<<

Ideologi Film

Ahmad Toni Prodi S3 Pascasarjana Fikom Universitas Padjajaran Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor 45363 Fikom Universitas Budi Luhur Jalan Raya Ciledug Petukangan Utara Kebayoran Lama Selatan 12260

ABSTRACT

This study is based on qualitative research with critical discourse analysis approach. The study presents the text of the fi lm as micro level of semiotic analysis. The purpose of the study is to uncover the ideology of Garin Nugroho fi lms which apply high aesthetic and anthropology construction of an exotic Indonesian culture. The result shows that the ideology resistance manifested in the fi lm of “” is the philosophy reconstruction of art democratization as the power to sup- press the regime of Suharto and the new order. “” fi lm is the reconstruction of gender philosophy and Java femininity as well as the philosophy of the nature cosmology in the perspective of moderate Hindu Islam in presenting the greediness of human in the system of the nature ecology. The fi lm of ‘Mata tertutup’ is the philosophy reconstruction of moderate Islam to counter the power of radicalism and terrorism as the concept developed and related to the tenacity of nationalism system of the young generation in . “” fi lm is the reconstruction of Christology philosophy and the values of minority leadership in the nationhood and statehood. The fi lm of “Tjokroaminoto Guru Bangsa” is the reconstruction of Islam philosophy to view the humanism values in the estab- lishment of the foundation of the nation as a moderate view.

Keywords: fi l m ideology, Garin Nugroho, Indonesian-ism

PENDAHULUAN ini dikarenakan politik Amerika Serikat yang berbalik arah mendukung pemerin- Industri fi lm Indonesia dalam sejarah- tahan Soekarno sebagai presiden Republik nya dijadikan sebagai jalan masuk ideolo- Indonesia. Peta politik dunia pun berimbas gi Amerika Serikat, di mana pengelolaan kepada eksistensi perfi lman Indonesia dan dasarnya dilakukan atas dasar kepentingan tentunya makna sejarah perfi lman Indone- kekuatan dan kepentingan politik Amerika sia yang dimulai pada tahun 1951-1952, di Serikat sebagai kubu perang dingin, tujuan- mana momentum ini juga ditandai dengan nya ialah penguasaan dan eksploitasi sum- lahirnya Perusahaan Film Nasional Indone- ber daya bangsa Indonesia, di mana Indo- sia (Perfi ni) dan Perseroan Artis Indonesia nesia mengalami transisi kekuasaan dari (Persari) pada tahun 1950. bangsa Belanda dan pemerintahaan Soe- Pada periode ini kemudian dikenal karno, kondisi pertumbuhan ekonomi yang adanya istilah perfi lman nasional yang baik menjadi momentum sejarah perfi lm- digagas dan dibentuk oleh seniman dan an Indonesia yang berangkat pada tahun budayawan Lesbumi sehingga menghasil- 1950-an. Kondisi ini pula yang membuat kan fi lm-fi lm yang berorientasi pada nilai hubungan antara Amerika Serikat dan Be- nasionalisme, tentunya situasi ini menjadi landa pada kondisi yang kurang baik. Hal kemenangan kepentingan Amerika Serikat

11 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 - dalam menguasai industri fi lm Indonesia na mitos merupakan semacam wicara yang melalui distribusi fi lm-fi lm import. Pada dipilih oleh sejarah, mitos tidak mungkin tahun 1951 produksi fi lm mencapai 40 berkembang dari ‘hakikat’ pelbagai hal” judul. Film-fi lm penting periode ini antara (2007:296-297). Sementara Danesi (2010: lain: The Long March karya Umar Ismail, 57) menyatakan bahwa “kata mitos ber- karya Umar Ismail, dan asal dari kata Yunani mythos yang artinya Turang karya Bachtiar Siagian, sementara ‘kata-kata’, ‘wicara’, ‘kisah para dewa’. Hal produser Tionghoa seperti Tan dan Wong ini bisa didefi nisikan sebagai narasi yang memproduksi fi lm murah, Topeng Besi. Poli- di dalamnya karakter-karakter para dewa, tik luar negeri bangsa Indonesia mengalami makhluk mistis, dengan plot (alur cerita) pergeseran dengan ditandainya krisis eko- asal-usul segala sesuatu atau tentang peris- nomi pemerintahan Soekarno, hal ini terjadi tiwa metafi sis yang berlangsung di dalam dikarenakan proses nasionalisasi sejumlah kehidupan manusia, dan se ing-nya adalah perusahaan penting yang tidak didukung penggabungan dunia metafi sis dengan du- oleh tenaga ahli lokal yang mengakibat- nia nyata”. kan pemberontakan muncul di berbagai Dalam mitos, kita kembali menemukan wilayah dan perseteruan elit politik multi- pola tiga-dimesi yaitu; penanda, petanda partai dan kondisi ekonomi pemerintahan dan tanda. Tetapi mitos adalah suatu sistem setelah pengambil-alihan Papua. “Politik yang janggal, karena ia dibentuk dari ran- luar negeri Soekarno mampu menggerak- tai semiologis yang telah eksis sebelumnya; kan negara-negara Asia Afrika untuk bersa- mitos merupakan sistem semiologis tatan- tu dan tidak masuk ke dalam Blok Amerika an-kedua (second-order semiological system). Serikat (Barat) ataupun Uni Soviet (Timur). Apa yang merupakan tanda yaitu totalitas Pada akhirnya Soekarno mampu mengini- asosiatif antara konsep dan citra dalam siasi lahirnya Konferensi Asia Afrika (KAA) sistem penanda. di Bandung, dengan lahirnya pula Festival Film Asia Afrika (FFAA). Rumusan Masalah Skema Pertandaan Roland Barthes dalam penelitian ini ialah: Bagaimanakah Penanda (i) Petanda (i) dengan perkembangan sutradara Indone- Bahasa Petanda (ii) sia saat ini, tentunya secara ideologi? Pene- Tanda (i)/ Penanda (ii) Mitos litian ini mengungkap tentang paham ide- Tanda (ii)/ Konotatif ologi Garin Nugroho yang menjembatani sutradara konvensional dan digital dalam (Sumber: Roland Barthes, 2007:300) perfi lman Indonesia. Roland Barthes (Sobur, 2003:68) mem- Teori dan Konsep buat sebuah model sistematis dalam meng- Semiotika Roland Barthes analisis makna dari tanda-tanda. Fokus Secara etimologi mitos adalah “sebu- Barthes lebih tertuju kepada gagasan ten- ah tipe pembicaraan atau wicara ‘a type of tang signifi kasi dua tahap (two order of sig- speech’ (Barthes, 2007:295)’. Selanjutnya nifi cation) seperti dapat dilihat pada Skema Barthes menyatakan bahwa “mitos adalah Denotatif dan Konotatif. suatu sistem komunikasi (suatu pesan), mi- Signifi kasi tahap pertama merupakan tos merupakan mode pertandaan (a mode of hubungan antara signifi er (penanda) dan signifi cation), suatu bentuk (a form). Mitologi signifi ed (petanda) di dalam sebuah tanda dapat memiliki suatu fondasi historis, kare- terhadap kualitas eksternal. Barthes me-

12 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho -

Skema Denotatif dan Konotatif 2. Lapisan simbolis, yang meliputi simbol- is refresensial (acuan), simbolis diegetis Conotation (pandangan tentang benda), simbolis Signifi er eisensteini-an (suatu analisis kritis ten- Denotation Signifi ed tang pealihan dan pergantian), simbolis historis. Myth Pertandaan yang samar-samar dan ti- dak utuh sebagai makna yang eksistensi Reality Sign Culture dari adegan yang ditampilkan (digambar-

