Nilai-Nilai Filosofis Pancasila Menurut Soekarno

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Nilai-Nilai Filosofis Pancasila Menurut Soekarno NILAI-NILAI FILOSOFIS PANCASILA MENURUT SOEKARNO Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh: Abdul Karim Habibullah NIM: 1113033100077 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI “NILAI-NILAI FILOSOFIS PANCASILA MENURUT SOEKARNO” Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam, sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag.) Oleh : Abdul Karim Habibullah NIM : 1113033100077 Pembimbing Iqbal Hasanuddin, M. Hum NIP : PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2019 M LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Abdul Karim Habibullah NIM : 1113033100077 Program Studi : Aqidah dan Filsafat Islam Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Desember 1994 Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan kepada Fakultas Ushuluddin untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (Satu) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 26 Januari 2019 Abdul Karim Habibullah i ABSTRAK Abdul Karim Habibullah “Nilai-Nilai Filosofis Pancasila Menurut Soekarno” Penelitian ini akan menjelaskan tentang pemikiran Pancasila menurut Soekarno. Melihat di era globalisasi sekarang, Pancasila diuji ketahanannya, dan perbincangan seputar Pancasila kembali mengemuka. Bulan Juni 1945, 63 tahun silam Pancasila lahir sebagai sebuah konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Namun sekarang, eksistensi Dasar dan Ideologi Pancasila telah ternoda oleh pandangan-pandangan organisasi yang mengusung ideologi gerakan yang berbeda, bahkan bertolak belakang dengan makna awal Pancasila. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis untuk mengetahui permasalahan dalam pemahaman nilai Pancasila menurut pemikiran Soekarno sebagai Dasar Negara, yang merujuk kepada rujukan primer yaitu Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno karya Ir. Soekarno dan mengacu pada buku Lahirnya Pancasila Kumpulan Pidato BPUPKI karya Kumpulan Pidato agar penulis mampu mendeskripsikannya secara terperinci dalam pemahaman yang komprehensif. Dalam teknik pengumpulan data, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research) terhadap sumber primer maupun sekunder. Berdasarkan hasil penelitian di atas yaitu Pancasila—setelah disahkan dan ditetapkan pada sidang PPKI— itu sangat fleksibel bagi bangsa dan negara Indonesia. Artinya setiap isi dalam butir Pancasila sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia dari berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara baik segi adat istiadat, agama dan kepercayaan, sosial, serta kebudayaan. Selain itu, Pancasila juga memiliki nilai-nilai moral yang luhur. Jelasnya setiap butir dalam Pancasila tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam bahkan menambahkan kesejukan dalam kehidupan keberagamaan di Indonesia, serta menjunjung nilai-nilai peradaban bangsa. Karenanya, tidak mengherankan jika Soekarno mengusulkan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia. Kata Kunci : Nilai-Nilai Filosofis, Pancasila Soekarno ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan kepada hambanya, berupa nikmat iman dan kesehatan. Sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir studi. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah memberikan suri tauladan kepada umatnya. Skripsi yang berjudul Pancasila Menurut Soekarno disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Ushuluddin di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan saran- saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Dr. Yusuf Rahman, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin. 2. Prof. Dr. Zainun Kamaluddin Faqih, M.A., Selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah menasehati dari semester awal hingga akhir 3. Iqbal Hasanuddin, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan