REPRESENTASI DAMPAK POLIGAMI BAGI ISTRI DAN ANAK DALAM FILM ( STUDI ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE)

Oleh: Erik Pandapotan Simanullang [email protected] Pembimbing: Chelsy Yesicha, S.Sos, M.I.Kom

Jurusan Ilmu Komunikasi – Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, Pekanbaru Kampus Bina Widya Jl. HR. Subrantas Km. 12, 5 Simpang Baru Pekanbaru Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

Athirah movie is a film that lifts the reality of polygamous life, polygamy is an issue that is still a debate in society. Different from previous polygamy-themed films, this film is a true story of a wife's struggle as well as the mother of Vice President Indonesia, Jusuf Kalla. Theoretically, many women express disagreement on polygamous marriage, but in practice women are always in a position of being cornered, having no choice and difficult bargaining and even not having the ability to reject men's desire for polygamy. Starting from this, some Indonesian filmmakers view the interesting polygamy phenomenon to be lifted into a film masterpiece. This study aims to determine the impact of polygamy for wives and children represented in Athirah films viewed from the level of reality, level of representation and ideology level. This study used qualitative methods analyzed by semiotic analysis of John Fiske. Subjects and objects in this study is the observation of the audio and visual display in the scenes of the film Athirah with data collection techniques used are observation, documentation, and literature study. The results of this study show there is a representation of the impact of polygamy on the wife and children in the Athirah film. Representation of the impact of polygamy on the wife and children contained in the film is seen from the three levels suggested by John Fiske: at the level of reality, the impact of polygamy on wives and children is seen in aspects of appearance, speech, behavior, gestures, expressions and environment. At the representational level, the technical and conventional codes present in the Athirah film depicting the impact of polygamy on wives and children are reflected through aspects of camera, lighting, music and sound. The level of ideology that can be inferred, the depiction of the polygamy values and the polygamous wife's struggle so that the ideology concluded is the ideology of patriarchy and feminism.

Keywords: Representation, Impact, Polygamy, Semiotics

JOM FISIP Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018 Page 1

PENDAHULUAN Tidak bisa dipungkiri bahwa poligami benar terjadi dan dipraktikkan Menurut Undang-Undang No.1 Tahun oleh sebagian masyarakat, tidak peduli 1974 adalah ikatan lahir dari latar belakang ras, suku, agama batin antara laki-laki dan perempuan maupun status ekonominya. Dari sebagai suami istri dengan tujuan beberapa realitas yang terjadi mengenai keluarga (rumah tangga) yang bahagia praktik poligami, pro dan kontra dan kekal berdasarkan Tuhan Yang mengiringi dan menjadi perdebatan Maha Esa. Berdasarkan undang-undang hangat di berbagai kalangan tersebut jelas bahwa setiap manusia masyarakat. Poligami seakan memiliki pasti mendambakan pernikahan. daya tarik tersendiri untuk terus di Pernikahan yang sifatnya sangat perdebatkan, karena di belakang itu sakral dilakukan oleh lawan jenis antara semua latar belakang agama, hukum, laki-laki dan perempuan dengan tujuan dan HAM tumpang tindih di dalamnya. untuk membentuk, membangun suatu Berawal dari sinilah, beberapa sineas keluarga yang diinginkan. Indonesia memandang fenomena Suatu pernikahan akan menjadi poligami menarik untuk diangkat ke masalah jika dalam pernikahan tersebut, dalam sebuah karya film. terdapat kesenjangan di dalamnya Di Indonesia, ada beberapa film sehingga, dapat menjadi sebuah yang mengangkat film bertemakan perbincangan di masyarakat. Di poligami yaitu film Berbagi Suami Indonesia sendiri, terdapat beberapa (tahun 2006), Ayat-Ayat Cinta, dan masalah pernikahan yang masih Surga yang Tak dirindukan (tahun menjadi polemik dalam masyarakat 2015). Satu lagi film yang mengangkat diantaranya seperti pernikahan dini, tema poligami adalah film Athirah yang kemungkinan disebabkan oleh tahun 2016 yang disutradari oleh Riri hamil di luar nikah, pernikahan beda Riza dibawah bendera produksi Miles agama serta pernikahan poligami yang Film yang dirilis resmi pada 29 masih menuai perdebatan di kalangan September 2016. Film ini diangkat dari para tokoh masyarakat, agamawan novel berjudul sama karya Alberthiene maupun masyarakat itu sendiri. Endah. Fenomena poligami di masyarakat Athirah berkisah tentang hidup dari dahulu menjadi isu yang sangat seorang perempuan Bugis Makasar kontroversial dan sensitif untuk bernama Athirah, yang tak lain adalah diperdebatkan sampai sekarang. dari Wakil Presiden Republik Istilah poligami berasal dari bahasa Indonesia saat ini, Jusuf Kalla. Potret Yunani, Polus artinya banyak, Gamos seorang ibu yang harus menghadapi artinya perkawinan. Sering juga kenyataan hidup yang pahit tapi terus disamakan dengan poligini. Kedua mencari cara untuk mempertahankan istilah tersebut mempunyai kaitan erat harga diri dan keluarganya. dengan pernikahan lebih dari satu Film dimulai dengan adegan hitam orang. Poligami adalah suatu kebolehan putih perkawinan Bugis Makassar tahun suami untuk beristri lebih dari satu 50an. Film ini mengambil latar waktu orang dalam waktu bersamaan. tahun 50-an hingga 60-an bercerita Sebaliknya, perkawinan seorang tentang perjuangan Athirah saat dan perempuan dengan beberapa orang laki- setelah suaminya menikah lagi. Film laki sering disebut poliandri (KBBI, Athirah dibuka dengan adegan yang 1994:779). menggambarkan kondisi rumah dan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 2 keluarga yang nyaris sempurna. Athirah Selain Film Terbaik, film produksi dikisahkan harus pindah dari Bone Miles Films itu juga meraih Piala Citra menuju Makasar bersama sang suami, di kategori Pengarah Artistik Terbaik, Puang Aji di awal pernikahan mereka. Penata Busana Terbaik, Sutradara Di Makasar, mereka membangun bisnis Terbaik, Penulis Skenario Adaptasi keluarga dari nol hingga besar dan Terbaik, dan Pemeran Utama Wanita sukses. Semua karena kegigihan Puang Terbaik yang diraih aktris Cut Mini. Di Aji dan ketekunan Athirah. Keluarga tahun dan ajang yang berbeda, film yang harmonis ini kerap menghabiskan Athirah juga meraih beberapa waktu berdiskusi bersama di meja penghargaan di ajang Usmar Ismail makan dengan hidangan khas Sulawesi Award 2017, yaitu dalam kategori Selatan. Permasalahan mulai Aktris Terbaik yang diraih oleh Cut menggerogoti keluarga ini ketika Puang Mini dan Penata Artistik Terbaik diraih Ajji „melirik‟ wanita lain. Di era tahun oleh Eros Eflin. 50-an saat itu, fenomena lelaki beristri Lebih lanjut memudahkan dalam lebih dari satu bukan menjadi hal yang melakukan penelitian, maka penulis aneh di Sulawesi Selatan. menggunakan pendekatan semiotika Satu demi satu konflik John Fiske. John Fiske berpendapat bermunculan. Athirah dan keluarganya bahwa hal yang ditampilkan di layar mulai jadi bahan pergunjingan banyak kaca televisi atau film merupakan suatu orang. Anak-anaknya pun harus realitas sosial dengan kata lain realitas menanggung ulah sang bapak. Salah merupakan suatu produk yang satunya, Jusuf Kalla atau yang akrab dihasilkan oleh manusia. Fiske disapa dengan panggilan Ucu saat membagi pengkodean dalam tiga level remaja. Athirah mulai gundah dan ingin pengkodean tayangan televisi, yang meninggalkan sang suami. Tapi di hati dalam hal ini juga berlaku dalam film kecilnya, ia masih ingin bersamanya dan drama. Oleh karena itu, peneliti pula. Tarik ulur ini sikap Athirah ini menggunakan metode analisis semiotika membuat Ucu kesal pada ketidak John Fiske dalam penelitian ini. tegasan sang ibu. Tujuannya untuk memudahkan peneliti Film "Athirah" meraih predikat dalam menganalisis film Athirah yang sebagai Film Terbaik Festival Film terdiri dari beberapa scene dengan Indonesia (FFI) 2016. Film besutan Riri durasi 1 jam 15 menit 51 detik. Riza tersebut menyisihkan empat Peneliti tertarik mengangkat isu nomine lainnya yaitu "Aisyah, Biarkan poligami, karena peneliti ingin Kami Bersaudara", "Surat Dari Praha", mengetahui kehidupan poligami yang "Salawaku", dan "Rudy Habibie". Pada masih perdebatan di masyarakat dalam anugerah Piala Citra FFI, Minggu 6 film Athirah, yang diharapkan melalui November 2016 di Teater Besar Taman penelitian ini ditemukan sejumlah fakta Ismail Marzuki Jalan Cikini Jakarta, penting dalam mengungkap jumlah film "Athirah" meraih total enam Piala permasalahan seputar poligami dalam Citra. rumah tangga. Dimana potret Athirah (Sumber:http://entertainment.kompas.co begitu menarik, walaupun di poligami, m/read/2016/11/07/121552310/film.athi tetapi Athirah dengan penuh kesabaran, rah.sabet.6.piala.citra.di.festival.film.ind ia berjuang mempertahankan keutuhan onesia.2016 (di akses pada tanggal 07 rumah tangganya, tanpa menghilangkan Juni 2017)) rasa hormat dan bakti kepada sang suami.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 3

