2017 Buku Sejarah Islam Periode Klasik.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1 PENGANTAR PENULIS Penulisan sejarah Islam biasanya diklasifikasikan menjadi periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Periode klasik identik dengan masa kejayaan Islam, periode pertengahan cenderung didominasi kemunduran Islam, sedangkan periode modern ditandai dengan kebangkitan Islam. Pada saat dunia Islam mengalami kemajuan pesat, kondisi dunia Barat sebaliknya. Tetapi orang-orang Barat akhirnya mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat Muslim. Kesempatan itu memang sangat besar karena pemerintahan Islam terkenal sebagai pemerintah yang sangat toleran terhadap para penganut agama selain Islam. Sikap toleran itulah yang diteladankan oleh Rasulullah saw selama memimpin umat Islam. Pemimpin-pemimpin berikutnya juga sangat toleran. Misalnya, Khalifah ‘Umar ibn al- Khat}t}a>b ketika menguasai Baitul Maqdis (al-Quds, Yerusalem), atau para pemimpin lainnya, baik di kawasan Islam timur maupun barat. Bangsa Barat yang melihat kesempatan emas selama berinteraksi dengan umat Islam dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk mengalihkan ilmu pengetahuan. Adapun jalur- jalur yang menjadi jembatan untuk transformasi ilmu pengetahuan tersebut antara lain melalui Andalusia (Spanyol), Sicilia (Italia), dan perang salib. Demikianlah keberhasilan bangsa Barat dalam pengalihan ilmu pengetahuan dari dunia Islam sehingga sampai hari ini mereka mampu berdiri di puncak peradaban setelah berada lama dalam masa kegelapan. Agar era supremasi intelektual Islam tidak hanya sekedar nostalgia dan umat Islam tidak terlalu lama tenggelam dalam keterpurukan, lantas apa yang semestinya dilakukan. Inilah manfaat menelaah kajian sejarah masa lampau karena sejarah adalah guru kehidupan yang menyediakan garis-garis pedoman yang sangat berfaedah. Perlu ditegaskan bahwa mengembalikan kejayaan peradaban Islam merupakan kewajiban kaum Muslimin. Secara kuantitatif jumlah negara yang dipimpin oleh penguasa Muslim dan mempunyai penduduk mayoritas beragama Islam sangat signifikan. Oleh karena itu, diperlukan penyadaran kembali mengenai tanggung jawab mereka terhadap eksistensi umat dan agama Islam ini. Di samping itu, gerakan ijtihad secara menyeluruh hendaknya terus direvitalisasi. Memang aktivitas ijtihad biasanya dipahami sebagai penggunaan pemikiran secara sungguh- sungguh untuk menganalisa dan menetapkan suatu hukum Islam. Tetapi dalam konteks ini, 2 seharusnya ijtihad dimaknai sebagai upaya serius dari setiap lapisan masyarakat Muslim, mulai dari kalangan rakyat dan terlebih lagi para pejabatnya, dalam rangka menemukan solusi permasalahan-permasalahan yang mendera umat Islam. Jadi, ruang lingkup ijtihad jauh lebih luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan umat Islam. Potensi umat Islam sebenarnya sangat besar sebab banyak negara Muslim yang mempunyai sumber daya alam berlimpah. Namun, apakah kekayaan yang diperoleh dari eksplorasi alam tersebut sudah dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan umat Islam? Apakah para pemimpinnya telah mengutamakan kepentingan umat daripada kepentingan pribadinya dan menciptakan suasana kondusif bagi rakyatnya untuk melakukan inovasi dan penemuan baru? Kemajuan finansial negara-negara Islam yang sangat makmur seharusnya dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan riset dan penelitian ilmiah supaya menghasilkan penemuan-penemuan mutakhir yang dapat dipergunakan untuk kejayaan umat. Dalam lingkup internasional, negara-negara Muslim semestinya mengedepankan kepentingan umat, menggalang kerjasama secara optimal demi kesuksesan umat, dan memperkuat ikatan persatuan dalam melawan segala sesuatu yang membahayakan umat. Mereka juga harus berani menentang agresi negara-negara non-Muslim yang sengaja menghalang-halangi umat untuk mewujudkan kemajuan seluruh masyarakat Muslim. Berpijak pada uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa umat Islam dahulu pernah mencapai zaman keemasan selama berabad-abad dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi kini terbelakang dibandingkan bangsa-bangsa Barat. Kejayaan Islam berhasil diwujudkan karena para pemimpin Muslim saat itu mempunyai perhatian besar kepada kepentingan umat dan agama Islam, serta menciptakan situasi kondusif dan mendorong secara maksimal terhadap aktivitas-aktivitas intelektual. Tidak hanya itu, umat Islam bahkan mampu memberikan kontribusi besar kepada bangsa Barat sehingga mereka dapat melakukan renaissance dan keluar dari zaman kegelapan. Kebangkitan Barat diperoleh setelah mereka melakukan transfer ilmu pengetahuan melalui kegiatan penerjemahan intensif. Dalam rangka menggapai kembali supremasi intelektual dan memimpin peradaban dunia sebagaimana pada masa keemasan, maka umat Islam harus merevitalisasi ijtihad di segala bidang secara terus menerus. 