kan). Makna ketiga ini merangsang baca- First Oder Second Order tafsir yang bersifat interogatif (penandaan), penuntutan atas penserapan ‘puitis’. Mak- (Sumber: Alex Sobur, 2003:68) na ini adalah bentuk signifi kansi yang be- rada pada wilayah penanda. nyebutnya dengan denotasi, yaitu makna yang nyata dari tanda. Konotasi adalah Ideologi dan Media istilah yang dipergunakan Barthes untuk Frans Magnis Suseno menyatakan menunjukkan signifi kasi tahap kedua. Hal pendapatnya tentang ideologi “Persoalan ini menggambarkan interaksi yang terjadi ideologi merupakan pusat kajian ilmu so- ketika tanda bertemu dengan perasaan sial, ideologi dimaksudkan sebagai kese- atau emosi reader serta nilai-nilai sosialnya. luruhan sistem berpikir, kelompok sosial Konotasi mempunyai makna yang subjek- atau individu” (Kristeva, 2015:2). Artinya, tif atau intersubjektif. Denotasi adalah apa ideologi dapat dipahami sebagai suatu yang digambarkan tanda terhadap sebuah sistem tentang penjelasan akan eksistensi objek, sedangkan konotasi adalah bagaima- suatu kelompok sosial, dan atau individu, na menggambarkannya. Pada signifi kasi di mana sejarahnya memproyeksikan ke tahap kedua yang berhubungan dengan isi, masa depan tentang adanya rasionalisasi tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos akan hubungan kekuasaan antar kelompok adalah bagaimana kebudayaan menjelas- atau kelas-kelas sosial di dalamnya. Ideolo- kan atau memahami beberapa aspek ten- gi yang dianut atau diyakini pada akhirnya tang realitas atau gejala alam. Kita melihat akan menentukan bagaimana cara ber- keseluruhan tanda dalam sistem denotasi pikir, cara memandang sebuah persoalan, berfungsi menjadi penanda pada sistem ko- cara mensikapi persoalan. Ideologi dalam notasi atau sistem mitos (Berger, 2000:15). defi nisi umum dipahami sebagai sistem Pertandaan dan pemaknaan dalam fi lm nilai, ide dan moralitas yang mendasari atau sinematografi dalam konteks semio- kesadaran dan perjuangan kelompok atau tik sebagaimana dinyatakan oleh Barthes individu tertentu. Lebih jauh lagi Burton (2010: 41-43). Dalam scene (fragmen/adeg- (2007:72) menyatakan “Istilah ideologi an) cerita fi lm terdapat tiga lapisan makna, mendeskripsikan suatu perangkat koheren antara lain: ide dan nilai yang mengungkapkan pan- 1. Lapisan informasional, yakni segala dangan tentang dunia sosial, ekonomi, dan sesuatu yang bisa diserap dari latar politik, yang mempertanyakan bagaimana (se ing), kostum, tata letak, karakter, keadaan dunia sekarang dan bagaimana kontak atau relasi yang terjadi antar dunia itu seharusnya. Istilah ini juga mere- pelaku (tokoh). Hal ini sebagai semio- presentasikan ide tentang hubungan keku- tika tingkat pertama.

13 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 - asaan dalam masyarakat, siapa yang memi- persoalan perjuangan kelas dan berkaitan liki kekuasaan, macam apa kekuasaan itu, dengan sistem budaya. Hegemoni adalah siapa seharusnya yang memiliki kekuasaan tentang perjuangan untuk mendapatkan tersebut”. dominasi di antara wacana-wacana ini, un- Sebagai konsep ideologi telah digarap tuk mendapatkan asumsi tentang kekua- ulang dan diinterpretasikan oleh orang- saan dan politiknya diakui. Hege- orang yang berasal dari berbagai disiplin moni menurut Gramci (1986) dalam Barker ilmu. Hal yang lazim untuk membicarakan (2007:82-83) “Ialah proses penciptaan, pe- ideologi dominan, atau pandangan yang rawatan, dan reproduksi perangkat makna dominan tentang nilai-nilai kunci dalam dan praktik yang otoritatif. Hegemoni di- struktur sosial, nilai-nilai yang mengun- peroleh lewat perebutan, bukan pemberian, tungkan orang-orang yang menjalankan hegemoni juga terus menerus diperjuang- sistem masyarakat. Sebagaimana yang di- kan dan dinegoisasikan berulang-ulang. nyatakan oleh Marx bahwa “Ide-ide ten- Hegemoni di media bukan dianggap seba- tang kelas yang berkuasa dalam setiap masa gai hasil dari intervensi langsung pemilik, merupakan ide-ide yang berkuasa….” (Eri- ideologi sebagai hasil dari sikap-sikap dan yanto, 2006:17). Ideologi hadir dalam setiap praktik kerja serta budaya. Maksudnya, ide- pembicaraan kita, semua komunikasi kita, ologi adalah peta-peta makna yang meski semua media. Makna-makna yang mung- seolah-olah tampak seperti kebenaran uni- kin kita dapatkan dari analisis tentang versal, ia merupakan pemahaman-pema- teks-teks media realitasnya adalah cende- haman yang secara hitoris bersifat spesipik, rung ideologis. Argumen yang dibangun yang menyelubungi dan melanggengkan dari konsep ideologi yang sekaligus mi- kekuasaan. Lebih jelasnya gagasan yang tos dalam proses komunikasi di atas ialah berkuasa adalah gagasan milik kelas pe- bahwa kita menyadari atau tidak, kita nguasa”. menerima berbagai ketidaksetaraan sosial “Perhatian kalangan Marxis pada kon- karena ideologi beroperasi sebagai sarana sep ideologi berakar pada kegagalan ter- kontrol sosial. Ideologi dapat diungkap- wujudnya revolusi proletariat dan keti- kan melalui melalui bentuk hiburan seperti dakmampuan materialisme historis dalam fi l m, secara individu atau perorangan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan menge- secara instansi media itu sendiri. Hal ini nai subjektivitas, makna dan politik kebu- memberikan ruang atas suara yang tidak dayaan” (Barker, 2007:72-73). Secara seder- didengarkan atau tidak terdengar guna hana, perhatian terhadap ideologi bermula menopangnya dalam suatu sistem kelas. dari ekploitasi untuk menjawab teka-teki Sementara hegemoni adalah “Tentang mengapa kapitalisme, yang merupakan cara menerapkan kekuasaan ideologi yang sistem relasi sosial dan ekonomi yang tidak terlihat. Hegemoni adalah tentang eksploitatif. Kapitalisme mengeksplotasi proses-proses yang melaluinya seperang- pada level produksi, yang terjadi melalui kat ide milik satu kelompok sosial menjadi pengambilan nilai lebih dari kaum prole- dominan dalam suatu masyarakat”. (Bur- tariat. Bagi Althuser (1971) dalam Barker ton, 2007:73). Hegemoni merupakan suatu (2007: 75-76), “ideologi adalah salah satu usaha tentang proses di mana terdapat per- dari tiga momen atau level primer suatu juangan atau bentuk aksi untuk mencapai formasi sosial. Sebagai sebuah level primer, dominasi atau superioritas di antara ke- ideologi relatif otonom terhadap level-level lompok-kelompok lainnya. Istilah hegemo- lain, misalnya ekonomi, meskipun ia, pada ni diperkenalkan untuk mendeskripsikan momen terakhir, tetap dideterminasi oleh

14 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho - ekonomi”. Di sini ideologi yang merupa- musik, tari, fi lm, fi lsafat, teologi dan sastra” kan “suatu sistem representasi meliputi; ci- (Ratna, 2009:146). Bahwa naratologi dalam tra, mitos, ide, gagasan-gagasan, atau kon- postmodernisme dan poststrukturalisme sep-konsep. Berikut ini empat aspek karya adalah pertimbangan terjadinya pergeseran Althuser berkitan dengan ideologi antara kebudayaan, kecenderungan peradaban lain: manusia yang berkembang cepat, wacana 1. Fungsi umum ideologi adalah meng- yang berkembang menjadi diskursus, yang konstitusi subjek. kemudian menempatkan media fi lm seba- 2. Ideologi sebagai sesuatu yang dialami gai media yang menjadi wacana dan sekali- tidaklah palsu. gus diskurusus yang berkembang dinamis 3. Ideologi sebagai pemahaman yang di era kebudayaan postmodernisme. Keha- salah tentang kondisi-kondisi eksistensi diran wacana dalam postmodernisme tidak yang sebenarnya adalah palsu. menghancurkan wacana lama atau wacana 4. Ideologi berperan dalam reproduksi terdahulu, tetapi bahwa wacana yang mun- formasi-formasi sosial dan relasi-relasi- cul sebagai wacana baru menjadi instrumen nya dengan kekuasaan. dialogis antara dunia baru dengan dunia masa lampau. Teori Naratologi, Estetika dan Film Dengan demikian maka terjadilah in- teraksi wacana. Menurut Ratna (2009:243) Naratologi adalah teori postruktural- “Teks yang merupakan naskah atau karya isme di mana paradigma postrukturalisme (seni) adalah merupakan artefak, di mana adalah cara-cara mutakhir yang diguna- wacana atau teks mewujudkan identitas- kan untuk mengkaji objek. Pada umumnya nya”. Teks menjadi landasan bagi konteks- visi kontemporer dalam kaitannya dengan konteks persoalan sosial politik yang me- sastra dan seni disebut dengan poststruk- nyertainya, bahwa teks adalah instrumen turalisme. Kelahiran poststrukturalisme pembicaraan yang merupakan alat suatu dimaksudkan dapat diantisipasi berbagai perjuangan untuk menuju kondisi yang distorsi sistem semantik, sehingga karya diinginkan. Teks disejajarkan dengan per- seni bermanfaat bagi masyarakat. Kajian soalan-persoalan yang bergulir di tengah wacana dalam media massa fi lm yang kehidupan sosial, bahwa teks merupakan menempatkan diri dalam bentuknya dito- manifestasi perjuangan untuk dan menuju pang dengan seni media rekam merupakan keadaan atau kondisi yang demokratis. seni kontemporer yang banyak memberi- Teks merupakan kritik atas sejumlah per- kan manfaat bagi masyarakat. Film adalah soalan sosial. Penerapan konsepsi di atas instrument (alat) masyarakat atas diskusi dalam penelitian berusaha untuk menelu- wacana yang mempunyai tujuan atau visi suri ruang-ruang teks yang berguna untuk untuk kehidupan yang modern. Postruk- memberikan konstribusi iklim politik yang turalisme dan postmodernisme dalam ka- demokratis. jian seni adalah implementasi karya-karya seni, terutama seni audio-visual yang men- Metode Penelitian jadi teman dalam kehidupan masyarakat modern yang memegang teguh kehidupan Penelitian ini menggunakan metode berteknologi. semiotika Roland Barthes. Dalam proses Federico de Onis menyatakan “Kata pemuatan kode dan makna ke dalam ob- post (postmodernisme) digunakan dalam jek seni ada dua aspek seni yang perlu di- berbagai bidang seperti seni audi visual, pertimbangkan, yakni aspek denotasi dan

