Pengaruh Dimensi Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Gelamai Merk Erina Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pengaruh Dimensi Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Gelamai Merk Erina Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh PENGARUH DIMENSI KUALITAS PRODUK TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN GELAMAI MERK ERINA KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT KOTA PAYAKUMBUH Oleh , , , , ABSTRACT This study aims to reveal : 1) How does the performance of the consumers to buy the brand gelamai Erina District West Payakumbuh; 2) How does the feature of the consumers to buy the brand gelamai Erina Payakumbuh West District; 3) How does the reliability of the consumers to buy the brand gelamai Erina Payakumbuh western districts; 4) How does the conformation of the consumers to buy the brand gelamai Erin a District West Payakumbuh; 5) How does durability to consumers to buy brands Erina gelamai District West Payakumbuh; 6) How does the esthetic of the consumers to buy the brand gelamai Erina District western Payakumbuh; 7) How does the quality of the product dimension to the consumers to buy the brand gelamai Erina District west Payakumbuh Object of study is the consumer brand gelamai Erina District West Payakumbuh. The study population was all consumer brands gelamai Erina District West Payakumbuh Payakumbuh consumers with a sample of 100 people. The data analysis technique used is multiple regression. Based the results of statistical tests, using the t test showed that the variable performance, feature, reliability, conformance, durability and esthetics has a significant level <0.05 so that these variables have a significant influence on consumer buying interest gelamai brands Erina. Based on the calculation of F count, together variables of product quality have significant level <0.05, it is proved that these variables significantly influence buying interest gelamai brands Erina. Based on the test results of the calculation of the coefficient of determination (R Square) showed that consumers to buy brands Erina gelamai influenced by variable performance, feature, reliability, conformance, durability and esthetic of 33.8%, while the remaining percentage of 66.2% is explained by other variables or causes beyond regression models of this study. Keywords : Dimensions of Product Quality, buying interest, multiple linear regression Pengaruh Dimensi Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen Gelamai merk Erina Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh PENDAHULUAN Minat beli dapat dipengaruhi Pada era globalisasi, produk oleh kualitas produk menurut atau jasa yang bersaing dalam suatu Tjiptono (2000:54) hal ini pasar semakin banyak dan beragam disebabkan kualitas produk akibat persaingan pasar. Para mempunyai hubungan yang sangat produsen meningkatkan daya saing erat dengan sikap konsumen, kualitas untuk dapat memenuhi kebutuhan produk memberikan suatu dorongan konsumen serta memberikan kepada konsumen untuk menjalin kepuasan kepada pelanggan secara ikatan hubungan yang kuat dengan maksimal. Menurut Assauri perusahaan. Dalam jangka panjang (2008:19) setiap perusahaan ikatan seperti ini memungkinkan berupaya meningkat posisi perusahaan untuk memahami dengan produknya dalam persaingan pasar. seksama harapan pelanggan serta Simamora (2001:106) kebutuhan mereka. mengatakan bahwa minat beli Komoditas perdagangan terhadap suatu produk timbul karena Payakumbuh yang potensial berasal adanya dasar kepercayaan terhadap dari industri-industri rumahan yang produk yang diiringi dengan banyak membuat sulaman, bordiran, kemampuan untuk membeli produk. tenun tradisional, dan makanan khas Selain itu, minat beli terhadap suatu daerah dari beras seperti batiah, beras produk juga dapat terjadi dengan rendang, dan gelamai (semacam adanya pengaruh dari