Dian Swandayani dan Nuning Catur Sri Wilujeng, Konstruksi Nilai-Nilai Perempuan Metropolis Indonesia Dalam Majalah Femina

Konstruksi Nilai-Nilai Perempuan Metropolis Indonesia Dalam Majalah Femina

Dian Swandayani dan Nuning Catur Sri Wilujeng Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis, FBS, UNY e-mail: [email protected] dan [email protected]

Abstrak: Subjek penelitian ini adalah rubrik “Waktu Senggang” majalah Femina tahun 2007. Tujuan penelitian ini mengungkapkan secara keseluruhan jenis-jenis film, musik, buku bacaan yang membentuk nilai-nilai citra perempuan metropolis dan kontruksi sosial. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik baca-catat yang dikategorisasi, diinterpretasi dan dianalis secara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) film-film yang terdapat dalam rubrik “Waktu Senggang” dalam majalah Femina edisi tahun 2007 kebanyakan berupa film-film drama Hollywood; 2) jenis-jenis musik yang terdapat dalam rubrik ini adalah musik-musik pop penyanyi laki-laki; 3) jenis-jenis buku bacaan yang terdapat dalam rubrik ini berupa novel atau memoar/biografi dengan perempuan sebagai tokoh utamanya dan problematika-nya. Pilihan-pilihan terhadap jenis tontonan, album musik, dan buku bacaan tersebut merupakan cerminan dari masyarakat kelompok wanita metropolis dengan metropolis Amerika Serikat sebagai trend-setter. Pilihan tersebut tidak hanya sebagai citra diri majalah Femina tetapi sekaligus juga membentuk atau menjadi formasi sosial dalam membentuk cita rasa atau citra pembacanya sebagai wanita metropolis, bukan wanita kampungan yang tidak berpendidikan.

Kata kunci: citra perempuan, metropolis, majalah Femina, dan kajian budaya

Abstract: The subject of this research is rubric of “Waktu Senggang” or Leisure Time in Femina magazine in 2007. The objectives of the research are revealing all kinds of films, music, books which bend the values of metropolis women’s images and social constructs. Data collecting is conducted through intensive lecture, reading documentation, then categorizing the data. The data, then, analyzed in qualitative- descriptive method. The result of the research shows that: 1) the films issued and reviewed in the rubric of “Waktu Senggang” in Femina magazine in 2007 are dominated by Hollywood movies; 2) the music genre in the same rubric are mostly pop music with male leading vocal; 3) the books that dominate the rubric are novel or memoir/ biography, which women as the principle character and their problems. The choice on the genre of show, music album, and the reader books reflects an especial female society, which is the metropolis women whom the trend setter is American metropolis women. The choice is not only to determine the self-image of Femina as a female magazine but also to construct a social form that create the taste or the image of the readers as to be the metropolis women, who are different from uneducated country women.

Key words: women image, metropolis, Femina magazine, and cultural studies.

Pendahuluan seseorang ditentukan oleh apa yang dikon- Di Perancis ada majalah Elle yang menjadi sumsinya. Para bintang film ternama Hollywood trendsetter bagi kaum perempuan Perancis dalam akan memakai baju rancangan sekelas Versace mengekspresikan diri mereka sebagai atau Giorgio Armani, makanannya di restoran- kaum urban metropolis. Tidak disangkal lagi bahwa restoran berkelas dan tempat tinggalnya media termasuk di dalamnya majalah, mempunyai setidaknya di kawasan Malibu. peran dalam melakukan konstruksi sosial guna Identitas seseorang ditentukan oleh jenis menanamkan nilai-nilai tertentu. Fredrick Jameson musik yang didengarnya, film-film yang diton- (2003) pernah menyatakan bahwa identitas tonnya, buku yang dibacanya, saluran TV yang

589 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010 dinikmatinya serta tempat liburan yang ditujunya para pembacanya? Seberapa besar peran ketika musim panas maupun musim dingin. Jangan konstruksi sosial majalah Femina terhadap pernah menyamakan pecinta musik dangdut perempuan Indonesia? Masih banyak hal yang dengan pecinta musik klasik, mereka merasa dapat diajukan sebagai pertanyaan terhadap berbeda kelas, berbeda cita rasa. Jangan salah satu majalah perempuan mingguan yang samakan penikmat film-film Bollywood dengan terbit pertama kali pada tahun 1972. pecinta film-film Cannes, meski mereka sama- Dalam rubrik “Waktu Senggang” inilah sama menonton film. Citra yang ditimbulkan dari sebetulnya sebuah “promosi” akan produk cita pilihan jenis film akan membuat status sosial rasa terhadap jenis tontonan, jenis musik, jenis mereka berbeda. bacaan, dan jenis apresiasi budaya ditawarkan. Perbedaan strata sosial pada era posmodern Femina telah melakukan seleksi dari sekian jumlah tidak lagi ditentukan hanya oleh tingkat ekonomi film, CD atau kaset, buku, dan agenda seni yang atau halauan pandangan hidupnya. Ada banyak ada pada setiap minggunya. Di sinilah peran faktor yang dipergunakan seseorang untuk konstruksi sosial itu beroperasi, bagaimana cita mengekspresikan identitas dirinya, bukan tingkat rasa pembaca majalah itu dibentuk. Dari rubrik- kemapanan ekonomi atau etnisnya melainkan rubrik semacam inilah salah satu pertarungan barang-barang tertentu, seperti jenis kendaraan nilai-nilai atau ideologi bertarung. Dalam rubrik atau HP yang dipakainya. Sering kali orang semacam inilah situs (hegemoni) citra perempuan membeli sesuatu atau barang hanya demi gengsi metropolis berlangsung secara operasional. atau status karena di era Imagologi seperti yang Rubrik “Waktu Senggang” berperan secara dikatakan oleh Kundera (2000:3), citra atau image diskursif membentuk sebuah gaya hidup (lifestyle), menjadi segalanya. Orang-orang marketing suatu proses pendidikan terhadap nilai-nilai mengerti benar akan arti pentingnya sebuah citra. tertentu. Hal ini sejajar dengan pernyataan Wolf Majalah (di samping film, novel, lukisan, (2004:28-32) yang menyatakan bahwa kecantik- pendidikan, organisasi, hobi, tempat ibadah, jenis an adalah sebuah kontruski sosial, sebuah mitos. minuman, restoran, saluran TV, dan lainnya) Hal-hal inilah yang akan dianalisis dan merupakan situs hegemoni yang oleh Gramsci diuraikan dalam penelitian ini. Adapun disebut sebagai tempat terjadinya pertarungan permasalahan yang dibicarakan dibatasi pada hal- ideologi (Sugiono, 1999:60). Di dalam sebuah hal yang terkait dengan tema Cultural Studies. majalah (dan di dalam situs-situs hegemoni Sebagai sebuah teori, Cultural Studies atau kajian lainnya) tarik-menarik kekuatan berbagai ideologi budaya yang merebak pada tahun 1990-an dalam melakukan pengukuhan hegemoniknya merupakan perkembangan yang dipelopori antara ataupun sebagai sarana resistensi tengah lain oleh Birmingham Center for Contemporary berlangsung. Majalah tidak hanya sekedar Cultural Studies yang berdiri pada 1963. Richard mencerminkan ideologi para pembacanya tetapi Hoggart dan Raymond Williams merupakan dua juga sarana untuk menanamkan suatu pendirinya yang notabene adalah pengajar sastra pandangan dunia terhadap para pembacanya. yang membuat kajian tentang bentuk-bentuk dan Majalah juga dapat melakukan konstruksi sosial ekspresi budaya yang mencakup budaya tinggi para pembacanya (Williams, 1988:243-246). ataupun rendah, dan mengemukakan sejumlah Dari sekian majalah yang beredar di teori tentang kaitan antara keduanya sebagai Indonesia tampaknya mereka telah membidik formasi/konstruksi sosial historis (Storey, 2003:68- pangsa pasarnya sendiri-sendiri. Khusus untuk 82). pangsa pasar pembaca perempuan, Femina Penelitian ini bertujuan untuk mengung- tampak lebih dominan di antara majalah wanita kapkan sejumlah permasalahan, seperti lainnya, seperti Kartini, Pertiwi, Dewi, Gadis, mendeskripsikan jenis-jenis film, musik, dan buku Female. Hal tersebut ditandai dengan besarnya yang dimuat dalam rubrik “Waktu Senggang” oplah dan kemunculannya yang tebit setiap dalam majalah Femina 2007. Berikutnya, penelitian minggu. Lalu bagaimakah peran majalah akan mengungkap berbagai bentuk nilai-nilai citra semacam Femina dapat menggambarkan citra perempuan metropolis yang terwakili dalam rubrik

