Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Simpang Empat Ciceri Kota Serang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SIMPANG EMPAT CICERI KOTA SERANG Darmadi, Ir Abstrak Persimpangan merupakan pertemuan dari ruas-ruas jalan yang fungsinya untuk melakukan perubahan arah arus lalulintas.. Persimpangan sebagai bagian dari suatu jaringan jalan merupakan daerah yang kritis dalam melayani arus lalulintas Dalam rangka mendukung terciptanya sistem transportasi yang handal, lancar, aman, tertib dan nyaman, terutama di daerah perkotaan maka perlu dilakukan penelitian kondisi persimpangan empat ciceri kota Serang Dari hasil Peneliatian menunjukan simpang empat ciceri Serang Kinerja Simpang Ciceri saat ini tergolong buruk. Hal ini dapat dilihat dari tingkat rata-rata Derajat Kejenuhan (DS) 0,7 smp/jam. Panjang antrian rata-rata mencapai 33,40 meter dan rata-rata waktu tundaan 23.34 smp/jam (ITP E) Kata kunci : Simpang empat, derajat kejenuhan, panjang antrian dan rata rata waktu tundaan Latar Belakang Sejalan dengan semakin berkembangnya wilayah Kota Serang menjadi Ibukota Provinsi Banten menimbulkan konsekuensi logis terhadap pola kehidupan dan karakteristik sosioekonomi masyarakat terutama adanya peningkatan mobilitas internal maupun eksternal kota dengan berbagai maksud dan tujuan beraneka ragam seperti kegiatan perdagangan, perindustrian, pemerintahan dengan menggunakan berbagai moda transportasi khususnya transportasi darat. Hal tersebut terlihat dengan meningkatnya kepadatan arus lalu lintas pada ruas jalan – ruas jalan utama di Kota Serang. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, bahwa transportasi darat merupakan salah satu faktor utama pengembangan perekonomian suatu kota guna mendukung kelancaran mobilitas masyarakat Kabupaten Serang. Oleh karena itu dibutuhkan parasarana jalan yang memadai, beraksesibilitas tinggi dan fasilitas pendukungnya, disamping itu perlu adanya sarana angkutan umum yang mudah, terjangkau dan terpadu dengan moda transportasi lainnya. Persimpangan sendiri merupakan pertemuan dari ruas-ruas jalan yang fungsinya untuk melakukan perubahan arah arus lalulintas. Persimpangan dapat bervariasi dari persimpangan sederhana yang terdiri dari pertemuan dua ruas jalan sampai persimpangan kompleks yang terdiri dari pertemuan beberapa ruas jalan. Persimpangan sebagai bagian dari suatu jaringan jalan merupakan daerah yang kritis dalam melayani arus lalulintas. Dalam rangka mendukung terciptanya sistem transportasi yang handal, lancar, aman, tertib dan nyaman, terutama di daerah perkotaan maka perlu dilakukan penelitian kondisi persimpangan empat ciceri kota Serang Analisis Kinerja Simpang Kondisi Eksisting Untuk menganalisa kinerja suatu simpang maka perlu untuk diketahui besarnya volume kendaraan dan jenis kendaraan yang melewatinya. Untuk itu dari data hasil survai mengenai arus lalu lintas kendaraan pada keempat kaki pada persimpangan ciceri dibuat tabel untuk mempermudah menganalisa kinerja simpang. Adapun volume puncak kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel .1 Volume kendaraan smp/jam Jam Volume Kendaraan (smp/jam) 06:00~07:00 3083 07:00~08:00 4971 08:00~09:00 3183 09:00~10:00 2931 10:00~11:00 2898 11:00~12:00 3886 12:00~13:00 2927 13:00~14:00 2575 14:00~15:00 3387 15:00~16:00 3806 16:00~17:00 3721 17:00~18:00 3218 18:00~19:00 2872 