15 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 - penampakkan objek, yang mengacu pada diproduksinya sebuah fi lm serta kondisi so- sifat-sifat gestalt dan keinderaan yang me- sial, ekonomi, pendidikan, agama, politik lekat pada objek, aspek konotasi dan kon- dan lain-lain. Sehingga diharapkan mampu sep objek, yang mengacu pada gagasan, memberikan bentuk paparan yang kritis citraan, pengalaman, dan nilai-nilai objek atas permasalahan tema berbangsa dan ber- seni” (Piliang, 2008:223). Selanjutnya, aspek negara, dan sistem ideologi dan kekuasaan dalam proses seni pada dataran objektif dan yang membentuknya. Barthes dalam Pili- subjektif, “aspek objektif berkaitan dengan ang (2008: 226) menyatakan bahwa, “dalam pertimbangan berbagai faktor yang mem- proses pengkodean makna ke dalam bahan batasi proses pengembangan seni, seperti estetika posmodernisme, idiom-idiom es- teknologi, teknik, material, konvensi, kode tetik itu juga (dalam berbagai kedalaman) bahasa. Aspek subjektif berkaitan dengan ke- mengandung kode-kode (parody, pastiche, mampuan artistik dan daya kreativitas seni- kitsch, camp, skizofrenik)”. man, yang dibentuk oleh kebudayaan, mitos, Pertandaan dan pemaknaan dalam fi lm kepercayaan, ideologi atau ketidaksadaran atau sinematografi dalam konteks semio- seniman itu sendiri” (Piliang, 2008:223). Kode tik sebagaimana dinyatakan oleh Barthes setiap aspek dalam fi lm meliputi berbagai dalam Stephen Heath (2010:41-43) dalam aspek keilmuan yang terkait, antara lain: scene (fragmen/adegan) cerita fi lm terdapat skenario dengan semantik-luingistik, tata ka- tiga lapisan makna, antara lain: mera dengan segi moving, shot size dan mo- 1. Lapisan informasional, yakni segala tivasinya, tata artistik yang menyangkut ke- sesuatu yang bisa diserap dari latar beradaan kostum, benda dan korelasi antar (se ing), kostum, tata letak, karakter, benda lainnya, tata audio menyangkut emosi kontak atau relasi yang terjadi antar dan sound eff ect (SFX), musik, tata lighting (ca- pelaku (tokoh). Hal ini sebagai semio- haya) menyangkut pemakaian serta makna tika tingkat pertama. warna yang mendukung terekamnya objek 2. Lapisan simbolis, yang meiputi simbol- gambar, produser menyangkut dari mana is referesensial (acuan), simbolis diege- asal dana produksi dan maksud yang ter- tis (pandangan tentang benda), simbolis kandung di dalamnya, serta penyutradaraan eisensteini-an (suatu analisis kritis ten- yang menuangkan ide dan gagasan untuk se- tang pealihan dan pergantian), simbolis buah karya seni, di mana sutradara menjadi historis. komando atas semua elemen tersebut. Selanjutnya, pemahaman dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan atas teori semiotika Roland Tanda dalam Film Daun di Atas Bantal Barthes secara holistik untuk bisa menemu- kan hubungan antara satu aspek, objek, a. Asih dan makna yang terkandung dalam fi lm. Signifi er Signifi ed. Perem- Yang Meng- Analisis holistik memberikan pandangan puan/Ibu ayomi/me- menyeluruh yang berguna untuk bisa me- nyayangi nemukan rentetan (continuity) atas semua Sign/Signi- Signifi ed (2). fi e r (2) Yang Mem- permasalahan yang terkandung dalam fi lm, Asih berikan Ke- baik melalui hubungan tokoh, benda, kata merdekaan bagi anak dan lain-lain dalam konteks semiotiknya. bangsa Pada tataran ini fokus utamanya ialah ma- Sign (2) Mariah (Ibu Sutradara) salah keindonesiaan yang melatarbelakangi Ibu Pertiwi

16 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho - b. Kancil d. Selendang Merah

Signifi er Signifi ed. Signifi er Signifi ed Binatang Yang Suka Kain Berfungsi mencuri menopang Timun beban di Sign/Sig- Signifi ed badan ber- nifi er (2). (2). Yang warna merah. Kancil melaku- Sebagai kan aksesories perlawan- tradisional an kepada Sign/Sig- Signifi ed (2) kekuasaan nifi er (2) Dikenakan Sign (2) Selen- perempuan Rakyat Jelata dang Jawa Merah Sign (2) Tanda dalam Film Opera Jawa Berkah a. Hati Babi e. Tusuk Konde Signifi er. Signifi ed. Organ/ Berfungsi Signifi er Signifi ed Bagian untuk Terbuat dari Tubuh menyaring Benda/ besi, perak, Hewan darah Aksesoris tembaga dan runcing Sign/Signi- Signifi ed (2). fi e r (2) Dapat dija- Sign/Sig- Signifi ed (2) Hati dikan media nifi er (2) Dipakai Siti (Babi) upacara Tusuk Marapu Konde Sign (2). Kesetiaan dan Sign (2) Kemuliaan Perempuan Gerakan Perempuan b. Kukusan

Signifi er. Signifi ed f. Gerabah Barang/ Dianyam benda dari bambu Signifi er Signifi ed dapur dan berguna Benda Terbuat dari untuk men- tanah gukus nasi Sign/Sig- Signifi ed (2) Sign/Signi- Signifi ed (2). nifi er (2) Yang dijual fi e r (2) Menyertai Setyo sebagai Kukusan perempuan Gerabah mata penca- Jawa dalam harian setiap akti- Sign (2) vitas Alam bawah (Bumi) Sign (2) Kemakmuran/kesu- buran g. Ibu Signifi er Signifi ed c. Ranjang Besi Telah ber- Seorang suami, me- Signifi er Signifi ed Perem- ngandung Tempat Terbuat puan dan melahir- tidur dari besi kan Sign/Signi- Signifi ed Sign/Sig- Signifi ed (2) fi e r (2) (2) nifi er (2) Berada dalam Ranjang Terong- lingkup kos- Besi gok/ter- IBU mologi alam dapat di (perspektif Kamar Siti Hindu) Sign (2) Sign (2) Sistem Reproduksi Mariah / Ibu Pertiwi

17 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 -

Tanda dalam Film Mata Tertutup Sign/Sig- Signifi ed (2) a. Soegija nifi er (2) Melakukan kekejaman Signifi er Signifi ed. Jepang kepada Seorang Ditasbih semua etnis laki-laki menjadi di Indonesia Romo/Pas- Sign (2) tur Bangsa yang Bengis /Keji Sign/Signi- Signifi ed fi e r (2) (2). Mampu melakukan e. Bangsa Penjajah Belanda Soegija diplomasi kepada Signifi er Signifi ed Vatikan Suku/ras Berkulit dalam bangsa putih rangka per- Sign/Sig- Signifi ed (2) juangan ke- nifi er (2) Selalu meng- merdekaan adakan Sign (2) Belanda/ pesta dan Jawa/ Pribumi Eropa hura-hura Sign (2) Hedon (isme) b. Tionghoa / China

Signifi er Signifi ed Berkulit Suku/ras putih, ber- Tanda dalam Film Mata Tertutup mata sipit a. Ibu Asimah Sign/Signi- Signifi ed (2) fi e r (2) Terdapat Signifi er Signifi ed. dalam Sosok/ Bersuami Etnis China sistem Perempuan dan mem- sosial Jawa punyai (dalam anak fi l m) Sign/Signi- Signifi ed (2) sebagai fi e r (2) Berkeliling minoritas mencari Sign (2) Asimah anaknya Pelengkap Sejarah yang hilang Sign (2) Ibu Pertiwi c. Mariyem b. Aini Signifi er Signifi ed Yang Signifi er Signifi ed Seorang berpro- Pemudi/ Anak Asi- gadis Jawa fesi sebagai Remaja mah perawat Puteri Sign/Signi- Signifi ed (2) Sign/Signi- Signifi ed (2) fi e r (2) fi e r (2) Menjadi Yang teguh simpatisan Mariyem pada prin- Aini /anggota sip/nilai NII (Negara Jawa Islam Indo- Sign (2) nesia) Ibu Pertiwi Sign (2) Citra Pemudi Indonesia d. Jepang c. Jabir santri Signifi er Signifi ed Suku/Ras Berkulit Signifi er Signifi ed putih Menempuh Pemuda pendidikan di pondok pesantren

