Prabowo Subianto –Hatta Menentukan Pilihandiantaraduapasangancapres-Cawapres Yang 66.435.124 (49,74%)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Prabowo Subianto –Hatta Menentukan Pilihandiantaraduapasangancapres-Cawapres Yang 66.435.124 (49,74%) SIDANG PERDANA PRABOWO: ANNA TARIGAN: GUGATAN PILPRES 2014 “Kami Ingin Menuju Indonesia Terjadi Kecurangan Pemerintah Bersih, Emas Terstruktur, Sistematis Bukan Pemerintah dan Masif Boneka” GEMA UTAMA>>04 INDONESIA >>09 FIGUR >>15 GEMA TERBIT 16 HALAMAN/EDISI 38/TAHUN IV/AGUSTUS 2014 Indonesiawww.partaigerindra.or.id Raya GELORA PENGKHIANATAN DEMOKRASI OLEH FaDLI ZON PELAKSANAAN Pilpres 9 Juli 2014 meninggalkan berbagai persoalan khususnya kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis dan masif (TSM). Ini bukan lagi persoalan menang kalah, tapi prinsip berdemokrasi. Capres Prabowo Subianto dan Cawapres Hatta Rajasa berkali-kali menyampaikan siap menang dan siap kalah. Tapi propsesnya harus di atas Pilpres yang jujur adil dan demokratis. Kemenangan yang diperoleh dengan menghalalkan segala cara tak akan menghasilkan kepemimpinan yang kuat dan diakui. Kekalahan yang dibiarkan begitu saja berarti mengabaikan suara pendukung yang jumlahnya 60-an juta. Prabowo-Hatta telah menunjukkan sikap tegas dengan menarik diri dari proses rekapitulasi suara yang cacat hukum. Rekomendasi untuk diadakannya Pemilu ulang di ribuan TPS tak digubris KPU. Maka pada 25 Juli 2014, Prabowo-Hatta membawa masalah kecurangan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ribuan pendukung mengantar sidang pembukaan MK pada 6 Agustus 2014. FOTO ANISM Beberapa alur dugaan kesalahan KPU antara lain: (1) penambahan DPT sekitar 6 juta dalam waktu dua bulan dari A T Pemilu legislatif; (2) penetapan DPKTb (Daftar Pemilih Khusus A Tambahan), tak sesuai UU; (3) perhitungan suara dipaksakan .NET dari 30 hari menjadi 14 hari dengan mengabaikan keberatan dan protes dari peserta Pilpres; (4) dugaan masifnya pemilih siluman dan pemilih ganda, mencoblos lebih dari satu kali; (5) pembukaan PRABOWO SUBIANTO kotak suara tanpa izin yang berarti merusak barang bukti; (6) tak dilaksanakannya Pilpres di sejumlah daerah, tapi ada hasilnya seperti kasus Papua; (7) pencetakan form C1 yang kurang transparan, dan banyaknya beredar C1 palsu; (8) pencetakan kertas melebihi ketentuan UU. Ini sekedar contoh saja. Belum lagi soal money TERJADI PEMERKOSAAN politics, pengerahan aparatur birokrasi, perusakan kertas suara yang memilih Prabowo-Hatta dan seterusnya. Karena kecurangan Pilpres secara TSM, maka pasangan Prabowo – Hatta kehilangan lebih dari 5 juta suara di seluruh Indonesia. Seharusnya, perolehan suara Prabowo – Hatta yang HAK-HAK DEMOKRASI benar adalah sebanyak 67.139.153 (50,26%) dan Jokowi – JK 66.435.124 (49,74%). CALON presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto, demokrasi. Saya dituduh mengkudeta. Saya dituduh calon Pilpres 2014 memang bersejarah. Ini kali pertama kita menegaskan, pihaknya sudah menyepakati soal diktator,” katanya. menentukan pilihan di antara dua pasangan capres-cawapres yang pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Prabowo juga akan “Saya memimpin 33 batalyon tempur, tapi saya berhadapan terbuka. Head to head antara Prabowo Subianto – Hatta menghormati setiap keputusan jika dilakukan dengan dituduh kudeta. Saya tidak melakukan. Di hadapan