SENI BUDAYA YOGYAKARTA VOLUME XI NOMOR 3/2016

Potret Yogyakarta dalam Dunia Film

SENI BUDAYA YOGYAKARTA VOLUME XI NOMOR 3/2016

EDITORIAL 2 Yogya dan Mimpi Film Indonesia

JENDELA 4 Membaca Pemikiran dan Nilai Film di Indonesia

14 Potret Yogyakarta dalam Dunia Film Indonesia

24 Denyut Palu Arit dalam Pita Seluloid

32 Ketika “Bangkong” Menyingkirkan Krugers

36 From Jogja With Film

Foto: Tim Dokumentasi Fourcolour Films. Keterangan: Potret salah satu scene pada film “Semalam Anak Kita Pulang” (2015). 38 SKETSA Puisi-Puisi

Penanggungjawab Umum Redaktur Diterbitkan oleh Taman Budaya Yogyakarta Drs. Umar Priyono, M.Pd. Suwarno Wisetrotomo Jl. Sriwedani No. 1 Yogyakarta 55123 Stanislaus Yangni Telp: (0274) 523512, 561914 Fax: (0274) 580771 Penanggungjawab Teknis Satmoko Budi Santoso Email: [email protected] Drs. Diah Tutuko Suryandaru Website: www.thewindowofyogyakarta.com Penanggungjawab Anggaran Editor Dra. Siswati Dra. V. Retnaningsih Diproduksi di Yogyakarta Penanggungjawab Distribusi Kertas sampul: Aster, Isi: Matte Paper Desainer Dian Widowati L., SH Huruf: Leelawadee, Lato, HelveticaNeueLight, Adobe Garamond Pro Maria Inarita Uthe Ilustrasi: www.freepik.com Penanggungjawab Redaksional Viki Restina Bela Kuss Indarto Sekretariat Fotografer Matajendela, majalah seni budaya terbit selama tiga bulan sekali. Suroto, Bejo, Wahyudi, Suprayitno Rudi Subagyo, Redaksi menerima tulisan dari penulis, kritikus dan pemerhati seni bu- Juiyus W., Joko Setiawan Lukito daya. EDITORIAL

Yogya dan Mimpi Film Indonesia

Kuss Indarto

ingga pertengahan tahun 1998 telah menjadi tonggak bagi berkaitan dengan campur tangan 2016, menurut data dari perubahan geopolitik di Indonesia pemerintah dalam produksi film. www.liputan6.com, jumlah yang berimbas hingga ke dunia Selama masa Orde Baru, berdasarkan Hpenonton film Indonesia (bukan semua kreatif, termasuk di antaranya di Undang-Undang No. 8 tahun 1992 film yang beredar di Indonesia!) telah jagat perfilman. Semangat degerulasi, tentang Perfilman, sebelum diproduksi mencapai angka 11 juta penonton. debiroktarisasi sampai melemahnya film harus didaftarkan kepada menteri Ini jauh melonjak ketimbang 15-10 sensor oleh negara terjadi setelah penerangan untuk mendapatkan Tanda tahun lalu. Tahun 2000 film kita transisi politik pada paruh kedua Pendaftaran Film Seluloid (TPP-PS), hanya ditonton oleh 1,8 juta orang, dasawarsa 1990-an tersebut. yang menjadi alat kontrol dan campur tahun 2001 (0,6 juta), 2002 (4,3 (Meskipun, sayangnya, sensor justru tangan pemerintah dalam industri juta), 2003 (4,7 juta), 2004 (6 juta), dilakukan oleh kelompok kepentingan film. Di ranah teknologi, persoalan 2005 (8,7 juta) dan 2006 (10 juta). politik dalam masyarakat sendiri processing film Indonesia mengalami Lonjakan angka ini memuat makna yang kadang berbungkus agama dan ketertinggalan, seperti sebelum adanya yang beragam. Kita bisa beranggapan semacamnya). kine transfer yang mampu mentransfer bahwa film Indonesia telah kembali video ke film cerita serta kualitas menemukan kekariban dengan Kita bisa menilik pendapat Budi audio di laboratorium pemrosesan masyarakat penontonnya sendiri— Irawanto dalam buku “Menguak film di Indonesia yang tertinggal mengalahkan, atau mampu setidaknya Peta Perfilman Indonesia” (2014) dibandingkan dengan, misalnya, bersaing keras dengan minat terhadap bahwa setidaknya ada tiga simpul Singapura. film-film mancanegara yang beredar persoalan yang paling mendasar di sini. Market share film Indonesia dalam peta produksi film nasional, Pemetaan atas tiga hal tersebut—yang hingga medio tahun ini sebanyak 30% yaitu: (1) sumberdaya manusia, (2) berkait dengan problem kekuasaan dibanding film asing yang masing regulasi produksi, dan (3) teknologi negara—memang ada benarnya. mendominasi hingga 70%. Anggapan dalam perfilman. Tiga persoalan Setelah Orde Baru runtuh banyak hal lain bisa dikemukakan pula kalau tersebut saling berhimpitan, tidak dalam peta yang diintroduksikan oleh angka tersebut mengisyaratkan bahwa mungkin terberai satu sama lain. Budi di atas berubah. Sumberdaya sekarang dunia perfilman Indonesia Dalam hal sumberdaya manusia, manusia banyak pembenahan, regulasi telah didukung perkembangannya oleh industri film Indonesia berkaitan dalam sistem produksi dibenahi situasi sosial politik yang kondusif. dengan ketersediaan para sineas yang sehingga kondusif, dan teknologi terbatas, serta infrastruktur pendidikan dalam perfilman dikebut mengejar Kita tahu, momentum jatuhnya tinggi perfilman yang juga terbatas ketertinggalan. Maka, dinamika dan pemerintahan rezim Orde Baru tahun jumlahnya. Persoalan regulasi produksi perkembangan dunia film Indonesia,

4 dari produksi, distribusi, hingga tak banyak mengantisipasi untuk bergerak dan berupaya membenahi konsumsi menggeliat terus. mengatasi problem ini tapi justru segala lini yang tertinggal, termasuk memberi ruang gerak yang bebas atas kepemilikan atas visi pada film yang Lalu, apakah perkembangan ini juga mengguritanya film impor kepada mencerahkan publik. segaris dengan problem kualitas film para importir. Kita tahu, perusahaan kita? Ini pancingan pertanyaan yang importir film Subentra dan jaringan Maka, menarik sebenarnya dengan hal bisa menjadi perdebatan panjang (dan bioskop 21 (dwi-mono) adalah milik yang banyakm terjadi dan lambat-laun belum tentu berkesudahan). Kita bisa pengusaha Sudwikatmono yang muncul di berbagai kawasan, terutama menilik kilasan sejarah dunia perfilman (kebetulan) adalah adik Tien Soeharto, di Yogyakarta. Lingkungan dan kita untuk mengkaji problem kualitas first lady Indonesia yang diduga banyak atmosfir kreatif telah lama terbangun, itu. Mulai dari masa-masa riuhnya mempengaruhi kebijakan-kebijakan lembaga pendidikan yang bertalian erat sepak terjang Ismail Marzuki, suaminya, Soehato. dengan dunia film—seperti Jurusan Sjumandjaya, hingga Televisi di ISI Yogyakarta, dan sekian dan , lalu disambung Banyak pengamat memberi excuse banyak kampus lain—telah memberi dengan hadirnya atau permaafan atas gejala tersebut. kontribusi banyak bagi lahirnya dalam kerontangnya dunia perfilman Misalnya Garin Nugroho dan Dyna para sineas muda yang berbakat Indonesia. Tahun-tahun setelah itu Herlina dalam buku “Paradoks dan dan visioner. Bukan semata-mata kita bisa menyimak karya-karya sineas Kontradiksi Film Indonesia” (2013) menghamba pada perputaran roda generasi baru berikutnya seperti Riri menyebut bahwa maraknya film horror industrialisasi fulm yang menggerus Riza, hingga , Eddy pada waktu itu sebagai genre untuk idealisme. Cahyono sampai anak muda Wregas melawan krisis. Krisis itu sebagai Bhanuteja, dan sekian banyak nama akibat dari liberalisasi perdagangan Menarik pula bahwa kekuatan lain yang tak mungkin bisa diabsen internasional, dan industri film sumberdaya perfilman dari Yogyakarta satu persatu dalam ruang ini. nasional yang tidak memiliki persiapan secara pelahan telah memberi asupan memadai telah terpukul dengan telak. gizi yang memperkaya khasanah film Di celah nama-nama yang berupaya Maka, upaya perlawanan yang bisa Indonesia: narasi-narasi film bukan menghidupkan film Indonesia dilakukan adalah melahirkan film-film hanya berbincang tentang dunia kelas dan membopong idealisme versi genre horor dan seks sebagai pilihan menengah atas, bukan tentang mimpi mereka masing-masing, publik bisa pertama dan utama. kosong yang miskin kreativitas dan mendeteksi alur sejarah film yang minim inspirasi. Ada anak-anak muda penuh gejolak bahkan mungkin bisa Jauh kurun waktunya dari masa- yang mengawali proses di Yogyakarta disebut sebagai “bopeng”. “Bopeng” masa itu, setelah masuk masa seperti Ifa Isfansyah, Eddy Cahyono, itu antara lain menderasnya film-film reformasi, ternyata dunia film kita Wregas Bhanuteja, yang menyimpan yang mengetengahkan tema-tema masih membopong “bopeng” seperti magma besar untuk mengayakan dunia hantu dan seks sebagai “basis utama” itu. Kita bisa simak film-film yang film Indonesia. Film Indonesia tak lagi kehadiran film Indonesia. Film-fim sulit untuk bisa mencerdaskan dan menarik ketika direpresentasikan hanya itu konon merupakan jenis film inspiratif bagi masyarakat seperti oleh potongan dunia glamor yang paling mudah dibuat dengan “Suster Keramas”, Rintihan Kuntilanak”, yang tak jarang kering dan miskin ide. serempak dan dengan biaya murah “Pocong Mandi Goyang Pinggul”, dan Kekuatan Yogyakarta siap mengambil (low budget). Ini “bopeng”, namun masih banyak lagi. Demi “horror peran penting dalam upaya pengayaan apa boleh buat, tema-tema inilah dan sensualitas yang total”, produser pelangi film Indonesia itu. Kenapa yang boleh dikatakan menyelamatkan kita bahkan mendatangkan bintang tidak? film Indonesia dari kematian di era film porno dari Jepang dan Amerika akhir 1980-an hingga 1990-an. Pada Serikat seperti Rin Sakuragi, Sora kurun waktu itu film-film produksi Aoi, Sasha Grey dan Terra Patrick. Ini Hollywood menyerbu Indonesia bagai luar biasa mengenaskan bagi dunia Kuss Indarto, pemimpin redaksi. tsunami yang tak terbendung. Negara film Indonesia yang sebenarnya terus

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 5 JENDELA

Membaca Pemikiran dan Nilai Film di Indonesia

Deni S. Jusmani

6 ilm memiliki kemampuan untuk Menurut catatan Dewi, film pertama Suasana proses produksi film “SITI” di Pantai menyesuaikan dengan kondisi kali dipertontonkan untuk khalayak Parangkusumo, Bantul Yogyakarta. budaya, bahkan seringkali umum dengan membayar berlangsung Foto oleh Tim Dokumentasi Fourcolour Films. Fdikatakan sebagai sebuah industri di Grand Cafe Boulevard de Capucines, budaya. Oey Hong Lee dalam Alex Paris, Perancis pada tanggal 28 Sobur mengatakan, bahwa film Desember 1895. Peristiwa ini sekaligus ...... merupakan alat komunikasi massa yang menandai lahirnya film dan bioskop di kedua muncul di dunia, mempunyai dunia. Karena lahir secara bersamaan Idoep”. Pertunjukkan film pertama masa pertumbuhan pada akhir abad inilah, pada saat awal berbicara film digelar di Tanah Abang. Film tersebut ke-19, yang merintangi perkembangan artinya juga harus membicarakan merupakan sebuah film dokumenter 1 surat kabar. Dari segi potensi ekonomi bioskop, walaupun usaha untuk yang menggambarkan perjalanan memang sangat menjanjikan untuk membuat “citra bergerak” atau film Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. dijadikan sebagai sebuah ajang bisnis. sudah dimulai jauh sebelum tahun Pertunjukan pertama ini kurang sukses Pada sisi lain, film dapat menjadi 1895, bahkan sejak tahun 130 masehi, karena harga karcisnya dianggap terlalu sebuah wajah sejarah dari beberapa tetapi dunia internasional mengakui, mahal, sehingga pada 1 Januari 1901, zaman, termasuk menghadirkan bahwa peristiwa di Grand Cafe harga karcis dikurangi hingga 75% sejarah masa lampau dan menciptakan menjadi penanda penting atas lahirnya untuk merangsang minat penonton.5 imajinasi masa mendatang, yang film pertama di dunia. Pelopornya dikemas dalam dialog-dialog untuk adalah dua bersaudara Lumiere Louis Pertumbuhan Film di Indonesia memberikan kesan-kesan pada (1864-1948) dan Auguste (1862- Film cerita pertama kali dikenal di penonton. Film mempunyai dimensi- 1954). Thomas A. Edison juga Indonesia pada tahun 1905 yang dimensi untuk saling berkomunikasi menyelenggarakan bioskop di New diimpor dari Amerika. Film-film dengan penonton, dengan kemajuan York pada 23 April 1896, walaupun impor ini berubah judul ke dalam perangkat teknologi, film ini dapat Max dan Emil Skladanowsky muncul bahasa Melayu. Film cerita impor dinikmati pada wilayah-wilayah lebih dulu di Berlin pada 1 November cukup laku di Indonesia, jumlah pribadi. Film memiliki kekuatan 1895, tetapi pertunjukan Lumiere penonton dan bioskop meningkat. dan kemampuan untuk menjangkau bersaudara yang diakui oleh kalangan Daya tarik tontonan baru ini ternyata banyak segmen sosial dan memiliki internasional. Film dan bioskop ini mengagumkan. Film lokal pertama kali potensi untuk mempengaruhi terselenggara juga di Inggris (Februari diproduksi pada tahun 1926, adalah 2 khalayaknya. Hasilnya, nilai-nilai yang 1896), Uni Sovyet (Mei 1896), Jepang sebuah film cerita yang masih bisu. ditanamkan dan dibawa oleh film, (1896-1897), Korea (1903) dan Film cerita lokal pertama yang berjudul mampu merefleksi secara sadar atau di Italia (1905). Perubahan dalam diproduksi oleh tidak sadar pada pola pikir dan pola industri perfilman, jelas terlihat pada NV Java Film Company. Film lokal hidup penonton. Akan tetapi, Graeme teknologi yang digunakan. Jika pada berikutnya adalah Eulis Atjih yang Turner dalam Alex Sobur menolak awalnya, film berupa gambar hitam diproduksi oleh perusahaan yang sama. perspektif yang melihat film sebagai putih, bisu dan sangat cepat, kemudian Setelah film kedua ini diproduksi, refleksi masyarakat sosial. Menurut berkembang hingga sesuai dengan kemudian muncul perusahaan- Turner, berbeda dengan film sekedar sistem penglihatan mata, berwarna perusahaan film lainnya seperti: sebagai refleksi dari realitas; sebagai dan dengan segala macam efek-efek Halimun Film yang membuat refleksi dari realitas, film memindah yang membuat film lebih dramatis dan Lily van Java dan Film 4 realitas ke layar tanpa mengubah terlihat lebih nyata. Coy (Semarang) yang memproduksi realitas. Suatu representasi dari realitas, Setangan Berlumur Darah.6 film membentuk dan menghadirkan Di Indonesia, film pertama kali kembali realitas berdasarkan kode-kode, diperkenalkan pada tanggal 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta). konvensi-konvensi, dan ideologi dari 4 http://dewijunay.wordpress.com/sejarah- kebudayaannya.3 Pada masa itu film disebut “Gambar perkembangan-film-indonesia/, 19 Februari 2013, Pukul 11:43 WIB. 1 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: 2 Sobur, 2004, 127. 5 http://dewijunay.wordpress.com. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2004), 126. 3 Sobur, 2004, 127-128. 6 http://dewijunay.wordpress.com.

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 7 Industri film lokal membuat film film Pengkhianatan G-30S/PKI yang tidak mengalami perkembangan yang bersuara pada tahun 1931. Film ini penontonnya (meskipun ada campur berarti.10 diproduksi oleh Tans Film Company tangan pemerintah Orde Baru) bekerjasama dengan Kruegers Film sebanyak 699.282, masih sangat sulit Film asing atau impor tidak saja Bedrif di Bandung dengan judul Atma untuk ditandingi oleh film-film lokal mempunyai latar belakang perbedaan de Vischer. Selama kurun waktu 1926- lainnya.8 ideologi dan budaya, tetapi lebih jauh 1931 sebanyak 21 judul film (bisu dan terdapat perbedaan dimensi kehidupan bersuara) diproduksi. Jumlah bioskop Masuknya teknologi semacam televisi yang menjadi sumber cerita. Akan meningkat dengan pesat. Filmrueve di Indonesia, juga diiringi dengan tetapi tidak dapat dikatakan sebagai (majalah film) pada tahun 1936 munculnya kebudayaan asing di satu-satunya penyebab kerancuan mencatat adanya 227 bioskop. Untuk dalamnya, termasuk film. Tahun 1980- budaya dan cerita film yang ada di lebih mempopulerkan film Indonesia, an, film asing telah ada di perputaran Indonesia. Dua tema yang seringkali Djamaludin Malik mendorong adanya film Indonesia, mulai film anak-anak dibawa dalam film asing adalah Festival Film Indonesia (FFI) I pada sampai film untuk remaja dan golongan kekerasan dan seks, padahal dua tema tanggal 30 Maret-5 April 1955, dewasa. Di tengah sepinya produksi yang sering muncul ini menimbulkan setelah sebelumnya pada 30 Agustus film Indonesia pada tahun 1990-an, kecemasan dan mendapatkan perhatian 1954 terbentuk PPFI (Persatuan film impor seakan memberikan warna serius dari masyarakat. Perhatian ini Perusahaan Film Indonesia). Film Jam dan tentu saja kemudian membentuk pada penggambaran yang bertentangan Malam karya Usmar Ismail tampil komunitasnya. Secara daya khayal dengan standar selera masyarakat, sebagai film terbaik dalam festival ini. dan ide cerita, film lokal tidak kalah dan kecemasan ini bersumber dari Film ini sekaligus terpilih mewakili dengan film asing, tetapi secara teknik keyakinan bahwa tema kekerasan Indonesia dalam Festival Film Asia II animasi, efek visual, dan pengemasan dan seks, mempunyai efek moral, di Singapura. Film ini dianggap karya akhir, memang perlu banyak belajar. psikologis, dan dampak sosial yang terbaik Usmar Ismail. Sebuah film yang Asrul Sani pernah mengatakan, bahwa merugikan, khususnya pada generasi menyampaikan kritik sosial yang sangat film Indonesia itu lebih populer karena muda yang menimbulkan perilaku 9 11 tajam mengenai para bekas pejuang keburukannya. antisosial. setelah kemerdekaan.7 Pertengahan 1990-an, film-film Gencarnya impor film, termasuk di Di tahun 1980-an, produksi film nasional menghadapi krisis ekonomi dalamnya adalah ide-ide mencipta, lokal meningkat, dari sejumlah 604 dan bersaing keras dengan maraknya terutama dari film-film Hollywood, di tahun 1970-an, menjadi 721 judul sinetron di televisi-televisi swasta. adalah usaha untuk menunjukkan film. Jumlah aktor dan aktris pun Praktis semua aktor dan aktris kemajuan dan adanya aktivitas meningkat pesat, begitu pula penonton panggung dan layar lebar beralih ke mencipta film yang cukup ramai. yang mendatangi bioskop. Tema-tema layar kaca. Apalagi dengan kehadiran komedi, seks, seks horor dan musik Laser Disc, VCD dan DVD yang makin mendominasi produksi film di tahun- memudahkan masyarakat untuk 4 http://dewijunay.wordpress.com/sejarah- tahun tersebut. Sejumlah film dan menikmati film impor. Selain itu tema perkembangan-film-indonesia/, 19 Februari yang selalu menjadi perbincangan 2013, Pukul 11:43 WIB. bintang film mencatat sukses besar 5 http://dewijunay.wordpress.com. dalam meraih penonton. Warkop DKI bagi dunia perfilman di tanah air 6 http://dewijunay.wordpress.com. (Dono Kasino Indro) dan Rhoma adalah tema Horor seks, di era 1990- 7 http://dewijunay.wordpress.com. 8 Irama adalah dua nama yang selalu an judul-judul film Indonesia sangat http://dewijunay.wordpress.com. 9 Idi Subandy Ibrahim, Budaya Populer ditunggu oleh penonton. Film Catatan vulgar, seperti: Misteri Janda Kembang, Noktah Merah , Gairah sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape Si Boy dan Film Lupus bahkan dibuat dan Mediascape di Indonesia Kontemporer beberapa kali, karena sukses meraih Terlarang. Walaupun telah melibatkan (Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, 2007), 171. untung dari jumlah penonton yang sejumlah aktor dan aktris Hollywood 10 https://www.facebook.com/notes/fans-film- mencapai rekor tersendiri. Akan kelas B, seperti: Frank Zagarino, box-office/siklus-perkembangan-film-nasional- Chintya Rothrock, David Bradley dari-masa-ke-masa-by-admin-mh-acara-ini-di- tetapi yang paling monumental per/310274315747755, 19 Februari 2013, Pukul dalam hal jumlah penonton adalah untuk turut meriahkan dunia film 13:43 WIB. di tanah air, kondisi penonton tetap 11 Sobur, 2004, 127.