18 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho -

Sign/Sig- Signifi ed (2) d. Mabok Tambeng nifi er (2) Melakukan Pengebom- Signifi er Signifi ed. Se- Jabir an fasilitas Ibu sete- bagai emban Umum ngah baya (pembantu) Sign (2) Sign/Sig- Signifi ed (2) Citra Generasi Muda nifi er (2) Memberikan Islam (Santri) dukungan Mbok spritual Tambeng kepada ke- luarga Tjok- Tanda dalam Film Tjokroaminoto roaminoto a. Tjokroaminoto Sign (2) Peran Rakyat Jelata Signifi er Signifi ed dalam sejarah perge- Anak dari rakan Indonesia Seorang Kiyai Bagoes Laki-laki Kesan Basri Sign/Sig- Signifi ed (2) e. Suharsikin nifi er (2) Melawan Oemar penjajah Signifi er Signifi ed Said Tjok- untuk Isteri dari Tjok- roaminoto memerdeka- roaminoto kan bang- Sign/Sig- Signifi ed (2) sanya nifi er (2) Mampu Sign (2) mengge- Satria Piningit Suhar- rakan per- sikin ekonomian, perusahaan b. Etnis Tionghoa batik, dan peran-peran Signifi er Signifi ed. perempuan Berkulit dalam se- Suku kuning, jarah pra ke- bangsa/ras bermata merdekaan sipit Sign (2) Sign/Signi- Signifi ed (2) Kesetaraan Gender dan fi e r (2) Bersama Ibu Pertiwi dengan Etnis bangsa China Indonesia, (Tjokro) Berdasarkapan pada uraian represen- melawan tasi ideologi dari kelima fi lm, yakni ‘Daun penduduk- an para di Atas Bantal’, ‘Opera jawa’, ‘Soegija’, ‘Mata penjajah tertutup’, ‘Tjokroaminoto’ maka bentuk-ben- Sign (2) tuk Ideologi yang muncul meliputi: Pejuang Indonesia

Representasi Ideologi dan Interpretasi c. Belanda Representasi Ideologi Interpretasi Atas Paham Signifi er Signifi ed Berkulit Film Daun di Atas Bantal Suku/ Putih dan Ibu Asih Tafsir interpretasi pada Bangsa berambut makna ibu pertiwi pirang sebagai wujud rasa Sign/Sig- Signifi ed (2) nasionalisme nifi er (2) Melakukan Tafi r interpretasi pada pendudukan sosok Ibu Mariyah/ Belanda dan penja- Garin Nugroho jah-an ke- pada Bangsa Tafsir atas paham atau Indonesia nilai Jawanisme Sign (2) Tafsir atas paham atau Etnis Dominan nilai Sundanisme

19 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 -

Tafsir pada nilai-nilai Sapi Tafsir atas rasa nasio- kemanusiaan nalisme Kancil Interpretasi atas paham Tafsir atas kosmologi Pancasila alam dalam perspektif Hindu Interpertasi atas paham pembangunan Ibu Tafsir atas Ibu Pertiwi, rasa nasionalisme Daun Paham atas nilai-nilai kemanusiaan Tafsir makna ibu per- tiwi dalam perkspektif Kritik atas paham Hindu Pancasila Tafsir atas nilai dan Bantal Paham atas nilai-nilai paham Sundanisme kemanusiaan Tafsir atas nilai dan Kritik atas paham paham Jawanisme Pancasila Esensi representasi fi lm ini mempertanyakan Esensi representasi dalam fi lm ini ialah kembali peran perempuan dan gerakan perem- memeprtanyakan kembali arti dan makna puan dalam sistem sosial bangsa Indonesia, Pancasila sebagai ideologi negara, memperta- dan mempertanyakan referensi femnisme Barat nyakan praktik-praktik pembangunan, de- yang dianut oleh perempuan Indonesia dan mokratisasi, identitas negara, kebijakan negara, Asia. Mengembalikan pemahaman perempuan dan nilai-nilai kemanusiaan dalam pembangun- tentang peran dan kedudukannya dalam sistem an yang dilakukan oleh Pemerintahan Soeharto sosial yang berakar dari tradisi dan nilai-nilai atau Orde Baru. keTimuran. Filsafat manusia. Filsafat alam, Hin- Filsafat Pancasila du, Marapu Film Opera Jawa Film Soegija Hati Babi Tafsir atas Paham keya- Soegija/Khatolik Jawa Tafsir atas keyakinan kinan Marapu Sumba Katholik Tafsir atas paham Tafsir atas paham atau keyakinan kosmologi nilai Jawanisme alam dalam perspektif Hindu. Tafsir atas nilai Nasio- nlaisme Kukusan Tafsir peran tokoh dalam Gender dan Etnis Thionghoa Tafsir atas bangsa Plu- Feminsime ralsime Tafsir atas Kosmologi Tafsir atas nilai-nilai alam dalam perspektif kemanusiaan Hindu Mariyem Tafsir atas nilai Jawa- Tafsir atas keyakinan nisme Marapu Tafsir atas nilai sundan- Ranjang Besi Tafsir atas Gender dan isme Feminsime Tafsir atas nilai-nilai Tafsir atas kosmologi kemanusiaan alam dalam persepketif Tafsir atas nilai bangsa Hindu Pluralisme, multikul- Selendang Merah/ Tafsir atas Ibu Pertiwi turalisme Sampur Tafsir atas Feminsime Etnis Jepang Tafsir atas Kolonilasime Gunungan Tafsir atas paham ketu- Tafsir atas nilai-nilai hanan kemanusiaan Tafsir atas rasa nasio- Belanda Tafsir atas Kolonial- nalisme isime Tafsir atas nilai kema- Tafsir atas nilai-nilai nusiaan kemanusiaan Tusuk Konde Tafsir atas Feminsime Esensi representasi dalam film ini memperta- nyakan kembali nilai kepemimpinan bangsa Gerabah Tasir atas Kosmologi Indonesia dan kasih sayang ibu secara uni- alam dalam Perspektif versal bagi bangsa Indonesia dalam perspek- Hindu tif Katholik. Sejarah tentang nasionalsime Tasir Femnisme minoritas yang terpinggirkan oleh catatan bangsa ini. Topeng Tafsir gender dan Fe- Filsafat kemanusiaan ktaholik. minisme

20 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho -

Film Mata Tertutup Tafsir atas Jawanisme Asimah Tafsir nilai nasional- Tafsir atas Sundanisme sime, Ibu Pertiwi Suharsikin Tafsir atas gender dan Tafsir atas keyakinan feminsime agama Islam Tafsir atas Ibu Pertiwi Tafsir nilai Jawanisme dan nasionalsime Tafsir atas nilai Sun- Esensi representasi dalam fi lm ini memperta- danisme nyakan kembali sejarah lahirnya bangsa Indonesia, dasar politik, dasar kepemimpinan bangsa, dasar Pemudi/Aini Tafsir atas paham ra- pluralisme bangsa. Pembuktian peran perempuan dikalisme NII (Negara dalam perjuangan bangsa Indonesia. Islam Indonesia) Filsafat Islam Tafsir atas paham nasi- onalsime Jabir/Santri Tafsir atas nilai nasio- Paham atau nilai yang dibaangun oleh nalsime Garin Nugroho dalam kelima fi lm diwu- Tafsir atas keyakinan judkan kepada nilai-nilai universal yang agama Islam berkaitan dengan bangsa Indonesia. ada- Tafsir atas paham ter- orrisme pun gagasan-gagasan Garin dalam mere- Esensi representasi dalam fi lm ini memperta- presentasikan ideologi berkeseniannya di- nyakan kembali nilai nasionalsime generasi latarbelakangi oleh semangat: muda kepada bangsa ini. Paham radikalisme dan terorisme menjadi paham alternatif bagi a. Nilai-nilai kemanusiaan universal (Hu- generasi muda bangsa ini dan mulai mening- galkan Pancasila sebagai ideologi negara yang manisme) yang diwujudkan sebagai menjunjung tinggi pluralisme. tema besar cerita di dalam setiap fi lm Filsafat islam yang diproduksinya. Film Tjokroaminoto b. Pluralsime dan multikulturalsime pada Tjokroaminoto Tafsir atas nilai Jawa- nisme setiap fi lm yang diproduksinya. Tafsir atas keyakinan c. Nilai keyakinan Islam, Hindu, dan Agama Islam Katholik. Tafsir atas pluralisme d. Nilai nasionalsime dan ibu pertiwi de- Tafsir atas Nasional- ngan penafsiran melalui budaya Jawa- isme dan kepemimpin- an bangsa nisme sebagai alat tafsir atas realitas Tafsir atas nilai-nilai Indonesia. dan melalui budaya Sun- kemanusiaan danisme sebagai esensi tafsir bangsa, Tafsir atas dasar eko- dengan meminjam sosok ibundanya nomi bangsa Tafsir atas dasar politik yang bernama Mariah sebagai tafsir bangsa atas bangsa Indonesia. pada setiap fi lm Etnis Thionghoa Tafi r atas bangsa Plu- yang diproduksinya. ralisme Ketiga sumber utama ideologi di atas Tafsir atas nasional- isme menunjukan ide dan gagasan Garin yang Tafsir atas nilai-nilai bersumber dari nilai pluralisme dan mul- kemanusiaan tikulturalisme bangsa ini sebagai sebuah Stella/Indo-Belanda Tafsir atas nasional- kekayaan tafsir atas realitas. Tafsir yang me- sime nampilkan detail antropologi bangsa Indo- Tafsir atas pluralisme Tafsir atan nilai-nilai nesia yang mempunyai kekayaan budaya, kemanusiaan suku bangsa, keyakinan dan lain-lain, namun Belanda/bangsa pen- Tafsir atas nilai hedo- pada hakikatnya nilai dan budaya bangsa ini jajah nisme menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Beri- Mbok Tambeng Tafsir atas nasionalsime dan makna ibu pertiwi kut adalah penjelasan ketiga nilai:

21 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 -

Relasi Nilai Kemanusiaan (Humanisme) negara jauh dari kondisi real rakyat kecil. Antar Film Kewajiban negara dalam menjalankan ni- lai kemanusiaan dan nilai nasionalismenya Nilai kemanusiaan terkait dengan per- yang dijalankan secara otoriter menjadikan masalahan konstruksi ide dan gagasan Ga- kondisi negara semakin terpuruk dengan rin Nugroho yang digambarkan dalam fi lm hadirnya sejumlah fakta ‘Kancil’, dan kan- “Daun di Atas Bantal” ialah mencoba untuk cil-kancil lain yang mengalami kasus yang melihat kembali bagaimana sistem pem- sama di berbagai wilayah di negeri ini. bangunan yang digalakkan oleh kekuasaan Pada gagasan fi lm opera jawa Garin Nugro- Soeharto dengan hegemoni aparat keaman- ho mencoba mempertanyakan nilai-nilai ke- an, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia manusiaan atas perlakuan terhadap perem- (ABRI) dan kepolisian serta sistem kekua- puan dalam berbagai situasi dan kondisi saan yang korup melahirkan kesenjangan bangsa Indonesia. Fakta pengakuan kepada yang tinggi antara orang-orang yang mem- perempuan yang menjadi akar tradsisi dan punyai relasi kedekatan dengan kekuasaan lahirnya jiwa nasionalsime bagi anak-anak dengan rakyat jelata. Di sinilah Garin me- bangsa, atau generasi bangsa menjadi wa- lalui tokoh ‘Kancil’ mencoba memperta- cana yang terus diperbincangkan banyak nyakan kembali pembangunan yang ma- kalangan. Perempuan yang menaruh perha- sif dalam berbagai bidang imprastruktur tian pada peran dan kedudukannya dalam fi s ik bangsa ini dengan perlakukan tidak sistem sosial menempatkan isu perempuan manusiawi yang dialami oleh rakyat Jela- dalam wilayah gender, pekerjaan domes- ta. Bahkan nyawa rakyat jelata bisa diper- tik rumah tangga dan wilayah sosial dan jualbelikan, tubuh, organ tubuhnya mere- politiknya menunjukkan sikap yang am- ka menjadi komoditas bagi oknum yang bigu. Gagasan ini muncul sebagai wujud berkuasa melalui agen-agen asuransi yang kritik Garin atas persoalan perempuan dan dijadikan sebagai indikator kemakmuran kepemimpinan perempuan dalam bidang dan kemajuan suatu bangsa bagi terseleng- politik lokal dan nasional, bahkan tafsir garanya manusia modern yang menganut ‘Opera jawa’ ditujukan untuk perempuan di sistem ekonomi liberal. Proses legalitas wilayah regional Asia dengan asumsi dasar pembangunan yang disokong oleh apartus gagasan besarnya melalui keyakinan nilai- negara sebagai alat hegemoni kekuasaan nilai kitab yang banyak dianut ini memposisikan rakyat kecil sebagai ob- oleh negara-negara di Asia, seperti; Indo- jek kesengsaraan. Sementara sistem de- nesia, Singapora, Malaysia, India, Thailand, mokratisasi dalam bermedia tidak dimiliki Vietnam, dan lain-lain. oleh kaum lemah sebagai wahana untuk Melalui tafsir universal nilai-nilai femi- menyuarakan hati nurani, regulasi yang ti- nis dalam konteks Asia ini Garin Nugroho dak berjalan sampai ke akar rumput rakyat mencoba memepertanyakan feminsime kecil, dan hukum yang hanya bisa diakses yang dikumandangkan oleh pengetahuan oleh mereka yang mempunyai kedekatan Barat dengan mengajukan sejumlah asum- dengan kekuasaan menjadikan rakyat seba- si kontraproduktif pengetahuan feminsime gai korban pembangunan negara. yang berasal dari budaya Timur. Gagas- Gagasan narasi ini berdasarkan pada an ini ditujukan untuk berbagai kalangan refl eksi atas sejumlah kejadian, fakta, re- dalam memandang perempuan sebagai alitas yang terjadi, yang dialami secara riil manusia, yang dimanifestasikan sebagai oleh tokoh-tokohnya. Sementara ideologi individu atau kaum yang tertinggi dalam Pancasila yang dijadikan sebagai dasar budaya Asia. Melalui tafsir Jawa ia mem-

22 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho - berikan kritik terhadap sejumlah persoalan hirnya bangsa yang berkemanusiaan. perempuan di berbagai belahan negara di Jawa dan budaya Jawa dipinjam oleh Asia. Namun kritik tersebut dihadirkan le- Garin untuk menafsirkan makna kema- wat antropologi kebudayaan dan nilai-nilai nusiaan, proses peminjaman budaya Jawa pluralisme yang dianut oleh bangsa Asia. menjadikan tafsir universal atas nilai-nilai Ketajaman pemikiran Garin Nugroho yang kemanusiaan dalam dibumikan, dikonteks- menampilkan detail antropologi kebudaya- tualisasikan dengan konteks bangsa ini. an ini membuktikan sejumlah asumsi dasar Pembumian nilai Katolik yang menjunjung budaya Indonesia yang ditafsirkan lewat tinggi nilai-nilai kemanusiaan ini menjadi budaya Jawa sangat relevan untuk men- relevan dengan kondisi sosial dan politik jawab persoalan dan kedudukan perem- bangsa ini yang banyak menjadikan isu puan dalam kehidupan sosial. sensitif agama sebagai dasar pertikaian, Perhatian pemikiran utama Garin Nu- kekerasan atas nama agama dan lain-lain, groho dalam fi lm Soegija mencoba untuk menjadi dasar bagi kita untuk berpikir memetakan makna kemanusiaan dalam ulang menjadi manusia Indonesia. Penekan- perspektif minoritas Katolik dengan dasar an gagasan Garin dalam mengkonstruksi sejarah nasionalisme bangsa Indonesia. Ke- nilai-nilai kemanusiaan dalam fi lm Soegija hadiran Soegija menjawab tentang sejarah memberikan konstribusi pemahaman ten- bangsa Indonesia, sejarah manusia Jawa tang bernegara dengan menghormati prin- dan sejarah paham Katolik yang menjun- sip-prinsip dan nilai-nilai kemanusiaan jung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Ga- universal. Dasar pemikiran Garin Nugroho gasan Garin Nugroho dalam menafsirkan dalam fi lm Mata tertutup ialah sebuah ga- kemanusiaan universal melalui tokoh Mari- gasan untuk mengkonstruksi ulang pe- yem dalam konsepsi nama Jawa, Mariah mikiran dan pemahaman kita untuk men- dan konsepsi makna Katolik sebagai wu- jadi bangsa yang berpegang teguh kepada jud nilai-nilai kemanusiaan universal. Ga- Pancasila sebagai ideologi negara. Ideologi rin mencoba menghadirkan sejumlah fakta radikalisme dan terorisme yang berkem- tentang kontribusi umat Katolik dalam bang di kalangan anak muda atau generasi membangun bangsa, dan meletakkan Indo- muda, pemuda-pemudi bangsa ini, dengan nesia sebagai bangsa yang berkemanusiaan menggunakan paham agama mayoritas dalam konteks bangsa-bangsa Eropa me- sebagai instrument penegakan prinsip ini, lalui pengangkatan Soegija sebagai pastor Islam sebagai instrument berkembangnya pribumi pertama yang disejajarkan oleh Va- paham radikalisme dan terorisme menem- tikan. Prinsip utama kemanusiaan meman- patkan citra mayoritas yang dominan atas dang manusia sebagai manusia seutuhnya, agama-agama minortas. Kehidupan ber- bukan berdasarkan suku, ras, bangsa, dan bangsa dan bernegara mengharuskan setiap golongan tetapi sebagai mahkluk ciptaan warga negaranya untuk meletakkan paham Tuhan yang dilahirkan dari seorang ibu un- dan keyakinan agama bukan sebagai dasar tuk dipandang setara dalam pergaulan du- pergaulan, tetapi dengan mengacu kepada nia internasional. Konsepsi kemanusiaan dasar negara, yakni Pancasila sebagai dasar dan nilai-nilai kemanusiaan ini dimuncul- pergaulan di negeri ini. kan sebagai penggambaran sejarah bangsa Kritik tajam Garin Nugroho ditujukan Indonesia, sebagai budaya Indonesia dan kepada agama mayoritas yang gagal mem- sebagai nilai tertinggi yang wajib dijunjung berikan pemahaman tentang bahaya radi- oleh manusia. Pemuliaan manusia kepada kalisme Negara Islam Indonesia dan teror- manusia lain menjadi modal utama la- isme, jihad yang mengatasnamakan Islam

