RPJMA Finish Bukan Berarti Pembangunan Berhenti

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

RPJMA Finish Bukan Berarti Pembangunan Berhenti LAPORAN UTAMA TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016 7 RPJMA Finish bukan Berarti Pembangunan Berhenti dijalankan dengan baik. Untuk Musyawarah Perencanaan Pemban- “Pastinya ada yang belum tun- “Alhamdulillah, penghargaan penanggulangan kemiskinan mis- gunan Nasional (Musrenbangnas) tas. Dan siapapun pemerintah yang alnya, Pemerintah Aceh terus beru- di Jakarta, Rabu (20/4/2016) lalu. akan datang, harus bisa menjalank- ini menjadi motivasi bersama paya untuk menurunkan angka Kepala Bappeda Aceh Zulkifli an dan melanjutkan program pem- agar lebih semangat lagi dalam kemiskinan di provinsi ini. Hal ini Hs, menjelaskan pemberian peng- bangunan, karena ini bukan pro- terlihat dari keseriusan Pemerintah hargaan ini dimaksudkan untuk gram pribadi melainkan program menggenjot berbagai program Aceh untuk menurunkan angka ke- meningkatkan motivasi pemerintah pemerintah untuk masyarakat,” pembangunan yang prorakyat,” miskinan yang hingga kini menca- daerah dalam upaya pencapaian jelas Kepala Bappeda. pai angka 17,11% dari sebelumnya MDGs serta meningkatkan daya Membangun, sebut Zulki- yang pernah mencapai angka 19 saing antar provinsi. fli, bukan hal yang mudah dan itu -- Zulkifli Hs -- persen. “Alhamdulillah, penghargaan harus dilakukan sebijaksana mung- Kepala Bappeda Atas upaya ini, Pemerintah ini menjadi motivasi bersama kin. Membangun butuh proses dan Aceh mendapat penghargaan ter- agar lebih semangat lagi dalam tahapan, sehingga sebuah pemban- baik nasional ketiga pencapaian menggenjot berbagai program gunan berhasil dilakukan. Dan ini AHUN 2017 merupakan Pola alokasi anggaran tidak se- tujuan pembangunan millenium pembangunan yang prorakyat,” juga perlu dukungan masyarakat. batas finish Rencana Pro- mata-mata atas usulan SKPD ber- Development Goals (MDGs) ujar Kepala Bappeda. “Masyarakat juga dimintakan gram Jangka Menengah dasarkan Tugas dan Fungsi, namun 2016. Aceh masuk kategori capaian Program pembangunan lainnya bersyukur dengan apa yang sudah AcehT (RPJMA) untuk pemerintah- berdasarkan prioritas program yang terbaik karena berhasil menekan yang juga menjadi prioritas adalah dinikmati saat ini. Dengan bersyu- an Zaini Abdullah-Muzakir Manaf bermanfaat untuk mendukung angka kemiskinan dan pengang- pembangunan kedaulatan pangan, kur itu berarti juga sudah menjaga (Zikir). Di mana keduanya harus pencapaian sasaran agenda prioritas guran serta konsen dalam bidang di mana Aceh ditargetkan menjadi hasil pembangunan dan artinya menuntaskan semua rencana yang pembangunan Pemerintah Aceh. kesehatan serta pendidikan. Aceh lumbung pangan nasional. Pemer- juga sudah ikut membantu secara sudah dicatat 5 tahun lalu untuk Untuk menutup RPJMA 2017, juga berhasil mencapai target un- intah Provinsi Aceh menargetkan mental. Untuk itu, semua pihak Aceh. Kendati demikian, bukan be- ada 10 program prioritas Pemer- tuk kategori persentase penduduk produksi padi pada 2017 akan harus saling mendukung agar rarti pembangunan Aceh berhenti intah Aceh yang selaras dengan miskin, perbaikan angka partisi- naik sebesar 2,5 juta ton, setelah proses pembangunan di Aceh bisa sampai di sini. program prioritas nasional, yakni, pasi sekolah (APS) pada usia SMP, tahun 2016 petani Aceh mampu berjalan dengan baik dan lancar,” Kepala Badan Perencanaan reformasi birokrasi dan tata kelola; proporsi rumah tangga dengan ak- memproduksi 2,3 juta ton, sebuah ujarnya. Pembangunan Daerah (Bappeda) keberlanjutan perdamaian; dinul ses berkelanjutan terhadap sanitasi angka yang sudah melampaui target Untuk periode RPJMA berikut- Aceh, Zulkifli mengatakan jus- Islam, adat dan budaya; ketahanan dasar, dan kontribusi perempuan yakni 2,1 juta ton. nya, kita harapkan apa yang sudah tru tahun 2017 menjadi titik pangan