$TUDIA Ru INDONESIAN.Tournal for Tslamtc Studies Volume 10, Number 2,2003

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

$TUDIA Ru INDONESIAN.Tournal for Tslamtc Studies Volume 10, Number 2,2003 $TUDIA ru INDONESIAN.TouRNAL FoR tsLAMtc sTUDIES Volume 10, Number 2,2003 Rsucrous Tsoucurs AND Pnacrtcss oF THE,KA uM MEN AKI SrnrrvcrsEMNc TRADITIoNAL Powsn Nina Herlina Lubis Ismurc Bexxruc IN MALAYSTA: Pasr.PnsssvraxpFm-nr joni Tamkin Borhan VrorrNcs UNDER THE BANNER oF RELIGIoN: THE CASE Op LESXAN TIHAD AND LESXEN KTSIUS SukidiMulyadi rssN 0215-0492 $TIIIIA I$I,AI{II{A ffi Vol.10. n0.2.2003 EDITORIAL BOARD: M. Quraish Shihab (UIN lakarla) Taufik Abdullah (LIPI lakarta) Nur A. Fadhil Lubis (IAIN Sumatra Utara) M.C. Ricklefs ( Melbourne Unia ersity ) Martin aan Bruinessen (Utrecht Uniuersity) lohn R. Bowen (Washington Uniaersity, St. Louis) M. Atho Mudzhar (IAIN Yogyakarta) M. Kamal Hasan (International lslamic Uniztersity, Kuala Lumpur) EDITOR-IN-CHIEF Azyumardi Azra EDITORS Saiful Mujani lamhari lajat Burhanuddin Fu'ad labali Oman Fathurahman ASSISTANT TO THE EDITORS Heni Nuroni ENGLISH LANGUAGE ADVISOR Chloe I. OIIiaer ARABiC LANGUAGE ADVISOR Nursamad COVER DESIGNER S. Prinkn STUDIA ISLAMIKA (ISSN 021-5-0492) is a journal published by the Center for the Study of lslam and Society (PPIM UIN Syarif Hidayatullah, lakarta (STT DEPPEN No. L29|SK|DITIEN|PPG|STTll.9TO and sponsored by the Australia-lndonesia Institute (AII). It specializes in Indonesian lslamic studies in particular, and South-east Asian Islamic Studies in general, and is intended to communicate original rcsealches and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines. AII articles published do not necessarily represent lhe uiews of the journal, or other institutions to which it is ffiIiated. They nre solely the aiews of the authors. The articles contained in this journal haae been refereed by the Board of Editors. STUDIA ISLAMIKA has been accredited by The Ministry ot' National Education, Republic of lndonesia as an academic journal (SKDirjen Dikti No. 59lDIKTll2000). NinaHerlinnLubis Religious Thoughts and Practices of the Knum Menak: Strengthening Traditional Power Abstraksi: "Menak" adalah sebutan untuk kelompok aristokrat Sunda, merekn yang dalam buday a J awa disebut kaum priyayi. Kaum menak adalah ynng secnrn sosinl dan politikberada di atas masyarakat kebanyakan (caca}jl) , tidak saja secara material, tetapi juga secara sosial-budaya. Mereka memi- liki satu pandangan hidup yang seialan dengan kesndaran mereka sebagai anggota masyaraknt dengan kelas sosinl tinggi. Artikel ini membahas sejarah dan pandangan hidup kaum menak, yang pembahasan utamanya diarahknn pada perilaku dan pandangan keaga- main mereka, Selain itu, juga dikemukakan tentang signifikansi sosial- politik yang diperoleh oleh kaum menak, yang mernang memiliki arti penting bagi kehidupan mereka. Keberadaan kaum menak merupakan bagian penting dari sejarah masyaraknt lawn Barat, khususnya di wilayah yang kemudian dikenal se- bagai prinngan. Meski mungkin telah ada iauh sebelumnya, berakhirnya kerajaan sunda pada akhir abad ke-16 meniadi satu periode penting bagi tumbuhny a kelas aristokrnt ini. HaI ini terut ama ber aw al ketikn b ekns