19:00~20:00 2734 20:00~21:00 2236 21:00~22:00 1423 Sumber : Hasil Survey Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa waktu puncak terjadi pada pagi hari pada pukul 07:00 – 08:00 dengan nilai volume kendaraan 4971 smp/jam. Pada simpang Ciceri pengaturan lampu lalu lintas pada kondisi eksisting adalah statis sepanjang hari (belum berdasarkan perubahan lalu lintas yang terjadi), sedangkan pengaturan fasenya adalah dengan rincian sebagai berikut : a. Pendekat Utara, dengan waktu hijau 27 detik, kuning, 3 detik, dan merah 147 detik b. Pendekat Selatan, dengan waktu hijau 27 detik, kuning, 3 detik, dan merah 147 detik c. Pendekat Barat, dengan waktu hijau 38 detik, kuning, 3 detik, dan merah 175 detik d. Pendekat Timur, dengan waktu hijau 40 detik, kuning, 3 detik, dan merah 175 detik Pada sekitar persimpangan juga ditemui beberapa kendaraan yang parkir dengan menggunakan badan jalan terutama pada ruas jalan dari arah Jendral Sudirman dengan jarak antara garis henti dengan kendaraan diparkir pertama adalah 25 m. Analisis Kinerja Simpang Kondisi Eksisting 1. Perhitungan Arus Jenuh Dasar (So) Arus jenuh dasar dapat ditentukan dengan rumus : So = 600 x We = 600 x 8,7 = 5220 Lebih lengkapnya lagi bisa dilihat pada tabel perhitungan arus jenuh dasar dibawah ini Tabel 2 Perhitungan Arus Jenuh Dasar We So No. Pendekat (m) (smp/jam) 1 Jl. Trip Jamaksari (U) 8.7 5220 2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan (S) 10.7 6420 3 Jl. Jend. Ahmad Yani (B) 17.9 10740 4 Jl. Jend. Sudirman (T) 17.2 10320 Sumber : Hasil Analisis 2. Menentukan nilai Faktor Penyesuaian Hambatan Samping ( FSF ) Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai FSF adalah nilai rasio kendaraan tidak bermotor, lingkungan jalan, hambatan samping, dan tipe fase. Kemudian dengan menggunakan bantuan tabel faktot koreksi hambatan samping. FSF maka nilai dapat ditentukan. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3. Penentuan Nilai Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Tipe Kend/ Tidak PUM Lingkungan Hambatan No Pendekat FSF jam bermotor UM/MV jalan Samping Fase Jl. Trip Jamaksari 1 663 8 0.0121 Komersil Sedang P 0,94 (U) Jl. KH Abdul Fatah 2 866 10 0.0115 Komersil Sedang P 0,94 Hasan (S) Jl. Jend. Ahmad 3 859 10 0.0116 Komersil Sedang P 0,94 Yani (B) Jl. Jend. Sudirman 4 725 12 0.0165 Komersil Sedang P 0,94 (T) Sumber : Hasil Analisis 3. Penentuan nilai faktor Penyesuaian Ukuran Kota ( FCS ) Berdasarkan data Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) kota Serang, pada tahun 2009 jumah penduduknya mencapai 1.154.056 jiwa, maka dengan menggunakan tabel Faktor Koreksi Ukuran Kota, dapat ditentukan besarnya nilai FCS adalah 1,0 4. Penentuan Nilai Faktor Penyesuaian Kelandaian ( FG ) Pada persimpangan ini tidak terdapat kelandaian, begitu juga dengan kaki samping yang lainnya, adalah datar. Dengan menggunakan grafik Faktor Penyesuaian Kelandaian besarnya nilai FG dapat ditentukan. