$TUDIA Ru INDONESIAN.Tournal for Tslamtc Studies Volume 10, Number 2,2003
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
$TUDIA ru INDONESIAN.TouRNAL FoR tsLAMtc sTUDIES Volume 10, Number 2,2003 Rsucrous Tsoucurs AND Pnacrtcss oF THE,KA uM MEN AKI SrnrrvcrsEMNc TRADITIoNAL Powsn Nina Herlina Lubis Ismurc Bexxruc IN MALAYSTA: Pasr.PnsssvraxpFm-nr joni Tamkin Borhan VrorrNcs UNDER THE BANNER oF RELIGIoN: THE CASE Op LESXAN TIHAD AND LESXEN KTSIUS SukidiMulyadi rssN 0215-0492 $TIIIIA I$I,AI{II{A ffi Vol.10. n0.2.2003 EDITORIAL BOARD: M. Quraish Shihab (UIN lakarla) Taufik Abdullah (LIPI lakarta) Nur A. Fadhil Lubis (IAIN Sumatra Utara) M.C. Ricklefs ( Melbourne Unia ersity ) Martin aan Bruinessen (Utrecht Uniuersity) lohn R. Bowen (Washington Uniaersity, St. Louis) M. Atho Mudzhar (IAIN Yogyakarta) M. Kamal Hasan (International lslamic Uniztersity, Kuala Lumpur) EDITOR-IN-CHIEF Azyumardi Azra EDITORS Saiful Mujani lamhari lajat Burhanuddin Fu'ad labali Oman Fathurahman ASSISTANT TO THE EDITORS Heni Nuroni ENGLISH LANGUAGE ADVISOR Chloe I. OIIiaer ARABiC LANGUAGE ADVISOR Nursamad COVER DESIGNER S. Prinkn STUDIA ISLAMIKA (ISSN 021-5-0492) is a journal published by the Center for the Study of lslam and Society (PPIM UIN Syarif Hidayatullah, lakarta (STT DEPPEN No. L29|SK|DITIEN|PPG|STTll.9TO and sponsored by the Australia-lndonesia Institute (AII). It specializes in Indonesian lslamic studies in particular, and South-east Asian Islamic Studies in general, and is intended to communicate original rcsealches and current issues on the subject. This journal warmly welcomes contributions from scholars of related disciplines. AII articles published do not necessarily represent lhe uiews of the journal, or other institutions to which it is ffiIiated. They nre solely the aiews of the authors. The articles contained in this journal haae been refereed by the Board of Editors. STUDIA ISLAMIKA has been accredited by The Ministry ot' National Education, Republic of lndonesia as an academic journal (SKDirjen Dikti No. 59lDIKTll2000). NinaHerlinnLubis Religious Thoughts and Practices of the Knum Menak: Strengthening Traditional Power Abstraksi: "Menak" adalah sebutan untuk kelompok aristokrat Sunda, merekn yang dalam buday a J awa disebut kaum priyayi. Kaum menak adalah ynng secnrn sosinl dan politikberada di atas masyarakat kebanyakan (caca}jl) , tidak saja secara material, tetapi juga secara sosial-budaya. Mereka memi- liki satu pandangan hidup yang seialan dengan kesndaran mereka sebagai anggota masyaraknt dengan kelas sosinl tinggi. Artikel ini membahas sejarah dan pandangan hidup kaum menak, yang pembahasan utamanya diarahknn pada perilaku dan pandangan keaga- main mereka, Selain itu, juga dikemukakan tentang signifikansi sosial- politik yang diperoleh oleh kaum menak, yang mernang memiliki arti penting bagi kehidupan mereka. Keberadaan kaum menak merupakan bagian penting dari sejarah masyaraknt lawn Barat, khususnya di wilayah yang kemudian dikenal se- bagai prinngan. Meski mungkin telah ada iauh sebelumnya, berakhirnya kerajaan sunda pada akhir abad ke-16 meniadi satu periode penting bagi tumbuhny a kelas aristokrnt ini. HaI ini terut ama ber aw al ketikn b ekns wilay ah kekuas