56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Legenda Tokoh Pencak Silat Indonesia Yaitu En

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Legenda Tokoh Pencak Silat Indonesia Yaitu En BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia yaitu Enny Rukmini Sekarningrat, Suko Winadi, dan Eddie Mardjoeki Nalapraya akan membahas mengenai sepak terjang ketiga tokoh tersebut di dalam mengembangkan pencak silat di Indonesia dan luar negeri. Penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Enny Rukmini Sekarningrat dilakukan di Jawa Barat terutama di Kabupaten Garut dan Kota Bandung. Kemudian penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Suko Winadi dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Terakhir penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Eddie Mardjoeki Nalapraya dilakukan di Provinsi DKI Jakarta. Langkah penelitian dimulai dengan melakukan wawancara, observasi, dan pengumpulan dokumentasi serta berbagai arsip yang berkaitan dengan legenda tokoh pencak silat Indonesia (Enny Rukmini Sekarningrat, Suko Winadi, Eddie Mardjoeki Nalapraya). Wawancara tidak hanya dilakukan dengan ketiga legenda tokoh pencak silat Indonesia tersebut melainkan juga dengan keluarga atau ahli waris dan para kerabat dekat pencak silat dari setiap tokoh. Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi lapangan seperti mengunjungi rumah legenda tokoh pencak silat Indonesia, Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI), dan beberapa tempat bersejarah yang berkaitan dengan legenda tokoh pencak silat Indonesia untuk menunjang dalam melakukan pengambilan data penelitian. 56 B. Pembahasan dan Temuan 1. Rd. Enny Rukmini Sekarningrat a. Riwayat Hidup Rd. Enny Rukmini Sekarningrat Enny Rukmini Sekarningrat cukup terkenal dikalangan masyarakat luas terutama bagi mereka yang mencintai seni budaya beladiri pencak silat. Bahkan namanya telah tercatat sebagai Majelis Pakar PB. IPSI (1999) dan Dewan Pertimbangan PB. IPSI (2003: 41). Tidaklah mengherankan apabila namanya sudah dikenal hingga ke tingkat Internasional. Memang kalau kita belum mengenalnya sekilas terlihat galak apalagi didukung oleh sorot mata yang tajam membuat orang yang melihatnya menjadi segan. Namun semua itu tidak benar, buktinya bila sudah terlibat perbincangan dengannya ternyata beliau adalah seorang yang ramah, baik, sopan dan rendah hati. Dalam Jessie Jasmin (2017) panggilan Enny Rukmini Sekarningrat dalam kesehariannya dipanggil dengan sebutan Ibu Enny. Tetapi umumnya para pesilat di lingkungan Himpunan Pencak Silat (HPS) Panglipur memanggilnya dengan sebutan mamih Enny. Sebutan terakhir ini adalah merupakan kebiasaan pesilat Panglipur yang sudah dekat dengannya. Pernah ada yang menanyakan, “Apakah betul Ibu ada keturunan Belanda”? “Saya jawab tidak dan memang sebenarnya saya bukan keturunan orang Belanda”, tuturnya. Bahkan pertanyaannya tidak cukup sampai di situ saja, kadang-kadang mereka suka meneruskan dengan pertanyaan lain, “Ah masa, buktinya raut muka 57 Ibu mirip Indo”? Mendengar pertanyaan seperti itu Enny Rukmini Sekarningrat hanya tersenyum “Mungkin karena saya cukup lama bersama-sama dengan orang Belanda, ketika masih sekolah di Zending School. Tidak heran apabila saya terpengaruh oleh kebiasaan orang Belanda dan kebetulan kulit saya putih, sehingga orang menyangka bahwa saya mirip orang bule. Padahal saya tidak ada keturunan Indo, ayah saya Abah Aleh keturunan Banten dan Ibu saya Ma Uki asli orang Garut”, tuturnya. Enny Rukmini Sekarningrat lahir di Gang Durman, Bandung pada tahun 1915 dari orang tua yang bernama Abah Aleh dan Ma Uki. Mempunyai dua orang anak, yang pertama Imas Sumartini dan yang kedua Djadja Widjayakusumah. Pada tahun 1946 Enny Rukmini Sekarningrat menjadi guru agama di Bandung di bawah pimpinan Ajengan Toha dan Rachmat Sulaeman. Enny Rukmini Sekarningrat menggabungkan diri sebagai wanita pejuang kemerdekaan pada pasukan Pangeran Papak di Wanaraja, Garut dibawah pimpinan Mayor