Khl Sberamal HAKI 2016: KEMENAG

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Khl Sberamal HAKI 2016: KEMENAG HAKI 2016: KEMENAG Beramal TEMPUH DUA CARA PERANGI PRAKTEK KORUPTIF PESAN PERSAMAAN MANUSIA DARI KHUTBAH khl s WUKUF ARAFAH Laporan 2 Tahun Kinerjanya, KE2 JA Kementerian Agama mencatatkan sejumlah capaian positif dan apresiasi dari stakeholders dan publik #NYATA Melayani Umat Edisi 99 JULI-DES 2016 SURVEI INDEKS KEPUASAN OBITUARI KAMPUS JEMAAH HAJI INDONESIA 1437H/2016M Mantan Menag Tradisi Riset di Perguruan 7 Tahun Kategori Memuaskan Maftuh Basyuni Tinggi Harus Diperkuat ISSN 1979-2972 Kementerian Agama Republik Indonesia dari REDAKSI Salam Kerja Dengan segala keterbatannya, Majalah Ikhlas Beramal meningkatkan layanannya. Laporan yang ditulis singkat berupaya selalu hadir dan menghadirkan sejumlah informasi laiknya highlight, diharapkan memberikan gambaran ringkas yang dinilai bisa memberi sisi lain sebuah informasi tentang tentang capaian besar kinerja dalam dua tahun, meski ada Kementerian Agama yang berserak di berbagai lini media, ribuan program dan ribuah satuan kerja di kementerian ini. Di baik cetak, online, elektronik, media sosial resmi Kementerian edisi ini, disajikan juga sejumlah penghargaan dan apresiasi Agama atau bahkan menyusup melalui jejaring media sosial atas kinerja Kementerian Agama dalam sejumlah bidang, individu dan grup para netizen. selain berita lain yang dianggap layak untuk dijadikan laporan Di antara belantara media dengan berjuta informasi, di utama. antara kebutuhan menyajikan informasi yang lebih cepat, Untuk rubrik lain, sejumlah laporan tersaji dalam Fokus dan di antara hirup pikuk perubahan yang masif, keberadaan Berita, seperti laporan penyelenggaraan MTQ ke-26 di NTB media cetak terlebih majalah kementerian/lembaga, tentu yang dinilai memberi nuansa berbeda. Dan di edisi 99 ini, kami harus diakui saat ini berada dalam ruang yang sempit di antara tampilkan pidato kebudayaan Menteri Agama di Taman Ismail medium informasi yang maha luas. Marzuki secara lengkap, selain produk kebijakan sejumlah unit Cara penulisan, penyajian, pemilihan materi, tata letak eselon 1. dan aspek kreatif lainnya harus menjadi ruang dialektika Dalam edisi ini, secara panjang kami tuliskan Obituari para pengelola majalah agar jangan ditinggalkan atau mantan Menteri Agama Maftuh Basyuni yang ditulis seorang bahkan dihapus dalam program satuan kerja, termasuk mata konseptor pidato Menteri Agama Fuad Nassar, interaksi intim anggarannya. Bila itu terjadi, maka sebuah ruang untuk penulis dengan almarhum menghadirkan tulisan yang kaya berkreasi akan hilang, bahkan sebuah sejarah telah lenyap. dan reflektif tentang sosok Maftuh Basyuni. Dua tokoh lain Sekali lagi, selain keberpihakan agar majalah dinas tetap yang kami angkat dalam Obituari ini adalah Mgr. Herman ada, para pengelola majalah dinas harus cerdas dan peka Joseph Sahadat Pandoyoputro, seorang Uskup Emeritus yang merespons dinamika kekinian dan kebutuhan pembaca. ditunjuk Paus Yohanes Paulus II menjadi Uskup Keuskupan Sejumlah persoalan klasik menjadi diskursus bersama, Malang pada 15 Mei 1989 dan ditahbiskan menjadi Uskup di antaranya yang signifikan adalah keterbatasan SDM dari pada 3 September 1989. Selanjutnya, Dr. Parwati Soepangat segi kuantitas dan kualitas tentunya, selain anggaran. Namun, Soemarto, wanita Buddhis Indonesia yang meninggal Minggu, sejauh ini sejatinya masih ada insan-insan yang memiliki 24 Juli 2016 lalu. ghirah untuk bagaimana meningkatkan kompetensi, kapasitas Tulisan lain, bisa disimak dalam rubrik Warta Daerah, dan kualitas bagaimana menulis dengan baik. Mereka adalah Warta Internasional yang mengulas hasil pertemuan menteri para pengelola informasi di setiap kantor Kementerian Agama Agama negara Mabims dan Kolom yang ditulis oleh Menteri baik provinsi, kabupaten/kota, dan satker lainnya. Ini adalah Agama. Walhasil, kami berharap semoga ikhtiar kami aset dan modal