dan nilai tambah; penang- dalam pekerjaan upahan di sektor Lalu seperti apa gambaran kin- ada dan belum tuntas harusnya awal pembangunan menuju Aceh gulangan kemiskinan; pendidi- nonpertanian. erja Pemerintah Aceh jelang akhir dilanjutkan sehingga kebutuhan yang lebih global. Oleh karena kan; kesehatan; infrastrukutr yang Penghargaan diserahkan oleh perjalanan RPJMA? Menurut Ke- rakyat terpenuhui. “ Siapapun itu itu, Bappeda memiliki peran yang terintegrasi; sumber daya alam Menteri Perencanaan Pembangu- pala Bappeda Aceh Zulkifli, seti- pemerintahannya harus bisa me- sangat penting dalam pengalokasi berkelanjutan; dan kualitas ling- nan Nasional/Kepala Bappenas, daknya 90 persen program pem- lihat keberlanjutan pembangunan anggaran untuk kegiatan prioritas kungan dan kebencanaan. Dr Sofyan Jalil, kepada Gubernur bangunan dijalankan sesuai dengan dan manfaatnya bagi rakyat,” tegas pembangunan Aceh. Kesepuluh program ini sudah Aceh, dr H Zaini Abdullah, dalam perencanaan yang ada. Zulkifli.(yayan) Pelabuhan Balohan segera Berbenah ELABUHAN Balohan yang “Ke depan akan ada dua jalur Jembatan penghubung ke kapal lum melakukan pembangunan, se- menghubungkan Aceh da- untuk mobil yang keluar dan ma- (gangway) itu tampak terbengkalai. hingga out put tidak sesuai dengan ratan dengan Pulau Weh se- suk. Keduanya tidak boleh bercam- Pengguna kapal (penumpang) ma- kebutuhan. lamaP ini tampak sempit dan sesak. pur, karena rawan diselewengkan sih tetap menggunakan jembatan Jadwal Kapal ke Sabang Berbagai fasilitas, terutama gang- penggunaannya oleh pihak ter- lama yang lebih rendah. Ada empat unit kapal yang me- way (jembatan penghubung ke ka- tentu. Misalnya, pada saat mobil “Gangway yang tinggi itu layari Balohan - Ulee Lheu setiap pal) dan kantong parkir mobil dan keluar dari kapal tiba-tiba ada yang dibangun oleh BPKS pada tahun harinya, yaitu: Kapal BRR dua kali sepeda motor, terlihat masih belum menyelinapkan mobil masuk, dan 2010. Tapi ia tak bisa dipakai kare- sehari; pukul 8.00 dan 14.30 (dari memadai. ini sangat merugikan mobil di bari- na bentuk dan ketinggiannya tidak Sabang); 9.30 dan 15.30 (dari Ban- “Arus lalu lintas melalui Pelabu- san antrian. Seharusnya mobil yang sesuai dengan kapal yang tersedia,” da Aceh). Sementara kapal cepat han Balohan akhir-akhir ini ter- masuk ke kapal adalah yang sudah kata Agustiar sembari menunjuk pada pukul 8.00 dan 13.30 (dari golong tinggi. Khusus pada hari- menunggu di kantong parkir,” arah gangway dimaksud. Sabang dan Banda Aceh). hari besar dan akhir pekan penuh Agustiar memberi contoh. Tidak dapat difungsikannya “Khusus pada hari Jumat, Sabtu sesak. Pada sisi lain, fasilitas di sini Gangway tak terpakai gangway kapal roro (masyarakat dan Minggu jadwalnya ditambah masih serba terbatas,” kata Agustiar, Sementara itu, dalam amatan menyebutnya kapal lambat, red) menjadi masing-masing tiga kali Kasubbag TU UPTD Pelabuhan Tabangun Aceh di Pelabuhan Balo- tersebut barangkali dikarenakan sehari. Begitu juga pada hari libur Penyeberangan Balohan, kepada han terlihat sebuah bangunan pihak pengembang tidak berkoor- lainnya,” kata Agustiar. (hasan bas- Tabangun Aceh, di ruang kerjanya gangway tinggi yang tidak terpakai. dinasi dengan pemakai (user) sebe- ri m nur) Alhamdulillah, ke di Sabang, Rabu (20/4/2016). depan, mulai tahun “Alhamdulillah, ke depan, 2017 sampai 2019, mulai tahun 2017 sampai 2019, Pelabuhan Balohan akan direno- Pelabuhan Balohan vasi dan dikembangkan menjadi akan direnovasi lebih baik melalui proyek mul- dan dikembangkan tiyears di bawah kendali BPKS,” terang Agustiar. menjadi lebih baik Agustiar merincikan beberapa melalui proyek item yang menjadi prioritas dalam proyek multiyears itu. Antara lain: multiyears di bawah Pembangunan dua dermaga per- kendali BPKS,” manen untuk kapal cepat, pemban- gunan kantong parkir sebagai tem- pat menampung mobil yang akan -- Agustiar -- diangkut oleh kapal roro (roll on – Kasubbag TU roll off), pemasangan MB (movable bright) di ujung jembatan menuju UPTD Pelabuhan kapal roro, dan beberapa fasilitas Penyeberangan lainnya. Balohan Sabang “Pembangunan dua dermaga untuk kapal cepat saat ini sedang dalam proses tender di Kementeri- an Perhubungan di Jakarta. Semen- tara untuk pengembangan dan per- luasan kantong parkir akan segera dibangun setelah selesai persoalan pembebasan lahan,” sebutnya. Dermaga penyebrangan Balohan, Sabang. Foto direkam 5 Mei 2016.