Bululawang pun dicatat oleh Soegeng dan Soemarsono, pernah didatangi musuh tapi ditinggalkan pada tanggal 19 Agustus 1947 mulai diada- lagi, yang masih lengkap wilayah Wajak kan jam malam dari pukul 06.00 sore sam- dengan Gondanglegi. Sementara itu Dis- pai pukul 06.00 pagi. Meskipun demikian trik Turen, Pagak, dan Tumpang2 masih situasi keamanan sangat buruk, terutama lengkap seluruhnya. di pinggiran kota. Penggeledahan rumah, Situasi genting tersebut bukannya ti- di jalan besar dan dalam kampung-kam- dak diantisipasi. Residen Malang bersama pung terus dijalankan, menurut pengakuan formasi pegawai berangkat meninggalkan tentara Belanda hal itu dilakukan untuk kota ketika musuh sudah dekat menuju mencari senjata dan pemuda (pejuang). Turen, tempat kedudukan sementara pada Namun, justru semua barang-barang dalam tanggal 22 – 23 Juli 1947. Pergerakan ini rumah yang ditinggalkan oleh penduduk untuk mengantisipasi kedatangan musuh. itu diambili oleh Belanda dan diangkut Sesudahnya residen masih bolak-balik ke dengan truk, aksi terus menerus dilakukan. Sikap Belanda nampak baik ternyata hanya 2 Dengan keputusan DPD Malang tanggal 14 tipu muslihat saja, alat-alat kekuasaannya Agustus 1947 onderdistrict (dibawah yuridiksi) Tumpang ditambah satu kecamatan Kedungkandang dan belum dikuasai musuh. 3 Yang menurut keterangan mereka sendiri tidak sempat lagi keluar kota. Ora ORI Ora! Kebijakan Pemerintah Malang Dalam Polemik Penggunaan Uang di Masa Revolusi | 139 bersikap sewenang-wenang terhadap pen- besar, seperti perkebunan kopi, karet, hing- duduk. Rakyat di dalam kota menerima ga kakao, baik milik Pemerintah Belanda informasi dari luar melalui radio. Siaran maupun swasta asing menanamkan modal radio memang bisa digunakan, tetapi pada di daerah ini. Beberapa di antaranya adalah momen tertentu tidak dapat berfungsi kare- perkebunan Sumber Duren, Sumber Tlo- na aliran listrik terputus (ANRI, Inventaris go, Kali Bakar, Sumber Gesing, Lebakred- Arsip Kemendagri 1945-1949, Nomor Ar- jo, Lungur Dowo, Sumber Kerto, Sumber sip: 137). Djeru, Kali Klepu, Pantjusari, Sumber Tjuleng, Kali Glidik. Selain itu, daerah GELIAT EKONOMI MASYARAKAT Jawa Timur merupakan daerah perkebunan MALANG SELAMA MASA PERANG tebu, bahkan 75 persen produksi gula In- donesia sejak era Hindia Belanda berasal Malang merupakan kota tua, diperkirakan dari wilayah ini. Untuk menampung panen kota ini telah ada sejak 1400-an walaupun tebu, di wilayah Malang telah dibangun tidak ada bukti tertulis yang cukup aku- pabrik gula Kebonagung dan Krebet. Pada rat (Kotapradja Malang 1964, 12; dalam 1947, kedua pabrik ini memiliki lahan Basundoro 2009, 237 – 238). Sejak 1914, yang disewa untuk ditanami tebu seluas Kota Malang menjadi kota otonom dengan 720 hektar (Kementerian Penerangan Re- dijadikannya Kota Malang sebagai ge- publik Indonesia 1953, 427 – 428). meente (kotamadya). Dengan status terse- Setelah berhasil menduduki seba- but, maka Kota Malang telah menjadi kota gian wilayah Malang, Belanda berupaya besar yang mampu memenuhi kebutuhann- menjalin komunikasi dengan pemerintah ya sendiri tanpa tergantung pada pemerin- Republik pada 2 Agustus 1947 dengan tah pusat di Batavia. Bahkan setelah 1945, Wakil Residen Malang, Soejadi. Upaya ini kota ini berangsur berkembang menjadi dilakukan baik dalam rangka mengamank- kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah an aset-asetnya maupun dalam rangka Kota Surabaya. Posisinya di pedalaman normalisasi, terutama mengenai persoalan selatan telah menjadikan kota ini berperan ekonomi. Belanda meminta supaya semua strategis bagi pertumbuhan ekonomi untuk pegawai Republik, juga partikelir masuk wilayah sekitarnya (Basundoro 2009, 238 bekerja lagi seperti biasa. Belanda meng- – 239). harapkan jalannya perekonomian bisa Secara ekonomis, wilayah Malang kembali seperti sedia kala. Menindaklan- merupakan salah satu target Belanda ke- juti seruan itu, pada 4 Agustus 1947, di tika melakukan agresi militernya yang pendopo Kabupaten Malang diadakan per- pertama.4 Banyak perusahaan perkebunan temuan para pegawai Republik dari semua 4 Pada bulan Mei 1947, dalam upayanya untuk kembali kementerian, dipimpin oleh Soejadi untuk berkuasa, Belanda memilih untuk menyerang Republik. menerima penjelasan dari Recomba Jawa Berdasarkan perhitungan ekonomis, biaya pemeliharaan pasukan bersenjata sejumlah kurang lebih 100.000 Timur, Dr. F.W.T. Hunger. Laporan menge- pasukan di Jawa, yang sebagian tidak aktif merupakan nai pertemuan itu ditulis segera, kemudian pemborosan. Apabila mereka ingin mempertahankan pasukan ini, maka Belanda memerlukan komoditi dari langsung dikirimkan kepada P.T. Guber- Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya minyak dan karet. Lihat Mashuri, Daerah Malang Selatan Pada Masa Perang Kemerdekaan 1947 – 1949, hlm. 59. 140 | Faishal Hilmy Maulida nur Jawa Timur untuk diteruskan ke Pe- hari masuk kota dengan membawa kebutu- merintah Pusat. Belanda memberlakukan han sehari-hari. Persediaan bahan makanan Militair Bestuur (pemerintahan militer) di terutama beras dan garam menjadi kebu- wilayah Kota Malang, dengan memakai tuhan utama yang memerlukan perhatian penghubung pegawai-pegawai recomba tersendiri. Guna mengerahkan usaha-usaha (ANRI, Inventaris Arsip Kemendagri 1945 keperluan ini, maka pemerintah kareside- – 1949, Nomor Arsip: 137). nan merencanakan pengorganisasian pasar Meskipun dalam kondisi diduduki untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok oleh Pemerintahan Militer Belanda namun masyarakat (ANRI, Inventaris Arsip Ke- situasi dalam kota dilaporkan tetap kon- mendagri 1945-1949, Nomor Arsip: 137). dusif. Hal itu dibuktikan dengan keadaan pasar yang sudah dibuka kembali pada 10 TARIK ULUR PENGGUNAAN ORI Agustus 1947, dari jam 7.00 pagi sampai SEBAGAI ALAT TUKAR jam 13.00 siang, situasi di pasar berangsur Setelah Republik memproklamirkan ke- normal, terlihat dari hilir mudik para ped- merdekaan pada 17 Agustus 1945, muncul agang dari desa di luar kota untuk masuk desakan agar Republik segera memiliki ke Kota Malang dengan mudah. Situasi mata uang sendiri. Desakan muncul teru- seperti ini yang memang dikehendaki oleh tama dari para buruh percetakan di Suraba- Belanda. Namun yang membedakan dari ya yang menguasai percetakan G. Kolff & hari biasanya, harga barang-barang di pas- Co.. Rencana penerbitan ORI mulai dibic- ar melambung tinggi, kecuali beras yang arakan secara intensif di kalangan Kemen- jumlahnya melimpah, harganya R 1,30 per terian Keuangan pada bulan Oktober 1945. kati, begitu juga harga ketela rambat yang Menteri Keuangan A.A. Maramis pada 24 jumlahnya juga teramat banyak, sementara Oktober 1945, menginstruksikan kepada harga kelapa R 10,- per butir, harga telur R sebuah tim dari Serikat Buruh Percetakan 2,- perbutir, harga daging sapi R 25,- per G. Kolff & Co untuk melakukan peninjauan Kilogram, gula putih dihargai R 2,- hing- ke beberapa daerah guna menentukan tem- ga R 2,50 per kati, dan harga Kopi R 25,- pat pencetakan uang. Tim menyampaikan untuk 1 kati (ANRI, Inventaris Arsip Ke- pandangannya bahwa ada dua tempat yang mendagri 1945-1949, Nomor Arsip: 137). cukup memadai dan memenuhi syarat bagi Suasana pasar di Kota Malang yang pencetakan mata uang yaitu Percetakan G. telah dibuka kembali nampak kondusif, Kolff yang waktu itu dikuasai oleh seri- itu tergambar dari jual beli kebutuhan se- kat buruhnya dan Percetakan Nederlands hari-hari yang amat ramai. Pasar Tjelaket Indische Metalwaren en Emballage Fab- dan pasar-pasar liar di tepi kota terlihat rieken (NIMEF) di Kendalpayak, Malang, ramai setiap hari. Toko-toko dan warung Jawa Timur. Dari hasil peninjauan Perce- memang masih tutup, namun telah diper- takan G. Kolff dirasa kurang baik sehingga intahkan oleh pemerintah kota supaya perlu meninjau beberapa percetakan lain di toko-toko dan warung segera dibuka lagi Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta (Iskan- untuk segera melayani kebutuhan mas- dar 2004, 48 – 49). yarakat umum. Wlijo-wlijo dari luar tiap Ora ORI Ora! Kebijakan Pemerintah Malang Dalam Polemik Penggunaan Uang di Masa Revolusi | 141

Menteri Keuangan A.A. Maramis untuk menghalangi peredarannya, pihak membentuk Panitia Penyelenggara Pence- Belanda-NICA mengacaukan perekonomi- takan Oeang RI yang tertuang dalam Surat an dengan cara memalsukan ORI. Kemu- Keputusan No. 3/ RD tanggal 7 November dian memasukkan dan mengedarkan uang 1945. Kemudian dibentuk pula panitia un- NICA (uang merah) ke wilayah RI. Be- tuk mempertimbangkan cara menerima, landa memperhitungkan bahwa ORI tidak menyimpan, dan mengedarkan uang baru akan disambut masyarakat. Perhitungan yang dipimpin oleh Enang Koesnadi dari Belanda salah, ORI mendapat sambutan Kas Negeri Jakarta. Dalam proses pem- di luar perhitungan mereka. Dukungan buatan uang itu banyak kendala ditemui, terhadap ORI tidak saja datang di wilayah seperti kesulitan dalam memperoleh bah- yang masih dikuasai RI, melainkan juga di an berupa kertas, tinta, bahan kimia untuk kalangan masyarakat pribumi di wilayah fotografi dan sinkografi, pelat seng untuk pendudukan (Iskandar 2004, 54). klise, maupun alat-alat seperti mesin aduk Sebagai daerah yang sebagian untuk membuat tinta. Berkat bantuan su- wilayahnya diduduki Belanda, Pemerin- karela dari karyawan beberapa perusahaan tah Malang baik Pemerintah Kota praja asing di Jakarta yang belum dikuasai Se- maupun Kabupaten Malang sangat berha- kutu, bahan-bahan dan alat-alat itu berhasil ti-hati dalam mengambil sikap berkaitan didapatkan (Oey Beng To 1991, 49). penggunaan mata uang di wilayahnya. Setelah melalui berbagai proses pan- Beberapa kali perundingan dilakukan un- jang, ORI dapat beredar dengan dasar Su- tuk mengambil sikap terhadap peredaran rat Keputusan Menteri Keuangan RI No. mata uang. Pada 4 Agustus 1947, dilaku- Ss/1/35 tanggal 29 Oktober 1946 tentang kan pertemuan antara pemerintah sipil dan berlakunya secara sah ORI tanggal 30 Ok- pegawai-pegawai Republik Indonesia di tober 1946 mulai pukul 00.00 serta ditar- Malang dengan pihak Belanda. Bertem- iknya uang Hindia Belanda dan uang Je- pat di Kabupaten, hadir 150 orang pega- pang dari peredaran (Oey Beng To 1991, wai, perundingan dimulai pukul 15.00. 81). Pada awal peredarannya, pemerintah Dari pihak Indonesia, dihadiri P.T. Wakil RI memberikan penduduk masing-masing Residen Soejadi, Arwoko (Kantor Kares- satu Rupiah untuk mengganti sisa uang idenan), Soeprio (Kantor Karesidenan), Jepang yang masih dimiliki. Selanjutnya Amidarmo (Kantor Pemerintahan Kota), juga diatur mengenai mekanisme pemba- Slamet (Kantor Kabupaten Malang), Mo- yaran segala macam utang-piutang yang eljono (Kantor Gubernur bagian Penilik belum lunas sebelum waktu berlakunya Kepolisian), Tumbelaka (Kepala Kese- ORI melalui UU No. 18 Tahun 1946. hatan Jawa Timur), Kemudian dari pihak Meskipun telah beredar, karena sara- Belanda dihadiri oleh Dr. F.W.T. Hunger na dan prasarana kurang memadai serta (Recomba Jawa Timur), Kolonel G.J. van kurangnya tenaga terampil di bidang mon- der Meulen (Comm. Tent. Pendoedoekan), eter-perbankan, membuat peredaran ORI Van Wilgenburg (Recomba Karesidenan mengalami kesulitan. Selain faktor itu, Malang), Mr. L.K. Hubenet (A.R. Malang), juga ada upaya dari pihak Belanda-NICA (Ass. Res. Wk Recomba Malang), Mr. D. 142 | Faishal Hilmy Maulida

Hoen (Controleur Lawang). Malang, Soejadi mengadakan perundingan Dr. Hunger memberikan keterangan dengan para kepala jawatan dari semua ke- berkaitan dengan persoalan uang, terjadi menterian untuk menetapkan sikap. Rapat banyak perubahan-perubahan yang besar. itu menghasilkan beberapa poin, antara Ia mengatakan pemerintah sekarang tidak lain, pertama mempertahankan Pemerin- dapat memutuskan bahwa ORI tidak ber- tah Republik dan melindungi rakyat dalam laku sepenuhnya, tetapi uang ORI tidak kota terhadap Militair Bestuur Belanda. berlaku bagi Pemerintah Belanda. Misal- Kedua menolak tawaran Belanda untuk kan untuk membeli barang-barang nigeo menerima voorschot gaji dengan uang Be- dan perangko harus dengan uang Belanda. landa dan menolak juga tawaran Belanda Perhubungan dengan kantor-kantor pemer- untuk inpassing BBL 1938. Ketiga mem- intahan juga dengan uang Belanda. Tetapi pertahankan uang ORI, supaya tetap bere- di luar hal ini, diserahkan kembali kepada dar seperti biasa, demikian juga untuk pem- masyarakat untuk menerima atau menolak bayaran pajak, cukai, dan lain sebagainya. ORI. Jadi, di desa tetap berlaku seperti bi- Keempat, tetap berkibarnya bendera kita asa. Misalnya di Bali, orang-orang masih Sang Merah Putih. Poin ketiga dan keem- memakai uang kepeng, tetapi jika men- pat ditolak oleh Belanda, mengacu pada yangkut urusan dengan pemerintah harus perundingan dua hari sebelumnya. menggunakan uang Belanda. Pemerintah Republik tetap bersikeras “Dengan ini memang saya akui, bah- mempertahankan ORI sebagai alat tukar, wa uang ORI lama-lama kurang laku, meskipun menerima penolakan dari Pe- lama-kelamaan hanya akan dipakai merintah Militer Belanda. Selain itu ada oleh orang biasa saja, tidak diterima beberapa kendala mengenai peredaran dalam perdagangan internasional dan ORI, salah satunya persediaan uang ORI pembayaran pemerintah. Walaupun yang ada di tangan Pemerintah Republik begini ini adalah putusan dari pemer- di Malang hanya cukup menyokong hid- intah. Uang ORI banyak yang palsu. Pers sekarang ada di Djokja, tiap-tiap up pegawai sampai akhir bulan September hari dapat dicetak bermilyun-milyun, 1947. Sebagai solusi, Pemerintah Republik jadi belum tentu berapa milyard yang berusaha untuk mengumpulkan uang dan dikeluarkan sehingga tidak dapat memasukkan uang ORI dari luar ke daer- diberi harga. Hal ini tidak bisa diter- ah pendudukan untuk menyokong kebutu- ima oleh pemerintah Belanda den- han itu dan mencegah jangan sampai ada gan memakai goundekking Javasche pegawai-pegawai yang terpaksa menerima Bank.” ujar Hunger.5 uang Belanda (ANRI, Inventaris Arsip Ke- mendagri 1945 – 1949, Nomor Arsip: 137). Menindaklanjuti perundingan, pada Pada tanggal 8 Agustus 1947 diada- tanggal 6 Agustus 1947, Wakil Residen kan pertemuan kembali yang dipimpin oleh Soejadi dan dihadiri juga oleh pi- 5 Keterangan Dr. Hunger dalam pertemuan antara hak Belanda dan Tionghoa. Pertemuan pemerintah sipil dan pegawai-pegawai Republik Indonesia di Malang dengan pihak Belanda. Lihat ANRI, itu bermaksud merundingkan permintaan Inventaris Arsip Kementerian Dalam Negeri 1945-1949, Belanda untuk menetapkan kurs ORI dan Nomor 137. Ora ORI Ora! Kebijakan Pemerintah Malang Dalam Polemik Penggunaan Uang di Masa Revolusi | 143 uang Belanda. Namun pertemuan itu tidak beroperasi, harga-harga barang kebutuhan menghasilkan apapun, karena Pemerintah pokok sebagian masih melambung tinggi, Republik telah menyatakan sikap untuk ini diperparah dengan tidak pastinya alat tidak mengakui uang Belanda, sehingga tukar yang digunakan untuk proses jual kurs tidak bisa ditetapkan. Maka apabila beli, apakah menggunakan ORI atau uang Belanda memaksakan kehendaknya un- Belanda. tuk mengedarkan uangnya kepada rakyat, Pemerintah Republik di Malang pada keputusan akan diserahkan kepada rakyat awalnya sangat berhati-hati menyikapi sendiri, apakah akan menerima atau me- persoalan ekonomi, termasuk penggunaan nolak uang Belanda. Berdasarkan laporan uang. Dalam beberapa kali kesempatan Soegeng dan Soemarsono (Pegawai Kan- berunding dengan Belanda, ORI tetap di- tor Karesidenan Malang), sewaktu mere- tolak untuk digunakan sebagai alat tukar ka meninggalkan kota Malang, tanggal 16 oleh Pemerintah Militer Belanda dengan Agustus 1947 uang Belanda sudah beredar berbagai alasan. Setelah dilakukan pe- di masyarakat. Namun masyarakat Malang rundingan internal, Pemerintah Republik terutama pedagang tidak suka menerima di Malang tetap menegaskan bahwa ORI uang Belanda, tetapi ada yang terpaksa tetap digunakan, termasuk untuk mengga- menerimanya, karena ditaukut-takuti. Oleh ji pegawai, dan sebagai alat tukar jual beli para pedagang Tionghoa kursnya ditetap- di pasar, meskipun ditolak oleh Belanda. kan 10 (ORI) : 1 Uang belanda (ANRI, Bahkan dalam kesempatan berunding den- Inventaris Arsip Kemendagri 1945 – 1949, gan Belanda untuk menentukan kurs ORI Nomor Arsip: 137). dan uang Belanda, Pemerintah Malang dengan tegas menolak sikap Belanda. PENUTUP Sikap tegas Pemerintah Republik In- donesia di Malang dalam mempertahankan Selama masa Revolusi, terutama setelah ORI sebagai alat tukar merupakan bagian Belanda berhasil menduduki Kota Malang dari perjuangan menegakkan kedaulatan melalui Agresi Militer I pada 1947, suasa- Republik. Persoalan uang tidak hanya di- na di Malang bergejolak. Pegawai-pegawai pandang sebagai alat pembayaran sema- Republik mengungsi ke Turen, Kabupaten ta, tetapi juga sebagai alat ukur integritas Malang. Sebagian rakyat mengungsi, seba- dan kredibilitas suatu negara. Peristiwa di gian lagi masih bertahan meskipun diber- Malang menunjukkan bahwa perjuangan lakukan Pemerintahan Militer oleh Belan- mempertahankan kemerdekaan itu tidak da. Situasi dalam kota yang tidak kondusif sebatas usaha kelompok bersenjata dan tentu saja berpengaruh terhadap roda per- kaum politisi sipil yang diorganisir pemer- ekonomian. Beberapa kali perundingan intah pusat. Ada usaha dari Pemerintah dilakukan antara Pemerintah Republik In- Republik di daerah dalam memutuskan donesia di Malang dengan Belanda, mau- menggunakan ORI/ORIDA sebagai mata pun antar kepala jawatan di Pemerintahan uang yang secara otomatis merupakan ba- Republik untuk melakukan normalisasi gian dari usaha mempertahankan kedaula- keadaan. Meskipun pasar telah kembali tan negara. 144 | Faishal Hilmy Maulida