Penelitian ini berfokus kepada dalam teks media atau studi tentang representasi dampak poligami bagi istri bagaimana tanda dari jenis karya dan anak saja karena peneliti setelah apapun dalam masyarakat yang menonton film Athirah berulang-ulang mengkonsumsi makna (Fiske, 2004 : melihat bahwa cerita film ini juga lebih 282). mengambil sisi ke korban poligami Pola pikir Fiske adalah tidak setuju yang dilakukan ayah yaitu istri dan dengan teori bahwa khalayak massa anak-anak. mengkonsumsi produk yang ditawarkan Berdasarkan latar belakang diatas, kepada mereka tanpa berpikir. Fiske maka penulis bermaksud mengadakan menolak gagasan “penonton” yang penelitian dengan menggunakan analisis mengasumsikan massa yang tidak kritis semiotika John Fiske dengan judul dan menyarankan “audiensi” dengan “Representasi Dampak Poligami Bagi berbagai latar belakang dan Istri dan Anak Dalam Film Athirah sosial untuk menerima teks-teks yang (Studi Analisis Semiotika John Fiske)”. berbeda (Vera, 2014:34). Kode-kode televisi (television codes) TINJAUAN PUSTAKA adalah teori yang dikemukakan oleh John Fiske atau yang biasa disebut Representasi kode-kode yang digunakan dalam dunia Representasi menurut Kamus Besar pertelevisian. Menurut Fiske, kode-kode Bahasa Indonesia (KBBI) berarti yang muncul atau yang digunakan perbuatan mewakili, keadaan mewakili, dalam acara televisi tersebut saling apa yang mewakili, perwakilan. berhubungan sehingga terbentuk sebuah Representasi di pahami sebagai makna. Menurut teori ini pula, sebuah gambaran sesuatu yang akurat atau realitas tidak muncul begitu saja melalui realita. Dalam teori semiotika, proses kode-kode yang timbul, namun juga pemaknaan gagasan, pengetahuan, atau diolah melalui penginderaan serat pesan secara fisik disebut dengan referensi yang telah dimiliki oleh representasi. Representasi menunjuk pemirsa televisi, sehingga sebuah kode baik pada proses maupun peristiwa dari akan dipersepsikan secara berbeda oleh pemaknaan suatu tanda. Proses orang yang berbeda juga. perubahan konsep–konsep ideologi Dalam kode-kode televisi yang yang abstrak dalam bentuk yang diungkapkan dalam teori John Fiske, kongkret. bahwa peristiwa yang ditayangkan Representasi merupakan sebuah dalam dunia televisi telah di en-kode proses dimana kita mengkontruksi dunia oleh kode-kode sosial yang terbagi sekitar kita. Media massa sebagai dalam tiga level sebagai berikut : sebuah medium dimana tanda-tanda 1. Level Realitas (Reality) dipertukarkan, merupakan tempat Kode sosial yang termasuk dimana realitas dikontruksi. Isi media didalamnya adalah appearance pada hakikatnya adalah hasil kontruski (penampilan), dress (kostum), realitas dengan bahasa sebagai make-up (riasan), environment perangkat dasarnya (Sobur, 2004:89) (lingkungan), behavior (kelakuan), speech (cara Semiotika John Fiske berbicara), gesture (gerakan) Semiotika adalah studi mengenai dan expression (ekspresi). pertandaan dan makna dari sistem 2. Level Representasi tanda, bagaimana makna dibangun (Representation)