menasehati dengan setulus hati dalam memberi masukan serta arahan yang baik kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi ini. 4. Dra. Tien Rohmatin, M.A., selaku Ketua Jurusan Aqidah dan Filasfat Islam, Dr. Abdul Hakim Wahid, M.A. selaku Sekretaris Jurusan Aqidah dan iii Filsafat Islam dan juga jajarannya yang telah membantu penulis dalam mengurus segala keperluan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang tidak bisa penulis sebut namanya satu persatu. Semoga ilmu yang telah diajarkan kepada penulis dapat diamalkan dan semoga kelak mendapat balasan dari Allah SWT. 6. Al-Habib Drs. R. Daraquthny bin Husein Assegaf, selaku ayah sekaligus guru yang telah membantu penulis dalam mencari data demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Tak lupa, ibu tercinta Sufiyati, S.E. yang selalu memberikan semangat dan do’a selama penulis melaksanakan pendidikan S1 hingga lulus. 7. Keluarga tercinta, R. Idzhhar Dhiyauddin, S.SI., Alimatur Rofi’ah, A.Md., Inayatur Radhiyah, Nur Laili, Badri Ridho, selaku kakak serta adik yang selalu memberikan do’a dukungan kepada penulis. 8. Calon Istri, Debby Aslamia, S.Si. yang senantiasa memberikan semangat serta menjadikan motivasi penulis untuk cepat lulus. 9. Jama’ah Majelis Dzikir Safinatul Muslimin, yang telah medukung, mendoakan, serta membantu dalam penulisan skripsi ini hingga selesai. 10. Teman-teman MAN 11 Jakarta, Feri Hidayat, Fikri Ramdan Saputra, Adi Sulaksono, Rafsajani, Ahmad Mulyadi, Denny Muammar Khadafi, Ahmad Badawi, dan seluluruh teman-teman MAN 11 Jakarta angkatan 2013 yang sudah memberi semangat agar penulis dapat mengerjakan tugas akhirnya dengan baik. iv 11. Teman-teman Akar Seni Ushuluddin (ASUS) baik para pengurus ataupun para pendiri, yang mendoakan serta memotivasi penulis agar segera menyelesaikan skripsinya. 12. Teman-teman Aqidah dan Filsafat Islam angkatan 2013, yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu. Terima kasih sudah memberi dukungan, diskusi bersama dan membagi pengalamannya kepada penulis agar penulis cepat menyelesaikan skripsinya. Penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih atas do’a, dukungan, dan motivasinya kepada semua pihak, dan mohon maaf apabila ada pihak yang belum disebutkan satu per satu. Semoga segala kebaikan yang telah diberikan menjadi amal baik dan diberi balasan oleh Allah SWT. Jakarta, 26 Januari 2019 Abdul karim Habibullah v PEDOMAN TRANSLITERASI Arab Indonesia Arab Indonesia ṯ ط A ا ẕ ظ B ب ‘ ع T ت Gh غ Ts ث F ف J ج Q ق ẖ ح K ك Kh خ L ل D د M م Dz ذ N ن R ر W و Z ز H ه S س , ء Sy ش Y ئ S ص H ة ḏ ض VOKAL PANJANG Arab Indonesia  ﭐ Î اى Û او vi DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................. vii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5 D. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 6 E. Metodelogi Penelitian .......................................................................... 11 F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 14 BAB II BIORAFI SOEKARNO ................................................................... 16 A. Riwayat Hidup dan Perjalanan Intelektual Soekarno............................. 16 B. Keterlibatan Pemikiran Soekarno dalam Berbagai Oranisasi ................. 23 C. Karya-Karya Soekarno ........................................................................ 32 BAB III PERJUANGAN MENUJU KEMERDEKAAN .............................. 34 A. Pengantar ............................................................................................ 34 B. BPUPKI .............................................................................................. 35 C. Sejarah Penyusunan Ideologi Negara ................................................... 38 vii BAB IV NILAI-NILAI FILOSOFIS PANCASILA ...................................... 55 A. Pengantar ...........................................................................................