DAFTAR PUSTAKA Kotapradja Malang. 1964. Kotapradja Malang 50 Tahun. Malang: Kotapradja. Arsip Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Laporan Pendek Tentang Daerah dan Pemerintahan Kabupaten, R.A.A. Soejadi, 10 Agustus 1947, Nasution, A. H. 1966. Sejarah Perdjuangan Nasional Di Bidang Bersendjata. Djakarta: ANRI, Inventaris Arsip Kementerian Dalam Firma Mega Bookstore. Negeri 1945 – 1949, Nomor 137. Oey Beng To. 1991. Sejarah Kebijakan Moneter Laporan Pendek tentang Pemerintahan Dalam Kota Indonesia. Jilid I (1945 – 1958). Jakarta: Malang, Soegeng dan Soemarsono, 19 Agustus Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. 1947, ANRI, Inventaris Arsip Kementerian Dalam Negeri 1945 – 1949, Nomor 137. Parera, J.D (Ed.). 2005. Sejarah Bank Indonesia Periode I: 1945 – 1959; Bank Indonesia Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Buku Jakarta: Bank Indonesia. Agung, Ida Anak Agung Gde. 1991. Renville. Sejarah Militer Kodam VIII/Brawijaya. 1968. Sam Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Karya Bhirawa Anoraga. Malang: Sendam Basundoro, Purnawan. 2009. Dua Kota Tiga Zaman VIII/Brawijaya. Surabaya dan Malang, Sejak Kolonial sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: Ombak. Artikel, Majalah dan Jurnal Djojohadikoesoemo, Soemitro. 1947. Beberapa Kodam VIII/Brawijaya, Lembaga Sejarah Majalah Soal Keoeangan. Djakarta: TP. Berkala, Dinas Sejarah Kodam VII Brawijaya, Kahin, George Mc. Turnan. 1995. Nasionalisme dan (Agustus 1976). Revolusi di Indonesia. Jakarta: Sebelas Maret Mashuri, “Daerah Malang Selatan Pada Masa University Press dan Pustaka Sinar Harapan. Perang Kemerdekaan 1947 – 1949”, Tesis, (Universitas Indonesia, Depok, 2004). Kementerian Penerangan Republik Indonesia. 1953. Propinsi Djawa Timur. Djakarta: Kementerian Mohammad Iskandar, “Oeang Republik”, Jurnal Penerangan Republik Indonesia. Sejarah, Vol. 6, No. 1, (Agustus 2004). VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda

Achmad Sunjayadi Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Email: [email protected]

ABSTRAK - Salah satu aspek penting dalam kegiatan turisme di Hindia Belanda adalah akomodasi. Ada berbagai pihak yang terlibat dalam perkembangan akomodasi di Hindia Belanda. Artikel ini menitikberatkan pada peran para pelayan pribumi dan akomodasi turisme di Hindia Belanda dari abad ke-19 sampai abad ke-20. Sumber yang digunakan adalah buku-buku, foto, kartu pos, majalah, surat kabar, buku panduan turisme dan juga catatan perjalanan sezaman. Dengan menggunakan metode sejarah, pendekatan budaya dan sosiologi, dapat dilacak proses pergeseran yang terjadi dalam sejarah akomodasi di Hindia Belanda. Hasilnya memperlihatkan bahwa peran pelayan pribumi sangat penting dalam mendukung turisme di Hindia Belanda. Perubahan dan pergeseran ini termasuk penggunaan istilah dari lingkungan rumah tangga kolonial ke ranah publik, seperti jongos, babu, kebon, kokki yang awalnya dikenal dalam rumah tangga kolonial (orang Eropa atau Belanda). Istilah-istilah ini kelak dikenal dan digunakan dalam akomodasi di Hindia Belanda. KATA KUNCI - Akomodasi, Hindia Belanda, pelayan pribumi, turisme kolonial

ABSTRACT - One important aspect of tourism activities in the Netherlands Indies is accommodation. There were parties that involved in the development of the accommodation in the Netherlands-Indies. This article will be focused on the role of native servants in the tourism accommodation in the Netherlands-Indies from the 19th century until the 20th century. The sources are used from books, photographs, postcards, magazines, newspapers, the guidebooks of tourism as well as various travelogues from that time. By using the historical method, the cultural and sociological approach can be traced the process of shifting that took place in the history of accommodation in the Netherlands-Indies. The result shows that the role of native servants is crucial to supporting tourism in the Netherlands-Indies. The changes and shifting include the use of the terms that are from colonial domestics (households) to public spheres, such as djongos, baboe, kebon, kokkie which were originally known in the colonial (European or Dutch) households. These terms became later known and used also in the accommodation in the Netherlands-Indies. KEYWORDS - Accommodation, colonial tourism, native servants, the Netherlands-Indies

PENDAHULUAN alam turisme modern, akomodasi Pilihan tersebut tergantung pada anggaran merupakan salah satu faktor yang yang dimiliki oleh setiap turis. Bagi turis Dpenting. Para turis yang biasanya berkantong tebal tentu tidak akan kesulitan menginginkan kenyamanan tentu mem- mendapatkan fasilitas yang baik. Hal ini butuhkan akomodasi yang baik. Terlepas berlaku juga pada masa kolonial. dari kualitas akomodasi yang bagus atau Kebutuhan akomodasi ini ada di an- buruk, para turis tetap membutuhkannya. tara kebutuhan lainnya yang tercatat da- 146 | Achmad Sunjayadi lam buku Handbook of the Netherlands tidak menyinggung keterkaitan para pe- East-Indies terbitan tahun 1930. Dalam layan rumah tangga kolonial tersebut den- buku tersebut dijelaskan: gan akomodasi turisme kolonial. Namun, Essentially there are four things, kajian-kajian tersebut membantu menga- which a tourist may ask of any coun- rahkan pada sumber-sumber yang dapat try that he plans to visit; what is the digunakan dalam artikel ini. Sementara itu climate and sanitation like; what are kajian Farid dan Fauzi (2017) yang mem- the transportation facilities; what bahas wong cilik dari periode kolonial sort of hotels are there; what is worth hingga Reformasi 1998 lebih menekankan going to see? (Handbook 1930: 423). peran mereka dalam sejarah politik. Secara Sebagai bagian dari pelayanan untuk khusus dalam kajian tersebut tidak meny- para turis, sarana akomodasi nyaman dan inggung peran pelayan pribumi. dilengkapi dengan berbagai fasilitas serta Artikel ini menitikberatkan pada per- pelayanan yang prima menjadi andalan. an pelayan pribumi dalam akomodasi tur- Ujung tombak dari pelayanan tersebut ada- isme di Hindia Belanda periode abad ke- lah para pegawai dan pelayan hotel. Pada 19 hingga abad ke-20. Pertanyaan yang masa kolonial peran para pegawai dan pe- diajukan adalah bagaimana perkembangan layan, khususnya dari kalangan pribumi peran pelayan pribumi dalam akomodasi yang bertugas di hotel atau sarana akomo- turisme di Hindia Belanda? Untuk mem- dasi lainnya tidaklah kecil. Mereka menja- bantu mendapatkan jawaban pertanyaan di ujung tombak yang bertugas melayani tersebut digunakan berbagai sumber baik para tamu. Namun, peran mereka belum sumber visual atau tulis, antara lain foto, banyak dibahas atau bahkan tidak pernah kartu pos, iklan, buku-buku, majalah, surat dibahas sama sekali. kabar, buku panduan turisme serta berb- Secara khusus belum ada kajian yang agai buku catatan perjalanan sezaman. membahas peran pelayan pribumi dalam Metode yang digunakan adalah metode akomodasi turisme di Hindia Belanda. Ka- sejarah dan pendekatan budaya serta sosi- jian yang pernah membahas pelayan pribu- ologi. Dengan metode tersebut ditelusuri mi adalah kajian Locher-Scholten (2000). perkembangan peran pelayan pribumi da- Kajian ini menitikberatkan pada kajian lam akomodasi turisme di Hindia Belanda. gender yang membahas pelayan pribumi Salah satu perkembangan tersebut adalah perempuan. Demikian pula Gouda (1995) pergeseran istilah pekerjaan yaitu istilah yang juga membahas pelayan pribumi per- dari ranah rumah tangga (domestik) ko- empuan dari perspektif yang sama. Kajian lonial keluarga Eropa (Belanda) ke ranah lain adalah dari Baay (2008) membahas umum. Dengan kata lain dari internal ke para pembantu rumah tangga pribumi. Ber- eksternal. Istilah-istilah tersebut adalah beda dengan Locher-Scholten dan Gouda, baboe, djongos, cuci, mandoer. Istilah-is- Baay tidak hanya membahas pembantu tilah itu pada awalnya digunakan dan dike- rumah tangga pribumi perempuan tetapi nal dalam rumah tangga kolonial keluarga. juga membahas pembantu rumah tangga Kelak istilah itu dikenal dalam akomodasi pribumi laki-laki. Kajian-kajian tersebut (perhotelan) di Hindia Belanda. Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda | 147