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Penentuan Nilai Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Kelandaian No Pendekat FG +/- % 1 Jl. Trip Jamaksari (U) 0 1.000 2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan (S) 0 1.000 3 Jl. Jend. Ahmad Yani (B) 0 1.000 4 Jl. Jend. Sudirman (T) 0 1.000 Sumber : Hasil Analisis 5. Penentuan Nilai Faktor Belok Kiri ( PLT ) Nilai rasio Belok Kiri ( PLT ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: PLT = QLT (Smp / jam) QTOT ( Smp/Jam ) = 188 663 = 0,283 6. Penentuan nilai Rasio Belok Kanan ( PRT ) Nilai penentuan Rasio Belok Kanan ( PLT ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : PRT = QRT ( Smp/Jam) Qtot ( smp/Jam ) = 229 663 = 0,270 7. Menentukan Nilai Faktor Penyesuaian Belok Kiri ( FLT ) Nilai Faktor Penyesuaian Belok Kiri ( FLT ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus FLT = 1,0 – PLT x 0,16 = 1,0–0,283x0,16 = 0,115 8. Menentukan Nilai Faktor Penyesuaian Belok Kanan ( FRT ) Nilai Faktor Penyesuaian Belok Kanan ( FRT ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : FRT = 1,0 + PRT x 0,26 = 1,0+0,270x0,26 = 0,330 Untuk lebih lengkapnya mengenai perhitungan FLT dan FRT dapat dilihat pada perhitungan tabel berikut ini : Tabel 5. Perhitungan Faktor Penyesuaian Belok Kiri ( FLT ) dan Faktor Penyesuaian Belok Kanan ( FRT ) Volume (Q) No Pendekat Lengan smp/jam PLT FLT PRT FRT TerlindungTerlawan Jl. Trip LT 188 0 0.283 0.115 Jamaksari 1 ST 296 0 (U) RT 179 0 0.270 0.330 663 Jl. KH 2 LT 226 0 0.261 0.118 Abdul ST 404 0 Fatah Hasan ( S ) RT 237 0 0.273 0.331 866 Jl. Jend. LT 240 0 0.280 0.115 3 Ahmad ST 369 0 Yani ( B ) RT 249 0 0.291 0.336 859 Jl. Jend. LT 215 0 0.251 0.120 4 Sudirman ( ST 404 0 T) RT 237 0 0.277 0.332 855 Sumber : Hasil Analisis 9. Penentuan nilai Faktor Penyesuaian Parkir Nilai Faktor Penyesuaian Parkir ( FP ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut : FP = {[(LP/3 – (WA – 2 )) x (LP/3 – g) / WA] / g } = {[(10/3 – (8,7 – 2)) x (10/3 – 26) / 8,7] / 26} = 0,337 Dimana LP : Jarak antara garis henti dengan kendaraan yang diparkir dengan kendaraan yang diparkir pertama g : Nilai Normal waktu Hijau ( 26 detik ) Hasil dari perhitungan pada masing-masing pendekat dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 6. Perhitungan Faktor Penyesuaian Parkir ( FP ) No Pendekat WA (m) LP (m) FP 1 Jl. Trip Jamaksari ( U ) 8.7 10 0.337 2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan ( S ) 11 10 0.437 3 Jl. Jend. Ahmad Yani ( B ) 18 15 0.492 4 Jl.Jend.Sudirman(T) 17 25 0.271 Sumber : Hasil Analisis 10. Perhitungan Arus Jenuh Sesunguhnya (S) Setelah faktor-faktor penyesuaian diketahui maka arus jenuh masing-masing kaki simpang dapat dihitung dengan seperti yang tercantum dibawah ini S = So x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT Dan mengenai hasil penghitungan Arus Jenuh Sesungguhnya (S) dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7. Perhitungan Arus Jenuh Sesungguhnya (S) So S No Pendekat FCS FSF FG FP FRT FLT (smp/jam) (smp/jam) Jl. Trip Jamaksari 1 5220 1 0.94 1.000 0.3374 0.955 1.070 1691.172 (U) Jl. KH Abdul 2 6420 1 0.94 1.000 0.4373 0.958 1.071 2708.290 Fatah Hasan ( S ) Jl. Jend. Ahmad 3 10740 1 0.94 1.000 0.4918 0.955 1.076 5101.585 Yani ( B ) Jl. Jend. Sudirman 4 10320 1 0.94 1.000 0.2713 0.960 1.072 2707.390 (T) Sumber : Hasil Analisis 11. Perhitungan Lost Time ( LT ) Lost Time (LT) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus LT = ∑ IG Dimana : IG = Waktu antar Hijau Untuk mencari nilai LT, harus diketahui terlebih dahulu nilai IG. Sedangkan untuk menentukan IG, menggunakan tabel Penentuan Nilai Antar Hijau. Untuk lebih lengkapnya mengenai perhitungan Lost Time (LT) bisa dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8.