wilay ah kekuas aan ker aj aan sun da b erub ah meni adi kadip at en-kadip at en, s elain kerajaan Bnnten dan Cirebon. Kadipaten-kadipaten ini, yang kemudian berkembang menjadi Priangan, dikuasai oleh knlangan aristokrat sunda, y ang mengklaim berasal dari keturunan rai a-raj a sunda sebelumny a. Tidak adanya kontrol potitik secara langsung oleh kerajaan Mntaram pada awal abad ke-17 telah memberi keleluasaan kE ada kaum menak untuk meni adi turun-temurun di kndipaten masing-masing' "rnja"'Demikiinlah, , yang berkuasa secara kita mengenal beberapa keluarga menak terkennl di witayah Priangan, seperti keluarga Kusumadinata di sumednng, keluar- ga Kusumadiningrat di Galuh, Ciamis, keluarga wirnnatakusuma di Ban- dun g, keluar g a w ir at anu d a dar di Cianj ur, kel u ar g a w ir a daha di s ukap u- 1. Studia lslamika, Vol. 10, No. 2, 2003 Nina Herlina Lubis ra, Tasikmnlaya, dan kelunrga Suryakartelegawa di Limbangnn, Garut. Mereka membentuk semacam dinnsti, yang kekuasaannya tetnp berlang- sung ketika zoilayah-wilaynh tersebut berada di bawah kekuasaan VOC, dan selanjutnya pemerintsh Belanda. Bnhkqn, dqlsm beberapa hal pen- ting, kekuasaan politik kaum menak ini semakinkokoh menyusulkebijak- an pemerintah koloninl Belandq ynng menjadikan mereka sebagai kaki tangannya. Dalqm htil ini, kaum menak menjadi kelompok elit yang bertindnk sebagai penghubung bngi jalnnnya rode pemerintah kolonial dalam rangka penguasann wilayah dan masyarakat Priangnn. Dnlnm posisi sosinl demikinnlalt, terutnma mqss koloniol Belnnda, kaum menak horus berhadapan dengan realitas sosiologis masyaraknt Sunds. Ini melibatkan tidak snjn mnsnlah sosial-ekonomi, di mana mereka menjadi agen bagi penernpan secara et'ekttf kebijakan ekonomi politik pe- merintnh kolonial, tetnpi juga mqsalnh sosial keagalnean, di mana masyarnkat Sunda memeluk agnma Islam. Dalam konteks inilah, siknp dan pandangnn keagamaar kaum menak memiliki maknq yang sangat penting, knrena tidak sajn menjadi bngian penting dnri keberndaon kaum menak, tetapi dnlam beberapa hnl juga menjadi landasan atau bnhkan alnt legitimasi keagamaan bagi posisi ynng disandangnya sebagai elit so- siel den politik. Di samping keterlibatnnnya dalam sejumlah kegintan keagamann t'or- mal, sikap dan pandangnn keagnmann kaum menak juga tampak padn gagqsan mereka tentang kekuasnnn. Dalem hril ini, selain mengklaim se- bagai keturunan dari Prabu Siliwangi, raja Pajajaran, kaum rnenakpada saat yang saffia ffiengedepankan konsep-konsep politik yang berakar dalam trndisi Islam. Mereka misalnya berpandangan bqhuoa menerimo wahyu (nurbuat) merupakan salah sntu prasyarat utama untuk naiknyq seseo- rang menjadi raja, dan berorti menjadi menak. Oleh kqreno itu, dalsm tradisi kaum menak, seorang pemimpin disynratkan tidak saja memiliki kecakapan dan perilaku sosial yang baik, tapi juga taat dalam beragnmn. Kemampuan mengendaliknn emosi (tara kajurung ku nafsu), berimqn (kandel iman) adalah di qntqrn syarat utnma bngi seorang pemimpin. Aspek penting Inin dari keberagamaan kaum menak adalnh kontribusi- nya yang penting dnlam pengembnngan tradisi pendidikan dan pemikir- tm Islom. Sebagian dari mereko tidak saja mendirikan lembaga pendidik- an pesantren dan sekolah Islam, tnpi jugn menjadikan