yang bisa dieksplorasi untuk menjadi tenaga menyajikan informasi dalam edisi ini, dapat memenuhi kreatif menyampaikan informasi tentang Kementerian Agama sebagian kebutuhan informasi yang dibutuhkan pembaca kepada publik. khususnya tentang Kementerian Agama. Pada edisi 99 ini, sebagai Laporan Utama, kami menyajikan laporan 2 tahun kerja nyata Kementerian Agama dalam upaya Selamat membaca Ruhana, SH.I (Balitbang), Muhtadin (Ditjen Pendis), Nurul Badruttamam (Itjen), Tetra Adi Siswanto, MM (Ditjen Bimas Kristen), Yohanes Dwimbo, S.Sos, M.Si. (Ditjen B. Katolik), Drs. Murni D. Djinu (Ditjen Bimas Hindu), Saiman, SS, M.Si, (Ditjen Bimas Buddha), Nur Endrayanto, S.Sos. (Kasubbag TU Pinmas), Pengarah | Prof. Dr. H. Nur Syam, M. Si (Sekjen) Drs. Taofik Hidayat, M.Si. (Bidang Data), Drs. Sutadji (Bidang Penanggung Jawab | Dr. H. Mastuki, M.Ag (Kepala Pinmas) Data), M. Sidik Sisdiyanto,S.Ag. (Bidang TIK), Ambar Astuti, SH. S.lPI. (Bidang Humas), Syamsudin, SE., M.Si. (Bidang Humas), Redaktur | Rosidin, S.Si, M.M. (Kabid Humas) Tri Pamuji, SE. (Bidang Humas), Didah Kholidah, S.Sos. (Bidang Data), Suwarni (Bidang Humas), Supriyatini, A.Md.(TU Pinmas), Penyunting/Editor | Achmad Gufron, S.Kom, M.M. (Kabid TIK), Ngadiningsih (TU Pinmas), Ruwaidah R, S.Sos. (TU Pinmas) Sulistyowati,SH.M.Pd. (Kabid Data), Moh. Khoeron Durori, S.Ag., MA (Kasubbid LIP), Iwan Supriadi, S.Sos. (Kasubbid HKN), Dodo Alamat Redaksi/Tata Usaha | Jl. Lapangan Banteng Barat Murtado, S.Ag. (Bidang Humas), Syaiful Huda, S.Sos. (Bidang Humas) Nomor 3-4 Jakarta Pusat Telp/Faks: 021-3812101 Fotografer | Chairul Wahyudi, SE., M.Si. (Bidang Humas), Boy Azhar, Alamat Web/E-mail | www.kemenag.go.id, S.Kom. (Bidang Humas), Romadanyl, S.Sos. (Bidang Humas) [email protected] Sekretariat | Thobib Al Ashyar (Ditjen Bimas lslam), Akmal Salim Kementerian Agama RI | @Kemenag_RI | Kementerian Agama RI EDISI 99 TAHUN XIX l JULI-DES 2016 3 @ SURAT PEMBACA Salam, Salam hormat, Kinerja Kementerian Agama mendapat apresiasi positif dari publik, sebagai bagian dari keluarga besar institusi yang lahir Upaya berbenah Kementerian Agama dalam memberikan di era republik ini masih menata menjadi sebuah bangsa pelayanan patut diapresiasi, sejumlah terobosan penting yang berdaulat, saya bangga kementerian ini kehadirannya dalam peningkatan kualitas yang dilakukan khususnya dalam dirasakan publik, kehadiran tidak semata karena aparaturnya, penyelenggaraan haji, sejauh ini menghasilkan persepsi positif karena lahiriah kantornya yang tersebar di pelosok negeri, tapi dari pelanggan dalam hal ini jemaah haji dan sejumlah pihak hadir karena kinerjanya yang dirasakan. lainnya. Saya sepakat dengan pernyataan Menteri Agama, bahwa bila Upaya peningkatan layanan nyata dalam haji, tentu juga apresiasi ini adalah pujian, maka kita tidak akan terlena den- idealnya digencarkan dalam pelayanan lainnya, karena kita gan pujian dan begitu sebaliknya. Apresiasi ini adalah pelecut tahu Kemenag melayani masyarakat hampir dalam segala hal seluruh aparatur Kemenag untuk terus memberikan yang ter- menyangkut kebutuhannya. Ini tentu tugas yang tidak ringan baik dalam pelayanan dan kehadirannya. Karena sekali terlena dan membutuhkan support nyata terutama kesiapan SDM atau dan terbuai oleh pujian, maka akan menyurutkan semangat ASN nya, selain perangkat sistem yang dibuat. yang sudah dan sedang menyala. Dengan jejaring yang dimiliki di seluruh nusantara, dan Sebagai bagian dari keluarga besar Kemenag, mari kita terus tuntutan kekinian terhadap layanan yang dibutuhkan berupaya menjaga integritas, teguh dengan nilai-nilai pro- masyarakat, menjadi tantangan tersendiri bagi Kemenag fesionalisme, tidak berhenti melahirkan inovasi, komitmen untuk menghadirkan inovasi dan kreasi yang lebih riil sebagai untuk selalu bertanggungjawab, dan berupaya menjadi teladan langkah nyata sebagai pelayan sejati umat beragama. bagi sesama, dalam lingkup kerja dan lingkup sosial. Selamat Putri