8 Poster Film Menculik Miyabi14 Sumber: Deni S. Jusmani

......

Akan tetapi, ada beberapa aspek yang diabaikan, seperti: kreativitas, sumber cerita, dan nilai-nilai penting dalam mencipta film. Film impor tidak dapat disamakan dengan film-film lokal, tidak dapat dengan serta-merta diaplikasikan pada penciptaan film di Indonesia, tidak saja berbeda dalam hal latar belakang budaya, tetapi juga berbeda penerimaan pada penonton dan pembuat kebijakan pada persoalan perfilman di Indonesia.

Pada kasus impor artis asing, Maria Ozawa (Miyabi) misalnya, menuai banyak kecaman dan menjadi kontroversi pada masyarakat sosial di Indonesia. Sebetulnya masih beralaskan, karena Miyabi ini pada awal karirnya dikenal sebagai seorang aktris film dewasa Jepang (Adult Video). Miyabi ini muncul dan diundang sebagai aktris pada Rumah Produksi Maxima Pictures dalam film komedi Indonesia berjudul Menculik Miyabi dan film Hantu Tanah Kusir. Selain Miyabi, ada pula Terra Patrick (film Rintihan Kuntilanak “porno” tersebut. Persoalan pokoknya, masyarakat Indonesia. Perawan), Rin Sakuragi (film Suster justru bukan terletak pada aktris asing Keramas), Sora Aoi (film Suster Keramas atau lokal, tetapi pada kualitas film itu Dari segi sumber daya manusia, di 2), selanjutnya giliran pemain film sendiri, yang terkadang mengangkat Indonesia sebetulnya bukan tidak dewasa asal Amerika Serikat, Sasha tema-tema dangkal, umum, monoton, memiliki potensi, untuk menghasilkan Grey yang dikontrak oleh produser bahkan membosankan. Tema horor film-film yang berkualitas tinggi K2K Production, KK Dheraj, untuk (berbau erotis), percintaan (yang dan layak dipasarkan pada level bermain dalam film horor komedi naif), dan pencitraan indah atas internasional. Sayangnya, terlalu terbarunya (Pocong Mandi Goyang realita sosial, membentuk persepsi banyak administrasi dan registrasi Pinggul).12 Beberapa nama tersebut masyarakat mengenai film Indonesia. yang serba memusingkan, sehingga adalah aktris-aktris yang populer Karena, film merupakan pencerminan film-film Indonesia banyak berakhir dalam film porno, tidak saja mereka sebuah masyarakat, ideologi kreator, pada wilayah birokrasi saja. Para “dipasarkan” kepopulerannya, lebih dan wujud mentalitas bangsa.13 Tentu, pemain film pada tingkat nasional dari itu, merupakan bentuk akal bulus bangsa ini tidak ingin, jika citra porno mempunyai kesempatan yang sama kreator film lokal untuk menumpang yang melekat pada aktris asing, juga untuk mampu bersaing di tingkat keren dan beken atas popularitas artis melekat pada perfilman dan mentalitas internasional, kendala yang muncul

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 9 adalah keterbatasan kesempatan untuk menjadi opera sabun yang penuh visual. Akan tetapi, perlu diketahui tampil. Walaupun memang tidak rayuan gombal dan linangan air mata. bahwa di dalamnya sebetulnya setiap artis Indonesia mampu dan Kata boneka ini merujuk adanya terdapat situasi apa yang disebut layak sebagai artis internasional. Selain benda mati, mengisyaratkan peran sebagai interaksionisme simbolik. artis atau pemain film, peran penting dominan orang lain. Seberapa jauh Menurut Bodgan dan Taylor, teori lain yang tidak dapat diabaikan adalah permainan dan peran yang dilakonkan interaksionisme simbolik dapat peran sutradara dan produser film. pada sebuah boneka, mirip apa yang dikatakan sebagai pendekatan penting Misi dan visi yang seperti apa, pada dilakukan oleh seorang dalang pada dari fenomenologi, dimana orang saat munculnya ide untuk menciptakan pertunjukan tradisional. Dengan alur senantiasa berada dalam sebuah proses film, siapa target penontonnya, siapa cerita tertentu, seorang dalang dapat interpretasi dan definisi, karena harus aktor dan aktrisnya, dan bagaimana membuat dan melakukan improvisasi terus menerus bergerak dari satu situasi kemasannya. Seharusnya, sutradara kembali terhadap cerita yang baku ke situasi lain. Sebuah fenomena akan dan produser film Indonesia mampu sekalipun. Seorang dalang ini diberikan bermakna apabila ditafsirkan dan memaksimalkan potensi sumber otoritas penuh untuk memainkan satu didefinisikan.15 daya manusia yang ada dan layak jenis alur cerita yang menggunakan diketengahkan dalam dunia perfilman wayang sebagai media perantara, untuk Dasar pemikiran lain dari teori di tanah air, dan tidak semata-mata disajikan kepada masyarakat penonton. interaksionisme simbolik menganggap menghadirkan popularitas artis asing bahwa manusia adalah mahluk saja. Cerita boneka Chucky dirasuki arwah pencipta, pengguna serta pembuat seorang pembunuh bernama Charles simbol. Semua yang dilakukan Lee Ray membuat boneka ini menjadi menggunakan simbol dan dengan Film dan Keakrabannya dengan salah satu boneka yang menakutkan. simbol itu juga manusia dapat Konstelasi Politik di Indonesia Selain Chucky, terdapat boneka berinteraksi. Istilah interaksionisme Kata boneka menjadi sangat familiar Billy, Jigsaw, Pinokio, dan boneka simbolik menunjuk kepada sifat di telinga masyarakat Indonesia ketika Annabelle, juga dengan karakter khas dari interaksi antarmanusia. musim Pemilihan Presiden (pilpres) cerita yang berdarah-darah. Terlepas Kekhasannya terletak pada manusia tahun 2014. Terdapat hal yang menarik karakter menyeramkan dari beberapa yang saling menterjemahkan dan untuk disimak, bahwa boneka ini boneka tersebut, tidak sedikit boneka mendefiniskan tindakannya.16 tidak lagi diposisikan sebagai suatu alat ini hadir dalam balutan cerita yang Antarmanusia sebagai bagian dari permainan menunjuk milik anak-anak, menyenangkan, seperti: Boneka Hello dinamika kebudayaan, melakukan yang sifat dasarnya untuk alat bermain Kitty, boneka Teddy si Beruang, perang terbuka melalui simbol-simbol, dan hobi, tetapi lebih dalam dimaknai Tokoh Disney, boneka Kelinci. Atau atau saling melakukan intimidasi menunjuk pada beberapa substansi lain. boneka Barbie berkaitan erat dengan dengan simbol-simbol tertentu. Substansi ini kemudian salah satunya cerita-cerita yang menyenangkan bagi Simbol yang diciptakan sebagai difungsikan untuk memperkuat misi- sekelompok orang. Ketika pilpres upaya mendeklarasikan kepentingan misi kampanye pada pilpres 2014, 2014, masyarakat akan diarahkan pribadi (atau pun kelompok, atau untuk mendiskreditkan lawan politik sesuai dengan kebutuhan pembuat dengan data-data yang fantastis. opini, sesuai tujuan dan kepentingan yang menguntungkan, simbol yang 12 http://entertainment.kompas.com/ dihadirkan akan terbagi menjadi dua, read/2011/04/12/18150855/Bintang. Porno. Boneka ini sejatinya menunjuk Serbu.Film.Nasional yaitu: boneka menyeramkan dan 13 hal sederhana, yaitu: terdapat Idi Subandy Ibrahim, Budaya Populer boneka menyenangkan. sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape sebuah mainan bentuk boneka dan dan Mediascape di Indonesia Kontemporer disertai minimal seseorang untuk Berbicara simbol dalam tatanan teori (Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, 2007), 173. memainkannya. Otoritas kekuasaan ilmiah, akan berbeda pula dengan 14 http://www.21cineplex.com/images/film/ film22841b.jpg, diunduh 24 September 2011, memang terletak pada peran-peran para pembicaraan dalam tatanan wilayah pemain boneka, apakah dijadikan dan pukul 20:30 WIB. lain, misalnya simbol di teori akan 15 Imam Suprayogo dan Tabroni, Metodologi dikemas menjadi cerita Mahabharata, berbeda dengan simbol pada wilayah Penelitian Sosial-Agama (Bandung: PT. Remaja Ramayana, Perang Badar, atau Rosdakarya, 2001), 105.

10 industri), sangat berpotensi untuk Boneka Pinokio inilah yang beruntung hidung panjang dan berbohong sama menciptakan kecederungan, kecintaan, dan ikut hadir meramaikan pilpres sekali tidak terkait langsung. Hal yang dan penghujatan. Pada sisi lain, 2014, disimbolkan dengan wajah salah terkait bohong dan hidung adalah interaksi antarsimbol memungkinkan satu capres dengan hidung panjang. adanya kegiatan tidak sadar dilakukan terciptanya kondisi psikologis yang Sekilas, Pinokio ini merupakan boneka seseorang, ketika berbicara dengan kurang berperan dalam penentuan kayu yang tampak menyenangkan dan orang lain, akan menggaruk dan tindakan-tindakan sebagai presentasi lucu. Sebagai catatan, hidung Pinokio mengusap hidung ketika berbohong, sebenarnya seorang pribadi di suatu akan menjadi panjang ketika sedang baik secara cepat atau pelan-pelan. bagian masyarakat. Ketergantungan berkata bohong kepada orang lain. Inipun bukan hal yang mutlak menjadi pada pemaknaan atas simbol yang Beberapa negara, selain Indonesia, kebenaran. Perkara hidung ini dapat menyenangkan, asumsi menyelesaikan memiliki penafsiran tersendiri juga dilihat menurut Fisiognomi. beberapa persoalan, semakin mengenai Pinokio. Di Indonesia, Pada Antropologi Kriminal, sangat mempersempit pola dan ruang berpikir Pinokio pernah digambarkan melalui akrab dengan Ilmu Fisiognomi seseorang, dan pada akhirnya ruang film Si Boneka Kayu Pinokio pada untuk melakukan penilaian tersangka simbol justru memenuhi setiap lapisan tahun 1979, disutradarai oleh Willy berdasarkan sifat seseorang dilihat kebudayaan yang ada di tatanan Wilianto. Dalam film tersebut, Pinokio dari fisik, terutama wajah. Ilmu ini kebudayaan sosial. merupakan boneka kayu yang disulap pernah populer di Zaman Yunani menjadi manusia, tumbuh menjadi Kuno, dan abad ke-18 oleh Franz Menurut Raymond Firth, simbol dapat anak nakal. Selain Pinokio, di dalam Joseph Gall. Kebenaran dan penerapan menjadi sarana untuk menegakkan dunia pewayangan Indonesia, dikenal Ilmu Fisiognomi ini juga tidak dapat tatanan sosial atau penggugah Petruk dengan hidung panjangnya, ini dikatakan sebagai kebenaran mutlak. kepatuhan sosial, selain sebuah simbol pun terdapat berbagai versi mengenai terkadang dapat memenuhi suatu simbol hidung panjang tersebut. Pernah, Teori Lombroso menyinggung fungsi yang lebih bersifat privat dan hidung bengkok, tangan panjang, kulit individualitas, walaupun tidak mudah Pinokio dihadirkan dalam beberapa keriput, telinga besar, dan bibir tebal, mengakui adanya nilai dalam sebuah versi, pertama kali dikenalkan oleh dikatakan sebagai apa yang disebut simbol yang tidak mempunyai suatu Carlo Collodi (Carlo Lorenzini), sebagai born criminal, manusia yang acuan kepada pengalaman sosial yang merupakan jurnalis berkebangsaan memiliki ciri fisik tertentu memang lebih luas.17 Victor Turner membedakan Italia, tahun 1826-1890. Carlo Collodi “ditakdirkan” untuk menjadi pelaku antara simbol dan tanda. Dalam adalah seorang penulis dan pengamat kriminal. Batasan Lombroso mengenai simbol-simbol terdapat semacam pendidikan. Judul asli cerita Pinokio takdir dalam kriminal ini dapat kemiripan (bersifat metafora atau adalah Storia Di Un Burattino (Kisah digunakan sebagai panduan awal bersifat metonimia) antara hal yang sebuah Boneka). Tokoh Pinokio untuk menilai seorang pelaku kriminal. ditandai dan maknanya, sedangkan sebenarnya merupakan tokoh boneka Perlu diketahui pula, berdasar Ilmu tanda-tanda tidak mempunyai yang sangat nakal, bodoh, manja dan Fisiognomi juga menyebut, bahwa kemiripan seperti itu. Tanda- keras kepala, tetapi oleh Walt Disney, orang berhidung panjang, adalah orang tanda hampir selalu ditata dalam tokoh Pinokio diubah menjadi anak yang memiliki keterampilan dalam hal sistem-sistem “tertutup”, sedangkan yang baik. Beberapa tokoh lain yang perencanaan dan strategi. Apakah hal simbol-simbol, khususnya simbol terkait dengan Pinokio ini adalah Ibu yang dominan, dan dirinya sendiri Peri Biru, Si Rubah dan Si Kucing bersifat “terbuka” secara semantis. yang berwatak jahat, tidak ketinggalan Makna simbol tidaklah sama sekali karakter utama lain adalah Gappeto/ tetap. Makna-makna baru dapat saja Geppeto. Pada film Pinocchio’s 16 http://perpustakaanstahdnj.blogspot. ditambahkan oleh kesepakatan kolektif Revenge (1996), sosok Pinokio tampil com/2012/10/teori-simbol.html, diakses pada pada wahana simbolis yang lama. Setiap menyeramkan, penuh amarah, dan gila, tanggal 07 Maret 2013, pukul 09.52 WIB. 17 Raymond Firth, Symbols: Public and Private individu dapat menambahkan makna sehingga menyebabkan seorang gadis (Ithaca, New York: Cornell University Press, pribadi pada makna umum sebuah kecil menjadi seorang pembunuh. 1973). simbol.18 18 Victor Turner, The Ritual Process: Structure Tidak banyak yang mengerti, jika and Anti-Structure (Chicago: Aldine, 1969).

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 11 ini menjadi kebenaran mutlak? Belum tentu.

Sebetulnya, Desmond Morris pernah membicarakan persoalan bagaimana Pada sisi lain, film dapat menjadi membaca seseorang berdasarkan sebuah wajah sejarah dari beberapa zaman, gestur tubuh. Kompilasi pembicaraan ini dituangkan dalam Manwatching: termasuk menghadirkan sejarah masa lampau A Field Guide to Human Behavior, tahun 1977. Gestur atau gerak dan menciptakan imajinasi masa mendatang, isyarat merupakan bagian penting dari komunikasi, baik gerak sadar yang dikemas dalam dialog-dialog untuk maupun tidak sadar. Berkaitan dengan memberikan kesan-kesan pada penonton. boneka, gestur ini memang dapat dikondisikan untuk tujuan dan misi tertentu, sehingga yang muncul adalah gerak-gerak isyarat yang palsu atau dikondisikan. Karena gestur yang terlepas dari kepentingan partai dan ormas, karena dipandang sebagai upaya muncul pada boneka, sesuai dengan koalisi, niscaya mereka telah melakukan untuk mendiskreditkan suku Minang. arahan orang yang memainkannya. praktik-praktik menjadi sebuah boneka. Menurut merdeka.com, film terbaru Artinya, terdapat beberapa bagian garapan berjudul tubuh yang memang diatur bergerak Cinta Tapi Beda dilaporkan ke polisi sesuai aturan. Akan tetapi, terdapat oleh Ikatan Pemuda Pemudi Minang Film di Indonesia, Kisah gestur tubuh secara alami, yang muncul Indonesia dan Badan Koordinasi Percintaan, dan Kontroversinya secara tidak sadar, seperti: ekspresi Kebudayaan dan Kemasyarakatan ala Kategorisasi film menjadi penting, wajah, gerakan pupil mata, hadir diluar Minangkabau se-Jakarta Raya dan untuk membedakan genre film, kontrol “boneka”. Inilah kajian yang sekitarnya. Film yang mengisahkan sekaligus membatasi penonton untuk perlu diperdalam lagi, untuk melihat sepasang kekasih berbeda keyakinan ini, dalam berkomunikasi dengan film siapa karakter dari boneka itu sendiri. dilaporkan ke polisi lantaran disinyalir yang sedang ditonton. Film yang akan menanamkan rasa kebencian Seorang Aktor tidak dapat terlepas berdasarkan kisah nyata atau based on terhadap suku Minangkabau.19 Film ini dari peran penting seorang Sutradara, true story, tentu berbeda dengan film- juga tidak sepaham dengan pandangan yang mengarahkan jalan cerita, ibarat film fiksi. Film berdasarkan kisah nyata, walikota Payakumbuh, Sumatera Barat, wayang oleh dalang, seperti boneka walaupun terdapat improvisasi atau Riza Falepi. Termasuk ditentang juga dengan pemiliknya. Boneka tetaplah disesuaikan dengan kondisi tertentu, oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia, benda mati, dapat difungsikan dan tidak larut dengan imajinasi fiksi Mismardi. Film Cinta Tapi Beda seorang sutradara. Apalagi film-film diarahkan sesuai keinginan orang- dianggap menyudutkan masyarakat dengan sajian cerita berdasarkan situasi orang yang ada disekitar, sesuka hati. Minang yang kental dengan Islam dan sosial budaya pada daerah tertentu, Dalam pertumbuhan dan pelaksanaan memutar balikkan fakta.20 Menurut diharuskan dengan kajian-kajian pilpres 2014, boneka ini menjadi alat tokoh adat Minang, Indra Zahur Dt analisis yang mendalam, serta dilakukan yang dibuat seolah menakutkan, yang Rajo Simarajo, bahwa kalau seseorang uji publik atau diskusi yang melibatkan jika terpilih dapat menjadi semacam tidak beragama Islam, berarti bukanlah pakar-pakar kebudayaan, untuk alat dan perpanjangan tangan dari orang Minang. Diketahui, dalam mendapatkan kadar ilmiah yang akurat. sekelompok orang. Pertanyaannya Film Cinta Tapi Beda menceritakan adalah, apakah kedua pasangan capres Film Cinta Tapi Beda berdasarkan pada seorang gadis Minang bernama Diana dan cawapres betul-betul dapat terbebas cerita nyata, tetapi tidak digarap dengan (penganut Katholik), berpacaran dari suatu kepentingan internal partai keilmiahan yang cukup, pada akhirnya dengan laki-laki keturunan Jawa, dan koalisinya? Jika jawabannya tidak berujung dengan digugat beberapa bernama Cahyo, merupakan seorang