590 Dian Swandayani dan Nuning Catur Sri Wilujeng, Konstruksi Nilai-Nilai Perempuan Metropolis Indonesia Dalam Majalah Femina tesebut dan proses konstruksi sosial rubrik “Waktu konsumen budaya populer tidak dianggap sebagai Senggang” dalam majalah Femina 2007 terhadap penerima pasif dari budaya massa, melainkan agen masyarakat sebagai bentuk diskursus. yang aktif bernegosiasi dan memproduksi makna untuk kepentingan sendiri ataupun sebagai Kajian Literatur bentuk resistensi terhadap pengaruh-pengaruh Fenomena merebaknya kajian budaya (cultural dominan (Chaney, 2006:51-66). studies) dilandasi oleh berbagai hal atau kondisi. Keempat, kajian budaya dengan sadar Pertama, adanya keresahan akan surutnya peran melihat wacananya sendiri sebagai wacana yang kaum intelektual dalam menjawab permasalahan- bermuatan politis dengan tujuan melakukan permasalahan yang mendesak zamannya. Kedua, intervensi dan resistensi terhadap kekuatan politik munculnya posmodernisme yang mewarnai produk dan ekonomi yang dominan, terutama kapitalisme budaya maupun wacana intelektual pada paruh global. Oleh karenanya, kajian ini seringkali terkait terakhir abad ke-20. Posmodernisme membe- dengan masalah-masalah aktual dan kontem- dakan diri dari seni dan wacana intelektual modern prorer, dan memperhatikan masalah produksi, yang elitis. Seni posmodern meruntuhkan tembok konsumsi dan distribusi dalam kajian budaya pemisah antara produk budaya tinggi dan rendah (Chaney, 2006:51-66; Jaworski, 2006:146-157). dengan menciptakan karya seni yang memadukan Kelima, kajian budaya melakukan redefinisi kedua wilayah tersebut. Ketiga, maraknya terhadap konsep kebudayaan, dan meluaskan perkembangan teori-teori postruktural yang maknanya untuk mencakup tidak hanya produk- membantu menghancurkan dinding pemisah produk budaya tinggi dan rendah, melainkan juga antardisiplin (Budianta, 2000:52-53). Bagi segala nilai dan ekspresi, praktik dan wacananya sejumlah praktisi kajian budaya seperti Tony dalam “kehidupan sehari-hari” (Budianta, Bennett dan Laura Mulvey, kajian budaya 2000:54; Storey, 2003:10—30). Dalam kerangka bukanlah sekedar pemberdayaan kaum intelektual analisis kajian budaya di atas, kajian pada rubrik humaniora. Ada harapan bahwa kemampuan “Waktu Senggang” dalam majalah Femina tahun membaca juga membawa kemampuan melakukan 2007 akan dibahas. intervensi terhadap sejumlah praktik budaya yang menekan; bahwa dengan menunjukkan daya Metodologi Penelitian mempermainkan atau mengelak kekangan dalam Subjek penelitian ini yaitu rubrik “Waktu berbagai wacana budaya sehari-hari, seperti Senggang” majalah Femina. Adapun sampelnya karya sastra pinggiran, graffiti, bahasa prokem yaitu rubrik “Waktu Senggang” edisi tahun 2007. dan seterusnya, kajian budaya dapat menye- Secara keseluruhan ada 51 edisi artikel yang barkan pemberdayaan. diteliti. Teknik pengumpulan data yang Kajian budaya menurut Budianta (2000:53- dipergunakan dalam penelitian ini yaitu berupa 54) menerapkan sejumlah prinsip sebagai berikut. teknik baca-catat. Data yang terkumpul kemudian Pertama, kajian budaya bersifat interdisiplin atau dikategorisasi, dianalisis, dan diinterpretasikan. malah anti-disiplin. Kajian budaya bersifat eklektik Instrumen yang dipergunakan untuk mengum- dalam teori yang menggabungkan sejumlah pulkan data dalam penelitian ini yaitu berupa kartu metode dan bahan kajian yang secara konven- data. Kartu data ini digunakan guna mem- sional dimiliki oleh disiplin-disiplin tertentu. Kedua, permudah pencatatan sejumlah data dan kajian budaya menghancurkan batasan antara pengkategorian data. budaya tinggi dan rendah, dan menaruh perhatian Untuk validitas dan reliabilitas data penelitian yang serius pada budaya populer, budaya massa. dipergunakan teknik validitas semantis dan teknik Budaya populer tidak dilihat sebagai suatu produk intrarater dan interrater. Validitas semantis yaitu yang rendah yang tunduk pada perintah politik dengan menganalisis konteks pemaknaan atau bisnis, melainkan sebagai medium yang terhadap teks atau naskah. Untuk reliabilitas data mempunyai potensi untuk melakukan resistensi. dipergunakan teknik intrarater, yaitu dengan cara Ketiga, kajian budaya menaruh perhatian membaca berulang-ulang sehingga diperoleh pada pembaca dan konsumen. Pembaca dan kekonsistenan data dan interrater yaitu berupa