Rajasa dengan Joko Widodo – Jusuf Kalla telah membuat polarisasi proses yang benar, jujur, dan tidak ada kecurangan. rakyat Indonesia dan di hadapan sejarah saya buktikan kekuatan politik. Perbedaan pilihan telah membelah hampir semua “Kita sudah sepakati demokrasi. Kita akan hormati komitmen saya pada demokrasi. Saya tunduk kepada lini, mulai dari pemerintahan, partai politik, ormas, media massa, keputusan apapun kalau prosesnya benar, kalau prosesnya undang-undang dasar,” lanjut Ketua Dewan Pembina sampai keluarga. jujur, dan kalau prosesnya tidak ada kecurangan,” kata Partai Gerindra itu. Permohonan Prabowo – Hatta ke MK tak lain untuk mencari Prabowo Subianto ketika berbicara dalam sidang perdana Ketundukan pada demokrasi dan UUD ditunjukkan keadilan. Keadilan terhadap suara rakyat sesungguhnya yang kami gugatan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum dengan membangun partai dari no l dan mengikuti tiga yakini telah dibajak secara TSM oleh penyelenggara pemilu bekerja (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Mahkamah kali pemilihan umum. “Saya sudah tiga kali ikut pemilihan sama dengan pihak lain. Kami tak ingin Presiden RI terpilih Konstitusi (MK) pada Rabu 6 Agustus 2014. umum. Saya membangun partai dari nol. Saya datang adalah hasil rekayasa kecurangan, akrobat IT, atau intervensi asing. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan proses dari bawah, desa ke desa, kecamatan ke kecamatan. Dan Presiden semacam itu pasti akan mengabdi pada komplotannya yang tidak benar, tidak jujur, dan ada kecurangan. sekarang kita dihadapkan pada pemerkosaan terhadap dan mengorbankan kepentingan rakyat, kepentingan bangsa dan “Bayangkan, dalam penghitungan di TPS, kami (Prabowo hak-hak demokrasi,” tegasnya. negara. – Hatta) pasangan yang didukung oleh tujuh partai besar Pilpres 2014 jangan sampai menjadi sarana pengkhianatan dengan 62% suara dalam pemilu legislatif mendapat nol, demokrasi. Karena pemerintahan yang lahir dari pengkhianatan 100% dimenangkan oleh satu pihak,” katanya. Kami tidak mau berkuasa suara rakyat akan berdampak pada seluruh legitimasinya, dan tak Menurut Prabowo Subianto, hal itu hanya bisa terjadi di atas ketidakbenaran. Kami akan punya legitimasi kuat memimpin rakyat. t di negara totaliter seperti Korea Utara. Bahkan, di sana pun, tidak sampai 100%, mungkin 97 atau 99%. “Di kita tidak mau menerima mandat ada suara yang 100%. Ini luar biasa,” ujarnya. Pemilihan di atas kecurangan. di sebuah negara yang normal (bukan negara totaliter atau komunis), lanjut Prabowo, tidak mungkin ada suara PATUK...! 100% karena ada saksi. Tentu suara saksi dihitung. Prabowo menyatakan bahwa seluruh rakyat dan Prabowo Subianto menegaskan, ia tak mau berkuasa di atas Mantan Komandan Jenderal Kopassus itu kemudian bangsa berharap adanya keadilan. “Katakanlah yang benar ketidakbenaran dan kecurangan. menunjuk tokoh-tokoh yang duduk di belakang sebagai adalah benar dan yang salah adalah salah. Kami tidak Itu namanya demokrat sejati….. tokoh-tokoh dan para pejuang demokrasi. Duduk di mau berkuasa di atas ketidakbenaran. Kami tidak mau barisan belakang tampak Amien Rais, Akbar Tandjung, menerima mandat di atas kecurangan. Tapi sangat sulit Prabowo Subianto mengungkap ada bukti intervensi asing Aburizal Bakrie, Anis Matta, Fadli Zon, Ahmad Muzani bagi kami untuk mengakui suatu