12 Muslim yang taat beragama. Keduanya terkenal dengan gonjong atap rumah dan pesantren. Ada juga Film Gending bersepakat untuk menikah. Ibu Diana, gadangnya, Jam Gadang, rumah sakit Sriwijaya yang juga diperdebatkan tante, om dan kakak-kakaknya tidak Achmad Mochtar di Bukittinggi, oleh budayawan dan peneliti sejarah setuju orang Minang Katholik kawin beberapa dialog dengan setting di Pasa di Sumatera Selatan, dan memprotes dengan orang yang beda agama. Ateh (Pasar Atas) Bukittinggi, Janjang karena menilai alur cerita film Saribu (Tangga Seribu) dan Jumbatan menyimpang dari sejarah Kerajaan Film Cinta Tapi Beda, sebetulnya Limpapeh (Jembatan Limpapeh), Sriwijaya. Pakaian songket dan kemben mencoba untuk menghadirkan realita iringan musik saluang sebagai musik yang pakai dalam film ini juga dianggap sosial yang terjadi dalam kehidupan tradisional Minang, serta tampak pula keliru, selain itu dikhawatirkan dapat masyarakat di Indonesia. Bukan hal tabia di dinding-dinding ruangan.22 membiaskan sejarah, karena cerita baru, terdapat beberapa keyakinan Yasraf Amir Piliang, melihat bahwa pertentangan dan perebutan tahta oleh dalam suatu kehidupan rumah tangga film Bramantyo ini sedang melakukan dua anak raja, sedangkan dalam sejarah di masyarakat Indonesia. Menjadi dekonstruksi, membongkar tanda- Kerajaan Sriwijaya sendiri tidak pernah persoalan besar, ketika film ini tanda keminangan yang sebetulnya terjadi pertentangan. Kehancuran menyentuh kedaerahan dan suku- sudah menjadi stereotip dari tanda- Sriwijaya yang pernah menjadi suku tertentu, yang realitanya bertolak tanda yang diterima umum. Erwin kerajaan maritim terbesar di Nusantara, belakang. Tidak ilmiah, manakala 25 menyebut, bahwa film ini bermasalah disebabkan faktor eksternal. muncul simbol-simbol bertentangan, dan tidak berwawasan.23 Ketua Balai seperti kesukaan tokoh utama terhadap Kajian Konsultasi dan Pemberdayaan masakan “rica-rica babi” yang tentu Nagari Adat di Payakumbuah, Yulfian 19 http://www.merdeka.com/peristiwa/ bukan identik dengan suku Minang. Azrial, menyesalkan isi film tersebut. film-039cinta-tapi-beda039-karya-hanung- Cukup fatal, ketika tokoh utama dalam Kepada lenteratimur.com, Yulfian Azrial bramantyo-dipolisikan.html, diakses pada film ini (Diana) dihadirkan beragama mengatakan bahwa penciptaan karya tanggal 18 Februari 2013, Pukul 08:13 WIB. 20 http://www.merdeka.com/artis/cinta-tapi- Katholik, sedangkan masyarakat seni harus didahului dengan kajian adat Minang hidup dalam filosofi beda-diprotes-wali-kota-dan-mui-di-sumbar. sosio-antropologis yang dalam oleh html, diakses pada tanggal 19 Februari 2013, adat basandi syarak, syarak basandi pelaku film itu sendiri, bukan semata- Pukul 08:58 WIB. Kitabullah, Adat berpedoman pada mata berangkat atas cerita nyata dari 21 http://www.kaskus.co.id/ syariat (Islam), dan syariat tersebut seorang blogger. thread/50e802ba1fd7194f14000012/kesalahan- berpedoman pada kitab Allah.21 Jika mendasar-film-cinta-tapi-beda/, diakses pada Film ini menghasilkan kontroversi, tanggal 19 Februari 2013, Pukul 09:40 WIB. memang film ini berdasarkan riset- 22 Kain dengan ukuran besar berwarna riset, seharusnya tidak melakukan tentunya merupakan harapan dari merah (salah satunya) dan dihiasi motif-motif riset yang dangkal. Riset yang dangkal pihak sutradara, produser, atau pun Minangkabau dengan sulaman benang emas. akan menghasilkan simbol-simbol yang terlibat di dalamnya.24 Film yang Tabia ini hanya digunakan untuk acara-acara semakin kontroversi, semakin dicari sakral di Minangkabau, dan paling sering komunikasi pada wilayah abu-abu dan digunakan ketika Baralek (pernikahan) adat tidak jelas, apa yang ditangkap oleh oleh penonton, dan mungkin salah Minang. Tabia biasanya seperangkat dengan pembuat film, dipahami sepihak, tanpa satu trik Hanung Bramantyo untuk Palaminan atau singgasana Anak Daro dan analisis tajam, sehingga menghasilkan mengangkat popularitas filmnya. Marapulai atau pengantin wanita dan pria di reaksi keras dari masyarakat Minang. Karena ada beberapa film lain, yang Minangkabau. “Ketika Minangkabau Merasa juga berada pada ranah perdebatan Terhina”, dalam http://www.lenteratimur.com/ Sangat berbeda, jika setting tempat ketika-minangkabau-merasa-terhina/, diakses dapat menampilkan kota-kota sengit, sebut saja Film ? (Tanda Tanya) pada tanggal 19 Februari 2013, Pukul 10:40 WIB. metropolis, yang lebih fleksibel dalam mendapatkan kecaman dari Banser 23 “Ketika Minangkabau Merasa Terhina”, menerima beraneka macam budaya dan Naudhatul Ulama Surabaya, karena dalam http://www.lenteratimur.com/ketika- dianggap salah dalam menggambarkan minangkabau-merasa-terhina/, diakses pada keyakinan. tanggal 19 Februari 2013, Pukul 10:40 WIB. sosok Banser. Selain itu, cerita dan 24 Lihat kontroversi film ini pada 331 komentar, Film Cinta Tapi Beda menyentuh beberapa adegan di film ini dianggap pada tulisan “Film Cinta Tapi Beda dianggap wilayah kesukuan Minang, beberapa pihak terlalu sensitif, Menghina Minangkabau? Di Mana Logika?”, yang ditampilkan jelas dalam tokoh sedangkan Film Perempuan Berkalung dalam http://adearmando.wordpress. (disebutkan sebagai orang Minang), Sorban com/2013/01/08/film-cinta-tapi-beda- yang dirilis tahun 2009 diprotes dianggap-menghina-minangkabau-di-mana- pemandangan rumah Minang yang karena dianggap mendiskreditkan kyai logika/

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 13 Mainstream Film Indonesia: sebagai lembaga kontrol berperan Pocong Keliling (2010), merupakan Tubuh Perempuan menyeleksi film yang akan beredar gambaran film yang secara nyata Di dalam Film Mereka Bilang, Saya dan salah satunya adalah tidak boleh “menjual” dan mengkomersilkan tubuh Monyet! (MBSM) karya sutradara bertentangan dengan ideologi penguasa perempuan, dengan beberapa corak perempuan Djenar Maesa Ayu pada waktu itu. Kedua, alasan pasar. kekerasan. Termasuk Film Perempuan merupakan film yang keluar dari Pembuat film akan mempertimbangkan Berkalung Sorban dan Film Gending mainstream tentang perempuan dalam faktor profit, karenanya mereka akan Sriwijaya yang menyajikan sosok stereotip yang lemah, tidak rasional, memproduksi film yang “aman” yang sentralnya pada perempuan. penggoda dan di seberangnya laki- tidak dicekal oleh BSF dan diterima laki dengan stereotip kuat, rasional pasar. Karena itu pembuat film Secara ringkas Film MBSM dan dominan. Film MBSM bertema akan memproduksi film pada arus mengisahkan tokoh Ajeng, perempuan perlawanan perempuan terhadap utama, yang lebih bisa dijual dan muda, modern dengan masa kecil kekerasan, merupakan film tentang mendatangkan untung dari pada film yang kelam. Film bercerita dengan perempuan dengan perspektif idealis yang selain akan berhadapan gaya flash back dimulai dari tampilan perempuan.26 dengan penguasa juga ditolak pasar. sosok Ajeng di kamarnya di sebuah Ketiga, pola pikir para pembuat film apartemen. Bekerja sebagai penulis Anindita dalam Srinthil, Media yang sarat dengan ideologi patriarkhi. cerita anak, tinggal terpisah dengan Perempuan Multikultural (2007) Ideologi ini merasuki para kreator ibunya meski mereka tinggal di satu menyebutkan media mengkategorikan film, sehingga dalam melihat relasi kota, memiliki teman kencan bernama perempuan menurut tubuh dan perempuan dan laki-laki masih berada Asmoro, seorang laki-laki yang telah penampilannya, dan pada dasarnya pada ranah tradisional. Studi tentang beristri. Asmoro bertindak sebagai media adalah perpanjangan industri Kesadaran Gender Orang Media mentornya dalam menulis cerita. untuk mendapatkan keuntungan (Suryandaru, 2002) mengungkapkan, Sejak kecil kedua orang tua Ajeng dengan tetap menempatkan perempuan bahwa para kreator, jurnalis, produser, berpisah, ibunya berpacaran dengan dalam konstruksi tradisional, konstruksi pemilik media masih rendah kesadaran seorang laki-laki. Saat kanak-kanak ini dilanggengkan, sehingga industri gendernya, sehingga produk medianya Ajeng mengalami kekerasan seksual tetap hidup dan meraup untung besar. bias gender.29 dari pacar ibunya secara berulang. Di sinilah media meng-anihilisasi Kekerasan lain diperoleh dari secara simbolik, yaitu menganggap Sekarang, dengan mudah dapat Ibunya, berupa kekerasan verbal perempuan tidak penting, tidak ada, ditemui corak kekerasan simbolik yang dan fisik. Hasil kajian terhadap Film memarjinalkan, meniadakan, dan muncul dalam bentuk penggunaan MBSM, antara lain dimensi bentuk mengabaikan.27 Tubuh merupakan alat bahasa dan foto atau gambar yang kekerasan, menampilkan kekerasan presentasi gagasan mengenai sesuatu muncul pada media (cetak dan fisik, psikologis, ekonomi, seksual dan terhadap lingkungannya. Bentuk elektronik), yang memposisikan dimensi partisipan menampilkan relasi fisik tubuh, tidak hanya merupakan perempuan dalam streotipe body and antara ibu dan anak perempuan, laki- sebuah realita natural, tetapi juga beauty, not brain. Kekerasan tersebut sebuah konsep kultural; cara encoding tumbuh subur di media, karena (penyandian) nilai-nilai masyarakat memungkinkan terjadinya berbagai 25 “Film-film Kontroversial Hanung Bramantyo”, melalui bentuknya, ukuran, dan atribut corak kekerasan.30 Film Hantu Puncak dalam http://hot.detik.com/movie/read/20 hiasannya.28 Datang Bulan (2010), Paku Kuntilanak 13/01/10/111224/2138149/229/5/film-film- kontroversial-hanung-bramantyo, diakses pada (2009), Selimut Berdarah (2010), tanggal 20 Februari 2013, Pukul 07:51 WIB Pertanyaannya adalah, mengapa media Darah Perawan Bulan Madu (2009), 26 Liestianingsih Dwi Dayanti, “Wacana tidak berani keluar dari mainstream Kuntilanak Kamar Mayat (2009), Kekerasan dan Resistensi Perempuan dalam dalam merepresentasikan perempuan? Kutukan Suster Ngesot (2009), Darah Film Karya Sutradara Perempuan”, dalam Hal ini berkaitan dengan beberapa Janda Kolong Wewe (Nafsu Pocong) Kawistara, Volume 1 No. 2, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 17 hal. Pertama, terdapat kontrol (2009), Pocong Kamar Sebelah (2009), Agustus 2011, 104. penguasa: pada masa Orde Baru Jeritan Kuntilanak (2009), Susuk Pocong 27 Liestianingsih Dwi Dayanti, Kawistara, 2011, kontrol terhadap media termasuk film (2009), Akibat Pergaulan Bebas, dan 104. sangat ketat. Badan Sensor Film (BSF) 28 Dani Cavallaro, Teori Kritis dan Teori Budaya

14 laki dan anak perempuan, laki-laki modal ekonomi, sosial, budaya, dan http://perpustakaanstahdnj.blogspot. dan perempuan. Dari dimensi efek bahkan dapat pula ia berkamuflase com/2012/10/teori-simbol.html, diakses pada kekerasan menimbulkan efek negatif sebagai modal pembentukan ideologi. tanggal 07 Maret 2013, pukul 09.52 WIB. berupa trauma dan efek positif berupa Michel Foucault menganggap tubuh http://www.21cineplex.com/images/film/ resistensi terhadap kekerasan. Motif ini merupakan rangkaian mozaik film22841b.jpg, di unduh 24 September 2011, kekerasan yang dapat dianalisis motif yang rumit. Pada wilayah lain tubuh pukul 20:30 WIB. beraneka ragam, dan dimensi sumber tidak sekadar metafora, tetapi juga 31 kekerasan personal dan struktural. merepresentasi bentuk-bentuk http://www.kaskus.co.id/ kekuasaan, politik, dan ideologi thread/50e802ba1fd7194f14000012/kesalahan- Meretorika tubuh, berarti dalam tertentu. mendasar-film-cinta-tapi-beda/, diakses pada rangka menggubah dan menaikkan tanggal 19 Februari 2013, Pukul 09:40 WIB. nilai tubuh pada ranah sosial. Tubuh dalam ranah sosial memiliki standar Deni S. Jusmani, peneliti dan dosen http://www.lenteratimur.com/ketika- penilaian tersendiri, untuk itulah Universitas Negeri Semarang. minangkabau-merasa-terhina/, diakses pada banyak perlakuan dalam rangka proses tanggal 19 Februari 2013, Pukul 10:40 WIB. perbaikan dan penyetaraan tubuh untuk mencapai standar sosial, serta KEPUSTAKAAN http://www.merdeka.com/artis/cinta-tapi-beda- “Film Cinta Tapi Beda dianggap Menghina diprotes-wali-kota-dan-mui-di-sumbar.html, mencapai citra-citra tubuh yang ideal. Minangkabau? Di Mana Logika?”, dalam http:// diakses pada tanggal 19 Februari 2013, Pukul Secara sadar atau tanpa kesengajaan, adearmando.wordpress.com/2013/01/08/ tubuh telah dibawa pada alam lain, film-cinta-tapi-beda-dianggap-menghina- 08:58 WIB. dimana tubuh menjadi alat untuk minangkabau-di-mana-logika/ http://www.merdeka.com/peristiwa/film- pengakuan hak-hak kedirian pada 039cinta-tapi-beda039-karya-hanung- kelompok masyarakat sosial. Akan “Film-film Kontroversial Hanung Bramantyo”, dalam http://hot.detik.com/movie/read/20 bramantyo-dipolisikan.html, diakses pada tetapi, menurut Idi Subandy Ibrahim, 13/01/10/111224/2138149/229/5/film-film- tanggal 18 Februari 2013, Pukul 08:13 WIB. “perempuan media”, kelompok kontroversial-hanung-bramantyo, diakses pada perempuan yang sering tampil di media tanggal 20 Februari 2013, Pukul 07:51 WIB https://www.facebook.com/notes/fans-film- populer, sadar atau tidak sadar, rela box-office/siklus-perkembangan-film-nasional- dan tidak rela, telah menempatkan diri “Ketika Minangkabau Merasa Terhina”, dari-masa-ke-masa-by-admin-mh-acara-ini-di- sebagai objek tatapan lelaki. Dengan dalam http://www.lenteratimur.com/ketika- per/310274315747755, 19 Februari 2013, Pukul kecantikan dan keindahan tubuh, minangkabau-merasa-terhina/, diakses pada 13:43 WIB. menjadi modal untuk tampil di media. tanggal 19 Februari 2013, Pukul 10:40 WIB. Don’t hate me because I am beatiful, Ibrahim, Idi Subandy. Budaya Populer merupakan kalimat pembelaan dari Cavallaro, Dani. Teori Kritis dan Teori Budaya. sebagai Komunikasi: Dinamika Popscape perempuan, atas munculnya kritik- Yogyakarta: Penerbit Niagara, 2004. dan Mediascape di Indonesia Kontemporer. 32 Yogyakarta: Penerbit Jalasutra, 2007. kritik. Apa yang diumpamakan oleh Dayanti, Liestianingsih Dwi. “Wacana Schilling sebagai modal, menunjukkan Kekerasan dan Resistensi Perempuan dalam Ibrahim, Idi Subandy. Kritik Budaya Komunikasi: bagaimana tubuh menjadi modal Film Karya Sutradara Perempuan”, dalam Budaya, Media, dan Gaya Hidup dalam Proses Kawistara, Volume 1 No. 2, Yogyakarta: Sekolah fisik yang dapat dijadikan sebagai Demokratisasi di Indonesia. Yogyakart: Penerbit Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, 17 Jalasutra, 2011. Agustus 2011, 103-212.

