ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL SIMPANG EMPAT CICERI KOTA SERANG

Darmadi, Ir

Abstrak Persimpangan merupakan pertemuan dari ruas-ruas jalan yang fungsinya untuk melakukan perubahan arah arus lalulintas.. Persimpangan sebagai bagian dari suatu jaringan jalan merupakan daerah yang kritis dalam melayani arus lalulintas Dalam rangka mendukung terciptanya sistem transportasi yang handal, lancar, aman, tertib dan nyaman, terutama di daerah perkotaan maka perlu dilakukan penelitian kondisi persimpangan empat ciceri kota Serang Dari hasil Peneliatian menunjukan simpang empat ciceri Serang Kinerja Simpang Ciceri saat ini tergolong buruk. Hal ini dapat dilihat dari tingkat rata-rata Derajat Kejenuhan (DS) 0,7 smp/jam. Panjang antrian rata-rata mencapai 33,40 meter dan rata-rata waktu tundaan 23.34 smp/jam (ITP E)

Kata kunci : Simpang empat, derajat kejenuhan, panjang antrian dan rata rata waktu tundaan

Latar Belakang Sejalan dengan semakin berkembangnya wilayah Kota Serang menjadi Ibukota Provinsi menimbulkan konsekuensi logis terhadap pola kehidupan dan karakteristik sosioekonomi masyarakat terutama adanya peningkatan mobilitas internal maupun eksternal kota dengan berbagai maksud dan tujuan beraneka ragam seperti kegiatan perdagangan, perindustrian, pemerintahan dengan menggunakan berbagai moda transportasi khususnya transportasi darat. Hal tersebut terlihat dengan meningkatnya kepadatan arus lalu lintas pada ruas jalan – ruas jalan utama di Kota Serang. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, bahwa transportasi darat merupakan salah satu faktor utama pengembangan perekonomian suatu kota guna mendukung kelancaran mobilitas masyarakat Kabupaten Serang. Oleh karena itu dibutuhkan parasarana jalan yang memadai, beraksesibilitas tinggi dan fasilitas pendukungnya, disamping itu perlu adanya sarana angkutan umum yang mudah, terjangkau dan terpadu dengan moda transportasi lainnya. Persimpangan sendiri merupakan pertemuan dari ruas-ruas jalan yang fungsinya untuk melakukan perubahan arah arus lalulintas. Persimpangan dapat bervariasi dari persimpangan sederhana yang terdiri dari pertemuan dua ruas jalan sampai persimpangan kompleks yang terdiri dari pertemuan beberapa ruas jalan. Persimpangan sebagai bagian dari suatu jaringan jalan merupakan daerah yang kritis dalam melayani arus lalulintas. Dalam rangka mendukung terciptanya sistem transportasi yang handal, lancar, aman, tertib dan nyaman, terutama di daerah perkotaan maka perlu dilakukan penelitian kondisi persimpangan empat ciceri kota Serang Analisis Kinerja Simpang Kondisi Eksisting Untuk menganalisa kinerja suatu simpang maka perlu untuk diketahui besarnya volume kendaraan dan jenis kendaraan yang melewatinya. Untuk itu dari data hasil survai mengenai arus lalu lintas kendaraan pada keempat kaki pada persimpangan ciceri dibuat tabel untuk mempermudah menganalisa kinerja simpang. Adapun volume puncak kendaraan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel .1 Volume kendaraan smp/jam Jam Volume Kendaraan (smp/jam) 06:00~07:00 3083 07:00~08:00 4971 08:00~09:00 3183 09:00~10:00 2931 10:00~11:00 2898 11:00~12:00 3886 12:00~13:00 2927 13:00~14:00 2575 14:00~15:00 3387 15:00~16:00 3806 16:00~17:00 3721 17:00~18:00 3218 18:00~19:00 2872 19:00~20:00 2734 20:00~21:00 2236 21:00~22:00 1423 Sumber : Hasil Survey