| FOTO: IRFAN M NUR LAPORAN UTAMA 8 TABLOID TABANGUN ACEH - EDISI 54 | MEI 2016 Warga Laweung Sambut Gembira Kehadiran Pabrik Semen kat Laweung. Diantaranya den- ini. Kalau ada persoalan kecil yang gan Camat Muara Tiga (Fahmi), muncul tentu perlu ditelusuri apa Sekretaris Kecamatang Muara penyebabnya dan disikapi secara Ini adalah rezeki yang luar biasa Tiga (M.Yusuf), Imeum Mukim arif,” katanya. Laweung (Tgk Fakhrurrazi MA), Masyarakat Laweung, tam- yang datang kepada kami. Kami Keuchiek Gampong (Cot Ishak bah Tgk. Fakhrurrazi, menerima pasti bersyukur atas kehadiran Abdullah), dan beberapa tokoh dengan tangan terbuka kehadiran nikmat ini,” pemuda lainnya. investor untuk membuka pabrik Kepada Tabangun Aceh, mer- semen, karena kehadirannya akan eka menyatakan rasa gembira yang membuka lembaran baru bagi masa -- Tgk. Fakhrurrazi MA -- tak terhingga atas investasi besar depan yang lebih baik bagi warga di Laweung. Menurut mereka, sekitar. “Karena itulah kami men- Imeum Mukim Laweung, Muara EMBANGUNAN pabrik Laweung yang selama ini agak ter- dukung penuh parik ini,” katanya. Tiga, Pidie semen di kawasan Laweung, isolir dan nyaris luput dari per- “Menolaknya sama dengan Kecamatan Muara Tiga, Ka- hatian pemerintah, akan segera menolak rezeki, dan dalam Islam bupatenP Pidie, disambut gembira memulai hidup baru yang lebih tidak ada doa tolak rezeki,” ujar dan rasa syukur oleh penduduk baik. Fakhrurrazi seraya berharap agar pi- Laweung,
Recommended publications
  • Trauma, Gender, and Traditional Performance In
    UNIVERSITY OF CALIFORNIA Los Angeles The Art of Resistance: Trauma, Gender, and Traditional Performance in Acehnese Communities, 1976-2011 A dissertation submitted in partial satisfaction of the requirements for the degree Doctor of Philosophy in Women’s Studies by Kimberly Svea Clair 2012 ABSTRACT OF THE DISSERTATION The Art of Resistance: Trauma, Gender, and Traditional Performance in Acehnese Communities, 1976-2011 by Kimberly Svea Clair Doctor of Philosophy in Women’s Studies University of California, Los Angeles, 2012 Professor Susan McClary, Chair After nearly thirty years of separatist conflict, Aceh, Indonesia was hit by the 2004 Indian Ocean tsunami, a disaster that killed 230,000 and left 500,000 people homeless. Though numerous analyses have focused upon the immediate economic and political impact of the conflict and the tsunami upon Acehnese society, few studies have investigated the continuation of traumatic experience into the “aftermath” of these events and the efforts that Acehnese communities have made towards trauma recovery. My dissertation examines the significance of Acehnese performance traditions—including dance, music, and theater practices—for Acehnese trauma survivors. Focusing on the conflict, the tsunami, political and religious oppression, discrimination, and hardships experienced within the diaspora, my dissertation explores the ii benefits and limitations of Acehnese performance as a tool for resisting both large-scale and less visible forms of trauma. Humanitarian workers and local artists who used Acehnese performance to facilitate trauma recovery following the conflict and the tsunami in Aceh found that the traditional arts offered individuals a safe space in which to openly discuss their grievances, to strengthen feelings of cultural belonging, and to build solidarity with community members.