JEJAK DAN PERAN PARA PELAYAN dang dan kapal-kapal mereka, pembantu PRIBUMI DALAM RUMAH TANGGA rumah tangga serta dijadikan simbol un- KOLONIAL DI HINDIA BELANDA tuk menaikkan status. Di pihak lain, orang pribumi menggunakan budak untuk men- Jejak para pelayan pribumi dalam rumah gatasi keterbatasan tenaga kerja dalam pro- tangga kolonial di Hindia Belanda dapat duk-produk pertanian, hutan dan laut. Di ditelusuri ke belakang hingga masa Vereni- beberapa wilayah lain di Nusantara, para gde Oost Indische Compagnie (VOC) pada budak mempunyai fungsi seremonial dan abad ke-17 yang ketika itu masih disebut pertunjukan atau bahkan digunakan untuk Hindia Timur. Dari sudut pandang seja- kepentingan militer dengan kesetiaan ter- rah, fenomena pelayan pribumi ini sulit tentu atau untuk produksi domestik dan untuk dilacak karena profesi ini memiliki pertahanan hidup (Thosibo 2002: 11-13). karakteristik tersendiri, khususnya ber- Pada periode tersebut sebagian besar kaitan dengan sumber yang dapat digu- para budak di Hindia dimiliki oleh orang nakan. Dalam sejarah masyarakat Indo- Eropa. Para budak tersebut menjadi pengi- nesia, mengutip karya Dwiyanto (1999) ring untuk memamerkan kekayaan mereka. Pekerja Rumah Tangga dalam Analogi Dalam iklan penjualan budak dapat diketa- Sejarah, disebutkan istilah budak, abdi, hui bahwa mereka mengisi posisi personel batur, ngèngèr yang ke semuanya bekerja rumah tangga secara khusus, seperti juru di wilayah domestik (ILO 2004: 9). Perbe- masak, juru lampu, pelayan, pembantu ru- daannya hanya pada latar belakang historis mah tangga, penjahit, pesuruh, penyetrika dan budaya. pakaian, pembuat sambal, pembuat roti, Pada masa VOC digunakan istilah pembuat the, dan kusir (Blackburn 2011: slaven (para budak) baik yang bekerja 30-31). untuk VOC maupun pihak partikelir atau Konsep perbudakan di Asia Tenggara swasta.1 Namun, dalam penggunaan istilah juga dapat dikaitkan dengan budaya setem- slaven (budak) ini perlu diperhatikan kon- pat. Dari sudut pandang linguistik dengan teks budaya setempat. Heather Sutherland mengutip pendapat Diller (1979), Blust dalam penelitiannya “Slavery and the Slave (1978), Uhlenbeck (1978), ketika berbic- Trade in ” (1983) mengenai ara, orang Asia Tenggara menempatkan perbudakan dan perdagangan budak di Su- diri dalam suatu hubungan yang bersifat lawesi Selatan dalam hubungannya dengan vertikal. Hal ini dikaitkan dengan susunan kegiatan orang Belanda hingga abad ke-19 masyarakat secara hierarkis, seperti berada mengemukakan bahwa dalam masyarakat, dalam keluarga sehingga kenyamanan dan jumlah para budak tersebut berskala kecil keakraban dapat dicapai jika seseorang dan bersifat domestik. Menurut Sutherland, menyebut lawan bicara sebagai saudara la- orang Belanda menggunakan para budak ki-laki atau perempuan lebih tua atau muda sebagai tenaga kerja dalam gudang-gu- sebagai ayah, kakek, paman, majikan atau 1 Untuk pembahasan tentang para budak, khususnya tuan. Misalnya kata ganti orang pertama di Ommelanden, lihat bagian “Slavery and Labour” dari disertasi Bondan Kanumoyoso, “Beyond the City Wall: yang umum digunakan dalam setiap ba- Society and Economic Development in the Ommelanden hasa menyebut budak (anak) atau hamba of Batavia 1684-1740”. Universiteit Leiden, 2011. 148 | Achmad Sunjayadi sahaya, yaitu saya dalam bahasa Melayu, kekayaan, banyaknya jumlah pembantu kula atau kawula dalam Bahasa Jawa (Reid yang dipekerjakan oleh elit pribumi. Da- 2004:245 – 246). lam lapisan sosial masyarakat, misalnya di Para budak menjadi bagian besar pen- Jawa, hubungan antara majikan dan pem- duduk dari wilayah VOC di Batavia pada bantunya bersifat hierarkis. Ikatan terse- abad ke-17. Banyak budak pria yang men- but dapat berupa ikatan patron-client yang jadi budak yang bekerja di rumah. Ada mengandung unsur jarak, kekuasaan, dan pula yang bekerja sebagai pembantu atau rasa takut tetapi hubungan tersebut secara musisi. Selain itu VOC juga membeli para emosional dapat hangat dan bersifat kekel- budak yang dimanfaatkan untuk menggali uargaan (Scholten 2000: 88). kanal, mendirikan bangunan. Para budak Kita mengenal istilah abdi dalem, khu- dapat dimerdekakan oleh pemiliknya, atau susnya dalam lingkungan kerajaan-kera- dapat membeli kemerdekaannya sendiri jaan di Jawa. Dalam lingkungan tersebut (Taylor 1988:35). berkembang konsep kehidupan transeden- Namun, oleh VOC tidak semua orang tal dalam hubungan antara raja dan rakyat- pribumi diperkenankan menjadi budak. nya. Raja, bagi rakyatnya adalah sosok VOC melarang orang Jawa memasuki suci, luhur, dan dekat dengan Tuhan atau wilayah benteng dan menjadikan mereka dapat dikatakan sebagai wakil Tuhan. Ada sebagai budak (Taylor 1988:36). Alasan kalangan rakyat yang yakin bahwa dekat pelarangan VOC karena orang Jawa adalah dengan raja akan memberikan keberkahan muslim. Di Batavia perdagangan budak di dan keberuntungan bahkan keselamatan Batavia sudah menjadi semacam lembaga. bagi dirinya. Oleh karena itu menjadi Budak-budak yang dibeli tersebut dipeker- abdi adalah anugerah yang besar. Sehing- jakan di dalam rumah di Batavia dengan ga mereka rela mengabdikan dirinya un- alasan memudahkan mereka untuk penga- tuk melakukan kegiatan atau pekerjaan di wasan (Taylor 1988:98). lingkungan kerajaan tanpa mendapatkan Dalam Regeringsreglement 1818 imbalan materi. Pengabdian mereka se- (Staatsblad 1818 No. 18, Pasal 113, 234) mata-mata untuk ketenteraman karena ter- terdapat larangan perdagangan budak in- penuhinya kebutuhan psikologis mereka, ternasional untuk rumah tangga di Hin- khususnya ketenteraman, pengamanan dan dia Belanda. Dengan kata lain ada laran- pengayoman dari raja. Pada masa ini telah gan mengimpor budak untuk dijual pada ada pembagian kerja sesuai dengan peran rumah tangga-rumah tangga di Hindia dan tugas yang harus dilakukan oleh para Belanda. Mulai 1 Januari 1860 perbuda- abdi tersebut. Salah satu pekerjaan yang kan di seluruh Hindia dihapuskan (Taylor dilakukan adalah mengasuh anak raja dan 1988:98 – 158 ). priyayi. Mereka yang melakukan pekerjaan Berkaitan dengan peran pembantu ru- tersebut disebut rewang (pembantu, teman) mah tangga di Jawa dan wilayah lain di atau emban atau embok emban (ILO 2004: Nusantara rupanya sudah memiliki tradisi 10). Sistem ‘pengabdian’ ini yang kelak yang lama. Hal tersebut muncul dalam juga diterapkan ketika sang majikan adalah berbagai bentuk, tergantung pada status, orang kulit putih (Belanda). Sistem ini pula Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda | 149 yang dimanfaatkan oleh orang Belanda. gatur rumah tangga di Hindia, bagaimana Seiring dengan tumbuhnya kota-kota bergaul dengan para personel rumah tang- di Hindia, terutama di Jawa, banyak orang ga di Hindia. pribumi dari desa pindah ke kota men- Pada setiap rumah tangga di Hindia cari pekerjaan, terutama kalangan petani setidaknya memiliki dua atau tiga pers- yang tidak lagi memiliki tanah (Wertheim onel rumah tangga apalagi jika memiliki 1999: 145-146). Sensus penduduk tahun anak, setidaknya dibutuhkan lima orang 1920 memperlihatkan bahwa 6,63 % pen- pembantu, ungkap Baay mengutip Wonen duduk Jawa tinggal di kota-kota (Wertheim en leven in Nederlandsch-Indië (1870). 1999:144). Sebagian besar populasi perko- Pada setiap rumah tangga Eropa pada abad taan adalah penduduk yang bekerja di ke-20 setidaknya memiliki empat hingga sektor informal perekonomian perkotaan. enam personel rumah tangga. Semakin Salah satunya adalah bekerja sebagai pem- kaya, maka semakin banyak jumlah per- bantu rumah tangga (Ingleson 2004:181 – sonelnya (Scholten 2000: 90). Sementara 182). itu Augusta de Wit menyebut para perso- Dalam menggunakan tenaga kerja nel rumah tangga itu sebagai a legion, satu pribumi untuk dipekerjakan di rumah tang- legiun (Wit 1987:72). Sebutan satu legiun ga Eropa di koloni, ternyata tidak hanya dari de Wit yang berhubungan dengan dun- terjadi di Hindia. Hal ini juga terjadi di ia militer berkaitan dengan begitu banyak- wilayah-wilayah koloni di belahan dun- nya jumlah personel rumah tangga. ia lainnya (Baay 2008:42). Fenomena ini Hal praktis yang diberikan dalam menarik, mengingat ketika mereka tinggal buku panduan Wonen en leven in Neder- di negeri asalnya, mereka tidak atau belum landsch-Indië (1870) adalah bagaimana tentu menggunakan jasa pembantu, kec- bergaul dengan para pembantu, apa saja uali kalangan bangsawan atau orang kaya. tugas mereka serta pendapat orang Eropa Kemungkinan besar, dalam perkembangan tentang orang pribumi (Baay 2008: 42-43). masyarakat, para elit atau priyayi pribumi Dalam buku panduan tersebut dijelaskan serta masyarakat Eropa tersebut meniru bahwa para pembantu rumah tangga Ero- gaya hidup raja di Hindia dengan mem- pa di Hindia terdiri dari beberapa perso- pekerjakan pembantu. nel. Mereka terdiri dari djongos atau sep- Setelah 1870, setelah semakin banyak en (pembantu laki-laki), kebon (pembantu perempuan Eropa (baca: Belanda) datang yang merawat kebun atau kuda), baboe ke Hindia, diterbitkan bermacam-macam (pembantu perempuan), wasbaboe (tu- buku panduan bagi mereka yang hendak kang cuci), dan kokkie (juru masak). Na- pergi ke Hindia. Mereka yang baru datang mun, tidak semua personel rumah tangga ini dikenal sebagai baren atau orang baru tersebut tinggal dalam rumah yang sama. pertama kali menginjakkan kaki di Hindia. Masing-masing personel memiliki tugasn- Di samping berisi petunjuk, antara lain pa- ya masing-masing. Seperti yang dikutip kaian apa yang pantas dan cocok dikenakan oleh Baay dari Wonen en leven in Neder- di Hindia, buku panduan tersebut juga landsch-Indie (1870) mengenai tugas djon- memuat antara lain bagaimana cara men- gos: 150 | Achmad Sunjayadi

“…[Hij] .komt ‘s ochtends omstreeks gantar makan siang untuk majikan serta 6 uur binnen, waartoe hij, indien hij menyiram bunga, dan menyiangi tanaman niet op het erf van uw huis woont, (Baay 2008:44). in vele gevallen reeds in het donker Personel lainnya adalah baboe yang zijn kampong heeft moeten verlaten. Zoodra het licht is, zet hij het zitje uit bertugas membersihkan kamar tidur, de voorgalerij op het platje en maakt membersihkan lemari dari kecoak atau de morgenkoffie gereed. Vervolgens hewan-hewan kecil. Lalu setiap minggu zorgt hij voor het ontbijt en heeft ook ia menjemur pakaian di bawah sinar ma- de leiding van alle huishoudelijke tahari, merawat dan membersihkan sepatu- werkzaamheden. Alleen met de slaap- sepatu majikan perempuan serta melaku- kamers heeft hij niets te maken, dit kan perbaikan kecil untuk pakaian luar dan is het domein van de baboe.” (Baay dalam. Dia juga mengatur pakaian-pakaian 2008: 43) kotor yang akan dicuci oleh wasbaboe (dia datang pagi hari sekitar pukul 6, (Baay 2008:45). jika dia tidak tinggal di rumah Anda, Kata baboe berasal dari mbah iboe, pagi-pagi benar dia harus berangkat dari kampungnya ketika masih gelap. khususnya yang bertugas merawat anak Segera ketika terang, ia membereskan (Mingaars 2005: 36). Istilah baboe ini kursi di serambi depan dan meny- pada awalnya memiliki arti pengasuh iapkan kopi pagi. Selanjutnya dia anak. Selain bertugas bertanggung jawab menyiapkan sarapan dan mengerja- di kamar, para baboe mengurus anak-anak kan pekerjaan rumah tangga lainnya. majikan mereka, para sinyo dan noni. Na- Hanya di tempat tidur dia sama seka- mun, untuk memberi makan tetap menjadi li tak ada urusan karena wilayah itu adalah wilayah babu). tugas para ibu. Para baboe tidak diperke- nankan memberi anak-anak majikan mer- Istilah djongos yang berasal dari jon- eka makan. Seiring dengan meningkatnya gens ini memiliki berbagai varian antara jumlah perempuan Eropa (baca: Belan- lain huisjongen (Maurik 1897: 4, 86, 88). da) maka status baboe sebagai pengasuh Makna sebenarnya adalah anak laki-laki anak hilang dan menjadi pembantu. Bah- atau boy dalam bahasa Inggris. Makna ini kan, mengutip Cress (1998) dalam Petjoh. kemudian mengalami pergeseran menjadi Woorden en Wetenswaardigheden uit het pembantu (laki-laki). Selain djongos, di Indische Verleden istilah baboe semakin kebanyakan rumah tangga Eropa, teruta- bermakna rendah yang berarti perempuan ma yang memiliki kebun atau taman, ada kampung (Mingaars 2005: 36). kebon. Menurut Wonen en leven in Neder- Personel yang tak kalah pentingnya da- landsch-Indie (1870) seorang kebon adalah lam rumah tangga kolonial adalah kokkie: ‘manusje van alles’, pesuruh yang serba- “In de keuken troont de kokkie en hoe guna. Ia dapat menggosok atau ‘melabu- zij alles klaarmaakt en regelt, blijft ri dengan kapur’ sepatu-sepatu, merawat voor vele huisvrouwen een raadsel. sepeda, mengambil dan mengantarkan Als men maar toeziet op de regelen barang, mengepel lantai, menyikat kamar der hygiene!” (Baay 2008:45) mandi, membantu mencuci piring, men- (Di dapur para koki bertahta dan Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda | 151

bagaimana mereka menyiapkan ser- orang yang mencuci di kanal di dekat Mo- ta mengatur makanan, bagi banyak lenvliet pada waktu itu adalah perempuan. nyonya rumah tangga, hal itu menjadi Berbagai pertanyaan muncul sehubungan teka-teki. Khususnya jika kita menga- dengan aktivitas mencuci tersebut. Antara wasi hal-hal yang berhubungan den- gan kebersihan!) lain sejak kapan dan mengapa dalam ke- hidupan sehari-hari pekerjaan mencuci di Para kokkie juga mendapatkan tugas kalangan pekerja rumah tangga itu beralih ke pasar untuk berbelanja bahan makanan. kepada perempuan? Apakah secara umum Di sini keterampilan para kokkie menawar pekerjaan mencuci di dalam masyarakat menjadi penting walaupun selisih hargan- kota sebelumnya dilakukan oleh laki-la- ya hanya beberapa sen. ki?. Apakah pekerjaan sehari-hari mencu- Personel lain yang menjadi bagian dari ci yang dilakukan laki-laki hanya berlaku personel domestik, meskipun tidak selalu pada para pembantu orang-orang kaya, tinggal dalam rumah yang sama adalah sementara di dalam masyarakat umum wasbaboe atau babu cuci. Peran babu cuci pekerjaan mencuci lebih banyak dilakukan ini menarik, bila dikaitkan dengan siapa oleh perempuan seperti yang berlaku saat yang sebenarnya melakukan pekerjaan ini ini? (Purwanto 2008:254). sehari-hari. Bambang Purwanto (2008), Salah satu kemungkinan jawaban un- mengutip Bastin & Brommer (1979), men- tuk pertanyaan-pertanyaan tersebut ada- yatakan bahwa berdasarkan lukisan-luki- lah di dalam kehidupan sehari-hari sam- san dari tahun 1851, 1853, dan 1857, ke- pai dengan beberapa dekade awal abad giatan mencuci di kalangan pekerja rumah ke-19, pekerjaan mencuci yang dilakukan tangga dilakukan oleh kaum pria atau para oleh laki-laki terutama hanya dilakukan jongos. Dari ketiga lukisan itu tidak tam- oleh para pekerja rumah tangga, sedang- pak ada pekerja rumah tangga atau babu kan dalam masyarakat umum lebih ban- yang sedang mencuci. Bahkan dalam salah yak perempuan yang melakukan kegiatan satu lukisan memperlihatkan seorang babu itu. Pergantian tugas mencuci dari laki-laki yang sedang mandi dengan latar belakang ke perempuan di kalangan pekerja rumah dua orang jongos yang sedang mencuci. tangga baru terjadi ketika para orang kaya Hal itu mungkin dapat dijelaskan karena yang mempekerjakan mereka mulai memi- mencuci dengan cara yang berlaku saat itu liki sumur sendiri di rumah, dan pakaian merupakan pekerjaan yang sangat mem- mereka tidak lagi dicuci di kanal atau sun- butuhkan tenaga yang besar. Pekerjaan itu gai karena alasan kebersihan, kesehatan, lebih cocok dilakukan oleh laki-laki (Pur- atau alasan sosial lainnya seiring dengan wanto 2008: 253 – 254). perubahan mutu air kanal atau sungai (Pur- Sumber visual lain mengenai babu wanto, 2008: 254). Selain personel rumah cuci, mengutip Nieuwenhuys (1998), ada- tangga di atas, ada pula tukang kusir atau lah sebuah foto yang diperkirakan berasal supir (Scholten 2000:90). Tugas mereka dari awal abad ke-20. Berdasarkan pakaian lebih banyak di luar rumah. Mereka bertu- dan teknik foto yang dipakai, foto tersebut gas mengantar majikan bepergian, baik ke memperlihatkan bahwa hampir seluruh tempat kerja maupun tempat lainnya. 152 | Achmad Sunjayadi