Recommended publications
  • Discourses Exploring the Space Between Tradition and Modernity in Indonesia
    In the 8th International Indonesia Forum Conference DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA i Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). ii In the 8th International Indonesia Forum Conference DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA Editorial Board: Hermanu Joebagio, Frank Dhont Pramudita Press iii In the 8th International Indonesia Forum Conference Sebelas Maret University, Solo, Indonesia 29 – 30 July 2015 Organized by: Sebelas Maret University and International Indonesia Forum DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA Editorial Board: Hermanu Joebagio, Frank Dhont Paper Contributor:
    [Show full text]
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Tinjauan tentang Pengakuan Secara terminologis, ”pengakuan” berarti proses, cara, perbuatan mengaku atau mengakui, sedangkan kata “mengakui” berarti menyatakan berhak. Pengakuan dalam konteks ilmu hukum internasional, misalnya terhadap keberadaan suatu negara/pemerintahan biasanya mengarah pada istilah pengakuan de facto dan de jure. Pengakuan yang secara nyata terhadap entitas tertentu untuk menjalankan kekuasaan efektif pada suatu wilayah disebut dengan pengakuan de facto. Pengakuan tersebut bersifat sementara, karena pengakuan ini ditunjukkan kepada kenyataan- kenyataan mengenai kedudukan pemerintahan yang baru. Apabila kemudian dipertahankan terus dan makin bertambah maju, maka pengakuan de facto akan berubah dengan sendirinya menjadi pengakuan de jureyang bersifat tetap dan diikuti dengan tindakan- tindakan hukum lainnya.1 Moh. Kusnadi dan Bintan R Saragih menjelaskan pengakuan secara hukum (de jure) adalah pengakuan suatu negara terhadap negara lain yang diikuti dengan tindakan-tindakan hukum tertentu, misalnya pembukaan hubungan diplomatik dan pembuatan perjanjian antara 1 http://e-journal.uajy.ac.id/6153/3/MIH201583.pdf diakses pada 31 Juli 2019 Pukul : 22.51 WIB 8 Analisis Hari Lahir..., Rahmat Dwi Nugroho, FKIP UMP, 2019 kedua negara. Hans Kelsen dalam Otje Salman Soemadiningrat menguraikan terminologi “pengakuan” dalam kaitannya dengan keberadaan suatu negara yaitu; terdapat dua tindakan dalam suatu pengakuan yakni tindakan politik dan tindakan hukum.2 Berdasarkan rujukan diatas, dalam
    [Show full text]
  • Etos Gerakan Dan Strategi Aksi Muhammadiyah Menyambut Muktamar Ke 48 Di Solo, Jawa Tengah
    Etos Gerakan dan Strategi Aks Muhammadiyah Menyambut Muktamar Ke-48 di Solo, Jawa Tengah ETOS GERAKAN DAN STRATEGI AKSI MUHAMMADIYAH MENYAMBUT MUKTAMAR KE 48 DI SOLO, JAWA TENGAH Nurbani Yusuf Abstrak Semarak Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang akan diselenggarakan di Kota Solo seolah menjadi wahana untuk para kader berlomba-lomba memberikan kontribusinya guna kemajuan umat dan bangsa. Tulisan ini merupakan sebuah upaya konkrit yang dilakukan oleh penulis untuk meningkatkan etos gerakan dan strategi aksi Muhammadiyah dalam menghadapi tantangan zaman. Muhammadiyah bukan saja gerakan pemikiran tapi juga sekaligus gerakan amal, yang dikemas dalam satu pergerakan yang dinamis dan utuh dengan tidak meninggalkan watak ke-Islamannya, Carl Whiterington menyebut bahwa sebagai sebuah harakah pemikiran, Muhammadiyah menawarkan gagasan modernisasi, purifikasi dan moderasi yang komplet. Kata Kunci: Etos Gerakan, Strategi Aksi, Muhammadiyah, Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Tajdid Al Harakah Muhammadiyah menabalkan dirinya sebagai pergerakan Islam paling menginspirasi selama satu abad terakhir, ‘perkoempoelan’ yang digagas oleh Kyai Ahmad Dahlan ini bahkan telah melampaui pergerakan Islam yang duluan lahir di negeri Timur Tengah, Mesir, Pakistan dan pesisir India dan 30 MAARIF Vol. 14, No. 2 — Desember 2019 Nurbani Yusuf Yaman. Sebut saja Pan Islamisme Syaikh Afghan, gerakan purifikasi Syaikh Abdul Wahab, Ali Jinah, Iqbal atau al Maoudodi di India dan Pakistan, atau gerakan salafi Syaikh Abduh dan muridnya Syaikh Rasyid Ridha di Mesir, atau gerakan-gerakan politik. Ikhwan-nya Syaikh al Banna, HT-nya Syaikh Taqiyuddin an Nabhani, atau gerakan kultural sufiistik semisal Syaikh at Tijani, Syaikh Naqsabandy, hampir semua yang saya sebut tidak pernah menjadi besar di negerinya sendiri bahkan ada yang kemudian diusir karena tidak sejalan, dengan tidak bermaksud saling merendahkan satu sama lainnya semata hanya semacam komparasi dengan berbagai tipologi dan karakter pergerakan.