orang lain dodol). Kota Payakumbuh dikenal yang dipercaya oleh calon sebagai kota penghasil aneka produk konsumen. Minat beli juga dapat makanan ringan. Makanan ringan timbul apabila seorang konsumen spesifik yang sudah terkenal sampai merasa sangat tertarik terhadap keluar Sumatera Barat diantaranya berbagai informasi seputar produk gelamai, hingga Kota Payakumbuh yang diperoleh melalui iklan, dijuluki juga sebagai Kota Gelamai. pengalaman orang yang telah Sentra industri ini berada di menggunakannya, dan kebutuhan Kecamatan Payakumbuh Barat dan yang mendesak terhadap suatu Payakumbuh Utara. produk. Salah satu jenis usaha Berdasarkan atas uraian gelamai adalah industri gelamai tersebut maka dapat disimpulkan Erina yang didirikan oleh Hj. Okraini bahwa minat beli merupakan kurang lebih beroperasi 30 tahun di perasaan yang timbul untuk memiliki Kecamatan Payakumbuh Barat. sebuah produk sesuai dengan selera Keunggulan dari industri Erina ini konsumen dari kualitas produk atau adalah menjual makanan khas minat beli timbul karena adanya tradisional. Tidak hanya gelamai saja ketertarikan dari individu tersebut tetapi juga menyediakan Beras terhadap produk yang diamati dan Rendang, Keripik Sanjai Balado, diiringi dengan kemampuan untuk Batiah, Karak Kaliang, Kipang. membeli produk tersebut. Produsen Selain itu Industri Erina melakukan harus memilki kreatifitas agar kerja sama dengan dinas-dinas produknya diminati oleh konsumen. pemerintah, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pengaruh Dimensi Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen Gelamai merk Erina Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Dinas Koperasi dan UKS, serta menghasilkan dan menyampaikan Dinas Parawisata. Kerjasama barang dan jasa yang diinginkan dilakukan melalui pameran-pameran konsumen sesuai dengan kebutuhan produk khas Minang Kabau secara dan keinginannya. Demikian halnya berkala ditingkat kota, tingkat dengan gelamai merk Erina propinsi maupun tingkat nasional. Kecamatan Payakumbuh Barat kota Dalam menjalankan Payakumbuh, harus berusaha keras usahanya, “Erina” menghadapi untuk memenangkan persaingan agar pesaing yang cukup banyak sehingga bisa selalu dihati konsumen. tingkat persaingan dalam industri Selain memiliki keunggulan tersebut menjadi tinggi, seperti Tek industri Erina juga memiliki Tam, Pusako Minang, Gonjong kelemahan, seperti daerah pemasaran Limo, Delima Sy. Dalam persaingan masih terbatas, manajemen yang bisnis, syarat agar suatu perusahaan masih sederhana, teknologi yang dapat sukses dalam persaingan digunakan masih tradisional dan tersebut adalah berusaha mencapai ancaman fluktuasi harga bahan tujuan untuk menciptakan dan baku, sehingga penjualan gelamai mempertahankan pelanggan. Agar merk Erina selalu berfluktuasi. Hal tujuan tersebut tercapai, maka setiap tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 perusahaan harus dapat berikut : Tabel 1.1 Data Penjualan Produk Gelamai Industri Erina tahun 2008-2012 No Tahun Penjualan Canvas Penjualan Toko Total 1 2008 Rp 25.910.500 Rp 21.014.500 Rp 46.925.000 2 2009 Rp 24.898.500 Rp 27.813.000 Rp 52.711.500 3 2010 Rp 31.470.000 Rp 18.883.000 Rp 50.353.000 4 2011 Rp 30.346.500 Rp 19.701.000 Rp 50.047.500 5 2012 Rp 28.638.000 Rp 19.020.500 Rp 47.658.500 Sumber : Data penjualan industri gelamai Erina Berdasarkan data pada tabel Berdasarkan atas uraian 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa diatas, maka penulis tertarik untuk produk gelamai Erina mengalami melakukan penelitian dengan judul “ stagnasi bahkan mengarah pada Pengaruh Dimensi Kualitas penurunan. Pemasaran industri Erina Produk terhadap Minat Beli ini dilakukan di Kota Payakumbuh, Konsumen Gelamai Merk Erina Bukittinggi, Padang, Solok, Padang Kecamatan Payakumbuh Barat Panjang, Pekanbaru, dan Duri. kota Payakumbuh”. LANDASAN TEORI dalam hal penggunaan, konsumsi, Pengertian Produk atau