Mahardika Arsyad Salimi Pati Palu Salam hormat, Sebagai seorang guru madrasah, saya cukup prihatin dengan merebaknya maraknya berita-berita dan tayangan yang tidak mengindahkan dampak lain yang bersifat menerima sumbangan tulisan yang negatif bagi siswa. Kita ketahui, usia anak-anak pelajar sesuai dengan visi dan misi Kementerian adalah usia yang rentan dengan masuknya pengaruh luar yang bila tidak disaring justru akan merusak. Agama. Setiap Tulisan atau artikel harap disertai identitas lengkap (nama, alamat, Kemajuan teknologi, musti kita syukuri sebagai alat untuk nomor telepon/ponsel/faksimili), foto memberi dampak hasil yang optimal dan cepat, namun penulis, dan foto-foto penunjang tulisan. kemajuan tersebut juga tidak selamanya meninggalkan dampak positif bagi penggunanya. Sebagai seorang guru, keprihatinan ini dirasakan langsung, ketika siswa lebih Naskah yang dimuat akan mendapat menjadikan apa yang tersaji dalam dunia maya sebagai imbalan. Setiap naskah yang sudah dikirim referensi baik dalam cara bersikap bahkan bertindak. ke redaksi tidak dikembalikan. Sudah saatnya, selain mengajarkan materi yang sudah tersaji dalam mata ajar, saat tepat sekarang seorang guru Naskah dapat dikirim melalui e-mail atau juga harus berperan sebagai seorang sahabat yang bisa surat elektronik redaksi Majalah : memberikan pandangan bagi peserta didiknya tentang dunia maya yang harus disikapi luas dan cerdas. [email protected] Salman Payumi Bantul 4 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA EDISI-99 daftar isi JULI-DES 2016 12 LAPORAN UTAMA Dua tahun sejak Kabinet Kerja dilantik, 28 Oktober 2016 pemerintah menyampaikan sejumlah capain kinerjanya kepada publik. Dengan kredo Kerja Nyata sebagai sebuan pernyataan, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla merilis capain kinerja pemerintahanya selama dua
Recommended publications
  • Peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Perempuan Indonesia (1926-1965)
    PERAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN INDONESIA (1926-1965) E-JURNAL Oleh: Esti Nurjanah 13406241069 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 PERAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM MEMPERJUANGKAN HAK-HAK PEREMPUAN INDONESIA (1926-1965) Oleh: Penulis 1 : Esti Nurjanah Penulis 2 : Dr. Dyah Kumalasari, M.Pd. ABSTRAK Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan tokoh Sumatera Barat sekaligus pahlawan nasional Indonesia yang berperan memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia tahun 1926-1965. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: (1) latar belakang kehidupan Hajjah Rangkayo Rasuna Said, (2) perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said pada masa kolonial tahun 1926-1945, (3) perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1946-1965. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahap. Pertama pemilihan topik. Kedua pengumpulan data (heuristik) yang terdiri dari sumber primer dan sekunder. Ketiga kritik sumber (verifikasi). Keempat penafsiran (interpretasi). Kelima penulisan sejarah (historiografi). Hasil penelitian ini adalah: (1) Hajjah Rangkayo Rasuna Said memiliki latar belakang keluarga yang berasal dari kalangan ulama dan pengusaha terpandang. Faktor lingkungan yang syarat dengan adat Minang dan agama Islam, mempengaruhi kepribadiannya sehingga tumbuh menjadi perempuan berkemauan keras, tegas, dan taat pada syariat Islam, (2) perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dimulai dengan bergabung dalam Sarekat Rakyat tahun 1926. Pada masa pendudukan Belanda hingga Jepang, dirinya aktif mengikuti berbagai organisasi. Beliau dikenal sebagai orator ulung, pendidik yang tegas serta penulis majalah, (3) perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said pasca kemerdekaan Indonesia lebih banyak di bidang politik. Beliau terus mengembangkan karirnya dalam Parlemen mulai tingkat lokal hingga nasional di Jakarta.
