SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 1 Edisi Juni 2015 (75—84)

PERANAN LAGU POPULAR MINANGKABAU SEBAGAI PENYUMBANG PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DI (The Role of Popular Minangkabau Song as Contribution to the Local Tourism Development in Indonesia)

Eva Krisna Balai Bahasa Provinsi Sumatera Barat Simpang Alai Cupak Tangah Pauh, Padang 25162 Telepon 0751776789, faksimile 0751776788 [email protected] (Naskah diterima: 14 Januari 2015, Disetujui: 4 April 2015)

Abstract Tourism is one part of the creative industry that can be developed in Indonesia as a choice of earning foreign exchange beside oil and natural gas. Indonesian tourism industry has big opportunity and challenge compared to the world tourism. Tourism products is not just nature, but also culture, adventure, living environment, and culinary. Culinary becomes one of the tourism icons for every place in the world, such as: England with scones, Singapore has fishball noodles, and Malaysia with nasi kandar. Indonesia also has many kinds of culinary icons in every regions, such as in Yogyakarta, kerak telur in Jakarta, in Medan, and chips in Padang. There was a unique way in promoting culinary in West Sumatera in the past. The people used to sing in selling the culinary product, its tradition was called bajojo. This bajojo tradition continued to be folk songs and then recorded commercially. Bajojo culinary song is a part of literature, it belongs to spoken literature. The bajojo songs are existing through the industrial and technological recording and become the popular songs in West Sumatera. About thirty recording houses are actively producing tens of recording titles in cassette and CD (compact disc) in West Sumatera. Minangkabau pop songs in culinary background through the recording products have direct role in the tourism developing in West Sumatera. This case should be investigated in the framework research of creative industry (tourism) in basis of language and literature which have role to increase the nation’s competitive power among other nations in the world. This writing will investigate the cross history of the Minangkabau culinary background songs development through the recording industry in Indonesia and also will investigate the culinary values contained in the popular Minangkabau song lyric until the writer find the songs role as the promotion media to develop the culinary tourism. This writing used the historical approach by the use of stylistic theories and dynamic structural theory. Keywords: popular song lyric, Minangkabau, literature works, culinary tourism, historical approach, stylistic theory, and dynamic structural theory.

Abstrak Pariwisata adalah satu di antara berbagai industri kreatif yang dapat dikembangkan di Indonesia sebagai pilihan pengganti devisa selain migas. Industri pariwisata Indonesia memiliki peluang dan tantangan yang cukup besar di tengah pariwisata dunia yang terus berkembang. Produk pariwisata bukan cuma alam, tetapi juga kebudayaan, petualangan, lingkungan hidup, dan kuliner. Kuliner menjadi salah satu penanda pariwisata bagi berbagai tempat di berbagai belahan dunia, seperti: Inggris dengan roti scones, Singapura dengan mie fishball noodles, serta Malaysia dengan masakan nasi kandar. Indonesia juga memiliki puluhan kuliner yang terdapat di berbagai daerah, seperti

75

SET JUNI 15.pmd 75 11/3/2017, 10:41 AM SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 1 Edisi Juni 2015 (75—84)