S.M. Kosasih sebagai anggota pasukan penggempuran. Dalam M. Halwi Dahlan (2011: 264-265), tahun 1947 Enny Rukmini Sekarningrat bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Letkol. Abimayu dan Mayor U. Rukman sampai hijrah ke Yogykarta lalu kembali ke Jawa Barat dan berhenti sebagai pejuang tahun 1949. Tahun 1950 Enny Rukmini Sekarningrat kembali dan menjadi masyarakat biasa. Pengembaraan di hutan belantara berakhir dengan turunnya para pengungsi ke kota Bandung. Enny Rukmini Sekarningrat 58 tadinya berjuang memakai senjata, namun setelah itu perjuangan beliau diteruskan dalam bentuk lain yaitu salah satunya melestarikan dan mengembangkan seni budaya pencak silat sebagai salah satu warisan budaya peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia. Sejak berdirinya PPSI pada tahun 1957, waktu itu dibawah pimpinan Pangdam Lima Siliwangi Jenderal Kosasih berusaha sekuat tenaga berserta keluarga besar Panglipur lainya menggalakan seni beladiri pencak silat. Tentu tidak seenak atau semudah yang beliau harapkan, sebab waktu itu bantuan dari pemerintah maupun masyarakat belum dapat diandalkan. Apalagi yang namanya pencak silat, banyak orang yang ingin memiliki kepandaian ini tetapi sedikit sekali yang mau mengeluarkan uang atau dana untuk itu. Namun Enny Rukmini Sekarningrat dan para kawan seperguruan dari Panglipur seperti Rd. H. Adang Mohammad Moesa, Harun, Tarmedi, Kol. H. MSTA Jhonny, M. Umbit, Bakri, Udi Widjaya dan warga Panglipur lainya terus berjuang melestarikan ilmu pencak silat warisan Abah Aleh sebagai pendiri Panglipur yang sebelumnya berjuang tanpa pamrih hingga Panglipur diakui pemerintah sebagai organisasi yang resmi. Enny Rukmini Sekarningrat sebagai pewaris dan sekaligus penerus HPS Panglipur diberi kepercayaan untuk memimpin Panglipur sampai dengan yang terakhir pada tahun 2010 beserta cabang-cabangnya senantiasa berpartisipasi mengisi program pemerintah dengan mengisi berbagai acara di Televisi pemerintah 59 maupun swasta. Mengikuti berbagai festival baik dalam tingkat nasional maupun internasional dan kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan oleh IPSI baik tingkat IPSI Kabupaten atau Kota, IPSI Daerah maupun IPSI Pusat (PB. IPSI) baik dalam kejuaraan PORDA, PON, SEA Games dan event lain baik nasional maupun internasional. Mengadakan pementasan khusus dalam mencari dana dalam rangka malam amal Pekan Raya Jakarta (PRJ), bencana alam, HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, HUT Siliwangi, juga turut aktif membina mental spiritual melalui paguron atau perguruan. Enny Rukmini Sekarningrat pernah melatih anggota tentara Rindam VI Siliwangi, Kompi Protokol pimpinan Kapten H. MSTA Jhonny (terakhir berpangkat Kolonel). Beliau juga pernah melatih angota tentara BPD II Siliwangi Pangalengan. Pada waktu itu komandannya adalah Letkol Suryamin dan melatih pemuda-pemuda yang putus sekolah. Di bidang pendidikan, beliau pernah melatih para murid dari sekolah dari SPG, SMP, SMA dan Mahasiswa serta siswa-siswa Dodiklat Polri, para anak dari orang tua Corps Polisi Militer (CPM) Cimahi, pernah mendirikan organisasi Himpunan Pengusaha Becak Indonesia (HPBI) Jawa Barat, membuka sekolah keterampilan Pertiwi pada tahun 1980 di Gang Panglipur, Jl. Dewi Sartika Bandung dengan nama Sekolah Keterampilan Pertiwi. Tahun 1980 memimpin rombongan pencak silat Panglipur ke Singapura bersama dengan Rd. H. Suhari Sapari dan terakhir ditunjuk sebagai pakar pencak silat oleh PB. IPSI untuk berangkat ke 60 Malaysia bersama-sama dengan Rd. H. Adang Mohammad Moesa sebagai perwakilan tokoh Jawa Barat dan yang kedua ke Trenggono Malaysia dengan E. Kusnadi ketua cabang Panglipur Cimahi Bandung. Atas prakarsa Gubernur Jawa Barat H. Aang Kunaefi pada tahun 1978 di bentuk suatu tim kesenian Jawa Barat yang khusus dipersiapkan untuk menyambut para tamu negara yang datang atau berkunjung ke Jawa Barat. Tim tersebut diberi nama Tim Protokoler Jawa Barat yang terdiri dari pencak silat Panglipur, tari, dogdog