591 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010 diskusi dengan anggota peneliti, Nuning Catung d) Science fiction (2 film); dan e) Petualangan (3 Sriwilujeng, staf pengajar PB Perancis FBS UNY. film); dan f) Horor (1 film). Untuk jenis film Drama, Data yang terkumpul kemudian dianalisis terdiri atas: Umum (9 film), Sejarah (2 film), Cinta secara deskriptif kualitatif. Data-data yang telah (8 film), Dokumenter (1 film), Action (5 film), dikategorikan berdasarkan rumusan masalahnya Psikologis, Keluarga, dan Pattriotik (1 film). kemudian dianalisis secara deskriptif sehingga Tabel 2. Jenis-Jenis Film bisa diketahui gambaran mengenai jenis-jenis film, musik, buku, dan agenda seni dalam rubrik “Waktu Jenis Film Jumlah Senggang” dalam majalah Femina 2007 serta Drama 31 proses subjektivikasi dan proses konstruksi 1. Umum 9 2. Sejarah 2 sosialnya terhadap masyarakat. Penelitian ini 3. Cinta 8 memfokuskan analisisnya dengan menerapkan 4. Dokumenter 1 strategi kajian budaya (cultural studies). 5. Action 5 6. Psikologis 1 Hasil Penelitian dan Pembahasan 7. Keluarga 4 8. Patriotik 1 Berikut ini ditampilkan secara berturut-turut data Animasi 5 yang terkait dengan jenis film, musik, dan buku Kisah Nyata 1 bacaan yang terdapat dalam rubrik “Waktu Action 7 Senggang”. Science-fiction 2 Petualangan 3 Horor 2 Jenis film berdasarkan produksi 51 Jenis film sesuai dengan produksinya didapatkan Jumlah sebagai berikut: 1) Produk Luar Negeri sebanyak 42 film, terdiri atas: Hollywood, AS (38 film), China Asal dan jenis kelamin (1 film), Korea (1 film), Spanyol (1 film), dan Temuan studi menunjukan bahwa asal film Thailand (1 film); 2) Produk dalam negeri sebanyak didominasi oleh film dari luar negeri (34 film: 18 8 (delapan) film; dan 3) Produk campuran film), sedangkan jenis kelamin pemain film asal (Indonesia dan Australis) sebanyak 1 (satu) film. luar negeri didominasi oleh kaum pria (15:11). Atas dasar temuan dapat disimpulkan bahwa jenis Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. fim produksi luar negeri mendominasi pada buku bacaan yang terdapat dalam rubrik “Waktu Tabel 3. Asal dan Jenis Kelamin Penyanyi Senggang”. Selengkapnya sebagaimana tertetra Asal dan Jenis Kelamin Penyanyi Jumlah pada Tabel 1 berikut. Dari Luar Negeri 34 1. Pria 15 Tabel 1. Jenis Film Berdasarkan Produksi 2. Wanita 8 3. Ǿ 11 Film Produksi Jumlah Dari Dalam Negeri 18 Luar Negeri 42 1. Pria 11 1. Hollywood, AS 38 2. Wanita 6 2. China 1 3. Korea 1 3. Ǿ 1 4. Spanyol 1 Jumlah 52 5. Thailand 1 Dalam Negeri 8 Catatan: 1) Semua data berjumlah 52 karena pada Campuran 1 edisi 20—26 Des 2007 ada dua artikel dan 2) Kode þ berarti jenis kelamin tidak diketahui dengan pasti, Jumlah 51 penyanyinya campuran antara pria dan wanita, atau berupa group musik campuran pria-wanita. Catatan: Campuran film berdasarkan produksinya hanya ada di Indonesia dan Australia Jenis musik Selanjutnya, jenis film berdasarkan jenisnya Hasil penelitian menunjukan bahwa Jenis musik terdiri atas: a) Drama sebanyak 31 film; b) Animasi yang dikelompokkan dalam kelompok musik: (5 film); c) Kisah Nyata (1 film); d) Action (7 film); Kerokhanian, Pop, Soul, Opera/Orchestra/Big

592 Dian Swandayani dan Nuning Catur Sri Wilujeng, Konstruksi Nilai-Nilai Perempuan Metropolis Indonesia Dalam Majalah Femina

Band, Soundtrack Film, Rock, R & B, Oldies, Jazz, panduan diri, Panduan lain-lain, Kumpulan esai, Klasik, dan Campuran. Selanjutnya, ditemukan 1 Ensiklopedia, Ekologi, Ekologi, Desain Interior, (satu) film yang tidak dapat dikategorikan. Kesehatan, dan Keluarga/Perkawinan, seba- gaimana tertera pada Tabel 6 berikut. Tabel 4. Jenis-jenis Musik Tabel 6. Jenis-Jenis Buku Bacaan Jenis Musik Jumlah Kerohanian 5 Jenis Buku Bacaan Jumlah 1. Kristiani 2 Memoar/Biografi 8 2. Islam 3 Novel 17 Pop 16 Sejarah 2 Soul 4 Filsafat 1 Opera/orchestra/big band 5 Panduan Diri 4 Soundtrack film 3 Panduan Lain-lain 6 Rock 2 Kumpulan Esai 3 R&B 4 Ensiklopedia 1 Oldies 2 Ekologi 1 Jazz 3 Desain Interior 2 Klasik 2 Kesehatan 4 Campuran 5 Keluarga/Perkawinan 3 Tidak masuk kategori 1 Jumlah 52 Jumlah 52