Hal lain yang disarankan dalam Wonen jaan para personel rumah tangga lengkap en leven in Nederlandsch-Indie (1870) dengan ilustrasinya, seperti kokkie, baboe, adalah jika kita hendak menerima pem- djongos, koessir, kebon. Scholten (2000) bantu, kita harus meminta surat keterangan juga menggunakan bahan bacaan untuk dari kepala kampung. Surat itu menerang- anak-anak dan remaja yang memasukkan kan jika pembantu tersebut tidak pernah para personel rumah tangga dalam setiap berurusan dengan pihak kepolisian. Selain cerita sebagai sumber artikelnya (Scholten itu juga kita dapat bertanya, di mana dan 2000:101-109). kepada siapa dia terakhir kali bekerja dan Dalam kesehariannya peran para pem- apakah dia memiliki bukti berupa surat bantu pribumi dalam membantu rumah (Baay 2008:47). Surat ini berfungsi mem- tangga kolonial dapat dikatakan penting. berikan jaminan keamanan kepada para Namun, seperti dalam ilustrasi foto-fo- majikan baru bahwa pembantu yang mer- to kolonial, posisi mereka terabaikan dan eka pakai tidak pernah berurusan dengan cenderung hanya menjadi latar belakang polisi. Rekruitmen para pembantu tersebut seperti halnya aksesoris, bangunan atau biasanya dilakukan dari mulut ke mulut pemandangan di Hindia. atau juga berdasarkan rekomendasi dari teman (Scholten 2000: 92). DARI RANAH DOMESTIK KE RANAH Memasuki abad ke-20, ketika air PUBLIK: PERAN PELAYAN PRIBUMI ledeng, gas, dan listrik masuk ke rumah DALAM AKOMODASI TURISME DI tangga kolonial di kota-kota besar Hindia, HINDIA BELANDA jumlah pembantu rumah tangga menurun. Dalam dunia akomodasi turisme masa ko- Rencana pembangunan kota-kota baru dan lonial, seperti dalam hotel dan losmen di- pembangunan rumah-rumah yang lebih gunakan pula istilah yang dikenal dalam kecil dengan sanitasi modern juga berpen- rumah tangga kolonial. Hal ini sepertinya garuh kepada para pembantu yang biasanya sesuatu yang wajar berdasarkan perkem- tinggal di belakang rumah majikan mereka bangan akomodasi di Hindia Belanda. Ho- atau di sekitarnya. Mereka tidak lagi ting- tel-hotel yang kelak menjadi hotel modern gal dengan para majikan tetapi pulang ke dan memiliki standar internasional berawal rumah setelah bekerja (Scholten 2000:90). dari rumah tangga yang menyewakan ka- Pekerjaan para personel rumah tang- mar atau paviliun rumah. ga kolonial ini pun menjadi bagian dari M.A.J. Kelling membagi periode pelajaran anak-anak. Seperti buku pelaja- perkembangan akomodasi, khususnya ho- ran membaca Nieuw Indisch ABC (1925) tel di Hindia Belanda ke dalam tiga periode. dengan ilustrasi dari J. van der Heyden Periode pertama yaitu periode logementen mencantumkan misalnya di bawah huruf dan herbergen yang berlangsung sampai B untuk baboe dan huruf P untuk penatoe. 1850, periode kedua hotel keluarga dan Secara khusus terdapat pula buku Indisch periode ketiga adalah periode hotel-hotel Prentenboek I Bedienden en Beroepen modern internasional (Kelling 1929:740). (1909) dengan ilustrasi dari J. van der Hey- Pada periode pertama dengan meng- den. Dalam buku itu dicantumkan peker- utip L.F. van Gent dalam bukunya Loge- Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda | 153 menten en Herbergen van Oud Batavia rumah itu difungsikan sebagai hotel tahun (1925) yang membahas hotel-hotel di Bat- 1860 dengan memakai nama Ernst yang avia pada abad ke-19, Kelling menyebut- mengacu pada pemiliknya yaitu Moeder kan periode awal ini tempat penginapan (Ibu) Ernst. Pada 1890, nama hotel terse- disebut logementen atau herbergen. Peri- but diganti menjadi Hotel Wisse (Merrilees ode awal ini adalah abad ke-17 hingga 2000:116). Demikian pula dengan bangu- akhir abad ke-18. Pada periode kedua nan Hotel der Nederlanden di Rijswijk memiliki karakteristik gemeenschapelijke yang dibangun tahun 1794 dan merupa- tafel (meja bersama). Maksud dari meja kan rumah pribadi milik Pieter Tency yang bersama ini adalah adanya kebersamaan kemudian dijual kepada salah seorang ang- dan keakraban di antara pemilik dan para gota Raad van Indië (Dewan Hindia), W.H. tamu hotel. Para pemilik atau pengurus van Ijsseldijk. Selanjutnya rumah itu dibeli hotel berperan sebagai ‘ibu’ atau ‘ayah’ oleh Raffles lalu kembali dijual kepada pe- atau keluarga bagi para tamu-tamunya. merintah Hindia Belanda pada 1840 (Mer- Sebagai contoh Moeder Spaanderman rilees 2000:130). Hal ini juga dikemuka- pemilik Java Hotel, Tante Meyer yang per- kan oleh H.W. Ponder yang berkunjung ke nah menjalankan Hotel der Nederlanden Jawa tahun 1930-an. Ia menyatakan bah- (Kelling 1929:740). Tempat menginap ini wa: diperkirakan mulai disebut hotel pada abad “…Other of these fine old hous- ke-19. Selain disebut hotel, tempat mengi- es have been turned into hotels and nap ini disebut juga roema-makan karena boarding houses (Ponder 1988:27). “ di samping menyediakan tempat mengi- Ponder pun menambahkan nap juga menyediakan makan (Java Bode, 10/10/1883). “hotels in Java are built on what is known as the ‘pavilion’ plan (Ponder Ilustrasi dari kebersamaan dan keakra- 1988:262).” ban ini digambarkan oleh Justus van Mau- rik, seorang pengusaha asal Belanda yang Pada tahun 1930-an fasilitas akomoda- berkunjung ke Hindia untuk urusan da- si, khususnya di Jawa sudah menawarkan gang, memberikan gambaran dan ilustrasi fasilitas hotel modern bertaraf internason- kebersamaan dan keakraban ini. Dia men- al. Buku panduan resmi yang dikeluarkan ceritakan pengalamannya ketika dirawat oleh pemerintah menyebutkan ada sekitar oleh Nyonya Wisse, pemilik Hotel Wisse 200 hotel di Jawa. Mulai dari hotel-hotel di Batavia. Saat itu Maurik sakit sariawan modern mewah di kota-kota besar sampai sehingga dia khusus dibuatkan nasi tim penginapan-penginapan kecil di pinggiran oleh Nyonya Wisse (Maurik 1897:183). kota (Handbook 1930: 423). Para personel Adapun bangunan-bangunan yang ke- rumah tangga yang awalnya hanya me- lak berfungsi sebagai hotel tersebut pada layani para tuan dan nyonya rumah mereka awalnya merupakan bangunan yang ber- juga melayani para tamu majikan ketika fungsi sebagai tempat tinggal milik priba- rumah tangga ketika sudah beralih fungsi di. Seperti bangunan Hotel Ernst di Bata- menjadi hotel. Istilah-istilah seperti djon- via yang dibangun pada 1745 – 1767. Lalu gos, baboe, wasbaboe, kokkie, kebon juga 154 | Achmad Sunjayadi menjadi bagian dalam akomodasi turisme turisme istilah mandoer juga muncul. Be- masa kolonial. berapa kata dan kalimat praktis dalam Ada satu istilah yang sebelumnya han- bahasa Inggris yang digunakan antara ya akrab di bidang perkebunan atau pabrik lain Are you the mandoer from Hotel X? yaitu mandoer. Istilah ini juga digunakan yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu dalam dunia akomodasi kolonial. Biasanya menjadi Kwe mandoer Hotel X ? (Java istilah ini menjadi hotel-mandoer atau man- the Wonderland 1910: 4; Isle of the East doer saja yang diartikan sebagai pengawas 1912: 27). Kata mandoer ini rupanya ti- (Maurik 1897:88, 160; Ponder 1988: 81). dak diterjemahkan. Petunjuk dari buku Makna pengawas ini sama dengan istilah panduan tersebut sudah dipraktikkan oleh mandoer dalam perkebunan atau pabrik Justus van Maurik pada masa sebelumn- yang diartikan opzichter (pengawas). ya: ‘Pang[g]il Mandoer! ‘Minta kammar’ Istilah mandoer di Hindia Belanda (Maurik 1897:160). berasal dari bahasa Portugis mandador Mandoer di hotel merupakan jabatan yang berarti orang yang diberi mandat/ tertinggi di antara para pembantu lainnya. dikirim untuk tujuan tertentu. Kata benda Dalam artikel di surat kabar Het Nieuws mandador ini berasal dari kata kerja man- van den Dag (22/09/1880) digambarkan dar yang berarti mengirim (Mingars 2005: sosok mandor sebagai seorang Jawa den- 330-331).2 Dalam Javaans-Nederlands gan berpakaian anggun yang menyambut Woordenboek (1994) istilah mandor be- tamu dengan papan nama. Selanjutnya rarti pengawas pekerja pribumi, pembantu dalam artikel tersebut digambarkan lagi utama di hotel, pesanggrahan dan tempat mengenai sosok mandor yaitu seorang mandi (Pigeaud 1994:330). pria tua dengan senyum ramah, berbicara Dalam buku panduan turisme resmi, Bahasa Belanda yang dia pelajari. Namun, Java The Wonderland. Guide and Tour- menurut beberapa pelancong tidak semua ist Handbook (1910) dijelaskan bagi para mandor mahir berbahasa Belanda ataupun pelancong yang datang sendiri sangat me- bahasa asing lainnya. merlukan seorang guide karena: Mandoer di hotel juga menjadi salah “… the hotel porter (in Malay called satu fasilitas yang ditawarkan oleh suatu mandoer) looks after the luggage of losmen atau hotel di Hindia. Ketika itu the tourist, will have it sent to and mereka memiliki beragam tugas. Misal- from the station, can take tickets and nya dalam iklan Losmen Ambarawa di- will always arrange to have the lug- cantumkan bahwa: bij aankomst van den gage put either in the luggage van or trein…en een mandoer die voor de bagage in the railways compartments” (Java zorgt- Pada saat kereta tiba...dan seorang the Wonderland 1910: 2) mandor yang akan mengurus bagasi (De Demikian pula dengan panduan prak- Locomotief, 05/12/1877), iklan Hotel Be- tis bahasa Melayu dalam buku panduan lantoeng di Padang: bij aankomst der boo- ten steeds de mandoer van het hotel aan- 2 Terima kasih kepada Arif Budiman, M.A (Dosen Prodi Prancis FIB UI) atas penjelasannya mengenai wezig /setiap kedatangan kapal, mandor istilah mandor dalam Bahasa Portugis. hotel selalu siap (Het Nieuws van den dag, Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda | 155

19/10/1912), iklan Hotel De Groot Batavia dicantumkan Mandoers aan trein en boot I want some tea boy /mandor di kereta dan kapal (Gids voor Jonges minta te[h] Indië 1933: 135), iklan Hotel Soesman di Madiun: mandoer a/h station (Gids voor Boy, take my luggage to “No.50”, five Indië 1933: 151), iklan Hotel Wilhelmi- pieces. na di Bandung: mandoer en auto aan het Jonges bawa barang di “kamar 50” ada station (Indische Courant, 10/10/1933). lima potong Semua iklan tersebut ingin meyakinkan para calon turis atau tamu hotel supaya ti- Boy, I want some writing paper, some ink dak khawatir. Para calon tamu hotel akan and a pen penna dijemput oleh para mandor di stasiun kere- Jonges, minta kertas toelis dan penna tinta ta atau pelabuhan untuk diantar ke losmen atau hotel sehingga mereka tidak akan ters- (Java The Wonderland 1910: 5 – 6; Isle of esat. the East 1912: 27 – 28) Sementara itu istilah djongos (dari kata jongens berarti anak laki-laki) yang dalam Hal menarik adalah dalam daftar kosa rumah tangga kolonial sering disebut hu- kata praktis kata boy diterjemahkan men- isjongen, dalam dunia akomodasi turisme jadi anak laki-laki bukan jonges (Java The kolonial memiliki berbagai variasi, men- Wonderland 1910:8). Hal ini memperlihat- jadi hoteljongens (Maurik 1897:118, 173, kan adanya perbedaan makna dari kata jon- 182), kamerjongen (Maurik 1897:159), gos yang mengacu pada profesi atau peker- dan jongos (Tokugawa 2004: 193). Adapu- jaan dan bukan jenis kelamin atau gender. la istilah lain yang digunakan yaitu lijfjon- Seperti arti kata girl yang bermakna anak gens (Maurik 1897: 75). prempoean, berbeda dengan girl servant Istilah jongos juga ditemui dalam buku yang berarti baboe (Jawa the Wonderland panduan turisme, seperti Java Wonderland 1910: 8). (1910) dan Isle of the East (1912). Dalam Seperti halnya jongos dalam rumah kedua buku itu tidak disebut jongos melain- tangga kolonial, jongos di hotel beruru- kan jonges. Kemungkinan istilah ini beras- san dengan masalah konsumsi. Dari kali- al dari jongens. Hal ini dapat diketahui dari mat praktis buku panduan turisme dapat kalimat praktis buku panduan tersebut: diketahui beberapa tugas jongos, antara lain menyediakan dan melayani makan dan At what time is dinner boy? minum. Jongos di hotel bertugas mengan- Poekoel brapa makan jonges? tar minuman teh atau kopi ke kamar (Isle the Island 1912: 30), membangunkan tamu Boy, I want some bread (Tokugawa 2004:193). Para jongos ini Jonges minta roti tinggal juga di hotel tempat mereka beker- ja. Ada pula yang tinggal di dekat atau ma- Give me some ice boy? sih dalam lingkungan hotel (Maurik 1897: Minta ice jonges? 173). 156 | Achmad Sunjayadi

Para jongos pun mengenakan serag- disebut dengan boy seperti halnya di ho- am. Seragam yang dikenakan para jongos tel-hotel di Singapura (Kelling 1929:735, adalah ikat kepala dari kain batik, sarung Bastin 1994:153). Di sini tampak pengaruh dan tanpa alas kaki (Tokugawa 2004:184). dari (bahasa) Inggris. Persaingan antara Mereka juga mengenakan jas tutup berlen- jongos dan boy pun terjadi. Rupanya para gan panjang berwarna terang/putih (Wit pelayan Tionghoa di Medan atau yang 1987: 19 – 20). Dalam beberapa foto se- dikenal dengan istilah Chineesche boys ini zaman tampak seragam yang dikenakan tidak menyukai keberadaan para jongos mandor dan jongos tidak jauh berbeda. Hal dari Jawa. Dalam sebuah artikel dengan yang membedakan adalah adanya dua garis judul “Een staking van Chineesche boys” di lengan jas yang mereka kenakan. Mer- (Pemogokan Pelayan Tionghoa) diungkap- eka yang mengenakan garis adalah para kan adanya pemogokan para pegawai ho- mandor (Het Hotelblad, Februari 1937). tel (boys) de Boer di Medan. Alasannya Dalam kartu pos bergambar ruang adalah manajer hotel dari Jawa yang baru makan Hotel Java dan para personel Grand diangkat membawa lima jongos dan seo- Hotel Java di Weltevreden pada akhir abad rang mandor dari Jawa. Para boys enggan ke-19, tampak ada perbedaan antara pa- bekerja sama dengan mereka khawatir jika kaian para mandor dan jongos. Meskipun ada pencurian, hal itu dapat merusak repu- sama-sama mengenakan ikat kepala dan tasi para boys tersebut (De Sumatra Post, tanpa alas kaki terlihat adanya perbedaan. 24/09/1912). Kecurigaan ini berasal dari Dari warna tampak pakaian mandor ber- stereotype yang ada dalam pikiran para warna gelap sedangkan pakaian para jon- boys terhadap orang Jawa. gos berwarna terang. Kemungkinan kual- Jongos dan mandor tidak hanya di- itas bahan pakaian yang mereka kenakan jumpai di hotel-hotel atau losmen, mer- pun berbeda. Perbedaan lainnya adalah ak- eka juga dijumpai di kapal-kapal KPM sesoris yang dikenakan para mandor yaitu seperti kapal ‘van Linschoten’ dan ‘van hiasan rantai kecil yang disematkan di salah Waerwiyck’ yang membawa calon turis satu kancing baju (Haks 2004:89). Bahkan, yang berkunjung ke Hindia (Isle the East dalam salah satu kartu pos bergambar Ho- 1912:59). Pelayanan yang diberikan oleh tel Bandjermasin tampak seorang mandor para jongos dan mandor kepada para pen- mengenakan pakaian berwarna gelap leng- umpang di kapal-kapal tersebut secara ti- kap dengan aksesoris rantai kecil tanpa dak langsung merupakan perkenalan den- alas kaki (Haks 2004: 234). Sekitar tahun gan para calon turis dan tamu hotel. Para 1870-an terdapat foto seorang mandor di jongos di kapal juga mengenakan seragam sebuah hotel di Jawa yang mengenakan pa- serupa dengan para jongos di hotel-hotel. kaian khas Jawa berwarna gelap, kain, ikat Kesetiaan, ketaatan, dan pengabdian kepala, aksesoris rantai kecil dan bersandal para mandor dan jongos pun mendapat (koleksi KITLV 30476). penghargaan. Penghargaan diberikan ke- Hal menarik adalah para pelayan Hotel pada para mandor dan jongos yang sudah di Medan tidak disebut jongos. Para jongos mengabdi puluhan tahun. Sebagai contoh yang terdiri dari kalangan Tionghoa biasa Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda | 157 adalah medali ABHNI3 yang diberikan berikan penghargaan kepada koki yang su- kepada mandoer Djehari dan djongos Oe- dah bekerja selama 10 tahun (Het Hotel- soep oleh ketua ABHNI Buenen. Sebelum blad, Oktober 1937). menyematkan bintang tanda penghargaan Dengan diperolehnya bintang dari ketua ABHNI memberikan pidatonya: ABHNI, khususnya yang berhubungan Dengan ini saja memberikan soeatoe dengan masa kerja, secara tidak langsung tanda boewat kamoe poenja kesetiaan dapat diketahui jenjang karir di hotel. Para dan ketertiban sebagai mandoer, jang mandor yang mendapatkan penghargaan beroepa bintang TROUW en VERD- tentunya ada yang mulai berkarir sebagai IENSTEN, dan moedah-moedahan jongos. Seperti yang diungkapkan dalam kamoe bisa pakai bintang ini sampai artikel De Indische Courant (10/10/1928) di kemoedian hari. yang mengutip Bataviaasch Nieuwsblad Walaupoen bintang ini tida seberapa mengenai pengalaman seorang mandor. harganja, tetapi harkat dan deradjat Mandor tersebut yang sudah berdinas di kamoe lebih-lebih dari jang lain. Itoe ruang makan selama 16 tahun mengena- soeatoe tanda bahwa kenoegrahan li salah seorang tamu yaitu Jenderal Sni- ini ta boleh dikasihkan kepada sem- jders.4 Mandor itu bertanya: “Apa toean barangan orang, hanja kamoe jang djeneral masih kenal sama saja?” Tentu terpandang berharga boewat me- makai bintang ini. saja dengan banyak pelayan di ruang makan tersebut, sang jenderal tak bisa mengenali Boewat penoetoep kata, sang mandor. Jenderal Snijders mengge- moedah-moedahan adat dan kese- leng. Lalu mandor tersebut berkata: “Wah, tiaan kamoe bisa dipakai sebagai aldus de dikke verbaasd, en in vroegere tjonto kepada orang lain (Het Hotel- jaren ben ik kamerjongen van toean ge- blad, Februari 1937). weest…”(Wah, saya sangat terkejut karena Penghargaan diberikan kepada para dulu saya adalah jongos di kamar tuan) (De mandor atau jongos yang sudah mengab- Indische Courant, 10/10/1928) di selama 50 tahun, 25 tahun, 15 tahun. Unsur pengabdian, kesetiaan, dan keta- Salah satunya adalah medali ABHNI yang atan para mandor dan jongos ini meng- diberikan kepada Admo Dimidjo yang tel- ingatkan kita kepada sistem pengabdian ah mengabdi di Hotel Mataram Yogyakarta para abdi dalam terhadap tuan pribumi selama 23 tahun. Penghargaaan diberikan yang tidak mengharapkan imbalan materi. pada bulan Juni 1937 (Het Hotelblad, Sep- Meskipun telah mendapatkan imbalan (da- tember 1937). Rupanya, penghargaan tidak lam bentuk upah) kesetiaan dan ketaatan hanya diberikan kepada para mandor dan mereka tidak hilang, bahkan menjadi jen- jongos. Dalam salah satu surat pembaca jang karir untuk mereka. Namun, dalam het Hotelblad diusulkan juga untuk mem- konteks ini perlu juga diperhatikan apakah aspek pengabdian dan kesetiaan mereka 3 ABHNI adalah Algemeenen Bond Hotelhouders in Nederlands-Indië, Ikatan pemilik hotel di Hindia Belanda 4 Jenderal Cornelis Jacobus Snijders (1852 yang meliputi daerah Priangan, Batavia, Jawa Tengah, – 1939 ) pernah bertugas di Hindia Belanda (Ekspedisi Jawa Timur, Sulawesi, Kalimantan, Maluku. Aceh ke-2) pada 1873 – 1875 . 158 | Achmad Sunjayadi berkaitan dengan konteks hubungan tra- Contoh lain yang menunjukkan bahwa disional antara abdi dan tuan atau ada un- para pencuci tersebut adalah pria diperoleh sur khawatir kehilangan pekerjaan. Hal ini dari Isle of the East (1912): beralasan, seperti yang diungkapkan oleh Wertheim (1999) bahwa dengan semakin Call the washerman for me tumbuhnya kota-kota di Hindia, banyak Panggil menatoe kalangan pribumi dari desa pergi ke kota mencari pekerjaan, khususnya para petani (Isle of the East 1912: 21) yang tidak memiliki tanah. Personel lain di hotel adalah baboe Para personel pribumi yang bekerja di (babu). Berbeda dengan tugas baboe da- hotel-hotel rupanya juga membentuk suatu lam rumah tangga kolonial, salah satu tu- serikat karyawan hotel. Seperti laporan gas babu dalam akomodasi turisme adalah Kaoem Moeda, 5/12/1918 yang menyebut- menyajikan makanan yang juga merupa- kan bahwa pada 1918 serikat karyawan kan tugas jongos. Seperti pengalaman Jus- hotel di Bandung dibentuk. Ketua serikat tus van Maurik ketika menginap di hotel di yang juga merupakan karyawan senior dan Muntok, Bangka yang dilayani makan oleh paling lama di industri hotel, menyatakan seorang babu (Maurik 1897:165). Personel bahwa tujuan dibentuknya serikat adalah rumah tangga yang juga terdapat dalam untuk meningkatkan persatuan dan per- dunia akomodasi turisme lainnya adalah saudaraan para karyawan hotel serta untuk kokkie (Maurik 1897:168, 169, 173). Mer- menyediakan bantuan apabila ada anggota eka yang menyiapkan hidangan rijsttafel, yang tertimpa kemalangan, seperti kema- memanggang kue tar di atas pan dengan tian. Serikat ini mendapatkan 40 orang an- kayu bakar (Maurik 1897:169). ggota (Ingleson 2004: 160). Selain personel di atas, ada personel Seperti halnya para personel rumah lain yang juga bagian atau mungkin di luar tangga yang memerlukan persyaratan dan dari personel hotel yaitu toekang menatoe. rekomendasi baik dari para majikan sebel- Dalam Guide Through Netherlands In- umnya, untuk menjadi personel tingkat ter- die (1903) disebutkan pelayan hotel akan tentu di hotel apalagi hotel-hotel berstandar mengatur baju-baju para tamu untuk dapat internasional harus memenuhi persyaratan. dicuci oleh toekang menatoe yang merupa- Seperti contoh iklan lowongan pekerjaan kan seorang pria dengan ongkos 5 hingga dalam majalah Hotelblad edisi Juni 1941: 10 sen per pakaian (Bemmelen 1903:13). Inheemsche kracht, 22 jaar oud, in Dalam kalimat-kalimat praktis Tour- bezitend-diploma ist-Guide disebutkan: Chr. H.I.S “Idenburgschool” en Mulo, Call the dhobie goed op de hoogte Roep een waschman met machineschrijven en zeer ambi- Panggil minatoe tious, zoekt emplooi in het hotelbed- rijf (Tourist-Guide 1922-1923: 22) Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda | 159