ulama sebngai tem- pat konsultasi, bqik menyangkut mnsnlah ngama mqupun mssolsh sosinl- politik. Lebih dnri itu, di antqrn kaum menak juga ada yang bertindak sebagai ulama, seperti Haji Hasan Mustafa misalnya, yang tidak hanyn menjndi elit di birokrasi pemerintahan, sebngai Penghulu Agung, tetapi jugn menjadi seorang ulama produktif sejumlah karya keagamannnya. Sltrdia Islanika, Vol. 10, No.2,2003 Nina Herlina Lubis Religious Thoughts and Practices of t}ae Kaum Menak: Strengthening Traditional Power 1J_:-- rE ii.Ult -r-..e .ilr/ jb.":UW "fr+ +llL,)!t Menak) t-J ,-r:fy cc-}Jl UrL ,SI (Itiyayi) ,fU .r; -ue +lik- L sb (Sunaa) f-! "FF cr,L--Jl bG ;," a:ti q-t-Jl1 ;:rL.:-!l o.-tjl Cf Alc, lV a;^b; "t"i ,4U:J1y Ull c;:tJt u;-*LJt Jt ff stL-j"'Yl "a3r:Jt ,rb \*; 4 As a;t(Ir ,*:4t tt iol ;L*IJ qj_; :.th i,&ri- r,-jJr t ,t6 r,u-: C" ,5j-.j A-----r*J) f *.liat.f ytc.lrlr.it., u"t 3tl; alUlt .-,rJt' a---,"e1^i-!1 r.--+,-ie-t---l: a;L,)! ap--t)t ^----"^!t Jl ,6*, r+;;tr ,k flJ ,.1^.jjt.t a"t-^ a;K- ,P C\: t4 ,-ry,*:-:r dt o*LJtt 4---,.V) 1....-.111 oyL* ULo C crt*-:At e.;U.,J \e;..rUr lt.. u+ JI -x----. t7t{-",r1..p*t n "l gnts c(Priangan) Ot+!-r f-\ .-t-F,!l Jrtil ,--:"e ,".:LJl ,rl1 d ryl-rylt Kt^It ;r; JP ,),"_P ;f j J+ ;r lsros i-r s g""!t l-i.a JKJ ,z"bl4c-r\)t i; )-11 oi.A;L, + a.t^ aLr". "r."; g;:yJl d ,jrt 'll oia cr;L," jl (Cirebon) a-ytnS (Banten) ;^:U .i-c t ctV *--ti ,:9+ t)2lt a*\p,-r!t drlri W ** 6lt ot+!i z*;,v 6_tF J-l\ 4 G+.- & I (Mataram) ,lruu Klr ,-,i t-ca ,l-u- JJL aJ)\- drl "^i+J .)J+)\ 'q+" .-r,",rb li Jt +- ,i Jleur 6rl ri; JrLll r* 3U-.tt .r> Je ti JlLlt J-lt ,./" f_{-<- A*p" S * t,y-*" 3 Studia Islamika, VoL 10, No. 2, 2003 4 Nina Herlina Lubis ;--\ J,i eiJi1 dL-JL/ 4 \ts-- JU.." ;-l dr' 1r-\, 14 li<^J 6 r*\ s (Sumedang) el* s- z-ibrt. (Kusumadinals) UQ:Ly*;f tVs- (Ciamis) t'V S (Galuh) rlG \;b:t.(Kusumadiningrat) .:llrtijr- -f L,,--ls c(Bandung) El-uL-t (Wiranatakusuma) UJ- tfWlt-t 6-,-\s (Su- ltlK-r^* [al.:lrr-y 6r*ly (Cianjur) 1t'Vt 0Niratanudadar) 1l::yJUlTy (Suryakar- lJl*JJjJttl,-J s* 6---iy (Tasikmalaya) t-YL(*Uy kapura) ,---)t !6.<' ,tl aJJJI ar. Vl \,i-f ri.;. cctyV Jt4l"+ ielegawa) I "" uJ tu--d/l g .l- cr- "),U voc ipll ..fll €" .p 6lult elb t .l.r r1r_11 L'=:." a;t cL-crJiAl fl'tt f--J,* f,65Jij )Jb 4 ,! Jt -d.-!1 r-<l-t lr!- ej J*\ J" zL\-J)\ )p ort [ay cal o;'t*c q5rL."j^"!l ,UL^:4j,-rt4U ,*V * g;rL"*-!l z z.L d"r* qd,#l tL-.:-!l ,Jt 4 z*VS a\.ll .:1p)l oj-6 dJ q--lrl Jlr." q.:Lr$!l o.-[Jl ..r JJJ, ,!,, ,l-uj.. J!,J Ct i-!l C1!1 f JL-i K^i ar;t^-c.-yr ar-:L.a:i)r 9L$l :"F ,: ry^.e /ii i-a- -€; oF L^ ,l)'t-)! crU^-*t c* U":l Gl-t 6,- -rl1 f<JJ" ,_f-r ;4 acJl +t+l t-i6J t---"b,-\ G\J f^r,*,a ,jl"t tJ Lb 14 t-€j."Al U iJK. Jr4 garl;Ty .+,Vs:.ft-bl a,;-5 $s,;Jl a;KJl !"r, lt--o, ri uui ,r.1 L^.i t;,"i ,ah 6-r Jp n","rl 4*rJl U.jill .r" -eU)'\." +l-**i f-6L+ 6itcrl +\4 t'p :-*Jl I'r.41 db))\) -(|t 1- tkl c as"s- 4.-q- eu-b -i-l\ u-a e os,&- t'F @ajajaran) dlrt-\-J JJt il)l- d/ Jn j_* oi -4,t1 Lsrlt r cl>u" ost-'l cay)\-)l L-3)\ & +i * (.lgr 0p dtJjr (.iu./ La-b u a-f,dU!; c-!1 ,ril"- Ji ,:ult JJ.i Ji +t---* .:1GIs e*;:-"tt i,tUl-r otf-rJU Cq I e-l- Ct"j-Yl ""t -:";1 Ji sL-Ji 4 Lsrl\ ,r elKs (LlJi du:J! u* J-6" Ji JJi .ok)l gr-r s &\so r: f<;t JLe;)rAL.