akuisisi, sedangkan menurut Produk menurut Boyd Assauri (2008:362) adalah sesuatu (2000:264) dapat didefinisikan barang atau jasa untuk memenuhi sebagai apa saja yang dapat kebutuhan dan keinginan konsumen memenuhi keinginan atau kebutuhan secara memuaskan. Pengaruh Dimensi Kualitas Produk terhadap Minat Beli Konsumen Gelamai merk Erina Kecamatan Payakumbuh Barat Kota Payakumbuh Berdasarkan dari definisi Menurut Tjiptono (2000:54) diatas dapat disimpulkan produk kualitas produk mempunyai adalah suatu barang dan jasa yang hubungan yang sangat erat dengan ditawarkan oleh produsen untuk sikap konsumen, dimana kualitas memenuhi kebutuhan konsumen. produk memberikan suatu dorongan Selain itu produk yang dihasilkan kepada konsumen untuk menjalin produsen dapat memuaskan ikatan hubungan yang kuat dengan keinginan konsumen, sehingga perusahaan. konsumen memiliki daya ingat untuk Dari definisi diatas dapat membeli kembali terhadap produk disimpulkan kualitas produk adalah atau jasa yang dihasilkan perusahaan tampilan dan karakteristik produk atau industri tersebut. yang menjadi nilai utama dalam Kualitas Produk memenuhi keinginan konsumen, Menurur Dessler (2003:261) selain itu kualitas produk yang baik kualitas adalah tampilan dan menciptakan dorongan konsumen karakteristik sebuah produk atau untuk menjalin hubungan dengan pelayanan yang berhubungan dengan produsen. Dengan kualitas yang kemampuannya untuk memenuhi sesuai dengan keinginan konsumen, kebutuhan yang dicari. maka perusahaan dapat menghadapi Kotler (2009:143) kualitas persaingan pasar. (quality) adalah totalitas fitur dan Dimensi kualitas produk karakteristik produk atau jasa yang Dengan adanya persaingan bergantung pada kemampuannya pasar, maka produsen harus dapat untuk memuaskan kebutuhan yang meningkatkan kualitas produknya, dinyatakan atau tersirat, sedangkan sehingga hal ini dapat menciptakan menurut John (dalam Kotler, minat beli konsumen. Menurut 2009:143) kualitas adalah jaminan Durianto (2003:58) minat beli adalah terbaik kami atas loyalitas keinginan untuk memiliki produk. pelanggan, pertahanan terkuat kami Minat beli akan timbul apabila menghadapi persaingan luar negeri, seseorang konsumen sudah dan satu-satunya jalan untuk merasakan
Recommended publications
  • Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 14 No.1, Agustus 2017 Page 1 ANALISIS
    ANALISIS AGROINDUSTRI KRIPIK UBI KAYU DI KELURAHAN KULIM KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU Niken Nurwati, Rini Nizar, Amalia Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT The agricultural sector is the main pillar of economic development in Indonesia because Indonesia almost all economic activities centered on the sector. Processing of agricultural or agro-industry is the agricultural product processing business for the purpose of increasing the value of the product. Pekanbaru city produces one of the agricultural products that manioc. The highest production of cassava in Sub Tenayan Raya in Pekanbaru, namely 11 210 tonnes (Pekanbaru in number 2015). In connection with this condition, this study aims to analyze costs and revenues, Break Even Point (BEP), profit planning as well as the added value generated by the agro- industry critic's capable of cassava in Kulim Tenayan Raya Pekanbaru. It can be concluded: 1. The cost of agro-industrial production processes cassava chips "SUGENG SNACK" In December 2016 flavors Balado is Rp. 40,822,557.40, original flavors Rp. 40,822,557.40 and chilli chips (Sanjai) Rp. 22,777,250.00. Net revenue cassava chips flavors Balado is Rp. 12,681,442.60, or Rp. 5,214 / Kg; Rp original flavors. 11,565,426.00 or USD. 6763 / Kg; and crispy chilli (Sanjai) Rp. 5,613,570.00. or Rp.6577,-/Kg 2. Value BEP (Q) agroindustrial cassava chips "SUGENG SNACK" In December 2016 flavors Balado is 145.88 kg, 85.26 Kg variants of the original flavor and crispy chilli (Sanjai) 48,45Kg.