aan ker aj aan sun da b erub ah meni adi kadip at en-kadip at en, s elain kerajaan Bnnten dan Cirebon. Kadipaten-kadipaten ini, yang kemudian berkembang menjadi Priangan, dikuasai oleh knlangan aristokrat sunda, y ang mengklaim berasal dari keturunan rai a-raj a sunda sebelumny a. Tidak adanya kontrol potitik secara langsung oleh kerajaan Mntaram pada awal abad ke-17 telah memberi keleluasaan kE ada kaum menak untuk meni adi turun-temurun di kndipaten masing-masing' "rnja"'Demikiinlah, , yang berkuasa secara kita mengenal beberapa keluarga menak terkennl di witayah Priangan, seperti keluarga Kusumadinata di sumednng, keluar- ga Kusumadiningrat di Galuh, Ciamis, keluarga wirnnatakusuma di Ban- dun g, keluar g a w ir at anu d a dar di Cianj ur, kel u ar g a w ir a daha di s ukap u- 1. Studia lslamika, Vol. 10, No. 2, 2003 Nina Herlina Lubis ra, Tasikmnlaya, dan kelunrga Suryakartelegawa di Limbangnn, Garut. Mereka membentuk semacam dinnsti, yang kekuasaannya tetnp berlang- sung ketika zoilayah-wilaynh tersebut berada di bawah kekuasaan VOC, dan selanjutnya pemerintsh Belanda. Bnhkqn, dqlsm beberapa hal pen- ting, kekuasaan politik kaum menak ini semakinkokoh menyusulkebijak- an pemerintah koloninl Belandq ynng menjadikan mereka sebagai kaki tangannya. Dalqm htil ini, kaum menak menjadi kelompok elit yang bertindnk sebagai penghubung bngi jalnnnya rode pemerintah kolonial dalam rangka penguasann wilayah dan masyarakat Priangnn. Dnlnm posisi sosinl demikinnlalt, terutnma mqss koloniol Belnnda, kaum menak horus berhadapan dengan realitas sosiologis masyaraknt Sunds. Ini melibatkan tidak snjn mnsnlah sosial-ekonomi, di mana mereka menjadi agen bagi penernpan secara et'ekttf kebijakan ekonomi politik pe- merintnh kolonial, tetnpi juga mqsalnh sosial keagalnean, di mana masyarnkat Sunda memeluk agnma Islam. Dalam konteks inilah, siknp dan pandangnn keagamaar kaum menak memiliki maknq yang sangat penting, knrena tidak sajn menjadi bngian penting dnri keberndaon kaum menak, tetapi dnlam beberapa hnl juga menjadi landasan atau bnhkan alnt legitimasi keagamaan bagi posisi ynng disandangnya sebagai elit so- siel den politik. Di samping keterlibatnnnya dalam sejumlah kegintan keagamann t'or- mal, sikap dan pandangnn keagnmann kaum menak juga tampak padn gagqsan mereka tentang kekuasnnn. Dalem hril ini, selain mengklaim se- bagai keturunan dari Prabu Siliwangi, raja Pajajaran, kaum rnenakpada saat yang saffia ffiengedepankan konsep-konsep politik yang berakar dalam trndisi Islam. Mereka misalnya berpandangan bqhuoa menerimo wahyu (nurbuat) merupakan salah sntu prasyarat utama untuk naiknyq seseo- rang menjadi raja, dan berorti menjadi menak. Oleh kqreno itu, dalsm tradisi kaum menak, seorang pemimpin disynratkan tidak saja memiliki kecakapan dan perilaku sosial yang baik, tapi juga taat dalam beragnmn. Kemampuan mengendaliknn emosi (tara kajurung ku nafsu), berimqn (kandel iman) adalah di qntqrn syarat utnma bngi seorang pemimpin. Aspek penting Inin dari keberagamaan kaum menak adalnh kontribusi- nya yang penting dnlam pengembnngan tradisi pendidikan dan pemikir- tm Islom. Sebagian dari mereko tidak saja mendirikan lembaga pendidik- an pesantren dan sekolah Islam, tnpi jugn menjadikan