Catatan: 1) Jumlah data ada 52 artikel karena pada Pembahasan edisi 20-26 Des 2007 terdapat dua artikel dan 2) Hampir sebagian berupa gabungan berbagai elemen genre Jenis-jenis Film dalam Rubrik “Waktu musik, data ini hanya mengkategorikan jenis musik Senggang” Majalah Femina 2007 yang dominan selain memang gabungan dari berbagai Dari rubrik “Waktu Senggang” yang di dalamnya jenis musik yang dikategorikan sebagai jenis campuran. termuat informasi tentang film, ternyata hanya memuat 8 film produksi dalam negeri. Selebihnya, Asal dan jenis kelamin penulis sebanyak 42, berupa film asing dan 1 film Temuan studi menunjukan bahwa perbandingan campuran produksi dalam negeri dengan luar penulis film yang berasal dari luar negeri negeri. dibandingkan dengan penulis dari dalam negeri Satu film campuran tersebut berjudul “Long didominasi oleh penulis film dari luar negeri (35 Road to Heaven” yakni film produksi antara film: 20 film), sedangkan jenis kelamin pemain film Indonesia dengan Australia. Film ini mengangkat asal luar negeri didominasi oleh kaum pria peristiwa pengeboman Bali I yang dilakukan (15:11). Sebaliknya, penulis film dari dalam negeri Amrozi dan kawan-kawan dengan menge- didomnasi oleh kaum wanita (14:6). Secara rinci depankan situasi seputar peristiwa tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. khususnya dari pihak korban, di mana mayoritas Tabel 5. Asal dan Jenis Kelamin Penulis berkebangsaan Australia. Kedelapan film produksi dalam negeri yang Asal dan Jenis Kelamin Penulis Jumlah dimuat dalam rubrik “Waktu Senggang” majalah Dari Luar Negeri 35 Femina sepanjang tahun 2007 adalah: 1) 1. Pria 20 2. Wanita 15 “ Jadi 2”, 2) “Kala”, 3) “Mengejar Mas- Dari Dalam Negeri 20 Mas”, 4) “Tiga Hari untuk Selamanya”, 5) “The 1. Pria 6 Photograph”, 6) “Anak-anak Borobudur”, 7) “Get 2. Wanita 14 Merried”, dan 8) “Quickie Expresse”. Tidak ada Jumlah 55 yang khusus mengusung pemikiran kaum wanita Catatan: Semua data berjumlah 55 karena pada edisi 20—26 Des 2007 ada dua artikel dan ada 3 buku yang dalam film-film tersebut, apalagi mengusung ditulis oleh dua orang. pemikiran feminisme. Temanya beragam, mulai dari permasalahan Jenis-Jenis Buku Bacaan anak-anak, remaja, keluarga, hingga perma- Jenis buku-buku bacaan yang terdetksi terdiri salahan antargenerasi. Permasalahan antar- atas: Memoar/Biografi, Novel, Sejarah, Filsafat, generasi ini tampak dalam film “Nagabonar Jadi

593 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010

2”, sebuah sekuel film patriotisme atau bangsa penjajah. Latar film ini berlangsung di nasionalisme. Sekuelnya (edisi kedua) ini tidak lain Sparta (Yunani) zaman dahulu kala. Film ini mengusung permasalahan perjuangan anak termasuk jenis film action yang dipenuhi dengan bangsa terhadap penjajahan Belanda tetapi lebih adegan-adegan penuh kekerasan. Film ini berasal berupa kelanjutan “perjuangan” setelah merdeka, dari komik atau novel grafis. Kemunculannya perjuangan untuk mempertahankan makam istri mengingatkan konfrontasi Amerika Serikat (Barat) dan sahabat Nagabonar terhadap rencana terhadap Ahmadinejad presiden Iran sebagai penggusuran. representasi Timur. Selain itu, ada juga film-film Yang lebih dekat dengan permasalahan kaum sekuel dari sejumlah film yang telah populer perempuan yaitu film “Mengejar Mas-Mas”. sebelumnya seperti “Die Hard 4.0”, “Harry Potter Dengan tokoh utamanya seorang wanita bernama and the Order of the Phoenix”, atau “The Bourne Shahnaz, film ini lebih menyuarakan problematika Ultimatum”. wanita yang rentan diperkosa dan sering Banyaknya film-film Hollywood yang dimuat mengalami dilema manakala mau kawin lagi, dalam rubrik “Waktu Senggang” menggambarkan apalagi kalau berprofesi sebagai pelacur. Berikut bahwa kiblat majalah Femina lebih berorientasi kutipannya. ke Barat, khususnya Amerika Serikat. Selera terhadap film Hollywood ini mengukuhkan peran Shahnaz (Poppy Sovia) adalah anak Jakarta yang sepeninggal ayahnya (Roy Marten), dominasi Amerika yang seringkali dikenal dengan menjadi pemberontak. Sebel pada ibunya (Ira sebutan Mc Donalisasi dan Coca Colanisasi Wibowo) yang berniat kawin lagi, ia minggat sebagai sebuah trend-setter. menyusul kekasihnya yang sedang naik Tidak ada satu pun film Bollywood (film gunung. Sendirian di Yogya, ia nyaris dikerjain produksi Bombay, India) yang dimuat dalam rubrik preman. Untung ada Ningsih (Dina Olivia), ini. Bahkan, film-film China (baik Beijing, Hongkong pelacur Pasar Kembang, yang menolong maupun Taiwan) tidak banyak yang dimuat dalam (bahkan mengakuinya sebagai adik) dan rubrik Waktu Senggang. Hanya ada satu film mengajaknya nginep di kos-kosannya. Di situ Ningsih mengaku sebagai Norman, ibu dosen produksi China, “Curse of the Flower” yang yang mengajar malam hari. Di situ juga dibintangi oleh Gong Li dan Chow Yun Fat, serta Shahnaz mengenal berbagai jenis manusia. disutradarai oleh Zhang Yimau. Padahal film-film Antara lain, Parno, pengamen dan mantan produksi India dan China secara kuantitatif lebih campursari kekasih Ningsih. Hidup bukan banyak daripada film-film Amerika. untuk dihindari, tapi untuk dipahami. Begitu Di pihak lain, berdasarkan jenisnya, film-film tema film komedi romantic dengan dialog- yang dimuat dalam rubrik ini kebanyakan berupa dialog segar itu. Sutradara Rudi Sudjarwo jenis film drama (Tabel 2). Ada sebanyak 31 rubrik mampu menerjemahkan scenario cerdas “Waktu Senggang” yang memuat film-film drama, Monty Tiwa, dang mengungkapnya dalam bahasa visual yang pas. Acting Dina Olivia dengan sejumlah subvariannya seperti drama bagus sekali (DF.24.07) umum, drama sejarah, drama cinta, drama dokumenter, drama action, drama psikologis, Jika dibandingkan dengan film luar negeri drama keluarga, maupun drama patriotik. yang dimuat, film dalam negeri perbandingan Tampaknya film jenis drama merupakan jenis film jumlahnya cukup jauh. Dari 42 data film luar negeri yang banyak “dianjurkan” untuk ditonton oleh hampir sebagian produksi Hollywood, Amerika para wanita pembaca majalah Femina. Serikat. Hanya empat film luar negeri yang tidak diproduksi Barat (baca Hollywood), yakni: (1) Jenis-jenis Musik dalam Rubrik “Waktu “Curse of the Flower” (China), (2) “3 Iron” (Korea), Senggang” Majalah Femina 2007 (3) “Pan’s Labyrint” (Spanyol), dan (4) “The Terhadap musik, Femina menawarkan lebih Unseeable” (Thailand). banyak penyanyi laki-laki daripada penyanyi Di antara sekian banyak film Hollywood, di wanita. Setidaknya mereka menyajikan 15 antaranya film yang berjudul “300” yang penyanyi pria asing (sementara penyanyi wanita mendeskreditkan bangsa Persia (Iran) sebagai asing hanya sebanyak 8 orang) dan 11 penyanyi