Brieven aan de redactie van het ho- pimpinan Fr. J.A.van Es, direktur Hotel telblad te Trawas onder nummer 115 Homann. Ada sekitar 40 pelayan pribumi yang mengikuti kursus tersebut dua kali (Pekerja pribumi, 22 tahun, seminggu, mulai pukul 9 sampai 12 siang. memiliki ijazah HIS “Idenburg- Kursus tersebut berlangsung selama 3,5 school” dan MULO Mampu menge- bulan. Setelah mengikuti kursus tersebut tik dan sangat ambisius dalam bekerja para peserta kursus akan diuji dengan ketat di hotel. Surat ditujukan pada redaksi oleh Fr. J.A.van Es. Mereka yang lulus Hotelblad di Trawas dengan nomor akan mendapatkan ijazah. Ijazah tersebut 115) dapat dipergunakan untuk melamar ke ho- Lowongan di atas jelas bukan untuk tel-hotel di Hindia, perusahaan pelayaran tingkat jongos melainkan untuk tingkat ad- dan untuk bekerja sebagai pelayan tetap di ministrasi atau manajerial. Lowongan da- Hotel Homann. Para peserta kursus didi- lam bahasa Belanda jelas hanya dipahami dik cara menata meja, menyajikan anggur, oleh mereka yang menguasai bahasa terse- menerima telepon dan berbagai pekerjaan but. Hal menarik adalah adanya pergeseran lainnya di hotel. Bahkan mereka mendapa- dalam pekerjaan administrasi. Sebelumnya tkan pelajaran Bahasa Inggris praktis dan jenis pekerjaan ini hanya dilakukan oleh sederhana. Pelajaran-pelajaran praktik masyarakat Eropa. Namun, pada tahun diberikan oleh van Es Jr., v. Herb, dan 1940-an, masyarakat pribumi juga dapat Kohlër yang semuanya bekerja di Hotel melakukannya. Homann. Kursus tersebut tidak dikenakan Begitu pula dengan mereka yang tel- biaya dan khusus ditujukan kepada para ah mendapatkan medali dari ABHNI dapat pelayan hotel. Tidak tertutup kemungkinan menjadi salah satu rekomendasi jika mere- peserta kursus yang terbaik akan menja- ka hendak mencari pekerjaan. Seperti iklan di mandor (Het Nieuws van den dag voor pencari pekerjaan di Het Hotelblad edisi Nederlandsch Indië, 29/04/1938). Agustus 1937 berikut: Berkaitan dengan peran mandor dan Warso Hamidjojo, drager A.B.H.N.I. jongos, dapat digunakan konsep status medaille, zoekt een betrekking als dan peran (role) dari Ralph Linton (1967). Kassier, schrijver dan wel anderszins Menurut Linton status adalah suatu kum- Brieven Kelengan Ketjil 602 Sema- pulan hak dan kewajiban, sedangkan suatu rang peran merupakan segi dinamis dari suatu (Warso Hamidjojo, pemegang med- status. Seseorang menjalankan peran keti- ali A.B.H.N.I. mencari pekerjaan se- ka ia menjalankan hak dan kewajiban yang bagai kasir, juru tulis dan pekerjaan merupakan statusnya. Status sebagai man- lainnya. Surat ditujukan ke Kelengan dor dan jongos serta personel hotel lainnya Ketjil 602 Semarang) berperan untuk melayani para tamu serta Kualitas para pelayan hotel tersebut mengabdi atasannya (Kamanto 2000: 54- juga menjadi perhatian penting. Pada 1938 55). Status tersebut tidak serta merta mer- di Bandung didirikan sebuah kursus khu- eka peroleh melainkan melalui persaingan sus hoteljongen (pelayan hotel) di bawah dan upaya pribadi untuk mencapainya. Di 160 | Achmad Sunjayadi sini, dalam tipologi status, berlaku konsep tersebut disebabkan asal mula dibentuknya status yang yang diraih (achieved status). institusi hotel atau losmen, sebagai salah Para personel hotel (mandor dan jongos) satu akomodasi turisme kolonial yang be- dalam mencapai statusnya tersebut melalui rasal dari rumah tangga kolonial. Pemben- persaingan dan upaya pribadi, baik melalui tukan itu membawa serta komponen beru- pengabdian, ketaatan, kesetiaan serta pa pelayan rumah tangga ke dalam ranah melalui jalur pendidikan (kursus). publik. Sehubungan dengan keterampilan dan Pekerjaan yang dilakukan dalam ranah kemampuan (hasil kursus dan pengalaman rumah tangga yang sebelumnya bersifat dari para personel hotel), dapat dikaitkan informal dalam perkembangan selanjut- dengan perluasan konsep kelas dari teori nya menjadi jenis pekerjaan formal. Bah- Marx mengenai kepemilikan alat produksi. kan menjadi pekerjaan profesional dengan Max Weber tidak membatasi pada pemi- jenjang karir yang berhubungan dengan likan alat produksi tetapi meliputi pula kesetiaan serta ketertiban (catatan di ke- peluang untuk memperoleh penghasilan polisian). Dalam hal ini kesetiaan, ketaatan yang menurut Giddens (1989) dapat be- dan ketertiban para personel tersebut dapat rupa keterampilan dan kemampuan yang dikaitkan dengan konsep budaya ‘abdi’ salah satunya tercermin dari ijazah (Ka- yang telah berlangsung ketika masih bera- manto 2000:90). Di sini tampak para pers- da dalam ranah domestik (rumah tangga). onel hotel yang memiliki keterampilan dan Kenaikan jenjang tersebut berkaitan kemampuan berhasil memperoleh peluang dengan jenis pekerjaan yang membutuh- yang lebih baik. kan keterampilan administrasi dan kemam- Pergeseran dari ranah domestik ke puan berbahasa khususnya Bahasa Belan- ranah publik, tidak mengubah status dan da dengan baik. Dari pekerjaan yang tidak peran para pembantu rumah tangga ke per- memerlukan keterampilan khusus menjadi sonel hotel. Ketaatan, kesetiaan, dan peng- pekerjaan yang membutuhkan keterampi- abdian mereka – khususnya yang mampu lan tertentu. bertahan hingga bertahun-tahun – merupa- Para personel pribumi tersebut sangat kan bagian dari konsep budaya ‘mengabdi’ penting dalam menunjang turisme kolo- mereka kepada para atasannya ketika masih nial di Hindia Belanda. Para personel ho- berada dalam ranah domestik. Lingkungan tel atau losmen seperti mandor dan jongos hotel (ranah publik) menyebabkan tujuan memiliki peran yang tidak kalah pentingn- para personel tersebut mengalami perubah- ya dengan pihak-pihak pendukung turisme an. Selain untuk mengabdi, keinginan untuk kolonial lainnya. Mereka bahkan menjadi naik ke jenjang yang lebih tinggi (dari jon- salah satu fasilitas yang ditawarkan oleh gos ke mandor) membuat mereka melaku- hotel serta kerap muncul dalam buku pan- kan yang terbaik (taat, setia, dan tertib). duan turisme resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan pihak swasta. Hal yang PENUTUP menarik adalah dalam akomodasi kolonial Pergeseran penggunaan istilah para perso- kaum pria lebih dominan dibandingkan nel rumah tangga (jongos, baboe, kokkie) kaum perempuan. Pelayan Pribumi Dalam Akomodasi Turisme di Hindia Belanda | 161

DAFTAR PUSTAKA Steam Navigation Co. (K.P.M.) Java: The Wonderland. (1910), Welvreden: Official Buku Tourist Bureau. Baay, Reggie. (2008), De Nyai. Amsterdam: Kelling, M.A.J. (1929), ‘Het Hotelwezen in Nederlands-Indië’ dalam Indische Gids. Athenaeum-Polak & Van Gennep. Amsterdam: J.H. De Bussy. Bastin, John. (1994), Travellers’ Singapore. An Maurik, Justus van. (1897), Indrukken van een Anthology. Singapura: Oxford University Press. totok. Amsterdam: van Holkema & Warendorf. Bemmelen, J.F. van & G.B. Hooyer. ed.(1903), Merrilees, Scott. (2000), Batavia in Nineteenth Guide Through Netherlands Indie. London: Thomas Century Photographs. Singapore: Archipelago Cook & Soon. Press. Blackburn, Susan.(2011), Jakarta: Sejarah 400 Mingaars, Peter.ed. (2005), Indische lexicon: Tahun. Depok: Masup Jakarta. Indische woorden in de Nederlandse literatuur. De (The) Garoet Express and Tourist Guide. (1922- Amsterdam: Hes & De Graaf. 1923). Garoet: Maatschappij Onderlinge Hulp. Pigeaud, Th. (1994), Javaans-Nederlands Encyclopaedie Nederlandsch Indië. (1919). deel Woordenboek. Cetakan kelima. Leiden: KITLV. III. S’ Gravenhage: Martinus Nijhoff. Ponder, H.W. (1988), Java Pageant. Impression of Farid, Hilmar dan Muhammad Fauzi. (2017), the 1930s. Singapura: Oxford University Press. “Wong Tjilik: Sebuah Sejarah Politik” dalam Purwanto, Bambang. (2008), “Menulis Kehidupan Rémi Madinier (ed.), Revolusi Tak Kunjung Sehari-hari Jakarta: Memikirkan Kembali Selesai. Potret Indonesia Masa Kini. Jakarta: Sejarah Sosial Indonesia” dalam Henk Schulte KPG, IRASEC. Nordholt (eds.), Perspektif Baru: Penulisan Gouda, Frances. (2007), Dutch Culture Overseas: Sejarah Indonesia (terj.). Jakarta: Yayasan Obor Praktik Kolonial di Hindia Belanda 1900 –1942 Indonesia, KITLV-Jakarta, Pustaka Larasan. (terj.). Jakarta: Serambi. Reid, Anthony. (2004), Sejarah Modern Awal Asia Gids voor Indië: handleiding en hotel, pension, toko Tenggara:nSebuah Pemetaan (terj.). Jakarta: en dienstgids voor newcomers en toeristen in LP3ES. Nederlands Indië. (1933). Batavia: Vereenigde Scholten, Elsbeth-Locher, (2000). Women and the Uitgevers-Bedrijven. Colonial State. Essay on Gender and Modernity Haks, Leo & Steven Wachlin.ed.(2004), Indonesia: in the Netherlands Indies 1900 – 1942 . 500 Early Postcards. Singapore: Archipelago Amsterdam: Amsterdam University Press. Press. Suharto, Imtip Pattajoti. (2001), Journeys to Java Handbook of the Netherlands East Indies.(1930). by a Siamese King. Bandung: ITB Press. Batavia: G.Kolff. Sunarto, Kamanto. (2000), Pengantar Sosiologi. Heyden, J van der. (1909), Indisch Prentenboek I. edisi kedua Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Bedienden en Beroepen. Amsterdam: J.H. De Ekonomi Universitas Indonesia. Bussy. Taylor, Jean Gelman. (1988), Smeltkroes Batavia. ______. (1925), Nieuw Indisch ABC. Europeanen en Euraziaten in de Nederlandse Weltevreden: Boekhandel Visser. vestigingen in Azië. Groningen: Wolters- Ingleson, John. (2004), Tangan dan Kaki Terikat: Noorhoff. Dinamika Buruh, Sarekat Kerja dan Perkotaan Thosibo, Anwar. (2002), Historiografi Perbudakan. Masa Kolonial (terj.). Jakarta: Komunitas Sejarah Perbudakan di Sulawesi Selatan Abad Bambu. XIX. Yogyakarta: Yayasan Indonesia Tera. International Labour Organization. (2004), Bunga Wertheim, W.F. (1999), Masyarakat Indonesia di atas Padas: Fenomena Pekerja Rumah dalam Transisi (terj.). Yogyakarta: Tiara Tangga Anak di Indonesia. Jakarta: ILO. Wacana. Isle of the East. (1912), Batavia: Royal Packet Wit, Augusta de. (1987), Java: Facts and Fancies. 162 | Achmad Sunjayadi

[cetakan pertama 1905]. Singapura: Oxford De Locomotief, 05-12-1877. University Press. De Sumatra Post, 24 -09- 1912. Het Hotelblad, Februari, Agustus, September, Disertasi Oktober, November 1937. Kanumoyoso, Bondan. (2011), “Beyond the City Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch Indië Wall: Society and Economic Development in 22-09-1880, 19-10-1912, 29-04-1938. the Ommelanden of Batavia 1684 – 1740 ”. Disertasi Doktor. Leiden: Universiteit Leiden. Indische Gids: Staatkundig, Economisch en Letterkundig Tijdschrift. (1929).Amsterdam:

Surat Kabar/Majalah NV. J.H De Bussy. De Indische Courant, 10 -10-1928, 10-10-1933. Java Bode, 10-10-1883. VOLUME 02 | NOMOR 1 | JUNI 2018

Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar Dalam Era Revolusi

Abd. Rahman Hamid Universitas Indonesia Email: [email protected]

ABSTRAK - Artikel ini menjelaskan tentang pelayaran lintas Selat Makassar dengan fokus perkembangan jaringan pelaut Mandar dalam era revolusi (1946-1950). Sumber-sumber yang digunakan berupa arsip, surat kabar, dan majalah. Hasil penelitian menemukan orientasi pelayaran pelaut Mandar awal revolusi bersifat politik untuk mendukung perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada Jalur Selatan (Selat Makassar, Laut Jawa, dan Selat Madura). Pemerintah kolonial semakin kuat menjalankan monopoli pelayaran pantai dan perdagangan dengan mengoperasikan kapal MKSS untuk membatasi pelaut Mandar mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di Nusantara. Menyikapi kebijakan kolonial, pelaut Mandar mengubah kegiatan perdagangan mereka ke Jalur Utara (Selat Makassar dan Laut Sulawesi) terutama ke Tawao dan Kepulauan Sulu. Jalur yang terakhir mengantar pelaut Mandar terkoneksi dengan jaringan ekonomi global Asia Tenggara. KATA KUNCI - Selat Makassar, pelaut Mandar, pelayaran, jaringan perdagangan