    [Show full text]
  • Strategi Pengembangan Industri Makanan Khas Daerah Di Kota Padang Dengan Pengemasan Dan Pemasaran Berbasis Teknologi
    Menara Ekonomi, ISSN : 2407-8565; E-ISSN: 2579-5295 Volume V No. 3 – Oktober 2019 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN KHAS DAERAH DI KOTA PADANG DENGAN PENGEMASAN DAN PEMASARAN BERBASIS TEKNOLOGI Ash Shadiq Egim1), Nenengsih2) 1,2)STIE Perbankan Indonesia, Padang email: [email protected] Abstract: MSME is a business potential that is highly promoted by the government, because the more people in entrepreneurship the better and stronger economy of a region because local resources, local workers, and local financing can be optimally absorbed and beneficial. According to the Head of the Cooperative and UMKM Office in Padang City, in improving the performance of MSMEs many factors influence its development, such as access to capital, product packaging, marketing and entrepreneurial ability. One of the MSMEs in Padang City that has the potential to be developed is the Regional Special Food Industry. MSME development activities are intended as one of the pillars of people's economy that can be the main driver of the regional economy. The research method used in this study is qualitative with descriptive research type. The location of the study was determined by means of a purposive place where food industries were included in the potential category in the city of Padang. The informants in this study are the owners of the food industry. The informants selected from each region were 14 people, the details of which were 6 key informants and 8 additional informants. Data collection techniques carried out through interviews, observation and documentation, then test the validity of the data using source triangulation techniques. Data analysis techniques using reduction, presentation and drawing conclusions using the SWOT matrix.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan membahas tentang latar belakang dari permasalahan yang diangkat, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan yang digunakan pada penulisan tugas akhir. 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telah memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan bermasyarakat yaitu teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi tersebut berhasil mempengaruhi individu atau kelompok untuk memunculkan infrastruktur baru yang bersifat global. Infrastruktur yang mengglobal dan populer di berbagai kalangan masyarakat tersebut berupa sebuah jaringan yaitu jaringan internet. Jaringan internet telah memberikan berbagai kemudahan bagi setiap penggunanya untuk mendapatkan segala akses informasi, sebagai media promosi, media komunikasi, dan alat untuk research dan development (Yutadi, 2014). Terutama di bidang perekonomian, penggunaan internet telah dimanfaatkan sebagai media untuk melakukan aktivitas bisnis dalam jangkauan luas oleh individu atau perusahaan. Sebagai media baru dalam dunia perdagangan, internet memberikan kemudahan bagi produsen dan konsumen dalam melakukan transaksi bisnis yaitu meningkatkan efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. Aktivitas bisnis melalui media internet ini sering disebut dengan electronic commerce atau e- commerce (Salsabila, 2014). E-commerce merupakan suatu penggunaan media internet dan web dalam melakukan transaksi bisnis komersial antara individu dan organisasi. E-commerce adalah transaksi pertukaran secara digital dengan menggunakan internet yang meliputi
    [Show full text]
  • Laporan Tahunan 2012 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat
    LAPORAN TAHUNAN 2012 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT Penanggung Jawab : Dr. Ir. Hardiyanto, MSc Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Tim Penyusun : Ir. Ismon L., MSi. Ir. Aguswarman Dr. Ir. Abdul Aziz Syarif, MS Ir. Syahrial Abdullah, MS Ir. Azwir K., MSi. Ir. Artuti AM, MS Yunasri, SP Widia Siska, SP Via Yulianti, SP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan atas terselesaikannya laporan tahunan ini. Laporan Tahunan ini merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, fungsi, dan mandat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat (BPTP Sumbar) selama tahun 2012. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan atau dasar pertimbangan dan referensi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi kinerja sebagai upaya peningkatan kinerja ke depan. Laporan Tahunan BPTP Sumbar tahun 2012 berisi tentang capaian hasil kegiatan dalam mendukung empat target sukses Pembangunan Pertanian beserta diskripsi sumberdaya pendukung yang tersedia. Selama pelaksanaan kegiatan BPTP Sumbar tahun 2012, tentunya telah banyak hal- hal yang dicapai dalam pelaksanaannya, dan tidak luput dari berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian untuk mengupayakan solusi yang terbaik. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tahunan ini diucapkan terimakasih. Harapan kami, laporan ini
    [Show full text]
  • I. Pendahuluan
    I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan provinsi dengan kekayaan produk makanan tradisional yang sangat beragam dan temasuk yang terkaya di Indonesia. Berbagai jenis makanan dan minuman tradisional tersedia dengan cita rasa khas. Sumatera Barat adalah salah satu provinsi yang dikenal akan kekayaan makanan tradisional, seperti rendang, galamai, sagu-saguan, batiah, kipang kacang, keripik pisang, kerupuk sanjai, keripik balado, pinyaram, salalauk, ladu dan berbagai produk makanan lainnya. Ladu adalah salah satu makanan tradisional khas Sumatera Barat yang banyak diproduksi di Kota Pariaman. Ladu merupakan komoditi pangan sejenis kerupuk dan berbahan dasar tepung beras, keunikan dari makanan tradisional ini adalah pada alat cetak tradisonal yang digunakan yaitu bunga pohon pinang dan ladu dikenal oleh masyarakat secara luas dengan Kue Arai Pinang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih di bidang teknologi, produk pangan kususnya makanan tradisional harus mampu bersaing dengan melakukan terobosan baru. Hal ini bertujuan agar produk tersebut lebih bervariasi dan tidak ditinggalkan oleh konsumennya. Produsen ladu di Kota Pariaman secara tradisional menggunakan bunga Pohon Pinang sebagai alat cetak akan tetapi saat ini produsen ladu di Kota Pariaman menggunakan alat cetak yang terbuat dari plastik untuk meningkatkan jumlah produksi. Beras merupakan bahan utama dalam pembuatan ladu. beras yang digunakan dalam pembuatan ladu adalah beras dalam bentuk tepung, produsen ladu di Kota Pariaman belum seragam dalam penggunaan tepung beras karena ada produsen ladu yang menggunakan tepung beras kemasan dan ada yang menggiling beras hingga menjadi tepung beras. Tepung beras yang digunakan adalah tepung beras yang memiliki kandungan amilosa yang tinggi salah satunya beras varietas IR 42. Menurut Somantri (1983), kadar amilosa dalam beras berkisar antara 1 – 37% dengan sifat fisik tidak lengket bila dimasak.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era Modern Ini Banyak
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini banyak masyarakat yang telah melupakan budaya asal mereka. Di Indonesia sendiri, dengan adanya keterbukaan terhadap budaya asing, budaya negara kita sedikit demi sedikit mulai luntur. Banyaknya masyarakat Indonesia yang akhirnya tertarik dengan merk global misalnya Franchise dan license asing selain karena kualitasnya terpecaya juga karena tingkat gengsi yang diberikan. Menurut detik.com pada tahun 2015 Ketua Umum Pehimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) saat konferensi pers Franchise dan License Expo Indonesia, di Kopitiam, Grand Inonesia. Terdapatnya 50 waralaba asing masuk ke Indonesia dalam bidang makanan dan minuman, hal ini sangat disayangkan sekali mengingat bahwa masyarakat Indonesia seharusnya bisa menjadi pelopor untuk memajukan merk local dikancah international. Sementara merk lokal sendiri yang disukai para konsumen adalah makanan tradisional. Makanan tradisional sudah menjadi pilihan bagi para wisatawan khususnya yang datang ke Indonesia, dimana di Negara Indoesia terkenal dengan masakannya yang enak dan lezat. Salah satunya ada di daerah Sumatera Barat makanan tradisional adalah masakan rendang. Masakan rendang ini terkenal bukan di wilayah Sumatera Barat saja di luar daerah