rangkaian kecurangan dalam Pilpres Indonesia. dan beberapa lainnya. “Tahun 66 mereka berjuang yang sedemikian terstruktur, sistematis, dan masif,” Biar kita tetap diperbudak asing ya…. untuk demokrasi. Tahun 98 mereka juga berjuang untuk katanya. t BS 02 : SUARA RAKYAT EDISI 38/TAHUN IV/AGUSTUS 2014 Tingkatkan Beasiswa sebagai dasar hukum negara. untuk Anak Miskin Sebab, menurut penelitian KARIKATUR : kami pada Undang-undang Yth: Bapak Prabowo, Dasar 1945 itu terdapat dua Saya mendoakan Bapak versi yang berbeda, yaitu menjadi Presiden RI. versi: 18 Agustus 1945 dan Mohon nanti Bea Siswa versi 15 Februari 1946 yang Miskin (BSM) untuk semua hal itu kami teliti melalui tingkat sekolah ditingkatkan Buku “Risalah Sidang Badan anggarannya, karena banyak Penyelidik Usaha Usaha siswa di republik ini yang Persiapan Kemerdekaan membutuhkannya. Juga Indonesia (BPUPKI) Panitia ilmu selama Bapak di TNI Persiapan Kemerdekaan mohon dibagi dengan TNI Indonesia (PPKI) yang kita, supaya kita jangan diterbitkan oleh Sekretaris diganggu lagi oleh Malaysia. Negara Republik Indonesia Terima kasih Bapak Jakarta tahun 1995 (uraian Prabowo, Presidenku. penjelasan terlampir). NOFRI ISKAMARDI Demikian yang dapat Solok, Sumatera Barat. kami sampaikan semoga Bapak dapat menyelamatkan Selamatkan negeri ini dari kepalsuan UUD 1945 hukum yang terdapat di negeri yang kita cintai ini. Yth : Bapak Prabowo ABD RACHEM. Subianto A.Ma.Pd. Menyampaikan dengan Sumenep, Jawa Timur hormat bahwa dalam rangka menghadapi situasi TPS dan Golput keamanan di tahun politik yang serba tidak menentu, Perkenankan saya selaku seperti keadaan sekarang warga biasa Indonesia ini, diantaranya adalah menyampaikan sedikit masalah korupsi yang informasi/keluhan karena sudah membudaya, bentrok kurangnya perhatian dari antarsuku, pelajar dan Pemerintah Daerah dan ILUSTRASI SUSTHANTO mahasiswa yang seakan tidak Pengurus KPU yang ada di berkesudahan. Dan, yang tak daerah tempat saya bekerja. suara sebagaimana hak yang juga harus kita utamakan dan saya ikut aktif dalam masalah baru quick kalah pentingnya kecurangan Kami adalah sebagian diberikan oleh negara bagi buat rakyat Indonesia kegiatan Pilpres yang telah count atau hitung cepat. Pemilihan Umum dan kecil warga Indonesia yang setiap warga negaranya. yang tercinta ini. Yang selesai penyoblosan tanggal 9 Pencoblosan ternyata hasil perhitungannnya bekerja dan bermukim di Hal ini sangat disayangkan sudah barang tentu dalam Juli. Pasca Pilpres yang saya hasilnya berbeda ini, yang banyak menimbulkan area Pertambangan Batubara, karena kami melihat warga membangun bangsa ini amati dari lawan politik kita satu proses bila lembaga masalah di seluruh Lokasi Kec. Sesayap, Indonesia di luar negeri kita juga harus mengemban adalah ambisi yang luar biasa survei punya kepentingan. Indonesia, serta adanya Kabupaten Nunukan, dan bisa difasilitasi, sedangkan Amanat Nasional yang harus untuk berkuasa sehingga Semoga disikapi dengan berita penolakan pada Kabupaten Tana Tidung, kami di dalam negeri tidak kita junjung tinggi bagai menghalalkan segala cara. bijak dan masyarakat dapat Capres yang dianggap Provinsi Kalimantan Utara. menjadi perhatian. Bulan dan Bintang. Banyak kejadian aneh yang menghadapinya
Recommended publications
  • Politik Identitas Forum Betawi Rempug Dalam Pilkada Jakarta 2012