ABSTRACT -This article describes sea voyage around Makassar Strait focusing on the development of Mandarese maritime network in the revolutionary period (1946 – 1950). The sources are official archives, newspapers and magazines. The article states that cause of the voyage was mainly political in order to support the struggle for independence in the region of so-called the South Path (Makassar Strait, Java Sea and Madura Strait). The colonial government was against for it by implementing coastal and trade monopoly and operating patrol ship MKSS to prevent Mandarese visiting harbours in the archipelago. Responding to the colonial policy, the Mandarese sailors moved their trading activities to the North Path (Makassar Strait and Celebes Sea) mainly in Tawao and Sulu Island. Finally this second path somehow delivered Mandarese sailors to connect with South-East Asian economic network. KEYWORDS - Makassar strait, Mandar sailors, voyage, trade network

PENDAHULUAN latan (Agemeene Secretarie No. 1113) dan sepertiga (120 buah) kapal dagang Belanda Pelayaran lintas Selat Makassar sangat su- milik Koninklijke Pektvaart Maatschappij lit dilakukan oleh pelaut Mandar, Bugis, (KPM) hancur di perairan Indonesia (Bi- Makassar, dan Buton pada masa pendudu- jkerk 1988: 335). kan Jepang di Indonesia (1942-1945). Peluang pelayaran lintas Selat Makas- Perang antara Jepang dan Sekutu mencip- sar sesungguhnya terbuka kembali setelah takan gangguan keamanan bagi pelaut, baik proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 dari udara oleh pesawat tempur maupun Agustus 1945), namun tidak dapat diman- dari laut oleh kapal perang. Diperkirakan faatkan dengan mudah akibat blokade laut setengah dari 400 perahu di Sulawesi Se- oleh kapal-kapal Belanda. Kendati demiki- 164 | Abd. Rahman Hamid an ancaman pelayaran tidak sehebat pada diperoleh dari Arsip Nasional RI dan Per- masa Jepang. Ada celah bagi pelaut Man- pustakaan Nasional RI di Jakarta serta Di- dar untuk melanjutkan pelayaran lintas Se- nas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi lat Makassar. Persoalanya adalah bagaima- Sulawesi Selatan di Makassar. Uraian tu- na orientasi pelayaran Mandar pada awal lisan dimulai dengan peran pelaut Mandar revolusi (1946-1947). Sementara itu, di ka- pada awal revolusi, kemudian kebijakan wasan timur Indonesia, kekuasaan Belan- kolonial terhadap pelayaran pantai dan da masih kuat dengan dibentuknya Negara perdagangan maritim, serta upaya pelaut Indonesia Timur (NIT: 1946-1950) yang Mandar menyikapi kebijakan tersebut pada berpusat di Makassar. Kota itu memiliki akhir revolusi. pelabuhan yang berfungsi sebagai entrepot (pelabuhan utama) bagi pelaut Mandar MENDUKUNG PERJUANGAN dan pelaut lain di Indonesia Timur. Untuk KEMERDEKAAN (1946-1947) meningkatkan sumber pendapatan nega- Setelah proklamasi kemerdekaan, para pe- ra, pemerintah menerapkan menopoli pe- juang berupaya menyiarkan berita tersebut layaran pantai dan perdagangan dengan ke berbagai daerah untuk mendapatkan mengoperasikan Maskapai Kapal Selebes sambutan dan dukungan dari rakyat Indo- Selatan (MKSSS). Persoalan berikutnya, nesia. Karena wilayah Indonesia sebagian bagaimana pelaut Mandar menyikapi kebi- besar berupa laut, maka upaya itu ban- jakan tersebut? yak dilakukan melalui laut dan oleh atau Ada dua karya terbaru terkait topik ini. dengan bantuan pelaut. Juga tidak kalah Karya pertama ditulis oleh Abd. Rahman penting bantuan penduduk pulau-pulau Hamid (2018) tentang perkembangan jarin- kecil di Selat Makassar yang kebanyakan gan maritim Mandar awal abad keduapuluh merupakan suku Mandar. Selain pulau dan yang mencakup hampir seluruh Indonesia, penduduk, potensi perahu layar (jenis lete) bahkan Singapura. Poros utama pelayaran yang ada di sana sangat penting dalam per- mereka ialah Ambon dan Singapura seh- juangan gerilya laut (Sinar Selebes Selatan ingga dikenal dengan “zaman Ambon” dan 1941: 14-15).1 “zaman Singapura”, sebagai tonggak ke- Pada Juni 1946, para pejuang asal Su- jayaan pelayaran Mandar. Tulisan kedua, lawesi di Jawa yang tergabung dalam An- dari Wilman Darsono Lumangino (2017), gkatan Laut Republik Indonesia Persiapan mengenai jaringan penyelundupan di pan- Seberang (ALRI-PS) mulai bertolak ke Su- tai barat Sulawesi Tengah pada 1947-1967. lawesi untuk mengobarkan semangat per- Tujuan utama aktivitas itu adalah Davao juangan mempertahankan kemerdekaan. (Filipina) dan Tawao (Malaysia). Tulisan Dua rombongan diberangkatkan dari Si- terakhir kurang memperhatikan pengaruh doarjo. Rombongan pertama dipimpin kebijakan kolonial terhadap pelayaran Kapten Said dan yang kedua oleh Kapten lintas Selat Makassar, sebagaimana fokus Jusuf dengan tujuan yang sama, kota pela- pada artikel ini. Sumber-sumber yang digunakan be- 1 Wawancara dengan M. Darwis (usia 80-an tahun), rupa arsip, surat kabar, dan majalah yang tokoh masyarakat Pulau Kalukalukuang, di Makassar 20 Agustus 2017. Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar Dalam Era Revolusi | 165 buhan Majene. Rombongan tersebut kem- untuk mengambil perbekalan, termasuk bali lagi ke Jawa, karena kekuatan musuh Pulau Dewakan (terletak pada 5024’ LS – masih kuat di Sulawesi Selatan (Disjar 118026’ BT). Dalam pelayaran dari pulau 1973: 341-342). terakhir ke Kalukalukuang, mereka ber- Pada awal November, dua kelompok temu dua perahu dari Bare-Bare (Jakarta) berlayar dari Pelabuhan Pasuruan, Jawa dengan muatan 5.000 kilogram kentang Timur, ke Sulawesi dengan perahu lambo kering milik Belanda yang akan dibawa ke Bintang Sausa. Kelompok pertama dip- Makassar. Dua perahu ditahan lalu digiring impin Letnan II M. Amir dan kelompok ke Kalukalukuang. Pada tanggal 1 Jan- kedua dipimpin Letnan I M. Arsjad Tem- uari 1947, rombongan M. Amir bertolak ba. Sebelum berangkat, M. Amir menerima ke Jawa. Mereka singgah di pulau-pulau dua utusan pejuang dari Mandar, Abd. Hae Madura bagian timur, mengambil perbeka- dan Buraera, yang kemudian bersama ke lan dan memantau situasi pelayaran di Se- Sulawesi. Perahu kemudian menuju Pulau lat Madura. Rombongan tiba di Pelabuhan Pagarungan (Madura). Untuk mengelabui Pasuruan pada 15 Maret dengan dua pera- musuh, perahu lambo diganti dengan per- hu yang membawa 3.600 kilogram kentang ahu lete Fathul Jannah milik Madaruppu kering (Disjar 1973: 444). ‘ Kanna Aco. Pelayaran diteruskan sampai Sehari setelah kedatangan rombon- di Pulau Kalukalukuang pada tanggal 10 gan M. Amir, berangkatlah kesatuan Ba- November. Dengan bantuan gelarang Haji jak Laut dari Pelabuhan Probolinggo yang Abdul Halik dan Imam Haji M. Tahir, rom- terdiri atas dua perahu tujuan Majene dan bongan dibagi dalam tiga perahu. Yang Suppa, dipimpin Kapten Andi Amir dan pertama perahu Bintang Sausa membawa Letnan Abubakar. Pada awal April, saat rombongan M. Amir ke Makassar, berla- mendekati pantai Sulawesi, mereka dis- buh di Pelabuhan Paotere Makassar, den- erang kapal patroli Belanda sehingga ter- gan tugas bertemu pimpinan kelaskaran paksa putar haluan ke Pulau Karajaan dan Harimau Indonesia di Makassar dan Bar- Pulau Penyu (Kalimantan Selatan), kemu- ru. Perahu kedua, Bunga Padi, mengang- dian ke Pulau Kambing dan Masalembu. kut delapan orang (rombongan M. Amir) Pada pertengahan April, ketika berada di dipimpin Abdul Hae dan Buraera menuju Pulau Sapudi (Raas) Madura, datang dua Mandar. Rombongan kedua berhasil mem- kapal patroli Belanda, Hr. Ms. RP 107 dan bentuk ALRI-PS Mandar. Perahu terakhir, Korvet Bacan 10, dalam tempo tidak ber- Kota Candi, membawa rombongan I. M. samaan. Dalam pertempuran dengan kapal Arsjad Temba ke Polombangkeng Takalar yang kedua, para pejuang menyerah dan (Sinrang 1994: 451; Hamid 2016: 100- kembali ke Pelabuhan Surabaya (Disjar 102). 1973: 446-447). Setelah bertemu pimpinan Harimau Ekspedisi lain, dilaksanakan meng- Indonesia di Barru, rombongan M. Amir gunakan perahu Sinar Tangsi milik Tan- kembali ke Jawa. Mereka singgah di Pulau da Kanna Rasani. Perahu bertolak dari Dutungan tanggal 12 Desember, kemudian Pelabuhan Majene menuju Pelabuhan berlayar dan singgah di pulau-pulau kecil Probolinggo pada akhir September 1946. 166 | Abd. Rahman Hamid

Muatan perahu sebanyak delapan ton terdi- pan dan papan para pejuang ke berusaha ri atas kopra, kelapa buah, minyak kelapa, mencapai pantai. Akibat diserang musuh, dan kacang hijau untuk disumbang kepada dua orang pejuang meninggal. Yang lain para pejuang di Jawa. Setelah empat hari berhasil meloloskan diri dan bergabung berlayar, perahu tiba di Probolinggo. Be- dengan anggota Harimau Indonesia (Dja- berapa tokoh pejuang Mandar, seperti M. maluddin 1988: 1-6). Daeng Patompo, Abdul Rauf, dan Andi Beberapa hari setelah peristiwa terse- Gatie datang ke pelabuhan menemui awak but, Bakar Puang Menda memperbaiki per- perahu. Mereka saling berbagi informasi ahu dan berlayar ke Pulau Kalukalukuang. mengenai perjuangan di Jawa dan Sulawe- Nama perahu diganti dengan Kapten Pahl- si. Perahu kembali ke Sulawesi membawa awan Laut. Pada 1 Juli 1976, atas prakar- 35 pejuang dipimpin Makmur Daeng Si- sa Gubernur Sulawesi Selatan, A.A. Rifai, taka. Sebelum bertolak, diadakan upacara juga anggota ekspedisi pada 1947, perahu dan pergantian nama perahu menjadi Kapal dibawa oleh Menda bersama enam awak ke Sinar Tangsi. Delapan hari berlayar di Laut Surabaya. Dikawal oleh sebuah kapal AL Bali dan Laut Flores, perahu kemudian tiba hingga tiba di Surabaya. Perahu disimpan di pantai Palajoe Pandang-pandang, antara di Museum TNI AL Loka Jala Srana. Min- Jeneponto dan Bantaeng. Mereka disambut iatur perahu itu sendiri tampak pada satu oleh Karaeng Polombangkeng (Pajonga jembatan sungai di Kabupaten Pangkajene Daeng Ngalle) dan Karaeng Binamu (H.A. dan Kepulauan (lihat gambar 1). Mattewakeng), serta pejuang yang lain. Selanjutnya, perahu kembali ke Mandar dan berlabuh di Pelabuhan Balanipa (Arsip MRAD No. 452). Ekspedisi lain dengan perahu Kapten Baru (kapasitas 16 ton) milik H. S. Haw- wa dari Pulau Kalukalukuang, nakhoda Bakar Puang Menda. Perahu berangkat dari Pelabuhan Panarukan pada 28 Januari 1947 membawa 36 pejuang ke Sulawesi, antara lain Kapten Hasan Rala (pimpinan ekspedisi), A.A. Rifai, Manggu Daeng Si- ala, Achmad Lamo, dan M. Djafar. Mua- Gambar 1. Miniatur Perahu Kapten Pahlawan tan perahu terdiri atas 12 ton gula, 9 peti Laut di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Foto Abd. Rahman Hamid 2017). granat, 2 peti obat-obatan, 45 pucuk sen- jata, dan amunisi. Pada 1 Februari, perahu Berdasarkan uraian tersebut jelas bah- tiba di Pulau Kalukalukuang. Setelah sing- wa fungsi Pulau Kalukalukuang (pintu se- gah dua minggu, pada 16 Februari, perahu latan Selat Makassar antara 119000’ BT – berlayar ke Sulawesi. Satu hari kemudian, 5000’ LS) dalam perjuangan adalah sebagai akibat cuaca buruk, perahu kandas di pan- titik kumpul dan pengaturan pelayaran dari tai kampung Cempae Barru. Dengan sam- Jawa ke Sulawesi atau sebaliknya. Fung- Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar Dalam Era Revolusi | 167 si itu didukung pemimpin dan penduduk ma sekali bagi bangsa Indonesia, sa- yang kebanyakan merupakan suku Man- toe hari jang penoeh kegembiraan, dar. Penduduk pulau itu memiliki hubun- karena hari ini kami berkesempatan gan dengan penduduk pulau-pulau Madura memperkenalkan kapal pertama dari Maskapai kami, jang oleh pemboe- bagian timur yang dihuni suku Madura dan ka djalan dari tjita2 ini jaitoe P.J.M. Mandar. Model perahu yang digunakan Nadjamoedin dg Malewa diberi nama (lete) adalah hasil adaptasi perahu letelete “Lantimodjong” nama satoe goen- Madura. Dengan pengetahuan pelayaran oeng jang beriwajat di Selebes Se- dan situasi kota pelabuhan, pelaut Mandar latan. Dalam pekan2 jg akan datang dengan mudah membawa pejuang ke Jawa akan tiba poela kapal jang kedoea dan Sulawesi. Pergantian perahu, dalam ialah “Djeneberang” dan kapal jang ketiga ialah “Lompobatang”. Se­ kaitan itu, merupakan strategi menghindari soenggoehnjalah peristiwa ini patut kapal patroli Belanda di Laut Jawa dan Se- dicatat didalam sedjarah perlajaran lat Makassar. Indonesia, sebab baharoelah boeat pertama kalinja ini bangsa Indone- PELAYARAN PANTAI: MONOPOLI sia memperoleh kesempatan mend- MKSS (1947-1950) jalankan pelajaran kapal bermotor di- negeri ini, meskipoen peroesahaan ini Pada 2 April 1946, atas prakarsa Nad- dilakoekan beloem setjara besar2an. jamuddin Daeng Malewa sebelum menja- Kami semoea tahoe, bahwa poetra2 di Perdana Menteri NIT (13 Januari – 11 Indonesia kelahiran poelau ini sedjak Oktober 1947), dibentuklah N.V. Maskapai dari dahoeloe kala telah terkenal dan termasjoer dimana-mana dengan pe- Kapal Selebes Selatan (NV. MKSS). Tu- lajarannja, jang mendjadi salah satoe juan dari pembentukannya adalah (1) tiang kehidoepannja toeroen temoe­ mengusahakan pelayaran pantai, (2) mem- roen. Dari peladjaran perahoe lajar buat, membeli dan menjual, menyewa dan bangsa ini sekarang telah meningkat menyewakan kapal-kapal bermotor, dan kepada pelajaran dengan kapal2 ber- (3) menjalankan usaha-usaha lain untuk motor, jang sebentar akan mengaroe­ mencapai tujuan tersebut (Negara Baroe, ngi laoetan disepandjang pesisir Soelawei dan kepoelauan2 diseki- 12 Juli 1947). Kapal yang pertama, Ms. tarnja (Negara Baroe, 12 Juli 1947). Latimodjong, melakukan pelayaran per- dana dari Pelabuhan Makassar ke Pulau Pada sore itu, kapal Ms. Latimodjong Samalona pada 11 Juli 1947, disaksikan menuju Pelabuhan Parepare membawa se- oleh Perdana Menteri NIT (Nadjamuddin men, minyak bensin, dan barang-barang Daeng Malewa), Wakil Perdana Menteri lain yang dibutuhkan penduduk Parepare (Ide Anak Agung Gde Agung), dan pejabat dan Mandar. Saat kembali, kapal memuat lainnya. beras dan jagung untuk Badan Persediaan Pada kesempatan itu Direktur NV. Makassar Selebes Selatan di Makassar. Se- MKSS, Andi Matonrokang, menyam- lain dua komoditas itu, Parepare merupakan paikan bahwa: pintu keluar komoditi kopra. Pasca Perang Pasifik, ketika terjadi kelangkaan kopra, Hari ini adalah bagi kami, teroeta- Mandar Pesisir merupakan penyuplai uta- 168 | Abd. Rahman Hamid ma kopra bagi Pelabuhan Parepare (Econ- Polewali, pelabuhan Parepare aman pada omische Weeklblad, 16 April 1946). semua musim, sedangkan pelabuhan Ma- Pada tahun 1947, MKSS mengoper- jene hanya aman pada musim barat. Lagi asikan tiga kapal: Ms. Latimodjong, Ms. pula kapal tidak bergantung pada tenaga Djeneberang, dan Ms. Lompobatang, den- angin. Dalam struktur kelembagaan, Pare- gan kapasitas rata-rata 180-200 ton, disewa pare berstatus kantor cabang, di samping dari Stichting Gemeenschappelijk Schre- Donggala, sedangkan Majene dan Polewa- penbezit (SGS) di Jakarta. Kapal tersebut li hanya cabang pembantu. dilayarkan oleh para pegawai berkebang- Apa daya tarik pelabuhan Majene dan saan Indonesia. Pada awal 1948, jumlah Polewali sehingga mendapat status jalur kapal ditambah tiga: Ms. Belanta, Ms. tetap? Perhatikan jenis dan volume muatan Barombong, dan Ms. Sadang, sehingga kapal MKSS 1948, seperti grafik berikut. total menjadi enam kapal dengan kapasi- tas 1.047,24 ton. Karena faktor keuangan, Grafik 1. Jenis dan jumlah muatan utama pada 12 Juli, satu kapal diserahkan kepa- MKSS 1948 (dalam ton) da perusahaan pelayaran pantai di Mana- do, NV. Nocemo. Pada akhir 1948 tersisa lima kapal (Algemen Secteratie No. 115; Arsip Soppeng No. 565). Dari lima jal- ur pelayaran, dua di antaranya di pantai barat Sulawesi: pertama, Makassar-Pare- pare-Polewali; dan kedua, Makassar-Pare- pare-Majene. Dua jalur itu dilayani tiga kapal (Ms. Djeneberang, Ms. Lompo- batang, dan Ms. Sadang). Sedangkan tiga jalur lain, ke Teluk Bone dan Sulawesi Sumber: diolah dari Arsip Selayar No. 843B Tenggara, hanya dilayani dua kapal (Ms. Latimodjong dan Ms. Belanta). Tampak volume kopra lebih banyak Pelabuhan Parepare dikunjungi secara dari beras dan bahan makanan lain. Se- tidak tetap (facultatief), sedangkan pela- cara umum volume kopra hampir menca- buhan Majene dan Polewali dikunjungi pai setengah (46 persen) dari total muatan secara tetap (Arsip Selayar No.843B). Hal (32.023.578 ton). Berdasarkan studi Heer- ini berbeda dengan pelayaran KPM. Sejak sink (1995) dan Asba (2007), produksi awal dioperasikan (1891) sampai sebe- utama kopra di Sulawesi Selatan berasal lum Perang Pasifik, pelabuhan Parepare dari Mandar dan Selayar. Apabila dicer- termasuk jalur tetap (de Boer & Wester- mati distribusi jalur MKSS, Selayar han- mann, 1941, Bijlage 5 & 6) dan lebih padat ya dilayani satu kapal, sedangkan Mandar dibandingkan dengan pelabuhan Majene dilayani oleh tiga kapal. Pada jalur IVa dan dan Polewali. Tetapi mengapa dua pelabu- IVb, Mandar menjadi tujuan utama dan tu- han terakhir menjadi lebih penting? Dari juan akhir kapal, sedangkan pada jalur III, segi letak dan keamanan berlabuh, kecuali Selayar adalah satu dari delapan pelabuhan Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar Dalam Era Revolusi | 169 yang disinggahi kapal. Dari segi organisasi, lahnya ada dua digabung menjadi satu Selayar ditempatkan satu komisi, sedang- dan ditambah satu pelabuhan baru, berikut kan Majene dan Polewali sebagai kantor Parepare, sehingga kapal dari Makassar cabang pembantu.2 Persediaan kopra di Se- singgah di pelabuhan Parepare, Polewa- layar kadang tidak sesuai permintaan. Pada li, Tjampalagian, Majene, dan kembali ke tahun 1950, target muatan 30 ton, namun Makassar (lihat peta 1). yang tersedia hanya 7 ton (Arsip Selayar No. 1731). Peta 1. Jalur dan Pelabuhan yang Pada masa itu, kopra merupakan ko- disinggahi MKSS 1949 moditas utama perdagangan dan sumber pendapatan masyarakat dan pemerintah. Karena itu dibentuk Stichting Het Copra- fonds (1940) yang berpusat di Jakarta, kemudian berubah nama menjadi Jajasan Kopra (1950) (Kempen 1953: 155-157). Dalam catatan perjalanan Presiden NIT, Tjokorde Gde Rake Soekawati, yang ber- sama rombongan berangkat ke Polewali, Majene, Mamuju, dan Mamasa (29 No- vember-4 Desember 1948), disebutkan bahwa daerah Mandar “kopranja jang paling banjak dibandingkan dengan daer- ah2 lain di Selebes Selatan” (Indonesia Timoer, 21 Desember 1948). Itulah sebab- nya Koprafonds mendukung MKSS men- goperasikan semua kapalnya mengangkut muatan di pantai Mandar. Jalur Pelabuhan Pada tahun 1949, jumlah kapal MKSS Makassar – Bulukumba – Kajang – ditambah menjadi enam buah, begitu pula Jalur A Sinjai – BajoE – Pallima – Songka – trayeknya. Meskipun jumlah trayek khu- Palopo – Malili – Kolaka – Makassar sus ke Mandar Pesisir (bagian utara) masih Jalur B Makassar – Jampea – Makassar sama (dua jalur), namun jumlah pelabuhan Jalur C Makassar – Donggala Makassar – Selayar – Kabaena – yang disinggahi lebih banyak, dengan dib- Jalur D Baubau – Pasarwajo – Tampenan – ukanya jalur baru (jalur F) ke Mandar Utara Bala – Raha – Makassar dari Makassar menjangkau enam pelabu- Makassar – Parepare – Polewali – Jalur E han (Mamuju, Sampaga, Budong-budong, Tjampalagian – Majene – Makassar Karossa, Lariang, dan Pasangkayu). Pada Makassar – Mamuju – Sampaga jalur tersebut, kapal tidak lagi singgah di – Budong-budong – Karossa – Jalur F Lariang – Pasangkayu – Makassar Parepare. Jalur lain (jalur F) yang jum- [tebal dari penulis, adalah daerah 2Sampai akhir 1948, MKSS memiliki 10 kantor Mandar] cabang: Majene, Polewali, Mamuju, Palima, Bajoe, Sumber: Pandji Negara, 15 Juli 1949. Kajang, Malili, Baubau, dan Raha. 170 | Abd. Rahman Hamid