594 Dian Swandayani dan Nuning Catur Sri Wilujeng, Konstruksi Nilai-Nilai Perempuan Metropolis Indonesia Dalam Majalah Femina pria dalam negeri (sementara penyanyi wanita Musik-musik soundtrack film juga menjadi ciri dalam negeri hanya sebanyak 6 orang). khusus yang relatif banyak dimuat di rubrik “Waktu Tampaknya ada “kerinduan” terhadap lawan Senggang”, antara lain seperti pada album jenis dalam pilihan penyanyi. Meskipun harus “Soundtrack High School Musical” (Disney Channel) diberi catatan tambahan bahwa selain kedua jenis dan “All the Movies” (Dave Koz). Selain itu, rubrik kelamin ini masih ada sejumlah group penyanyi ini juga mengusung informasi tentang album daur yang mencakup kedua jenis kelamin dan ulang. Hal ini juga menjadi fenomena tersendiri terkadang ada yang tidak teridentifikasi termasuk seperti terdapat dalam album: “Because I Love You jenis kelamin yang mana. So” (Various Artists), “The Corrs Dreams” (The Penyanyi-penyanyi (dan juga pemain musik) Ultimate Corrs Collection), “Various Artists OST semacam Josh Groban, Tompi, Dave Koz, Glenn Dreamgirls”, “The Best of Titi DJ” (Titi DJ), “Just A Fredly, Opick, Christian Bautista, Enrique Iglesias, Love” (Christian Bautista), “80’s Slow Dances” Yusuf Islam, atau kelompok musik The Eagles (Various Artists). merupakan sederet penyanyi laki-laki. Mereka Fenomena berikutnya adalah munculnya tidak hanya memikat suaranya tetapi juga tembang-tembang iringan orchestra, opera atau memikat dari seks apealnya bagi pembaca big band. Hal ini mengingatkan pada cita rasa Femina. Alasan inilah yang menjadi salah satu tempo dulu, manakala sebuah iringan musik faktor pertimbangan banyaknya penyanyi laki-laki dibawakan dalam kelompok besar. Sekarang yang muncul dalam rubrik “Waktu Senggang” jika hampir semua kelompok band praktis hanya terdiri dibandingkan penyanyi perempuan. 4 orang: 1 penyanyi, 1 gitar ritme/pengiring/ Dari data yang ada, rupanya jenis musik pop melodi, 1 bass, dan 1 drum. Sebuah komposisi menjadi musik utama karena setidaknya muncul band yang sangat simpel. Contoh-contoh album paling banyak, yakni sebanyak 16 data. Seperti big band ini terdapat pada: “Awake” (Josh halnya dengan genre film, tidak ada satupun genre Groban), “Interlude Dari Hari” (Andi Rianto), musik yang secara tegas membawakan satu jenis “Rockestra” (Erwin Gutawa), “Call Me Irresponsible” musik. Hampir sebagian besar berupa campuran, (Michael Buble), dan Joyful Christmas” (Ruth seperti pop country, pop jazzy, rock jazzy, R&B soul, Sahanaya). dan lain-lain. Hal ini menandakan bahwa tidak ada Secara lebih spesifik, pembaca Femina adalah pilihan jenis musik murni. Bahkan, secara eksplisit pembaca yang menggemari musik pop atau setidaknya ada 5 data yang menyatakan sebagai sejenisnya. Ada nuansa romantika karena lebih musik campuran seperti dalam album “Jambalaya- banyak mengusung musik-musik tempo dulu Bossa America” milik Lisa Ono, “Star” milik Dewi ataupun musik-musik dengan iringan big band. Sandra, atau “Playful” milik Tompi. Tentu saja hal ini berbeda dengan musik anak- Selain musik pop, dalam rubrik “Waktu anak band (yang terdiri hanya 4 orang). Para Senggang” ini juga terdapat sejumlah jenis musik pembaca Femina bukanlah pembaca yang seperti soul, rock, jazz, R&B, klasik, oldies, opera/ menyukai kelompok band seperti Nidji, Peter Pan, big band, dan soundtrack film serta lagu-lagu ST12, d’Massive, Shiela On 7, dan kelompok band kerohanian. Untuk lagu-lagu kerohanian terdapat laki-laki sejenisnya. 3 album lagu kerohanian Islami dan 2 album lagu Selain itu, tidak ada satu pun jenis musik kerohanian Kristiani. Kehadirannya disesuaikan dangdut/melayu yang ditawarkan dalam rubrik dengan konteks hari-hari raya keagamaan seperti Waktu Senggang ini. Juga tidak terdapat musik- bulan Ramadan pada album “Ya Rahman” (Opick), musik India, China, apalagi musik kasidah. lebaran pada album “Semoga Jalan Dilapangkan” Kalaupun ada musik-musik Islami, album yang (Bimbo), natal pada album “Dia Sumber mereka suguhkan adalah musuk-musik Islami Gembiraku” (Djaduk Ferianto) dan “Joyful yang bergaya pop seperti album Opick, Bimbo, Christmas” (Ruth Sahanaya). Contoh lain album ataupun Yusuf Islam. keagamaan ini yaitu milik Yusuf Islam yang berjudul “I Look, I See”.