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 4

Kode-kode sosial yang termasuk dibolehkannya pernikahan poligami didalamnya adalah kode teknis, bagi seorang pria adalah: yang melingkupi camera a. Istri tidak dapat melahirkan (kamera), lighting keturunan sementara suami (pencahayaan), editing sangat menghendakinya; (perevisian), music (musik) dan b. Banyak wanita yang tidak sound (suara). Serta kode menikah karena jumlah wanita representasi konvensional yang yang lebih banyak dari pada terdiri dari narative (naratif), jumlah pria; conflict (konflik), character c. Wanita (janda) ditinggal wafat (karakter), action (aksi), oleh suaminya perlu sekali dialogue (percakapan), setting mendapatkan pertolongan, baik (layar) dan casting (pemilihan untuk dirinya maupun untuk pemain). anak-anaknya yang telah 3. Level Ideologi (Ideology) menjadi yatim dan tidak dapat Kode sosial yang termasuk ditempuh dengan jalan lain didalamnya adalah individualism kecuali dengan menikahinya; (individualisme), feminism d. Istri yang sudah diceraikan perlu (feminisme), race (ras), class (ingin) rujuk atau kembali (kelas), materialism menikah padahal suaminya (materialisme), capitalism sudah menikah dengn wanita (kapitalisme) dan lain-lain. lain; e. Seorang pria yang sudah beristri Poligami jatuh cinta kepada wanita lain Secara etimologis kata poligami yang tidak dapat dihindarinya berasal dari bahasa Yunani, yaitu serta kalau tidak dinikahi maka gabungan dari dua kata: poli atau polus dia akan terjun kepada perbuatan yang berarti banyak dan gamein dan zinah; gamos yang berarti perkawinan. Dengan f. Sebab-sebab lain yang menurut demikian poligami berarti perkawinan pertimbangan yang masuk yang banyak (Nasution, 1996: 84). bahwa poligami merupakan Namun dalam bahasa sehari-hari satu-satunya jalan yang halal istilah poligami lebih populer untuk dan dapat ditempuh. menunjuk perkawinan seorang suami Undang-Undang (UU) dan dengan lebih dari seorang istri. Lawan Peraturan Pemerintah (PP) yang ada di dari poligami adalah monogami, yakni Indonesia mengenai perkawinan adalah sistem perkawinan yang hanya UU Nomor 1 Tahun 1974, PP Nomor 9 membolehkan seorang suami memiliki Tahun 1975, PP Nomor 10 Tahun 1983 seorang istri dalam satu waktu. dan PP Nomor 45 Tahun 1990. Banyak Poligami banyak dipraktekkan masalah sosial yang muncul karena dikalangan masyarakat. Berbagai ketidak harmonisan dalam keluarga, macam alasan muncul yang sehingga dipandang perlu adanya menyebabkan praktek pernikahan peraturan perundangan mengenai poligami menjadi marak dipraktekkan Perkawinan. di kalangan masyarakat. Menurut ketentuan Pasal 4 ayat (1) Miftah (dalam Kurniawaty, Undang-Undang Perkawinan ada 3 2013:29) menegaskan bahwa (tiga) alasan yang bersifat alternatif bagi

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 5 suami yang akan beristri lebih dari c) Ada persaingan yang tidak sehat seorang, yaitu; diantara istri. Hal itu dilakukan a. Istri tidak dapat menjalankan hanya untuk menarik perhatian kewajibannya sebagai istri; lebih banyak dari suaminya. b. Istri mendapat cacat badan atau Mereka berjuang sedemikian penyakit yang tidak dapat rupa untuk menjadi paling disembuhkan; menarik dan paling baik c. Istri tidak dapat melahirkan dihadapan suaminya agar keturunan. mendapatkan perhatian yang Dalam Annisaa Nurbaiti, 2012:44, lebih dari suaminya. Syarat-syarat yang harus dipenuhi Permusuhan diantara istri terjadi dalam pengajuannya kepada pengadilan karena suami biasannya lebih harus didukung oleh ketiga syarat memperhatikan istri muda sebagai berikut: ketimbang istri yang terdahulu. 1. Adanya persetujuan dari Senada dengan pendapat di atas, istri/istri-istri; Jamruhi (dalam Arya Verdi, 2008:1) 2. Adanya kepastian bahwa suami mengemukakan beberapa pengaruh mampu menjamin keperluan- negatif poligami terhadap perempuan: keperluan hidup istri-istri dan a) Timbulnya rasa dengki dan anak-anak mereka; permusuhan diantara para istri. 3. Adanya jaminan bahwa suami Biasanya perasaan ini muncul akan berlaku adil terhadap istri- akibat suami lebih mencintai istri dan anak-anak mereka. satu istri dibandingkan dengan Menurut LBH APIK Jakarta, Bila istri yang lain atau karena Suami Anda Melakukan Poligami, kurang adanya keadilan. dalam Annisaa Nurbaiti, 2012:45, b) Timbulnya tekanan batin pada adanya persetujuan istri dalam poligami istri pertama karena suami akan mutlak diperlukan karena poligami yang lebih mencintai istri barunya. diperkuat dengan dipanggil dan Perasaan ini mengakibatkan istri didengarkannya keterangan istri yang pertama merasakan kurang bersangkutan dalam pemeriksaan bahagia dalam hidupnya. merupakan suatu hal yang penting Engineer (Dalam naskah publikasi dilakukan, mengingat poligami tersebut Alawiya dan Retno Kumolohadi, nantinya akan memberikan berbagai 2007:5 tentang Perilaku Coping Remaja dampak kepada istri dan anak. dengan Ayah Poligami) Menurut Musdah Mulia (2004:136- mengungkapkan bahwa poligami 143), poligami dapat memberikan merupakan salah satu bentuk dampak psikologis pada istri. Dampak diskriminasi kekerasan terhadap yang dimaksud adalah: perempuan dan tidak menguntungkan a) Istri akan merasa terganggu dan pula bagi anak-anak. sakit hati bila melihat suaminya Anak-anak selalu menjadi korban menikah lagi dengan wanita bila satu kehidupan keluarga tidak lain. seimbang, penuh konflik dan pertikaian b) Terjadi konflik internal dalam orang tua, perkembangan akan keluarga, baik diantara sesama terhambat, dan ia bisa menjadi ”anak istri, antara istri dan anak tiri bermasalah”. atau diantara anak-anak yang Secara umum, hasil penelitian berlainan ibu. menunjukkan bahwa persaingan dan