bakpia di Yogyakarta, kerak telur di Jakarta, bika ambon di Medan, dan keripik balado di Padang. Di Sumatera Barat pada masa lalu kuliner memiliki satu keunikan, yakni dijajakan dengan nyanyian yang disebut bajojo. Tradisi bajojo berlanjut menjadi nyanyian rakyat yang kemudian berkembang pula menjadi nyanyian yang direkam secara komersial. Nyanyian kuliner bajojo adalah salah satu bentuk karya sastra, yakni karya sastra lisan. Nyanyian kuliner Sumatera Barat sudah memantapkan kehadirannya melalui industri dan teknologi rekaman yang semakin maju sehingga menjadi lagu popular di Sumatera Barat. Tidak kurang dari tiga puluh rumah produksi yang aktif menghasilkan berpuluh-puluh judul rekaman berbentuk kaset dan cakram padat atau CD(compact disc) di Sumatera Barat. Lagu-lagu pop Minangkabau bernuansa kuliner melalui teknologi perekaman memiliki peran langsung dalam pengembangan pariwisata di Sumatera Barat. Hal tersebut patut dikaji dalam rangka kajian terhadap industri kreatif (pariwisata) berbasis bahasa dan sastra yang turut berperan untuk meningkatkan daya saing bangsa di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Tulisan ini akan mengkaji lintas sejarah perkembangan lagu-lagu kuliner Minangkabau melalui industri rekaman di Indonesia dan nilai-nilai kekulineran yang dikandung oleh syair lagu popular Minangkabau hingga akhirnya ditemukan perannya sebagai media promosi dalam pengembangan wisata kuliner. Tulisan ini menggunakan pendekatan historis dengan pengunaan teori teori stilistika dan teori struktural dinamik. Kata kunci: syair lagu popular, Minangkabau, karya sastra, wisata kuliner, pendekatan historis, teori stilistik, dan teori struktural dinamik. 1. Pendahuluan karupuak sanjai (Bukittinggi), bika mariana Menjajakan makanan atau -kue (Padangpanjang), lamang (Limo Kaum, dengan mengasong adalah kebiasaan Batusangkar), ampiang badadiah masyarakat tradisional Minangkabau. Di tengah (Batusangkar), galamai (Payakumbuh), sala keramaian seperti pasar, terminal, balapan lauak (Pariaman), dokok-dokok (Pariaman), tradisional (seperti pacu jawi (sapi), pacu itik, paku (Pariaman), palai bada dan pacu kuda), berburu babi, sertaalek nagari (Pariaman), palai rinuak (Maninjau), serta (pesta rakyat) biasanya para pedagang randang darek (Batusangkar, Bukittinggi, dan makanan asongan menjadi bagian dari situasi Payakumbuh). Seperti sudah dituliskan pada tersebut. Pada kehidupan keseharian yang bagian awal, para penjaja makanan tersebut bukan keramaian musiman, pelaku berdagang mengasong jualannya sambil bernyanyi, pembeli makanan asongan adalah mereka yang benar- memanggil mereka apabila tertarik, penjual benar melakoni pekerjaan sebagai penjaja menghampiri calon pembeli, lalu terjadilah keliling dan biasanya dengan berjalan kaki. transaksi. Setelah transaksi pertama selesai, Menjajakan masakan tradisional secara penjaja kembali mengasong dengan bernyanyi asongan tidak dilakukan begitu saja tanpa upaya untuk menggugah perhatian calon pembeli menarik perhatian pembeli, tetapi dengan selanjutnya. berbagai kekhasan yang dimiliki oleh masing- Hal menarik dari manjojo (menjaja) masing panjojo (penjaja) makanan tersebut. makanan tradisional tersebut adalah syair lagu Kekhasan tersebut terletak pada nyanyian yang yang didendangkan oleh panjojo tersebut. dilantunkan oleh si penjaja untuk menarik minat Syair lagu tersebut biasanya berbentuk pantun, calon pembeli atau pelanggannya pada makanan pada baris awal bersifat iklan atas makanan yang mereka jajakan. Menyanyikan makanan yang dijajakan. Uniknya, baris kedua berisi yang dijual pada akhirnya menjadi strategi iklan berbagai hal termasuk ajaran moral, sosial, dan untuk melariskan jualan yang dilakukan agama. Lagu berisi kuliner tradisional bersamaan dengan aktivitas jual-beli. Minangkabau tersebut mengalami Minangkabau memiliki berbagai macam perkembangan yang menggembirakan ketika makanan (kuliner) yang menjadi kekhasan industri rekaman dan kreativitas pengarang lagu masing-masing daerah, sebut saja misalnya Minangkabau menjadikannya lagu-lagu popular

76

SET JUNI 15.pmd 76 11/3/2017, 10:41 AM Eva Krisna: Peranan Lagu Popular Minangkabau sebagai Penyumbang Pengembangan Pariwisata Daerah di Indonesia

yang dapat didengar oleh banyak orang, di lagu yang terdapat dalam ph tersebut adalah berbagai tempat, dan pada sembarang suasana. Randang Darek(dinyanyikan Nuskan Syarief), Seorang di antara puluhan pengarang lagu yang Taratak Tingga (Elly Kasim dan kawan- produktif menggubah lagu-lagu bersifat kuliner kawan), Mak Taci (Nuskan Syarief), Apo tersebut adalah Nuskan Syarief (alm.) dan Dayo (Elly Kasim dan kawan-kawan), Cita seorang pula di antara penyanyi yang aktif Bahagia (Elly Kasim dan Nuskan Syarief), menyanyikan lagu-lagu jenis tersebut adalah Cha Cha Mari Cha (Nuskan Syarief), Gadih penyanyi legendaris Elly Kasim. Tuladan (Nuskan Syarief), Kumbang Janti (Elly Kasim), Langkisau (Nuskan Syarief dan 2. Hasil dan Pembahasan kawan kawan), Kureta Solok (Nuskan Syarief 2.1 Pegiat Lagu Kuliner dan Industri dan kawan-kawan), dan Oi Bulan (Elly Kasim Rekaman Lagu Pop Minangkabau dan kawan-kawan). Jakarta memang kota besar tempat segala Lagu Randang Darek adalah lagu impian terwujud, demikian pula dengan bernuansa kuliner pertama yang direkam oleh perkembangan industri rekaman lagu pop Nuskan Syarief. Tahun-tahun berikutnya, Elly Minangkabau di era kemerdekaan pun berawal Kasim menyanyikan lagu-lagu kuliner ciptaan dari kota ini. Para pengamat musik mencatat Nuskan Syarief lainnya, seperti Bareh Solok, bahwa tonggak awal perkembangan musik Lamang Tapai, Sala Lauak, dan Lansek daerah tersebut dimulai dengan berdirinya Manih. Berikutnya, lagu-lagu lain seperti Orkes Gumarang yang didukung oleh nama- Karupuak Sanjai, Gulai Paku, Lamang nama seperti Awaluddin Jamin (mantan Tapai, Bareh Solok, Sala Lauak, Palai Bada, Kapolri), Alidir, Anwar Anif, Dhira Suhud, Randang Darek, Bika Mariana, dan Dokok- Joeswar Khairudin, Taufik, Syaiful Nawas, dan Dokok pun berwujud ph pula yang dapat Asbon Majid (PadangKini.com/24/03/2011; dinikmati banyak orang di banyak daerah di niadilova.blogdetik.com/2009/03/15; dan Indonesia, bahkan sampai ke negara tetangga. Tempo.interaktif.padang/24/04/2012). Lagu-lagu daerah tersebut tidak direkam di Kemunculan Gumarang diikuti oleh Orkes Padang, tetapi di Jakarta. Nuskan Syarief dan Kumbang Tjari pada tahun 1961 di bawah Elly Kasim menjadi pasangan duet serasi dalam pimpinan Nuskan Syarief yang sebelumnya mempopulerkan lagu-lagu kuliner sempat bergabung sebentar dengan Gumarang. Minangkabau. Nuskan Syarief pencipta yang Kehadiran Nuskan Syarief bersama Orkes produktif dan kreatif sekaligus penyanyi dan Kumbang Tjari perlu dicatat agak lengkap pemain musik, sedangkan Elly Kasim dikenal sebab Nuskan Syarief adalah penyanyi dan sebagai perempuan penyanyi yang memiliki pengarang lagu produktif yang mengarahkan cengkok suara yang khas dan mendayu-dayu kreativitasnya untuk menggali dan sehingga ia sangat cocok menyanyikan lagu- mengembangkan lagu-lagu rakyat bernuansa lagu yang bernuansa imbauan (iklan) makanan kuliner menjadi lagu popular Minangkabau. tradisional. Suatu ketika pada awal tahun 1970, Seiring dengan semakin meng-Indonesia- Nuskan Syarief berkesempatan tampil bersama nya lagu-lagu daerah Minangkabau, lagu-lagu Elly Kasim yang ketika itu bergabung dengan Minangkabau bernuasa kuliner pun semakin kelompok band Gatario di Jakarta. Kesempatan popular. Nuskan Syarief yang mencirikan gaya itu berlanjut sampai kepada tawaran membuat musik grupnya pada dominasi suara gitar yang piringan hitam (ph) untuk merekam lagu-lagu sangat dekat dengan bunyi alat musik tradisional Minangkabau. Elly Kasim dan Nuskan Syarief Minangkabau seperti talempong, rabab, dan bersama Orkes Kumbang Cari mengawali saluang menyebabkan lagu-lagunya menjadi kiprahnya di industri rekaman dengan ph sangat akrab di telinga masyarakat pertama dengan judul Asmara Dara. Lagu- Minangkabau, terutama para perantau yang