    [Show full text]
  • Soekarno Dan Kemerdekaan Republik Indonesia
    SOEKARNO DAN PERJUANGAN DALAM MEWUJUDKAN KEMERDEKAAN RI (1942-1945) SKRIPSI Robby Chairil 103022027521 FAKULTAS ADAB HUMANIORA JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 / 1431 H ABSTRAKSI Robby Chairi Perjuangan Soekarno Dalam Mewujudkan Kemerdekaan RI (1942-1945) Perjuangan Soekarno dimulaii pada saat beliau mendirika Partai Nasional Indoonesia (PNI) tahun 1927, dan dijadikannya sebagai kendaraan poliitiknya. Atas aktivitasnya di PNI yang selalu menujuu kearah kemerdekaan Indonesia, ditambah lagi dengan pemikiran dan sikapnya yang anti Kolonialliisme dan Imperialisme, dan selalu menentang selalu menentang Kapitalisme-Imperialisme. Dengan perjuangan Soekarno bersama teman-temannya pada waktu itu dan bantuan Tentara Jepang, penjajahan Belanda dapat diusir dari Indonesia. Atas bantuan Jepang mengusir Belanda dari Indonesia, maka timbulah penjajah baru di Indonesia yaitu Jepang pada tahun 1942. Kedatangan tentara Jepang ke Indonesia bermula ingin mencari minyak dan karet, dan disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia yang dianggap akan membantu rakyat Indonesia mewuudkan kemakmuran bagi bangsa-bangsa Asia. Bahkan, pada waktu kekuuasaan Jepang di Indonesia, Soekarno dengan tterpaksa turut serta bekerja sama dengan Jepang dan ikut ambil bagian dalam organisassi buatan Jepang yaitu, Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyyat (PUTERA), Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Terjalinnya kerjasama dengan Jepang, membawa dampak yang sangat besar baginya yaitu, Soekarno dijulukii sebagai Kolaborator dan penjahat perang, Soekarno memanfaatkan kerjasama itu dengan menciptakan suatu pergerakan menuju Indonesia merdeka. Dengan pemikiran, sikap dan ucapan Sokarno yang selalu menentang Kolonialisme, Kapitaisme, Imperialisme, dan bantuan teman seperjuangan Soekarno pada waktu itu, akhirnya dapat mendeklarasikan teks Proklamasi di rumah Soekarno, di Jalan Pengangsaan Timur No. 56, pada harri Jumat tanggal 17 Agustus 1945.
    [Show full text]
  • Oleh : SUCIYANI
    DISKURSUS TOKOH ISLAM DALAM PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Oleh : SUCIYANI, S.H.I NIM : 1420311069 TESIS Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Sosial Program Studi Hukum Islam Kosentrasi Studi Politik dan Pemerintahan Islam YOGYAKARTA 2017 ABSTRAK Tesis ini menganalisis Tokoh nasionalis yang dianggap tidak mewakili umat Islam dalam perumusan Pancasila sebagai ideologi negara. Pengkatagorian dominasi kekuasaan dan pemikiran menjadi permasalahan di kalangan umat Islam. Dari permasalahan ini saya mengambil kajian mengenai diskursus tokoh Islam dalam perumusan Pancasila sebagai ideologi negara. Tujuan dari tesis ini untuk meneliti diskursus para tokoh Islam dalam perumusan Pancasila, seperti ide dan konsep serta korelasinya dengan kekuasaan dan politik saat itu. Studi ini lebih menekankan pada sebab dan akar masalah adanya penggolongan nasionalis Islam dan nasionalis sekuler. Teori yang digunakan dalam menganalisis permasalahan diatas dengan teori diskursus Michel Foucault dan dilanjutkan teori paradigma karakteristik pemikiran Islam. Kedua teori tersebut menjadi alat untuk memcari fakta dibalik diskursus tokoh Islam dengan menggunakan pendekatan sejarah. Melalui studi kepustakaan dengan menelaah tulisan-tulisan karya tokoh Islam yang terlibat dalam perumusan Pancasila. Penelitian ini hanya mengambil dua tokoh Islam sebagai fokus kajian. Dua Tokoh besar inilah yang menjadi kunci penentuan Pancasilayaitu KH. Abdul Wahid Hasyim dan Ki Bagus Hadikusumo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana keterlibatan tokoh Islam dalam perumusan Pancasila merupakan dampak dari kekuasaan. Tokoh Islam mempunyai budaya berperan dibalik layar, karena konsep dikotomi budaya Islam di Indonesia. Keislaman dipandang sebagai Pengetahuan daripada kekuasaan atau politik. Pokok permasalahannya adalah diskursus, yang mana penyebutan golongan nasionalis sekuler dan nasionalis Islam berada pada ide bukan kekuasaan.
