1 Strategi Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota Di

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1 Strategi Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten/Kota Di Strategi Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara Fadhilah [email protected] /uthfi Muta‘ali [email protected] Abstract Competitiveness is part of the evaluation of a novel autonomous region. North Kalimantan province as a new autonomous region which consists of 4 regencies; Bulungan, Malinau, Nunukan and Tana Tidung and a city, Tarakan. This research aims to identify the regional competitiveness characteristics of the North Borneo Province as well as its competitiveness on the regency/city level and to analyze prioritized strategies to increase regency/city competitiveness. The method uses the quantitative approach by collecting primary data through questionnaire and secondary data. The analysis employs scaling and AHP (Analytical Hierarchy Process) processed by using the Expert Choice software. The result of this study is (1) the aspect of regional facility/infrastructure become the most competitive aspect in the province of North Kalimantan whereas the human resource is the least competitive, (2) Malinau Regency has the highest regional competitiveness level whereas Tana Tidung Regency has the least competitiveness level, and (3) a prioritized strategy in increasing the competitiveness level of regencies Bulungan, Nunukan,Tana Tidung, and the city of Tarakan is by mapping the regional potential whereas Malinau Regency sets to strengthen physical infrastructure. Keyword: Regional Competitiveness, North Kalimantan, AHP, Prioritized Strategy Abstrak Daya saing daerah merupakan bagian dari evaluasi daerah otonom baru (DOB). Provinsi Kalimantan Utara sebagai sebuah DOB terdiri atas Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik daya saing daerah Provinsi Kalimantan Utara, mengidentifikasi daya saing daerah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara, dan menganalisis prioritas strategi peningkatan daya saing kabupaten/kota. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data primer melalui kuesioner dan data sekunder. Teknik analisis menggunakan penskalaan dan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) melalui software Expert Choice. Hasil penelitian ini adalah (1) Aspek fasilitas wilayah/ infrastruktur menjadi aspek yang paling berdaya saing di Provinsi Kalimantan Utara sedangkan sumber daya manusia merupakan aspek yang kurang berdaya saing, (2) Kabupaten Malinau merupakan wilayah yang memiliki daya saing daerah yang paling kuat sedangkan Kabupaten Tana Tidung menjadi wilayah dengan daya saing daerah yang lemah, dan (3) Prioritas strategi peningkatan daya saing Kabupaten Bulungan, Nunukan, Tana Tidung, dan Kota Tarakan adalah memetakan potensi daerah sedangkan prioritas Kabupaten Malinau adalah memperkuat infrastruktur fisik. Kata Kunci: Daya Saing Daerah, Kalimantan Utara, AHP, Prioritas Strategi 1 PENDAHULUAN di Provinsi Kalimantan Utara, mengidentifikasi daya saing daerah di setiap Otonomi daerah merupakan salah satu kabupaten/kota, dan menganalisis prioritas warisan kolonial yang berkembang di strategi peningkatan daya saing di daerah Indonesia hingga saat ini. Kebijakan tersebut setiap kabupaten/ kota. Perlu diketahui sangat tepat diterapkan karena Indonesia bahwa Provinsi Kalimantan Utara terdiri merupakan salah satu negara kepulauan dari 5 kabupaten/ kota diantaranya adalah dengan bentuk wilayah yang tidak kompak. Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Perlunya hak dalam mengelola wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana masing-masing disebabkan karena setiap Tidung, dan Kota Tarakan. Ibukota provinsi wilayah memiliki potensi dan permasalahan terletak di Kabupaten Bulungan yang dalam yang berbeda-beda. Perkembangan otonomi sejarahnya merupakan wilayah induk di daerah dari awal kemerdekaan hingga saat Kalimantan Utara. ini telah membentuk 542 daerah otonom yang terdiri atas 34 provinsi, 415 kabupaten, METODE PENELITIAN dan 93 kota (Kementerian Dalam Negeri, 2014). Sejak tahun 2012, Indonesia resmi Penelitian ini menggunakan memiliki 34 provinsi dimana provinsi pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan termuda merupakan Kalimantan Utara (UU data primer meliputi observasi dan RI No. 20 Tahun 2012). wawancara terstruktur menggunakan Evaluasi daerah otonom baru (DOB) kuesioner AHP. Cara pengumpulan data perlu dilakukan pada Provinsi Kalimantan sekunder dilakukan dengan melakukan Utara dalam rangka menilai sejauh mana pengumpulan data terkait kemampuan penerapan daerah otonom yang telah ekonomi daerah, fasilitas wilayah/ diterapkan. Daya saing daerah merupakan infrastruktur, iklim berinvestasi, dan sumber bagian dari evaluasi DOB. Evaluasi tersebut daya manusia (PP No. 6 Tahun 2008). Data penting untuk dilakukan mengingat bahwa sekunder yang dikumpulkan merupakan data wilayah tersebut baru saja terbentuk series dari tahun 2013 ± 2016 yang sehingga harus memiliki daya saing daerah merupakan tahun setelah pembentukan yang kuat agar mampu menjadi DOB yang provinsi baru. Beberapa studi penelitian mapan dan mampu bersaing dengan wilayah terdahulu yang sejenis memberikan lain yang sudah terlebih dahulu terbentuk. pemahaman dan gambaran terhadap objek Penguatan aspek yang unggul menjadi salah penelitian. satu kunci daya saing karena aspek tersebut Fokus kemampuan ekonomi daerah mampu menunjang wilayah untuk terdiri atas variabel pengeluaran konsumsi berkembang. Tidak hanya aspek, strategi rumah tangga perkapita, pertumbuhan peningkatan daya saing pada setiap ekonomi, pengeluaran konsumsi non pangan kabupaten/kota akan menjawab penguatan perkapita, dan produktivitas total daerah. daya saing daerah Provinsi Kalimantan Fokus fasilitas wilayah/infrastruktur terdiri Utara mengingat bahwa terdapat potensi dan atas variabel panjang jalan, ketersediaan permasalahan yang berbeda-beda pada sekolah, rasio guru dan murid, ketersediaan setiap Kabupaten/kota. fasilitas kesehatan, tenaga medis, Penelitian ini dilakukan di kabupaten/ ketersediaan peribadatan, ketersediaan pos, kota yang terdapat di Provinsi Kalimantan fasilitas bank, ketersediaan air bersih, Utara. Penelitian ini memiliki tujuan ketersediaan daya listrik, rumah tangga mengidentifikasi karakteristik daya saing pengguna listrik, dan ketersediaan daerah termasuk aspek yang berdaya saing penginapan (PP No. 6 Tahun 2008). 2 Fokus iklim berinvestasi terdiri atas kemudian diolah menggunakan Software variabel angka kriminalitas, pelayanan Expert Choice. Kuesioner tersebut perizinan, jumlah perda pajak dan retribusi melibatkan stakeholder pemerintah, swasta, daerah, dan jumlah peraturan daerah yang dan masyarakat perwakilan dari Kabupaten mendukung iklim usaha. Fokus sumber daya Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten manusia terdiri atas variabel tingkat Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan partisipasi angkatan kerja, tingkat Kota Tarakan. ketergantungan, dan indeks pembangunan Teknik analisis tujuan ketiga data manusia (PP No. 6 Tahun 2008). diawali dengan mengidentifikasi tujuan, Analisis data dilakukan berdasarkan aspek, kriteria, stakeholder, dan prioritas pada masing - masing tujuan penelitian. yang membentuk sistem hirarki. Selanjutnya Tujuan pertama, mengidentifikasi dilakukan penyusunan struktur hirarki dari karakteristik daya saing daerah Provinsi sudut pandang menyeluruh. Kemudian Kalimantan Utara dilakukan dengan analisis dilakukan komparasi berpasangan dengan deskriptif yang digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan pada setiap mendeskripsikan atau menggambarkan tingkatan hirarki berdasarkan pendapat yang karakteristik daya saing daerah berdasarkan ada. Selain itu juga dilakukan penyusunan pengumpulan data sekunder. matrik pendapat individu yang pada Tujuan kedua, mengidentifikasi daya akhirnya dilakukan pengolahan data dengan saing daerah Kabupaten/kota di Provinsi software Expert Choice (Saaty, 1993). Kalimantan Utara dengan menggunakan analisis indeks daya saing daerah. Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN ini menunjukkan daya saing masing-masing a. Karakteristik daya saing daerah kabupaten/ kota berdasarkan kondisi Provinsi Kalimantan Utara kemampuan ekonomi daerah, fasilitas Karakteristik daya saing daerah terdiri wilayah/ infrastruktur, iklim berinvestasi, atas empat fokus utama diantaranya adalah dan sumber daya manusia berdasarkan kemampuan ekonomi daerah, fasilitas pengumpulan data sekunder. wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi, Teknik analisis data tujuan pertama dan sumber daya manusia. dan kedua diawali dengan menentukan indikator yang digunakan dalam mengukur 1. Kemampuan ekonomi daerah daya saing daerah, menyusun indeks, Peran kemampuan ekonomi daerah melakukan teknik standarisasi dengan terhadap daya saing Provinsi Kalimantan metode matematik, menyusun indeks Utara dapat dilihat dari beberapa hal salah komposit sekaligus pembobotan, satunya adalah pertumbuhan ekonomi. Hal menentukan kelas klasifikasi, menentukan tersebut karena pertumbuhan tersebut kelas interval, dan membuat grafik serta mencerminkan kondisi ekonomi wilayah. melakukan pemetaan indeks daya saing Rata-rata pertumbuhan ekonomi paling daerah (Muta‘ali, 2015). tinggi terjadi di Kabupaten Malinau sebesar Tujuan ketiga, menganalisis prioritas 6.55%. Diikuti 6.38% di Kota Tarakan, strategi peningkatan daya saing daerah 5.86% di Kabupaten Nunukan, 3.53% di Kabupaten/ kota di Provinsi Kalimantan Kabupaten Bulungan, dan 3.11% di Utara menggunakan analisis Analytical Kabupaten Tana Tidung. Hal tersebut Hierarchy Process (AHP). Analisis tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Malinau, diawali dengan pengumpulan data kuesioner
Recommended publications
  • The Revival of Tradition in Indonesian Politics
    The Revival of Tradition in Indonesian Politics The Indonesian term adat means ‘custom’ or ‘tradition’, and carries connotations of sedate order and harmony. Yet in recent years it has suddenly become associated with activism, protest and violence. Since the resignation of President Suharto in 1998, diverse indigenous communities and ethnic groups across Indonesia have publicly, vocally, and sometimes violently, demanded the right to implement elements of adat in their home territories. This book investigates the revival of adat in Indonesian politics, identifying its origins, the historical factors that have conditioned it and the reasons for its recent blossoming. The book considers whether the adat revival is a constructive contribution to Indonesia’s new political pluralism or a divisive, dangerous and reactionary force, and examines the implications for the development of democracy, human rights, civility and political stability. It is argued that the current interest in adat is not simply a national offshoot of international discourses on indigenous rights, but also reflects a specifically Indonesian ideological tradition in which land, community and custom provide the normative reference points for political struggles. Whilst campaigns in the name of adat may succeed in redressing injustices with regard to land tenure and helping to preserve local order in troubled times, attempts to create enduring forms of political order based on adat are fraught with dangers. These dangers include the exacerbation of ethnic conflict, the legitimation of social inequality, the denial of individual rights and the diversion of attention away from issues of citizenship, democracy and the rule of law at national level. Overall, this book is a full appraisal of the growing significance of adat in Indonesian politics, and is an important resource for anyone seeking to understand the contemporary Indonesian political landscape.