77

SET JUNI 15.pmd 77 11/3/2017, 10:41 AM SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 1 Edisi Juni 2015 (75—84)

telah berjarak dengan kampung halamannya. penyanyi Zalmon yang diikuti oleh berbagai Lagu-lagu yang bercerita tentang kuliner penyanyi muda yang lain. Industri rekaman lagu tradisional Minangkabau ciptaan Nuskan Minangkabau popular hingga tahun 2013 Syarief pun menjadi lagu yang disukai dan dicari sangat marak dengan hadirnya puluhan rekamannya oleh orang Minangkabau bahkan penyanyi dan berdirinya puluhan pula studio masyarakat Indonesia yang menyukai alunan rekaman di Sumatera Barat. musiknya, meskipun tidak paham syair lagunya. Pada tahun 2000-an berdiri ASRINDO Grup Kumbang Cari bersama Nuskan (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) di Syarief telah lama bubar. Mereka berjaya Padang. Organisasi ini berdiri dengan tujuan selama dua tahun (1961—1963), lalu vakum memberantas maraknya pembajakan terhadap karena kepindahan Nuskan Syarief sebagai lagu-lagu Minangkabau. Perkembangan industri guru olahraga SMP dari Jakarta ke Jayapura rekaman di Sumatera Barat sangat pesat. (1963—1968), berjaya kembali setelah Menurut catatan ASRINDO, dari Juli 2005— Nuskan Syarief kembali ke Jakarta (1969— Juli 2006 ada 304 album yang direkam dan 1970-an), tetapi tidak lagi melalui rekaman, dipasarkan. Dalam jumlah tersebut tidak ada melainkan melalui berbagai acara panggung dan lagi lagu baru bernuansa kuliner yang mencapai tur hingga ke Malaysia bersama Elly Kasim, puncak popularitasnya seperti pada masa lalu. Benyamin S., Ida Royani, serta Ellya Khadam. Artinya, lagu-lagu popular Minangkabau Nuskan Syarief meninggal dunia pada bernuansa kuliner lebih berjaya melalui sosok tanggal 13 Februari 2007 dengan meninggalkan pengarang sekaligus penyanyi alm. Nuskan “segerobak” lagu-lagu ciptaannya yang pernah Syarief, grup Kumbang Cari, dan penyanyi Elly disukai banyak orang. Di antara lagu-lagu Kasim serta kawan-kawan. Lagu-lagu itu telah tersebut, di antaranya enam lagu kuliner, yakni direkam dalam puluhan ph dan direkam ulang Ampiang Badadiah, Bareh Solok, Bika si dalam bentuk kaset maupun vcd (video Mariana, Dokok-Dokok, Randang Darek, campact disc) selama lebih dari 40 tahun, dari dan Lamang Tapai. tahun 1970-an hingga 2013. Selain Nuskan Syarief, lagu-lagu Pada hari ini, syair lagu Minangkabau Minangkabau bernuansa kuliner pun popular bernuansa kuliner tidak lagi bermakna disemarakkan oleh beberapa nama lain, di sebatas pemberi rasa nikmat, tetapi sekaligus antaranya adalah Ujang Virgo, Yul Khaidir, dan ia dapat dimaknai sebagai pemberi manfaat M. Gaus. Ujang Virgo mencipta tiga lagu, yakni: (dulce et utile; Wellek dan Warren, 2000). Katupek Gulai Paku, Karupuak Sanjai, dan Oleh sebab itu, rumusan masalah pada tulisan Palai Rinuak. Yul Khaidir mencipta satu lagu ini adalah bagaimanakah makna lagu berjudul Sala Lauak dan M. Gaus pun Minangkabau bernuansa kuliner sebagai mencipta satu lagu berjudul Palai Bada. pemberi rasa nikmat dan bagaimana pula Industri rekaman lagu Minangkabau telah perannya sebagai pemberi manfaat. Dengan mengalami rentang waktu yang panjang. Setelah demikian, tujuan penulisan ini adalah untuk sukses merekam lagu-lagu Minangkabau mendeskripsikan dan mengungkapkan melalui Orkes Gumarang dan Kumbang Cari, kenikmatan (keindahan) yang dikandung oleh industri rekaman lagu Minangkabau semenjak lagu Minangkabau bernuansa kuliner sekaligus tahun 1970-an mulai berkiprah di Sumatera manfaat (pesan) yang dibawanya. Barat, tercatat tiga produser rekaman yang aktif Makna lagu Minangkabau bernuansa ketika itu, yakni: Edo Record, Ganto Minang, kuliner sebagai pemberi rasa nikmat dapat dan Tanama Record. Pada tahun 1980-an diperoleh melalui kajian terhadap struktur, diksi, industri rekaman lagu Minangkabau sempat bahasa kias, imaji, dan bunyi yang terdapat pada vakum. Pada tahun 1990-an industri rekaman syair lagu tersebut, sedangkan makna berupa lagu Minangkabau bangkit kembali melalui manfaat yang ditimbulkannya dapat dianalisis

