Inventarisasi Dan Evaluasi Mineral Non Logam Di Kabupaten Bulungan Dan Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN BULUNGAN DAN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Oleh: A. Sanusi Halim, Sudirman Abdullah, Djadja Turdjaja, Sarino SUBDIT MINERAL NON LOGAM ABSTRACT Inventory and evaluation of non-metallic minerals in the Regencies of Nunukan and Bulungan, East Kalimantan Province, was done as implementation of the Project of Inventory and Evaluation of Minerals in Indonesia, Directorate of Mineral Resources Inventory, Directorate General of Geology and Mineral Resources, Department of Energy and Mineral Resources, Year 2004. Geologically, these regions were occupied by groups of sedimentary, volcanic, and intrusive rocks, which are Upper Cretaceous up to Holocene in age. Some structural geology was developed, including folding, fracture and faulting at some formations, indicated by lineament to the direction of northeast – southwest. Based on field observation and supported by result of laboratory analyses, some commodities found in these region have prospect to be developed, in order to optimalized their potencies, thus they can contribute and enhance the regional development of the regencies. The Regency of Bulungan have the potency on limestone in surrounding G. Putri, Tanjung Palas District, also some clay locations in Jelarai, Tanjung Selor District and Bumi Rahayu, Tanjung Palas District. Whilst in Nunukan Regency have been found basalt and clay, alternately surrounding G. Liang Bunyu, Sebatik District, and in Binusan and South Nunukan, Nunukan District. Result of laboratory analyses show that the limestone can be used as raw material of portland cement, metallurgy industry as metal extraction, liming material in fishery industry, agriculture and forestry in order to neutralize acid. Clay in the above locations is good quality as raw materials of brick and earthy roof. Basalt is a good for aggregate building materials. S A R I Inventarisasi dan evaluasi bahan galian non logam di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Timur, dilakukan dalam rangka pelaksanaan Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Tahun Anggaran 2004. Secara geologi kedua wilayah kabupaten disusun oleh kelompok batuan sedimen, kelompok batuan gunungapi, kelompok batuan terobosan dan batuan alluvium yang memiliki umur antara Kapur Akhir hingga Holosen. Struktur yang berkembang, seperti perlipatan, kekar dan sesar pada beberapa formasi batuan, umumnya menunjukkan pengarahan timur laut – barat daya. Berdasarkan pengamatan di lapangan yang ditunjang hasil analisis laboratorium, beberapa bahan galian yang terdapat di kedua wilayah tersebut memiliki prospek untuk diusahakan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya mineral, agar dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan wilayah dan percepatan pembangunan pada masing-masing wilayah. Kabupaten Bulungan memiliki potensi batugamping di kawasan G. Putri, Kecamatan Tanjung Palas serta lempung di daerah Jelarai, Kecamatan Tanjung Selor dan daerah Bumi Rahayu, Kecamatan Tanjung Palas. Sedangkan di wilayah Kabupaten Nunukan ditemukan bahan galian basal Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 18-1 dan lempung, berturut-turut di daerah G. Liang Bunyu, Desa Liang Bunyu, Kecamatan Sebatik, serta di Desa Binusan dan Desa Nunukan Selatan, Kecamatan Nunukan. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, batugamping di daerah penyelidikan dapat digunakan sebagai bahan baku semen portland, bahan pemurnian dan peleburan dalam industri metalurgi, bahan pengapuran dalam usaha perikanan (tambak ikan dan udang), bahan penetralisir (reagent) lahan untuk usaha pertanian dan perkebunan yang memiliki kadar keasaman (Ph) yang tinggi. Bahan galian lempung cukup baik mutunya sebagai bahan baku bata dan genteng. Sedangkan basal merupakan agregat bahan bangunan. PENDAHULUAN dalam rangka melengkapi bank data sumber daya nasional. Latar Belakang Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan Melalui Proyek Inventarisasi dan untuk mengetahui prospek pemanfaatan dan Evaluasi Bahan Galian Indonesia (PIEBGMI), pengembangan bahan galian non-logam yang Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral terdapat di daerah tersebut, serta melakukan (DIM), sesuai tugas dan fungsinya, melakukan evaluasi potensi bahan galian yang ada di inventarisasi dan evaluasi bahan galian non wlayah kedua kabupaten tersebut. logam, logam dan batubara di berbagai kabupaten di seluruh Indonesia. Pada tahun Lokasi Daerah Penyelidikan anggaran 2004, Sub Direktorat Eksplorasi Kabupaten Bulungan Mineral Non Logam, melakukan kegiatan Secara administratif Kabupaten Bulungan tersebut di wilayah Kabupaten Bulungan dan termasuk dalam wilayah Provinsi