Sumatera Barat juga terkenal bahkan wilayah luar Indonesia sudah banyak yang mengetahui. Selain masakan rendang, cemilan tradisonal juga banyak dikenal orang banyak khususnya wisatawan yang 1 mengunjungi daerah Sumatera Barat. Jenis makanan ini dihasilkan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang tersebar di wilayah Sumatera Barat. Dengan adanya persaingan dunia usaha mengalami perkembangan dan persaingan yang semakin keras, yang ditandai semakin meningkatnnya para pelaku usaha baru muncul dan pelaku usaha membenahi diri agar usahanya menjadi lebih maju. Salah satunya daerah di Sumatera Barat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dengan ikon oleh – olehnya adalah keripik sanjai yang ada di Bukittinggi.
    [Show full text]
  • Penguatan Industri Rumah Tangga Produk Olahan Makanan Menghadapi Pasar Tunggal Asean Di Sumatera Barat
    PENGUATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA PRODUK OLAHAN MAKANAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN DI SUMATERA BARAT Nasrul Hosen1) dan Harmaini2) 1)Peneliti Utama pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat 2) Penyuluh pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat Jl. Raya Padang-Solok KM 40. Sukarami, Solok, Fak.0755-31138, e-mal: ABSTRAK Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian, karena sektor pertanian merupakan lapangan kerja utama bagi hampir 50% penduduk Sumatera Barat. Sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB cukup tinggi (23,01%) dan relativ besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Pengembangan industri rumahtangga (IRT) pengolahan produk makanan merupakan salah satu upaya memperoleh nilai tambah dan menyerap tenaga kerja. Aneka bahan baku komoditas pangan tersedia. Jumlah IRT produk olahan makanan mencapai 4.292 unit, menyerap tenaga kerja 14.945 orang dan memberikan nilai tambah Rp. 413,0 milyar setahun. Survey dilakukan terhadap lebih 50 sampel macam produk olahan dan 30 buah industri pengolahan terdiri dari industri kecil/menengah, UP3HP, dan industri mikro (IRT) pada 3 kota, Padang, Bukittinggi dan Payakumbuh bulan Februari-Maret 2016. Hasil kajian menunjukkan, bahwa ditemui beberapa kelemahan IRT tersebut: (1) Belum semua IRT mempunyai izin usaha dan mencantumkan label halalMUI di kemasan, kecuali industri kecil/menengah; (2) Masa kedaluarsa belum semua produk mencantumkan dengan tegas; (3) Kandungan gizi tidak tercantum dan hanya mencantumkan komposisi produk; (4) Alamat sudah dicantumkan,
    [Show full text]
  • Analisis Hygiene Sanitasi Pengolahan Serta Kandungan Zat Pewarna Pada Keripik Balado Di Padang Lua, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam Tahun 2018
    ANALISIS HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN SERTA KANDUNGAN ZAT PEWARNA PADA KERIPIK BALADO DI PADANG LUA, KECAMATAN BANUHAMPU, KABUPATEN AGAM TAHUN 2018 SKRIPSI Oleh SRI RAHMATIKA. S NIM : 141000711 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANALISIS HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN SERTA KANDUNGAN ZAT PEWARNA PADA KERIPIK BALADO DI PADANG LUA, KECAMATAN BANUHAMPU, KABUPATEN AGAM TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Oleh SRI RAHMATIKA. S NIM: 141000711 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pernyataan Keaslian Skripsi Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul „ANALISIS HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN SERTA KANDUNGAN ZAT PEWARNA PADA KERIPIK BALADO DI PADANG LUA, KECAMATAN BANUHAMPU, KABUPATEN AGAM TAHUN 2018‟ beserta seluruh isinya adalah benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Medan, Desember 2018 Sri Rahmatika S i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Judul Skripsi : Analisis Hygiene Sanitasi Pengolahan serta Kandungan Zat Pewarna pada Keripik Balado di Padang Lua, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam Tahun 2018 Nama Mahasiswa : Sri Rahmatika. S Nomor Induk Mahasiswa : 141000711 Departemen : Kesehatan Lingkungan Tanggal Lulus : 20 Desember 2018 ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Telah diuji dan dipertahankan Pada Tanggal : 20 Desember 2018 TIM PENGUJI SKRIPSI Ketua : dr.