78

SET JUNI 15.pmd 78 11/3/2017, 10:41 AM Eva Krisna: Peranan Lagu Popular Minangkabau sebagai Penyumbang Pengembangan Pariwisata Daerah di Indonesia

melalui makna lagu-lagu tersebut secara Dengan demikian, stilistika sastra menyangkut lengkap. Untuk mencapai tujuan kajian ini enam materi kajian, yakni: (1) sistem tanda; (2) digunakan metode kualitatif melalui analisis diksi; (3) bahasa kias; (4) imaji; (5) bunyi; dan konten dengan bantuan teori struktural dinamik (6) makna. dan stilistika. Pada tulisan ini dianalisis enam syair lagu Mengikuti pendapat Endraswara popular Minangkabau yang bernuansa kuliner, (2008:62), strukturalisme dinamik mengakui yakni: (1) Bika Mariana (Bika-sejenis apem- kesadaran subjektif dari pengarang, mengakui Mariana); (2) Karupuak Sanjai (Kerupuk peran sejarah serta lingkungan sosial, meskipun Sanjai); (3) Dokok-Dokok (Bola-Bola Kue sentral penelitian tetap pada karya sastra itu Kering); (4) Palai Bada ( Teri); (5) Sala sendiri. Strukturalisme dinamik juga Lauak (Bola-Bola Ikan Kering); dan (6) mengenalkan penelitian sastra dalam kaitannya Katupek Gulai Paku ( Sayur Pakis). dengan sistem tanda. Caranya adalah Keenam lagu tersebut dianalisis dengan teori menggabungkan kajian otonom karya sastra struktural dinamik bersamaan dengan stilistika dan semiotik. Kajian otonom, dilakukan secara yang pada akhirnya didapatkan makna setiap intrinsik dan kajian semiotik akan lagu dalam manfaatnya sebagai promosi wisata merepresentasikan teks sastra sebagai ekspresi kuliner Sumatera Barat. gagasan, pemikiran, dan cita-cita pengarang. Selain itu, Pradopo (dalam Jabrohim, 2002:64) 2.2 Hasil dan Pebahasan: Syair Lagu menyatakan bahwa dalam penerapan Kuliner Minangkabau strukturalisme dinamik, terdapat dua hal yang Pada awalnya, lagu-lagu rakyat harus diperhatikan: (1) peneliti bertugas Minangkabau disebut dendang yang didominasi menjelaskan karya sastra sebagai sebuah oleh pemakaian pantun. Oleh sebab itu, struktur struktur berdasarkan unsur-unsur atau elemen- lagu rakyat Minangkabau memiliki kesamaan elemen yang membentuknya; dan (2) peneliti dengan struktur pantun pada umumnya, yakni bertugas menjelaskan kaitan antara pengarang, terdiri atas empat baris sebait, bersuku kata realitas, karya sastra, dan pembaca. 8—12, terbagi dua atas sampiran dan isi, serta Tentang stilistika, Aminuddin (1995:46) cenderung memiliki persajakan. Yang menjadi mengartikannya sebagai studi tentang cara ciri khas lagu rakyat Minangkabau adalah sastrawan dalam menggunakan sistem tanda adanya pengurangan atau pemendekan kata sejalan dengan gagasan yang ingin disampaikan (taking syllables) yang berfungsi menjaga dari kompleksitas dan kekayaan unsur keseimbangan irama, misalnya kata urang pembentuk karya sastra. Sasaran kajian hanya (orang) menjadi ‘rang (‘rang), ondeh (aduh) pada wujud penggunaan sistem tandanya. Untuk menjadi ‘ndeh, dan kata alah (telah) menjadi memperoleh pemahaman tentang ciri ‘lah. penggunaan sistem tanda bila dihubungkan Pengurangan atau pemendekan kata pada dengan cara pengarang dalam menyampaikan syair lagu kuliner Minangkabau tergambar pada gagasan, kajian perlu menanamkan pemahaman lagu Sala Lauak yang dikutip berikut ini, yaitu tentang: (a) gambaran objek/peristiwa; (b) pada kata urang dipendekkan menjadi ‘rang. gagasan, dan (c) ideologi yang terkandung Sasak bana pasa ‘rang Tarusan... yo dalam karya sastra bersangkutan. lah lai... Pada apresiasi sastra, analisis kajian (ramai sekali pasar‘rang (orang) Tarusan... stilistika digunakan untuk memudahkan ya lah lai...) menikmati, memahami, dan menghayati sistem tanda yang digunakan dalam karya sastra yang Selain taking syllables, pada dendang berfungsi untuk mengetahui ungkapan ekspresif juga terdapat filler syllables (penyisipan bunyi) yang ingin diungkapkan oleh pengarang.