Recommended publications
  • An Intellectual Role of Ulama in Modern Indonesia
    ARTIKEL E-ISSN: 2615-5028 Harmonizing the Community: An Intellectual Role of Ulama in Modern Indonesia Moeflich Hasbullah (UIN Sunan Gunung Djati, Bandung; [email protected]) Abstrak Artikel ini menganalisis peran intelektual ulama sebagai perantara budaya dalam masyarakat dari beberapa tahap dalam sejarah Indonesia. Bab-bab terpenting dalam sejarah Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi lima periode: Pertama, periode masuknya Islam dan perkembangan awal islamisasi. Kedua, masa penjajahan. Ketiga, era era modern, yaitu munculnya gerakan modern dalam Islam di awal abad ke-20. Keempat, periode kemerdekaan revolusioner, dan kelima, periode pasca-kemerdekaan. Artikel sosio-historis ini melihat bahwa ulama di setiap periode ini adalah aktor utama sejarah dan menentukan arah perkembangan bangsa Indonesia. Khusus untuk bagian 'pembangunan komunitas' dalam penelitian ini, kasus peran seorang ulama yang merupakan kepala desa di Rancapanggung, Cililin, Bandung Barat pada 1930-an. Kata kunci: Peran pemimpin, keharmonisan sosial, islamisasi Indonesia Abstract This article analyzes the ulama's intellectual role as a cultural broker in society from several stages in Indonesian history. The most important chapters in Indonesian history can generally be divided into five periods: First, the period of the entry of Islam and the early development of Islamization. Second, the colonial period. Third, the era of modern era, namely the emergence of modern movements in Islam in the early 20th century. Fourth, the revolutionary period of independence, and fifth, the post-independence period. This socio-historical article sees that the ulama in each of these periods is the main actor of history and determines the direction of the development of the Indonesian nation.
    [Show full text]
  • Kajian Al-Qur'an Di Tatar Sunda
    197 Kajian Al-Qur’an di Tatar Sunda Sebuah Penelusuran Awal Jajang A. Rohmana UIN Sunan Gunung Djati Bandung [email protected] Banyak kajian lokal Al-Qur’an dengan publikasi terbatas cenderung termarginalkan dan luput dari perhatian. Tafsir Sunda misalnya, sejak awal abad ke-20 turut memperkuat indigenisasi ajaran Al-Qur’an ke dalam tradisi Islam di tatar Sunda. Ia mencerminkan pengalaman keagamaan orang Sunda dalam berinteraksi dengan kitab sucinya di lingkungan alam kesundaan. Kajian ini mencoba mengeksplorasi perkembangan kajian Al-Qur’an di tatar Sunda (Jawa Barat). Studi ini difokuskan pada publikasi terjemah dan tafsir Sunda sepanjang akhir abad 19 hingga sekarang. Kajian berusaha membuktikan bahwa berkembangnya kajian Al-Qur’an di tatar Sunda mencerminkan kuatnya pengaruh Islam yang direfleksikan ke dalam apresiasi terhadap sumber utamanya. Kajian menunjukkan bahwa ajaran Islam tidak lagi di permukaan, tetapi sudah menjadi bagian dari identitas Islam di tatar Sunda. Kata kunci: kajian Al-Qur’an, bahasa Sunda, terjemah, tafsir The commentary of the Qur’an in Sundanese since the beginning of the 20th century has helped strengthen the indigenization of the teachings of the Qur'an to the Islamic tradition in Sunda Island. It reflects the religious experience of the Sundanese people in interacting with their holy book and in the Sundaness natural environment. This study tries to explore the development of the study of the Qur'an in Sunda (West Java). This study is focused on the publication of the translations and the interpretations of the Sundanese throughout the late of the 19th century to the present time. The study seeks to prove that the development of the study of the Qur'an in Sunda Island reflects the strong influence of Islam which is reflected in the appreciation to its main sources.