lajor, sisingaan, buncis, umbul-umbul dan lainnya. Gambar 1. Enny Rukmini Sekarningrat ketika masih muda. (Dokumen: HPS Panglipur) b. Masa Kecil Abah Aleh Abah Aleh lahir di Kabupaten Garut tahun 1856 dari pasangan R. Suriadilaga dan Eyang Pinot. Suriadilaga bekerja sebagai Anemer di Stasiun kereta api Cibatu, Garut, Jawa Barat. Selama bekerja di stasiun kereta api Cibatu, 61 Suriadilaga menetap di daerah Sumursari, Sukasono sebuah kampung yang berada di kaki gunung dekat dengan anak stasiun Pasir Jengkol. Di tempat tinggal sementaranya inilah Suriadilaga bertemu dan menikah degan gadis asli daerah tersebut yaitu ibu dari Abah Aleh yang bernama Eyang Pinot. Sebagai seorang Anemer yang berkerja di Stasiun kereta api tidak bisa seterusnya tinggal menetap selamanya dan kadang harus berpindah tempat. Pada saat waktu Eyang Pinot mengandung Abah Aleh, Suriadilaga mendapat perintah dari pemerintah Belanda agar berpindah tugas untuk kembali lagi di Banten. Mendengar Suriadilaga yang akan dipindah tugaskan ke Banten, Eyang Pinot tidak mau ikut dengan sang suami dikarenakan kondisi kandungan dan juga keluarganya yang tidak mengizinkan untuk meninggalkan Sukasono. Dengan terpaksa dan berat hati pasangan yang baru saja menikah serta akan memiliki buah hati tersebut harus bercerai serta meninggalkan Eyang Pinot yang mengandung Abah Aleh pada saat baru berumur 7 bulan didalam kandungan. Sebelum meninggalkan Garut, Suriadilaga sempat berpesan apabila kelak tidak bisa kembali ke Garut karena pekerjaanya, Suriadilaga berharap kelak anaknya nanti bisa menemuinya di kampung Menes, Banten. Setelah Abah Aleh lahir, tumbuh dan besar di bawah bimbingan Eyang Pinot. Setelah beberapa tahun Suriadilaga tidak bisa kembali ke Garut. Maka Eyang Pinot memutuskan untuk menikah kembali agar Aleh kecil memiliki ayah yang baik dan bisa menyayanginya. Ayah tiri Aleh bernama
Recommended publications
  • ANALISA HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA TAJAM TRADISIONAL Oleh : PRAMUDIA GILANG MAHESA 616110190 Untuk Meme
    ANALISA HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA TAJAM TRADISIONAL Oleh : PRAMUDIA GILANG MAHESA 616110190 SKRIPSI Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Mataram FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MATARAM 2020 ii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ANALISA HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA TAJAM TRADISIONAL Oleh : PRAMUDIA GILANG MAHESA 616110190 Menyetujui Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua Dr. RINA ROHAYU, S.H.,M.H FAHRURROZI, S.H., M.H NIDN : 0830118204 NIDN : 0817079001 iii iv v vi MOTO “Dalam Mengolah Pikiran Tidak Sekedar Mendulang Emas Di Tong Sampah Tapi Sesungguhnya Bagaimana Membuat Sampah Menjadi Emas” vii PERSEMBAHAN Terimakasih Tuhan atas berkah rahmat serta kesahatan yang engkau berikan sehingga penyusun mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skipsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya : 1. Ibunda tercinta saya ibu Dia Titin Winda Astiti yang sangat berarti berjasa dalam hidup saya, orang yang senantiasa memberikan doa-doanya tanpa henti, dukungan, serta moril kepada saya. 2. Ayahanda tercinta saya ayahanda Mun-Mun Chang Dia, terima kasih atas segalanya atas doa, motivasi serta saran yang diberikan atas harapan pada anaknya menjadi seorang sarjana yang mampu memberikan sumbangsi pemikiran untuk bangsa dan tanah kelahirannya. 3. Untuk adek-adekku, yang ketiga Raoran Tahta Rabina, dan yang kedua Dia Gargarin Krisna Deva terima kasih atas dukuganya yang dibeikan kepada Kakak tercinta. 4. Untuk Seluruh keluarga besar dari ibu dan ayah, terima kasih atas semuanya yang selalu membuatku semangat dalam menyelesaikan perkuliahan ini dengan tepat waktu. 5. Untuk sahabat-sahabatku, Ahadiaz Agustav Putra, Imam Maliki, Lanov, Rizal Bahsin, Rahmat Novalda, Rizki Rahmand, Serta Ariya Tarabifaa terima kasih untuk semuanya atas dukungan serta kebahagian yang diberikan.