    [Show full text]
  • Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945
    Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945 R. E. Elson* On the morning of August 18, 1945, three days after the Japanese surrender and just a day after Indonesia's proclamation of independence, Mohammad Hatta, soon to be elected as vice-president of the infant republic, prevailed upon delegates at the first meeting of the Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI, Committee for the Preparation of Indonesian Independence) to adjust key aspects of the republic's draft constitution, notably its preamble. The changes enjoined by Hatta on members of the Preparation Committee, charged with finalizing and promulgating the constitution, were made quickly and with little dispute. Their effect, however, particularly the removal of seven words stipulating that all Muslims should observe Islamic law, was significantly to reduce the proposed formal role of Islam in Indonesian political and social life. Episodically thereafter, the actions of the PPKI that day came to be castigated by some Muslims as catastrophic for Islam in Indonesia—indeed, as an act of treason* 1—and efforts were put in train to restore the seven words to the constitution.2 In retracing the history of the drafting of the Jakarta Charter in June 1945, * This research was supported under the Australian Research Council's Discovery Projects funding scheme. I am grateful for the helpful comments on and assistance with an earlier draft of this article that I received from John Butcher, Ananda B. Kusuma, Gerry van Klinken, Tomoko Aoyama, Akh Muzakki, and especially an anonymous reviewer. 1 Anonymous, "Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945: Pengkhianatan Pertama terhadap Piagam Jakarta?," Suara Hidayatullah 13,5 (2000): 13-14.
    [Show full text]
  • Uva-DARE (Digital Academic Repository)
    UvA-DARE (Digital Academic Repository) Behind the Banner of Unity: Nationalism and anticolonialism among Indonesian students in Europe, 1917-1931 Stutje, K. Publication date 2016 Document Version Final published version Link to publication Citation for published version (APA): Stutje, K. (2016). Behind the Banner of Unity: Nationalism and anticolonialism among Indonesian students in Europe, 1917-1931. General rights It is not permitted to download or to forward/distribute the text or part of it without the consent of the author(s) and/or copyright holder(s), other than for strictly personal, individual use, unless the work is under an open content license (like Creative Commons). Disclaimer/Complaints regulations If you believe that digital publication of certain material infringes any of your rights or (privacy) interests, please let the Library know, stating your reasons. In case of a legitimate complaint, the Library will make the material inaccessible and/or remove it from the website. Please Ask the Library: https://uba.uva.nl/en/contact, or a letter to: Library of the University of Amsterdam, Secretariat, Singel 425, 1012 WP Amsterdam, The Netherlands. You will be contacted as soon as possible. UvA-DARE is a service provided by the library of the University of Amsterdam (https://dare.uva.nl) Download date:28 Sep 2021 Index Abdulmadjid Djojoadhiningrat, 89-90, 126-127, Bui Quang-Chiêu, 95, 97-99, 106. 168-169, 171-173, 187, 193, 195, 214, 216, 219-221, 223-224, 228. Cairo, 4, 11, 75, 121, 149, 248. Abendanon, J.H., 8, 36, 63. Casajangan Soripada, Maharadja Soetan, 36, 50. Académie du Droit International, 83-84, 103, 180.