    [Show full text]
  • Masyarakat Kesenian Di Indonesia
    MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Muhammad Takari Frida Deliana Harahap Fadlin Torang Naiborhu Arifni Netriroza Heristina Dewi Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara 2008 1 Cetakan pertama, Juni 2008 MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Oleh: Muhammad Takari, Frida Deliana, Fadlin, Torang Naiborhu, Arifni Netriroza, dan Heristina Dewi Hak cipta dilindungi undang-undang All right reserved Dilarang memperbanyak buku ini Sebahagian atau seluruhnya Dalam bentuk apapun juga Tanpa izin tertulis dari penerbit Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara ISSN1412-8586 Dicetak di Medan, Indonesia 2 KATA PENGANTAR Terlebih dahulu kami tim penulis buku Masyarakat Kesenian di Indonesia, mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku ini pada tahun 2008. Adapun cita-cita menulis buku ini, telah lama kami canangkan, sekitar tahun 2005 yang lalu. Namun karena sulitnya mengumpulkan materi-materi yang akan diajangkau, yakni begitu ekstensif dan luasnya bahan yang mesti dicapai, juga materi yang dikaji di bidang kesenian meliputi seni-seni: musik, tari, teater baik yang tradisional. Sementara latar belakang keilmuan kami pun, baik di strata satu dan dua, umumnya adalah terkonsentasi di bidang etnomusikologi dan kajian seni pertunjukan yang juga dengan minat utama musik etnik. Hanya seorang saja yang berlatar belakang akademik antropologi tari. Selain itu, tim kami ini ada dua orang yang berlatar belakang pendidikan strata dua antropologi dan sosiologi. Oleh karenanya latar belakang keilmuan ini, sangat mewarnai apa yang kami tulis dalam buku ini. Adapun materi dalam buku ini memuat tentang konsep apa itu masyarakat, kesenian, dan Indonesia—serta terminologi-terminologi yang berkaitan dengannya seperti: kebudayaan, pranata sosial, dan kelompok sosial.
    [Show full text]
  • Legal Setting Model About Forest Destruction Prevention Based on Indigenous People of Dalihan Na Tolu in North Sumatra
    Proceedings of International Conference “Internationalization of Islamic Higher Education Institutions Toward Global Competitiveness” Semarang, Indonesia – September 20th - 21th, 2018 Paper No. B-53 Legal Setting Model About Forest Destruction Prevention Based On Indigenous People Of Dalihan Na Tolu In North Sumatra Anwar Sadat Harahap1 Ahmad Laut Hasibuan2 Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah Jalan Garu II No. 93 Medan [email protected] [email protected] Abstract - Many tribes and indigenous people exist throughout Indonesia. There are indigenous peoples who have their own traditional values in forest destruction prevention i.e indigenous people of Dalihan na Tolu with their local wisdom. The research used empirical legal research method. The approach used is anthropological approach, and sociological juridical. Long before the existence of regulation about in Indonesia, the indigenous people have had their own rules in preventing the forest destruction in North Sumatra. The custom law of Dalihan na Tolu has regulated about: the stages in implementing deliberation in preventing forest destruction, strategies that is implemented by the customary leader in preventing forest destruction, form of sanctions that is imposed on parties that commit forest destruction, implicit rules in indigenous people, dan the form of supervision in preventing forest destruction with the mechanism of controlling and supervisory that rest on the condition and potential of the indigenous people. Key Words: Legal Setting; Forest Destruction Prevention; Indigenous People of Dalihan na Tolu 1. Introduction In the last three years, massive forest destruction happened in the form of forest burning, timber theft, illegal logging, land clearing, timber smuggling, deforestation, expansion of agricultural areas and plantations in the forest area without regard to the condition of the surrounding environment.
    [Show full text]
  • Forest, Resources and People in Bulungan Elements for a History of Settlement, Trade, and Social Dynamics in Borneo, 1880-2000
    CIFOR Forest, Resources and People in Bulungan Elements for a History of Settlement, Trade, and Social Dynamics in Borneo, 1880-2000 Bernard Sellato Forest, Resources and People in Bulungan Elements for a History of Settlement, Trade and Social Dynamics in Borneo, 1880-2000 Bernard Sellato Cover Photo: Hornbill carving in gate to Kenyah village, East Kalimantan by Christophe Kuhn © 2001 by Center for International Forestry Research All rights reserved. Published in 2001 Printed by SMK Grafika Desa Putera, Indonesia ISBN 979-8764-76-5 Published by Center for International Forestry Research Mailing address: P.O. Box 6596 JKPWB, Jakarta 10065, Indonesia Office address: Jl. CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang, Bogor Barat 16680, Indonesia Tel.: +62 (251) 622622; Fax: +62 (251) 622100 E-mail: [email protected] Web site: http://www.cifor.cgiar.org Contents Acknowledgements vi Foreword vii 1. Introduction 1 2. Environment and Population 5 2.1 One Forested Domain 5 2.2 Two River Basins 7 2.3 Population 9 Long Pujungan District 9 Malinau District 12 Comments 13 3. Tribes and States in Northern East Borneo 15 3.1 The Coastal Polities 16 Bulungan 17 Tidung Sesayap 19 Sembawang24 3.2 The Stratified Groups 27 The Merap 28 The Kenyah 30 3.3 The Punan Groups 32 Minor Punan Groups 32 The Punan of the Tubu and Malinau 33 3.4 One Regional History 37 CONTENTS 4. Territory, Resources and Land Use43 4.1 Forest and Resources 44 Among Coastal Polities 44 Among Stratified Tribal Groups 46 Among Non-Stratified Tribal Groups 49 Among Punan Groups 50 4.2 Agricultural Patterns 52 Rice Agriculture 53 Cash Crops 59 Recent Trends 62 5.