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa waktu puncak terjadi pada pagi hari pada pukul 07:00 – 08:00 dengan nilai volume kendaraan 4971 smp/jam. Pada simpang Ciceri pengaturan lampu lalu lintas pada kondisi eksisting adalah statis sepanjang hari (belum berdasarkan perubahan lalu lintas yang terjadi), sedangkan pengaturan fasenya adalah dengan rincian sebagai berikut : a. Pendekat Utara, dengan waktu hijau 27 detik, kuning, 3 detik, dan merah 147 detik b. Pendekat Selatan, dengan waktu hijau 27 detik, kuning, 3 detik, dan merah 147 detik c. Pendekat Barat, dengan waktu hijau 38 detik, kuning, 3 detik, dan merah 175 detik d. Pendekat Timur, dengan waktu hijau 40 detik, kuning, 3 detik, dan merah 175 detik Pada sekitar persimpangan juga ditemui beberapa kendaraan yang parkir dengan menggunakan badan jalan terutama pada ruas jalan dari arah Jendral dengan jarak antara garis henti dengan kendaraan diparkir pertama adalah 25 m.

Analisis Kinerja Simpang Kondisi Eksisting 1. Perhitungan Arus Jenuh Dasar (So) Arus jenuh dasar dapat ditentukan dengan rumus : So = 600 x We = 600 x 8,7 = 5220 Lebih lengkapnya lagi bisa dilihat pada tabel perhitungan arus jenuh dasar dibawah ini Tabel 2 Perhitungan Arus Jenuh Dasar We So No. Pendekat (m) (smp/jam)

1 Jl. Trip Jamaksari (U) 8.7 5220

2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan (S) 10.7 6420

3 Jl. Jend. Ahmad Yani (B) 17.9 10740

4 Jl. Jend. Sudirman (T) 17.2 10320 Sumber : Hasil Analisis

2. Menentukan nilai Faktor Penyesuaian Hambatan Samping ( FSF ) Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai FSF adalah nilai rasio kendaraan tidak bermotor, lingkungan jalan, hambatan samping, dan tipe fase. Kemudian dengan menggunakan bantuan tabel faktot koreksi hambatan samping. FSF maka nilai dapat ditentukan. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Penentuan Nilai Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Tipe Kend/ Tidak PUM Lingkungan Hambatan No Pendekat FSF jam bermotor UM/MV jalan Samping Fase Jl. Trip Jamaksari 1 663 8 0.0121 Komersil Sedang P 0,94 (U) Jl. KH Abdul Fatah 2 866 10 0.0115 Komersil Sedang P 0,94 Hasan (S) Jl. Jend. Ahmad 3 859 10 0.0116 Komersil Sedang P 0,94 Yani (B) Jl. Jend. Sudirman 4 725 12 0.0165 Komersil Sedang P 0,94 (T) Sumber : Hasil Analisis

3. Penentuan nilai faktor Penyesuaian Ukuran Kota ( FCS ) Berdasarkan data Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) kota Serang, pada tahun 2009 jumah penduduknya mencapai 1.154.056 jiwa, maka dengan menggunakan tabel Faktor Koreksi Ukuran Kota, dapat ditentukan besarnya nilai FCS adalah 1,0 4. Penentuan Nilai Faktor Penyesuaian Kelandaian ( FG ) Pada persimpangan ini tidak terdapat kelandaian, begitu juga dengan kaki samping yang lainnya, adalah datar. Dengan menggunakan grafik Faktor Penyesuaian Kelandaian besarnya nilai FG dapat ditentukan. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Penentuan Nilai Faktor Penyesuaian Hambatan Samping Kelandaian No Pendekat FG +/- %