    [Show full text]
  • Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: Hk.01.07/Menkes/44/2019 Tentang Tim Kesehatan Haji Indonesia Tahun 1440 H/2019 M
    KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: HK.01.07/MENKES/44/2019 TENTANG TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA TAHUN 1440 H/2019 M DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kesehatan bagi jemaah haji di kelompok terbang (kloter), perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan Tim Kesehatan Haji Indonesia Tahun 1440 H/2019 M. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Paraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas - 2 - Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5036); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
    [Show full text]
  • 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Legenda Tokoh Pencak Silat Indonesia Yaitu En
    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia yaitu Enny Rukmini Sekarningrat, Suko Winadi, dan Eddie Mardjoeki Nalapraya akan membahas mengenai sepak terjang ketiga tokoh tersebut di dalam mengembangkan pencak silat di Indonesia dan luar negeri. Penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Enny Rukmini Sekarningrat dilakukan di Jawa Barat terutama di Kabupaten Garut dan Kota Bandung. Kemudian penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Suko Winadi dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Terakhir penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Eddie Mardjoeki Nalapraya dilakukan di Provinsi DKI Jakarta. Langkah penelitian dimulai dengan melakukan wawancara, observasi, dan pengumpulan dokumentasi serta berbagai arsip yang berkaitan dengan legenda tokoh pencak silat Indonesia (Enny Rukmini Sekarningrat, Suko Winadi, Eddie Mardjoeki Nalapraya). Wawancara tidak hanya dilakukan dengan ketiga legenda tokoh pencak silat Indonesia tersebut melainkan juga dengan keluarga atau ahli waris dan para kerabat dekat pencak silat dari setiap tokoh. Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi lapangan seperti mengunjungi rumah legenda tokoh pencak silat Indonesia, Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI), dan beberapa tempat bersejarah yang berkaitan dengan legenda tokoh pencak silat Indonesia untuk menunjang dalam melakukan pengambilan data penelitian. 56 B. Pembahasan dan Temuan 1. Rd. Enny Rukmini Sekarningrat a. Riwayat Hidup Rd. Enny Rukmini Sekarningrat Enny Rukmini Sekarningrat cukup terkenal dikalangan masyarakat luas terutama bagi mereka yang mencintai seni budaya beladiri pencak silat. Bahkan namanya telah tercatat sebagai Majelis Pakar PB. IPSI (1999) dan Dewan Pertimbangan PB. IPSI (2003: 41). Tidaklah mengherankan apabila namanya sudah dikenal hingga ke tingkat Internasional. Memang kalau kita belum mengenalnya sekilas terlihat galak apalagi didukung oleh sorot mata yang tajam membuat orang yang melihatnya menjadi segan.
    [Show full text]
  • STATES and LOCAL LEGAL CULTURES in MEDIEVAL ISLAM a Comparative Study of Akbar’S Mughal Rule and Sultan Agung’S Mataram in 16Th and 17Th Century1
    Al-Jāmi‘ah: Journal of Islamic Studies - ISSN: 0126-012X (p); 2356-0912 (e) Vol. 54, no. 1 (2016), pp. 33-57, doi: 10.14421/ajis.2016.541.33-57 STATES AND LOCAL LEGAL CULTURES IN MEDIEVAL ISLAM A Comparative Study of Akbar’s Mughal Rule and Sultan Agung’s Mataram in 16th and 17th Century1 Noor Achmad;* Nanang Nurcholis** *, ** Wahid Hasyim University, Semarang, Indonesia email: [email protected] Abstract This study seeks to expand the horizon of existing literatures on the dialectic of religion, legal culture and local dynamics by comparing two great Muslim rulers in two different parts of the world in the first Islamic millennium: Mughal Emperor Akbar and Mataram’s Sultan Agung. It specifically aims to analyze historical accounts on the dynamic relations between Islamic norms and local culture with corresponding results of distinctive ways of ruling by these two great rulers. While both rulers Akbar and Sultan Agung shared similar concerns in political imagination, their difference was particularly shown in the representation of religion in the courts’ political and legal culture, with the latter was heavily determined by different challenges they faced during their rule. This paper argues that a comparative overview of these two great figures, who ruled in different parts of the world and at rather successive periods, would be beneficial for the studies of religion-culture relations in flagging the 1 This article is an elaboration of our previous research on “Dialectic of Religion and Culture: A Comparison of Emperor Akbar’s Spiritualism Din-i-Ilahi and Sultan Agung’s Manunggaling Kawula Gusti that we conducted with Prof.