    [Show full text]
  • Head of Regional Investment and Permittance Board of East Kalimantan) Coal Mining Potencies in East Kalimantan Brief Profile of East Kalimantan
    PRESENTED BY DIDDY RUSDIANSYAH A.D (HEAD OF REGIONAL INVESTMENT AND PERMITTANCE BOARD OF EAST KALIMANTAN) COAL MINING POTENCIES IN EAST KALIMANTAN BRIEF PROFILE OF EAST KALIMANTAN Total area of Kalimantan Timur is 125.336,81 km square (or 12,726,752 hectares), consists of : - 3 (three) Cities : 1. Samarinda 2. Balikpapan 3. Bontang - 7 (seven) Regencies : 4. Kutai Kartanegara 5. Kutai Timur 6. Kutai Barat 7. Berau 8. Penajam Paser Utara 9. Paser 10. Mahakam Hullu Its population up to 2014 is 3,508 million inhabitants, with the result that the average population density is 26,14 inhabitants/km square REGIONAL GEOLOGY ....... From geological point of view, East Kalimantan is located in three major tertiary sedimentary basins which have major impact on the process of mineral resources formation in the region. The three basins are : Kutai Basin which covers the area of Mahakam Hilir and Mahakam Hulu. Pasir Basin which covers the area of Paser. Tarakan Basin which covers the area of Tarakan, Berau, and Bulungan. COAL BEARING FORMATION Coal Bearing Formations in Kalimantan Timur are : Balikpapan Formation Pulaubalang Formation Pamaluan Formation Kuaro Formation Wahau Formation Batuayau Formation Tanjung Formation Warukin Formation Telakai Formation Birang Formation Latih Formation COAL RESOURCES AND RESERVES IN EAST KALIMANTAN IN 2012 – 2014 Coal Calorie 5000 up to 7000 Ccl and Sulphur 0,8 up to 1,5 Description 2012 2013 2014 Resources 31.817.269.817 32.258.774.367 30.651.444.628 (MT) Reserves 9.244.407.452 9.525.868.005 8.826.730.632
    [Show full text]
  • International Journal of Education and Research Vol. 4 No. 2 February 2016 DETERMINANTS and EFFECTS of STRUCTURAL ECONOMIC
    International Journal of Education and Research Vol. 4 No. 2 February 2016 DETERMINANTS AND EFFECTS OF STRUCTURAL ECONOMIC CHANGE ON EMPLOYMENT AND INCOME INEQUALITY IN EAST KALIMANTAN Author’s Name and Affiliation Syaiful Anwar, S.E., M.Si. (Universitas Borneo Tarakan) Prof. Dr. H. Muhammad Yunus Zain, M.A. (Universitas Hasanuddin) Dr. Sanusi Fattah, S.E., M.Si. (Universitas Hasanuddin) Dr. Abd. Hamid Paddu, S.E., M.A. (Universitas Hasanuddin) Abstract The objectives from this research are to knowing and analyzing the influence of natural resources revenue-sharing, government capital expenditure, investment, road infrastructure towards labor absorption either direct or indirectly through economic structure comprise primary, secondary, and tertiary sectors.This research also examines influence of labor absorption towards income imbalance directly in East Kalimantan. From the 14 districts/cities in East Kalimantan province, this study takes totally sample of 13 districts/cities, namely Balikpapan, Samarinda, Bontang, Berau City, West Kutai regency, East Kutai regency, Penajam Paser Utara, Pasir Malinau, Nunukan, Bulungan, and Tarakan. Type of data used in this research is secondary data in the form of time series of the 2001-2012 annual in each districts/city (as many as 13 districts/cities). This study used the approach path analysis as a technique to analyze the structural relationships. Development of the modelin this study was to examine the relationship between exogenous and endogenous variables, simultaneously. Based on research result, revealed that there is an affected result that relate to the impact of determinants economic structure changes in East Kalimantan. Keywords : economy structure, labor absorption, income imbalance BACKGROUND The issue of imbalance in Indonesia has become unresolved problem in developments meadow.