Sobur, Alex Semiotika Komunikasi. Bandung: (Yogyakarta: Penerbit Niagara, 2004), 176. Firth, Raymond. Symbols: Public and Private. 29 Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Liestianingsih Dwi Dayanti, Kawistara, 2011, Ithaca, New York: Cornell University Press, 1973. 104. 30 Idi Subandy Ibrahim, Kritik Budaya http://dewijunay.wordpress.com/sejarah- Suprayogo, Imam dan Tabroni. Metodologi Komunikasi: Budaya, Media, dan Gaya Hidup perkembangan-film-indonesia/, 19 Februari Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT. Remaja dalam Proses Demokratisasi di Indonesia 2013, Pukul 11:43 WIB. Rosdakarya, 2001. (Yogyakart: Penerbit Jalasutra, 2011), 270. 31 Liestianingsih Dwi Dayanti, Kawistara, 2011, http://entertainment.kompas.com/ Turner, Victor. The Ritual Process: Structure and 110. read/2011/04/12/18150855/Bintang. Porno. 32 Idi Subandy Ibrahim, 2011, 272. Anti-Structure. Chicago: Aldine, 1969. Serbu.Film.Nasional

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 15 Potret Yogyakarta dalam Dunia Film Indonesia

Tomy Widiyatno Taslim

asca-1998, aktivitas berfilm di Yogyakarta hubungan keguyuban khas komunitas. Ada yang tumbuh subur. Berfilm adalah sebuah kegiatan melegalisasi diri dan bekerja secara profit. Ada yang menggunakan film sebagai instrumen juga yang mengolaborasikan keduanya. Sampai Putama dalam beraktivitas secara sosial, budaya, hari ini, aktivitas berfilm di Yogyakarta memberi ekonomi, politik dan lainnya. Dari, oleh, untuk warna tersendiri untuk Indonesia. Hal ini tak lepas dan tentang film serta lingkungannya. Puluhan dari fakta, bahwa Yogyakarta merupakan miniatur kelompok lahir. Sebagian besar bergerak memproduksi Indonesia. Keragaman ini menjanjikan aktivitas film. Sebagian lainnya melakukan kerja penelitian- berfilm di Yogyakarta senantiasa dinamis dan terus kajian, pendidikan, pemutaran film terbatas, juga menerus menjadi bagian dari pencarian, penemuan, membuat festival. Ada yang beraktivitas berdasar elaborasi dan penguatan keindonesiaan masing-masing 16 pihak yang menghidupinya. Tulisan dengan teori dan praktik. “Cine Foto: Sekar Sari, bintang utama film “SITI” ini mencoba memotret sebagian Drama Institute itu sifatnya dapat tengah beradu akting dengan para lawan mainnya. aktivitas berfilm tersebut dengan disamakan dengan Hollywood’s Quarterly atau Course Dunham Sumber: Tim Dokumentasi Fourcolour Films. menyinggung beberapa yang pernah School of Drama and Theatre di dilakukan sebelumnya. Amerika dan Soviet Film Academy ...... Cine Drama Institute sampai di Rusia,” ujar Iskak, kepala bagian Film dan Sandiwara di Kementerian Huyung juga menjadi orang dengan ISI Yogyakarta Penerangan. yang berpengaruh di sini. Ia terus Pendidikan adalah salah satu berkarya, sambil menjadi guru pondasi sekaligus pengarah penting Kelahiran Cine Drama Institute bagi seniman-seniman muda yang di dalam perkembangan s ebuah di atas tak lepas dari peran Dr. mengikuti proses berkeseniannya. seni. Film sebagai sebuah karya Huyung. Ia yang juga memiliki Budi Setiyono juga mencatat, bahwa seni, sarana berkarya idelogis nama lain Hinatsu Eitaroo dan Huyung sering berdiskusi dengan dan sekaligus bekerja dengan Hue Yong, merupakan seniman sejumlah seniman. Percakapannya nalar profit, tidak akan pernah kelahiran Korea, 21 September dengan Sudjojono dan Sudarso berkembang tanpa dukungan dunia 1908. Huyung mendalami film di Wirokusumo, misalnya dimuat di pendidikan. Praksis pendidikan yang Jepang dan terlibat dalam beberapa majalah Kesenian tahun 1950, lalu mencerahkan akan menghasilkan produksi di sana. Ia juga sempat dijadikan brosur yang diterbitkan sumber daya manusia berdedikasi kembali ke Korea dan membuat Kementerian Penerangan. Isinya yang berpikiran jernih, memiliki film. Ia kemudian menjadi bagian membicarakan berbagai kesenian Potret Yogyakarta imajinasi tanpa batas, sikap yang dari Kantor Propaganda Jepang di Indonesia dan kemungkinan- teguh, serta karya-karya yang (Sendenbu) yang ditugaskan ke kemungkinannya di masa datang. mempunyai respek terhadap Indonesia mulai tahun 1942. Berkat Dinamika ini memperkaya proses kemanusiaan dan kebaikan semesta. Huyung dan tim pengajar di Cine Stichting Hiburan Mataram – Kino dalam Dunia Film Indonesia Dunia seni film memerlukan ruang Drama Institute lainnya, lembaga Drama Atelier sebagai sebuah persemaian sekaligus konfrontasi pendidikan yang menyiapkan lembaga, yang kemudian tidak gagasan dan praktik ini. program pembelajarannya selama berhenti berkiprah di Yogyakarta 1,5 tahun ini melahirkan Usmar saja, tetapi juga merambah Jakarta Mengutip Pramoedya Ananta Ismail, dll. Cine Drama Institute yang kembali dijadikan ibukota Toer dalam Kronik Revolusi, Budi tidak bertahan lama mengabdikan negara pascarevolusi. Lembaga ini Setiyono menyampaikan di majalah dirinya sebagai sebuah lembaga tidak bertahan lama karena salah Historia (Mei 2010), bahwa pada pendidikan seni film karena masalah satu tokohnya, yaitu Huyung Juli 1948, sebuah konferensi pers manajemen internal. meninggal dunia karena sakit di usia digelar Kementerian Penerangan 43 tahun, pada 9 September 1952 di Yogyakarta, pusat pemerintahan Setahun pascapendirian Cine di Jakarta. Republik ketika agresi militer II Drama Institute, yaitu 1949, Belanda. Isinya, Kementerian di Yogyakarta berdiri Stichting Pada tahun 1951 Akademi Seni Penerangan akan membuka Hiburan Mataram, dengan R.M. Drama dan Film (ASDRAFI) sekolah film dan teater, Cine Darjono dan R.M. Harjoto sebagai lahir. Kampus yang terletak di Drama Institute, di Manduretna, pucuk pimpinannya. Stichting ndalem Sompilan ini melahirkan Notoprajan, Yogyakarta. Tujuan Hiburan Mataram lalu menelorkan Teguh Karya, Arifin C. Noer, Putu pendirian sekolah film modern itu Kino Drama Atelier (KDA). Wijaya, Kusno Soedjarwadi, Maruli adalah mendidik seniman Indonesia Sitompul dan tokoh-tokoh film

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 17 serta teater yang legendaris lainnya. memiliki energi dan militansi yang ini mendedikasikan penyelenggaraan Berdasarkan catatan majalah luar biasa untuk membuat film. Di pendidikan film di JFA sebagai Tempo (1976), ASDRAFI pernah FSMR juga dikembangkan Program bentuk tanggung jawab profesional melakukan pementasan Sumpah Studi Animasi (jenjang diploma untuk pertumbuhan generasi baru Gajah Mada secara kolosal dengan tiga) mulai tahun 2012. Lembaga yang mampu menjawab tantangan 500 pemain di lapangan Gambir pendidikan ini telah menghasilkan era baru. Menurut para perintis Jakarta (1953). Selain itu, lembaga seniman-seniman yang berkiprah di JFA, era digital adalah keniscayaan. pendidikan kesenian yang berkibar dunia film dan televisi Indonesia. Bentuk seni mengalami tantangan saat dipimpin oleh Sri Murtono Beberapa alumninya juga bekerja baru dalam berbagai perspektif. ini juga pernah membentangkan profesional di luar negeri sesuai Teori-teori baru, sistem produksi sayapnya dalam tour melintasi dengan kompetensinya. Ifa Isfansyah baru, distribusi alternatif untuk Madiun, Kediri, Malang Surabaya, dan Eddie Cahyono adalah dua fenomena pemasaran adalah Jakarta, Cirebon, Bandung, nama alumni yang tercatat harum. dampak dari revolusi teknologi. Purwokerto, Sala dan sebagainya. Selain itu, seniman-seniman muda Hal ini terjadi dalam dunia industri Mereka pernah mempunyai aktor- lainnya yang lahir dari lembaga ini kreatif dan dunia kritik seni. Para aktor serta kelompok kerja yang juga telah berkiprah di berbagai kreator film yang mendirikan JFA rapi, kompak dan idealis. Di dunia festival film, baik di dalam dan luar dan jejaring profesionalnya yang film, nama Kusno Soedjarwadi dan negeri. Kampus yang terletak di telah mengalami perjalanan dan Maruli Sitompul harum mengisi Sewon ini juga berjejaring dengan pendidikan kreatif di Indonesia layar lebar dengan akting mereka lembaga pendidikan tinggi kesenian maupun luar negeri akan mengirim yang memukau. Lembaga ini terus dalam negeri maupun luar negeri. dan mendokumentasikan berproses sampai akhirnya meredup Program Studi Televisi dan Film pengetahuan mereka kepada pada tahun 2005. serta Animasi di ISI Yogyakarta generasi berikutnya. Jogja Film masih aktif sampai hari ini dan terus Academy adalah ruang yang Empat puluh tahun lebih setelah melahirkan bakat-bakat baru yang mencerahkan untuk berproses bagi pendirian ASDRAFI yang lebih mengisi dunia seni gambar gerak di calon-calon seniman film yang peka dominan menciptakan aktor, dunia Indonesia. pada tantangan-tantangan baru di pendidikan seni film di Yogyakarta abad digital. mendapatkan amunisi kembali. Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja Film Academy dan Ikhtiar JFA menarik untuk Yogyakarta mendirikan Fakultas Seni Tantangan Baru diperhatikan. Lembaga pendidikan Media Rekam (FSMR) pada tahun Yogyakarta terus bergerak dan seni film swasta yang pernah 1994, melengkapi Fakultas Seni memberi warna bagi dunia berdiri di Yogyakarta rata-rata tidak Rupa (FSR) dan Seni Pertunjukan pendidikan seni film di Indonesia. bertahan lama. Berbagai tantangan (FSP) yang lebih dulu ada. Salah Kali ini Jogja Film Academy (JFA). tidak berhasil dijawab. Ini menjadi satu yang dikembangkan adalah Kampus film yang terletak di catatan khusus untuk para perintis Jurusan Televisi, yang kemudian Timoho ini berdiri dan beroperasi JFA. Para perintis dan tim kerja menjadi Program Studi Televisi dan mulai 2014 dengan menawarkan yang ada di dalam lingkungan JFA Film (jenjang strata satu). Secara program pendidikan diploma adalah orang-orang kompeten, formal, lembaga milik negara ini tiga dan kursus pendek. Lembaga yang tidak saja secara teori, tetapi mengajarkan penciptaan-produksi pendidikan seni film yang diinisiasi juga praktik berfilm yang utuh. program televisi dan kajiannya. oleh sutradara Ifa Isfansyah dan Jejaring industri dan festival film Akan tetapi, sebagian mahasiswanya beberapa profesional di bidang film internasional juga bagus. Apakah

18 ini akan menjadi kekuatan dari JFA dan gaya film yang terbatas, juga secara sungguh-sungguh. Karya untuk terus bertahan dan menjadi pengalaman teknis yang tipis, tiap komunitas ini yang perlu dicatat kebanggaan bagi Yogyakarta dan kelompok melakukan eksplorasi. adalah sebuah film panjang yang Indonesia? Internet menjadi sumber belajar, berjudul “Video Cinta; Pak Pos, baik digunakan untuk mencari Tolong Antarkan Bibirku”. Karya ini JFA menyadari, bahwa teori- literatur maupun komunikasi boleh jadi merupakan film panjang teori baru, sistem produksi baru, dengan parapihak yang telah pertama berbahan baku video yang distribusi alternatif untuk fenomena berpengalaman di bidang film. diproduksi oleh komunitas film pemasaran adalah dampak dari Dinamika ini mengafirmasi, bahwa yang berproses di Yogyakarta. Walau revolusi teknologi. JFA tentu gerakan seni film ‘lahir kembali’ komunitas ini kemudian nonaktif sudah menyiapkan resep dan di Yogyakarta setelah sekian lama setelah beberapa kali membuat bagaimana strategi mengelola absen. Hal ini tidak menegasikan karya, ia telah memberi pelajaran dinamika proses pendidikannya peran para pihak sebelumnya yang yang berarti tentang sebuah proses agar mampu menghadapi tantangan telah memulai tradisi produksi seni penggarapan film yang sungguh- dan melampauinya dengan baik. audo visual untuk kepentingan non- sungguh, baik dari sisi produksi Namun, apakah revolusi teknologi layar lebar. maupun artistik. Memproduksi film semata yang perlu dihadapi panjang dengan keyakinan ideologi dampaknya? Hal ini tentu saja Dari puluhan komunitas yang yang kuat, dukungan sumber daya berbeda dengan tantangan yang lahir dan berproses di Yogyakarta komunitas yang militan, serta dihadapi ASDRAFI pada masanya. pasca1998, terdapat tiga yang penguatan jaringan kerja yang Ada hal menarik dari ASDRAFI menarik untuk diperhatikan. Yang dilakukan tanpa henti, merupakan yang dicatat oleh Sri Harjanto pertama adalah komunitas belajar sebuah keniscayaan. Sahid (2014), yaitu bahwa “di sana bikin film (kbbf). Yang kedua jiwa-jiwa mulia ditempa, jiwa- adalah FourColours Community, Komunitas yang juga memiliki jiwa berkarat diamplas sampai yang kemudian menjadi karakter kuat di dalam prosesnya berkilat-kilat”. Apakah JFA juga FourColours Films. Dan yang ketiga adalah Four Colours Community. akan mengelola dan kemudian adalah Kelompok 56, atau sekarang Kelompok kreatif yang diinisiasi melahirkan jiwa-jiwa yang baik dan lebih dikenal sebagai limaenam oleh Ifa Isfansyah, Eddie Cahyono memberi makna bagi Yogyakarta, films. Aktivitas ketiga komunitas ini dan kawan-kawannya ini lahir Indonesia dan dunia? bisa menjadi referensi awal untuk pada 2001. Anggotanya terdiri dari mempelajari gerakan komunitas film mahasiswa berbagai kampus di yang lahir di kemudian hari. Yogyakarta. Militansi dan semangat kbbf, Four Colours Community untuk meraih yang lebih baik dan Kelompok 56 Komunitas belajar bikin film (kbbf) dari hari ke hari terus menguat. Puluhan kelompok-komunitas merupakan sebuah ruang belajar Kelompok ini juga membangun produksi film di Yogyakarta bersama yang diinisiasi oleh Doni tradisi bercerita dan sinematografi lahir pascareformasi. Salah satu Kus Indarto dan kawan-kawannya yang baik. Karya film pendek pemantiknya adalah terbukanya pada tahun 2000. Komunitas ini perdananya yang disutradarai Eddie kran informasi yang mengalir merupakan kumpulan mahasiswa Cahyono, yaitu Diantara Masa deras, khususnya terkait gerakan dari berbagai kampus di Yogyakarta Lalu dan Masa Sekarang (2001), seni film yang berkembang di luar yang mendedikasikan pikiran, menguatkan kelompok ini sebagai kota Yogyakarta, bahkan di luar tenaga, waktu, biaya dan lainnya sebuah tim produksi dan artistik negeri. Dengan pengetahuan bentuk untuk belajar membuat film film serius. Garapan selanjutnya

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 19 yang disutradarai bersama antara yang juga perlu dicatat secara purbanegara films, limaenam films, Eddie dan Ifa, yaitu Air Mata khusus. Sejak didirikan tahun 2001 hide project films, lotus cinema, Surga (2003), juga memberi arti komunitas ini terus berproses tanpa good work dan super 8mm studio. tersendiri bagi perjalanan kreatif henti. Yosep Anggi Noen, BW. Film ini akan menjadi penanda komunitas ini. Sampai dengan Purbanegara dan kawan-kawannya selanjutnya yang penting bagi 15 tahun kemudian, komunitas terus mengawal kelompok kreatif kiprah sebuah komunitas dari ini dengan segenap dedikasinya. Yogyakarta yang berkolaborasi yang kemudian melegalisasi diri Karya-karya yang dilahirkan dari dengan kelompok lainnya untuk menjadi sebuah production house komunitas ini juga menawarkan mengharumkan nama Indonesia. bernama FourColours Films cerita yang kuat serta sinematografi Dinamika komunitas film di ini terus berproses. Selain tetap yang estetik. Kekuatan kedua Yogyakarta pascareformasi memiliki perhatian yang tinggi elemen ini, ditambah dengan tentu tidak hanya berisi geliat pada penguatan film pendek, dukungan tim yang militan dan tiga kelompok di atas. Puluhan FourColours Films juga berkiprah di semangat eksperimentasi yang lainnya juga mengisi semesta film dunia layar lebar. Jam terbang dari tinggi, dikemudian hari melahirkan Yogyakarta, dan kemudian juga karya-karya FourColours Films tak film panjang “Vakansi yang memberi warna bagi Indonesia hanya di lingkup nasional. Karya Janggal dan Penyakit Lainnya”. dengan capaiannya masing-masing. film panjang terbarunya, yaitu Film produksi tahun 2012 ini Di dunia film animasi, Studio “SITI” (2014) yang disutradarai mendapatkan perhatian dunia Kasatmata memberi warna dengan Eddie Cahyono, telah melanglang internasional. Lebih dari 20 festival memproduksi film panjang animasi buana ke berbagai festival film dunia film internasional telah memutar 3D pertama di Indonesia. Sampai film ini. Beberapa penghargaan yang saat ini kelompok produksi ini dan mendapatkan sambutan luar diraih adalah kategori Dragons and masih eksis dan terus berkarya. biasa. Beberapa festival internasional Tigers Award for Young Cinema, Kemudian di dunia dokumenter yang memberi penghargaan kepada film tersebut meraih Special terdapat kelompok-kelompok film “SITI” adalah Singapore Mentions di Vancouver seperti Etnoreflika dan DeJavu yang International Film Festival 2014 International Film Festival 2012, memiliki jam terbang tak diragukan (Best Performance for Silver Screen Locarno International Film Festival lagi. Kelompok-kelompok ini tidak Award), Shanghai International Film 2012 (Swiss) kategori Cineasti del semata melakukan produksi, namun Festival 2015 (Best Scriptwriter), Presente (sineas masa kini), Film juga menyelenggarakan lokakarya- 19th Toronto Reel Asian Non-Bioskop Terbaik dan Sutradara lokakarya untuk berbagai pihak International Film Festival 2015 Perdana Film Cerita Terbaik dengan beragam tujuan. Komunitas (Honourable Feature Mention), Apresiasi Film Indonesia (AFI) baru juga terus bermunculan dengan 9th Warsaw Five Flavours Film 2013, dll. Ini adalah bukti, bahwa kecerdasan dan daya artistiknya Festival 2015 (Special Mention), proses limaenam films yang telah masing-masing. dan Festival Film Indonesia 2015 melahirkan banyak film pendek dengan beragam prestasi nasional (Film Terbaik, Penulis Skenario Asli maupun internasional, berada pada Soemardjono sampai dengan Terbaik, Penata Musik Terbaik). jalur yang istimewa. Satu karya BW. Purbanegara terbaru dari BW. Purbanegara, Kota Yogyakarta telah melahirkan Kelompok 56, atau sekarang lebih yaitu film layar lebar yang berjudul Soemardjono. Ia memperoleh populer dengan nama limaenam “Ziarah” siap diluncurkan juga. pendidikan awal film di Kino films, adalah sebuah komunitas Film ini merupakan co-production