    [Show full text]
  • Ulama Aceh Dalam Melahirkan Human Resource Di Aceh
    ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH Tim penulis: Muhammad Thalal, Fauzi Saleh, Jabbar Sabil, Kalam Daud, Samsul Bahri, Ismail Muhammad, Mulyadi Nurdin, Ayyub AR, Fuad Ramly, Firdaus M. Yunus, Ismail, Nab Bahany AS, Anton Widyanto, Hardiansyah, Ikhram M. Amin, Imran Muhammad, Jamaluddin Thayyib, Syamsuar Basyariah, Ruslan Editor: Muliadi Kurdi PERPUSTAKAAN NASIONAL: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT) ULAMA ACEH DALAM MELAHIRKAN HUMAN RESOURCE DI ACEH Edisi pertama, Cet. 1 tahun 2010 Yayasan Aceh Mandiri, Banda Aceh, 2010 xvi + 294 hlm, 16 x 24 cm ISBN 978-602-95838-8-5 HAK CIPTA PADA PENULIS Hak cipta dilindungi undang-undang Cetakan pertama, Nopember 2009 Tim penulis: Muhammad Thalal, Fauzi Saleh, Jabbar Sabil, Kalam Daud, Samsul Bahri, Ismail Muhammad, Mulyadi Nurdin, Ayyub AR, Fuad Ramly, Firdaus M. Yunus, Ismail, Nab Bahany As, Anton Widyanto, Hardiansyah, Ikhram M. Amin, Imran Muhammad, Syamsuar Basyariah, Jamaluddin Thayyib, Ruslan Editor: Muliadi Kurdi Disain sampul dan tataletak: Jabbar Sabil Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Yayasan Aceh Mandiri 2010 M/1431 H Sambutan Ketua Komisi A DPR Aceh Puji dan syukur kita panjatkan kehadhirat Allah Swt., v yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga kepada kita. Shalawat dan salam semoga tercurahkan ke pangkuan junjungan ‘alam Nabi Besar Muhammad saw., sahabat dan keluarga beliau sekalian. Dalam Alquran surat al-‘Alaq Allah Swt., menjelaskan bahwa Dia mengajarkan manusia dengan qalam. Artinya qalam secara simbolik memilik makna bahwa pentingnya tulisan, uraian dan karangan yang menyingkap hukum dan hikmah. Qalam pernah mengantarkan umat Islam ke alam kemajuan dan keemasan (golden age).