    [Show full text]
  • Bab Ii Profil Buya Hamka
    17 BAB II PROFIL BUYA HAMKA A. Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan Buya Hamka Haji Abdul Malik Karim Amrullah merupakan nama asli dari Buya Hamka yang biasa kita kenal, beliau lahir di desa Tanah Sirih kenagarian Sungai Batang ditepi Danau maninjau, pada tanggal 14 Muharam 1326 Hijriah bertepatan pada tanggal 17 februari 19081. Beliau dibesarkan dalam keluarga yang alim dan taat menjunjung tinggi agama.Ayahnya bernama Syekh Abdul Karim Amrullah. Beliau mengawali pendidikannya dengan membaca Al-Qur’an bertempat dirumahnya sendiri ketika beliau pindah dari maninjau ke Padang Panjang pada tahun 19142.Dan setahun kemudian ketika umur 7 tahun beliau dimasukkan oleh ayahnya ke sekolah desa. Pada tahun 1916 beliau menimba ilmu di sekolah Pasar Usang Padang Panjang. Pagi hari beliau pergi ke sekolah dan sore harinya ia berada di surau bersama teman sebayanya. Inilah kebiasaan beliau sehari-hari pada masa kecilnya. Dua tahun kemudian ketika beliau berusia 10 tahun ayahnya mendirikan sebuah pesantren di Padang Panjang dengan nama Sumatera Thawalib. Dengan harapan kelak Hamka menjadi Ulama seperti dirinya, kemudian Hamka kembali menimba ilmu dipesatren ini. Kehausan Hamka dalam menunutut ilmu memang terlihat sangat besar sekali. Ketidak puasannya dengan metode yang ia dapat dari ayahnya menyebabkan 1Hamka (Haji Abdul Karim Amrullah), Kenang-kenangan Hidup, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, h 9.s 2Hamka, ibid, h 28 18 beliau berusaha meninggalkan tanah sumatera menuju tanah jawa, beliau mengawali pengembaraannya dari kota Yogyakarta. Dari sinilah kelihatan bahwa kota ini mempunyai makna yang berarti dalam pertumbuhan sebagai pejuang dan pemikir dikemudian hari. Beliau sendiri mengakui bahwa kota inilah ia menemukan islam sebagai sesuatu yang hidup dan menmberikan sebuah pendirian dan perjuangan yang dinamis.3 B.