    [Show full text]
  • An Intellectual Role of Ulama in Modern Indonesia
    ARTIKEL E-ISSN: 2615-5028 Harmonizing the Community: An Intellectual Role of Ulama in Modern Indonesia Moeflich Hasbullah (UIN Sunan Gunung Djati, Bandung; [email protected]) Abstrak Artikel ini menganalisis peran intelektual ulama sebagai perantara budaya dalam masyarakat dari beberapa tahap dalam sejarah Indonesia. Bab-bab terpenting dalam sejarah Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi lima periode: Pertama, periode masuknya Islam dan perkembangan awal islamisasi. Kedua, masa penjajahan. Ketiga, era era modern, yaitu munculnya gerakan modern dalam Islam di awal abad ke-20. Keempat, periode kemerdekaan revolusioner, dan kelima, periode pasca-kemerdekaan. Artikel sosio-historis ini melihat bahwa ulama di setiap periode ini adalah aktor utama sejarah dan menentukan arah perkembangan bangsa Indonesia. Khusus untuk bagian 'pembangunan komunitas' dalam penelitian ini, kasus peran seorang ulama yang merupakan kepala desa di Rancapanggung, Cililin, Bandung Barat pada 1930-an. Kata kunci: Peran pemimpin, keharmonisan sosial, islamisasi Indonesia Abstract This article analyzes the ulama's intellectual role as a cultural broker in society from several stages in Indonesian history. The most important chapters in Indonesian history can generally be divided into five periods: First, the period of the entry of Islam and the early development of Islamization. Second, the colonial period. Third, the era of modern era, namely the emergence of modern movements in Islam in the early 20th century. Fourth, the revolutionary period of independence, and fifth, the post-independence period. This socio-historical article sees that the ulama in each of these periods is the main actor of history and determines the direction of the development of the Indonesian nation.
    [Show full text]
  • Kajian Al-Qur'an Di Tatar Sunda
    197 Kajian Al-Qur’an di Tatar Sunda Sebuah Penelusuran Awal Jajang A. Rohmana UIN Sunan Gunung Djati Bandung [email protected] Banyak kajian lokal Al-Qur’an dengan publikasi terbatas cenderung termarginalkan dan luput dari perhatian. Tafsir Sunda misalnya, sejak awal abad ke-20 turut memperkuat indigenisasi ajaran Al-Qur’an ke dalam tradisi Islam di tatar Sunda. Ia mencerminkan pengalaman keagamaan orang Sunda dalam berinteraksi dengan kitab sucinya di lingkungan alam kesundaan. Kajian ini mencoba mengeksplorasi perkembangan kajian Al-Qur’an di tatar Sunda (Jawa Barat). Studi ini difokuskan pada publikasi terjemah dan tafsir Sunda sepanjang akhir abad 19 hingga sekarang. Kajian berusaha membuktikan bahwa berkembangnya kajian Al-Qur’an di tatar Sunda mencerminkan kuatnya pengaruh Islam yang direfleksikan ke dalam apresiasi terhadap sumber utamanya. Kajian menunjukkan bahwa ajaran Islam tidak lagi di permukaan, tetapi sudah menjadi bagian dari identitas Islam di tatar Sunda. Kata kunci: kajian Al-Qur’an, bahasa Sunda, terjemah, tafsir The commentary of the Qur’an in Sundanese since the beginning of the 20th century has helped strengthen the indigenization of the teachings of the Qur'an to the Islamic tradition in Sunda Island. It reflects the religious experience of the Sundanese people in interacting with their holy book and in the Sundaness natural environment. This study tries to explore the development of the study of the Qur'an in Sunda (West Java). This study is focused on the publication of the translations and the interpretations of the Sundanese throughout the late of the 19th century to the present time. The study seeks to prove that the development of the study of the Qur'an in Sunda Island reflects the strong influence of Islam which is reflected in the appreciation to its main sources.