    POLITIK IDENTITAS FORUM BETAWI REMPUG DALAM PILKADA JAKARTA 2012 (Studi Kasus: Forum Betawi Rempug Gardu 106 Kramat Jati, Jakarta Timur) Faqih Gilang Ramadhan 4825131364 Skripsi ini ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2018 ABSTRAK Faqih Gilang Ramadhan. Politik Identitas Forum Betawi Rempug Dalam Pilkada Jakarta 2012 (Studi Kasus: Forum Betawi Rempug Gardu 106 Kramat Jati, Jakarta Timur), Skripsi. Jakarta: Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kekuasaan simbolik yang dimiliki oleh Forum Betawi Rempug bekekerja pada sistem sosial, ekonomi dan politik di Jakarta. Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi mengenai bagaimana kekuasaan simbolik tersebut dapat diraih oleh Forum Betawi Rempug hingga memberikan dampak secara massif, serta peran Forum Betawi Rempug dalam sistem politik dan pilkada Jakarta 2012 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Adapun lokasi penelitian ini di laksanakan di Kp Tengah Kramat Jati yang dilakukan pada Mei – Juni 2017. Total informan dalam penelitian ini sebanyak 5 (lima) orang yang terdiri dari ketua gardu, koordinator wilayah, koordinator lapangan, anggota, ketua RT setempat. Data diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara mendalam, studi pustaka dan dokumentasi. Teknis analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengaitkan hasil temuan di lapangan dengan teori atau konsep yang sudah ada. Setelah itu, melakukan pengelompokkan data dari hasil penelitian dan dilanjutkan dengan menyusul hasil penelitian. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep kekuasaan simbolik dan ethnic and power relation.
    [Show full text]
  • Indonesia Beyond Reformasi: Necessity and the “De-Centering” of Democracy
    INDONESIA BEYOND REFORMASI: NECESSITY AND THE “DE-CENTERING” OF DEMOCRACY Leonard C. Sebastian, Jonathan Chen and Adhi Priamarizki* TABLE OF CONTENTS I. INTRODUCTION: TRANSITIONAL POLITICS IN INDONESIA ......................................... 2 R II. NECESSITY MAKES STRANGE BEDFELLOWS: THE GLOBAL AND DOMESTIC CONTEXT FOR DEMOCRACY IN INDONESIA .................... 7 R III. NECESSITY-BASED REFORMS ................... 12 R A. What Necessity Inevitably Entailed: Changes to Defining Features of the New Order ............. 12 R 1. Military Reform: From Dual Function (Dwifungsi) to NKRI ......................... 13 R 2. Taming Golkar: From Hegemony to Political Party .......................................... 21 R 3. Decentralizing the Executive and Devolution to the Regions................................. 26 R 4. Necessary Changes and Beyond: A Reflection .31 R IV. NON NECESSITY-BASED REFORMS ............. 32 R A. After Necessity: A Political Tug of War........... 32 R 1. The Evolution of Legislative Elections ........ 33 R 2. The Introduction of Direct Presidential Elections ...................................... 44 R a. The 2004 Direct Presidential Elections . 47 R b. The 2009 Direct Presidential Elections . 48 R 3. The Emergence of Direct Local Elections ..... 50 R V. 2014: A WATERSHED ............................... 55 R * Leonard C. Sebastian is Associate Professor and Coordinator, Indonesia Pro- gramme at the Institute of Defence and Strategic Studies, S. Rajaratnam School of In- ternational Studies, Nanyang Technological University,
    [Show full text]
  • The Indonesian Presidential Election: Now a Real Horse Race?
