BERAWAL DARI KECINTAAN, BERPROSES DALAM MEDIA KOMUNITAS SEPAKBOLA : MENENGOK MANAJEMEN MEDIA KOMUNITAS BERBASIS FANS SEPAKBOLA Fajar Junaedi, Budi Dwi Arifianto Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta �
[email protected] Pendahuluan Sepakbola dan suporter adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan. Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergila- gila, kecintaan mereka terhadap klub yang dibelanya telah menjadikan bukti kesetiaan mereka terhadap klub. Di sudut - sudut jalan dipasang berbagai hiasan bendera maupun spanduk dengan berbagai warna kebesarannya telah menjadi simbol dan identitas mereka (Santosa, 2014 : 5). Fenomena ini dengan mudah dijumpai di Yogyakarta (terutama Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman), Magelang dan Surakarta – yang lazim juga disebut Kota Solo – dan Surabaya. Di Yogyakarta, klub PSIM Yogyakarta berkandang, di Sleman klub PSS Sleman berkandang, di Kota Magelang klub PPSM Magelang berkandang, di Surakarta klub Persis Solo menjadi simbol kebesaran kota dan di Surabaya, klub Persebaya menjadi simbol kebanggaan kota. Klub – klub ini, pada tahun 2017, berada di Liga 2, sebuah jenjang kompetisi sepakbola kelas dua yang berada di bawah Liga 1. Meskipun berada di kasta kedua kompetisi sepakbola profesional Indonesia, klub – klub ini tetap mendapat dukungan semangat dari para fans yang secara sukarela menjadi suporternya. Suporter adalah pemain keduabelas yang dibilang paling fanatik dan antusias dalam membela klub yang dicintainya. Susah maupun senang, hati mereka melebur menjadi satu saat tim mereka berjuang meraih kemenangan. Inilah sepakbola yang telah membuka mata mereka bak separti pahlawan yang sedang berjuang dengan mengusung 217 Kolase Komunikasi di Indonesia gengsi dan harga diri mereka dipertaruhkan di stadion hanya untuk menyandang gelar sang pemenang (Santosa, 2014 : 5). Fans sepakbola adalah konsumen yang sudah tersedia bagi media massa untuk mendapatkan audiens, maka olahraga menjadi salah satu isu seksi di media.