ulama sebngai tem- pat konsultasi, bqik menyangkut mnsnlah ngama mqupun mssolsh sosinl- politik. Lebih dnri itu, di antqrn kaum menak juga ada yang bertindak sebagai ulama, seperti Haji Hasan Mustafa misalnya, yang tidak hanyn menjndi elit di birokrasi pemerintahan, sebngai Penghulu Agung, tetapi jugn menjadi seorang ulama produktif sejumlah karya keagamannnya. Sltrdia Islanika, Vol. 10, No.2,2003 Nina Herlina Lubis Religious Thoughts and Practices of t}ae Kaum Menak: Strengthening Traditional Power 1J_:-- rE ii.Ult -r-..e .ilr/ jb.":UW "fr+ +llL,)!t Menak) t-J ,-r:fy cc-}Jl UrL ,SI (Itiyayi) ,fU .r; -ue +lik- L sb (Sunaa) f-! "FF cr,L--Jl bG ;," a:ti q-t-Jl1 ;:rL.:-!l o.-tjl Cf Alc, lV a;^b; "t"i ,4U:J1y Ull c;:tJt u;-*LJt Jt ff stL-j"'Yl "a3r:Jt ,rb \*; 4 As a;t(Ir ,*:4t tt iol ;L*IJ qj_; :.th i,&ri- r,-jJr t ,t6 r,u-: C" ,5j-.j A-----r*J) f *.liat.f ytc.lrlr.it., u"t 3tl; alUlt .-,rJt' a---,"e1^i-!1 r.--+,-ie-t---l: a;L,)! ap--t)t ^----"^!t Jl ,6*, r+;;tr ,k flJ ,.1^.jjt.t a"t-^ a;K- ,P C\: t4 ,-ry,*:-:r dt o*LJtt 4---,.V) 1....-.111 oyL* ULo C crt*-:At e.;U.,J \e;..rUr lt.. u+ JI -x----. t7t{-",r1..p*t n "l gnts c(Priangan) Ot+!-r f-\ .-t-F,!l Jrtil ,--:"e ,".:LJl ,rl1 d ryl-rylt Kt^It ;r; JP ,),"_P ;f j J+ ;r lsros i-r s g""!t l-i.a JKJ ,z"bl4c-r\)t i; )-11 oi.A;L, + a.t^ aLr". "r."; g;:yJl d ,jrt 'll oia cr;L," jl (Cirebon) a-ytnS (Banten) ;^:U .i-c t ctV *--ti ,:9+ t)2lt a*\p,-r!t drlri W ** 6lt ot+!i z*;,v 6_tF J-l\ 4 G+.- & I (Mataram) ,lruu Klr ,-,i t-ca ,l-u- JJL aJ)\- drl "^i+J .)J+)\ 'q+" .-r,",rb li Jt +- ,i Jleur 6rl ri; JrLll r* 3U-.tt .r> Je ti JlLlt J-lt ,./" f_{-<- A*p" S * t,y-*" 3 Studia Islamika, VoL 10, No. 2, 2003 4 Nina Herlina Lubis ;--\ J,i eiJi1 dL-JL/ 4 \ts-- JU.." ;-l dr' 1r-\, 14 li<^J 6 r*\ s (Sumedang) el* s- z-ibrt. (Kusumadinals) UQ:Ly*;f tVs- (Ciamis) t'V S (Galuh) rlG \;b:t.(Kusumadiningrat) .:llrtijr- -f L,,--ls c(Bandung) El-uL-t (Wiranatakusuma) UJ- tfWlt-t 6-,-\s (Su- ltlK-r^* [al.:lrr-y 6r*ly (Cianjur) 1t'Vt 0Niratanudadar) 1l::yJUlTy (Suryakar- lJl*JJjJttl,-J s* 6---iy (Tasikmalaya) t-YL(*Uy kapura) ,---)t !6.<' ,tl aJJJI ar. Vl \,i-f ri.;. cctyV Jt4l"+ ielegawa) I "" uJ tu--d/l g .l- cr- "),U voc ipll ..fll €" .p 6lult elb t .l.r r1r_11 L'=:." a;t cL-crJiAl fl'tt f--J,* f,65Jij )Jb 4 ,! Jt -d.-!1 r-<l-t lr!- ej J*\ J" zL\-J)\ )p ort [ay cal o;'t*c q5rL."j^"!l ,UL^:4j,-rt4U ,*V * g;rL"*-!l z z.L d"r* qd,#l tL-.:-!l ,Jt 4 z*VS a\.ll .:1p)l oj-6 dJ q--lrl Jlr." q.:Lr$!l o.-[Jl ..r JJJ, ,!,, ,l-uj.. J!,J Ct i-!l C1!1 f JL-i K^i ar;t^-c.-yr ar-:L.a:i)r 9L$l :"F ,: ry^.e /ii i-a- -€; oF L^ ,l)'t-)! crU^-*t c* U":l Gl-t 6,- -rl1 f<JJ" ,_f-r ;4 acJl +t+l t-i6J t---"b,-\ G\J f^r,*,a ,jl"t tJ Lb 14 t-€j."Al U iJK. Jr4 garl;Ty .+,Vs:.ft-bl a,;-5 $s,;Jl a;KJl !"r, lt--o, ri uui ,r.1 L^.i t;,"i ,ah 6-r Jp n","rl 4*rJl U.jill .r" -eU)'\." +l-**i f-6L+ 6itcrl +\4 t'p :-*Jl I'r.41 db))\) -(|t 1- tkl c as"s- 4.-q- eu-b -i-l\ u-a e os,&- t'F @ajajaran) dlrt-\-J JJt il)l- d/ Jn j_* oi -4,t1 Lsrlt r cl>u" ost-'l cay)\-)l L-3)\ & +i * (.lgr 0p dtJjr (.iu./ La-b u a-f,dU!; c-!1 ,ril"- Ji ,:ult JJ.i Ji +t---* .:1GIs e*;:-"tt i,tUl-r otf-rJU Cq I e-l- Ct"j-Yl ""t -:";1 Ji sL-Ji 4 Lsrl\ ,r elKs (LlJi du:J! u* J-6" Ji JJi .ok)l gr-r s &\so r: f<;t JLe;)rAL.