20 Drama Atelier tahun 1949. Dr. dan karir profesionalnya di luar juga banyak memberi ruang bagi Huyung merupakan salah satu kota, khususnya Jakarta. Beberapa pembuat film Yogyakarta untuk mentornya. Soemardjono kemudian diantaranya adalah Hartanto, Garin berproses bersamanya. melanjutkan pendidikan di Akademi Nugroho, Armantono, dan Hanung Seni Rupa Indonesia (ASRI) tahun Bramantyo. Hartanto adalah Nama-nama yang menjadi bagian 1950-1953. Ia kemudian juga seorang sound designer profesional. penting dari dunia film Indonesia mendapatkan kesempatan untuk Lebih dari 60 film layar lebar telah lainnya sedikit banyak memulai melanjutkan studi film ke British dihasilkannya. Selain sebagai kreator prosesnya di kota seni dan budaya Film Institute, Inggris (1954-1955). profesional, Hartanto juga pernah ini. Beberapa diantaranya adalah Di tahun-tahun selanjutnya ia menjadi Dekan Fakultas Film dan Ifa Isfansyah, Eddie Cahyono, bersama Usmar Ismail, Djamaludin Televisi Institut Kesenian Jakarta. Fajar Nugroho, Yosep Anggie Malik, Asrul Sani dan para perintis Berikutnya adalah Garin Nugroho. Noen, Ismail Basbeth, Heni film Indonesia lainnya mewarnai Sutradara film yang kenyang Matalalang, Seno Aji Julius, dan dunia gambar gerak dengan karya- penghargaan di dalam dan luar BW. Purbanegara. Nama-nama ini karya yang beragam. Beberapa negeri ini selain terus berkarya juga dicatat tanpa menegasikan nama- karya Soemardjono (sebagai editor) menginisiasi Jogja NETPAC Asian nama lain yang sampai detik ini diantaranya sebagai berikut; Film Festival (JAFF) yang tahun ini terus berproses di Yogyakarta dan Harimau Tjampa (1953), Kafedo merupakan penyelenggaraan yang menghasilkan karya-karya yang (1953), Tamu Agung (1955), Tiga ke-10. Armantono juga merupakan membanggakan. Dara (1956), Titian Serambut seorang penulis skenario profesional Dibelah Tujuh (1959), Anak-anak yang membawa harum nama Ifa Isfansyah adalah produk dari Revolusi (1964), Atheis (1974), Yogyakarta. Seperti Hartanto yang Institut Seni Indonesia (ISI) dan Kartini (1982). Pembuat pernah memperoleh pendidikan di Yogyakarta angkatan 1999. Ia film yang berasal dari kampung SMA 1 Yogyakarta, penulis skenario kemudian mendapatkan kesempatan Pathuk ini juga seorang pemikir, yang masih terus berkarya ini juga melanjutkan studi dengan beasiswa organisatoris dan pendidik. Ia melahirkan ratusan naskah, baik ke Fakultas Film dan Video tercatat sebagai salah satu pendiri untuk diproduksi menjadi film layar Dongseo University/Im Kwon Taek Persatuan Karyawan dan Televisi lebar maupun untuk lainnya. Selain Film School Korea Selatan tahun (KFT) Indonesia tahun 1964, menjadi profesional, Armantono 2006-2008. Bersama FourColours Akademi Sinematografi - Lembaga juga seorang pendidik di Institut Films maupun solo karir, Ifa telah Pendidikan Kesenian Jakarta Kesenian Jakarta. Hanung melahirkan banyak film pendek (sekarang Institut Kesenian Jakarta) Bramantyo adalah seorang sutradara dengan segudang penghargaan, baik tahun 1970, dan anggota Dewan dan produser film kelahiran nasional maupun internasional. Film Nasional (1969-1982). Yogyakarta yang sangat produktif Diantaranya adalah Air Mata Surga berkarya pascareformasi. Jumlah (2002, menyutradarai bersama Selain Soemardjono, beberapa film yang dihasilkan puluhan. Eddie Cahyono), Mayar (2002), pembuat film profesional juga Beberapa diantaranya mendapatkan Awas Tenang Ada Ujian (2006), membawa nama harum Yogyakarta. apresiasi sangat baik dari penonton Setengah Sendok Teh (2007), dan Mereka lahir di kota Gudeg ini, Indonesia. Pembuat film profesional lain-lain. Film layar lebarnya yang dan kemudian melanjutkan studi alumni Institut Kesenian Jakarta ini sudah tayang di bioskop Indonesia

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 21 adalah Garuda di Dadaku (2009), film pendek di Yogyakarta, dan Ismail Basbeth adalah produk Sang Penari (2011), Ambilkan kemudian hijrah ke Jakarta. Jurusan Ilmu Komunikasi Bulan (2012), 9 Autum 10 Summer Beberapa film layar lebarnya Universitas Muhammadiyah (2013), Pendekar Tongkat Emas mendapatkan apresiasi yang Yogyakarta. Ia juga berkesempatan (2014) dan Pesantren Impian (2016). baik dari publik penonton film untuk berpartisipasi dalam ajang Selain berkarir sebagai profesional, Indonesia. Fajar termasuk sutradara prestisius Berlinale Talent Campus Ifa juga menginisiasi Jogja Film profesional yang cukup produktif dan Berlin International Film Academy sejak 2014, yaitu sebuah di Indonesia. Karyanya diantaranya Festival, serta Asian Film Academy sekolah film yang memfasilitasi sebagai berikut; Doa yang di Busan International Film Festival pembelajaran seni film secara Mengancam (2008), Get Married 2 (2012). Karya film pendeknya terstruktur. (2008), Queen Bee (2009), Cinta 2 mendapatkan apresiasi dari Hati (2010), Tendangan dari Langit berbagai festival di dalam maupun Eddie Cahyono adalah produk (2011), Rumah di Seribu Ombak luar negeri. Diantaranya adalah dari Institut Seni Indonesia (ISI) (2012), Refrain (2013), Adriana Hide and Sleep (2008), Shelter Yogyakarta seangkatan dengan Ifa (2013), 7 Hari 24 Jam (2014), Cinta (2010), Ritual (2011) dan 400 Isfansyah. Bersama FourColours Selamanya (2015), dan lain-lain. Words (2013). Sementara itu film Films maupun solo karir, panjang pertamanya, yaitu Another Eddie telah melahirkan banyak Yosep Anggi Noen pernah Trip to The Moon (2015) masuk film pendek dengan segudang menempuh pendidikan di Jurusan dalam kompetisi bergengsi Tiger penghargaan, baik nasional maupun Ilmu Komunikasi Universitas Award Internasional Film Festival internasional. Di antaranya adalah Gadjah Mada. Bersama limaenam Rotterdam 2015 di Belanda. Proyek Diantara Masa Lalu dan Masa films maupun solo karir, ia telah film ini awalnya didukung oleh Sekarang (2001), Air Mata Surga melahirkan banyak film pendek. Hubert Bals Fund Belanda, dan (2003), Jalan Sepanjang Kenangan Beberapa diantaranya adalah Hujan kemudian proses berikutnya sampai (2007), dan lainnya. Debut film Tak Jadi Datang (2007), A Lady menjadi film utuh mendapatkan panjangnya adalah Cewek Saweran Caddy Who Never Saw a Hole in One dukungan pelbagai pihak. Film (2011) dan kemudian karya (2013) dan Rumah (2015). Debut panjang yang digarap selanjutnya terbarunya yang mendapatkan film panjangnya, yaitu “Vakansi adalah Mencari Hilal (2015) dan apresiasi luar biasa di berbagai yang Janggal dan Penyakit Lainnya” Talak 3 (2016). festival film internasional adalah (2012). Lebih dari 20 festival film “SITI” (2014). Eddie juga sedang internasional telah memutar film Dwi Sujanti Nugraheni pernah menyiapkan karya yang lebih baru, ini. Beberapa penghargaan yang menempuh pendidikan di Jurusan yaitu The Wasted Land. Rancangan diraih adalah Special Mentions Sastra Universitas Gadjah Mada. proyek film ini mendapatkan ARTE di Vancouver International Film Ia juga menekuni Ilmu Politik International Prize di ajang Busan Festival 2012, Locarno International di kampus yang sama. Sebelum Asian Project Market yang diadakan Film Festival 2012 (Swiss) kategori terjun sebagai pembuat film awal Oktober 2015. Cineasti del Presente (sineas masa dokumenter yang tangguh, ia kini), Film Non-Bioskop Terbaik telah banyak berkiprah sebagai Fajar Nugroho pernah menempuh dan Sutradara Perdana Film Cerita peneliti dan pekerja sosial lintas pendidikan di Fakultas Hukum Terbaik Apresiasi Film Indonesia bidang. Pengalaman bekerja dan Universitas Islam Indonesia (FH (AFI) 2013. Saat ini Yosep Anggi berinteraksi dengan berbagai pihak, UII) Yogyakarta. Karir filmnya sedang memproduksi sebuah film baik dari dalam maupun luar negeri, dimulai dengan membuat beberapa tentang salah satu penyair legendaris menjadikannya kaya akan perspektif. Indonesia, yaitu Wiji Tukul. 22 Ia juga merupakan salah satu pendiri Victoria Australia. Karir filmnya International Film Festival 2008), Festival Film Dokumenter (FFD) diawali dengan menjadi penulis Musafir (dokumenter, 2008, Yogyakarta yang beroperasi sejak skenario dan asisten sutradara. Official Selection ‘Berlinale Short’ 2002. Pengalamannya terlibat Beberapa hasil kerjanya sebagai Berlin International Film Festival di Margareth Mead Film And asisten sutradara adalah film Harap 2009), Say Hello to Yellow (fiksi Video Festival dan Woman Makes Tenang Ada Ujian! (2006), Jalan pendek, 2011, Pemenang film Movie di New York, Amerika dan Sepanjang Kenangan (2007), Marni pendek terbaik, Apresiasi Film sekitarnya pada tahun 2009 semakin (2010), film layar lebar Cewek Indonesia 2012, Official Selection memperkaya ilmu dan jaringan Saweran (2010) dan Republik Twitter International Festival of Film for kerjanya. Ia juga berkesempatan (2012). Karya penyutradaraannya Childrend and Young Adults in mendapatkan John Darling yang mendapatkan banyak Isfahan, Iran, 2012), Bermula dari Fellowship untuk mendalami penghargaan adalah Boncengan A (fiksi pendek, 2011, Best Short dunia sinematografi di Universitas (2012), Gazebo (2013), 2 B (2014) Film, Hanoi International Film Nasional Australia (2013), Berlinale dan Jenang Keju (2015). Debut film Festival, Vietnam, 2012, Best Talents di Jerman (2014) dan layar lebar pertamanya adalah Turis Short Film Award, Vladivostok Talents Tokyo di Jepang (2015). Romantis (2015). International Film Festival, Rusia Selain tetap mengurus FFD dan 2012, Pemenang penghargaan berinteraksi dengan pembuat film BW. Purbanegara pernah Miglior Fotografia, Capalbio dari berbagai negara, Heni juga menempuh pendidikan di Fakultas Cinema International Short Film terus aktif memproduksi film Filsafat Universitas Gadjah Mada. Festival, Italy, 2012, Pemenang Piala dokumenter. Beberapa karyanya Ia menyukai seni sejak kecil. Citra kategori film pendek terbaik adalah sebagai berikut; Pengabar Saat SMA, seni teater menjadi Festival Film Indonesia 2011), dan Kematian (2002), Micro Economy salah satu sarananya di dalam Kamu di Kanan Aku Senang (fiksi (2004), Children of Asia (2004), mengungkapkan ekspresi. Ia pendek, 2013, Pemenang Skenario Hobbit in Flores (2006), Janji Jabrik kemudian menekuni film pendek Terbaik Festival Sinema Prancis (2007), The Silent Boy (2009) dan karyanya mendapatkan 2013, Official Selection, World dan Denok & Gareng (2012). apresiasi yang luar biasa dari Film Festival of Bangkok Thailand, Penghargaan yang pernah diraih berbagai festival, baik di dalam 2013), dan lain-lain. Proyek film adalah IDFA Competition for maupun luar negeri. Beberapa di layar lebar perdananya yang berjudul First Appearance 2012 (Denok antaranya adalah Panggung Kasetyan “Ziarah” siap diluncurkan dalam & Gareng), Nominee of Festival Balekambang (dokumenter, 2005, waktu dekat. Film ini merupakan Film Dokumenter 2002 (Pengabar Nominasi Film Terbaik Festival Film debut BW. Purbanegara yang akan Kematian), Best Film at Bodyshop Dokumenter 2006), Persembahan menjadi penanda penting bagi Think Act Change Documentary Onggoloco (dokumenter, 2006, Juara kiprahnya di jagat sinema Indonesia Competition (Janji Jabrik), dan 3 Festival Film Manusia dan Hutan dan dunia. Official Selection at Festival Film dalam rangkaian Pekan Raya Hutan Pendek Konfiden (Janji Jabrik). dan Masyarakat 2006), Cheng Cheng Bakat-bakat yang lahir dan Po (fiksi pendek, 2007, Pemenang berproses di Yogyakarta dengan Seno Aji Julius pernah menempuh Piala Citra kategori film pendek segala dinamikanya terus pendidikan di Jurusan Sastra terbaik Festival Film Indonesia berkembang. Nama-nama di Universitas Gadjah Mada, Institut 2008, Official Selection 3rd eye atas merupakan sebagian yang termonitor. Sumber daya manusia Seni Indonesia Yogyakarta, dan Mumbai International Film Festival kreatif yang terus bergerak dengan Drama School di Box Hill Institute 2008, Official Selection Singapore energi yang melimpah ini perlu

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 23 mendapatkan dukungan yang tepat Konsumsi dan Negosiasi” (Dyna kemenangan, kelahiran, pertemuan, dari para pemangku kepentingan Herlina, 2012), “Gerakan Media dan lainnya. Ia menjadi ritus. Ia di sekitarnya. Dulu, ada wacana Literasi Indonesia” (Dyna Herlina, menjadi instrumen. Sebagian juga tentang pendirian Pusat Industri 2012), “Melampaui Penglihatan; sebagai tujuan. Ia menjadikan Sinema Mataram (PUTRISIMA) Kumpulan Esai Antropologi Visual peristiwa, baik yang telah lalu, di Yogyakarta. Seiring dengan tentang Media (Audio) Visual, Seni, hari ini atau di masa mendatang, dan Penonton” (Zamzam Fauzanafi, perjalanan waktu, wacana ini memiliki makna yang terus menerus kandas. Namun, ketika lembaga 2012), “Pemetaan Pembuat Film diperbincangkan. Festival adalah riset Rumah Sinema melakukan Yogyakarta 2015” - diterbitkan sarana manusia untuk mengelaborasi pemetaan tentang potensi kelompok bekerja sama dengan Dinas perfilman di Yogyakarta pada Kebudayaan Daerah Istimewa kemanusiaannya dalam tahun 2015 lalu, tercatat bahwa Yogyakarta (Editor; Zaki Habibie, dialektikanya dengan semesta. dinamikanya cenderung memiliki 2015) dan “Krisis dan Paradoks Film nilai positif. Tindakan sinergi Indonesia” (Dyna Herlina dan Garin Festival Film Dokumenter (FFD), antarpemangku kepentingan Nugroho, 2015). Jogja NETPAC Asian Film Festival perfilman di Yogyakarta secara (JAFF) dan Festival Film Pelajar khusus akan menghasilkan kekuatan Selain itu, lembaga ini juga aktif Jogja (FFPJ) merupakan tiga bersama yang bermanfaat untuk menyelenggarakan kursus-kelas festival film yang lahir, tumbuh pengembangan ke depan, baik Metode Penelitian-Riset yang dan berkembang di Yogyakarta untuk memperkuat dunia film dapat diikuti oleh siapa saja. Kerja- dengan karakter dan tujuannya secara kultural maupun struktural kerja literasi juga dilakukan untuk masing-masing. Ketiga aktivitas formal. menumbuhkembangkan masyarakat festival yang memberi ruang yang melek-kritis terhadap media. terhormat bagi keragaman karya Gerakan yang dilakukan oleh ini, yang di dalamnya terdapat Rumah Sinema dan Tradisi Riset kelompok Rumah Sinema ini gagasan, sikap dan eksplorasi estetik, Rumah Sinema adalah organisasi memberikan kekuatan penyeimbang menjadi bagian dari denyut kota inisiatif untuk pendidikan media bagi aktivitas penciptaan film Yogyakarta yang memiliki ratusan dan penonton, dengan bentuk festival seni setiap tahunnya. kegiatan penelitian, kursus, yang lebih banyak dilakukan di penerbitan, perpustakaan. Sejak Yogyakarta. Ini merupakan hal yang FFD, JAFF dan FFPJ menjadi awal 2000, lembaga ini terlibat penting karena sinergi antarpihak penanda bagi Yogyakarta, bahwa aktif dalam kegiatan media akan menghasilkan kekuatan ikhtiar komunitas yang memiliki dan film di Yogyakarta. Dyna yang strategis bagi perkembangan rasa cinta dan bangga terhadap Herlina, Kurniawan Adi Saputro, dunia perfilman di Yogyakarta. kotanya mampu menjadikan kerja Zamzam Fauzannafi dan kawan- Tradisi riset dan gerakan intelektual kebudayaann yang dibangun terus kawannya aktif melakukan kegiatan yang dilakukan Rumah Sinema diperjuangkan tanpa kenal lelah yang sangat bermanfaat untuk akan menjaga kejernihan proses dengan segenap daya. komunitas film di Yogyakarta dalam dunia perfilman Yogyakarta secara khusus, dan Indonesia yang akan menjadi kebanggaan FFD telah berproses sejak 2002. secara umum. Tradisi riset yang Indonesia. Festival film khusus dokumenter baik ditumbuhkembangkan. ini merupakan yang pertama Hasil penelitian yang sudah diselenggarakan di Asia Tenggara. dipublikasikan dalam bentuk FFD, JAFF dan FFPJ; Sampai saat ini FFD berjejaring jurnal dan buku diantaranya adalah Merayakan Keragaman “Kepingan Dunia Film Yogya” (Djati dengan pelbagai festival film dan Marganingtyas, 2006), “Penonton: Festival adalah sebuah perayaan. lembaga internasional yang memiliki Perayaan apa saja. Kebahagiaan, interes dengan kegiatan sosial 24 dan kebudayaan yang memiliki pelajar dan pendidik antardaerah pemerintah provinsi DIY secara keberpihakan tertentu. FFD terus terus dilakukan oleh penyelenggara mandiri. Apabila pemerintah berikhtiar untuk mendinamisasi festival sepanjang tahun dengan lebih memberikan perhatian dan dunia dokumenter melalui kerja- memaksimalkan media sosial di keberpihakannya, maka festival film kerja yang tidak berhenti pada internet. FFPJ terus berusaha akan mampu menjadi salah satu festival. Reputasi FFD yang bermanfaat untuk para pemangku kebanggaan DIY yang memiliki telah berjalan 14 tahun menjadi kepentingannya dan menjadi tujuan pembangunan jangka kebanggaan masyarakat Yogyakarta kebanggaan Yogyakarta, serta panjang sebagai pusat kebudayaan sekaligus Indonesia. Indonesia. terkemuka di Asia Tenggara pada tahun 2025. JAFF memulai kerja budayanya sejak 2006. Festival yang memberi Semacam Penutup; Sumber daya manusia, pendidikan, perhatian tinggi terhadap karya- Kerja Besar Stakeholder dinamika komunitas dan kultur di karya terbaik Asia ini merupakan Perfilman Yogyakarta sekitarnya, jaringan kerja nasional bagian dari jejaring internasional Laporan penelitian yang dilakukan dan internasional, serta sejarah NETPAC (Network for the oleh tim Rumah Sinema dan kota yang memiliki jejak kuat atas Promotion of Asian Cinema). JAFF Imam Karyadi pada tahun 2015 pergerakan seni, budaya, sosial dan digerakkan dengan kecintaan yang lalu penting untuk dibaca dan politik, menjadikan Yogyakarta kaya tinggi atas pencapaian estetika ditindaklanjuti. Penelitian oleh tim aset. Sinergi dan kolaborasi dengan sinema. Dukungan komunitas film Rumah Sinema yang difasilitasi pelbagai pihak lainnya penting dari pelbagai daerah yang militan oleh Dinas Kebudayaan Daerah untuk terus dilakukan. Gerakan di Indonesia juga menguatkan Istimewa Yogyakarta (DIY) kebudayaan film di Yogyakarta kerja JAFF. Aset luar biasa ini telah diterbitkan dalam bentuk tidak akan terjadi dengan baik menjadikan JAFF menjadi milik buku “Pemetaan Pembuat Film tanpa memberikan rasa hormat bersama dan memiliki daya Yogyakarta 2015” dengan editor dan ruang yang memadai bagi hidup yang kuat selama 10 tahun Zaki Habibie. Pada prinsipnya tumbuhkembangnya karakter penyelenggaraannya. Festival ini penelitian ini telah menemukan tiap diri/kelompok/pihak. Inilah merupakan salah satu kebanggaan bukti awal, bahwa potensi dunia saatnya para pemangku kepentingan Yogyakarta, juga Indonesia. perfilman di Yogyakarta sangat perfilman di Yogyakarta terus menarik dan memiliki daya untuk menjalin komunikasi, merancang FFPJ berproses mulai 2010. Festival dikembangkan. Jejaring yang telah rencana strategis dan aksi-aksi ini memberi ruang istimewa bagi dibangun oleh para pembuat film nyata yang bermanfaat untuk komunitas dan karya film pelajar di Yogyakarta harus terus dirawat. mewujudkan masa depan perfilman dari seluruh penjuru Indonesia. Sedangkan penelitian Imam Yogyakarta agar lebih dinamis. FFPJ terus berusaha untuk Karyadi di Program Pascasarjana menerabas kesan eksklusivitas yang Magister Administrasi Publik sering dilekatkan dalam kegiatan Universitas Gadjah Mada berjudul Bangunjiwo, Juli 2016 film sehingga pelbagai latar belakang Otonomi dan Interdependensi pelajar dapat bergabung dalam dalam Tata Kelola Festival Film di festival sederhana ini. Festival ini DIY. Pada prinsipnya penelitian merupakan ruang belajar bersama, ini memberikan gambaran nyata, Tomy Widiyatno Taslim, pekerja seni partikelir, pengelola berbagi dan silaturahmi. Pendidikan bahwa peran beberapa festival filmpelajar.com dan pemilik kritis, apresiasi dan literasi media- film di Yogyakarta mampu untuk akun twitter @tomytaslim film, serta penguatan jaringan menjadi bagian dari gerak budaya