    Asia Pacific Bulletin EastWestCenter.org/APB Number 266 | June 5, 2014 The Indonesian Presidential Election: Now a Real Horse Race? BY ALPHONSE F. LA PORTA The startling about-face of Indonesia’s second largest political party, Golkar, which is also the legacy political movement of deposed President Suharto, to bolt from a coalition with the front-runner Joko Widodo, or “Jokowi,” to team up with the controversial retired general Prabowo Subianto, raises the possibility that the forthcoming July 9 presidential election will be more than a public crowning of the populist Jokowi. Alphonse F. La Porta, former Golkar, Indonesia’s second largest vote-getter in the April 9 parliamentary election, made President of the US-Indonesia its decision on May 19 based on the calculus by party leaders that Golkar’s role in Society, explains that “With government would better be served by joining with a strong figure like Prabowo rather more forthcoming support from than Widodo, who is a neophyte to leadership on the national level. Thus a large coalition of parties fronted by the authoritarian-minded Prabowo will now be pitted against the the top level of the PDI-P, it is smaller coalition of the nationalist Democratic Party of Struggle (PDI-P), which had just possible that Jokowi could selected former vice president Jusuf Kalla, nominally of Golkar, as Jokowi’s running mate. achieve the 44 percent plurality If this turn of events sounds complicated, it is—even for Indonesian politics. But first a look some forecast in the presidential at some of the basics: election, but against Prabowo’s rising 28 percent, the election is Indonesia’s fourth general election since Suharto’s downfall in 1998 has marked another increasingly becoming a real— milestone in Indonesia’s democratization journey.
    [Show full text]
  • Conflicts Between State and Business in the Nationalization of PT. Inalum
    International Conference on Social and Political Issues (ICSPI 2016) International Conference on Social and Political Issues (the 1st ICSPI, 2016) “Knowledge and Social Transformation” Volume 2018 Conference Paper Conflicts Between State and Business in the Nationalization of PT. Inalum Alim Bathoro Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Indonesia Abstract This study discusses the dispute between state and capitalist class. State consists of local government elite and central government elite. Local elite consists of 10 regents/mayors in Lake Toba region and Asahan River basin, while the central elite are President Susilo Bambang Yudhoyono, Coordinating Minister for the Economy Hatta Rajasa, Minister of State-Owned Enterprises Dahlan Iskan, Minister of Industry MS Hidayat as well as Leaders and Members of Commissions VI & IX of the House of Representatives Republic of Indonesia. Meanwhile the capitalist class is represented by Luhut Binsar Pandjaitan and Association for Mineral Entrepreneur Indonesia Received: 19 March 2018 (APEMINDO). This research aims to clarify underlying factors of dispute between state Accepted: 27 July 2018 and capitalist class in the nationalization of PT. Indonesian Asahan Aluminum (Inalum) Published: 29 August 2018 which implies to conflict among elites. Publishing services provided by This study uses qualitative method by analyzing research findings with the Theory Knowledge E of State Autonomy proposed by Ralp Miliband and Nicos Poulantzas as the main Alim Bathoro. This article is perspective. While the theory of conflict and consensus by Maswadi Rauf, authority distributed under the terms of of elite theory by C. Wright Mills, theory of decentralization by Vedi R. Hadiz, theory of the Creative Commons Attribution License, which oligarch’s power by Jeffrey A.
    [Show full text]
  • 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Legenda Tokoh Pencak Silat Indonesia Yaitu En
    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia yaitu Enny Rukmini Sekarningrat, Suko Winadi, dan Eddie Mardjoeki Nalapraya akan membahas mengenai sepak terjang ketiga tokoh tersebut di dalam mengembangkan pencak silat di Indonesia dan luar negeri. Penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Enny Rukmini Sekarningrat dilakukan di Jawa Barat terutama di Kabupaten Garut dan Kota Bandung. Kemudian penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Suko Winadi dilakukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Terakhir penelitian legenda tokoh pencak silat Indonesia, Eddie Mardjoeki Nalapraya dilakukan di Provinsi DKI Jakarta. Langkah penelitian dimulai dengan melakukan wawancara, observasi, dan pengumpulan dokumentasi serta berbagai arsip yang berkaitan dengan legenda tokoh pencak silat Indonesia (Enny Rukmini Sekarningrat, Suko Winadi, Eddie Mardjoeki Nalapraya). Wawancara tidak hanya dilakukan dengan ketiga legenda tokoh pencak silat Indonesia tersebut melainkan juga dengan keluarga atau ahli waris dan para kerabat dekat pencak silat dari setiap tokoh. Selain wawancara, peneliti juga melakukan observasi lapangan seperti mengunjungi rumah legenda tokoh pencak silat Indonesia, Padepokan Pencak Silat Indonesia (PnPSI), dan beberapa tempat bersejarah yang berkaitan dengan legenda tokoh pencak silat Indonesia untuk menunjang dalam melakukan pengambilan data penelitian. 56 B. Pembahasan dan Temuan 1. Rd. Enny Rukmini Sekarningrat a. Riwayat Hidup Rd. Enny Rukmini Sekarningrat Enny Rukmini Sekarningrat cukup terkenal dikalangan masyarakat luas terutama bagi mereka yang mencintai seni budaya beladiri pencak silat. Bahkan namanya telah tercatat sebagai Majelis Pakar PB. IPSI (1999) dan Dewan Pertimbangan PB. IPSI (2003: 41). Tidaklah mengherankan apabila namanya sudah dikenal hingga ke tingkat Internasional. Memang kalau kita belum mengenalnya sekilas terlihat galak apalagi didukung oleh sorot mata yang tajam membuat orang yang melihatnya menjadi segan.