    [Show full text]
  • Asian Socialists and the Forgotten Architects of Post-Colonial Freedom
    Lewis, S. L. (2019). Asian Socialists and the Forgotten Architects of Post-Colonial Freedom. Journal of World History, 30(1-2), 55-88. https://doi.org/10.1353/jwh.2019.0028 Publisher's PDF, also known as Version of record Link to published version (if available): 10.1353/jwh.2019.0028 Link to publication record in Explore Bristol Research PDF-document This is the final published version of the article (version of record). It first appeared online via University of Hawaii Press at https://muse.jhu.edu/article/729105. Please refer to any applicable terms of use of the publisher. University of Bristol - Explore Bristol Research General rights This document is made available in accordance with publisher policies. Please cite only the published version using the reference above. Full terms of use are available: http://www.bristol.ac.uk/red/research-policy/pure/user-guides/ebr-terms/ Asian Socialism and the Forgotten Architects of Post-Colonial Freedom, 1952–1956 Su Lin Lewis Journal of World History, Volume 30, Numbers 1-2, June 2019, pp. 55-88 (Article) Published by University of Hawai'i Press For additional information about this article https://muse.jhu.edu/article/729105 Access provided at 11 Jul 2019 10:40 GMT from Bristol University Asian Socialism and the Forgotten Architects of Post-Colonial Freedom, 1952–1956* SU LIN LEWIS University of Bristol N a photograph taken in 1953, Sutan Sjahrir arrives off an airplane in IRangoon and is greeted warmly on the tarmac by Burmese socialist leaders U Ba Swe and U Kyaw Nyein, as well as his close friend Ali Algadri, the Arab-Indonesian chargé d’affairs.
    [Show full text]
  • Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Ips Sejarahsiswa Kelas Viiie Smp Negeri 1 Kertek Denganmenggunakan Model Pembelajaranexamples Non Examplestahun Ajaran 2012/2013
    UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS SEJARAHSISWA KELAS VIIIE SMP NEGERI 1 KERTEK DENGANMENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARANEXAMPLES NON EXAMPLESTAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah Oleh Nugroho Setya W 3101406047 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i Senin 29 Juli 2013 ii iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang saya tulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 29 Juli 2013 Nugroho Setya Wardhana NIM3101406047 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto Keberhasilan akan terasa lebih indah ketika harus melewati lorong perjuangan. Hidup adalah sebuah resiko, resiko gagal jika mencoba dan resiko tertinggal jika tidak berani mengambil tindakan. Orang yang pintar tidak harus menjadi orang yang selalu juara dikelas, memiliki penghargaan banyak melainkan orang yang tetap semangat dan pantang menyerah dalam mengahadapi kehidupan. Persembahan: Dengan mengucapkan Alhamdulillah atas RahmatMU ya Allah, karya ini telah seslesai dan kupersembahkan kepada : 1. Ayah, Ibu dan Kakakku. 2. Guruku. 3. Almamaterku. 4. Anik Septiani. 5. Teman-temanku. v PRAKATA Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehinnga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Sejarah Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Kertek Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples Tahun Ajaran 2012/2013”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah pada Fakultas Ilmu Sosial Universitas NegeriSemarang. Dengan rasa rendah hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada: 1.
    [Show full text]
  • Perdebatan Tentang Dasar Negara Pada Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (Bpupk) 29 Mei—17 Juli 1945
    PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI—17 JULI 1945 WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 1 PERDEBATAN TENTANG DASAR NEGARA PADA SIDANG BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN (BPUPK) 29 MEI–17 JULI 1945 Skripsi diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Humaniora Oleh WIDY ROSSANI RAHAYU NPM 0702040354 Program Studi Ilmu Sejarah FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA 2008 Perdebatan dasar..., Widy Rossani Rahayu, FIB UI, 2008 2 KATA PENGANTAR Puji serta syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang sungguh hanya karena rahmat dan kasih sayang-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini ditengah berbagai kendala yang dihadapi. Ucapan terima kasih dan salam takzim penulis haturkan kepada kedua orang tua, yang telah dengan sabar tetap mendukung putrinya, walaupun putrinya ini sempat melalaikan amanah yang diberikan dalam menyelesaikan masa studinya. Semoga Allah membalas dengan balasan yang jauh lebih baik. Kepada bapak Abdurrakhman M. Hum selaku pembimbing, yang tetap sabar membimbing penulis dan memberikan semangat di saat penulis mendapatkan kendala dalam penulisan. Kepada Ibu Dwi Mulyatari M. A., sebagai pembaca yang telah memberikan banyak saran untuk penulis, sehingga kekurangan-kekurangan dalam penulisan dapat diperbaiki. Kepada Ibu Siswantari M. Hum selaku koordinator skripsi dan bapak Muhammad Iskandar M. Hum selaku ketua Program Studi Sejarah yang juga telah memberikan banyak saran untuk penulisan skripsi ini. Kepada seluruh pengajar Program Studi Sejarah, penulis ucapakan terima kasih untuk bimbingan dan ilmu-ilmu yang telah diberikan. Kepada Bapak RM. A. B.