595 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010

Jenis-jenis Buku Bacaan dalam Rubrik “Waktu bidang sastra yaitu novel yang berjudul Snow Senggang” Femina 2007 karya Orhan Pamuk. Selain Pamuk, nama Dari berbagai jenis buku bacaan yang ditawarkan pengarang lain yang cukup populer di Indonesia dalam rubrik “Waktu Senggang”, novel merupakan antara lain: Leo Tolstoi asal Rusia dan Paulo salah satu jenis bacaan yang paling banyak Coelho asal Brasil. Terhadap novel Snow, Femina dimuat. Dari total 52 data yang ada, ulasan berupa menuliskan ulasan pendeknya sebagai berikut. novel dalam rubrik ini muncul sebanyak 17 kali. Di sebuah kota kecil di Turki, jurnalis Turki yang Kemudian baru disusul dengan jenis bacaan lama tinggal di Jerman bernama Ka meng- berupa memoar/biografi, lalu buku-buku panduan adakan investigasi. Ia menyelidiki tingginya hidup untuk perkembangan diri atau buku angka wanita bunuh diri. Penyebabnya masih panduan praktis lainnya. Selebihnya adalah buku- misterius, di tengah tarik-menarik ideologi buku dari jenis atau bidang sejarah, filsafat, sekulerisme dan tradisi agamis. kumpulan esai, ensiklopedia, desain interior, Kami menduga gadis-gadis itu bunuh diri kesehatan, dan keluarga/perkawinan. karena adanya larangan mengenakan jilbab. Dilihat dari jenis kelamin penulis/penga- Tetapi, penyelidikan itu harus menemui rangnya, pengarang berjenis kelamin pria yang berbagai rintangan karena tekanan politik. berasal dari luar negeri sedikit lebih banyak Sebuah karya fiksi menumental dari seorang daripada yang berjenis kelamin wanita. Dari jumlah peraih Nobel Sastra tahun 2006, Orhan 35 pengarang asal luar negeri, perbandingan Pamuk (DB.25.07). pengarang laki-laki dan wanitanya yaitu 20 Dari sejumlah pengarang di atas, ada berbanding 15. Hal tersebut berbeda pada kasus sebagian pengarang perempuan yang jenis pengarang dari dalam negeri. Pengarang karyanya relatif banyak diapresiasi seperti: perempuan lebih banyak daripada pengarang laki- Lan Fang, Elisabeth Kostova, Camila Gibb, laki, perbandingannya 14 berbanding 6. Kiran Desai, dan Marjane Satrapi. Yang Tampaknya tulisan-tulisan pengarang perempuan menarik, ternyata dari data buku berupa (khususnya yang dari Indonesia) lebih banyak novel pengarang asal Indonesia diwakili oleh dikonsumsi. pengarang-pengarang laki-laki seperti: Seno Mengapa novel banyak disajikan dalam rubrik Gumira Ajidarma (Kalatidha), Remy Sylado “Waktu Senggang”? Indikasi ini memperlihatkan (Mimi lan Mintuno), dan Langit Kresna Hariadi setidaknya, kaum wanita sebagai pembaca (Gajah Mada). Femina, menyukai bacaan yang bersifat hiburan. Novel Camila Gibb termasuk novel yang Novel-novel yang dimuat dalam ulasan pendek mengisahkan nasib seorang wanita di tengah pada rubrik ini adalah Sejarah Cinta (Nicole budaya multikultur. Dengan tokoh utamanya Krauss), Pengantin Gypsy dan Penipu Cinta seorang wanita (seperti halnya dengan Ana (Syahmedi Dean), Map of Bones (James Roliins), Karenina karya Leo Tolstoi, Perempuan Kembang Perempuan Kembang Jepun (Lan Fang), The Jepun karya Lan Fang, Lucia Lucia karya Adriana Historian (Elisabeth Kostova), Kalatidha (Seno Trigiani, Snow karya Orhan Pamuk, ataupun Bordir Gumira Ajidarma), Ana Karenina (Leo Tolstoi), karya Marjane Satrapi), novel Sweetness in the Sweetness in the Belly (Camila Gibb), Mimi lan Belly lebih menyentuh dari sudut pandang wanita Mintuna (Remy Sylado), Gajah Mada (Langit Kresna yang menjadi implied reader pembaca majalah Hariadi), Lucia Lucia (Adriana Trigiani), Snow Femina. Terhadap novel ini mereka mengulasnya (Orhan Pamuk), Rate My Love (Cassandra & Ela), seperti kutipan di bawah ini. Sang Alkemis (Paulo Coelho), The Inheritance of Lily, wanita keturunan Inggris, tumbuh dan Loss (Kiran Desai), Man and Boy (Tony Parsons), dibesarkan oleh guru sufi di Maroko. Ia dan Bordir (Marjane Satrapi). Novel-novel tersebut kemudian bekerja dan menetap di kota muslim ditulis oleh pengarang asing dan pengarang di Harare, Ethiopia. Di situlah ia bertemu Indonesia. dengan pujaan hatinya, seorang dokter yang Dari novel-novel itu ada yang ditulis oleh ambisius. ketika meletup konflik berkepan- pengarang Turki yang mendapatkan hadiah Nobel jangan di Ethiopia, ia mengungsi ke London.

596 Dian Swandayani dan Nuning Catur Sri Wilujeng, Konstruksi Nilai-Nilai Perempuan Metropolis Indonesia Dalam Majalah Femina