79

SET JUNI 15.pmd 79 11/3/2017, 10:41 AM SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 1 Edisi Juni 2015 (75—84)

berupa kata yang tidak mengutamakan makna, Yo badaruak... darai-badarai tetapi lebih mengutamakan fungsi, yakni sebagai (Lagu Karupuak Sanjai) penyempurna irama. Penyisipan bunyi pada Sanjai kerupuk Sanjai teks dalam istilah sastra lisan Minangkabau Kiriman uda (abang) hamba disebut darai kato (derai kata) yang terdiri atas Dari pekan tengah balai darai kato pangka untuk sisipan bunyi yang Ya garing... derai-berderai terletak di pangkal kalimat, darai kato salo (Lagu Karupuak Sanjai) untuk sisipan bunyi yang terletak di sela (tengah) kalimat, dan darai kato ujuang untuk sisipan Penggunaan bahasa kias dalam lagu bunyi yang terletak di ujung kalimat. Katupek Gulai Paku yang dikutip berikut ini Kutipan di atas sekaligus juga adalah untuk mengungkapkan hal yang menunjukkan penggunaan kata ‘kok yo lah lai bermakna konotatif. Larik nan tau jo adaik sebagai darai kato ujuang (derai kata ujung) Minang (yang mengerti dengan adat Minang) yang dimanfaatkan sebagai penyempurna maksudnya adalah orang yang mematuhi tata irama. cara hidup bermasyarakat di Minangkabau Sasak bana pasa ‘rang Tarusan... yo sebagai suatu konvensi yang disimpan dalam lah lai... ungkapan lisan sebagai kearifan lokal setempat. (ramai sekali pasar ‘rang Tarusan... ya lah Gulai paku indak abih makan sahari lai...) Cubo angek-an …yo sero… manjadi randang Tanpa adanya kata-kata yang Cari minantu nan pandai mancari pitih digarisbawahi pada kedua kutipan di atas, Nan tau …yo tau… jo adaik Minang sesungguhnya maknanya sudah lengkap atau sempurna, tetapi untuk menjadi nyanyian, Terjemahan: kalimat itu membutuhkan taking syllables dan Gulai pakis tidak habis dimakan sehari filler syllables indah dinyanyikan dan Coba hangatkan …enak… menjadi didengarkan. Gaya pemilihan kata pada dasarnya Cari menantu yang pintar mencari duit digunakan pengarang untuk memberikan efek Yang mengerti…ya mengerti... dengan tertentu serta untuk penyampaian gagasan adat Minang secara tidak langsung sehingga memiliki (Lagu Katupek Gulai Paku) kekhasan tersendiri. Pada lagu Karupuak Sanjai misalnya pada larik Pakiriman Uda Larik lagu Katupek Gulai Paku juga denai/Dari pakan tangah balai dapat mengandung kiasan bahwa syarat ideal calon diartikan bahwa kerupuk terbuat dari singkong menantu (laki-laki) di Minangkabau adalah goreng yang berasal dari Kampung Sanjai pintar mencari uang dan mewarisi kearifan lokal. (Bukittinggi) itu dapat menjadi pengikat kasih Jadi, calon menantu tidak hanya harus memiliki antara dua orang yang saling mencintai. Dari kemampuan finansial saja, melainkan juga keramaian pekan, seorang laki-laki mengirim memiliki moral yang baik. keripik sanjai untuk kekasihnya sebagai Gambaran angan suatu objek yang pertanda bahwa ia selalu mengingat sang berkaitan dengan hal-hal yang merangsang perempuan. pancaindera, citraan, atau imaji ‘imagery’yang terbagi menjadi: pendengaran ‘auditory’, Sanjai karupuak Sanjai penglihatan ‘visual’, perabaan ‘thermal’, Pakiriman uda denai penciuman, dan pencecapan juga terdapat Dari pakan tangah balai dalam syair lagu kuliner Minangkabau seperti dikutip berikut ini.