23 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 - sebagai jalan menuju Surga. Kegagalan rakyat kecil. Dasar demokratisasi yang di- untuk menafsirkan ibu pertiwi ini menjadi letakkan Tjokroaminoto dalam bersikap dan rujukkan sejumlah tokoh Islam, dan tokoh berpendapat dengan menjunjung tinggi lintas agama lainnya untuk menafsirkan nilai-nilai kemanusiaan. Sebuah dasar kembali agama sebagai entitas bangsa, bu- bagaimana memandang daan memahami kan agama sebagai dasar bangsa. Garin me- nilai-nilai nasionalisme menjadi titik tekan minjam budaya Jawa untuk menafsirkan Tjokroaminoto dalam memandang manu- kondisi riil berkembangnya paham radi- sia Indonesia sebagai manusia seutuhnya, kalisme dan terorisme untuk membumikan bukan dipandang sebagai seperempat ma- kembali Pancasila sebagai dasar negara. nusia. Dasar ini menjadikan rakyat bersatu Jawa bagi Garin Nugroho adalah alat un- untuk mengusir penjajah dan meneggakan tuk berbicara tentang Indonesia, tentang prinsip-prinsip kemanusiaan. Selajutnya ia isu-isu radikalisme dan terorisme yang meletakkan peran perempuan dalam se- berkembang di Indonesia, dan sebagai in- jarah nasional bangsa ini menjadi bagian strumen untuk mengembalikan kembali terpenting bagi tafsir generasi muda bang- paham Pancasila sebagai paham bernegara sa, bagi pengetahuan sejarah bangsa dan bagi generasi muda bangsa Indonesia. bagi keterlibatan perempuan dalam ber- Pada gagasan fi lm Tjokroaminoto Garin negara, berpolitik dan berkemanusiaan. Nugroho mencoba menafsirkan ulang ten- tang makna kemanusiaan yang bersumber Relasi Nilai Pluralisme dan Multikultu- dari pemikiran Tjokroaminoto. Detail plu- ralisme Antar Film ralisme dan budaya Jawa yang dijadikan Pada Film Daun di Atas Bantal Garin sebagai alat tafsir Garin untuk memetakan Nugroho menghadirkan se ing tempat pa- persoalan sosial, politik, ekonomi dan se- sar tradisional, pasar menjadi tempat dan bagainya dalam rangka mengembalikan wadah realitas pluralisme yang menggam- pemikiran manusia modern Indonesia barkan interaksi manusia, interaksi budaya, kepada akar sejarah bangsanya. Gagasan bahasa dan hubungan kepentingan antar in- utama Garin Nugroho yang menempatkan dividu. yang dijadikan sebagai kata Hijrah yang diucapkan Tjokroaminoto basis tafsir Garin dalam menampilkan de- sepanjang fi lm dan kata Iqra (baca) tentang tail persoalan pluralisme yang merupakan realitas bangsa ini menempatkan Islam se- Indonesia Mini, terutama pada waktu fi lm bagai basis utama lahirnya bangsa Indo- di produksi (97-99) memberikan arti besar nesia. Garin mencoba memberikan tafsir tentang lahirnya kebebasan berpendapat ulang tentang sejarah nasional Indonesia yang mulai membangkitkan prinsip de- yang ditujukan untuk manusia modern mokratisasi dan lahirnya reformasi. Ga- bangsa ini. Bahwa sejarah politik yang be- gasan ini meminjam budaya Jawa untuk sar dari bangsa ini patut dijadikan sebagai menafsirkan kondisi nilai-nilai pluralisme pijakan dan pedoman untuk partai politik, sebagai dasar bagi Indonesia yang diisi konstituen partai politik dan dasar-dasar oleh etnis Padang, Jawa, Arab, China, dan politik yang memanusiakan manusia wa- lain-lain. Sebagai seorang Indonesia maka jib diteladani bagi para politikus negeri fi l m ini memberikan pemahaman tentang ini. Dasar berdikari dalam bidang ekonomi menjadi orang Indonesia itu harus dapat dengan sistem koperasi yang memberikan memahami dan mempelajari semua bu- keadilan bagi rakyat kecil yang diletakkan daya, bahasa dan karakter orang-orangnya. oleh Tjokroaminoto yang menjunjung tinggi Pasar adalah tempat yang paling utama nilai-nilai dan prinsip kemanusiaan bagi

24 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho - untuk dijadikan sebagai wahana untuk me- wilayah kultur bangsa pada psoisi tertinggi, mahami dan menghormati individu antar pada wilayah keyakinan, sosial, dan politik, etnis. Gagasan ini memunculkan bagaima- hal ini menjadikan dasar perempuan hadir na lahirnya sebuah rasa cinta, rasa memi- di wilayah sosial dan politik. Nilai plural- liki, dan ras kebersamaan dalam hal senasib isme bangsa ini ditafsirkan dalam wacana dapat ditemukan di pasar, melalui tokoh fi l m “Soegija” yang menampilkan detal ibu Asih yang memberikan pengayoman antropologi budaya etnis China, Jepang, dan memberikan rasa kasih sayang kepada Jawa, Eropa dan lain-lain sebagai upaya anak-anak Jalanan. Rasa kasih sayang yang konstruksi sejarah bangsa Indonesia yang diberikan dengan caranya sebagai perem- dibangun atas dasar nilai multikultural. puan yang memberikan perhatian tentang Semua etnis yang digambarkan dalam fi lm nasib rakyat kecil. merindukan nilai kemanusiaan, terutama Sementara gagasan pluralisme tentang orang terdekat, keluarga, ibu, bapak, anak bangsa ini terbentuk dari sistem multi- dan saudara mereka. Pemahaman sejarah kultural diletakkan oleh Garin Nugroho perjuangan yang ditampilkan sebagai se- dalam Film “Opera jawa’ yang menempat- buah gambaran bagaimana bangsa ini kan budaya ‘Marapu’ Sumba, Kosmologi dibangun atas dasar berbagai etnis bangsa, Hindu, Budaya Jawa, dan lain-lain sebagai baik bangsa pendatang yang generasinya wujud realitas bangsa ini. Garin meletak- dilahirkan di Indonesia, bangsa asli atau kan perempuan Jawa sebagai basis utama pribumi dan juga kontribusi bangsa asing, tafsirnya terhadap persoalan bangsa In- termasuk bangsa Eropa yang menjunjung donesia, terutama persoalan gender dan tinggi nilai-nilai kemanusiaan. feminisme yang banyak dipertanyakan Soegija menjadi simbol lahirnya dua oleh perempuan dan laki-laki di bangsa identitas, yakni identitas bangsa Jawa (In- ini. Sebagai Indonesia yang modern, peran donesia) dan juga identitas bangsa Eropa. perempuan yang banyak dipengaruhi oleh Maka dengan demikian identitas individu pengetahuan feminsime Barat yang tidak dari setiap individu bangsa ini tidak ada mengenal multikultural masyarakatnya, yang murni, sebuah pertanyaan orang diberikan alternatif pemahaman tentang mana yang dinamakan dengan pribumi. pengetahuan tentang peran perempuan Justeru modal multi etnis, multi agama, dan gerakan perempuan dalam mengambil multi golongan dan lain-lain menjadi perannya di wilayah domestik, wilayah so- kekayaan untuk membangun bangsa ini. sial dan wilayah politik yang berakar dari Sebagai sebuah kekuatan untuk memba- budayanya. ngun negeri ini. Bukan dijadikan sebagai Gagasan ini menjadi terlihat sebagai se- persoalan dan perselisihan dalam menen- buah pemikiran yang kontraproduktif se- tukan nasib bangsa ini. Pada fi lm Mata ter- bagai pengetahuan Barat dan Timur yang tutup Multikulturalisme diwujudkan ke- menjadikan kejanggalan bagi sebagian pada etnis Minang, Jawa, Sunda, Cirebon, orang di negeri ini. Namun sistem multikul- dan lain-lain yang menyangkut tentang isu- tural dan sistem patriarki yang banyak dia- isu terorisme dan radikalisme di kalangan nut oleh suku di negara ini justeru menem- anak muda atau generasi muda Indonesia. patkan perempuan sebagai penggerakan konsepsi pesantren yang dijadikan sebagai sistem sosial dan politik dan memberikan se ing tempat dalam fi lm ini menunjukan konstribusi besar bagi bangsa ini. Sebagai kepada persoalan Islam sebagai mayoritas. sebuah gerakan politik dalam berbangsa, Maka penunjukkan ini didasarkan pada perempuan ditempatkan dalam berbagai minoritas, sudut pandang kebineran yang