Lily dihadapkan pada situasi di mana identitas merupakan kisah nyata catatan perjalanan asal usulnya dipertanyakan. Sebuah kisah Terence Ward, warga Amerika Serikat, di negeri menawan tentang seorang muslim di lintas Iran. Ward menghabiskan masa kecilnya di Arab benua (DB.15.07). Saudi dan Iran. Ia kembali ke Iran, 30 tahun Selain novel, buku bacaan lain yang banyak kemudian, untuk menelusuri kembali Negara itu, dimuat dalam rubrik “Waktu Senggang” ini yaitu juga mencari Hassan, koki dan pengurus rumah jenis memoar atau biografi. Buku-buku yang tangga semasa ia kecil. Di buku setebal 570 terkategori dalam jenis ini adalah Mencari Fatima halaman ini kita dapat menikmati berbagai tempat (Ghada Karmi), Women of The Beat Generation menarik, seperti Pegunungan Kurdistan, pasar (Brenda Knight), Me, Him & Labuan Bajo (Evy loak di pusat kota Teheran atau menyusuri dataran Arviantu), Cempaka Pelangi Seusai Badai (Endang Iran, termasuk konflik Iran dengan Negara-negara TR), God’s Callgirl (Carla Van Raay), The Starbucks tetangga, dengan cara yang ringan (DB.39.07). Experience, (Joseph A. Michelli), Khadijah, The True Tampaknya, baik dalam buku-buku memoar/ Love Story of Muhammad (Abdul Mun’im Muham- biografi dan beberapa novel, rubrik “Waktu mad), dan The Hidden Face of Iran (Terence Ward). Senggang” banyak menyajikan cerita dengan Hampir semua buku tentang memoar dan fokus atau tokoh utamanya seorang wanita. biografi ini berkisah tentang persoalan Hanya sebuah buku Women of The Beat Generation perempuan, hanya satu yang berkisah tentang karya Brenda Knight yang mengupas sejarah kesuksesan yakni buku yang berjudul The gerakan feminis di Amerika tahun 1950-an. Starbucks Experience karya Joseph A. Michelli. Dari Tidaklah salah jika hal ini memang sesuai dengan buku-buku Mencari Fatima hingga The Hidden Face para pembacanya yang sebagian para wanita of Iran semuanya berkisah tentang pengalaman sehingga kisah-kisah nyata seperti yang telah wanita dengan berbagai konteks sosialnya. disebutkan di atas ataupun dalam novel-novel Buku Mencari Fatima karya Ghada Karmi yang juga telah disebutkan di atas lebih terasa menceritakan perihal pengalaman seorang wanita nuansa kewanitaannya. Meskipun untuk yang terusir dari kampungnya di Jerussalem pada mengetahui apakah dalam buku-buku ini masa awal berdirinya Israel. Ia makin terasing terkandung perjuangan feminisme ataukah hanya setelah keluarganya terpaksa harus pindah ke sekedar cerita dengan fokus perjuangan wanita London.Lewat sosok Fatima, pembantu di rumah perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. keluarganya, Karmi melacak jejak identitasnya Sebagian besar buku-buku yang ditawarkan sebagai warga Palestina. Kisah sejarah yang dalam rubrik “Waktu Senggang” majalah Femina mengharukan dan menuturkan pelajaran tentang tahun 2007 ini lebih terfokus pada problematika kemanusiaan (DB.01.07). wanita, baik buku-buku yang berupa novel, buku- Buku Me, Him & Labuan Bajo karya Evy Arviantu buku memoar/biografi, buku-buku panduan menceritakan kisah tentang pengabdian seorang praktis, ataupun dalam buku-buku jenis lainnya. wanita dokter di sebuah desa terpencil, lengkap dengan bumbu romantisisme di dalamnya. Setelah Citra Perempuan Metropolis menyandang gelar dokter, seorang gadis kota, Dari temuan penelitian yang mengemukakan jenis Widya Prabaswari, memilih untuk bekerja sebagai film, musik dan buku yang ditampilkan dalam rubrik dokter PTT (pegawai tidak tetap) di sebuah “Waktu Senggang” tersebut, sebetulnya majalah puskesmas kecil di desa Labuan Bajo, kabupaten Femina ingin mencitrakan dirinya sebagai majalah Manggarai, Flores. Beragam pengalaman dan yang para pembacanya sebagai pembaca majalah petualangan seru yang menarik, ia temukan di yang juga suka nonton drama-drama Hollywood, sana. Termasuk cintanya kepada Adi Priyatna menyukai musik-musik pop yang dinyanyikan (DB.13.07). penyanyi laki-laki, dan juga gemar membaca novel- Buku lain yang mengangkat kisah nyata novel ataupun memoar/biografi yang mengi- berupa catatan perjalanan dengan sudut sahkan tokoh utama perempuan dalam pandang wanita juga ditemukan dalam buku yang menghadapi problematikanya. Secara umum, baik berjudul The Hidden Face of Iran. Buku ini dalam bidang musik, buku bacaan, apalagi dalam

597 Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, Nomor 5, September 2010 bidang film mereka lebih banyak mengkonsumsi merdu suaranya tetapi juga tampan dan seksi, produk-produk dari luar negeri. dan suka membaca novel atau memoar yang Pembaca Femina yang diprediksi berjenis mengisahkan perjuangan perempuan. Inilah citra kelamin wanita bukanlah pembaca yang majalah Femina, khususnya dari cita rasa seninya. menggemari film-film China ataupu India. Mereka Akan tetapi, sebagai media massa majalah juga bukan penggemar musik dangdut, Femina tidak berhenti sebagai gambaran sebuah keroncong, rock, ataupun musik-musik band masa citra, melainkan masih memiliki peran lainnya yaitu kini yang sering disebut anak band dengan jumlah mempengaruhi cita rasa pem-bacanya. Dengan personil 4 orang. Pembaca Femina diharapkan pilihan cita rasa konsumsi seninya, majalah ini lebih menyukai jenis-jenis yang masih selaras turut membentuk citra perempuan metropolis. dengan musik pop seperti jazz ataupun musik Secara tidak langsung pilihan redaksi Femina orkestra/big band. Pembaca Femina juga tidak adalah kelanjutan promosi terhadap film, album menyukai jenis kumpulan cerpen, puisi, apalagi musik, dan buku bacaan. Secara tidak langsung, naskah drama. Jenis karya sastra yang mereka Femina turut mem-pengaruhi pembaca untuk sukai adalah novel. Buku-buku yang terkait memilih film-film drama Hollywood, mendengarkan dengan sains tidak begitu disuka. Mereka malah musik-musik pop yang jazzy produksi luar negeri, lebih menyukai buku-buku panduan praktis untuk dan membaca novel atau memoar/biografi dengan kesuksesan karir atau malah seperti Gusnaldi tokoh utamanya wanita. Instant Make-Up karya Ade Aprilia dan Serba-Serbi Hal-hal inilah yang dinamakan sebagai Menyusui karya Meidya Derni & Orin. konstruksi sosial yang dibawa oleh media massa Jika diambil sampel sebagai predikat pembaca sebagai situs hegemoni. Apa yang dilakukan Femina yang notabene sebagai citra wanita Femina dalam memberikan panduan bagi metropolis Indonesia, adalah mereka yang pembacanya untuk memilih konsumsi film, musik, menonton film Dreamgirl atau Quickie Expresse, dan buku bacaan seperti yang terdapat dalam yang mendengarkan album Just A Love (Christian rubrik “Waktu Senggang” termasuk salah satu Bautista) atau Insomniac (Enrique Iglesias), dan jenis formasi sosial. Bentuk rubrik itu sendiri hanya yang membaca buku God’s Callgirl (Carla van Raay) terdiri dari satu halaman. Oleh karenanya, hanya atau I Beg Your Prada (Alexandra Dewi dan Cynthia berupa ulasan kecil atau ulasan pendek. Belum Agustina). lagi dalam setiap edisinya selalu disertai dengan ilustrasi adegan film yang cukup besar sehingga Rubrik “Waktu Senggang” Majalah Femina mengambil porsi cukup besar. sebagai Konstruksi Sosial Meskipun berupa ulasan singkat, tidak berarti Seperti yang telah disinggung di depan meskipun kalah efektif dalam mempengaruhi pembacanya tidak secara langsung, rubrik ini tidak hanya dibandingkan dengan resensi yang utuh satu sekedar mewakili citra majalah Femina akan halaman, baik dalam resensi film, musik, ataupun pilihan tontonan terhadap film, musik, dan buku buku. Hanya untuk mengukur seberapa efektif dan bacaan tetapi di balik itu semua ada sebuah seberapa besar pengaruh rubrik ini terhadap operasi ideologis yang berusaha membentuk pembacanya perlu penelitian tersendiri. konstruksi sosial. Pilihan-pilihan terhadap film, “Waktu Senggang” yang menjadi nama rubrik album musik dan buku bacaan yang termuat dalam majalah Femina ini tidak hanya menyatakan dalam rubrik “Waktu Senggang” adalah pilihan tentang waktu senggang bagi para wanita yang dengan menggunakan cita rasa redaksinya. habis bekerja lalu mengisinya dengan menonton Pilihan-pilihan inilah yang membedakan Femina film, mendengarkan musik, atau membaca buku dengan majalah sejenis lainnya,. pilihan seperti yang disarankan. Sekali lagi bukan Melalui analisis terhadap sejumlah pilihan sekedar mengisi waktu luang. Rubrik “Waktu seni tiga bidang ini setidaknya citra Femina adalah Senggang” merupakan salah satu pembentukan kelompok sosial tertentu yang suka menonton film- citra, pembentukan cita rasa baik terhadap film drama Hollywood, suka mendengarkan album keberadaan majalah Femina itu sendiri maupun pop dengan penyanyi laki-laki yang tidak hanya terhadap citra dan cita rasa para pembacanya.