    [Show full text]
  • Involvement in the Betawi Brotherhood Forum in Jakarta
    Urban Youth, Marginalization and Mass Organization: Involvement in The Betawi Brotherhood Forum in Jakarta Graduate School of Development Studies A Research Paper presented by: Grace Tjandra Leksana (Indonesia) in partial fulfillment of the requirements for obtaining the degree of MASTERS OF ARTS IN DEVELOPMENT STUDIES Specialisation: Children and Youth Studies (CYS) Members of the examining committee: Dr. Linda Herrera (supervisor) Prof. Dr. Ben White (reader) The Hague, The Netherlands November, 2008 Disclaimer: This document represents part of the author’s study programme while at the Institute of Social Studies. The views stated therein are those of the author and not necessarily those of the Institute. Research papers are not made available for circulation outside of the Institute. Inquiries: Postal address: Institute of Social Studies P.O. Box 29776 2502 LT The Hague The Netherlands Location: Kortenaerkade 12 2518 AX The Hague The Netherlands Telephone: +31 70 426 0460 Fax: +31 70 426 0799 2 Acknowledgement To my family, especially my mother who have been patient in accepting the path of life that I chose. To all the people in JKB/ ISSI and Garuda, for their support and encouragement upon my thoughts and works. Especially Anom, for the e-books, and Fauzi for reading my draft. To the people who have helped my fieldwork: Rinto, Yudi and his family, Bu Erwin, Pak Nas, Ghalis, Mbak Ira. Also to all the interviewees, for allowing me to hear their stories. To my best comrades, Nurman and Jalu, for showing me the meaning of toughness. Santi and Endang, for their meals and comforting stories.
    [Show full text]
  • Menko Perekonomian Akui Tak Nyaman Jika Disadap
    Menko Perekonomian Akui Tak Nyaman Jika Disadap Image not found or type unknown Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengaku merasa tidak nyaman dengan kabar yang menyatakan intelijen Australia melakukan penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhonoyo, dan sejumlah menteri senior. Penyadapan juga ditujukan kepada orang dekat presiden seperti Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wapres Boediono, mantan Wapres Jusuf Kalla, Jubir Presiden Dino Patti Djalal dan Andi Mallarangeng, eks Mensesneg Hatta Rajasa, eks Menko Perekonomian Sri Mulyani, eks Menko Polhukam Widodo AS dan eks Menteri BUMN Sofyan Djalil. “Saya belum dapat infomarsi seperti apa tapi kalau ada informasi mengatakan menteri senior seperti itu (disadap) tentu kita tidak nyaman,” ujarnya usai acara peluncuran Singgle Sign On (SSO) Karantina dan layanan elektronik perizinan terintegrasi di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (18/11/2013). Menurutnya, terkait kabar tersebut pemerintah Indonesia, melalui Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa meminta klarifikasi kepada Australia terkait kebenaran pemberitaan penyadapan ini. “Menlu sudah mengundang Negara-negara yang dikatakan menyadap. Kita konsen terhadap hal itu karenanya kita melakukan klarifikasi,” tuturnya. Ia juga enggan mengomentari kabar tersebut sebelum mendapatkan penjelasan dari Menko Polhukam. “Saya belum bisa memberikan komentar tentang kebenaran saya disadap atau tidak, karena saya tidak punya data. Sampai nanti Menko Polhukam mengatakan seperti apa, tapi kalau itu betul maka saya tentu prihatin terhadap pola-pola seperti itu,” jelasnya..