3 Buku Sejarah Islam Periode Klasik ini sangat diperlukan oleh para pelajar, mahasiswa, dan peminat sejarah Islam. Buku ini dapat dipergunakan sebagai referensi historis karena menyajikan informasi mengenai sejarah awal perkembangan agama Islam hingga keberhasilan umat Islam menggapai kejayaannya. Penulis menghaturkan terima kasih kepada Penerbit PT Book Mart Indonesia yang telah menerbitkan buku ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Selamat membaca. Penulis 4 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I: PENULISAN SEJARAH ISLAM 8 A. Metode Sejarah Islam B. Penulisan Sejarah Islam di Indonesia BAB II: KAWASAN ARAB SEBELUM ISLAM 41 A. Kondisi Geografi B. Kondisi Agama C. Kondisi Politik D. Kondisi Ekonomi E. Kondisi Sosial F. Kondisi Budaya BAB III: TONGGAK AWAL PERADABAN ISLAM DI ERA NABI MUH}AMMAD 62 A. Periode Sebelum Kenabian B. Dakwah di Makkah C. Kebijakan Politik Rasulullah saw di Madinah BAB IV: PEMERINTAHAN AL-KHULAFA<' AL-RA<SYIDU<N 94 A. Abu> Bakr al-S{iddi<q B. ‘Umar ibn al-Khat}t}a>b C. ‘Us\ma>n ibn ‘Affa<n D. ‘Ali> ibn Abi< T{a>lib BAB V: PEMERINTAHAN DINASTI UMAWIYYAH I 136 A. Proses Pendirian Dinasti Umawiyyah I B. Para Pemimpin Dinasti Umawiyyah I 5 BAB VI: PEMERINTAHAN DINASTI ‘ABBA<SIYYAH 164 A. Proses Pendirian Dinasti ‘Abba>siyyah B. Kemajuan Dinasti ‘Abba>siyyah BAB VII: PEMERINTAHAN ISLAM DI ANDALUSIA 193 A. Awal Penyebaran Islam di Andalusia B. Periodesasi Pemerintahan Islam di Andalusia C. Peradaban Islam di Andalusia BAB VIII: PEMERINTAHAN DINASTI RUSTAMIYYAH 215 A. Khawarij Iba>d{iyyah B. Para Pemimpin Rustamiyyah C. Kebijakan Politik Dinasti Rustamiyyah BAB IX: PERANG SALIB 247 A. Dinasti- Dinasti Islam yang Menghadapi Pasukan Salib B. Ekspedisi Militer Pasukan Salib C. Dampak Perang Salib DAFTAR PUSTAKA 275 6 Penyebaran Kekuasaan Islam1 1 Robert Irwin (ed.), The New Cambridge History of Islam, vol. 4 (Cambridge : Cambridge University Press, 2011), xxi. 7 BAB I PENULISAN SEJARAH ISLAM A. Metode Sejarah Islam Dalam bahasa Inggris, sejarah disebut history yang berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti penelitian tentang fakta-fakta.2 Pendapat lain mengatakan bahwa ia diambil dari bahasa Yunani istoria yang berarti ilmu untuk semua macam ilmu pengetahuan tentang gejala alam, baik yang disusun secara kronologis maupun yang tidak. Dalam proses pengembangan ilmu pengetahuan, kata istoria hanya khusus digunakan untuk ilmu pengetahuan yang disusun secara kronologis, terutama yang menyangkut hal ikhwal manusia. Sedangkan untuk pengetahuan yang disusun secara tidak kronologis digunakan kata scientia yang berasal dari bahasa Latin.3 Dari kata ini kemudian muncul beberapa kata, di antaranya history, historie, storia, dan historia. Selain untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa masa lalu atau res gestae, istilah historia atau historiae pada zaman pertengahan cenderung digunakan untuk menunjukkan peristiwa-peristiwa yang dikisahkan dalam Injil. Kemudian muncul bahasa Jerman yang menyebut sejarah dengan geschichte yang berasal dari kata geschechen (terjadi).4 Menurut R.G. Collingwood, sebagaimana dikutip Sjamsuddin, sejarah meneliti tindakan- tindakan manusia pada masa lalu.5 Biasanya sejarah mencakup arti res gestae (peristiwa- peristiwa masa lalu atau past events) dan historia rerum gestarum (pernyataan-pernyataan tentang peristiwa-peristiwa masa lalu atau narrative about past events).6 Di Indonesia, istilah yang dipergunakan untuk menyebut sejarah antara lain adalah babad, serat kanda, sajarah, carita, wawacan, hikayat, sejarah, tutur, salsilah, cerita-cerita manurung,7 dan tambo.8 Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajarah (pohon) yang mempunyai arti mirip dengan silsilah atau salasilah (pohon keluarga)9 karena konotasi genealogisnya menunjukkan asal suatu 2 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007), 1. 3Nourouzzaman Shiddiqi, Menguak Sejarah Muslim: Suatu Kritik Metodologis (Yogyakarta: PLP2M, 1984), 9. 4 Sjamsuddin, Metodologi, 1-4. 5 Ibid., 7. 6 Ibid., 9. 7 Ibid., 10. 8 Agus Mulyana dan Darmiasti, Historiografi di Indonesia dari Magis-Religius hingga Strukturis (Bandung: Refika Aditama, 2009), 1. 9 Sjamsuddin, Metodologi, 10. 8 keluarga.10 Proses penyerapan bahasa Arab diperkirakan semenjak terjadinya akulturasi kebudayaan Indonesia dan kebudayaan Islam pada abad XIII M.11 Dalam bahasa Arab, sejarah disebut dengan ta>ri>kh yang berarti pemberitahuan mengenai waktu. Istilah yang semakna dengannya adalah ta'ri>kh dan tawri>kh. Seseorang yang berkata: arrakhtu atau wa arrakhtu al- kita>b, maksudnya ialah saya menjelaskan waktu penulisan buku (dokumen). Karena sangat terkait dengan aspek waktu, maka sejarah dipahami sebagai ilmu yang membahas peristiwa- peristiwa masa lalu dengan penekanan terhadap penentuan waktu kejadiannya.12 Pembahasan mengenai sejarah Islam biasanya dikaitkan dengan kebudayaan dan peradaban Islam. Istilah