1 Jl. Trip Jamaksari (U) 0 1.000

2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan (S) 0 1.000

3 Jl. Jend. Ahmad Yani (B) 0 1.000

4 Jl. Jend. Sudirman (T) 0 1.000 Sumber : Hasil Analisis

5. Penentuan Nilai Faktor Belok Kiri ( PLT ) Nilai rasio Belok Kiri ( PLT ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus: PLT = QLT (Smp / jam) QTOT ( Smp/Jam ) = 188 663 = 0,283 6. Penentuan nilai Rasio Belok Kanan ( PRT ) Nilai penentuan Rasio Belok Kanan ( PLT ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : PRT = QRT ( Smp/Jam) Qtot ( smp/Jam ) = 229 663 = 0,270 7. Menentukan Nilai Faktor Penyesuaian Belok Kiri ( FLT ) Nilai Faktor Penyesuaian Belok Kiri ( FLT ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus FLT = 1,0 – PLT x 0,16 = 1,0–0,283x0,16 = 0,115 8. Menentukan Nilai Faktor Penyesuaian Belok Kanan ( FRT ) Nilai Faktor Penyesuaian Belok Kanan ( FRT ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : FRT = 1,0 + PRT x 0,26 = 1,0+0,270x0,26 = 0,330 Untuk lebih lengkapnya mengenai perhitungan FLT dan FRT dapat dilihat pada perhitungan tabel berikut ini : Tabel 5. Perhitungan Faktor Penyesuaian Belok Kiri ( FLT ) dan Faktor Penyesuaian Belok Kanan ( FRT ) Volume (Q) No Pendekat Lengan smp/jam PLT FLT PRT FRT TerlindungTerlawan Jl. Trip LT 188 0 0.283 0.115 Jamaksari 1 ST 296 0 (U) RT 179 0 0.270 0.330 663 Jl. KH 2 LT 226 0 0.261 0.118 Abdul ST 404 0 Fatah Hasan ( S ) RT 237 0 0.273 0.331 866 Jl. Jend. LT 240 0 0.280 0.115 3 Ahmad ST 369 0 Yani ( B ) RT 249 0 0.291 0.336 859 Jl. Jend. LT 215 0 0.251 0.120 4 Sudirman ( ST 404 0 T) RT 237 0 0.277 0.332 855 Sumber : Hasil Analisis

9. Penentuan nilai Faktor Penyesuaian Parkir Nilai Faktor Penyesuaian Parkir ( FP ) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut : FP = {[(LP/3 – (WA – 2 )) x (LP/3 – g) / WA] / g } = {[(10/3 – (8,7 – 2)) x (10/3 – 26) / 8,7] / 26} = 0,337 Dimana LP : Jarak antara garis henti dengan kendaraan yang diparkir dengan kendaraan yang diparkir pertama g : Nilai Normal waktu Hijau ( 26 detik ) Hasil dari perhitungan pada masing-masing pendekat dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 6. Perhitungan Faktor Penyesuaian Parkir ( FP ) No Pendekat WA (m) LP (m) FP 1 Jl. Trip Jamaksari ( U ) 8.7 10 0.337 2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan ( S ) 11 10 0.437 3 Jl. Jend. Ahmad Yani ( B ) 18 15 0.492 4 Jl.Jend.Sudirman(T) 17 25 0.271 Sumber : Hasil Analisis 10. Perhitungan Arus Jenuh Sesunguhnya (S) Setelah faktor-faktor penyesuaian diketahui maka arus jenuh masing-masing kaki simpang dapat dihitung dengan seperti yang tercantum dibawah ini S = So x FCS x FSF x FG x FP x FRT x FLT Dan mengenai hasil penghitungan Arus Jenuh Sesungguhnya (S) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. Perhitungan Arus Jenuh Sesungguhnya (S)

So S No Pendekat FCS FSF FG FP FRT FLT (smp/jam) (smp/jam)

Jl. Trip Jamaksari 1 5220 1 0.94 1.000 0.3374 0.955 1.070 1691.172 (U) Jl. KH Abdul 2 6420 1 0.94 1.000 0.4373 0.958 1.071 2708.290 Fatah Hasan ( S ) Jl. Jend. Ahmad 3 10740 1 0.94 1.000 0.4918 0.955 1.076 5101.585 Yani ( B ) Jl. Jend. Sudirman 4 10320 1 0.94 1.000 0.2713 0.960 1.072 2707.390 (T) Sumber : Hasil Analisis

11. Perhitungan Lost Time ( LT ) Lost Time (LT) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus LT = ∑ IG Dimana : IG = Waktu antar Hijau Untuk mencari nilai LT, harus diketahui terlebih dahulu nilai IG. Sedangkan untuk menentukan IG, menggunakan tabel Penentuan Nilai Antar Hijau. Untuk lebih lengkapnya mengenai perhitungan Lost Time (LT) bisa dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Perhitungan Lost Time ( LT )

No Pendekat Lebar Jalan Satuan

1 Jl. Trip Jamaksari ( U ) 8.7 m 2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan ( S ) 10.7 m 3 Jl. Jend. Ahmad Yani ( B ) 17.9 m 4 Jl.Jend.Sudirman(T) 17.2 m Rata-rata 13.625 Jmlh Fase 4 IG per fase 4 det LT (∑IG). (det) 22 det Sumber : Hasil Analisis