    [Show full text]
  • Rahmah El Yunusiyyah Kartini Padang Panjang (1900-1969)
    Nafilah Abdullah RAHMAH EL YUNUSIYYAH KARTINI PADANG PANJANG (1900-1969) Nafilah Abdullah Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta [email protected] ABSTRAK Rahmah El- Yunusiyyah adalah Kartini Padang Panjang, seorang Pahlawan tanpa tanda jasa. Tokoh Rahmah El- Yunusiyyah adalah seorang wanita tokoh pembaharuan dari Padang Panjang yang sempat hidup pada tiga zaman yaitu zaman penjajahan kolonial Belanda, zaman penjajahan Jepang, dan zaman Kemerdekaan, namun sampai saat ini pemerintah Indonesia belum memberikan penghargaan sebagai pahlawan Nasional. Mengapa penelitian ini dilakukan? Secara historis, Tokoh Rahmah El-Yunusiyyah pada zaman Belanda telah mendirikan Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang (1923). Memberikan dukungan pada Kongres Sumpah Pemuda (1928). Memimpin gerakan menentang dua buah peraturan Belanda, yaitu Ordonantie Kawin Bercatat dan Ordonantie Sekolah Liar pada tahun 1932. Pada pendudukan Jepang, mempersiapkan murid- murid Diniyah Puteri mengikuti pelatihan P3K dan Palang Merah sebagai ganti tenaga sukarela dalam pertempuran (1943). Memberikan dukungan penuh dalam pembentukan pasukan Gyugun, yang menurutnya sangat strategis sebagai alat mencapai kemerdekaan Indonesia (1944). Menjadi pengurus ADI (Anggota Daerah Ibu) tingkat Sumatera Tengah yang bertujuan menentang pemerintahan Jepang yang menggunakan gadis remaja untuk dijadikan wanita penghibur, dan menuntut ditutupnya rumah bordil. Menjadi ketua Ha Ha No Kai dari Gyugun Ko En Kai. menjadi anggota Ha Ha No Kai, anggota Peninjau Sumatera Cuo Sang In. Anggota Mahkamah Islam Tinggi Vol. 10, No. 2, Juli-Desember 2016/ISSN: 1978-4457 (p), 2548-477X (o) 51 Rahmah El Yunusiyyah Kartini Padang Panjang (1900-1969) (MIT)Bukit Tinggi. Masa Kemerdekaan bersama beberapa Perwira Gyugun dan Tokoh masyarakat Padang Panjang membentuk tentara Keamanan Rakyat (TKR). Menjadikan Diniyyah Puteri sebagai dapur umum bagi para pejuang seperti Laskar Sabilillah, Sabil Muslimat, dan Hizbullah.
    [Show full text]
  • Quran Manuscript from Kerinci
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 137 International Conference on Qur'an and Hadith Studies (ICQHS 2017) QURAN MANUSCRIPT FROM KERINCI: THE PROOF THAT THERE IS A CONNECTION BETWEEN HARAMAIN (MEKKAH AND MADINAH AT THAT TIME) AND KERINCI BACK IN THE EIGHTEENTH TO NINETEENTH CENTURY Zarfina Yenti Sulthan Thaha Saifuddin State Islamic Univercity Jambi [email protected] Abstract Qur'an manuscript dated back in 18 to 19th century often written and copied by hand and part of an important cultural heritage in Indonesia and often found in various cities in Indonesia, including Kerinci. There had been lots of attention lately on the old Qur'an manuscript from Indonesia, but most of them are concentrated in big cities in Indonesia, not Kerinci. This old manuscript found in Kerinci belong to Syekh Ahmad Khatib, a very well-known Islamic scholar, who was educated in Makkah and Madinah in the late 19th to early 20th century. According to the watermark found in the paper used in this old manuscript, the manuscript was dated back in the 18th century and written on an old Europen paper. It finds that this old Quran manuscript is written beautifully using nasakh calligraphy that was often used at that time but with no illuminations. Even without illumination, this Qur'an manuscript is written beautifully and was written differently then other Quran manuscript found in the archipelago, making it a very rare finding among other manuscript found in Jambi. It was brought back by Syekh Muhammad Khatib from Mekkah after he had finished his study back in the early 20th century.
    [Show full text]
  • FENOMENA PERGESERAN KONFLIK PEMIKIRAN ISLAM DARI TRADISIONALIS Vs MODERNIS KE FUNDAMENTALIS Vs LIBERALIS
    20 FENOMENA PERGESERAN KONFLIK PEMIKIRAN ISLAM DARI TRADISIONALIS vs MODERNIS KE FUNDAMENTALIS vs LIBERALIS Khoirul Huda* Abstract: A new mode of religious conflict has emerged in Indonesia following the fall of the old regime in the country. The conflict in point is that between the fundamentalists and the liberals, one that means that the nuance of the conflict is no longer organizational any more than it is ideological. We now rarely hear about the conflicts between the traditionalists and the modernists, just as we now rarely are capable of differentiating their basic tenets. The difference between the two has now become to a large extent vague. In the meantime, conflicts are now taking place between the fundamentalists and the liberals on almost regular basis. Hence, we hear the conflict for example between the FUUI and Ulil Abshar Abdalla who received death threat from the afro-mentioned organization. And also the so-called Monas Tragedy, which for some reflects the real tension between the two currents of thought. This paper is designed to analyze this conflictual phenomenon and the implication that may emerge thereof by using the Post- structural theory, which is the continuation of the structuralist theory of Levi-Strauss. What we mean by the Post-structural theory is that which is developed by Michel Foucault (d. 1984) where he speaks of the archeology of knowledge and the genealogy of power. In Foucault’s theory, the former is to do with the organization of documents, their classification, their distribution and management in an orderly manner so as to enable us to differentiate between which are relevant and which are not.