Pembukaan jalur baru ke semua pela- Dibandingkan Mandar Selatan yang buhan di Mandar Utara menunjukkan bah- dikunjungi secara teratur, kunjungan kapal wa muatan semakin banyak. Tiga komod- ke Mandar Utara tidak teratur setiap bulan itas utama yang diangkut adalah kopra, sehingga timbul keluhan dari pedagang rotan, dan damar. Total jumlah produksi yang menggunakan kapal. Dalam notula ditaksir 1.310 ton dengan nilai 1.230.000 rapat para kepala kampung dengan peda- gulden per bulan. Komoditas tersebut dike- gang di Budong-budong disebutkan: luarkan dari enam pelabuhan dengan vol- Seperti sekarang copra kami sudah ume seperti pada data berikut. kumpul lebih dari tiga bulan, teta- pi pengangkutan kapal tidak djuga Tabel 1. Distribusi dan nilai komoditas memuaskan. Dalam tempo tersebut di Mandar Utara 1951 kapal MKSS betul sudah tiga kali singgah, tetapi hanja memuat rata2 Pelabuhan Hasil produksi (ton) sekali 100 karung. Sedang itupun su- Tempat Nilai No (tempat dah menimbulkan kerugian kepada Produksi Kopra Rotan Damar (gulden) muat) kami pedagang2 sedjumlah f.1900, 1 Tapalang 150 - 5 174.000 terhitung upah2 pengangkut kopra 2 Mamuju Mamuju 200 30 - 235.000 3 Kalukku 40 60 - 74.000 jang sudah dibawa ke pinggir kapal 4 Sampaga Sampaga 40 100 15 121.000 dan dikembalikan karena tidak djadi 5 Budong- Budong- 70 80 5 144.000 dimuat, dan termasuk djuga copra2 budong budong jang terbenam ke dasar laut, seki- 6 Karossa 70 50 10 120.000 Karossa 7 Bambalaka 50 30 - 70.000 an karung banjaknja (Arsip NIT No. 8 Lariang Lariang 100 60 15 167.000 196). 9 Pasangkayu Pasangkayu 100 30 - 125.000 Jumlah 820 440 50 1.230.000 Faktor jarak dan kontrol menjadi sebab rendahnya mutu pelayanan MKSS di jalur Sumber: diolah dari Arsip (rahasia) Provinsi Su- Mandar Utara. Dibandingkan jalur Mandar lawesi No. 452 Selatan, jarak tempuh dari Makassar ke pelabuhan-pelabuhan Mandar Utara sangat Tampak jumlah produksi paling ban- jauh. Jarak paling dekat adalah pelabuhan yak setiap bulan ialah kopra (820 ton), Makassar-Mamuju (196 mil) dan yang pal- kemudian rotan (440 ton), dan damar (50 ing jauh yakni pelabuhan Makassar-Pas- ton). Tetapi, dari segi harga, yang paling angkayu (279 mil). Hal itu berimplikasi mahal adalah damar (1.800 gulden/ton), terhadap pengawasan kapal. Sebagai con- kemudian kopra (1.100 gulden/ton), dan toh, kapal Ms. Bawakaraeng terlibat dalam rotan (500 gulden/ton). Dari jumlah pro- penyelundupan kopra dari Mandar Utara duksi kopra, yang diangkut dengan kapal ke Tawao pada Agustus 1950 (Arsip MSL hanya 20 persen dan sisanya oleh perahu No. 272). layar dari Majene, Pambauwang, dan daer- ah lain. Koprafonds Donggala melaporkan PROTEKSI DAN PERDAGANGAN ditaksir 150 ton per bulan kopra diselund- BEBAS (1948-1950) upkan dari Mandar Utara ke Tawao dan Filipina (Arsip NIT No. 196). Faktor komoditas merupakan alasan men- gapa Mandar Pesisir mendapat jalur tetap Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar Dalam Era Revolusi | 171 dan terpadat dari semua jalur pelayaran pemerintah. Meskipun Poeang Limboro MKSS. Pada 8 Februari 1948, rombongan mengatakan perlu diselidiki, namun borg- Perdana Menteri NIT, Ide Anak Agung som dibenarkan oleh Menteri Muda Ke- Gde Agung (1947-1949), berangkat dari makmuran, Tan Tek Heng, bahwa tujuan Makassar ke Majene. Mereka tiba pada 10 borgsom adalah menjaga devisa negara. Februari 1948. Keesokan harinya diadakan Borgsom dibayar setelah muatan sampai di rapat umum dipimpin Perdana Menteri, tempat tujuan dan hanya berlaku bagi per- kemudian dilanjutkan oleh Menteri Ke- ahu dan kapal. makmuran, juga putra Mandar, Hoessain Peserta lain, Abd. Moein, mengatakan Poeang Limboro.3 Selain pejabat pemerin- “saya minta supaya perdagangan dibebas- tah, juga hadir beberapa orang terkemuka kan, juga perdagangan dengan Republik dalam perdagangan di Mandar.4 [Indonesia]”. Pertanyaan itu dijawab oleh Setelah dibuka oleh Poeang Limboro, Ponsen, bahwa perdagangan memang be- Kepala Negara Handel, Achmad Ponsen, bas, namun harus dilengkapi surat izin menyampaikan tugas jawatan perdagangan guna menjaga pengeluaran barang-barang yakni memberikan penerangan dalam rang- tidak terbatas, sehingga tidak timbul keku- ka memajukan perdagangan. Menurutnya, rangan dalam kebutuhan sendiri. Secara perdagangan Mandar sejak dahulu menun- khusus, Tan Tek Heng mengemukakan jukkan kemajuan. Para pedagang Mandatr problematika komoditas kopra. Sebelum berlayar ke berbagai tempat di Indonesia perang, daerah Mandar memproduksi ban- dan Singapura memasarkan hasil bumi dan yak kopra, namun sekarang tidak lagi, kec- tenunan. Kemerdekaan tidak bermanfaat uali minyak kelapa. Berikut komentarnya: bila tidak disertai dengan kemajuan pere- Copra dikeloearkan oentoek deviezen, konomian. Dalam hal itu, jawatan perda- jang sangat perloe oentoek keperluan gangan siap mengusahakan barang-barang negara dan rakjat kita. Apabila rakjat yang diperlukan oleh pedagang dan organ- mengeloerlan copra itoe, maka moen- isasi yang sudah baik dan teratur. gkin rakjat membeli sahaja barang2 Menyitir penerangan tersebut, ketua oentoek keperloean dirinja sendiri boekan jg. diboetoehi rakjat. Dimoe- Pusat Tenun Rakyat Indonesia (Poteri), ka peperangan Mandar mengeloerkan Moeh. Arif Majene, mengatakan bahwa banjak copra, sekarang Mandar tak “apakah kemerdekaan perdagangan bisa mengeloerkan copra lagi, hanja jang dianggap terjamin, bila pemerintah ma- keloear dari sini jalah minjak sahadja sih meminta borgsom?” Pertanyaan itu (Arsip NIT No. 67). membuka praktek monopoli perdagangan Menyikapi wacana kelangkaan kopra, 3Dua kali menjadi menteri dalam kabinet NIT: Moeh. Arif Karama menjelaskan hal itu Menteri Muda Perekonomian pada masa Perdana Menteri disebabkan harga kopra yang murah. Pen- (PM) S.J. Warouw (11 Oktober–15 Desember 1947) dan Menteri Perekonomian masa PM Ide Anak Agung Gde duduk lebih suka membuat minyak kela- Agung (15 Desember 1947–12 Januari 1949) (Agung pa, karena mendatangkan hasil lebih baik 1985: 330-479). 4Maksudnya: Moeh. Arief Majene, Moeh. Arief dari kopra. Misalnya, 1.000 kelapa diolah Karama, H. Soebaer, Moeh. Saleh Tjampalagian, Abd. menjadi enam kaleng minyak dengan har- Moein, Abd. Razak, Abd. Halim, Banoang, Djoehaeni, Habibi, dan Pabitjara Lalampanua ga 100 gulden. Tetapi jika diolah menjadi 172 | Abd. Rahman Hamid kopra, hasilnya dua pikul dengan harga 60 copra, jang teramat penting sekali bagi gulden. Keadaan itu berkaitan dengan Ko- negara”. Setelah dilakukan pemberantasan prafonds yang membeli kopra dengan har- penyelundupan pada Juli-Oktober 1948, ga 30 gulden. Sementara di Jakarta, harga pemasukan bulanan Koprafonds dari Man- kopra berkisar 50–95, bahkan sampai 100 dar Pesisir meningkat hingga 412 persen. gulden per kuintal (Arsip NIT No. 67). Sedangkan Selayar, Spermonde, Kepulau- Perbedaan harga disebabkan Jakarta an Paternoster, Kendari, dan Buton ber- lebih dekat dengan pasar Singapura. Perd- tambah 30 persen. Daerah Minahasa dan agangan ke sana umum dengan penyelund- Kotamobago meningkat 40 persen, semen- upan. Meskipun pelaku mendapat keun- tara pesisir barat Sulawesi tengah menca- tungan lebih banyak, namun hasilnya tidak pai 38 persen (Indonesia Timoer, 9 Desem- masuk ke kas negara. Selain itu, harga ber 1948). kopra harus disesuaikan dengan pasar in- Pada saat pemasukan kopra Indone- ternasional, atau tidak dapat dinaikkan sia Timur ke Koprafonds meningkat tahun oleh pemerintah sendiri (Indonesia Timur, 1949, Mandar Pesisir menjadi penyuplai 8 Mei 1948). Dari selisih itu diperoleh utama kopra di Sulawesi Selatan. Ambil pendapatan negara. Berikut penjelasan contoh bulan Maret, April, dan Mei 1949, Menteri Muda Kemakmuran: jumlah produksi mencapai 46 persen, 52 Kalau tak ada coprafonds saja tahoe persen, dan 49 persen dari total produksi bahwa orang2 jang mempunjai kelapa 3.206 ton, 4.488 ton, dan 3.855 ton (Warta mendjadi kaja raja, akan tetapi pen- Berita, 16-31 Mei 1949). Berikut jumlah doedoek oemomnja tidak. Maksoed produksi dan nilai ekspor kopra Indonesia pemerintah menjimpan wang dari Timur. harga copra, jalan oentoek mendjaga, apabila harga copra toeroen, soepa- Tabel 2. Pemasukan dan nilai ekspor ja harga itoe djangan tiba2 merosot, akan tetapi tinggal tetap (Arsip NIT kopra Indonesia Timur 1946-1949 No. 67). Nilai ekspor ke Produksi Tahun luar negeri Selain faktor harga, kelangkaan kopra (ton) juga disebabkan hubungan buruk petani ke- (x 1.000 rupiah) 1946 84.000 16.000 lapa dengan Koprafonds. Setelah menyer- 1947 160.000 80.000 ahkan kopra, petani hanya mendapatkan 1948 274.000 135.000 setengah dari harga penjualan. Dana kopra 1949 335.000 150.000 merupakan sumber pendapatan negara. Selain dijadikan dana cadangan, dana itu Sumber: diolah dari Warta Berita, 1-31 Maret 1950 juga digunakan mencegah kemerosotan harga kopra (Asba 2007: 201-207). Dalam Peningkatan jumlah kopra tidak lep- laporan Menteri Kehakiman NIT, Ch. R.S. as dari perubahan syarat pembelian oleh Soumokil, disebutkan bahwa “choesosn- Koprafonds pada 1949. Tujuan perubahan ja, Pesisir Mandar ternjata poesat-pen- untuk memperluas akses pedagang kecil gobrolan setjara besar-besaran dari hasil dalam mengadakan hubungan langsung dengan Koprafonds dengan cara: pertama, Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar Dalam Era Revolusi | 173 mengadakan pembelian bruto untuk netto, konomian Tan Tek Heng di Majene pada yang berarti bahwa tidak akan diadakan 11 Februari 1948 namun tidak mendapat lagi potongan tarra untuk pembungkus; tindak lanjut. Bahkan ada upaya meredup- kedua, menaikkan persentase uang perse- kan perdagangan Mandar. Betapa tidak, kot dari 90 persen menjadi 95 persen; ke- selain membatasi jenis komoditas seperti tiga, memberikan uang persekot atas berat pada poin dua, komoditas lain hanya boleh timbangan, yang diperoleh pada pemasu- diperdagangkan dengan nilai tidak lebih kan, tanpa dipotong susutnya; keempat, 1.500 gulden. Lebih tepatnya, kebijakan memendekkan waktu penimbunan dari 3 itu disebut perdagangan bebas bersyarat. minggu menjadi 2 minggu; dan kelima, Syarat lain, yang harus diperhatikan, ada- penurunan “minumum kwantum” dari 5 lah pembatasan muatan perahu maksimal ton menjadi 3 ton, dengan ketentuan 3 ton tujuh ton. Pembatasan itu sama dengan itu terdiri dari satu kualitas (Warta Berita, melarang perahu berlayar, sebab kapasitas 1-31 Maret 1950). perahu Mandar banyak lebih dari tujuh ton. Peningkatan tersebut bersamaan den- Jadi pembatasan itu sesungguhnya adalah gan keluhan penduduk mengenai borgsom, larangan pelayaran perahu. larangan pelayaran perahu, dan pembatasan Pembatasan tersebut tidak sejalan den- komoditas niaga. Ada empat sumber kelu- gan kebiasaan pelaut Mandar yang bebas han penduduk atas kebijakan pemerintah: belayar dan berdagang ke berbagai daerah 1. Kopra dan kelapa untuk Makassar dan negara. Tentu tidak mudah membatasi dikirim dengan perahu dari 7 ton kebiasaan mereka. Pada gilirannya, karena dibebaskan menaruh uang jaminan pembatasan dan kebutuhan hidup, mereka (borgsom). memilih berlayar di luar pengawasan pe- 2. Fuli, pala, kopi, kulit ular, kulit merintah. Bagaimana implikasinya bagi buaya, teh, sarung, damar dan ka- pelabuhan Makassar? Berikut data kun- pok, mensyaratkan bea tanggung jungan perahu dan kapal di Pelabuhan (uang jaminan) 400% dari hargan- Makassar, sebelum dan pada saat diterap- ya beserta bea douane. kan monopoli perdagangan maritim oleh 3. Untuk garam lebih dari 100 kg di- pemerintah kolonial. pungut uang jaminan 13 gulden per 100 kg. Tabel 3. Fluktuasi kedatangan Perahu dan 4. Barang-barang lain bebas dari Kapal di Pelabuhan Makassar 1947-1948 uang tanggungan jika harganya ti- Perahu Kapal