598 Dian Swandayani dan Nuning Catur Sri Wilujeng, Konstruksi Nilai-Nilai Perempuan Metropolis Indonesia Dalam Majalah Femina

Para pembaca Femina adalah pembaca biografi dengan perempuan sebagai tokoh wanita metropolis. Mereka adalah sekelompok utamanya dan problematikanya. Keempat, pilihan- orang yang tidak mau menonton film India atau pilihan terhadap jenis tontonan, album musik, dan China, kalaupun menonton film Indonesia haruslah buku bacaan tersebut adalah cerminan dari disortir dahulu. Mereka bukanlah penikmat musik masyarakat kelompok wanita metropolis dengan dangdut ataupun keroncong, apalagi kasidah. metropolis Amerika Serikat sebagai trend- Mereka juga bukan pembaca buku-buku yang setternya. Kelima, pilihan tersebut tidak hanya serius dan ilmiah, tetapi sebagai kelompok yang sebagai citra diri majalah Femina tetapi sekaligus suka membaca novel, bukan puisi atau teks juga membentuk atau menjadi formasi sosial drama. dalam membentuk cita rasa atau citra Itulah selera wanita metropolis yang pembacanya sebagai wanita metropolis, bukan berorientasi seni metropolis Amerika. Inilah salah wanita kampungan yang tidak berpendidikan. satu bentuk diskursus atau wacana yang dibangun dalam membentuk komunitas me- Saran tropolitan. Identitas seseorang seringkali Rubrik “Waktu Senggang” yang terdapat dalam ditunjukkan dengan jenis kendaraan yang majalah Femina tidak hanya berupa refleksi citra dikendaraianya, merk baju tertentu yang kaum perempuan metropolis Indonesia. Melalui dipakainya, deretan menu makanan yang ulasan singkat terhadap perkembangan dunia film, disantapnya, juga termasuk film apa yang musik, dan buku bacaan dalam majalah ini, ditontonnya, musik apa yang didengarnya, serta pembaca juga dikonstruksi untuk memiliki cita rasa buku apa yang dibacanya. Rubrik “Waktu seperti yang dibawa oleh Femina yang mengikuti Senggang” telah mengambil peran diskursus trend setter budaya perempuan metropolis tersebut. Amerika. Oleh karena itu, perlu adanya sikap kritis pembaca dalam “mengkonsumsi atau mencerna” Simpulan dan Saran bacaan Femina, khususnya dalam rubrik “Waktu Simpulan Senggang” sehingga tidak secara otomatis Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mengikuti perkembangan trend budaya populer. sejumlah temuan sebagai berikut. Pertama, film- Meskipun harus ditambahkan pada bagian ini film yang terdapat dalam rubrik “Waktu Senggang” bahwa tidak selamanya budaya populer itu lebih dalam majalah Femina edisi tahun 2007 rendah nilainya dibandingkan budaya main- kebanyakan berupa film-film drama Hollywood. streams. Yang perlu dikritisi terhadap budaya trend Kedua, jenis-jenis musik yang terdapat dalam setter populer itu janganlah ditiru secara membabi rubrik ini yaitu musik-musik pop penyanyi laki-laki. buta atau latah, tetapi dengan kesadaran kritis Ketiga, jenis-jenis buku bacaan yang terdapat terhadap nilai-nilai yang diusung bersamanya. dalam rubrik ini yaitu berupa novel atau memoar/

Pustaka Acuan Budianta, Melani.,2000. “Teori Sastra Sesudah Strukturalisme: dari Studi Teks ke Studi Wacana Budaya,” Teori dan Kritik Sastra. Jakarta:Lembaga Penelitian Universitas Indonesia. Chaney, David., 2006. Lifestyle Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta: Jalasutra. Jameson, Fredric., 2003. “Future City,” New Left Review. Edisi no 21, Mei—Juni 2003. Jaworski, Adam dan Nikolas Coupland (ed.)., 2006. The Discourse Reader. London dan New York: Routledge. Kundera, Milan., 2000. Kitab Lupa dan Gelak Tawa. Yogyakarta: Bentang. Storey, John.,2003. Teori Budaya dan Budaya Pop. Penyunting bahasa Indonesia oleh Dede Nurdin. Yogyakarta: Qalam. Sugiono, Muhadi.,1999. Kritik Antonio Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Williams, Raymond., 1988. “Dominant, Residual, and Emergent,” dalam K.M. New-ton, Twentieth Century Literary Theory. London: Macmillan Education Ltd. Wolf, Naomi., 2004. Mitos Kecantikan Kala Kecantikan Menindas Perem-puan. Yogya-karta: Niagara.

599