    [Show full text]
  • 75 Peranan Lagu Popular Minangkabau Sebagai
    SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 1 Edisi Juni 2015 (75—84) PERANAN LAGU POPULAR MINANGKABAU SEBAGAI PENYUMBANG PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DI INDONESIA (The Role of Popular Minangkabau Song as Contribution to the Local Tourism Development in Indonesia) Eva Krisna Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat Simpang Alai Cupak Tangah Pauh, Padang 25162 Telepon 0751776789, faksimile 0751776788 [email protected] (Naskah diterima: 14 Januari 2015, Disetujui: 4 April 2015) Abstract Tourism is one part of the creative industry that can be developed in Indonesia as a choice of earning foreign exchange beside oil and natural gas. Indonesian tourism industry has big opportunity and challenge compared to the world tourism. Tourism products is not just nature, but also culture, adventure, living environment, and culinary. Culinary becomes one of the tourism icons for every place in the world, such as: England with scones, Singapore has fishball noodles, and Malaysia with nasi kandar. Indonesia also has many kinds of culinary icons in every regions, such as bakpia in Yogyakarta, kerak telur in Jakarta, bika ambon in Medan, and balado chips in Padang. There was a unique way in promoting culinary in West Sumatera in the past. The people used to sing in selling the culinary product, its tradition was called bajojo. This bajojo tradition continued to be folk songs and then recorded commercially. Bajojo culinary song is a part of literature, it belongs to spoken literature. The bajojo songs are existing through the industrial and technological recording and become the popular songs in West Sumatera. About thirty recording houses are actively producing tens of recording titles in cassette and CD (compact disc) in West Sumatera.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bukittinggi merupakan salah satu kota destinasi wisata. Hal ini menjadikan kota Bukittinggi sebagai tujuan wisata bagi para pengunjung baik lokal maupun pengunjung luar negeri. Sebagai tempat tujuan wisata pastilah memiliki ciri khas yang dijadikan unggulan destinasi yaitu salah satunya oleh-oleh khas dari Bukittinggi. Oleh-oleh khas ini adalah produk keripik sanjai yang telah ternama sampai keluar daerah Sumatera Barat. Produk keripik sanjai ini merupakan olahan makanan dari bahan baku ubi kayu/singkong yang diolah melalui tahap pengupasan, pencucian, pengirisan, penggorengan dan pemberian bumbu. Keripik sanjai yang dijual pun beraneka ragam rasanya dari keripik sanjai balado, keripik sanjai asin dan keripik sanjai tawar. Keripik sanjai ini dapat diperoleh di pasar-pasar yang ada di kota Bukittinggi seperti pasar atas, pasar bawah, pasar aur kuning. Selain itu keripik sanjai juga dapat diperoleh di toko- toko oleh-oleh keripik sanjai yang berada di sepanjang jalan dekat batas kota Bukittinggi atau juga bisa datang langsung ketempat pembuatan keripik sanjai yang berada di kampung Sanjai yang terletak di kota Bukittinggi. Kampung Sanjai merupakan daerah pertama penghasil keripik sanjai yang saat ini telah menjadi sentra penghasil keripik sanjai terbanyak di Sumatera Barat. Teknologi proses produksi yang diterapkan industri keripik sanjai ini masih bersifat tradisional, sehingga kadangkalanya terjadi hambatan yang dapat menyebabkan kerusakan- kerusakan atau penyimpangan pada produk yang dihasilkan