    [Show full text]
  • Prabowo Subianto –Hatta Menentukan Pilihandiantaraduapasangancapres-Cawapres Yang 66.435.124 (49,74%)
    SIDANG PERDANA PRABOWO: ANNA TARIGAN: GUGATAN PILPRES 2014 “Kami Ingin Menuju Indonesia Terjadi Kecurangan Pemerintah Bersih, Emas Terstruktur, Sistematis Bukan Pemerintah dan Masif Boneka” GEMA UTAMA>>04 INDONESIA >>09 FIGUR >>15 GEMA TERBIT 16 HALAMAN/EDISI 38/TAHUN IV/AGUSTUS 2014 Indonesiawww.partaigerindra.or.id Raya GELORA PENGKHIANATAN DEMOKRASI OLEH FaDLI ZON PELAKSANAAN Pilpres 9 Juli 2014 meninggalkan berbagai persoalan khususnya kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis dan masif (TSM). Ini bukan lagi persoalan menang kalah, tapi prinsip berdemokrasi. Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa berkali-kali menyampaikan siap menang dan siap kalah. Tapi propsesnya harus di atas Pilpres yang jujur adil dan demokratis. Kemenangan yang diperoleh dengan menghalalkan segala cara tak akan menghasilkan kepemimpinan yang kuat dan diakui. Kekalahan yang dibiarkan begitu saja berarti mengabaikan suara pendukung yang jumlahnya 60-an juta. Prabowo-Hatta telah menunjukkan sikap tegas dengan menarik diri dari proses rekapitulasi suara yang cacat hukum. Rekomendasi untuk diadakannya Pemilu ulang di ribuan TPS tak digubris KPU. Maka pada 25 Juli 2014, Prabowo-Hatta membawa masalah kecurangan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ribuan pendukung mengantar sidang pembukaan MK pada 6 Agustus 2014. FOTO ANISM Beberapa alur dugaan kesalahan KPU antara lain: (1) penambahan DPT sekitar 6 juta dalam waktu dua bulan dari A T Pemilu legislatif; (2) penetapan DPKTb (Daftar Pemilih Khusus A Tambahan), tak sesuai UU; (3) perhitungan suara dipaksakan .NET dari 30 hari menjadi 14 hari dengan mengabaikan keberatan dan protes dari peserta Pilpres; (4) dugaan masifnya pemilih siluman dan pemilih ganda, mencoblos lebih dari satu kali; (5) pembukaan PRABOWO SUBIANTO kotak suara tanpa izin yang berarti merusak barang bukti; (6) tak dilaksanakannya Pilpres di sejumlah daerah, tapi ada hasilnya seperti kasus Papua; (7) pencetakan form C1 yang kurang transparan, dan banyaknya beredar C1 palsu; (8) pencetakan kertas melebihi ketentuan UU.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemimpin Merupakan
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemimpin merupakan tonggak utama dalam menjalankan roda kepolitikan seperti bupati, gubernur, presiden, ataupun pimpinan organisasi masyarakat yang menjabat sebagai orang nomor satu di wilayah tertentu. Bicara mengenai kepemimpinan maka akan erat kaitannya dengan teori yang dikemukakan oleh Max Weber dalam buku Sartono Kartodirdjo, yaitu otoritas legal-rasional, otoritas tradisional dan otoritas karismatik.1 kepemimpinan tradisional ialah kepemimpinan seorang elite yang terkait dalam struktur kekuasaan tradisional yang berakar pada struktur sosial dan tersusun berdasarkan kelahiran, kekayaan, dan status. Ini berarti bahwa kepemimpinan berada di tangan orang-orang yang status sosialnya berada di paling atas2 sementara rakyat atau masyarakat menduduki kelas bawah. Pasca pemindahan pusat kekuasaan Kabupaten Bandung dari Karapyak,Citeureup Dayeuh Kolot ke kawasan pendopo (sekarang), berdasarkan surat perintah Gubernur Jendral Herman Willem Daendels kepada R. Adipati Wiranata Kusumah II tertanggal 25 September 1810.3 Bandung tumbuh menjadi kota besar dengan segala dinamikanya, sudah barang tentu peran pimpinan 1 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1922), hal. 50. 2 Nina .H. Lubis, Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800-1942 (Bandung: Pusat Informasi Sunda, 1998), hal. 275. 3 Her Suganda, Jendela Bandung (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008), hal. 56. pemerintah sangat dominan dalam memajukan wilayah yang dikenal dengan sebutan Afdeling ini. Bupati khususnya di Priangan dan umumnya di Pulau Jawa memiliki peran penting sekaligus unik dalam penyesuaian budaya sendiri terhadap modernisasi yang dibawa oleh pemerintah kolonial. Sebab pada masa itu pemerintah kolonial menjalankan sistem pemerintahan tidak langsung, otomatis kedudukan bupati menjadi yang paling tinggi dalam hierarki pemerintahan pribumi maupun struktur masyarakat tradisional.4 Tanpa bantuan dari bupati, pemerintah kolonial akan mengalami kesulitan dalam menerapkan kekuasaannya.