12. Perhitungan Kapasitas (C) Kapasitas Sesungguhnya C (smp/jam) dihitung dengan menggunakan rumus yang ada dibawah ini : C = S x ( g / c ) = 1691.172x0.197 = 333.297 Dan hasil dari perhitungan kapasitas (C) bisa dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 9. Hasil Perhitungan Kapasitas (C) Arus Waktu Waktu Rasio Kapasitas No Pendekat Jenuh (S) Siklus Hijau Hijau (smp/jam) (smp/jam) © (detik) (g/c) Jl. Trip Jamaksari ( 1 1691.172 27 0.197 333.297 U) Jl. KH Abdul Fatah 2 2708.290 27 0.197 533.751 Hasan ( S ) 137 Jl. Jend. Ahmad 3 5101.585 27 0.197 1005.422 Yani ( B ) Jl. Jend. Sudirman 4 2707.390 40 0.292 790.479 (T) Sumber : Hasil Analisis

13. Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS) Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini: DS = QTOT C = 268 333.297 = 0.804 Lebih lengkap dari hasil perhitungan Derajat kejenuhan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS) Arus (Q) Kapasitas © Derajat No Pendekat Kejenuhan (smp/jam) (smp/jam) (DS) 1 Jl. Trip Jamaksari (U) 268 333.297 0.804 Jl. KH Abdul Fatah 2 454 533.751 0.851 Hasan (S) Jl. Jend. Ahmad Yani 3 958 1005.422 0.953 (B) 4 Jl.Jend.Sudirman(T) 678 790.479 0.858 Sumber : Hasil Analisis

14. Perhitungan Jumlah Antrian (NQ1) Jumlah antrian yang tersisa dari waktu hijau sebelumnya (NQ1) digunakan seperti yang tercantum dibawah ini : NQ1 = 0,25 x C x [(DS – 1) + (DS – 1)2 + 8 x (DS – 0,5) / C] Dan lebih lengkapnya hasil perhitungan Jumlah Antrian (NQ1) bisa dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 11. Hasil Perhitungan Jumlah Antrian smp yang Tersisa dari Fase Hijau Sebelumnya (NQ1) Derajat Jumlah Kapasitas © No Pendekat Kejenuhan Antrian (smp/jam) (DS) (smp) Jl. Trip Jamaksari 1 333 0.804 0.235 (U) Jl. KH Abdul Fatah 2 534 0.851 0.879 Hasan (S) Jl. Jend. Ahmad 3 1005 0.953 1.765 Yani (B) Jl. Jend. Sudirman 4 790 0.858 1.654 (T) Sumber : Hasil Analisis

15. Penghitungan Jumlah Antrian (NQ2) Untuk perhitungan jumlah antrian smp yang datang pada saat waktu merah (NQ2) digunakan rumus seperti yang tercantum pada rumus berikut dibawah ini. 1-GR Q NQ2 = c x ------x ------1-GR x DS 3600 1-0,197 268 = 137 x ------x ------1-0,197 0,804 = 37.220

Tabel 12. Hasil Perhitungan Jumlah Antrian smp yang Datang Selama Fase Merah (NQ2) Waktu Rasio Derajat Arus (Q) NQ2 No Pendekat Siklus Hijau Kejenuhan (smp/jam) (smp) © (g/c) (DS) Jl. Trip Jamaksari 1 268 0.197 0.804 37.220 (U) Jl. KH Abdul 2 454 0.197 0.851 79.308 Fatah Hasan (S) 137 Jl. Jend. Ahmad 3 958 0.197 0.953 386.465 Yani (B) Jl. Jend. Sudirman 4 678 0.292 0.858 123.309 (T) Sumber : Hasil Analisis 16. Penentuan Nilai Antrian Maksimal ( NQ MAX ) Untuk mencari nilai NQ MAX terlebih dulu harus mencari nilai NQTotal, dan nilainya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 13. Hasil Perhitungan Jumlah Antrian Maksimal ( NQ Max ) Jumlah Kendaraan Antrian ( NQ No Pendekat smp ) Max NQ1 NQ2 NQTOTAL (smp)