    [Show full text]
  • ( STUDI ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE) Oleh
    REPRESENTASI POLIGAMI DALAM FILM ATHIRAH ( STUDI ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE) Oleh: Erik Pandapotan Simanullang [email protected] Pembimbing: Chelsy Yesicha, S.Sos, M.I.Kom Jurusan Ilmu Komunikasi – Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, Pekanbaru Kampus Bina Widya Jl. HR. Subrantas Km. 12, 5 Simpang Baru Pekanbaru Telp/Fax. 0761-63277 Abstract Athirah movie is a film that lifts the reality of polygamous life, polygamy is an issue that is still a debate in the community. This is quite interesting because polygamy is still something that causes pros and cons in Indonesian society. Different from previous polygamy- themed films, this film is a true story of a wife's struggle as well as the mother of Vice President Indonesia, Jusuf Kalla. In theory, many women have expressed disagreement on polygamous marriages, but in practice women are always in a cornered position, have no choice and are difficult to bid or even have no ability to reject men's desire for polygamy. Starting from this, some Indonesian filmmakers view the interesting polygamy phenomenon to be lifted into a film masterpiece. This study aims to determine the impact of polygamy for wives and children represented in Athirah films viewed from the level of reality, level of representation and ideology level. This study used qualitative methods analyzed by semiotic analysis of John Fiske. Subjects and objects in this study is the observation of the audio and visual display in the scenes of the film Athirah with data collection techniques used are observation, documentation, and literature study. The results of this study show there is a polygamy representation in the Athirah film.
    [Show full text]
  • Perlawanan Ulama Minangkabau Terhadap Kebijakan Kolonial Di Bidang Pendidikan Awal Abad Xx
    PERLAWANAN ULAMA MINANGKABAU TERHADAP KEBIJAKAN KOLONIAL DI BIDANG PENDIDIKAN AWAL ABAD XX Erman (Dosen Fakultas Adab IAIN Imam Bonjol. Email: [email protected]) Abstract The resistance of Minangkabau’s scholars against colonial policy of education in the early of 20th century started from a scientific study has revealed that the pre-conditions that led to the birth of the movement is the penetration of the colonial government against the people in this area and plan the implementation of policies in the field of education, namely Ordinance 1928 and teachers’ Ordinance in 1932. This historical experience was seen by scholars Minangkabau might impede the freedom and the rights to broadcast the Islamic religion. Various reactions appeared and Islamic ideology seems to be the main driving to oppose colonial rule related teachers’ ordinancy and illegal schools. The spirit of nationalism that was born at the beginning of the 20th century were also encouraged scholars to take the fight against the colonial policy. In line with this goal, the scholars utilizing the network that has been built on Islamic educational institutions in the past to build a resource (strength) and then to form a committee as institutional resistance. Resistance itself they did in the form of protests by the general meeting of Minangkabau’s scholars and then proceed with the delivery of vote of no confidence to the colonial government. The resistance impacted the emerging alliance of young and old scholars, the birth of a radical political party in Minangkabau and the pressure of the colonial government Key Words: Resistance, Minangkabau’s Ulema, Colonial, Education PENDAHULUAN oleh Audrey Kahin sebagai refleksi munculnya pergerakan nasionalisme dan anti-kolonial Pada permulaan abad ke-20, Minangkabau pertama di Minangkabau.