    [Show full text]
  • Leading Sector, Economic Structure and Competitiveness of Export Commodities
    Adi WIJAYA, Zainal ILMI, Dio Caisar DARMA / Journal of Business, Economics and Environmental Studies 10-3 (2020) 23-33 23 Print ISSN: 2671-4981 / Online ISSN: 2671-499X JBEES website: http://www.jbees.or.kr/ Doi: 10.13106/jbees.2020.vol10.no3.23 Economic Performance: Leading Sector, Economic Structure and Competitiveness of Export Commodities Adi WIJAYA1, Zainal ILMI2, Dio Caisar DARMA3 Received: January 15, 2020. Revised: January 23, 2020. Accepted: July 05, 2020 Abstract Purpose: The purpose of this study is for the leading sector, a pattern of shifting structure of the economic sector, and community export competitiveness on the economy Malinau Regency. Research design, data, and methodology: The type of data used is secondary data with a quantitative approach of 2009-2018. The study data used Location Quotient (LQ), Shift Share Analysis (SSA), and Revealed Comparative Advantage (RCA) analysis tools. Results: There are 6 leading sectors: agriculture; electricity, gas, and clean water; building and construction; trade, hotels, and restaurants. That has been classified has changed the economic structure of the Malinau Regency from the secondary sector to the tertiary and primary sectors in 10 years. While, community export competitiveness of the Malinau Regency through RCA Analysis, see if the export products of coal and excavation (types A, B, C) are shown to have a higher comparative advantage with comparative advantage. This shows that only a few commodities that can provide the good performance of export. Conclusions: Analysis of economic growth in the Malinau Regency after regional autonomy shows that there has been a shift in the economic structure of the economy which is dominated by the structure of the primary sector.
    [Show full text]
  • Analisis Kesenjangan Pendapatan Kabupaten/Kota Di Wilayah Kalimantan Utara
    PENELITIAN DASAR Laporan Hasil Penelitian ANALISIS KESENJANGAN PENDAPATAN KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH KALIMANTAN UTARA Peneliti: NURUS SOIMAH, M.Ec.Dev. (Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Kaltara) LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KALTARA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesenjangan pendapatan antar kabupten/ kota di Wilayah Kalimantan Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diterbitkan oleh pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Utara tahun 2013-2019. Penelitian ini dilakukan di 4 kabupaten dan 1 kota di Kalimantan Utara. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan peralatan analisis Ekonomi Regional. Analisis data yang digunakan sesuai dengan tujuan dari penelitian ini adalah Analisis Tingkat Ketimpangan Antar Daerah, untuk menghitung tingkat ketimpangan/disparitas pendapatan perkapita antar kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara dengan menggunakan alat analisis Indeks Williamson. Hasil analisis dapat disimpulkan adanya ketimpangan pendapatan yang terjadi di kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara meskipun tergolong dalam ketimpangan rendah, namun hal ini perlu terus di kontrol mengingat Kota Tarakan memiliki kecenderungan ketimpangan pendapatan yang semakin tinggi. Ketimpangan terendah terjadi di Kabupaten Tana Tidung dan paling tinggi di Kota Tarakan. Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini bagi pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara adalah agar terus mampu membuat kebijakan yang tepat sehingga mampu mempertahankan kesenjangan yang cukup rendah tersebut. Kata Kunci : Kesenjangan Pendapatan, Indeks Williamson ABSTRACT The purpose of this study is to determine the level of income disparity between districts / city in the North Kalimantan. The type of data in this research is secondary data obtained from the published author of districts / cities in north Kalimantan in year 2013-2019.