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 6 kecemburuan yang terjadi diantara para budaya dari masyarakat. Bahasa film istri dalam keluarga poligami akan menyuguhkan pemahaman makna dan mengakibatkan masalah emosional yang pesan tentang hal-hal yang berada berat bagi anak-anaknya (Al-Krenawi dalam lingkungan sekitarnya. dalam Elbedour, 2003). Owuamanam, (Oktavianus Wahyu, 2010: 22) dkk (Elbedour, 2003), mengemukakan bahwa anak-anak dari keluarga METODE PENELITIAN poligami memiliki resiko yang tinggi terhadap penyalahgunaan psikis dan Desain Penelitian fisik. Penelitian ini menggunakan desain Anak-anak yang kurang penelitian kualitatif deskriptif dengan mendapatkan perhatian dan kasih unit analisis semiotika. Peneliti sayang dari orang tua selalu merasa berusaha menginterpretasikan pesan tidak aman, merasa kehilangan tempat dalam film Athirah yang berlindung dan tempat berpijak, untuk merepresentasikan poligami. selanjutnya dikemudian hari mereka Representasi dampak poligami bagi istri akan mengembangkan reaksi dan anak dalam film yang menjadi kompensatoris dalam bentuk dendam pokok penelitian ini akan menganalisis dan sikap bermusuh terhadap dunia luar bagaimana representasi dampak (Kartono, 2002 dalam Alawiya dan poligami bagi istri dan anak dalam film Retno Kumolohadi, 2007:8). Athirah dengan menggunakan teknik

analisis semiotika John Fiske. Ada tiga Film aspek yang terdapat pada semiotika Film merupakan salah satu sarana John Fiske, yakni; level realitas, level hiburan yang mempunyai daya tarik representasi, dan level ideologi. yang cukup tinggi dalam berbagai kalangan masyarakat, dari ekonomi Subjek dan Objek Penelitian menengah sampai ekonomi atas, dari anak-anak hingga dewasa. Subjek penelitian menurut Arikunto Film bukan hanya sekedar usaha (2006:152) sesuatu yang sangat penting untuk menampilkan “citra bergerak”, kedudukannya dalam penelitian. Subjek melainkan terkadang tersimpan penelitian dapat berupa benda, hal, atau tanggung jawab moral, membuka orang. Dalam hal ini peneliti wawasan masyarakat, menyebar luaskan menetapkan subjek penelitian adalah informasi dan memuat unsur hiburan film Athirah. Film Athirah sendiri yang menimbulkan semangat, inovasi memiliki total keseluruhan scene dan kreasi, unsur politik, kapitalisme, berjumlah 141 scene dan scene yang hak asasi maupun gaya hidup. memiliki tanda representasi dampak Film adalah sebuah media gabungan poligami bagi istri dan anak ada dari unsur-unsur seni lainnya, yaitu sebanyak 19 scenes dan yang akan drama, teater, puisi, tari hingga novel. digunakan sebagai instrumen analisis Film juga mempunyai kelebihan adalah dialog dan visual dalam scene- tersendiri dibanding unsur seni lain, scene dari film Athirah yang diproduksi diantaranya kemampuan film dalam oleh Miles Film dengan durasi 1 jam 15 bergerak bebas, serta dapat menit 51 detik. menghadirkan unsur audio visual secara bersamaan. Sebagai media komunikasi Menurut Sugiyono (2012:38) Objek massa, film turut mengekspresikan Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 7 kegiatan yang mempunyai variasi dokumentasi tidak sekedar tertentu yang ditetapkan oleh peneliti mengumpulkan dan menuliskan atau untuk dipelajari dan kemudian ditarik melaporkan dalam bentuk kutipan- kesimpulannya. Adapun objek dalam kutipan tentang sejumlah dokumen yang penelitian ini adalah Dialog dan Visual dilaporkan dalam penelitian juga film Athirah. merupakan hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Teknik Pengumpulan Data Studi Pustaka Observasi Studi pustaka merupakan metode Pengumpulan data melalui pengumpulan data dengan mencari observasi dilakukan dengan melihat dan informasi lewat buku, majalah, koran, mengamati secara langsung peristiwa dan literarur lainnya yang bertujuan atau kejadian melalui cara yang untuk membentuk sebuah landasan teori sistematik. Teknik ini akan membawa (Arikunto, 2007). Studi Kepustakaan peneliti untuk dapat menangkap arti merupakan segala usaha yang dilakukan fenomena dari segi pengertian subjek oleh peneliti untuk menghimpun penelitian dan dapat merasakan apa informasi yang relevan dengan topik yang dirasakan serta dihayati oleh atau masalah yang akan atau sedang subjek penelitian sehingga meyakinkan diteliti. Informasi tersebut dapat peneliti bahwa subjek tersebut dapat diperoleh dari buku buku ilmiah, menjadi sumber data bagi penelitian laporan penelitian, karangan-karangan (Maleong, 2005:174) ilmiah, tesis, serta disertai dan juga bisa diperoleh dari informasi elektronik. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi langsung dengan Unit Analisis Data mengamati setiap scene yang ada di dalam film Athirah yang menampilkan Dalam penelitian ini menggunakan representasi dampak poligami bagi istri unit analisis data berupa scene pada film dan anak guna memperoleh data yang Athirah. Film Athirah sendiri memiliki relatif lebih akurat. Pengamatan film ini total keseluruhan scene berjumlah 141 dilakukan secara berulang-ulang. scene dan scene yang memiliki tanda representasi dampak poligami bagi istri Dokumentasi dan anak ada sebanyak 19 scenes. Menurut Sugiyono (2012:240) Analisis isi film ini menggunakan Dokumen merupakan catatan peristiwa unit analisis isi per adegan yang dibagi yang sudah berlalu. Studi dokumentasi menjadi dua yaitu dialog dan visual. merupakan suatu teknik pengumpulan Dari adegan-adegan tersebut, akan data dengan menghimpun dan dipilih adegan-adegan yang menganalisis dokumen-dokumen, baik menampilkan aspek-aspek poligami di dokumen tertulis, gambar, hasil karya, dalam film. maupun elektronik. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dokumen yang telah diperoleh kemudian di analisis (diurai) Dalam menetapkan keabsahan data, dibandingkan dan dipadukan (sintesis) peneliti menggunakan teknik triangulasi membentuk suatu hasil kajian yang yaitu teknik pemeriksaan keabsahan sistematis, padu, dan utuh. Jadi studi data yang memanfaatkan sesuatu yang