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 25 Denyut Palu Arit dalam Pita Seluloid

Thowaf Zuharon

ampai kapan pun, di mana pun, para pengikut dunia digital android (generasi Z), denyut palu arit palu arit akan senantiasa berdenyut, sembunyi akan lebih banyak berjangkit dalam berbagai pita dalam kabut, dan kerap menebar kalut. seluloid. SBarangkali sudah titah mereka, untuk selalu menjadi ancaman yang laten. Mereka terampil menyusupkan Pelan-pelan, mereka membela para komunis sebagai Marxisme-Leninisme-Komunisme ke dalam berbagai korban. Mereka, baik dari asing maupun putra-putri piranti, tanpa diketahui para awam. Mereka terbiasa pribumi, meyakinkan muda-mudi generasi Z bahwa bergerak dalam sunyi, tapi mampu menancapkan PKI itu tidak bersalah. Lalu, mereka yang asing belati, tanpa ada yang mengerti. melantunkan pembelaaan atas kelompok palu arit Indonesia ke dalam film The Act of Killing (Jagal, 2012) Mereka selalu bisa menyusupkan ideologi Partai dan The Look of Silence (Senyap, 2014) karya Joshua Komunis Indonesia (PKI) ini dengan cara sangat Oppenheimer, serta The Year of Living Dangerously halus melalui media massa, kesenian sastra, kethoprak, (sebuah film drama romantik Australia, berkisah tonil, teater, buku-buku umum maupun pelajaran, tentang petualangan seorang wartawan Australia yang sosial media, hingga film. Inilah yang membuat para ditugaskan meliput situasi di Jakarta pada tahun 1965, pemeluk Pancasila sangat antipati dan jengah dengan tepatnya sebelum hingga saat peristiwa G30S-PKI, dan PKI. Tapi, pada era sekarang ini, pada era muda-mudi dilarang tayang pada masa orde baru). yang sudah mencampakkan kertas dan lebih memilih

26 Denyut Kewaspadaan Terhadap Palu Arit dalam Bioskop Internasional Sejak awal abad 20 hingga sekarang, dunia masih gelisah dan membahas palu arit ini terus menerus. Meskipun sebagian besar Negara berbagai komunis sudah bangkrut, tema- laporan adanya tema pembelaan maupun kecaman mata-mata Rusia komunis, masih terus mewarnai yang dengan sempurna berbagai produksi film Hollywood, menyamar sebagai warga AS film eropa, dan berbagai produsen sejak perang ideologi antar kedua film dunia lainnya. Perang dingin Negara, usai Perang Dunia II. itu masih terus berjalan, sebenarnya. Dalam film WATCHMENT Tak percaya? Rasakanlah sendiri (Amerika Serikat, 2009), Amerika dibumbui aroma pembahasan palu arit itu juga memproduksi kisah perang dengan dalam film produksi Hollywood dingin antara Amerika Serikat kewaspadaan berjudul SALT (Amerika, 2010), dengan Uni Soviet. Selain adu terhadap komunis yang bercerita tentang Evelyn Salt ideologi, kedua negara ini saling oleh sutradara (diperankan Angelina Jolie). Salt adu teknologi senjata nuklir yang Hollywood. Lihatlah adalah agen CIA unggul yang dampaknya dapat mengancam bagaimana peristiwa perang berhasil dibebaskan dari siksa keselamatan bumi. Perang ideologi dingin diberi sentuhan X-Men. penjara Negara komunis Korea AS dan Uni Soviet juga menjadi Kita dibawa masuk dalam cerita Utara. Namun, ketika kembali motivasi utama rangkaian peristiwa tentang Sebastian Shaw (Kevin pulang, Salt dituduh sebagai mata- yang menimpa kelompok superhero Bacon), sebagai dalang di balik mata dari Rusia yang sejak muda Watchmen dalam kisah ini. peperangan antara AS dan Uni ditanam di Amerika Serikat untuk Soviet. Tujuannya, menghancurkan dapat menyusup ke CIA. Salt pun Sebuah film pertarungan kehidupan umat manusia dan memulai harus lari demi membuktikan Mutant pun, berjudul X-MEN: FIRST peradaban baru kaum mutant yang bahwa tuduhan itu tidak benar. CLASS (Amerika Serikat, 2011) dianggap spesies unggul. Shaw juga Inspirasi film ini terkait dengan

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 27 bertanggung jawab atas krisis nuklir 1979 yang juga antikomunis. komunisme, melawan Korea Selatan Kuba, yakni ketika Uni Soviet Tak mau ketinggalan, Negara yang didukung Amerika Serikat mengirimkan senjata nuklirnya Jerman, tempat Karl Marx berasal, penganut demokrasi liberal. untuk ditempatkan di Kuba, sebuah juga banyak membuat tema tempat sangat strategis untuk berideologi komunis. Salah satunya Denyut palu arit juga diwaspadai menyerang wilayah AS. melalui film THE LIVES OF dalam sebuah film yang diproduksi OTHERS (Jerman, 2006). Sebuah oleh tiga Negara adidaya sekaligus Kerajaan Inggris pun tak mau film berlatar tahun 1980-an. Film berjudul CHE: PART ONE ketinggalan dengan Amerika. pemenang Oscar ini mengambil (Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, Mereka juga menyelipkan waktu ketika Jerman masih terbelah 2008). Bagian pertama dari film isu bahaya gerakan komunis dua berdasarkan ideologi, dan biografi total berdurasi empat internasional dalam narasi pita banyak warga yang melarikan diri jam lebih ini menceritakan kisah seluloid berjudul TINKER TAILOR dari kekangan pemerintah Jerman nyata Ernesto Che Guevara SOLDIER SPY (Inggris, 2011). Timur menuju Jerman Barat. (Benicio del Toro) mendukung Sebuah narasi apik masa perang Seorang agen pemerintah komunis perjuangan Fidel Castro (DemiÃn dingin tahun 1970-an. Dalam film Jerman Timur, Gerd Wiesler, Bichir) dalam memimpin gerakan ini, tokoh utama George Smiley diperintahkan untuk mengawasi dan revolusi bersenjata menurunkan (Gary Oldman) ditugaskan untuk mencatat segala kegiatan seniman kediktatoran pro-AS di Kuba tahun menyelidiki adanya mata-mata dan teater bernama George Dreyman 1959. Sesuai catatan sejarah, setelah pembelot untuk Uni Soviet di dalam (Sebastian Koch). George dicurigai keberhasilan revolusi ini, beberapa badan intelijen rahasia Inggris, MI6. telah membelot ke Jerman Barat tahun kemudian, Castro sebagai Persoalan ini semakin rumit, karena yang liberal. Namun, menyadari pemimpin Kuba membentuk partai diyakini, orang tersebut adalah salah niat tak murni dari perintah komunis, dan sampai sekarang satu dari empat pejabat tertinggi di ini, lambat laun, Wiesler malah partai ini masih berkuasa secara MI6. bersimpati, bahkan melibatkan diri tunggal di negara kawasan Karibia secara tersembunyi ke kehidupan itu. Sedangkan Perancis, membuat Dreyman untuk menyelamatkannya. propaganda dengan film bertema Berbagai contoh film di atas, komunis berjudul PERSEPOLIS Selain Negara adidaya, Negara hanyalah beberapa contoh dari (PERANCIS, 2007). Sebuah Asia yang sedang menggeliat banyak film beraroma komunisme kisah tentang Marjane Sartrapi berjuluk Korea Selatan, juga yang meledak di Box Office dunia. (diperankan Chiara Mastroianni) di membuat film bertema komunis Sebenarnya, masih banyak sekali Iran yang memiliki latar belakang berjudul TAEGUKGI: THE jumlah film beraroma komunisme, keluarga penganut komunisme. BROTHERHOOD OF WAR hingga tak bisa disebutkan dengan Kakeknya yang komunis (Korea Selatan, 2004). Film fiksi jari. Belum lama ini, Hollywood dan berdarah ningrat pernah tentang dua bersaudara di tengah juga memproduksi film beraroma dipenjarakan oleh rezim Shah (raja), kecamuk perang ini dilatarbelakangi komunisme juga berjudul Bridge pemerintahan tiran yang didukung Perang Korea tahun 1950-an. Pada of Spies pada 2015. Sebuah film negara-negara Barat. Paman yang satu titik, kedua bersaudara ini bergenre biodrama thriller yang dikagumi Marjane, Anouche, adalah (diperankan Jang Dong-gun dan disutradarai oleh Steven lulusan Uni Soviet dan motor Won Bin) harus saling berhadapan, Spielberg berdasarkan skenario gerakan komunis di Iran melawan karena berada di pihak yang karya Matt Charman dan Ethan pemerintahan Shah. Namun, ketika berlawanan. Perang ini sendiri Coen & Joel Coen. Bridge of Shah berhasil lengser, Anouche dipicu oleh perbedaan ideologi: Spies berlatar tragedi 1960 tentang dieksekusi oleh pemerintahan yang Korea Utara yang didukung tragedi pilot U-2 yang tertembak terbentuk setelah Revolusi Islam Uni Soviet dan Cina penganut jatuh di kawasan Uni Soviet. Lalu,

28 pengacara asal Brooklyn, James B. Para sutradara kiri itu, menurut ingatan beberapa orang Indonesia Donovan (Tom Hanks), dilibatkan Said, antara lain Bachtiar Siagian sezamannya yang masih hidup. pada peristiwa perang dingin ketika (Lekra), Basuki Effendi (Lekra), Pasca-peristiwa G30S, tentara dia menerima misi menegosiasi Tan Sing Hwat (Sarekat Buruh Film membumihanguskan karya- pembebasan atas Francis Gary dan Sandiwara/Sarbufis), Waldemar karyanya, bersama film-film bikinan Powers, pilot U-2 yang tertembak Caerel Hunter/S. Waldy (Sarbufis), seniman Lekra lainnya. di Uni Soviet. Ahmadi Hamid (Lekra), Amir Jusup (Lembaga Kebudayaan Nasional/ Pada saat meletus Gerakan 30 S/ LKN), Kotot Sukardi (Lekra), PKI, Bachtiar ditangkap, karena Denyut Palu Arit pada Bambang Hermanto (Panitia waktu itu ia menjabat sebagai Masa Orde Lama Penggayangan Film Imperialis Ketua Indonesia Film Institution Geliat film beraroma komunisme Amerika Serikat/PAPFIAS), Agus di Lembaga Kebudayaan Rakyat juga marak di Indonesia sejak masa Muljono (PAPFIAS), Sunjoto (Lekra). Sebuah lembaga yang presiden Soekarno. Pada sekitar Adi Broto (LKN), dan Ruslizar terkait erat dengan Partai Komunis tahun 1957, ketika kondisi politik (Lembaga Seni Budaya Indonesia/ Indonesia. Akibatnya, ia sempat di Indonesia didominasi golongan LESBI). mendekam lama di Pulau Buru, dan komunis PKI (disebut golongan baru bebas 1977. kiri), golongan kiri menguasai Budiarto Danujaya menguatkan dunia perfilman kala itu. Mereka pendapat Salim Said pada 1992 Karya film kiri Bachtiar tak mendirikan Sarikat Buruh Film dan melalui artikelnya berjudul “Hari- bisa lagi dilihat dalam lusinan Sandiwara (Sarfubis), meskipun Hari yang Paling Riuh” di buku gulungan seluloid, karena telah kelompok ini melempem di pasaran. Layar Perak 90 Tahun Bioskop dihancurkan. Tapi, ternyata, Meskipun, pada tahun 1964, saat di Indonesia (1992: 66-84). Di Sinematek masih menyimpan pertama kalinya diadakan Festival akhir tulisannya ia menyimpulkan, satu atau dua judul, dengan Film Asia Afrika (FFAA) di Jakarta, “periode 1962-1965 sungguh masa- kondisi yang sudah compang- Golongan kiri yang menguasai masa yang berat bagi dunia film dan camping. Memang, Jumlah film seluruh kepanitiaan FFAA bioskop kita. Bangunan film rusak yang dihasilkan orang Lekra mencetuskan berdirinya PAPFIAS secara menyeluruh.” Bagi Budiarto, terbilang sedikit. Namun, beberapa (Panitia Aksi Pemboikotan Film Lekra bukanlah orang-orang yang skenario film Bachtiar, termasuk Imperialis Amerika). bersungguh-sungguh memajukan Corak Dunia, masih tersimpan dunia bioskop dan film. Lekra cuma di perpustakaan Sinematek. Jika Dari pusat per-film-an Sinematek, ingin mempolitisir dunia bisnis Anda berkesempatan melancong ke tercatat, sebagaimana dirautkan hiburan ini untuk memperluas Vietnam, Korea Utara, RRC, Rusia, Salim Said di jurnal Prisma (1978: kepentingannya dalam bidang atau negeri-negeri bekas Blok Timur 80-89), pernah diterbitkan daftar kebudayaan (Danujaya, 1992: 68). lainnya yang dulu turut serta dalam karya sutradara kiri. Dari 1957- PARFIAS sendiri juga tak mampu Festival Film Asia-Afrika (1964), 1965, saat PKI mendominasi menggangkat perfilman Indonesia, mungkin masih ada karya Film kiri pemerintahan Indonesia, sehingga kondisi bioskop pada masa Bachtiar berjudul Corak Dunia, ternyata hanya ada 26 film yang orde lama itu sepi pengunjung. Turang, Piso Surit, Daerah Hilang, diproduksi oleh para sutradara kiri dan banyak lagi yang lainnya. yang tergabung dalam LEKRA. Dalam agenda propaganda film kiri Bahkan, Said menyimpulkan Lekra tersebut, Bachtiar Siagian Dari berbagai film yang dihasilkan dengan nyinyir : film-film buatan adalah pelopornya. Ia adalah sineas beraliran kiri pada periode Lekra tak ada yang layak diwarisi sutradara Indonesia dan seniman 1950-1965, tinggal ada dua film untuk “memperkaya khasanah Lekra yang paling misterius. yang tersisa di Sinematek. Dua keanekaragaman corak film Karyanya sebagai sutradara film, film peninggalan Sineas Komunis Indonesia” (Said, 1978: 88). barangkali tinggal kepingan Indonesia yang masih tersisa adalah

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 29 “Apalagi, setelah banyak orang tahu, dalam sejarah Sinema Indonesia, hanya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang memberi penghargaan Satya Lencana Kebudayaan bidang Sinema kepada tokoh Sineas pendiri Lekra berideologi komunis bernama Kotot Sukardi.”

Si Pintjang, karya Kotot Sukardi Violetta. Namun, Violetta akhirnya Dalam film Violetta, agaknya, pada 1951. Yang kedua adalah terbunuh oleh peluru Kopral Bachtiar menyusupkan konsep film Violetta, film yang ditulis dan Herman. realisme sosialis dalam film Violetta disutradarai Bachtiar Siagian pada melalui penggambaran tentara 1962. Jika ditelisik, Bachtiar Siagian sebagai seorang pekerja. Kopral belajar sinema lewat buku Vsevolod Herman adalah seorang yang Dari dua film itu, hanya Violetta Pudovkin—seorang sutradara Rusia tambun, kadang bodoh, genit, yang masih bisa ditonton—itupun yang paling berpengaruh terhadap dan mengaku suka menyabung terpotong lima sampai sepuluh teori montase, selain Lev Kuleshov ayam. Bukan sosok tentara yang menit pada beberapa bagian yang dan Sergei Eisenstein. Latar gagah, nasionalis, dan pandai rusak. Si Pintjang kondisinya belakang ini membuat Violetta dalam bersenjata. Tentara, dalam sudah terlampau buruk, bahkan mirip film Pudovkin yang berjudul Violetta, tidak diidealisasi sebagai untuk direstorasi. Dua-duanya Mother, yang diinspirasi oleh novel fitur otoritas. Bukan tidak mungkin, hingga kini masih tersimpan di berjudul sama karya Maxim Gorky ejekan yang dilontarkan tokoh- Sinematek Indonesia, lembaga (novelis komunis dari Rusia). tokoh lain kepada Kopral Herman arsip film bentukan Misbach Yusa dalam film ini, dimaksudkan sebagai Biran—seorang penentang komunis Dalam film ini, ada karakter sebuah satir yang subversif kepada yang keras. Pada April 2013 lalu, tentara yang tidak antagonistik. tentara. Kementerian Pendidikan dan Kopral Herman adalah seorang Kebudayaan beserta Sinematek yang diceritakan dekat dengan Bagaimanapun, Film Violetta Indonesia melakukan digitalisasi rakyat. Ia memberi permen pada adalah salah satu karya Film tokoh 29 film Indonesia yang dianggap anak-anak sekitar. Ia juga suka komunis Lekra yang bisa kita lihat. klasik—salah satunya Violetta. membantu, sehingga kadang Saat itu, dengan semboyan politik penduduk setempat memberinya adalah panglima, Lekra membuat Kisah Violetta berkutat pada hasil ternak atau kebunnya. Sampai lembaga kreatif yang menangani Indraningsih (diperankan oleh Fifi dengan akhir film, Kopral Herman film, yakni Lembaga Film Indonesia Young), seorang kepala sekolah tetap muncul sebagai seorang yang (LFI) pada Maret 1959. Di Kongres khusus wanita, dan Violetta (Rima simpatik, meski ia menembak I Lekra di Solo, Bachtiar Siagian dan Melati), anaknya, dan Kopral penduduk sipil tak bersenjata tanpa Kotot Sukardi terpilih sebagai ketua Herman yang berpacaran dengan ada konsekuensi hukuman apapun. dan wakil ketua LFI.

30 “Apalagi, setelah banyak orang tahu, dalam sejarah Sinema Indonesia, hanya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang memberi penghargaan Satya Lencana Kebudayaan bidang Sinema kepada tokoh Sineas pendiri Lekra berideologi komunis bernama Kotot Sukardi.”