    [Show full text]
  • Bab I. Gambaran Umum Kalimantan
    BAB I. GAMBARAN UMUM KALIMANTAN 1.1 Kondisi Geografis A. Letak dan Luas Wilayah Kalimantan berasal dari bahas Sansekerta yaitu Kalamanthana. Kala berarti musim dan Manthana berarti membakar, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar. Kondisi Astronomis Pulau Kalimantan pada wilayah Indonesia terletak antara 4° 24' LU - 4° 10' LS dan 108° 30' BT - 119° 00' BT. Mengacu pada letak astronomis ini, pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau yang dilintasi garis 0ᵒ atau sering kita sebut sebagai garis khatulistiwa. Dengan demikian bisa dipastikan jika seluruh bagian pulau Kalimantan adalah kawasan tropis sehingga cuaca di Kalimantan sangat menyengat. Dilihat dari kondisi geografis Pulau Kalimantan merupakan pulau terluas ketiga di dunia, dengan luas 743.330 km2 dengan pembagian Pulau Kalimantan menjadi wilayah Indonesia 73%, Malaysia 26%, dan Brunei 1%. Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia. Adapun batas-batas wilayah Kalimantan adalah sebagai berikut: Utara : berbatasan dengan Malaysia Barat : berbatasan dengan Selat Karimata Timur : berbatasan dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi Selatan : berbatasan dengan Laut Jawa Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tanggal 29 Desember 2017, Luas Pulau Kalimantan yang termasuk dalam wilayah Indonesia mencapai 544.150,07 km2 atau sekitar 28,39 persen dari total luas wilayah Indonesia yang mencapai 1.916.862,20 km2. Secara administratif, Kalimantan terbagi menjadi 5 provinsi yaitu Kalimantan Utara dengan ibukota Tanjung Selor, Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda, Kalimantan Selatan dengan ibukota Banjarmasin, Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangkaraya, dan Kalimantan Barat dengan ibukota Pontianak. Provinsi dengan luas terbesar adalah Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas wilayah 153.564,50 Km2.
    [Show full text]
  • Community Empowerment Through Research, Innovation and Open Access
    COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH RESEARCH, INNOVATION AND OPEN ACCESS PROCEEDINGS OF THE 3RD INTERNATIONAL CONFERENCE ON HUMANITIES AND SOCIAL SCIENCES (ICHSS 2020), MALANG, INDONESIA, 28 OCTOBER 2020 Community Empowerment through Research, Innovation and Open Access Edited by Joko Sayono & Ahmad Taufiq Universitas Negeri Malang, Indonesia Luechai Sringernyuang Mahidol University, Thailand Muhamad Alif Haji Sismat Universiti Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam Zawawi Isma’il Universiti Teknologi Malaysia, Malaysia Francis M. Navarro Ateneo De Manila University, Philippines Agus Purnomo & Idris Universitas Negeri Malang, Indonesia CRC Press/Balkema is an imprint of the Taylor & Francis Group, an informa business © 2021 selection and editorial matter, the Editors; individual chapters, the contributors Typeset by MPS Limited, Chennai, India The Open Access version of this book, available at www.taylorfrancis.com, has been made available under a Creative Commons Attribution-Non Commercial-No Derivatives 4.0 license. Although all care is taken to ensure integrity and the quality of this publication and the information herein, no responsibility is assumed by the publishers nor the author for any damage to the property or persons as a result of operation or use of this publication and/or the information contained herein. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data A catalog record has been requested for this book Published by: CRC Press/Balkema Schipholweg 107C, 2316 XC Leiden, The Netherlands e-mail: [email protected] www.routledge.com – www.taylorandfrancis.com ISBN: 978-1-032-03819-3 (Hbk) ISBN: 978-1-032-03820-9 (Pbk) ISBN: 978-1-003-18920-6 (eBook) DOI: 10.1201/9781003189206 Community Empowerment through Research, Innovation and Open Access – Sayono et al (Eds) © 2021 Copyright the Editor(s), ISBN 978-1-032-03819-3 Table of contents Preface ix Acknowledgement xi Scientific committee xiii Organizing committee xv Empowering translation students through the use of digital technologies 1 M.A.H.