25 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 - diutamakan oleh Garin Nugroho. Islam se- Relasi Nilai Keyakinan Antar Film bagai mayoritas yang dianut oleh berbagai Relasi antar fi lm dalam keyakinan atau suku bangsa di Indonesia, dengan paham agama memberikan pemahaman tentang radikalisme dan terorisme akan menjadi nilai-nilai pluralisme bangsa ini. Kon- ancaman dan bahaya besar bagi persoalan sepsi agama sebagai keyakinan ditunjuk- kerukunan umat bergama jika pembiaran kan dalam fi lm Daun di Atas Bantal sebagai atas paham ini menjadi dasar ideologi ge- pertautan antara keyakinan Jawa dengan nerasinya. Tentunya upaya penafsiran Ga- Islam, tidak secara eksplisit dinyatakan rin melalui Jawa dan budayanya menjadi dalam fi lm ini. Namun di fi lm ‘Opera jawa’ relevan dengan paham Islam yang men- Garin menempatkan dasar keyakinan dominasi negara Indonesia, terutama basis Marapu dan Hindu yang dibangun dalam pesantren berada di Pulau Jawa. narasi cerita. Pada fi lm Soegija keyakinan Usaha Garin mengkritik realitas Islam Katolik dijadikan dasar untuk memandang dan paham radikalisme dan terorisme ini bangsa Indonesia dari perspektif minoritas. sebagai upaya konstruksi pemikiran yang Sementara pada fi lm Mata tertutup dibangun cerdas untuk mengembalikan kembali, berdasarkan konspesi Islam sebagai agama pemikiran anak muda Indonesia, generasi yang dijadikan alat kekerasan bagi paham muda bangsa ini untuk berkehidupan yang radikalisme Negara Islam Indonesia dan berlandaskan kepada Pancasila, bukan ke- paham terorisme. Selanjutnya fi lm Tjok- pada nilai dan paham keyakinan yang dia- roaminoto, Garin meletakan Islam sebagai nutnya. Konsepsi ini menjelaskan kembali, dasar yang diusung oleh pemikiran besan tentang terbentuknya negara yang didasar- tokoh bangsa sebagai dasar pendangan kan kepada Pancasila sebagai konsepsi dan pemikiran pembumian konsep-konsep yang tepat untuk memandang persoalan Islam yang dominan dalam mewujudkan pluralisme sebagai kekuatan dan semangat negara Indonesia. kebersamaan, sikap saling menghormati, dan bentuk toleransi yang dijunjung tinggi Relasi Nilai Nasionalisme (Ibu Pertiwi) ideologi negara. Pada fi lm Tjokroaminoto, Antar Film Garin mampu menghadirkan semangat pluralisme sebagai basis utama isu bangsa Gagasan Unik dan mendalam Garin dalam sejarah nasional Indonesia. Bangsa Nugroho dalam setiap fi lm yang diproduk- ini ditegaskan oleh Garin sebagai bangsa si dan disutradarainya ialah menempatkan yang plural, dibentuk atas dasar nilai ke- tokoh atau sosok Ibu. Tokoh ini selalu men- beragaman berbagai macam etnis, China, jadi perhatian utama untuk memahami se- Jawa, Minang, Sunda, Borneo, dan lain- tiap adegan, narasi cerita, tema cerita, kon- lain. Konsepsi pluralisme ini menjadikan tinuitas (berkesinambungan) penceritaan, dasar negara yang digagas oleh Tjokroami- tokoh dan penokohan dan isu-isu besar noto sebagai kekuatan untuk mewujudkan tentang bangsa ini yang diproyeksikan ke dalam setiap karyanya. Pada Film ‘Daun di terbentuknya sebuah negara dengan tanpa Atas Bantal’, Garin menempatkan tokoh Ibu pertumpahan darah dan kekerasan. Nilai Asih yang memberikan pemahaman ten- yang dijunjung tinggi dalam semangat na- tang konfl ik dan penderitaan yang dialami sionalsime dalam rangka memperjuangkan oleh semua tokoh. Pada fi lm ‘Opera jawa’ lahirnya Indonesia didasari atas semangat Garin menempatkan tokoh Ibu Ludiro nilai pluralsime yang tertanam disetiap yang diperankan oleh (Retno Maruti) se- suku, ras, golongan.

26 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho - bagai tokoh yang hadir memberikan pema- oleh kemampuan dari ibunya dalam me- haman tentang makna anak, kasih sayang lihat realitas, sehingga ide dan pemikiran dan pengabdian kepada seluruh alam. Di itu selalu dipelihara. Termasuk juga dalam dalam Film ‘Soegija’ tokoh Mariyem yang memandang konsep ibu pertiwi”. Pandang- selalu menolak disebut, dipanggil sebagai an di atas selaras dengan pola-pola yang Mariah (Katolik) yang memberikan pema- diterapkan oleh Garin dalam berkesenian haman secara menyeluruh tentang makna dan berkebudayaan melalui fi lm, semua kasih sayang seorang ibu dan permasa- karya yang diproduksinya baik fi lm mau- lahannya. Posisi Asimah sebagai ibu yang pun seni yang lain selalu diperuntukkan ditampilkan untuk menunjukkan peran dan dipersembahkan bagi ibu, para ibu dan perempuan dalam konsepsi Islam yang ibu kita semua. Tujuan ini bermakna mul- tanpa pamrih mencoba untuk mengemba- tidimensi antara ibu Garin secara pribadi, likan anaknya yang telah disusupi paham ibu untuk orang yang menonton, dan ibu radikalisme kepangkuan diri dan bangsa- bagi seluruh bangsa Indonesia, bahkan ibu nya. Selanjutnya pada fi lm ‘Tjokroaminoto’ dalam lintas teritorial dari sebuah negara. sosok Mbok Tambeng sebagai tokoh sen- Sifat keuniversalan inilah yang memberi- tral yang membawa pengaruh besar bagi kan pemahamanan tentang bagaimana ni- keluarga Tjokroaminoto dan tokoh-tokoh lai dan makna ibu dalam dimensi-dimensi nasional lainnya, seperti Soekarno, Musso, karya dan kehadirannya menjadi relevan. Sammaun dan lain-lain. Konsepsi Ibu ini menujukan tafsir kepada Ibu Mariah, Ibun- Identitas Ideologi Garin dalam Teks Vi- da dari Garin, sosok ibu Mariah menjadi sual Film insprirasi besar Garin dalam melihat ber- Secara menyeluruh pembacaan atas bagai persoalan yang dialami Ibu pertiwi. wancana keindonesiaan yang dikonstruk- Konsep ibu pertiwi menjadi menarik sikan oleh Garin Nugroho dalam setiap bagi persoalan psikologi bangsa ini, ma- karyanya menunjukkan pemikiran Garin syarakat Indonesia akan berkobar jiwanya Nugroho tentang konsepsi bangsa Indone- ketika kedaulatn ibu pertiwi dirongrong sia secara menyeluruh (holistic). Membaca oleh bangsa lain. Karena konsep ibu per- pemikiran Garin Nugroho adalah mem- tiwi mengacu kepada penghormatan se- baca Indonesia secara keseluruhan. Hal ini tinggi-tingginya kepada seluruh mahkluk tentunya didasarkan pada sejumlah fakta hidup. “hampir di setiap keyakinan dan yang ditemukan dalam wacana keindo- agama di Indonesia memberikan pandang- nesiaan yang terdapat dalam analisis teks an tentang makna ibu sebagai makna ten- visual fi lm. Identitas Garin dalam berkarya tang penghormatan setinggi-tingginya. yang meletakkan dasar Ideologi bernegara Konsep penghormatan kepada bapak ma- dengan konsepsi pemikiran tentang isu sih bisa ditawar ketika dipandang sebagai dan permasalahan yang dihadapi negara sesuatu yang tidak logis, tetapi penghor- dari masa ke masa. Di mana gagasan Garin matan kepada ibu tidak bisa digugat”. Nugroho terbentuk berdasarkan refl eksi Selanjutnya berdasarkan pada pendapat isu-isu nasional bangsa Indonesia menjadi Joko Suryo “seorang anak dalam berkarya perhatian utama tema dan narasi fi lm yang selalu merujuk kepada ibunya. Karena ibu disutradarainya. Ia menampilkan isu nasi- bagi orang Jawa dianggap sebagai asal ke- onal sebagai kekuatan karyanya yang me- hidupan dan ditafsirkan juga sebagai asal minjam paham budaya Jawa sebagai tafsir berpikir dari seorang anak. Hidupnya ide atas permasalahan bangsa ini. Sebagai dan pemikiran seorang anak itu ditentukan