    [Show full text]
  • Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Mutu Tepung Cassava Termodifikasi
    PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU TEPUNG CASSAVA TERMODIFIKASI Kasma Iswari1, Hervika Fuji Astuti2dan Srimaryati1 1BPTP Sumatera Barat, 2Fakultas Teknologi PertanianUniversitas Andalas ABSTRAK Dalam rangka antisipasi kerawanan pangan, perlu diupayakan pemanfaatan bahan pangan lokal seperti halnya ubikayu sehingga ketergantungan terhadap beras maupun terigu dapat dikurangi. Ubi kayu dapat diolah menjadi tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) yang diproses dengan memodifikasi sel ubikayu melalui proses fermentasi sehingga dighasilkan tepung mempunyai sifat fisik dan kimia menyamai terigu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2014 diLaboratorium Teknik Pengolahan Pangan &Hasil PertanianUniversitas Andalas, dan Laboratorium BPTP Sumatera Barat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui mutu MOCAF terbaik dengan perlakuan lama fermentasi (0, 12, 24, 36, 48, 60, dan 72 jam). Rancangan eksperimen yang digunakan adalah menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Mutu tepung MOCAF terbaik diperoleh dengan lama fermentasi 72 jam dengan kadar air chip 10,16, kadar air tepung 10,15 %, kadar protein 1,938 %, kadar lemak 0,806 %, kadar karbohidrat 85,931 %, dan derajat putih 96,419 % yang sudah memenuhi standar SNI 7622-2011. Kata kunci: Ubi Kayu, Fermentasi, Mutu, MOCAF PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pangan adalah diversifikasi pangan dengan pemanfaatan komoditi pangan lokal sebagai bahan baku dengan harga yang cukup murah, sehingga dapat dihasilkan produk baru yang bernilai ekonomis dengan nilai gizi yang terpenuhi dengan baik. Ubikayu merupakan bahan pangan lokal yang dihasilkan dalam negeri sendiri mampu sebagai sumber pangan karena produksinya cukup tinggi. Di Sumatera Barat produksi ubi kayu tahun 2013 mencapai 232.335 ton produksi dengan luas panen 5.580 ha. Pemanfaatan ubikayu sebagai sumber pangan lebih baik dalam bentuk tepung karena mempunyai umur simpan lebih panjang dibandingkan dengan umbi segar dan juga dapat berfungsi sebagai stok pangan (Winarno, 2003).
    [Show full text]
  • Walikota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat
    WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG STANDARISASI HARGA BARANG DAN JASA KEBUTUHAN PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI, Menimbang : a. bahwa berdasarkan evaluasi terhadap Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 30 Tahun 2017 tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa Kebutuhan Pemerintah Kota Bukittinggi Tahun Anggaran 2018, masih terdapat beberapa ketentuan dalam lampirannya yang belum mencantumkan daftar barang kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan, sehingga Peraturan Walikota Bukittinggi Nomor 30 Tahun 2017 perlu di ubah, untuk itu perlu dilakukan perubahan peraturan Walikota tersebut; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 30 tahun 2017 tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa Kebutuhan Pemerintah Kota Bukittinggi Tahun Anggaran 2018. Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Peratuan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
    [Show full text]