Selain Violetta, Film Si Pintjang anak terlantar itu. Perlawanan Kepada Film Kiri karya Kotot Sukardi tak kalah Saat itu, Lekra sudah memiliki Berbagai gerakan komunisme menarik diperbincangkan. Karena kesadaran penuh, bahwa Film dalam film di masa orde lama, Kotot adalah sutradara LEKRA adalah piranti yang efektif dalam telah memicu perlawanan dari sekaligus pegawai Kementrian menyebarkan ideologi. Bagi Lekra, kalangan Sineas Anti Komunis. Penerangan yang membuat “Si karya Film bisa dijadikan Prolekult Misalnya, dan usaha memikat hati rakyat Pincang” (1952). Film Si Pincang membuat film berjudul Operasi X. dengan cara halus tersembunyi. Para adalah film perjuangan juga yang seniman dan Sineas LEKRA dengan Isinya menuturkan tugas rahasia dinilai sarat dengan ideologi sadar memilih tema-tema yang seorang anggota RPKAD yang Marxisme-Leninisme melalui film dengan penuh sentimentalitas dan diselundupkan ke sarang gerakan dan diikutkan dalam Festival Film mendramatisir hidup dan suka-duka bawah tanah PKI untuk bisa Internasional di Karlovy-Vary kaum gembel, menjadi “pahlawan- membongkar jaringan mereka. (Cekoslovakia) tahun 1952. pahlawan” kaum proletar/komunis, RPKAD, cikal bakal Kopassus, sambil dengan bersemangat adalah adalah Resimen Para Film Si Pintjang adalah sebuah menyanyikan lagu Internasionale. Komando Angkatan Darat. Ketika kisah tentang tokoh Giman yang di bawah kendali Sarwo Edhi pincang sejak lahir di Yogyakarta. Bagi Lekra, film tak hanya Wibowo (mertua Presiden SBY), Sebenarnya, ia anak keluarga petani soal bagaimana membuat, RPKAD berperan besar dalam yang tergolong cukup. Tapi, perang mendistribusikan, dan menonton penumpasan PKI. memporak-porandakan keluarganya. di bioskop. Sutradara kiri macam Dalam suatu serangan udara pada Tan Sing Hwat sadar, sejak Ptolemy Dalam situasi seperti ini, jaman penjajahan Belanda, nenek pada 130 M mendiskusikan soal sutradara membikin Giman meninggal dunia. Si Pincang bayang-bayang dan optik untuk kali film antikomunis berjudul terlunta-lunta, tapi tetap berdikari pertama, film dipakai sebagai alat Sembilan. Film Sembilan hendak dalam mencari sesuap nasi. Di kota pengetahuan dan pendidikan. Film menggambarkan perlawanan Yogya, ia hidup bersama pengemis menjadi produk kebudayaan, karena terhadap serangan bajak laut dari dan pencopet cilik. Persatuan itu posisinya sangat politis. “Yang luar. Perlawanan itu dilakukan mengikat anak-anak “gelandangan” memisahkan film dari politik hanya bersama-sama oleh sembilan suku. itu. Ternyata, ayah dan abang pikiran pedagang,” kata sutradara Film ini hendak menunjukkan Giman masih hidup. Mereka Komunis Indonesia Tan Sing Hwat bagaimana komunisme bekerja menemukan Giman di asrama anak- (HR, 2 Sept 1964).

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 31 sembari menyelaraskannya dengan Denyut Palu Arit pasca yang diambil dari karya Novel anjuran Presiden Soekarno. Reformasi Abidah El Khaleqy. Film tersebut Sayangnya, kata Misbach, setelah Setelah Orde Baru lengser, denyut mengisahkan kebobrokan pesantren jadi film, penonton tidak bisa palu arit dalam pita seluloid dan Kyainya. Pesantren dan Kyainya merasa bahwa gambaran dalam film menguat lagi. Upaya untuk dicitrakan kotor, sumber penyakit, itu adalah sama dengan anjuran membela para komunis melalui sangat bengis, mudah main pukul, Presiden Soekarno. Orang lebih Film pada era reformasi sekarang mengekang perempuan, mengekang banyak mengagumi tata warnanya ini, salah satunya terlihat melalui hak berpendapat, menempatkan serta aneka warna busana yang Film Lastri karya perempuan pada martabat yang direncanakan oleh Teguh Karya. yang menuai protes dari sejumlah rendah, dan suka main bakar buku- Tidak mengherankan lantaran masyarakat Surakarta pada 2008, buku komunisme. Sembilan adalah film Indonesia saat di lokasi syuting. Menurut pertama yang berwarna—tidak lagi masyarakat Surakarta, Film Lastri Hanung juga pernah membuat film hitam putih. menyebarkan paham komunisme, yang sangat kental bau komunisnya, karena tokoh Lastri adalah bagian berjudul Lentera Merah. Walau Perlawanan terhadap propaganda dari Gerwani. ini film horor, tapi latar belakang PKI dalam Film mengalami puncak ceritanya yakni peristiwa tahun pada Film berjudul Pengkhianatan Film Lastri ini mengangkat tema 1960-an. Dikisahkan dalam film, G30 S/PKI yang mengisahkan percintaan antara Lastri dan Lentera Merah adalah majalah tentang peristiwa pada malam 30 Ronggo, muda-mudi yang aktif di kampus Universitas Nasional Indonesia (UNI) yang selalu kritis September dan pagi 1 Oktober organisasi under bow PKI. Cinta terhadap kondisi bangsa dan 1965 di Jakarta. Film ini adalah mereka tak berakhir di pelaminan, karena mereka menjadi buronan pemerintahan. Saat itu, tim redaksi dokudrama tahun 1984 yang pemerintah. Setelah mengira angkatan 49 yang dipimping Iqbal disutradarai dan ditulis oleh Ronggo telah tertangkap dan sedang mencari anggota baru. Arifin C. Noer. Sebuah film yang dibunuh, Lastri menikah dengan Lalu seorang mahasiswi bernama diproduseri oleh G. Dwipayana, dan seorang perwira TNI. Ditambah Risa mengikuti audisi tersebut dan dibintangi Amoroso Katamsi, Umar lagi, judul film Lastri sebagai tokoh penampilannya langsung menarik Kayam, dan Syubah Asa. perempuan di film ini ditulis dengan perhatian Iqbal. Tapi, ternyata, Risa tatanan huruf Last RI (berakhirnya adalah seorang mahasiswi tahun Film yang diproduksi selama dua Republik Indonesia). Ini semakin 1965 yang tewas dikurung karena tahun dengan anggaran sebesar 800 menambah kecurigaan masyarakat dianggap komunis. juta rupiah itu, menggambarkan bahwa film ini memang mengusung masa menjelang kudeta dan komunisme. Denyut komunisme juga digarap beberapa hari setelah peristiwa oleh duet maut Mira Lesmana tersebut. Dalam kala kekacauan Selain Eros Djarot, Film-film dan dalam Film berjudul Gie. Film ini bercerita tentang Soe ekonomi, enam jenderal diculik beraroma komunis banyak lahir Hok Gie, mahasiswa Universitas dan dibunuh oleh PKI. Film ini dari Hanung Bramantyo. Konon, karena kagum dengan Komunisme, Indonesia yang lebih dikenal sebagai adalah film dalam negeri pertama pernah ringtone hand phone Hanung aktivis dan pecinta alam. Masa yang dirilis secara komersial bernada lagu khas Gerwani PKI, remaja dan kuliah Gie dijalani di dan menampilkan peristiwa Genjer-Genjer. bawah rezim pelopor kemerdekaan 1965 tersebut. Penumpasan Indonesia Bung Karno, yang Pengkhianatan G 30 S PKI meraih Salah satu Film Hanung yang ditandai dengan konflik antara sukses secara komersial maupun beraroma komunis adalah militer dengan PKI. Gie dan teman- kritis. Perempuan Berkalung Sorban temannya bersikeras bahwa mereka

32 tidak memihak golongan manapun. Pakusadewo), orang Indonesia yang jadi tahanan politik, Hersri tak Denyut Palu Arit paling kuat kini bermukim di Praha, Republik pernah berniat kabur. Pilihan yang tergambar dalam Film Sang Penari Ceko. Keduanya dikaitkan oleh ia tetapkan untuk dirinya adalah yang dibesut Ifa Isfansyah. Film sosok Sulastri (Widyawati), ibu dibebaskan atau mati dipenjara yang diangkat dari Trilogi Ronggeng Laras yang juga dahulu pernah - dengan tetap merawat harapan Dukuh Paruk ini mengisahkan dicintai Jaya. Laras mencari sosok untuk pulang. cerita cinta tragis yang terjadi Jaya, demi mengantarkan sebuah Gayung bersambut, tahun 1977- di sebuah desa miskin, bernama kotak dan sepucuk surat yang 1979, tahanan Buru dibebaskan. Dukuh Paruk. Tokoh utamanya, ditulis Sulastri untuk Jaya, setelah Dalam film tersebut, diceritakan yaitu Srintil, adalah seorang penari Sulastri meninggal. Sosok Sulastri interaksi antara warga lokal, ronggeng dengan Rasus yang dalam Film ini, agak mirip dengan pendatang dan juga para tahanan berprofesi sebagai tentara yang sosok Lastri anggota Gerwani yang politik. Di ujung film, tampak berlatar belakang peristiwa 1965. digambarkan oleh Eros Djarot. Hersri bicara di depan warga Pulau Dalam film, warga desa tersebut Buru. Di situ, ia juga ‘menggugat’ kemudian bergabung dengan partai Selain Film Bioskop yang sarat Pemerintahan yang saat ini komunis, setelah diyakini akan dengan semangat Marxis-Leninis, dipimpin Presiden Joko Widodo: terbebas dari kelaparan, kemiskinan, seorang sutradara Erik Wirawan “Apakah pernah bicara soal kawan- dan penindasan para tuan tanah juga membuat film pendek tentang kawan?” yang serakah. Begitu juga Srintil tokoh komunis Internasional dari yang akhirnya sering diminta Indonesia bernama Tan Malaka. Bagaimanapun, denyut palu arit partai komunis untuk mengisi Film ini, meskipun hanya berdurasi dalam pita seluloid terus menguat acara kesenian rakyat agar bisa pendek, menggambarkan gelora pasca reformasi ini. Tentunya, menarik massa. Ketika berlangsung perlawanan Tan Malaka dalam ini akan menimbulkan reaksi G 30S-PKI 1965, Srintil dan menghidupkan Marxisme di keras dari para kelompok Anti warga Dukuh Paruk lainnya ikut Indonesia. Komunis untuk membuat Film ditangkap, karena dianggap ada anti palu arit. Apalagi, setelah keterlibatan dengan komunis. Film pendek lain yang beraroma banyak orang tahu, dalam sejarah Lekra juga bisa kita lihat dalam Film Sinema Indonesia, hanya Presiden Sedangkan geliat Palu Arit dalam Pulau Buru Tanah Air Beta yang Republik Indonesia Joko Widodo Film bertema kaum Eksil komunis dibesut Sutradara Rahung Nasution. yang memberi penghargaan Satya di Eropa, terasa dalam film drama Film “Pulau Buru Tanah Air Beta” Lencana Kebudayaan bidang “Surat Dari Praha”. Film ini karya sutradara Rahung Nasution Sinema kepada tokoh Sineas pendiri menceritakan sebuah percintaan ini bercerita soal bekas tahanan Lekra berideologi komunis bernama yang terjadi di Praha. Ada seorang politik (tapol) Pulau Buru. Cerita Kotot Sukardi. Bagaimana menurut tokoh tahanan politik yang berpusat pada seorang sastrawan pendapat anda sebagai Dirjen diasingkan akibat terkena sebuah anggota LEKRA (Lembaga Kebudayaan, kawan Hilmar Farid? kasus Partai Komunis Indonesia Kebudayaan Rakyat) bernama pada tahun 1965. Tokoh itu tidak Hersri Setiawan yang bernostalgia dapat kembali pulang ke Indonesia, kisahnya hidup di Pulau Buru Dan dia juga harus menetap di sebagai tapol. Praha Thowaf Zuharon, penulis adalah Penyuka Film dan Penulis Buku Ia adalah sastrawan yang saat itu Ayat-Ayat yang Disembelih Cerita Surat Dari Praha berfokus karyanya tak diakui pemerintah. pada seorang wanita muda Di sepanjang film, kita juga akan bernama Laras (Julie Estelle) sekaligus menikmati puisi-puisi dengan pria paruh baya, Jaya (Tio karya Hersri. Di Pulau Buru, selama

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 33 Ketika “Bangkong” Menyingkirkan Krugers

Fandy Hutari

barat buku dan musik, film terkadang dianggap Sebelumnya, ada pula pelarangan pemutaran film membawa pengaruh buruk bagi si penonton. Senyap karya Joshua Oppenheimer pada akhir 2014 Karena berbagai alasan, film terkadang dilarang dan dan 2015. Padahal, film tersebut masuk nominasi Idiboikot oleh pemerintah atau sebagian masyarakat Piala Oscar 2016. Film itu mengisahkan pembantaian yang kontra. massal 1965. Karya Joshua yang lain, yakni Jagal, juga pernah mengundang kontroversi di tanah air. Pada pertengahan Maret 2016 lalu, BBC (British Broadcasting Corporation) melaporkan film Jika kita mencatat, di belakang film-film itu, kasusnya dokumenter Pulau Buru Tanah Air Beta yang akan sangat banyak yang serupa. Pada 2011, Tanda diputar di Goethe Institute, Jakarta, dibatalkan oleh Tanya karya Hanung Bramantyo dianggap sesat dan pihak kepolisian, karena ada ancaman dari sebuah diharamkan oleh sebuah ormas. Lalu, ada pula yang ormas. Namun, acara tetap berlangsung, berpindah ke dicekal pemerintah, terutama film yang bertema Gedung Komnas HAM. sejarah. Tempo mencatat, setidaknya ada tujuh film sejarah yang dilarang edar di Indonesia, antara lain Pulau Buru Tanah Air Beta karya Rahung Nasution Romusha (1972), Pagar Kawat Berduri (1961), Max mengisahkan dua tahanan politik yang pernah dibuang Havelaar (1976), Petualangan-Petualangan (1978), di Pulau Buru, Harsri Setiawan dan Tedjabayu Merdeka 17805 (2001), Balibo (2009), dan The Act of Sudhjojono. Mereka kembali ke pulau itu pada 1969 Killing (2012). hingga 1978. Selain dilarang pemerintah dan ormas, film pun kerap Selain di Jakarta, film itu pun dilarang diputar di dianggap melanggar kultur masyarakat. Akibatnya, Yogyakarta pada Mei 2016 lalu. Pelarangan pemutaran masyarakat marah. Hal ini pernah menimpa seorang yang bersamaan dengan peringatan Hari Kebebasan sineas Indo-Jerman, G. Krugers pada 1930. Film Pers Internasional tersebut bahkan didukung oleh buatan Krugers yang dianggap meresahkan itu berjudul gubernur D.I. Yogyakarta, Sultan Hamengkubuwono Karnadi Anemer Bangkong. X, karena alasan ancaman ormas dan keamanan.

34 Diangkat dari Novel sebagai seorang yang memiliki sebagai Raden Sumtarna, Karnadi Film Karnadi Anemer Bangkong tampang buruk rupa, memiliki tiga mempersunting Eulis. diangkat dari sebuah novel Sunda anak, dan hidup miskin. Sehari-hari yang laris pada akhir 1920-an. ia bekerja sebagai penangkap katak Akhirnya, kelicikan Karnadi Novel tersebut berjudul Rasiah (bangkong). Namun, ia memiliki terbongkar. Istrinya sakit parah, dan nu Goreng Patut (Karnadi Anemer hasrat untuk menikah lagi. Suatu dua anaknya meninggal dunia. Eulis Bangkong). Novel itu kali pertama hari, ia bertemu Eulis Awang, yang pun murka setelah mengetahui akal terbit pada 1928 oleh Penerbit jelita dan kaya raya. Ia mengutus bulus Karnadi. Kisah ini berakhir Dachlan Bekti, Bandung. Tahun sahabatnya, Marjum, untuk tragis. Karnadi mati bunuh diri di 1960-an, novel yang beberapa kali mengatur siasat buruk. Sungai Citarum. cetak ulang itu diterbitkan oleh Pengarang novel ini adalah Joehana Kiwari, Bandung, hingga 1986. Karnadi memerintahkan Marjum untuk mengabari istrinya bahwa ia dan Soekria. Soekria sama sekali tak Kiblat lalu menerbitkannya kembali bisa ditelusuri profilnya. Sastrawan pada 2013 lalu. kecelakaan dan harus dirawat inap di rumah sakit. Ia juga meminjam Ajip Rosidi pernah menyinggung, Tokoh utama novel ini adalah baju Raden Sumtarna, seorang bahasa dalam novel itu berasal dari Karnadi. Karnadi digambarkan yang kaya raya. Dengan menyamar Joehana. Jika Soekria hanya ada di novel itu, maka ia mengatakan