    [Show full text]
  • Analisis Framing Berita Pilpres 2019 Pada Media Massa Kaltim Post Dan Tribun Kaltim Edisi 01 Maret – 17 April 2019
    ANALISIS FRAMING BERITA PILPRES 2019 PADA MEDIA MASSA KALTIM POST DAN TRIBUN KALTIM EDISI 01 MARET – 17 APRIL 2019 SKRIPSI OLEH SONY SUJATMIKO NPM 155010305 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BALIKPAPAN 2019 ANALISIS FRAMING BERITA PILPRES 2019 PADA MEDIA MASSA KALTIM POST DAN TRIBUN KALTIM EDISI 01 MARET – 17 APRIL 2019 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SONY SUJATMIKO NPM 155010305 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BALIKPAPAN 2019 i ii ABSTRAK Sony Sujatmiko, 2019 : Analisis Framing Berita Pilpres 2019 Pada Media Massa Kaltim Post dan Tribun Kaltim Edisi 01 Maret – 17 April 2019. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Balikpapan. Pembimbing: (1) Ari Musdolifah, M.Pd. (2) Nurliani Maulida, M.Pd. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perbedaan ideologi atau pandangan media massa dalam memberitakan suatu peristiwa. Terutama peristiwa mengenai topik politik yang sedang hangat awal tahun ini yaitu Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan analisis framing pemberitaan Pilpres 2019 pada media massa Kaltim Post dan Tribun Kaltim edisi 01 Maret – 17 April 2019 serta membandingkan perbedaan framing kedua media massa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat, ataupun paragraf yang berada dalam teks berita di media massa Kaltim Post dan Tribun Kaltim edisi 01 Maret – 17 April 2019 dalam pemberitaan Pilpres 2019. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak, catat, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M.
    [Show full text]
  • CHAPTER I INTRODUCTION A. BACKGROUND the Constitutional Court Has Rejected the Petition of Prabowo Subianto-Hatta Rajasa In
    CHAPTER I INTRODUCTION A. BACKGROUND The Constitutional Court has rejected the petition of Prabowo Subianto-Hatta Rajasa in the disputes on the result of Presidential Election 2014.1 The reason of rejaction was because the Court considered that the petitioners failed in providing a story evidence in supporting their claim in the petition. The failure of petitioners in providing evidence was also influenced by limitation of period of disputes settlement in the Constitutional Court, that is only 14 days. In addition, the Court also limited the number of witnesses proposed by the petitioners. Therefore, it seems that is has put the petitioners in difficult position in defending their right in the process of Presidential Election. Indonesia held Presidential Election on July 9, 2014. The Election was the third direct Presidential Election in Indonesia. The Election would elect new President and Vice-President because Susilo Bambang Yudhoyono could not be nominated again after his two periods of presidency. In fact, the way of a petition to the Constitutional Court challanged the limitation of period of the presidency. As a result, the Constitutional Court rejacted the petition. 1 See the Constitutional Court Decision No. 1/PHPU.PRES-XII/2014 The Election was finally won by Joko Widodo-Jusuf Kalla by 53, 15 %, while Prabowo Subianto-Hatta Rajasa only 46, 85 %.2 The elected President and Vice President Joko Widodo-Jusuf Kalla were inaugurated on the October 20th, 2014. The presidential candidates Prabowo Subianto-Hatta Rajasa submited a petition dispute on the results of the Presidential Election 2014 to the Constitutional Court on Friday, July 25 in the afternoon.