    [Show full text]
  • $TUDIA Ru INDONESIAN.Tournal for Tslamtc Studies Volume 10, Number 2,2003
    $TUDIA ru INDONESIAN.TouRNAL FoR tsLAMtc sTUDIES Volume 10, Number 2,2003 Rsucrous Tsoucurs AND Pnacrtcss oF THE,KA uM MEN AKI SrnrrvcrsEMNc TRADITIoNAL Powsn Nina Herlina Lubis Ismurc Bexxruc IN MALAYSTA: Pasr.PnsssvraxpFm-nr joni Tamkin Borhan VrorrNcs UNDER THE BANNER oF RELIGIoN: THE CASE Op LESXAN TIHAD AND LESXEN KTSIUS SukidiMulyadi rssN 0215-0492 $TIIIIA I$I,AI{II{A ffi Vol.10. n0.2.2003 EDITORIAL BOARD: M. Quraish Shihab (UIN lakarla) Taufik Abdullah (LIPI lakarta) Nur A. Fadhil Lubis (IAIN Sumatra Utara) M.C. Ricklefs ( Melbourne Unia ersity ) Martin aan Bruinessen (Utrecht Uniuersity) lohn R. Bowen (Washington Uniaersity, St. Louis) M. Atho Mudzhar (IAIN Yogyakarta) M. Kamal Hasan (International lslamic Uniztersity, Kuala Lumpur) EDITOR-IN-CHIEF Azyumardi Azra EDITORS Saiful Mujani lamhari lajat Burhanuddin Fu'ad labali Oman Fathurahman ASSISTANT TO THE EDITORS Heni Nuroni ENGLISH LANGUAGE ADVISOR Chloe I. OIIiaer ARABiC LANGUAGE ADVISOR Nursamad COVER DESIGNER S. Prinkn STUDIA ISLAMIKA (ISSN 021-5-0492) is a journal published by the Center for the Study of lslam and Society (PPIM UIN Syarif Hidayatullah, lakarta (STT DEPPEN No. L29|SK|DITIEN|PPG|STTll.9TO and sponsored by the Australia-lndonesia Institute (AII). It specializes in Indonesian lslamic studies in particular, and South-east Asian Islamic Studies in general, and is intended to communicate original rcsealches and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines. AII articles published do not necessarily represent lhe uiews of the journal, or other institutions to which it is ffiIiated. They nre solely the aiews of the authors.
    [Show full text]
  • ADVISORY October 2019
    ADVISORY October 2019 Second Term Cabinet Members Announced: New and Old Faces Today (Wednesday, 23 October 2019), President Joko Widodo officially announced the members of his new “Indonesia Maju/Onwards Indonesia” Cabinet that will work with him in the second term of his presidency. Along with the announcement of the new members, in the new Cabinet some of the titles have changed, such as ‘The Coordinating Minister of Maritime Affairs and Resources’ which has been changed to ‘The Coordinating Minister of Maritime Affairs and Investment’ and ‘The Minister of Tourism’ which has been changed to ‘The Minister of Tourism and the Creative Economy’. Several ministers who served during President Joko Widodo’s first term such as Sri Mulyani Indrawati and Yasonna Laoly also made a comeback along with many new faces. The new faces include prominent youth and professional figures who are pioneers and leading individuals in their respective fields. The announcement of such names as Nadiem Makarim, Erick Thohir and Wishnutama Kusubandio as new Cabinet members has been received positively by the general public. Below is a complete list of the newly appointed Cabinet members. 1. Coordinating Minister in the Field : Mohammad Mahfud of Law, Politics and Security (Mahfud MD) 2. Coordinating Minister in the Field : Airlangga Hartarto of the Economy 3. Coordinating Minister of Maritime : Luhut Binsar Pandjaitan Makarim & Taira S. Affairs and Investment Summitmas I, 16th & 17th Fls. 4. Coordinating Minister in the Field : Muhajir Effendy Jl. Jend. Sudirman Kav. 61-62 Jakarta 12190 of Human Development and Culture Indonesia 5. Minister of Defense : Prabowo Subianto P: (62-21) 5080 8300, 252 1272 F: (62-21) 252 2750, 252 2751 6.