    [Show full text]
  • Mistisisme Islam Jawa: Studi Serat Sastra Gendhing Sultan Agung
    MISTISISME ISLAM JAWA: STUDI SERAT SASTRA GENDHING SULTAN AGUNG RINGKASAN DISERTASI Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Doktor Studi Islam Oleh: ZAENUDIN BUKHORI NIM : 065113014 PROGRAM DOKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO 2012 MISTISISME ISLAM JAWA: STUDI SERAT SASTRA GENDHING SULTAN AGUNG Oleh: Zaenudin Bukhori ABSTRACT Substantially, the text Serat Sastra Gendhing written by Sultan Agung explains about two Islamic disciplines, that are theology and Islamic mysticims. Islamic mysticism is the other name of sufism or tashawwuf . Islamic mysticism embedded in this serat includes tashawwuf amali and tashawwuf falsafi. Sultan Agung thoughts in this serat tends to follow the thoughts of Ibn Arabi on mysticism. The aims of this research are (1) to explore the meaning of the whole contents about mysticism embodied in the text of Serat Sastra Gendhing as well as to identify the form of mystic in which the writer is trying to develop, (2) to identify the social setting as the background of its writing, and (3) to look at the relevance of the teaching in its contemporary readers context. In completing this research, the researcher employed an approach called hermeneutics introduced by Gadamer. Hermeneutics developed by Gadamer has the main focus on three areas of study, namely the world of the text, the world of the author, and the world of the reader. In this research, the concept by Gadamer is applied in such ways: (1) the study on the text is used in order to find out the contents as well as the meaning embodied in the text, (2) the study on writer is use on purpose to find out the his social setting as a background of the writing, and (3) the study on the reader of the text to find out the relevance of the text with its reader in contemporary time.
    [Show full text]
  • Global Indonesia
    Global Indonesia In the nineteenth century, colonial rule brought the modern world closer to the Indonesian peoples, introducing mechanized transport, all- weather roads, postal and telegraph communications, and steamship networks that linked Indonesia’s islands to each other, to Europe and the Middle East. This book looks at Indone- sia’s global importance, and traces the entwining of its peoples and economies with the wider world. The book discusses how products unique to Indonesia first slipped into regional trade networks and exposed scattered communities to the dynamic influ- ence of far- off civilizations. It focuses on economic and cultural changes that resulted in the emergence of political units organized as oligarchies or monar- chies, and goes on to look in detail at Indonesia’s relationship with Holland’s East Indies. The book analyses the attempts by politicians to negotiate ways of being modern but uniquely Indonesian, and considers the oscillations in Indonesia between movements for theocracy and democracy. It is a useful contribution for students and scholars of World History and Southeast Asian Studies. Jean Gelman Taylor teaches Indonesian and Southeast Asia History, Islamic Civilisation and Historiography at the University of New South Wales, Aus- tralia. Her research interests include the social history of colonialism and Indo- nesia in the modern world. Routledge contemporary Southeast Asia series 1 Land Tenure, Conservation and 8 Revolution, Reform and Development in Southeast Asia Regionalism in Southeast Asia Peter
    [Show full text]
  • VOC in East Indies 1600 – 1800 the Path to Dominance
    MASARYK UNIVERSITY Faculty of Social Studies Department of International Relations and European Studies The Dutch Trading Company – VOC In East Indies 1600 – 1800 The Path to Dominance Master Thesis Supervisor: Author: Mgr. et Mgr. Oldřich Krpec, Ph.D Prilo Sekundiari Brno, 2015 0 Declaration I hereby declare that this thesis I submit for assessment is entirely my own work and has not been taken from the work of others save to the extent that such work has been cited and acknowledged within the text of my work. Date : Signature ………………… 1 Abstract: Since the arrival of the European in Asia, the economic condition in Asia especially in Southeast Asia has changed drastically. The European trading company such the Dutch’s VOC competing with the other traders from Europe, Asia, and local traders for dominance in the trading sphere in East Indies. In 17th century, the Dutch’s VOC gained its golden age with its dominance in East Indies. The purpose of this thesis is to find out what was the cause of the VOC success during its time. Keywords: VOC, Dutch, Company, Politics, Economy, Military, Conflicts, East Indies, Trade, Spices, Dominance Language used: English 2 Acknowledgements: I would like to thank my supervisor, Mgr. et Mgr. Oldřich Krpec, Ph.D., Prof. Dr. Djoko Suryo for all of his advices, matur nuwun... My friends; Tek Jung Mahat, and Weronika Lazurek. Thank you.... Prilo Sekundiari 3 Table of Contents Glossary________________________________________________________6 Introduction_____________________________________________________8 1. Background and Historical Setting 1.1. Geographical Condition___________________________________12 1.1.1. Sumatera ______________________________________________13 1.1.2. Kalimantan____________________________________________ 15 1.1.3.