80

SET JUNI 15.pmd 80 11/3/2017, 10:41 AM Eva Krisna: Peranan Lagu Popular Minangkabau sebagai Penyumbang Pengembangan Pariwisata Daerah di Indonesia

Bareh puluik jo santan bagulo anau Lamak rasonyo… makan baduo Pulut dan santan bergula enau Enak rasanya… makan berdua Bagalimang sabana lamak rasonyo (Lagu Palai Bada) Dicampur sangat enak rasanya Bia kini badan ‘den jauah di rantau Selain itu, pada lagu Palai Bada juga Biar sekarang badanku di rantau terdapat rima yang berhubungan dengan Si dokok-dokok oi kanduang takana pertentangan bunyi; tinggi/rendah, panjang/ juo Si dokok-dokok terkenang pendek, keras/lemah, yang mengalun dengan jua teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk Hei…dokok-dokok, dokok-dokok... keindahan. Jikok jadi Tuan ka pasa/ Tolong Hei..dokok-dokok,dokok-dokok balikan si gulo saka adalah larik bernada (Lagu Dokok-Dokok) sedang, diikuti oleh larik bernada rendah Jikok Tuan salero patah/Cubo makan si palai Dokok-Dokok adalah kue berbungkus bada, lalu dilanjutkan oleh larik bernada tinggi daun pisang yang terbuat dari campuran tepung yang merupakan imbauan atau iklan dalam pulut, santan, dan gula enau. Kue legit ini menjadi tradisi manjajakan kue di Minangkabau, yakni ingatan bagi perantau meskipun mereka sedang pada larik Yo… palai bada/ Lamak berada jauh di negeri orang. Larik Bia kini rasonyo…, dan diakhiri oleh nada rendah badan ‘den jauah di rantau/ Si dokok-dokok kembali dengan larik makan baduo. oi kanduang takana juo mengandung imaji Ketika ditinjau lebih lanjut, setiap kata, penglihatan dan pencecapan. Larik ini larik, bait, dan tanda yang terdapat dalam syair membawa kepada ingatan terhadap wujud kue lagu kuliner Minangkabau memiliki kandungan ini dan kepada pencecapan atas kelezatannya. maksud yang dapat dimaknai, misalnya pada Rima atau pengulangan bunyi biasanya larik yang dikutip berikut ini. digunakan untuk membentuk musikalitas atau Cubolah bika si Mariana orkestrasi. Dengan pengulangan bunyi, larik- Cobalah bika si Mariana larik menjadi merdu dinyanyikan. Untuk Kok rasonyo ‘yo sabana kamek mengulang bunyi itu, pencipta lagu juga Rasanya benar-benar lezat mempertimbangkan lambang bunyi. Dengan Cakak abih silek takana cara ini, pemilihan bunyi-bunyi mendukung Perkelahian usai, silat teringat perasaan dan suasana lagu. Usah manyasa kok ndak mandapek Dalam lagu Palai Bada yang dikutip Jangan menyesal bila tak kebagian berikut ini terdapat rima pada bait pertama (Lagu Bika si Mariana) sampai bait keempat dengan bertolak pada pengulangan vokal /a/yang memberikan kesan Cakak abih silek takana (perkelahian riang (efoni). usai, silat teringat) adalah ungkapan Jikok jadi Tuan ka pasa Minangkabau yang menggambarkan Jika jadi Tuan ke pasar penyesalan seseorang yang tidak menggunakan Tolong balikan si gulo saka kesempatan dengan baik. Ia baru menyadari Tolong belikan gula aren kemampuannya bersilat ketika perkelahian Jikok Tuan salero patah sudah usai. Pada syair lagu ini ungkapan Jika Tuan patah selera tersebut digunakan untuk mengingatkan supaya Cubo makan si palai bada jangan menyesal nanti, segeralah mencicipi bika Coba makan palai bada si Mariana sebelum kue lezat itu habis. Yo… palai bada Penggunaan lambang silat biasanya mengacu Ya… palai bada kepada strategi pemertahanan diri dari serangan musuh, namun pada syair lagu ini secara

81

SET JUNI 15.pmd 81 11/3/2017, 10:41 AM SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 1 Edisi Juni 2015 (75—84)