    [Show full text]
  • Perancangan Buku Ilustrasi Laksamana Keumalahayati
    PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI LAKSAMANA KEUMALAHAYATI Laporan Tugas Akhir Ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Desain (S.Ds.) Nama : Nadya Chandra NIM : 00000010581 Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas : Seni & Desain UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur yang penulis dapat panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Proposal Perancangan Tugas Akhir ini. Besar harapan penulis untuk dapat berperan bagi bangsa dengan mengabadikan jasa salah satu Pahlawan Nasional Wanita Indonesia yaitu Laksamana Keumalahayati yang atas keberanian dan kecerdasannya sempat memporakporandakan dan membuat gentar angkatan laut para penjajah tanah air di bumi Aceh. Melihat fakta bahwa jasa beliau masih kurang dikenang di masyarakat, penulis berkeinginan besar untuk menulis informasi berupa buku ilustrasi untuk khalayak, khususnya untuk anak-anak sekolah dasar yang memiliki keingintahuan yang tinggi. Semoga melalui perancangan tugas akhir ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca, baik dari laporan maupun hasil karya akhir dan dapat mengingatkan kembali pentingnya untuk mengabadikan sejarah tanah air kita. Terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu proses Tugas Akhir penulis, yakni sebagai berikut: 1. Mohammad Rizaldi, S.T., M.Ds., selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara. 2. Prima Murti Rane, M.Ds., selaku Dosen Pembimbing. 3. Endang Moerdopo selaku penulis buku Laksamana Keumalahayati serta Bu Retno selaku In-Chief Editor Elex Media Komputindo 4. Donny Djuanda, Nina Chandra, dan Aldo Sebastian Chandra selaku keluarga dan Aditya Satyagraha, S.Sn., M.Ds., Dennis Vincentius, iv ABSTRAKSI Pahlawan Nasional merupakan gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia dan gelar tersebut diberikan kepada seseorang atas tindakan yang heroic dan sejauh ini terdapat 173 orang Pahlawan Nasional di Indonesia, yaitu terdiri dari 160 pria dan 13 wanita menurut Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
    [Show full text]
  • DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website
    DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/ STUDI KRIMINOLOGIS PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI POLRESTABES SEMARANG Richard Sianturi*, Nur Rochaeti, Budhi Wisaksono Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro E-mail : [email protected] Abstrak Kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu bentuk penganiayaan secara fisik maupun emosional atau psikologis, yang merupakan suatu cara pengontrolan terhadap pasangan dalam kehidupan rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga umumnya digunakan sebagai alat oleh pria untuk mengontrol perempuan. Menurut catatan tahunan Komnas Perempuan Tahun 2014 menunjukan bahwa intensitas kekerasan dalam rumah tangga sangat tinggi. Jumlah kasus Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) pada tahun tersebut yang dilaporkan mencapai sebanyak 293.220 dimana sebagian besar dari data tersebut diperoleh dari data kasus/perkara yang ditangani oleh 359 Pengadilan Agama di tingkat kabupaten/kota yang tersebar di 30 Provinsi di Indonesia, yaitu mencapai 280.710 kasus atau berkisar 96%. Beberapa kasus menunjukkan bahwa aparat penegak hukum menolak menangani kasus KDRT karena dianggap ranah pribadi. Akibatnya, kasus banyak yang diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Umumnya cara ini hanya berupa imbauan agar pasangan suami istri atau keluarga rukun kembali sehingga tidak ada jaminan KDRT akan terhenti. Berdasarkan uraian tersebut, beberapa permasalahan pokok yang diteliti ialah: 1) Bagaimana kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia ditinjau dari aspek kriminologi ? 2) Bagaimana penanggulangan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Di Kota Semarang ? Kata kunci : Studi Kriminologi, Penyelesaian, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Abstract Domestic violence is a form of physical abuse or emotional or psychological, which is a way of controlling their partners in domestic life.
    [Show full text]
  • Perancangan Animasi Interaktif Pengenalan Tokoh Pahlawan Aceh Berbasis Adobe Flash
    PERANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN TOKOH PAHLAWAN ACEH BERBASIS ADOBE FLASH SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika Universitas Ubudiyah Indonesia Oleh Nama : ZUHRI Nim : 121020120014 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA BANDA ACEH 2016 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, tidak lupa pula shalawat beriring salam penulis hantarkan kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kegelapan dan kebodohan kealam yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan, seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dalam penulisan Skripsi ini, penulis memilih judul “PERANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN TOKOH PAHLAWAN ACEH BERBASIS ADOBE FLASH”. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi S-1 Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Unversitas Ubudiyah Indonesia. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran serta kerjasama dari berbagai pihak, khususnya pembimbing, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Ibu Marniati, M.Kes selaku Rektor Universitas Ubudiyah Indonesia. 2. Bapak M. Bayu Wibawa, S.Kom., M.MSI selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Ubudiyah Indonesia. 3. Ibu Sarini Vita Dewi, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga pikiran dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.