    [Show full text]
  • RAA Wiranatakusumah
    R.A.A Wiranatakusumah “Raja Sunda” Terakhir Pengantar Redaksi Dalam rangka menyambut peringatan dua abad Bandung, Harian Umum Pikiran Rakyat akan mengangkat tokoh-tokoh yang berjasa kepada kota kembang ini, juga peristiwa-peristiwa besar selama dua ratus tahun Bandung berdiri. Kali ini diawali dengan serangkaian tulisan tentang R.A.A. Wiranatakusumah V, salah seorang bupati yang banyak berjasa bagi kemajuan Bandung. Wiranatakusumah lahir pada 1888 dan wafat pada 22 Januari 1965. Selamat membaca. "Tuan-tuan, meskipun perhimpunan kita baru bekerja tiga tahun lamanya, tetapi boleh dikatakan bahwa telah banyak diperolehkannya. Banyaknya lid-lid kita sekarang kurang lebih 6.000, ’orgaan’ kita mempunyai ’oplaag’ 6.500, ’begrooting’ kita sekarang sudah sebanyak lebih dari ƒ30.000. Dalam tahun ini tambah ’afdeelingen’ baru, menjadi jumlah ’afdeelingen’ yang sudah ada 73 di Jawa dan Madura, 7 di Sumatera, dan 1 di Borneo, jumlah 81 ’afdeelingen’." Kutipan di atas adalah bagian dari pidato pengantar R.A.A Wiranatakusumah dalam pertemuan tahunan Perhimpunan Pegawai Bestuur Pribumi (PPBB) di Jakarta, 8-11 http://serbasejarah.wordpress.com 1 Oktober 1932. Catatan itu menunjukkan capaian luar biasa PPBB dalam tiga tahun masa kerjanya. Selain anggota yang berjumlah enam ribu, pegawai seluruh Hindia Belanda itu disambungkan dengan majalah bulanan Pemimpin yang oplahnya mencapai 6.500 eksemplar. Tahun 1932 juga ditandai dengan bertambahnya delapan kabupaten baru, dari 73 menjadi 81 kabupaten. Jika saat itu sudah ada lembaga survei, dengan jabatan sebagai Ketua Umum PPBB, Wiranatakusumah boleh disebut sebagai tokoh pribumi paling berpengaruh di seluruh Hindia Belanda. PPBB ini murni aspirasi yang lahir dari rasa nasionalisme para priayi. Wiranatakusumah menginisiasi lembaga tersebut melalui sejumlah pertemuan Prijaji Bond.
    [Show full text]
  • Menjunjung Kearifan Budaya Cianjur Sebagai Upaya Memperkuat Bahasa Dan Budaya Sunda Dalam Pemertahanan Karakter Bangsa
    SIPATAHOENAN: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education, Volume 5(1), April 2019 Published every April and October ISSN 2407-7348 (Print) IIS RISTIANI Menjunjung Kearifan Budaya Cianjur sebagai Upaya Memperkuat Bahasa dan Budaya Sunda dalam Pemertahanan Karakter Bangsa INTISARI: Masyarakat Cianjur di Jawa Barat, Indonesia memiliki gerakan kebudayaan dengan memperkenalkan tujuh pilar budayanya. Ketujuh pilar budaya tersebut adalah: “ngaos” (membaca); “mamaos” (mengaji/menyanyi); “maenpo” (silat/seni beladiri); “tatanen” (bertani); “tangginas” (aktif/kreatif); dan “someah” (ramah/baik hati). Artikel ini – dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi literatur – mencoba menganalisis tetujuh pilar budaya tersebut yang merupakan kearifan lokal masyarakat Cianjur, terutama dengan menjunjung bahasa dan budaya Sunda. Bahasa dab budaya berperanan penting dalam kehidupan dan pembentukan karakter bangsa. Satu hal yang menjadikan manusia lebih mulia, dibanding dengan makhluk lain, karena manusia diberi akal, dan juga diberikan kelebihan didalam berbahasa. Dalam kehidupan manusia, agar komunikasi berjalan dengan baik, maka manusia memilih dan menggunakan bahasa sesuai dengan fungsinya. Bahasa, sebagai alat komunikasi, digunakan manusia untuk optimalisasi perannya sebagai makhluk sosial. Berbahasa adalah berbudaya. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Sebagai media untuk mengekspresikan ide, gagasan, pendapat, pikiran ataupun perasaan, bahasa yang digunakan seseorang mencerminkan pikiran dan budaya orang tersebut. Dengan demikian, bahasa, budaya, dan karakter memiliki peran yang sangat besar bagi manusia di dalam menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial. Bagi masyarakat Cianjur, pelestarian bahasa dan budaya itu diikat dalam tujuh pilar budaya Cianjur. KATA KUNCI: Tujuh Pilar Budaya; Kearifan Lokal; Bahasa dan Budaya Sunda; Masyarakat Cianjur; Karakter Bangsa. ABSTRACT: “Upholding the Cianjur Cultural Wisdom as an Effort to Strengthen Sundanese Language and Culture in Nurturing the Nation’s Character”.