asosiatif dihubungkan dengan kompetisi Ambiak rumpuik si bilang-bilang mendapatkan suatu kue yang banyak diminati Ambil rumput si bilang-bilang orang. Jikok Tuan indak picayo Kok jampang... Tuan ka Gaduang Jika Tuan tidak percaya Bila... Tuan ke Gaduang Bali sabungkuih baok pulang Di Bukittinggi... amai jo biyai Beli sebungkus bawa pulang Di Bukittinggi... ibu dan nenek (Lagu Palai Bada) Kok jampang... pulang ka kampuang Bila... pulang ke kampung Sebait larik lagu Sala Lauak yang dikutip Balilah bali... karupuak sanjai berikut ini mengisahkan ulah Sidi (gelar Belilah beli... kerupuk sanjai kebangsawanan untuk laki-laki di Pariaman) (Lagu Karupuak Sanjai) yang menambah makannya sepiring lagi karena kelezatansala lauak yang menjadi lauk nasinya. Bait pertama lagu Karupuak Sanjai yang Hal itu diungkapkan dalam larik Kok lah dikutip di atas berisi ajakan agar membeli tacubo sala lauak … yo lah lai/Makan kerupuk Sanjai bila pulang ke kampung (bisa batambuah ‘lah Sidi … sapiriang lai. saja) untuk dijadikan oleh-oleh di tanah Urang Cimparuah pai ka Sintuak … perantauan. yo lah lai Lain lagi halnya dengan lagu Dokok- Naiak kureta …yo lah lai… di Kuraitaji Dokok yang dikutip di bawah ini. Lagu ini Kok lah tacubo sala lauak … yo lah lai menceritakan kue bernama dokok-dokok, kue Makan batambuah ‘lah Sidi … koci, dan lamang baluo (sejenis ) yang sapiriang lai merupakan kudapan kesukaan orang (Lagu Sala Lauak) Minangkabau. Larik lagu itu menyatakan bahwa setelah mencoba satu akan minta tambah Terjemahan: menjadi dua karena kelezatan kue-kue tersebut. Orang Cimparuah pergi ke Sintuak Hei … dokok-dokok Naik kereta di Kuraitaji Hei… dokok-dokok Jika telah mencicipi sala lauak Kue koci, baluo lamang baluo Makan bertambuh Sidi sepiring lagi Kue koci, baluo, lamang baluo Hei … cubo ciek Sala Lauak adalah nama sejenis kudapan Hei… mencoba satu berbentuk bola-bola kecil seperti onde-onde Cubo ciek,‘yo duo, sanak nak duo yang terbuat dari tepung beras dicampur ikan Coba satu, saudara, ingin dua kering (lauak tukai) dan digoreng. Sala Lauak (Lagu Dokok-Dokok) biasa dimakan sebagai kudapan atau dapat pula dijadikan lauk ketika makan nasi. Sala Lauak Larik Jikok Tuan indak picayo/Bali merupakan makanan yang tercipta atas sabungkuih baok pulang pada lagu Palai kreativitas masyarakat pinggir pantai yang Bada di bawah ini menyatakan bahwa Palai hidup dari hasil laut yang melimpah seperti Bada adalah lauk yang lezat. Kelezatan pepes masyarakat Pariaman. Cimparuah, Sintuak, dan ikan kecil semacam teri tersebut dapat Kuraitaji yang terdapat dalam sampiran larik dibuktikan dengan membelinya sebungkus lalu lagu berbentuk pantun tersebut adalah nama- membawanya pulang untuk dimakan. nama tempat di Pariaman. Urang Rao pai ka danau Yo lamak...yo lamak...si gulai paku Orang Rao pergi ke danau Yo bacampua...bacampua…si buah palo

82

SET JUNI 15.pmd 82 11/3/2017, 10:41 AM Eva Krisna: Peranan Lagu Popular Minangkabau sebagai Penyumbang Pengembangan Pariwisata Daerah di Indonesia

‘lah tampak calon minantu 3. Simpulan Sayang saketek…saketek... indak Lagu-lagu kuliner yang menjadi lagu pop bakarajo daerah Minangkabau telah mengalami rentang (Lagu Katupek Gulai Paku) waktu yang panjang dari era 70-an hingga tahun Terjemahan: 2013 ini. Lagu-lagu tersebut sangat dikenali Ya enak..ya enak..si gulai pakis pada masanya dan menjadi kenangan pada Ya bercampur...si buah pala masa sekarang. Perannya sebagai karya sastra Sudah ada calon menantu pemberi rasa nikmat dan manfaat telah dijalani Sayang sedikit...sedikit... tidak bekerja oleh lagu-lagu tersebut. Pada masa lalu, piringan hitam dan pita kaset berisi lagu-lagu kuliner Lagu Salak Lauak pada kutipan di atas tersebut sangat diminati karena telah membuat mengisahkan tentang ketupat yang dimakan orang-orang terhibur. Hal lain yang tidak dengan sayur gulai pakis atau yang disebut disadari secara langsung adalah manfaat lagu- Katupek Gulai Paku. Gulai pakis adalah gulai lagu tersebut terhadap penyumbang dengan bahan utama sayuran pakis yang pengembangan pariwisata di Sumatera Barat, dimasak dengan santan, cabe rawit, dan khususnya di bidang pariwisata kuliner. Berkat -bumbu khas masakan Padang lainnya lagu-lagu tersebut Bika, Karupuak Sanjai, seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, Dokok-Dokok, Palai Bada, Sala Lauak, dan jahe, laos, serai, daun kunyit, dan pala. Yang Katupek Gulai Paku menjadi daya tarik menjadi rasa khas dari gulai pakis adalah buah pariwisata bagi daerah-daerah tertentu. pala basah yang mendominasi masakan Bila orang berwisata ke Kota berkuah tersebut. Padangpanjang misalnya, orang akan menelusuri Hal unik dari larik lagu Katupek Gulai jalan raya Padangpanjang-Bukitinggi untuk Paku yang berbentuk pantun di atas adalah dapat menikmati kue bika. Salah satu usahawan gulai pakis yang diceritakan tidak menjadi isi bika di antara dapur-dapur bika yang berjejer seperti lazimnya pantun, tetapi menjadi di sepanjang jalan yang memiliki suatu danau sampiran, yakni: Yo lamak...yo lamak...si kecil itu memanfaatkan nama Bika si Mariana gulai paku/Yo bacampua...bacampua…si untuk menamai tempat usahanya. Dapur-dapur buah palo//‘lah tampak calon minantu/ bika yang mengepulkan asap dari tungku Sayang saketek…saketek... indak bakarajo/ pembakaran dengan bahan bakar sabut kelapa /. Sampiran yang menceritakan kelezatan gulai merupakan pemandangan khas di tempat itu, pakis dijadikan pengantar untuk sampai kepada apalagi bila wisatawan menebarkan pandangan isi yang mengisahkan curahan hati seseorang ke arah Gunung Merapi dan Singgalang yang yang sudah memiliki pilihan calon menantu, terletak persis di hadapan jejeran dapur-dapur namun sang calon tersebut belum memiliki tersebut, pemandangan indah kedua gunung pekerjaan. Hal tersebut menunjukkan kekayaan berbalut mitos itu semakin memesona. estetika yang dimiliki pantun, yakni bersifat Pada masa lalu, Kota Bukittinggi menjadi luwes untuk menyampaikan sesuatu, baik produsen karupuak sanjai satu-satunya berupa sampiran maupun berupa isi yang sehingga sanjai yang semula hanya nama suatu keduanya memiliki kandungan makna masing- kampung kecil, berkembang menjadi ikon kota masing. Dengan kalimat lain dapat dikatakan yang indah itu. Kerupuk (keripik) sanjai adalah bahwa sampiran bukan sekadar perangkat irisan sangat tipis goreng singkong garing tanpa bunyi untuk memeroleh rima, sampiran dan isi tambahan perasa sehingga keaslian singkong sama-sama penting karena mengandung makna sangat terasa di lidah. Kerupuk Sanjai berbentuk yang sama-sama penting pula. pipih berukuran kira-kira 15 Cm dan berbentuk stik berukuran 5 Cm, baik yang dilumuri cabe