    [Show full text]
  • SHEIKH DJAMIL DJAHO and SOCIO-RELIGIOUS CRITICISM of MINANGKABAU MUSLIM: a Study on Taz|Kirat Al-Qulu>B Fi> Mu‘A>Mala>T ‘Alla>M Al-Guyu>B
    Analisa Journal of Social ScienceThe Map and ofReligion SMA/SMK Islamic Education Teachers’ Competencies in Central Java Website Journal :Umi http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisa Muzayanah, Siti Muawanah, Nur Laili Noviani, Zakiyah, Setyo Boedi Oetomo, Nugroho Eko Atmanto https://doi.org/10.18784/analisa.v3i02.651 SHEIKH DJAMIL DJAHO AND SOCIO-RELIGIOUS CRITICISM OF MINANGKABAU MUSLIM: A Study on Taz|kirat al-Qulu>b Fi> Mu‘a>mala>t ‘Alla>m al-Guyu>b Saeful Bahri Office of Religious Research and ABSTRACT Development Jakarta [email protected] This article discusses the socio-religious critique of Sheikh Djamil Djaho on the religious and socio-society conditions in Minangkabau. Analysis of the content Paper received: 08 August 2018 and approach of social history-intellectuals was used to dissect the contents of the Paper revised: 06 – 16 November 2018 book Taz|kirat al-Qulu>b associated with social-religious context in the policy at the Paper approved: 15 December 2018 beginning of the 20th century. Based on the analysis of texts it is known that Sheikh Djaho expressed his criticism towards several groups. Among the groups are (1) scholars, (2) worshippers, (3) Sufism experts, and (4) experts of the world. According to Sheikh Djaho, the four groups might include gurur (faction), when they use intelligence in their respective fields as masks, not in honesty. This study shows three points. First, the presence of Sheikh Djaho’s criticism departs from the reality of the life of the clergy and layman at that time. Second, the reality of social life keeps a text alive in society.
    [Show full text]
  • Pesan Dakwah Dalam Karya Sastra
    Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Volume 4, Nomor 4, 2019, 344-362 P-ISSN: 2622-9781, E-ISSN: 2622-9773 DOI: 10.15575/tabligh.v4i4.1054 Pesan Dakwah dalam Karya Sastra Nina Herlina1*, Dang Eif Saiful Amin 11, & Rohmanur Aziz2 1Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung 2Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email : [email protected] ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur makro pesan dakwah dalam novel Athirah, Superstruktur pesan dakwah dalam novel Athirah, dan struktur mikro pesan dakwah dalam novel Athirah karya Alberthiene Endah. Metode penelitian menggunakan metode pendekatan analisis wacana bersifat kualitatif, Dalam analisis wacana model Teun A. Van Dijk ini meneliti tentang mencari struktur makro teks tentang tematik. sedangkan superstruktur dibahas dalam skematik, dan struktur mikro teks yaitu dari segi semantik, sintaksis, stilistik dan retoris. Hasil penelitian menunjukan yaitu secara struktur makro dalam novel ini disusun dalam tema kesabaran, dan ketangguhan seorang perempuan bernama Athirah dalam menghadapi cobaan hidup. Secara superstruktur Alberthiene Endah membuat novel ini dengan alur maju mundur, ada alur yang menceritakan masa lampau, namun tetap mudah dimengerti oleh pembaca. Sedangkan secara struktur mikro Alberthiene Endah menggunakan bahasa yang cukup luas dan bahasa kiasan atau perumpamaan. Bentuk kalimat yang digunakan kebanyakan menggunakan bentuk kalimat aktif. Kata Kunci : Pesan dakwah; Karya sastra; Novel ; Analisis Wacana Teun A. Van Djik ABSTRACT This paper aims to determine how the macro-structure of the novel Athirah propaganda message, superstructure message Athirah propaganda in the novel, and the microstructure of propaganda messages in the novel Athirah Endah Alberthiene work.
    [Show full text]
  • 1 Surau Jembatan Besi
    SURAU JEMBATAN BESI: CIKAL BAKAL LAHIRNYA PENDIDIKAN ISLAM MODERN DI PADANGPANJANG Oleh Witrianto1 Pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. Batasan ini berlaku baik untuk pendidikan formal maupun non formal. Kegiatan mendidik atau pendidikan bisa terjadi di tempat-tempat yang memang disediakan untuk itu, seperti sekolah dengan guru sebagai pendidiknya, atau di rumah dengan orangtua yang dengan kata, sikap, dan perilakunya berusaha untuk membentuk sikap, pandangan hidup anak-anaknya. Saudara atau teman dapat juga menjadi pendidik, karena penolakan atau penerimaan mereka terhadap perilaku seseorang menentukan seseorang itu untuk dapat mempertahankan sikap atau mengharuskan mengubah sikap atau perilaku. Dalam masyarakat sederhana, pada awalnya pendidikan dimaksudkan untuk mengajarkan budaya, yaitu mengajar anak untuk mengetahui dan mengamalkan nilai- nilai dan tatacara yang berlaku dalam masyarakat. Proses ini berjalan secara informal, anak belajar melalui pengamatan pada lingkungannya dan orang-orang yang terdekat dengan dia. Sikap yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi tertentu diketahui dalam pengamatan atau pengalaman. Jadi dalam masyarakat sederhana, semua orang yang lebih tua dan berpengalaman adalah pendidik, begitu pula alam sekitarnya. Namun, dalam masyarakat yang lebih kompleks, makin banyak yang harus diketahui anak untuk bisa hidup dalam lingkungan masyarakatnya dengan baik, karena itu anak tidak dapat lagi belajar “dengan sendirinya”. Seseorang memerlukan cara yang lebih efisien untuk dapat menerima transmisi budaya dan pengetahuan yang begitu banyak. Untuk itu diperlukan adanya pendidikan yang formal dengan guru sebagai pendidik dan terbagi dalam berbagai jenjang dan kekhususan. 1 Penulis adalah staf pengajar Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas, saat ini sedang menempuh pendidikan di Program S-3 Program Studi Pembangunan Pertanian Universitas Andalas Padang.