Kalimantan Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur, yang dibatasi di sebelah selatan oleh Timur. Pengumpulan data dilaksanakan Kabupaten Berau, sebelah barat oleh selama ± 40 (empat puluh) hari. Kabupaten Malinau, sebelah timur oleh Laut Sejak manifestasi Era Otonomi Daerah, Sulawesi dan Kota Tarakan, serta sebelah yang diperkuat dengan Undang-Undang No. utara oleh Kabupaten Nunukan. Ibukota 22 Tahun 1999, peran Pemerintah Daerah, Kabupaten Bulungan adalah Tanjung Selor. terutama Pemerintah Kabupaten/Kota menjadi Secara geografis, wilayah kabupaten ini sangat strategis. UU 22 tahun 1999 mengalami terletak antara 116°2’35,2” – 117°58’1,6” perubahan menjadi UU No.32 Tahun 2004. Bujur Timur dan 2°08’2,9” – 3°46’22,4” Pemerintah Daerah kini memiliki kewenangan Lintang Utara. Sedangkan lokasi daerah uji yang lebih besar untuk mengelola dan petik terletak pada koordinat 117°15’2,97” – memanfaatkan sumber daya alam seoptimal 117°29’50,7” Bujur Timur dan 2°36’2,89” – mungkin, termasuk bahan galian non-logam, 2°54’8,66” Lintang Utara. yang dimiliki daerah masing-masing. Sektor pertambangan bahan galian non- Kabupaten Nunukan logam sebagian besar belum dikelola dengan Kabupaten Nunukan juga termasuk ke baik, sehingga kontribusi sektor ini terhadap dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum yang berbatasan di sebelah utara dengan optimal. Hal itu disebabkan Pemerintah Negara Sabah (Malaysia Timur), sebelah Daerah belum mengetahui potensi sumber selatan dengan Kabupaten Bulungan dan daya mineral yang terdapat di daerahnya. Oleh Kabupaten Malinau, sebelah timur dengan karena itu, kegiatan inventarisasi dan evaluasi Laut Sulawesi, dan di sebelah barat dengan bahan galian yang dilakukan oleh DIM Negara Serawak (Malaysia Timur). diharapkan dapat membantu Pemerintah Secara geografis Kabupaten Nunukan Daerah dalam melaksanakan pembangunan di terletak antara 115°30’00” – 118°44’55” daerah masing-masing. Bujur Timur dan 3°30’00” – 4°24’55” Lintang Maksud dan Tujuan Utara. Daerah lokasi uji petik terletak pada koordinat antara 117°36’8,0” – 117°46’51,6” Kegiatan Inventarisasi dan Evaluasi Bujur Timur dan 4°01’21,54” – 4°10’13,35” Bahan Galian Mineral Indonesia dimaksudkan Lintang Utara. untuk mendapatkan data dasar bahan galian, terutama non-logam di Indonesia meliputi lokasi, sumber daya (cadangan) dan kualitas, Kolokium Hasil Lapangan – DIM , 2005 18-2 GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN Stratigrafi Morfologi Kabupaten Bulungan Stratigrafi daerah Kabupaten Bulungan Kabupaten Bulungan dari yang ber-umur tua ke muda dapat Secara regional, morfologi di wilayah diperikan sebagai berikut: Kabupaten Bulungan dapat dibedakan menjadi − Formasi Sembakung (Tes) berumur 2 (dua) satuan morfologi, yaitu: satuan Eosen. Bagian bawah terdiri dari morfologi dataran dan satuan morfologi batulempung, batulanau dan batupasir, perbukitan bergelombang. dan bagian atas terdiri dari batupasir Satuan morfologi dataran menempati kuarsa, batugamping pasiran, rijang dan wilayah berketinggian antara 0 – 50 m dpl, tuf. dicirikan oleh kemiringan lereng <10°. Batuan − pembentuk satuan morfologi ini terutama Formasi Birang (Tomb) yang berumur adalah endapan aluvium pantai dan sungai, Oligo-Miosen, terdiri dari selang-seling dengan pola aliran sungai anastomatik, yang antara napal, batugamping dan tuf di mencerminkan tingkat erosi dewasa. bagian atas, serta selang-seling antara napal, rijang, konglomerat, batupasir Morfologi perbukitan bergelombang kuarsa dan batugamping di bagian bawah. berkembang di daerah dengan ketinggian − antara 50 – 1600 m dpl, dengan kemiringan Batuan Gunungapi Jelai (Tomj) berumur lereng antara 10° - 40°. Batuan pembentuk Oligo-Miosen, diendapkan tidak selaras satuan morfologi ini sebagian besar adalah diatas Formasi Birang. Formasi ini terdiri satuan batuan sedimen dan volkanik. Pola dari breksi gunungapi, batupasir tufan, aliran sungai yang berkembang berbentuk dan tuf, setempat sisipan batubara, dendritik – sub dendritik yang mencerminkan dengan struktur lapisan bersusun dan bahwa tahap erosi muda menuju dewasa. silang siur. Batuan ini diterobos oleh retas-retas andesit. Kabupaten Nunukan − Formasi Tabul (Tmt) yang berumur Morfologi di daerah Kabupaten Nunukan Miosen Akhir, terdiri dari batupasir, dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) satuan batulempung, dan konglomerat, dengan morfologi, yaitu: satuan morfologi dataran, sisipan batubara muda. satuan morfologi perbukitan bergelombang − Formasi Sajau ((Tqps) berumur Plistosen, dan satuan morfologi perbukitan terisolir terdiri dari perselingan batulempung, Satuan morfologi dataran tersusun oleh batulanau, batupasir, dan konglomerat, batuan rombakan, sedimen lepas, endapan dengan sisipan batubara. pantai dan endapan sungai, kemiringan lereng −