    [Show full text]
  • 2017 Buku Sejarah Islam Periode Klasik.Pdf
    1 PENGANTAR PENULIS Penulisan sejarah Islam biasanya diklasifikasikan menjadi periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Periode klasik identik dengan masa kejayaan Islam, periode pertengahan cenderung didominasi kemunduran Islam, sedangkan periode modern ditandai dengan kebangkitan Islam. Pada saat dunia Islam mengalami kemajuan pesat, kondisi dunia Barat sebaliknya. Tetapi orang-orang Barat akhirnya mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat Muslim. Kesempatan itu memang sangat besar karena pemerintahan Islam terkenal sebagai pemerintah yang sangat toleran terhadap para penganut agama selain Islam. Sikap toleran itulah yang diteladankan oleh Rasulullah saw selama memimpin umat Islam. Pemimpin-pemimpin berikutnya juga sangat toleran. Misalnya, Khalifah ‘Umar ibn al- Khat}t}a>b ketika menguasai Baitul Maqdis (al-Quds, Yerusalem), atau para pemimpin lainnya, baik di kawasan Islam timur maupun barat. Bangsa Barat yang melihat kesempatan emas selama berinteraksi dengan umat Islam dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk mengalihkan ilmu pengetahuan. Adapun jalur- jalur yang menjadi jembatan untuk transformasi ilmu pengetahuan tersebut antara lain melalui Andalusia (Spanyol), Sicilia (Italia), dan perang salib. Demikianlah keberhasilan bangsa Barat dalam pengalihan ilmu pengetahuan dari dunia Islam sehingga sampai hari ini mereka mampu berdiri di puncak peradaban setelah berada lama dalam masa kegelapan. Agar era supremasi intelektual Islam tidak hanya sekedar nostalgia dan umat Islam tidak terlalu lama tenggelam dalam keterpurukan, lantas apa yang semestinya dilakukan. Inilah manfaat menelaah kajian sejarah masa lampau karena sejarah adalah guru kehidupan yang menyediakan garis-garis pedoman yang sangat berfaedah. Perlu ditegaskan bahwa mengembalikan kejayaan peradaban Islam merupakan kewajiban kaum Muslimin. Secara kuantitatif jumlah negara yang dipimpin oleh penguasa Muslim dan mempunyai penduduk mayoritas beragama Islam sangat signifikan.
    [Show full text]
  • Mengawal-Demokrasi-Pengalaman
    MENGAWAL DEMOKRASI Pengalaman Jaringan Demokrasi Aceh dan RUUPA Tim Penulis Salemba Tengah Diterbitkan atas kerja sama 2007 Mengawal Demokrasi Pengalaman Jaringan Demokrasi Aceh dan RUUPA Cetakan Pertama, 2007 xvi - 198, 15 x 21 cm ISBN: ............................. Penulis : Tim Salemba Tengah Pengantar : Yappika Otto Syamsuddin Ishak Tata Letak: Moelanka Cover : Moelanka Diterbitkan oleh: Yappika Jl. Pedati Raya No. 20, RT 007/09, Jakarta Timur 13350, Phone: +62-21-8191623, Fax: +62-21-85905262, +62-21-8500670, e-mail: [email protected] Buku ini diterbitkan atas dukungan CIDA Buku ini di dedikasikan kepada seluruh elemen gerakan masyarakat sipil di Aceh Pengatar Penerbit Belajar Demokrasi Dari Aceh ceh, dengan situasi konfliknya yang panjang, pernah membuat kita marah dan menangis ketika menyaksikan kekerasan yang Aterjadi secara sistematik telah menyebabkan harkat dan martabat kemanusiaan di Aceh berada pada titik yang paling rendah. Aceh pun, dengan perjalanannya yang panjang menuju perdamaian yang penuh liku, pernah membuat kita lega ketika terjadi beberapa kali pembicaraan untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung dalam hitungan puluhan tahun itu. Dan sekali lagi, kita pun merasa penuh harap bercampur was-was ketika terjadi nota kesepakatan damai di Helsinski. Penuh harap karena kita menginginkan kesepakatan Helsinski ini benar-benar menjadi akhir dari konflik Aceh, menyusul beberapa skema penyelesaian konflik sebelumnya yang tidak pernah berujung pada kondisi damai yang sesungguhnya. Beberapa skema penyelesaian konflik yang digagas sebelumnya justru berakhir dengan meningkatnya eskalasi konflik, baik dalam bentuk perang argumen para pihak maupun perang bersenjata yang terus menambah jatuhnya korban jiwa dan harta. Kita was-was karena khawatir perjanjian Helsinki akan terperosok pada lubang yang sama, seperti yang pernah terjadi pada inisiatif-inisiatif perdamaian sebelumnya.