    [Show full text]
  • Studies from Palestine, Turkey, Malaysia and Indonesia
    Sexual Politics in Muslim Societies STUDIES FROM PALESTINE, TURKEY, MALAYSIA AND INDONESIA Sexual Politics in Muslim Societies Studies from Palestine, Turkey, Malaysia and Indonesia Edited by: Pinar Ilkkaracan Rima Athar With the introduction Sexuality as Difference? by Dina M. Siddiqi Yayasan GAYa NUSANTARA Sexual Politics in Muslim Societies Studies from Palestine, Turkey, Malaysia and Indonesia Edited by: Pinar Ilkkaracan & Rima Athar Published by: GAYa NUSANTARA (First Edition, 2017) Website: http://gayanusantara.or.id Contact: [email protected] ISBN: [Print] 978-602-50945-0-7 [E-Book] 978-602-50945-1-4 Suggested Citation: Pinar Ilkkaracan & Rima Athar (Eds.) 2017. Sexual Politics in Muslim Societies. Surabaya: GAYa NUSANTARA & CSBR. Cover Design: Ezrena Marwan Typesetting: Rima Athar About CSBR: Website: http://csbronline.org Contact: [email protected] The Coalition for Sexual and Bodily Rights in Muslim Societies (CSBR) is an award-winning international solidarity network that works to integrate a holistic and affirmative approach to sexual and bodily rights as human rights across Muslim societies. Founded in 2001, CSBR now connects over 30 member organizations across 16 countries in the Middle East, North Africa, Central Asia, South Asia, and South East Asia. CSBR’s work is facilitated by our Coordinating Office, which from 2015–2017 has been with Yayasan GAYa NUSANTARA in Indonesia. CSBR publications aim to provide accessible content and scholarship to a wide array of audiences & stakeholders invested in gender justice and human rights. The information contained in this publication does not necessarily represent the views and positions of the publishers, or of CSBR, unless explicitly stated. ! ! Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
    [Show full text]
  • The State and Illegality in Indonesia in Illegality and State the the STATE and ILLEGALITY in INDONESIA
    Edited by Edward Aspinall and Gerry van Klinken The state and illegality in Indonesia THE STATE AND ILLEGALITY IN INDONESIA The popular 1998 reformasi movement that brought down President Suharto’s regime demanded an end to illegal practices by state offi cials, from human rights abuse to nepotistic investments. Yet today, such practices have proven more resistant to reform than people had hoped. Many have said corruption in Indonesia is “entrenched”. We argue it is precisely this entrenched character that requires attention. What is state illegality entrenched in and how does it become entrenched? This involves studying actual cases. Our observations led us to rethink fundamental ideas about the nature of the state in Indonesia, especially regarding its socially embedded character. We conclude that illegal practices by state offi cials are not just aberrations to the state, they are the state. Almost invariably, illegality occurs as part of collective, patterned, organized and collaborative acts, linked to the competition for political power and access to state resources. While obviously excluding many without connections, corrupt behaviour also plays integrative and stabilizing functions. Especially at the lower end of the social ladder, it gets a lot of things done and is often considered legitimate. This book may be read as a defence of area studies approaches. Without the insights that grew from applying our area studies skills, we would still be constrained by highly stylized notions of the state, which bear little resemblance to the state’s actual workings. The struggle against corruption is a long-term political process. Instead of trying to depoliticize it, we believe the key to progress is greater popular participation.
    [Show full text]
  • Gender, Progressive Islam and Islamism in Indonesia Analysing the Political Attitudes of PKB and PKS
    Gender, Progressive Islam and Islamism in Indonesia Analysing the Political Attitudes of PKB and PKS Nunik Nurjanah A sub-thesis submitted for the degree of Masters of Arts (Asia-Pacific Studies) of the Australian National University, the College of Asia and the Pacific, the School of Culture, History and Language, July 2013 This thesis is my own original work. To the best of my knowledge, it contains no material previously published or written by another person, except where due reference is made in the text. Signed ......... Table of Contents Acknowledgements .......................................................................................................... v Abstract .......................................................................................................................... vii Glossary and Abbreviations ........................................................................................ viii Chapter I: Introduction .................................................................................................. 1 A. Background ..................................................................................................................... 1 B. Aim and Scope of Study.................................................................................................. 3 C. Key Questions .................................................................................................................. 6 D. Research Methodology ..................................................................................................
    [Show full text]