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 35 bahwa nama itu hanya sebuah unsur Menurut JB Kristanto dalam sukses dan menghasilkan uang inti alur. Soekria awalnya diungkap Katalog Film Indonesia 1926-2005, yang lumayan, seperti film Loetoeng untuk menyebut nama putra Eulis Loetoeng Kasaroeng adalah film cerita Kasaroeng. Bahkan, JB Kristanto Acih di Tjarios Eulis Atjih. pertama yang dibuat di Indonesia. mencatat, film ini diekspor ke Film ini melibatkan Bupati Singapura. Namun, Joehana cukup terkenal Bandung, Wiranatakusumah V, dan di Tatar Sunda. Joehana memiliki anak-anaknya ikut bermain di sana. Dua kali meraih sukses, Krugers nama asli Akhmad Bassah. Ia aktif Film ini termasuk sukses menyedot mengadakan persiapan film menulis karya-karya berbahasa penonton dari kalangan pribumi, ketiganya. Entah mengapa, film Sunda sejak 1923. Ia juga dikenal dan diputar di bioskop Bandung ketiganya ini mengisahkan cerita sebagai penerjemah, penulis drama, selama satu minggu (31 Desember dari Jawa Tengah. Judulnya, dan wartawan produktif saat itu. 1926-6 Januari 1927). Roro Mendut dan Prono Tjitro. Namun, Misbach mengatakan, Joehana wafat setelah membantu Pemutaran yang lama ini dianggap kabar soal kelanjutan film ini mengatur penampilan teater sebagian orang karena Krugers sumir. Kemungkinan besar, adaptasi novelnya, Kalepatan Putra adalah ipar raja bioskop di Bandung, gagal dilaksanakan. Setelah itu, Dosana Ibu Rama di Tasikmalaya. F.F.A. Buse, yang punya bioskop Heuveldorp dan Krugers jalan Informasi soal tanggal wafatnya Oriental dan Elita. Menurut Haris sendiri-sendiri. Pecah kongsi. Tak masih kontroversial. Namun, Jauhari dalam artikelnya Layar ada penjelasan lebih jauh soal budayawan Jakob Sumardjo Membentang (1900-1942) di buku “perceraian” mereka. menyinggung, ia wafat pada masa Layar Perak; 90 Tahun Bioskop pendudukan Jepang, di usia 35 di Indonesia, Buse mempunyai Krugers lantas membuat perusahaan tahun. sembilan bioskop pada 1936. film yang baru bernama Krugers- Filmbedrijf. Sedangkan Heuveldorp Semasa hidupnya, ia sangat Meski demikian, reputasi Krugers tak terdengar lagi kabarnya. Seolah produktif. Selain novel Karnadi memang patut diacungi jempol. Ia ingin mengulang sukses di dua Anemer Bangkong, Joehana bisa mengemas dengan baik legenda film sebelumnya, Krugers pun menulis, di antaranya Bambang yang hidup di Pasundan, kemudian mengadaptasi kisah-kisah dari tatar Hendrasaputra, Tjarios Agan Permas, diadaptasi ke dalam sebuah film. Sunda. Armijn Pane dalam Produksi Goenoeng Gelenyoe, dan Kalepatan Setelah percobaan ini, Krugers Film Tjerita di Indonesia menyebut, Poetra Dosana Iboe Rama. tak lepas dari kisah-kisah di tanah Krugers membuat peralatan Sunda untuk film berikutnya. sendiri. Studio filmnya sederhana sekali, yaitu sebuah bedeng dan Sukses ke Jatuh Filmnya yang kedua berjudul Euis peralatannya tergantung pada Atjih. Film yang tayang pada 1927 Film Loetoeng Kasaroeng sukses cahaya matahari. itu terpaksa harus mendapatkan dibuat pada 1926. Dalam Profil injeksi dana dari luar, karena hasil Krugers lalu memproduksi Atma de Dunia Film Indonesia, Salim dari film Loetoeng Kasaroeng belum Visscher (1931) dan Karnadi Anemer Said menulis, Loetoeng Kasaroeng memadai. Euis Atjih sendiri adalah Bangkong (1930). Krugers berusaha dibuat oleh perusahaan Java Film drama rumah tangga modern mengeksplorasi segi etnografis dalam Company, yang melibatkan seorang berdasarkan novel karya sastrawan film-filmnya. Ia ingin menangkap Belanda L. Heuveldorp dan seorang Sunda yang tenar kala itu, Joehana. kesuksesan Loetoeng Kasaroeng dan Indo-Jerman Georg Eduard Albert Euis Atjih. Disebutkan Misbach, Krugers (sering ditulis G. Krugers). Pada Agustus 1927, film ini diputar Krugers pun ingin meraup Misbach Yusa Biran dalam Sejarah perdana di Bandung. Lalu, main penonton Eropa dan agar bisa Film 1900-1950, Bikin Film di Jawa di Orient Theater, Surabaya, pada dipasarkan di luar Hindia Belanda, menyebut, Kruger lahir di Hong 8 hingga 12 September 1927. JB seperti Euis Atjih yang diekspor ke Kong. Kristanto mencatat, film ini cukup Singapura. 36 Namun, usahanya itu ternyata gagal Setelah membuat Atma de Vischer, film bertema sejarah yang masih total. Usahanya menarik minat Krugers ikut perusahaan Tan’s bisa diperdebatkan dengan data- penonton Eropa, dan ambisinya Film. Ia kemudian diminta untuk data masa lalu, film yang sudah agar bisa diekspor menemui jalan menangani sinematografi film Njai melanggar batasan-batasan kearifan buntu. Bahkan, filmnya kurang Dasima (1932) dan menyutradarai lokal masyarakat, tampaknya sulit diminati penonton Tionghoa dan Huwen op Bevel (Terpaksa Menikah) untuk dimaafkan. pribumi. Filmnya, Karnadi Anemer (1932). Bangkong yang diadptasi dari novel karya Joehana, malah menimbulkan Namun, film ini gagal secara amarah penonton pribumi. Kisah komersil. Setelah itu, bisnis bioskop komedi dari novel Sunda yang laris mulai dikuasai orang Tionghoa. itu dianggap melecehkan kaum Menurut Haris Jauhari, orang Fandy Hutari, penulis lepas. pribumi. Tionghoa yang sebelumnya hanya Menulis esai, cerpen, dan buku. Bukunya yang bertindak sebagai pengusaha sudah terbit, Sandiwara dan Perang (2009 dan 2015), Ingatan Dodol (2010), Hiburan Masa Lalu Misbach mengatakan, pengolahan bioskop dan importir film, terjun dan Tradisi Lokal (2011), dan Manusia dalam Gelas dalam film membuat jengkel langsung ke bisnis pembuatan film Plastik (2012). Menulis esai dan cerpen di berbagai penonton pribumi. Menurut setelah melihat keberhasilan film- media massa. Mengasuh blog fandyhutari.com. sutradara Joshua Wong, di dalam film Tiongkok di pasaran. Menurut film itu diperlihatkan adegan Armijn Pane, orang Tionghoa pemain pribumi sedang memakan mulai merambah ke bisnis film katak. Penonton pribumi merasa setelah melihat keberhasilan orang direndahkan. Misbach mengutip Tionghoa yang bermain di film kesaksian seorang penonton Naik djadi Dewa. Mereka lantas Daftar Referensi di bioskop Orient Bandung, tergerak untuk memproduksi film Biran, Misbach Yusa. 2009. Sejarah Film yang menyebutkan bahwa film sendiri. Dan, terbukti, orang- 1900-1950; Bikin Film di Jawa. Jakarta: itu konyol, memalukan, dan orang Tionghoa ini mampu Komunitas Bambu. merupakan penghinaan terhadap mengembangkan industri film dan Cipta Adi Pustaka. 1989. Ensiklopedia bangsa orang Sunda. membuatnya menjadi bisnis yang Nasional Indonesia Volume 7. Jakarta: Cipta menguntungkan. Adi Pustaka. Bagi masyarakat Sunda yang mayoritas memeluk Islam, Krugers kecewa pada kegagalannya. Jauhari, Haris (ed.). 1992. Layar Perak; mengkonsumsi katak juga haram. Ia kemudian meninggalkan Hindia 90 Tahun Bioskop di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dari sini, terlihat bahwa Krugers Belanda pada 1936. Lantas hijrah ke kurang memahami budaya lokal dan Hong Kong. Di sana, ia mengalami Joehana dan Soekria. 2013. Rasiah nu kepercayaan masyarakat pribumi gangguan mental, dan meninggal Goreng Patut (Karnadi Anemer Bangkong). yang hendak diangkat ke dalam dunia pada 1937. Bandung: Kiblat. film. Keuntungan dari segi komersil Kristanto, JB. 2005. Katalog Film Indonesia 1926-2005. Jakarta: Penerbit Nalar. Menurut Misbach, film ini adalah memang diidam-idamkan oleh para film bersuara pertama di Hindia pembuat film. Sebab, memproduksi Pane, Armijn. 1953. Produksi Film Tjerita Belanda. Film suara sendiri sebuah film membutuhkan di Indonesia; Perkembangannja sebagai Alat baru muncul di Surabaya pada modal yang berlimpah. Banyak Masjarakat. Djakarta: Badan Musjawarat akhir 1929, diputar di Princesse yang menderita kegagalan, Kebudajaan Nasional. Schouwborg berjudul Fox Follies. karena filmnya tak diterima Said, Salim. 1982. Profil Dunia Film Kualitas suara film Karnadi masyarakat. Penyebabnya, film Indonesia. Jakarta: Grafiti Pers. Anemer Bangkong masih buruk dan itu melanggar tatanan norma kurang memiliki kualitas teknis. etnis dan agama tertentu. Kecuali

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 37 From Jogja With Film

Triyanto “Genthong” Hapsoro

engkel Teater. Mungkin tidak banyak yang hingga era Hanung Bramantyo, Fajar Nugros, Ifa menulis nama ini untuk mengawali tulisan Isfansyah, Eddie Cahyono, Yoseph Angginoen, BW tentang film. Namun, ketika kita bicara tentang Purbanegara, Wregas Bhanuteja dan lainnya. Bperkembangan film di Jogja maka nama ini tak akan bisa dihapus atau diacuhkan. Beberapa tokoh film Kata orang, Jogja adalah kota kreatif. Banyak kreator lahir dari Bengkel Teater yang dulu letaknya di daerah lahir di kota ini. Baik yang lahir secara fisik maupun Ketanggungan, di antaranya: Chaerul Umam, Teguh ideologis. Kita amini saja hal ini. Karena sudah ratusan Karya, Putu Wijaya, Moortri Purnomo, Amak Baljun, artikel membahasnya. Saya pribadi sebagai bagian Azwar AN, dan nama-nama lain yang kala itu berani dari denyut kreatif kota ini merasakan hal yang sama, beralih dari dunia teater atau panggung ke dunia film. bahwa Jogja mampu menjadi ruang berkreasi dan Mereka lahir dari proses “berdarah-darah”. Sebungkus bahkan mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang- lotek atau nasi rames dibagi untuk beberapa orang orang kreatif. saat latihan adalah hal yang biasa kala itu. Spirit Sebagai sebuah ruang dan atmosfir, Jogja telah banyak berbagi dan “nggetih” ini akhirnya menjadi habit yang digunakan oleh para filmmaker sebagai setting film. diturunkan dari generasi ke generasi. Para sesepuh ini Sebut saja Cintaku Di Kampus Biru, Janur Kuning, melahirkan generasi berikutnya di dunia film, sebut Daun di Atas Bantal, Sang Pencerah, Siti, puluhan saja Slamet Rahardjo, Eros Djarot, Garin Nugroho, judul FTV, dan masih banyak lagi. Sudut-sudut kota

38 ini menawarkan estetika visual yang sebuah produksi film, bukan tools- sekarang? Akankah atmosfir Jogja menarik hingga para filmmaker nya saja. mampu mendukung mereka ini “belanja visual” di Jogja. untuka berkreasi dan berprestasi? Prestasi filmmaker dalam festival Jogja tak sekadar menjadi ruang film terus berlanjut, hingga beberapa Semua berpulang pada msyarakat dan inspirasi. Bagi beberapa orang, waktu yang lalu lahirlah film Siti Jogja dan pemerintahnya. Iklim termasuk saya, Jogja mampu besutan sutradara Eddie Cahyono kreatif ini makin surut atau berjaya merasuk menjadi roh dan ideologi yang berprestasi di beberapa festival adalah sebuah pilihan. Kecuali jika dalam berkarya. Kepemimpinan nasional maupun internasional. memang filmmakernya punya posisi dalam produksi kreatif dipengaruhi Film Siti yang berbudget seratusan tawar dan struggle yang kuat untuk oleh sikap keseharian. Jangan juta mampu bersaing dengan melawan kondisi kota ini yang memimpin dengan amarah, menjaga film panjang lain yang berbudget makin tak kondusif. sikap rendah hati, membumi, puluhan milyar. Film Prenjak dari saling membantu, adalah sebagian Jogja juga menorehkan prestasi Bagi saya pribadi, film itu bukan kecil dari ‘ideologi berkreasi’ yang di Festival Film Cannes Perancis. hanya menggelar lakon, namun menyertai dalam berproses. Bahkan, Menurut sutradaranya, Wregas juga menjadi “laku” (prihatin) bagi From Jogja With Film di tahun 1990an hingga 2000an Bhanuteja, film Prenjak diproduksi pembuatnya. Kenapa begitu? Laku awal, ketika teknologi video masih menggunakan kamera DSLR prihatin ini akan meningkatkan analog dan alat produksi masih pinjaman, dengan minim lighting. posisi tawar ideologi kita dalam minim, sikap “iguh” karena kepepet melawan suasana yang tak kondusif. adalah biasa. Belum bisa sewa Dari data di atas, maka semakin Penyikapan serius terhadap produksi dolly track karena budget minim? yakinlah saya bahwa manusia film, SOP yang baik, syuting yang Gampang. Bisa pakai triplek dan berperan penting dalam dunia manusiawi, adalah sebagian kecil roda tripod. Selesai. Tak ada gengsi kreatif. Proses kedewasaan dari laku prihatinnya. Karena kita dalam produksi. Saling membantu dalm berkreasi tak lepas dari pasti akan mengalami hal yang antarkru lintas departemen menjadi environment-nya. Interaksi sosial tidak mengenakkan ketika tidak habit yang masih kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari bisa dibebaskan dalam berperilaku. Mau hingga saat ini. menjadi roh untuk ide maupun marah saat syuting kok nggak boleh? saat eksekusinya. Hal inilah yang Nggak enak banget kan? (bagi Banyak film panjang ataupun harus disadari oleh pemangku sebagian orang). Namun ketidak pendek yang diproduksi di kota kepentingan bahwa dunia kreatif enakan itu adalah bagian dari proses ini. Mulai dari komunitas kampus tak akan lepas dari hiruk pikuk kota me-recharge energi kreatif agar bisa hingga production house besar telah yang ditinggali oleh pelaku seni. full power. memanfaatkan Jogja menjadi ladang dalam berkarya. Ketika Bagaimana dengan Jogja? Apakah Apakah 20 tahun lagi Jogja masih Festival Film Indonesia pertama atmosfir kotanya masih mendukung mampu melahirkan filmmaker kali membuat kategori film pendek senimannya dalam berkreasi? Ini kreatif dan berprestasi? Ini adalah di tahun 2004, film Djedjak Darah sebuah pertanyaan yang hanya sebuah pertanyaan besar. Mari, kita yang disutradarai oleh filmmaker bisa dijawab dengan modal hati mewariskan hal-hal positif kota ini Jogja M. Aprisiyanto menjadi film terbuka. Para filmmaker Jogja yang kepada generasi mendatang. pendek terbaik. Film Djedjak Darah berprestasi di tahun-tahun ini rata- diproduksi dengan kamera video, rata lahir dan besar di era tahun 90an dan 2000an awal. Ketika Jogja mampu mengalahkan puluhan film Triyanto “Genthong” Hapsoro, produser, lain yang diantaranya diproduksi masih kondusif sebagai sumber ide sutradara, penulis naskah, DoP, editor di Sanggit menggunakan kamera seluloid. Ini atau berkreasi. Bagaimana dengan Citra Production. menjadi salah satu bukti bahwa calon filmmaker yang lahir dan sumber daya manusia penting dalam besar di tahun 2010an hingga

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 39 SKETSA

PUISI-PUISI

Latief S. Nugraha

ADOH RATU CEDHAK WATU

Di atas ranggas tanahmu Di atas ranggas tanahmu Zaman gaber yang hitam jadi hantu Adakah rindu seorang dungu Orang-orang mengais remah hari-hari Menunggu gerimis menjelma ibu Tak mampu “berdiri di atas kaki sendiri” Sedang desau angin begitu cepat berlalu

Tanah retak rengkah-bengkah berdebu Semin, 2011 Jadi alasan jerit derit rumpun bambu Kemarau mencari cerau deras hujan Merentak wadas di kejauhan DI ATAS JEMBATAN PROGO

Setiap pagi selalu tersiar kabar duka Konon, sungai panjang ini adalah anak Rintih tangis anak kecil yang lapar dan terluka Decur air yang memancar dari basah ibu bumi Menguar dari geronggang tanah Arus alirnya liuk luk keris Beraroma amis derai darah Jejak ruak tangis seekor ular usiran Menyeruak, menyuarakan desis napasnya yang tipis Pohon-pohon kosong berderak ringan Dari kaki Gunung Sumbing hingga pesisir Laut Selatan Kata-kata berlepasan di perbatasan Dibereskan langit rawan yang menguning Itulah sebabnya, para pengiring pengantin Terbaring kering begitu hening Saat menyeberangi jembatan Senantiasa melepaskan seekor ayam jantan Matahari di genggaman tenggelam Sebagai persembahan kepada ingatan Tuhan berwarna malam Bahwa para penjelajah dan penjajah Namun, orang-orang masih setia menanam begitu fasih mencipta sejarah Dari darah yang tumpah Doa di kedalaman alam Betapa gersang ladang tenggar ini Kini masa lalu itu telah hanyut ke laut Pertaruhan untung malang nasib petani Jadi mitos-legenda dan tak lagi berwujud Menghadapi bukit-bukit karst membatu Merisaukan usia musim usai menutup pintu Samigaluh, 2012

40 MALIOBORO sampailah kita di istana megah para raja pewaris tahta —titisan tetesan darah sejarah dari ujung pedang masa lalu para penakhluk yang mengaku menang di medan perang di sini orang-orang tergesa mencari keagungan dalam gedung-gedung yang terus tumbuh tinggi menjulang DI TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA siang malam, mengubur tanah lapang berbarengan dengan deru kendaraan tanpa pengemudi Seorang penyair termasyur naik ke panggung sepanjang jalan, sejauh penglihatan kita. Beriring tepuk tangan dan sungging senyuman Angin berembus, suaranya dingin mendengung saksikan, di bawah temaram lampu merkuri Kata demi kata luruh melulur jadi dongengan para pengembara mencuri genggam tangan kekasih —sepasang kisah cinta dalam roman yang tak lagi terbaca. Tatkala puisi dilantunkan, — semua orang seperti menanti Percakapan terhenti. Sepi pun lengkap malam ini wahai langit yang sakit Hanya ada isyarat-isyarat dalam pendar sinar lampu duhai malam yang muram Terbantun dari masa lalu yang terperangkap waktu akulah prajurit yang tinggalkan barisan tanpa obor, sendiri telusuri lorong jalan lurus ini Seperti menolak tersungkur, meski gemetar memburu titik kosong Penyair termasyur itu terus membaca puisinya yang getir tempat bertemu silang sengkarut Bagi dirinya sendiri, juga bagi siapa pun yang bersedia ketika waktu demi waktu dihantui ketegangan dan rasa takut pulang paling akhir

Yogyakarta, 2011-2014 Yogyakarta, 2012

Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 41 TEBU

—Madukismo sebab, hanya sepah tebu Seumpama perjudian, bandar pastilah tidak sendirian manis yang ditinggalkan Belanda Perangkap demi perangkap dipasang untuk menjebak — untuk pribumi Siapa saja yang mencoba lewat jalan pintas kemudian maka terus kulumasi setiap gerigi mesin penggiling nasib yang tua dan berkarat ini agar pabrik tetap menderu Saksikan di tengah alun-alun utara Kraton Yogyakarta agar orang-orang bisa berseru Kiai Dewandaru dan Kiai Wijayandaru berjaga “ini madu buatanku!” Menghalau alun gelombang yang tak kasat mata Dulu, di bawah terik waktu dan kemelut debu gula-gula pemanis sejarah yang koyak lihatlah! masa depan terus menghimpit mendesak Sesekali ada kisah tapa pepe seorang hamba Mohon keadilan kepada Sultan dengan wajah mengiba sekarang segala terasa hampa dan asing kian hari gula dari benua seberang Halaman ini juga pernah jadi padang Kurukasetra masuk begitu saja lewat lebar pintu-pintu dagang Tajamnya keris pedang ujung tombak panjang diuji dibungkus warna-warni plastik kemasan keemasan Tumpah darah bercak luka bukti siapa yang paling sakti sementara aku di sini dirundung kecemasan menjadi pahit keringat seorang buruh pabrik dihardik waktu yang merebut hidupnya sepanjang hari Pernah pula terjadi pisowanan agung Berjuta orang datang membungkukkan punggung sepah tebu, Ingin bebas merdeka layaknya kawanan burung manis yang ditinggalkan Belanda itu tak pernah kurasakan Namun, kini yang tersisa tinggal senandung tembang Kerlip tebaran bintang malam hari Yogyakarta, 2014 Mitos legenda menancap dalam daging bagai duri

Tak ada rumput bagi hidup belalang dan semut DI ALUN-ALUN UTARA KRATON YOGYAKARTA Tumbuh di hamparan tanah-pasir sepi kosong begini Apalagi makna bagi pelancong yang pelesir hari ini Telah tercatat dalam serat babad berabad-abad Bahwa sejarah kekalahan dan kemenangan Di sini, hanya ada jejak jerat upacara-upacara adat Adalah buah dari perang, kelicikan, dan khianat Bagi rakyat, sekali lagi bagi rakyat Yang masih percaya bahwa para wali pernah berwasiat Rakyat jelata tak pernah jadi hebat dalam riwayat Untuk mendoakan bulan demi bulan setiap saat Semua bangsawan terlukis sebagai pahlawan Diselamatkan derajat pangkat tanda isyarat Yogyakarta, 2012-2016

Latief S. Nugraha lahir Rabu Pahing, 6 September 1989 di Gebang, Sidoharjo, Samigaluh, Kulon Progo, DIY. Alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan dan Program Pascasarjana Ilmu Sastra, Universitas Gadjah Mada. Bergiat di Studio Pertunjukan Sastra yang setiap bulan menyelenggarakan acara Bincang-bincang Sastra di Taman Budaya Yogyakarta dan bekerja di Balai Bahasa Yogyakarta. Antologi puisi tunggalnya “Menoreh Rumah Terpendam” saat ini tengah dalam proses terbit. Email: [email protected]. Hp. 085292588555.

42 Volume XI Nomor 3/2016 | matajendela 43 44