    [Show full text]
  • North Kalimantan Indonesia
    JURISDICTIONAL SUSTAINABILITY PROFILE NORTH KALIMANTAN INDONESIA FOREST NO FOREST DEFORESTATION (1990-2015) LOW-EMISSION RURAL DEVELOPMENT (LED-R) AT A GLANCE DRIVERS OF Infrastructure development • Newest province in Indonesia, established in 2012 DEFORESTATION Fisheries (formerly part of East Kalimantan) Industrial mining TANJUNG SELOR Large-scale legal logging • 30% of provincial population are migrants from other provinces, with recent migrants settling in urban areas; Large-scale agriculture g population growth agricultural land conversion, AVERAGE ANNUAL 11.33 Mt CO2 (2010-2015) Includes Data sources: production decrease & increased reliance on imports EMISSIONS FROM above-ground biomass & peat Socio-economic: BPS decomposition Deforestation: Derived DEFORESTATION from Ministry of • 90% of provincial area contained in forests zoned for AREA 68,996 km2 Forestry data protection, conservation & production POPULATION 716,407 (2018) • Palm oil accounts for 62% of agricultural production HDI 69.84 (2017) Deforestation GDP USD 4.1 billion GDP • Kayan Mentarang National Park (KMNP), one of the Average yearly (2017) deforestation (using 51 50 largest conservation areas in SE Asia & a central part of the FREL baseline GINI 0.303 (2018) 2 period 1990-2012) TRILLIONS IDR the Heart of Borneo Initiative, encompasses over 15% 6 40 MAIN ECONOMIC of the jurisdiction (13,600 km2) Fish farming ACTIVITIES 30 Extraction of non-renewable 4 • Endangered Bornean elephants in the Sebuku forest resources 20 are protected by national regulations & culturally
    [Show full text]
  • East Kalimantan
    PROVINCE INFOGRAPHIC EAST KALIMANTAN Nunukan NUNUKAN Tideng Pale Malinau TANA The boundaries and names shown and the TID UNG designations used on this map do not imply KOTA TARAKAN official endorsement or acceptance by the Tarakan United Nations. MA LINAU BULUNGAN Tanjungselor MOST DENSE LEAST DENSE Tanjung Selor Kota Balikpapan Malinau Tanjungredep MOST POPULATED LEAST POPULATED BERA U Kota Samarinda Tana Tidung 14 1,435 KUTAI DISTRICTS VILLAGES TIMUR Putussibau Sangatta 136 KAPU AS Ujoh Bilang HULU SUB-DISTRICTS Bontang SINTANG KOTA MU RUNG KUTAI BONTANG RAYA KARTANEGARA Legend: Sendawar KOTA SAMARIND A Administrative Boundary Tenggarong Samarinda Samarinda Province Province Capital Purukcahu District District Capital BARITO KUTAI GUNUN G UTARA BARAT MA S Population Transportation Muara Teweh PEN AJAM Population counts at 1km resolution Toll road PA SER Kuala Kurun UTARA KOTA Pasangkayu Primary road 0 BALIKPAPAN Secondary road 1 - 5 Balikpapan Port 6 - 25 Penajam BARITO KATINGAN Airport 26 - 50 SELATAN 51 - 100 Buntok KOTA Other KAPU AS TABALONG PASER 101 - 500 PALANGKA Kasongan Volcano 501 - 2,500 RAYA Tanah Grogot Tamiang Water/Lake 2,501 - 5,000 KOTAWARINGIN Layang Tobadak Tanjung 5,000 - 130,000 TIMUR Palangka Raya BARITO Coastline/River TIMUR Palangkaraya Paringin MA MUJU HULU BALANGAN SUNGAI Amuntai TAPIN UTARA Barabai HULU Sampit SUNGAI KOTA PULANG BARITO HULU SUNGAI Mamuju MA MASA SELATAN TEN GAH BARU GEOGRAPHY PISAU KUALA Mamuju TORA JA East Kalimantan is located at 4°24'N - 2°25'S and 113°44' - 119°00'E. The province borders with Malaysia, specifically Sabah and Sarawak (North), the Sulawesi Ocean and Makasar Straits (East), South Kalimantan (South) and West Kalimantan, Central Kalimantan and Malaysia (West).
    [Show full text]