1 Jl. Trip Jamaksari (U) 0.235 37.220 37.455 32

2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan (S) 0.879 79.308 80.187 78

3 Jl. Jend. Ahmad Yani (B) 1.765 386.465 388.230 232

4 Jl.Jend.Sudirman(T) 1.654 123.309 124.963 216 Sumber : Hasil Analisis

17. Perhitungan Panjang Antrian (QL) Untuk menghitung panjang antrian kendaraan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : NQMAX x 20 QL = ------Wmasuk 32 x 20 = ------8,7 = 73,56 m Untuk perhitungan pada tiap pendekat dituangkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 14. Hasil perhitungan Panjang Antrian (QL) Panjang NQ Max Lebar Masuk No Pendekat Antrian (smp) Wmasuk (m) QL (m)

1 Jl. Trip Jamaksari (U) 32 8.7 73.56

2 Jl. KH Abdul Fatah Hasan (S) 78 10.7 145.79

3 Jl. Jend. Ahmad Yani (B) 232 17.9 259.22

4 Jl.Jend.Sudirman(T) 216 17.2 251.16 Sumber : Hasil Analisa

18. Perhitungan Laju Henti (NS) Laju Henti kendaraan masing-masing pendekat yang didefinisikan sebagai jumlah rata-rata berhenti per smp. Untuk menghitung laju henti masing-masing pendekat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : NQTOT NS = 0,9 x ------x 3600 Q x c 37,455 = 0,9 x ------x 3600 268 x 137 = 3,305

Mengenai hasi perhitungan pada tiap masing-masing pendekat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 15. Hasil Perhitungan Laju Henti (NS) Antrian Waktu Laju Henti Arus (Q) No Pendekat Total (NQ) Siklus © (NS) (smp) (smp/jam) (detik) (stop/smp) Jl. Trip Jamaksari 1 37.455 268 3.305 (U) Jl. KH Abdul 2 80.187 454 4.177 Fatah Hasan ( S ) 137 Jl. Jend. Ahmad 3 388.230 958 9.584 Yani ( B ) Jl. Jend. Sudirman 4 124.963 678 4.359 (T) Sumber : Hasil Analisa

19. Perhitungan Jumlah Kendaraan Terhenti (NSV) Untuk mengetahui jumlah kendaraan terhenti masing-masing pendekat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut di bawah ini: NSV = Q x NS = 268 x 3,305 = 885.801 smp/jam Hasil perhitungan jumlah kendaraan tehenti dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini : Tabel 16. Hasil Perhitungan Jumlah Kendaraan Terhenti (NSV) Laju Henti Jumlah Kendaraan Arus (Q) No Pendekat (NS) Terhenti NSV (smp/jam) (stop/smp) (smp/jam) Jl. Trip Jamaksari ( 1 3.305 268 885.801 U) Jl. KH Abdul Fatah 2 4.177 454 1896.398 Hasan ( S ) Jl. Jend. Ahmad 3 9.584 958 9181.489 Yani ( B ) Jl. Jend. Sudirman ( 4 4.359 678 2955.323 T) Sumber : Hasil Analisis

20. Perhitungan Tundaan Lalu Lintas (DT) Setiap pendekat tundaan lalu lintas dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti dibawah ini : c x A + NQ1 DT = ------x 3600 C 0,5 x (1 – GR)2 Dimana : A = ------(1 – GR x DS) 0,5 x (1 – 0.197)2 = ------( 1 – 0.197) x 0,804 = 0,383 Maka : (137 x 0,383) + 0,235 DT = ------x 3600 333,297 = 569,347

Lebih lengkap untuk mengenai perhitungan Tundaan Lalu Lintas (DT) bisa dilihat pada tabel hasil perhitungan dibawah ini :

Tabel 17. Perhitungan Tundaan Lalu Lintas (DT) Rasio Kapasitas Jml Tundaan Waktu Derajat Hijau (C) Antrian LL No Pendekat A Siklus Kejenuhan DT (g/c) (smp/jam) smp © (DS) (smp/jam) Jl. Trip Jamaksari 1 0.197 0.804 0.383 333.297 0.235 569.347 (U) Jl. KH Abdul 2 0.197 0.851 0.387 533.751 0.879 363.765 Fatah Hasan (S) 137 Jl. Jend. Ahmad 3 0.197 0.953 0.397 1005.422 1.765 200.998 Yani (B) Jl. Jend. 4 0.292 0.858 0.334 790.479 1.654 216.169 Sudirman (T) Sumber : Hasil Analisis