27 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 - seorang Jawa dan dibesarkan oleh kebu- (Mariah) adalah menafsirkan budaya secara dayaan Jawa, Garin meletakan paham Jawa hakiki budaya atau nilai Sunda, melalui sebagai refl eksi kehidupan dan isu bangsa (alat) kebudayaan Jawa yang membentuk dalam konsepsi Orang Jawa. Tentunya hal kepribadian dirinya, karena Garin Nugro- ini menjadi dasar atas nilai Jawa yang dija- ho dilahirkan dan dibesarkan oleh kultur dikan relasi hubungan sikap berkebudaya- sosial politik Jawa. Perpaduan nilai esensi an dengan pemikiran mengenai isu bangsa Sunda dan Jawa inilah yang membentuk sebagai titik anjak untuk membedah perso- ideologi berkesenian dan berkebudayaan alan bangsa dan mengkonstruksinya kem- Garin untuk menafsirkan dan merefl eksi- bali dalam rangka falsafati wacana. kan Indonesia secara menyeluruh (holistik). Film karya Garin menempatkan fi lsafat Sebagai tafsir kepada Ibu pertiwi, sebagai ketimuran sebagai alternatif pemikiran dan tafsir kepada nilai nasionalisme, Ibu Mari- dasar untuk penyelesaian sejumlah isu na- ah menjadi sosok yang selalu muncul me- sional dan regional Asia. Ia menempatkan lalui nilai-nilai yang diajarkan kepadanya, fi l safat pembangunan, fi lsafat manusia, tentunya seiring nilai-nilai Jawa yang diwa- fi l safat alam dalam konsepsi Marapu dan risi dari Ayahnya. Identitas ideologi Garin Hinduisme, fi lsafat sejarah dan kemanu- Nugroho dalam berkarya adalah Garin itu siaan dalam perspektif Katolik, Kristologi, sendiri yang dipengaruhi oleh berbagai fi l safat Islam dan fi lsafat kepemimpinan, pemikiran, paham, keyakinan dan budaya peletakkan Filsafat Islam sebagai dasar yang menyertainya. Paham yang melatar- negara, Filsafat Politik dan sebagainya, belakanginya tentunya paham pluralisme, namun rujukkan utama dari sejumlah wa- perpaduan budaya dan nilai Sunda dan cana terfalsafati ini merujuk kepada nilai- Jawa, perpaduan keyakinan yang dianut nilai kemanusiaan universal (humanisme). oleh dirinya sebagai seorang muslim yang Identitas Ideologi Garin Nugroho dalam bersentuhan dengan paham-paham agama berkesenian dan berkebudayaan dalam se- dan keyakinan lain, seperti Katolik, Hindu, tiap karyanya adalah Ideologi tentang Ibu dan keyakinanan lain di mana ia dapatkan (ibunda) yang tentunya didasarkan kepada di lingkungan , Magelang sebagai asal nilai budaya ibunya berasal, yakni bu- kota multikultural dan Yogyakarta yang daya sunda (sundanisme) menjadi titik anjak mutikultural pula. Tetapi semangatnya penafsiran sejarah bangsa Indonesia. Kon- dalam berkarya juga ditekankan kepada sepsi dasar budaya Jawa menjadi alat tafsir nilai-nilai humanisme, kemanusiaan yang atas sejumlah persoalan negeri ini. Jawa di- bersifat universal. Identitas Garin menjadi jadikan sebagai instrumen tafsir bagi nilai- unik ketika paham-paham yang mempe- nilai keindonesiaan yang didasarkan pada ngaruhi pemikirannya itu diterjemahkan mayoritas penduduk, mayoritas kekuasaan untuk menafsirkan sosok Ibunda sebagai Indonesiaa yang berpijak di Pulau Jawa. pemuliaan, penghormatan kepada Ibu, Peletakan Ibu sebagai dasar prinsip pemi- kepada ibu pertiwi (negara) dan penghor- kiran Garin Nugroho memberikan gambar- matan kepada nilai-nilai dan kasih sayang an tentang esensi pemikiran dan ideolog- sosok ibu yang bersifat universal. inya untuk menafsirkan bangsa Indonesia Pembuktian atas penjelasan di atas yang beragam dengan nilai yang dianut, di- didukung sejumlah fakta yang termani- transformasikan oleh ibu kepada anaknya, festasikan dalam setiap karya Garin nugro- di mana nilai budaya Sunda menjadi pedo- ho yang menghadirkan sosok perempuan man dan semangat karyanya. (ibu) yang menghadirkan makna kemanu- Pada hakikatnya, menafsirkan ibunda siaan yang universal. Sosok ibu yang selalu

28 - Toni: Ideologi Film Garin Nugroho - sentral dalam setiap fi lm menitikberatkan ham radikalisme dan teorisme di kalangan kepada persoalan bangsa dan isu-isu yang generasi muda Indonesia. Nasionalisme berkembang di negara ini dari masa ke yang digagas dengan semangat visioner masa. Pembuktian atas kehadiran sosok berdasarkan konteks permasalahan radi- ibu memunculkan keragaman pemahaman kalisme dan terorisme. Humanisme seba- tentang nilai kasih sayang ibu yang selalu gai dasar esensi nilai-nilai Katolik dalam kontekstual berdasarkan pada situasi dan berbangsa dan bernegara dengan konteks kondisinya. Pengejahwantahan sosok ibu sosial politik menjelang kemerdekaan dan sebagai makna ibu pertiwi dalam konsepsi pasca kemerdekaan bangsa Indonesia. nilai-nilai esensi ibundanya yang berasal Jawanisme sebagai identitas kultural bang- dari budaya Sunda mereferensikan lahirnya sa menjelang kemerdekaan republik Indo- negara Indonesia yang diperjuangkan oleh nesia. Pluralisme dan multikulturalisme Soekarno dengan bantuan tokoh sunda ibu sebagai representasi toleransi antar entitas Inggit Garnasih yang mengantarkan Soe- bangsa. Ideologi Islam sebagai dasar pele- karno pada gerbang kemerdekaan Repu- takan nilai-nilai kemerdekaan bangsa Indo- blik Indonesia. nesia pra kemerdekaan.

SIMPULAN Daftar Pustaka Pementaan atas ideologi Garin yang ter- Petualangan Semiolo- muat dalam teks fi lm meliputi sejumlah pa- Barthes, Roland. 2007. gi ham atau ideologi yang termanifestasikan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. dalam karya-karyanya yakni: Daun di Atas Membedah Mitos-Mitos Bu- Bantal, Opera jawa, Mata tertutup, Soegija dan ------. 2005. daya Massa Tjokroaminoto meliputi: Ideologi Pancasila . Yogyakarta: Jalasutera. dan penegakan nilai-nilai dekokrasinya Cultural Studies Teori dan dengan menggunakan Ideologi Jawa se- Barker, Chris. 2011. Praktik bagai instrument tafsir atas kondisi sosial . Yogyakarta: Bentang. politik bangsa Indonesia pada masa rezim Media dan Budaya Po- Orde Baru. Ideologi Hindu melalui fi losofi Burton, Graeme. 2008. puler kosmologi alam semesta dengan meng- . Yogyakarta: Jalasutera. gunakan tafsiran budaya Jawa atas Kisah Semiotika Media: Peng- Rama-Shinta. Nasionalisme sesuai dengan Danesi, Marcel. 2010. antar Memahami Semiotika visioner yang dibumikan dengan konteks . Yogyakar- sosial politik rezim Orde Baru. Ideologi ta: Jalasutera. kuasa perempuan Jawa dalam menafsir- Analisis Framing, Konstruksi, kan konteks sosial politik kepemimpinan Eriyanto. 2004. Ideologi dan Politik Media perempuan dalam dinamika demokrati- . Yogyakar- sasi bangsa Indonesia. Ideologi Islam un- ta. LKiS. tuk menafsirkan kondisi sosial politik atas Analisis Wacana Pengan- tumbuh kembangnya paham radikalisme ------. 2001. tar Analisis Teks Media dan terorisme generasi muda bangsa, khu- . Yogyakarta. LKiS. susnya kelompok-kelompok Islam yang Sejarah melakukantafsir tekstual pada ayat-ayat Kristeva, Nur Sayyid Santoso. 2015. Ideologi Dunia Quran. Pluralisme dan multikulturalisme . Yogyakarta: Lentera sebagai pendekatan untuk memutus pa- Kreasindo.

29 - Pantun Vol. 2 No. 1 Juni 2017 -

------. 2011. Negara Revolusi Marxis dan Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metodo- Proletariat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. logi dan Teknik Penelitian Seni dan Sas- tra dari Strukturalis Hingga Poststruk- Piliang, Yasraf Amir. 2005. Hipersemiotika, turalis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tafsir Cultural studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutera. ------. 2009. Stilistika Kajian Puitika Ba- hasa, Sastra dan Budaya. Yogyakata: ------. 2005. Dunia yang Dilipat Tama- Pustaka Pelajar. sya Melampaui Batas-Batas Kebudaya- an.Yogyakarta: Jalasutera. Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, A------. 2000. Hiper-Realitas Kebudaya- nalisis Semiotik, dan Analisis Framing. an. Yogyakarta: LKiS Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

30