    [Show full text]
  • THE DISPUTES BETWEEN TJIPTO MANGOENKOESOEMO and SOETATMO SOERIOKOESOEMO: SATRIA VS. PANDITA Takashi Shiraishi in 1918 Major Deba
    THE DISPUTES BETWEEN TJIPTO MANGOENKOESOEMO AND SOETATMO SOERIOKOESOEMO: SATRIA VS. PANDITA Takashi Shiraishi In 1918 major debates took place between Tjipto Mangoenkoesoemo, a leading proponent of Indies nationalism, and Soetatmo Soeriokoesoemo, a leader of the Com­ mittee for Javanese Nationalism (Comite voor het Javaansche Nationalisme), first over the question of Indies versus Javanese nationalism, and then over the prob­ lem of Javanese cultural development. The language of the debates was Dutch, not Javanese or Malay (Indonesian), and 1918, when they occurred, was the year the Volksraad (People's Council) was founded. It was apparently with the Coun­ cil's opening in mind that Tjipto and Soetatmo engaged in these debates and the audience to which both of them were appealing was the group in the Budi Utomo which was most enthusiastic about the opening of the Volksraad.1 In an atmo­ sphere where this event was viewed as marking the dawn of a new epoch, a ques­ tion keenly felt among followers of Budi Utomo was the political and cultural rele­ vance of Javanese tradition to "progress." Tjipto and Soetatmo addressed this question in their disputes and vied for ideological hegemony among those Dutch- educated lower-priyayi who made up the group in Budi Utomo that supported the Volksraad. The first debate was in fact published in March 1918, just after Tjip- to's nomination as a member of the Volksraad and two months before its formal opening. The second debate took place at the Congress for Javanese Cultural Development, which was held in Solo in July 1918, in conjunction with the annual meetings of the Budi Utomo, PHGB (Perserikatan Guru Hindia Belanda), and Oud- 'OSVIA'-nen-bond,2 and just after the end of the Volksraad's first session.
    [Show full text]
  • The Contested State of Sufism in Islamic Modernism: the Case of the Muhammadiyah Movement in Twentieth-Century Indonesia
    journal of Sufi studies 3 (�0�4) �83–��9 brill.com/jss The Contested State of Sufism in Islamic Modernism: The Case of the Muhammadiyah Movement in Twentieth-Century Indonesia Herman L. Beck Tilburg University (The Netherlands) Abstract The Muhammadiyah in Indonesia is commonly known not to be very sympathetic towards mysticism in terms of its manifestations in mystical religious fraternities and pantheistic identity mysticism. Although its stance versus these religious phenomena seems to be very clear, many of its members are struggling to determine their attitude towards the issue. The continuing uncertainty about its legitimacy is evident from the questions Muhammadiyah members send to the Suara Muhammadiyah regarding this topic. In this article I focus on the Muhammadiyah’s ‘official’ vision through its first hundred years of existence. My thesis is that its rigidness in rejecting ‘mystical and spiritual’ manifestations is not only caused by its fear of unbelief and heresy, but also closely related to the political and social circumstances in which it is confronted with these ‘mystical and spiritual’ manifestations in the first place. Résumé La Muhammadiyah en Indonésie est bien connue pour ne pas être sympathique vers le mysticisme, soit sous la forme de confréries religieuses-mystiques ou sous la forme de mysticisme panthéiste. Bien que son opposition à ces phénomènes religieux semble être très clair beaucoup de ses membres ont du mal à déterminer leur attitude à l’égard de la question. L’incertitude persistante quant à la légitimité de la mystique est évidente dans les questions des membres de la Muhammadiyah envoyées à la Suara Muhammadiyah concernant le sujet.
    [Show full text]