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemimpin Merupakan
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemimpin merupakan tonggak utama dalam menjalankan roda kepolitikan seperti bupati, gubernur, presiden, ataupun pimpinan organisasi masyarakat yang menjabat sebagai orang nomor satu di wilayah tertentu. Bicara mengenai kepemimpinan maka akan erat kaitannya dengan teori yang dikemukakan oleh Max Weber dalam buku Sartono Kartodirdjo, yaitu otoritas legal-rasional, otoritas tradisional dan otoritas karismatik.1 kepemimpinan tradisional ialah kepemimpinan seorang elite yang terkait dalam struktur kekuasaan tradisional yang berakar pada struktur sosial dan tersusun berdasarkan kelahiran, kekayaan, dan status. Ini berarti bahwa kepemimpinan berada di tangan orang-orang yang status sosialnya berada di paling atas2 sementara rakyat atau masyarakat menduduki kelas bawah. Pasca pemindahan pusat kekuasaan Kabupaten Bandung dari Karapyak,Citeureup Dayeuh Kolot ke kawasan pendopo (sekarang), berdasarkan surat perintah Gubernur Jendral Herman Willem Daendels kepada R. Adipati Wiranata Kusumah II tertanggal 25 September 1810.3 Bandung tumbuh menjadi kota besar dengan segala dinamikanya, sudah barang tentu peran pimpinan 1 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1922), hal. 50. 2 Nina .H. Lubis, Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800-1942 (Bandung: Pusat Informasi Sunda, 1998), hal. 275. 3 Her Suganda, Jendela Bandung (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2008), hal. 56. pemerintah sangat dominan dalam memajukan wilayah yang dikenal dengan sebutan Afdeling ini. Bupati khususnya di Priangan dan umumnya di Pulau Jawa memiliki peran penting sekaligus unik dalam penyesuaian budaya sendiri terhadap modernisasi yang dibawa oleh pemerintah kolonial. Sebab pada masa itu pemerintah kolonial menjalankan sistem pemerintahan tidak langsung, otomatis kedudukan bupati menjadi yang paling tinggi dalam hierarki pemerintahan pribumi maupun struktur masyarakat tradisional.4 Tanpa bantuan dari bupati, pemerintah kolonial akan mengalami kesulitan dalam menerapkan kekuasaannya.
    [Show full text]
  • Forgotten People: Poverty, Risk and Social Security in Indonesia
    Forgotten People: Poverty, Risk and Social Security in Indonesia <UN> Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde Edited by Rosemarijn Hoefte (kitlv, Leiden) Henk Schulte Nordholt (kitlv, Leiden) Editorial Board Michael Laffan (Princeton University) Adrian Vickers (Sydney University) Anna Tsing (University of California Santa Cruz) VOLUME 296 Power and Place in Southeast Asia Edited by Gerry van Klinken (kitlv) Edward Aspinall (Australian National University) VOLUME 6 The titles published in this series are listed at brill.com/vki <UN> Forgotten People: Poverty, Risk and Social Security in Indonesia The Case of the Madurese By Gerben Nooteboom LEIDEN | BOSTON <UN> This is an open access title distributed under the terms of the Creative Commons Attribution- Noncommercial 3.0 Unported (CC-BY-NC 3.0) License, which permits any non-commercial use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original author(s) and source are credited. The realization of this publication was made possible by the support of kitlv (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies). Cover illustration: Brickmaking enterprise (serobong) of Madurese migrants in East Kalimantan (photo by author). Library of Congress Cataloging-in-Publication Data Nooteboom, Gerben, 1970- Forgotten people : poverty, risk and social security in Indonesia : the case of the Madurese / by Gerben Nooteboom. pages cm -- (Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde ; 296/6) Includes bibliographical references and index. ISBN 978-90-04-28250-6 (hardback : alk. paper) -- ISBN 978-90-04-28298-8 (e-book) 1. Poor--Indonesia. 2. Peasants--Indonesia--Java--Economic conditions. 3. Madurese (Indonesian people)--Indonesia--Kalimantan Timur--Economic conditions.