dak lebih dari 1.500 gulden dan di- Tahun Bruto 3 Jumlah 3 Jumlah Bruto (m ) angkut ke tempat-tempat yang ter- (m ) letak dalam wilayah pabean (Arsip 1947 4.110 163.820 783 6.408.411 NIT No. 196). 1948 2.652 97.945 1.118 7.272.329 Selisih 1.458 65.875 335 863.918 Masalah borgsom pernah disampaikan Persentase -36 -40 43 14 kepada Menteri Perekonomian Hoessain Sumber: diolah dari Warta Berita, 1-15 Januari Poeang Limboro dan Menteri Muda Pere- 1950 174 | Abd. Rahman Hamid

Tampak jumlah dan muatan perahu diberikan surat izin supaya tidak ditahan layar meningkat pada tahun 1947. Ta- oleh pemerintah di Kalimantan-Inggris hun berikutnya, jumlah perahu yang tiba dan Filipina. Harga kopra di sana sekitar berkurang sampai 36 persen, juga muatan 50 sampai 60 dollar per kuintal, tanpa dibe- hingga 40 persen. Data itu berbanding ter- dakan kualitasnya, atau ditukarkan dengan balik dengan kapal. Kendati jumlah kapal barang-barang dari luar negeri. Sementara meningkat 43 persen, namun volume mua- harga kopra di Mandar 35 gulden per kuin- tan hanya bertambah 14 persen. Mengapa tal. Itulah sebabnya petani senang menjual demikian? Menurut Koprafonds Donggala, kopra kepada para pedagang daripada Ko- produksi kopra dari Mandar Utara hanya prafonds (Arsip NIT No. 196). sekitar 20 persen. Kekurangan itu diduga Beberapa penyelundup ditemukan karena sulit mendapatkan pemanjat kela- oleh kapal patroli di Selat Makassar. Pada pa. Tetapi, ada juga yang mengatakan se- 18 April 1948, perahu Kota Mamasa (35 baliknya. Kampung-kampung cukup sub- ton) ditangkap saat memuat kopra di pantai ur, perkebunan dan perikanan dilakukan Lembasade. Pada hari itu, ditangkap satu sekadarnya. Tidak ada sumber pencahari- perahu kecil yang akan membawa kopra an lain yang lebih penting daripada hasil ke Kota Mamasa. Di bagian utara Pasang- kelapa. Kualitas kopra di gudang-gudang kayu, tepatnya Pagian, ada seorang ped- kampung cukup jelek, karena tidak diolah agang, Mardjoeni, yang sering membeli dengan baik. Untuk memperluas produksi kopra dari Pasangkayu, Bambalamoto, dan kopra juga sulit, karena kebanyakan kela- Randamayo, kemudian dibawa ke Pagian pa hanya milik beberapa orang saja. Tidak dengan perahu-perahu kecil, lalu dipin- seperti di Donggala, yang hampir setiap ru- dahkan ke perahu besar untuk dibawa ke mah tangga mempunyai kelapa, sehingga Bidoe-Bidoe. Dari sana, kopra diekspor ke mudah dikerjakan sendiri (Arsip NIT No. Setangkai atau Kepulauan Sulu. Dari lapo- 196). ran yang diperoleh Mardjoeni mempunyai Diperkirakan 150 ton kopra per bu- enam perahu yang sudah beberapa bulan lan diselundupkan dari pantai Mandar bolak-balik di Selat Makassar. Usaha terse- Utara. Kopra dari Simpaga sampai Bam- but berjalan karena hubungan pedagang baira dibawa ke daerah lain terutama Tan- dengan pegawai pemerintah di Pasangkayu jung Mangkaliat (Kalimantan). Salah satu dan Pagian. daerah, Bidoe-Bidoe, merupakan pusat Pada 23 April, kapal patroli menemu- jual beli kopra yang dilakukan oleh pera- kan empat perahu di muara sungai. Dua hu-perahu dari luar negeri, atau dari sana perahu pertama, Tjadi Badji dan Harap dilayarkan ke Sampoerna dan Setangkai Madjoe, dari Majene dan Mamuju, memuat (Kalimantan-Inggris). Ketika di Bidoe-Bi- tiga ton kopra dari Bambalamo dan empat doe, pembawa kopra diberikan penerangan ton kopra dari Randamaja. Perahu ketiga, oleh orang yang berwajib mengenai jalur Kota Radjin (16 ton) dari Majene. Saat dan cara menyembunyikan muatan agar ditemukan tidak berisi muatan. Perahu tidak mudah diketahui pemerintah. Bagi yang terakhir, Nasib Baik, dari Samarinda, mereka yang ingin meneruskan pelayaran, saat ditemukan tidak bisa berlayar karena Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar Dalam Era Revolusi | 175 bocor. Empat perahu itu berencana mem- yang hanya ditempuh satu hari dengan bawa kopra ke Koprafonds di Pasangkayu. kapal. Kualitas kopra yang diangkut den- Tetapi dua perahu pertama tidak sampai di gan kapal lebih baik dari perahu. Ketika Pasangkayu. Masih pada hari yang sama, dimuat dan dibongkar, juga selama pela- ditemukan sebuah perahu dari Majene, yaran, kopra yang diangkut dengan perahu Berkat Islam, memuat enam ton kopra di mudah basah sehingga kualitas dan har- pantai Bambalamoto. Menurut awaknya, ganya menurun saat dijual di Makassar. mereka telah membawa kopra ke Pasang- Implikasi pembatasan muatan per- kayu, dibuktikan dengan pas perahu yang ahu dirasakan oleh penduduk Balanipa, disahkan kepala distrik setempat. Belakan- khususnya Distrik Tenggelan, Allu, dan gan diketahui bahwa perahu itu tidak per- Limboro yang memproduksi gula merah. nah tiba di Pasangkayu. Sesungguhnya gula merah tidak termasuk Berdasarkan penjelasan tersebut disi- barang yang dilarang (poin 2), namun di- mpulkan: pertama, kebijakan pembatasan batasi dengan ketentuan lain (poin 4), nilai muatan perahu, tidak lebih dari 7 ton, di- jual tidak lebih 1.500 gulden. Harga jual manfaatkan dengan baik oleh pelaut seh- gula merah di Balanipa tahun 1947 lebih ingga dibebaskan oleh pemerintah; kedua, mahal dibadingkan Makassar. Tetapi pada penggunaan perahu-perahu kecil untuk 1948, harga di Balanipa lebih murah dari membawa muatan kepada perahu-perahu Makassar, seperti tabel berikut. besar; ketiga, hubungan “gelap” antara pedagang dan awak perahu dengan aparat Tabel 4. Produksi dan harga gula merah di pemerintah setempat, sehingga dengan Balanipa dan Makassar mudah mendapatkan izin berlayar; keem- Produksi pat, pas jalan perahu tidak sesuai tujuan Tahun Balanipa Makassar (ton) pelayaran atau dipalsukan untuk mengela- 80–150/ 70–85/ bui kapal patroli. 1947 1.000 kuintal kuintal Dalam surat Kepala Afdeling Mandar, 25/ 65–75/ 1948 350 H.B. Eldering, kepada Residen Selebes kuintal kuintal Selatan di Makassar (14 September 1949) 55/ 60–65/ 1949 300 dikatakan bahwa izin mengangkut mua- kuintal kuintal tan tujuh ton atau harga maksimal 1.500 Sumber: diolah dari Arsip NIT No. 196 gulden “ta’berguna untuk penduduk”. Ke- banyakan perahu memiliki kapasitas lebih Perubahan harga gula merah bersa- dari tujuh ton. Melayarkan muatan hanya maan dengan penerapan borgsom. Menurut tujuh ton merugikan pemilik perahu, dan keterangan Hoesain Poeang Limboro, da- juga pedagang yang harus membayar sewa lam rapat dengan pedagang di Majene, 11 4,5 gulden per kuintal seperti sewa kapal Februari 1948, borgsom diterapkan sejak (MKSS) dari Majene ke Makassar. Kendati awal tahun 1948. Sumber lain menyebut- demikian, persamaan itu menjadi berbeda kan borgsom untuk gula merah dimulai karena faktor waktu dan kualitas. Diperlu- September 1948 (Arsip NIT No. 196). Da- kan empat hari bagi perahu ke Makassar, 176 | Abd. Rahman Hamid lam laporan Kepala Pemerintahan Negeri ura, pada awal revolusi (1946-1947) yang Majene, J. Aborson, kepada Asisten Resi- berorientasi politik, yakni membantu para den Mandar (3 September 1949) disebut- pejuang dalam ekspedisi maritim memper- kan harga gula merah cukup mahal ketika tahankan kemerdekaan dari Jawa ke Su- pedagang membawanya dengan perahu lawesi atau sebaliknya. Fungsi pelabuhan, ke Kalimantan (Banjarmasin) dan Jawa. dalam periode ini, bergeser dari ekonomi Tetapi setelah larangan itu, para pedagang (perdagangan) ke politik (perjuangan). membawa gula merah ke Makassar dengan Yang kedua, Jalur Utara, mencakup Se- mobil. Berhubung harga murah, keinginan lat Makassar dan Laut Sulawesi, pada penduduk membuat gula merah menurun. akhir revolusi (1948-1950), berorientasi Bila tahun 1947 jumlah produksi 1.000 perdagangan, dengan tujuan Tawao (Kali- ton, maka pada dua tahun berikutnya (1948 mantan-Inggris) dan Kepulauan Sulu (Fil- dan 1949) berkurang menjadi 350 dan 300 ipina). Tidak seperti awal revolusi, pela- ton setiap tahun. Harga jual di Balanipa buhan dalam periode ini berfungsi sebagai menurun drastis tahun 1948 dibanding- pintu keluar dan masuk barang (fungsi kan tahun sebelum dan sesudah penerapan ekonomi). Pendek kata, dua jalur itu pada borgsom. prinsipnya dilandasi upaya yang sama un- Hingga awal 1950 masih ada pengad- tuk menghindari monopoli pelayaran dan uan dari penduduk kepada pemerintah un- perdagangan Belanda di Indonesia dalam tuk meninjau kembali praktek borgsom dan masa revolusi kemerdekaan. larangan pelayaran perahu. Bagaimanapun, perdagangan maritim merupakan sumber DAFTAR PUSTAKA pendapatan penduduk Mandar. Pada saat yang sama, pengangkutan dengan kapal Buku MKSS belum memenuhi kebutuhan. Se- Agung, I. A. A. G (1985), Dari Negara Indonesia Timur ke Republik Indonesia Serikat. jumlah kopra di Mandar Utara, misalnya, Yogyakarta: Gadjah Mada Univeristy Press. yang sudah siap dimuat ternyata tidak di- Asba, A.R (2007), Kopra Makassar Perebutan angkut oleh kapal sehingga para pedagang Pusat dan Daerah: Kajian Sejarah Ekonomi menderita kerugian dan krisis kepercayaan Politik Regional di Indonesia. Jakarta: Yayasan kepada MKSS. Pada kondisi ini, pelayaran Obor Indonesia. penyelundupan dengan perahu layar men- Bijkerk, J.C (1988), Selamat Berpisah sampai Berjumpa di Saat yang Lebih Baik: Dokumenter jadi alternatif perdagangan maritim pada Runtuhnya Hindia Belanda. (Moehardanus, akhir revolusi. penerjemah). Jakarta: Djambatan. Darsono, W.D (2017), Smokol di Pantai Barat PENUTUP Sulawesi Tengah: Saling-silang Ekonomi maritim dan politik di masa Transisi, 1947-1967 Berdasarkan uraian di atas tampak jar- (Tesis belum terbit) Yogyakarta: Universitas ingan pelaut Mandar dalam era revolusi Gadjah Mada. memperlihatkan dua jalur, ciri, dan tempo. de Boer, M.G. dan J.C. Westermann (1941), Een Halve Eeuw Paketvaart (1891-1941). Yang pertama, Jalur Selatan, meliputi Se- Amsterdam. lat Makassar, Laut Jawa, dan Selat Mad- Disjar (1973), Sejarah Tentara Nasional Angkatan Pelayaran Lintas Selat Makassar: Perkembangan Jaringan Maritim Mandar Dalam Era Revolusi | 177

Laut (Periode Perang Kemerdekaan 1945- Arsip (tidak terbit) 1950). Jakarta: Dinas Sejarah TNI-AL. Algemeene Secretarie No. 115, 1113 Djamaluddin (1988), Kapten Pahlawan Laut. Arsip Muhammad Riri Amin Daud (Arsip MRAD) (Naskah). Pangkajene: Departemen Pendidikan No. 452 dan Kebudayaan. Arsip Muhammad Saleh Lahade (Arsip MSL: Hamid, A.R (2016), Nasionalisme dalam Teror 1937-1973) No. 272 di Mandar Tahun 1947. Paramita: Historical Arsip Negara Indonesia Timur (Arsip NIT: 1946- 1950) No. 67, 196 Studies Journal. Vol.26 No.1, p.95-105. Arsip Provinsi Sulawesi (1946-1960) No.452 _____ (2018), Development of Mandar’s maritime Arsip Selayar No. 843B, 1731 trade in eraly twentieth century. Melani Budianta et all (eds). Cultural Dynamucs in a Globalized Arsip Soppeng No. 565 World. London and New York: Routledge, p.681-685. Surat Kabar dan Majalah Heersink, C. G (1995), The Green Gold of Selayar: Economisch Weeklblad vor Nederlandsch-Indie A Social Economic History of an Indonesian 1946 Coconut Island c.1600-1950 Perspectives from Indonesia Timoer 1948 a Periphery. (Academisch Proefschrift). Vrije Negara Baroe 1947 Universiteit te Amsterdam. Pandji Negara 1949 Kempen (1953), Republik Indonesia Propinsi Sinar Selebes Selatan 1941 Sulawesi. Makassar: Kementerian Penerangan. Warta Berita Ekonomi Indonesia Timur 1949, 1950 178 | Abd. Rahman Hamid

GAMBAR

Gambar 1. Jalur Selatan Pelayaran Lintas Selat Gambar 2. Jalur Utara Pelayaran Lintas Selat Makassar oleh Pelaut Mandar awal revolusi Makassar oleh Pelaut Mandar akhir revolusi kemerdekaan Indonesia (1946-1947) kemerdekaan Indonesia (1948-1950) Sumber: diolah dari berbagai sumber sejarah Sumber: diolah dari berbagai sumber sejarah (dibuat oleh Abd. Rahman Hamid, 2018) (dibuat oleh Abd. Rahman Hamid, 2018)