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 8 lain (dalam Maleong, 2005:320). Ada juga ditampilkan dengan kesederhanaan empat jenis triangulasi, yaitu sebagai dan kepolosan. Sesuai dengan usia teknik pemeriksaan keabsahan data mereka yang masih remaja, yang memanfaatkan penggunaan diperlihatkan mereka memakai pakaian sumber, data, metode, penyidik, dan sekolah, dan jika mereka di rumah teori. memakai pakaian rumah yang sederhana dan rapi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode triangulasi Pada aspek cara berbicara, dalam sumber, yaitu membandingkan atau film Athirah ini semua tokoh mengecek ulang derajat kepercayaan ditampilkan dengan logat bahasa Bugis suatu informasi yang diperoleh dari Makassar, sesuai dengan latar belakang sumber yang berbeda. peristiwa film yang ditampilkan, agar realitas yang ada dapat dirasakan oleh HASIL DAN PEMBAHASAN penonton. Dalam film dampak poligami bagi istri diperlihatkan tidak ada yang Berdasarkan observasi dengan berubah dari tutur kata Athirah selaku mengamati film Athirah maka istri sebelum dan setelah dia dipoligami, terdapatlah 19 scenes dari 141 ia tetap bertutur kata dengan sopan, keseluruhan scene yang terdapat baik, dan pribadi yang hangat baik didalam film Athirah yang kepada suami dan anak-anaknya, hal itu menggambarkan dampak poligami bagi bertujuan agar tidak saling menyakiti istri dan anak yang direpresentasikan satu sama lain. Ini tercermin dari sikap dan yang dianalisis mengunakan ikhlas Athirah yang ingin membantu semiotika John Fiske sebagai berikut: usaha suaminya yang sedang dilanda Pada Level Realitas, dampak krisis dengan menyerahkan harta yang poligami bagi istri dan anak terlihat menjadi hasil usahanya berjualan pada aspek penampilan, cara berbicara, sarung. perilaku, gerak tubuh, ekspresi dan Dalam film juga ditampilkan lingkungan dalam film Athirah. Pada walaupun Puang Aji melakukan aspek penampilan, film Athirah ini pernikahan poligami, tetapi itu tidak mencoba mengungkapkan cara membuat tutur katanya berubah berbusana di masyarakat kota Makassar terhadap istri dan anak-anaknya. pada zamannya sesuai setting tahun Sebagai orang yang memegang teguh 1950-an. Penampilan Athirah dilihat ajaran agama yang dianutnya, ia selalu secara dominan adalah selalu tampil bertutur kata dengan lemah lembut dan sederhana dengan menggunakan sarung berwibawa terhadap semua orang. Hal baik didalam maupun di luar rumah. tersebut tetap ia pertahankan, ia tetap Pastinya dengan sarung yang berbeda bertutur kata dengan bicara yang halus warna dan motif. Selain itu, Athirah dan bersahaja dan selalu optimis dalam film juga ditampilkan didepan anaknya. Dampak poligami menggunakan kerudung atau penutup bagi anak dalam aspek cara berbicara kepala dengan helaian kain jika ditunjukan dengan adanya perubahan bepergian ke luar rumah. Menandakan sikap yang diperlihatkan, anak-anak bahwa dia adalah seorang wanita menjadi kaku dan merasa segan muslim yang taat, memegang teguh berbicara dengan ayah mereka dan ajaran agama dan menjaga kehormatan sikap diam kepada ibu yang dirinya. Penampilan anak-anak Athirah menandakan adanya protes terhadap