21. Perhitungan Tundaan Geometri (DG) Untuk menghitung tundaan geometri untuk masing-masing pendekat menggunakan rumus dibawah ini : DG = (1 – PSV) x PT x 6 (PSV – x 4) PSV = min (NS,1) Dimana : PSV = Rasio Kendaraan yang harus berhenti akibat sinyal merah sebelum melewati simpang. Maka : DG = (1 – 1) x 0.553 x 6 + (1 x 4) = 4 Detik

Perhitungan tundaan geometri untuk masing-masing pendekat dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini : Tabel 18. Hasil Perhitungan Tundaan Geometri (DG) Rasio Rasio Tundaan Laju Henti Kendaraan Kendaraan Geometri No Pendekat (NS) Terhenti PLT PRT Belok / PT DG (stop/smp) Pada Pendekat (smp/jam) (smp/det) (PSV) Jl. Trip 1 3.305 1.000 0.283 0.270 0.55 4.00 Jamaksari (U) Jl. KH Abdul 2 Fatah Hasan 4.177 1.000 0.261 0.273 0.53 4.00 (S) Jl. Jend. 3 Ahmad Yani 9.584 1.000 0.280 0.291 0.57 4.00 (B) Jl. Jend. 4 4.359 1.000 0.251 0.277 0.53 4.00 Sudirman (T) Sumber : Hasil Analisis

22. Perhitungan Tundaan Rata-rata Simpang (DT) Untuk menghitung Tundaan Rata-rata Simpang menggunakan rumus dibawah ini : ∑ (Q x (DT + DG)) DI = ------QTOT 666285.332 = ------2358 = 282,56 detik

Lebih lengkapnya untuk mengetahui perhitungan rata-rata simpang bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 19. Hasil Perhitungan Tundaan rata-rata simpang (DI) Tundaan Tundaan Tundaan Tundaan Rata-rata LL Geometri Arus (Q) Q x D No Pendekat Total (D) Simpang DT DG (smp/jam) (smp/jam) Di (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) Jl. Trip 1 569.347 4.00 573.347 268 282.56 Jamaksari (U) 153,657.080 Jl. KH Abdul 2 363.765 4.00 367.765 454 Fatah Hasan (S) 166,965.271 Jl. Jend. Ahmad 3 200.998 4.00 204.998 958 Yani (B) 196,388.246 Jl. Jend. 4 216.169 4.00 220.169 678 Sudirman (T) 149,274.735 Total 2358 666285.332 Sumber : Hasil Analisis Kesimpulan 1) Kinerja Simpang Ciceri saat ini tergolong buruk. Hal ini dapat dilihat dari tingkat rata-rata Derajat Kejenuhan (DS) 0,7 smp/jam. Panjang antrian rata-rata mencapai 33,40 meter dan rata-rata waktu tundaan 23.34 smp/jam (ITP E) 2) Penerapan Pelarangan parkir disekitar kaki persimpangan dapat meningkatkan kinerja suatu simpangan yang dapat diukur dari nilai Derajat Kejenuhan, Panjang Antrian serta waktu tundaan. 3) Penanganan Simpang Ciceri sangat mendesak untuk dilakukan baik dengan perbaikan geometric maupun dengan pengaturan lampu lalu lintas.

Daftar Pustaka

1) Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, “Manual Kapasitas Jalan ”. 1997. 2) Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 “Tentang Jalan”, Jakarta 2004 3) Hobbs. FD, Gajah Mada University Press, “Perencanaan Teknik Lalu Lintas”, Yogyakarta 1995. 4) Munawar Ahmad, Beta Offset, “Manajemen Lalu Lintas Perkotaan” Yogyakarta 2004 5) Tamin. O.Z, ITB, “Perencanaan dan Pemodelan Trasportasi”, Bandung 1997. 6) Presiden Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah nomor 43 Tahun 1993, “Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan”, Jakarta 7) Menteri Perhubungan, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 Tahun 1993, “Tentang Rambu- rambu Lalu Lintas di Jalan”, Jakarta 1993.