    [Show full text]
  • Açe Bariû Kapisi Úslam Coùrafyasi: 9
    AÇE BARIû KAPISI úSLAM COùRAFYASI: 9 GÜNEY DOùU ASYA: 1 KitabÕn AdÕ: Açe: BarÕý KapÕsÕ YazarÕ: Adil Yurtkuran YayÕna HazÕrlÕk: úHH AraýtÕrma Komisyonu ISBN: 975-00610-7-1 Kapak: Grata Non Grata BaskÕ-Cilt: Gümüý Ofset 1.BaskÕ: Eylül 2006 2.BaskÕ: Haziran 2009 Büyük Karaman Cad. Taysalan Sok. No:3 Fatih / ústanbul Telefon : (212) 631 21 21 Faks : (212) 621 70 51 E-posta : [email protected] AÇE BARIû KAPISI úÇúNDEKúLER KÕsaltmalar 6 ÖNSÖZ 7 BarÕý KapÕsÕ (Verandah of Peace) 9 GúRúû 13 I. BÖLÜM: GENEL BúLGúLER Kimlik Bilgileri 17 Açe Kelimesinin Kökeni 19 COùRAFú KONUM 20 úklim 21 Irmaklar ve Göller 22 Ormanlar 22 úDARú YAPI 22 DEMOGRAFúK YAPI 24 SOSYOEKONOMúK DURUM 25 SOSYOKÜLTÜREL HAYAT 26 Halk 26 Açe’de úslam 27 Serambi Mekkah 29 Kültürel VarlÕklar 31 Dil ve Edebiyat 33 Açe Tarihinde Hikâyelerin Yeri 34 Geleneksel Törenler 36 Geleneksel Danslar 36 Güzel Sanatlar 37 Eüitim 38 Mimari 38 Meunasah 39 Mezar TaýlarÕ 40 II. BÖLÜM: TARúHÎ SÜREÇ ERKEN DÖNEMDE AÇE 45 ORTA ÇAùDA AÇE 46 AÇE úSLAM SULTANLIùI 48 Açe’nin AltÕn Dönemi 50 16-20. YÜZYILLAR ARASINDA BÖLGEDEKú AVRUPALI SÖMÜRGECúLER 53 Sömürgecilerin Açe’ye Müdahalesi ve Açe SavaýÕ 55 Açe SultanlÕüÕ’nda Yönetim ve údari YapÕ 58 OSMANLI - AÇE úLúûKúLERú 60 Açe’de OsmanlÕ úzleri 65 Lada Sicupak 65 Türk BayraüÕ 66 Türk Köyleri 66 Bitai Köyü 67 SelçuklularÕn VarlÕüÕ 68 20. YüzyÕlda Hollanda ve Japon Müdahalesine KarýÕ Direniý ve BaüÕmsÕzlÕk Mücadelesi 70 III. BÖLÜM: SúYASú HAYAT ENDONEZYA BAùIMSIZLIK MÜCADELESúNDE AÇE’NúN ROLÜ 75 BAùIMSIZLIK MÜCADELESú VE SONRASINDA AÇE BÖLGESú 76 AÇE ÖZGÜRLÜK HAREKETú (GEREKAN ACEH MERDEKA-GAM) 79 Hasan di Tiro 83 Helsinki BarÕý AntlaýmasÕ SonrasÕndaki Geliýmeler 84 Açe úzleme Komitesi (AMM) 85 Son Siyasal Geliýmeler 87 Açe’de Ekonomik KalkÕnma: “RüzgârÕn Ülkesi”nin Yeniden Keý¿ 90 IV.
    [Show full text]
  • Aceh's Inong Balee
    THEME W o m e n W a r r i o r s In Aceh, women’s involvement in war is a well-known phenomenon. Local oral history traditions, and later, local Indonesian and Acehnese historiography, have helped transmit prominent figures of widowed heroines, such as Laksamana Keumalahayati (c. 1600), Cut Nyak Dhien (1850-1908) or Cut Meutia (1870-1910). But these idealised accounts have been constructed at the expense of the ordinary foot folk, making it difficult for the present generation of Inong Balee1 - women combatants in the province’s most recent conflict - to re-integrate and claim their place in post-conflict Acehnese society. Images of the past and realities of the present: Aceh’s Inong Balee Elsa Clavé-Çelik ow do valiant women warriors become heroines? Since Indonesia’s Hformal independence in 1949, two Indonesian-language publica- tion waves have strongly moulded the Acehnese and Indonesian percep- tion (and reception) of the Inong Balee. Both waves, in the 1950s/60s and the 1990s, show a competition for these heroines that closely mirrors the tense Jakarta-Aceh relations of the time. The accounts either highlight the participation of Acehnese heroines in Indonesian nation building, or emphasise the exceptional character of Acehnese women as evidence of Aceh’s particularity compared with the rest of Indonesia. Epic terms Despite disagreements with regard to the ‘ownership’ of these heroines, both the Indonesian and the Acehnese interpretations essentially agree on the same archetypal image of a woman warrior: always brave and daring, beautiful, more often than not widowed, usually descended from nobil- ity and frequently fated to die a martyr’s death.