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 9 sikap ibu dalam menghadapi poligami. merasa dirinya dan ibunya disakiti serta Tetapi seiring berjalannya waktu adanya dinodai kecintaan kepada ayahnya penerimaan anak terhadap poligami dengan melakukan poligami secara yang dilakukan ayah yang ditunjukkan diam-diam (ditampilkan dalam scene dengan cara berbicara santai dan sopan 37, scene 91 dan scene 94). Kurangnya terhadap ayah. waktu untuk bertemu antara ayah dan anak, maka anak merasa kurang dekat Dalam aspek perilaku film dengan ayahnya dan kurang Athirah, dampak poligami terhadap istri mendapatkan kasih sayang seorang ayah diperlihatkan istri sakit hati, sedih, (ditampilkan dalam scene 130). Adanya merasa dibohongi, tertekan batinnya respon negatif kepada anak pelaku dan kecewa kepada suami yang poligami, seperti tidak ingin berteman berpoligami apalagi jika suami dan menghindar dengan anak pelaku melakukannya secara tersembunyi dan poligami (ditampilkan dalam scene 88). istri hanya bisa pasrah kepada keadaan Seperti terlihat dalam film, dengan (ditampilkan dalam scene 28, scene 31, berbagai proses yang dilewati, adanya scene 32, scene 58, scene 103 dan scene penerimaan diri terhadap anak korban 105). Berkurangnya waktu suami poligami (ditampilkan dalam scene terhadap istri (ditampilkan dalam scene 133). 22). Istri pertama harus bisa menyesuaikan diri dengan kedatangan Pada aspek gerak tubuh dalam istri kedua dari suaminya, kasih sayang film Athirah, dampak poligami terhadap dan perhatian suami yang berkurang istri diperlihatkan Athirah yang (ditampilkan dalam scene 100). Istri mengetahui dirinya di poligami tidur yang menjadi korban poligami menjadi membelakangi suaminya. Dan dia perbincangan orang sekitar (ditampilkan bahkan tidak mau menatap dan dalam scene 70). Suami yang tidak bersentuhan dengan Puang Aji, untuk mampu berlaku adil, karena lebih menunjukkan sakit hati yang banyak bersama dengan istri muda dirasakannya. Terlihat juga mata (ditampilkan dalam scene 45, scene 91 Athirah yang berkedip-kedip dan scene 132). Poligami memberikan menandakan dia sedang banyak pikiran dampak kemandirian pada istri. Istri dan stress. Di beberapa scene juga tidak bergantung dengan pemberian Athirah sering melamun menunjukkan nafkah dari suami. Selain itu juga istri kesepian ditinggal suami dan juga mempunyai kesibukan untuk mencari diperlihatkan menangis yang nafkah (ditampilkan dalam scene 108). mencerminkan rasa sedih dan sakit yang Dan terakhir, seperti terlihat dalam film, dialami oleh seorang istri yang dengan berbagai proses yang dilewati, dipoligami. Dampak poligami terhadap adanya penerimaan diri terhadap istri anak dalam aspek gerak tubuh (ditampilkan dalam scene 140). ditunjukkan dengan kecanggungan yang nampak menunjukkan anak-anak belum Sedangkan aspek perilaku film bisa menerima kenyataan ayah mereka Athirah terhadap dampak poligami menikah lagi dan adanya keraguan terhadap anak diperlihatkan terbentuk terhadap perubahan sikap yang mindset pada anak bahwa poligami dilakukan pelaku poligami. ayah adalah suatu tindakan yang tidak baik karena telah mengecewakan Pada aspek ekspresi dalam film, seluruh anggota keluarga. Pemikiran itu dampak poligami terhadap istri mulai muncul ketika seorang anak ditampilkan saat Athirah yang

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 10 mendengar kabar suaminya menikah bertemu orang-orang baru disekitarnya. lagi diperlihatkan dengan ekspresi raut Selain itu Puang Aji sering juga wajah yang terpukul, sedih, dan ditampilkan sedang berada di tempat menahan tangisnya. Menandakan secara usahanya, menandakan bahwa dia psikologis semua istri akan merasa sakit adalah seorang pengusaha yang giat dan hati, sedih, kecewa, stres sukses dalam berbisnis. Dampak berkepanjangan, serta benci karena poligami terhadap istri pada aspek merasa sudah dikhianati oleh suaminya. lingkungan memperlihatkan Athirah Ketegaran dan ketenangan Athirah banyak ditampilkan berada dirumah dalam menjalani poligami terlihat pada bersama anak-anaknya. sikap Athirah saat melihat Puang Aji membawa istri keduanya. Athirah sedih Menggambarkan suatu budaya dan sakit hati, dia hancur, mulut yang patriarki, dimana Athirah adalah sosok tertutup dan mata yang berkaca-kaca ibu sekaligus istri yang sering dan tidak berkedip kearah Puang Aji, menghabiskan waktu dirumah, menampilkan rasa kecewa hebat yang menyiapkan makanan, mengurus anak- dialami oleh Athirah. Dampak poligami anak dan suami dan mendukung setiap terhadap anak pada aspek ekspresi pekerjaan suaminya. Disisi lain setelah diperlihatkan dengan sikap diam dan Puang Aji melakukan poligami, Athirah tidak ada dialog di meja makan mencoba membuka usaha barunya menandakan bahwa anak-anak Puang dengan berjualan sarung, Athirah Aji hanya bisa pasrah menerima menjadi sering keluar rumah, ayahnya menikah lagi. Tidak ada bentuk bersosialisasi bersama pengrajin dan perlawanan yang ditampilkan oleh pelanggan-pelanggannya, dimana anak-anak ini. Dalam scene 94 nampak nantinya hasil pekerjaannya itu yang ekspresi kesal dan sedikit marah yang akan membantu suaminya dimasa-masa ditampilkan Ucu saat memandang sulit. Ini menandakan bahwa Athirah kepergian ayahnya. Ini menunjukkan tidak ingin berlarut menghadapi walaupun remaja berdasarkan nilai kenyataan bahwa dia dipoligami, tidak normatif agama dan kebudayaan dimana hanya menunggu kepulangan suami dari dia tumbuh dan berkembang dapat tempat kerja, tetapi ia bekerja keras menerima poligami itu, namun secara dengan berbisnis. Sedangkan dampak implisit remaja sangat menolak atas poligami terhadap anak pada aspek poligami yang dilakukan ayah. Dalam lingkungan ditunjukkan dengan sebuah scene juga ditunjukkan ekpresi terbiasanya anak-anak tanpa ayah Ucu yang kesal dan terlihat begitu dirumah. kecewa kepada ibunya karena dia hamil Dari 19 scenes yang telah dianalisis lagi. dalam film Athirah, pada Level Pada aspek lingkungan dalam film Representasi peneliti menarik Athirah, Puang Aji ditampilkan sebagai kesimpulan bahwa kode-kode teknis salah satu tokoh yang dikenal dan dan konvensional yang ada dalam film dihormati masyarakat. Ini digambarkan Athirah yang menggambarkan dampak dengan dikelilingi oleh orang-orang poligami bagi istri dan anak tercermin yang menjadi tokoh masyarakat di melalui aspek kamera, pencahayaan, Sulawesi Selatan. Ini juga yang musik dan suara. Pada aspek kamera, membuat Puang Aji sering berkumpul dampak poligami bagi istri dan anak bersosialisasi bersama rekan-rekan dan diperlihatkan pada teknik pengambilan gambar long shot, medium long shot,