83

SET JUNI 15.pmd 83 11/3/2017, 10:41 AM SALINGKA, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 12 Nomor 1 Edisi Juni 2015 (75—84)

atau tidak. Kerupuk Sanjai dijual di pekan- Demikianlah, lagu-lagu pop daerah pekan di kampung, di pasar-pasar di pusat Minangkabau telah turut berperan sebagai Kota Bukittinggi, dan di rumah-rumah produksi penyumbang pengembangan kepariwisataan yang merupakan industri rumah tangga dengan Indonesia. Industri pariwisata berbasis lagu- pengelolaan yang sangat sederhana. lagu pop Minangkabau turut berperan dalam Pada masa kini, popularitas karupuak meningkatkan daya saing bangsa di antara sanjai Bukittinggi seperti “digilas” oleh kreasi bangsa-bangsa lain di dunia karena kuliner yang dan inovasi yang dilakukan seorang perempuan disebarluaskan melalui lagu dan disediakan di usahawan keturunan Cina di Kota Padang yang tempat-tempat tertentu dapat menjadi ikon bagi memberi nama merek dagangnya Keripik daerah tersebut. Pada akhirnya, ikon tersebut Balado Christine Hakim.Kim, sang usahawan menjadi daya tarik yang sangat ampuh untuk mengolah karupuak sanjai menjadi keripik mendatangkan wisatawan ke Indonesia. Suatu balado (dilumuri cabe) dengan menambahkan saat nanti, bila orang menjejakkan kakinya di rasa manis sehingga makanan tersebut pintu kedatangan Bandara Internasional berterima di lidah suku bangsa lain. Kim berhasil Minangkabau, hendaknya lagu-lagu kuliner mengubah makanan tersebut menjadi bergengsi bersama lagu-lagu rakyat Minangkabau lainnya dalam kemasan modern sekaligus berkumandang di telinga pendatang itu dan mempopulerkan nama baru, keripik balado lembar informasi tentang pusat-pusat penjualan sehingga bila orang ke Padang, maka Keripik kuliner tradisional tersebut siap pula menyambut. Balado Christine Hakim adalah tentengan wajib ketika meninggalkan kota tersebut. Daftar Pustaka Dokok-dokok, lamang baluo, kacang Aminuddin. 1995. Stilistika, Pengantar tojin, dan kue koci adalah beberapa di antara Memahami Bahasa dalam Karya berbagai kudapan yang biasanya dijajakan di Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press. terminal, stasiun kereta api, atau di tempat- Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi tempat keramaian lainnya. Terutama di Penelitian Sastra: Epistemologi, Pariaman dan sekitarnya, menjajakan kue Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Medpress. tradisional yang tetap berlanjut hingga sekarang, Jabrohim (penyunting). 2002. Metodologi namun menjajakan lagu dengan melagukannya Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita sudah sangat jarang ditemui saat ini. Saat ini, Graha Widya. kue-kue semacam itu pun berada di toko-toko Waluyo, Herman. J. 1987. Teori dan Apresiasi oleh-oleh yang dibuat oleh tenaga terampil Puisi. Jakarta: Erlangga. dengan fasilitas memasak dan mengemas secara Welek, Reene dan Austin Warren. 2000. Teori modern. Kesusasteraan. Diterjemahkan Melani Palai Bada, Sala Lauak, dan Katupek Budianta. Jakarta: Gramedia Gulai Paku saat ini adalah kuliner Pariaman http://PadangKini.com/24/03/2011/Sejarah yang senantiasa dicari oleh wisatawan ke Industri Lagu Minang// daerah itu. Meskipun menjadi ikon kuliner http://niadilova.blogdetik.com/2009/03/15/ Pariaman, namun makanan tersebut mudah Sejarah Pop Minang Periode Awal// ditemukan di kota-kota lain di dalam bahkan http://Tempo.interaktif. padang/24/04/2012/ di luar Provinsi Sumatera Barat dengan ciri khas Geliat Rekaman Pop Minang// tetap mengembel-embeli makanan tersebut dengan daerah asalnya. Ketiga jenis makanan tersebut di Jakarta misalnya dapat ditemukan di pasar Benhil atau Pasar Senen.

84

SET JUNI 15.pmd 84 11/3/2017, 10:41 AM