    [Show full text]
  • Majalah Soearti Sebagai Media Massa Persatuan Tarbiyah Islamiyah (1937 – 1945)
    ISSN 1411-1764 e-ISSN 2722-3515 Vol. 2 No. 4 Tahun 2020 Majalah Soearti sebagai Media Massa Persatuan Tarbiyah Islamiyah (1937 – 1945) Mira Liswar1(*), Hendra Naldi2 1,2 Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang *[email protected] Abstract This article is a historical study that discusses Soearti magazine as the Perti mass media. This research is a Press History study with the aim of the research to describe Soearti's journey as Perti's mass media, the background of the emergence of Soearti magazine, and the role of Soearti magazine for Perti. This study uses the historical method which relies on four steps of activities namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The conclusion obtained that the Mass Media Modernization Movement is strongly influenced by the differences between the Old and the People who gave birth to Intellectuals in West Sumatra. The presence of criticism from Young Group Clerics was responded with great care by the Old People so that there would be no war like the padri wars that had happened before. In 1935 Perti held a conference which was held in Bukittinggi which gave birth to the Statutes and Bylaws of the Tarbiyah Islamiyah Association. The first Tarbiyah Islayah Association will publish magazines, religious books and general knowledge books. In 1937 Perti as the official media was Soearti Magazine. After becoming the official media of the Tarbiyah Islamiyah Union, Soearti became a response to the differences between the Old and Young. The step taken by the Old Man is essentially an anticipatory step so that the understanding of Sunniyah Shafi'iyah still survive in Minangkabau.
    [Show full text]
  • Transformasi Perjuangan Perempuan Dalam Ekranisasi Novel Athirah Karya Alberthiene Endah Ke Film Athirah Karya Riri Riza: Kajian Ekranisasi
    TRANSFORMASI PERJUANGAN PEREMPUAN DALAM EKRANISASI NOVEL ATHIRAH KARYA ALBERTHIENE ENDAH KE FILM ATHIRAH KARYA RIRI RIZA: KAJIAN EKRANISASI SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Indonesia oleh Etik Tarina 2111414021 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019 iii iv MOTO DAN PERSEMBAHAN Allah tidak akan memberikan keindahan yang sempurna tanpa didahului perjalanan terjal (Athirah) Persembahan: Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Keluarga tercinta (Bapak, Mama, Arifin) 2. Almamater saya, Universitas Negeri Semarang v SARI Tarina, Etik. 2019. “Transformasi Perjuangan Perempuan dalam Ekranisasi Novel Athirah Karya Alberthiene Endah ke Film Athirah Karya Riri Riza: Kajian Ekranisasi”. Skripsi. Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Suseno, S.Pd., M.A. Kata Kunci: perjuangan perempuan, ekranisasi, feminis, novel, film Dalam perkembangan kesenian juga sangat lumrah satu jenis kesenian mengambil kesenian lain sebagai sumbernya atau dikenal dengan istilah transformasi. Pada proses transformasi, media yang digunakan berbeda, sehingga akan menimbulkan perubahan. Pengubahan dari novel ke film atau bias disebut ekanisasi diharapkan mampu memberikan kesan dan pesan yang positif kepada penikmatnya. Fenomena ekranisasi tentu tidak lepas dari keterkenalan awal suatu karya. novel yang sukses tidak jarang menjadi pijakan awal bagi lahirnya film yang sukses juga. Hal itu sering menjadi acuan lahirnya kesuksesan baru suatu bentuk pengalihan,
    [Show full text]