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 11 two shot, medium shot, medium close up bahasa setempat, bahasa Indonesia yang dan close up. Dan gerakan kamera yang sedikit dipadu dengan bahasa lokal. digunakan adalah pan dan tilt. Pada aspek pencahayaan, apabila adegan Dalam Level Ideologi, peneliti dilakukan di dalam ruangan atau indoor, menemukan penggambaran nilai-nilai pencahayaan kurang atau gambar poligami dan perjuangan istri yang terkesan gelap. Namun apabila adegan dipoligami sehingga ideologi yang diambil di luar ruangan atau outdoor peneliti simpulkan adalah ideologi maka gambar akan terlihat sedikit lebih patriarki dan feminisme. Dalam terang. Pencahayaan yang lingkungan masyarakat terkecil yaitu menggambarkan suasana di dalam keluarga, patriarki tumbuh berkembang ruangan adalah artificial light atau dalam setiap pribadi. Patriarki adalah cahaya buatan dimana cahaya di buat sebuah cara pandang masyarakat yang dengan efek hard light dan high key sudah ada sejak dahulu. Ideologi (sangat terang) dan soft light (lembut) tersebut memiliki pandangan tentang untuk memberikan kesan terang lembut kekuasaan laki-laki terhadap dan pencahayaan low key dan back light perempuan. Pada akhirnya perempuan untuk menciptakan suasana sebuah memiliki karakter peran dan kedudukan ruangan dimalam hari dengan yang dikehendaki laki-laki melalui memberikan sentuhan-sentuhan cahaya ideologi patriarki tersebut. Kontrol laki- yang sedikit sehingga mendukung setiap laki atas perempuan terasa dalam perilaku dan ekspresi. Sedangkan jika kehidupan sehari-hari, baik dalam diluar ruangan adalah natural light yaitu keluarga, pergaulan sosial, agama, menggunakan cahaya matahari dengan hukum, sekolah dan lingkungan kerja. teknik key light dan fill light karena Dalam kehidupan rumah tangga, pada setiap adegan setting yang tampak perempuan menjalankan perannya menggambarkan suasana ramai dan seperti biasa yang telah distereotipkan berfokus pada ekspresi. oleh masyarakat bahwa ruang lingkup pekerjaan perempuan hanya seputar Pada aspek musik dan suara, ruang lingkup domestik yaitu 3M, dalam film ini terdapat beberapa musik Masak (memasak), Macak (bersolek), yang berbeda untuk setiap adegannya, dan Manak (melahirkan) (Sukri & dari musik dan lagu daerah lokal (ethnic Sofwan, 2001 dalam Wangkujaya instruments) yang dibawakan langsung 2009). Kesemuanya itu akibat ideologi ataupun rekaman radio, instrument patriarki yang masih ada dalam ranah dramatic (piano, gitar, cello) yang kehidupan keluarga. pelan/lambat untuk suasana sedih dan yang tempo cepat untuk suasana tegang Dalam film Athirah, tidak adanya dan terakhir musik Ruang Bahagia oleh bentuk perlawanan dari istri yang Endah N Rhesa (OST Film Athirah). dipoligami menunjukkan bahwa budaya Suara yang dimaksud disini lebih patriarki sangat berperan besar dalam kepada suara dimana para tokoh yang praktik poligami. Puang Aji ada dalam film Athirah saat berbicara memperlihatkan bahwa ia adalah pria atau berdialog. Dengan berlatar yang kaya dan terpandang saat itu, belakang budaya Bugis Makassar tanpa pemberitahuan dan persetujuan Sulawesi Selatan, logat dan dialek yang dari istrinya telah melakukan poligami. digunakan adalah sesuai dengan realitas Kontruksi masyarakat dalam nilai-nilai yang ada yaitu menggunakan gaya patriarki tergambar juga dalam beberapa scene seperti, sewaktu Athirah

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 12 mengajak suaminya untuk pergi Athirah memproduksi dan menjual bersama di suatu acara pernikahan, tapi sarungnya sendiri, tanpa pernah disini ia beralasan menandakan dimana sekalipun diperlihatkan ia meminta izin Puang Aji sebagai suami berhak dari suaminya. Sebuah isyarat bahwa memutuskan segala kehendak yang dia kala itu Athirah sebenarnya juga punya inginkan atau tidak. kebebasan memilih. Dalam sebuah adegan juga diperlihatkan keinginan Dalam film Athirah terbentuk Athirah mendirikan sebuah sekolah. sebuah budaya patriarki yang Adegan ini merupakan sebuah membentuk stereotip kultural yang keinginan yang datang dari dalam diri berlangsung terus menerus. Stereotip Athirah sendiri yang tak pernah ia kultural membentuk peran istri dalam obrolkan sebelumnya dengan suaminya keluarga, stereotip tersebut atau juga Ucu. Adegan klimaks ketika memunculkan pandangan bahwa Athirah menyerahkan harta perempuan harus menjalankan perannya simpanannya kepada suaminya guna sebagai istri yang baik bagi suami dan menyelamatkan usaha suaminya yang ibu yang bijaksana bagi anak-anaknya. bangkrut , juga memotret dua hal yang Nilai-nilai budaya patriarki yang signifikan; Athirah punya kebebasan melekat di masyarakat, terutama menjalankan bisnisnya sendiri tanpa masyarakat timur mengakibatkan efek bayang-bayang suaminya, dan ia cerdas psikologis pada wanita yang karena mampu mengelolah bisnisnya menyebabkan mereka tergantung pada dengan baik. Dua kualitas ini laki-laki dari segi emosional dan memperlihatkan bahwa perempuan bisa finansial. Bagaimana mereka merasa independen dan kemampuannya tak hidupnya tidak lengkap apabila tidak kalah baiknya dengan laki-laki. ada laki-laki disampingnya.