    [Show full text]
  • 2. Buku Model Literasi Membaca Siswa Madrasah Ibtidaiyah.Pdf
    PEMBELAJARAN LITERASI MEMBACA DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI III BONDOWOSO JAWA TIMUR (INDONESIA) DAN SEKOLAH KEBANGSAAN BUKIT ROKAN UTARA73200 GEMENCHEH NEGERI SEMBILAN (MALAYSIA) PENDAHULUAN Memasuki era teknologi dan informasi yang ditandai dengan persaingan tanpa batas, dalam segala bidang dan berbagai tingkatan sosial. Pada era ini manusia membutuhkan kejelian, ketekunan, kejujuran, tanggung jawab dan keberanian menghadapi risiko dari berbagai tindakan dan profesi yang ditekuni. Tawaran peningkatan sumber daya selalu terpampang di depan mata bagi mereka yang memiliki kemampuan lebih, tekun dan ingin maju melalui literasi1. Realitas lulusan pendidikan di Indonesia masih banyak yang belum mencapai kompetensi minimal pada ranah kognitif , afektif dan psikomotorik. Hal ini bisa ditelusuri pada berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan2 di negeri ini. Output dari sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah masih banyak yang belum lancar baca tulis dan dan berhitung sebagaimana dijelaskan berikut: “Uji literasi membaca mengukur aspek memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Dalam PIRLS 2011International Results in Reading, Indonesia menduduki peringkat ke-4 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493), sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013). Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Data PIRLS dan PISA, khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah3. 1 Dirjen PTKI dan Dirjen Pendis Kemenag RI, Beasiswa 5000 Doktor, 2018-2019.
    [Show full text]
  • Smk Negeri 1 Cimahi Kota Cimahi 2015
    USULAN KOMPETISI PEMBANGUNAN APLIKASI “I.AM APPS ( Indonesia Amazing Application )” BIDANG KEGIATAN : BUDAYA Diusulkan oleh : 131010668 Dea Emalia 131010675 Ghea Reformita 131010668 Putri Yulina SMK NEGERI 1 CIMAHI KOTA CIMAHI 2015 1. LATAR BELAKANG MASALAH Keragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan sebuah daya tarik tersendiri yang membedakannya dengan negara lainnya. Hal ini merupakan warisan turun temurun dari para leluhur yang memiliki begitu banyak nilai-nilai di dalamnya. Keragaman budaya yang ada di Indonesia telah melahirkan pula keragaman wujud-wujud kebudayaan. Diantaranya adalah adat istiadat, upacara-upacara adat dan juga tradisi yang masih tetap di lestarikan oleh etnik-etnik di Indonesia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dan diperoleh melalui proses belajar (Koentjaraningrat, 2002:182). Kebudayaan itu sendiri memiliki tujuh unsur yang bersifat universal, karena hampir di setiap daerah di dunia ini terdapat unsur-unsur tersebut. Tujuh unsur itu adalah sistem kepercayaan, sistem bahasa, sistem pengetahuan, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem kekerabatan sosial, sistem mata pencaharian dan kesenian. Teknologi dan Informatika (TIK) adalah bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang merupakan suatu media atau alat bantu khususnya dalam dunia pendidikan yang mempermudah mengakses informasi dan merangsang siswa untuk belajar. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan salah satu hasil usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Pendidikan serata ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai kaitan yang erat seperti diketahui bahwa iptek menjadi bagian utama dalam isi pendidikan. Dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan perkembangan iptek. Perkembangan teknologi juga memengaruhi kebudayaan.
    [Show full text]
  • The Indonesia Election Result and Joko Widodo's New Cabinet
    POLICY BRIEF Photo: Ed Wray for IISD The Indonesia Election Result and Joko Widodo’s New Cabinet: What it means to fossil fuel subsidy reform November 2019 Lucky Lontoh Joko Widodo Coalition Opposition Coalition Political Parties 2019 2014 Political Parties 2019 2014 PDIP 128 109 Gerindra* 78 73 Golkar 85 91 PAN 44 49 NasDem 59 35 Demokrat 54 61 PKB 58 47 PKS 50 40 PPP 19 39 Partai Berkarya 0 0 Hanura 0 16 PKPI 0 0 PBB 0 0 PSI 0 0 Perindo 0 0 Total Seats 349 337 226 223 Source: Indonesian Election Commission, 2019. *Note: Two of the Gerindra Party’s leaders later joined Widodo’s cabinet. On October 23, 2019, President of Indonesia Joko Widodo introduced his cabinet members to the public at the Presidential Palace. The line-up of Widodo’s second-term cabinet shows depth and confidence, and the background of the ministers reflect broader political support than the previous term. The leader of the rival coalition that contested Widodo in the 2019 presidential election, Prabowo Subianto from the Gerindra Party, accepted the offer to serve in Widodo’s cabinet as Minister of Defense. The Gerindra Party’s Vice Chairman of Finance and National Development, Edhy Prabowo, was also recruited into the cabinet as Minister of Maritime Affairs and Fishery. These appointments © 2019 International Institute for Sustainable Development IISD.org/gsi 1 will likely change the balance of power in Indonesia’s legislative body, the People’s Representative Council (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia [DPR RI]), and potentially put Widodo in a position to control 427 of 575 seats (74 per cent) in the Parliament.
    [Show full text]