    [Show full text]
  • Modeling Aceh: Essays on Resource Management, Inflation, and Social Capital
    MODELING ACEH: ESSAYS ON RESOURCE MANAGEMENT, INFLATION, AND SOCIAL CAPITAL A Dissertation Presented to the Faculty of the Graduate School of Cornell University in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy by Saiful Mahdi January 2011 © 2011 Saiful Mahdi MODELING ACEH: ESSAYS ON RESOURCE CURSE, INFLATION, AND SOCIAL CAPITAL Saiful Mahdi, Ph.D. Cornell University 2011 This dissertation is a collection of three papers that cover contemporary issues at centre stage in the development of Aceh, Indonesia. The first, ‗Testing the resource curse hypothesis in Aceh‘, empirically tests the resource curse hypothesis in this oil- and-gas rich region. Using data from 1975 to 2006, the model results reject the hypothesis of a resource curse. The empirical models indicate that the boom in the mining sector in Aceh from the late 1970s until the mid-1980s did not reduce the output of the non-mining manufacturing and agriculture sectors as predicted by the resource curse theory. On the contrary, the increase in mining output actually had a positive impact on the other two sectors‘ output. Conflict, on the other hand, although not being significant in the model, shows a negative relationship with output in non- mining manufacturing and in agriculture. The Asian economic crisis, interestingly, is also found to have had a positive impact on the non-mining manufacturing and agricultural sector. The second paper, ‗Determinants of inflation in Aceh‘, examines inflation behaviour in Aceh before and after the 2004 Indian Ocean tsunami. The wild increase in inflation in post-tsunami Aceh was assumed to be influenced by two ‗shocks‘: the tsunami and the nation-wide fuel price increase in 2005.
    [Show full text]
  • Islands Program Draft 10.Pdf
    Buried in Oblivion by Ron Jenkins "... that all offences, injuries, and losses, which either side sustained, during this war or at any time, be buried in oblivion, and completely erased from memory, as if no such things had ever occurred." –Treaty of Breda, 1667 "Forgetfulness is the world's most dangerous disease." – Nobel Laureate, Dario Fo In 1667 "The Treaty of Breda" attempted to establish peace by formally obliterating the memory of war. The treaty, signed by England and the Netherlands, has been largely forgotten, but the document's 350th anniversary gives us an opportunity to reflect on its legacy. The treaty's most substantive accomplishment was to give the English control of Manhattan in exchange for ceding the tiny spice island of Rhun to the Dutch. Rhun is now a forgotten speck of land in Indonesia's Banda Archipelago, but in the 17th Century it was the key to the Dutch colonial empire. Rhun was the world's primary source of nutmeg which at that time was worth its weight in gold, and is, of course, the spice that gave Connecticut its nickname, "The Nutmeg State”. The battle for control of the nutmeg trade between the world's reigning superpowers subjected the indigenous people of Rhun and other spice islands to death, slavery, rape, imprisonment, and genocide. Our play was created to commemorate what might otherwise be forgotten about the Treaty of Breda and its legacy. The story is told from the point of view of the people that history has ignored: the inhabitants of the spice islands, who were the first victims of the Dutch Colonial conquest, but played an important role in the revolution that led to Indonesia's independence in 1949.
    [Show full text]
  • Indonesian Acquisitions List Daftar Pengadaan Indonesia
    Jakarta Office Indonesian Acquisitions List Daftar Pengadaan Indonesia № 4, April 2013 Listing items acquired in March 2013 CONTENTS Introduction ............................................................................................................................................. 3 New books and other resources ............................................................................................................. 4 Agriculture ............................................................................................................................................... 4 Anthropology and sociology.................................................................................................................... 4 Biography ................................................................................................................................................ 5 Christianity .............................................................................................................................................. 8 Civil rights................................................................................................................................................ 9 Communication ....................................................................................................................................... 9 Customs and folklore .............................................................................................................................. 9 Economics (General) ...........................................................................................................................
    [Show full text]