Dalam film Athirah ini setiap tokoh KESIMPULAN perempuan digambarkan berada di dalam ruang lingkup domestik mereka. Poligami yang digambarkan dalam Yang sedikit berbeda adalah Athirah film Athirah menggambarkan karakter diceritakan mampu bekerja sebagai perempuan yang berjuang pedagang sarung yang sukses tanpa mengaplikasikan keikhlasan dan campur tangan suami. Hal tersebut kesabaran dalam menjalani pernikahan membuktikan bahwa perempuan juga poligami dalam hidupnya. Poligami mampu bekerja diluar ruang lingkup membuat perempuan berada dalam domestik mereka. Disini ada semangat posisi yang tidak dapat berbuat apa-apa. feminisme dalam diri Athirah. Perempuan seolah-olah tidak memiliki Feminisme adalah sebuah paham yang upaya untuk menolak poligami yang muncul ketika wanita menuntut untuk dilakukan oleh laki-laki. Hal tersebut mendapatkan kesetaraan hak yang sama muncul dari pandangan stereotip dengan pria. Feminisme juga kultural dalam masyarakat, yang pada perjuangan untuk mencapai kesetaraan akhirnya menempatkan perempuan harkat dan kebebasan perempuan dalam dalam keluarga agar mampu menjadi mengelola kehidupan dan tumbuhnya ibu yang baik bagi anak-anak mereka. baik di ruang domestik dalam rumah tangga maupun di ruang publik dalam Berdasarkan hasil penelitian dan lingkungan masyarakat. pembahasan mengenai representasi dampak poligami bagi istri dan anak

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 13 dalam film Athirah, penelitian yang Baksin, Askurifai. 2003. Membuat berfokus pada audio dan visual serta Film Indi Itu Gampang. Bandung: dianalisis melalui semiotika John Fiske, Katarsis. maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan mengenai poligami dalam Departemen Pendidikan dan film Athirah ini. Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Film Athirah ini memperlihatkan Pustaka, 1994) bahwasannya representasi dampak poligami bagi istri dan anak yang ada Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: didalam film dilihat dari tiga level yang Pengantar Analisis Teks Media. dikemukakan oleh Jhon Fiske, yaitu: Yogyakarta: LKiS. Pada level realitas, dampak poligami Fiske, John. 2004. Cultural And bagi istri dan anak terlihat pada aspek Comunication Studies, Sebuah penampilan, cara berbicara, perilaku, Pengantar Paling Komprehensif. gerak tubuh, ekspresi dan lingkungan Yogyakarta: Jalasutra. dalam film Athirah. Pada level representasi, kode-kode teknis dan Maleong, Lexy J. 2005. Metode konvensional yang ada dalam film Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Athirah yang menggambarkan dampak Remaja Rosdakarya. poligami bagi istri dan anak tercermin melalui aspek kamera, pencahayaan, Mulia, Siti Musdah. 1999. Pandangan musik dan suara. Level ideologi yang Islam tentang Poligami. Jakarta: dapat disimpulkan, penggambaran nilai- Lembaga Kajian Agama Gender, nilai poligami dan perjuangan istri yang Solidaritas Perempuan, The Asia dipoligami sehingga ideologi yang Foundation. peneliti simpulkan adalah ideologi patriarki dan feminisme. Mulia, Siti Musdah. 2004. Islam Menggugat Poligami. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DAFTAR PUSTAKA Nasution, Khoirudin. 1996. Riba & Poligami: Sebuah Studi Atas Buku Pemikiran Muhammad Abduh. Bandung: Pustaka Pelajara. Ahmad, Sayyid M. 2008. Fiqih Cinta Kasih Rahasia Kebahagiaan Sobur, Alex. 2001. Semiotika Rumah Tangga. Kairo: PT. Gelora Komunikasi. Bandung: PT Aksara Pratama. Rosdakarya. Ardianto & Erdiyana. 2005. Komunikasi Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Media; Suatu Pengantar untuk Simbiosa Rekatama Media. Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur PT. Remaja Rosdakarya. Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rieneka Suprapto, Bibit. 1990. Liku-liku Cipta. Poligami. Yogyakarta: Al-Kautsar.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 14

UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 dan Fakultas Ilmu Komunikasi, Kompilasi Hukum Islam (KHI) Universitas Kristen Petra, Surabaya. Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia Jurnal Indonesia. Analisis Resepsi Audience Terhadap Skripsi dan Tesis Alasan Poligami dalam Film Indonesia Tahun 2006-2009 Alexander J.A, Mhd Dandy. 2016. Skripsi: Representasi Poligami Arya Verdi Ramadhani. 2008. Problems dalam Film Surga Yang Tak Mariage (Poligami). Diakses dari Dirindukan Karya Kuntz (Studi website Semiotika Roland Barthes). http://aryaverdiramadhani.blogspot. Universitas Riau, Pekanbaru. com/2008/05/vj32v2008-marriage- problemspoligami.html pada Kurniawaty, Andriana. 2013. Skripsi. tanggal 23 Januari 2018 pukul Dampak Psikologis Kehidupan 15.02 Wib. Keluarga Pada Pernikahan Poligami. Fakultas Ilmu Hartini & Wangge. 2013. Hubungan Pendidikan. UNY, Yogyakarta. antara Penerimaan Diri dengan Harga Diri pada Remaja Pasca Nurbaiti, Annisaa. 2012. Skripsi. Perceraian Orangtua. Jurnal Poligami Oleh Pegawai Negeri Psikologi Kepribadian dan Sosial. Sipil Menurut Undang-Undang Vol. 2 No.1. Perkawinan Dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Mustari, Abdillah. 2014. Poligami Juncto Peraturan Pemerintah dalam Reinterpretasi. Jurnal: UIN Nomor 45 Tahun 1990 (Studi Kasus Alaudin Makassar Putusan Nomor 1098/Pdt.G/2011/Pa.Mks). Fakultas Hikmah, Siti. Jurnal. 2012. Fakta Hukum Program Studi Ilmu Poligami sebagai Bentuk Hukum, Depok. Kekerasan Terhadap Perempuan. Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Reni, Sudarlilah. 2016. Skripsi: Semarang. Representasi Praktik Poligami oleh Masyarakat dalam Novel Surga Alawiyah dan Retno Kumolohadi. 2007. Yang Tak Dirindukan (Analisis Naskah Publikasi. Perilaku Coping Wacana Kritis). UIN Sunan Remaja dengan Ayah Poligami. Kalijaga, Yogyakarta. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia, Herdanto, Wimardana. 2010. Skripsi: Yogyakarta. Representasi Poligami dalam Film Ayat-Ayat Cinta. Departemen Ilmu Komunikasi. Universitas Airlangga, Surabaya. Wangkujaya, Laxmana Victor. 2009. Skripsi. Representasi Poligami dalam Film “Ayat-Ayat Cinta”.

JOM FISIP Vol. 5: Edisi I Januari – Juni 2018 Page 15