    [Show full text]
  • Women on the Margins : an Alternative to Kodrat?
    WOMEN ON THE MARGINS AN ALTERNATIVE TO KODRAT? by Heather M. Curnow Submitted in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy. University of Tasmania, Hobart School of Asian Languages and Studies October 2007 STATEMENTS OF OrtiONALITY / AUTHORITY TO ACCESS Declaration of otiginahtY: ibis thesis contains no material which has been acep ted for a degree or diploma by the University or any other institutions, except by way of hackground information and duly acknowledged in the thesis, and to the best of the candidate's knowledge and belief, no material previously published or written by another person, except- uthere due actabowledgement has been made in the text of the thesis. Statement of Authority of access: This thesis may be made available for loan and limited copying in accordance with the Copyright Act 1968. ,C70 11leather Cuniow Date: A,5 hit tibigki ittool ABSTRACT: WOMEN ON THE MARGINS During New Order Indonesia (1966 — 1998) women's roles were officially defined by the Panca Darma Wanita (The Five Duties of Women). Based on traditional notions of womanhood, these duties were used by the Indonesian State to restrict women's activities to the private sphere, that is, the family and domesticity. Linked with the Five Duties was kodrat wanita (women's destiny), an unofficial code of conduct, loosely based on biological determinism. Kodrat wanita became a benchmark by which women were measured during this period, and to a large extent this code is still valid today. In this thesis, I have analyzed female characters in Indonesian literature with specific identities that are on the periphery of this dominant discourse.
    [Show full text]
  • RAA Wiranatakusumah
    R.A.A Wiranatakusumah “Raja Sunda” Terakhir Pengantar Redaksi Dalam rangka menyambut peringatan dua abad Bandung, Harian Umum Pikiran Rakyat akan mengangkat tokoh-tokoh yang berjasa kepada kota kembang ini, juga peristiwa-peristiwa besar selama dua ratus tahun Bandung berdiri. Kali ini diawali dengan serangkaian tulisan tentang R.A.A. Wiranatakusumah V, salah seorang bupati yang banyak berjasa bagi kemajuan Bandung. Wiranatakusumah lahir pada 1888 dan wafat pada 22 Januari 1965. Selamat membaca. "Tuan-tuan, meskipun perhimpunan kita baru bekerja tiga tahun lamanya, tetapi boleh dikatakan bahwa telah banyak diperolehkannya. Banyaknya lid-lid kita sekarang kurang lebih 6.000, ’orgaan’ kita mempunyai ’oplaag’ 6.500, ’begrooting’ kita sekarang sudah sebanyak lebih dari ƒ30.000. Dalam tahun ini tambah ’afdeelingen’ baru, menjadi jumlah ’afdeelingen’ yang sudah ada 73 di Jawa dan Madura, 7 di Sumatera, dan 1 di Borneo, jumlah 81 ’afdeelingen’." Kutipan di atas adalah bagian dari pidato pengantar R.A.A Wiranatakusumah dalam pertemuan tahunan Perhimpunan Pegawai Bestuur Pribumi (PPBB) di Jakarta, 8-11 http://serbasejarah.wordpress.com 1 Oktober 1932. Catatan itu menunjukkan capaian luar biasa PPBB dalam tiga tahun masa kerjanya. Selain anggota yang berjumlah enam ribu, pegawai seluruh Hindia Belanda itu disambungkan dengan majalah bulanan Pemimpin yang oplahnya mencapai 6.500 eksemplar. Tahun 1932 juga ditandai dengan bertambahnya delapan kabupaten baru, dari 73 menjadi 81 kabupaten. Jika saat itu sudah ada lembaga survei, dengan jabatan sebagai Ketua Umum PPBB, Wiranatakusumah boleh disebut sebagai tokoh pribumi paling berpengaruh di seluruh Hindia Belanda. PPBB ini murni aspirasi yang lahir dari rasa nasionalisme para priayi. Wiranatakusumah menginisiasi lembaga tersebut melalui sejumlah pertemuan Prijaji Bond.
    [Show full text]